1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pendidikan merupakan tolok ukur kemajuan
se-buah bangsa dan menjadi penopang dalam
meningkat-kan sumber daya manusia. Dengan pendidimeningkat-kan yang
bermutu bangsa kita mampu bersaing dengan bangsa
lain dalam era globalisasi saat ini. Karena pendidikan
dijadikan sebagai program dalam membentuk sumber
daya manusia yang berkualitas. Berkaitan dengan hal
tersebut Lie (2005 dalam Erwinsyah 2008) menyatakan
pendidikan adalah suatu proses bagi suatu bangsa
mempersiapkan generasi mudanya untuk menjalankan
kehidupan dan untuk memenuhi tujuan hidup secara
efektif dan efisien.
Pendidikan yang efektif dan efisien sesungguhnya
berfokus pada pembelajaran, maka aspek-aspek yang
terkait dengan penjaminan mutu dalam pembelajaran
(quality assurance in teaching) berawal dari pemahaman tentang guru, nilai moral tinggi, hasil ujian yang
unggul, dukungan orang tua dan masyarakat sekitar,
kecukupan sumber, penerapan teknologi mutakhir,
(Middle-2
hurst, 2001 dalam Ridlwan 2009). Sehingga sekolah
memegang peranan penting untuk proses pembelajaran
karena dalam proses belajar itulah dapat menghasilkan
perubahan dan pengembangan perilaku yang
diharap-kan.
UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 dijelaskan
pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik
dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar. Sallis (2011) juga menjelaskan
bahwa siswa adalah pelanggan utama, dan jika model
pembelajaran tidak memenuhi kebutuhan
masing-masing individu maka hal itu berarti institusi tersebut
tidak dapat mengklaim bahwa ia telah mencapai mutu
terpadu. Mutu pembelajaran menunjuk pada tinggi
rendahnya standar. Ditegaskan oleh Ellis (1993 dalam
Ridlwan 2009) bahwa pemikiran tentang bentuk
kualitas dalam pembelajaran yang penting bahwa
kualitas selalu terkait dengan kepuasaan konsumen
atau pelanggan, yang dalam hal ini primary customer
adalah siswa. Sehingga siswa menjadi fokus utama
dalam pencapaian kualitas pendidikan.
Seperti yang dikemukakan oleh Danim (2006)
kualitas pendidikan jika dilihat dari hasilnya, maka
dianggap bermutu jika mampu melahirkan keunggulan
akademik dan ekstrakurikuler, pada peserta yang
3
menyelesaikan program pembelajaran tertentu. Banyak
faktor yang mempengaruhi mutu pendidikan yang
disebutkan oleh Hadis dan Nurhayati (2010),
diantara-nya faktor kurikulum, kebijakan pendidikan, fasilitas
pendidikan, aplikasi teknologi informasi, dan
komuni-kasi dalam dunia pendidikan. Seperti dalam kegiatan
proses belajar mengajar di kelas, dilaboratorium dan
kancah belajar lainnya melalui fasilitas internet,
apli-kasi metode, strategi dan pendekatan pendidikan yang
mutakhir serta modern, metode evaluasi pendidikan
yang tepat, biaya pendidikan yang memadai,
mana-jemen pendidikan yang dilaksanakan secara
profe-sional, sumber daya manusia para pelaku pendidikan
yang terlatih, berpengetahuan, berpengalaman dan
pro-fesional.
Saat ini homeschooling telah menjadi sebuah
pilihan alternatif pendidikan bagi orang tua dalam
me-ningkatkan mutu pendidikan, mengembangkan nilai
iman (agama), dan mendapatkan suasana belajar yang
lebih menyenangkan. Seto Mulyadi menjelaskan
home-schooling merupakan salah satu pendidikan alternatif
yang sistem pendidikannya atau pembelajarannya
diselenggarakan di rumah, yang menempatkan
4
Homeschooling merupakan salah satu
pendidi-kan alternatif yang dapat mempercepat tercapainya
masyarakat belajar yang merupakan ciri masyarakat
madani (Adilistiono, 2010). Pengertian homeschooling
secara umum yaitu model pendidikan dimana sebuah
keluarga memilih untuk bertanggung jawab sendiri atas
pendidikan anak-anaknya dan mendidik anaknya
de-ngan menggunakan rumah sebagai basis
pendidikan-nya (Sumardiono, 2007).
Dalam hal ini orang tua homeschooling tidak
sepenuhnya menyerahkan pendidikan anaknya kepada
guru dan sekolah namun orang tua lebih bertanggung
jawab aktif atas proses pendidikan anaknya.
Keterlibat-an aktif orKeterlibat-angtua disini mulai dalam hal penentuKeterlibat-an dKeterlibat-an
arah tujuan pendidikan, nilai-nilai yang ingin
dikem-bangkan, kecerdasan dan keterampilan yang hendak
diraih, kurikulum dan materi pembelajaran hingga
me-tode belajar serta praktik belajar keseharian
anak-anak.
Banyak anggapan yang salah mengenai
home-schooling yang beredar dimasyarakat, misalnya jam
belajar siswa homeschooling kurang memadai, siswa
homescholing tidak disiplin, siswa homeschooling tidak
mendapatkan ijazah, tidak bisa masuk pada universitas
ternama, kurikulum dari luar negeri sehingga biayanya
homeschool-5
ing tidak mampu berkompetisi, tidak bisa berinovasi
dan mengikuti kemajuan teknologi, dan masih banyak
hal yang salah mengenai homeschooling. Sehingga
homeschooling harus mampu membuktikan dan
mem-pertahankan eksistensinya di dunia pendidikan
sehing-ga angsehing-gapan-angsehing-gapan tersebut adalah salah.
Salah satu langkah yang dapat dilakukan yaitu
dengan penjaminan mutu. Sistem penjaminan mutu
tersebut telah diterapkan oleh beberapa sekolah formal
dan perguruan tinggi untuk meningkatkan mutu secara
berkelanjutan. Saat ini homeschooling Kak Seto
Semarang melakukan terobosan dengan menggunakan
sistem penjaminan mutu. Dengan adanya penjaminan
mutu, homeschooling dapat terus memperbaiki kinerja
dan pelayanannya terhadap siswa. Seperti yang
dijelaskan dalam Permendiknas No.63 tahun 2009 Bab
I pasal 4 mengenai Cakupan Penjaminan Mutu
Pendi-dikan yang isinya adalah “Penjaminan mutu
pendi-dikan meliputi penjaminan mutu pendipendi-dikan formal,
non formal dan informal”. Hal itu guna memberikan
jaminan kepada pelanggan jasa pendidikan.
Berlandaskan pada aturan tersebut
home-schooling diharapkan memiliki fungsi manajemen yang
harus dijalankan semaksimal mungkin untuk dapat
memberikan layanan yang sesuai dengan atau melebihi
6
layanan yang diberikan guna mendukung pembelajaran
yaitu layanan akademik. Dengan upaya penjaminan
mutu layanan akademik itulah homeschooling
diharap-kan mampu memberidiharap-kan layanan yang berkualitas.
Rochaety (2008) menjelaskan bahwa keberhasilan jasa
pendidikan ditentukan dalam memberikan pelayanan
yang berkualitas kepada pengguna jasa pendidikan
ter-sebut (peserta didik/siswa, wali murid dan pelanggan
lain).
Penelitian mengenai sistem penjaminan mutu
masih relatif sedikit, beberapa penelitian dilakukan
pada perguruan tinggi seperti yang diungkapkan oleh
Ridlwan (2009) mengenai Implementasi sistem
pen-jaminan mutu layanan akademik di Perguruan Tinggi
Muhammadiyah Jawa Timur. Winarto, dkk (2012)
Kepuasan Mahasiswa Terhadap Layanan Bidang
Aka-demik Politeknik Negeri Semarang yang membahas
mengenai tingkat kepuasan mahasiswa terhadap
sem-bilan jenis layanan akademik dari berbagai program
studi. Penelitian pada sekolah formal seperti yang
di-ungkapkan oleh Fathoni (2009) mengenai Peningkatan
Kualitas Pendidikan Melalui Sistem Penjaminan Mutu.
Mardapi, dkk (2010) membahas mengenai
Pengembang-an Model PenjaminPengembang-an Mutu PerbaikPengembang-an Hasil UjiPengembang-an
7
Adapun penelitian yang ada di homeschooling
baru membahas mengenai pelaksanaan dan
penyeleng-garaan homeschooling seperti yang diungkapkan oleh
Istiani (2008) mengenai penerapan jenis homeschooling
dalam pembentukan kemandirian anak, Aliyah (2008)
membahas tentang konsep Homeschooling Menurut Dr.
Seto Mulyadi Dalam Perspektif Pendidikan Islam dan
Aisyah (2011) baru memaparkan tentang penerapan
dan pengembangan manajemen mutu di
Home-schooling.
Merujuk dari beberapa penelitian tersebut yang
sejauh ini belum ada penelitian mengenai sistem
“Quality Insurance” layanan akademik di home-schooling maka peneliti ingin mengetahui tentang
sistem “Quality Insurance” layanan akademik di
Homeschooling Kak Seto (HSKS) Semarang.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan
diatas maka rumusan masalahnya dapat dikemukakan
sebagai berikut:
a. Bagaimanakah mekanisme penerapan sistem
8
b. Bagaimanakah pencapaian pelaksanaan sistem
“Quality Insurane” layanan akademik di Home-schooling Kak Seto Semarang?
1.3
Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini
adalah:
a. Untuk mengetahui mekanisme penerapan sistem
“Quality Insurance” layanan akademik di Home-schooling Kak Seto Semarang.
b. Untuk mengetahui hasil pencapaian sistem
“Quality Insurance” layanan akademik di Home-schooling Kak Seto Semarang.
1.4
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapar memberikan
manfaat baik secara teoritis maupun praktis sebagai
berikut:
a. Secara teoritis:
Hasil penelitian ini bermanfaat untuk bahan
wacana dan sumber informasi mengenai
pelak-sanaan sistem “Quality Insurance” layanan
aka-demik di Homeschooling Kak seto Semarang dan
penelitian-9
penelitian selanjutnya khususnya tentang sistem
“Quality Insurance” di Homeschooling.
b. Secara praktis:
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat
dijadi-kan sebagai masudijadi-kan dan pertimbangan untuk
meningkatkan mutu layanan akademik di