163
PERANAN MINAT NASABAH DALAM MEMEDIASI TECHNOLOGY
ACCEPTANCE MODELS DAN KEPUTUSAN NASABAH BANK
DI PURWOKERTO
Prayoga PribadiDosen Program Studi Sistem Informasi STMIK Amikom Purwokerto
Jl. Letjen. Pol Soemarto Watumas Purwokerto, Indonesia e-mail: yoga.amikom@gmail.com
Abstrak – Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh technology acceptance models terhadap minat nasabah dalam menggunakan internet banking. Untuk mengetahui pengaruh minat nasabah dalam menggunakan internet banking terhadap keputusan dalam bertransaksi dengan internet banking. Penelitian dilakukan terhadap bank yang menerapkan internet dalam pelayanan jasa perbankan di Purwokerto. Metode yang digunakan adalah analisis SEM dengan menggunakan AMOS. Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan: (1) Perceived case of use berpengaruh terhadap minat nasabah dalam menggunakan internet banking, (2) Perceived usefullnes berpengaruh terhadap minat nasabah dalam menggunakan internet banking, (3) Perceived of credibility berpengaruh terhadap minat nasabah dalam menggunakan internet banking, (4) Minat nasabah dalam menggunakan internet banking berpengaruh terhadap keputusan dalam bertransaksi, dan (5) Minat nasabah dalam menggunakan internet banking dapat memediasi hubungan antara technology acceptance models dengan keputusan dalam bertransaksi dengan internet banking. Untuk meningkatkan minat maka dapat dilakukan dengan meningkatkan persepsi dalam menggunakan suatu produk dapat meningkatkan kinerja pemakai barang, dan meningkatkan kredibilitas perusahaan. Usaha untuk meningkatkan minat menggunakan minat internet banking tersebut ditujukan agar nasabah mulai terdidik menggunakan internet banking dan akhirnya dapat menggunakan internet untuk bertransaksi dengan layanan internet banking.
Kata Kunci - technology acceptance models, minat, keputusan
PENDAHULUAN
Dunia perbankan mengalami perkembangan yang pesat dalam hal pelayanan seiring dengan perkembangan teknologi informasi. Perkembangan teknologi informasi ini digunakan sebagai nilai lebih perusahaan untuk melayani nasabah. Perkembangan teknologi ini juga seiring dengan perkembangan internet yang digunakan oleh perusahaan untuk melayani nassabah dengan fasilitas internet.
Internet di Indonesia dimulai pertama kali pada tahun 1990-an. Masyarakat menggunakan internet pada saat itu masih sangat terbatas, biasanya
hanya masyarakat yang berada dikota-kota besar yang menggunakannya. Berbeda dengan sekarang, masyarakat dari segala kalangan dapat menggunakan internet untuk berbagai keperluan. Kalangan tua, muda, sampai anak-anak sekarang mampu menggunakannya untuk kebutuhanya. Kebutuhan dan penggunaan akan teknologi informasi yang diaplikasikan dengan internet dalam segala bidang seperti banking, commerce, government, e-education dan banyak lagi telah menjadi sesuatu yang lumrah. Internet telah menciptakan dunia baru yang dinamakan cyberspace yaitu sebuah dunia komunikasi berbasis computer yang menawarkan realitas yang baru berbentuk virtual (tidak langsung dan tidak nyata). Perkembangan internet yang semakin hari semakin meningkat baik teknologi dan penggunaanya. Internet menghubungkan ribuan jaringan komputer individual dan organisasi di seluruh dunia. Setidaknya ada enam alasan mengapa teknologi internet begitu populer. Keenam alasan itu antara lain adalah internet memiliki konektivitas dan jangkauan yang luas, dapat mengurangi biaya komunikasi, biaya transaksi yang lebih rendah, mengurangi biaya agency, interaktif, fleksibel dan mudah serta memiliki kemampuan untuk mendistribusikan pengetahuan secara cepat (Laudon, 2003).
Penggunaan internet dalam transaksi bisnis dikenal dengan istilah electronic commerce (e-commerce) (Mcleod dan Schell, 2004). Menurut Siegel dalam Suyanto (2003), e-commerce adalah proses jual beli atau pertukaran produk, jasa dan informasi melalui jaringan informasi termasuk internet. Menurut Indrajit (2001), karakteristik e-commerce yaitu adanya transaksi (pertukaran jasa atau informasi) antara kedua belah pihak dengan internet sebagai medium utamanya. Transaksi e-commerce ini dapat terjadi antara organisasi bisnis dengan organisasi bisnis (B2B) dan antara organisasi bisnis dengan konsumen (B2C) (Mcleod dan Schell, 2004). E-commerce tumbuh berkembang seiring dengan pertumbuhan pengguna internet diseluruh dunia.
Penggunaan internet untuk perbankan di Indonesia dimulai tahun 1998 yang dilakukan oleh Bank Internasional Indonesia. Selanjutnya diikuti oleh bank lain. Salah satu perusahaan yang gencar beriklan tentang penggunaan teknologi internet untuk perbankan adalah PT Bank Central Asia Tbk sejak
164 tahun 2001melalui acara televisi Gebyar BCA. Akan tetapi hampir semua bank yang ada saat ini memanfaatkan internet sehingga tidak ada perbedaan bank satu dengan bank yang lain berkaitan dengan pemanfaatan teknologi internet. Adanya teknologi ini diharapkan dapat melayani lebih baik. Pelayanan yang lebih baik tersebut diharapkan dapat meningkatkan kinerja perusahaan.
Untuk melihat kesuksesan dalam penerapan internet banking harus memperhatikan aspek perilaku. Aspek perilaku tersebut tercermin dalam Technology Acceptance Model yang dikembangkan oleh Davis (1986 dalam Sri Maharsi dan Yuliani Mulyadi, 2007). Konsep tersebut digunakan untuk melihat pengaruh variabel perceived ease of use (persepsi kemudahan untuk menggunakan), perceived usefulness (persepsi pada daya guna), variabel perceived of credibility (sikap pengguna) terhadap behavior intention (minat untuk menggunakan) teknologi informasi. Selain variabel tersebut yang tidak kalah penting yaitu resiko (risk) dan kepercayaan (trust) transaksi internet banking merupakan hal yang sangat dipertimbangkan dalam melakukan transaksi maya (virtual) karena jarak, kemampuan teknologi dalam memfasilitasi transaksi, layanan yang tidak bertatap muka dengan teller / customer service dan banyak hal yang dipertimbangkan nasabah bank dalam transaksi melalui online banking (Shergill dan Li, 2005). Variabel risk dan trust ditambahkan untuk melihat bagaimana perilaku nasabah bank untuk menggunakan internet banking ini. Dari latar belakang di atas maka peneliti bermaksud ingin meneliti tentang “Peranan Minat Nasabah Dalam Memediasi Technology Acceptance Models Dan Keputusan Nasabah Bank Di Purwokerto”.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh technology acceptance models terhadap minat nasabah dalam menggunakan internet banking?
2. Bagaimana pengaruh minat nasabah dalam menggunakan internet banking terhadap keputusan dalam bertransaksi dengan internet banking?
Berdasarkan perumusan masalah tersebut dikumpulkan referensi untuk merumuskan hipotesis penelitian. Berdasarkan penelitian Lui dan Jamieson (2003) dapat diketahui perceived case of use dan perceived usefullnes memiliki pengaruh terhadap intensitas untuk bertransaksi. Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka disusun hipotesis penelitian sebagai berikut:
H1 : Perceived case of use berpengaruh terhadap
minat nasabah dalam menggunakan internet banking.
H2 : Perceived usefullnes berpengaruh terhadap
minat nasabah dalam menggunakan internet banking.
Berdasarkan penelitian Maharsi dan Fenny 2006) dapat diketahui Kepercayaan pengguna pada Perceived of credibility terbukti memberikan pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas pengguna untuk menggunakan internet banking. Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka disusun hipotesis penelitian sebagai berikut:
H3 : Perceived of credibility berpengaruh
terhadap minat nasabah dalam menggunakan internet banking.
Keputusan seorang konsumen dalam melakukan transaksi dilatarbelakangi oleh minat. Setelah konsumen berminat tahap selanjutnya adalah melakukan pembelian. Berdasarkan penelitian Prabowo (2007) dapat diketahui bahwa minat berpengaruh terhadap keputusan konsumen dalam bertransaksi, sehingga dirumuskan hipotesis:
H4 : Minat nasabah dalam menggunakan internet
banking berpengaruh terhadap keputusan dalam bertransaksi.
Berdasarkan teori di atas maka penulis menggunakan konsep TRITAM sehingga diperoleh kerangka pemikiran sebagai berikut :
Gambar 1. Kerangka Pemikiran METODE PENELITIAN 1. Obyek Penelitian
Penelitian ini dilakukan terhadap perusahaan perbankan yang menerapkan internet banking di Purwokerto, yaitu Bank Internasional Indonesia. Bank Niaga, Bank Bukopin, Bank Sentral Asia (BCA), Bank Mandiri, Bank Permata, Bank Negara Indonesia, Bank Lippo, Bank Danamon Indonesia, Bank Rakyat Indonesia dan Bank Mega.
2. Sasaran Penelitian
Sasaran penelitian ini adalah pengguna internet banking di Purwokerto
3. Jenis dan Sumber Data
Penelitian ini menggunakan data primer, yaitu data yang bersumber dari responden secara langsung dari hasil pengisian kuesioner.
4. Metode Pengumpulan data
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode survei dengan instrumen penelitian berupa kuesioner.
5. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah nasabah bank umum pemerintah maupun swasta yang pernah menggunakan internet banking di
165 Purwokerto. Metode pengambilan sampel menggunakan metode accidental sampling, yaitu nasabah yang menggunakan internet banking serta mampu menjawab setiap butir pernyataan kuesioner yang diberikan dengan baik (Umar, 2002).
6. Definisi Operasional
a. Perceived easy of use (X1)
Perceived easy of use adalah berkaitan dengan motivasi pengguna teknologi yang didasarkan pada penilaian aspek instrinsik dari penggunaan teknologi, misalnya interface dan proses dalam penggunaan teknologinya (Gefen dan Straub, 2000). Indikator yang digunakan adalah:
1) Kemudahan regristrasi
2) Kemudahan menggunakan internet banking
3) Menu internet banking mudah dipahami
4) Pelayanan 24 jam b. Perceived usefullnes (X2)
Perceived usefullnes adalah persepsi dalam menggunakan suatu produk dapat meningkatkan kinerja pemakai barang tersebut. Dalam penelitian ini perceived usefullnes adalah persepsi menggunakan internet banking dapat meningkatkan kinerja nasabah. Indikator yang digunakan adalah:
1) Transaksi yang singkat 2) Transaksi yang mudah 3) Transaksi yang fleksibel c. Perceived credibility (X3)
Perceived credibility adalah persepsi atas suatu kondisi yang dapat diberikan kepercayaan, karena memiliki kredibilitas yang baik. Dalam penelitian ini perceived credibility adalah persepsi terhadap kredibilitas internet banking. Indikator yang digunakan adalah:
1) Dapat dipercaya 2) Informasi akurat
3) Tidak ada rasa kawatir dalam bertransaksi.
d. Minat (X4)
Minat adalah sikap suka atau tidak suka terhadap penggunaan suatu produk (Myers, 1997). Minat dalam penelitian ini adalah keinginan menggunakan internet banking yang diukur berdasarkan indikator :
1) Niat untuk menggunakan internet banking di masa mendatang
2) Efektiv dalam penggunaan internet banking
3) Efisien dalam penggunaan internet banking
4) Internet banking adalah pilihan utama e. Keputusan (Y)
Keputusan adalah proses pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif dan memilih salah satu diantaranya. Indikator yang digunakan untuk menilai keputusan adalah:
1) Benefit Association 2) Frekuensi pembelian
TEKNIK ANALISIS DATA 1. Pengukuran variabel
Setiap pernyataan diukur dengan skala Likert dengan 7 (Tujuh) kategori jawaban (respon) dan arah jawaban yang positif. Dari kelima jawaban tersebut, responden diharapkan memilih satu jawaban yang dianggap paling sesuai dengan dirinya.
2. Uji Validitas
Untuk menguji validitas dilakukan dengan menggunakan confirmatory factor analysis (CFA) dengan program AMOS 18. Dengan pendekatan ini, suatu butir pengukuran dikatakan valid apabila hubungan antara konstruk laten dengan butir yang digunakan untuk mengukur tersebut mempunyai critical ratio (CR atau hitung) yang lebih besar atau sama dengan nilai t-tabel (Ferdinand, 2005).
3. Uji Reliabilitas dan Variance Extract
Uji reliabilitas, dimana nilai reliabilitas yang diterima adalah ≥ 0,70. Uji reliabilitas dalam SEM dapat diperoleh melalui rumus :
Standardized loading dapat diperoleh dari output AMOS, dengan melihat nilai standardized regression weight masing-masing konstruk terhadap indikatornya. Sedangkan εj adalah measurement error dari
tiap-tiap indikator, yang dihitung dengan formula : εj = 1- (standardized loading)2
Variance Extract, dimana nilai yang dapat diterima adalah ≥0,50. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
Variance Extract = Σ standardized Loading2
Σ standardized Loading2 + Σε j
Keterangan :
Standard Loading diperoleh dari standardized loading untuk tiap-tiap indikator yang didapat dari hasil perhitungan komputer.
εj adalah measurement error dari tiap-tiap
indikator.
4. Structural Equation Modeling (SEM)
Metode yang dipilih untuk menganalisis data harus dengan pola penelitian dan variabel yang akan diteliti. Dalam penelitian ini alat analisis yang digunakan adalah Structural Equation Modelling (SEM) dari paket program AMOS
166 digunakan dalam model dan pengujian hipotesis. Ada tujuh langkah yang harus dilakukan apabila menggunakan Structural Equation Modelling (SEM) (Ferdinand ; 2005):
a. Pengembangan model teoritis
Dalam langkah pengembangan model teoritis, hal yang harus dilakukan adalah melakukan serangkaian eksplorasi ilmiah melalui telaah pustaka guna mendapatkan justifikasi atas model teoritis yang akan dikembangkan. SEM digunakan bukan untuk menghasilkan sebuah model, tetapi digunakan untuk mengkonfirmasi model teoritis tersebut melalui data empirik. b. Pengembangan diagram alur (path diagram).
Dalam langkah kedua ini akan digambarkan dalam sebuah path diagram, yang akan mempermudah untuk melihat hubungan-hubungan kausalitas yang ingin diuji.
c. Konversi diagram alur ke dalam persamaan 1) Persamaan struktural (structural
equation), yang dirumuskan untuk menyatakan hubungan kausalitas antar berbagai konstruk.
2) Persamaan spesifikasi model pengukuran (measurement model), dimana harus ditentukan variabel yang menunjukkan korelasi yang dihipotesiskan antar konstruk atau variabel. Persamaan spesifikasi model pengukuran dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Persamaan Spesifikasi Model Pengukuran Konsep Exogeneous (model pengukuran) Konsep Endogenous (model pengukuran) 1. X1 = λ1 perceived easy of use + ε1 2. X2 = λ2 perceived easy of use + ε2 3. X3 = λ3 perceived easy of use + ε3
4. X4 = λ4 perceived easy of use + ε4 5. X5 = λ5 perceived usefullnes + ε5 6. X6 = λ6 perceived usefullnes + ε6 X7 = λ7 perceived usefullnes + 8. X8 = λ8 perceived credibility + ε8 9. X9 = λ9 perceived credibility + ε9 10.X10 = λ10 perceived credibility + ε10 11. X11 = λ11 minat + ε11 12. X12 = λ12 minat + ε12 13. X13 = λ13 minat + ε13 14. X14 = λ14 minat + ε14 15. X15 = λ15 keputusan + ε15 16. X16 = λ16 keputusan +ε16
d. Memilih matrik input dan estimasi model SEM menggunakan input data yang
hanya menggunakan matriks
varians/kovarians atau matrik korelasi untuk keseluruhan estimasi yang dilakukan. Jumlah ukuran sampel yang sesuai untuk SEM adalah 100-200. Bila ukuran sampel menjadi terlalu besar misalnya lebih dari 400, maka metode
menjadi “sangat sensitif” sehingga sulit untuk mendapatkan ukuran-ukuran goodness of fit. e. Kemungkinan munculnya masalah
identifikasi
Problem identifikasi pada prinsipnya adalah problem mengenai ketidakmampuan dari model yang dikembangkan untuk menghasilkan estimasi yang unik. Bila setiap kali estimasi dilakukan muncul problem identifikasi, maka sebaiknya model dipertimbangkan ulang dengan mengembangkan lebih banyak konstruk. f. Evaluasi kriteria goodness of fit
1) Evaluasi asumsi SEM
2) Tahap pengujian terhadap keseluruhan model melalui telaah berbagai kriteria goodness of fit. Interpretasi dan Modifikasi Model.
Pada tahap yang terakhir ini adalah menginterpretasikan model dan memodifikasi model bagi model-model yang tidak memenuhi syarat pengujian yang dilakukan. Indeks Pengujian Kelayakan Model dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Indeks Pengujian Kelayakan Model
Goodness of fit index Cutt – off value
χ2 Chi – square Significanced probability RMSEA GFI AGFI CMIN/DF TLI CFI Diharapkan kecil ≥ 0.05 ≤ 0.08 ≥ 0.90 ≥ 0.90 ≤ 2.00 ≥ 0.95 ≥0.94 Sumber : Ferdinand, 2005 5. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan dengan melakukan uji- t untuk melihat signifikansi koefisisen regresi yang dihasilkan oleh berbagai hubungan kausalitas dalam model. Signifikansi koefisien regresi dihitung dengan menggunakan uji-t atau dalam AMOS disebut uji Critical Ratio (CR),(Ferdinand, 2005). Hipotesis diterima apabila koefisien jalur positif dan CR > t tabel atau p < 0,05.
6. Pengujian Mediasi
Pengujian mediasi dilakukan dengan prosedur yang dikembangkan oleh Sobel (1982 dalam Ghozali, 2009 : 220-221) dan dikenal dengan uji Sobel (Sobel test). Uji Sobel dilakukan dengan cara menguji kekuatan pengaruh tidak langsung X ke Y lewat M. Pengaruh tidak langsung X ke Y melalui M dihitung dengan cara mengalikan
167 jalur X → M (a) dengan jalur M →Y (b) atau ab. Jadi koefisien ab = (c – c’), dimana c adalah pengaruh langsung X terhadap Y tanpa mengontrol M, sedangkan c’ adalah koefisien pengaruh X terhadap Y setelah mengontrol M. Standar error koefiisen a dan b ditulis dengan sa dan sb dan besarnya standar error
pengaruh tidak langsung (inderect effect) adalah sab yang dihitung dengan rumus di
bawah ini : 2 2 2 2 2 2
sb
sa
sb
a
sa
b
sab
=
+
+
Untuk menguji signifikansi pengaruh tidak langsung maka perlu menghitung nilai t dari koefisien ab dengan rumus sebagai berikut :
sab
ab
t
=
Nilai t hitung ini dibandingkan dengan nilai t tabel, jika nila t hitung > nilai t tabel maka dapat disimpulkan terjadi pengaruh mediasi. Asumsi Sobel memerlukan jumlah sampel yang besar, jika sampel kecil, maka uji Sobel menjadi kurang konservatif.
HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Analisis SEM dengan Software AMOS
Hasil pengolahan analisis structural equation modelling (SEM) dapat dilihat pada Gambar 2 dan Tabel 3.
Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui hasil analisis structural equation modelling (SEM). Nilai koefisien estimate yang ada pada tabel 3 adalah nilai standardized coefficient atau koefisien regresi yang terstandar, yang juga disebut koefisien jalur.
Tabel 3. Hasil analisis structural equation modelling
Sumber : Data primer diolah.
Dalam pembahasan pengujian hipotesis penelitian ini digunakan koefisien jalur ini. Adapun nilai standar error, nilai critical ratio (CR) dan nilai p sama antara yang standardized dan unstandardized
regression coefficient. Berdasarkan Tabel 3 dapat dibuat persamaan struktural untuk substruktur 1 sebagai berikut:
Minat = 0,264 perceived case of use + 0,362 perceived usefullnes + 0,372 Perceived of_credibility + Z1
Tabel 3 dapat dibuat persamaan struktural untuk substruktur 2 sebagai berikut:
Keputusan bertransaksi = 0,935 Minat +Z2
Gambar 8. Hasil analisis structural equation modelling
2. Pengujian Hipotesis
a. Pengaruh perceived case of use terhadap minat menggunakan internet banking
Nilai estimasi koefisien jalur variabel perceived case of use terhadap minat menggunakan internet banking sebesar 0,264. Hal ini menunjukkan variabel perceived case of use memiliki pengaruh yang positif terhadap minat menggunakan internet banking, yaitu semakin baik perceived case of use maka akan mengakibatkan minat menggunakan internet banking semakin tinggi. Berdasarkan uji signifikansi diperoleh nilai C.R hitung =2,376 dan nilai p=0,017. Nilai p tersebut lebih kecil dari (
α)
yang digunakan yaitu 5 persen pada tingkat keyakinan 95 persen. Hal ini berarti terdapat pengaruh positif dan signifikan dari variabel perceived case of use terhadap minat menggunakan internet banking. b. Pengaruh perceived usefullnes terhadapminat menggunakan internet banking Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui bahwa koefisien jalur variabel perceived usefullnes terhadap minat menggunakan internet banking sebesar 0,362. Hal ini berarti terdapat pengaruh positif dari variabel
Variabel Estimate Standardized S.E. C.R. P
Minat_Menggunakan_IB <--- Perceived of_credibility 0.451 0.372 0.176 2.562 0.010 Minat_Menggunakan_IB <--- Perceived case_of use 0.288 0.264 0.121 2.376 0.017 Minat_Menggunakan_IB <--- Perceived_usefullnes 0.387 0.362 0.107 3.623 0.000 Keputusan_Bertransaksi dg_IB <--- Minat_Menggunakan_IB 0.945 0.935 0.109 8.711 0.000
X4 <--- Perceived case_of use 1.000 0.767 0.000
X3 <--- Perceived case_of use 1.160 0.796 0.136 8.517 0.000
X2 <--- Perceived case_of use 1.270 0.843 0.14 9.063 0.000
X1 <--- Perceived case_of use 1.057 0.824 0.12 8.843 0.000
X7 <--- Perceived_usefullnes 1.000 0.742 0.000 X6 <--- Perceived_usefullnes 1.272 0.920 0.135 9.447 0.000 X5 <--- Perceived_usefullnes 1.096 0.862 0.121 9.042 0.000 X10 <--- Perceived of_credibility 1.000 0.687 0.000 X9 <--- Perceived of_credibility 1.191 0.811 0.164 7.275 0.000 X8 <--- Perceived of_credibility 1.225 0.792 0.171 7.151 0.000 X11 <--- Minat_Menggunakan_IB 1.000 0.783 0.000 X12 <--- Minat_Menggunakan_IB 1.167 0.849 0.117 9.946 0.000 X13 <--- Minat_Menggunakan_IB 1.242 0.906 0.115 10.837 0.000 X14 <--- Minat_Menggunakan_IB 1.130 0.863 0.111 10.155 0.000 X15 <--- Keputusan_Bertransaksi dg_IB 1.000 0.820 0.000 X16 <--- Keputusan_Bertransaksi dg_IB 0.904 0.741 0.11 8.241 0.000
168 perceived usefullnes terhadap minat menggunakan internet banking, artinya semakin baik perceived usefullnes, maka minat menggunakan internet banking juga akan semakin kuat. Sifat pengaruh positif tersebut adalah signifikan, hal ini ditunjukkan nilai CR hitung = 3,623 dan nilai p = 0,000. Nilai p tersebut lebih kecil dari alfa (α) yang digunakan yaitu 5 persen, sehingga dapat diartikan terdapat pengaruh yang signifikan dari perceived usefullnes terhadap minat menggunakan internet banking.
c. Pengaruh perceived of credibility terhadap minat menggunakan internet banking
Nilai estimasi koefisien jalur variabel perceived of credibility terhadap minat menggunakan internet banking sebesar 0,372. Hal ini menunjukkan variabel perceived of credibility memiliki pengaruh yang positif terhadap minat menggunakan internet banking, yaitu semakin kuat perceived credibility maka akan mengakibatkan minat menggunakan internet banking semakin baik. Berdasarkan uji signifikansi diperoleh nilai C.R hitung = 2,562 dan nilai p=0,010. Nilai p tersebut lebih kecil dari (α) yang digunakan yaitu 5 persen pada tingkat keyakinan 95 persen. Hal ini berarti terdapat pengaruh positif dan signifikan dari variabel perceived of credibility terhadap minat menggunakan internet banking.
d. Pengaruh minat menggunakan internet banking terhadap keputusan bertransaksi menggunakan internet banking
Nilai estimasi koefisien jalur variabel minat menggunakan internet banking terhadap trust sebesar 0,935. Hal ini menunjukkan variabel minat menggunakan internet banking memiliki pengaruh yang positif terhadap keputusan bertransaksi dengan menggunakan internet banking, yaitu semakin kuat minat menggunakan internet banking maka akan mengakibatkan keputusan bertransaksi dengan menggunakan internet banking semakin baik. Berdasarkan uji signifikansi diperoleh nilai C.R hitung = 8,711 dan nilai p=0,000. Nilai p tersebut lebih kecil dari () yang digunakan yaitu 5 persen pada tingkat keyakinan 95 persen. Hal ini berarti terdapat pengaruh positif dan signifikan dari variabel minat menggunakan internet banking terhadap keputusan bertransaksi dengan menggunakan internet banking.
e. Pengujian mediasi
Pengujian mediasi dilakukan untuk menguji hipotesis keempat yang menyatakan minat nasabah dalam menggunakan internet
banking dapat memediasi hubungan antara technology acceptance models dengan keputusan dalam berransaksi dengan internet banking. Hasil uji mediasi dapat dilihat pada tabel 11.
Tabel 11. Hasil pengujian mediasi
No Variabel Nilai t hitung Keteranga n 1 Perceived Case of Use 2.1011 Memediasi
2 Perceived usefullnes 3.1289 Memediasi 3
Perceived Of
Credibility 2.0392 Memediasi Keterangan t tabel = 1,9847
Berdasarkan tabel 11 dapat diketahui dari tiga variabel bebas yang semuanya berpengaruh secara tidak langsung terhadap keputusan menggunakan internet banking. Hal ini berarti variabel minat dapat memediasi perceived case of use, perceived usefullnes dan perceived of credibility dengan keputusan menggunakan internet banking, sedangkan variabel perceived of credibility tidak dapat dimediasi oleh minat terhadap keputusan mengguanakan internet banking.
Pengujian hipotesis pertama dan kedua merupakan pengembangan dari hasil penelitian Lui dan Jamieson (2003) dapat diketahui perceived case of use dan perceived usefullnes memiliki pengaruh terhadap intensitas untuk bertransaksi. Hipotesis pertama dan kedua tersebut adalah perceived case of use berpengaruh terhadap minat nasabah dalam menggunakan internet banking dan perceived usefullnes berpengaruh terhadap minat nasabah dalam menggunakan internet banking. Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui perceived case of use memiliki pengaruh yang positif terhadap minat menggunakan internet banking, yaitu semakin baik perceived case of use maka akan mengakibatkan minat menggunakan internet banking semakin tinggi. Hasil penelitian ini juga menghasilkan kesimpulan terdapat pengaruh positif dari variabel perceived usefullnes terhadap minat menggunakan internet banking, artinya semakin baik perceived usefullnes, maka minat menggunakan internet banking juga akan semakin kuat.
Hipotesis ketiga menyatakan perceived of credibility berpengaruh terhadap minat nasabah dalam menggunakan internet banking. Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui terdapat pengaruh positif dan signifikan dari variabel perceived of credibility terhadap minat menggunakan internet banking. Hasil penelitian ini ada kesesuaian dengan penelitian Maharsi dan Fenny 2006) dapat diketahui Kepercayaan pengguna pada Perceived of credibility
169 terbukti memberikan pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas pengguna untuk menggunakan internet banking.
Hipotesis keempat menyatakan minat nasabah dalam menggunakan internet banking berpengaruh terhadap keputusan dalam bertransaksi. Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui variabel minat menggunakan internet banking memiliki pengaruh yang positif terhadap keputusan bertransaksi dengan menggunakan internet banking, yaitu semakin kuat minat menggunakan internet banking maka akan mengakibatkan keputusan bertransaksi dengan menggunakan internet banking semakin baik. Hasil penelitian ini ada kesesuaian dengan penelitian Prabowo (2007) dapat diketahui bahwa minat berpengaruh terhadap keputusan konsumen dalam bertransaksi.
Hipotesis kelima menyatakan minat nasabah dalam menggunakan internet banking dapat memediasi hubungan antara technology acceptance models dengan keputusan dalam berransaksi dengan internet banking. Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui minat dapat memediasi perceived case of use, perceived usefullnes dan perceived of credibility dengan keputusan menggunakan internet banking. .
KESIMPULAN
1. Perceived case of use berpengaruh terhadap minat nasabah dalam menggunakan internet banking.
2. Perceived usefullnes berpengaruh terhadap minat nasabah dalam menggunakan internet banking. 3. Perceived of credibility berpengaruh terhadap
minat nasabah dalam menggunakan internet banking.
4. Minat nasabah dalam menggunakan internet banking berpengaruh terhadap keputusan dalam bertransaksi.
5. Minat nasabah dalam menggunakan internet banking dapat memediasi hubungan antara technology acceptance models dengan keputusan dalam bertransaksi dengan internet banking.
SARAN
1. Untuk meningkatkan minat maka dapat dilakukan dengam meningkatkan persepsi dalam menggunakan suatu produk dapat meningkatkan kinerja pemakai barang, dan meningkatkan kredibilitas perusahaan.
2. Usaha untuk meningkatkan minat menggunakan minat internet banking tersebut ditujukan agar nasabah mulai terdidik menggunakan internet banking dan akhirnya dapat menggunakan internet untuk bertransaksi dengan layanan internet banking.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada STMIK Amikom Purwokerto yang telah memberi dukungan finansial terhadap penelitian ini.
REFERENSI
[1] Ainur Rofiq. 2007. Pengaruh Dimensi Kepercayaan (Trust)
Terhadap Partisipasi Pelanggan E-Commerce. Tesis S2. FE Universitas Brawijaya Malang.
Al Rasyid, Harun. 1994. Teknik Penarikan Sampel dan
Penyusunan Skala. Program Pasca Sarjana Universitas Padjajaran, Bandung.
Husein Umar, 2002. Metode Penelitian Akuntansi. Gramedia,
Purwokerto.
Indrajit, R. E. 2001. E-commerce, Kiat dan Strategi Bisnis di Dunia
Maya. Penerbit PT. Elex Media Komputindo, Jakarta.R.
Nicole, “Title of paper with only first word capitalized,” J. Name Stand. Abbrev., in press.
Laudon, C. Kenneth, dan Jane P. Laudon. 2003. Essentials of
Management Information Systems. 5th edition. Prentice-Hall, Inc, New Jersey
Lui Hung Kit dan Rodger Jamieson, 2003. Tritam: a model for integrating trust and risk perceptions in bussiness to consumer Electronic Commerce. 16 th Bled E-Commerce Conference e Transformation, Slovenia.
McLeod, Raymond dan Schell, George. 2004. Sistem Informasi
Manajemen. Diterjemahkan oleh Hendra Teguh, S.E. Ak. Edisi Delapan. Jakarta: PT Indeks.
Mukherjee, A. and Nath, P. 2003. A Model of Trust in Online
Relationship Banking. The International Journal of Bank
Marketing Bradford, 21 (1), 5. March 10, 2005. http://proquest.umi,com/pqdweb?
Prabowo, Setyo. 2007. Pengaruh Minat Konsumen Dan Harga Produk Terhadap Pengambilan Keputusan Konsumen Dalam Pembelian Mobil Bekas Di Kota Semarang. (Studi Kasus Pada Usaha Jual-Beli Mobil Bekas Saudara Motor). Undergraduate thesis, Diponegoro University
Saefuddin Azwar, 2000. Validitas dan Reliabilitas. Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Shergill, G.S. and Li, B. 2005. Internet Banking-An Empirical Investigation Of Customer’s Behaviour for online Banking in New Zealand(online). Agustust 5, 2005. http://www. Business.massey.ac.nz/commerce /research_outputs /2004/ 2004011.pdf.
Sitepu, Nirwana SK. 1994. Analisis Jalur (Path Analysis). FMIPA universitas Padjadjaran. Bandung.
Sri Maharsi dan Fenny. 2001. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepercayaan dan Pengaruh Kepercayaan Terhadap Loyalitas Pengguna Internet Banking di Surabaya. http.petra.ac.id 30 November 2008.