• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN CARD SORT TERHADAP MINAT BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V MI ISMARIA AL QUR’ANNIYAH BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2016 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN CARD SORT TERHADAP MINAT BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V MI ISMARIA AL QUR’ANNIYAH BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2016 2017"

Copied!
164
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN CARD SORT TERHADAP MINAT BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA

PELAJARAN IPA KELAS V MI ISMARIA AL QUR’ANNIYAH BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2016/2017

SKRIPSI

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

dalam Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Oleh: Lina Novianti NPM : 1211100118

Jurusan: Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN

(2)

i

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN CARD SORT TERHADAP MINAT BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA

PELAJARAN IPA KELAS V MI ISMARIA AL QUR’ANNIYAH BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2016/2017

SKRIPSI

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

dalam Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Oleh: Lina Novianti NPM : 1211100118

Jurusan: Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Pembimbing I : Dr. Rifda El Fiah, M.Pd Pembimbing II : Syaiful Bahri, M.Pd

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN

(3)

ii ABSTRAK

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN CARD SORT TERHADAP MINAT BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA IPA

KELAS V MI ISMARIA AL QUR’ANNIYAH BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2016/2017

Oleh

LINA NOVIANTI

Minat belajar peserta didik dipandang sebagai kemampuan yang sesuai dengan pelaksanaan pembelajaran di sekolah dalam rangka menghadapi pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin cepat. Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan dan menganalisis pelaksanaan pembelajaraan dengan menggunakan strategi pembelajaran Card Sort untuk meningkatkan minat belajar peserta didik pada mata pelajaran IPA kelas V MI Ismaria Al Qur’anniyah Bandar Lampung. Latar belakang masalah penelitian ini adalah pembelajaran yang masih berorientasi pada guru, sedangkan siswa hanya sebagai objek ajar, hal ini dikarenakan dalam proses pembelajaran guru lebih banyak menggunakan metode ceramah. Oleh karena itu, pembelajaran berlangsung monoton membuat siswa bosan dan kurang bersemangat.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian Quasy Experimen Design (desain eksperimen semu). Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas V MI Ismaria Al Qur’anniyah Bandar Lampung. Sampel penelitian ini menggunakan dua kelas yaitu kelas eksperimen V A dan kelas kontrol V B. Kelas eksperimen menggunakan strategi pembelajaran Card Sort dan kelas kontrol menggunakan pembelajaran konvensional. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik acak kelas dengan materi penyesuaian makhluk hidup dengan lingkungannya. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah angket minat belajar IPA. Analisis data yang digunakan untuk menganalisis data hasil penelitian adalah uji-t (t-test).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi pembelajaran card sort berpengaruh terhadap minat belajar peserta didik. Hal ini diketahui dari hasil perhitungan dengan menggunakan uji-t diperoleh thitung =3,099 dengan sampel sebanyak 60 peserta didik dan taraf signifikan Ftabel = F (0,05,60) = 0,75. Terlihat bahwa thitung>ttabel. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa H1 diterima.

(4)
(5)
(6)

v MOTTO





















Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri.”1

(QS. Ar Ra’d: 11)

(7)

vi

PERSEMBAHAN

Dengan penuh rasa syukur saya ucapkan Alhamdulillahirabbil’alamin kepada

Allah SWT, karena berkat-Nya saya mampu menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Karya kecil ini saya persembahkan untuk :

1. Kedua Orang Tuaku tercinta, Ayahanda Sutiyo dan Ibunda Sufiyanti, yang telah bersusah payah membesarkan, mendidik, dan membiayai selama

menuntut ilmu serta selalu memberiku dorongan, semangat, do’a, nasehat, cinta

dan kasih sayang yang tulus untuk keberhasilanku. Engkaulah figur istimewa dalam hidupku.

2. Adikku tercinta, Dela Anindia yang selalu menemani dalam canda tawa, serta menjadi salah satu motivasi dalam meraih kesuksessan.

(8)

vii

RIWAYAT HIDUP

Lina Novianti adalah nama lengkap penulis yang dilahirkan di Desa Mulya Kencana, Kecamatan Tulang Bawang Tengah, Kabupaten Tulang Bawang Tengah pada tanggal 28 Juli 1994. Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan bapak Sutiyo dan ibu Sufiyanti.

Pendidikan formal yang pernah dijalani oleh penulis dimulai dari Sekolah Dasar Negri (SDN) 03 Mulya Kencana Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat, lulus pada tahun 2006, kemudian melanjutkan pendidikan di SMP Negri 03 Mulya Kencana Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat lulus pada tahun 2009, Penulis juga melanjutkan pendidikan jenjang selanjutnya, yaitu ke Madrasah Aliyah Negri (MAN) Mulya Kencana Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2012.

(9)

viii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Subhanallah, Walhamdulillah, Wala ilahailallah, Allahuakbar.

Dengan mengucapkan Syukur Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada sang pelita kehidupan, seiring jalan menuju ilahi Nabi Muhammad SAW, serta kepada keluarganya, para sahabat dan para pengikutnya.

Skripsi dengan judul “Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Card Sort Terhadap Minat Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V

MI Ismaria Al Qur’anniyah Bandar Lampung” adalah salah satu syarat mendapat gelar sarjana pendidikan pada progam studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Raden Intan Lampung.

(10)

ix

1. Bapak Dr. H. Chairul Anwar, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Raden Intan Lampung.

2. Ibu Syofnidah Ifrianti, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah dan Ibu Nurul Hidayah, M.Pd selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.

3. Bunda Dr. Rifda El Fiah, M.Pd selaku Pembimbing I dan Bapak Syaiful Bahri, M.Pd selaku pembimbing II yang telah membimbing dan memberikan arahan dalam penulisan skripsi ini, ditengah kesibukan beliau telah meluangkan waktu, tenaga, dan fikirannya dalam penyelesaian skripsi ini.

4. Bapak dan ibu dosen progam studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Raden Intan Lampung yang telah memberikan banyak ilmu kepada penulis.

5. Seluruh pengurus dan karyawan Perpustakaan Tarbiyah dan Perpustakaan Pusat IAIN Raden Intan Lampung yang telah memberikan kemudahan dalam menggunakan fasilitas yang ada.

6. Bapak Syahyori Aprinsyah, S.Pd selaku Kepala Sekolah MI Ismaria Al

Qur’anniyah Bandar Lampung yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian

7. Ibu Nur Hasanah, S.Pd dan Ibu Fitriani, A.Ma selaku guru pamong di MI Ismaria

(11)

x

8. Bapak dan Ibu dewan guru berserta staf TU MI Ismaria Al Qu’anniyah Bandar Lampung yang telah berkenan membantu dalam penelitian dan Peserta Didik tahun ajaran 2016/2017 yang telah bersedia menjadi responden penelitian ini. 9. Kepada sahabat-sahabat tercinta Adi Aprianto, Riza Maya Syari, Eis Rahmawati,

Siti Choirunisa, Vita Nur Fauziah Desyana, Badriyah, Setia Rahayu, Dewi Yuliani, Mba Dini Penulis mengucapkan terima kasih banyak karena kalian adalah bagian suka duka yang selalu menyemangati dalam perjuangan.

10. Teman-teman seperjuangan angkatan 2012, mengenal dan menjadi sahabat kalian semua membuat hari-hariku menjadi penuh makna, semoga masa kuliah yang telah kita lewati akan menjadi cerita dan kenangan terindah dalam hidup ini untuk kedepannya.

11. Teman-teman KKN kelompok 33, terima kasih selalu ikut menyemangati dalam perjuangan.

12. Serta teman-teman PPL, terima kasih selalu ikut menyemangati juga dalam perjuangan.

13. Semua pihak yang telah membantu memberikan motivasi yang tidak bisa disebutkan satu persatu, semoga pencapaian ini akan menjadi amal sholeh. 14. Almamaterku tercinta IAIN Raden Intan Lampung yang ku banggakan, semoga

(12)

xi

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, namun penulis berharap semoga karya yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Semoga Allah SWT menjadikan sebagai amal ibadah yang akan mendapat ganjaran di sisi-Nya, dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua, amiin.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Bandar Lampung,16 Maret 2017 Peneliti

(13)

xii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

ABSTRAK ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

MOTTO ... v

PERSEMBAHAN ... vi

RIWAYAT HIDUP ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR TABEL ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 13

C. Batasan Masalah ... 13

D. Rumusan Masalah ... 14

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 14

(14)

xiii

G. Definisi Operasional Variabel ... 16

BAB II LANDASAN TEORI ... 18

A. Strategi Pembelajaran Card Sort ... 18

1. Pengertian Strategi Pembelajaran Card Sort ... 18

2. Karakteristik Strategi Pembelajaran Card Sort ... 20

3. Ciri-ciri Strategi Pembelajaran Card Sort ... 20

4. Kelebihan Strategi Pembelajaran Card Sort ... 21

5. Kelemahan Strategi Pembelajaran Card Sort... 21

6. Langkah-langkah Strategi Pembelajaran Card Sort ... 21

B. Minat Belajar ... 23

1. Pengertian Minat ... 23

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat ... 27

3. Indikator Minat ... 29

4. Pengertian Belajar ... 31

C. Mata Pelajaran IPA ... 35

D. Kerangka Berpikir ... 37

E. Hipotesis Penelitian ... 37

BAB III METODE PENELITIAN ... 38

A. Jenis Penelitian ... 38

B. Variabel Penelitian ... 38

(15)

xiv

D. Desain Penelitian ... 42

E. Teknik Pengumpulan Data ... 43

F. Instrumen Penelitian dan Uji Coba Instrumen Penelitian ... 48

G. Teknik Analisis Data ... 50

1. Uji Normalitas ... 50

2. Uji Homogenitas ... 52

3. Uji Hipotesis ... 52

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 55

A. Hasil Penelitian ... 55

1. Analisis Hasil Uji Coba Angket Minat Belajar Peserta Didik .. 55

a. Uji Validitas... 55

b. Uji Reliabilitas ... 57

2. Hasil Uji Prasyarat untuk Pengujian Hipotesis ... 59

a. Uji Normalitas Data ... 59

b. Uji Homogenitas Data ... 60

3. Uji Hipotesis (Uji t) ... 62

4. Minat Belajar Peserta Didik Menggunakan Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Card Sort dan Pembelajaran Konvensional ... 63

5. Hasil Observasi ... 67

(16)

xv

BAB V PENUTUP ... 74

A. Kesimpulan ... 74

B. Saran ... 74

C. Penutup ... 75

(17)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ... 37

Gambar 3.1 Hubungan Antara Variabel Bebas dan Variabel Terikat ... 40

Gambar 3.2 Desain Penelitian ... 42

Gambar 4.1 Rata-rata Hasil Uji Normalitas ... 60

Gambar 4.2 Rata-rata Hasil Uji Homogenitas ... 61

(18)

xvii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Distribusi Siswa Kelas V MI Ismaria Al Qu’anniyah... 41

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Strategi Card Sort ... 46

Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Minat ... 46

Tabel 3.4 Skor Jawaban Kuisioner/Angket ... 47

Tabel 3.5 Kriteria Reliabilitas ... 50

Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas Item Pernyataan... 56

Tabel 4.2 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Tes ... 58

Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Angket Minat Belajar IPA ... 59

Tabel 4.4 Uji Homogenitas Angket Minat Belajar IPA Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ... 61

Tabel 4.5 Data Hasil Uji Hipotesis ... 62

(19)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

Lampiran 1. Daftar Nama Peserta Didik Uji Coba Validasi ... 79

Lampiran 2. Kisi-kisi Instrumen Uji Coba Strategi Pembelajaran Card Sort dan Minat Belajar IPA ... 80

Lampiran 3. Angket Uji Coba Minat Belajar Peserta Didik ... 81

Lampiran 4. Perangkat Pembelajaran ... 86

Lampiran 7. Kisi-kisi Instrumen Strategi Pembelajaran Card Sort dan Minat Belajar IPA ... 135

Lampiran 8. Angket Minat Belajar Peserta Didik ... 136

Lampiran 9. Uji Coba Validasi ... 141

Lampiran 10. Perhitungan Nilai Angket Kelas Eksperimen ... 142

Lampiran 11. Perhitungan Nilai Angket Kelas Kontrol... 143

Lampiran 12. Perbandingan Rata-rata... 144

Lampiran 13. Uji Normalitas Angket Minat Belajar IPA Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 145

Lampiran 14. Uji Homogenitas Angket Minat Belajar IPA Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 146

Lampiran 15. Uji Hipotesis Angket Minat Belajar IPA Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 147

(20)

xix

Lampiran 17. Profil Madrasah ... 149

Lampiran 18. Sarana dan Prasarana ... 151

Lampiran 19. Lembar Validasi ... 152

Lampiran 20. Dokumentasi Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 153

Lampiran 21. Kartu Konsultasi Skripsi ... 155

Lampiran 22. Surat Permohonan Penelitian... 156

(21)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan berasal dari kata “didik”, lalu kata ini mendapat awalan me sehingga

menjadi “mendidik”, artinya memelihara dan memberi latihan. Dalam memelihara

dan memberi latihan diperlukan adanya ajaran, tuntunan, dan pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Selanjutnya, pengertian “pendidikan” menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ialah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.

Dalam bahasa inggris, education (pendidikan) berasal dari kata educate (mendidik) artinya memberi peningkatan (to elicit, to give rise to), dan mengembangkan (to evolve, to develop). Dalam pengertian yang sempit, education atau pendidikan berarti perbuatan atau proses perbuatan untuk memperoleh pengetahuan.2

Menurut Poerbakawatja dan Harahap, pendidikan adalah “Usaha secara sengaja

dari orang dewasa untuk dengan pengaruhnya meningkatkan si anak ke kedewasaan yang selalu diartikan mampu menimbulkan tanggung jawab moril dari segala perbuatannya. Orang dewasa itu adalah orang tua si anak atau orang tua yang atas dasar tugas dan kedudukannya mempunyai kewajiban untuk mendidik misalnya guru

(22)

2

sekolah, pendeta atau kiai dalam lingkungan keagamaan, kepala-kepala asrama dan sebagainya”.3

Dalam bahasa Arab, pendidikan disebut “tarbiyah” yang berarti proses persiapan dan pengasuhan manusia pada fase-fase awal kehidupannya yakni pada tahap perkembangan masa bayi dan kanak-kanak.4

Sedangkan menurut Jean Piaget “Pendidikan sebagai penghubung dua sisi, disatu sisi individu yang sedang tumbuh dan disisi lain nilai sosial, intelektual, dan moral

yang menjadi tanggung jawab pendidik untuk mendorong individu tersebut”.5

Alhasil, pendidikan pada hakikatnya seperti dinyatakan para ahli psikologi dan pendidikan antara lain Chaplin, Tardif, dan Reber, adalah pengembangan potensi atau kemampuan manusia secara menyeluruh yang pelaksanaannya dilakukan dengan cara mengajarkan berbagai pengetahuan dan kecakapan yang dibutuhkan oleh manusia itu sendiri.6

Jadi pendidikan dapat dimaknai sebagai proses mengubah tingkah laku anak didik agar menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri dan sebagai anggota masyarakat dalam lingkungan alam sekitar dimana individu itu berada.7

3 Muhibbin Syah, Ibid, h. 11. 4 Muhibbin Syah, Ibid, h. 32.

5 Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran (Bandung: Alfabeta, 2013), h. 1. 6 Muhibbin Syah, Op. Cit, h. 35.

(23)

3

Pendidikan adalah hak semua anak. Dalam pembukaan Undang – Undang Dasar, pendidikan mendapat perhatian khusus dan tercantum secara eksplisit pada alinea ke empat. Bahkan pendidikan sudah dianggap sebagai sebuah hak asasi yang harus secara bebas dimiliki oleh semua anak. Seperti yang tercantum dalam Universal Declaration of Human Right Pasal 26 (1) yang menyatakan bahwa : “Setiap orang memiliki hak atas pendidikan. Pendidikan haruslah bebas, paling tidak pada tingkat dasar. Pendidikan dasar haruslah bersifat wajib. Pendidikan tekhnik dan profesi harus

tersedia dan pendidikan tinggi harus dapat diakses secara adil oleh semua”.8

Belajar merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh individu dalam interaksi untuk memperoleh perubahan tingkah laku dari yang tidak mengerti menjadi mengerti agar mendapatakan suatu ilmu. Menuntut ilmu sangatlah penting bagi setiap manusia, hal ini disebabkan ilmu akan mengangkat derajat manusia kedalam kehidupan yang lebih baik. Allah berfirman dalam surat Al-Mujadalah ayat 11 sebagai beikut:                       

Artinya: “niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman diantaranya kamu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa

derajat. Dan Allah maha teliti apa yang kamu kerjakan”9

8Asih Widi Wisudawati, Eka Sulistyowati, Metodologi Pembelajaran IPA. (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2014), h. 1.

(24)

4

Ayat ini menyatakan bahwa antara iman, ilmu, dan amal merupakan sistematik dalam struktur kehidupan setiap muslim yang akan mengantarkan mereka pada tingkat derajat yang tinggi. Berikut adalah hadits yang telah diriwayatkan oleh Bukhori Muslim:

Artinya: ”Dari Annas bin Malik berkata Rasulullah SAW, bersabda: menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim dan muslimat. (H.R. Bukhori Muslim)”

Ilmu yang dimaksud dalam hadits tersebut adalah ilmu yang dapat berguna bagi diri sendiri maupun orang lain dan tidak merugikan siapapun dalam kehidupan sehari-hari.

Strategi pembelajaran merupakan salah satu komponen terpenting dalam menunjang keberhasilan. Mekanismenya strategi yang penulis gunakan sangat berpengaruh terhadap respon siswa. Secara leksikal Strategi Pembelajaran didefinisikan sebagai alat bantu yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan antara guru dan peserta didik agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal. Untuk mencapai tujuan suatu usaha pembelajaran, maka perlu diadakan usaha penilaian terhadap hasil dari proses pembelajaran itu sendiri. Kaitannya dengan ini, Siti Partini

(25)

5

sejalan dengan usaha anak itu sendiri atau dengan kata lain ingin mengetahui

kemajuan anak”.10

Dalam dunia pendidikan guru mempunyai peranan yang sangat penting bukan hanya meningkatkan kecerdasan peserta didik tetapi juga sebagai tauladan terhadap tingkah laku, dan ketika seorang guru tidak mau menerima secara kontetif maka telah mengurangi keefektifan pembelajaran.11

Guru harus mampu menciptakan suasana pembelajaran baru yang dapat menimbulkan minat belajar peserta didik agar meningkat dengan baik untuk mencapai tujuan pada setiap pembelajaran yang berlangsung, maka peserta didik akan berantusias selama proses pembelajaran berlangsung.

Kemungkinan kegagalan guru dalam menyampaikan materi disebabkan saat proses belajar mengajar guru kurang membangkitkan perhatian dan aktifitas siswa dalam mengikuti pelajaran khususnya pelajaran IPA. IPA merupakan salah satu disiplin ilmu yang dipelajari dan diajarkan disetiap jenjang pendidikan mulai dari Sekolah Dasar hingga perguruan tinggi. IPA diajarkan kepada siswa sebagai upaya utuk membekali kemampuan berfikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif serta kemampuan bekerja sama sehingga sangat berguna bagi siswa dalam berkompetensi dimasa depan.

Minat merupakan suatu kehendak yang timbul dalam diri seseorang sehingga, dengan kehendak itu muncul keinginan untuk melakukan suatu kegiatan. Dengan

(26)

6

demikian minat merupakan landasan mental untuk melakukan kegiatan belajar, siswa yang minat belajarnya tinggi akan giat dan akan lebih cepat untuk menguasai materi yang dipelajari dibandingkan dengan siswa yang tidak memiliki minat untuk belajar. Untuk itu minat harus ditimbulkan dengan baik agar siswa memiliki minat yang tinggi dalam belajar serta dapat meningkatkan keberhasilan dalam mempelajari pelajaran IPA.

Proses pemberian pembelajaran kepada siswa dilakukan melalui proses kegiatan mengajar disekolah yang harus diikuti oleh siswa dengan sebaiknya dilandasi dengan minat belajar yang tinggi supaya nanti siswa mampu menguasai materi tersebut denagan semaksimal mungkin karena minat sangat berpengaruh terhadap proses pembelajaran yang berlangsung.

Jadi jelaslah bahwa minat sangat menentukan berhasil tidaknya seseorang dalam menguasai materi pelajaran tersebut. Minat harus selalu diusahakan agar siswa yang belajar selalu disertai dengan minat belajar yang tinggi sehingga materi yang disajikan dapat dikuasai oleh siswa dengan sebaik-baiknya, termasuk dalam hal ini adalah siswa yang mempelajari pelajaran IPA harus diusahakan oleh guru IPA agar dapat dikuasainya dengan baik, karena apa yang menarik minat siswa akan mendorongnya untuk berbuat lebih giat dan lebih baik.

(27)

7

akibatnya para peserta didik hanya terjadi belajar hafalan. Lagi pula sistem evaluasi di sekolah menghendaki hafalan.

Minat peserta didik tentang pelajaran yang diajarkan dapat dilihat dari kemampuan peserta didik dalam memahami materi yang telah disampaikan oleh guru Kemampuan berpikir peserta didik dalam memecahkan masalah akan muncul jika guru memberikan kegiatan pembelajaran sebagai suatu strategi untuk mengembangkan bagaimana materi itu dapat dirancang menjadi pelajaran yang menarik dan mudah dimengerti oleh peserta didik sehingga timbul ketertarikan peserta didik untuk memecahkan masalah tersebut. Oleh sebab itu, perlu diterapkan suatu aktifitas tertentu dalam kegiatan belajar–mengajar yang berfokus pada keterlibatan peserta didik secara aktif dan kreatif dalam proses pemerolehan hasil belajar.

Salah satu faktor penyebab rendahnya minat belajar peserta didik adalah proses belajar IPA kurangnya pemahaman yang diberikan kepada peserta didik dalam memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, pembelajaran di kelas jarang menampilkan gambar–gambar atau video yang digunakan untuk mempermudah penyampaian materi yang bersifat abstrak. Fakta di lapangan juga menunjukan bahwa keterampilan proses sains masih kurang.

(28)

8

lebih sering menerapkan metode ceramah sehingga peserta didik tidak terlibat secara aktif.

Berikut beberapa indikator rendahnya minat belajar siswa menurut Loekmono yaitu:

1. Kelainan jasmani pada mata, telinga, kelenjar - kelenjar yang sangat mempersukar anak dalam mengikuti pelajaran atau menjalankan tugas di kelas.

2. Pelajaran di kelas kurang merangsang anak.

3. Ada masalah atau kesukaran kejiwaan yang menyebabkan dia mundur atau lari dari kenyataan.

4. Perhatian utama dari anak dicurahkan kepada kegiatan-kegiatan di luar kelas seperti olah rag, kegiatan di dalam kelas, bekerja yang membutuhkan ketrampilan mekanis atau melakukan kegiatan yang dapat menghasilkan uang.

5. Sikap yang seakan-akan tidak mempunyai perhatian atau minat. Minat ini seakan-akan hanya suatu sikap pura-pura.

6. Ada konflik pribadi dengan guru atau dengan orang tua.12

Berikut hasil pra survey dan wawancara kepada ibu Nur Hasanah tanggal 6 Juli

2016 selaku guru IPA MI Ismaria Al Qur’anniyah Al Qur’aniyyah Bandar Lampung,

yaitu:

(29)

9

“Saya sebagai guru IPA dalam proses belajar mengajar belum menggunakan

strategi yang menarik. Kondisi ini menurut saya berdampak terhadap siswa dimana mereka dalam mengikuti proses belajar masih ada yang bermasalah, sehingga minat

siswa itu kurang dan pada akhirnya hasil belajar siswa kurang maksimal”13

Demikian juga dengan guru yang tidak dibekali dengan metodologi yang variatif dalam melaksanakan proses pembelajaran sehingga dalam menyampaikan materi cenderung membosankan. Para guru hanya berfikir bagaimana mengajarkan materi tersebut sehingga sesuai dengan kurikulum dan sedapat mungkin mengejar target sehingga materi-materi tersebut dapat selesai sebelum ujian akhir sekolah bahkan terkadang ada pula beberapa guru yang kurang menguasai materi. Mereka tidak memikirkan apakah siswanya dapat memahami apa yang disampaikan dan dapat mengaplikasikanya dalam kehidupannya di masyarakat yang sebernarnya menjadi kehidupan nyata siswa.

Sebagai upaya mengatasi masalah tersebut, seorang guru harus bekerja secara profesional, banyak faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran IPA antara lain: faktor fisik, psikis, lingkungan sosial, ekonomi, kurikulum, sarana dan prasarana, guru dan strategi pembelajaran. Akhirnya mau tidak mau pelajaran IPA harus diajarkan secara menarik, menyenangkan, dan siswa dapat menguasai materi, sehingga siswa dapat menikmati proses pembelajaran.

Berikut adalah karakteristik anak siswa kelas V SD yaitu:

(30)

10 1. Karakteristik mental:

a. Gemar bermain menggunakan bola b. Lebih berminat pada olahraga beregu c. Jiwa kepahlawanannya besar

d. Konsentrasi terus bertambah e. Bangga akan prestasi yang diraih

f. Terpengaruh apabila ada kelompok yang menonjol g. Mudah putus asa

h. Sangat percaya pada orang dewasa

i. Melakukan sesuatu selalu berusaha mendapat persetujuan guru j. Mulai memperhatikan waktu dalam mengerjakan sesuatu k. Mulai membaca hal-hal yang bersifat fakta

2. Karakteristik sosial-emosional a. Tidak stabil

b. Mulai timbul rasa takjub

c. Perempuan menaruh minat pada laki-laki d. Anak dewasa dapat mempengaruhi e. Biasa berontak

f. Berapresiasi terhadap penghargaan g. Bersifat kritis

(31)

11 j. Ingin penghargaan dari kelompoknya k. Mudah memperoleh teman14

Berdasarkan masalah yang terjadi seperti yang di atas maka minat belajar peserta didik dipandang sebagai kemampuan yang sesuai dengan pelaksanaan pembelajaran di sekolah dalam rangka menghadapi pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin cepat. Untuk itu penulis melakukan penelitian dengan menggunakan strategi pembelajaran Card Sort sebagai salah satu solusi yang tepat. Karena strategi ini memiliki beberapa keunggulan, antara lain:

1. Dapat membangkitkan rasa ingin tahu. 2. Menjadikan siswa menjadi aktif. 3. Pembelajaran menjadi menyenangkan.

4. Dapat mengembangkan sifat kritis terhadap peserta didik.15

Dengan melihat kondisi yang ada di MI Ismaria Al Qur’anniyah Al Qur’aniyyah

memungkinkan jika penerapan strategi ini diharapkan siswa memiliki minat belajar yang tinggi terhadap pelajaran IPA agar memperoleh hasil belajar yang optimal.

Guru dituntut untuk berupaya agar dapat membangkitkan serta dapat meningkatkan minat siswa terhadap pelajaran yang diajarkan, karena peranan seorang guru dalam menumbuhkan minat siswa dalam belajar itu sangat menentukan suatu

14 http://tamamijaya.blogspot.co.id/2011/10/karakteristik-anak-anak-sd-dari-kelas-1.html

(32)

12

keberhasilan. Berikut adalah beberapa indikator minat belajar siswa menurut Slameto terdiri dari: adanya perhatian, adanya ketertarikan, dan rasa senang. 16

1. Indikator adanya perhatian dijabarkan menjadi 3 bagian yaitu: perhatian terhadap bahan pelajaran, memahami materi pelajaran dan menyelesaikan soal-soal pelajaran.

2. Ketertarikan dibedakan menjadi ketertarikan terhadap bahan pelajaran dan untuk menyelesaikan soal-soal pelajaran.

3. Rasa senang meliputi rasa senang mengetahui bahan belajar, memahami bahan belajar, dan kemampuan menyelesaikan soal-soal.

Dari latar belakang masalah di atas maka penulis mengambil penelitian dengan

judul “Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Card Sort Terhadap Minat Belajar

Peserta Didik Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V MI Ismaria Al Qur’anniyah Al

Qur’anniyah Bandar Lampung”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Minimnya minat belajar peserta didik untuk mengikuti pelajaran IPA.

2. Kegiatan belajar yang kurang inovatif, guru tidak menggunakan strategi pembelajaran untuk menarik minat belajar peserta didik.

(33)

13

3. Proses pembelajaran masih menggunakan metode konvensional sehingga menimbulkan kejenuhan pada siswa.

4. Selama kegiatan belajar berlangsung peserta didik bnayak bermain dan mengobrol sendiri.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka batasan masalah dalam penelitian ini, yaitu:

1. Meningkatkan minat belajar peserta didik dalam pembelajaran IPA.

2. Pengaruh penerapan strategi pembelajaran Card Sort terhadap minat belajar peserta didik pada pembelajaran IPA. Pengaruh yang dimaksud adalah membandingkan kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen pesera didik diajarkan dengan menggunakan strategi pembelajaran Card Sort, sedangkan pada kelas kontrol peserta didik diajarkan dengan konvensional.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah yang telah penulis kemukakan di atas, maka rumusan masalah yang penulis

ajukan dalam penelitian ini adalah: “Apakah penerapan strategi pembelajaran Card

Sort berpengaruh terhadap minat belajar peserta didik kelas V pada mata pelajaran

(34)

14 E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Yang menjadi tujuan penelitian yang penulis lakukan ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan strategi pembelajaran Card Sort terhadap minat belajar peserta didik pada mata pelajaran IPA kelas V MI Ismaria Al

Qur’anniyah Al Qur’anniyah Bandar Lampung.

2. Kegunaan Penelitian

Adapun penelitian yang penulis laksanakan ini diharapkan dapat mempunyai manfaat sebagai berikut:

a. Bagi peserta didik, melalui strategi pembelajaran Card Sort peserta didik diharapkan akan menumbuhkan minat belajar peserta didik agar lebih mampu mengenal dan mengembangkan kapasitas belajar dan potensi yang dimilikinya secara penuh, dapat menggunakan potensi sumber belajar yang terdapat disekitarnya, dapat meningkatkan peran aktif peserta didik, dan dapat meningkatkan minat peserta didik terhadap suatu konsep IPA.

b. Bagi penulis, melalui penelitian ini penulis berharap dapat mengetahui pengaruh strategi pembelajaran Card Sort terhadap peningkatan minat belajar peserta didik dalam proses pembelajaran.

(35)

15

d. Bagi sekolah, sebagai bahan informasi untuk dapat mengenal dan mengembangkan strategi pembelajaran dalam rangka meningkatkan kualitas belajar mengajar di MI Ismaria Al Qur’anniyah Bandar Lampung menjadi lembaga pendidikan yang lebih berkualitas.

e. Bagi peneliti, sebagai sumbangan pemikiran dalam melakukan kajian yang berorientasi pada penerapan strategi pembelajaran IPA.

F. Ruang Lingkup Penelitian 1. Objek Penelitian

Objek penelitian merupakan gambaran singkat mengenai sesuatu yang diteliti secara normatif dengan penjelasan mengenai apa atau siapa yang menjadi objek penelitian dan hal-hal lain yang terkait. Objek dalam penelitian

ini adalah peserta didik kelas V semester ganjil MI Ismaria Al Qur’anniyah

Al Qur’anniyah Bandar Lampung.

2. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah strategi pemnelajaran Card Sort. 3. Waktu Penelitian

Waktu pra penelitian yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini dimulai pada bulan Juli pada semester ganjil tahun 2016.

4. Lokasi Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada kelas V di MI Ismaria Al Qur’anniyah Al

(36)

16 G. Definisi Operasional Variabel

a. Definisi Operasional Strategi Pembelajaran Card Sort

Strategi pembelajaran Card Sort (X) merupakan suatu strategi pembelajaran yang bersifat kerja sama dan saling tolong menolong dan tanggung jawab dalam menyelesaikan tugas yang diberikan melalui permainan potongan-potongan kartu.

Strategi pembelajaran ini memberikan kesempatan belajar yang lebih luas dan suasana yang kondusif dimana siswa dapat memperoleh dan mengembangkan pengetahuan, sikap, nilai serta keterampilan-keterampilan sosial.

b. Definisi Operasional Minat Belajar

Minat Belajar (Y) merupakan suatu kehendak yang timbul dalam diri sesorang yang dilandasi oleh pemusatan perhatian dan perasaan senang terhadap suatu obyek tertentu tanpa adanya unsur keterpaksaan.

(37)

17 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Strategi Pembelajaran Card Sort

1. Pengertian Strategi Pembelajaran Card Sort

Dalam penerapan pengajaran guru harus mampu memilih strategi pengajaran yang tepat. Salah satunya adalah strategi pembelajaran Card Sort.

Menurut Melvin L Silberman, dalam bukunya active learning disebutkan,

“Strategi pembelajaran Card Sort merupakan kegiatan kerjasama yang bisa digunakan untuk mengerjakan konsep, karakteristik klasifikasi, fakta tentang benda, atau menilai informasi. Strategi ini juga menekankan pada gerakan fisik yang diutamakan dapat membantu memberikan energi kepada suasana kelas

yang mulai jenuh, karena aktifitas pembelajaran yang sangat padat”.17

Menurut Hisyam Zaini ”Strategi pembelajaran Card Sort merupakan kegiatan kolaboratif yang bisa digunakan untuk mengerjakan konsep karakteristik,

klasifikasi, fakta tentang obyek atau mereview informasi”.

Dan pendapat-pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran Card Sort merupakan suatu strategi pembelajaran yang bersifat kerja sama dan saling tolong menolong dan tanggung jawab dalam menyelesaikan tugas yang diberikan melalui permainan potongan-potongan kartu.

(38)

18

Strategi pembelajaran ini memberikan kesempatan belajar yang lebih luas dan suasana yang kondusif dimana siswa dapat memperoleh dan mengembangkan pengetahuan, sikap, nilai serta keterampilan-keterampilan sosial.

Pada saat siswa belajar dalam kelompok-kelompok masing-masing berkembang suasan belajar yang terbuka dalam dimensi kesejawatan. Karena pada saat itu akan terjadi proses belajar kolaboratif dalam hubungan pribadi yang saling membutuhkan. Pada saat itu juga siswa yang belajar dalam kelompok kecil akan tumbuh dan berkembang pola belajar tutor sebaya dan secara bekerja sama.18

Contoh-contoh sikap yang dicontohkan oleh guru; suri tauladan. Contoh perilaku guru merupakan media pengajaran yang penting. Firman Allah SWT QS- Ash Shaf: 2-3

                      







Artinya:̌Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan

sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan̍. (QS- Ash Shaf: 2-3)19

18 http://www.refrensimakalah.com/2013/01/strategi-pembelajaran-card-short.html.21 Maret 2016, 11.00

(39)

19

Ayat di atas menjelaskan bahwa Allah SWT sangat membenci orang-orang yang beriman yang menyatakan suatu kebijakan, sementara mereka sendiri tidak melakukan hal tersebut. Begitu pula halnya dengan guru dalam mengajar, mereka harus memberikan contoh perbuatan - perbuatan yang baik yang mudah ditiru oleh siswanya.

2. Karakteristik Strategi Pembelajaran Card Sort.

a. Siswa bekerja dalam kelompok masing-masing untuk menguasai materi. b. Anggota kelompok diatur terdiri dari siswa yang berkemampuan rendah,

sedang, dan tinggi.

c. Jika memungkinkan anggota kelompok berbeda suku, budaya dan jenis kelamin.

d. Sistem penghargaan yang berorientasi kepada kelompok dari pada individu.

3. Ciri-ciri Strategi Pembelajaran Card Sort. a. Belajar bersama dengan teman.

b. Selama proses belajar terjadi tatap muka antar teman. c. Saling mendengarkan pendapat diantara teman. d. Belajar dari teman sendiri dalam kelompok. e. Produktif bicara/saling mencocokkan. f. Keputusan tergantung kepada siswa. g. Siswa aktif.

(40)

20 a. Guru mudah menguasai kelas. b. Mudah dilaksanakan.

c. Mudah mengorganisir kelas.

d. Dapat diikuti oleh siswa yang jumlahnya banyak. e. Guru mudah menerangkan dengan baik.

f. Siswa lebih mudah mengerti tentang materi yang diajarkan. g. Siswa lebih antusias dalam pembelajaran.

h. Sosialisasi antara siswa lebih terbangun yakni antara siswa dengan siswa lebih akrab.

5. Kelemahan strategi pembelajaran Card Sort adalah sebagai berikut:

a. Adanya kemungkinan terjadi penyimpangan perhatian murid, terutama apabila terjadi jawaban-jawaban yang menarik perhatiannya, padahal bukan sasaran (tujuan) yang di inginkan dalam arti terjadi penyimpangan dari pokok persoalan semula.

b. Siswa perlu perhatian lebih sehingga tidak keseluruhan siswa dapat diperhatikan dengan baik.

c. Banyak menyita waktu.

6. Adapun langkah-langkah strategi pembelajaran Card Sort yang kita lakukan adalah sebagai berikut:

a. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi gambar-gambar tentang pelajaran yang sudah dijelaskan sebelumnya.

(41)

21

c. Siswa mencari pasangan yang cocok dari masing-masing gambar.

d. Siswa bisa juga bergabung dengan lima atau enam siswa lain yang memegang kartu yang cocok.

Strategi ini sangat penting, dimana peserta didik dapat mengembangkan rasa ingin tahu, bersifat aktual, serta dapat mengembangkan diri dengan sikap kritis. Sehingga kompetensi tidak hanya pada peningkatan pengetahuan, tetapi pada pemahaman peserta didik yang dapat dilihat pada prestasi hasil belajar.20

Adapun meminimalisasi kekurangan metode ini Winarto menyusun prosedur pelaksanaan sebagai berikut:

Pertama : Persiapan alat bantu (potongan-potongan kartu). Kedua : Petunjuk dan informasi yang harus dilaksanakan. Ketiga : Pelaksanaan dengan menggunakan potongan- potongan

kartu/pedoman yang sudah disusun secara sistematis.

Keempat : Dilakukan pembahasan sebagai penguatan. Kelima : Melakukan kesimpulan dan pemantapan.

B. Minat Belajar 1. Pengertian Minat

Suatu kegiatan akan berjalan dengan baik dan lancar apabila ada minat yang timbul karena adanya kebutuhan. Dengan adanya kebutuhan, maka

(42)

22

timbullah motivasi yang disebabkan adanya minat yang besar terhadap suatu yang mengandung arti, bernilai tinggi bagi orang tersebut atau karena orang tersebut akan memenuhi kebutuhan dirinya sehingga dengan terpenuhinya kebutuhan orang tersebut akan merasa senang.

Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kaegiatan.21 Menurut Ahmad. D. Marimaba menyatakan bahwa minat adalah kecenderungan jiwa kearah sesuatu itu mengundang arti bagi kita, sesuatu itu memenuhi kebetuhan dan dapat menyenangkan kita, jadi minat bukanlah kecenderungan yang dipaksa.22 Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat dipahami bahwa minat merupakan suatu kehendak yang timbul dalam diri sesorang yang dilandasi oleh pemusatan perhatian dan perasaan senang terhadap suatu obyek tertentu tanpa adanya unsur keterpaksaan.

Minat tidak hanya diekspresikan melalui pernyataan yang menunjukkan bahwa anak didik lebih menyukai sesuatu daripada yang lainnya, tetapi dapat juga diimplementasikan melalui partisipasi aktif dalam suatu kegiatan. Anak didik yang berminat terhadap sesuatu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap sesuatu yang diminati itu dan sama sekali tak menghiraukan sesuatu yang lain.

21Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 57.

(43)

23

Perasaan yang didapat karena adanya hubungan langsung dengan segala sesuatu fenomena maka dapat mempengaruhi minat belajar yang sangat tinggi.

Menurut Djamarah:

”Suatu anggapan yang keliru adalah bila mengatakan bahwa minat dibawa

sejak lahir. Minat adalah perasaan yang didapat karena berhubungan dengan sesuatu. Minat terhadap sesuatu itu dipelajari dan dapat mempengaruhi belajar selanjutnya serta mempengaruhi penerimaan minta-minat baru. Jadi, minat terhadap sesuatu merupakan hasil belajar dan cenderung mendukung aktivitas belajar berikutnya”.

Belajar dengan minat akan mendorong peserta didik lebih baik dari pada belajar tanpa minat sangat berpengaruh pada belajar menurut Djamarah bahwa:

“Minat besar pengaruhnya terhadap aktifitas belajar. Anak didik yang

berminat terhadap suatu mata pelajaran akan mempelajarinya dengan sungguh-sungguh dan memiliki perasaan yang senang, karena adanya daya tarik baginya. Anak didik mudah menghapal pelajaran yang menarik minatnya. Proses belajar akan berjalan lancar bila disertai minat. Minat merupakan alat motivasi yang uatama yang dapat membangkitkan kegairahan belajar anak didik dalam rentang waktu tertentu. Oleh karena itu guru perlu membangkitkan minat belajar anak

didik agar pelajaran yang diberikan mudah anak didik pahami”.

Ada beberapa macam cara yang dapat guru lakukan untuk membangkitkan minat anak didik sebagai berikut:

(44)

24

b. Menghungkan bahan pelajaran yang diberikan dengan persoalan pengalaman yang dimiliki anak didik, sehingga anak didik mudah menerima bahan pelajaran.

c. Memberikan kesempatan kepada anak didik untuk mendapatkan hasil belajar yang baik dengan cara menyediakan lingkungan belajar yang kreatif dan kondusif.

d. Menggunakan berbagai macam bentuk dan teknik mengajar dalam konteks perbedaan individual anak didik.23

Menurut Slameto “Minat adalah adalah salah satu rasa lebih suka, rasa

ketertarikan dan semangat pada suatu hal atau aktifitas”.24

Semangat dapat dikatakan sebagai minat karena orang yang mempunyai semangat yang kuat dalam belajar dan dengan dorongan usaha yang keras, memiliki kewaspadaan yang baik dalam memiliki pemikiran yang benar maka semua hal yang ingin dilakukan akan tercapai dengan baik. Seseorang yang akan melakukan segala sesuatu dengan semangat, usaha, ketekunan, kewaspadaan, dan pemikiran yang benar maka ia dapat memusatkan pemikirannya dengan baik dan semua hal yang akan dilakukan pasti belajar dengan benar.

23 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar (Jakarta: Rineka Cipta, 2011), h. 166.

(45)

25

Untuk mengetahui lebih jauh lagi tentang definisi minat, maka penulis mengangkat beberapa pendapat tentang minat yang dikemukakan oleh para tokoh, diantaranya:

1) Ahmad D. Marimba dalam bukunya yang berjudul Pengantar Filsafat Pendidikan Islam mengemukakan definisi minat yaitu “Kecenderungan jiwa

terhadap sesuatu karena kita merasa ada kepentingan dengan sesuatu itu, yang umumnya disertai dengan perasaan senang terhadap sesuatu.

2) Sadirman A.M, dalam bukunya Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar mengemukakan pendapatnya minat yaitu suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhannya sendiri.

(46)

26

Untuk itu guru harus bisa memanfaatkan minat belajar peserta didik dengan menyediakan kondisi yang mendukungnya. Minat peserta didik untuk belajar merupakan kekuatan yang bersumber dari diri peserta didik. Minat ini memang berhubungan dengan kebutuhan peserta didik untuk mengetahui sesuatu dari objek yang dipelajarinya.

2. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Minat

Untuk dapat mengetahui keberhasilan proses kegiatan belajar mengajar, seluruh faktor-fakor yang berhubungan dengan guru dan peserta didik harus dapat diperhatikan. Mulai dari perilaku guru dalam mengajar sampai dengan tingkah laku peserta didik sebagai timbal balik dari hasil sebuah pengajaran. Tingkah laku peserta didik ketika mengikuti proses belajar mengajar dapat mengindikasikan akan ketertarikan peserta didik terhadap pelajaran itu, atau sebaliknya peserta didik merasa tidak tertarik dengan pelajaran tersebut. Ketertarikan peserta didik inilah yang merupakan salah satu tanda-tanda minat.

Menurut Taufani ada tiga faktor yang mendasari timbulnya minat yaitu: a. Faktor dorongan dalam, yaitu dorongan dari individu itu sendiri,

sehingga timbul minat untuk melakukan aktivitas atau tindakan tertentu untuk memenuhinya. Misalnya, dorongan untuk belajar dan menimbulkan minat untuk belajar.

(47)

27

merupakan semacam kompromi pihak individu dengan lingkungan sosialnya. Misalnya, minat pada studi karena ingin mendapatkan penghargaan dari orangtuanya.

c. Faktor emosional, yakni minat erat hubungannya dengan emosi karena faktor emosional selalu menyertai seseorang dalam berhubungan dengan objek minatnya. Kesuksesan seseorang pada suatu aktivitas disebabkan karena aktivitas tersebut menimbulkan perasaan suka atau puas, sedangkan kegagalan akan menimbulkan perasaan tidak senang dan mengurangi minat seseorang terhadap kegiatan yang bersangkutan.

Agar peserta didik memiliki minat untuk belajar, guru harus berusaha membangkitkan minat peserta didik agar proses belajar mengajar yang efektif tercipta di dalam kelas dan peserta didik mencapai suatu tujuan sebagai hasil dari belajarnya. Minat belajar seseorang tidaklah selalu stabil, melainkan selalu berubah. Oleh karena itu perlu diarahkan dan dikembangkan kepada sesuatu pilihan yang telah ditentukan melalui faktor-faktor yang mempengaruhi minat itu.

Sebagaimana pernyataan Syaiful Bahri bahwa “Minat besar pengaruh

(48)

28

Proses belajar akan berjalan lancar bila disertai minat. Oleh karena itu, guru perlu membangkitkan minat peserta didik agar pelajaran yang diberikan mudah dipahami. dan ada beberapa cara yang dapat dilakukan guru untuk membangkitkan minat peserta didik, sebagai berikut:

a. Membangkitkan adanya suatu kebutuhan.

b. Menghubungkan dengan persoalan pengalaman masa yang lampau. c. Memberikan kesempatan untuk mendapat hasil yang baik.

d. Menggunakan berbagai macam bentuk mengajar. 3. Indikator Minat

Adapun indikator dalam minat dalam belajar adalah sebagai berikut: a. Perasaan Senang,

Seorang peserta didik yang memiliki perasaan senang atau suka terhadap suatu mata pelajaran, maka peserta didik tersebut akan terus mempelajari ilmu yang disenanginya. Tidak ada perasaan terpaksa pada peserta didik untuk mempelajari bidang tersebut.

b. Ketertarikan Peserta didik,

(49)

29 c. Perhatian Peserta didik,

Perhatian merupakan konsentrasi atau aktivitas jiwa terhadap pengamatan dan pengertian, dengan mengesampingkan yang lain dari pada itu. Peserta didik yang memiliki minat pada objek tertentu, dengan sendirinya akan memperhatikan objek tersebut.

d. Keterlibatan Peserta didik

Ketertarikan seseorang akan suatu objek yang mengakibatkan orang tersebut senang dan tertarik untuk melakukan atau mengerjakan kegiatan dari objek tersebut

Minat belajar peserta didik merupakan aspek psikologi. Seseorang menampakkan diri dalam beberapa gejala seperti: keinginan perasaan suka untuk melakukan proses perubahan tingkah laku melalui berbagai kegiatan yang meliputi mencari pengetahuan dan pengalaman, dengan kata lain minat belajar itu adalah perhatian, rasa suka, ketertarikan peserta didik terhadap belajar yang ditunjukkan melalui sikap keantusiasan, partisipasi, dan keaktifan dalam belajar.

(50)

30

penentu dan pencipta kondisi pembelajaran yaitu dengan menggunakan metode mengajar yang sesuai dan interaktif.

Peserta didik yang mempunyai minat belajar yang tinggi terhadap mata pelajaran akan berusaha meningkatkan minat belajarnya. Secara sederhana, minat merupakan kecenderungan seseorang terhadap sesuatu.

4. Pengertian Belajar

Belajar secara umum dapat diartikan sebagai proses perubahan perilaku akibat interaksi individu dengan lingkungan. Proses perubahan perilaku ini tidak terjadi dengan sendirinya., tetapi ada yang sengaja direncanakan dan ada yng dengan sendirinya terjadi karena proses kematangan. Proses yang sengaja direncanakan agar terjadi perubahan perilaku ini disebut dengan proses belajar. Proses ini merupakan suatu aktifitas psikis/mental yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan yang relatif konstan dan berbekas.25

Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku secara keselurhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkunganya.26 Menurut Syaiful Bahri Djamarah belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoseh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari

25 Etin Solihatin, Strategi Pembelajaran PPKN (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), hlm. 5

(51)

31

pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkunganya yang menyangkut kognitf, afektif, dan psikomotor.27

Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat dipahami bahwa yang dimaksud dengan belajar adalah suatu usaha untuk mendapatkan perubahan tingkah laku seutuhnya dari suatu pengalaman yang diperoleh individu dengan melibatkan dua unsur, yaitu jiwa dan raga, oleh karenanya perubahan sebagai hasil dari proses belajar adalah perubahan jiwa yang mempengaruhi tingkah laku seseorang.

Menurut Abu Ahmadi belajar adalah perubahan sebagai akibat dari adanya pegorbanan yang merupakan proses dimana tingkah laku individu ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman.28 Sedangkan Sumadi Suryabrata menyatakan bahwa belajar adalah aktifitas yang menghasilkan perubahan dalam diri siswa baik yang bersifat aktual maupun potensial.29 Bagi seorang sisiwa belajar merupakan suatu kewajiban. Hal ini sejalan dengan pandangan agama islam yang mengutamakan menuntut ilmu (belajar) wajib bagi setiap orang beriman agar memperoleh ilmu pengetahuan dalam rangka meningkatkan derajat kehidupan mereka, hal ini dinyatakan dalam Al-Qur’an surat Mujadalah ayat11:

(52)

32                                                

Artinya: “Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.”30

Dalam ayat yang lain Allah SWT menekankan kepada manusia agar banyak Membaca dan belajar dalam kehidupan ini, seperti yang disebutkan dalam ayat berikut ini:





























































Artinya: “1) Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, 2) Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah. 3) Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, 4) Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam [baca: Allah mengerjakan manusia dengan manusia dengan tulis baca], 5) Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.31

Ayat-ayat di atas menegaskan tentang kewajiban belajar bagi seorang muslim, beranjak kembali tentang pengertian-pengertian belajar di atas dapat dipahami bahwa belajar adalah suatu kegiatan atau usaha yang berlangsung untuk mencapai perubahan dalam menambah ilmu pengetahuan. Kegiatan belajar

(53)

33

merupakan kegiatan paling pokok dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik.

Belajar merupakan pengembangan pengetahuan baru, keterampilan dan sikap ketika seorang individu berinteraksi dengan informasi dan lingkungan. Belajar terjadi setiap saat. Kita belajar sesuatu hanya dengan berjalan menelusuri jalan raya, menonton TV, berbincang-bincang dengan orang lain, atau hanya dengan cara menganmati lingkungan sekitar kita. Tipe belajar incidental di atas bukan menjadi daya tarik utama dari tugas profesi kependidikan kita, namun kita akan peduli terutama kepada belajar yang berlangsung dalam merespons apa yang kita usahakan dan kita tawarkan. Bagaimana kita mendesain dan menyusun perencanan pembelajaran menjadi suatu perhatian utama kita bukan hanya dengan apa kita pelajari melainkan juga bagaimana siswa menggunkana apa yang mereka pelajari. Proses pembelajaran melibatkan pemilihan penyusunan dan pengiriman informasi dalam suatu lingkungan yang sesuai dan cara siswa berinteraksi dengan informasi tersebut.

C. Mata Pelajaran IPA

Sains atau IPA adalah usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat pada sasaran, serta menggunakan prosedur, dan dijelaskan dengan penalaran sehingga mendapat suatu kesimpulan.32

(54)

34

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.33

IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat diindentifikasikan. Penerapan IPA perlu dilakukan secara bijaksana agar tidak berdampak buruk terhadap lingkungan.di tingkat SD/MI diharapkan ada penekanan pembelajaran Salingtemas ( Sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat) yang diarahkan pada pengalaman belajar untuk merancang dan membuat suatu karya melalui penerapan konsep IPA dan kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana.

Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientific inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta

(55)

35

mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu pembelajaran IPA di SD/MI menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah.

D. Kerangka Berpikir

Kerangka berfikir merupakan suatu gambaran yang menjelaskan secara teori yang berkaitan dengan dengan berbagai faktor yang menjadi permasalahan dalam penelitian sehingga diketahui kondisi yang akan terjadi.34 Menurut Sugiyono kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah di identifikasi sebagai masalah yang penting.

[image:55.612.114.516.276.638.2]

Adapun kerangka berfikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

34 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kombinasi (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 91.

Minat peserta didik rendah

Strategi pembelajaran Card Sort Pembelajaran konvensional

(56)

36 E. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Adapun hipotesis yang diangkat adalah:

Ha : Ada pengaruh yang signifikan strategi pembelajaran Card Sort terhadap minat belajar peserta didik pada mata pelajaran IPA kelas V MI Ismaria Al

Qur’anniyah Bandar Lampung.

(57)

37 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Secara umum penelitian diartikan “sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.35 Penulis menggunakan metode penelitian kuantitatif. Metode ini disebut metode kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik.36 Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimen Design. Alasan peneliti menggunakan metode ini karena peneliti akan melakukan penelitian dengan membandingkan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Yaitu kelompok eksperimen yaitu kelas yang menggunakan strategi pembelajaran Card Sort dengan kelompok control yaitu kelas yang menggunakan pembelajaran konvensial (ceramah).

B. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variabel tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.37 Penelitian ini mengkaji satu variabel bebas dan satu variabel terikat.

35 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2011), h. 2. 36 Sugiyono, Ibid, h. 7.

(58)

38 a. Variabel Bebas (X)

Variabel bebas atau independen variabel merupakan variabel yang cenderung mempengaruhi perubahan variabel terikat. Variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah pengaruh penerapan strategi pembelajaran Card Sort.

b. Variabel Terikat (Y)

Variabel terikat atau dependen variabel merupakan variabel yang cenderung dapat dipengaruhi oleh variabel bebas, dalam hal ini yang menjadi variabel terikat (Y) adalah terhadap minat belajar peserta didik pada mata pelajaran IPA.

[image:58.612.157.531.286.520.2]

Pengaruh hubungan antara variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y) dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3.1

Hubungan Antara Variabel Bebas dan Variabel Terikat Keterangan:

X = Variabel bebas (pengaruh strategi pembelajaran card sort) Y = Variabel terikat (minat belajar)

(X)

Strategi Pembelajaran Card Sort

(59)

39 C. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.38

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V MI Ismaria Al

[image:59.612.133.508.296.510.2]

Qur’aniyyah Semester Ganjil, dengan jumlah siswa 131 dengan distribusi kelas sebagai berikut:

Tabel 3.I

Distribusi Siswa Kelas V MI Ismaria Al Qur’aniyyah No Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah Siswa

1 V A 15 15 30

2 V B 10 20 30

3 V C 14 7 21

4 V D 15 10 25

5 V E 14 11 25

Jumlah Populasi

68 63 131

Sumber: Dokumentasi MI Ismaria Al Qur’aniyyah tahun ajaran 2016/2017

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.39 Dalam penelitian ini diambil dua kelas pada kelas V MI

Ismaria Al Qur’aniyyah Bandar Lampung. Kelas V pertama sebagai sampel yang pembelajaranya menggunakan strategi pembelajaran Card Sort (kelas

38Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2011), h. 80.

(60)

40

eksperimen) dan kelas V kedua sebagai sampel yang dalam pembelajarannya menggunakan pembelajaran konvensional (kelas kontrol).

3. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik sampling adalah suatu cara pengambilan sampel, pada penelitian ini teknik sampling yang digunakan adalah dengan teknik acak kelas, yaitu strategi pengambilan sampel yang dilakukan dengan cara memilih kertas secara acak. Penerapan teknik sampling pada penelitian ini dilakukan dengan cara undian. Adapun langkah-langkahnya adalah 1) membuat undian dari kelima kelas yaitu dengan cara menuliskan nomor subyek kelas V A sampai kelas V E pada kertas kecil, satu nomor untuk setiap kelas, 2) kertas digulung dan diundi dengan melakukan dua kali pengambilan, hingga terpilih dua buah nomor, 3) kemudian dua buah nomor diundi lagi untuk menentukan kelas eksperimen yaitu strategi pembelajaran card sort dan kelas kontrol yaitu menggunakan pembelajaran konvensional.

D. Desain Penelitian

Desain penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah angket awal minat bertujuan untuk mengetahui skor minat belajar awal siswa. Desain yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat sebagai berikut:

[image:60.612.144.527.292.529.2]

Kelas Eksperimen: O1 X O2 Kelas Kontrol : O1 O2

(61)

41 O1 : Angket awal minat belajar

O2 : Angket akhir minat belajar

X : Pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran Card Sort

Berdasarkan desain penelitian di atas, kedua kelas diberi angket awal minat dengan soal yang sama. Setelah diberi perlakuan yang berbeda, kedua kelas dites kembali dengan angket akhir. Pada kelas eksperimen diberikan perlakuan dengan menggunakan strategi pembelajaran Card Sort dan pada kelas kontrol menggunakan pembelajaran konvensional. Perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok menunjukkan pengaruh dari perlakuan yang diberikan.

E. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan melalui: 1. Angket

Menurut Hasan, angket merupakan teknik pengumpulan data dengan menyerahkan daftar pertanyaan atau pernyataan untuk di isi oleh responden.40 Responden adalah orang yang memberi tanggapan dari pertanyaan atau pernyataan yang diberikan. Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data dari strategi pembelajaran Card Sort terhadap minat belajar peserta didik pada mata pelajaran IPA kelas V MI Ismaria Al

Qur’anniyah Bandar Lampung. Angket terbagi menjadi dua jenis yaitu:

(62)

42

a. Angket terbuka, merupakan angket yang pertanyaannya memberikan kebebasan kepada responden untuk memberikan jawaban sesuai dengan keinginan.

b. Angket tertutup, merupakan angket yang pertanyaan atau pernyataan tidak memberikan kebebasan kepada responden untuk memberikan jawaban sesuai dengan keinginan.

Jenis angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup, yaitu kuisioner yang menyediakan jawaban sehingga pengisi hanya memberikan tanda pada jawaban yang dipilih sesuai keadaan sebenarnya.

2. Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berupa bentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorag.41 Teknik ini digunakan peneliti untuk memperoleh data yang berkitan dengan sejarah singkat, jumlah peserta didik, jumlah guru, dan sarana prasarana yang ada di sekolah serta nilai yang berhubungan dengan pembahasan penelitian.

3. Wawancara

Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Ciri utama wawancara adalah kontak langsung

<

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ..................................................................
Tabel 3.1 Distribusi Siswa Kelas V MI Ismaria Al Qu’anniyah.................
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
Gambar 3.1 Hubungan Antara Variabel Bebas dan Variabel Terikat
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan penguasaan konsep dan kontribusinya dalam pembangunan karakter siswa SMP pada konsep gerak tumbuhan bermuatan nilai

As result, the best in- flight meal service models to each personality trait were different combination of seventh design elements namely menu variant, menu information,

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmad dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul:

Analisis Molekuler Candida Albicans pada Pasien HIV Rumah Sakit DR Moewardi Surakarta Sebagai Bahan Pembuatan Kit Diagnosis Berbasis Isolat Lokal.. Kata kunci: Candida

Latihan olahraga dapat menurunkan tekanan sistolik maupun diastolik pada usia tengah baya yang sehat dan juga mereka yang mempunyai tekanan darah tinggi ringan.. Latihan

Sehubungan dengan dokumen penawaran yang Saudara/i telah disampaikan untuk Pekerjaan Pengadaan Alat Bantu Penangkapan Ikan pada Kegiatan Pembinaan dan Pengembangan Kapal Perikanan,

Pembangunan Talud Jalan Masjid Baiturrohman Desa Bojong Kec.. Desa Grugu -

In this paper, we propose a hierarchical semantic graph model for man-made objects detection and recognition in high resolution remote sensing images.. Our solution uses both the