• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAMPAK GLOBALISASI PENDIDIKAN KARAKTER

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DAMPAK GLOBALISASI PENDIDIKAN KARAKTER"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1

DAMPAK GLOBALISASI

DAMPAK GLOBALISASI

DAMPAK GLOBALISASI

DAMPAK GLOBALISASI PENDIDIKAN

PENDIDIKAN

PENDIDIKAN

PENDIDIKAN KARAKTER

KARAKTER

KARAKTER

KARAKTER

BAGI

BAGI

BAGI

BAGI PESERTA DIDIK DI

PESERTA DIDIK DI

PESERTA DIDIK DI ERA

PESERTA DIDIK DI

ERA

ERA OTONOMI

ERA

OTONOMI

OTONOMI

OTONOMI

Oleh

Samsul Hidayat, M.Ed

(Widyaiswara Madya BKD & DIKLAT Provinsi NTB)

ABSTRAKSI

Pemerintah harus selalu memantau atau mengawasi dunia pendidikan, karena dengan pendidikan yang baik, negara bisa maju. Pendidikan karakter merupakan sesuatu yang sangat penting dan harus dipahami serta dipraktekkan secara menyeluruh. Pembentukan karakter yang pada umumnya terjadi pada masa anak-anak. Hal ini mendorong para orangtua untuk bersikap serius dalam masalah ini. Orangtua harus memberikan pendidikan yang baik dalam rangka membentuk karakter anak. Sehingga diharapkan lahir generasi penerus bangsa yang memiliki karakter kuat untuk memajukan bangsa dan negara. Hal yang sama juga harus dilakukan para pendidik baik di sekolah (guru), di Perguruan Tinggi, atau dimanapun berada. Budaya yang baik di lingkngan tempat belajar harus dibangun dan diaplikasikan oleh semua pihak, agar tercipta manusia-manusia yang berkarakter di masa mendatang.

Peran seorang guru atau orang tua juga sangat penting dalam mendidik generasi muda, untuk terus berusaha dan mendo’akan anak muridnya supaya menjadi lebih baik. Guru harus memberikan rasa aman dan keselamatan kepada setiap peserta didik di dalam menjalani masa-masa belajarnya,

(2)

2

PENDAHULUAN

Dalam Undang-Undang No 20 Tahun 2003 Tentang Pendidikan Nasional pada pasal 3, yang menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal tersebut juga terdapat juga pada pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Salah satu cara memperbaiki sikap dan perilaku terpuji dalam pendidikan adalah dengan menerapkan pendidikan berkarakter. Dengan berlandaskan pancasila maka tingkah laku kita akan terlindungi dari hal-hal yang tidak sesuai dengan pancasila, dikarenakan saat ini sudah berkembang sikap perilaku yang tidak sesuai dengan nilai nilai Pancasila, seperti kenakalan remaja, tawuran dalam masyarakat, perkelahian masal (tawuran) dan sebagainya.

Globalisasi adalah suatu proses tatanan masyarakat yang mendunia dan tidak mengenal batas wilayah. Globalisasi pada hakikatnya adalah suatu proses dari gagasan yang dimunculkan, kemudian ditawarkan untuk diikuti oleh bangsa lain yang akhirnya sampai pada suatu titik kesepakatan bersama dan menjadi pedoman bersama bagi bangsa-bangsa di seluruh dunia (Edison A. Jamli, 2005).

Proses globalisasi berlangsung melalui dua dimensi, yaitu dimensi ruang dan waktu. Globalisasi berlangsung di semua bidang kehidupan seperti bidang ideologi, politik, ekonomi, bidang pendidikan dan lain lain. Teknologi informasi dan komunikasi adalah faktor pendukung utama globalisasi saat ini. Dewasa ini, teknologi informasi dan komunikasi berkembang sangat pesat dengan berbagai bentuk dan kepentingan informasi informasi dapat tersebar luas ke seluruh dunia. Oleh karena itu globalisasi yang terjadi saat ini, tidak dapat dihindari kehadirannya, terutama sekali dalam bidang pendidikan kita di Indonesia.

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang disertai dengan semakin kencangnya arus globalisasi dunia membawa dampak tersendiri bagi karakter pendidikan yang sedang berjalan. Banyak sekolah, jenjang pendidikan tinggi dan menengah di indonesia dalam beberapa tahun belakangan ini

(3)

3 harus beradaptasi dengan perkembangan Tehnologi informasi dan melakukan perubahan dan pembenahan sarana prasarana dalam melakukan proses pendidikan. Hal ini dapat dilihat pada sekolah – sekolah yang menerapkan billingual school, menerapkan bahasa asing, bahasa Inggris, bahasa Mandarin sebagai mata ajar sekolah. Selain itu berbagai jenjang pendidikan mulai dari sekolah dasar, menengah hingga perguruan tinggi baik negeri maupun swasta yang membuka program kelas internasional. Globalisasi pendidikan dilakukan untuk menjawab kebutuhan pasar akan tenaga kerja berkualitas yang semakin ketat. Dengan globalisasi pendidikan diharapkan nanti, tenaga kerja Indonesia dapat bersaing di pasar dunia. Apalagi dengan akan diterapkannya era perdagangan bebas, dilingkup negara-negara ASEAN, yang akan berpengaruh besar terhadap bentuk dan karakter lulusan yang harus dikeluarkan.

Dengan berbagai perkembangan yang terjadi kita harus selalu ingat untuk menanamkan karakter dan Integritas moral yang tinggi kepada para lulusan, disamping dibekali dengan berbagai macam ketrampilan yang sesuai dengan tuntutan jaman untuk siap kerja, agar nanti tidak menjadi “budak” di negeri sendiri. Persaingan untuk menciptakan negara yang kuat terutama di bidang ekonomi, dan untuk masuk dalam jajaran ekonomi dunia, tentu saja sangat membutuhkan lulusan berintegritas tinggi, berkarakter dan kemampuan otak yang mumpuni disertai dengan keterampilan daya cipta yang tinggi. Salah satu kuncinya adalah menerapkan model pendidikan yang adaptif berupa perpaduan sistem pendidikan global yang dipadukan dengan nilai nilai integritas kekayaan budaya bangsa Indonesia. Selain itu hendaknya peningkatan kualitas pendidikan hendaknya selaras seiring sejalan dengan kondisi masyarakat Indonesia saat ini.

PERMASALAHAN PENDIDIKAN

Tidak dapat dipungkiri bahwa masih banyak masyarakat Indonesia yyang belum mengenyam, menikmati pendidikan yang berkualitas baik, tentu saja hal ini, menjadi salah satu penyebab globalisasi pendidikan adaptif (berkarakter), belum dirasakan oleh semua kalangan

(4)

4 masyarakat. Sebagai contoh untuk dapat menikmati program kelas Internasional di perguruan tinggi terkemuka di tanah air, diperlukan dana yang besar yang dalam hal ini, hanya dapat dinikmati oleh golongan kelas atas saja. Dengan kata lain golongan yang mampu akan semakin maju, dan golongan yang tidak mampu akan semakin terpinggirkan, tenggelam dalam arus globalisasi yang semakin kuat, yang dapat menyeret mereka dalam jurang kemiskinan fana. Ketimpangan ini dapat memicu kecemburuan sosial yang berpotensi menjadi konflik antar masyarakat. Peningkatan kualitas pendidikan yang diidam idamkan bisa terwujud, jika pemerintah mau turun tangan mengatasi masalah, dengan cara memberikan pendidikan gratis, beasiswa beasiswa dan bantuan bantuan lain yang diperlukan untuk msyarakat kuarang mampu, jika tidak maka pemeratakan pendidikan for all akan sulit terwujud di Indonesia.

DAMPAK GLOBALISASI TERHADAP PENDIDIKAN

Dunia pendidikan tidak dapat dilepaskan dari pengaruh perkembangan globalisasi, di mana ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang begitu pesat. Era pasar bebas juga merupakan tantangan bagi dunia pendidikan Indonesia, karena terbuka peluang lembaga pendidikan dan tenaga pendidik dari mancanegara masuk ke Indonesia. Untuk menghadapi pasar global tersebut, maka kebijakan pendidikan nasional harus dapat beradaptasi dan meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan, baik secara akademik maupun non-akademik, terutama sekali semua lembaga manajemen pendidikan, agar lebih produktif, efektif dan efisien, dalam memberikan akses seluas-luasnya bagi masyarakat untuk mendapatkan pendidikan berkualitas.

Dampak Positif Globalisasi Terhadap Dunia Pendidikan bisa berupa penerapan pengajaran Interaktif menggunakan Multimedia teknologi Informasi. Pengajaran yang bersifat klasikal berubah menjadi pengajaran yang berbasis teknologi baru seperti internet dan computer, television. Sehingga tulisan, film, suara, music, gambar hidup, dapat digabungkan menjadi suatu proses transfer ilmu pengetahuan dan komunikasi. Contohnya, dalam fenomena balon atau pegas, dapat terlihat bahwa daya

(5)

5 itu dapat mengubah bentuk sebuah objek. Dulu, ketika seorang guru berbicara tentang bagaimana daya dapat mengubah bentuk sebuah objek tanpa bantuan multimedia, para siswa mungkin tidak langsung menangkapnya. Sang guru tentu akan menjelaskan dengan contoh-contoh, tetapi mendengar tak seefektif melihat. Levie dan Levie (1975) dalam Arsyad (2005) yang membaca kembali hasil-hasil penelitian tentang belajar melalui stimulus kata, visual dan verbal menyimpulkan bahwa stimulus visual membuahkan hasil belajar yang lebih baik untuk tugas-tugas seperti mengingat, mengenali, mengingat kembali, dan menghubung-hubungkan fakta dengan konsep.

Tuntutan untuk berkompetisi dan tekanan institusi global, seperti IMF dan World Bank, membuat dunia politik dan pembuat kebijakan dalam pendidikan harus berkompromi untuk melakukan perubahan. Lahirnya UUD 1945 yang telah diamandemen, UU Sisdiknas, dan PP 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) setidaknya telah membawa perubahan paradigma pendidikan dari corak sentralistis menjadi desentralistis. Sekolah-sekolah atau lembaga satuan pendidikan berhak mengatur kurikulumnya sendiri yang dianggap sesuai dengan karakteristik sekolahnya. Kemudahan mengakses Informasi dalam era globalisasi seperti internet, website, media elektronik lainnya, dapat membantu siswa untuk mengakses berbagai informasi dan ilmu pengetahuan serta sharing riset antarsiswa terutama dengan mereka yang berjauhan.

DAMPAK NEGATIF GLOBALISASI

Era globalisasi mengancam kemurnian dari tujuan dunia pendidikan. Banyak didirikan sekolah-sekolah dengan tujuan utama sebagai media bisnis dan komersialisasi Pendidikan. Dunia maya selain sebagai sarana untuk mengakses informasi dengan mudah juga dapat memberikan dampak negative bagi siswa. Aneka macam materi yang berpengaruh negative banyak bertebaran di internet dan website seperti pornografi, kebencian, rasisme, kejahatan, kekerasan, dan sejenisnya. Berita yang bersifat pelecehan seperti pedafolia, dan pelecehan seksual pun mudah diakses oleh siapa pun, termasuk siswa. Barang-barang seperti viagra, alkhol, narkoba banyak ditawarkan melalui internet.

(6)

6 contohnya, 6 Oktober 2009 lalu diberitakan salah seorang siswi SMA di Jawa Timur pergi meninggalkan sekolah demi menemui seorang lelaki yang dia kenal melalui situs pertemanan “facebook”.Ketergantungan mesin-mesin penggerak globalisasi seperti computer website dan internet dapat menyebabkan kita malas berfikir, sehingga guru dan siswa terkesan tak bersemangat dalam proses belajar mengajar tanpa bantuan alat-alat tersebut.

SISTIM PENDIDIKAN SEKULAR-MATERIALISTIK

Sistem pendidikan yang berjalan di Indonesia saat ini adalah sistem pendidikan yang sekular-materialstik. Hal ini dapat terlihat antara lain pada UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003 Bab VI tentang jalur, jenjang, dan jenis pendidikan bagian kesatu (umum) pasal 15 yang berbunyi : Jenis pendidikan mencakup pendidikan umum, kejuruan, akademik, profesi, advokasi, kagamaan, dan khusus dari pasal ini tampak jelas adanya dikotomi pendidikan, yaitu pendidikan agama dan pendidikan umum. Sistem pendidikan dikotomis semacam ini terbukti telah gagal melahirkan manusia yang sholeh yang berkepribadian sekaligus mampu menjawab tantangan perkembangan melalui penguasaan sains dan teknologi. Secara kelembagaan, sekularisasi pendidikan tampak pada pendidikan agama melalui madrasah, institusi agama, dan pesantren yang dikelola oleh Departemen Agama; sementara pendidikan umum melalui sekolah dasar, sekolah menengah, kejurusan serta perguruan tinggi umum dikelola oleh Departemen Pendidikan Nasional. Terdapat kesan yang sangat kuat bahwa pengembangan ilmu-ilmu kehidupan (iptek) dilakukan oleh Depdiknas dan dipandang sebagai tidak berhubungan dengan agama. Pembentukan karakter siswa yang merupakan bagian terpenting dari proses pendidikan justru kurang tergarap secara serius. Agama ditempatkan sekadar salah satu aspek yang perannya sangat minimal, bukan menjadi landasan seluruh aspek pendidikan.

Pendidikan yang sekular-materialistik ini memang bisa melahirkan orang yang menguasai sains-teknologi tinggi, akan tetapi, pendidikan semacam itu terbukti gagal membentuk kepribadian, integritas dan karakter peserta didik. Banyak lulusan pendidikan umum yang ‘buta akan budi pekerti, etika,

(7)

7 kejujuran dan agama. Sebaliknya, mereka yang belajar di lingkungan pendidikan agama memiliki budi pekerti, etika, integritas, kepribadiannya dan agama yang bagus, tetapi tidak begitu banyak menguasai sains dan teknologi. Sehingga idealnya pendidikan kita di Indonesia harus cepat megadopsi model pendidikan adaptif (karakter) yang menggelobal.

KEBIJAKAN PENDIDIKAN

Mahalnya biaya pendidikan dari Taman Kanak-Kanak (TK) sampai Perguruan Tinggi membuat masyarakat miskin memiliki pilihan untuk tidak bersekolah. Makin mahalnya biaya pendidikan sekarang ini tidak lepas dari kebijakan pemerintah yang menerapkan MBS (Manajemen Berbasis Sekolah), yang dimaknai sebagai upaya untuk melakukan mobilisasi dana. Karena itu, komite sekolah yang merupakan bagian dari MBS yang selalu mensyaratkan adanya unsur pengusaha yang memiliki akses atas modal yang lebih luas. Disamping itu juga, dengan adanya UU tentang Badan Hukum Pendidikan (UU BHP), yang isinya antara lain tentang berubahnya status pendidikan dari milik publik ke bentuk Badan Hukum jelas memiliki konsekuensi ekonomis dan politis amat besar. Dengan perubahan status itu pemerintah secara mudah dapat melempar tanggung jawabnya atas pendidikan warganya kepada pemilik badan hukum yang sosoknya tidak jelas.

Privatisasi atau semakin melemahnya peran negara dalam sektor pelayanan publik terutama pendidikan tak lepas dari tekanan utang dan kebijakan untuk memastikan pembayaran utang. Utang luar negeri Indonesia sebesar 35-40 persen dari APBN setiap tahunnya merupakan faktor pendorong privatisasi pendidikan. Akibatnya, sector yang menyerap pendanaan besar seperti pendidikan menjadi korban. Dana pendidikan terpotong hingga tinggal 8 persen (Kompas, 10/5/2005). Koordinator LSM Education network for Justice (ENJ), Yanti Mukhtar (Republika, 10/5/2005) menilai bahwa dengan privatisasi pendidikan berarti Pemerintah telah melegitimasi komersalialisasi pendidikan dengan menyerahkan tanggung jawab penyelenggaraan pendidikan ke pasar. Dengan begitu, nantinya sekolah memiliki otonomi untuk menentukan sendiri biaya penyelenggaraan pendidikan. Sekolah tentu saja akan

(8)

8 mematok biaya setinggi-tingginya untuk meningkatkan dan mempertahankan mutu. Akibatnya, akses rakyat yang kurang mampu untuk menikmati pendidikan berkualitas akan terbatasi dan masyarakat semakin terkotak-kotak berdasarkan status social. Kewajiban Pemerintahlah untuk menjamin setiap warganya memperoleh pendidikan dan menjamin akses masyarakat bawah untuk mendapatkan pendidikan bermutu. Mencermati konteks pendidikan dalam praktik seperti diatas, maka tujuan pendidikan menjadi bergeser yang awalnya, pendidikan adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan pendidikan untuk semua dengan tidak membeda-bedakan kelas social masyarakat.

(9)

9 KESIMPULAN.

Globalisasi adalah suatu proses tatanan masyarakat yang mendunia dan tidak mengenal batas wilayah. Globalisasi pada hakikatnya adalah suatu proses dari gagasan yang dimunculkan, kemudian ditawarkan untuk diikuti oleh bangsa lain yang akhirnya sampai pada suatu titik kesepakatan bersama dan menjadi pedoman bersama bagi bangsa-bangsa di seluruh dunia.

Dampak Positif Globalisasi Terhadap Dunia Pendidikan antara lain model pembelaran Interaktif Multimedia, merubah pola pengajaran pada dunia pendidikan. Pengajaran yang bersifat klasikal berubah menjadi pengajaran yang berbasis teknologi baru seperti internet dan computer. Tuntutan untuk berkompetisi dan tekanan institusi global, seperti IMF dan World Bank, mau atau tidak, membuat pembuat kebijakan harus berkompromi dan melakukan adaptasi.

Dampak Negatif Globalisasi Terhadap Dunia Pendidikan Indonesia Komersialisasi Pendidikan. Era globalisasi mengancam kemurnian dalam pendidikan. Banyak didirikan sekolah-sekolah dengan tujuan utama sebagai media bisnis. Dunia maya selain sebagai sarana untuk mengakses informasi dengan mudah juga dapat memberikan dampak negative bagi siswa. Disamping itu penyebab buruknya pendidikan di era globalisasi adalah Mahalnya Biaya Pendidikan, Kualitas SDM yang Rendah dan fasilitas pendidikan yang kurang.

Sehingga selusi terbaik untuk memperbaiki keadaan adalah dengan kembali membuat model pendidikan yang bersifat integrative artinya perpaduan antara model pendidikan karakter dengan model pendidikan yang bersifat global.

(10)

10 DAFTAR PUSTAKA

.Koesoema A, Doni. 2007. Pendidikan Karakter

1. Faizah, F. 2009. Dampak Globalisasi Terhadap Dunia Pendidikan,

2. Munir. 2010. Pendidikan Karakter. Yogyakarta: PT Pustaka Insan Maqdani, Anggota IKPI. 3. Suryabrata, S. 2010. Psikologi Kepribadian. Jakarta: Rajawali Pers.

4. Januar, I. 2006. Globalisasi pendidikan dI indonesia, (Online),

5. http://www.pendidikankarakter.com/peran-pendidikan-karakter-dalam-melengkapi-kepribadian/

6. http://www.pendidikankarakter.com/peran-pola-asuh-dalam-membentuk-karakter-anak/

7. http://www.pendidikankarakter.com/membangun-karakter-sejak-pendidikan-anak-usia-dini/

Referensi

Dokumen terkait

Media komunikasi dengan pasien hanya sebatas formulir, tidak bisa berkomunikasi secara langsung (face to face) sehingga mengakibatkan : Data pasien pada database

Kegiatan introduksi penanaman serai wangi semenjak tahun 2014 dan pengadaan alat suling minyak serai wangi pada tahun 2017 akan betul-betul memberikan manfaat

Berbagai macam prospek pembangunan telah dilakukan dari Orde Lama, Orde Baru hingga masa Reforasi untuk terus mendorong kesejahtraan dan kemajuan bangsa kea rah yang lebih baik,

Variabel Return On Asset (ROA) dengan faktor (e - 0,123 ROA ) menunjukkan bahwa log of odds perusahaan manufaktur akan mengalami Financial Distress secara positif jika dengan

Dimana penyakit kolesterol ini berhubungan erat dengan tekanan darah, karena lemak dalam darah dapat menempel dan mengendap dalam pembuluh darah Semakin banyak

Implementasi yang dilakukan adalah menggabungkan metode jaringan syaraf tiruan backpropagation untuk meramalkan jumlah kasus penyakit, sedangkan algoritma genetika

Untuk mencerminkan upaya pelayanan publik yang baik sebagai bentuk reformasi birokrasi dalam pengelolan data dan informasi di bidang kesehatan, selanjutnya

Menanggulangi gangguan kesehatan pada hewan yang semakin berbahaya, maka sangat dibutuhkan fasilitas rumah sakit hewan yang baik dan sesuai dengan ketentuan syarat usaha rumah