• Tidak ada hasil yang ditemukan

Interpretasi Makna Simbolik Pada Kanji Berkarakter Dasar Hihen

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Interpretasi Makna Simbolik Pada Kanji Berkarakter Dasar Hihen"

Copied!
79
0
0

Teks penuh

(1)

INTERPRETASI MAKNA SIMBOLIK PADA KANJI

BERKARAKTER DASAR HIHEN

HIHEN NO BUSHU NO ARU KANJI NO SHOUCHOUTEKI NA

IMI NO KAISHAKU

SKRIPSI

Skripsi ini Diajukan Kepada Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat

Ujian Sarjana Dalam Bidang Ilmu Sastra Jepang

Oleh :

ADJIE PRASETYO 070708013

DEPARTEMEN SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

KATA PENGANTAR

Terlebih dahulu penulis mengucapkan puji dan syukur kehadirat penguasa alam semesta, Allah Azza Wa Jalla karena atas berkat rahmat dan petunjuk

dariNya skripsi yang sederhana ini akhirnya dapat selesai dalam kurun waktu yang telah diharapkan sebelumnya. Cukup banyak hambatan dan kesulitan yang penulis hadapi dalam menyelesaikan skripsi ini tetapi semua itu dihadapi dengan

kesabaran, kerja keras yang tinggi serta doa yang selalu dihadiratkan kepada Yang Maha Kuasa, sehingga semua dapat dijalankan dengan lancar. Namun

kesulitan-kesulitan yang dihadapi diharapkan juga bisa dijadikan motivasi. Selain itu, bantuan dari berbagai pihak sangat mendukung dalam penulisan skripsi ini.

Skripsi yang berjudul “ INTERPRETASI MAKNA SIMBOLIK PADA

KANJI BERKARAKTER DASAR HIHEN” ini penulis susun sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana pada jurusan Sastra Jepang Fakultas Ilmu

Budaya Universitas Sumatera Utara Medan.

Pada kesempatan ini penulis akan mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Syahron Lubis, M.A., selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya

Univeritas SumateraUtara Medan.

2. Bapak Drs. Eman Kusdiyana, M. Hum, selaku Ketua Program Studi S-1

Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan.

3. Bapak Drs. Nandi S, selaku dosen pembimbing I yang banyak berjasa

(3)

4. Bapak Drs. Yuddi Adrian Muliadi, M.A., selaku dosen pembimbing II atas

segala nasehat tambahan untuk kesempurnaan skripsi ini

5. Seluruh dosen Sastra Jepang USU, yang telah memberikan pengajaran

kepada penulis hingga saat ini

6. Seluruh keluarga penulis, khususnya kepada kedua orang tua yang telah memberikan dukungan moral serta materi sehingga penulis mampu

menyelesaikan skripsi ini. Tanpa adanya dukungan dari mereka penulis yakin skripsi ini tidak dapat selesai

7. Seluruh teman-teman stambuk ’07 atas kebersamaan selama ini.

Khususnya kepada Aminullah Gea yang secara ikhlas mengizinkan penulis untuk memakai mesin printer nya, sehingga penulis bisa mengirit

(4)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah ... 1

1.2Perumusan Masalah... 8

1.3Ruang Lingkup Pembahasan ... 9

1.4Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori ... 9

1.5Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 14

1.6Metodologi Penelitian ... 15

BAB II SEJARAH DAN CARA PEMBENTUKAN KANJI 2.1 Sejarah Singkat Kanji ... 17

2.2 Jenis-Jenis Kanji ... 18

2.3 Cara Baca Kanji... 20

2.4 Asal Usul Kanji ... 21

2.4.1 Berdasarkan Cara Pembentukan Kanji ... 22

2.4.1.1 Shokei Moji ... 22

2.4.1.2 Shiji Moji ... 22

2.4.1.3 Kai’i Moji ... 23

2.4.1.4 Keisei Moji ... 24

2.4.2 Berdasarkan Cara Pemakaian Kanji ... 25

2.4.2.1 Tenchuu Moji ... 25

(5)

2.5 Bushu ... 26

2.5.1 Defenisi Bushu ... 26

2.5.2 Jenis dan Arti masing-masing Bushu ... 27

2.5.2.1 Jenis Bushu ... 27

2.5.2.2 Arti masing-masing Bushu ... 28

a) Hen ... 28

b) Tsukuri ... 31

c) Kanmuri ... 32

d) Ashi ... 33

e) Tare... 33

f) Nyou ... 34

g) Kamae ... 35

2.6 Karakteristik Api ... 35

2.6.1 Api dan Asal-Usulnya ... 35

2.6.2 Manfaat Api ... 37

BAB III INTERPRETASI MAKNA SIMBOLIK PADA KANJI YANG BERBUSHU HIHEN 3.1 Makna yang Menyatakan Kata Benda ... 39

3.2 Makna yang Menyatakan Kata Sifat ... 46

3.3 Makna yang Menyatakan Kata Kerja ... 48

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan ... 58

(6)

LAMPIRAN ... 61 DAFTAR PUSTAKA

(7)

要旨

火偏の部首のある漢字の象徴的な意味の解釈

筆者はこの火偏の部首のある漢字の象徴的な意味の解釈にたいしては意味論と

言語記号にもとずいて分析した。意味論は語彙と文章の意味を含んでいる言語

における意味についての理論である。それに言語記号は形体と記号に関する理

論である。

漢字は直訳的に「漢」の時代からの文字であり、日本語に使われる中国の文字

である。。四つの現代日本語の片仮名、平仮名、ローマ字のほかに使用してい

る文字である。漢字は5世紀に日本に来た韓国人と共にはいった。そのあと、

上級の日本社会は6世紀に漢字の勉強を始めた。知識人の考えは漢字の読み方

が分かりにくいため、万葉仮名を作ってしまった。

一方、漢字はさまざまな形がある。それは甲骨、金文、篆文、楷書と呼んでい

る。

こうした甲骨は中国に発見された古い文字である。殷(14-11紀元前)の

時代に使用された文字である。

金文は周(11-7紀元前)の時代に使用された文字である。それは彫刻のブ

(8)

篆文は秦王(3紀元前)の初め、全中国を一つになった時の使用された文字で

ある。そのとき、各場所にすべての漢字をし用しにくいということであった。

楷書は現代、使用された漢字である。秦王の後、漢王になって代わってきた。

現代、明治維新から第二回世界大戦にかけて、全日本で使用した漢字は200

0字もある。今にかけて教育基礎によると、常用漢字が1945字だけ使用さ

れている。それは文部省が1981年3月に出版されたが、1946年のある

1850字の前から少しずつ変化してきた。

昔の日本語は中国字から借用したと言われた。形のほか、音声も意味も同じよ

うに借用された。その時、自立日本語があるから、中国字が来ると、二つの読

み方が現れた。それは音読みと訓読みである。

音読みは昔の中国語の音声をまねてしまった読み方である。それに対して、訓

読みは日本語の音声の読み方である。

日本語教育入門によると、ある象形、指示、会意と形声が漢字の形声を表し、

それに対して、転注と仮借が漢字の使用である。そのことは六書と言う。

漢字はいくつかのキャラクターの結合からなっている。「劇」の例には上、ノ、

豕、りの字を含み、一つのキャラクターの間には部首というものがある。部首 は中国で3世紀以前作られ、214つもある。

部首の言葉は「部」と「首」からなっている。つまり、部首は「頭の部分」と

(9)

部首の効果の一つは自分で漢字字書を引くことができるようになる。

位置によって、部首が七種ある。それは偏、旁 , 冠 , 脚, 構、垂 , 繞 である。

全ての部首を暗記したら、全漢字が理解することができると思われる。

偏の部首は一番多くの数量である。その偏は少なくとも漢字の30つある。そ

の30つの部首はそれぞれの意味がある。

その一つの中で「火偏」という部首がある。この部首は火、なにか焼けたこと

を表す。例えば「焼く」である。

ANDREW NELSON の「最新漢字字典」では火偏の部首がある漢字は52つ

だと書いてある。つまり、名詞が18つ、形容詞が10つ、動詞が24つであ

る。

筆者は29つだけの漢字を説明してみた。つまり、名詞が11つ、形容詞が3

つ、動詞が15つであった。

解釈した後、、「火偏」の部首は他の部首に結合されたら、いつも火と関する

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Bila kita ditempatkan di tengah-tengah suatu lingkungan masyarakat yang menggunakan suatu bahasa yang tidak kita pahami sama sekali, serta mendengar

percakapan antar penutur-penutur bahasa itu, maka kita mendapat kesan bahwa apa yang merangsang alat pendengar kita itu merupakan arus bunyi yang di sana-sini diselingi perhentian sebentar atau lama menurut kebutuhan penuturnya. Bila

percakapan itu terjadi antara dua orang atau lebih, akan tampak pada kita bahwa sesudah seseorang menyelesaikan arus bunyinya itu, maka yang lain akan

mengadakan reaksi. Reaksinya dapat berupa: mengeluarkan lagi arus-bunyi yang tidak dapat kita pahami itu, atau melakukan tindakan tertentu.

Dari uraian tersebut kita dapat menarik kesimpulan bahwa apa yang dalam pengertian kita sehari-hari disebut bahasa meliputi dua bidang yaitu: bunyi yang

dihasilkan alat-alat ucap dan arti atau makna yang tersirat dalam arus bunyi tadi; bunyi itu merupakan getaran yang merangsang alat pendengar kita, serta arti atau

makna adalah isi yang terkandung di dalam arus bunyi yang menyebabkan adanya suatu reaksi itu (Keraf,1984:15).

Sejalan dengan pendapat itu, Kridalaksana (2008:24) menyatakan bahwa

(11)

Suriasumantri (2005:175) memisahkan defenisi bahasa ke dalam dua aspek.

Pertama, bahasa dicirikan sebagai serangkaian bunyi. Dalam hal ini manusia mempergunakan bunyi sebagai alat untuk berkomunikasi. Komunikasi seperti ini dikatakan juga sebagai komunikasi verbal. Kedua, bahasa merupakan lambang

dimana rangkaian bunyi ini membentuk suatu arti tertentu. Rangkaian bunyi yang kita kenal sebagai kata melambangkan suatu obyek tertentu umpamanya saja

gunung atau seekor burung merpati. Perkataan gunung dan burung merpati sebenarnya merupakan lambang yang kita berikan kepada dua obyek tersebut. Kiranya patut disadari bahwa kita memberikan lambang kepada dua obyek tadi

secara begitu saja, di mana tiap bangsa dengan bahasanya yang berbeda pula. Jadi dengan bahasa bukan saja manusia dapat berpikir secara teratur namun juga dapat

mengkomunikasikan apa yang sedang dia pikirkan kepada orang lain.

Manusia mempergunakan bahasa sebagai sarana komunikasi vital dalam hidup ini. Bahasa adalah milik manusia. Bahasa adalah salah satu ciri pembeda

utama manusia dari makhluk hidup lainnya di dunia ini. Bahasa mempunyai fungsi yang amat penting bagi manusia, terutama sekali fungsi komunikatif yang

dilakukan secara lisan maupun tulisan (Tarigan,1993:9).

Dibanding dengan bahasa lisan, menurut teori tentang asal mula bahasa yang bersumber pada Tuhan sudah ada sejak manusia diciptakan, bahasa tulis

muncul relatif belum lama. Istilah bahasa tulis digunakan untuk mengacu keseluruhan sistem komunikasi yang didasarkan atas tulisan, bahasa digunakan

(12)

Sejauh ini sekurang-kurangnya manusia telah mengenal empat macam

tulisan, yaitu: piktograf, ideograf, silabis, fonemis (Keraf,1984:46).

Piktograf adalah suatu urutan beberapa gambar untuk melukiskan suatu peristiwa, misalnya pada orang Indian Mexico.

Ideograf atau logograf adalah tanda atau lambang yang mewakili sepatah atau pengertian, misalnya huruf Cina.

Silabis adalah suatu tanda untuk menggambarkan suatu suku kata, misalnya tulisan katakana dan hiragana dalam bahasa Jepang.

Fonemis adalah satu tanda untuk melambangkan satu bunyi, misalnya huruf

Latin, Yunani, Jerman, dan lain-lain.

Bahasa Jepang dikatakan mempunyai sistem tulisan silabis, yaitu sistem

tulisan yang menerapkan seperangkat lambang yang mewakili pengucapan suku kata. Huruf-huruf dalam bahasa Jepang merupakan kelompok bunyi yang tidak mengandung makna atau disebut dengan silabogram. Silabogram bahasa jepang

pada hakekatnya merupakan pungutan aksara sistem tulisan bahasa Cina ke dalam bahasa Jepang. Dalam perkembangan bahasa Jepang, aksara-aksara bahasa Cina

dipungut untuk menuliskan kata-kata pungutan dari bahasa Cina (Gleason dalam Cahyono,1995:29).

Bahasa Jepang dikenal sebagai bahasa yang kaya dengan huruf, tetapi

miskin dengan bunyi. Karena, bunyi dalam bahasa Jepang terdiri dari lima buah vokal dan beberapa buah konsonan yang diikuti vokal tersebut dalam bentuk suku

(13)

Huruf Hiragana dan Katakana sering disebut dengan huruf Kana. Sada

dalam Sudjianto (2007:73) menjelaskan bahwa Hiragana dikarang oleh

Kobodaishi (弘法大師)namun pendapat ini tidak beralasan sebab hiragana

tidak dibuat perseorangan dan tidak dibuat dalam satu kurun waktu tertentu. Hiragana digunakan untuk menulis kosakata bahasa Jepang asli, apakah secara

utuh atau digabungkan dengan huruf Kanji. Contoh じしょ ( jisho = kamus). Huruf Katakana digunakan untuk menulis kata serapan dari bahasa asing

(selain bahasa Cina), dalam telegram, menyebut nama hewan dan tumbuhan, menjelaskan bahasa iklan atau ketika ingin menegaskan suatu kata dalam kalimat.

Contoh :ドア (doa = pintu). Jumlah huruf Hiragana dan Katakana yang sekarang digunakan masing-masing 46 huruf, kedua jenis huruf ini digunakan untuk

melambangkan bunyi yang sama. Dari huruf tersebut, ada yang dikembangkan dengan menambahkan tanda tertentu untuk membentuk bunyi lainnya yang

jumlahnya masing-masing mencapai 50 bunyi (Situmorang, 2007 : 81).

Huruf Romaji atau huruf Alfabet (latin) digunakan pula dalam bahasa Jepang, terutama dalam buku-buku pelajaran bahasa Jepang tingkat dasar yang

diperuntukkan bagi pembelajar yang ingin mempelajari percakapan tanpa baca tulis. Huruf kanji yaitu huruf yang merupakan lambang, ada yang berdiri sendiri,

ada juga yang harus digabung dengan huruf kanji yang lainnya atau dengan diikuti huruf Hiragana ketika digunakan untuk menunjukkan suatu kata (Sutedi, 2003 : 7).

Menurut sarjana bernama Wan Yirong, huruf Kanji terbentuk pada masa

(14)

Yirong pada tahun 1899. Sebelum ditemukan jiaguwen tersebut, penduduk desa

Xiaotun yang berada di Provinsi Henan sering menemukan kepingan tulang-tulang binatang bertuliskan karakter-karakter aneh. Mereka mengira tulang-tulang ini sebagai tulang naga dan memutuskan untuk menjualnya pada toko obat tradisional

dan menemukan beberapa ukiran. Setelah Wan Yirong melakukan penelitian, dia percaya bahwa karakter-karakter tersebut digunakan pada masa Dinasti Shang

kuno. Tulang naga ini sebenarnya adalah tulang ramalan dengan prasasti yang diukir di atasnya dan tulisan tulang ramalan ditemukan. Oleh karena itu, Wang Yirong dikenal sebagai “bapak tulisan tulang naga” (Qiliang,2004:134).

Tulisan tulang ramalan muncul sebagai rangkaian tulisan terawal tetapi paling lengkap. Usianya lebih dari 3000 tahun dan digunakan oleh orang-orang

dari Dinasti Shang atau Yin untuk peramalan dan pencatatan peristiwa. Para penenung pada masa Dinasti Shang, selalu menggunakan cangkang kura-kura untuk meramal. Proses peramalan pada cangkang, pertama-tama yang mereka

lakukan adalah dengan membuat lubang pada cangkang, kemudian meletakkan cangkang di api dan mulai dibakar. Pada suhu tinggi, cangkang merekah dan

pola-pola terbentuk di atasnya. Peramal akan meramalkan nasib seseorang menurut rekahan pada cangkang tersebut. Berdasarkan rekahan ini, ia akan mengukir ramalan di atas cangkang. Tulisan tulang ramalan ditemukan di situs yang

dipercaya sebagai reruntuhan Dinasti Shang yang terletak di desa Anyang di Provinsi Henan. Sekitar 15.000 keping tulang ramalan dan lebih dari 4.500

karakter tunggal telah ditemukan (Lim,2009:57).

Sebelum kanji masuk ke Jepang, ada pendapat yang mengatakan bahwa

(15)

(Jindai Moji) yang secara harafiah berarti huruf zaman dewa. Pendapat ini tidak ada sebelum zaman Heian (794-897) dan baru muncul setelah abad

pertengahan (± 900). Banyak diantara huruf itu dibuat pada zaman Edo (1603-1867). Apabila dilihat secara sepintas, maka Jindai Moji mirip dengan huruf Korea yang disebut Hangul (Rachmah,2005:3).

Masuknya kanji bukan berarti huruf itu langsung dipakai oleh orang Jepang. Bagaimanapun juga bagi orang Jepang diperkenalkannya huruf itu menimbulkan

masalah baru bagi mereka, mengingat kanji merupakan huruf yang rumit, sehingga tidak mudah bagi orang Jepang untuk dapat langsung menerima dan memakainya. Sampai saat ini belum jelas ditemukan data yang akurat untuk

mengetahui kapan huruf kanji sampai ke Jepang. Secara umum huruf Kanji diketahui telah masuk ke Jepang pada abad ke-5 saat orang Korea memasuki negara Jepang. Pada abad ke-6 masyarakat Jepang golongan atas mulai

mempelajari kanji. Karena dianggap kanji itu susah untuk dimengerti maka para cendikiawan di Jepang membuat suatu sistem yang disebut manyogana. Manyogana adalah suatu sistem pengalihan dari cara baca Cina menjadi cara baca

Jepang asli. Sistem tersebut pada awalnya hanya berupa 金石分 (kinsekibun),

yaitu suatu aksara yang ditulis pada monumen batu. Tetapi pada zaman Nara aksara tersebut mulai meluas dipakai oleh kalangan masyarakat. Hal ini ditandai

adanya Manyoshu ( kumpulan lagu-lagu dan puisi Jepang ) (Suzuki,1988 : 4-9). Pada zaman modern, sejak permulaan zaman Meiji (1868) sampai akhir Perang Dunia II, jumlah aksara kanji yang dipakai umum di Jepang sekitar 3600

(16)

baik dalam bahasa Cina maupun dalam bahasa Jepang. Pada waktu sekarang,

jumlah aksara kanji yang termasuk dalam kurikulum pendidikan dasar dan dipakai

dalam publikasi untuk umum terbatas pada 1945 Kanji Jōyō (pemakaian umum).

Petunjuk ini telah dipublikasikan oleh Kementerian Pendidikan pada bulan Maret tahun 1981 dan menunjukkan sedikit perubahan dari daftar sebelumnya yang sebanyak 1850 karakter yang dikeluarkan pada tahun 1946 (Moriyama,2008 : 11).

Huruf Kanji kebanyakan terbentuk dari gabungan beberapa unsur atau

karakter. Contoh: 劇 (geki: drama,sandiwara). Kanji ini terdiri atas karakter 上,

ノ, 七, 豕, dan り Diantara karakter-karakter tersebut, satu diantaranya ada yang merupakan karakter dasar (bushu). Sebutan bushu atau karakter dasar ini muncul

tiga abad yang lalu di Cina yang dikembangkan melalui sistem penggabungan karakter-karakter sehingga mencapai jumlah 214 unsur atau karakter dasar. Sistem

ini masih digunakan sampai sekarang baik dalam kamus-kamus Cina maupun dalam kamus Jepang (Nandi,2000:2).

Situmorang (2007:87) menjelaskan bushu adalah bagian yang terpenting

yang menunjukkan sehubungan dengan apa arti huruf tersebut. Apabila diklasifikasi keseluruhan bushu tersebut dapat dibagi menjadi tujuh jenis, yaitu:

偏 (hen), 旁 (tsukuri), 冠 (kanmuri), 脚 (ashi), 構 (kamae), 垂 (tare), dan 繞 (nyou).

(hen) adalah jenis bushu yang terbanyak dalam pembentukan karakter

(17)

Salah satu diantaranya adalah karakter dasar 火 (hi) atau disebut dengan

istilah 火偏 (hihen). Bushu atau karakter dasar ini menyatakan api atau sesuatu

yang sifatnya terbakar. Contohnya: 焼 (yaku) yang berarti memanggang

(Todo,1972:540).

Karakter dasar hi atau api jika digabungkan dengan karakter lain dapat

membentuk makna baru. Untuk mengetahui karakter dasar 火 (hi) dan

hubungannya dengan karakter lain maka penulis akan mencoba membahasnya melalui skripsi yang berjudul “Interpretasi Makna Simbolik Pada Kanji

Berkarakter Dasar Hihen”.

1.2 Perumusan Masalah

Kanji merupakan huruf yang mengutarakan arti yang dibentuk meniru bentuk bendanya, atau tanda-tanda yang diberikan dalam menunjukkan arti

sesuatu benda atau sifat atau pekerjaan atau tanda-tanda lainnya. Sebagai contoh

huruf 火 (hi) yang berarti api bila berdiri sendiri dan bila dipergunakan sebagai bushu disebut hihen. Kanji 火 maknanya tetap sama yaitu api. Dengan begitu ketika kita memahami kanji yang mempunyai karakter hihen, terdapat

bermacam-macam interpretasi yang berbeda-beda berdasarkan hubungan makna antara karakter-karakter pembentuknya. Berdasarkan uraian di atas maka penulis

merumuskan permasalahan sebagai berikut :

(18)

2. Bagaimana makna simbolik dari kanji yang memiliki karakter hihen (火) berdasarkan hubungan makna dengan karakter pembentuk lainnya.

1.3 Ruang Lingkup Pembahasan

Penulis akan membahas hubungan makna kanji berkarakter hihen berdasarkan hubungan makna dengan karakter pembentuk lainnya. Kanji-kanji

tersebut diambil dari Kamus Kanji Modern Jepang- Indonesia oleh Andrew

Nelson. Penulis akan mengklasifikasikan bushu hihen berdasarkan kata sifat, kata kerja, dan kata benda. Dari sekitar 52 buah kanji yang berkarakter hihen, penulis

hanya akan membahas 29 buah dengan perincian 3 buah kata sifat, 15 buah kata kerja, dan 11 buah kata benda. Hal ini dikarenakan hubungan makna dengan karakter pembentuk lainnya jelas, dapat dimengerti serta sesuai dengan logika.

Untuk mendukung pembahasan ini, penulis juga akan membahas tentang sejarah singkat kanji dan latar belakang pembentukan kanji dari jenis-jenis karakter dasar (bushu).

1.4 Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori 1.4.1 Tinjauan Pustaka

Bahasa adalah alat komunikasi antar anggota masyarakat berupa lambang, bunyi suara yang dihasilkan oleh alat ucap manusia (Keraf, 1984 : 16).

(19)

lambang bahasa terdiri dari signifant (nouki) dan signifie (shoki). Signifant (nouki)

merupakan bentuk atau warna yang bisa diamati dengan mata kita atau berupa bunyi yang bisa diamati dengan telinga. Sedangkan signifie (shoki) merupakan makna yang terkandung di dalam bentuk atau bunyi tersebut. Contoh pada huruf

kanji seperti berikut :

Lambang/記号 Signifant/能記 Signifie/所記

木 [k i] <pohon>

Huruf kanji yaitu huruf yang merupakan lambang, ada yang berdiri sendiri, ada juga yang harus digabung dengan huruf kanji yang lainnya atau dengan diikuti huruf Hiragana ketika digunakan untuk menunjukkan suatu kata. Kanji juga

memilki dua cara baca, yaitu onyomi dan kunyomi (Situmorang,2007 : 100). Kunyomi adalah cara baca wago (bahasa Jepang asli), huruf tersebut dibaca

dari arti dalam bahasa Jepang. Oleh karena itu sebuah huruf kanji dapat dibaca

banyak dari bacaan kunyomi. Contohnya : kanji 冬 dalam lafal Cina dibaca

dengan dong tetapi apabila dibaca dengan sistem kun-yomi dibaca dengan fuyu (Suzuki,1988:47).

Onyomi adalah cara baca kanji menurut daerahnya di Cina, bunyi tersebut

ada yang sama ada juga yang berbeda.

Kanji pada umumnya berupa kombinasi dari bermacam-macam unsur. Salah

satu cara agar mendapat semangat dalam proses mempelajarinya ialah dengan mengenal unsur-unsurnya. Salah satu unsur pembentuk kanji adalah bushu. Bushu

(20)

Kata bushu kalau dilihat kanjinya terdiri atas dua buah huruf yaitu: 部 (bu) yang berarti bagian dan 首 (shu) yang berarti leher atau kepala, sehingga bushu dapat diterjemahkan bagian leher atau kepala atau dengan kata lain bagian yang terpenting dari suatu huruf kanji yang dapat menyatakan arti kanji secara umum.

Bushu ini biasa disebut juga dengan karakter dasar kanji. Karakter-karakter dasar tersebut berjumlah sekitar 214 buah (Nandi,2000:7). Berdasarkan letaknya, bushu dikelompokkan menjadi 7 macam dan salah satunya adalah Bushu Hen.

Hen adalah bushu bagian sebelah kiri sebuah huruf kanji (Situmorang,2007:87). Bushu ini jumlahnya terbanyak diantara bushu lainnya.

Terdapat 38 jenis bushu hen, salah satunya 火偏 (hi hen) (Suzuki,1988:36). Bushu ini selalu berkaitan dengan api dan hal-hal yang bersifat terbakar (Todo:1972:540).

1.4.2 Kerangka Teori

Kanji merupakan suatu tulisan berupa gambar atau lambang. Masing-masing lambang menunjukkan makna tertentu. Dari defenisi kanji tersebut penulis menganalisis kanji berkarakter dasar hihen dengan teori semantik dan semiotik.

Semantik berasal dari bahasa Yunani sema artinya tanda atau lambang (sign), juga dapat ditemukan dalam kata semaphore. Semantik membahas

aspek-aspek makna dalam bahasa yang mencakup deskripsi makna kata dan makna kalimat (Cahyono,1995:197).

Menurut Alston dalam Aminuddin (2001:55-62) ada 3 pendekatan dalam

teori makna yang masing-masing memiliki dasar pusat pandang yang berbeda.

(21)

Makna diartikan sebagai label yang berada dalam kesadaran manusia untuk

menunjuk dunia luar. Sebagai label atau julukan, makna itu hadir karena adanya kesadaran pengamatan terhadap fakta dan penarikan kesimpulan yang keseluruhannya berlangsung secara subjektif.

2. Pendekatan Ideasional

Makna diartikan gambaran gagasan dari suatu bentuk kebahasaan yang bersifat sewenang-wenang tetapi memiliki konvensi sehingga dapat saling

dimengerti. Dalam pendekatan ideasional, makna dianggap sebagai pemerkah ide yang memperoleh bentuk lewat bahasa dan terwujud dalam

kode.

3. Pendekatan Behavioral

Makna dalam peristiwa ujaran yang berlangsung dalam situasi tertentu.

Makna dianggap berperan penting tanpa mengabaikan konteks sosial dan situasional. Makna disesuaikan dengan latar situasi dan bentuk interaksi

sosial.

Dalam pembahasan ini penulis cenderung menggunakan pendekatan yang kedua yaitu pendekatan ideasional, karena dalam berkomunikasi antara pembicara

dengan pendengar ada makna yang ingin disampaikan dan hal itu didasari dengan adanya saling mengerti. Dalam berkomunikasi manusia sering menggunakan kode

(22)

Semiotik adalah teori tentang sistem tanda. Nama lain semiotik adalah

semiologi (semiology) dari bahasa Yunani semeion yang bermakna tanda, mirip dengan istilah semiotik (Lyons dalam Pateda,1996:28).

Aminuddin (2001:37) lebih lanjut menjelaskan bahwa semiotik selalu

berfokus terhadap tiga hal, yaitu: karakteristik hubungan antara bentuk, lambang atau kata yang satu dengan lainnya, hubungan antara bentuk kebahasaaan dengan

dunia luar yang diacunya, juga berfokus pada hubungan antara kode dengan pemakainya.

Semiotik bukan hanya berhubungan dengan isyarat-isyarat bahasa

melainkan juga berhubungan dengan isyarat-isyarat nonbahasa dalam komunikasi antar manusia (Parera,1990:13).

Charles Morris dalam Parera (1990:25) lebih lanjut menjelaskan bahwa dalam semiotik dikenal beberapa istilah, yaitu sign, signal dan symbol.

Sign adalah substitusi untuk hal-hal yang lain. Oleh karena itu, sign

memerlukan adanya interpretasi. Misalnya, jika Anda melihat sebuah tomat berwarna merah, maka inilah satu sign bagi Anda bahwa tomat itu sudah matang.

Signal adalah satu stimulus pengganti. Bunyi bel pintu adalah stimulus pengganti untuk tamu, lampu merah adalah stimulus pengganti untuk berhenti, dan sebagainya.

Symbol adalah sebuah sign yang dihasilkan oleh interpreter tentang sebuah signal dan bertindak sebagai pengganti untuk signal tersebut. Misalnya, jika

(23)

Dalam kajian semiotik, bahasa itu sendiri terdiri atas bahasa simbolik dan

bahasa emotif.

Bahasa simbolik didefenisikan sebagai suatu bahasa yang sesuai dengan fakta atau bahasa kefaktaan. Simbol itu bebas/impersonal dan harus diverifikasi

dengan fakta.

Bahasa emotif mempunyai kegunaan dalam proses komunikasi untuk

membangkitkan sikap yang diharapkan dari orang lain atau untuk mendorong orang lain untuk bertindak dan sebagainya.

Dalam skripsi ini penulis menginterpretasikan makna kanji berkarakter

dasar hihen secara simbolik. Maksudnya penulis menguraikan hubungan antara

karakter 火 (api) dengan karakter pembentuk lainnya yang disesuaikan dengan fakta atau kejadian yang ada. Misalnya dalam kanji爆, Kanji tersebut terbentuk atas karakter 火 dan 暴. Karakter暴 merupakan kanji yang bermakna kekerasan, kekejaman, kebiadaban. Apabila karakter暴 bergabung dengan karakter火, maka akan terbentuk sebuah pengertian api yang begitu kejam dan sifatnya begitu

biadab karena mampu membumihanguskan suatu tempat atau makhluk hidup yang terkena olehnya. Peristiwa seperti itu bisa terllihat saat api tersebut muncul dari sesuatu yang meledak. Maka dari interpretasi makna tersebut, penulis

menelaah mengapa kanji爆 bermakna meledak.

(24)

1.5.1 Tujuan Penelitian

Adapun rincian tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui karakteristik api

2. Untuk menginterpretasikan makna simbolik dari kanji yang memilikii

karakter hihen( 火 )berdasarkan hubungan makna dengan karakter

pembentuknya.

1.5.2 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat:

1. Menambah pengetahuan khususnya tentang kanji

2. Menjadi bahan acuan dalam memahami makna dari huruf kanji melalui

bushu-nya

3. Menunjang bahan perkuliahan khususnya mata kuliah kanji di Jurusan

Sastra Jepang S-1 Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara

1.6 Metodologi penelitian

Metodologi adalah ilmu tentang metode atau uraian tentang metode. Metode adalah cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai maksud (dalam

ilmu pengetahuan, dsb); cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan untuk mencapai tujuan yang ditentukan. Metode

(25)

Metode penelitian bahasa berhubungan erat dengan tujuan penelitian bahasa.

Penelitian bahasa bertujuan mengumpulkan dan mengkaji data, serta mempelajari fenomena-fenomena kebahasaan.

Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

Metode deskriptif digunakan untuk analisis data karena data yang didapat bukanlah angka-angka tetapi berupa kata-kata atau gambaran sesuatu (kualitatif)

(Nasution,1996:128).

Metode penelitian deskriptif adalah metode yang bertujuan membuat deskripsi; maksudnya membuat gambaran, lukisan secara sistematis, faktual, dan

akurat mengenai data, sifat-sifat serta hubungan fenomena-fenomena yang diteliti. Metode ini dikatakan pula sebagai pencarian data dengan interpretasi yang tepat.

Deskripsi berarti gambaran ciri-ciri data secara akurat sesuai dengan sifat alamiah itu sendiri. Data yang dikumpulkan berasal dari naskah, wawancara, catatan, dokumen pribadi, dsb. Secara deskriptif peneliti dapat memerikan ciri-ciri,

sifat-sifat, serta gambaran data melalui pemilahan data yang dilakukan pada tahap pemilahan data setelah data terkumpul. Metode ini didukung dengan metode

kepustakaan. Metode kepustakaan akan melibatkan hubungan peneliti dengan buku-buku (kepustakaan) dalam sumber kerja yang dikaitkan dengan gejala-gejala kebahasaan yang muncul (Djadjasudarma,1993:3-15). Melalui data yang

(26)

BAB II

SEJARAH DAN CARA PEMBENTUKAN KANJI

2.1 Sejarah Singkat Kanji

Kanji (漢字), secar

yang digunakan dalam

aksara yang digunakan dalam tulisan modern

Ada beberapa ungkapan tentang asal-usul karakter kanji terbentuk, diantaranya “simpul ikatan”,”ukiran ramalan” serta ”penemuan Cang Jie” (Lim,2009:17).

Ungkapan simpul ikatan, berarti tali diikat membentuk simpul untuk mencatat peristiwa, khususnya dalam mencatat angka, seperti lima simpul berarti

(27)

ikatan umumnya digunakan untuk menyegarkan ingatan tetapi tidak bisa mencatat

peristiwa, fonetik dan ide komunikasi.

Ungkapan ukiran ramalan, berarti mengukir baris-baris sederhana pada lembaran kayu atau bambu. Sama seperti metode mengikat simpul, ini juga

digunakan untuk mencatat peristiwa selama zaman kuno. Ukiran ramalan bisa juga digunakan sebagai bukti kontrak atau perjanjian bila rakyat membuat

kesepakatan, dua belah kayu digabungkan dan beberapa simbol diukir di atasnya. Penemuan karakter kanji oleh Cang Jie, mengenai asal-usul karakter kanji, ada pepatah yang mengatakan “penemuan karakter oleh Cang Jie”. Ia adalah

pejabat sejarawan Kaisar Kuning dan menemukan bentuk terawal dari karakter China berdasarkan bentuk benda-benda alam dan hewan, juga jejak kaki burung

dan hewan.

Setelah karakter China diciptakan, karakter tersebut menyebar ke negara-negara seperti Jepang, Vietnam, dan Korea. Karakter China menyebar ke Jepang

sekitar abad kelima. Jepang menggunakan karakter China sebagai fonetik tetapi ditulis dalam bahasa Jepang yang kemudian membentuk katakana dan hiragana.

Banyak karakter Jepang dipinjam dari karakter China dan hanya seporsi kecil

kecil yang diciptakan oleh orang Jepang, lebih dikenal sebagai kokuji (国字), contoh: 峠 (touge), 畑 (hatake).

(28)

Todo (1972:830) menjelaskan bahwa kanji terdiri dari bermacam-macam

bentuk, diantaranya yaitu: 甲骨 (kokotsu), 金文 (kinbun), 篆文 (tenbun), dan

(kaisho).

甲骨 (kokotsu) adalah huruf Kanji yang paling kuno yang pernah ditemukan di China. Huruf ini digunakan pada zaman In (殷) sekitar abad 14-11SM. Pada

zaman itu hidup untuk menyembah kepada Tuhan sangat perlu. Dalam tempat penyembahan itu terdapat kulit kura-kura dan tulang-tulang binatang yang di masukkan ke dalam lubang, kemudian di bakar. Dan arang tersebut dipakai untuk

menulis huruf-huruf yang mereka ciptakan pada saat itu. Huruf ini ditemukan di China 3500 tahun yang lalu.

金文 (kinbun) adalah huruf yang digunakan pada zaman dinasti Chou (周)

sekitar abad 11 SM sampai 7 SM. Huruf Kanji Kinbun diketemukan terukir di

peralatan perunggu yang telah di buatnya.

篆文 (tenbun) adalah huruf yang digunakan pada awal kekaisaran dinasti

Chin (秦) pada waktu negeri China bersatu, sekitar abad ke-3 SM. Pada saat itu

setiap tempat di dalam negeri China kesulitan menggunakan huruf Kanji yang

bermacam-macam. Karena kesulitan dalam menggunakan huruf Kanji Kinbun, akhirnya pemerintah menetapkan huruf Kanji Tenbun.

楷書 (kaisho) adalah huruf Kanji yang digunakan sekarang. Setelah dinasti

Chin (秦) kemudian berganti menjadi dinasti Han (漢) sekitar abad ke-3SM

sampai abad ke-3M. pada masa ini huruf Kanji berubah menjadi kebentuk garis

(29)

sangat mudah ditulis dan juga digunakan secara umum sampai sekarang.

Jenis-jenis bentuk kanji tersebut dapat kita lihat pada tabel di bawah ini:

甲骨

(kokotsu)

金文

(kinbun)

篆文

(tenbun)

楷書

(kaisho)

2.3 Cara Baca Kanji

Telah disebutkan bahwa Jepang kuno meminjam tulisan dari Tiongkok.

Peminjaman huruf ini tidak hanya bentuknya saja tetapi juga lafal dan makna dari tulisan tersebut. Dikarenakan Jepang pada waktu itu telah mempunyai bahasanya

sendiri. Maka dengan masuknya huruf Tiongkok yang lafalnya berbeda telah menimbulkan dualisme cara baca huruf dalam bahasa Jepang, yaitu On’yomi dan Kun’yomi (Nandi,2003:12).

On’yomi yaitu pembacaan kanji dengan cara meniru pengucapannya dalam bahasa Cina zaman dahulu. Kun’yomi yaitu pembacaan kanji dengan cara

(30)

Huruf kanji 人 dapat dibaca ジン (jin) dan dapat dibaca ニン (nin). Namun selain itu, huruf 人 pun dapat dibaca ひと(hito). Pembacaan kanji yang pertama

yaitu dengan bunyi baca ジン (jin) atau ニン (nin) disebut on’yomi sedangkan

pembacaan yang kedua yaitu dengan bunyi baca ひとdisebut kun’yomi.

Munculnya cara baca On’yomi yang lebih dari satu disebabkan karena kanji

yang masuk ke Jepang dipengaruhi oleh perubahan dan perkembangan zaman di Cina. Karena itu dalam On’yomi dikenal ada istilah ‘Go-on’ (abad 6-7), ‘Kan-on’ (abad 8), dan ‘To-on’ (abad 12).

Go-on adalah bunyi huruf kanji yang paling awal dibawa ke Jepang. Bunyi huruf ini didatangkan dari Cina bagian selatan, yaitu bunyi lafal yang digunakan

masyarakat yang tinggal di hilir Sungai Yangtse. Cara baca ini banyak ditemui dalam naskah Budha. Sehingga dipakai di Jepang adalah sebagai pengaruh agama

Budha. Contoh : 行列 (gyōretsu), 苦行 ( kugyō).

Kan-on merupakan cara baca huruf di bagian utara Cina. Bunyi huruf ini dibawa ke Jepang oleh Kentoshi dan Kenzuishi yang dikirim oleh pemerintah

Jepang untuk belajar ke luar negeri tahun 607-894. Contoh : 行動 (kōdō),

行 (ginkō).

Tō-on masuk ke Jepang yaitu pada zaman feudal (zaman Heian hingga

zaman Edo). Bunyi toon dibawa oleh para pedagang Cina dari Ōchō. Contoh :

(31)

Walaupun pada bagian awal telah disebutkan bahwa huruf kanji dapat

dibaca dengan on’yomi dan kun’yomi, namun bukan berarti setiap kanji memiliki on’yomi dan kun’yomi. Sebab ada kanji yang memiliki kun’yomi tetapi tidak

memiliki on’yomi, misalnya huruf-huruf kanji 絵 (エ/カイ)、愛 (あい)、菊 (キ

ク)、dan sebagainya. Sebaliknya ada juga kanji yang memiliki kun’yomi tetapi

tidak memiliki on’yomi, misalnya huruf-huruf kanji 畑(はたけ/はた)、 扱(あつ

かう)、峠(とうげ)、dan sebagainya.

Di dalam Joyo kanji terdapat 2187 on’yomi dan 1900 kun’yomi sehingga

jumlah keduanya (on’yomi dan kun’yomi) mencapai 4087. Keadaan seperti ini dapat menunjukkan rata-rata setiap satu kanji masing-masing memiliki 2,1 on’yomi dan kun’yomi (Katoo dalam Sudjianto,2007:71).

2.4 Asal Usul Kanji

Asal-usul sebuah kanji dapat dilihat dari segi pembentukan serta pemakaiannya. Menurut Nihongo Kyoiku Nyumon Yogoshu dalam Sudjianto (2007:67) bahwa shokei, shiji, kai’i, dan keisei yang masing-masing menunjukkan

pembentukan atau cara-cara penciptaan sebuah kanji, dan terdapat tenchuu dan kasha yang masing-masing menunjukkan pemakaian kanji. Klasifikasi 6 macam

pembentukan serta pemakaian huruf kanji disebut dengan istilah rikusho (六

書). Klasifikasi seperti ini diperkenalkan Xu Shen dari Dinasti Han secara

(32)

Characters( 説文解字), yang mencatat 9.353 karakter beserta asal-usul serta arti setiap karakter (Lim,2009:29)

2.4.1 Berdasarkan Cara Pembentukan Kanji 2.4.1.1Shokei Moji

Shokei moji yaitu huruf yang dibuat dengan cara meniru atau menggambarkan bentuk sebuah benda.

Contoh :

2.4.1.2 Shiji Moji

Shiji artinya menunjuk sedangkan moji adalah huruf. Jadi, shiji moji adalah huruf yang dibuat dari bentuk yang menunjukkan hal-hal yang abstrak

yang digambarkan dengan bantuan garis atau titik. Contoh :

上 (ue) : atas

(33)

下 (shita) : bawah

Huruf-huruf tersebut berasal dari gambar :

2.4.1.3 Kai’i Moji

Ka’i Moji adalah huruf kanji yang terbentuk dari penggabungan beberapa

penggabungan huruf sehingga menimbulkan makna yang baru.

Contoh :明 (akarui) : terang

Kanji ini dibentuk dari gabungan 日 (hi:matahari) dan (tsuki:bulan).

Pengertiannya adalah bahwa suasana ‘terang’ muncul karena adanya cahaya dari matahari dan bulan.

(34)

Yang dimaksud dengan Keisei Moji adalah kanji yang dibuat dari gabungan

bentuk dan bunyi. Artinya, salah satu bagiannya merupakan karakter dasar (bushu) yang menunjukkan makna dan bagian lainnya menunjukkan suara.

Contoh kanji yang diambil dari bentuk :

清 (kiyo-meru) : jernih, bersih

Kanji tersebut merupakan gabungan dari karakter dasar 氵 (san-zui) yang

menyatakan air dan 青 (ao-i) yang berarti biru. Oleh karena itu, air yang biru adalah jernih/bersih

Sedangkan kanji yang diambil dari bunyi atau suara biasanya digunakan untuk memudahkan dalam membaca onyomi dengan melihat kemiripan huruf. Artinya, jika ada huruf yang bagiannya ada kesamaan, maka sebagian besar cara bacanya

pun sama (Nandi,2003:10).

Contoh bagian huruf 交 (kou)

Jika ada huruf yang mempunyai unsur交 ini, maka akan dibaca sama ‘kou’ walaupun dalam artinya berbeda.

Contoh :

効 (kou) : guna,faedah

校 (kou) : sekolah

(35)

2.4.2 Berdasarkan Cara Pemakaian Kanji 2.4.2.1 Tenchuu Moji

Tenchuu Moji sering disebut juga dengan karakter fonetik pinjaman. Ada kecenderungan bahwa ungkapan beru yang muncul selama percakapan kita

sehari-hari memiliki pengucapan tapi tak ada katanya. Ungkapan ini dipinjam dari karakter lain dengan pengucapan yang sama dan dikenal sebagai karakter fonetik pinjaman.

Contoh : 分 (bun) : membagi

Kanji ini dibentuk dengan menambahkan karakter 刀 (pisau) dibawah karakter 八 (makna asli adalah memisahkan). Apabila kedua karakter tersebut digabungkan

akan memberi sebuah pengertian menggunakan pisau untuk memisahkan benda

dan karakter baru分 (memisahkan) dibentuk.

2.4.2.2 Kasha Moji

Kasha moji adalah peminjaman bunyi, sedangkan artinya tidak ada hubungan sama sekali dengan huruf yang dipinjamnya. Biasanya Kasha Moji

digunakan untuk nama-nama tempat, negara, dan lain-lain.

Contoh : 伊太利 (itari) : Italia

(36)

2.5 Bushu

2.5.1 Defenisi Bushu

Huruf kanji terbentuk dari beberapa garis atau coretan. Garis-garis atau coretan-coretan tersebut membentuk bagian-bagian kanji, lalu bagian-bagian tersebut pada akhirnya membentuk sebuah huruf kanji secara utuh. Dengan

adanya bagian-bagian pada sebuah kanji ini maka timbul istilah yang disebut

bushu (部首).

Kata bushu kalau apabila dilihat dari kanjinya terdiri atas dua buah huruf, yaitu :

部 (bu) : bagian

首 (shu) : leher,kepala

Oleh karena itu, bushu dapat diterjemahkan bagian dari leher/kepala, atau

dengan kata lain bagian yang terpenting dari suatu huruf kanji yang dapat menyatakan arti kanji secara umum. Bushu ini biasa disebut dengan karakter dasar

kanji.

Bushu sendiri merupakan radikal yang digunakan untuk menggolongkan berbagai macam karakter, bushu dipercaya diperkenalkan oleh Xu Zhen dari

(37)

menggolongkan 540 radikal. Namun pada masa Dinasti Ming terjadi sebuah

revolusioner pada bushu tersebut menjadi 214 radikal (Lim,2009:9).

Manfaat dengan adanya ketentuan bushu ini ialah dapat diperoleh kemudahan-kemudahan ketika mencari arti suatu kanji baik itu melalui kamus

atau interpretasi sendiri terhadap kanji tersebut.

Huruf Kanji kebanyakan terbentuk dari gabungan beberapa unsur atau

karakter. Contoh: 劇 (geki: drama,sandiwara). Kanji ini terdiri atas karakter 上,

ノ, 七, 豕, dan り Diantara karakter-karakter tersebut, satu diantaranya ada yang merupakan karakter dasar (bushu). Bila tidak terbiasa dan tidak tahu karakter

dasar mana yang pasti dan harus diambil maka akan kesulitan dalam mencari arti kanji yang dimaksud di dalam kamus kanji.

Tetapi walaupun demikian, ada juga kanji yang sekaligus sudah

menunjukkan karakter dasar. Artinya, bahwa arti atau makna dari kanji tersebut

sama dengan arti atau makna dari karakter dasarnya. Misalnya : 日

(hi=hari,matahari), (kokoro=hati,perasaan), (kome=beras), (hi=api) dan lain-lain.

2.5.2 Jenis dan Arti masing-masing Bushu

Kalau dilihat dari jenisnya, bushu terdiri atas beberapa jenis. Dikarenakan banyak jenis itulah masing-masing jenis pun mempunyai arti yang berbeda.

(38)

Terdapat tujuh macam bushu sesuai dengan letaknya pada suatu kanji.

Walaupun pembagian ini tidak mencakup seluruh aksara kanji tetapi setidaknya dengan mengenal ketujuh macam bushu ini akan mempermudah memahami makna seluruh aksara kanji.

Adapun jenis-jenis bushu tersebut adalah sebagai berikut:

1. : letak karakter dasar (bushu) terdapat di bagian kiri dan

disebut ‘HEN’ (偏)

2. : letak bushu terdapat di bagian kanan dan bushu ini

disebut ‘TSUKURI’ (旁)

3. : letak bushu terdapat di bagian atas dan bushu ini disebut

‘KANMURI’ (冠)

4. : letak bushu ini terdapat di bagian bawah dan bushu ini

disebut ‘ASHI’ (脚)

5. : letak bushu ini terdapat di bagian atas melingkar ke kiri

bawah dan disebut ‘TARE’ (垂)

6. : letak bushu yang melingkar dari kiri ke kanan bawah dan

(39)

7. : letak bushu yang memagari bagian dalam dan disebut

‘KAMAE’ (構).

2.5.2.2Arti Masing-masing Bushu

Jenis bushu berdasarkan letaknya yang terdiri dari 7 jenis tersebut dibagi lagi menjadi beberapa bagian yang mempunyai arti atau makna masing-masing.

a) Hen(偏)

Bushu seperti ini terdapat lebih kurang 30 jenis dan merupakan jenis bushu terbanyak. Dari 30 bushu tersebut masing-masing mempunyai arti atau makna

yang berlainan, seperti sebagian yang sering kita temui dalam contoh berikut ini:

a. 「亻」:nimben

Bushu ini menunjukkan makna orang. Kanji yang mempunyai bushu ini artinya ada hubungannya dengan sifat, perbuatan, kebiasaan dan keadaan

orang.

Contoh: 休 (yasumi) :libur, istirahat

働 (hataraku) : bekerja

b. 「扌」:tehen

Bushu ini menyatakan tangan. Bagian sususnan kanji ini memiliki arti yang

ada hubungannya dengan tangan.

(40)

捨 (suteru) : membuang

c. 「氵」:sanzui

Bushu ini menyatakan air. Bagian sususnan kanji ini artinya ada hubungannya dengan air atau zat cair.

Contoh : 池 (ike) : kolam

滝 (taki) : air terjun

d. 「木」:kihen

Bushu ini memiliki makna pohon/kayu. Artinya bagian susunan kanji ini ada hubungannya dengan kayu atau pohon.

Contoh : 机 (tsukue) : meja (hayashi) : hutan

e. 「言」:gomben

Bushu ini menyatakan kata/bahasa. Bagian susunan kanji ini artinya ada hubungannya dengan perkataan atau pembicaraan.

Contoh : 読 (yo-mu) : membaca

話 (hana-su) : berbicara

f. 「女」:onna-hen

(41)

Contoh : 姉 (ane) :kakak perempuan

嫁 (yome) : pengantin perempuan

g. 「土」:tsuchi-hen

Bushu ini menyatakan tanah. Bagian susunan kanji ini artinya ada hubungannya dengan tanah, daerah/wilayah.

Contoh : 地 (chi) : tanah/daerah

境 (sakai) : batas (wilayah)

h. 「口」:kuchi hen

Bushu ini menyatakan mulut. Bagian susunan kanji ini artinya ada hubungannya dengan mulut dan bibir.

Contoh :味 (aji) : rasa

呼 (yo-bu) : memanggil

i. 「火」:hi-hen

Bushu ini menyatakan api. Bagian susunan kanji ini artinya ada

hubungannya dengan terbakar, panas, dan sifat-sifat api lainnya.

Contoh : 炊 (taku) : merebus

燃 (mo-eru) : membakar

(42)

Jenis bushu ini letaknya sebelah kanan kanji. Terdapat beberapa jenis

tsukuri yang maknanya berbeda-beda, diantaranya :

a. 「刂」:rittou

Bushu ini menyatakan pedang. Bagian susunan kanji ini ada hubungannya dengan pedang atau alat potong.

Contoh : 刈 (ka-ru) : menyabit

刻 (kiza-mu) : memotong

b. 「隹」:furutori

Bushu ini menyatakan burung. Bagian susunan kanji ini artinya ada hubungannya dengan burung/unggas.

Contoh : 雄 (osu) : jantan

雌 (mesu) : betina

c. 「頁」:ougai

Bushu ini menyatakan kepala. Bagian susunan kanji ini artinya ada hubungannya dengan wajha atau kepala.

Contoh : 頭 (atama) : kepala

(kao) : wajah

(43)

Bushu ini terdapat di bagian atas sebuah kanji. Terdapat lebih kurang 15 jenis kanmuri yang maknanya berbeda-beda, diantaranya :

a. 「ウ」:u-kanmuri

Bushu ini menyatakan atap. Bagian susunan kanji ini artinya ada

hubungannya dengan keadaan di dalam bangunan (rumah, kantor, toko) dan sebagainya.

Contoh : 宅 (taku) : rumah

室 (shitsu) : ruangan (kelas), kamar

b. 「艹」:kusa-kanmuri

Bushu ini menyatakan rumput. Bagian susunan kanji ini artinya ada hubungannya dengan rerumputan, tanaman, dan tumbuhan.

Contoh : 茶 (cha) : teh

草 (kusa) : rumput

c. 「穴」:ana-kanmuri

Bushu ini memiliki makna lubang. Bagian susunan kanji ini ada hubungannya dengan lubang.

Contoh : 空 (sora) : langit

(44)

d) Ashi(脚)

Bushu ini terdapat di bagian bawah sebuah kanji. Terdapat beberapa jenis ashi yang maknanya berbeda-beda, diantaranya:

a. 「灬」 :renga, rekka

Bushu ini menyataka api. Bagian susunan kanji ini artinya ada hubungannya

dengan api atau panas.

Contoh : 煮 (ni-ru) : mendidih

熱 (atsu-i) : panas

b. 「心」 :kokoro

Bushu ini menyatakan hati. Bagian susunan kanji ini artinya ada

hubungannya dengan hati, perasaan, dan emosi.

Contoh : 怠 (nama-ke) : malas

思 (omo-u) : berpikir

(45)

Bushu ini terletak di sebelah atas dan melingkar ke bawah kiri sebuah kanji

dan membentuk siku-siku. Terdapat beberapa jenis tare yang maknanya berbeda-beda, diantaranya :

a. 「疒」:yamaidare

Bushu ini menyatakan penyakit. Bagian susunan kanji ini artinya ada

hubungannya dengan orang (sakit,terbaring) dan penyakit.

Contoh : 痛 (ita-i) : sakit

疲 (tsuka-reru) :capek

b. 「广」:madare

Bushu ini menyatakan atap. Bagian susunan kanji ini artinya ada

hubungannya dengan atap, rumah, dan sebagainya.

Contoh : 店 (mise) : toko

庫 (ko) : gudang

f) Nyou (繞)

Bushu ini letaknya di sebelah kiri dan melingkar ke bagian bawah sebuah

kanji dan membentuk siku-siku. Terdapat jenis-jenis tare yang maknanya

berbeda-beda, diantaranya :

(46)

Bushu ini menyatakan jalan. Bagian susunan kanji ini artinya ada

hubungannya dengan jalan, langkah, dan maju.

Contoh : 送 (oku-ru) : mengirim

逃 (nige-ru) : kabur, melarikan diri

b. 「走」:son-nyou

Bushu ini artinya ada hubungannya dengan arti lari.

Contoh : 起 (oki-ru) : bangun

越 (ko-su) : pindah, memindahkan

g) Kamae(構)

Bushu yang letaknya memagari bagian dalam sebuah kanji.

a. 「門」:mon-gamae

Bagian sebuah kanji ini artinya ada hubungannya dengan pintu atau

gerbang.

Contoh : 閉 (shi-meru) : menutup

開 (a-keru) : membuka

b. 「口」:kuni-gamae

Bagian susunan kanji ini artinya ada hubungannya dengan keliling, lingkaran, dan tempat di sekelilingnya.

(47)

回 (mawa-ru) : berputar

2.6 Karakteristik Api 2.6.1 Api dan Asal-Usulnya

Api adalah bahasa yang dipakai masyarakat untuk menyebut suatu hasil

pembakaran yang terjadi karena proses kimia (korek api), mekanik (benturan antara benda keras), serta elektrik (lepasnya elektron dari atom-di sini tak ada

nyala api).

Api adalah

lainnya. Proses oksidasi yang lebih lambat seperti tidak termasuk dalam definisi tersebut. Api berupa energi berintensitas yang bervariasi dan memiliki bentuk

spektrum visual sehingga dapat tidak terlihat oleh mata manusia) dan juga dapat menimbulkan

Api (warnanya-dipengaruhi oleh intensitas cahayanya) biasanya digunakan untuk menentukan apakah suatu bahan bakar termasuk dalam tingkatan kombusi sehingga dapat digunakan untuk keperluan manusia (misal digunakan sebagai

bahan bakar api unggun, perapian atau kompor gas) atau tingkat pembakar yang keras yang bersifat sangat penghancur, membakar dengan tak terkendali sehingga

(48)

Sejak zaman purbakala api sudah digunakan. Api ditemukan dengan cara

membenturkan atau menggesekkan dua buah batu sampai muncul percikan api atau dengan menggosokan sebuah kayu kering dengan kayu kering lain. Api dapat dibuat jika ada penyala (bahan yang mudah menyala jika terkena api), pemancing

dan bahan bakar. Contoh penyala adalah kayu kering yang diserut, rumput kering, pakis mati, lumut kering, jamur kering jerami, serbuk gergaji, dedaunan kering

dan bagian yang mati atau membusuk dari batang pohon, serabut tumbuhan yang mengering, daun palm atau kelapa yang mati, mesiu, kapas kain kasa, serta bagian luar bambu yang di serut. Pemancingnya adalah ranting kecil atau potongan kayu

kecil, kayu yang dipisah-pisahkan dan batu yang kering. Dan yang terakhir, agar api menyala lama diperlukan bahan bakar seperti kayu kering yang masih berdiri

dan cabang yang sudah mati dan kering, bagian dalam yang kering dari batang pohon tumbang, dahan atau cabangnya, rumput kering yang dibelitkan jadi satu, kotoran hewan yang sudah mengering, batubara, dan serpih mengandung minyak.

Tetapi saat ini, dengan kemajuan pemikiran manusia, api mudah ditemui di dalam

berbagai macam bentuk, seperti korek api, kompor gas dan masih banyak lagi .

2.6.2 Manfaat Api

Pada kehidupan sehari-hari, api sering dimanfaatkan untuk berbagai macam hal, diantaranya yaitu :

1. Hal yang paling umum digunakan yaitu untuk memasak, baik itu dengan

cara merebus,menumis,menggoreng dan sebagainya.

2. Api berguna untuk membuat api unggun yang bisa menghangatkan tubuh

(49)

3. Untuk mengeringkan apa yang tidak dapat dimanfaatkan kecuali kalau

kering, dan menguraikan apa yang tidak dapat dimanfaatkan kalau tidak dalam keadaan terurai.

4. Sebagai lampu yang berfungsi sebagai penerangan.

(sumber: skaifire.com/index2.php?option=com_content&do_pdf)

BAB III

INTERPRETASI MAKNA SIMBOLIK PADA KANJI

BERKARAKTER DASAR HIHEN

Dalam skripsi ini, penulis hanya membahas 29 kanji berkarakter dasar hihen

dengan perincian sebagai berikut:

(50)

b) 3 buah makna yang Menyatakan Kata Sifat

c) 15 buah makna yang Menyatakan Kata Kerja

3.1 Makna yang Menyatakan Kata Benda

1.

Kanji tersebut memiliki makna ‘lampu, pelita, cahaya’

Kunyomi(訓) :あかり (akari) 、あかし (akashi) 、とも

しび (tomoshibi)

Onyomi (音) :テイ (tei) 、チョウ (chou)

K a n j i t e r s e b u t t e r d i r i a t a s g a b u n g a n d u a k a r a k t e r

(51)

kedua karakter tersebut digabungkan akan didapat kata sepucuk

a p i y a n g m e m i l i k i d u a p e n g e r t i a n , y a i t u : 1. Meskipun hanya sepucuk, namun sesuai dengan fungsinya api mampu memberikan penerangan bagi kita. Sebelum adanya

listrik, orang zaman dahulu memanfaatkan api sebagai penerangan dalam kehidupan sehari-hari. Mungkin dari ide

seperti itu, mereka berusaha menciptakan lampu. Layaknya lampu listrik, biasanya lampu tersebut mereka gantung pada dinding-dinding rumah atau pada saat sekarang disebut dengan

lampu sentir atau lampu teplok. Maka, sepucuk api identik dengan lampu

2. Selain itu, adanya sepucuk api membuat kita bisa melihat suatu benda dalam kegelapan melalui cahaya yang dihasilkannya. Maka, sepucuk api juga identik dengan cahaya.

2.

Kanji tersebut memiliki makna ‘obor, sinyal api, isyarat’ Kunyomi (訓) : tidak ada

Onyomi (音) :キョ (kyo) 、コ (ko)

Kanji tersebut terdiri atas gabungan tiga karakter yaitu karakter 火

(api), karakter匚 (batang kayu atau bambu yang dilubangi) serta

karakter 口 (mulut). Sehingga apabila ketiga karakter tersebut

(52)

dilubangi menyerupai mulut dan terdapat api. Seperti yang kita

ketahui api berfungsi sebagai penerangan. Jika batang kayu atau bambu yang memiliki lubang besar seperti mulut ditengahnya dimasukkan sumbu, kemudian dari sumbu tersebut dinyalakan api

maka akan dihasilkan penerangan berupa nyala api berbentuk obor. Maka, batang kayu atau bambu yang dilubangi seperti mulut api

identik dengan obor.

3.

Kanji tersebut memiliki makna ‘perapian’ Kunyomi (訓) : tidak ada

Onyomi (音) :ロ(ro)

Kanji tersebut terdiri atas gabungan dua karakter yaitu karakter 火 (api) dan karakter 戸 (pintu). Sehingga apabila kedua karakter tersebut digabungkan akan didapat kata api pintu atau pintu api.

Api berfungsi sebagai penghangat, oleh karena itu pada saat cuaca dingin orang-orang membakar kayu-kayu atau bahan-bahan yang bisa dibakar pada sebuah tempat yang menyerupai sebuah pintu

yang sedikit melebar. Sehingga dari dalam tempat tersebut dihasilkan suatu kobaran api yang memberikan kehangatan. Tempat tersebut lebih dikenal dengan istilah perapian.

(53)

Kanji tersebut terdiri atas gabungan dua karakter yaitu 火 (api)

dan karakter乍(sambil,meskipun, selama). Sehingga apabila kedua

karakter tersebut digabungkan akan didapat kata api yang muncul selama peristiwa terjadi. Salah satu peristiwa tersebut yaitu pada

saat ledakan terjadi. Karena selama terjadi ledakan, biasanya selalu disertai dengan percikan atau kobaran api.

4.

Kanji ini memiliki makna ‘ladang’

Kunyomi (訓) :はたけ (hatake) 、はた (hata) Onyomi (音) : tidak ada

Kanji tersebut terdiri atas gabungan dua karakter yaitu 火 (api) dan

田 (sawah). Sehingga apabila kedua karakter tersebut digabungkan

akan didapat kata api sawah. Api merupakan suatu zat yang

sifatnya membakar, sehingga apabila api tersebut membakar daerah persawahan yang banyak ditanami oleh tumbuhan pepadian, maka lahan atau kondisi tanah pada daerah tersebut akan kering

kerontang dikarenakan api telah membakar habis tumbuhan dan menyebabkan kondisi sekitarnya menjadi gersang. Oleh karena itu,

saat lahan tersebut kosong banyak masyarakat yang mengolahnya kembali agar bisa ditanam tumbuhan yang sifatnya bisa hidup pada lahan dengan sifat tanah yang kering. Lahan semacam itu dikenal

dengan istilah ladang.

(54)

Onyomi (音) :ホウ (hou)

Kanji tersebut terdiri atas gabungan dua karakter yaitu karakter火

(api) dan karakter 夆 (berjalan pelan melewati semak belukar

tetapi setelah diperluas juga bisa berarti bertemu lawan/musuh). Sehingga apabila kedua karakter tersebut digabungkan akan

didapat kata api saat bertemu lawan/musuh. Sesuai dengan fungsinya api merupakan zat yang mampu menghasilkan penerangan, sehingga pada zaman dahulu saat seseorang bertemu

dengan lawan/musuh baik itu hewan maupun manusia maka mereka akan menggunakan api dengan cara membubungkannya ke

langit sebagai pertanda bahwa mereka berada dalam keadaan

bahaya.

6.

Kanji ini memiliki makna ‘pembakaran, api unggun’ Kunyomi (訓) : tidak ada

Onyomi (音) :リョウ (ryou)

Kanji tersebut terdiri atas gabungan dua karakter, yaitu karakter 火

(55)

berkumpul dengan teman/sahabat khususnya pada malam hari saat

cuaca dalam keadaan dingin, hal yang sering dilakukan adalah dengan membakar beberapa onggok kayu yang disusun sedemikan sehingga mampu memberikan rasa kehangatan. Beberapa onggok

kayu yang dibakar tersebut dikenal dengan istilah api unggun.

7.

Kanji ini memiliki makna ‘bara api, arang yang membara’ Kunyomi (訓) :おき (oki)

Onyomi (音) :オウ (ou) 、ウ(u) 、イク(iku) Kanji tersebut terdiri atas gabungan dua karakter yaitu karakter 火

(api) dan 奧 (bagian dalam). Sehingga apabila kedua karakater

tersebut digabungkan akan didapat kata bagian dalam dari api, yang

memiliki dua pengertian, yaitu:

1. Bagian dalam dari api, maksudnya saat pembakaran terjadi, ada bagian dalam dari hasil pembakaran tersebut yang sifatnya

sangat panas dan terus menyala yaitu bara api. Maka, bagian dalam dari api identik dengan bara api.

2. Selain itu, saat pembakaran sudah dalam keadaan padam maka

yang tersisa pada bagian dalam serpihan-serpihan yang terbakar adalah arang yang sifatnya sangat panas dan membara. Maka,

bagian dalam api identik juga dengan arang yang membara.

8.

Kanji ini memiliki makna ‘sake penghangat’ Kunyomi (訓): tidak ada
(56)

Kanji tersebut terdiri atas gabungan dua karakter yaitu 火 (api) dan

閒 (ruang,interval kosong). Sehingga apabila kedua karakter

tersebut digabungkan akan didapat kata ruang api. Api bermanfaat sebagai penghangat, sehingga saat dalam kondisi tertentu

khususnya pada saat musim dingin tiba biasanya orang-orang zaman dahulu hingga sekarang memanaskan tubuh mereka di dalam ruangan dengan cara meminum alkohol atau sake, karena

sifat alkohol atau sake dapat menimbulkan reaksi panas di dalam tubuh setelah meminumnya. Oleh karena itu, alkohol atau sake

dalam kondisi tersebut dikenal dengan istilah sake penghangat.

9.

Kanji ini memiliki makna ‘penghentian, gencatan’

Kunyomi (訓): tidak ada Onyomi (音):ソク

Karakter tersebut terdiri atas gabungan dua karakter, yaitu karakter

火 (api) dan 息 (bernapas). Sehingga apabila kedua karakter

tersebut digabungkan akan didapat kata api saat bernapas. Maksud dari kata tersebut yaitu ditiupkannya napas pada situasi yang panas.

Situasi tersebut terjadi saat suatu nasehat berada di tengah-tengah perkelahian atau peperangan yang sifatnya sangat panas dan bergejolak sehingga terjadi suatu gencatan maupun penghentian.

Hal ini dikarenakan nasehat tersebut diambil sebagai jalan untuk menghentikan gejolak panas dalam perkelahian atau peperangan

(57)

10.

Kanji ini memiliki makna ‘bara api’

Kunyomi (訓): tidak ada Onyomi (音): ジン

Kanji tersebuk terdiri atas gabungan dua karakter, yaitu karakter火

(api) dan 盡 (habis). Sehingga apabila kedua karakter tersebut

digabungkan akan didapat kata api yang telah habis. Setelah proses

pembakaran telah habis atau selesai maka yang tersisa hanyalah

serpihan-serpihan atau puing-puing dari benda yang terbakar

tersebut yang berwarna hitam dan kemerah-merahan. Serpihan-serpihan dari sisa-sisa benda tersebut menghasilkan suatu bara yang lebih dikenal dengan istilah bara api. Maka, api yang telah

habis identik dengan bara api.

3.2 Makna yang Menyatakan Kata Sifat

1.

Kanji ini memiliki makna ‘ajaib, menakjubkan’ Kunyomi (訓) :あらたかな (aratakana) Onyomi (音) :シャク (shaku)

Kanji tersebut terdiri atas gabungan dua karakter, yaitu karakter 火

(58)

kedua karakter digabungkan akan didapat kata api yang dibungkus,

yang memiliki dua pengertian, yaitu:

1. Sangatlah mustahil dan tidak pernah terjadi peristiwa seperti itu. Oleh karena itu, apabila ada api yang mampu untuk dibungkus

dalam suatu bungkusan maka peristiwa tersebut menjadi sangat ajaib dan menakjubkan. Maka, kata api yang dibungkus identik

dengan ajaib dan menakjubkan.

2. Saat api yang dibungkus ini merupakan suatu kejadian yang sangat langka, sehingga membuat orang-orang akan takjub saat

melihat kejadian tersebut. Maka, kata api yang dibungkus juga identik dengan menakjubkan.

2.

Kanji ini memiliki makna ‘bersinar’

Kunyomi (訓): tidak ada Onyomi (音): コン (kon)

Kanji tersebut terdiri atas gabungan tiga karakter yaitu karakter

karakter 火 (api), 日(matahari), dan karakter比 (membandingkan)

dan. Sehingga apabila ketiga karakter tersebut digabungkan akan

didapat kata api yang dibandingkan dengan matahari. Api sering dibandingkan dengan matahari karena keduanya memiliki

kesamaan dalam sifatnya. Matahari merupakan benda yang menghasilkan sinar yang mampu menerangi jagad raya ini (bumi) begitu juga halnya dengan api merupakan zat kimiawi yang juga

(59)

dibandingkan dengan matahari bisa dilihat dari sifat keduanya yang

memiliki kemiripan yaitu bisa bersinar lewat cahaya yang

dihasilkannya.

3.

Kanji ini memiliki makna ‘panas pengap’

Kunyomi (訓):いき(れ)

Onyomi (音):ウン、オン

Kanji tersebut terdiri atas gabungan tiga karakter, yaitu karakter 火

(api)、 囚 (penjahat di dalam sebuah kurungan/penjara)、dan

karakter 皿(piring/keranjang). Sehingga apabila ketiga karakter

tersebut digabungkan akan didapat kata api di dalam penjara yang menghukum penjahat yang hanya diberi sepiring nasi. Kata

tersebut merupakan memberikan suatu gambaran dari situasi dalam penjara yang diibaratkan bagaikan ruangan yang dipenuhi oleh

kobaran api. Bisa dibayangkan bagaimana ruangan yang dipenuhi dengan kobaran api tentunya akan terasa panas dan pengap. Maka, kata api di dalam penjara yang hanya diberi sepiring nasi identik

dengan panas dan pengap.

3.3 Makna yang Menyatakan Kata Kerja

1.

Kanji ini memiliki makna ‘menggoreng, memasak, membakar’ Kunyomi (訓) :い(る)(iru)

Onyomi (音) :ソウ (sou) 、ショウ (shou)

Kanji tersebut terdiri atas gabungan dua karakter, yaitu karakter火

(60)

kehidupan sehari-hari, ketika kita menggunakan api atau panas

yang kecil/sedikit, maka kegiatan tersebut diantaranya adalah menggoreng dan memasak. Karena pada saat menggoreng, dan memasak kita menggunakan api yang kecil/sedikit agar hasil

masakan yang diperoleh bagus dan tidak cepat gosong. Maka, api yang sedikit identik dengan menggoreng, dan memasak.

2.

Kanji ini memiliki makna ‘menanak (nasi), merebus, memasak’

Kunyomi (訓) :た(く) (taku) 、かし(ぐ)

(kashigu) Onyomi (音) :スイ (sui)

Kanji tersebut terdiri atas gabungan dua karakter, yaitu karakter 火

(api) dan karakter 欠 (bernapas, menguap, kurang). Sehingga

apabila kedua karakter tersebut digabungkan akan didapat kata api

menguap. Dalam kehidupan sehari-hari, saat suatu benda dibakar/dipanaskan di atas api maka akan muncul uap dari hasil pembakaran/pemanasan dan kejadian tersebut terjadi pada saat kita

menanak (nasi) dan merebus.

3.

Kanji ini memiliki makna ‘memanggang, membakar, terbakar, menyalakan’

Kunyomi (訓) :や(く) (yaku) 、やけ(る)

(yakeru)

Onyomi (音) :ショウ (shou)

Kanji tersebut tediri atas gabungan dua karakter, yaitu karakter 火

(61)

tinggi/hebat) Apabila kedua karakter tersebut digabungkan akan

didapat dua kata tanah yang ditumpuk di atas tumpuan api dan api yang tinggi, yang memiliki pengertian yaitu:

1. Dalam kehidupan sehari-hari kita menggunakan tanah yang

ditumpuk di atas tumpuan dan menggunakan api. Cara seperti ini digunakan pada waktu kita sedang memanggang.

2. Selain itu, api yang tinggi juga menjadi indikator yang menyebabkan barang-barang yang terkena olehnya akan habis terbakar.

4.

Kanji ini memiliki makna ‘gemerlap, bersinar, berkelip-kelip’ Kunyomi (訓) :きらめ(く) (kirameku)

Onyomi (音) :コ (ko)

Kanji tersebut terdiri atas gabungan tiga karakter, yaitu karakter火

(api)、白(putih)、王(batu giok). Sehingga apabila ketiga karakter

tersebut digabungkan akan didapat kata putihnya batu giok yang berada di dekat api. Batu giok adalah batu yang memiliki karakteristik berwarna putih dan sangat berharga pada zaman

dahulu. Apabila batu tersebut terkena cahaya yang berasal dari api maka batu tersebut akan terlihat bersinar terang.

5.

Kanji ini memiliki makna ‘menumis,merebus (daun)’

Kunyomi (訓) :いた(る) (itaru) 、ゆ(でる)

(yuderu) 、ゆ(だる)(yudaru)

Onyomi (音) :ヨウ (you) 、チョウ (chou) 、ソウ

(62)

Kanji tersebut terdiri atas gabungan dua karakter, yaitu karakter 火

(api) dan 枼 (daun). Sehingga apabila kedua karakter tersebut

digabungkan akan didapat kata api untuk daun. Sejak zaman dahulu daun bisa dimanfaatkan oleh manusia sebagai bahan makanan

dengan memanfaatkan api sebagai media untuk memasaknya. Cara seperti ini dikenal dengan menumis dan merebus.

6.

Kanji ini memiliki makna ‘kesulitan,menjengkelkan’

Kunyomi (訓): わずら(う) (wazurau) 、

Gambar

Tabel klasifikasi kanji berkarakter dasar hihen(火)dengan perincian 18 buah

Referensi

Dokumen terkait

1) Tingkat perkembangan suatu masyarakat tergantung kepada empat faktor yaitu jumlah penduduk, jumlah stok barang-barang modal, luas tanah dan tingkat teknologi

Soerjono Soekanto menyatakan bahwa pada dasarnya ada dua bentuk umum dari interaksi sosial, yaitu assosiatif dan dissosiatif. Suatu interaksi sosial yang assosiatif

Standar ini memuat prosedur untuk melakukan pengukuran statis kadar serat asbes di udara tempat kerja mulai dari tata cara pengambilan contoh sampai dengan analisis

Adapun tujuan dilakukan koreksi tinggi alat adalah agar pembacaan gravitasi di setiap titik pengukuran mempunyai posisi ketinggian yang sama dengan titik pengukuran

Jurusan Basa jeung Sastra Sunda FBSS IKIP Bandung.. Palanggeran Ejahan

ntara punca-punca lain keruntuhan akhlak yang berkaitan dengan hubungan kekeluargaan adalah alam rumah tangga yang tidak teratur, perpisahan ibu bapa, pertengkaran yang kerap

momen inersia suatu benda menentukan apakah suatu benda mudah atau sulit digerakkan, Jika terdapat resultan gaya pada suatu benda bermassa m maka benda bergerak lurus dengan

Kemudian dilakukan pengujian dengan melakukan penarikan data dengan besar yang sama menggunakan 2 (dua) kabel jaringan yang menghubungkan 2(dua) switch menggunakan