PROSIDING
SEMINAR NASIONAL RAJA AMPAT
RAJA AMPAT AND FUTURE OF HUMANITY
(AS A WORLD HERITAGE)
Dilaksanakan Tanggal 12
–
13 Agustus 2014
di Gedung Pari, Waisai
Kabupaten Raja Ampat
–
Papua Barat
Bekerjasama dengan Program Beasiswa Unggulan
Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri (BPKLN),
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia
&
Dinas Pendidikan Kabupaten Raja Ampat
Program Studi Magister Biologi
Universitas Kristen Satya Wacana
PROSIDING
SEMINAR NASIONAL RAJA AMPAT
RAJA AMPAT AND FUTURE OF HUMANITY
(AS A WORLD HERITAGE)
TIM EDITOR
Jubhar Christian Mangimbulude
Martanto Martosupono
Dhanang Puspita
Kristiawan Prasetyo Agung Nugroho
DESAIN SAMPUL
Dhanang Puspita
PENATA LETAK
Kristiawan Prasetyo Agung Nugroho
ISBN No. 978-979-1098-52-21
Dilarang keras menjiplak, mengutip, bahkan mencetak ulang sebagian
atau seluruh isi buku ini serta memperjual belikan tanpa ijin tertulis.
© HAK CIPTA DILINDUNGI OLEH UNDANG-UNDANG
PENERBIT
Program Studi Magister Biologi
Universitas Kristen Satya Wacana
SUSUNAN PANITIA
SEMINAR NASIONAL RAJA AMPAT
Pelindung Penanggung Jawab : : 1. 2. 1. 2.
Prof. Pdt. John A. Titaley, Th.D. (Rektor UKSW)
Drs. Marcus Wanma, M.Si. (Bupati Kabupaten Raja Ampat) Jubhar C. Mangimbulude, Ph.D. (Kaprodi MB UKSW)
Martha M. Sanadi, S.Pd. (Kepala Dinas Pendidikan Raja Ampat)
Ketua Panitia : Dr. Ir. Martanto Martosupono2 Sekretaris : 1.
2.
Kristiawan Prasetyo Agung Nugroho, M.Si.2 (Pemerintah Daerah Raja Ampat)
Bendahara Sie. Humas Sie. Kesekretariatan : : : 1. 2. 1. 2. 3. 1. 2. 3.
Anastasia Natalia Kurniasari, S.Si.2 Siti Masitoh Bugis, S.E.1
Yulindra Margaretha Numberi, M.Si.2 Thomas Omkarsba, S.Pd.1
Rachel Fitria Lay, S.Si.4 Tamrin Rumai, S.Pd.3 Christina Manuputty, S.Si.4 Federika Kondororik, S.Si.4 Sie. Dekorasi : Mahasiswa MB Raja Ampat Sie. Acara Sie. Akomodasi Sie. Transportasi Sie. Publikasi Sie. Dokumentasi Sie. Perlengkapan : : : : : : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 1. 2. 3. 1. 2. 3. 1. 2. 1. 2. 1. 2.
Kristiawan Prasetyo Agung Nugroho, M.Si.2 Dhanang Puspita, M.Si.2
Abdul Manaf Wihel, S.Pd.3 Frans Herman, M.Dev.1
Martina Bonsapia, S.Pd.3(khusus field trip – optional) Peter Komboy, S.Si.3 (khusus field trip – optional) Drs. Iskandar Usman3
Mariani Sirinding, S.Pd.3
(Pemerintah Daerah Raja Ampat) Rein Mayor1
Rahman Rumlus, S.Pd.3 Bustam Umsapyat, S.Pd.3 Dhanang Puspita, M.Si.2 Ismiati Masithoh, S.Pd.3 Dhanang Puspita, M.Si.2 Kuwati, S.Pd.3
Tamrin Rumai, S.Pd.3
(Pemerintah Daerah Raja Ampat) Sie. Konsumsi : Mahasiswa MB Raja Ampat
Keterangan:
1Pemerintah Kabupaten Raja Ampat 2Magister Biologi UKSW
KATA PENGANTAR
Salam sejahtera,
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas berkat dan karuniaNya, kami panitia Seminar Nasional Raja Ampat dari Program Studi Magister Biologi dan Tim Editor dapat menyelesaikan penyusunan buku Prosiding Seminar Nasional Raja Ampat dengan tema, Raja Ampat and Future of Humanity (As a World Heritage) .
Penyusunan Prosiding Seminar Nasional ini membutuhkan waktu yang relatif cepat karena sebagian besar para narasumber telah jauh-jauh hari melakukan penelitian dan menulis hasil penelitian. Kami selaku Tim Editor berupaya keras dalam proses editing supaya dapat tersaji di hadapan pembaca dengan baik dan sesuai dengan kaidah ilmiah. Panitia seminar telah menghimpun 44 makalah dari para akademisi Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW). Materi disajikan oleh para peserta dalam bentuk presentasi oral dan presentasi poster di Kota Waisai, Kabupaten Raja Ampat.
Tidak lupa kami memberikan penghargaan yang setinggi-tingginya bagi para penulis atas hasil karya ilmiahnya, Tim Editor, dan segenap panitia atas kerja sama yang diberikan demi terlaksananya penyusunan Prosiding ini. Kami mohon kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan Prosiding ini. Semoga kumpulan publikasi hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi para pembacanya.
Kiranya Tuhan memberkati.
Salatiga, 12 Agustus 2014
PENGANTAR
KETUA PROGRAM STUDI MAGISTER BIOLOGI
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
Salam sejahtera,
Puji dan syukur tak terhingga kepada Tuhan karena atas RahmatNya Program Studi Magister Biologi, Universitas Kristen Satya Wacana, bekerja sama dengan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dan Dinas Pendidikan Kabupaten Raja Ampat dapat menyenggarakan Seminar Nasional yang mengangkat tema, Raja Ampat and Future of Humanity (As a World Heritage)
pada tanggal 12 – 13 Agustus 2014 di Kota Waisai, Kabupaten Raja Ampat.
Kami merasa bangga karena selain untuk diseminasi informasi ilmiah, seminar ini juga merupakan tempat untuk mempertanggung jawabkan capaian kinerja ilmiah khususnya bagi mahasiswa Program Studi Magister Biologi asal Kabupaten Raja Ampat melalui hasil penelitian dan review artikel ilmiah yang berhubungan dengan biota di Kabupaten Raja Ampat. Kami sadari bahwa sebagian penelitian yang ditampilkan dalam seminar ini belum semuanya menjawab persoalan-persoalan ilmiah dalam bidang biologi yang terjadi di Raja Ampat. Namun demikian, penelitian penelitian ini telah mengungkap beberapa persoalan ilmiah menarik yang dapat ditindaklanjuti pada penelitian-penelitian lanjutan.
Sebagai Progam Studi, kami juga berharap agar beberapa hal menarik yang telah ditemukan dapat ditindak lanjuti melalui program penelitian yang melibatkan institusi lain dalam salam suatu hubungan kerjasama. Harapan kami juga agar para peneliti dari Raja Ampat yang telah berkontribusi dalam penulisan
paper pada seminar ini, masih tetap memiliki semangat yang tinggi untuk melakukan pekerjaan ilmiah lewat penelitian di tempat kerja.
Sebagai penutup saya ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tulus untuk panitia penyelenggara seminar dan semua pihak yang telah mengambil bagian di dalamnya. Kiranya kumpulan artikel ini dapat menambah wawasan pengetahuan para pembaca.
Raja Ampat, 12 Agustus 2014
Hormat Saya,
PENGANTAR
KOORDINATOR BEASISWA UNGGULAN
BIRO PERENCANAAN & KERJASAMA LUAR NEGERI (BPKLN)
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN (KEMDIKBUD)
REPUBLIK INDONESIA
Salam sejahtera bagi kita sekalian,
Seminar Nasional tentang Raja Ampat and Future of Humanity (As a World Heritage) diadakan atas kerjasama antara Program Studi Magister Biologi, Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), Salatiga dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Raja Ampat, Dinas Pendidikan Kabupaten Raja Ampat, Beasiswa Unggulan Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri (BPKLN) dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Nasional (KEMDIKBUD) Republik Indonesia. Kami sangat menyambut baik kegiatan seminar ini karena dapat dijadikan sarana bagi para peneliti dari Indonesia Timur, khususnya para guru dan peneliti dari kabupaten Raja Ampat untuk mempublikasikan hasil penelitian mereka agar dapat diketahui oleh masyarakat ilmiah maupun umum. Publikasi ilmiah ini juga merupakan sarana bagi para peneliti dan mahasiswa untuk berbagi informasi ilmiah seputar perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama di bidang biologi.
Kegiatan seminar yang telah dilaksanakan oleh Program Studi Magister Biologi, Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) secara berkala dan diikuti dengan publikasi yang memuat hasil penelitian para mahasiswa kiranya dapat memajukan penelitian di bidang biologi. Khususnya seminar kali ini akan memaparkan hasil penelitian tentang flora dan fauna khas Raja Ampat. Penelitian tentang flora dan fauna Raja Ampat dirasa masih sangat terbatas, sehingga diharapkan dari hasil seminar ini dapat menambah pengetahuan kita tentang kekayaan laut dan darat dari Raja Ampat. Hasil penelitian semoga dapat segera diterapkan kepada masyarakat sehingga mereka dapat memperoleh manfaat secara langsung.
Semoga buku prosiding ini dapat memberikan manfaat bagi segenap akademisi, peneliti, maupun masyarakat secara luas.
Terimakasih.
Raja Ampat, 12 Agustus 2014
Hormat saya,
PENGANTAR
KEPALA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN RAJA AMPAT
Salam sejahtera,
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat
dan karuniaNya, Seminar Nasional bertajuk Raja Ampat and Future of Humanity
(As a World Heritage) dapat terlaksana pada saat ini di Kota Waisai, Kabupaten Raja Ampat.
Seminar ini kami rasa sangat penting bagi Raja Ampat karena sebagian topiknya adalah merupakan hasil penelitian tentang kekayaan flora dan fauna yang khas dari Raja Ampat, dan lebih dari itu, yang menyajikan hasil penelitian dalam seminar ini sebagian besar adalah tenaga pengajar/guru Kabupaten Raja Ampat yang menempuh pendidikan Magister Biologi di Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), Salatiga.
Kami berterima kasih kepada Bapak Bupati Kabupaten Raja Ampat yang telah memungkinkan kami mengirimkan 22 tenaga pengajar dari SMP dan SMA Raja Ampat untuk melanjutkan pendidikan di Program Studi Magister Biologi, Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), Salatiga.
Ucapan terimakasih kami sampaikan pula kepada Program Beasiswa Unggulan Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri (BPKLN) dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (KEMDIKBUD) Republik Indonesia, yang telah memberikan beasiswa kepada para mahasiswa Program Studi Magister Biologi – UKSW dari Raja Ampat tersebut.
Kepada Bapak Rektor UKSW, Direktur Program Pasca Sarjana, dan Program Studi Magister Biologi, kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya karena telah memungkinkan para guru kami dari Kabupaten Raja Ampat mendapat kesempatan menimba ilmu di UKSW. Para guru kami diharapkan sekembalinya dari UKSW Salatiga dapat meningkatkan pembelajaran tentang biologi bagi para anak didik dan meningkatkan minat penelitian di Raja Ampat. Semoga kerjasama ini dapat terus berlanjut di masa yang akan datang.
Kiranya Tuhan memberkati.
Raja Ampat, 12 Agustus 2014
Hormat kami,
PENGANTAR
KETUA PANITIA SEMINAR NASIONAL RAJA AMPAT
Salam sejahtera,
Seminar merupakan salah satu kegiatan ilmiah rutin dan merupakan bagian dari proses penilaian studi para mahasiswa Program Studi Magister Biologi, Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) yang diselenggarakan setiap tahun. Seminar merupakan bagian dari tradisi ilmiah di Program Studi Magister Biologi, Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW).
Tujuan seminar adalah adalah untuk mengungkap potensi sumber daya alam melalui publikasi hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan guna terkait ekosistem serta spesies flora dan fauna endemik, dilihat dari segi bioteknologi, konservasi, ekologi, sosiologi, dan pariwisata di Raja Ampat.
Seminar dapat dilaksanakan berkat kerjasama yang sangat baik antara Pemerintah Daerah Kabupaten Raja Ampat, Dinas Pendidikan Kabupaten Raja Ampat, Program Beasiswa Unggulan Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri (BPKLN) dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, serta Program Studi Magister Biologi, Universitas Kristen Satya Wacana.
Dalam sidang pleno, hadir sebagai pembicara utama adalah para pakar di dalam bidangnya, di antaranya Dr. Jubhar C. Mangimbulude, M.Sc. (Kaprodi Program Studi Magister Biologi UKSW), Dr. rer.nat. A. B. Susanto, M.Sc. (Koordinator Beasiswa Unggulan BPKLN KEMDIKBUD & Fakultas Perikanan dan Kelautan, UNDIP – Semarang), Ir. Ferry F. Karwur, M.Sc., Ph.D. (Dekan FIK UKSW), Bapak Kliff Marlessy (Project Director of the Local Marine Management Area), TNC, WWF, IC, dan Drs. Soenarto Notosoedarmo (Pakar Biologi dan Lingkungan Hidup – Magister Biologi UKSW).
Seminar dilaksanakan selama dua hari, pada hari pertama merupakan sidang pleno, sedangkan pada hari ke dua diisi dengan sidang paralel dengan pemakalah dari mahasiswa Program Studi Magister Biologi yang berasal dari Raja Ampat dan pemakalah lainnya. Selain itu ada beberapa poster yang dipamerkan dalam seminar, yang merupakan hasil penelitian dari para mahasiswa Program Studi Magister Biologi UKSW yang berasal dari Raja Ampat. Semua hasil penelitian tersebut tersusun dalam bentuk Prosiding sebagai bentuk dokumentasi ilmiah.
Sejalan dengan Seminar International on Marine Biodiversity of Raja Ampat
pada tanggal 16 – 17 Juni 2014, harapan dari Staf Ahli Mentri Koordinator Kesejahteraan Rakyat bidang Mitigasi Bencana dan Perubahan Iklim akan adanya kelompok kerja yang menggagas seminar ikutan, maka pada saat ini Program Studi Magister Biologi UKSW telah siap dengan gagasan tersebut yaitu melaksanakan
seminar tentang Raja Ampat and Future of Humanity (As a World Heritage) .
Program Beasiswa Unggulan Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri (BPKLN) – Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (KEMDIKBUD) Republik Indonesia, staf dan para peneliti dari NGO (TNC, WWF, dan CI), serta seluruh anggota panitia baik yang dari Raja Ampat maupun yang dari Salatiga.
Raja Ampat, 12 Agustus 2014
Hormat Saya,
DAFTAR ISI
Susunan Panitia ………...……..……….…………... i Kata Pengantar .……….…………..……...……… ii Pengantar Ketua Program Studi Magister Biologi Universitas Kristen Satya
Wacana ……….. iii Pengantar Koordinator Beasiswa Unggulan – Biro Perencanaan & Kerjasama Luar
Negeri (BPKLN), Kementrian Pendidikan & Kebudayaan (KEMDIKBUD) RI ……….. iv Pengantar Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Raja Ampat ……….…….…... v Pengantar Ketua Panitia Seminar Nasional Raja Ampat ………. vi Daftar Isi ………... viii
A – KAJIAN LINGKUNGAN, KONSERVASI, DAN BIOTA LAUT
1. Eksistensi Sasi dalam Pelaksanaan Konservasi di Kabupaten Raja Ampat
Kuwati, Martanto Martosupono, dan Jubhar C. Mangimbulude……….. A - 1 2. Konservasi Berbasis Kearifan Lokal (Studi Kasus: Sasi di Kabupaten
Raja Ampat)
Kuwati, Martanto Martosupono, dan Jubhar C. Mangimbulude………... A - 9 3. Peran Sasi dalam Melindungi Sumberdaya Teripang di Kampung
Folley, Kabupaten Raja Ampat
Kuwati, Martanto Martosupono, dan Jubhar C. Mangimbulude………... A - 19 4. Keanekaragaman Spesies Ikan di Perairan Pulau Jefman, Distrik
Salawati Utara, Kabupaten Raja Ampat
Larsuida Saragih, Jacob L. A. Uktolseja, dan Budhi Prasetyo………. A - 26 5. Kelimpahan dan Keanekaragaman Bulu Babi di Pulau Saonek,
Kabupaten Raja Ampat
Tamrin Rumai, Soenarto Notosoedarmo, dan Jubhar C. Mangimbulude……….. A - 35 6. Manajemen Pengelolaan Sampah di Pasar Waisai, Kabupaten Raja
Ampat
Peter A. M. Komboy, Karina B. Lewerissa, dan Jubhar C. Mangimbulude……… A - 42 7. Penanganan Sampah Kota Secara Terpadu
Peter A. M. Komboy, Karina B. Lewerissa, dan Jubhar C. Mangimbulude……… A - 55 8. Peranan Lamun di Ekosistem Laut
Rostini, Jubhar C. Mangimbulude, Soenarto Notosoedarmo, dan Suryasatria
Trihandaru……….. A - 63 9. Populasi dan Keanekaragaman Gastropoda pada Zona Intertidal
Surmaningsih Kibas, Jubhar C. Mangimbulude, dan Ocky Karnaradjasa……… A - 68 10. Terumbu Karang dan Peran Bulu Babi
Tamrin Rumai, Soenarto Notosoedarmo, dan Jubhar C. Mangimbulude…….….. A - 73 11. Studi Tentang Struktur Komunitas Ikan pada Terumbu Karang
Larsuida Saragih, Jacob L. A. Uktolseja, dan Budhi Prasetyo………. A - 82 12. Kelimpahan dan Struktur Panjang Berat Ikan Baronang Siganus
canaliculatus di Perairan Pulau Jefman, Distrik Salawati Utara, Kabupaten Raja Ampat
Larsuida Saragih, Jacob L. A. Uktolseja, dan Budhi Prasetyo………. A - 89 13. Keanekaragaman Jenis Teripang di Kampung Fafanlap dan Gamta,
Distrik Misool, Kabupaten Raja Ampat
Rahman Rumlus, Ocky Karnaradjasa, Jubhar C. Mangimbulude, Haryono
Semangun………. A - 97 14. Komposisi Flora Mangrove di Pantai Sungai Gamta, Distrik Misool
Barat, Kabupaten Raja Ampat
15. Interaksi antara Tumbuhan Epifit dengan Inangnya di Hutan Mangrove
Nuryani, Soenarto Notosoedarmo, dan Jubhar C. Mangimbulude………... A - 119 16. Manfaat Serasah Daun Rhizophora mucronata di Hutan Mangrove
Nuryani, Soenarto Notosoedarmo, dan Jubhar C. Mangimbulude………... A - 126 17. Komposisi Vegetasi Mangrove di Pesisir Pantai Kota Waisai,
Kabupaten Raja Ampat
Nuryani, Soenarto Notosoedarmo, dan Jubhar C. Mangimbulude………... A - 133 18. Distribusi dan Kelimpahan Gastropoda di Ekosistem Mangrove
Mahasa Tuheteru, Soenarto Notosoedarmo, dan Martanto Martosupono……. A - 146 19. Distribusi Gastropoda di Ekosistem Mangrove
Mahasa Tuheteru, Soenarto Notosoedarmo, dan Martanto Martosupono……. A - 151 20. Aspek Biologi Geloina erosa di Hutan Mangrove
Mahasa Tuheteru, Soenarto Notosoedarmo, dan Martanto Martosupono……. A - 159 21. Keanekaragaman Jenis, Struktur Morfologi dan Struktur Populasi
Lobster (Panulirus spp.) di Perairan Misool, Kabupaten Raja Ampat
Ismiati Masithoh, Jacob L. A. Uktolseja, Jubhar C. Mangimbulude, dan
Suryasatria Trihandaru……….. A - 167 22. Aspek Bioekologi Lobster (Panulirus spp.) sebagai Komoditas
Ekonomi Penting
Ismiati Masithoh, Jacob L. A. Uktolseja, Jubhar C. Mangimbulude, dan
Suryasatria Trihandaru……….. A - 178 23. Studi Indentifikasi Rumput Laut di Pulau Fafanlap, Kabupaten Raja
Ampat
Atin Tri Hariani, A. B. Susanto, dan Ferry F. Karwur ………... A - 189 24. Keanekaragaman Jenis Rumput Laut di Indonesia
Atin Tri Hariani, A. B. Susanto, dan Ferry F. Karwur………... A - 207
B – KAJIAN MANFAAT, GIZI, DAN NUTRISI
1. Pengobatan Penyakit Malaria dengan Menggunakan Beberapa Jenis Tumbuhan Nabati di Kabupaten Raja Ampat
Ema Sarimole, Martanto Martosupono, Haryono Semangun, dan Jubhar C.
Mangimbulude……… B – 1 2. Manfaat Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) sebagai Obat Tradisional
Ema Sarimole, Martanto Martosupono, Haryono Semangun, dan Jubhar C.
Mangimbulude……… B – 9 3. Pemanfaatan Tumbuhan Hutan sebagai Obat Tradisional Masyarakat
Kampung Yenbekwan, Distrik Mansuar, Kabupaten Raja Ampat
Ema Sarimole, Martanto Martosupono, Haryono Semangun, dan Jubhar C.
Mangimbulude……… B – 14 4. Peranan Hutan Mangrove dalam Melindungi Ekosistem Pantai
Abdul Manaf Wihel, Soenarto Notosoedarmo, dan Martanto Martosupono….. B – 25 5. Peranan Ekosistem Mangrove dalam Mengurangi Dampak Pemanasan
Global (Global Warming)
Abdul Manaf Wihel, Soenarto Notosoedarmo, dan Martanto Martosupono…… B – 32 6. Kandungan Gizi Gonad Bulu Babi
Tamrin Rumai, Soenarto Notosoedarmo, dan Jubhar C. Mangimbulude………… B – 39 7. Potensi Teripang untuk Pengobatan
Rahman Rumlus, Ocky Karnaradjasa, Jubhar C. Mangimbulude, Haryono
Semangun………. B - 45 8. Studi Populasi Makroinvertebrata Bentik yang Bernilai Ekonomis di
Hutan Mangrove Muara Sungai Gamta, Distrik Misool Barat, Kabupaten Raja Ampat
C – KAJIAN (BIO) TEKNOLOGI & BUDIDAYA
1. Pengaruh Ukuran Bibit Awal Terhadap Budidaya Rumput Laut
(Kappaphycus alvarezzi) Di Kampung Arar, Distrik Mayamuk,
Kabupaten Sorong.
Alis Suprihatin, AB Susanto, Jubhar C. Mangimbulude, dan Haryono
Semangun………...… C - 1 2. Faktor-Faktor Teknik yang Mempengaruhi Keberhasilan Budidaya
Rumput Laut Kappaphycus alvarezii
Alis Suprihatin, AB Susanto, Jubhar C. Mangimbulude, dan Haryono
Semangun………...… C - 7 3. Kesesuaian Perairan Pantai di Kampung Lilinta, Distrik Misool Barat,
Kabupaten Raja Ampat untuk Budidaya Rumput Laut Kappaphycus alvarezii dengan Metode Rawai
Alis Suprihatin, AB Susanto, Jubhar C. Mangimbulude, dan Haryono
Semangun………... C - 16 4. Peluang Budidaya Bulu Babi (Tripneustes gratilla) di Perairan Raja
Ampat
Rostini, Jubhar C. Mangimbulude, Soenarto Notosoedarmo, dan Suryasatria
Trihandaru………... C - 24 5. Uji Aktivitas Senyawa Antibakteri dan Uji Farmakologi Pada Conus sp.
di Pesisir Pantai Waisai, Kabupaten Raja Ampat
Surmaningsih Kibas, Jubhar C. Mangimbulude, dan Ocky Karnaradjasa………. C - 30 6. Potensi Senyawa Antibakteri pada Conus sp.
Surmaningsih Kibas, Jubhar C. Mangimbulude, dan Ocky Karnaradjasa………. C - 38 7. Uji Aktivitas Antibakteri dan Analisis Senyawa Kimia pada Teripang
Pasir Terhadap Escherichia coli dan Staphylococcus aureus
Rahman Rumlus, Ocky Karnaradjasa, Jubhar C. Mangimbulude, Haryono
Semangun………. C - 44 8. Pengaruh Penurunan Suhu Bertahap Terhadap Aktivitas dan Sintasan
Lobster Bambu (Panulirus versicolor) Selama Penyimpanan Sistem Kering
Ismiati Masithoh, Jacob L. A. Uktolseja, Jubhar C. Mangimbulude, dan
Suryasatria Trihandaru………... C - 52 9. Senyawa Bioaktif pada Rumput Laut Merah (Rhodophyta)
Atin Tri Hariani, A. B. Susanto, dan Ferry F. Karwur ……… C - 61
D – KAJIAN UMUM
1. Pengurangan Amonium Air Lindi Melalui Proses Nitrifikasi dan Anammox di TPA Ngronggo, Salatiga
Peter A. M. Komboy, Pieter M. I. Torobi, Christina N. Manuputty, dan Jubhar C.
Mangimbulude………... D - 1 2. Pengurangan Amonium dan COD dari Lindi TPA Secara Simultan
Menggunakan Kombinasi Kultur Alga-Bakteri
Pieter M. I. Torobi, Christina N. Manuputty, Karina B. Lewerissa, Jubhar C.
Mangimbulude ………... D - 8 3. Bahaya Lindi bagi Lingkungan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang
Tidak Memiliki IPL (Instalasi Pengolahan Lindi)
Pieter M. I. Torobi, Christina N. Manuputty, Karina B. Lewerissa, Jubhar C.
KEANEKARAGAMAN SPESIES IKAN DI PERAIRAN PULAU
JEFMAN, DISTRIK SALAWATI UTARA, KABUPATEN RAJA AMPAT
Larsuida Saragih1*, Jacob L. A. Uktolseja1,2, Budhi Prasetyo1,3
1Program Studi Magister Biologi, Universitas Kristen Satya Wacana 2Fakultas Biologi, Universitas Kristen Satya Wacana
Jl. Diponegoro No. 52 – 60, Salatiga 50711 Telp.: +62 (0)298-321212, Fax.: +62 (0)298-321443
3Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Kristen Satya Wacana
Jl. Kartini No. 11A, Salatiga 50711 *E-mail:lauji@yahoo.com
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan dari bulan Mei hingga September 2013. Tujuan penelitian dilakukan untuk mengetahui keanekaragaman spesies ikan di perairan pulau Jefman Distrik Salawati Utara Kabupaten Raja Ampat. Data yang digunakan yaitu data komunitas ikan. Alat tangkap yang dipakai untuk pengambilan sampling adalah sero (jaring pantai). Selama pengambilan data di peroleh 26 famili, 39 spesies dan 591 individu. Pada stasiun A diperoleh 32 spesies dengan 276 individu sedangkan pada stasiun B diperoleh 33 spesies dengan 315 individu. Selama pengamatan, spesies Siganus canaliculatus
merupakan individu yang paling banyak di tangkap yaitu 121 individu pada stasiun A dan 150 individu pada stasiun B. Berdasarkan indeks keanekaragaman (’ pada stasiun A kategori tinggi yaitu , dan di stasiun B kategori sedang yaitu 2,42, nilai indeks keseragaman (E) pada stasiun A kategori tinggi yaitu 0,75 sedangkan di stasiun B kategori rendah 0,71 dan nilai indeks dominansi (C) di 2 stasiun kategori rendah yaitu 0,28 di stasiun A dan 0,32 di stasiun B.
Kata kunci: keanekaragaman, ikan, perairan, pulau Jefman
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kabupaten Raja Ampat merupakan daerah kepulauan, yang terdiri dari empat pulau besar dan banyak pulau kecil. Pulau yang besar yaitu Pulau Waigeo, Pulau Misool, Pulau Salawati dan Pulau Batanta. Menurut data-data yang pernah dikumpulkan, Raja Ampat
terdiri dari 610 pulau. Luas wilayah 46.108 km2 terdiri dari sebagian besar luas laut 40.108
km2 dan luas daratan 6000 km2, mencakup 10 kecamatan 88 desa (Handayani & Gunaisah,
2011).
Salah satu pulau di Raja Ampat adalah Pulau Jefman yang termasuk pulau kecil yang berada di Distrik Salawati Utara. Pulau Jefman pernah digunakan sebagai bandar udara pada jaman penjajahan Belanda hingga Februari 2005. Kemudian, bandar udara dipindahkan ke kota Sorong akhir Februari 2005. Setelah bandar udara pindah ke kota Sorong, menurut pengamatan di lapangan, pekerjaan utama masyarakat Pulau Jefman beralih dari pedagang, buruh angkat barang, pegawai swasta menjadi menangkap ikan (nelayan). Untuk menangkap ikan para nelayan biasanya menggunakan pancing, jaring, dan sero (jaring pantai).
jenis-jenis ikan yang memiliki kehidupan asosiasi yang kuat dengan habitat karang. Ikan mayor adalah ikan yang berfungsi sebagai suplai makanan bagi ikan pemangsa (karnivora) (Allen & Adrim, 2003).
Pemanfaatan sumberdaya perikanan yang masih tergantung pada penangkapan dari
alam yang dilakukan dalam jangka waktu yang lama dan penangkapan lebih (overfishing)
dapat membawa dampak terhadap keanekaragaman spesies ikan, baik dalam hal penurunan kelimpahan spesies ikan, maupun kepunahan spesies ikan tertentu (Mayunar, 1996). Oleh sebab itu, perlu dilakukan pelestarian keanekaragaman spesies ikan dengan cara mengurangi penangkapan yang ketergantungan pada alam dan mengembangkan usaha
budidaya (Dwipoggo, 1993 dalam Mayunar, 1996).
Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui keanekaragaman spesies ikan di Perairan Pulau Jefman, Distrik Salawati Utara, Kabupaten Raja Ampat, Propinsi Papua Barat.
BAHAN DAN METODA
Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilakukan dari bulan Mei ̶ September di Perairan Pulau Jefman,
Distrik Salawati Utara, Kabupaten Raja Ampat dengan menggunakan 2 stasiun yaitu stasiun A terletak di sebelah Selatan Pulau Jefman berada di perairan Pulau Jefmanberdekatan dengan pemukiman penduduk, dan stasiun B di sebelah Barat dan Barat Daya berada disekitar perairan Pulau Jefman dan Rumbabo (Gambar 1). Dasar perairan kedua stasiun, pasir bercampur lumpur dan terdapat karang mati. Pada stasiun A terdapat padang lamun yang berasosiasi dengan terumbu karang, pada stasiun B yang mendominasi yaitu padang lamun. Stasiun A dan B mempunyai perbedaan dalam hal kedalaman perairan, yang mana stasiun B lebih dangkal dibandingkan stasiun A. Ketika terjadi surut terendah stasiun B mengalami kekeringan, tetapi pada stasiun A tidak mengalami kekeringan.
Alat dan Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu baskom untuk mengambil sampel ikan, timbangandengan ketelitian 1 gram, dan mistar dengan ketelitian 0,1 cm. Alat tangkap yang digunakan selama penelitian adalah sero (jaring pantai).
Metoda
Gambar 1. Peta lokasi penelitian di perairan pulau Jefman dengan stasiun A dan stasiun B
Analisis Data
Komposisi Jenis (P)
P = �
� x 100% ...…. (1)
Keterangan:
P = Komposisi jenis (%)
Ni = Jumlah individu tiap jenis
N = Jumlah individu seluruh jenis
)ndeks Keanekaragaman (’
Untuk memperoleh gambaran mengenai struktur komunitas ikan di Pulau Jefman, data hasil inventarisasi ikan diolah dengan rumus indeks keragaman, indeks keseragaman, indeks dominansi Simpson. Rumus ketiga indeks tersebut menurut Krebs (1978) adalah: n
(’ = −∑ (pi) ( log2 pi ) ... (2)
i=1
Keterangan:
(’ = Indeks keragaman Shannon-Wienner
S = Jumlah spesies
pi = Perbandingan antara jumlah individu spesies jenis ke-i dengan jumlah total
individu (ni/N)
Kriteria penilaian berdasarkan keanekaragaman jenis adalah:
(’ > keanekaragaman tinggi;
1≤(’ ≤3 keanekaragaman sedang;
(’ < keanekaragaman rendah.
Indeks keseragaman (E)
Adapun persamaan indeks keragaman (E)menurut Krebs (1978)adalah:
E = �′
� �� ... (3)
Keterangan:
E = Indeks keseragaman
(’ = Indeks keseragaman Shannon-Wiener
Hmax = Indeks keseragaman Shannon-Wiener maksimum yang diperoleh dengan
menggunakan rumus = log2s, dimana s adalah jumlah spesies dalam komunitas.
Kriteria nilai indeks keseragamanan berkisar antara 0-1. Kriteria nilai indeks keseragaman sebagai berikut:
E = 1, artinya kemerataan antara antara spesies relatif merata atau jumlah individu
masing-masing spesies relatif sama.
E = 0, artinya kemerataan antara spesies rendah, artinya kekayaan individu yang
dimiliki masing-masing spesies sangat jauh berbeda.
Indeks Dominansi Jenis (C)
Indeks Simpson dapat digunakan untuk mengetahui terjadi dominansi jenis tertentu di perairan. Adapun persamaannya menurut Krebs (1978) adalah:
s
C = ∑(pi)2 ... (4)
i=1
Keterangan:
C = Indeks dominansi jenis
pi = Perbandingan antara jumlah individu spesies jenis ke-i dengan jumlah total
individu (ni/N)
Nilai indeks dominansi antara 0 – 1, kriteria indeks dominansi adalah sebagai berikut:
C = 1, menyatakan dominansi tinggi, artinya terdapat spesies yang mendominansi jenis
spesies yang lainnya atau struktur komunitas labil, karena terjadi tekanan ekologis.
C = 0, menyatakan dominansi rendah, artinya tidak terdapat spesies yang mendominasi
spesies lainnya atau struktur komunitas dalam keadaan stabil
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian yang telah dilakukan dari bulan Meihingga September 2013 di perairan Pulau Jefman Kabupaten Raja Ampat, menemukan sebanyak 26 famili dan 39 spesies yang didominasi oleh famili Serranidae. Hasil penelitian ini lebih rendah bila dibandingkan dengan penelitian Winardi &Manuputty (2007) yaitu di perairan Raja Ampat
ditemukan 29 famili, 147 spesies yang didominasi oleh famili Pomacentridae. Selanjutnya
menurut Marasabessy (2010), di perairan Biak Timur Provinsi Papua ditemukan 32 famili
dan 223 spesies didominasi oleh Pomacentridae. Hal yang menyebabkan perbedaan hasil
temuan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Winardi &Manuputty (2007); Marasabessy (2010) karena perbedaan kondisi habitat. Di daerah penelitian, dasar perairan berupa pasir bercampur lumpur, ditemukan padang lamun dalam kondisi baik dan terumbu karang kondisi kategori sedang. Di daerah penelitian Winardi & Manuputty (2007) kondisi karang kategori jelek (buruk), sedangkan didaerah penelitian Marasabessy (2010) kondisi karang kategori baik. Menurut Bell & Galzin (1984) faktor-faktor yang mempengaruhi struktur komunitas dan kelimpahan ikan antara lain kondisi karang hidup dan perbedaan zona habitat.
Komposisi famili ikan yang diperoleh adalah Serranidae 4 spesies (10,25%), Carangidae, Lutjanidae, Siganidae masing-masing sebanyak 3 spesies (7,69%), Chaetodontidae, Holocentridae, Scaridae, Sphyraenidae masing-masing 2 spesies (5,12%), Belonidae, Caesionidae, Diodontidae, Ephippidae, Gerreidae, Haemulidae, Hemiramphidae, Labridae, Latidae, Leiognathidae, Lethirinidae, Mugilidae, Mullidae, Nemipteridae, Pomacentridae, Stromateidae, Terapontidae dan Zanclidae masing-masing 1 spesies
(2,56%). Menurut Dartnall & Jones (1986) dalamRembet et al. (2011) kelompok ikan target
antara lain: Serranidae, Lutjanidae, Kyphosidae, Lethrinidae, Acanthuridae, Mullidae,
Siganidae, Labridae, dan Haemulidae. Hasil penelitian ini sebagian besar digolongkan pada ikan target karena pada umumnya para nelayan hanya mengambil ikan ekonomis penting atau ikan konsumsi.
Total jumlah ikan yang tertangkap selama pengamatan pada kedua stasiun yaitu 591 individu (Tabel 1). Komposisi individu ikan pada stasiun A dengan jumlah total sebanyak 276 individu (46,70%) dan di stasiun B dengan jumlah total sebanyak 315 individu (53,29%). Spesies yang mempunyai kelimpahan individu tertinggi pada kedua stasiun
adalah ikan baronang (Siganus canaliculatus) yaitu 121 individu (20,47%) pada stasiun A
Tabel 1. Jumlah dan spesies ikan di Perairan Pulau Yefman Raja Ampat
No. Famili Nama
Jumlah Individu
Daerah Indonesia Ilmiah St A St B
1. Belonidae Lontjong Cendro muara Tylosurus acus
melanotus 4 1
2. Caesionidae Ekor kuning Lalosi Caesio teres 3 4
3. Carangidae Bobara Kuwe Carangoides
oblongus 3 2
4. Selar kuning, Oci Selar kuning Selaroides leptolepis 1 6 5. Talang-talang Talang-talang Scomberoides tol 4 4
6. Chaetodontidae kambe-kambe Kepe-kepe Perachaetodon
ocellatus 2 2
7. Kepe-kepe sumpit Kepe-kepe Chelmon rostratus 5 4
8. Diodontidae Buntel duren Ikan durian
(Poro bibi) Diodon liturosus 3 2
9. Ephippidae Gebel Platak Platax teira 1 1
10. Gerreidae Daun bulu Kapasan Gerres oblongus 4 20
11. Haemulidae Radja bau Bibir manis Plectorhinchus
gaterinus 3 3
12. Hemiramphidae Julung-julung Julung-julung Hemiramphus far 0 8
13. Holocentridae Mata bulan, mata
gora Mata bulan
Sargocentron
cornutum 4 0
14. Mata bulan, mata
gora Mata bulan Myripristis berndti 19 14
15. Labridae Kakatua coklat Kakatua coklat Choerodon
anchorago 2 8
16. Latidae Mata kucing Mata kucing Psammoperca
waigiensis 5 1
17. Leiognathidae Petek kuning Petek Leiognathus equulus 0 1 18. Lethirinidae Lincam, matahari Lencam Lethrinus ornatus 8 19
19. Lutjanidae Gorara Gorara Lutjanus
carponotatus 6 10
20. Kakap garis Kakap garis Lutjanus ehrenbergii 6 5
21. Gorara Kakap kuning Lutjanus
quinquelineatus 1 0
22. Mugilidae Bandeng laut Bulana Oedalechilus labiosus 0 1 23. Mullidae Biji nangka Ikan kumis Parupeneus forsskali 3 3
24. Nemipteridae Namsor Namsor Pentapodus
trivittatus 23 14
25. Pomacentridae Betok laut Ikan Zebra
(baju kaos) Abudefduf vaigiensis 6 0 26. Scaridae Kakatua Kakatua Scarus ghobban 19 9
27. Kakatua rumput Kakatua
rumput
Leptoscarus
vaigiensis 1 2
28. Serranidae Geropa Ladah,
kerapu ladah Geropa Ladah
Plectropomus
maculatus 0 1
29. Kerapu lumpur Kerapu lumpur Epinephelus ongus 0 3
30. Kerapu muara Kerapu muara Epinephelus
fuscoguttatus 1 1
31. Kerapu balong Kerapu tutul Anyperodon
leucogrammicus 6 1
32. Siganidae Beronang kuning Beronang
kuning Siganus doliantus 7 6
33.
Beronang (samandar)
papan
Beronang
papan Siganus lineatus 0 1
34. Beronang lada,
samandar Beronang lada
Siganus
Tabel 1. Jumlah dan spesies ikan di Perairan Pulau Yefman Raja Ampat (Lanjutan)
No. Famili Nama
Jumlah Individu
Daerah Indonesia Ilmiah St A St B
35. Sphyraenidae Langsar Barakuda Sphyraena jello 2 0
36 Senuk Senuk Sphyraena forsteri 1 0
37 Stromateidae Bawal putih Bawal
putih Pampus chinensis 0 2
38 Terapontidae Terapon,
kerong-kerong Terapon
Pelates
quadrilineatus 1 6
39 Zanclidae Gajam, ikan bendera ikan layang Zanclus cornutus 1 0
Jumlah Total 276 315
Gambar 2. Histogram jumlah spesies ikan tiap famili yang terdapat disetiap stasiun penelitian.
[image:19.482.69.430.87.411.2]Perolehan hasil analisis keanekaragaman ikan di pulau Jefman adalah sebagai berikut:
Tabel 2. Indeks keanekaragaman ikan di perairan Pulau Jefman
Parameter Stasiun A Stasiun B
Indeks keanekaragaman (’ 2,6141 2,4164
Indeks keseragaman (E) 0,7474 0,7075
Ideks dominansi (C) 0,2827 0,3157
Jumlah spesies (S) 32 33
Jumlah Individu(N) 276 315
Dari hasil analisis (Tabel 2), terlihat indeks keanekaragaman Shannon-Wiener (’
berkisar 2,4164–2,6141 termasuk kategori sedang dengan nilai rata-rata 2,5152.Nilai ini
menunjukkan bahwa indeks keanekaragaman (’ untuk kedua stasiun termasuk kategori
[image:19.482.140.360.495.584.2]perairan yang tidak jauh berbeda dan jarak antara kedua stasiun berdekatan. Nilai (’
penelitian ini hampir sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Ikasari (2006) di
perairan Pulau Panggang Kepulauan Seribu indeks keanekaragaman (’ rata-rata 2,37
termasuk kategori sedang, sedangkan dibandingkan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Winardi &Manuputty (2007) di perairan Raja Ampat dengan indeks rata-rata 3,18 termasuk kategori tinggi, hasil penelitian ini lebih rendah. Perbedaan ini diduga adanya
tekanan terhadap komunitas baik dari lingkungan maupun aktifitas manusia (Setiawan et al.
. Menurut Odum bahwa semakin besar nilai indeks keanekaragaman (’
menunjukkan bahwa komunitas semakin beragam dan terdapat variasi jumlah spesies dalam suatu habitat.
Nilai indeks keseragaman (E) berkisar 0,7075 – 0,7474 dengan rata-rata 0,7274
termasuk kategori tinggi. Hasil penelitian ini tidak berbeda jauh dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ikasari (2006) dengan indeks keseragaman rata-rata 0,73 masuk kategori tinggi. Fachrul (2012) menyebutkan bahwa bila nilai indeks keseragaman mendekati 1 berarti komunitas relatif merata. Indeks keseragaman menggambarkan ukuran jumlah individu antara spesies dalam suatu komunitas ikan. Semakin merata individu dalam suatu komunitas maka keseimbangan ekosistem semakin meningkat.
Nilai indeks dominansi jenis (C) penelitian ini berkisar 0,2827 – 0,3157 kategori
rendah dengan rata-rata 0,2992 kategori rendah. Hasil penelitian ini hampir sama dengan hasil penelitian yang dilakukan olah Ikasari (2006) dengan nilai indeks dominansi rata-rata 0,27 kategori rendah. Hasil penelitian ini lebih rendah dibandingkan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Winardi & Manuputty (2007) dengan indeks dominansi
rata-rata 0,81 kategori tinggi. Kriteria indeks Simpson dalam Krebs (1978) menjelaskan bahwa
apabila dominansi rendah berarti tidak terdapat spesies yang mendominasi spesies lainnya berarti komunitas dalam keadaan stabil. Sebaliknya apabila dominansi tinggi, artinya terdapat spesies yang mendominansi jenis spesies yang lainnya atau struktur komunitas labil, karena terjadi tekanan ekologis.
KESIMPULAN
Selama penelitian dilakukan ditemukan 26 famili ikan, 39 spesies dan 591 individu.
Pada kedua stasiun yang paling banyak tertangkap adalah baronang lada (Siganus
canaliculatus sebanyak individu atau , %. )ndeks keanekaragaman (’ di stasiun
Ayaitu 2,6141 kategori sedang, dan di stasiun B yaitu2,4164 kategori sedang, rata-rata
indeks keanekaragaman (’ pada kedua stasiun , kategori sedang. )ndeks
keseragaman (E) di stasiun A yaitu0,7474 kategori tinggi, dan di stasiun B yaitu 0,7075 kategori tinggi. Indeks dominansi pada kedua stasiun sama-sama rendah yaitu 0,2827 pada stasiun A dan 0,3157 pada stasiun B.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Program Beasiswa Unggulan DIKTI – Biro
DAFTAR PUSTAKA
Allen, G. R. & Adrim, M. 2003. Review article: Coral Reef Fishes of Indonesia. Zoologi Studies, 42: 1-72.
Allen, G. R.& Erdmann, M.V. 2012. Reef Fisher of the East Indies. Vol. I, II & III. Honolulu: University of
(awai’i Press
Anonim. 2013. FishBase.http://www.fishbase.org/search.php. Diakses tanggal 14 November 2013, pukul 19.15 WIB.
Bell, J. D. & Galzin, R. 1984. Influences of Live Coral Cover on a Coral Reef Fish Communities.Marine Ecology - Progress Series 15: 265-274.
Fachrul, M.F., 2012. Metode Sampling Bioekologi. Jakarta: Bumi Aksara.
Handayani & Gunaisah, E. 2011. Kajian Perempuan Pesisir dalam Mendukung Konservasi Sumber
Daya Pesisir di Kabupaten Raja Ampat. Akademi Perikanan Sorong.
http://jurnal.unpad.ac.id/akuatika/article/view/495. Diakses. 13 Nopember 2013. Pukul 15.31 WIB.
Ikasari, N. 2006. Analisis Kesukaan Habitat Beberapa Spesies Ikan Karang Di Pulau-Pulau Sekitar
Kelurahan Pulau Panggang, Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu. Program Studi Ilmu
dan Teknologi Kelautan Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor. Krebs, C. J. 1978. Ecologythe Experimental Analysis of Distributian and Abudance.New York:
Herper &Row Publisher.
Kuntoro, B. E.& Wiharto, F. E. A. 2009. Ensiklopedia Populer, Ikan Air Laut. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Marasabessy, M. D. 2010. Keanekaragaman Jenis Ikan Karang di Perairan Pesisir Biak Timur,
Papua. Oseanologi dan Limnologi di Indonesia36: 63-84.
Mayunar. 1996. Jenis-Jenis Ikan Karang Ekonomi Penting sebagai Komoditi Ekspor dan Prospek
Budidayanya. Oseana, Vol. XXI, No. 3: 23-31.
Odum, E.P. 1996. Dasar-Dasar Ekologi (Diterjemahkan oleh Tjahjono Samingan). Edisi Ketiga, Cetakan Ketiga. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Peristiwady, T. 2006. Ikan-Ikan Laut Ekonomis penting di Indonesia, Petunjuk Identifikasi. Jakarta: Penerbit LIPI.
Rembet, U. NWJ., Boer M., Bengen, D. G. &Fahrudin, A. 2011. Struktur Komunitas Ikan Target di
Terumbu Karang Pulau Hogow Dan Putus-Putus Sulawesi Utara. Jurnal Perikanan dan
Kelautan Tropis. Vol. VII-2.
Saanin, H. 1984. Taksonomi dan Kunci Identifikasi 2. Bogor: Penerbit Binacipta. Saanin, H. 1995. Taksonomi dan Kunci Identifikasi 1. Bogor: Penerbit Binacipta.
Setiawan, F., G. Santoso., Handoyo, E. W. &Setiyawati, T. 2013. Kajian Keefektifan Zonasi Berdasarkan Komunitas Ikan Karang di Taman Nasional Bunaken, Sulawesi
Utara.http://www.rareplanet.org/sites/rareplanet.org/files/jurnal_ikan_karang_bunaken_2013.