• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DARI TEMAN DENGAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA BARU ANGKATAN 2015 FAKULTAS PSIKOLOGI UKSW

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DARI TEMAN DENGAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA BARU ANGKATAN 2015 FAKULTAS PSIKOLOGI UKSW"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DARI TEMAN DENGAN

KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA BARU

ANGKATAN 2015 FAKULTAS PSIKOLOGI UKSW

OLEH

BELINDA MIRANDA SIWABESSY 80 2012 030

TUGAS AKHIR

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

(2)
(3)
(4)

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai civitas akademika Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Belinda Miranda Siwabessy

NIM : 80 2012 030

Program Studi : Psikologi

Fakultas : Psikologi, Universitas Kristen Satya Wacana Jenis Karya : Tugas Akhir

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada UKSW hak bebas royalty non-eksklusif (non-exclusicve royalty freeright) atas karya ilmiah saya yang berjudul:

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DARI TEMAN DENGAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA BARU

ANGKATAN 2015 FAKULTAS PSIKOLOGI UKSW

Dengan hak bebas royalty non-eksklusif ini, UKSW berhak menyimpan/ mengalihmedia/mengalihformatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data, merawat dan mempublikasikan tugas akhir saya, selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Salatiga

Pada Tanggal : 29 Maret 2016 Yang menyatakan,

Belinda Miranda Siwabessy

Mengetahui, Pembimbing

(5)

PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Belinda Miranda Siwabessy NIM : 80 2012 030

Program Studi : Psikologi

Fakultas : Psikologi, Universitas Kristen Satya Wacana Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir, judul:

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DARI TEMAN DENGAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA BARU

ANGKATAN 2015 FAKULTAS PSIKOLOGI UKSW Yang dibimbing oleh:

Prof. Dr. Sutriyono, M.Sc.

Adalah benar-benar hasil karya saya.

Di dalam laporan tugas akhir ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan atau gagasan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau gambar serta simbol yang saya akui seolah-oleh sebagai karya sendiri tanpa memberikan pengakuan kepada penulis atau sumber aslinya.

Salatiga, 29 Maret 2016 Yang memberi pernyataan

(6)

LEMBAR PENGESAHAN

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DARI TEMAN DENGAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA BARU

ANGKATAN 2015 FAKULTAS PSIKOLOGI UKSW

Oleh

Belinda Miranda Siwabessy 802012030

TUGAS AKHIR

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Psikologi

Disetujui pada tanggal: 29 Maret 2016 Oleh:

Pembimbing

Prof. Dr. Sutriyono, M.Sc.

Diketahui oleh, Disahkan oleh,

Kaprogdi Dekan

Dr. Chr. H. Soetjiningsih, MS. Prof. Dr. Sutarto Wijono,M.A. FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA

(7)

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DARI TEMAN DENGAN

KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA BARU

ANGKATAN 2015 FAKULTAS PSIKOLOGI UKSW

Belinda Miranda Siwabessy

Sutriyono

Program Studi Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

(8)

i Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui signifikansi hubungan dukungan sosial dari teman dengan kemampuan penyesuaian diri. Sebanyak 100 mahasiswa diambil sebagai sampel yang dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Metode penelitian yang dipakai dalam pengumpulan data dengan metode skala yaitu Skala Dukungan Sosial dari Teman yang disusun oleh Kusumawati (2008) untuk mengukur dukungan sosial dari teman dan Skala Penyesuaian diri oleh Kusumawati (2008) untuk mengukur penyesuaian diri. Teknik analisa data yang dipakai adalah teknik korelasi non parametrik Spearman’s Rho. Dari hasil analisa data diperoleh koefisien korelasi (r) 0,859 dengan nilai signifikansi 0,000 (p< 0,05) yang berarti ada hubungan positif yang signifikan antara dukungan sosial dari teman dengan kemampuan penyesuaian diri. Hal ini bermakna bahwa dukungan sosial dari teman yang rendah akan diikuti pula dengan penyesuaian diriyang rendah, dan sebaliknya.

(9)

ii Abstract

This research aims to find the signification between social support from friends and

the ability to adapt. 100 samples of students were evaluated by using the purposive

sampling technique. The research method used in collecting the data was done by

using scale method, specifically the social support from friends scale composed by

Kusumawati (2008) to measure the social support from friends and Adaptation scale

composed by Kusumawati (2008) to measure the adaptation. Data analysis method

used was the Sparman’s Rho non-parametric correlation method. Based on the

analysis, it is found that the correlation coefficient (r) was 0,859 with signification

value of 0,000 (p< 0,05) that means there is a significantly positive correlation

between the social support from friends and the ability to adapt. This means that the

low social support from friends will be followed by the low self adaptation, and vice

versa.

(10)

1

PENDAHULUAN

Dalam mencapai tahap dewasa, individu tentunya harus melalui beberapa tahap perkembangan manusia dalam kehidupannya. Salah satu tahap perkembangan manusia yang harus dilalui adalah masa remaja. Masa remaja berlangsung antara usia 12-21 tahun, dengan pembagian yaitu: remaja awal: 12-15 tahun, remaja pertengahan: 15-18 tahun, remaja akhir: 18-21 tahun (Monks, 2002).

Masa remaja dianggap sebagai masa labil, dimana individu berusaha mencari jati dirinya dan mudah sekali menerima informasi dari luar dirinya tanpa ada pemikiran lebih lanjut (Hurlock, 1980). Monks (2002) mengatakan bahwa masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang ditandai dengan perkembangan fisik, seperti pertumbuhan organ-organ tubuh, perkembangan seksual dan ditandai dengan munculnya tanda-tanda kelamin primer dan sekunder, perkembangan sosial ditandai dengan semakin kurangnya ketergantungan dengan orang tua.

Monks (2002) berpendapat bahwa masa remaja akhir berusia 18-21 tahun meliputi mahasiswa tahun pertama. Menurut Ninox (2003), para lulusan SMA yang baru saja meneruskan pendidikannya ke perguruan tinggi pada pergantian tahun ajaran biasa disebut sebagai mahasiswa tahun pertama. Pada masa ini, berkurangnya ketergantungan terhadap orang tua biasanya diwujudkan melalui pengenalan akan komunitas luar (di luar keluarganya) dengan jalan interaksi sosial di sekolah, pergaulan dengan teman-teman sebaya dan masyarakat luas. Pada masa ini remaja akan melakukan pencarian identitas diri dan remaja yang berusaha menemukan identitas dirinya dan dihadapkan pada lingkungan baru yang menuntut harus mampu menyesuaikan diri bukan hanya terhadap dirinya sendiri tetapi juga pada

(11)

2

lingkungannya, dengan demikian remaja dapat mengadakan interaksi yang seimbang antara diri dengan lingkungan sekitar (Puspita, 2014). Remaja yang dapat menyesuaikan diri dengan baik, tentunya akan dapat melewati masa remajanya dengan lancar dan diharapkan ada perkembangan ke arah kedewasaan yang optimal serta dapat diterima oleh lingkungannya (Prihartanti, dalam Maharani & Andayani, 2003).

Pada masa ini pendidikan khususnya pendidikan perguruan tinggi merupakan alasan utama para generasi muda untuk merantau. Perwujudan pendidikan yang lebih baik diinginkan oleh setiap individu yang baru saja menyelesaikan pendidikan di bangku SMA. Keinginan untuk mendapatkan pendidikan di universitas terbaik biasanya tidak didapatkan di daerah asal atau kota mereka sendiri. Hal itu mengakibatkan sebagian orang harus merantau untuk mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi dan berkualitas (Irene, 2013).

Salah satu universitas di Indonesia adalah Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW). Menurut Wikipedia (2008), Universitas Kristen Satya Wacana merupakan sebuah universitas swasta terkemuka di Indonesia yang terletak di Salatiga, Jawa Tengah. Di kampus tersebut terdapat banyak mahasiswa yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia sehingga sering di sebut sebagai “Indonesia mini” (Soplanit, 2008). Tentunya banyak mahasiswa yang berasal dari kota lain dan berkuliah di UKSW. Oleh sebab itu untuk dapat di terima di lingkungan yang baru, individu tersebut harus memiliki penyesuaian diri yang baik. Hal ini juga dianggap sebagai usaha pembuktian kualitas diri sebagai orang dewasa yang mandiri dan bertanggung jawab dalam membuat keputusan (Santrock, 2002). Pada proses pendewasaan dalam mencapai kesuksesan, mahasiswa perantau dihadapkan pada berbagai perubahan dan perbedaan di

(12)

3

berbagai aspek kehidupan yang membutuhkan kepercayaan diri, mandiri serta banyak penyesuaian diri (Chandra, 2004).

Semiun (2006) mendefinisikan penyesuaian diri sebagai suatu proses yang melibatkan respon-respon mental dan tingkah laku yang menyebabkan individu berusaha menanggulangi kebutuhan-kebutuhan, tegangan-tegangan, frustrasi-frustrasi, dan konflik-konflik batin serta menyelaraskan tuntutan-tuntutan batin ini dengan tuntutan-tuntutan yang dikenakan kepadanya oleh dunia dimana ia hidup. Selain itu, penyesuaian diri menuntut kemampuan remaja untuk hidup dan bergaul secara wajar terhadap lingkungannya, sehingga remaja merasa puas terhadap diri sendiri dan lingkungannya (Willis, 2005). Hal ini ditambahkan oleh Wijaya (2007) yang mengatakan bahwa penyesuaian diri atau adaptasi adalah suatu proses alamiah dan dinamis yang bertujuan mengubah perilaku individu agar tercipta hubungan yang lebih sesuai antara kondisi diri dengan kondisi lingkungannya.

Runyon & Haber (dalam Irene, 2013) mengatakan bahwa setiap orang pasti mengalami masalah dalam mencapai tujuan hidupnya dan penyesuaian diri sebagai keadaan atau sebagai proses. Irene (2013) menjelaskan bahwa individu akan terus mengubah tujuannya sesuai dengan keadaan lingkungannya dan individu tersebut mengubah tujuan dalam hidupnya seiring dengan perubahan yang terjadi di lingkungannya. Berdasarkan konsep penyesuaian diri sebagai proses penyesuaian diri yang efektif dapat diukur dengan mengetahui bagaimana kemampuan individu menghadapi lingkungan yang senantiasa berubah.

Menurut Gerungan (1996), mahasiswa pada tahun-tahun awal biasanya mempunyai perasaan malu, kesepian, dan tidak bahagia. Dalam mengatasi situasi dan masalah-masalah tersebut individu perlu melakukan berbagai usaha untuk

(13)

4

menyesuaikan diri. Seperti, penyesuaian terhadap lingkungan baru, penyesuaian terhadap pola belajar yang berbeda dan penyesuaian sosial. Gerungan (1978) menyebutkan bahwa penyesuaian diri berarti bukan hanya mengubah diri sesuai dengan keadaan lingkungan, tetapi juga mengubah lingkungan sesuai dengan keadaan (keinginan) diri. Sejalan dengan itu Atwater (1983), juga menyatakan bahwa penyesuaian diri adalah kebutuhan untuk melakukan perubahan dari dalam diri dan keadaan disekitar yang bertujuan untuk meraih kepuasaan hubungan dengan orang lain dan lingkungan sekitar. Berdasarkan pengertian-pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa penyesuaian diri adalah suatu kebutuhan untuk melakukan perubahan sesuai dengan keadaan lingkungan.

Baker & Siryk (1984) mengungkapkan bahwa bagaimana mahasiswa menyesuaikan diri selama tahun pertama di universitas, dapat menjadi landasan bagi kemampuan adaptasi mereka terhadap peristiwa-peristiwa berikutnya selama kehidupan mereka di perguruan tinggi. Studi menyebutkan bahwa 20% hingga 25% mahasiswa tahun pertama tidak menyelesaikan pendidikan tahun keduanya (Hamilton & Hamilton, 2006), dan lebih jauh lagi 20% hingga 30% mahasiswa memilih meninggalkan universitas di tahun berikutnya (Grayson & Grayson, 2003). Morgans (2002) menyatakan, hal ini disebabkan oleh kegagalan mahasiswa baru dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya, pada tahun pertamanya di perguruan tinggi.

Scheneider (1964) mengemukakan aspek-aspek penyesuaian diri, terdiri atas aspek keharmonisan diri pribadi yaitu kemampuan individu untuk menerima keadaan dirinya, aspek kemampuan individu untuk memenuhi kebutuhan dirinya tanpa tekanan emosional yang berarti, dan aspek keharmonisan dengan lingkungan yaitu kemampuan individu untuk menyesuasikan diri dengan lingkungan. Schneiders (1964)

(14)

5

mengungkapkan ada lima faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri yaitu (1) keadaan fisik, (2) perkembangan dan kematangan, (3) keadaan psikologis, (4) keadaan lingkungan, dan (5) tingkat religiusitas dan kebudayaan. Dari lima faktor ini dapat dilihat bahwa keadaan lingkungan yang baik, damai, tentram, aman, penuh penerimaan dan pengertian, serta mampu memberikan perlindungan kepada anggota-anggotanya merupakan lingkungan yang akan memperlancar proses penyesuaian diri. Keadaan lingkungan yang dimaksud meliputi sekolah, rumah, dan keluarga, sehingga membentuk suatu dukungan sosial bagi individu.

Sarafino (1990) menyatakan bahwa dukungan sosial sebagai suatu kesenangan, perhatian, penghargaan, atau pertolongan yang diterima dari individu lain atau kelompoknya. Ia juga menambahkan bahwa informasi tersebut diperoleh dari pasangan hidup atau kekasih, keluarga, teman-teman kerja, kelompok organisasi masyarakat dan sebagainya. Dukungan sosial tersebut dapat berupa nasehat, informasi, dan saran baik verbal dan nonverbal yang dapat membantu seseorang dalam menghadapi suatu masalah, sehingga individu menjadi tahu bahwa orang lain memperhatikan, menghargai dan mencintai dirinya. Menurut Gottlieb (dalam Smet, 1994) dukungan sosial adalah suatu dukungan yang terdiri atas informasi yang menuntun seseorang untuk menyadari dan mengerti bahwa ia diperhatikan dan disayangi.

Smet (1994) mengemukakan empat bentuk dukungan sosial diantaranya, (a) dukungan emosional, mencakup ungkapan simpati, kepedulian, dan perhatian terhadap orang yang bersangkutan (misalnya: umpan balik dan simpati). Individu juga ingin dihargai sebagai pribadi yang membutuhkan orang lain untuk berdiskusi mengenai perencanaan hidupnya. (b) dukungan penghargaan terjadi lewat ungkapan hormat (penghargaan) dari orang lain, dorongan maju, atau persetujuan dengan gagasan atau

(15)

6

persamaan individu, perbandingan positif dengan orang lain, misalnya orang yang kurang mampu atau lebih buruk keberadaannya (menambah penghargaan diri). (c) dukungan informatif, mencakup bantuan nasehat, petunjuk dan saran. Dukungan secara tidak langsung terhadap perilaku individu, memberikan informasi yang dibutuhkannya ataupun nasehat-nasehat yang berguna bagi individu tersebut. (d) dukungan instrumental, mencakup bantuan langsung. Misalnya, memberikan saran yang bertujuan positif dapat berupa uang, benda atau pekerjaan.

Martin, Swartz-Kulstad, & Madson (1999) menemukan, dukungan yang dirasakan oleh mahasiswa dari hubungan pertemanan mereka dapat memberikan kontribusi terhadap proses penyesuaian mahasiswa di perguruan tinggi. Dukungan sosial dari teman sebaya merupakan faktor pembentuk penyesuaian sosial terhadap lingkungan perguruan tinggi yang penting, karena teman sebaya dapat bertindak sebagai panutan, menjadi acuan grup, seorang pendengar, seseorang yang dapat mengerti, seorang kritikus, seorang penasihat, dan seorang pendamping (Richey & Richey, 1980).

Penelitian oleh Kusumawati (2008), menyebutkan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara dukungan sosial dari teman dan penyesuaian diri pada remaja di panti asuhan Suko Mulyo Tegal. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kumalasari (2012), bahwa ada hubungan antara dukungan sosial dengan penyesuaian diri remaja di panti asuhan. Artinya, semakin tinggi dukungan sosial maka semakin tinggi penyesuaian diri. Begitu juga sebaliknya semakin rendah dukungan sosial semakin rendah pula penyesuaian diri.

Berbeda dari hasil penelitian di atas, penelitian Brissette, Scheier, & Carver (2002) menemukan bahwa tidak ada hubungan antara dukungan sosial dengan penyesuaian diri. Ia menjelaskan bahwa penyesuaian diri lebih dipengaruhi oleh

(16)

faktor-7

faktor lain di luar dukungan sosial, keadaan fisik, perkembangan dan kematangan, keadaan psikologis, tingkat religiusitas dan kebudayaan.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti pada beberapa mahasiswa angkatan 2015 Fakultas Psikologi UKSW pada tanggal 13 November 2015, ditemukan bahwa beberapa mahasiswa merasa belum banyak memiliki teman yang akrab di Salatiga, karena mereka kesulitan berkomunikasi, terutama pada mahasiswa yang tinggal jauh dari orang tua. Mereka juga sering merasa rindu dengan keluarga di tempat asal mereka, beberapa dari mereka bahkan sering menangis jika mereka merindukan orang tua mereka. Peneliti memilih mahasiswa baru angkatan 2015 Fakultas Psikologi UKSW sebagai subjek penelitian karena beberapa alasan (1) peneliti memiliki akses yang mudah untuk menjangkau subjek penelitian, (2) menurut Monks (2002), mahasiswa baru itu ada dalam masa remaja akhir dan pada masa ini remaja sedang mencari jati diri mereka, sehingga mereka membutuhkan suatu penyesuaian diri yang baik, (3) memilih UKSW karena UKSW dikenal sebagai “Indonesia Mini”, dimana mahasiswanya banyak berasal dari berbagai daerah yang ada di Indonesia, dan (4) memilih mahasiswa fakultas psikologi angkatan 2015 yang tinggalnya berjarak minimal 100 km dari Salatiga, karena apabila mengambil mahasiswa yang asli Salatiga tentunya mereka sudah dapat menyesuaikan diri dengan baik, dibandingkan dengan mahasiswa yang berasal dari luar Salatiga dan tinggal jauh dari orangtua yang memerlukan penyesuaian diri dan dukungan sosial di lingkungan yang baru.

Berdasarkan fenomena yang ada dan perbedaan pandangan beberapa penelitian sebelumnya, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial dari teman dengan kemampuan penyesuaian diri pada mahasiswa baru angkatan 2015 Fakultas Psikologi UKSW. Sehingga hipotesis yang diajukan dalam

(17)

8

penelitian ini yaitu terdapat hubungan positif antara dukungan sosial dari teman dengan kemampuan penyesuaian diri pada mahasiswa baru angkatan 2015 fakultas psikologi UKSW. Semakin tinggi dukungan sosial dari teman maka semakin tinggi pula kemampuan penyesuaian diri. Sebaliknya, semakin rendah dukungan sosial dari teman maka semakin rendah pula kemampuan penyesuaian diri.

METODE PENELITIAN

Dalam penelitian ini metode yang digunakan yaitu motode kuantitatif yang menggunakan analisis statistik berupa angka-angka untuk mengambil keputusan, menginterpretasi data, dan mengambil sebuah keputusan.

Identifikasi Variabel

Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Variabel bebas : Dukungan sosial dari teman

Variabel terikat : Kemampuan penyesuaian diri

Populasi dan Sampel Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah mahasiswa baru angkatan 2015 Fakultas Psikologi UKSW yang berjumlah 218 mahasiswa.

Arikunto (2006) menyatakan bahwa sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan sampel adalah bagian populasi yang hendak diteliti dan mewakili karakteristik populasi. Apabila populasi penelitian berjumlah kurang dari 100 maka sampel yang diambil adalah semuanya, namun apabila populasi penelitian berjumlah lebih dari 100 maka sampel dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih. Pengambilan sampel pada penelitian ini

(18)

9

menggunakan teknik pengambilan sampel secara purposif (purposive sampling). Artinya, peneliti mengambil sampel berdasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat sendiri oleh peneliti, berdasarkan ciri atau sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya (Notoadmodjo, 2010). Penelitian ini mengambil 100 orang responden sebagai sempel penelitian pada Mahasiswa Fakultas Psikologi angkatan 2015.

Sampel yang diambil dari populasi adalah remaja akhir yang memenuhi kriteria sebagai berikut:

1. Berstatus sebagai mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana

2. Berusia 18-21 tahun, remaja akhir memiliki rentang usia 18-21 tahun (Monks, 2002)

3. Mahasiswa Fakultas Psikologi angkatan 2015 yang tinggalnya berjarak minimal 100 km dari Salatiga, karena apabila mengambil mahasiswa yang asli Salatiga tentunya mereka sudah dapat menyesuaikan diri dengan baik, dibandingkan dengan mahasiswa yang berasal dari luar Salatiga dan tinggal jauh dari orangtua yang memerlukan penyesuaian diri dan dukungan sosial di lingkungan yang baru.

Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode angket atau skala pengukuran psikologi. Angket atau skala merupakan kumpulan dari pertanyaan-pertanyaan atau pernyataan-pernyataan yang diajukan secara tertulis kepada responden untuk menjawabnya (Sugiyono, 2012).

Data penelitian ini diperoleh dari dua skala yang masing-masing mengukur variabel dukungan sosial dari teman dan variabel kemampuan penyesuaian diri. Kedua alat ukur tersebut adalah Skala Dukungan Sosial dari Teman yang disusun oleh Kusumawati (2008) dan Skala Penyesuaian Diri oleh Kusumawati (2008).

(19)

10

1. Skala Dukungan Sosial dari Teman

Skala Dukungan Sosial yang disusun oleh Kusumawati (2008) dibuat berdasarkan aspek-aspek Dukungan Sosial dari Teman yaitu dukungan emosional, dukungan instrumental, dukungan informatif, dukungan penghargaan (Smet, 1994). Dalam teknik penilaian atau scoring, digunakan skala Likert

dengan 4 alternatif jawaban yang berkisar dari Sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai (TS), dan sangat tidak sesuai (STS). Nilai item favorabel akan memiliki skor 4 untuk jawaban sangat sesuai (SS), 3 untuk jawaban sesuai (S), 2 untuk jawaban tidak sesuai (TS), dan 1 untuk jawaban sangat tidak sesuai (STS). Begitupun sebaliknya, untuk nilai unfavorabel akan memiliki skor 1 untuk jawaban sangat sesuai (SS), 2 atas jawaban sesuai (S), 3 atas jawaban tidak sesuai (TS), dan 4 atas jawaban sangat tidak sesuai (STS).

Berdasarkan pada perhitungan uji seleksi item dan reliabilitas skala dukungan sosial yang terdiri dari 38 item, diperoleh item yang gugur sebanyak 4 item, sehingga ada 34 item yang valid dengan koefisien korelasi item totalnya bergerak antara 0,257-0,635. Untuk menguji reliabilitas digunakan teknik koefisien Alpha Cronbach dengan koefisien Alpha pada skala dukungan sosial sebesar 0,945. Hal ini berarti skala dukungan sosial reliabel.

2. Skala Penyesuaian Diri

Skala Penyesuaian Diri yang disusun oleh Kusumawati (2008) dibuat berdasarkan aspek-aspek Penyesuaian Diri dari Schneiders (1964) yaitu keharmonisan diri pribadi, kemampuan individu untuk memenuhi kebutuhan dirinya tanpa tekanan emosional yang berarti, dan keharmonisan dengan lingkungannya. Dalam teknik penilaian atau scoring, digunakan skala Likert

(20)

11

dengan 4 alternatif jawaban yang berkisar dari Sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai (TS), dan sangat tidak sesuai (STS). Nilai item favorabel akan memiliki skor 4 untuk jawaban sangat sesuai (SS), 3 untuk jawaban sesuai (S), 2 untuk jawaban tidak sesuai (TS), dan 1 untuk jawaban sangat tidak sesuai (STS). Begitupun sebaliknya, untuk nilai unfavorabel akan memiliki skor 1 untuk jawaban sangat sesuai (SS), 2 atas jawaban sesuai (S), 3 atas jawaban tidak sesuai (TS), dan 4 atas jawaban sangat tidak sesuai (STS).

Berdasarkan pada perhitungan uji seleksi item dan reliabilitas skala penyesuaian diri yang terdiri dari 26 item, diperoleh item yang gugur sebanyak 3 item, sehingga ada 23 item yang valid dengan koefisien korelasi item totalnya bergerak antara 0,138-0,576. Untuk menguji reliabilitas digunakan teknik koefisien Alpha Cronbach dengan koefisien Alpha pada skala penyesuaian diri sebesar 0,854. Hal ini berarti skala penyesuaian diri reliabel.

Teknik Analisis Data

Teknik yang digunakan untuk menguji hubungan antara kedua variabel penelitian adalah korelasi Product Moment dari Pearson. Dalam penelitian ini, analisis data akan dilakukan dengan bantuan program khusus komputer statistik yaitu SPSS version 16.0 for windows.

(21)

12

HASIL PENELITIAN

Analisis Deskriptif

1. Variabel Dukungan Sosial

Tabel 1

Kategorisasi Pengukuran Skala Dukungan Sosial Interval Kategori Mean N Persentase 110,5 ≤ x ≤ 136 Sangat Tinggi 0 0% 85 ≤ x < 110,5 Tinggi 0 0% 59,5 ≤ x < 85 Rendah 46 46% 34 ≤ x < 59,4 Sangat Rendah 56,49 54 54% Jumlah 100 100% SD = 9,452 Min = 34 Max = 68

Keterangan: x = Dukungan Sosial

Berdasarkan Tabel 1 di atas, dapat dilihat bahwa tidak ada subjek memiliki skor dukungan sosial dari teman yang berada pada kategori sangat tinggi dengan persentase 0%, tidak ada subjek yang memiliki skor dukungan sosial dari teman yang berada pada kategori tinggi dengan persentase 0%, 46 subjek memiliki skor dukungan sosial dari teman yang berada pada kategori rendah dengan persentase 46%, dan 54 subjek memiliki skor dukungan sosial dari teman yang berada pada kategori sangat rendah dengan persentase 54%. Berdasarkan rata-rata sebesar 56,49, dapat dikatakan bahwa rata-rata dukungan sosial dari teman subjek berada pada kategori sangat rendah. Skor yang diperoleh subjek bergerak dari skor minimum sebesar 34 sampai dengan skor maksimum sebesar 68 dengan standard deviasi 9,452. Berdasarkan uraian data di atas, dapat dikatakan bahwa mahasiswa baru angkatan

(22)

13

2015 Fakultas Psikologi UKSW memiliki dukungan sosial dari teman yang sangat rendah.

2. Variabel Penyesuaian Diri

Tabel 2

Kategorisasi Pengukuran Skala Penyesuaian Diri

Interval Kategori Mean N Persentase 74,75 ≤ x ≤ 92 Sangat Tinggi 0 0% 57,5 ≤ x < 74,75 Tinggi 0 0% 40,25 ≤ x < 57,5 Rendah 43,32 60 60% 23 ≤ x < 40,25 Sangat Rendah 40 40% Jumlah 100 100% SD = 7,852 Min = 23 Max = 56

Keterangan: x = Penyesuaian Diri

Berdasarkan Tabel 2 di atas, dapat dilihat bahwa tidak ada subjek subjek memiliki skor penyesuaian diri yang berada pada kategori sangat tinggi dengan persentase 0%, tidak ada subjek memiliki skor penyesuaian diri yang berada pada kategori tinggi dengan persentase 0%, 60 subjek memiliki skor penyesuaian diri yang berada pada kategori rendah dengan persentase 60%, dan 40 subjek memiliki skor penyesuaian diri pada kategori sangat rendah dengan persentase 40%. Berdasarkan rata-rata sebesar 42,32, dapat dikatakan bahwa rata-rata penyesuaian diri berada pada kategori rendah. Skor yang diperoleh subjek bergerak dari skor minimum sebesar 23 sampai dengan skor maksimum sebesar 56 dengan standard deviasi 7,852. Berdasarkan uraian data di atas, dapat dikatakan bahwa mahasiswa baru angkatan 2015 Fakultas Psikologi UKSW memiliki penyesuaian diri yang rendah.

(23)

14

Uji Asumsi

a. Uji Normalitas

Pada skala dukungan sosial dari teman diperoleh nilai K-S-Z sebesar 1,366 dengan probabilitas (p) atau signifikansi sebesar 0,048 (p<0,05), sehingga dapat dikatakan bahwa data pada skala dukungan sosial memiliki distribusi yang tidak normal.. Sedangkan, pada skor penyesuaian diri memiliki nilai K-S-Z sebesar 0,632 dengan probabilitas (p) atau signifikansi sebesar 0,819 (p>0,05), sehingga dapat dikatakan bahwa data pada skala penyesuaian diri memiliki distribusi yang normal. b. Uji Linearitas

Hasil uji linearitas diperoleh nilai Fbeda sebesar 0,4749 dengan sig.= 0,000

(p<0,05) yang menunjukkan hubungan antara variabel dukungan sosial dari teman dengan penyesuaian diri adalah tidak linear.

Uji Korelasi

Karena data pada salah satu skala tidak berdistribusi normal dan kedua variabel tidak linear, maka perhitungan korelasi menggunakan uji nonparametrik, yaitu uji korelasi Spearman’s Rho, dapat dilihat pada Tabel 3 berikut:

Tabel 3

Hasil Uji Korelasi antara Dukungan Sosial Dengan Penyesuaian Diri Correlations

DS PD

Spearman's rho DS Correlation Coefficient 1.000 .859**

Sig. (1-tailed) . .000

N 100 100

PD Correlation Coefficient .859** 1.000

Sig. (1-tailed) .000 .

N 100 100

(24)

15

Berdasarkan hasil perhitungan uji korelasi diperoleh koefisien korelasi antara Dukungan Sosial dengan penyesuaian diri sebesar 0,859 dengan sig. = 0,000 (p < 0.05) yang berarti ada hubungan yang positif signifikan antara dukungan sosial dengan penyesuaian diri.

Pembahasan

Berdasarkan penelitian mengenai hubungan antara dukungan sosial dari teman dengan penyesuaian diri pada mahasiswa baru angkatan 2015 Fakultas Psikologi UKSW, didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan yang positif signifikan antara dukungan sosial dengan penyesuaian diri. Berdasarkan hasil uji perhitungan korelasi, keduanya memiliki r = 0,859 dengan signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05) yang berarti kedua variabel yaitu dukungan sosial dengan penyesuaian diri memiliki hubungan yang positif signifikan. Dengan kata lain, semakin rendah dukungan sosial dari teman, maka semakin rendah penyesuaian diri atau sebaliknya.

Penelitian oleh Kusumawati (2008), menyebutkan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara dukungan sosial dari teman dan penyesuaian diri pada remaja di panti asuhan Suko Mulyo Tegal. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kumalasari (2012), bahwa ada hubungan antara dukungan sosial dengan penyesuaian diri remaja di panti asuhan. Artinya, semakin rendah dukungan sosial semakin rendah pula penyesuaian diri. Begitu juga sebaliknya, semakin tinggi dukungan sosial maka makin tinggi penyesuaian diri.

Baker & Siryk (1984) mengungkapkan bahwa bagaimana mahasiswa menyesuaikan diri selama tahun pertama di universitas, dapat menjadi landasan bagi kemampuan adaptasi mereka terhadap peristiwa-peristiwa berikutnya selama kehidupan mereka di perguruan tinggi. Studi menyebutkan bahwa 20% hingga 25% mahasiswa

(25)

16

tahun pertama tidak menyelesaikan pendidikan tahun keduanya (Hamilton & Hamilton, 2006), dan lebih jauh lagi 20% hingga 30% mahasiswa memilih meninggalkan universitas di tahun berikutnya (Grayson & Grayson, 2003). Morgans (2002) menyatakan, hal ini disebabkan oleh kegagalan mahasiswa baru dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya, pada tahun pertamanya di perguruan tinggi.

Dari uraian di atas, penulis dapat mengatakan bahwa semakin rendah dukungan sosial dari teman yang ada pada diri mahasiswa, maka semakin rendah penyesuaian diri yang dialami, sehingga dapat menurunkan kualitas kehidupan mahasiswa. Hal tersebut dikarenakan para mahasiswa baru angkatan 2015 Fakultas Psikologi UKSW memiliki tingkat dukungan sosial yang rendah, sehingga menyebabkan terjadinya penyesuaian diri pada diri mereka yang rendah pula.

Hal ini terlihat dari hasil kajian penelitian di atas, bahwa antara dukungan sosial dari teman dengan penyesuaian diri memiliki hubungan yang positif signifikan. Berdasarkan hasil analisis deskriptif dalam penelitian ini, diperoleh data bahwa dukungan sosial sebesar 54% yang berada pada kategori sangat rendah, dengan skor tertinggi adalah 34 dan skor terendah adalah 68. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa baru angkatan 2015 Fakultas Psikologi UKSW memiliki tingkat dukungan sosial yang sangat rendah. Pada penyesuaian diri, data sebesar 60% yang berada pada kategori rendah, dengan skor tertinggi adalah 23 dan skor terendah adalah 56. Hal tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa baru angkatan 2015 Fakultas Psikologi UKSW memiliki tingkat penyesuaian diri yang rendah.

Banyak faktor yang menyebabkan tinggi rendahnya penyesuaian diri, dukungan sosial merupakan salah satu faktor pendukung dari semua faktor yang memengaruhi tinggi rendahnya penyesuaian diri (Schneiders, 1964), jika dilihat sumbangan efektif

(26)

17

yang diberikan dukungan sosial terhadap penyesuaian diri, dukungan sosial memberikan kontribusi sebesar 73,79% dan sebanyak 26,21% dipengaruhi oleh faktor lain di luar dukungan sosial yang dapat berpengaruh terhadap penyesuaian diri, seperti keadaan fisik, perkembangan dan kematangan, keadaan psikologis, serta tingkat religiusitas dan kebudayaan.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa dukungan sosial memberikan kontribusi terhadap penyesuaian diri sehingga nampak jelas bahwa dukungan sosial mempunyai hubungan positif dengan penyesuaian diri.

PENUTUP KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan uraian yang telah dipaparkan, maka dapat disimpulkan bahwa dukungan sosial memberikan kontribusi terhadap penyesuaian diri, sehingga nampak jelas bahwa dukungan sosial mempunyai hubungan positif dengan penyesuaian diri.

SARAN

Setelah penulis melakukan penelitian dan pengamatan langsung dilapangan serta melihat hasil penelitian yang ada, maka berikut ini beberapa saran yang penulis ajukan:

1. Bagi pihak fakultas.

Disarankan agar membentuk suatu kegiatan wajib diikuti yang dapat mengumpulkan seluruh mahasiswa baru, sehingga mereka tidak merasa sendirian dan bisa mendapatkan dukungan sosial yang baik. Kegiatan ini bukan hanya berupa malam keakraban (makrab) mahasiswa baru yang hanya dilaksanakan sekali saja, tetapi

(27)

18

dapat dilaksanakan beberapa kali selama setahun. Hal ini dapat meningkatkan penyesuaian diri pada mahasiswa terhadap lingkungan yang baru.

2. Bagi subjek penelitian.

Para mahasiswa baru agar dapat mengikuti program kegiatan yang dicanangkan oleh fakultas, agar dapat meningkatkan dukungan sosial dan penyesuaian diri pada diri mereka terhadap lingkungan baru. Selain itu, diharapkan dapat mengikuti kegiatan-kegiatan sosial yang diadakan di luar kampus, sehingga dapat memahami arti penting dari penyesuaian diri dan dapat bertanggung jawab serta dapat menempatkan diri sebagai mana mestinya di manapun mereka berada dan mampu mengembangkan kepribadian pada dirinya secara optimal.

3. Bagi Peneliti selanjutnya.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masih ada faktor lain di luar dukungan sosial yang memengaruhi penyesuaian diri sebesar 26,21%. Diharapkan peneliti selanjutnya dapat meneliti lebih lanjut penelitian ini dengan mengembangkan variabel-variabel lain yang dapat digunakan, sehingga terungkap faktor-faktor lain yang memengaruhi penyesuaian diri, seperti keadaan fisik, perkembangan dan kematangan, keadaan psikologis, serta tingkat religiusitas dan kebudayaan. Selain itu, diharapkan peneliti selanjutnya dalam menentukan skala yang akan digunakan dapat membandingkan terlebih dahulu dengan skala-skala yang lainnya.

(28)

19

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2006). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek. Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta.

Atwater, E. (1983). Psychology of Adjustment : Personal Growth In A Changing World. 2nd. Ed. New Jersey: Prentice-Hall.

Azwar, S. (1997). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Baker, R. W., & Siryk, B. (1984). Measuring adjustment to college. Journal of Counseling Psychology 31, 179-189.

Chandra, P. E. (2004). Trik Bisnis Menuju Sukses. Yogyakarta: Grafika Indah. Gerungan, W. A. (1978). Psikologi Sosial. Bandung: PT.Al-Maarif.

Grayson, J.P., & Grayson, K. (2003). Research on retention and attrition. Does money matter: Millennium Research Series, No. 6. Montreal: The Canada Millennium Scholarship Foundation.

Hurlock, E. B. (1980). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Rentang Kehidupan.

Jakarta : Erlangga.

Irene, L. (2013). Perbedaan Tingkat Kemandirian dan Penyesuaian Diri Mahasiswa Perantauan Suku Batak Ditinjau Dari Jenis Kelamin. Jurnal Psikologi1.

Kumalasari, F. (2012). Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Penyesuaian Diri Remaja Di Panti Asuhan. Jurnal Psikologi Muria Kudus 1, 27-30.

Kusumawati, Y. (2008). Hubungan Dukungan Sosial Dari Teman Terhadap Penyesuaian Diri Pada Remaja Di Panti Asuhan Suko Mulyo Tegal. Skripsi

(tidak diterbitkan): Salatiga Fakultas Psikologi UKSW.

Maharani, O. P & Andayani, B. (2003). Hubungan Antara Dukungan Sosial Ayah Dengan Penyesuaian Sosial Pada Remaja Laki-laki. Jurnal Psikologi Universitas Gadjah Mada1, 23-35.

Martin, W. E., Swartz-Kulstad, J. L., & Madson, M. (1999). Psychological factors that predict the college adjustment of first-year undergraduate students: Implications for college counselors. Journal of College Counseling 2 (2), 121-133.

Monks, F.J. dkk., (2002). Psikologi Perkembangan Pengantar dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

(29)

20

Morgans, K. A. (2002). The Social and Academic Adjustments of Students to College Life . National Undergraduate Research Clearinghouse, 5. Available online at http://www.webclearinghouse.net/ volume/ diakses 10 Februari 2016.

Ninox. (2003). “Siswa jadi Mahasiswa.” http: www.multiply.blongspot.com. (diakses 20 November 2015).

Puspita, N. (2014). Hubungan Antara Harga Diri Dengan Penyesuaian Diri Di Perguruan Tinggi Pada Mahasiswa Baru Angkatan 2014 Fakultas Psikologi UKSW. Skripsi (tidak diterbitkan): Salatiga Fakultas Psikologi UKSW.

Richey, M. H. & Richey, H.W. (1980). The significance of best-friend relationship in adolescence. Psychology in the Schools17, 536-540.

Runyon, R. P. & Haber, A. (1984). Psychology of Adjustment. Illinois: The Dorsey Perss.

Schneider, A. A. (1964). Personal Adjusment & Mental Health. New York: Holf Reachart Andwiston.

Santrock, J. W. (2002). Life Span Development. Dallas: Brown And Bench Mark Inc. Sarafino, E. P. (2002). Health Psychology : Biopsychosocial Interaction. Toronto : John

Willey and Sons.

Semiun, Y. (2006). Kesehatan Mental 1. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Smet. B. (1994). Psikologi Kesehatan. Jakarta: PT. Grasindo

Soplanit, M. E. (2008). Perbedaan Penyesuaian Diri Mahasiswa Baru Yang Tinggal Diasrama Ditinjau Dari Jenis Kelamin Dan Daerah Asal. Skripsi (tidak dilampirkan): Salatiga Fakultas Psikologi UKSW.

Sugiyono. (2012). Metodologi penelitian pendidikan: pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Wijaya, N. (2007). Hubungan Antara Keyakinan Diri Akademik Dengan Penyesuaian Diri Siswa Tahun Pertama Sekolah Asrama SMA Pangudi Luhur Van Lith Muntilan. Skripsi. Semarang: Universitas Diponegoro.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian pada latar belakang dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah “Adakah Pengaruh Gender Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa

Tim kemudian melanjutkan pemeriksaan ke Supermarket Hero Jalan Basuki Rahmat, di Hero, tim juga tidak menemukan adanya makanan kedaluwarsa, hanya beberapa

Hal ini disebabkan karena pendekatan saintifik melalui model discovery learning dengan permainan dapat menjadikan pelajaran matematika yang identik dengan konsep angka,

Tempat : Kantor Balai Pendidikan dan Pelatihan Tambang Bawah Tanah Jl Soekarno Hatta Durian II Sawahlunto Sumatera Barat2. Hari / Tanggal : Selasa / 16 Oktober 2012 Pukul

Skripsi berjudul “Analisis Gangguan Sendi Tempromandibular (STM) Secara Auskultasi Pada Penderita Di Klinik Prostodonsia Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Jember”

[r]

[r]

Singgih,Gerrit., “Etnisitas Kebangsaan dan Gereja” dalam Mengantisipasi Masa Depan Berteologi dalam Konteks di Awal Millenium III, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2004.