• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Chn Risiko tinggi kelompok ibu dan anak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Makalah Chn Risiko tinggi kelompok ibu dan anak"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

A. Risiko tinggi kelompok ibu dan anak

Kerentanan adalah keadaan atau sifat (perilaku) manusia atau masyarakat yang menyebabkan ketidakmampuan menghadapi bahaya atau ancaman dari potensi bencana untuk mencegah, menjinakkan, mencapai kesiapan, dan menanggapi dampak bahaya tertentu. Kerentanan ini mencakup kerentanan fisik, ekonomi, sosial, dan perilaku yang dapat ditimbulkan oleh beragam penyebab (Efendi, 2009).

Dalam Undang-Undang Penanggulangan Bencana Pasal 55 dan penjelasan Pasal 26 ayat 1, disebutkan bahwa masyarakat rentan bencana adalah anggota masyarakat yang membutuhkan bantuan karena keadaan yang disandangnya di antaranya bayi, balita, anak-anak, ibu hamil, ibu menyusui, penyandang cacat, dan lanjut usia (Efendi, 2009).

Keluarga risiko tinggi adalah keluarga dimana terdapat rsiko yang dapat mengancam kesehatan keluarga karena keadaan fisik, mental, maupun sosial ekonominya perlu mendapatkan bimbingan dan asuhan keperawatan serta pelayanan kesehatan karena tidak tahu, tidak mampu dan tidak memelihara kesehatan dan perawatan (Efendi, 2009).

Keluarga dengan risiko tinggi, yaitu keluarga dengan ibu hamil yang memiliki masalah gizi, seperti anemia gizi berat (HB kurang dari 8 gr%) ataupun Kurang Energi Kronis (KEK), keluarga dengan ibu hamil risiko tinggi seperti perdarahan, infeksi, hipertensi, keluarga dengan balita dengan BGM, keluarga dengan neonates BBLR, keluarga dengan usia lanjut jompo atau keluarga dengan kasus percobaan bunuh diri.

Faktor penyebab risiko tinggi: 1. Kemiskinan

2. Lingkungan kurang sehat

3. Keadaan lingkungan yang merugikan adalah:

a. Udara yang berdebu, mengandung gas-gas yang merugikan yang berasal dari kendaraan bermotor maupun pabrik-pabrik

b. Iklim yang buruk

c. Air rumah tangga yang buruk

d. Perumahan yang memiliki syarat kesehatan, dengan memiliki ventilasi yang cukup, memiliki jamban keluarga, ubin kedap air, jumalah anggota keluarga tidak terlalu banyak

(2)

e. Pembuangan sampah dan kotoran tidak teratur B. MASALAH KESEHATAN IBU DAN ANAK DI INDONESIA 1. Pengertian Kesehatan Ibu dan Anak

Kesehatan Ibu dan Anak adalah upaya di bidang kesehatan yang menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, bayi dan anak balita serta anak prasekolah. Pemberdayaan Masyarakat bidang KIA merupakan upaya memfasilitasi masyarakat untuk membangun sistem kesiagaan masyarakat dalam upaya mengatasi situasi gawat darurat dari aspek non klinis terkait kehamilan dan persalinan Sistem kesiagaan merupakan sistem tolong-menolong, yang dibentuk dari, oleh dan untuk masyarakat, dalam hal penggunaan alat transportasi/ komunikasi (telepon genggam, telpon rumah), pendanaan, pendonor darah, pencatatan-pemantaun dan informasi KB. Dalam pengertian ini tercakup pula pendidikan kesehatan kepada masyarakat, pemuka masyarakat serta menambah keterampilan para dukun bayi serta pembinaan kesehatan di taman kanak-kanak.

2. Masalah kesehatan ibu dan anak  Kejadian

Hingga saat ini sudah banyak program-program pembangunan kesehatan di Indonesia yang ditujukan pada penanggulangan masalah-masalah kesehatan ibu dan anak. Pada dasarnya program-program tersebut lebih menitik beratkan pada upaya-upaya penurunan angka kematian bayi dan anak, angka kelahiran kasar dan angka kematian ibu. Hal ini terbukti dari hasil-hasil survei yang menunjukkan penurunan angka kematian bayi dan anak, angka kelahiran kasar. Namun tidak demikian halnya dengan angka kematian ibu (MMR) yang selama dua dekade ini tidak menunjukkan penurunan yang berarti. SKRT 1994 menunjukkan hahwa MMR sebesar 400 – 450 per 100.000 persalinan.

Selain angka kematian, masalah kesehatan ibu dan anak juga menyangkut angka kesakitan atau morbiditas. Penyakit-penyakit tertentu seperti ISP A, diare dan tetanus yang sering diderita oleh bayi dan anak acap

(3)

kali berakhir dengan kematian. Demikian pula dengan peryakitpenyakit yang diderita oleh ibu hamil seperti anemia, hipertensi, hepatitis dan lain-lain dapat membawa resiko kematian ketika akan, sedang atau setelah persalinan.  Faktor-faktor yang mempengaruhi

Baik masalah kematian maupun kesakitan pada ibu dan anak sesungguhnya tidak terlepas dari faktor-faktor sosial budaya dan lingkungan di dalam masyarakat dimana mereka berada. Disadari atau tidak, faktor-faktor kepercayaan dan pengetahuan budaya seperti konsepsikonsepsi mengenai berbagai pantangan, hubungan sebab- akibat antara makanan dan kondisi sehat-sakit, kebiasaan dan ketidaktahuan, seringkali membawa dampak baik positif maupun negatif terhadap kesehatan ibu dan anak.

Berikut faktor-faktor yang dapatmempengaruhi: 1. Makanan, penyakit, dan kesehatan anak

Salah satu faktor yang secara langsung dapat mempengaruhi kondisi kesehatan bayi adalah makanan yang diberikan. Dalam setiap masyarakat ada aturan-aturan yang menentukan kuantitas, kualitas dan jenis-jenis makanan yang seharusnya dan tidak seharusnya dikonsumsi oleh anggota-anggota suatu rumah tangga, sesuai dengan kedudukan, usia, jenis kelamin dan situasi-situasi tertentu. Misalnya, ibu yang sedang hamil tidak diperbolehkan atau dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan tertentu; ayah yang bekerja sebagai pencari nafkah berhak mendapat jumlah makanan yang lebih banyak dan bagian yang lebih baik daripada anggota keluarga yang lain; atau anak laki laki diberi makan lebih dulu daripada anak perempuan. Walaupun pola makan ini sudah menjadi tradisi ataupun kebiasaan, namun yang paling berperan mengatur menu setiap hari dan mendistribusikan makanan kepada keluarga adalah ibu; dengan kata lain ibu mempunyai peran sebagai gate- keeper dari keluarga.

(4)

Permasalahan utama yang saat ini masih dihadapi berkaitan dengan kesehatan ibu di Indonesia adalah masih tingginya angka kematian ibu yang berhubungan dengan persalinan. Menghadapi masalah ini maka pada bulan Mei 1988 dicanangkan program Safe Motherhood yang mempunyai prioritas pada peningkatan pelayanan kesehatan wanita terutama paada masa kehamilan, persalinan dan pasca persalinan.

Perawatan kehamilan merupakan salah satu faktor yang amat perlu diperhatikan untuk mencegah terjadinya komplikasi dan kematian ketika persalinan, disamping itu juga untuk menjaga pertumbuhan dan kesehatan janin. Memahami perilaku perawatan kehamilan (ante natal care) adalah penting untuk mengetahui dampak kesehatan bayi dan si ibu sendiri. Pacta berbagai kalangan masyarakat di Indonesia, masih banyak ibuibu yang menganggap kehamilan sebagai hal yang biasa, alamiah dan kodrati. Mereka merasa tidak perlu memeriksakan dirinya secara rutin ke bidan ataupun dokter.

3. Sosial Budaya

Pada dasarnya, peran kebudayaan terhadap kesehatan masyarakat adalah dalam membentuk, mengatur dan mempengaruhi tindakan atau kegiatan individuindividu suatu kelompok sosial untuk memenuhi berbagai kebutuhan kesehatan. Memang tidak semua praktek/perilaku masyaiakat yang pada awalnya bertujuan untuk menjaga kesehatan dirinya adalah merupakan praktek yang sesuai dengan ketentuan medis/kesehatan. Apalagi kalau persepsi tentang kesehatan ataupun penyebab sakit sudah berbeda sekali dengan konsep medis, tentunya upaya mengatasinya juga berbeda disesuaikan dengan keyakinan ataupun kepercayaan-kepercayaan yang sudah dianut secara turun-temurun sehingga lebih banyak menimbulkan dampak-dampak yang merugikan bagi kesehatan. Dan untuk merubah perilaku ini sangat membutuhkan waktu dan cara yang strategis. Dengan alasan ini pula dalam hal penempatan petugas kesehatan dimana selain memberi pelayanan kesehatan pada masyarakat juga berfungsi sebagai agen perubah (change agent) maka pengetahuan

(5)

dan kemampuan berkomunikasi dari petugas kesehatan sangat diperlukan disamping kemampuan dan ketrampilan memberi pelayanan kesehatan  Presentasi Masalah Kesehatan

Angka kematian Ibu/maternal bersama dengan Angka kematian Bayi senantiasa menjadi indikator keberhasilan sektor pembangunan kesehatan . AKI adalah jumlah ibu yang meninggal pada saat kehamilan, persalinan dan masa nifas.. Data dari Profil Kesehatan Aceh (2008) menunjukkan bahwa AKI telah terjadi penurunan dari 200 per 100.000 kelahiran hidup tahun 2007, menjadi 181 kematian pada tahun 2008. Pada tahun 2009 terjadi penurunan yang signifikan yaitu 136 kematian per 100.000 kelahiran hidup (Profil Kesehatan Aceh, 2009).. Walapun sudah adanya penurunan AKI akan tetapi angka ini masih tergolong tinggi dibandingkan dengan negara-negara lain di Asia Tenggara seperti Malaysia (31/100.000 kelahiran hidup), Thailand (48/100.000 kelahiran hidup), Vietnam (56/100.000 kelahiran hidup) serta Singapura (9/100.000 kelahiran hidup). Belum lagi bila dibandingkan dengan negara-negara maju, angkanya sangat jauh berbeda seperti Australia (8/100.000 kelahiran hidup), Inggris (12/100.000 kelahiran hidup) dan Jerman (7/100.000 kelahiran hidup) (WHO, 2008

AKB (Angka Kematian Bayi) adalah banyaknya bayi yang meninggal sebelum mencapai usia 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama. Indikator ini terkait langsung dengan target kelangsungan hidup anak dan merefleksikan kondisi sosial, ekonomi dan lingkungan anak-anak bertempat tinggal termasuk pemeliharaan kesehatannya. AKB di Aceh menurun dari 35 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2004 menjadi 25 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2007 (SDKI 2007, Profil Kesehatan Aceh 2009). Angka ini lebih rendah dari AKB Nasional tahun 2007 yaitu 34 per 1.000 kelahiran hidup (SDKI 2007).

(6)

C. Strategi / program pelayanan kesehatan pada ibu dan anak di Indonesia

Kesehatan pada ibu dan anak termasuk masalah utama yang ada di Indonesia. Karena dilihat dari angka kematian ibu di Indonesia 307/100.000 kh sehingga diketahui angka kematian ibu adalah 18.000/tahun. Salah satu tujuan MDG (millennium development goals) adalahmenurunkan angka kematian anak dan meningkatkan kesehatan ibu. Selain penyebab langsung. Penyebab tidak langsung dari kematian ibu meliputi:

a. Social ekonomi b. Pendidikan

c. Kedudukan dan peranan wanita d. Social budaya

e. Transportasi

Grand strategi departemen kesehatan yaitu:

a. Menggerakan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat

b. Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas

c. Meningkatkan system surveillance, monitoring dan informasi kesehatan d. Meningkatkan pembiayaan kesehatan

Kebijakan Pemerintah Terhadap Program Kesehatan Ibu Dan Anak

Strategi Pembangunan Kesehatan menuju indonesia sehat 2010 mengisyaratkan bahwa pembangunan kesehatan ditujukan pada upaya menyehatkan bangsa. Indikator keberhasilannya antara lain ditentukan oleh angka mortalitas dan morbiditas, angka kematian ibu dan angka kematian bayi.

Program kesehatan ibu dan anak (KIA) merupakan salah satu prioritas utama pembangunan kesehatan di Indonesia. Program ini bertanggung jawab terhadap pelayanan kesehatan bagi ibu hamil, ibu melahirkan dan bayi neonatal. Salah satu tujuan program ini adalah menurunkan kematian dan kejadian sakit di kalangan ibu.

Angka Kematian Ibu (AKI) dan Anak (AKB) masih tinggi yaitu, 307 per 100.000 kelahiran hidup dan AKB 35/1000 kh. Target yang ditetapkan untuk dicapai pada RPJM tahun 2009 untuk AKI adalah 226 per 100.000 kh dan AKB 26/1000 kh.

(7)

Dengan demikian target tersebut merupakan tantangan yang cukup berat bagi program KIA. Sebagaian besar penyebab kematian ibu secara tidak langsung (menurut survei Kesehatan Rumah Tangga 2001 sebesar 90%) adalah komplikasi yang terjadi pada saat persalinan dan segera setelah bersalin. Penyebab tersebut dikenal dengan Trias Klasik yaitu Pendarahan (28%), eklampsia (24%) dan infeksi (11%). Sedangkan penyebab tidak langsungnya antara lain adalah ibu hamil menderita Kurang Energi Kronis (KEK) 37%, anemia (HB kurang dari 11 gr%) 40%. Kejadian anemia pada ibu hamil ini akan meningkatkan resiko terjadinya kematian ibu dibandingkan dengan ibu yang tidak anemia.

Beberapa kegiatan dalam meningkatkan upaya percepatan penurunan AKI telah diupayakan antara lain melalui peningkatan kualitas pelayanan dengan melakukan pelatihan klinis bagi pemberi pelayanan kebidanan di lapangan. Kegiatan ini merupakan implementasi dari pemenuhan terwujudnya 3 pesan kunci Making Pregnancy Safer yaitu:

1. Setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih

2. Setiap komplikasi obstetri dan neonatal mendapat pelayanan yang adekuat, dan 3. Setiap wanita usia subur mempunyai akses terhadap pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan dan penanganan komplikasi keguguran. Komplikasi dalam kehamilan dan persalinan tidak selalu dapat diduga atau diramalkan sebelumnya sehingga ibu hamil harus sedekat mungkin pada sarana pelayanan indicator emergency dasar. Penyebab utama kematian Ibu adalah Perdarahan, Infeksi, Eklampsi, Partus lama dan Komplikasi Abortus. Perdarahan merupakan sebab kematian utama. Dengan demikian sangat pentingnya pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan karena sebagian besar komplikasi terjadi pada saat sekitar persalinan, sedang sebab utama kematian bayi baru lahir adalah Asfiksia, Infeksi dan Hipotermi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). Selama kurun waktu 20 tahun angka kematian bayi (AKB) telah diturunkan secara tajam, namun AKB menurut SDKI 2002-2003 adalah 35 per 1000 KH. Angka tersebut masih tinggi dan saat ini mengalami penurunan secara lambat. Dalam Rencana Pembangunan jangka panjang Menengah Nasional (RPJMN) salah satu sasarannya adalah menurunkan AKB dari 35 1000 KH menjadi 26 per 1000 KH pada tahun 2009. Oleh karena itu perlu dilakukan intervensi terhadap masalah-masalah penyebab kematian bayi untuk

(8)

mendukung upaya percepatan penurunan AKB di indicator. Upaya peningkatan derajat kesehatan keluarga dilakukan melalui program pembinaan kesehatan keluarga yang meliputi upaya peningkatan kesehatan Ibu dan Bayi, Anak Pra Sekolah dan Anak Usia Sekolah, Kesehatan Reproduksi Remaja, dan Kesehatan Usia Subur. Era Desentralisasi menurut pengelola program di Kabupaten / Kota untuk lebih proaktif didalam mengembangkan program yang mempunyai daya ungkit dalam akselerasi penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) sesuai situasi dan kemampuan daerah masing-masing mengingat AKI dan AKB merupakan salah satu ndicator penting keberhasilan program kesehatan Indonesia.

Program Pokok Kia 1. Program ANC

2. Deteksi risti ibu hamil

3. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan 4. Rujukan kasus risti ibu hamil

5. Pemeriksaan BBL (Neonatus), bayi dan balita 6. Penanganan neonatal yang berisiko

7. Pelayanan kesehatan bayi umur 1 bulan sampai 1 tahun 8. Pelayanan kesehatan balita

9. Pelayanan kesehatan pra school

Berbagai permasalahan kesehatan anak prasekolah, usia sekolah dan kesehatan remaja yang semakin kompleks yang meliputi kesehatan reproduksi remaja, masalah penyalagunaan narkotik dan zat adiktif lainnya merupakan tantangan yang harus dihadapi oleh program Kesehatan Keluarga. Diharapkan melalui kegitan-kegiatan yang dilaksanakan dapat memperluas cakupan pelayanan yang pada akhirnya dapat meningkatkan status Kesehatan keluarga secara khusus dan masyarakat pada umumnya. Sehubungan dengan penerapan system desentralisasi, maka pelaksanaan strategi MPS didaerah pun diharapkan dapat lebih terarah dan sesuai dengan permasalahan setempat. Dengan adanya variasi antara daerah dalam hal demografi dan geografi, maka kegaiatan dalam program kesehatan ibu dan Anak (KIA) akan berbeda pula. Namun agar pelaksanaan Program KIA dapat berjalan lancer, aspek peningkatan mutu pelayanan program KIA puskesmas maupun di tingkat Kabaupaten/Kota. Peningkatan mutu program KIA juga dinilai dari besarnya cakupan program di masing-masing wilayah kerja. Untuk itu, perlu di pantau secara terus menerus besarnya cakupan pelayanan KIA di suatu wilayah

(9)

kerja, agar diperoleh gambaran yang jelas mengenai kelompok mana dalam wilayah kerja tersebut yang paling rawan. Dengan diketahuinya lokasi rawan kesehatan ibu dan anak, maka wilayah kerja tersebut dapat lebih diperhatikan dan dicarikan pemecahan masalahnya. Untuk memantau cakupan pelayanan KIA tersebut dikembangkan sistem Pemantau Wilayah Setempat (PWS-KIA).

Solusi Permasalahan

1. Memperbaiki akses pelayanan kesehatan maternal dan neonatal dengan cara pemberian pelayanan antenatal yang optimal secara menyeluruh dan terpadu, peningkatan deteksi dini resiko tinggi baik pada ibu hamil maupun pada bayi di institusi pelayanan ANC maupun di masyarakat, disamping itu pengamatannya harus secara terus menerus.

2. Berfungsinya mekanisme rujukan dari tingkat masyarakat dan puskesmas hingga rumah sakit tempat rujukan.

3. Adanya keseragaman dan persamaan persepsi tentang sistem pelaporan antara pengelola program kesehatan ibu dan anak yang berada di kabupaten/kota dengan pengelola yang ada di propinsi.

(10)

D. Analisa Program Pelayanan Kesehatan terhadap Ibu dan Anak di Indonesia (Hasil Evaluasi Program)

Kalau kita melihat dari Grand strategi yang direncanakan pemerintah menurut kami sudah bagus. Terutama upaya dalam menangani komunitas rentan dan keluarga dengan resiko tinggi.

Misalnya pada kelompok rentan, pencegahan yang dilakukan bisa dengan memberikan edukasi pada masyarakat. Apa saja yang bisa dilakukan untuk melindungi diri dan keluarganya pada saat terjadi bencana. Kendalanya bisa dari masyarakat dan dari petugas kesehatan.

Sedangkan untuk kelompok dengan resiko tinggi kita mampu dengan memberikan informasi kesehatan, dan meningkatkan akses terhadap pelayanan kesehatan.

Kendala yang mungkin bisa terjadi dikarenakan masih adanya penyebab-penyebab dari kematian ibu dan Anak. Serta kita tahu, negara kita termasuk

(11)

negara yang luas. Serta terdiri dari banyak sekali pulau. Sehingga sering kali program-program layanan kesehatan ini sulit menjangkau daerah terpencil. Kemudian penanganan untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi ada berbagai upaya yang memang telah dilakukan untuk menurunkan kematian ibu, bayi baru lahir, bayi dan balita. Antara lain melalui penempatan bidan di desa, pemberdayaan keluarga dan masyarakat dengan menggunakan Buku Kesehatan Ibu dan Anak (Buku KIA) dan Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K), serta penyediaan fasilitas kesehatan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED) di Puskesmas perawatan dan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) di rumah sakit. Upaya terobosan yang paling mutakhir adalah program Jampersal (Jaminan Persalinan) yang digulirkan sejak 2011. Program Jampersal ini diperuntukan bagi seluruh ibu hamil, bersalin dan nifas serta bayi baru lahir yang belum memiliki jaminan kesehatan atau asuransi kesehatan. Keberhasilan Jampersal tidak hanya ditentukan oleh ketersediaan pelayanan kesehatan namun juga kemudahan masyarakat menjangkau pelayanan kesehatan disamping pola pencarian pertolongan kesehatan dari masyarakat, sehingga dukungan dari lintas sektor dalam hal kemudahan transportasi serta pemberdayaan masyarakat menjadi sangat penting.

Lalu bagaimana dengan kecenderungan angka kematian ibu sejauh ini, terutama setelah berbagai upaya dilakukan? Kalau mengacu pada hasil Survey Dasar Kesehatan Indonesia (SDKI) yang dilakukan selama kurun waktu 1994-2007, AKI memang terus menunjukkan tren menurun. Hasil SDKI 2007 menunjukkan AKI sebesar 228 per 100.000. Namun, melihat tren penurunan AKI yang berlangsung lambat, dikhawatirkan sasaran MDG 5a tidak akan tecapai. Demikian juga dengan sasaran MDG 4, perlu upaya lebih keras agar penurunan AKI dan AKB melebihi tren yang ada sekarang. Tidak bisa lagi upaya itu dilakukan secara business as usual. Upaya-upaya inovasi yang memiliki daya ungkit yang tinggi harus segera dikedepankan.

PENUTUP

(12)

Strategi dalam mengatasi kelompok rentan ibu dan anak antara lain dengan : a. Menggerakan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat

b. Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas

c. Meningkatkan system surveillance, monitoring dan informasi kesehatan d. Meningkatkan pembiayaan kesehatan

Program dan strategi yang di bentuk oleh pemerintah untuk mengatasi kelompok rentan dan resiko tinggi dalam komunitas sudah berjalan dengan baik sesuai dengan strategi/program pelayanan kesehatan ibu dan anak di Indonesia. Saran :

Tenaga kesehatan perlu tenaga yang lebih untuk mengoptimalkan program kerja dari pemerintah ini agar masyarakat Indonesia lebih sadar akan kesehatan dan Indonesia bisa sehat.

DAFTAR PUSTAKA

Efendi, Ferry. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan Praktik dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Direktorat Jendral Bina Kesehatan Masyarakat. 2009. Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta : Departemen Kesahatan.

(13)

Sumber : anonim. Upaya Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayi Baru Lahir di Indonesia. Online www.gizikia.depkes.go.id. Diakses pada 26 April 2016

Central Bureau of Statistics et al 1995 Indonesia DemograQhic and health Survey

Departemen Kesehatan R.I 1994 Profil Kesehatan Indonesia 1994, Pusat Data Kesehatan, Jakarta

Foster, George M dan Barbara G. Anderson 1986 Antropologi Kesehatan, diterjemahkan oleh Meutia F. Swasono dan Prijanti Pakan. Jakarta: UI Press Iskandar, Meiwita B., et al 1996 Mengungkap Misteri Kematian Ibu di Jawa Barat, Depok, Pusat Penelitian Kesehatan Lembaga Penelitian, Universitas Indonesia.

Kalangi, Nico S 1994 Kebudayaan dan Kesehatan, Jakarta: Megapoin. Koentjaraningrat dan A.A Loedin 1985 llmu-ilmu sosial dalam Pembangunan Kesehatan, Jakarta: PT Gramedia.

Raharjo, Yulfita dan Lorraine Comer 1990 "Cultur Attitudes to health and

sickness in

public Health programs: a demand-creation approach using data from West Aceh, Indonesia",Health Transition: The Cultural. Social and Behavioral determinants of Health, volume 11. Disunting oleh John C. Caldwell, et al., Canberra: Health Transition Centre.

Reddy, P.H. 1990 "Dietary practices during pregnancy, lactation and infaancy : Implications for Health", Health Transition : The Culture. Social and Behavioral determinants of Health, volume II. Disunting oleh John C. Caldwell, et al., Canberra: Health Transition Centre.

Wibowo, Adik 1993 Kesehatan Ibu di Indonesia: Status "Praesens" dan Masalah yang dihadapi di lapangan. Makalah yang dibawakan pada Seminar " Wanita dan Kesehatan", Pusat Kaajian Wanita FISIP UI, di Jakarta

Referensi

Dokumen terkait

Bahwa setelah melalui tahapan persidangan dan pemeriksaan alat bukti, Mahkamah Konstitusi melalui Hakim panelnya, pada tanggal 28 Desember 2010 memberi putusan, bahwa Pasal

Ketidak-berdayaaan warga masyarakat sukubangsa setempat dalam melawan pemerintah atau sistem nasional, kecuali di Aceh, mungkin dikarenakan bahwa:

Selanjutnya mengenai persepsi pengunjung pada dimensi shopping process menunjukkan bahwa www.tokobagus.com dapat digunakan untuk efisiensi dalam melakukan pembelian,

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya maka tujuan penelitiannya yaitu apakah dengan menggunakan media video dapat

Oleh karena itu, melalui Otsus Papua Pemerintah dan rakyat Papua diberikan kewenangan khusus untuk tetap memberlakukan hukum adat sebagai hukum yang hidup dalam

Kuliah Kerja Nyata Bersama Melawan Covid-19 telah terlaksana Desa Karangsuwung sejak 9 juli hingga 22 Agustus 2020. Dalam kurun waktu tersebut, peserta KKN BMC telah melewati

Dalam proses belajar-mengajar yang menerapkan rancangan task-based learning (pembelajaran berbasis tugas), pengajar memberikan tugas-tugas yang berupa

Jika diberikan pada pasien dengan gangguan fungsi hati maka akan memperlama kerja hati dalam metabolisme obat sehingga akan memperparah fungsi hati serta morfin atau golongan opiod