213
Lampiran
214
Lampiran 2 Neraca dan Laba Rugi BPR BKK Ungaran, BPR BKK Karangmalang, BPR BKK Lasem, dan BPR BKK Mandiraja
215
216
217
218
219
Laba Rugi Perbandingan Pra Merger dan Pasca Merger BPR BKK Lasem (000)
220
221
Laba Rugi Perbandingan Pra Merger dan Pasca Merger BPR BKK Mandiraja (000)
222
Lampiran 3. Grafik Jarak Nasabah dan Kantor Cabang PD BPR BKK Ungaran
Jarak antara Nasabah dan
Kantor PD BPR BKK Cabang UNGARAN
0
Kantor Cabang KLEPU
223
Kantor Cabang BAWEN
0
Kantor Cabang AMBARAWA
224
Kantor Cabang SUMOWONO
225
Lampiran 4 Hasil Wawancara Pengusaha Tahu Baxo : dari Debitur menjadi Deposan
Hasil Wawancara dengan Ibu Puji Tahu Baxo:
1. SEJARAH BERDIRINYA
Karena adanya semangat untuk memperbaiki nasib, maka ibu Pudji membantu suami untuk
mencari pendapatan lainya selain dari penghasilan Pegawai Negeri Sipil (PNS), dengan modal dan semangat yang tinggi dimulai dari tempat usaha dengan rumah tipe 21 maka ibu Pudji merintis usaha Tahu Baxo yang sekarang menjadi makanan populer di Kabupaten Semarang, bahkan di Jawa Tengah.
Awalnya rumah ini Tipe 21 di Perum Kutilang, yang direnovasi tahun 2008,
dengan luas tanah 150m2
Usaha tersebut dimulai dari bakso yang dijual dengan gerobak. Pada tahun 1995 mendapatkan fasilitas kredit dari BPR BKK Ungaran sebesar Rp 3.000.000,- karena beliau adalah seorang pegawai negeri sipil biasa yang mempunyai pekerjaan sambilan yang dikelola oleh istrinya di rumah berupa warung tahu dan baxo. Semakin hari banyak pembeli yang berdatangan. Sehingga dibutuhkan tambahan modal. Ada salah satu pelanggan dari pegawai ASABRI yang menawari tambahan modal, pada akhirnya mendapat pinjaman Rp 5.000.000,--(Lima Juta Rupiah). Dengan tambahan modal tersebut perkembangan usaha semakin pesat, dan memulai dengan menambah tenaga kerja untuk membantu produksi dan operasionalnya
226
Sejak penggantian nama dari Tahu Baxo Kepodang, menjadi Tahu Baxo perkembangan semakin meningkat, sekaligus mendapat mendapat bantuan modal dari Dinas Koperasi untuk menambah operasional. Tahun 2002 bulan Februari TAHU BAXO ibu pudji, mulai menempati rumah produksi yang baru Jl.Kutilang Raya 56, di tempat itulah semua aktivitas usaha dilakukan. Saat ini omset penjualan tahu bakso berkisar 1500 - 2000 pc/hari. Kemudian dari tahun ke tahun produksi tahu bakso terus menunjukkan peningkatan.
Penambahan Outlet untuk pelayanan
Tahun 2005, guna memenuhi kebutuhan bahan baku (tahu) yang setiap tahun terus bertambah, maka didirikanlah Pabrik Tahu di Desa Kalisidi, Kecamatan Ungaran Barat, dengan kapasitas produksi pada awalnya 2800 - 4500 potong/hari. Saat ini telah mampu memproduksi 10.000 - 12.000 potong tahu atau sekitar 250 Kg kedelai/hari.
Bermacam-macam Bakso yang dijajakan antara lain Bakso Goreng, Tahu Bakso Basah, harganya sangat terjangkau
bagi kalangan masyarakat.
Tahun 2007, dalam rangka meningkatkan pelayanan serta memudahkan para pelang-gan/pembeli untuk mengaksesnya (menjang-kau) khususnya yang dari luar kota, maka dibukalah Gerai/Toko Tahu Baxo ibu Pudji
di. Jl. Letjen Suprapto no. 24 Ungaran, yang lebih dekat dari jalan Raya -Semarang - Solo (dari Gedung DPRD berjarak 200m kearah timur).
Pada saat mengawali usahanya tersebut tidak pernah terbayangkan oleh keluarga Pudjijanto, bahwa usaha yang dijalani setelah 5-7 tahun ternyata membuahkan hasil yang cukup baik bagi keluarga, dan usahanya semakin berkembang. Bahkan nama Tahu Bakso, saat ini dikenal sebagai Makanan Khas Ungaran.
227 2. PERKEMBANGAN USAHA
a. Bahan Baku
Seperti halnya para pelaku usaha produksi pada umumnya, industri TAHU BAXO ibu Pudji, pada awal produksi kebutuhan bahan baku yang digunakan masih sedikit.
Kebutuhan bahan baku yang digunakan pada awal produksi setiap harinya:
•
Tahu 160 - 200 pc/potong.•
Daging sapi 1 - 2 kg,•
Tapioka ½ - 1 kg.Saat ini bahan baku yang dibutuhkan setiap hari :
•
Tahu 10.000 pc/potong•
Daging sapi 100 - 120 Kg•
Tapioka 50 - 60 Kg.Pada awal usahanya dalam rangka meningkatkan kualitas dan jumlah produksi, maka industri TAHU BAXO ibu Pudji senantiasa berusaha untuk mencari produsen tahu di Ungaran dan sekitarnya yang dapat memenuhi kualitas dan kapasitasnya. Pada bulan Mei 2003 ditemukan seorang produsen tahu dari Desa Pringsari, Kecamatan Pringapus, pada saat itu kualitas produksinya dinilai telah sesuai dengan kualitas yang diharapkan, dengan kapasitas produksi antara 1500-2000 pc/hari.
Sejalan dengan meningkatnya meningkatnyan produksi TAHU BAXO ibu Pudji, maka bahan baku tahu tidak lagi bisa dipenuhi oleh Pabrik Tahu Pringapus, yang maksimalnya hanya mampu memasok 3000 4000 potong/hari, sedangkan prediksi tahun 2005 dibutuhkan 6000 -9000 potong/hari, maka dengan segala kemampuan yang ada pada tahun 2005 Pudjijanto berupaya untuk memproduksi tahu sendiri, guna memenuhi kebutuhan tahu tersebut.
Setelah pabrik tahu yang diberi nama "LESTARI" didirikan di Desa Kalisidi, Kecamatan Ungaran Barat dengan kapasitas produksi 2800 sampai 4500 potong/hari, maka tahu sebagian dapat dipenuhi dari pabrik sendiri. Kebutuhan tahu sampai saat ini sebagian masih dipasok dari Pabrik Pringapus 30 persen dan dari pabrik sendiri 70 persen dari tahu yang dibutuhkan/saat ini kebutuhan telah mencapai lebih dari 10.000 potong.
228
Proses produksi pada awal usaha masih mengunakan peralatan rumah tangga yang dimiliki keluarga dan tempat juga hanya memanfaatkan dapur keluarga, berukuran 2 x 3,5 m. (Karena proses produksi cukup dengan menggunakan alat-alat seperti: ember panci, irig, dan kipas angin). Secara teknis proses produksi juga tidak mengalami kendala, karena cara pembuatan tahu bakso, direbus, didinginkan, kemudian dikemas. Adapun untuk membuat adonan bakso, kita menggunakan jasa penggilingan Daging/Bakso yang telah ada di sekitar pasar, sehingga juga tidak mengalami kesulitan.