PENGARUH PENETAPAN HARGA SAHAM PT. SEMEN
INDONESIA (PERSERO) TBK TERHADAP
PERKEMBANGAN HARGA SAHAM PT. PEMBANGUNAN
PERUMAHAN (PERSERO) TBK PERIODE 2012-2014
SKRIPSI
Oleh
Farhadi Arifiansyah
NIM. C04211015
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Prodi Ekonomi Syariah
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul “Pengaruh Penetapan Harga Saham PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk terhadap Perkembangan Harga Saham PT. Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk periode 2012-2014” ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penetapan harga PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk terhadap perkembangan harga saham PT. Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk pada tahun 2012-2014.
Penelitian ini menggunakan pola pikir deduktif, artinya penelitian ini membahas mengenai pengaruh penetapan harga saham PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk yang di wakili oleh offer price pada bursa efek terhadap perkembangan harga saham PT. Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk yang diwakili oleh closing price pada bursa efek waktu JATS (Jakarta Automated Tradding System) sistem operasional resmi Bursa Efek Indonesia. Pengujuian hipotesis dilakukan dengan uji statistik yaitu uji signifikansi (uji t). Analisis hasil regresi dilakukan setelah tidak mengalami gejala-gejala asumsi klasik seperti normalitas dan autokorelasi.
Hasil pengujian uji t menunjukan nilai thitung ≥ ttabel yaitu 5,838≥1,6671 dengan menggunakan bantuan SPSS. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh secara signifikan antara penetapan harga saham PT. Semen Indonesia dengan PT. Pembangunan Perumahan (persero) Tbk. Dalam penelitian ini pengukuran menggunakan regresi linier sederhana dengan persamaan regresi Y=-1530,920+0,191X dari persamaan tersebut angka-angkanya dapat diartikan nilai konstanta dalam regresi ini yaitu -1530,920, artinya jika penetapan harga saham PT. Semen Indonesia (X) nilainya adalah 0 atau tetap, maka perkembangan harga saham PT. Pembangunan Perumahan (Y) nilainya adalah negatif atau mengalami penurunan sebesar Rp. 1530,920. Koefisien regresi variabel penetapan harga saham PT. Semen Indonesia (X) sebesar 0,191 menunjukan jika penetapan harga saham PT. Semen Indonesia mengalami kenaikan satuan atau 1% maka perkembangan harga saham PT. Pembangunan Perumahan akan naik sebesar Rp. 191,-. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara penetapan harga saham PT. Semen Indonesia dengan perkembangan harga saham PT. Pembangunan Perumahan, semakin naik satu satuan persentase dari penetapan harga saham PT. Semen Indonesia maka semakin naik pula harga saham PT. Pembangunan Perumahan.
DAFTAR ISI
SAMPUL DALAM ... i
PERNYATAAN KEASLIAN ... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii
PENGESAHAN ... iv
MOTTO ... v
ABSTRAK ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR TRANSLITERASI ... xiv
BAB I PENDAHULUAN: ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 7
C. Tujuan Penelitian ... 7
D. Kegunaan Hasil Penelitian ... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 10
A. Landasan Teori ... 10
1. Pengertian Harga ... 10
2. Mekanisme Harga ... 11
3. Penentuan Harga ... 13
4. Pengertian Investasi ... 16
5. Pengertian Pasar Modal ... 17
6. Saham ... 19
7. Saham Syariah ... 20
9. Penetapan Harga saham ... 29
B. Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 31
C. Kerangka Konseptual ... 35
D. Hipotesis ... 35
BAB III METODE PENELITIAN ... 36
A. Jenis Penelitian ... 36
B. Tempat Penelitian ... 36
C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 37
D. Variabel Penelitian ... 38
1. Variabel Terikat (Y) ... 38
2. Variabel Bebas (X) ... 38
E. Definisi Operasional ... 38
1. Penetapan Harga Saham ... 38
2. Perkembangan Harga Saham ... 39
F. Data dan Sumber Data ... 39
1. Jenis Data... 39
2. Sumber Data ... 39
G. Teknik Pengumpulan Data ... 40
H. Teknik Analisis Data ... 40
1.Uji Asumsi Klasik ... 40
a. Uji Normalitas ... 41
d. Uji Autokorelasi... 41
3. Uji Hiotesis Penelitian ... 43
BAB IV HASIL PENELITIAN ... 44
A. Paparan Hasil Penelitian ... 44
1. Gambaran Umum PT. Pembangunan Perumahan ... 44
B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 47
1. Harga Saham ... 47
C. Analisis Data ... 49
1. Uji Normalitas ... 49
2. Uji Autokorelasi ... 52
3. Regresi Linear Sederhana ... 52
4. Uji Hipotesis ... 54
a. Uji Signifikansi (Uji t) ... 54
BAB V PEMBAHASAN ... 56
A. Pembahasan Hasil Penelitian ... 56
1. Pengaruh Penetapan Harga Saham Terhadap Perkembangan Harga Saham ... 56
2. Berapa Besar Pengaruh Penetapan Harga Saham Terhadap Perkembangan Harga Saham ... 60
BAB VI PENUTUP ... 62
A. Kesimpulan ... 62
B. Saran ... 63
DAFTAR PUSTAKA ... 65
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1: Nama Perusahaan Konstruksi dan Bangunan yang Listing di Bursa Efek
... 3
Tabel 1.2: Daftar Penutupan Harga Saham PT. Semen Indonesia (Rp) ... 5
Tabel 1.3: Nama Perusahaan dan Harga Saham Yang memenuhi Data Penelitian ... 7
Tabel 4.1: Harga Saham PT. Pembangunan Perumahan Periode 2012-2014 ... 48
Tabel 4.2: Harga Saham PT. Semen Indonesia Periode 2012-2014 ... 48
Tabel 4.3: Uji Normalitas Kolmogorov-Sminov ... 51
Tabel 4.4: Uji Autokorelasi... 52
Tabel 4.5: Analisis Regresi Linier Sederhana ... 53
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1: Kerangka Konseptual ... 34
Gambar 4.1: Uji Normalitas Grafik Histogram... 50
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kegiatan perekonomian suatu negara tidak bisa lepas dari investasi
terutama Pasar Modal. Pasar Modal bisa dijadikan sebagai dinamika
perekonomian suatu negara. Pasar modal adalah tempat dimana berbagai
pihak khususnya perusahaan menjual saham dan obligasi dengan tujuan
dari hasil penjualan tersebut nantinya bisa dipergunakan sebagai tambahan
dana atau untuk memperkuat modal perusahaan dan bagi para investor
dana investasi digunakan untuk tabungan di masa depan.
Saham sendiri berarti satuan nilai pengikut sertaan kepemilikan
dalam berbagai instrumen finansial yang mengacu pada bagian
kepemilikan sebuah perusahaan. Dalam pasar modal ada dua jenis saham
yang paling umum dikenal oleh publik terbagi menjadi dua jenis yaitu
saham biasa (common stock) dan saham istimewa (preferred stock).1 Di
Indonesia saham menjadi sektor investasi unggulan tersendiri karena
selain investor dapat mengendalikan dananya secara pribadi
keuntungannya juga cukup signifikan meskipun dengan keuntungan yang
tinggi pasti disertai resiko yang tinggi pula.
Indonesia sebagai negara kepulauan juga memiliki kekayaan alam
yang cukup luas terutama pada sektor pertambangan seperti batu bara,
1
2
minyak bumi dan lain lain. Sebagai negara yang berkembang Indonesia
memiliki proyek pembangunan yang cukup banyak, terutama di
daerah-daerah terpencil. Di situlah sektor Property dan Real Estate memiliki
pangsa pasar yang cukup besar terutama sub sektor konstruksi dan
bangunan BUMN, dimana pemerintah akan terus membangun jalan baru
dan gedung-gedung di daerah yang diperlukan, perusahaan swasta juga
pasti melakukan ekspansi di daerah-daerah agar produk dan jasa mereka
lebih mudah di jangkau sehingga dapat memaksimalkan keuntungan
perusahaan.
Dari segi pasar maka sub sektor konstruksi dan bangunan memiliki
pangsa yang cukup luas sehingga membutuhkan dana yang cukup besar
maka bisa dipastikan dari beberapa perusahaan konstruksi akan melakukan
listing untuk menambah modal perusahaan dan kepercayan masyarakat.
Tabel 1.1: nama perusahaan konstruksi dan bangunan yang listing
di bursa efek, yaitu:
NO KODE SAHAM NAMA EMITEN TANGGAL IPO
1 ACST Acset Indonusa Tbk 24 Juni 2013
2 ADHI Adhi Karya (Persero) Tbk 18 Maret 2014
3 DGIK Duta Graha Indah Tbk 19 Desember
2007
4 NRCA Nusa Raya Cipta Tbk 27 Juni 2013
5 PTPP Pembangunan Perumahan (Persero)
Tbk
3
6 SSIA Surya Semesta Internusa Tbk 27 Maret 1997
7 TOTL Total Bangun Persada Tbk 25 Juli 2006
8 WIKA Wijaya Karya (Persero) Tbk 29 Oktober
2007
9 WSKT Waskita Karya (Persero) Tbk 19 Desember
2012 Sumber: BEI
Dalam pelaksanaan perusahaan konstruksi pasti membutuhkan
bahan baku terutama semen. Berdasarkan Data Asosiasi Semen Indonesia
(ASI) pada semester-I tahun 2012 menyebutkan, total konsumsi semen di
tanah air mencapai 25,89 juta ton, atau naik 15,1% dibandingkan periode
yang sama tahun sebelumnya 22,49 juta ton. Angka tersebut telah
mencapai 48% dari target konsumsi di tanah air sebesar 54 juta ton.2
Menteri Perindustrian M.S Hidayat menyebutkan, pada tahun 2012
kebutuhan semen nasional 54,9 juta ton, tahun 2013 sebesar 58,5 juta ton
atau meningkat 6 persen, dan kebutuhan semen secara nasional akan
meningkat 8 sampai 10 persen pada tahun 2014 atau sebesar 64 juta ton.
Grup Semen Gresik yang kini menjadi semen Indonesia menjadi penguasa
terbesar pasar semen di wilayah Indonesia, dengan pangsa pasar (market
share) 39,74% pada semester I-2012. Perseroan melalui PT. Semen Gresik
yang kini menjadi semen Indonesia Tbk, PT. Semen Padang, dan
PT.Semen Tonasa, berhasil menjual 10,29 juta ton semen.3
2Ngsuyasa, “Kebutuhan semen secara nasional”, dalam http//ngsuyasa.wordpress.com diakses
pada 11 April 2015.
3
4
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa kebutuhan semen di
Indonesia cukup besar hingga PT. Semen Gresik, PT Semen Padang dan
PT. Semen Tonasa yang notabene BUMN dilebur menjadi PT. Semen
Indonesia agar mempermudah distribusi. Pada tahun 2012 Direktur Utama
PT. Semen Gresik Tbk melakukan akuisisi saham semen Vietnam Thang
Long untuk mempermudah distribusi dikawasan asia tenggara.
Pada bulan Agustus 2014 Semen Indonesia ditetapkan sebagai
salah satu Obyek Vital Nasional Sektor Industri (OVNI). Status tersebut
ditandai dengan penyerahan sertifikat OVNI yang diberikan langsung oleh
menteri perindustrian MS Hidayat, dikementrian perindustrian.4
Dalam Keputusan Presiden (Keppres) No. 63 Tahun 2004, OVNI
didefinisikan sebagai kawasan atau lokasi, bangunan/instalasi dan usaha
yang menyangkut hajat hidup orang banyak, kepentingan negara atau
sumber pendapatan negara yang bersifat strategis. Oleh karena itu, para
pelaku bisnis yang mendapat sertifikat OVNI termasuk Semen Indonesia,
berhak untuk mendapatkan pengamanan dari kepolisian dari segala macam
gangguan dan ancaman.
Selain itu juga saham PT. Semen Indonesia dan anggota saham sub
sektor konstruksi dan bangunan termasuk dalam Daftar Efek Syariah
(DES) seperti yang terdapat dalam keputusan dewan komisioner otoritas
jasa keuangan nomor KEP-25/D.04/2013.
Berikut daftar penutupan harga saham PT. Semen Indonesia:
4Tf, “Semen Indonesia Masuk Kategori Industri Vital Nasional”, dalam
5
Tabel 1.2: harga saham Semen Indonesia (Rp)
TAHUN HARGA
2012 16,100,00
2013 14,350,00
2014 16,200,00
Sumber: BEI, data diolah
Dari data di atas dapat dilihat bahwa harga saham PT. Semen
Indonesia pada tahun 2012 Rp 16,100.00 mengalami penurunan pada
tahun 2013 menjadi Rp 14,350.00 dan kembali mengalami kenaiakan pada
tahun 2014 menjadi Rp 16,200.00 namun jika dilihat history harga saham
dari tahun 2009 hingga 2011 harga saham Semen Indonesia mengalami
kenaikan yang cukup signifikan hingga 100%.
Oleh karena faktor yang mempengaruhi fluktuasi harga saham
berasal dari faktor internal yaitu laba perusahaan, pertumbuhan aktiva
tahunan, likuiditas, nilai kekayaan total, penjualan dan faktor eksternalnya
adalah kebijakan pemerintah dan dampaknya, pergerakan suku bunga,
fluktuasi nilai tukar mata uang, rumor dan sentimen pasar, dan
penggabungan usaha,5 Maka ketika harga saham Semen Indonesia
mengalami fluktuasi dapat berpengaruh terhadap harga saham sub sektor
konstruksi dan bangunan terutama PT. Pembangunan Perumahan (persero)
Tbk. yang baru IPO pada tahun 2010 dimana PT. Semen Indonesia sebagai
salah satu perusahan semen yang berhubungan langsung dengan PT.
5
6
Pembangunan Perumahan (persero) Tbk. sebagai konsumen dan memiliki
faktor yang mempengaruhi fluktuasi harga saham secara internal.
Dari 9 emiten sub sektor konstruksi dan bangunan yang terdaftar di
bursa efek PT. Wijaya Karya dan PT. Pembangunan perumahan adalah
perusahaan BUMN yang memenuhi kebutuhan data penelitian yaitu tahun
2012-2014.
Tabel 1.3: nama perusahaan, harga saham yang memenuhi data
penelitian.
Perusahaan Tahun IPO Tahun ke-1 Tahun ke-2
PT. Pembangunan Perumahan 800 485 820
PT. Wijaya Karya 570 220 325
Sumber, BEI
Dari daftar tabel diatas dapat dilihat pertumbuhan harga saham dari
PT. Pembangunan Perumahan tahun IPO Rp. 800,- tahun pertama
mengalami penurunan sebesar Rp. 485 dan mengalami kenaikan sebesar
RP. 820,- sedangkan pada PT. Wijaya Karya pada tahun IPO sebesar RP.
570,- mengalami penurunan pada tahun kepertama sebesar Rp. 220 dan
naik pada tahun kedua Rp. 325. Dari data tabel tersebut PT. Pembangunan
Perumahan memeliki pertumbuhan lebih tinggi dari PT. Wijaya karya
pada tahun IPO sampai tahun kedua setelah IPO.
PT. Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk adalah perusahaan
BUMN yang sudah berdiri sejak tanggal 26 Agustus 1953 dengan nama
7
pertama perusahaan ini adalah membangun rumah dinas bagi karyawan
PT. Semen Gresik Tbk. yang merupakan anak perusahaan dari BAPINDO
di Gresik. Pada tahun 1960 perusahaan ini mengalami pergantian nama
menjadi PN Pembangunan Perumahan sesuai dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 63 Tahun 1960. Status perusahaan ini menjadi
perseroan terbatas (PT) seiring dengan pergantian nama menjadi PT.
Pembangunan Perumahan (Persero) berdasarkan Peraturan Pemerintah
Nomor 39 Tahun 1971 dengan unit bisnis inti berupa jasa konstruksi. pada
tahun 2009 dalam program Penawaran Umum Saham ke Publik dengan
persetujuan dari Pemerintah Republik Indonesia Nomor 76 Tahun 2009.
Dengan dikeluarkannya peraturan tersebut, maka sejak tanggal 9 Februari
2010, PT PP telah resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia
(BEI).6
Berdasarkan pemaparan latar belakang tersebut, maka dipilih judul
penelitian “Pengaruh Penetapan Harga Saham PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk. Terhadap Perkembangan Harga Saham PT. Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk. Tahun 2012-2014”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam
peneitian kali ini adalah:
6Merdeka, “Pembangunan Perumahan”, dalam
8
1. Apakah penetapan harga saham PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk.
berpengaruh terhadap perkembangan harga saham PT. Pembangunan
Perumahan (Persero) Tbk.?
2. Seberapa besar pengaruh penetapan harga saham PT. Semen Indonesia
terhadap perkembangan harga saham PT. Penmbangunan Perumahan
(Persero) Tbk.?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini yaitu:
1. Untuk mengetahui dan menganalisa apakah penetapan harga saham
PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk. berpengaruh terhadap
perkembangan harga saham PT. Pembangunan Perumahan (Persero)
Tbk.?
2. Untuk mengetahui dan menganalisa Seberapa besar pengaruh
penetapan harga saham PT. Semen Indonesia terhadap perkembangan
harga saham PT. Penmbangunan Perumahan (Persero) Tbk.?
D. Kegunaan Hasil Penelitian
Kegunaan hasil penelitian yang dapat diambil:
1. Segi Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasa dan khasanah
ilmu pengetahuan dalam artian membangun, memperkuat,
9
2. Segi Praktis
Penelitian ini juga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan
dalam menentukan arah investasi dan pengambilan keputusan yang
Harga dalam bahasa inggris dikenal dengan price, sedangkan
dalam bahasa arab berasal dari kata tsaman atau si’ru yakni nilai
sesuatu dan harga yang terjadi atas dasar suka sama suka (an-taradin)
pemakaian kata tsaman lebih umum daripada qimah yang menunjukan
harga ril yang telah disepakati.1
Harga juga bisa berarti kekuatan membeli untuk mencapai
kepuasan dan manfaat. Semakin tinggi manfaat yang dirasakan
seseorang dari barang dan jasa tertentu, semakin tinggi nilai tukar dari
barang dan atau jasa tersebut.2
Menurut Alfred dan Douglas harga dari suatu barang adalah
tingkat pertukaran barang itu dengan barang lain. Sedangkan menurut
Murti dan John harga merupakan satu-satunya komponen yang
menghasilkan pendapatan. Dan menurut Marius harga adalah jumlah
uang yang harus konsumen bayarkan untuk mendapatkan produk
tersebut. 3
1
Muhammad ibn Mukarram ibn Manzur al-Afriqi al-Mishri, Lisan al-Arab, Juz 4, (Beirut: Dar Shadr, t,th), 365.
2
Rozalinda, Ekonomi Islam, (Jakarta: PT Grafindo Persada,2014), 154.
3Ridwan Iskandar Sudayat, “Pengertian Harga”, dalam
11
Menurut Ibn Khaldun harga adalah hasil dari hukum permintaan
dan penawaran. Pegecualiaan satu-satunya dari hukum ini adalah emas
dan perak, yang merupakan standart moneter.semua barang-barang
lainnya terkena fluktuasi harga yang bergantung pada pasar. Bila suatu
barang langka dan banyak diminta, maka harganya tinggi. Jika suatu
barang berlimpah, maka harganya rendah.4
2. Mekanisme Harga
Pendapat Abu Yusuf mengenai mekanisme harga beliau
berpendapat, dapat saja harga-harga tetap mahal ketika persediaan
barang melimpah, sementara harga akan tetap murah walaupun
persediaan berkurang. Karena kenyataannya harga tidak bergantung
pada permintaan saja, tetapi juga bergantung pada kekuatan
penawaran. Oleh karena itu, peningkatan atau penurunan harga tidak
selalu berhubungan dengan peningkatan atau penurunan permintaan,
atau penurunan atau peningkatan produksi.5
Menurut Yahya bin Umar mekanisme harga bukan ditentukan oleh
kekuatan pasar yakni permintaan dan penawaran namun mekanisme
harga itu harus tunduk kepada kaidah-kaidah. Diantara kaidah tersebut
adalah pemerintah berhak melakukan intervensi pasar ketika terjadi
4
Adiwarman Azwar Karim, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam,(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2010), 402.
5
12
tindakan sewenang-wenang dalam pasar yang dapat menimbulkan
kemudharatan bagi masyarakat.6
Kecenderungan menawar oleh pembeli dan penawaran penjual,
menurunkan harga bila terdapat kelebihan penawaran berarti terdapat
tekanan ke bawah harga. Sedangkan kecenderungan tawaran diajukan
oleh pembeli, dan penjual untuk meminta harga lebih tinggi bila
terdapat kelebihan permintaan berarti tekanan ke atas terhadap harga.
Dan harga dimana jumlah diminta sama dengan jumlah yang
ditawarkan dinamakan harga ekuilibrium yaitu jumlah harga yang
diminta tidak sama dengan jumlah yang ditawarkan, dan harga akan
berubah.7
Dalam suatu pasar bebass\, harga cenderung bergerak mendekati
nilai ekuilibrium, dimana kuantitas yang diminta dan ditawarkan
adalah sama. Sebagai pengendalian harga oleh pemerintah
dimaksudkan untuk memepertahankan harga lebih rendah dari harga
ekuilibrium. Dengan bebrbuat demikian pemerintah menyebabkan
kuantita yang diminta melebihi kuantitas yang ditawarkan pada harga
yang dikendalikan tersebut, sehingga menciptakan kekurangan.
Kebijakan pemerintah lainnya dimaksudkan untuk mempertahankan
harga lebih tinggi daripada harga ekuilibrium. Dengan berbuat
demikian pemerintah menyebabkan kuantitas yang ditawarkan
6
Nur Chamid, Jejak Langkah Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam,(Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2010), 213.
7
13
melebihi kuantitas yang diminta pada harga yang dikendalikan
tersebut, sehingga menciptakan surplus.8
3. Penentuan Harga
Sebagian ulama menolak peran negara untuk menentukan harga,
sebagian ulama lain membenarkan negara untuk menetapkan harga.
Perbedaan pendapat ini didasarkan pada adanya hadis yang
diriwayatkan oleh Anas
قاََلا
ُطِسابْلا
ِّعس ْلا
و
َها
َ ِإ
“sesungguhnya Allah yang maha penetap harga, yang
menyempitkan dan melapangkan serta pemberi rezeki”
Ulama Zahriyah, sebagian Ulama Malikiyah, sebagian ulama
Syafiiyah, sebagian ulama Hanabilah dan imam Asy-Syaukani
menyatakan berdasarkan hadis ini dalam kondisi apapun penetapan
harga oleh pemerintah tidak dapat dibenarkan, jika dilakukakan
hukumnya haram.9 Menurut mereka, baik harga itu melonjak tinggi
disebabkan oleh tingginya permintaan, maupun ulah spekulan maupun
faktor alam, segala bentuk campur tangan pemerintah dalam penetapan
harga tidak dibolehkan. Apabila pemerintah ikut campur tangan dalam
penetapan harga komoditi, berarti unsur penting dari jual beli yaitu
antaradin para pihak hilang. Ini berarti pemerintah telah berbuat
kezaliman kepada para pihak yang melakukan jual beli. Alasanya
8
Ibid., 216.
9
14
bahwa manusia berkuasa atas harta mereka sedangkan pematokan
harga adalah pemaksaan terhadap mereka. Padahal seorang imam
dipemerintahan untuk memelihara kemaslahatan umat.10
Dalam ekonomi islam siapapun boleh berbisnis. Namun demikian,
dia tidak boleh melakukan ikhtikar, yaitu mengambil keuntungan di
atas keuntungan normal dengan menjual lebih sedikit barang untuk
harga yang lebih tinggi. Bersumber dari hadist dari Muslim, Ahmad,
abu Daud dari Said bin Musyyab dari Ma’mar bin Abdullah Al-Adawi
bahwa Rosulullah saw bersabda, “tidaklah orang melakukan ikhtikar
itu kecuali ia berdosa” Islam menghargai hak penjual dan pembeli
untuk menentukan harga sekaligus melindungi hak keduanya. Islam
membolehkan, bahkan mewajibkan, pemerintah melakukan intervensi
harga, bila kenaikan disebabkan adanya distorsi terhadap permintaan
dan penawaran.11
Ibn Taimiyah menguji pendapat-pendapat dari keempat madzhab
itu. Menurutnya “kontroversi antar para ulama berkisar dua poin,
pertama, jika terjadi harga tinggi di pasar dan seseorang berusaha
menetapkan harga yang lebih tinggi daripada harga sebenarnya,
perbuatan mereka itu menurut mazhab Maliki harus dihentikan.
Menurut Syafi’i dan penganut Ahmad bin Hambal, seperti Abu Hafzal
10
Ibid.
11
15
Akbari, Qadi Abu Ya;la dan lainnya, mereka tetap menentang berbagai
campur tangan terhadap keadaan itu.12
Kedua, dari perbedaan pendapat antar para ulama adalah penetapan
harga maksimum bagi para pedagang dalam kondisi normal. Inilah
pendapat yang bertentangan dengan mayoritas ulama, bahkan oleh
Maliki sendiri. Tetapi beberapa ahli, seperti Sa’id bin Musayyib,
Rabiah bin Abdul Rahman dan Yahya bin Sa’id, menyetujuinya. Para
pengikut abu hanifah berkata bahwa otoritas harus menetapkan harga,
hanya bila masyarakat menderita akibat peningkatan harga itu, dimana
hak penduduk harus dilindungi dari kerugian yang diakibatkan oleh
penetapan harga tersebut.13
Produsen mempunyai market power dalam menentukan harga
produknya tetap memeperhitungkan kendala permintaan pasar
(konsumennya). Produsen menentukan harga, yaitu dengan
menentukan tingkat output optimal yang membuat keuntungannya juga
optimal (maksimum). Optimal berarti maksimum dengan kendala yang
ada. Keuntungan didefinisikan sebagai revenues (R) dikurangi costs
(C). Perusahaan akan mencapai keuntungan optimal. Jika syarat
berikut dipenuhi.14
Maks ∏ = R – C
12
Abdul Azhim Islahi, Economic Concepts of Ibn Taimiyah, (London: The Islamic Foundation, 1988), 113.
13
Ibid., 114.
14
Artinya, perusahaan akan mendapatkan keuntungan yang optimal jika
perusahaan tersebut memproduksi hingga ongkos produk yang
diproduksi terakhir sama dengan pendapatan dari penjualan produk
terakhirnya. Argumen ini bisa dibuktikan secara intuisi sebagai
keuntungan, sedangkan jika MR > MC, maka dengan menambah
penjualan akan meningkatkan keuntungan, sedangkan jika MC > MR,
kerugian bisa ditekan dengan mengurangi produksi, MC alan turun;
jadi kondisi optimal adalah MC = MR.15
4. Pengertian Investasi
Investasi menurut PSAK Nomor 12 dalam standart akuntansi
keuangan per 1 oktober 2004 adalah suatu aktiva yang digunakan
perusahaan untuk pertumbuhan kekayaan melalui distribusi hasil
investasi (bunga, royalti, dividen, dan uang sewa) untuk apresiasi nilai
investasi, atau untuk manfaat lain bagi perusahaan yang brinvestasi
seperti manfaat yang diperoleh melalui hubungan perdagangan.
15
17
Menurut Tandelilin investasi adalah komitmen atas sejumlah dana
atau sumberdaya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan
memperoleh sejumlah keuntungan dimasa yang akan mendatang.16
Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva
yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan
mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang.17
5. Pengertian Pasar modal
Pasar modal adalah tempat dimana berbagai pihak khususnya
perusahaan menjual saham (stock) dan obligasi (bond) dengan tujuan
dari hasil penjualan tersebut nantinya akan dipergunakan sebagao
tambahan dana atau untuk memperkuat modal perusahaan.18
Pengertian pasar modal secara umum adalah suatu sistem keuangan
yang terorganisir, termasuk didalamnya adalah bank-bank
konvensional dan semua lembaga perantara dibidang keuangan, serta
keseluruhan surat-surat berharga yang beredar. Dalam arti sempit,
pasar modal adalah suatu pasar (tempat, berupa gedung) yang
disiapkan guna memperdagangkan saham-saham, obligasi dan jenis
surat berharga lainnya dengan memakai jasa para perantara
perdagangan efek.19Manfaat pasar modal adalah20:
16
Eduardus Tandelilin, Portofolio dan Investasi, Edisi I (Yogyakarta: kanisius, 2001), 240.
17
Sunariyah, Pengantar Pengetahuan Pasar Modal, Edisi 3, (Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2003), 4.
18
Irham Fahmi, Menejemen Keuangan Perusahaan dan Pasar Modal, (Jakarta:Mitra Wacana Media,2014), 305.
19
Sunariyah, pengantar pengetahuan pasar modal, Edisi 3, (Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2003), 4.
20
18
a. Menyediakan sumber pembiayaan jangka panjang bagi dunia usaha
sekaligus memungkinkan alokasi sumberdana secara optional.
b. Memberikan wahana investasi bagi investor sekaligus
memungkinkan upaya diversivikasi.
c. Memberikan kesempatan memiliki perusahan yang sehat dan
mempunyai prospek.
d. Alternatif investsi yang memberikan potensi keuntungan dengan
resiko yang bisa diperhitungkan melalui keterbukaan, likuiditas,
dan diversivikasi investasi.
e. Membina iklim keterbukaan bagi dunia usaha dan memberikan
akses kontrol sosial.
f. Sumber pembiayaan dan jangka panjang bagi emiten.
Menurut Michael P. Mc. Lindon mengenai elemen yang menciptakan
tumbuhnya pasar modal, yakni21:
a. Adanya kesadaran masyarakat mengenai manfaat dan peluang yang
terdapat di pasar modal serta manfaat lain dari kepemilikan saham.
b. Perkembangan prasarana pasar modal seperti majunya teknologi
informasi yang mendorong tumbunya sistem perdagangan
elektronik, kliring, pendaftaran saham, dan lain-lain.
21
19
c. Perkembangan peraturan perundangan guna terciptanya
kepercayaan masyarakat, perlindungan pemodal dan kemandirian;
serta
Adanya program privatisasi yang mendorong penawaran dan
permintaan saham.
6. Saham
Saham adalah tanda bukti pengambilan bagian atau peserta dalam
suatu Perseroan Terbatas. Bagi perusahan yang bersangkutan, hasil
yang diterima dari penjualan sahamnya akan tetap tertanam dalam
perusahaan tersebut selama hidupnya, meskipun bagi pemegang saham
sendiri itu bukanlah merupakan penenam yang permanen. Karena
setiap waktu pemegang saham dapat menjual sahamnya. Saham
merupakan surat berharga yang menunjukan kepemilikan atau
penyertaan pasar modal dalam suatu perusahaan.22
Kondisi dan situasi yang menentukan suatu saham akan mengalami
fluktuasi, yaitu:23
a. Kondisi mikro dan makro ekonomi.
b. Kebijakan perusahaan dalam memutuskan untuk ekspansi
(perluas usaha), seperti membuka kantor cabang (bran office),
22
Fakhruddin dan Darmadji, Pasar Modal Di Indonesia, edisi 2, (Jakarta: Salemba Empat, 2006), 13.
23
20
kantor cabang pembantu (sub brand office) baik yang dibuka di
dimestik maupun luar negeri.
c. Pergantian direksi secara tiba-tiba
d. Adanya pihak direksi atau komisaris perusahaan yang terlibat
tindak pidana dan kasusnya sudah masuk ke pengadilan.
e. Kinerja perusahaan yang terus mengalami penurunan dalam
setiap waktunya.
f. Resiko sistematis, yaitu suatu benuk resiko yang terjadi secara
menyeluruh dan telah ikut menyebabkan perusahaan ikut
terlibat.
g. Efek dari psikologi pasar yang mampu menekan kondisi
teknikal jual beli saham.
7. Saham Syariah
Sebagai negara muslim terbesar di dunia Indonesia merupakan
pasar yang besar untuk pengembangan industri keuangan syariah.
Seperti pengembangan industri perbankan Syariah dan asuransi
Syariah yang mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan, maka di
harapkan Investasi Syariah di pasar modal Indonesia mengalami
perkembangan yang cukup bagus karena mempunyai peranan yang
cukup penting dalam meningkatkan panga pasar industri keuangan
syariah di Indonesia.
Pada tahun 2007 Bapepam dan LK meluncurkan Daftar Efek
21
yang tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip Syariah di pasar
modal, seperti yang ditetapkan oleh Bapepam dan LK Keputusan
Ketua Bapepam dan LK Nomor: Kep-208/BL/2012 tentang kriteria
Daftar Efek Syariah24:
a. Tidak melakukan kegiatan usaha sebagai berikut:
1) Perjudian dan permainan yang tergolong judi.
2) Perdagangan yang dilarang menurut syariah, antara lain:
a) Perdagangan yang tidak disertai dengan penyerahan
barang/jasa.
b) Perdagangan dengan penawaran/permintaan palsu.
3) Jasa keuangan ribawi, antara lain:
a) Bank berbasis bunga.
b) Perusahaan pembiayaan berbasis bunga.
4) Jual beli resiko yang mengandung unsur ketidak
pastian(gharar) dan atau judi (maisir), antara lain asuransi
konvensional.
5) Memproduksi, mendistribusikan, memperdagangkan, dan/atau
menyediakan antara lain:
a) Barang atau jasa haram zatnya.
b) Barang atau jasa haram bukan karena zatnya yang
ditetapkan oleh DSN-MUI
c) Barang atau jasa merusak moral dan/atau bersifat mudarat
24OJK, “Kriteria Dan Penerbitan Daftar Efek Syariah”, dalam Http://ojk.go.id/kriteria
22
6) Melakukan transaksi yang mengandung unsur suap (risywah)
dan memenuhi rasio-rasio keuangan sebagai berikut:
a) Total utang yang berbasis bunga dibandingkan dengan total
aset tidak lebih dari 45% (empat puluh lima per seratus);
atau total pendapatan bungan dan pendapatan tidak halal
lainnya dibandingkan dengan total pendapatan usaha
(revenue) dan pendapatan lain-lain tidak lebih dari 10%
(sepuluh per seratus).
8. Jual Beli Saham dalam Islam
Menurut Imam Nawawi jual beli adalah pertukaran harta
dengan harta untuk kepemilikan.25 Sehingga jual beli saham adalah
pertukaran efek dengan uang disertai dengan perpindahan kepemilikan
barang berupa surat berharga dari penjual atau broker kepada pembeli
yaitu investor.
Praktek jual beli telah diatur dalam islam, pada surah
(Al-Baqarah 2, 275) menerangkan bahwa Allah telah menghalalkan jual
beli dan mengharamkan riba, bunyi ayat tersebut yaitu:
...
25Rachmat syafe’i,
23
“...Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan
riba...”
Sedangkan menurut fatwa MUI menhjelaskan tentang jual beli
saham yaitu26:
a. Ketentuan tentang pembayaran
a) Alat bayar harus diketahui jumlah dan bentuknya, baik
berupa uang, barang, atau manfaat.
b) Pembayaran harus dilakukan pada saat kontrak
disepakati.
c) Pembayaran tidak boleh dalam bentuk pembebasan
piutang.
b. Ketentuan tentang barang
a) Harus jelas ciri-cirinya dan dapat diakui sebagai hutang.
b) Harus dapat dijelaskan spesifikasinya.
c) Penyerahan dilakukakan kemudian
d) Waktu dan tempat penyerahan barang harus ditetapkan
berdasarkan kesepakatan.
e) Pembeli tidak boleh menjual barang sebelum menerima.
f) Tidak boleh menukar barang, keuali dengan barang
sejenis sesuai kesepakatan.
c. Ketentuan tentang salam pararel, boleh melakukan salam
pararel dengan syarat:
26
24
a) Akad kedua terpisah dari akad pertama.
b) Akad kedua dilakukan setelah akad pertama
d. Penyerahan barang sebelum atau pada saat waktunya:
a) Penjual harus menyerahkan barang tepat pada waktunya
dengan kualitas dan jumlah yang telah disepakati.
b) Jika penjual menyerahkan barang dengan kualitas yang
lebih tinggi, penjual tidak boleh meminta tambahan
harga.
c) Jika penjual menyerahkan barang dengan kualitas yang
lebih rendah dan pembeli rela menerimanya, maka ia
tidak boleh menuntuk pengurangan harga.
d) Penjual dapat menyerahkan barang lebih cepat dari
waktu yang disepakati.
e) Jika semua atau sebagian barang tidak tersedia pada
waktu penyerahan, atau kualitas lebih rendah dan
pembeli tidak rela menerimanya, maka ia memiliki dua
pilihan yaitu:
1) Membatalkan kontrak dan meminta kembali uang.
2) Menunggu sampai barang tersedia.
e. Pembatalan kontrak, pada dasarnya pembatalan salam
dapat dilakukan, selama tidak merugikan kedua belah
25
f. Perselisihan, jika terjadi perselisihan diantara kedua belah
pihak, maka persoalanya diselesaikan melalui badan
administrasi syariah setelah tidak sampai melakukan
musyawarah.
Dari segi boleh tidaknya dalam pandangan hukum islam
melakukan transaksi saham, dapat dilakukan analisis dari segi
pembahagian dan macam-macam saham sebagai berikut27:
1. Saham perusahaan yang beroprasi dalam hal-hal yang halal
dan baik, modalnya bersih dari riba dan pencucian harta jotor serta
tidak memberikan salah satu pemegang sahamnya keistimewaan
materi atas pemegang saham lainnya.
Saham perusahaan yang seperti ini adalah boleh secara syar’i,
bahkan sangat dianjurkan dan disenangi (sunnah), karena adanya
manfaat yang diraih dan kerusakan yang bisa dihindari dengan
saham tersebut. Perdagangan (jual-beli) saham-saham perusahaan
tersebut, aktifitas mediator, publikasi saham pendaftaranya serta
ikut memperoleh bagian dari keuntungannya, semua
diperbolehkan. Apalagi semua aktifitas dan dana yang ditanamkan
disana adalah bersumber dari yang halal.
2. Saham perusahaan yang beroperasi dalam hal yang
diharamkan dan menjijikan, atau modalnya merupakan harta haram
27Ahmad Supardi Hasibuan, “Bursa Efek Dalam Perspektif Hukum Islam”, dalam
26
darimanapun asalnya, atau perusahaan tersebut memberikan
keistimewaan materi bagi sebagian pemegang saham seperti
keistimewaan dalam bentuk pengembalian modal lebih dulu ketika
perusahaan dilikuidasi atau keistimewaan atas hak tertentu dalam
keuntungan (deviden).
Melakukan aktifitas dalam saham-saham yang jelas-jelas dilarang
Allah S.W.T dan RasulNya, apalagi uang yang ditananmkan dalam
perusahaan itu bersumber dari yang haram, adalah merupakan
perbuatan haram dan mendapat dosa dari Allah S.W.T. sehingga,
dengan demikian maka tidak dibolehkan menanam saham dalam
perusahaan-perusahaan seperti itu, begitu juga menjadi pialang
dalam sahamnya, mengedarkan dan mencetakannya dalam pasar.
Kesemua itu termasuk dalam kategori yang diharamkan dalam
ajaran Islam.
Rukun dan syarat jual beli28:
a. Orang yang berakad (muaqidain)
1) Cakap melakukan tindakan hukum (baligh sehat
akal)
2) Bebas bertransaksi tanpa paksaan dan tekanan
(muhtar).
3) Pembeli dan penjual bukan orang yang sama.
28Kurniasih, “Jual Beli Valuta Asing & Saham dalam Tinjauan Fiqih”, dalam
https://tafany.wordpress.com/2009/03/22/jual-beli-valuta-asing-saham-dalam-tinjauan-fiqih/
27
Dalam investasi maupun jual beli pada saham
dibutuhkan kemampuan yang cukup dan melakukan
tindakan hukum untuk mengelola saham agar dapat
memberiakn keuntungan sesuai dengan yang
diinginkan.
b. Ijab qabul (Akad)
1) Akad dinyatakan dalam majlis.
2) Adanya kesesuaian ijab dan qabul.
3) Tidak menunjukan sikap penolakan.
4) Tidak dibatasi waktu.
5) Ijab dan qabul (sighat) dalam transaksi jual beli
saham dilakukakan dengan sisitem yang telah di
keluarkan oleh bursa efek, yaitu JATS Next G
(Jakarta Automated Trading System Next
Generation), traksaksi dilakukan dengan cara
continous Auction System (sistem lelang
berkelanjutan), artinya dalam sistem ini kesepakatan
harga dan jumlah lot saham daro pihak penjual dan
pembeli ditentukan dalam sistem ini. Transaksi
yang dilakukan di sistem ini diwakilkan oleh
pialang atau anggota bursa, sehingga dibutuhkan
biaya tambahan pada setiap transaksi yang terjadi.
28
1) Bisa diserahterimakan.
2) Bermanfaat dan bernilai.
3) Milik sempurna pihak penjual.
Objek dalam pasar modal sejak tahun 2000
sudah tidak menggunakan scriptfull atau tanpa
warkat, tetapi menggunakan scriptless. Artinya
sejak tahun 2000 hingga saat ini pasar modal sudah
tidak menggunakan warkat atau lembar bukti
kepemilikan saham, tetapi langsung dengan
elektronik yang bisa diakses melalui internet,
sehingga lebih mudah untuk disimpan dan tidak
menghawatirkan apabila terjadi kerusakan atau
kehilangan.
d. Alat tukar
1) disepakati kedua belah pihak.
2) jumlahnya diketahui para pihak.
3) alat tukar yang diperbolehkan oleh syara’.
Setiap pemilik saham harus memiliki rekening AKSES
(Acuan Kepemilikan Securitas) di KSEI dengan adanya
kartu AKSES ini KSEI dapat langsung mengkredit dan
mendebit portofolio dan dana yang diperjual belikan
29
perlu khawatir apabila sahamnya dibawa kabur oleh
perusahaan broker atau perantara.
9. Penetapan Harga Saham
Harga dibursa saham cenderung untuk mencerminkan perkiraan
masyarakat luas mengenai baik pendapat perusahaan di masa depan
maupun perubahan harga yang mungkin terjadi di masa depan (karena
alasan apapun juga).29
Perkembangan harga saham dipengaruhi beberapa faktor baik
internal maupun eksternal perusahaan. Faktor internal perusahaan yang
berpengaruh berasal dari pendapatan per lembar saham, besarnya
deviden yang dibagi, kinerja manajemen perusahaan dan prospek
perusahaan dimasa yang akan datang. Faktor eksternal yang
berpengaruh seperti gejolak politik pada suatu negara, perusahaan
kebijakan moneter, dan laju inflasi yang tinggi.30
Ada empat variabel eksogen atau variabel bebas (independent
variabel) yang jelas-jelas mempengaruhi harga saham. Keempat
variaber tersebut adalah (1) tarif pajak perusahaan, (2) perubahan
belanja atau pengeluaran negara, (3) perubahan dalam nominal uang,
dan (4) potensi output perekonomian. Tiga variabel eksogen pertama
merupakan variabel kebijakan pemerintah, artinya,
29
Richard G. Lipsey, Ilmu Ekonomi, Jilid Dua, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1993), 458.
30
30
variabel yang tergantung pada kebijakan pemerintah, sedangkan
variabel yang terakhir adalah variabel non-kebijakan pemerintah.31
Secara konsep, dua variabel yang masuk kedalam kelompok
variabel kebijakan pemerintah mempengaruhi harga saham melalui
dua saluran, yaitu32:
1) Kedua variabel tadi mempengaruhi total pengeluaran dan
bersama-sama dengan tarif pajak mempengaruhi laba
perusahaan. Harapan perubahan dalam laba perusahaan secara
positif terkait dengan perubahan-perubahan dalam harga
saham.
2) Kedua variabel tersebut mempengaruhi, dan bersama-sama
dengan potensi output ekonomi dan perubahan harga masa lalu,
perubahan harga saat ini, total pengeluaran dan harga saat ini
mempengaruhi perubahan dalam output riil. Perubahan dalam
output riil mempengaruhi perubahan suku bunga. Variabel suku
bunga ini, nantinya dignakan sebagai faktor pendiskonto dalam
model penilaian harga saham, memiliki efek negatif terhadap
harga saham.
Harga suatu saham ditentukan oleh para pelaku pasar berdasarkan
pada permintaan dan penawaran dari saham yang bersangkutan di
pasar modal, dimana relasi antara harga dan penawaran adalah bersifat
negatif yaitu penawaran meningkat harga turun. Sedangkan antara
31
Tatang Ary Gumanti, Manajemen Investasi, (Jakarta: Mitra Wacana Media,2011), 222.
32
31
harga dan permintaan bersifat negatif yaitu permintaan meningkat
harga naik.
B. Penelitian Terdahulu Yang Relevan
Penelitian ini merupakan replika dari penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh:
1. Lidua Silviana Sihombing (2009), meneliti pengaruh gaya
kepemimpinan terhadap semangat kerja karyawan pada PT.
Pembangunan Perumahan (PP) Kantor DVO-I Medan. Hasil
penelitian yang diperoleh adalah gaya kepemimpinan memiliki
pengaruh yang positif dan signifikan terhadap semangat kerja
karyawan pada PT. Pembangunan Perumahan (PP) Kantor DVO-I
Medan. Variabel gaya kepemimpinan otokratik, gaya
kepemimpinan partisipatif dan gaya kepemimpinan pendelegasian
secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap
semangat kerja karyawan pada PT. Pembangunan Perumahan (PP)
Kantor DVO-I Medan. Hal ini dapat diketahui dengan uji F.
Variabel yang paling dominan mempengaruhi semangat kerja
karyawan PT. Pembangunan Perumahan (PP) Kantor DVO-I
Medan adalah variabel gaya kepemimpinan partisipatif (X2). Hal
ini dapat diketahui dengan uji t. Identifikasi Determinan (R2) yaitu
dengan nilai 0,698 artinya bahwa sebesar 69,8% semangat kerja
karyawan (Y) pada PT. Pembangunan Perumahan (PP) Kantor
32
gaya kepemimpinan otokratik, gaya kepemimpinan partisipatif dan
gaya kepemimpinan pendelegasian serta sisanya 30,2%
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam
penelitian ini. Perasamaan dari penelitian ini adalah objek varibel
terikatnya menggunakan PT. Pembangunan Perumahan, sedangkan
perbedaan dari penelitian ini adalah varibel bebasnya
menggunakan penetapan harga saham PT. Semen Indonesia dan
varibel terikatnya menggunakan harga saham PT. Pembangunan
Perumahan sedangkan pada penelitian lidia silviana sihombing
variabel bebasnya menggunakan pengaruh gaya kepemimpinan
dan varibel terikatnya menggunakan semagat kerja karyawan.33
2. Moh. Abdul Aziz (2012), meneliti pengaruh proses seleksi
terhadap kinerja karyawan teknik PT. Pembangunan Perumahan
(PP) Persero Tbk. dalam penelitian ini menunjukan proses seleksi
dipilih sebagai variabel yang mempengaruhi kinerja karyawan.
Penelitian ini bertujauan untuk mengetahui pengaruh proses seleksi
terhadap kinerja karyawan teknik pada PT. Pembangunan
Perumahan (PP) Persero Tbk. pendekatan yang digunakan adalah
pendekatan kuantitatif dengan metode survey. 45 responden dipilih
melalui teknik acak sederhana terhadap seluruh karyawan teknik
PT. Pembangunan Perumahan (PP) Persero Tbk. hasil penelitian
33Lidia Silviana Sihombing, “
33
ini menunjukan bahwa proses seleksi memiliki pengaruh signifikan
terhadap kinerja karyawan. Kedua variabel tersebut mempunyai
hubungan korelasi yang positif. Persamaan dari penelitian ini
adalah objek variabel terikatnya sama-sama menggunakan PT.
Pembangunan Perumahan, sedangkan perbedaan dari penelitian ini
adalah variabel bebasnya menggunakan penetapan harga saham
PT. Semen Indonesia sedangkan variabel terikat menggunakan
harga saham dari PT. Pembangunan Perumahan sedangkan pada
penelitian moh. Abdul aziz variabel bebasnya menggunakan proses
seleksi sedangkan variabel terikatnya menggunakan kinerja
karyawan teknik PT. Pembangunan Perumahan.34
3. Rahmi Madyas (2013), meneliti pengaruh perputaran aktiva
terhadap profitabilitas (studi kasus pada PT. Pembangunan
Perumahan (Persero) Tbk. periode 2006-2011). Hasil penelitian
yang menggunakan uji hipotesis menunjukkan bahwa besarnya
thitung sebesar 4,632 ≥ 1,943 (ttabel) dengan nilai (Sig) = 0,010,
karena nilai Sig < 0,05, sehingga hipotesis terdapat pengaruh
perputaran aktiva terhadap tingkat profitabilitas dapat diterima atau
terdapat pengaruh perputaran aktiva terhadap profitabilitas, artinya
apabila perputaran aktiva meningkat maka tingkat profitabilitas
akan meningkat. Begitu pula sebaliknya apabila perputaran aktiva
menurun maka profitabilitas akan menurun. Oleh karena itu
34Moh. Abdul Aziz, “
pengaurh proses seleksi terhadap kinerja karyawan teknik PT.
34
penulis menyarankan agar perusahaan dapat mengoperasikan
segala jenis aktifitas perusahaan dengan baik, terutama dalam
mengelola rotasi perputaran aktiva secara produktif baik aset tetap,
aset lancar, maupun nilai investasi sehingga perolehan laba yang
diperoleh dapat meningkat dan berpengaruh baik bagi tingkat
profitabilitas PT. Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk.
persamaan dari peneitian ini adalah objek vaiabel terikat
menggunkan PT. Pembangunan Perumahan, sedangkan perbedaan
dari penelitian ini variabel bebas menggunakan penetapan harga
saham PT. Semen Indonesia dan variabel terikatnya menggunakan
perkembangan harga saham PT. Pembangunan Perumahan
sedangkan pada penelitian rahmi madyas variabel bebas
menggunakan perputaran aktiva dan varibel terikat menggunakan
profitabilitas dari PT. Pembangunan Perumahan.35
4. Widya Sri Muliani (2014), meneliti analisis penilaian harga saham
PT. Semen Indonesia (persero) Tbk dengan menggunakan metode
price earning ratio (per). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa
saham PT. Semen Indonesia Tbk berada dalam kondisi yang wajar
atau fair valued sehingga keputusan yang tepat adalah
mempertahankan saham yang sudah dimiliki dengan tidak menjual
atau membeli saham tersebut sampai kondisi saham tersebut
menguntungkan bagi investor. Persamaan dari penelitian ini adalah
35Rahmi Madyas, “
35
variabel bebas menggunakan harga saham PT. Semen Indonesia
sedangkan perbedaan dari penelitian ini teknik penelitian
menggunakan metode kuantitatif sedangakan pada penelitian
Widya Sri Mulyani menggunakan metode kualitatif.36
C. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual diperlukan sebagai kerangka berfikir dan
penentuan hipotesis dalam penelitian ini. Dalam kerangka konseptual,
peneliti memiliki hubungan tentang gambaran konsep yang satu dengan
lainnya. Dalam model analisis hubungan variabel diturunkan dari rumusan
masalah dan tujuan penelitian, digambarkan dalam bentuk bagan di bawah
ini:
Model kerangka konseptual
D. Hipotesis
Dari penjelasan kerangka teori diperkirakan bahwa penetapan
harga saham PT. Semen Indonesia mempunyai pengaruh terhadap
perkembangan harga saham sub sektor konstruksi dan bangunan. Sehingga
hipotesis yang di dapat yaitu:
36Widya Sri Mulyani, “
36
H0 : Tidak Ada pengaruh penetapan harga saham PT. Semen Indonesia
terhadap perkembangan harga saham PT. Pembangunan Perumahan
(Persero) Tbk.
H1 : Ada pengaruh secara penetapan harga saham PT. Semen Indonesia
terhadap perkembangan harga saham PT. Pembangunan Perumahan
36
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian merupakan upaya dalam bidang ilmu pengetahuan yang
dijalankan untuk memperoleh fakta-fakta dan prinsip-prinsip dengan
sabar, hati-hati dan sistematis untuk mewujudkan kebenaran.1 Dalam
penelitian terdapat dua pendekatan untuk membedah suatu penelitian.Kita
mengenalnya dengan istilah kualitatif dan kuantitatif. Secara tradisional
terdapat jurang antara kualitatif dan kuantitatif, dimana masing-masing
memiliki paradigma yang berbeda.
Ditinjau dari tujuannya jenis penelitian ini termasuk eksplanatori
dengan menggunakan pendekatan kuantitatif.2 yaitu suatu analisis yang
dilakukan melalui pengukuran yang berupa angka-angka dengan
menggunakan metode statistik. Apabila penelitian ini bertujuan untuk
menjelaskan hubungan hipotesis, maka penelitian tersebut tidak lagi
dinamakan penelitian deskriptif melainkan penelitian pengajuan hipotesis
atau eksplanatori.
B. Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia yang
berada di Surabaya dengan alamat Jl. Jend. Basuki Rahmat 46
Kedungdoro Tegalsari Surabaya, 60261 Jawa Timur. Alasan pemilihan
1
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, cetakan ke-16, (Bandung: Alfabeta, 2012), 2.
2
37
tempat penelitian ini karena tersedianya kelengkapan data yang
dibutuhkan dalam penelitian sehingga sangat mempermudah dan sangat
membantu kelancara dalam melakukan penelitian.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Semen Indonesia
(Persero) Tbk. dan 9 perusahaan sub sektor konstruksi dan bangunan yang
terdaftar di bursa efek Indonesia. Pemilihan sampel data dalam penelitian
ini menggunakan purposive sampling. Artinya populasi yang dijadikan
sampel penelitian adalah populasi yang sesuai dengan kriteria yang
dibutuhkan oleh peneliti untuk penelitian. Adapun kriteria yang digunakan
dalam pengambilan sampel sebagai berikut:
1. Perusahaan PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk. dan
perusahaan PT. Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk. yang
telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode
penelitian yaitu tahun 2012-2014.
2. Semua variabel bebas dan terikat tersedia.
Pada penelitian ini sampel yang digunakan adalah 2 emiten
yang terdaftar di BEI pada tahun 2012-2014 yaitu:
a. PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR)
b. PT. Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk. (PTPP)
Karena PT. PP adalah perusahaan konstruksi BUMN
yang sudah berdiri sejak tanggal 26 Agustus 1953 dan
38
rumah dinas bagi karyawan PT. Semen Gresik Tbk. yng
merupakan anak perusahaaan dari BAPINDO di Gesik
pada tahun 1960.
D. Variabel Penelitian 1. Variabel Terikat (Y)
Variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat dari variabel
bebas. Dalam penelitian ini variabel terikatnya (Y) adalah
perkembangan harga saham PT. Pembangunan Perumahan (Persero)
Tbk. (PTPP)
2. Variabel Bebas (X)
Variabel yang menjadi sebab tibulnya atau berubahnya variabel terikat.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penetapan harga saham PT.
Semen Indonesia (Persero) Tbk.
E. Definisi Oprasional
Berdasarkan identifikasi terhadap variabel-variabel tersebut, maka
definisi oprasional dari variabel-variabel tersebut adalah:
1. Penetapan harga saham
Penetapan harga saham adalah penetapan harga saham yang
dipakai merupakan penetapan offer harga saham PT. Semen Indonesia
(Persero) Tbk yang di buka pada bursa efek waktu JATS (Jakarta
39
2. Perkembangan harga saham
Perkembangan harga saham dipengaruhi beberapa faktor baik
internal maupun eksternal perusahaan. Faktor internal perusahaan yang
berpengaruh berasal dari pendapatan per lembar saham, besarnya deviden
yang dibagi, kinerja manajemen perusahaan dan prospek perusahaan
dimasa yang akan datang. Faktor eksternal yang berpengaruh seperti
gejolak politik pada suatu negara, perusahaan kebijakan moneter, dan laju
inflasi yang tinggi.3 Namun perkembangan harga yang digunakan adalah
harga closing saham PT. Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk dalam
setiap dua mingguan pada satu tahun.
F. Data dan Sumber Data 1. Jenis Data
Data harga saham yang diperoleh berdasarkan kurs resmi
dan olahan data setiap dua minggu dari perusahaan PT. Semen
Indonesia (Persero) Tbk. dan PT. Pembangunan Perumahan
(Persero) Tbk. yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun
2012-2014.
2. Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
sekunder yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia, sebagai
literature dan sumber. Berdasarkan periode dan objek penelitian,
jenis data kuantitatif yang diperoleh merupakan bagian dari data
3
40
time series (antar tahun) dan cross section (antar perusahaan)
sehingga data yang terkumpul dan dianalisis merupakan gabungan
(pooling data). Data yang digunakan adalah penetapan harga
saham PT. Semen indonesia pada saat opening waktu JATS, dan
perkembangan harga saham pada perusahaan PT. Pembangunan
Perumahan (Persero) Tbk. pada tahun 2012-2014.
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi yaitu
pengumpulan data untuk mendapatkan informasi yang diperlukan yaitu
pengumpulan data, dilakukan dengan teknik dokumentasi, dikumpulkan,
diseleksi untuk kemudian diolah.
H. Teknik Analisis Data
Teknik analisis yang digunakan penelitian ini adalah regresi linier
sederhana yaitu meneliti mengenai hubungan antara 2 atau lebih variabel,
yaitu kelompok variabel yang disebut variabel bebas dan kelompok yang
dinamakan variabel tidak bebas. Setelah data dikumpulkan, maka langkah
selanjutnya melakukan kegiatan analisis untuk mengetahui pengaruh
penetapan harga terhadap perkembangan harga saham. Tahap-tahapnya
sebagai berikut:
1. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik adalah pengujian pada variabel penelitian
dengan regresi apakah dalam variabel model regresinya terjadi
41
terbebas dari penyimpangan data yang terdiri dari normalitas dan
autokorelasi. Berikut macam-macam uji asumsi klasik4:
a. Uji Normalitas
Data penetapan harga saham PT. Semen Indonesia
(Persero) Tbk dan perkembangan harga saham PT.
Pembangunan Perumahan (Persero) tbk berdistribusi
normal dapat dilihat dari kurva berbentuk lonceng (bell
shoped curve) yang kedua sisinya melebar sampai tak
terhingga5, cara lain yang bisa dipergunakan yaitu
dengan cara melihat uji tabel Kolmogorov-Sminov,
dimana jika angka signifikan yang ditunjukan dalam
tabel lebih kecil dari alpha 5% maka dikatakan data
tidak memenuhi asumsi normalitas, sedangkan
sebaliknya, jika angka signifikan di dalam tabel lebih
besar dari alpha 5% maka data sudah memenuhi asumsi
normalitas.
b. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui ada
tidaknya korelasi antar kesalahan pengganggu pada
periode t dengan kesalahan pada periode t-1
(sebelumnya). Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada
atau tidaknya autokorelasi, yaitu dengan menggunakan
4
Dwi Priyanto, Mandiri Belajar SPSS (Jakarta: PT. Buku Kita, 2009), 39.
5
42
metode grafik, metode durbin watson, metode van
hewmann dan metode runtest, sebagian salah satu uji
statistik nonparametrik.6 Dalam penelitian kali ini untuk
mengetahui ada tidaknya autokorelasi digunakan
pengajuan Durbin Watson dengan ketentuan sebagai
berikut:
1. Angka D-W dibawah -2 berarti terdapat autokorelasi
positif.
2. Angka D-W dibawah -2 sampai +2 berarti tidak ada
autokorelasi.
3. Angka D-W diatas +2 berarti ada autokorelsi positif.
2. Regresi Linier Sederhana
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
regresi linier sederhana. Perhitungan statistik dalam penelitian ini
menggunakan SPSS 20,0 (statistical package and social science).
Model regresi yang digunakan adalah:
Y=a+bX
Dimana:
Y : Perkembangan harga saham PT. Pembangunan Perumahan
(Persero) Tbk.
X : Penetapan harga saham PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk.
6
43
3. Uji Hipotesis Penelitian
Dalam penelitian ini pengujian hipotesis menggunakan uji t. Uji
bertujuan untuk mengetahui apakah variabel bebas berpengaruh secara
terhadap variabel terikat. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
Kriteria pengambilan keputusan:
a. H0 diterima jika –T Tabel ≤ T Hitung ≤ T Tabel, artinya
variabel bebas mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat.
b. H0 ditolak jika –T Hitung > -T Hitung atau T Hitung > T Tabel,
artinya variabel bebas tidak mempunyai pengaruh terhadap
44
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Paparan Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum PT. Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk
PT Pembangunan perumahan (Persero) adalah salah satu
penyedia konstruksi yang termasuk dalam badan usaha milik
negara (BUMN). Berkantor pusat di Jakarta, PT. PP berdiri sejak
tanggal 26 Agustus 1953 dengan nama NV Pembangunan
Perumahan berdasarkan Akta Notaris No. 48 Proyek pertama
perusahaan ini adalah membangun rumah dinas bagi karyawan PT.
Semen Gresik Tbk. yang merupakan anak perusahaan dari
BAPINDO di Gresik. Berawal dari proyek tersebut, perkembangan
perusahaan ini semakin meningkat seiring dengan pembangunan
proyek-proyek besar, seperti Hotel Indonesia, Bali Beach Hotel,
Ambarukmo Palace Hotel dan Samudera Beach Hotel.1
Pada tahun 1960 perusahaan ini mengalami pergantian
nama menjadi PN Pembangunan Perumahan sesuai dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 1960. Salah satu
kesuksesan perusahaan dalam menyelesaikan proyek besarnya
adalah merampungkan pembangunan Hotel Indonesia pada tahun
1962 dengan 14 lantai dan 427 kamar yang kala itu merupakan
1Merdeka, “Pembangunan Perumahan”, dalam
45
bangunan tertinggi di Indonesia. Status perusahaan ini menjadi
perseroan terbatas (PT) seiring dengan pergantian nama menjadi
PT. Pembangunan Perumahan (Persero) berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 39 Tahun 1971 dengan unit bisnis inti berupa
jasa konstruksi. Sejak berdirinya, PT PP berperan sebagai pemain
kunci dalam bisnis konstruksi nasional. PT PP telah menyelesaikan
beberapa mega proyek yang dijalani antara tahun 1991 hingga
2007, termasuk pengembangan bisnis perumahan di daerah
Cibubur. Selain itu, perusahaan ini juga membangun anak-anak
perusahaan dengan menjalin kerjasama dengan beberapa
perusahaan asing, seperti PT PP Taisei Indonesia Construction dan
PT Mitracipta Polasarana.2
PT PP selalu melakukan inovasi-inovasi terbaru guna
mengembangkan perusahaan di tengan kondisi keuangan nasional
yang semakin kuat. Salah satunya dengan melakukan transformasi
pada tahun 2009 dalam program Penawaran Umum Saham ke
Publik dengan persetujuan dari Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 76 Tahun 2009. Dengan dikeluarkannya peraturan tersebut,
maka sejak tanggal 9 Februari 2010, PT PP telah resmi
mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI).3
Pada kinerja tahun 2012 PT. Pembangunan Perumahan (Persero)
memperoleh kontrak senilai Rp. 17,7 triliun. Pencapaian tersebut
2
Ibid.
3
46
melebihi target yang ditetapkan sebesar Rp. 16,8 triliun. Bettty
ariana sekertaris PT PP menjelaskan raihan kontrak tersebut
didominasi oleh sektor pembangunan pelabuhan dan gedung. Salah
satu proyek besar yang digarap oleh perseroan berasal dari PT.
Pelindo II yaitu pembangunan terminal New Priok senilai Rp. 8,2
triliun. Bebrapa proyek besar lyang didapatkan antara lain proyek
PLTM Huta Dolok & Naga Timbul, KPP Sudirman Jakarta,
Proyek Silo Banyuwangi. Betty menjelaskan perseroan
mengembangkan commercial (shopping mall, trade center, dan
kantor), residential (apartemen dan perumahan), hospitality (hotel)
dengan mengutamakan pemberdayaan aset (lahan) yang telah
dimiliki serta melakukan sinergi antar BUMN.4
Pada tahun 2013 PT PP membukukan laba bersih naik
menjadi Rp 143,4 miliar pada semester pertama tahun 2013 dari
periode sebelumnya Rp. 64,8 miliar. Kenaikan laba bersih juga
didorong kenaikan pendapatan menjadi Rp. 4,17 triliun pada
semester pertama 2013 dari periode sama tahun sebelumnya Rp.
2,02 triliun. Pendapatan tersebut disumbang dari beberapa proyek
seperti proyek EPC PLTGU Tanjung Uncang dan PLTU Duri
Riau, pelabuhan Kalibaru, Bandara Kuala Namu, Tol Semarang
Bawen, jalan Donggi Senoro, dan proyek milik swasta. Selain itu,
anak perusahaan bidang industri pabrik precast concrete juga telah
4Kementrian BUMN, “Pembangunan Perumahan Kontrak PP Melebihi Target 2012”, da
lam