• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANCANGAN GAME SIMULASI PENCARIAN KERJA BERBASIS MULTIAGEN SISTEM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERANCANGAN GAME SIMULASI PENCARIAN KERJA BERBASIS MULTIAGEN SISTEM"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PERANCANGAN GAME SIMULASI PENCARIAN KERJA

BERBASIS MULTIAGEN SISTEM

Kristiawan Nugroho

(Dosen AMIK JTC Semarang)

ABSTRAK

Proses pencarian kerja merupakan suatu mekanisme yang dilakukan oleh seseorang dalam mendapatkan pekerjaan yang diinginkan. Proses ini biasanya dilakukan dengan mulai membuat sebuah aplikasi lamaran kerja kemudian dikirimkan ke suatu instansi yang membuka lowongan kerja melalui iklan pada media cetak maupun keikutsertaan dalam suatu bursa kerja. Saat ini muncul paradigma baru untuk merekrut tenaga kerja melalui “Recruitment”, E-Recruitment merupakan paradigma baru dimana proses perekrutan tenaga kerja dilakukan melalui suatu website dimana pelamar bisa memilih pekerjaan kemudian mengirimkan lamaran kerjanya melalui website tersebut. Namun paradigma ini bukannya tanpa masalah karena sistem ini selalu mengharuskan pelamar ataupun penyedia kerja untuk selalu berinteraksi secara online di Internet. Berdasarkan permasalahan tersebut perlu dikembangkan sebuah perangkat lunak yang bisa melakukan pekerjaan (job) secara mandiri sehingga meminimalisasi campur tangan dari pelamar ataupun penyedia pekerjaan. Penelitian ini membahas mengenai pengkajian,analisis dan pengembangan sebuah model game simulasi yang berbasis multiagen cerdas yang bersifat mandiri yang bisa membantu pelamar ataupun penyedia kerja dalam berinteraksi untuk mencapai kesepakatan kerja. Agen-agen cerdas yang dibangun disini adalah Agent Facilitator,Applicant Agent dan Company Agent yang bernegosiasi untuk mencapai suatu bentuk kesepakatan kerja.

Kata Kunci :E-recruitment, Game simulasi, Multiagen cerdas.

1. PENDAHULUAN

Pencarian kerja merupakan suatu bentuk mekanisme yang terus akan berkembang seiring semakin bertambahnya jumlah angkatan kerja dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Menurut situs pencarian kerja JobsDB dalam suatu artikelnya tentang “Problems of traditional recruitment process” sistem pencarian kerja tradisional dianggap tidak efisien dalam hal waktu maupun biaya yang dirasakan oleh pencari kerja ataupun penyedia kerja. Situs ini menyarankan penggunaan “E-Recruitment”, E-Recruitment merupakan suatu bentuk sistem yang menghubungkan antara pencari kerja dan penyedia kerja dalam suatu layanan website online yang bisa diakses lewat internet. Dalam perkembangannya E-Recruitment berkembang dengan cukup pesat dan membantu para pencari kerja dalam menemukan pekerjaan yang mereka inginkan. Namun menurut Rosita bt. Mohamed Othman (Rosita,2005) dalam papernya “E-Recruitment Practice” selain mempunyai beberapa keunggulan ternyata E-Recruitment juga mempunyai beberapa kelemahan antara lain adalah bahwa sistem ini hanya terbatas dinikmati oleh mereka yang bisa mengoperasikan dan tinggal didaerah yang bisa terjangkau oleh internet. Hal ini jelas menimbulkan kesenjangan bagi mereka tidak bisa menikmati fasilitas internet, Selain itu E-Recruitment juga membutuhkan partisipasi aktif baik dari penyedia maupun pelamar kerja yang harus selalu berinteraksi secara online lewat internet.

Berdasarkan beberapa kesenjangan diatas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang implementasi software agent yang bisa dipergunakan untuk meningkatkan efisiensi proses recruitment pegawai melalui proses bursa kerja yang dilakukan dengan cara membuat game simulasi untuk mengatur pencari maupun penyedia kerja agar bisa bernegosiasi sehingga tercipta suatu kesepakatan kerja. Dengan aplikasi bursa kerja yang berbasis intelegent agent ini diharapkan proses seleksi pegawai yang didalamnya terdapat berbagai kriteria untuk menentukan kriteria calon pegawai dapat dilakukan dengan waktu

(2)

maupun biaya yang lebih efisien dibandingkan jika diadakan bursa kerja secara umum (non elektronik) maupun dengan pemanfaatan situs e-recruitment.

2. LANDASAN TEORI

Artificial Inteligent (AI) atau Kecerdasan Buatan saat ini mulai berkembang dalam segala aspek kehidupan, terutama dalam bidang IPTEK dan Industri. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka AI merupakan daya reaksi atau penyesuaian yang cepat dan tepat, baik secara fisik maupun mental, terhadap pengalaman-pengalaman baru, membuat pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki siap untuk dipakai apabila dihadapkan pada fakta-fakta atau kondisi-kondisi baru. Dari pengertian diatas dapat dipahami kalau Artificial Inteligent merupakan proses belajar atau memahami dari suatu pengalaman tertentu yang bisa digunakan untuk menyelesaikan suatu permasalahan tertentu. Dewasa ini dengan berkembangnya teknologi jaringan komputer, termasuk internet didalamnya, kebutuhan paradigma software dan progam yang bisa menjalankan tugas yang didelegasikan kepadanya secara mandiri, memiliki intelegensi, dan kemampuan bergerak dalam lingkungan jaringan komputer sangat diperlukan, Untuk mengatasi permasalahan diatas diperlukan adanya peran dari Software Agent. Konsep Agent sendiri sebenarnya sudah dikenal sejak lama seiring dengan perkembangan penelitian dibidang Artificial Inteligent. Konsep agent sudah dikenal lama dalam bidang AI, tepatnya dikenalkan oleh seorang peneliti bernama Carl Hewitt dengan concurrent actor model-nya pada tahun 1977 (Hyacinth Nwana,1996). Dalam penelitiannya itu Hewitt mengemukakan teori tentang suatu obyek yang dia sebut actor, yang mempunyai karakteristik menguasai dirinya sendiri, interaktif, dan bisa merespon pesan yang datang dari lain obyek sejenis (Carl Hewitt,1977). Seperti disampaikan oleh Romi penelitian tentang software agent dimulai pada era tahun 1970-1990, masa ini disebut penelitian pertama dimana konsentrasi penelitian tertuju pada pemodelan internal agent secara simbolik, isu-isu makro mengenai interaksi, koordinasi, dan komunikasi antar agent dalam kerangka Multi Agent System (Romi Satria Wahono,2001). Tujuan utamanya adalah untuk menganalisa, mendesain, dan mengintegrasikan system dalam kerangka agent yang bisa berkolaborasi satu dengan yang lain. Perkembangan berikutnya adalah penelitian pada generasi kedua dalam rentang waktu 1990 sampai sekarang, Konsentrasi penelitian pada periode ini khususnya adalah pada: pengembangan dan penelitian teori agent (agent theory), arsitektur agent (agent architecture) dan bahasa pemrograman yang digunakan (agent language). Penelitian ini bertujuan untuk Membangun sebuah model game simulasi bursa kerja yang bisa mengotomatisasi proses negosiasi pencari dan penyedia kerja untuk mencapai kesepakatan kerja.

3. METODE PENELITIAN

Dalam penelitian ini digunakan metode eksperimen, Eksperimen adalah metode penelitian yang bertujuan untuk meneliti hubungan (bisa berupa hubungan sebab akibat atau bentuk hubungan lainnya) antar dua variabel atau lebih pada satu atau lebih kelompok eksperimental, serta membandingkan hasilnya dengan kelompok yang tidak mengalami manipulasi yakni yang disebut dengan kelompok kontrol.

3.1 Tahapan Penelitian

Tahapan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Studi Literatur

Kegiatan ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data, informasi dan bahan-bahan pustaka mengenai sistem negosiasi untuk proses recruitment tenaga kerja.

2. Analisis dan Desain Game

Dalam kegiatan ini dilakukan analisis mengenai kebutuhan data, informasi yang menjadi input maupun output untuk memodelkan aplikasi untuk bursa kerja dengan menggunakan agent cerdas kemudian dilanjutkan untuk mendesign agen cerdas untuk simulasi bursa kerja.

3. Perancangan dan Pengembangan

Game merupakan kegiatan untuk melakukan proses perancangan dan Pengembangan model agent cerdas untuk simulasi bursa kerja.

(3)

4. Pengujian Game

Merupakan kegiatan untuk melakukan pengujian terhadap sampel data melalui simulasi terhadap prototipe yang kita bangun, kemudian membahas dan menganalisa kinerja dari hasil pengujian tersebut.

5. Implementasi Game

Merupakan tahapan kegiatan dalam mengimplementasikan agen cerdas yang telah dibuat agar bermanfaat bagi pelamar dan penyedia kerja.

3.2 Metode Pengembangan Game

Metode pengembangan game yang digunakan pada penelitian ini menggunakan Iterative methodology yang terdiri dari beberapa fase antara lain sebagai berikut : a. Desain Konsep Game

Tahap ini merupakan tahapan awal dimana sebelum membuat game terlebih dahulu harus didesain dulu konsep game yang akan dibuat, desain konsep meliputi penentuan jenis, genre maupun story board dari game yang akan dibuat, kemudian mulai didesain tampilan awal game yang nantinya akan dibuat.

b. Membuat Prototipe Game

Pada fase ini dilakukan proses pembuatan prototipe game yang akan dibuat berdasar pada jenis, genre maupun story board yang telah ditentukan sebelumnya pada langkah-langkah awal pembuatan game.

c. Test Memainkan Game

Setelah tahapan pembuatan prototipe game selesai dilakukan, langkah berikutnya adalah tahapan test untuk mencoba prototipe game yang telah dibuat sebelumnya. d. Evaluasi Desain Game

Setelah game di test untuk dimainkan,maka jika ada kesalahan/bug maka akan dilakukan proses evaluasi dari desain yang telah dibuat sebelumnya. Sehingga diharapkan dengan desain baru game akan lebih baik.

e. Pemantapan Desain

Pada tahap ini dilakukan pemantapan desain game yang telah dibuat,desain-desain yang kurang baik disempurnakan lagi agar lebih menarik dan bagus.

f. Update Prototipe

Pada tahapan ini setelah desain game telah diperbaiki maka langkah berikutnya adalah memperbaiki prototipe game yang telah dihasilkan sebelumnya sehingga prototipe game akan menjadi lebih baik dan sempurna.

g. Kembali ke Tahapan Test Memainkan Game

Setelah prototipe game diperbaiki maka langkah berikutnya akan kembali ke proses pengujian game sehingga akan dihasilkan game yang berkualitas, begitu seterusnya langkah langkah dalam metode iterative sehingga game yang dihasilkan akan menjadi berkualitas baik.

(4)

4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Flowchart Intelegent Agent

Gambar 1: Flowchart IA Game Simulasi Bursa Kerja

Gambar diatas menunjukan proses simulasi bursa kerja yang diawali dari (start) semua agent yang ada dari facilitator, applicant dan enterprise. Setelah itu facilitator agent akan mendengarkan (listening) message yang dikeluarkan oleh agent applicant ataupun agent enterprise, sesuai pesan yang disampaikan berupa offer (enterprise) dan request (applicant) maka agent akan membandingkan nilai offer dengan request, jika nilai offer lebih dari request maka pencari kerja langsung diterima (Accepted), sebaliknya jika ditolak (rejected) maka akan dilakukan negosiasi secara otomatis antara applican agent dengan enterprise agent dengan pengurangan nilai request dengan angka random.

4.2. Rulebase Game Simulasi Bursa Kerja

1). Jalankan sensor untuk menampung data-data pelamar

2). Deklarasikan angka random untuk membandingkan offer dan request 3). Membandingkan harga

a. Jika Offer>request maka pelamar diterima

b. Jika Offer<request maka dicari harga tertinggi (membandingkan request/orang) 4). Membandingkan request/orang :

a. Jika ada request tertinggi maka delta = request(orang lain) – Offer b. Jika delta < random maka : lastoffer=request(orang lain)

c. Jika delta > random maka : lastoffer=Offer + random2 d. Jika ada request terrendah maka lastoffer=Offer + random2 5). Mencari harga rata-rata

sum=menjumlahkan seluruh request applicant jml=jumlah seluruh applicant

Result= sum/jml Perbandingan :

a. Jika delta<random maka Lastoffer=Request orang lain b. Jika delta>random maka Lastoffer=Offer + random2

(5)

4.3. Desain database

Gambar 2: Desain database IA

Perancangan database game simulasi bursa kerja membutuhkan 4 buah tabel yaitu tabel login yang berfungsi menampung semua user id dan password yang digunakan untuk menjalankan game simulasi,selain itu ada tabel master position yang berfungsi menampung data posisi kerja yang ditawarkan,selain itu ada tabel enterprise dan report yang berfungsi menyimpan hasil transaksi game simulasi bursa kerja.

4.4. Desain antar muka

a. Halaman utama Game

Gambar 3: Halaman utama game

Merupakan halaman utama game simulasi bursa kerja, pemain bisa mensimulasikan pengaturan bursa kerja.

b. Memilih level game

(6)

Merupakan halaman yang berfungsi untuk mengatur level (tingkatan) game dari tingkat pemula,menengah dan mahir.

c. Proses Negosiasi

Gambar 5: Game proses negosiasi

Merupakan menu game yang berfungsi melakukan proses negosiasi bursa kerja dengan agen cerdas yang ada didalam game bursa kerja.

d. Negosiasi gagal

Gambar 6: Game negosiasi gagal

Merupakan tampilan game simulasi dengan status negosiasi yang gagal. e. Negosiasi berhasil

Gambar 7: Game negosiasi berhasil

(7)

5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, analisis dan perancangan game simulasi bursa kerja berbasis multiagen cerdas maka dapat ditarik kesimpulan:

a. Game simulasi bursa kerja berbasis multiagen cerdas meminimalkan partisipasi aktif dari pencari maupun penyedia kerja dalam mengakses internet karena kesepakatan kerja langsung bisa dicapai ketika game simulasi tersebut dimainkan.

b. Game simulasi bursa kerja berbasis multiagen cerdas merupakan otomatisasi proses pencarian kerja yang melibatkan agent pencari dan agent penyedia kerja dibantu agent facilitator dalam bernegosiasi untuk mencapai kesepakatan kerja.

5.2 Saran

Dari hasil penelitian dan pembahasan terhadap game simulasi bursa kerja berbasis multiagen cerdas maka saran yang diusulkan adalah sebagai berikut :

a. Game simulasi bursa kerja yang berbasis pada multiagen cerdas ini bisa dikembangkan menjadi game yang berbasiskan web sehingga para pencari maupun penyedia kerja bisa memainkan game ini secara bersama-sama dimanapun mereka berada.

b. Game simulasi bursa kerja yang berbasis pada multiagen cerdas bisa dikembangkan menjadi salah satu bentuk feature yang dimiliki sebuah perusahaan yang tergabung dalam website perusahaan tersebut.

c. Game simulasi bursa kerja berbasis multiagen cerdas ini bisa dikembangkan dengan design 3D (3 Dimensi) sehingga akan lebih menarik tempilannya.

d. Perlunya penambahan variabel yang akan disimulasikan dalam game simulasi bursa kerja, misalnya : penambahan syarat kualifikasi yang harus dimiliki pencari kerja dan penambahan beberapa aturan mengenai perekrutan pegawai yang berbeda antara perusahaan satu dengan yang lain.

DAFTAR PUSTAKA

Carl Hewitt, “Viewing Control Structures as Patterns of Passing Messages”,Artificial Intelligence, 8(3), pp.323-364, 1977.

Hyacinth Nwana, “Software Agents: An Overview”, Knowledge Engineering Review, 11(3), pp.205-244, 1996.

Japan Workshop 2001 (IJW-2001), Invited Paper, pp. 04-21, Tokyo,Japan, March 2001. Rosita bt. Mohamed Othman, E-Recruitment Practice,Kuala Lumpur, Malaysia,2005.

Gambar

Gambar 1: Flowchart IA Game Simulasi Bursa Kerja
Gambar 4: Memilih level game

Referensi

Dokumen terkait

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Hak Bebas Royalti Noneksklusif non-exclusive royalty free

Sesuai dengan rumusan masalah tujuan penelitian dan hasil penelitian tentang penerapan permainan tradisional terhadap gerak dasar motorik dalam pembelajaran PJOK maka

maka dalam hal ini bukti yang diajukan oleh Tergugat tersebut yakni T.1 sampai dengan T.9 disamping telah dapat melumpuhkan bukti Penggugat juga membuktikan bahwa

Responden rata – rata memiliki masalah pada task importance 3 yang artinya tugas tersebut tidak mempengaruhi fungsi utama dalam game, akan tetapi perlu diperhatikan

Setelah mengikuti sesi ini peserta didik memahami dan mengerti tentang anatomi appendiks, memahami dan mengerti diagnosis dan pengelolaan appendicitis dan tindakan opratif yang

Ta pati Ausonijaus kūrinių savybė, kurią buvo galima įvardyti kaip prisitaiky -.. mą prie aplinkos, nemaištingumą, iš kito taško pažvelgus gali pasirodyti kaip savo

Pada grup 1 ini terdapat nilai mean tertinggi apabila dibandingkan dengan grup yang lain, sehingga grup 1 dengan kondisi level penalaran moral tinggi dan tidak ada konflik

Ø   Terapi antivirus untuk infeksi virus hepatitis B kronik pada pasien dengan koinfeksi HIV-VHB dilakukan terus-menerus seumur hidup..