• Tidak ada hasil yang ditemukan

BERFIKIR KRITIS.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BERFIKIR KRITIS."

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BERFIKIR KRITIS

(2)

Kenapa “general education”

diperlukan?

Di sekolah tidak dipelajari “how to learn”

or “how to think”

Mahasiswa cenderung belajar hal-hal

Kenapa “general education”

diperlukan?

Mahasiswa cenderung belajar hal-hal

yang dangkal, hanya fakta

Kondisi ini menyebabkan mhs tdk bisa

menentukan sendiri apa yang harus

(3)

Kenapa “general education”

diperlukan?

Dalam paradigma baru pendidikan kedokteran,

diharapkan agar lulusan :

Menjadi “life-long, self-directing learners”

Kenapa “general education”

diperlukan?

Menjadi “good clinical reasoning skills”

Mampu melakukan telaah kritis terhadap

literatur dan menerapkan evidence-based

medicine

(4)

Apa yang perlu ditekankan pada

general education?

Belajar “how to learn”

Belajar

“ how to think”

Belajar bagaimana berkomunikasi (secara lisan atau

tertulis)

tertulis)

Belajar bagaimana membaca dan melakukan telaah

kritis terhadap literatur yang relevant

Mengambil sikap dan nilai yang tepat dalam

hubungannya dengan pasien, sejawat, pelayanan

kesehatan dan negara

Aspek kognitif dan affektif yang akan mempengaruhi

(5)

Critical thinking?(Berfikir Kritis)

Cara berfikir yang baik, logis dan

rasional

Berfikir kritis adalah cara berfikir yang

Berfikir kritis adalah cara berfikir yang

reflektif, beralasan yang difokuskan pada

keputusan apa yang dilakukan atau

(6)

Critical thinking? (Berfikir Kritis)

Berfikir kritis adalah proses pertimbangan

yang penuh tujuan, dikontrol oleh diri

(7)

INTI BERFIKIR KRITIS

Analisis

Interpretasi

Evaluasi

Inferens

Inferens

Penjelasan

(8)

KARAKTERISTIK BERFIKIR

KRITIS

Membuat pertimbangan yang beralasan

Reflektif

Mampu menganalisis

Mampu mensintesis

Mampu mengevaluasi bukti-bukti yang ada

Mampu mengevaluasi bukti-bukti yang ada

Mampu memecahkan masalah (kemampuan problem

solving)

Mampu membuat kesimpulan

Mampu memeriksa bukti yang ada

Mampu membuat argument yang beralasan untuk

mendukung kesimpulan

(9)

How can I

How can I

make a

(10)

Bloom’s Taxonomy

Bloom’s Taxonomy

Knowledge

Focuses upon the remembering and reciting of information

Comprehension      Comprehension

Focuses upon relating and organising previously learned information

Application

(11)

Analysis

Critical thinking which focuses upon parts and their functionality in the whole.

Synthesis

Critical thinking which focuses upon putting parts together to

Bloom’s Taxonomy (con’t)

Bloom’s Taxonomy (con’t)

Critical thinking which focuses upon putting parts together to form a new and original whole.

Evaluation

(12)

Critical Thinking

Critical Thinking

Cognitive Skills and Sub

Cognitive Skills and Sub--Skills

Skills

Interpretation:

Categorisation

Decoding sentences

Clarifying meaning

Analysis:

Examining ideas

Identifying arguments

Identifying arguments

Analysing arguments

Evaluation:

Assessing claims

Assessing arguments

Inference:

Querying evidence

(13)

Explanation:

Stating results

Justifying procedures

Presenting arguments

Self-regulation:

Self examination

(14)

6 langkah berfikir efektif dalam

“problem solving”

Identifikasi masalah

Tentukan konteksnya

Tentukan beberapa pilihan

Tentukan beberapa pilihan

Analisa pilihan untuk mendapatkan yang

terbaik

(15)

Are you

a critical thinker?

Why do you think you are?

(16)

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

[r]

[r]

Berdasar pada Lampiran III, dari Permendagri Nomor 54 Tahun 2010, telah dinyatakan bahwa dalam penyusunanRancangan Awal RPJMD Kabupaten Wonogiri Tahun 2016-2021, telah

Tujuan strategi proses adalah untuk menemukan suatu cara memproduksi barang dan jasa yang memenuhi persyaratan pelanggan dan spesifikasi produk yang berada dalam batasan biaya

Social skill training (SST) atau pelatihan keterampilan sosial pada penelitian ini yaitu suatu pendekatan yang digunakan untuk membangun dan mengoptimalkan

Hasil diskusi dengan masyarakat nelayan Kampung Mandar dan kelompok nelayan “ Club Pondok Layar - Kampung mandar, Kecamatan Banyuwangi ” didapatkan data yang

Tingkat 2 input selain harga kuotasian yang termasuk dalam Tingkat 1 yang dapat diobservasi untuk aset atau liabilitas, baik secara langsung (yaitu sebagai harga) atau secara

National Disgrace: Korea, Japan, and the Imjin War, Columbia East Asia Review Journals, 2 (1), hlm.?. The Repatriation of Castaways in Choson Korea-Japan Relations,