i
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGELOLA EMOSI MARAH
MELALUI TEKNIK BIBLIOTERAPI PADA SISWA KELAS VIII
DI SMP NEGERI 15 YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Yogyakarta
untuk memenuhi Sebagai Persyaratan
guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Septya Muti Fadhila
NIM 09104244006
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
Orang yang kuat bukanlah yang menang dalam gulat tetapi orang kuat
adalah yang mampu menahan nafsu amarahnya.
(HR. Bukhari dan Muslim)
Setiap orang bisa menjadi marah, itu adalah hal yang mudah, tetapi
menjadi marah kepada orang yang tepat, dengan kadar yang tepat, di saat yang
tepat, dengan tujuan yang tepat serta dengan cara yang tepat, bukanlah
kemampuan setiap orang dan bukanlah hal yang mudah.
(Aristoteles).
Hidup adalah untuk memilih, memilih dengan baik, saya harus tahu siapa
saya dan apa yang harus diperjuangkan; kemana saya ingin pergi dan mengapa
karena hidup ini perjuangan yang harus selalu dihadapi dengan keyakinan dan
Karya ini penulis persembahkan untuk:
1. Ibu, Bapak, Adik tercinta dan seluruh keluarga. Terimakasih atas doa, perhatian,
motivasi, dukungan, kesabaran dan ketulusannya selama ini
vii
!
"#$ $
Oleh
Septya Muti Fadhila
NIM 09104244006
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan mengelola emosi
marah pada siswa kelas VIII SMP Negeri 15 Yogyakarta melalui teknik
biblioterapi.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan
(
%&' ()* + ,- ,%+&.)
dengan menggunakan model Kemmis dan Taggart. Setiap siklusnya terdiri dari
empat tahap, yaitu: perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Pengambilan
subyek melalui teknik
/ 0+ /) - (1, -% 2 /3 (*45yaitu: 1) siswa kelas VIII; 2) hasil
diskusi dengan guru Bimbingan dan Konseling dan; 3) memiliki kategori skala
kemampuan mengelola emosi rendah. Subyek dalam penelitian ini berjumlah 7
siswa kelas VIII SMP Negeri 15 Yogyakarta. Penelitian dilaksanakan melalui dua
siklus. Jenis tindakan dalam siklus I dan siklus II adalah berupa internalisasi,
diskusi dan membaca puisi sebagai
- ,3 6 . ,3/dalam mengelola emosi marah dan
kematangan mengelola emosi marah. Teknik pengumpulan data menggunakan
tiga instrumen yaitu skala kemampuan mengelola emosi marah, lembar observasi,
dan pedoman wawancara. Analisis data dilakukan dengan analisis deskriptif
kuantitatif.
Hasil
penelitian
menunjukan
bahwa
teknik
biblioterapi
dapat
meningkatkan kemampuan mengelola emosi marah siswa kelas VIII SMP Negeri
15 Yogyakarta. Peningkatan yang signifikan juga dibuktikan dengan hasil skor
skala kemampuan mengelola emosi marah dan persentase rata-rata
/+ , ',-'93,57
(46,85%),
/) -' ' ,-'I 138 (69%), dan
/) -' ' ,-' 77159,7 (79,85%). Hasil tersebut
juga diperkuat dengan hasil wawancara dan observasi terhadap subyek yang
menunjukan bahwa subyek mampu mengekspresikan emosi marah dengan cara
yang tepat, menata perilaku, ucapan dan menjaga perasaan orang lain sehingga
dapat diterima dengan baik di lingkungan.
viii
;<= < >?@A<@ = <B
Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa,
karena atas berkat, rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi
dengan judul Peningkatan Kemampuan Mengelola Emosi Marah melalui Teknik
Biblioterapi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 15 Yogyakarta , peulisan ini
diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta guna
memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan, bimbingan, dan dukungan dari
berbagai pihak, skripsi ini tidak akan terwujud dengan baik. Oleh karena itu,
penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta yang telah mengijinkan penulis
menuntut ilmu di Universitas Negeri Yogyakarta.
2. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta yang telah
memberi ijin penelitian dalam proses penyelesaian skripsi.
3. Bapak Fathur Rahman, M.Si., Ketua Jurusan Psikologi Pendidikan dan
Bimbingan Universitas Negeri Yogyakarta yang telah mengijinkan penulis
melaksanakan penelitian dan penyusunan skripsi.
ix
5. Bapak Agus Triyanto, M.Pd, dosen pembimbing akademik yang telah
memberikan bimbingan, motivasi dan dorongan untuk segera menyelesaikan
skripsi ini.
6. Semua dosen Jurusan Psikologi dan Bimbingan yang selama ini telah
memberikan ilmu yang bermanfaat pada penulis hingga dapat menjadi bekal
yang sangat berharga dalam kehidupan penulis dan memberikan motivasi
kepada penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini.
7. Bapak Drs. Sardiyanto Kepala Sekolah SMP Negeri 15 Yogyakarta telah
memberikan ijin sehingga penulis dapat melakukan penelitian di SMP N 15
Yogyakarta
8. Semua guru Bimbingan dan Konseling di SMP N 15 Yogyakarta, khususnya
Ibu Siti Aminah, S.Pd. yang telah membantu penulis dalam penelitian skripsi.
9. Siswa-siswi SMP Negeri 15 Yogyakarta, khususnya: Bino, Dina, Dipo, Fardan,
Imam, Salma dan Septian atas kerjasamanya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
10. Ibu, Bapak, adikku serta seluruh keluargaku tercinta yang senantiasa
memberikan kasih sayang, motivasi, doa yang tulus, dan dukungan selama ini
hingga penilis dapat menyelesaikan skripsi ini.
11. Tomy Adilla Risky yang selalu memberikan kesabaran, perhatian, motivasi,
dukungan hingga akhir penulisan skripsi.
x
diselesaikan dengan baik. Berjuang bersama selama 4 tahun ini membuat
penulis semakin kuat dalam menjalani hidup dikota ini.
13. Keluarga wisma hijau: Sri Yanti, Uly F., Tri Marsiatun, Tinwarul, Furiandini
dan Cynthia Tesa, yang selalu memberikan bantuan, semangat, motivasi dan
doa yang diberikan sehingga penulis mampu menulis skripsi hingga selesai.
14. Kawan-kawan setia ku: Sintia, Zinkity, Kiki, mas Bamz, mas Qomar, dan
semua yang mendukungku (menjadi tim sukses ujian). Terimakasih perhatian,
dukungan nyata dan semangat kalian membantu persiapan ujian skripsi penulis.
15. Seluruh mahasiswa jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Universitas
Negeri Yogyakarta, khususnya angkatan 2009 kelas B/NR, yang telah
memberikan senyuman, semangat, motivasi, dukungan dan doa dalam
penyelesaian skripsi ini.
16. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas
bantuannya dalam menyelesaikan skripsi ini.
Semoga segala bentuk bantuan, bimbingan, serta dukungan yang
Bapak/Ibu/saudara berikan senantiasa mendapat balasan dari Allah SWT.
Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi dunia
pendidikan pada umumnya dan bagi para pembaca pada khususnya.
Yogyakarta, 29 April 2013
Penulis,
EFGHF I JKJ
H
LMLNL O PF QF RF S TU EUQVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVV D PF QF RF S WXIKXH UTUF SVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVV DD PF QF RF S WXIS YFHFFSVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVD DD PF QF RF S WXSZXK F PFSVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVV D [ PF QF RF S R\ H H\VVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVV [ PF QF RF S WXIKXR]F PF SVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVV [D F ]KHIF^VVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVV [DD ^FHF WXSZFSHFIVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVV [D DD EFGHF I JKJVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVV C D EFGHF I HF]XQVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVV C D DD EFGHF I ZF R ]FIVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVV C D [ EFGHF I QF RWJI F SVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVV C [
]F] J_WXS EF P UQ U FS
`V
Latar Belakang Masalah...
1
B. Identifikasi ...
13
C. Pembatasan Masalah ...
14
D. Rumusan Masalah ...
14
E.
Tujuan Penelitian ...
14
F.
Manfaat Penelitian ...
15
G. Definisi Operasional ...
16
]F] J J_^F TJFS HX\ I J
A. Kemampuan Mengelola Emosi Marah
1. Pengertian Emosi ...
17
2. Pengertian Emosi Marah ...
18
3. Ciri-ciri Emosi Marah ...
19
4. Bentuk-bentuk Mengekspresikan Emosi Marah ...
22
5. Pengertian Kemampuan Mengelola Emosi Marah...
25
6. Tujuan Mengelola Emosi Marah...
29
7. Dampak ketidakmampuan Mengelola Emosi Marah ...
30
8. Faktor-faktor Kemampuan Mengelola Emosi Marah ...
32
9. Aspek-aspek KemampuanMengelola Emosi Marah ...
35
10.Langkah-langkah dalam Mengelola Emosi Marah ...
39
B. Teknik Biblioterapi
1. Pengertian Biblioterapi...
40
2. Tujuan Biblioterapi ...
44
3. Macam-macam Biblioterapi ...
46
4. Kelebihan dan Kekurangan Biblioterapi ...
50
cd
Langkah-langkah dalam Biblioterapi ...
57
C. Siswa SMP Kelas VIII sebagai Remaja
1. Pengertian Remaja...
60
2. Karakteristik Remaja...
62
3. Tugas-tugas Perkembangan Remaja ...
63
4. Perkembangan Emosi Remaja...
66
D. Kerangka Berfikir ...
70
E.
Hipotesis Tindakan ...
74
ef e g gg hij klmj nj oj pg kg fo
A. Pendekatan Penelitian ...
75
B. Subjek Penelitian ...
75
C. Tempat dan Waktu Penelitian ...
76
D. Desain Penelitian ...
76
E.
Rencana Tindakan...
77
1. Pra Tindakan ...
77
2. Pemberian Tindakan...
78
F.
Metode Pengumpulan data dan Instrumen Penelitian...
87
1. Skala ...
88
2. Observasi ...
92
3. Wawancara ...
93
G. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen ...
94
1. Uji Validitas ...
94
2. Uji Reliabilitas...
96
H. Teknik Analisis Data...
98
ef e g q. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian ...
100
2. Waktu Penelitian ...
100
B. Data Subyek Penelitian ...
101
C. Persiapan Sebelum Tindakan ...
102
D. Deskripsi Hasil Pelaksanaan Tindakan
1. Pelaksanaan Siklus I...
103
2. Pelaksanaan Siklus II ...
135
3. Hasil Pelaksanaan Tindakan Siklus I dan Siklus II...
155
E.
Pembahasan Hasil penelitian ...
157
F.
Keterbatasan Penelitian...
162
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ...
164
B. Saran ...
165
DAFTAR PUSTAKA
...
167
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.
Kisi-kisi Angket Kemampuan Mengelola Emosi Marah ...
91
Tabel 2.
Kisi-kisi Pedoman Observasi ...
93
Tabel 3.
Kisi-kisi Pedoman Wawancara pada siswa ...
94
Tabel 4.
Rangkuman Item Sahih dan Gugur ...
96
Tabel 5.
Rumus Kategori Skala...
99
Tabel 6.
Kategori Skor Kemampuan Mengelola Emosi Marah ...
99
Tabel 7.
Hasil Skor
tu vw vx wSubyek Penelitian...
102
Tabel 8.
Hasil Skor
ty xwwvx wzSubyek Penelitian...
128
Tabel 9.
Prosentase Peningkatan Skor Subyek Penelitian (Siklus I) ...
129
Tabel 10.
Hasil Pengamatan Subyek Penelitian (Siklus I) ...
131
Tabel 11.
Hasil skor
ty x ww vxwzzSubyek Penelitian ...
148
Tabel 12.
Prosentase Peningkatan Skor Subyek Penelitian (siklus II)...
149
Tabel 13.
Hasil Pengamatan Subyek Penelitian (Siklus II)...
151
Tabel 14.
Hasil Skor Kemampuan Mengelola Emosi Marah Siswa ...
155
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1.
Kisi-Kisi Instrumen Kemampuan Mengelola Emosi Marah
(sebelum uji validitas) ...
172
Lampiran 2.
Skala Kemampuan Mengelola Emosi Marah
(sebelum uji validitas) ...
173
Lampiran 3.
Hasil Uji Validitas ...
177
Lampiran 4.
Kisi-Kisi Instrumen Kemampuan Mengelola Emosi Marah
(setelah uji validitas)...
181
Lampiran 5.
Skala Kemampuan Mengelola Emosi Marah
(setelah uji validitas)...
182
Lampiran 6.
Pedoman Observasi dan Hasil Pengamatan ...
185
Lampiran 7.
Lembar pedoman wawancara dan Hasil wawancara...
190
Lampiran 8.
Hasil
work sheet
bibilioterapi siswa ...
196
Lampiran 9.
Data Hasil P
re test
...
207
Lampiran 10. Data Hasil
Post Test I
...
208
Lampiran 11. Data Hasil
Post test II
...
209
Lampiran 12. Dokumentasi Penelitian...
210
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perjalanan hidup manusia melewati fase-fase kehidupan sejak ia
dilahirkan. Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa anak ke
masa dewasa. Umumnya masa ini berlangsung pada umur 13 tahun sampai
18 tahun. Pada masa remaja banyak perubahan yang bersifat universal,
seperti perkembangan mencapai kematangan fisik, mental, sosial, minat
dan salah satunya semakin meningginya perubahan emosi remaja. Tingkat
perubahan dalam sikap dan perilaku dalam masa remaja sejajar dengan
tingkat perubahan fisiknya yang semakin berkembang (Syamsu Yusuf,
2007: 115). Emosi merupakan salah satu aspek perkembangan yang
terdapat pada setiap manusia dan perubahan emosi biasanya semakin cepat
selama awal masa remaja.
Syamsu Yusuf (2007: 196) menyebutkan masa remaja merupakan
puncak emosionalitas yang tinggi oleh karenanya sering kita kenal masa
remaja dianggap sebagai periode badai dan tekanan atau periode
2
dewasa dengan segala tanggung jawab pada dirinya, di sisi lain remaja
belum sepenuhnya dewasa sehingga belum siap menerima tuntutan dari
masyarakat. Hurlock (1980: 213) juga menjelaskan bahwa remaja
sebagian besar mengalami ketidakstabilan dari waktu ke waktu sebagai
konsekuensi dan usaha penyesuaian diri pada perilaku baru dan harapan
sosial yang baru.
Tugas perkembangan yang penting pada masa remaja menurut
Havighurst tahun 1961 (Syamsu Yusuf, 2007: 74-94) beberapa di
antaranya adalah seperti menerima hubungan yang lebih matang dengan
teman sebayanya dari jenis kelamin manapun; mencapai peran sosial
sebagai pria dan wanita; mencapai kemandirian emosional dari orangtua
dan orang dewasa lainnya; mempersiapkan kemandirian; memperoleh
seperangkat nilai dan sistem etika sebagai petunjuk dalam bertingkah laku.
Tugas perkembangan yang harus diselesaikan oleh remaja umumnya
merupakan bagian tuntutan dari lingkungan sekitar sebagai upaya
penyesuaian.
3
manusia yaitu emosi positif dan emosi negatif. Gembira, cinta, haru
merupakan beberapa bentuk emosi positif, sedangkan depresi, kecewa,
sedih, marah dan masih banyak lagi merupakan bentuk emosi negatif.
(Triantoro Safaria dan Nofrans Eka Saputra, 2009: 13).
Kebanyakan remaja sudah mempelajari perbedaan perilaku mana
yang dapat diterima dan yang tidak dapat diterima oleh lingkungannya
sebagai upaya penyesuaian. Akan tetapi pada kenyataannya, dalam
beberapa media cetak dan elektronik memberitakan bagaimana perilaku
menyimpang yang dilakukan pada remaja perlu diwaspadai. Perilaku yang
perlu diwaspadai pada remaja antara lain: perilaku agresif, tawuran,
, kenakalan remaja dan bunuh diri. Hasil penelitian Ridhayati
Faridh (2011), menyatakan bahwa terbukti ada korelasi negatif yang
signifikan antara regulasi emosi dengan kecenderungan kenakalan remaja,
penelitian ini membuktikan bahwa apabila kemampuan regulasi emosi
remaja tinggi maka kecenderungan kenakalan remaja rendah.
4
kriminatitas yang akan dilakukan oleh anak tersebut setelah dewasa dan
menambah angka pengangguran.
Beberapa data mencatat adanya kasus yang terjadi pada kalangan
remaja, khususnya pada masa SMP seperti Mansyur Faqih (Republika;
2012) mengutip pernyataan dari Bagriyah Fayumi anggota Komisi
Perlindungan Anak Indonesia di Jakarta mengenai hasil monitoring
evaluasi KPAI terhadap kekerasan terdapat 87,6% anak sekolah kita
mengalami kekerasan di sekolah. Baik yang dilakukan oleh guru, sesama
teman di sekolah, bisa kakak kelas, teman sekelas, atau adik kelas. Begitu
juga dikutip oleh Sundari (Tempo; 2012) mencatat sebanyak 87,6% dari
1.026 responden mengalami kekerasan di sekolah dalam berbagai bentuk,
sebanyak 29,9% kekerasan dilakukan guru, dari teman sekelas 42,1%,
sedangkan 28% oleh teman lain kelas. Kemudian Novia Astari
(Detik.com; 2012) menyebutkan dari data Komisi Perlindungan Anak
mencatat jumlah kasus tawuran yang terjadi di Bandung, mencatat 6 bulan
pertama tahun 2012 ditemukan 139 kasus tawuran dan jumlah ini
meningkat dari tahun 2011 yaitu 128 kasus.
5
juga Caroline Damanik mencatat hasil temuan Ratna Juwita (Kompas;
2008) bahwa masih terjadi
di sekolah, kota Yogyakarta
menduduki angka tertinggi dibanding kota Jakarta dan Surabaya; yaitu
ditemukan kasus
dengan persentasi 70,65% pada siswa SMP dan
SMU di Yogyakarta.
Dari kasus di atas dapat disimpulkan bahwa kejadian dan perilaku
pada remaja tersebut didasarkan pada perilaku remaja yang belum dapat
mengelola emosinya khususnya beberapa di antaranya mengelola emosi
marah sehingga menimbulkan suatu tindakan yang dapat merugikan diri
sendiri dan orang lain. Marah merupakan emosi alami yang sering dialami
setiap orang dan merupakan emosi dasar yang berkaitan dengan
kematangan emosi. Emosi marah dapat muncul dalam berbagai situasi dan
diekspresikan dalam bentuk yang berbeda-beda oleh setiap individu.
6
emosinya dengan cara-cara yang lebih diterima (Hurlock, 1980: 213). Hal
ini menuntut kemampuan remaja dalam mengelola emosi marah agar tidak
menjadi masalah yang dapat menganggu perkembangan selanjutnya,
sehingga remaja tumbuh menjadi pribadi yang matang secara emosi dan
dapat beradaptasi dengan baik.
Dalam kehidupan, terdapat berbagai faktor yang dapat menyebabkan
emosi marah pada individu. Menurut Bhave dan Saini (2009: 7) hal yang
paling sering
menyebabkan rasa marah
adalah ketika seseorang
menghadapi suatu situasi yang tidak sesuai, perasaan frustasi maupun
kecewa dan ketika memiliki keinginan yang tidak terpenuhi. Kesulitan
dalam mengelola emosi marah dapat menyebabkan munculnya
gangguan-gangguan psikopatologis di samping gangguan-gangguan fisik, kegagalan dalam
menjalin hubungan dengan orang lain (Tiky Nindita, 2009: 18).
7
Penjelasan di atas menegaskan pentingnya kemampuan mengelola
emosi marah dimiliki oleh remaja sebagai upaya peningkatan kemampuan
dalam
memecahkan masalah, mampu mengelola masalah-masalah
psikologis mereka sendiri dan mampu beradaptasi di lingkungan. Dimana
remaja yang menunjukan sikap
dan pemikiran
irrasional dalam
menunjukan emosi marah perlu diberikan bantuan. Oleh karena itu
perlunya upaya dalam membantu remaja untuk meningkatkan kemampuan
mengelola emosi marah yang dilakukan oleh pihak sekolah. Sekolah
sebagai sebuah lembaga pendidikan formal harus mengetahui dan
memfasilitasi perkembangan peserta didik. Layanan Bimbingan dan
Konseling sebagai salah satu subsistem sekolah yang merupakan jenis
kegiatan yang ditunjukkan kepada pencapaian perkembangan siswa yang
optimal.
8
Dalam kenyataannya, berdasar KKN-PPL yang dilakukan oleh
peneliti di SMP Negeri 15 Yogyakarta ditemukan masalah dari hasil
analisis Daftar Cek Masalah (DCM) pada siswa, khususnya kelas VIII,
yang kemudian ditindak lanjuti dengan wawancara dan observasi di SMP
Negeri 15 Yogyakarta ditemukan data sebagai berikut: hasil Daftar Cek
Masalah (DCM) yang dilakukan ketika KKN-PPL menemukan bahwa
masalah yang paling banyak mereka alami adalah pribadi dan sosial.
Mereka mengalami kesulitan dalam melakukan penyesuaian dengan
lingkungan sekolah termasuk dalam persahabatan. Masalah terbanyak
adalah mudah marah dan mudah tersinggung merupakan permasalahan
yang tergolong dalam kategori E (sangat bermasalah).
9
Fenomena lain di sekolah, berdasarkan pengamatan peneliti juga
terlihat bahwa di dalam kelas masih ada beberapa siswa yang masih
menunjukkan sikap agresif akibat emosi marah yang dirasakan, seperti
berteriak-teriak ketika berbicara, mengolok-olok, mengumpat dan melotot
ketika tersinggung dan tidak terima dengan perkataan temannya, saling
memojokkan,
terlalu banyak bicara, memberi nama panggilan, mengejek,
menendang dan ketika mereka bercanda bersama dan tiba-tiba berubah
menjadi pertengkaran bahkan perkelahian. Begitu pula dalam mengatasi
perasaan emosinya siswa mengekspresikannya dengan mengumbar
kemarahan secara berlebihan, seperti: bersuara keras, membentak,
memukul, menangis,
dan berkelahi. Keterangan di
atas
menunjukkan bahwa kemampuan pengelolaan emosi siswa SMP Negeri
15 Yogyakarta, khususnya kelas VIII belum optimal atau masih rendah.
10
mengenai kasus yang terjadi pada siswa akibat dari emosi marah,
khususnya kelas VIII.
Selama beberapa bulan terakhir telah tercatat kasus yang terjadi dan
ditangani oleh guru Bimbingan dan Konseling, seperti: pengancaman yang
dilakukan oleh A,B,C,D kepada E; kemarahan F dengan membanting buku
di kelas ketika ditegur oleh guru di kelas; pemukulan G yang dilakukan
oleh H dan I; pemukulan punggung, penendangan pantat dan penguntingan
rambut yang dilakukan oleh J kepada K (wanita); bercanda dengan
menendang dan mengenai alat kelamin sehingga menimbulkan
pertengkaran; dan kasus terakhir tahun 2012 ditemukannya siswa yang
sedang melakukan persiapan fisik dengan cara latihan
¡ ¡¢£¤untuk
mempersiapkan perkelahian (tawuran) dengan sekolah lain dikarenakan
mereka merasa ditantang atau di lawan oleh siswa sekolah lain. Siswa
terdiri dari 14 orang dan kasus ini di tindak lanjuti dan sudah di proses
oleh pihak kepolisian karena menyangkut beberapa instansi.
11
Yogyakarta. Berdasarkan informasi dari mereka, siswa SMP Negeri 15
Yogyakarta sudah cukup tenang daripada 3 tahun yang lalu, namun pada
dasarnya remaja pasti sering melakukan kenakalan seperti bermusuhan,
salah paham dan berkelahi dengan teman sebayanya di sekolah.
Berdasarkan kasus-kasus yang terjadi, perlunya pemberian layanan
yang diberikan guru Bimbingan Konseling kepada siswa yang memiliki
kemampuan mengelola emosi marah yang belum optimal. Nico L.K.
(dalam Anita Lie, 2009:12)
mengemukakan, kemampuan pengelolaan
emosi dapat dipelajari dan dikembangkan. Pemberian bimbingan dan
¥¦ §¨ ¥© §ª ¥
harus disesuaikan dengan kebutuhan. Terdapat berbagai
intervensi yang dapat diberikan untuk menangani masalah emosi marah.
Beberapa diantaranya adalah Harry Theozard (2012) menggunakan Terapi
Ekspresif; Tiky Nindita (2009) menggunakan
Cognitif Behavior Therapy
(CBT); dan Puspitasari D. A. (2011) menggunakan Biblioterapi. Menurut
Shechtman (Puspitasari D. A.; 2011) cara mengatasi permasalahan perlu
disesuaikan
dengan
tahap
perkembangan,
minat
dan
sumber
permasalahannya.
12
emosi marah penting dimiliki oleh remaja guna mendukung perkembangan
kecerdasan emosi siswa yang akan membentuk kematangan emosi siswa
yang sangat berguna bagi kelanjutan perkembangannya menuju masa
dewasa.
Penelitian sebelumnya telah dilakukan oleh Puspitasari D.A. (2011)
meneliti mengenai Pengaruh Biblioterapi Afektif untuk menurunkan
Agresivitas Anak Kelas Empat , dalam penelitian tersebut menunjukkan
adanya penurunan perilaku agresifitas dikarenakan pengaruh biblioterapi
afektif. Penelitian ini memberikan titik terang pada penulis bahwa
biblioterapi terbukti dapat digunakan secara efektif dan dapat diberikan
pada remaja dikarenakan kondisi emosi siswa yang berfariasi dan
sensitivitas tinggi. Penggunaan biblioterapi sebagai salah satu alternatif
terapi
dalam
memecahkan
permasalahan
remaja
yang
perlu
dipertimbangkan karena dapat memperoleh hasil yang efektif. Biblioterapi
merupakan program yang menggunakan sumber bacaan yang memiliki
keterkaitan erat dengan permasalahan yang dialami partisipan dan juga
merupakan alat yang dapat memfasilitasi berkembangnya emosi dan
memiliki efek penyembuhan (Shechtman, 2009: 21).
13
Kemampuan Mengelola Emosi Marah melalui Teknik Biblioterapi pada
siswa kelas VIII di SMP Negeri 15 Yogyakarta .
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan, maka dapat
diidentifikasikan permasalahan khusus yang tekait dengan beberapa
masalah yang akan dicari pemecahannya melalui penelitian. Adapun
permasalahan-permasalahan yang berhubungan dengan penelitian ini
antara lain dapat dirumuskan dalam pernyataan berikut:
1. Remaja memiliki kondisi emosi yang bervariasi, sensitivitas tinggi dan
sering mengalami tekanan dari dalam dirinya dan lingkungannya,
sehingga remaja sering bermasalah akibat emosinya yang kurang
dikelola dengan baik.
2. Permasalahan emosi yang dialami siswa sangat berpengaruh kepada
interaksi sosial siswa kepada teman dan guru di sekolah dan dapat
menghambat proses adaptasi siswa dengan masyarakat.
3. Masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam mengelola emosi
sehingga banyak respon yang kurang tepat dalam menyikapi kesulitan
tersebut dan menimbulkan dampak negatif pada hubungan sosialnya.
4. Beberapa siswa SMP Negeri 15 Yogyakarta kurang dapat mengontrol
14
saling memojokkan, bersikap kasar terhadap orang lain, keras kepala
dan sering salah paham kemudian bertengkar dan berkelahi.
5. Perkembangan
remaja
dan
kondisi
siswa
yang
bervariasi
mengakibatkan perlunya pemberian intervensi yang dapat membantu
siswa SMP Negeri 15 Yogyakarta dalam mengatasi emosi marah, yaitu
dengan teknik biblioterapi.
C. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini dapat diarahkan dan lebih fokus, perlu adanya
pembatasan masalah. Penelitian dibatasi pada penerapan teknik
biblioterapi untuk meningkatkan kemampuan mengelola emosi marah
pada siswa kelas VIII SMP Negeri 15 Yogyakarta.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah yang ada, maka dapat dirumuskan
permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana teknik biblioterapi
dapat meningkatkan kemampuan mengelola emosi marah pada siswa kelas
VIII SMP Negeri 15 Yogyakarta?
E. Tujuan Penelitian
15
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini diantaranya
adalah:
1.
Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu
pengetahuan bagi para insan akademis dalam pengetahuan ilmu
Bimbingan dan Konseling. Memperkaya kajian empiris mengenai
kemampuan mengelola emosi marah melalui teknik biblioterapi.
Dengan
bertambahnya
kajian
ini
seyogyanya
akan
dapat
dikembangkan penelitian-penelitian lanjutan dalam topik yang sama
maupun berbeda.
2.
Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa; siswa mengetahui kemampuan dirinya dalam
mengelola emosi marah dan mengetahui strategi untuk mengelola
emosi marah yang mereka alami.
b. Bagi Guru Pembimbing; diharapkan penelitian ini dapat menjadi
inspirasi untuk mengembangkan teknik biblioterapi dalam proses
pemberian media atau teknik layanan pada siswa ditujukan dalam
pengelolaan emosi marah.
16
G. Definisi Istilah
1.
Kemampuan Mengelola Emosi Marah
Kemampuan mengelola emosi marah
(anger management)
adalah
kemampuan mengendalikan emosi marah atau menangani emosi
marah yakni mampu mengekspresikan emosi marah atau mengontrol
emosi marah sebagai respon terhadap kondisi lingkungan yang
kurang menyenangkan dengan cara yang tepat sehingga individu dapat
berperilaku sesuai dengan dirinya dan diterima dilingkungannya.
2.
Teknik Biblioterapi
Biblioterapi adalah teknik pemberian bantuan dari fasilitator
kepada peserta melalui metode membaca mengunakan literatur,
penggunaan sastra atau pustaka seperti esensi buku atau bahan bacaan
(cerita atau kisah nyata, buku
self-help,dll.), puisi, gambar yang
bertujuan untuk membantu konseli dalam memecahkan masalah yang
dialami dan memiliki efek penyembuhan.
®¯¯
°®
JIAN PUSTAKA
A. Kemampuan Mengelola Emosi Marah
1. Pengertian Emosi
±²³´ ²³µ³ ¶·¸¹ º³ »³ ¼ ³½ ¾
o
v
¿À¿ Á ²³µ ³ ² ¶´Â³ ó½³ ¹ ³L
³µºÄ Å³Ä Æ Ç¶ ´³´µº ·¶ÄÆƶ´ ³²²³ ÄÁ Ƕ´ ƶ´ ³ ²È Á »º µ ³ ·Ç³½ ³ ɳ ¼ ³ Ä ¿ Êuntuk memberi arti
bergerak menjauh (Goleman, 2002: 7). Emosi dalam makna harfiah,
ËÌÍÀ Î
x
ÏÐÑÒ ÓÔ Õ Ö Ó×t
ÓÍÐØÀ Ùmendefinisikan emosi sebagai setiap pergolakan
pikiran, perasaan, setiap keadaan mental yang meluap-luap. Emosi
menunjuk pada suatu perasaan dan pikiran-pikiran khasnya, suatu keadaan
biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak
(Goleman, 2002: 411). Selain itu, Chaplin dalam Triantoro Safaria dan
Nofrans Eka Saputra (2009: 12) juga merumuskan emosi sebagai suatu
keadaan yang terangsang dari organisme mencakup perubahan-perubahan
yang disadari atau tidak, yang mendalam sifatnya, dan perubahan perilaku.
Dari paparan para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa emosi
merupakan reaksi terhadap stimulus dengan adanya perubahan yang disadari
atau tidak disebabkan oleh situasi dan kondisi tertentu seperti perubahan
fisik maupun psikis yang mendorong individu untuk bertindak. Secara
umum terdapat dua macam emosi pada manusia yaitu emosi positif dan
emosi negatif. Emosi dasar yang berkaitan dengan kematangan emosi
adalah marah. Pada penelitian ini, peneliti membatasi pada salah satu emosi
2. Pengertian Emosi Marah
Ü ÝÞßàßáâ ãäåæ åçãâèéßà ßêßë ßæßêìÝíåéÝíßÝé åâã åíßæîïÝðàãé ñëà ãâ åíè òóóôõ òö÷ øÝíñà ñð ùê ßáæã í ë ßæ ßé úû üû ýþÿ
t
ý üý ý îñàw
ßíð å ë ßí ø ñæåíåèy
òóó õ Û ö éÝí Ýæßâ äßí ßêß é ßà ßê îÿþr
ö ßë ßæ ßê à Ý ß äâã Ýé åâ ã åíßæ ßäñðy
ßíç ðã éñæ äßà Ýíß â Ý ñéæßê âã ðñßâ ãy
ßíç éÝà ßíçâ ßíçè ð Ýàéßâ ñä ßíÞßéßíè ßçàÝâ ã æßê ãàã ßêè áÝíç Ýäßíç ßí ë ãàãè â Ýà ßíç ßí æ ãâ ßíè äÝäÝÞ Ýw
ß ßíè ìàñâ ð ßâ ãè ëßí ë ãÞãàã äßí åæÝê à Ý ßäâã äñßð áßë ß â ãâ ðÝé ây
ßàßì åð åíåé ã äè äê ñâñâ íy
ß åæÝê àÝßäâ ã â Ýàßíç ßí æ ßê ãàã ßêè ßã ä ßíçy
Ýà âã ìßð â åé ßð ãâßðßñ ßâé ßíã ßêé ßñáñíß íçy
Ýà ßæßð ßñæã â ßí÷ø Ýíñàñð ß ãë åììè æß Þ äñàí ë ßí ß ãë â åí î à ãßíðåà å Ü ßìßàã ß ë ßí åìà ßíâ äß Üßáñðàßè òóóõ ö é ßà ßê éÝà ñáßäßí â ñßðñ Ýéåâ ã
y
ßí ç éÝéãæ ãäã Þãàã Þãàãßäð ã ã ðßâ â ãâ ðÝé ây
ßàß ì â ãé áßðÝðãäy
ßí ç ð ãíççã ëßí ßëßíy
ß áÝà ßâ ß ßí ðãë ßä â ñäßy
ßí ç âßíç ßð äñßðy
ßíç ë ã âÝ ßäßí ßëßíßy
äÝâ ßæ ßê ß í ÷ Ü Ýë ßíçä ßí ÜáãÝæÝà ç Ýà éÝíë Ýìãíã âã äßí éßà ßê ßë ßæßê âñßð ñ äÝßëß ßí ã íðÝíâ ãð ßâ ë ßà ãy
ßíç àã íçßí âßéáßãy
ß íç Ýà ßðè ãßâ ßíy
ß ßäßí ë ã â Ýà ðß ã áÝà ñßê ßí áâã äåæå çã â ë ßí ãåæ åçã â îà ãßíðåà å Ü ßìßà ãß ë ßí åìàßíâ äß Ü ßáñðàßè òóóõö÷ Ü Ýæ ßãí ãð ñè ãäy
ãíë ã ðß îòóÚÚ õ ò öñçßé Ýíy
ãé áñæ äßí áÝíç Ýàð ãßí é ßà ßê ßë ßæ ßê â ñßðñ äåíë ã â ã Ýéåâãåíßæ íÝç ßðã ìy
ßíç ë ßá ßð éÝéáÝíç ßàñê ã áÝàñßê ß í äåçíã â ã ë ßí áâã äåæåçãâ áßë ß â Ýâ Ýåà ßíç÷ Ýð ãä ß â ÝâÝåà ßíç éÝà ßâ ßäßí é ßà ßêè éßäß ßäßí ðÝàßë ã á Ýàñßê ßí áÝà ñ ßê ßí ìã âãäy
! " # $! %&' ( & # % #! ) " # ! *+ $ " , "($! &,% $ ! ,& "-&. "
y
# ! /0" ! "$! ' 1 + 234 567G
8. ," /2002:
411
6 (& # , " 9 %&' : " % ; 8 " # 9 " # , " #., ! ,8 ! , $ )', .:&: " '!"$ : " # !* ) '! % !" #+ , "#,&: + % "-! + , % + ( " #: . + ' #"##&+ )!'+% " #+' ! "##& " #+% ,& & "+$ " ' ! "$ :: : "7
D
! ) "$)' % % ) . ! $! ' $ ) ' $! !,)&.: " % ; ,$ . % "' &: ,8 ! 9 "# $!' !, %&.: " $ ! '! $ : &: ' $ ) & '& :8 "$! ! 9" # , "!,%&. : " :8 "$! ! ,8 !8 ". " #'! * 9" #, ,) " #&! ) &% " *! !: + :8 #"! !+ $ " ) ! :8.8#! 8 "# 9"# : " , "$8 8 " # !"$! <! $& % '!"$ : # !*7
K
," 9"# ' !$ : $ )' $!: "$ .! : " '& $! : . 8. $ " % : " , )! , . :&: " ' ! "$ : " ='!"$ : " 9" # # !* $ )', "!, %&.: ": '! $ : " 9, "" 8!.$!. ! "#:& " #"$! :!'"973. Ciri-ciri Emosi Marah
M
"&&'H
,z
/P
& ;"'8 >M
&. 98 "8 +2006: 16
=17; T
! "'88S
*! $"N
8 * "E
:S
)&' +2009: 75
=76
6, "( % : " - ! "- !
' "'"# -! !=-! ! 9" # $ )' $! .!' )%! . 8 " # , + 9!' & % #! % !:&'
:
7
C
! ! )$ ;(+ 9! '& % & ) ) &%" ;" :&. !' , "( $! :& "! "# )&- ' + ' &%& ' &' , )$ & (& "#=& (& "# (! % # ' : + '! ,%&. %&! )$ &$&' ,&. &' + %8. ,' , , + ! $& " # : , % "# : , )! + ' ' ($!) &%"=) &% ".!")$ *! ! : 7% 7
C
! ! ) $ .! $ + 9! '& $ "#" , .& "-& " 9 ,: !"+ : ' =: ' 9" # , " 9:! ': " 9"# , ,%& ' 8" # % :. ' , ! ! & "' &: , "$ " #"97ABCDE AFGHDIJ BD KEDL JDC D MGDL N
y
DL N C B IDGDOBLy
D P E FEF KD H DLLy
D DE DL QF GQD H BEEFJDC DC BGBKFLCBGBRCR SB GB JDCD ODA BP C BCD HD I OD A BL
y
D DE DL AB IQTH GD KD QFL UB P CFLCD IP CDL CFLNE B VOD K TCWP I FLFIQTLy
BEDLy
EFQTGTEDL P IF GD KD NF IQB GD CD H DI C TEDLy
D PCDL IFGD KD KFCBOD AD KEFNF I QBGD DLLD Py
IFI TATKEDLOTQTLNDL CDLIFL XFHFE YXF H FEEDLLDRy
ZF HD BLUBGB
y
D L NLD IJDE JDCD [B K BEIFL TGTAH
D Iz
D O PB
F UEVP
TG\DL A M CDLM
TH]ML MP2006: 14
Y16; T
GBDL AMGMS
D[D GBD C DLN
M[GDL KE
EDS
DJ TAGDP2009: 77
Y78
W X TND IFLXF HD KEDL UB GB Y UBGB F I MKB ID GD O ]DL N AF GXDC B JD CDCD KDGL]DC DJD AC B HB ODACDGBQF QFGDJDDKJ FE]D BA T^ DR
A
KJFE_B MHMNB KRR
F KJ ML [B KB MHMNB K A BIQTH ED GFLD E F NBD ADL K BK AF I K]DGD[ MAML MI QF GFDE K BAF GODCDJ KFEGFK B `ab c`ad b
n
KF OBLNND AFE DLDL CDGDO CDL [GFE TFL KB CFL]TA XDL A TLN IFL BL NED ARB
FQF GDJD UBGB ]DL N CDJ D A C BHB ODA;
IF IQF KDGL]D JF IQTH TO CDGD O CDL TGD A HFOF G C BKF GADB I FIFGDOL]D \D XD O CDL E FC TD ID AD P JF GI TK TODL C BADL CD B IF HDH TB HBKDL P ADLND L P EDE B P CDL I F IQD HD K JF GI TK TODLM GDL N H D BL A DLJDIF IJ F GOBATLNE DL DE B QD A ]DL NC B AB IQTHEDL VN
TOCD HD IP
TG\DL A MC D LeTH]ML Mf2006: 17
WRQR
A
KJFEgI MKB MLD HRS
F KFMGDL N ]DL N I DGD O IFGD KD ABCDE L]DI D L P IFGD KD ABCDE Q FGCD]DP[GTK AGD KB P QFGITK TODL P K DE B A OD AB P IFL]DHD OEDL CDL IFL TL A TAR
P
F GBHDE T IFLD GBE JF GOD ABDL C DL AB IQTHL]D E ML[H BE JDCD C BGB KFLC B GB JF GHT C BED X B KFJF GABIF HD GBEDLC BGB PIF IQMH MK PJFL]BIJDL NDLKFE K TD HRUR
A
KJFEI
L AF HFE A TDHRP
F GDL JDL UD BLCF GD KDLND A JFL ABL N TL ATE QFGDC DJ AD K B JDCD H BLNE TL NDLjklmnonpnl q ro ks tn ukl n vw x jkuo x yvjku snw v tnl znu n { k{k|unlm pnun s p klmv yklwv}vtn{v t kn yn nl
y
n l m p kly
k~ n~ tn l pnun s ~n mn vp nl n vl }|upn{v yvju|{k{ yvto n{ v }v tn{ v tnl ynl yv vlwkmu n{ v tnl q nyn mnl mmxnl }xlm{v jnl zn vl yku n yn jnw w kun yv jkly
vpjnl mn l jku{ kj{ v { k{ k|unl m {ksvlmmnpkl vp~ xo tnlp nun s qyq {jkt |{vnoq
k~nmv nl|u nl m pklnoxu tnl
y
tkp nuns n l yklmnl p kl von v ynl pklmtu vwvt {ksvlmmn |unl m o n vl p kun{ n {n tvw snw v q klmnonpnl p nun s ynj nw p klmnl mmx sx~ xlmnl vlw ku jku{ |lno {ksvl mmn ~k~ kun j n |unl m p kp vo v s ~ kujxun jxun w v yn t pn u n s xlw xt pkpjkuw nsnltnl sx~ xlmnl wku{ k~ xw {ksvlmmn pkl vp ~ xo tnl jkl|o n tnl yn uv |unl m o nvl q { jkt vl v pko v jxw v vlwkun t{v{ |{vno ~ xynn y
t|l{kju n{ nj kuz nny
ynltkw ku mnlwxl mnl qkq {jktjvu vw xnoq
k
y
n tvlnl l von v y nl p|uno p kpjklm nu xsv xl m tn jnl p nun s { k{ k|unl mq kznun xp xp { k{k|unl m pkl xlwxw tk~ xwxsnlly
n ynu v |unl m on vl nw nx o vlmtxl mnl {ksvl mmn w vp~ xo }ux{ w n{v~ von wvyn t w kujkl xsv ynl { konl xw lny
w vp~ xopnun synl{konlxwlny
p kl xu xl tnltxno vwn {{ jvuvw xno{ k{ k|unl mq4. Bentuk-bentuk Mengekspresikan Emosi Marah
y
y
¡¡¢£ ¤¥ ¦ § y
¥y
¨ ¥ y
y
w
© ª ¥y
«
H
S
T
¬N
2012: 28
¤ ª ª ª ¬£
¥
M
§ ¬ ¬:
¥ ¤¥
M
¬ ¬ ¥H
n
st
® ¯°±n
t
²³ ² ´µ±r
¶ © ¥¥
M
¬ © ¬ ¥S
S
D
©M
¬2008: 17
¤ ¬ ½¾¿ ¾ÀÁ¾ÂÃÀÄÅÀ ÃÀ Æ Ã½ Ç ¾Â¾È ÉÊÀ È Ë Æ ÃÅÈ ËÌÈ Ë Æ ÃÅÈË Æ ¾ÂÈ¾Í ÃÆ Á ¾ÀÄÅÀ È ¾ÂËÀÄÀ
y
Å Æ ¾Â Î ÅÁË É ¾ÀË ÀĽÅÆÅÀ ½¾ ÅÁ ÅÅÀ ÇÅÂÅÏÐ ÑÀÁË ÒËÁ Ãy
ÅÀ Ä ÆËÀÄÄË È Ë ÓÅÆ Ç ÅÂ ÅÏÀy
ŠŽÅÀ ǾÀÄÅÔÅÇË ½¾ÅÁ Å ÅÀ ÇÅ ÅÏy
ÅÀÄ Ô¾ÍËÏ È¾ÂËÀ Ä Á ¾ÀÄÅÀ Ë À ƾÀÈ Ë Æ ÅÈy
ÅÀ Ä Ô¾ÍË ÏÍ ¾È ÅÂÁ ÅÂË É ÅÁ ÅË ÀÁËÒËÁ ÃÅÀÄy
¾ÀÁ ÅÏÈ ËÓÅÆÇ Å ÅÏÀy
ÅÐÕÏ ÅÒ ¾ Ö
S
ÅËÀË ×2009: 14
Ø Ç ¾ÀÙÅÆ Å½ÅÀ ÍÅÏ ÚŠȾ¿ ÅÂÅ ËÀÈ ÆË À ½ÆË ÓÛ ¿ÅÂÅ ÅÔ ÅÇËËÀÁË ÒËÁ ÃÇ ¾À ľ½È É Â ¾È ˽ÅÀ½¾ÇÅÂÅÏ ÅÀÅÁ ÅÔÅÏÇ ¾Â ¾ÈÉÊÀÈ ¾¿ ÅÂÅÅ Ä ¾ÈËÓÐS
¾Î ÅÔÅÀ Á ¾ÀÄÅÀ ɾÀÁ ÅÉÅÆB
Ï ÅÒ¾ ÖS
ÅËÀËÛR
ÊÍ ¾Â ÆN
Å Ù ×2009: 22
ØÇ ¾À Î ¾Ô ÅȽÅÀ ÍÅÏ ÚÅ ËÀÁËÒË Á Ã Ç ¾À ľ½È ÉÂ¾È Ë ½ÅÀ Ç Å ÅÏ Á¾ÀÄÅÀ ¿ ÅŠǾÀÊÔŽ Í ¾ÂÍË¿ ÅÂÅ ÅÆ Åà ǾÀ ÅÂ˽ ÁËÂË Á ÅÂË Ê ÅÀÄ ÔÅË À Û ½¾ÇÅÂÅÏ ÅÀ ÁËÀÄË À ÛÉ ÅÈ ËÓÌÅÄ ¾È Ë Û Ç ¾ÔŽýÅÀÈË ÀÁË ÅÀ ÛÄàŠÃÅÀÍ ¾ÂÀ ÅÁÅÆ ¾ÄÅÈÁÅÀÿÅÉ ÅÀÉ ¾ÁÅÈ Ð
C
Å ÅÌ¿ ÅÂÅÙÅÀÄ ÍË ÅÈÅÁËÄÃÀ Å ½ÅÀ ÊÂÅÀÄÁ ÅÔÅÇ Ç ¾À ľ½È É Â ¾È ˽ÅÀ ÇÅÂÅÏÅÁ ÅÔ ÅÏȾÍÅ ÄÅËÍ ¾Â˽ÃÆ
:
ÅÐ ÜÝÞßÝà àá
o
n
: M
¾À ÄÅÔ ÅÇË É ¾ÂÅÈÅ ÅÀ ÇÅÂÅÏ Æ ¾ÆÅÉË È ¾Ä¾ÂÅ Ç ¾ÔÃÉ Å½ ÅÀ É ¾ÂÅÈÅ ÅÀÇÅ ÅÏÀÙÅÐÍÐ âáàÞã äåÝæÝ
n
t
:
Ç ¾ÇË ÔË ½Ë É ¾ÂÅÈÅ ÅÀ Ç Å ÅÏ Æ ¾ÂÏÅÁÅÉ È ¾È ÊÂÅÀÄ ÅÆÅÃ Í ¾ÀÁÅ ÙÅÀÄÈ¾Í ¾À ÅÂÀÙÅÍ Ã½ ÅÀÊ Â ÅÀÄÅÆÅÃ;ÀÁ ÅÙÅÀÄǾÀË ÇÍ ÃÔ ½ÅÀÅÇÅÂÅÏÀÙÅÐ ¿Ð ço
n
t
ßèã ãáéê: M
¾À ÅÏ ÅÀ Á ÅÀ Ç ¾À ľÀÁ ÅÔ Ë ½ÅÀ Ⱦ¿ Å Š¾ÇÊÈ ËÊÀ ÅÔ Í ÅÁ ÅËÅÇÅ ÅÏÙÅÀÄȾÁ ÅÀÄ;ÂÔÅÀ ÄÈÃÀÄÁÅÔÅÇÁËÂËÀÙÅÐ
ÁÐ ëìÞÞßÝà àá
o
n
:
ǾÀ ÄÅÔ ÅÇËÉ ¾ÂÅÈÅ ÅÀÇÅÂÅÏÆ ¾ÆÅÉËÁËÉ ¾ÀÁ ÅÇÛÈ ¾ÏËÀÄÄÅÆËÁ Ž ÅÁ ÅÉ ¾Àľ½È É ¾È ËÅÀÇ ÅÂÅÏÆ ¾ÂÈ¾Í ÃÆоРíìáÝ
t
çáéêry
: P
¾À ¾½ÅÀ ÅÀ É ¾ÂÅÈÅÅÀ ÇÅ ÅÏ Á ¾ÀÄÅÀ ÆÅÀÉ Å ÉÂÊÈ ¾È Ò ¾ÂÍÅÔ ÅÆÅà ÓË È Ë ½ÐC
ÅÂ Å Ë ÀË Á ÅÉÅÆ Ç¾Â ¾Á ŽÅÀ ¾ÇÊÈË Ç ÅÂÅÏ Á ÅÀ ǾÀÄÃÍ ÅÏÀÙŠǾÀ Î ÅÁ˽¾È¾ÁË Ï ÅÀÁ ÅÀɾ ÅÈ Å ÅÀÈÅ½Ë ÆÁ ÅÔÅÇÁË ÂËÊ ÂÅÀÄÆ ¾ÂÈ ¾Í ÃÆÐÓÐ îà à Ý
rt
áv
Ý çèéït
äðán
ro
o
n
: S
ÃÅÆ Ã Â ¾ÈÉÊÀ ÔÅÀÄÈ ÃÀ Ä ÙÅÀÄ Æ¾ ÄÅÈ Æ ¾ÂÏÅÁ ÅÉ È¾È¾Ê ÅÀÄÅÆ ÅÃÍ ¾ÀÁÅÙÅÀÄǾÇÍ ÃÅÆÅÆÅÃǾÇÍ ÅÀĽËƽÅÀÅÇÅ ÅÏÐ ÄÐ ñv
Ýß ßäåt
áo
n
:
Ç ¾ÂÃÈŽ Å ÆÅÃ Ç ¾ÀÙÅ ½ËÆË È ¾¿ ÅÂÅ ÓËÈ˽ È ÃÅÆÃ Í ¾ÀÁ Å ÅÆÅÃȾȾÊ ÅÀÄ ÙÅÀÄ È ¾Í¾À Å À ÙÅ Í ¾ÀÁ Å ÅÆÅÃ Ê Â ÅÀÄ Æ¾ÂÈ ¾Í ÃÆ Í Ã½ÅÀ È ÅÈ Å ÅÀ ÅÇÅ ÅÏȾÈÃÀÄÄÃÏÀÙÅÐ ×ÁÅÔÅÇ
R
ÊÍËŽÅÀ Ú ÅÂÁ ÅÀË Û2011: 3
ØÐB
Ï ÅÒ ¾ÁÅÀS
ÅË ÀË×2009: 6
ØÎ ÃÄÅ;ÂɾÀÁ ÅÉ ÅÆÍÅÏÚžÇÊÈËÇ ÅÂÅÏÙÅÀÄôõö÷ø ù ú
S
÷û üû ý2009: 14
þ ÿ÷üN
÷ ü û ö ôò ò þ ùüù ÷÷ü û÷ ù üÿù÷ ÷ ü ÷ ÷y
÷ü ÿû ÷÷ ü ÷ ü ü ùü÷ ü ÷ üû ù÷÷÷ ü ÷÷ö÷ üy
ÿû ÷÷÷ ü ù÷ ÷ ÷ÿ÷ ÷ ÷ ü ûÿ÷ ÷ÿ÷y
÷ û
÷ ù ÷÷ý ùù û ÷÷ö
y
÷ü ÿû ü÷ü ù ÷ÿ÷ ÷ ü ÷ûü ÷ ÷ ù ûü ü ÷ ü ôr o
ut
þ;
ùûü ÿû ü ÷ ÷ ü ù ÷û ûüÿ÷÷ ü û û ÷û ù÷ ÷øù÷ ÷ üü üøù ÷ ÷ ü û ÷ ü ÷ ù ü÷ ü ÿ ÷ ü ù ÷ ûü ü ÷ üù ÷ ÷û ÿ÷÷÷ üÿ÷ üü÷÷ ü
K
ùÿ÷ý ùù û ÷÷ö ÷ü ÿû ü÷ ü ùÿ÷ ÷ ÷ ÷ ù÷÷ ÷ ü ÷÷ö ÷ üÿû ù÷ü÷÷ÿû û ÷ üôr
n
þ;
ù üù ÷ ü÷ üù û÷ ÷öû üû ùû ü û ÿ÷ ÿû ÷ÿ÷ û ù ÷ û û ÿ÷ ùö÷ ÷ ù ü÷ ù÷ ÷ö÷ ü ÷ ÷ ü ÿû ÷÷ö÷ ü ù ÷ ÷ü ÷û ü ÷ü ÷÷ ü ù ü÷û÷ ÷ ü ÷ÿ÷ ù ÷ÿû÷ ü ÷ü ù û ö ù û ÷ üý ü ö ü÷ ùù ÷÷ ÷ üý÷ûù ÷ ÷ý÷ ý ÷÷ýÿ÷ üÿû ÷ ùK
ù û ÷ý ÷ö÷ ûüÿûøû ÿ ÿ÷÷ ù üùüÿ÷ û÷ ü ù ù û ÷ ÷ö ÷ ÷ùüù ÷ ù÷ ÷ö÷ ü ÷ ÷ ÷ ü÷ ù ùü ù÷ ÷ö÷ ü
(
r
o
n
t
!)
ùöûü÷ ÿ÷ ÷ ù ü ü ÷ ÷ ü ÿ ÷ ü ù ü üû÷ û÷ ü ù ÷ ÷ øù÷ ÿ÷ ü÷ù ûD
÷ ûù üù ÷ ÷ üÿû ÷ ÷ ýÿ ÷ ÷ ÿû ÷ û ù û ÷ ü÷ö"÷ù û÷ ûüÿûøû ÿ%&'(' ') *'+ ', (' ) - . /'0 * '+', 1 -&(') 2%' ) &%-3+&-. *'+', .)(. 4. (5 0&+(. +. ('+.6789
r o
ut
:6789r
;n
:(' )6789r
<o
n
t
= >?@A'+.B'+'* &)25 )2%' 3%') &%- 3+ &- . &* C- . * '+',
y
')2(. D&+. %' ) CE & , 3'+' ', E. (.'0'-1 B '+'y
' )2 &/&%0 . / 5 )0 5 % *&) 2 &%-3+ &-.%') &*C- . * '+' , '(' E',( &)2' )*&) 2 &E CE' &*C-.* '+',(.* ' )'* &E. D'0 %' )3&)2 &)(' E. ')(.+ . 5 )0 5 % * &)25 )2%' 3%' ) (' ) * &)2%C*5 ).%'-.%' ) -&B'+ ' 4&+D' E (' ) '- &+0./1 *&)',' ) (' ) * &)2 &)(' E.%' ) -&B'+ ' &* C- . C)' E D'('. '* '+ ', ') 2y
- &( ' )2 D&+ E' )2- 5 )2('E'*( .+. )'y
-&,. )22'(' 3'0(.25 )' %' )-&B' +'%C)- 0 +5 %0 . /F5. Pengertian Kemampuan Mengelola Emosi marah
G&)5+50
G
CE&*' ) H2002: 58
I (')S
' E C4&J H(' E'*S
5 )).F
'(,. E',M
5- 0'*- . %.) 12011: 25
I *&)K&E'-%' ) * &)2 &ECE' &* C- . '(' E', *&)') 2').3&+'- ' ' ) ' 2'+ 3&+'- ' ' )(' 3'0 0&+5 ) 2%' 3 ( &) 2' ) 3'- '(' E', %&B' %' 3' ) J' )2 D&+ 2' )0 5 )2 3'(' % &- '(' + ' ) (.+. J'.05* &)2 &)' E. 3&+'- ' ' )- &L' %05 3&+'-' ' ) . 05 0 &+K'(. F
M
&)5+50G
CE&* ') (' )S
' EC4&J * &)2&E CE' &* C- . '('E', %&*'*35' ) 5 )0 5 % * &)2'05+ 3&+'-'' )1 * &) &)' )2 %' ) (.+. 1 * &E &3'- %' ) (. + . ('+. %&B &* '-' )1 %&* 5+5)2' ) '0 '5 %&0 &+- .)225 )2' )1 ( &)2' ) 0 5K5' ) 5 )05 % %&-&. * D' )2' ) &*C- . H%&-&.*D') 2' ) ' )0 '+' 3 &+'- ' ' ) (' ) E.)2%5 )2')IFK
&* 5(.' )G
CE&* ')H
2002: 428
IK52'*&)K&E'-%')5 )-5+M5 )- 5+50 '*'(' E'* *&)2 &E CE' 3&+'- ' ' ) '0 '5 &* C- . J')2 (. 'E'*. J'.05 *&)2 &0 ',5. C* C)2') -&)(.+.
untuk menangkap pesan-pesan negatif seperti ejek-ejekan
tersembunyi; menyadari apa yang ada dibalik suatu perasaan (misalnya sakit
hati yang mendorong amarah); menemukan cara-cara untuk menangani rasa
PQRSTUTRV TW XQ WSTX TY Z QZQRTX T T[\] S ]TYTU ^ S TX TY S ]U ]_X` \VTW ZT[a T VQ _T_X` TW _Q W bQ \c\ T Q _ cU ] TS T\T[ VQ _T _X` TW ] WS ]d]S` S T\T_ _QWTW bTW] XQ RTU T TWTY T` _Q WbQWS T\ ]VTWQ _cU]
y
TWb_` We` \X TSTS ]R]T bTR S TX TY S ]` WbVTX VTW UQeTR T YQX TY U QU`T] SQ W bTW VQ UQ \ TRTU TW TWYT RT X Q RTUTT W S TX TY S ]YQ R] _T c\Q [ \ ]WbV` WbTWf gTR] ZQRZ T bT] \] YQ RTY` R S ]U Q Z` YVTW ZT[w
T Q _cU]YQRS ]R] S TR] ZQ ZQ RTX T ZQ WY` V U QXQRY]b Q _Z] RT^ [TR` _Q R`X T VTW ZQWY`V Q _cU] X cU ] Y]h^ U QS TW bVTW VQe Qw
T^ U QS ] [^ _T RT[ _Q R`X TVTW Z QWY` V Q _ cU ] WQ bTY]h f gT\ T_ XQ WQ \] Y]TW ]W]^ XQ _ZTYTUTW X TS T Q _cU]y
T Wb TVTW S ]VQ \c \ T TS T\T[Q _cU]_TRT[fiQ _TRT[ TW
y
T W b Z]U T S ] VQ WS T\] VTW UQ ZQ WT RWTy
Z` VTW\ T[ _Q Wj TS ] U ` TY` _ TUT\T[^ WT_` W T VTW _QWjTS ] _ TUT\T[ Z] \ T TS TWy
T VQY ]S TV_ TY TW bTW Q _cU] S TR] UQU Q cRTW by
T Wb _Q _ Z]TRV TW S ] R] Wy
T U Q WS ]R] S ]V QWS T\ ]VTW c\Q[ Q WQ Rb] VQ _TRT[ TW YQRU QZ` Y kl cR_ TW mR]b[Y^ Nnnno pO qf iQY ]VT ] WS ]d]S` Y ]S TV S TX TY _Q W bQ WS T\ ]VTW S ] R]WTy
_TV T \QS TVTW Q _ cU ] cWT\ U QX Q RY ] ]Y` _QR`X TVTW X Q _ ZTj TVTW UTRTh f r]R] ` YT_ T XQ _ZTjTVTW U Q_ TeT_ ] Y` TS T\T [ ZQ b]Y` UTTY YQRU QZ` Y Z QR\T\`^ _Q RQV Ty
T W b _Q W bT\T_ ]Wy
T Y ]S TV _Q Wy
TS T R] TX Ty
TW b Z TR` UTjT _Q RQ VT \TV` VTWfL
Q YTV UQ _` T WThU ` ZQ RTUT\ S T R] T_] bS T\ T^ U Q Z` T[ X`UTY S ] cYTV \ ]_ Z]V sTW b ZQ Rh` W bU ] UQ ZT bT] b`S T Wb ] WbTY TW Q_ cU]cWT\ kG
c\ Q_ TW^2002: 19
t20
qfS
Q \T]W ] Y`^ _QW` R` YS
[TX ]Rc k2003: 293
q T_ ] bS T\ T TS T\T[ ZTb]TW S TR] cY TV sTWb ZQ RY`bTU ` WY` V _QWbQ \ c\TQ _cU]fP
TS T XQ WQ\ ]Y ]TWL
QD
c`u S ] YQ _` VTW ZT[aT T_]bS T\T kU ]U YQ _ Q _cU ]qyz{| y}~{
y
|{ ~ ~{ ~{ z} z ~ z }{ z|{ ~ |{ | | ~} ~ z |{ ~ ~{ } ~ yz{y
~ ~ | ~ ~ ~{ yz ~~{{~y
G
z y~{2002: 24
B
z | ~y ~ z ~ ~ y| ~ ~ ~{ } z yz{z |y~ |{~ | ~ ~{ [image:42.595.145.522.277.527.2] | | |y ~| z|{ ~ z ~~y
S
z~| ~{ z ~ | | |y z z | ~ ~{ yz{ ~{ ~| | ~{ yz{z{ ~{ y~{ ~ ~{ z }{ ~{ | ~ z }{ z |~ z y | {~ |{~ | | |y z ~y | ~~{ yz{ ~ |~{ } ~z y |:
Gambar 1. Letak Amigdala dalam Sistem Limbik (Goleman, 2002: 25
D
~| }~}~ ~{ |~ ~ ~}~ |z~| ~ ~ ~~ | ~ ~}~ yz z }{z{ ~{ z } ~ z y | ~{ | ~ ~~y|
P
| C
~T
~ | ~ ~yE
y~{2012: 197
z ~yz{ ~ ~ yz{ z ~ ~{z y~~~{| ~ ~{~yz y ~ ¡ ¢ £ ¡ ¢¤¥ ¦ § ¦¦ ¤ ¦ ¡ ¡ ¨¤¦ ¦ ¡¡ ¢£ ¡¦¤ ¦§ ©¡ ª ¦¨¦ ¨ ¡« ¨¡¢ ¨¡¦ «¥ ¡ ¡ ¡ ¨¤ ¦ ¨¥¡¥ ¨¬ ¨« «¦« © £§ ¦ §
y
¡«¢ § ¡ ¨ § ¥ § £ ¡ § £« ¨«¤ « ®¥ ¡ ¯ ¡¦ § °°°±²³´µ¶ § ·ªª¥¡¨ ¨ ¶
w
¸ ¢¦ « ® µ§ °°¹± ³´ © ¡¤¨¤¦ ©º ¤¨ ¥ ¢ ¡ ¦« ¨¢ ©«¦ » « ¥ ¥ ¢ ¡ ¼½¾¿r
À ¼½¼¾¿À¿n
t)
¨ « « ¡ ¤ ¡¢ ¥ ¢ ¥ ¢ ¡¦¤ ¡ « ÁÂÃÄÅ ÆÇ Æ¾Ås
y
©© y
«£ « y
¡ µ È ¨ ¨ · ªª¥ ¡¨§ «¡«¦G
¦¡ É ¨ T
ÉN
¨¦§2011: 31
´M
¥ ¥ ¢ ¡ (
¼½¾¿r
À ¼½¼¾¿À ¿n
t)
¡«¤ ¤ « ¨¬ ¨« «¦« ¨ ¥ ¢ ¡ É ¨ ¨ © ¡ ¡ ¢¤¥ ¦ ¡ ¨¤ ¦¡¢ ©«¦ ¨ £ ¡ É ¨ ¤ ¦ ¨¦ ¡ ¥ « ¢ ¦¡µ
D
¡ ¤¨¤ ¦ ¨¤ ¦ ¨¦ ¡ © ¡ © º ¤ ¨ ¥ ¢¡ » «¨¢ ©«¦¦« ¢¨ ¥ ¥¢ ¡µB
¬ÊS
2009: 33
´» ¢ © º¥ ¥ ¢ ¡ÍÎÏÐÎ ÏÑÒÓÔ ÕÒÏ Ö Ò× Ò Í Ò ÖÒØ ×ÎÙ ÒÐÒÔ ÖÎ× ÚÛÏ Ü Î ÖØ ÒÑÒÚ ×Ô ÜÝ Ò×Ô
y
ÒÏ Ð ÜÔÑÒ Õ ÍÎÏÎÏÒÏ ÐÕÒÏy
ÑÎ Ï ÐÒÏÞÒÖÒy
ÒÏ ÐÑ ÒÚÒÜÑÔ ÜÎ ÖÔÍÒÛ ÓÎØÓÔ ÏÐÕÝ Ï ÐÒÏßà ÒÖÔ ÚÎ ÏÑÒÚ ÒÜ ÚÒÖÒ ÒØÓÔ ÑÔÒÜÒ× ÑÒÚÒÜ ÑÔ Ü ÒÖÔÕ ÕÎ ×ÔÍÚÝ Ó ÒÏ Ù ÒØ á Ò ÕÎ ÍÒÍ ÚÝ ÒÏ ÍÎ Ï ÐÎÓ ÛÓÒ Î ÍÛ×Ô Í ÒÖÒØ ÒÑÒÓÒØ ÕÎÍÒÍÚÝ ÒÏ ÍÎ ÏÐÎ ÏÑÒÓÔÕÒ Ï Î ÍÛ×Ô Í ÒÖÒØ ÒÜ ÒÝ ÍÎ Ï Ò ÏÐÒÏÔ ÎÍ Û×Ô ÍÒÖÒØ
y
ÒÕÏÔ ÍÒÍ ÚÝ ÍÎ ÏÐÎ Õ× Ú ÖÎ×ÔÕ ÒÏ Î ÍÛ×ÔÍÒÖÒØÒÜ ÒÝ ÍÎ Ï ÐÛ ÏÜ ÖÛÓÎ Í Û×Ô ÍÒÖÒØ×ÎÙÒ ÐÒÔÖÎ× ÚÛÏÜÎ ÖØÒÑÒÚÕÛÏÑÔ×Ô ÓÔ ÏÐÕÝ Ï ÐÒÏy
ÒÏ Ð ÕÝÖÒÏÐ ÍÎÏÎÏÒÏ ÐÕÒÏy
ÑÎ Ï ÐÒÏ Þ ÒÖÒy
Ò ÏÐ ÜÎ ÚÒ Ü × ÎØÔ ÏÐÐÒ ÔÏÑÔ âÔÑÝ ÑÒÚÒÜ ÙÎ ÖÚÎÖÔ Ó ÒÕÝ ×Î ×Ý ÒÔ ÑÎ Ï ÐÒÏ ÑÔ ÖÔÏÒy
ÑÒÏ ÑÔ ÜÎÖÔÍÒ ÑÔÓÔÏÐÕÝ ÏÐÒÏÏÒy
ß6. Tujuan dari Mengelola Emosi Marah
ãÎ ÏÜÔ ÏÐÏ
y
Ò Í Î ÍÔ ÓÔ ÕÔ ÕÎ ÍÒÍ ÚÝ ÒÏ ÍÎ Ï ÐÎ ÓÛÓ Ò ÎÍÛ×Ô ÍÒÖÒØ ÒÑÒÓ ÒØ Ý ÏÜÝ Õ ÍÎÍÙ ÒÏÜÝ Ô ÏÑÔ âÔÑÝ ÑÒÓÒÍ ÙÎ ÖÔÏÜÎ ÖÒÕ×Ô ÑÒÓÒÍ ÕÎØÔÑÝ ÚÒÏ ×ÎØ ÒÖÔäØ ÒÖÔß åÝæÝ ÒÏ ÑÒÖÔ Í Î Ï ÐÎ ÓÛÓ Ò ÎÍ Û×Ô ÒÑÒÓ ÒØ ÕÎ ×ÎÔ ÍÙ ÒÏ ÐÒÏ Î Í Û×Ôç ÙÝ ÕÒÏ ÍÎ ÏÎÕÒÏ Î ÍÛ×Ô;
×Î ÜÔ ÒÚ ÚÎÖÒ×ÒÒÏ ÍÎ Í ÚÝ ÏèÒÔ ÏÔÓÒÔ ÑÒÏ ÍÒÕÏÒç ÍÎ ÏæÒ ÐÒ Ò ÐÒÖ Î Í Û×Ô èÒ Ï Ð ÍÎ ÖÔ × ÒÝ Õ ÒÏ ÜÎ Ü ÒÚ Ü ÎÖÕÎ ÏÑÒÓÔ Í Î ÖÝ ÚÒÕ ÒÏ ÕÝÏÞÔ ÍÎ ÏÝæÝ ÕÎ × ÎæÒØ ÜÎ Ö ÒÒÏ Î ÍÛ×Ô éG
ÛÓÎ ÍÒÏç2002: 77
êßB
Ø ÒâÎ ëS
ÒÔ ÏÔ é2009: 9
ê æÝ ÐÒ ÙÎÖÚÎ Ï ÑÒÚ ÒÜ Ù ÒØ áÒ ÑÎ Ï ÐÒÏ ÍÎ Í ÚÎÓ ÒæÒÖÔ Ù ÒÐÒÔ Í ÒÏÒ ÍÎ Ï ÐÎÓ ÛÓÒ Î Í Û×Ô ÍÒÖÒØ èÒÏ Ð Ù ÒÔÕ ÑÒÚÒÜÍÎ ÍÙ ÒÏÜÝÔÏÑÔ âÔÑÝ ÍÎ ÏÐÎ Õ×ÚÖÎ ×ÔÕÒÏÍÒÖÒØÑÎ ÏÐÒÏÞÒÖÒèÒ Ï ÐÚÛ×Ô ÜÔìßE
Í Û×Ô ÍÒÖÒØ ÑÒÚ ÒÜ ÍÎ ÍÙ ÒÏÜÝ ÔÏÑÔ âÔÑÝ ÑÒÓ ÒÍ ÍÎ ÏÐÒÍÙÔ Ó ÜÔ ÏÑÒÕÒÏïð ñ
y
òð óôð õö ÷øî ù ùú í ø û üýó þýÿö ñöó õþ öó ôöð ýóýÿ ÿööó ö ö ý ü ð üö ö öô öÿ ö üýüý ð ñöó ðÿ ð öó ý ñ ý ð üö ö ôöÿö ü ööy
ö óý öõ óôð ðô öó
y
üöü üýü ýÿö þ öð ý ööð ö ö ô öÿöü üýó ýóôöÿ ð ñöó ýü ð üö ö ö ñöó õö üð ÿ ÿ ýð ý öy
ö ôðð ýôöóñöó ð óôðð ô öóy
üý ý óý ü ðüöö ôöÿö üö öy
ö ó ö üöõý öôö ðõö ðy
ö ó ý ýôö üý üð ÿðñð ñý ýóôý óöó ó õ ñ üý ö ö ñöó õö ð ôöó ð óôðð ô öñöó ÿ ý ð ý ð ó üý üðÿ ð ñð ñóÿ ð ñ ôýóöó öó ÿ öðó ôöó ö ñö ó ôðð óö
y
ýóôðð÷G
ÿô ýó ôöÿ öüT
ð ñN
ðóôðõö2011: 32
ûS
ýÿ öð óð õ üý üðÿ ð ñð ñý üö ü öó üýóýÿÿ ö ý ü ð üö ö ôö ö õ üý ü öó õ ð óôððô ôöÿö ü üýÿ ö ññöóo
n
t
õý öôö ý óð ó õý ó öÿôö óý ñ õý óöÿ ý ööðö ñð öõ ôö ð ý ü ð üö ö öó ôð ö ö ñöó ôöó üý üý ð ñ öó ü õðö ð ðõð ó õñ üýüýöñ öó üö öÿö ý ðó ö ô ö ö õ õü ôöó ýöôö õ ö ð ôýóöó ÿ ðó ñóöó÷B
öýS
öðóð; 2009: 10
ûD
ö ð ýó þýÿ ö öó ôð ö õö ôö ö õ ôðõö ð ñ ñý ð ü ÿö ó ö ö õþ öó ô ö ðüýüðÿ ð ñð ñý üö üöó üýó ýÿ ÿö ý ü ð üö ö öôöÿö ó õñ üý ü öóõ ð óôðð ô üýó ý ñ ý ðñöóý ü ð üöö ý öö ðõð
;
üýüðÿ ð ñðo
n
t
õýöôö ôð ð ýóôðð üö ó öó ÿöðó ôöó ôöö õ üý üý ö ñöó üö öÿöýö ööð ñ ýð óöô ö ö õý öôöõö ðôðÿ ðó ñóöó ýöööð ñ
7. Dampak Ketidakmampuan dalam Mengelola Emosi Marah
K
ý õð ôöñüö üöó ôöÿö ü üýó ýÿÿö ý ü ð üö ö ôöö õ üýóð ü ÿ ñöó! " #$ % & ' " #$ (# #! " #$ ) *" *# *
y
+ * ) &*, *-.+ *"! * / 0 # + # 1* 234456 73 8 *9 ' ! * + ) ! *" 0#( + # ,$ #06y
- : ) !) + + # #+ *! ' " )0# *# &'! * *# &'! * ! #0 , 0 # + * + *+
;
&)10 * # *"" * "" !0 * *" * , #+ ); + #0 ! 0 # 1 *"$&! *+ # " *# 0 9" &! *+ #, 1 0 #;
! *"! # * * &# 9 + # + #& *<# 1 * " !0 #! 0 ! & + = ' "# + * & *= ! , + ' , #+ );
0 ! 1 * " = * " 0 #+ ! & =!;
& )10* # <) 0 9 + # )' );
0 ! + *" 0 )#' * '&#, 0 + # # = *" & * *=;
&# * =& &! *! 0 # * 2 & )10 * # *9 + #) *+ #0 )*= ! #0 9 *0 *"8;
& )10 *# & *"7 & *"> !0 !0#!,-&-
A
! # & 0 ) + 1 * " = * " + # , # = #0 ! #0 ) + * ""10 (# #! 2 ) &# ' 1 *" = * " + # , # 0 ! * )! ' * ! * * #*"" '! * &! 7 &! $' ! 0 ! ) + * ""10 0&, *= 8;
*# &'! * ! #0, 0# + * 0 + *+;
+ * #'#! #0! * *)*-<-
A
! # & 0 ) + 1 * " = * " ' #, 0 = #0 1 *" 0 &0 *9 + # ! #0 , 0 # ) + = * " ,;
#! 0 *<#*" ! , * 1 *" & " # &!0# ) & ' *& "# + 0 !' " = * "+ # , #0&0-+-
A
! # & 0) + 1 * "= * ", *= *+*" = #01 * "0 &0 ! *0#+ ! ! ) + = * " ) ,; + ) 0 9 + # & ' + *+ 0 )' ! * # ) , 0 , + ) * ""10 ! ' " *=;
-+ * + ) 0 *", *< ! * , 0 & *+ ) &## ' ! , *+ #' )# ! *+ *" *! ! * 0 )0 *= #' 0 ,#-B
*= ! *= + ) ! = *" *" 0 #( = * " + #0# &'! * ! #& 0 1 #,$ 1', ! * #0 & " # ) *+ #+ #! ) ' & ( #! # < '# 0# + * #! # ! * & " # * & #! *' = * * &#&#*" *+ * ! 1* '# *" " #> ) 0 , # *+ + # + ) ! ) # ' ! , = *" * " 0#(-
S
& " # ) = ) & # * & *0 * = * " + # & #! * ! ) + #> *0! + ) 0 *" ' 1' 1#,-B
#! 0 ) *+ ) 0 , '# *" * # *( 0 1 # , < )1#0#(-B
, %?S
# *#22009: 9
710
8*9 ' ! *& ,> 1# , + ' , & ,BCBDCEFGHI HJ HK LGJHM NCB GE GO GP Q GD GK BCB FCEH CPCE RH QGP BSK HTGJ H LPKLI BCBCU GOIGP B GJ GV GO M WVCOJ C FGFHKLICBGEGOGPO GE LJ QH LP RI GDI GP JCUGEG K CD GK GK GL QHICVS VG JCU GEG CXCIKHX J CO HP RRG Q GD GK BC BFGPKL HP QH THQL LPKLI KLBFLO Y BC V GI LI GP D CE LFGO GP Q GP GQGDK GJH QCP RGP V HPRI LP R GP Z[OGTC \
S
GHP HYA ]]^_10
`MB
CE Q GJGEIGP QGBD GI aGP R QHB LPU LVI GP I GECP G CBSJ H B GEGOBCP H BFLVI GP QGBD GI aGPR PC R GKHX JCEK G BC BF LGK BGJ GVGO V C FHO FLE LI B GI G DCE V LPaG LJ GO G LPK LI BCP QGD GK I GP QG BD GI aGP R DSJ HK HX BGI G DCE VLPaG GQGPaG IC B G BD LGP QGV GB BCP RC VSV G CBSJ H BGE GO QHB HV HIH HP QHTH QL JCO HPRRG FCEQG BD GI DSJ HK HX QGP QGDGK BCB FGPK L HP QHTH QL QGV GB BCBCU GOIGPB GJ GV GOJCE K GFCEGQ GDKGJHQVHPRI LPR GPPaGQCP R GPFGHI M
8. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Mengelola Emosi
Marah
M
GEGO KHQGI K H BFLV QCPRGP JCP QHE HPaG KC E QGD GK X GIK SE DCPaC F GF aGP RQGD GK BCPaC F GFI GP HP QHTHQL BCPbGQH BGE GO M
M
CP LE LKE
Qa cGdC LJ Q GVG BT
E HGPK SESS
GXGE HG Q GPN
SXE GPJE
IGS
GD LKEG Z2009; 81
` JCUGEG RGEHJ FCJGEE GJ GB GEGOFHJGQHJ C FGFIGPS VCOXGIK SEHPKC EP GVQGPCIJK CEP GVYaGHK L_ GM
F
GIKSE HPK CEPGV GPKGEG VGHP BCPaGP RI LKe fgh i
o
n
t
jk gJ CJ CSEGP RY DS VG D GP QGP R aGP R QHGPLK PaGY JCEK G ICFHGJGGPlIC FH GJ GGP aGP R QHKLBFLOI GPPaGQ GVGBBCECJ DSPJLGK LDC E BGJGVGO GP M
FM
F
GIKSE CIJ KCEPGV GPK GE G V GHP GQGVGO JHKLGJHlJ HK LGJH QH V LGE QHEH J CJ CSE GPR aGPRBC BGP U HPRECJ DSPC BSJHSP GV YVGKGEFC VGIGP RI C V LGE R GYJC EK GFLQ GaG QGPVHPRI LP RGPJCI HK GEMM
CP LELKP
LEm GPK S QGPM
LV aSPS Z2006: 18
l19
` QGPT
EH GPKSESS
GXGEH Gop qors tu vw xw ry
y
ow s z r{|{ |o} o~y
o~ { u|{w} o~yz
os z
os s {us {~szy
o~ oos {~y
{ or o~ { txwou o}o~} tut~r{ | ow~pp qors tuxwrwx
ox o u{~ o} w uw
=
rw
o
x
), yaitu menilai
dirinya sendiri lebih rendah dari yang sebenarnya. Orang ini akan
mudah tersinggung dan mudah sekali sekali marah
2) Sombong (
ty
x
, yaitu menilai dirinya sendiri sangat
penting melebihi kenyataan yang sebenarnya. Jika yang diharapkan
tidak terpenuhi, maka dengan sangat wajar akan menjadi marah.
3) Egoistis, yang menilai dirinya sangat melebihi kenyataan. Orang yang
bersifat demikian akan mudah marah karena selalu terbentur dengan
pergaulan sosial yang bersifat apatis (masa bodoh).
Sedangkan menurut Hurlock (dalam Devi Mayasari, 2008: 19) ada
beberapa faktor yang mempengaruhi dalam mengelola emosi marah atau
pengendalian emosi marah pada remaja, antara lain:
a. Usia; semakin bertambah usia seseorang maka akan semakin tinggi
kemampuan mengontrol emosi marahnya. Diener, sandvik & Larsen
dalam penelitian efek usia dan jenis kelamin terhadap intensitas emosi
menyimpulkan bahwa orang yang lebih muda menunjukan rata-rata
tunggi pada perasaan negatif.
b. Pendidikan; melalui pendidikan diharapkan ilmu dan pengalaman
seseorang semakin bertambah sehingga mampu mengatasi
dan
menguasai emosi marahnya secara baik dan bersikap rasional. Semakin
tinggi tingkat pendidikan yang dialami seseorang, maka akan semakin
bertambah wawasan dlam bersikap maupun berpikirnya.
c. Jenis Kelamin; jenis kelamin laki-laki mudah mengekspresikan emosi
marah mereka daripada jenis kelamin perempuan.
d. Figur Orangtua; figur orangtua berpengaruh terhadap pembentukan
¡¢£¤¥£¦ ¢§ ¢ §¥§¨ §
y
§ © ¡§ ª§¥ § « ª§¥§y
§ ¡ £ §§ © ¡§ ¬¥ § ¡«¬¥§ ¡y
§ ¡ ©¢§© ¡§ §®y
® ¯ § ©§ ¡§ © § ¢¤¥ ª §
y
§ § ¥¨ §© §¤ ° ¦ ¡¢± ¡§;
¤ § ©§ ¡§ ©§ ¢¤ ¥ª §²§ § § ¡ ©¦ ¥ ¦ ©§ °¦ ¡¢± ¡§ £ ¢¦§¥ ¤ ¡§¥±¨¦ ¥ §¢£¦ ¦ ©¦ ³¦ ©±¥¨ §©§¤ ¬£¦²§ ¡©¦ §°§¦ ²§®B
§¨´ §¦ ©¦³¦©±²§ ¡¦°¦¢¦ ¤ § ©§ ¡§ © § ¢¤¥ª § ²§ § ¤ ¬£¦ ¦ µ ¥¨§©§¤ ©¦¥¦ ©§ °¦ ¡¢± ¡§ §¢§ ¶¥§¢£¦ °¶¦¨ ¤ ¬£¦¦µ ¥¨ §©§¤ ¬£¦ ²§ ¡ ©¦ §°§ ¦ ²§®N
§± §¤§¶¦°§ £ ¶§°¦ ¢ ²§ §¢§ ¦ ©¦ ³¦ ©± §¢§ ª ©¥± ¡ ¶¥§¢£¦ ¡§¦ µ ¥¨§©§¤ ¬£¦ ²§ ¡ ©¦§°§¦ ²§ ®D
§° § °¦ ¡¢± ¡§ ²§· ¥ §¸ § ¥ § £¢§°¦ ¨± ¶± ¡§ ²§ © ¡§ § £ ¶§²§®T
§ £ ¶§ ²§ ¥±¤§¢§ µ§¢ ¬¥ ²§ ¡¶¥¤ ¡§¥±¨¢± §©§° §¤ ¥ ¢¶§ ¡§ ©§ ¤ ¥¦°§¢±¥ §¸§¹B
¨ §³ ºS
§¦ ¦ ·»¼¼½¾37
¿®S
° §¦ °¦ ¡¢± ¡§ ¢° ± §¥ ¡§· °¦ ¡¢± ¡§ £ ¢¬°§¨ ¥±¤ §¢§°¦ ¡¢± ¡§ ²§ ¡¤ ¦ ¡ ¶§¡¦ ¥ §¸§·¬°¨ £ ¶§¶¦±¤¥ °± ²§¤ ¶¥¦§ °§¦¨ § ²§ ¡ ©±¢± ¡ ¤ ¥ ¢¶§ ¡§ £¦ £´ §· ¢¨± £± £ ²§ ¤ ° §¦¨ § ¢§¤± § ¡° ¬°§ ¬£¦ ®
B
¥ ©§£§¥ ¢§ ¤ °¦ ¦§K
°° ¥ ©§B
¥²· ¤ °§¦¨ § ÀÁÂÃr
ÄÀÁÀÂÃÄ Ãn
t
²§ ¡ ©¦ ¶¥¦ ¢§ ¥¨ §©§¤ ¥§¸§ © §¤ § ¡±¥§ ¡¦ ¦ ©§¢§ ¢ ¢¥ §£§ ©§ ¬£¦ ²§ ¡ ¶¥ ° ¶¦ ¨ § ¹ ©§°§R
¬¶¦¢§ ´ §¥©§ ¦·2011:3
¿ ®D
§¥¦ µ §¢¬¥ ¤ ² ¶§¶ §¥ §¨ © §¥¦ ¤§¥ § §¨ °¦ ©§¤§ ©¦£¦¤± ° ¢§ ¶§¨ ´§ÇÈÉ ÈÊ ÊËÌËÍ ÎÏÐ ÊÈÍÈÉÈÑ
y
È Ð Ò ÇÓ ÈÉ ÈÊÓ Ô ÕË ÇÖÈ× ØÈÙÚ ÏÌ ËÙÍ ÚË ÌÐ ÈÉy
ÈÐÒ ÛË ÌÈÍÈÉ ÇÈÌÓ ÙËÉ ÖÈ Ì ÒÈ× Û ÖÇÈy
È ÇÈÐ É Ó ÐÒÙ ÖÐ ÒÈÐ ÍËÙÓ Ú ÈÌy
È Ð Ò ÊË ÐÜ ÈÇÓ ÊÏÇËÉ ÇÈÉÈÊÊË Ê ÈÐÝÓÐ ÒÌËÍÎÏ ÐË ÊÏÍ Ó ÏÐÈÉÌË Ê ÈÜ È ÔÞÑÈßË à
S
ÈÓÐÓ á2009: 4
â ÜÖÒÈ ÊË ÐãËÛÖÚÙ ÈÐ ãÈÐÒ Ú Ë ÌÊ ÈÍ ÖÙ ÇÈÉ È Ê ØÈÙÚ ÏÌ ÓÐÚË ÌÐÈÉ ÈÇÈÉÈÑÚË Ì ÊÈÍÖÙ ØÈÙÚ ÏÌ ÙË ÎÌÓÛÈÇÓÈ Ð× ÙËÚÌÈÊ ÎÓÉÈÐ ÎË ÊËÝÈÑ È Ð Ê ÈÍÈÉ ÈÑ× ÙËÊ ÈÚÈÐ ÒÈÐ× ÎË Ð ÒÈÉ ÈÊ ÈÐ ãÈ Ð Ò ÚÓ ÇÈÙ ÊË ÐãËÐÈÐ ÒÙÈÐ Ç ÈÐ ÙË ÊÈÊ ÎÖÈÐ Ù ÏÐÚÌÏÉ ÇÓÌÓ ãÈÐ Ò ÌË ÐÇ ÈÑ× ÍË ÇÈÐ ÒÙ È Ð ØÈÙÚ ÏÌ ËÙÍ ÚË ÌÐÈÉ ÈÇÈÉÈ Ñ Ú Ë ÌÊ ÈÍÖÙÎËÌÓÉÈÙ ÖÐËÒÈÚÓØãÈÐÒÇÓ ÛË ÌÓÙ ÈÐÏÌ ÈÐ ÒÚÖÈ×ÎË ÐÒÈÌÖÑÚ Ë ÊÈÐÍ Ë ÛÈãÈ× ÊËÇÓÈÊÈÍÈ×ÍÚÈÚÖÍÍ ÏÍ Ó ÈÉäËÙ ÏÐÏÊÓ ×ÍÚÌËÍÍ ÏÍ ÓÈÉÇÈ ÐÉ ÈÓÐ äÉ ÈÓ Ð Ô9. Aspek-Aspek Kemampuan Mengelola Emosi Marah
B
ËÌÇ ÈÍÈÌÙÈÐ ÎË Ð ÒËÌÚ Ó ÈÐ ÙË Ê ÈÊ ÎÖÈÐ ÊË Ð ÒËÉ ÏÉÈ Ë ÊÏÍ Ó× ÊËÐÖÐÜ Ö