• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN MODUL PRAKTIKUM BERBASIS OPEN-ENDED PROBLEM PADA POKOK BAHASAN OPTIK GEOMETRIS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGEMBANGAN MODUL PRAKTIKUM BERBASIS OPEN-ENDED PROBLEM PADA POKOK BAHASAN OPTIK GEOMETRIS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN MODUL PRAKTIKUM BERBASIS OPEN-ENDED

PROBLEM PADA POKOK BAHASAN OPTIK GEOMETRIS UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA Regina Petty Yolanda, Sutarman, dan Purbo Suwasono.

Universitas Negeri Malang

E-mail: reginapettyyolanda@yahoo.co.id

ABSTRAK: Pada mata pelajaran fisika banyak sekali materi yang dapat dipraktikumkan. Hal ini tampak pada Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar yang dalam pencapaiannya diperlukan adanya kegiatan praktikum. Namun, di sekolah-sekolah kegiatan praktikum hanya dilakukan pada beberapa materi saja. Selain itu isi yang terdapat dalam LKS itu kurang membuat siswa berlatih secara kreatif. Untuk itu diperlukan pembelajaran yang mampu meningkatkan kemampuan berpikir kratif yaitu dengan pendekatan open-ended problem. Siswa dilatihagar dapat menyelesaikan masalah fisika dengan beragam solusi. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk modul praktikum optikgeometris.Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian dan pengembangan Borg dan Gall. Untuk mengetahui kelayakan produk dilakukan validasi materi, produk, dan uji coba terbatas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produk dinyatakan baik namun memerlukan sedikit revisi. Revisi dilakukan berdasarkan pada komentar dan saran. Produk pengembangan ini perlu dikembangkan lebih baik dan perlu ditindak lanjuti dengan uji coba lebih luas.

Kata kunci: modul praktikum, pendekatan open-ended problem, berpikir kreatif,optik geometris

Menurut pengembangan kurikulum baru yaitu Kurikulum 2013 semua mata pelajaran diajarkan dengan pendekatan yang sama, yaitu pendekatan saintifik melalui mengamati, menanya, mencoba, menalar [observation based learning] untuk meningkatkan kreativitas peserta didik hal ini sesuai dengan Taksonomi Bloom ranah kognitif yang telah direvisi Anderson dan Krathwohl (2001:66-88) yakni: mengingat (remember), memahami/mengerti (understand),

menerapkan (apply), menganalisis (analyze), mengevaluasi (evaluate), dan menciptakan (create). Menurut taksonomi Bloom, yang paling tinggi adalah kemampuan mencipta (create). Salah satu tantangan guru dalam mengajar pada abad 21 ini adalah mengarahkan siswa untuk dapat mengembangkan kemampuan-kemampuan tersebut. Pendekatan pembelajaran yang tepat untuk menyelesaikan masalah kemampuan berpikir kreatif siswa adalah pendekatan problem terbuka (open-ended). Pendekatan problem terbuka (open-ended), menurut Suherman

(2)

(2008), mampu melatih dan menumbuhkan orisinilitas ide, kreativitas, kognitif tinggi, kritis, komunikasi dan interaksi, sharing, keterbukaan dan sosialisasi.

Pada mata pelajaran fisika banyak sekali materi yang dapat

dipraktikumkan. Hal ini tampak pada Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar yang dalam pencapaiannya diperlukan adanya kegiatan praktikum. Namun, di sekolah-sekolah kegiatan praktikum hanya dilakukan pada beberapa materi saja. Pengajaran melalui praktikum perlu adanya perhatian serius, karena menurut Zainuddin (2001:3) praktikum memerlukan sarana dan biaya yang relatif mahal dalam penyelenggaraannya, serta pada umumnya praktikum membutuhkan waktu yang panjang. Agar diacapai hasil belajar yang baik melalui kegiatan praktikum, maka pengembangan kegiatan praktikum yang jelas, singkat, sederhana dan menarik sangat menentukan pelaksanaan praktikum.

Pemecahan masalah pada praktikum fisikayang ditawarkan dengan pendekatan open-ended akan memberikan siswa kesempatan untuk melakukan investigasi masalah fisika secara mendalam, sehingga dapat mengkonstruksi segala kemungkinan pemecahannya secara kreatif. Kreatifitas dalam bidang fisika dapat diukur dengan pertanyaan open ended yang menyediakan lebih dari satu jawaban menurut Getzel & Jackson dalam Silver (1997). Sehingga produk ini dikembangkan agar dapat melibatkan para siswa yang dapat membangun ketrampilan berfikir kreatif dan membuat siswa aktif dalam aktivitas belajar.

Pembelajaran Modul

Menurut Association of Educational Communication and Technology

(AECT) dalam Setyosari (1990:80) modul merupakan suatu kumpulam

pengalamam belajar (biasanya dalam belajar sendiri) yang dirancang atau dirakit untuk mencapai sekelompok tujuan khusus yang saling berkaitan. Secara umum pengajaran modul mempunyai ciri-ciri 1) modul merupakan unit pembelajaran terkecil dengan lengkap, 2) modul memuat rangakain kegiatan belajar yang direncanakan secara sistematis, 3) modul memuat tujuan belajar khusus, 4)Modul memberi kemungkinan siswa belajar mandiri, 4) modul merupakan wujud

(3)

pengakuan adanya perbedaan-perbedaan yang ada diantara siswa. Menurut hasil pengamatan terhadap pelaksanaan praktikum fisika di sekolah pada waktu PPL terlihat siswa kurang diberi kesempatan untuk mengembangkan pemahamannya dan kurang dapat mengaitkan materi yang satu dengan yang lainnya. Siswa cenderung meniru contoh yang diberikan guru.

Pendekatan Open-ended

Pendekatan open-ended menurut Shimada (Takahashi, 2005) adalah pendekatan prmbelajaran yang menyajikan suatu permasalahan terbuka. Permasalahan terbuka adalah permasalahan yang memilki lebih dari satu metode atau penyelesaian. Pendekatan open-ended menuntun siswa untuk memperoleh pengetahuan sesuai dengan kemampuan masing-masing (Syaban, 2008). Siswa memperoleh pengetahuan dengan cara menemukan, mengenali dan memecahkan masalah. Setiap siswa boleh menggunakan metode atau penyelesaian berbeda untuk memecahkan masalah yang sama. Kegiatan tersebut dilakukan untuk melatih kemampuan berpikir siswa.

Modul praktikum berbasis open-ended diharapkan menjadi pilihan yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran untuk siswa yang menempuh materi optik.

Kemampuan Berfikir Kreatif

Menurut Munandar (2002:33), kreativitas dapat dipandang sebagai produk dari hasil pemikiran atau perilaku manusia dan sebagai proses pemikiran berbagai gagasan dalam menghadapi suatu persoalan atau masalah. Kreativitas juga dapat dipandang sebagai proses bermain dengan gagasan-gagasan atau unsur-unsur dalam fikiran, sehingga merupakan suatu kegiatan yang penuh tantangan bagi siswa yang kreatif. Berfikir kreatif memerlukan keaktifan siswa dalam belajar sains, yang berlawanan dengan pembelajaran tradisional yang hanya mendengarkan ceramah dari guru. Unsur kreatif diperlukan dalam proses berfikir

(4)

untuk menyelesaikan masalah. Semakin kreatif seseorang, maka semakin banyak alternatif solusi untuk menyelesaikan masalahnya.

Ciri-ciri ketrampilan berpikir kreatif menurut Williams dalam Munandar (2004:192) adalah a) keterampilan berpikir lancar (fluency), b) keterampilan berfikir luwes (flexibility), c) keterampilan berfikir orisinal (originality), d) keterampilan memerinci (elaboration), e) keterampilan menilai (evaluation).

Pendekatan Open-ended Problem dengan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa

Pendekatan open-ended menuntun siswa untuk memperoleh pengetahuan sesuai dengan kemampuan masing-masing (Syaban, 2008). Siswa memperoleh pengetahuan dengan cara menemukan, mengenali dan memecahkan masalah. Setiap siswa boleh menggunakan metode atau penyelesaian berbeda untuk memecahkan masalah yang sama. Kegiatan tersebut dilakukan untuk melatih kemampuan berpikir siswa.

Russefendi (1988:239) menjelaskan untuk mengungkapkan atau

menjaring manusia kreatif itu sebaiknya kita menggunakan pertanyaan-pertanyaan terbuka (divergen), pertanyaan yang jawabannya bisa lebih dari sebuah dan tidak bisa diperkirakan sebelumnya. Di samping itu pertanyaan divergen menuntut yang ditanya untuk menduga, membuat hipotesis, mengecek benar tidaknya hipotesis, meninjau penyelesaian kita secara menyeluruh dan mengambil kesimpulan. Hal ini juga diperkuat oelh Silver (1997:77) yang mengatakan bahwa menggunakan masalah terbuka dapat member siswa banyak pengalaman dalam menafsirkan masalah, dan mungkin membangkitkan gagasan yang berbeda bila dihubungkan dengan penafsiran yang berbeda. Untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa banyak upaya yang dilakukan, salah satunya dengan adanya pendekatan open-ended.

(5)

METODE

Penelitian pengembangan modul praktikum ini ditujukan untuk mengembangkan modul praktikum berbasis open-ended problem pada pokok bahasan optik geometris untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa SMA dan dapat mengetahui kelayakan modul praktikum berbasis open-ended problem pada siswa SMA. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Research and Development / R&D) dari Borg & Gall (1983). Langkah penelitian dan pengembangan meliputi (1) studi

pendahuluan, terdiri dari studi pustaka; survei; dan penyusunan produk awal; (2) pengembangan, terdiri dari uji coba terbatas dan uji coba lebih luas, dan (3) pengujian. Namun,pada penenlitian ini hanya berhenti pada uji coba terbatas.

Validasi produk dilakukan oleh dosen ahli materi dan guru fisika SMA. Subjek uji coba terbatas dalam penelitian ini meliputi 15 siswa MA Bilingual Batu yang telah menempuh materi optik. Instrumen pengumpulan data adalah angket. Instrumen angket yang diberikan kepada validator terdiri dari tiga angket, ntara lain adalah: angket tentang kelayakan isi, kebahasaan, dan penyajian, angket kritik dan saran, dan angket uji coba terbatas. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian pengembangan ini adalah teknik analisis data rata-rata. Jawaban penilaian instrumen menggunakan skala Likert (Sugiyono, 2012:94). Data yang sudah terkumpul akan dirata-rata. Berdasarkan jawaban rata-rata yang diperoleh kemudian ditentukan kelayakan produk yang dikembangkan berdasarkan kriteria (Arikunto, 2003). Nilai rata-rata inilah sebagai data kuantitatif. Sedangkan data kualitatif diperoleh berdasarkan komentar dan saran validator dan subjek uji coba terbatas.

Hasil Pengembangan

Penelitian ini diawali dengan studi pendahuluan terdiri atas tiga langkah yaitu analisis kondisi lapangan; studi kepustakaan; dan penyusunan produk awal Tahap ini dilakukan untuk mengetahui seberapa pentingnya produk ini dibutuhkan. Dalam penyusunan produk awal meliputi beberapa tahap yaitu:

(6)

a) Pemilihan Topik Kegiatan Praktikum

Topik-topik praktikum yang dikembangkan adalah sebegai berikut.. 1) Pemantulan cahaya pada cermin datar, cermin cekung, cermin cembung,

cermin ganda,

2) Pembiasan pada lensa cembung, lensa cekung dan kaca planparalel,

b) Penyusunan Tujuan Praktikum

Sebelum menyusun kegiatan praktikum, terlebih dahulu menyusun tujuan praktikum. Tujuan ini disesuaikan dengan indikator yang akan dicapai. Tujuan ini akan menjadi dasar dalam penyusunan materi.

c) Penyusunan Materi

Penyusunan materi ini dilakukan sesuai dengan topic praktikum dan tujuna yang telah ditentukan sebelumnya.

d) Penyusunan Masalah (Problem)

Penyusunan masalah ini didasarkan pada tujuan yang telah dikembangkan sebelumnya. Problem dalam modul praktikum ini mengarahkan siswa untuk menjawab lebih dari satu penyelesaian persoalan.

e) Penyusunan Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang disebutkan dalam masing-masing topic disesuaikan dengan kebutuhan utnuk menjawab problem. Alat dan bahan ini diberikan yang mudah ditemukan di lingkungan sekitar, serta alternative lain yang menggunakan KIT Optik.

f) Penyusunan Prosedur Percobaan Berbasis Open-ended Problem

Langkah-langkah ini diurutkan sehingga siswa dapat memahami bahwa untuk menjawab problem tidak hanya menggunakan jawaban tunggal.

(7)

g) Penyusunan Data Pengamatan

Selain pada prosedur percobaan, di dalam data siswa juga akan memahami bahwa dalam menjawab problem tidak menggunakan jawaban tunggal, Dalam data pengematan tersedia Cara 1, Cara 2, Cara 3, dan seterusnya sebanyak sesuai dengan hasil percobaan yang telah mereka lakukan.

ANALISIS DATA

Hasil validasi dari validator ahli dan uji coba terbatas menghasilkan data kuantitatif. Setelah dilakukan analisis rata-rata, produk modul paraktikum optik geometris berbasis open-ended problem dalam kriteria valid dan menarik.

REVISI PRODUK

Hasil komentar dan saran dari validator dan subjek uji coba terbatas digunakan sebagai dasar revisi produk. Revisi produk meliputi beberapa hal. Revisi berdasarkan penilaian validasi materi akan disajikan cuplikannya dalam Tabel 3.

Tabel 1. Cuplikan Revisi Hasil Uji Coba Produk dari Validator

Revisi berdasarkan penilaian subyek uji coba akan disajikan dalam Tabel 2. Tabel 2.Cuplikan Revisi Hasil Uji Coba Produk dari Subjek Uji Coba

Komentar dan Saran Hasil Revisi

- Sudah bagus, tetapi

penggunaan gambar sebagai latar belakang pada materi agak mengganggu.

- Mengubah latar belakang matei dengan warna putih, agar materi bisa terbaca dengan jelas.

Berdasarkan hasil komentar dan saran dari subjek uji coba, peneliti merevisi produk menurut saran dari subjek uji coba yang menitikberatkan pada penggunaan gambar sebagai latar belakang materi.

No Komentar, Saran Revisi

1. Pada bagian petunjuk khusus (untuk guru) kurikulum KTSP tidak cocok dengan produk hasil pengembangan

Menggunakan Kurikulum 2013

2. Sebaiknya tidak diberi gambar atau hiasan banyak pada bagian tengah halaman, karena justru mengganggu

Mengganti latar belakang buku dengan warna yang tidak mencolok

(8)

KAJIAN DAN SARAN Kajian

Wujud akhir dari produk yang dikembangkan setelah direvisi berupa modul praktikum yang dicetak untuk materi optik geometris kelas X semester 2 untuk kurikulum 2013. Modul praktikum ini digunakan pada saat praktikum berlangsung dengan barbasis open-ended problem. Untuk Lembar Kegiatan Siswa yang disajikan dalam modul praktikum disusun sesuai pada kurikulum 2013. Modul praktikum ini dikembangkan menajdi tiga bagian yaitu bagian pendahuluan, isi, penutup.

Keunggulan dari produk ini antara lain : 1) memuat soal-soal terbuka, siswa dilatih untuk menafsirkan masalah dan membangkitakan banyak solusi pada sebuah masalah, 2) meningkatkan berpikir kreatif siswa, siswa tidak hanya

menjadi fasih dalam membangkitkan banyak masalah dalam situasi tetapi mereka dapat mengembagkan flesibilitas dengan membangkitkan banyak solusi pada sebuah maslah sehingga siswa juag dapat menghasilkan pemecahan masalah baru, 3) modul praktikum disusun dengan colorful sehingga siswa yang membaca tidak bosan dan tertarik untuk membaca, 4) modul praktikum berbentuk bahan ajar cetak sehingga dapat menjadi peganagan para siswa dalam proses belajar dalam kelas.

Selain keunggulan yang ada juga terdapat beberapa kelemahan dalam produk ini, yaitu 1) pendekatan pembelajaran yang digunakan dalam modul ini menuntut keaktifan siswa untuk memperoleh pengetahuannya sendiri dimana setiap siswa memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam memahami dan mengkonstruk suatu masalah, 2) dibutuhkan kemampuan mengendalikan kelas untuk mencegah kegiatan siswa diluar kegiatan belajar ketika proses pembelajaran dikelas, 3) belum adanya LKS yang berisi soal latihan untuk setiap kegiatan praktikum yang telah dirancang.

Masalah yang akan dihadapi ketika menggunakan produk modul praktikum yang pertama adalah ada praktikum yang bergantung pada cahaya, sehingga cuaca sangat berpengaruh. Kedua, dimungkinkan hasil belajar siswa

(9)

tidak sesuai dengan yang diharapkan hal tersebut disebabkan siswa belum terbiasa menggunakan model pembelajaran dikarenakan terbiasa memperoleh pemahaman dari guru.

Saran

Saran yang dapat dikemukan setelah melakukan penelitian dan pengembangan terhadap produk listrik dinamis adalah sebagai berikut.

Melakukan penelitian dan pengembangan lebih lanjut untuk menggunakan secara maksimal semua konten yang tersedia dalam modul praktikum, melakukan penelitian secara eksperimen dengan menguji cobakan produk pada saat praktikum fisika di laboratorium dengan menggunakan satu kelas eksperimen sebagai kelas yang menggunakan produk dan kelas lain sebagai kelas kontrol yang tetap melakukan praktikum seperti biasanya, memberikan soal yang berkaitan dengan kegiatan praktikum sebagai uji pemahaman setelah melakukan praktikum.

DAFTAR RUJUKAN

Anderson, L.W., dan Krathwohl, D. R. 2001. A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assesing: A Revision of Bloom’s Taxonomy of EducatioanlObjectives. New York: Addison Wesley Longman, Inc

Bean, T. W. & Patel Stevens, L. 2002. Scaffolding Reflection for Preservice and Inservice Teachers. Reflective Practice, 3(2), 205 – 218

Borg, Walter R. & Gall, Meredith D. 1983. Educational Research: An Introduction. New York: Longman

Munandar, Utami. 2002. Kreativitas dan KeberbakatanStrategi Mewujudkan Potensi Kreatif dan Bakat. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Munandar, Utami. 2004. Pengembangan Kreativitas Siswa Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta

Ruseffendi, E.T. 1988. Pengantar kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA. Bandung: Tarsito

(10)

Setyosari, Rukmini P., Soemadi, N. 1990. Pengajaran Modul. Malang: Proyek Operasi dan Perawatan Fasilitas IKIP Malang

Silver, E. A. 1997. Fostering Creativity Through Instruction Rich in Mathematical Problem Solving and Problem Posing. Zentralblatt für Didaktik

derMathematik (ZDM) – The International Journal on Mathematics Education. (Online). (http://www.emis.de/journals/ZDM/ zdm973a3.pdf. ISSN 1615-679X, diakses 5 Juni 2014)

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

Suherman, Erman. 2008. Model Belajar dan Pembelajaran Berorientasi Kompetensi Siswa. Educare: Jurnal Pendidikan dan Budaya, (Online), (http://educare.e-fkipunla.net, diakses 8 Maret 2014)

Syaban, Mumun. 2008. Menggunakan Open-Ended untuk Memotivasi Berpikir Matematika. Educare: Jurnal Pendidikan dan Budaya,

(Online),(http://educare.e-fkipunla.net, diakses 8 Maret 2014)

Takahashi, Akihiko. 2005. An Overview What is The Open-Ended Approach, (Online),

(http://mathforum.org/pcmi/hstp/sum2005/morning/sstp.day1.ppt, diakses 8 Mei 2014)

Zainuddin, Muhammad. 2001. Praktikum. Jakarta. PAU-PPAI Universitas Terbuka

Gambar

Tabel 1. Cuplikan Revisi Hasil Uji Coba Produk dari Validator

Referensi

Dokumen terkait

dikembangkan ketujuh negara emerging economies anggota G20. Terdapat sejumlah negara yang telah mengembangkan agensi sebagai suatu legal entitas yang bersifat

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa aspek tanggung jawab yaitu tanggung jawab bidan pada tugasnya, insentif yang tidak didapatkan bidan dan kondisi kerja yang

Hasil validasi terhadap multimedia pembelajaran interaktif pembuatan pola dasar busana wanita dapat diuraikan bahwa standar kelayakan dari multimedia pembelajaran

 (2) Kawasan sempadan sungai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup areal seluas kurang lebih 222 (dua ratus dua puluh dua) hektar terdapat di daratan sepanjang

yang berasal dari Norwegia mengatakan bahwa bullying adalah perilaku negatif yang dilakukan oleh seseorang ataupun lebih yang dilakukan kepada individu lain atau kelompoknya

Gereja Santo Yusuf Semarang memiliki furnitur berlanggam Gothic yang terdiri dari Tabernakel, Altar, Mimbar, Kursi Sedilia dan Bangku Umat.. Prinsip konservasi yang yang

Manajemen humas dalam meningkatkan partisipasi masyarakat merupakan salah satu cara untuk membina dan dan mengembangkan hubungan yang harmonis antara sekolah dan

[r]