• Tidak ada hasil yang ditemukan

Materi 3 Sejarah Pendidikan Moral

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Materi 3 Sejarah Pendidikan Moral"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

KONSEP PENDIDIKAN MORAL DARI JAMAN KE JAMAN

A. Zaman Yahudi Kuno

Dunia diciptakan agar anak-anak Tuhan dapat memperoleh pengalaman dan membuktikan keabsahan semua perintah Tuhan (Sepuluh Perintah Allah).

Isinya:

(2)

Konsepnya sebagian besar diambil dari Talmud (kompilasi hukum tidak tertulis yang berlaku pada masa itu). Jadi, hukum sangat ditekankan.

B. Zaman Yunani Kuno

Pendidikan berlangsung dalam suatu negara kota (citystate) atau Polis.

Dua periode pendidikan:

1. Periode Homerik Tua (900 – 500 SM) 2. Periode Transisi/Kemunduran

(3)

Periode homerik  pendidikan untuk

membentuk warganegara tangguh. Periode transisi  pendidikan untuk

kesejahteraan di samping

membentuk warga negara gagah berani.

Setiap peserta didik mempunyai tutor yang bertanggung jawab terhadap pengembangan pendidikan dan

karakternya (keberanian, keteguhan, tanggung jawab, kesederhanaan,

(4)

Sparta  menekankan keberanian &

kesetiaan  negara militer.

Athena  terjadi perubahan dari

orientasi pendidikan fisik ke pendidikan intelektual

Konsep manusia ideal dan hukum universal terdapat dalam pemikiran para filsuf, pendidik, artis dsb.

(5)

Socrates tidak sepaham dg Kaum Sofis. Ada gagasan universal dan prinsip

spiritual yang tetap abadi. Kebenaran = kebaikan.

(Knowledge is virtue)

Metode yang digunakan  dialog

Socrates.

Membantu anak muda berpikir dengan jernih tentang kebenaran, kebaikan, tanggung jawab dan tabiat saleh.

(6)

Aturan2 yg mengarah pada tindakan yang baik yang patut diajarkan kepada anak didik.

Aristoteles (murid Plato) melanjutkan tradisi Socrates.

Sangat memperhatikan pendidikan anak muda, karena erat hubungannya dengan eksistensi negara.

Dasar2 pendidikan dimulai sejak dalam keluarga.

(7)

Mengetahui yg baik tdk sama dengan menjadi orang baik.

Pendidikan moral  pengembangan

(8)

C. Zaman Romawi Kuno (mulai 146 SM) Sistem pendidikan Romawi mengadopsi

Yunani.

Cicero (106-43 SM)  karyanya De

Oratore. Orator = orang terdidik dan berpartisipasi dlm masalah negara. Marcus Fabius Quintilianus dg karyanya:

De Institutione Oratoria.

(9)

D. Abad Pertengahan

Ajaran agama Kristen menjadi landasan

pokok bagi praktik pendidikan moral.

Sekolah kateketik didirikan untuk masyarakat terlibat aktif di gereja.

(10)

Biara adalah perwujudan dari sekolah kateketik.

Pendidikan dalam biara dicirikan oleh penekanannya terhadap konsepsi dan praktik lepas kaul, peraturan yg ketat, formulasi ide tentang kesucian, kesederhanaan, dan kepatuhan.

Sumpah biara yang sangat ketat.

(11)

Sejak abad ke-6 dan ke-7 M, kurikulum sekolah diperluas dan pranata biara dikembangkan dg tujuan berbeda:

1. Mendidik siswa menjadi pendeta dan 2. Mendidik siswa menjadi warga

gereja.

(12)

Upaya selanjutnya adalah peningkatan pengetahuan  perubahan

kurikulum yg disebut Tujuh Pengetahuan Budaya (Liberal Arts): 1. Trivium: Tata Bahasa, Retorika,

Dialektika;

(13)

Tahun 1228 M Tertib Dominika melarang mempelajari ilmu-ilmu budaya dan sekuler yg disebut Liberal Arts.

Yang dipelajari hanyalah Teologi.

Pendidikan moral berbasis agama Kristen dikembangkan di sekolah2 dan universitas2.

(14)

E. Zaman Renaissance

Muncul kajian kembali kepustakaan klasik (Yunani dan Romawi Kuno)

Hubungan erat antara ilmu pengetahuan dan perilaku moral.

Banyak sarjana dididik dg pengetahuan sekuler di samping juga

kemampuan mengembangkan gaya hidup Kristiani.

(15)

Erasmus menulis: The Education of a Christian Prince.

Orang tua mendidik moral sedini mungkin

Orang tua juga mencarikan guru yg tepat untuk mendidik karakter moral pada anak-anaknya

(16)

F. Zaman Reformasi

Publikasi Martin Luther th 1517: 95 Themes dipandang sbg tonggak mulainya abad Reformasi Religius.

Kitab Injil dijadikan acuan dan menjadi otoritas tandingan bagi gereja.

Pendidikan rakyat kebanyakan --> penting utk mengembangkan tingkah laku moral.

(17)

Pendidikan moral dan agama menurut Luther tidak hanya membantu anak2 tetapi juga masyarakat keseluruhan.

Orang tua menerapkan aturan ketat dan anak-anak patuh  keluarga

tertib.

Keluarga-keluarga tertib  masyarakat

tertib  situasi kota dan seluruh

negara akan baik, teratur dan makmur.

(18)

G. Zaman Realisme

Penggunaan karya sastra utk pendidikan moral masih dominan.Kembali dipelajari karya2 zaman Yunani dan Romawi.

Tokoh penting: John Amos Comenius (1592 – 1670).

Ia menolak supremasi Paus dan mengakui otoritas mendasar di dalam Injil.

Bukunya: The Great Didactic  cita-cita

(19)

Ia ingin menciptakan situasi belajar yg menyenangkan dan sama sekali tidak

menghendaki penggunaan unsur paksaan atau kekerasan dlm pendidikan. Pendidikan adalah persiapan menuju keabadian.

Ilmu, seni, bahasa  penting untuk

kehidupan wajar di dunia.

Ilmu pengetahuan moral mengungkap perlbagai kebajikan moral, spt:

(20)

Pengaruh Comenius cukup besar thdp tokoh2 pendidikan modern spt John Locke, Piaget, dan John Dewey yg menyatakan dirinya

sangat dipengaruhi oleh pemikiran Comenius.

Locke: dg konsep Tabula Rasa, tetap

mengakui bahwa anak-anak pada dasarnya punya karakter asli yg diberikan Tuhan,

tetapi lingkungan yg baik yg dikembangkan ortu yg bijak atau tutor yg baik akan dpt

(21)

H. Abad ke-18 dan ke-19.

Muncuk kelompok reformasi sosial: melindungi anak golongan rendah dari penyalahgunaan tenaga anak2 utk industri, mengembangkan pendidikan moral dan bebas buta aksara.

(22)

Voltaire (1694 – 1778) menyambut pemisahan tsb dg suka cita.

La Chalotais (1701 -1785)  pendidikan moral

(23)

Condorcet:

Pendidikan dibutuhkan utk perjuangan

kemerdekaan dan persamaan manusia; Pendidikan harus universal (laki2 dan

perempuan sbg peserta didik);

(24)

Rousseau (1712 – 1778):

Setiap manusia dalam kondisi alamiahnya mempunyai ide kebaikan moral dan

kemampuan menalar.

Tidak ada keinginan utk berbuat tidak benar di hati manusia.

(25)

Immanuel Kant (1724 – 1804):

Dipandang sbg penopang tonggak pendidikan moral masa itu.

Titik tolak:

Kehendak bebas manusia;

Kapasitas manusia yg tidak terbatas utk mengembangkan diri;

(26)

Rousseau mengingatkan:

(27)

Pestalozzi:

menerapkan teori Rousseau.

Pendidikan moral menjadi pusat atau inti pendidikannya.

Tujuan akhir pendidikan adalah kemanusiaan, dg mensubordinasikan kebutuhan intelektual dan kemampuan praktikal kpd kebutuhan

(28)

Kant: Dikenal dg istilah “kategoris imperatif”: “Bertindaklah hanya dalam hukum universal”. (Pertimbangkan apa yg akan terjadi seandainya

semua orang mengikuti contoh yg kita lakukan).

Kekuatan moral dpt dikembangkan melalui pendidikan tanpa paksaan atau tekanan,

(29)

Kant:

Dorongan hati hrs tunduk pada nalar dan hukum.

Daya tarik ide-ide moral akan menempatkan

moralitas dalam religi, politik, dan semua fase kehidupan manusia.

Ada tiga ide abadi yg universal:

(30)

Kebebasan  dibutuhkan utk membuat pilihan2

moral

Kekekalan jiwa  dibutuhkan supaya

ketidakadilan dlm hidup ini dpt diluruskan

Tuhan  kekuatan moral yg selalu hadir dlm diri

manusia.

Pendidikan moral itu penting krn mengarahkan kesadaran moral utk memenuhi tanggung

(31)

Tuhan tidak menempatkan kebaikan dlm bentuk yg sempurna, tetapi sekedar kapasitas tanpa perbedaan moral.

Kewajiban manusia adalah utk

mengembangkan dirinya sendiri, mengasah pemikirannya, dan mengembangkan karakter moralnya.

Utk merefleksikan hal2 tsb bukan perkara

Referensi

Dokumen terkait

Memonitor kedatangan barang untuk memastikan barang yang telah. dipesan datang

Dengan ini menyatakan bahwa proposal PKM Penelitian saya dengan judul: Analisis Karya Sastra Djenar Maesa Ayu: Nilai-Nilai Moral di Balik Kevulgaran yang diusulkan untuk tahun

Hasil penelitian ini diharapkan untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang akuntansi keuangan di dalam perusahaan, khususnya yang berhubungan dengan

Tempatkan titik-titik koordinat yang berada dalam tabel pada bidang koordinat (gunakan tiga warna

Buku referensi ini berisikan antara lain konsep dan landasan pedagogik berkaitan model, pendekatan, metode, dan strategi pembelajaran sains inovatif kreatif yang

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Word of Mouth merupakan komunikasi interpersonal atau antar individu mengenai suatu produk atau jasa,dengan status sebagai pihak

Mengingat, beberapa “Operasi Ketupat” yang biasa digunakan kepolisian dalam rangka pengamanan lebaran termasuk mudik dan arus balik, digelar selama 16 hari, seyogianya,

Program edukasi dan sosialisasi yang diberikan, diharapkan dapat mengurangi perilaku konsumtif pada anak dan memberikan manfaat kepada ibu-ibu warga