• Tidak ada hasil yang ditemukan

Weldi Armen (STRATEGI PEMASARAN AGROINDUSTRI MINUMAN ROSELLA “SRI RAHAYU” DI KOTA PEKANBARU)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Weldi Armen (STRATEGI PEMASARAN AGROINDUSTRI MINUMAN ROSELLA “SRI RAHAYU” DI KOTA PEKANBARU)"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI PEMASARAN AGROINDUSTRI MINUMAN ROSELLA “SRI RAHAYU” DIKOTA PEKANBARU

WELDI HARMEN NIM. 0606134763

Pembimbing I Roza Yulida. SP, M.Si. pembimbing II Didi muwardi, SE. Ak. ABSTRACT

National economic development strategy is currently growing at a local and democratic principles. Development of agro-industries was conducted to increase people's income and foreign exchange, expansion of employment opportunities as well as thebalance of economic structure in Riau. Various types of agro-industries develop at different levels of scale, small industrial and food products generally syrup raw materials from agricultural products. Rosella syrup is one type of syrup is nutritious healthy because rosella syrup has a main raw materialofroselleplants. One of theagrorosellainPekanbaruis SriRahayu.

One major problem in the development of technical aspects, and marketing, therefore the purposeof this studyare to:(1). Identifyconditions agro rosella syrup from the technical and technological aspects, legal aspects (law),

environmental aspects, and aspects of marketing. (2). Identify strengths, weaknesses, opportunities and challenges facedbyagroSri Rahayurosellasyrup.

(3). Recommendalternativemarketingstrategies. The method used is acase study researchwas conducted inJanuary-July2010.

(2)

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Strategi pembangunan ekonomi nasional saat ini berkembang pada prinsip lokal dan kerakyatan. Hal ini ditandai dengan azas pemanfaatan sumberdaya lokal. Seiring dengan itu sistem kekuasaan yang bersifat sentralistis mengalami perubahan orientasi ke arah desentralisasi dengan menitikberatkan pada otonomi daerah. Dengan demikian, kelanjutannya menjadi satu rangkaian penerapan konsep ekonomi kerakyatan. Strategi ekonomi kerakyatan dilakukan dengan menciptakan iklim yang kondusif bagi masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam pembangunan wilayah dan mampu memanfaatkan secara optimal sumber daya yang dimiliki dalam rangka peningkatan kesejahteraan (Yasin dan Ahmad, 1996).

Pengembangan agroindustri dilakukan guna peningkatan pendapatan masyarakat dan devisa negara, perluasan kesempatan kerja serta keseimbangan struktur perekonomian di Riau. Ekonomi kerakyatan harus mendapat tempat dan perhatian yang baik. Tetapi tempat dan perhatian saja tidaklah cukup, yang diperlukan adalah bentuk tindakan yang nyata dari perhatian tersebut. Sistem

ekonomi kerakyatan harus memberi kesempatan yang seluas-luasnya kepada usaha rakyat. Karena itu, untuk mengembangkan ekonomi rakyat, usaha industri rumah tangga (home industry) harus dikembangkan (Yasin, 2002).

Usaha kecil dan menengah memerlukan modal dan keterampilan. Untuk memperoleh modal sebaiknya ada tatanan yang mudah dan cepat serta berbunga rendah, dalam hal ini diharapkan peranan lembaga pemerintah dan mikro finansial. Pemerintah seharusnya menjadi mitra lembaga atas usaha kecil dan menengah. Agroindustri tidak hanya berperan dalam pemasaran tetapi juga berperan dalam menciptakan permintaan terhadap produk pertanian terutama terhadap permintaan bahan baku. Pengembangan agroindustri atas dasar bahan baku dan produksi pertanian mengalami kegagalan dalam mencapai tujuan usaha, jika produk tidak dikaitkan dengan subsistem lainnya, seperti usahatani, sarana produksi, sarana penunjang dan bahan penunjang lainnya. Dengan demikian agroindustri akan mendorong pertumbuhan diversifikasi produk pertanian dan meningkatkan nilai tambah.

(3)

usaha, industri kecil umumnya produk makanan dan sirup yang bahan bakunya dari hasil pertanian, oleh sebab itu prospek sub sektor agroindustri tidak terlepas dari pertumbuhan dan perkembangan produksi tanaman pangan dan olahan dan usaha pengolahan yang terkait, salah satu industri pengolah yang semakin berkembang adalah industri sirup kesehatan.

Saat ini kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi sirup yang menyehatkan cenderung semakin meningkat. Hal ini ditunjukkan dengan bermunculannya beragam produk sirup menyehatkan seperti sirup isotonik, teh hijau dan teh hitam serta tren kenaikan konsumsinya. Hadirnya beragam produk sirup tersebut disebabkan karena penerimaan pasar terhadap produk menyehatkan yang makin meningkat. Majalah Pemasaran “Marketing Ekstra” mencatat angka konsumsi 662 juta liter sirup teh siap minum pada tahun 2006. Angka ini naik 15 % pada tahun 2007 dan diproyeksikan meningkat 20% pada tahun 2008. Pertumbuhan pasar sirup menyehatkan ini tentu saja dapat membuka peluang usaha baru tidak hanya bagi perusahaan besar namun juga bagi praktisi usaha kecil menengah

untuk bergerak di industri pangan khususnya untuk memproduksi sirup yang menyehatkan.

Sirup rosella merupakan salah satu jenis sirup yang berkhasiat menyehatkan karena sirup rosella ini memiliki bahan baku utama dari tanaman rosella (Hibiscus sabdariffa L) yang diperoleh dari hasil pertanian. Sehingga dapat memberikan peluang kerja dan berusaha bagi penduduk disekitar wilayah pembuatan agroindustri rosella. Sedangkan lokasi pembuatan sirup rosella dilaksanakan disekitar rumah pengusaha dengan tujuan agar mempermudah pengawasan didalam proses pembuatan sirup rosella. Keanekaragaman jenis usaha agroindustri diwarnai oleh potensi daerah yang terkait dengan kesesuaian iklim dan kondisi lahan dimana tanaman tumbuh dan berkembang. Selain itu keragaman agroindustri ini juga dapat ditentukan oleh tingkat selera dan permintaan konsumen terhadap suatu produk. Pengolahan rosella menjadi sirup ringan siap minum (ready to drink) memiliki potensi pasar yang sangat besar (Mardiah, dkk.2009).

(4)

mengandung dua antosianin dan zat lainnya yang berperan sebagai zat antioksidan, anti hipertensi, anti obesitas, serat pangan, asam amino esensial, serta beberapa vitamin dan mineral yang penting bagi tubuh. Selain itu secara tradisional rosella telah digunakan untuk berbagai keperluan, mulai dari pengobatan penyakit batuk, peningkat stamina, hingga pengobatan gangguan pencernaan. Selain manfaat kesehatannya, rasa dari sirup rosella pun sangat disukai karena kesegarannya (Maryani dan Lusi, 2009).

Jika dilihat dari prospek pasar, produk sirup ini mempunyai potensi untuk terus dikembangkan dimasa-masa mendatang, seiring dengan upaya peningkatan agroindustri oleh pemerintah maupun oleh pesatnya perkembangan Kota Pekanbaru secara keseluruhan. Pengolahan tanaman Rosella menjadi minuman berupa sirup adalah salah satu bentuk usaha yang dilakukan dalam meningkatkan nilai tambah dari bahan baku dan input lainnya yang digunakan dalam proses produksi. Dalam memproduksi sirup rosella pengrajin Sri Rahayu memproduksi dalam bentuk kemasan botol plastik. Untuk setiap ukuran sirup rosela memiliki ukuran yang

berbeda-beda yaitu kemasan yang besar dengan ukuran 1.000 ml dan kemasan yang kecil berukuran 220 ml. Sedangkan kapasitas produksi yang dihasilkan oleh industri Sri Rahayu yakni sebanyak 40 botol/minggu untuk kemasan berukuran besar sedangkan untuk kemasan yang berukuran kecil sebanyak 60 botol/minggu.

Harga yang ditetapkan oleh pengrajin sirup rosella “ Sri Rahayu “ adalah dengan pendekatan berdasarkan pertimbangan biaya produksi yang dikeluarkan dan jumlah yang dibeli tanpa mengabaikan kemampuan daya beli konsumen. Harga sirup rosella yang berukuaran 220 ml sebesar Rp.8.500,-dan untuk sirup rosella yang berukuran 1.000 ml sebesar Rp.34.000,-. Harga itu berlaku untuk konsumen yang membeli produk sirup rosella langsung ketempat produksi sedangkan harga untuk sirup rosella yang diantar langsung ke toko-toko seperti di Hypermart sebesar Rp.9.000,- per botol untuk ukuran sirup rosella 220 ml sedangkan untuk sirup rosella yang berukuran 1000 ml sebesar Rp.35.000,- per botol.

Di Pekanbaru telah dikembangkan usaha sirup rosella skala rumah tangga sejak tahun 2000. Usaha sirup rosella “Sri Rahayu” ini merupakan salah satu

(5)

dipasaran. Hingga saat ini usaha sirup rosella mempunyai tempat dihati konsumen sebagai minuman kesehatan. Kebutuhan akan produk sirup rosella dipasaran selalu meningkat dan itu terlihat dari jumlah permintaan beberapa konsumen rumah tangga dan toko-toko yang ada di Pekanbaru seperti Hypermart, Cik Puan, dan Foodmart. Selain itu, salah satu bukti dari meningkatnya permintaan terhadap

produk sirup rosella oleh toko-toko yakni biasanya pengusaha sri rahayu melakukan pengisian produk sirup rosella dari 2 kali seminggu sekarang permintaan sirup rosella meningkat menjadi 1 kali dalam seminggu. Dengan adanya peningkatan produk sirup rosella tersebut dipasaran maka produk sirup rosella semakin dikenal dikalangan masyarakat khususnya para konsumen yang mengkonsumsi sirup rosella. 1.2. Perumusan Masalah

Dengan memperhatikan potensi pasar yang cukup besar dalam pengembangan agroindustri produk sirup rosella tersebut dan didukung lagi dengan perkembangan Kota Pekanbaru secara umum yang semakin pesat, memungkinkan agroindustri sirup rosella ini dapat dijadikan sebagai salah satu bentuk minuman yang bermutu dan bervariasi. Akan tetapi dalam usaha pengembangannya, agroindustri sirup rosella ini masih mempunyai beberapa kendala antara lain dari aspek teknis, dan pemasaran.

Berkaitan dengan permasalahan aspek teknis, diantaranya adalah masalah bahan baku dan penggunaan alat yang masih sederhana (peralatan rumah tangga sehari-hari) serta ketersediaan bahan baku yakni tanaman Rosella (Hibiscus sabdariffa L.) yang

pada saat ini masih sedikit terdapat di kota Pekanbaru. Pengrajin Sri Rahayu memperoleh bahan baku langsung dari petani rosella yang ada di Rumbai . Selain itu, pengrajin Sri Rahayu juga memiliki langganan tetap dalam penyedian bahan baku rosella yaitu dengan pedagang pengumpul rosella yang ada di pasar Dupa Pekanbaru. Sehubungan dengan hal itu perlu dilakukan kajian terhadap : (1) kondisi agroindustri sirup rosella meliputi : aspek teknis dan teknologi, aspek yuridis (hukum), aspek lingkungan, aspek pemasaran dan analisis nilai tambah (2) kajian pada kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan yang dihadapi (3) rekomendasi strategi. 1.3. Tujuan Penelitian

(6)

dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi kondisi agroindustri sirup rosella dari aspek teknis dan teknologi, aspek yuridis (hukum), aspek lingkungan, aspek pemasaran dan analisis nilai tambah.

2. Mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan yang dihadapi oleh agroindustri sirup rosella Sri Rahayu.

3. Merekomendasikan alternatif strategi pemasaran.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Bagi pemerintah (instansi terkait) hal ini diharapkan akan menjadi perhatian dalam upaya terus memberdayakan potensi industri-industri kecil yang berada di Riau umumnya dan Pekanbaru khususnya.

(7)

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Agroindustri

Agroindustri sebagai bagian dari agribisnis berhubungan erat dengan kegiatan-kegiatan industri. Menurut Yasin (2002) agribisnis dapat diartikan sebagai semua aktivitas mulai dari pengadaan dan penyaluran sarana produksi sampai pemasaran produk-produk yang dihasilkan suatu usahatani dan agroindustri yang saling berkaitan dan merupakan satu kesatuan yang utuh. Agribisnis sebagai suatu subsistem terdiri dari empat subsistem meliputi: (1) subsistem sarana produksi; (2) subsistem agroindustri; (3) subsistem pemasaran dan (4) subsistem penunjang.

Salah satu subsistem dari agribisnis adalah agroindustri. Agroindustri adalah salah satu cabang industri yang mempunyai kaitan ke belakang (industri hulu) dan kaitan ke depan (industri hilir) yang mempunyai hubungan erat dan berkaitan langsung dengan pertanian. Industri hulu merupakan persyaratan awal dalam kegiatan pembudidayaan pertanian dengan menerapkan teknologi pertanian, terutama yang berkaitan dengan sarana produksi

serta alat dan mesin pertanian. Industri hilir berhubungan dengan penanganan dan pengolahan hasil pertanian yang dibagi atas: (1) penanganan tanpa mengubah struktur asli (penyimpanan, pengawetan dan pembersihan); (2) pengolahan segera setelah dipanen; (3) pengolahan lebih lanjut dari produk pertanian tanpa mengubah sifat aslinya disebut Manufacturing. Pengembangan agroindustri sektor pertanian dan sektor industri harus dapat dilihat sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan (Soeharjo, 1999).

(8)

sangat besar untuk dikembangkan menjadi berbagai produk olahan (agroindustri) dan (4) tuntutan pasar dengan semakin meningkatnya permintaan terhadap bahan pangan olahan merupakan peluang untuk mengembangkan agroindustri di Indonesia.

Dalam upaya mencapai tujuan dan sasaran pembangunan pertanian di masa mendatang, pengembangan agribisnis dan agroindustri perlu ditumbuhkembangkan secara terpadu dan strategis. Menurut Soekartawi (2001) agroindustri dapat diartikan 2 hal yaitu: (1) agroindustri adalah yang berbahan baku utama dari produk pertanian; (2) agroindustri diartikan sebagai suatu tahapan pembangunan sebagai kelanjutan dari pembangunan pertanian, tetapi sebelum tahapan pembangunan tersebut mencapai tahapan pembangunan industri.

Pembangunan dan

pengembangan agroindustri

merupakan lanjutan dari

pembangunan pertanian. Menurut Soekartawi (2002), bahwa agroindustri penting karena ada beberapa keuntungan yang diperoleh, yaitu: (1) dapat meningkatkan nilai tambah; (2) dapat meningkatkan kualitas hasil; (3) dapat meningkatkan penyerapan tenaga kerja; (4) dapat meningkatkan

keterampilan produsen dan (5) dapat meningkatkan pendapatan produksi.

Prinsip kegiatan agroindustri adalah untuk meningkatkan kemampuan pelaku agribisnis dalam meningkatkan pendapatan, menyerap tenaga kerja lebih banyak, mampu memberikan dampak positif terhadap sektor lain dan memberikan nilai tambah dari proses tersebut. Nilai tambah merupakan imbalan jasa dari alokasi tenaga kerja dan keuntungan pengrajin agroindustri. Besar kecilnya nilai tambah produksi agroindustri tergantung pada teknologi yang digunakan dalam proses pengolahan dan perlakuan lainnya terhadap produk tersebut (Soekartawi, 2001).

2.2. Rosella

(9)

Kelopak bunga rosella juga memberikan sensasi bunga yang harum dan rasa asam yang menyegarkan.

Banyak industri yang

memulai mencoba untuk

membudidayakan dan mengolah rosella menjadi berbagai olahan makanan. Daun, bunga, dan biji rosella memiliki kandungan gizi yang cukup baik sehingga rosella tidak hanya berpotensial untuk bahan baku industri makanan, tetapi juga berpotensial digunakan sebagai bahan baku industri farmasi, sirup farmasi, pewarna alami, dan komestik.

Pemanfaatan tanaman rosella ini berkaitan dengan fungsinya sebagai antiseptik, aprodisiak (meningkatkan gairah seksual), astringen, demulcent (menetralisir

asam lambung), digestif

(melancarkan pencernaan), diuretik, purgatif, onthelmintif (anticacing),

refrigerant( efek mendinginkan), serta mengobati anti kenker, batuk, sakit maag, sakit buang air kecil, demam, hipertensi, dan sariawan. Penelitian tentang rosella terus berkembang, baik yang dilakukan oleh ahli biokimia, dokter, maupun ahli pangan. Penelitian tersebut diarahkan pada penelitian

komponen-komponen kimia yang terkandung pada bagian-bagian tanaman rosella. Pemanfaatanya untuk berbagai produk pangan, serta efek kompoen kimia rosella terhadap berbagai penyakit (Mardiah, dkk, 2009).

Hasil penelitian membuktikan bahwa komponen-komponen kimia alami yang terdapat pada tanaman rosella memiliki khasiat untuk mencegah berbagai penyakit dan kaya akan kandungan antioksidan. Diantara banyak khasiatnya, rosella sebagai herba antikanker, antihipertensi, dan antidiabetes (Mardiah, dkk, 2009).

Untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan pengelolaan suatu usaha atau agroindustri secara menyeluruh yang pada akhirnya bertujuan untuk pengambilan keputusan atas kegiatan produksi dan pengembangan usaha dapat dilakukan antara lain : aspek teknis dan teknologi, aspek yuridis (Hukum), aspek lingkungan, dan aspek pemasaran.

(10)

rumah tangga sehari-hari). Penggunaan teknologi yang sederhana menjadikan hasil produksi kurang maksimal sehingga produktivitas dan keuntungan tidak dapat dipertahankan dalam kurun waktu yang relatif lama. Penggunaan teknologi seharusnya dapat meningkatkan efisiensi penggunaan faktor produksi serta mutu dan daya saing produk. Ketersediaan bahan baku dari produk pertanian dan bahan penunjang lainnya pada saat dilakukan proses produksi dapat diperoleh secara kontiniu merupakan salah satu kunci penting untuk keberhasilan kegiatan agroindustri (Yasin, 2003).

Menurut Elza (2003), agroindustri amplang tenggiri sumber rezeki menggunakan teknologi sederhana dengan sifat produksi yang kontiniu. Evaluasi tentang aspek ini mempelajari kebutuhan-kebutuhan teknis proyek yang salah satunya adalah mengenai kapasitas produksi, dimana menurut Umar (1999), kapasitas adalah suatu kemampuan pembatas dari unit produksi untuk berproduksi dalam waktu tertentu yang dinyatakan dalam bentuk keluaran per satuan waktu. Selanjutnya menurut Soeharjo

(1999), kapasitas produksi adalah batas atas beban yang dapat ditampung oleh suatu fasilitas hasil proyek. Suatu produk dapat diproses dengan lebih dari satu cara sehingga teknologi yang dipilihkan perlu ditentukan secara jelas. Kriteria yang digunakan untuk memilih teknologi yang tepat adalah: (1) kesesuaian dengan bahan mentah yang dipakai; (2) keberhasilan pemakaian teknologi ditempat lain; (3) kemampuan tenaga kerja dalam mengoperasikan teknologi dan (4) kemampuan antisipasi terhadap teknologi lanjutan.

2.2.2. Aspek Yuridis (Hukum)

(11)

izin penyuluhan, dan pemberian upah minimum regional.

2.2.3. Aspek Lingkungan

Pertumbuhan dan

perkembangan perusahaan tidak dapat dilepaskan dari lingkungan sekitarnya. Lingkungan ini dapat berpengaruh positif maupun negatif pada perusahaan. Untuk itu faktor lingkungan perlu mendapat perhatian perusahaan, dapat berupa jenis-jenis gangguan yang dapat ditimbulkan dari kegiatan usaha, baik untuk lingkungan maupun masyarakat disekitar kegiatan usaha.

Menurut Burhan (2004), masalah yang dijumpai oleh setiap perusahaan adalah perbaikan fisik lingkungannya. Saat ini terutama di kota besar dan pusat-pusat industri telah dirasakan oleh penduduk disekitar perusahaan. Tiga macam polusi yang dihadapi tersebut adalah : (1) Polusi air, kondisi air yang sangat buruk karena pencemaran oleh limbah rumah tangga dan perusahaan menyebabkan lingkungan sekitar (tanaman dan hewan) tidak dapat bertahan lama. (2) Polusi udara, berasal dari pabrik-pabrik dan

kendaraan bermotor yang

mengeluarkan asap karbon monoksida, sulfuroksida, hidrokarbon

dan sebagainya. Polusi ini dapat membahayakan kesehatan dan juga merusak lingkungan alam. (3) Polusi tanah (sampah), merupakan masalah yang dihadapi oleh setiap penduduk kota. Sumber polusi sampah ini tidak hanya dari lingkungan penduduk saja tetapi juga dari kotoran binatang dan sampah-sampah industri.

2.2.4. Aspek Pemasaran

Menurut Alex dan Umar (2004), aspek pemasaran (marketing aspect) merupakan titik tolak kerangka pemikiran dalam suatu studi kelayakan karena aspek inilah yang akan menentukan apakah penjajakan aspek-aspek lainnya perlu diteruskan atau tidak. Hal ini disebabkan dalam suatu sistem perekonomian yang relatif bebas, usaha swasta diperkenankan bersaing di pasar, sehingga perusahaan yang akan berhasil harus berorientasi pada pasar. Artinya, barang atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan harus dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Perusahaan yang tidak berorientasi pada konsumen lambat laun akan menemui kegagalan.

(12)

butuhkan dan inginkan, lewat penciptaan dan pertukaran timbal balik produk dan nilai dengan orang lain.

Evaluasi aspek pasar dan pemasaran sangat penting dilakukan karena tidak ada proyek bisnis yang berhasil tanpa adanya permintaan atas barang/jasa yang dihasilkan proyek tersebut (Umar, 1999). Pada dasarnya analisis pasar dan pemasaran bertujuan untuk mengetahui berapa luas pasar, pertumbuhan permintaan dan pangsa pasar, perusahaan pesaing dan strategi pemasaran. Permintaan dapat diartikan sebagai jumlah barang yang dibutuhkan konsumen yang mempunyai kemampuan untuk membeli pada berbagai tingkat harga. Penawaran dapat diartikan sebagai kuantitas dari berbagai barang yang ditawarkan di pasar pada berbagai tingkat harga.

Menurut Yasin (2003), ketidaktahuan dan ketidakpastian pemasaran terhadap produk agroindustri akan mempengaruhi ketidakstabilan proses produksi sehingga dapat terjadi keadaan tidak seimbangnya antara penawaran dan permintaan atas produk agroindustri. Terkait permintaan atas sirup rosella dipasaran saat ini masih stabil dan

hanya pada saat-saat tertentu saja permintaan sirup ini mengalami peningkatan.

Bagian pemasaran harus dapat melakukan strategi yang mantap untuk dapat menggunakan peluang-peluang yang ada sehingga posisi perusahaan di pasar dapat dipertahankan dan sekaligus ditingkatkan. Strategi pemasaran sangat berhubungan dengan pemilihan bauran pemasaran.

Bauran pemasaran adalah campuran dari variabel-variabel pemasaran yang dapat dikendalikan dan digunakan oleh suatu perusahaan. Variabel-variabel tersebut meliputi produk, harga, distribusi dan promosi yang perlu dikombinasikan dan dikoordinasikan seefektif mungkin dalam melakukan pemasarannya.

(13)

Produk adalah sekumpulan atribut yang nyata (tangible) dan tidak nyata (intangible) yang didalamnya sudah tercakup warna, harga kemasan, mereknya dan pelayanan yang mungkin diterima oleh pembeli sebagai sesuatu yang dapat memuaskan keinginan (Swastha dan Sukotjo, 1999). Sedangkan harga adalah sejumlah uang yang harus dibayar oleh pelanggan untuk memperoleh produk (Kotler dan Armstrong, 2001).

Menurut Umar (2000), distribusi adalah berbagai kegiatan yang membuat produk terjangkau oleh konsumen sasaran. Saluran distribusi merupakan suatu jalur yang dilalui oleh arus barang dari produsen ke perantara akhirnya sampai kepada pemakai. Disamping itu distribusi juga dapat menjamin agar produk selalu tersedia bila sewaktu-waktu dibutuhkan konsumen.

Promosi adalah kegiatan dalam pemasaran yang bertujuan untuk meningkatkan penjualan produk sesuai dengan permintaan para konsumen (Tedjasutisna, 1999). Sedangkan menurut Kotler dan Armstrong (2001), promosi adalah aktivitas mengkomunikasikan

keunggulan produk serta membujuk pelanggan sasaran untuk membelinya.

Keberhasilan perusahaan dibidang pemasaran didukung oleh keberhasilan dalam memilih produk yang tepat, harga yang layak, saluran distribusi yang baik dan promosi yang efektif. Konsep 4P membantu pengusaha mengoreksi kembali sejauh mana kegiatan pemasaran yang dijalankan selama ini sudah memadai. Setelah itu perusahaan dapat lebih bersiap diri dalam menghadapi pasar, agar tujuan perusahaan dapat tercapai (Sudarsono, 2001).

2.2.4.1. Strategi Produk

Sebuah produk adalah segala sesuatu yang memiliki nilai disuatu pasar sasaran dimana kemampuannya memberikan manfaat dan kepuasan termasuk benda, jasa, organisasi tempat, orang, dan ide.

Dalam strategi bauran pemasaran, yang perlu diperhatikan pertama kalinya adalah strategi produk. Hal ini penting karena tanpa adanya produk, strategi pemasaran lainnya tidak dapat dilakukan (Lingga, 2000).

(14)

tersebut, maka ada beberapa hal yang harus dipelajari tentang strategi ini yaitu: 1) konsep produk, 2) daur hidup produk, 3) jenis-jenis produk (Swashta dan Ibnu, 2001).

2.2.4.2. Strategi Harga

Tujuan penetapan harga berbeda-beda menurut faktor-faktor situasi yang ada dan preferensi manajemen. Harga rendah mungkin dimaksudkan untuk memperoleh posisi pasar, melemahkan pesaing baru, atau menarik pembeli baru. Beberapa tujuan penetapan harga untuk: 1) mendapatkan posisi pasar, 2) mencapai kinerja keuangan, 3) penentuan posisi produk, 4) merangsang permintaan dan 5) mempengaruhi persaingan.

Ada beberapa langkah yang harus diperhatikan dalam penetapan harga yaitu memilih tujuan penetapan harga, menganalisis situasi penetapan harga, memilih strategi penetapan harga dan menentukan harga akhir serta adaptasi harga (Lingga, 2000).

Empat strategi penetapan harga yang mungkin dilakukan adalah: 1) strategi penetapan harga premium

(premium pricing strategy).

Penetapan strategi harga ini adalah membuat produk bermutu tinggi dan membebankan harga yang tinggi; 2)

strategi penetapan harga ekonomis

(economic pricing strategy) yaitu membuat produk bermutu cukup baik tetapi membebankan harga yang rendah; 3) strategi nilai baik (good-value strategy) dimana strategi ini menggambarkan suatu cara untuk menghadapi harga premium; 4) strategi harga tinggi (overcharging strategy)

yaitu dimana perusahaan menetapkan harga yang cukup tinggi sehubungan dengan mutu produk tersebut (Kotler dan Amstrong, 2001).

2.2.4.3. Strategi Distribusi

Saluran distribusi adalah jaringan organisasi yang melakukan fungsi-fungsi yang menghubungkan produsen dengan pengguna akhir. Saluran distribusi terdiri dari berbagai lembaga atau badan yang saling tergantung dan saling berhubungan, yang berfungsi sebagai sistem atau jaringan, yang bersama-sama berusaha menghasilkan dan mendistribusikan sebuah produk kepada pengguna akhir.

(15)

konsumen akhir atau pemakai

(Swastha dan Ibnu, 2001).

Pemilihan saluran distribusi juga memperhatikan saluran distribusi yang dipilih oleh para pesaing. Pengusaha atau produsen tertentu kadang-kadang menginginkan agar barang mereka dijual berdekatan dengan produk pesaing agar konsumen bisa lebih leluasa dengan membandingkan.

2.2.4.4. Strategi Promosi

Promosi merupakan kegiatan yang menginformasikan kepada orang mengenai produk-produk dan meyakinkan para pembeli dalam pasar sasaran suatu perusahaan, organisasi saluran, dan masyarakat umum untuk membeli barang-barangnya. Komponen-komponen promosi mencakup periklanan, penjualan perorangan, promosi penjualan dan hubungan masyarakat.

Periklanan adalah suatu metode berkomunikasi dengan masyarakat untuk membuat pekerjaan penjualan menjadi lebih mudah. Media yang digunakan dalam periklanan seperti surat kabar, televisi, surat langsung, radio, majalah, internet dan lain-lain. Penjualan perorangan meliputi tugas-tugas berbeda, tergantung sifat perusahaan yang bersangkutan.

Penjualan ini merupakan kegiatan dengan melakukan kontak langsung dengan para calon konsumennya yaitu melalui door to door, mail order, telephone selling, direct selling.

Promosi penjualan meliputi tindakan-tindakan yang melengkapi penjualan pribadi dan penjualan melalui iklan. Cara yang digunakan produsen dalam mengenalkan barang atau jasa yaitu: 1) memberikan potongan harga, 2) penjualan kredit, 3) mengikuti pameran dagang, 4) memberikan sampel (contoh) barang, 5) undian-undian berhadiah atau kupon, 6) menjadi sponsor dalam kegiatan olahraga, kesenian dan lain-lain. Publisitas adalah serangkaian informasi mengenai sesuatu (barang, orang, situasi) yang disampaikan kepada masyarakat luas melalui media massa tanpa dipungut biaya. Hubungan masyarakat merupakan suatu usaha membangun hubungan yang baik dengan masyarakat, sehingga menimbulkan citra atau image

perusahaan yang baik dimata masyarakat (Sudarsono, 2001).

2.2.5. Saluran Pemasaran

(16)

ketangan konsumen atau pemakai industri. Adapun lembaga-lembaga yang ikut mengambil bagian dalam penyaluran barang adalah produsen, perantara dan konsumen atau pemakai industri. Suatu barang dapat berpindah melalui beberapa tangan sejak dari produsen sampai ke konsumen. Ada beberapa saluran distribusi yang dapat digunakan untuk menyalurkan barang baik melalui perantara ataupun tidak. Perantara adalah lembaga bisnis yang beroperasi diantara produsen dan konsumen atau pembeli industri. Adapun macam perantara itu adalah pedagang besar, pengecer dan agen. Perantara ini memiliki fungsi yang hampir sama, yang berbeda hanya status kepemilikan barng serta skala penjualan (Swashta, 2001).

2.2.6. Analisis Nilai Tambah

Pada umumnya yang termasuk dalam nilai tambah dalam suatu kegiatan produksi/jasa adalah berupa laba, upah/gaji, sewa tanah dan bunga uang yang dibayarkan (berupa bagian dari biaya), penyusutan dan pajak tidak langsung (Tarigan, 2005). Peran agroindustri di pedesaan dalam meningkatkan nilai tambah

komoditas pertanian terwujud dalam penciptaan nilai tambah, penyerapan tenaga kerja, produktivitas tenaga kerja, dan keterkaitan dengan sektor lain. Menurut Hayami (1990 dalam Sudiyono 2002), ada dua cara untuk menghitung nilai tambah yaitu nilai tambah untuk pengolahan dan nilai tambah untuk pemasaran.

III. METODE PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian sirup Rosella ini berlokasi di Jalan Wonosari gg. Nasari No.6A Tangkerang Selatan Kota Pekanbaru yaitu pada agroindustri Sri Rahayu. Penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan mulai bulan Januari 2010 sampai bulan Juli 2010, meliputi kegiatan pengumpulan data, pengolahan data dan analisis data serta penyusunan skripsi. Pemilihan objek penelitian ini atas pertimbangan bahwa usaha “Sri Rahayu” ini masih kontinyu memproduksi sirup rosella sejak tahun 2000 sampai sekarang dan merupakan perintis usaha sirup rosella di Kota Pekanbaru.

(17)

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode studi kasus, yaitu pada pengusaha agroindustri sirup rosella “Sri Rahayu“di Kota Pekanbaru. Data yang diambil terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan pengusaha agroindustri sirup rosella dengan menggunakan daftar pertanyaan atau kuisioner yang telah dipersiapkan terlebih dahulu serta dengan melakukan pengamatan langsung di lapangan.

Data primer yang dikumpulkan meliputi: riwayat usaha, identitas pengusaha agroindustri sirup rosella (umur, jenis kelamin, pendidikan formal, pengalaman berusaha, jumlah tanggungan keluarga), penggunaan faktor produksi, aspek teknis dan teknologi, aspek yuridis (Hukum), aspek lingkungan, aspek pemasaran dan nilai tambah serta permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan usaha agroindustri sirup rosella.

Data sekunder diperoleh dari laporan bulanan usaha yang meliputi: keadaan umum usaha, sejarah singkat usaha ditambah juga dengan data lain yang menunjang penelitian ini baik

dari instansi yang terkait maupun literatur lainnya.

3.3. Analisis Data

Analisis data dilakukan sesuai dengan tujuan penelitian. Data yang diperoleh akan ditabulasikan dan kemudian dianalisis sebagai berikut :

3.3.1. Aspek Teknis dan Teknologi Aspek teknis dan teknologi diuraikan secara deskriptif dengan melihat pada Ketersedian bahan baku, peralatan yang digunakan, proses produksi, biaya produksi dan kapasitas produksi.

3.3.2. Aspek Yuridis (Hukum)

Aspek yuridis dijelaskan secara deskriptif dengan melihat bentuk badan usaha, perizinan usaha, izin dari Dinas Kesehatan, izin dari Departemen Perindustrian dan Perdagangan, sistem pengupahan karyawan, orang-orang yang terlibat dalam usaha, dan lokasi usaha.

3.3.3 Aspek Lingkungan

(18)

oleh usaha agroindustri sirup rosella terhadap lingkungan dan masyarakat sekitarnya.

3.3.4. Aspek Pemasaran

Aspek pemasaran juga dijelaskan secara deskriptif dengan menguraikan variabel dari marketing mix yaitu dari segi produk (product), harga (price), distribusi (place) dan promosi (promotion).

3.3.5. Analisis Nilai Tambah

[image:18.595.115.513.351.637.2]

Analisis nilai tambah menggunakan metode Hayami. Menurut Hayami (1990 dalam Sudiyono 2002), ada dua cara untuk menghitung nilai tambah yaitu nilai tambah untuk pengolahan dan nilai tambah untuk pemasaran. Prosedur perhitungan nilai tambah menurut metode Hayami dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Format Analisis Nilai Tambah Pengolahan

No Output, Input, Harga Formula

1 Hasil produksi (botol/bulan) A

2 Bahan baku (kg/bulan) B

3 Tenaga kerja (HOK) C

4 Faktor konversi (1 / 2) A/B = M

5 Koefisien tenaga kerja (3 / 2) C/B = N

6 Harga produk (Rp / botol) D

7 Upah rerata (Rp / HOK) E

Pendapatan

8 Harga bahan baku (Rp / kg) F

9 Sumbangan input lain (Rp / kg)* G

10 Nilai produk (4x6) (Rp / kg) M X D = K

11 a. Nilai tambah (10-8-9) (Rp / kg) K – F – G = L

b. Rasio nilai tambah (11.a / 10) (%) (L / K) % = H%

12 a. Imbalan tenaga kerja (5x7) (Rp / botol) N X E = P

b. Bagian tenaga kerja (12.a. / 11.a.) (%) (P / L) % = Q%

13 a. Keuntungan (11.a. – 12.a) L – P = R

b. Tingkat keuntungan (13.a / 11.a) (%) (R / L) % = 0 %

Balas Jasa Untuk Faktor Produksi

14 Margin (Rp / botol) K – F = S

* Pendapatan tenaga kerja langsung 12a / 14 ( 100%) P / S (100%) = T

* Sumbangan input lain 9 / 14 (x 100%) G / S ( 100%) = U

* Keuntungan perusahaan 13a / 14 (100%) R / S (100%) = V

3

.3.6. Analisis SWOT

Analisis ini membandingkan antara faktor internal kekuatan

(strenghts) dan kelemahan (weaknesses)

dengan faktor eksternal peluang

(opportunities) dan ancaman (threats).

(19)

Semua informasi yang berpengaruh terhadap kelangsungan perusahaan sebaiknya menggunakan matrik SWOT. Matrik ini menghasilkan empat kemungkinan alternatif strategis yaitu:

[image:19.595.106.520.102.515.2]

1) Strategi SO, 2) Strategi ST, 3) Strategi WO dan 4) Strategi WT. (Tabel 1)

Tabel 2. Matrik SWOT

STRENGHTS (S) Susunan daftar kekuatan

WEAKNESSES (W) Susunan daftar

kelemahan

OPPORTUNITIES (O) Susunan daftar peluang

STRATEGI S-O Memakai kekuatan untuk memanfaatkan

peluang

STRATEGI W-O Menangggulangi kelemahan dengan memanfaatkan peluang

THREATS (T) Susunan daftar ancaman

STRATEGI S-T Memakai kekuatan

untuk mengatasi ancaman

STRATEGI W-T Memperkecil kelemahan dan menghindari ancaman

Sumber : Rangkuti (2001)

Pemilihan strategi yang baik dapat dilakukan dengan menerapkan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Tentukan unsur-unsur SWOT yang ada.

2) Beri nilai untuk masing-masing faktor dengan memberi skala mulai dari 3 (sangat penting), 2 (penting) dan 1 (tidak penting). 3) Tentukan alternatif strategi

berdasarkan kombinasi masing-masing yaitu alternatif strategi SO, ST, WO dan WT

berdasarkan kombinasi faktor internal dan eksternal.

4) Tentukan keterkaitan alternatif strategi dengan unsur-unsur SWOT yang telah dibuat pada poin 1.

5) Hitung bobot masing-masing alternatif strategi berdasarkan penjumlahan nilai masing-masing unsur yang terkait dengan strategi itu.

6) Beri ranking terhadap masing-masing alternatif strategi

Faktor Intern

(20)

berdasarkan bobot yang tertinggi dengan diberi ranking 1.

3.4. Konsep Operasional

Agar tidak terjadi

kesalahpahaman dalam penelitian, maka penulis memberikan batasan-batasan mengenai konsep maupun pengukuran serta perhitungan yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu:

1. Agroindustri sirup rosella adalah suatu pengolahan hasil pertanian yang berupa bahan baku rosella menjadi sirup rosella dengan tujuan meningkatkan nilai tambah. 2. Produksi adalah jumlah sirup

rosella yang dihasilkan dalam proses produksi.

3. Bahan baku utama merupakan bahan yang digunakan dalam proses pembuatan sirup rosella dan bahan lainnya untuk meningkatkan kualiatas rasa sirup rosella.

4. Bahan penunjang adalah bahan-bahan yang diperlukan untuk kelancaran proses produksi sirup rosella seperti kemasan, label, isolasi.

5. Aspek teknis dan teknologi diuraikan secara deskriptif

dengan melihat pada

Ketersedian bahan baku, peralatan yang digunakan, proses produksi, biaya produksi dan kapasitas produksi.

6. Aspek yuridis (Hukum) dijelaskan secara deskriptif dengan melihat bentuk badan usaha, perizinan usaha, izin dari Dinas Kesehatan, izin dari Departemen Perindustrian dan

Perdagangan, sistem

pengupahan karyawan, orang-orang yang terlibat dalam usaha, dan lokasi usaha.

7. Aspek lingkungan juga dijelaskan secara deskriptif dengan melihat tempat pembuangan limbah industri dan dampak yang ditimbulkan oleh usaha agroindustri sirup rosella terhadap lingkungan dan masyarakat sekitarnya.

(21)

9. Nilai tambah adalah Tambahan Penerimaan yang diperoleh dengan mengubah bahan baku rosella serta bahan penunjang lainnya menjadi produk lanjutan sirup rosella.

10. Bauran pemasaran adalah campuran dari variabel-variabel pemasaran yang dapat dikendalikan dan digunakan oleh suatu perusahaan.

11. Strategi pemasaran adalah suatu

rencana-rencana yang

fundamental untuk mencapai tujuan perusahaan dibidang pemasaran.

12. Strategi produk adalah serangkaian kebijakan dalam proses produksi sehingga dihasilkan produk yang sesuai dengan keinginan konsumen dan memperoleh keunggulan bersaing dengan kompetitornya 13. Strategi harga adalah suatu

rencana yang fundamental yang dilakukan perusahaan dalam menetapkan harga.

14. Strategi distribusi yaitu berkenaan dengan bagaimana sebuah perusahaan menjangkau pasar sasarannya.

15. Strategi promosi adalah perencanaan, implementasi dan pengendalian komunikasi dari suatu organisasi kepada para konsumen dan sasaran lainnya. 16. Analisis SWOT adalah

identifikasi berbagai faktor internal dan eksternal secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan.

17. Strenghts (S) atau kekuatan adalah situasi dan kemampuan internal yang bersifat positif,

yang memungkinkan

agroindustri sirup rosella memiliki keuntungan stratejik dalam mencapai sasarannya. 18. Weaknesses (W) atau kelemahan

adalah situasi dan

ketidakmampuan internal yang mengakibatkan sirup rosella tidak dapat mencapai tujuannya. 19. Opportunities (O) atau peluang

adalah situasi dan faktor-faktor eksternal yang membantu agroindustri sirup rosella mencapai atau bahkan bisa

melampaui pencapaian

sasarannya.

(22)

rosella tidak dapat mencapai tujuannya.

21. Strategi SO dipakai untuk menarik keuntungan dengan memanfaatkan seluruh kekuatan dari peluang yang tersedia dalam lingkungan eksternal. 22. Strategi WO bertujuan untuk

memperbaiki kelemahan internal dengan memanfaatkan peluang dari lingkungan luar. 23. Strategi ST digunakan untuk

menghindari atau memperkecil dampak dari ancaman yang datang dari luar dengan menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan.

24. Strategi WT adalah taktik pertahanan yang diarahkan pada usaha memperkecil kelemahan internal yang ada serta menghindari ancaman eksternal. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Profil Agroindustri Sirup Rosella “Sri Rahayu”

4.1.1. Sejarah dan Perkembangan Usaha

Usaha agroindustri sirup rosella “Sri Rahayu“ didirikan oleh ibu Sri pada tahun 2000 yang berlokasi di Kecamatan Tangkerang Selatan Kota

Pekanbaru. Usaha ini merupakan salah satu usaha agroindustri rumah tangga yang bergerak dibidang pengolahan sirup rosella dari sekian banyak usaha yang ada disekitar daerah tersebut. Rosella sebagai bahan baku utama rosella bersumber dari kebun milik petani (Pekanbaru) yang telah menjalin kerjasama dengan pengusaha. Awal dari timbulnya ide pembuatan sirup rosella ini muncul ketika ibu Sri mengikuti acara seminar (pelatihan) tanaman obat yang diadakan oleh Romo Paulus di Jogjakarta. Romo Paulus menggunakan tanaman rosella untuk mengobati orang-orang yang kecanduan nakotika dan menjual sirup rosella.

(23)

peralatan berupa mesin pengepakan dari Wali Kota Pekanbaru.

Pada awal mula usaha agroindustri sirup rosella “Sri Rahayu“ ini tidak mengalami perkembangan yang signifikan dimana selama 1 tahun awal usaha hanya memproduksi sekitar 20-30 botol per minggu. Hal ini dikarenakan usaha ini merupakan pemula sehingga pengusaha agak kesulitan untuk memasarkan sirup rosella dan pengusaha sangat sulit untuk meraih omset penjualan yang cukup untuk mengembangkan usahanya. Usaha agroindustri sirup rosella “ Sri Rahayu “ ini memiliki surat izin usaha yang dikeluarkan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Pekanbaru serta Dinas Kesehatan P-IRT nomor RI SP No. 490/04.01/09. 4.1.2. Tujuan Usaha

Setiap pengusaha memiliki tujuan dalam menjalankan usahanya, karena tujuan merupakan arah dari perencanaan yang akan dilakukan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Tujuan utama pengusaha membuka usaha sirup rosella “ Sri Rahayu “ ini

yaitu untuk meningkatkan pendapatan keluarga, karena dengan usaha ini pengusaha dapat memenuhi kebutuhan keluarga, memanfaatkan keterampilan yang dimiliki, memenuhi kebutuhan pasar akan keanekaragaman sirup ringan bagi masyarakat serta menjadikan produk sirup rosella sebagai produk minuman khas daerah Riau.

4.1.3. Identitas Pengusaha

Keberhasilan dari suatu usaha agroindustri dapat dilihat dari identitas pengusaha karena dengan mengetahui identitas pengusaha dapat memberikan gambaran secara umum mengenai kondisi dan kemampuan pengusaha dalam mengelola usahanya.

Menurut Simajuntak dalam

Yasin (2003), umur produktif berkisar antara 15–54 tahun. Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat bahwa pengusaha tergolong kepada umur yang tidak produktif lagi, tapi memiliki motivasi yang masih tinggi.

Tabel 3. Identitas Anggota Keluarga Pengusaha Agroindustri sirup rosella.

No HubunganKeluarga Umur (Tahun)

JenisKelamin (P/W)

Tingkat Pendidikan

Pekerjaan

1. Sri Rahayu 70 W S1 Wiraswasta

(24)

Menurut Soekartawi (2001), tingkat pendidikan akan sangat berpengaruh terhadap cara berpikir dan daya serap seseorang terhadap teknologi baru. Tingkat pendidikan yang diperoleh pengusaha adalah S1, hal ini sangat mempengaruhi seorang pengusaha dalam berpikir, bersikap dan bertindak terhadap keberlangsungan usahanya. 4.2. Analisis Usaha

4.2.1. Aspek Teknis Dan Teknologi 4.2.1.1. Bahan Baku Produksi

Bahan baku adalah faktor produksi selain penyusutan peralatan dan tenaga kerja yang digunakan dalam suatu proses produksi. Ketersediaan, kualitas dan jenis bahan baku akan mempengaruhi kualitas produk yang dihasilkan. Proses produksi sirup rosella menggunakan bahan baku yang terdiri dari bahan baku utama dan bahan baku penunjang.

Rosella merupakan bahan baku utama dalam proses pembuatan sirup rosella. Dalam melakukan proses produksi perlu diperhatikan ketersediaan bahan baku baik secara kualitas dan kuantitas agar tercipta kontinuitas. Rosella yang digunakan untuk pembuatan sirup rosella yaitu dalam bentuk kering. Harga untuk 1 kg rosella kering sebesar Rp.

50.000,-sedangkan harga untuk 1 kg rosella segar sebesar Rp. 4.000,-. Jika dibandingkan antara rosella kering dengan rosella basah maka pegusaha akan lebih menguntungkan jika memakai rosella basah karena rosella basah memiliki harga yang lebih murah. Untuk mendapatkan rosella kering maka pengusaha harus menyediakan 10 kg rosella basah untuk mendapatkan 1 kg rosella kering, karena 1 kg rosella basah menghasilkan 1 ons rosella kering, ditinjau dari harga maka jika pengusaha membuat rosella kering sendiri akan menghemat pengeluaran sebesar 10.000 tetapi pengematan ini akn berdampak terhadap bertambahnya pekerjaan yang dilakukan.

(25)

memperoleh bahan baku langsung dari petani rosella yang ada di Rumbai, Pekanbaru. Selain itu, pengrajin Sri Rahayu juga memiliki langganan tetap dalam penyedian bahan baku rosella yaitu dengan pedagang pengumpul rosella yang ada di pasar Dupa Pekanbaru. Dengan tujuan agar tidak terputusnya ketersediaan bahan baku rosella untuk produksi sirup rosella.

Untuk memproduksi sirup rosella disamping memerlukan bahan baku utama juga perlu adanya bahan baku penunjang. Bahan baku penunjang untuk pembuatan sirup rosella adalah jahe, daun limau, gula, dan garam. Keempat bahan baku penunjang ini diperoleh dari pasar Dupa dan didalam pengadaannya pun tidak sulit karena bayak tersedia di pasar.

4.2.1.2. Peralatan (Teknologi)

Salah satu faktor produksi yang memegang peranan penting dan berpengaruh terhadap kelancaran proses produksi adalah peralatan. Peralatan yang digunakan memegang

peranan penting dalam menentukan jumlah produksi. Peralatan digunakan untuk mengolah bahan baku utama dan bahan baku penunjang sehingga menjadi produk jadi atau setengah jadi. Teknologi (peralatan) yang digunakan dalam Agroindustri sirup rosella menggunakan peralatan sederhana (peralatan rumah tangga sehari-hari). Peralatan yang digunakan dalam proses produksi pembutan sirup rosella terdiri dari panci tempat pengrebusan, sendok pengaduk, kompor, saringan plastik, mangkok

4.2.1.3. Proses Produksi Sirup Rosella Proses produksi merupakan serangkaian kegiatan pembuatan sirup rosella berawal dari pengolahan bahan baku utama rosella sampai menghasilkan sirup rosella dan siap dipasarkan.Setiap proses produksi yang dilaksanakan akan memberikan hasil akhir berupa produksi. Produksi yang optimum akan memberikan pendapatan bagi pengusaha. Untuk proses pembuatan dapat dilihat pada Gambar 1. Tahapan dalam pembuatan sirup rosella adalah sebagai berikut :

Pemilihan bahan baku rosella (± 5 menit)

(26)

Adapun tahapan-tahapan pembuatan sirup Rosella adalah :

1. Pemilihan bahan baku rosella

2. Perebusan air

3. Pencampurkan rosella kering 4. Pendinginan

5. Pemanasan ulang 6. Pendinginan 7. Pembotolan 8. Pemberian Label Campur rosella kering

(± 5 menit)

Pemanasan ulang dan penambahan bahan penunjang (± 5 menit)

Pendinginan dan penyaringan (± 15 menit)

Dinginkan (± 5 menit)

[image:26.595.208.438.96.414.2]

Dimasukkan dalam botol (± 15 menit)

[image:26.595.129.493.571.732.2]

Gambar 1. Tahapan Pembuatan sirup Rosella

(27)

4.2.2. Aspek Yuridis (Hukum)

Industri sirup rosella di Kecamatan Tangkerang Selatan adalah sebuah usaha yang berbentuk home industry yang langsung dipimpin oleh pengrajin. Bentuk usaha adalah sebuah usaha perorangan yang telah berbentuk CV dan memiliki badan hukum NO. 54/26/09/2001.

Untuk pelaksanaan bisnis, tinjauan aspek yuridis terhadap izin pelaksanaan bisnis menjadi penting. Semua izin haruslah dilengkapi terlebih dahulu. Demikian halnya dengan agroindustri sirup rosella “ Sri Rahayu “ ini telah memiliki izin yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan Republik Indonesia dengan RI SP No.490/04.01/99.

4.2.3. Aspek Lingkungan

Pelaksanaan industri rumah tangga selalu memberikan dampak positif dan negatif terhadap lingkungan disekitarnya. Karena itu industri harus mengupayakan bagaimana pengaruh atau dampak negatifnya sehingga industri terus berjalan tanpa merusak dan mengganggu lingkungannya.

Pada usaha agroindustri sirup rosella “ Sri Rahayu “, limbah dari hasil proses produksi seperti limbah cair, sampah - sampah produksi.

A. Limbah Cair

Limbah cair yang dimaksud seperti sisa air sabun, deterjen pencuci alat-alat produksi dibuang disebuah selokan bergabung dengan saluran pembuangan limbah rumah tangga pengusaha. Limbah cair yang dibuang oleh agroindustri sirup rosella tidak mengganggu lingkungan, karena tidak mengandung bahan kimia beracun. B. Sampah-sampah Industri

Bagian yang tergolong dalam sampah-sampah industri sirup rosella “ Sri Rahayu “ adalah : Rosella yang telah digunakan (direbus) tadi tidak menimbulkan pencemaran lingkungan karena langsung dibuang ke TPU yang terletak disekitar rumah dan kemudian diangkut oleh truk sampah dari dinas kebersihan yang ada di tempat produksi. Lokasi usaha agroindustri sirup rosella tidak mengganggu masyarakat dan lingkungan sekitarnya karena sirup rosella di produksi diligkungan sekitar rumah pengrajin. Selama pendirian usaha ini belum pernah mendapat keluhan dari masyarakat sekitarnya bahkan mereka mengaku merasa beruntung karena mereka tidak perlu jauh-jauh ke tokoatau swalayan untuk membeli sirup rosella.

4.2.4. Aspek Pemasaran

(28)

usaha tersebut. Oleh karena itu, pemasaran produk merupakan hal utama yang harus diperhatikan oleh pemilik usaha agar diperoleh pendapatan optimal sesuai dengan yang diinginkan. Pemasaran sendiri dapat diartikan sebagai suatu kegiatan bisnis yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan manusia baik itu pengusaha sebagai produsen maupun konsumen dari produk tersebut.

Salah satu hal yang harus diperhatikan dalam pemasaran produknya adalah mengenai strategi pemasaran yang diketahui memiliki empat variabel yakni produk, harga, distribusi dan promosi.

4.2.4.1. Produk

Produk adalah apa saja yang dapat ditawarkan ke dalam pasar untuk diperhatikan, dimiliki, digunakan atau dikonsumsi sehingga dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Klasifikasi produk dapat dibagi dua yaitu produk konsumen berupa produk sehari-hari dan produk industri. Menurut Umar (2000), pengembangan sebuah produk mengharuskan perusahaan menetapkan manfaat-manfaat apa saja yang akan dibentuk oleh produk itu. Untuk produk barang misalnya dalam bentuk seperti ciri-ciri, mutu dan desain. Mutu produk menunjukkan kemampuan sebuah

produk untuk menjalankan fungsinya, ciri produk merupakan sarana kompetitif untuk membedakan produk perusahaan dengan produk pesaing. Produk barang tidak hanya memperhatikan penampilan, tetapi juga hendaknya berupa produk yang simpel, aman, tidak mahal, sederhana dan ekonomis dalam proses produksi dan distribusinya.

Produk dari usaha agroindustri sirup rosella adalah sirup rosella yang merupakan salah satu minuman yang berbentuk sirup. Ciri-ciri dari sirup rosella adalah sirup rosella berwarna merah tua dengan cita rasa yang unik yaitu dengan kombinasi rasa manis, asam dan segar. Inilah yang menjadi penarik minat konsumen untuk

membelinya sehingga usaha

(29)

Untuk semakin memperindah penampilannya sebelum dipasarkan sirup rosella dikemas dahulu dengan menggunakan kemasan botol yang diberi label, pada label tercantum merk dagang yaitu CV. Srigryllus Latansa, komposisi bahan, alamat tempat proses produksi dan tulisan yang menyatakan

[image:29.595.155.467.259.424.2]

bahwa sirup rosella ini tidak menggunakan bahan yang berbahaya (pengawet) yang berbahaya bagi kesehatan karena sirup ini telah mendapatkan izin dari Depkes dengan nomor izin Dinas Kesehatan RI SP No.490/04.01/99.

Gambar 3. Produk Sirup Rosella 4.2.4.2. Harga

Harga adalah sejumlah uang yang dibebankan atau suatu produk atau jasa. Lebih luas lagi harga adalah jumlah dari seluruh nilai yang ditukar konsumen atas manfaat-manfaat yang dimiliki atau menggunkan produk atau menggunakan produk atau jasa tersebut. Salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi keputusan penetapan harga adalah pasar (Kotler dan Amstrong, 2001).

4.2.4.3. Distribusi

Distribusi adalah berbagai kegiatan yang membuat produk

terjangkau oleh konsumen. Kegiatan pemasaran suatu produk memerlukan suatu saluran distribusi. Saluran distribusi adalah sekelompok organisasi yang saling tergantung dalam keterlibatan mereka dalam proses yang memungkinkan suatu produk tersedia bagi konsumen. Saluran distribusi membentuk tingkatan saluran untuk menentukan panjangnya saluran distribusi (Umar, 2003).

(30)

yaitu dari pengrajin langsung ke konsumen dan dari pengrajin ke swalayan atau pun pedagang pengecer pasar tradisional Cik Puan. Pada saluran satu, pengrajin menjual sirup rosella kepada konsumen yang datang ke lokasi usaha yang terdiri dari para tetangga dan ataupun masyarakat pendatang. Masyarakat lebih senang membeli sirup rosella dengan botol plastik karena dengan botol plastik lebih transparan sehingga lebih mudah melihat bentuk dan warna dari sirup itu. Saluran dua, biasanya pengrajin langsung mengantar ke pasar modern yaitu Hypermart dan Food Mart, dan pasar tradisional yaitu ke pasar Cik Puan. Pedagang perantara lebih senang menjual kemasan botol plastik karena masyarakat atau konsumen lebih suka membeli kemasan botol plastik.

Dari kedua saluran pemasaran tersebut, saluran kedua memiliki lebih

banyak permintaan produk

dibandingkan saluran satu. Berdasarkan survei pasar tradisional (Cik Puan) dan Exspo yang pernah diikuti, sirup rosella dengan kemasan 1.000 ml lebih diminati oleh pedagang dan konsumen dari pada sirup rosella dengan kemasan 220 ml karena sirup rosella dengan kemasan 1.000 ml lebih menguntungkan dari segi isi dan biaya dibandingkan dengan sirup rosella kemasan 220 ml.

[image:30.595.113.514.553.629.2]

Dalam sistem pemasaran pembiayaan merupakan hal yang harus diperhatikan karena tinggi rendahnya biaya pemasaran akan mempengaruhi harga -ditingkat konsumen akhir dan pada tingkat produsen. Gambar saluran pemasaran sirup rosella dapat dilihat pada Gambar 4.

Saluran I Saluran II

Gambar 4. Saluran Pemasaran sirup rosella Dari Gambar 4 diatas dapat

dilihat bahwa terdapat 2 saluran pemasaran yang dilewati oleh sirup rosella ini. Saluran pertama pengrajin menjual lansung ke konsumen dan

biasanya ini hanya untuk lingkungan sekitarnya saja. Saluran dua yakni dari pengrajin ke pedagang pengecer kemudian ke konsumen. Semakin panjang mata rantai yang dilalui suatu Pengrajin

(31)

produk maka akan semakin mahal pula harga dari produk itu sendiri karena setiap lembaga-lembaga yang dilewati

akan mengambil keuntungan masing-masing dan berakibat terhadap tingginya harga jual ke konsumen.

Tabel 4. Jumlah produk yang di jual agroindustri sirup rosella Sri Rahayu untuk botol kecil

Nama Toko Sirup Rosella Botol Kecil Jumlah Persentase

Hypermart 10 Botol 25 Botol 10 %

Foodmart 15 Botol 25 Botol 15 %

Cik puan 15 Botol 25 Botol 15 %

Rumah tangga 20 Botol 25 Botol 20 %

Jumlah 60 botol 100 Botol 60 %

Tabel 5. Jumlah produk yang di jual agroindustri sirup rosella Sri Rahayu untuk botol besar

Nama Toko Sirup Rosella Botol Besar Jumlah Persentase

Hypermart 15 Botol 25 Botol 15 %

Foodmart 10 Botol 25 Botol 10 %

Cik puan 10 Botol 25 Botol 10 %

Rumah tangga 5 Botol 25 Botol 5 %

Jumlah 40 botol 100 Botol 40 %

Dua tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dalam proses penjualan produksi minuman rosella yang banyak di salurkan adalah produk yang memiliki ukuran botol yang kecil. Jika ditinjau dari segi konsumen maka produk yang banyak diminati adalah produk yang berukuran botol kecil karena produk dengan ukuran botol kecil ini memiliki harga yang bisa terjangkau oleh kalangan masyarakat bawah. Di tinjau dari segi produsen

maka produsen akan banyak mendapatkan keuntungan jika produk yang laku adalah produk yang merukuran botol besar karena produk yang berukuran botl besar memiliki harga jual yang tinggi. Jika dibandingkan dengan harga beli botol antara botol kecil dengan botol besar maka produsen akan lebih untung memproduksi menggunakan botol besar karena jumlah penggunaan botol akan berpengaruh terhadap biaya produksi.

(32)

Pemasaran tidak hanya membicarakan produk, tetapi juga mempromosikan produk ini kepada masyarakat agar produk itu dikenal dan akhirnya akan dibeli. Untuk mempromosikan produk perlu disusun suatu strategi.

Strategi promosi adalah tindakan perencanaan, implementasi dan pengendalian komunikasi dari organisasi kepada pelanggan dan audience sasaran (target audience). Strategi yang seiring dengan strategi bauran pemasaran (advertising), promosi penjualan (sales promotion), hubungan masyarakat (public relation) dan penjualan perorangan (personal selling) (Umar, 2002).

Promosi mengacu kepada setiap insentief yang digunakan oleh produsen untuk mermicu transaksi dan atau konsumen untuk membeli suatu merek serta mendorong tenaga penjualan untuk secara agresief menjualnya (Trence, 2002).

Berdasarkan penelitian pengusaha hanya melakukan promosi penjualan (sales promotion) karena promosi merupakan elemen yang penting dan harus diperhatikan dalam pemasaran produknya karena tanpa adanya promosi maka produk akan sulit dikenal oleh masyarakat dan tentu saja

akan berpengaruh pada tingkat

penjualan, pendapatan dan

pengembangan usaha.

Untuk promosi pengusaha juga dibantu oleh Disperindag Propinsi Riau, Departemen Koperasi, karena itu pengusaha telah melakukan beberapa upaya promosi dalam rangka memperkenalkan produknya, adapun promosi dan pelatihan yang telah dilakukan oleh pengusaha antara lain:. 1. Mengikuti Pembinaan Pengusaha

Kecil, Pelatihan oleh Dep. Koperasi dan Disperindag Kota Pekanbaru. 2. Mengikuti pameran MTQ yang

diadakan di Pekanbaru dengan cara membuka stand.

3. Mengikut sertakan sirup rosella kedalam berbagai pameran yang diadakan di kota Pekanbaru dan yang terbaru akan mengikuti pameran di Malaysia dengan bantuan Indonesia, Malaisia, Thailand Growth Triangle (IMT-GT).

4. Mengikuti Pelatihan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Propinsi Riau.

(33)

oleh pemerintah ( Riau Expo, stand dan pameran-pameran lainnya). 4.3. Analisis Nilai Tambah

Dalam analisis nilai tambah pada agroindustri minuman rosella digunakan data per bulan, dimana tiap bulan proses produksi dilakukan sebanyak 4 kali, dan Dengan analisis nilai tambah ini diharapkan diperoleh informasi mengenai perkiraan nilai tambah, imbalan tenaga kerja, imbalan bagi modal dan manajemen dari setiap kg rosella yang diolah menjadi minuman rosella.

[image:33.595.114.517.446.747.2]

Pada proses produksi minuman rosella diperlukan input agroindustri baik dari bahan baku dan bahan penunjang, serta tenaga kerja yang melakukan kegiatan produksi itu sendiri. Peralatan diperlukan untuk mentransformasikan input agroindustri ini menjadi output agroindustri. Besarnya nilai tambah karena proses pengolahan didapat dari pengurangan biaya bahan baku dan input lainnya terhadap nilai produk yang dihasilkan, tidak termasuk tenaga kerja. Perhitungan nilai tambah dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Analisis Nilai Tambah Pengolahan Minuman Rosella

No Output, Input, Harga Formula Nilai (Angka)

1 Hasil produksi (botol/bulan) A 400

2 Bahan baku (kg/bulan) B 6

3 Tenaga kerja (HOK) C 2

4 Faktor konversi (1 / 2) A/B = M 66,66

5 Koefisien tenaga kerja (3 / 2) C/B = N 0,33

6 Harga produk (Rp / botol) D 10.000

7 Upah rerata (Rp / HOK) E 50.000

Pendapatan

8 Harga bahan baku (Rp / kg) F 50.000

9 Sumbangan input lain (Rp / kg)* G 130.000

10 Nilai produk (4x6) (Rp / kg) M X D = K 666.600

11 a. Nilai tambah (10-8-9) (Rp / kg) K – F – G = L 480.000

b. Rasio nilai tambah (11.a / 10) (%) (L / K) % = H% 72.09

12 a. Imbalan tenaga kerja (5x7) (Rp / botol) N X E = P 16.500

b. Bagian tenaga kerja (12.a. / 11.a.) (%) (P / L) % = Q% 3.4

13 a. Keuntungan (11.a. – 12.a) L – P = R 464.100

b. Tingkat keuntungan (13.a / 11.a) (%) (R / L) % = 0 % 96,56 Balas Jasa Untuk Faktor Produksi

14 Margin (Rp / botol) K – F = S 616.600

* Pendapatan tenaga kerja langsung 12a / 14 ( 100%)

P / S (100%) = T 2,67

(34)

Dari data Tabel 6 terlihat bahwa dengan menggunakan bahan baku rosella kering sebanyak 6 kg dapat dihasilkan minuman rosella sebanyak 400 botol. Usaha ini mampu menyerap tenaga kerja sebesar 2 HOK. Apabila harga produk (output) sebesar Rp 10.000/botol dan faktor konversi sebesar sebesar 66,66 maka nilai produk sebesar Rp 480.000, nilai produksi ini dialokasikan untuk bahan baku yang berupa rosella kering sebesar Rp 50.000 per kilogram dan input-input agroindustri lainnya sebesar Rp. 130.000.

Dari analisis nilai tambah yang telah dilakukan diatas, maka dapat diperoleh beberapa informasi yang dapat berguna bagi peneliti, pengusaha dan pihak-pihak yang ada kaitannya dengan usaha agroindustri rosella.

Pertama, nilai tambah output agroindustri dipengaruhi oleh kemampuan pengolah menjual output agroindustri (harga output per unit), ketersediaan bahan baku (harga bahan baku) dan struktur pasar input agroindustri (harga input lainnya). harga satu jenis output agroindustri yang sama antar pengolah bersifat

heterogen. Hal ini disebabkan karena perbedaan usia usaha, kualitas produk, serta variasi harga bahan baku dan harga input lainnya. Variasi komposisi bahan baku dalam menciptakan output agroindustri ini dicerminkan oleh faktor konversi pada masing-masing pengolah agroindustri.

Kedua, pendapatan tenaga kerja dalam analisis nilai tambah ini dipengaruhi koefisien tenaga kerja dan upah tenaga kerja. Koefisien tenaga kerja ini menyatakan perbandingan antara input tenaga kerja dengan bahan baku rosella yang digunakan. Dalam penelitian ini dianalisis penggunaan tenaga kerja secara penghitungan Hari Orang Kerja (HOK).

Ketiga, keuntungan diperoleh produsen dari setiap bahan baku per kilogram rosella sama dengan nilai tambah dikurangi dengan imbalan tenaga kerja.

4.4. Analisis SWOT

Untuk mengetahui strategi pemasaran agroindustri sirup rosella, pengusaha dapat melakukan analisis SWOT. Analisis ini dilakukan untuk melihat produk dan pemasaran sirup

(35)

rosella oleh usaha agroindustri sirup rosella dengan pendekatan analsisis internal (kekuatan dan kelemahan) dan eksternal (peluang dan ancaman) dalam menghadapi persaingan pemasaran sirup rosella. Berdasakan data yang diperoleh di lapangan, faktor internal dan eksternal yang dimiliki pengusaha serta strategi pemasaran yang dapat dilakukan pengusaha adalah sebagai berikut :

Kekuatan (Strengths) Kelemahan (Weaknesses) Peluang (Opportunities) Ancaman (threats) Strategi SO

1. Menjaga hubungan yang baik dengan pedagang perantara yang ada dan terus merekrut banyak pedagang perantara untuk menciptakan jaringan pemasaran yang luas.

2. Selalu mengikuti pameran dan pelatihan dari berbagai instansi pemerintah ataupun swasta untuk meningkatkan promosi dan kualitas agroindustri.

3. Meningkatkan jumlah kapasitas produksi dan outlet pemasaran untuk memenuhi

permintaan konsumen yang tinggi.

4. Lebih gencar melakukan promosi akan harga produk yang murah dengan kualitas yang terjaga untuk menarik minat konsumen.

Strategi ST

1. Mempertahankan harga produk yang kompetitif baik ketika permintaan konsumen tinggi ataupun rendah.

2. Melakukan diversifikasi produk baik dari segi rasa ataupun jenis produk.

3. Menjalin hubungan kerja sama yang kuat dengan pemasok bahan baku.

4. Menciptakan jaringan distribusi yang kuat baik di daerah-daerah maupun pusat kota untuk terus memenuhi permintaan pasar. Strategi WO

1. Menguatkan modal melalui pinjaman dari kredit lembaga perbankan untuk mengatasi kesulitan modal.

(36)

memperkenalkan produk sirup rosella.

3. Menciptakan kemasan yang menarik dengan berbagai ukuran dan harga.

4. Menambah karyawan sehingga pemasaran produk lebih banyak dinikmati masyarakat.

5. Melengkapi label dengan manfaat yang terkandung dalam sirup rosella.

Strategi WT

1. Meningkatkan promosi produk agar dapat bersaing dengan produk sejenis seperti memberikan bonus atau discount setiap pembelian dalam skala besar untuk menarik minat konsumen yang lebih tinggi.

2. Memaksimalkan pasokan bahan baku dari luar untuk ketersediaan bahan baku.

3. Menciptakan hubungan kerja sama yang baik dengan pedagang perantara.

Dalam rangka memilih alternatif strategi yang menjadi prioritas dalam penetapan strategi pemasaran agroindustri sirup rosella, maka dilakukan penilaian terhadap komponen-komponen masing-masing unsur SWOT, dengan cara menyesuaikan beberapa pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi usaha agroindustri sirup rosella. Penilaian berdasarkan logika pemikiran dan informasi dari pengusaha. Penilaian tersebut dapat dilihat pada Tabel 7 sebagai berikut

[image:36.595.113.515.654.739.2]

:

Tabel 7. Distribusi nilai-nilai pada masing-masing komponen SWOT

Kekuatan (S) Kelemahan (W) Peluang (O) Ancaman (T)

S1 2 W1 2 O1 2 T1 2

S2 2 W2 2 O2 3 T2 3

(37)

S4 3 W4 3 O4 3 T4 2 Keterangan :

3 = Sangat Penting 2 = Penting

1 = Tidak Penting

[image:37.595.116.526.261.585.2]

Mengenai alternatif pemilihan strategi pemasaran yang menjadi prioritas pada agroindustri sirup rosella dapat dilihat pada Tabel 8 sebagai berikut :

Tabel 8. Alternatif Pemilihan Strategi Pemasaran Agroindustri sirup rosella Unsur

SWOT

Keterkaitan komponen Bobot Rangking

SO1 SO2 SO3 SO4

S4, O1, O3, O4 S1, S2, O2

S3, S4, O1, O3, O4 S1, S2, S3, S4, O1,O3,O4

11 7 13 17

4 7 3 1 ST1

ST2 ST3 ST4

S4, T1, T5 S3, S4, T1, T5 S4, T2, T3 S4, T1, T4, T5

6 8 9 8

8 6 5 6 WO1

WO2 WO3

W4, O1, O4

W1, W3,O2, O3, O4 W2, W3, O2

8 14

9

6 2 5 WT1

WT2 WT3 WT4

W1, T1, T5 W3, T2, T3 W3, W4, T4 W3, T3

5 9 8 6

9 5 6 8

Berdasarkan nilai pembobotan yang telah dilakukan, maka dapat ditentukan alternatif strategi pemasaran yang dapat diterapkan oleh pengusaha agroindustri sirup rosella “Sri Rahayu“ sebagai berikut :

(38)

2. Selalu mengikuti pameran dari berbagai instansi untuk meningkatkan promosi guna memperkenalkan produk sirup rosella.

3. Meningkatkan jumlah kapasitas produksi dan outlet pemasaran untuk memenuhi permintaan konsumen yang tinggi.

4. Menjaga hubungan yang baik dengan pedagang yang ada dan terus merekrut banyak pedagang perantara untuk

menciptakan jaringan

pemasaran yang luas.

5. Menciptakan kemasan yang menarik dengan berbagai ukuran dan harga.

V.KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

1. Terkait aspek Teknis Dan Teknologi, teknologi (peralatan) yang digunakan dalam Agroindustri sirup rosella menggunakan peralatan sederhana (peralatan rumah tangga sehari-hari). Proses produksi dilaksanakan dalam 8 tahapan: Pemilihan bahan baku rosella, perebusan air, pencampurkan

rosella kering, pendinginan, pemanasan ulang, pendinginan, pembotolan, dan pemberian label. 2. Dalam aspek Yuridis (Hukum),

Industri sirup rosella di Kecamatan Tangkerang barat adalah sebuah usaha berbentuk Home Industri yang langsung dipimpin oleh pengusaha. Bentuk usaha adalah sebuah usaha perorangan berbentuk CV dan telah memiliki badan hukum NO. 54/26/09/2001. Selain itu juga telah memiliki izin dari Dinas Kesehatan Republik Indonesia dengan RI SP No.490/04.01/99.

3. Terkait aspek Lingkungan, Limbah dari proses produksi agroindustri sirup rosella “Sri Rahayu“ tidak

mengganggu masyarakat

disekitarnya karena limbah yang dihasilkan seperti limbah cair, sampah-sampah produksi langsung dikumpulkan lalu dibuang ke tempat pembuangan umum.

(39)

kemasan yang kecil berukuran 220 ml. Sedangkan kapasitas produksi sebanyak 40 botol/minggu untuk kemasan yang besar sedangkan untuk kemasan yang berukuran kecil sebanyak 20 botol/minggu. Harga sirup rosella yang berukuaran 220 ml sebesar Rp.8.500,- dan untuk sirup rosella yang berukuran 1.000 ml sebesar Rp.34.000,- Harga itu belaku untuk konsumen yang membeli produk langsung k

Gambar

Tabel 1. Format Analisis Nilai Tambah Pengolahan
Tabel 2. Matrik SWOT
Gambar 1. Tahapan Pembuatan sirup
Gambar 3. Produk Sirup Rosella
+5

Referensi

Dokumen terkait

Harga beras telah turun dari nilai puncaknya pada akhir tahun 2010 tetapi peningkatannya hingga bulan Maret 2011 tampaknya akan menghalangi manfaat pertumbuhan ekonomi

Tanyakan jenis hasil ikan budidaya air payau yang dijual sesuai dengan rincian 1 s.d 11 dan tanyakan nilai produksi dijual per bulan selama periode pencacahan, lalu isikan

Berdasarkan hasil pengujian black box dan pengujian beta, maka diperoleh kesimpulan sistem pengawasan dan pengendalian produksi yang dibangun sudah dapat membantu

Setelah diumumkannya Pemenang pengadaan ini, maka kepada Peserta/Penyedia barang/jasa berkeberatan atas pengumuman ini dapat menyampaikan sanggahan secara elektronik

Setelah diumumkannya Pemenang pengadaan ini, maka kepada Peserta/Penyedia barang/jasa berkeberatan atas pengumuman ini dapat menyampaikan sanggahan secara elektronik

[r]

WIB bertempat di Panti Sosial Bina Grahita Nipotowe Palu telah melaksanakan rapat penjelasan untuk Pekerjaan. Pengadaan Peralatan dan

Demikian addendum dokumen pengadaan ini dibuat untuk dapat diper gunakan sebagaimana mestinya. Palu, 30