I1\fFLEMEN
TAS TCST#EX
TU
AL
T E
A C PA TN
{':I
ffS
T,E
ARN
XNG DIi
},ATt'?PEMEELAJ.&RAN Ix,FIU
PKNGETAT{TJAF{
S$S}AL
*[
SMP
N
I(.}V{}GYAKARTA
Oleh:
Dr. Muhsinatun Siasah Masruri, M.Pd. Drs. Suhadi Furwantoro, M.Si.
Dra. Suparmini, M.Si.
F'AKUX,T'AS
TLMFJ SOSXA},
SAN
EKONOMX
UIqEVERSTTAS
NEGER.T
YS
{}YAKART'A
Penelitian ini dibiayai dengan dana Dl['A FISE UNY No kontrak
:
561 /H.14.14/PMl2ffi8 tanggut Z tvt*i ZOOAlmplementasi
Contextual Teaching and Learning Dalam
Pembelajaran
llmu
Pengetahuan
Sosial
di
SMP
N
10
Yogyakarta
Oleh:
Muhsinatun S iasah, Suhadi Purwantoro, Suparmini
ABSTRAK
Penelitian
ini
adalah penelitian tindakan kelasdengan
tujuan
meningkatan hasilbelajar dan
mendapatkanbukti
peningkatan hasil belajar IPS siswa kelasVII
SMPN
10 Yogyakarta setelah mengimplementasikan model pembelajaran yang tidakkonvensional atau tradisional.
Metode yang digunakan dalam penelitian
ini
adalah menggunakan beberapasiklus
kegiatan,
yaitu
pada
siklus
pertama
pembelajaran menggunakan metode pembelajaran konvensional, dengan teaching centris. Hasilnya kemudian dievaluasi Lerdasar hasil refleksi. Selanjutnya dilakukan putaran atau siklus berikutnya, dengan menggunakanmodel
pembelajaran
aktil
yaitu
dengan
menggunakan model pembelajaran kontekstual atau Contextual Teaching andLearning
(CTL).
Berdasar kedua model tersebut kemudian dibandingkan hasilnya.Hasil
penelitian tindakan kelas
ini
menunjukkan
kecenderungan yang menggembirakankarena
pembelajarankontekstual
dapat menjadikan pesertadidik
cendeiunglebih
aktif
belajar,
lebih
antusiasberdiskusi,
lebih
suka
menjawab pertanyaan,lebih
suka mengemukakan pendapat sertamateri
yang diperoleh lebih banyak dan yang terpenting lebih dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari\
\
\
lil
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang MasalahKurikulum KTSP yang
merupakanKurikulum
Berbasis
Kompetensi(KBK)
merupakan
salah satu
bagian
dari
reformasi pendidikan di
Indonesia.
Di
masalalu
pendidikandi
Indonesia cenderung terfokuspada
penguasaanaspek
kognitif,
pembelajaranberputar-putar
padapemahaman konsep, siswa
tidak
bersentuhan dengandunia
nyata ataulingkungan
sekitar. Guru
sangatfasih
berbicara tentang konsep tetapitidak mengaitkan dengan kehidupan sehari-hari, maupun fenomena yang
terjadi
di
lingkungan
sekitar.
Guru
kurang menyadari
bahwapemahaman (internalisasi) konsep yang
di
ajarkan memerlukancontoh-contoh (analog) dengan
fenomena-fenomenayang sudah
difahamidengan baik oleh
siswa.
Guru kurang mengembangkan potensi yang adapada setiap siswa secara
optimal.
Akibatnya
banyak lulusan sekolahmenengah
yang menjadi
pengangguran,tidak
tahu
apa
yang
dapatdilakukan.
DenganKBK,
kompetensi-kompetensi yang harus dikuasaioleh siswa terjabar dalam standar kompetensi lulusan
(SKL) di
lingkupsekolah, Standar Kompetensi
(SK)
pada masing-masing mata pelajaran,dan Kompetensi Dasar
(KD)
yang merupakan kemampuanminimal
darisuatu (SK).
Dalam
rangka
menciptakan suasana pembelajaran
yang
aktii
komunikatif,
efektif,
ef,rsien,
dan
menenangkan(PAKEM),
perludiimplementasikan pendekatan pembelajaran
yang
dapat
mengaitkanantara materi yang
di
ajarkan dengan situasi dunia nyata dan mendorongsiswa membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya
denganpenerapannya dalam kehidupan sehari-hari sebagai anggota keluarga dan
masyarakat, sehingga pembelajaran
lebih bermakna.
Pendekatan yangdimaksud adalah Contextual Teching and Learning
(CfD.
SMP
Negeri
10
Yogyakarta merupakan salah satu sekolah menengahtingkat pertama
di
wilayah Kota
Yogyakarta yang terletakdi
pinggirankota.
Sekolah tersebut telah menerapkanKBK
sejakKBK
diberlakukansecara
terbatas.
Sampai saatini
ketika
sekolah harus mengembangkansediri
kurikulumnya,
yaitu yang
disebut
Kurikulum Tingkat
SatuanPendidikan (KTSP),
atau
kurikulum
2006,
SMPN
l0
Yogyakartajuga
sudah mengaplikasikannya.
Guru-guru yang
tergabung
dalam
matapelajaran
IPS (geografi, ekonomi, dan
sejarah)telah
mengembangkansilabusnya maupun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP).
Namunpelaksanaannya
belum dapat
dibedakan
antara
pembelajaran
yangmenggunakan pendekatan
CTL
dan
pembelajaranyang
konvensional.Metode pembelajaran
yang
digunakanmasih dominan
ceramah guru,sesekali diselingi dengan diskusi, hanya
diskusi.
Akibatnya
kejenuhansiswa masih
belum
terobati,
ada yang mengantuk, ada yang
bicarahanya beberapa siswa yang mendominasi
kegiatan.
Fasilitas alat perugaIPS
memangbelum
memadai,yang ada
hanyaglobe,
beberapa petalndonesia serta peta dunia. Sumber belajar sepenuhnya menggantungkan
pada buku-buku teks pelajaran IPS.
Guru
belum pernah mengajak parasiswa belajar
di
luar
kelas, padahalobjek
studinya adadi
lingkungansekitar.
B.
Perumusan Masalah1.
IdentifikasiMasalah
Berdasarkan
latar
belakang tersebut
dipermasalahan
pembelajaran
yang
terjadiYogyakarta, yaitu:
*
Pelaksanaan pembelajaranCTL
belumpembelajaran biasanya (konvensional).
*
Metode
pembelajaranyang
digunakanatas, dapat
diidentifikasidi
Kelas
I
SMP
N
l0
dapat
dibedakan denganmasih
dominan
ceramahguru, sesekali diselingi dengan diskusi.
*
Siswa terlihat mengalami kejenuhan, ada yang mengantuk, adayangbicara dengan teman
di
dekatnya, beberapa siswa mintaijin
untuk pergike
toilet,
dan pada saat diskusi
lebih
banyak yang diam,
tidakberpartisipasi, hanya beberapa siswa yang mendominasi kegiatan.
*
Fasilitas alat peraga IPS memang belum memadai, yang ada hanya