TUGAS MATA KULIAH TEORI RING LANJUT
MODUL NOETHER
Dian Ariesta Yuwaningsih
(11/321642/PPA/03489)
Sebelumnya, telah diketahui bahwa sebagai ring dengan elemen satuan memenuhi sifat rantai naik untuk ideal-ideal di . Apabila dipandang sebagai modul, maka setiap ideal di dapat dipandang dengan submodul dari . Dengan demikian sifat rantai naik juga berlaku pada submodul-submodul di . Hal inilah yang melatarbelakangi pendefinisian sifat rantai naik untuk suatu M Rmodul yang selanjutnya melatarbelakangi munculnya definisi modul Noether. Dalam keseluruhan tugas ini, yang dimaksud dengan M
modul
R adalah modul kiri atas ring dengan elemen satuan R .
Definisi 1.1. Diberikan R ring dengan elemen satuan dan M Rmodul. Modul M dikatakan memenuhi sifat rantai naik (ACC) untuk submodul apabila untuk setiap rantai naik submodul-submodul dari M yaitu N1N2 N3, terdapat bilangan bulat positif n sedemikian hingga memenuhi Ni Nn untuk setiap in.
Selanjutnya, berikut diberikan definisi dari modul Noether beserta dengan contoh modul Noether.
Definisi 1.2. Modul M disebut modul Noether apabila M memenuhi sifat rantai naik
Contoh 1.3.
a) sebagai modul merupakan modul Noether.
b) Setiap ring pembagian (division ring) yang dipandang sebagai modul merupakan modul Noether, karena submodul dari suatu ring pembagian hanyalah
0 dan dirinya sendiri.c) Ring polinomial atas bilangan bulat
x apabila dipandang sebagai modul bukan merupakan modul Noether, karena terdapat rantai naik submodul-submodul di
x yaitu x xx2 yang tidak stasioner.Sama halnya dalam koleksi ideal-ideal dari suatu ring yang tak kosong, dalam koleksi submodul-submodul dari suatu modul yang tak kosong juga dapat ditemukan elemen maksimal.
Definisi 1.4. Modul M dikatakan memenuhi kondisi maksimal pada submodul apabila untuk
setiap koleksi submodul-submodul dari M yang tidak kosong memuat suatu submodul yang maksimal, yaitu submodul yang tidak termuat di dalam submodul lain dalam koleksi submodul-submodul dari M .
Selanjutnya, berikut diberikan teorema yang menyatakan ekuivalensi sifat-sifat dari modul Noether, sama halnya dengan teorema ekuivalensi sifat-sifat dari ring Noether.
Teorema 1.5. Diberikan R ring dengan elemen satuan dan M Rmodul. Pernyataan-pernyataan berikut ini ekuivalen.
a) M merupakan modul Noether. b) M memenuhi kondisi maksimal.
c) Setiap submodul di M dibangun secara hingga.
Bukti.
a b . Diketahui bahwa M merupakan modul Noether. Berarti M memenuhi sifat rantai naik (ACC) untuk submodul. Diambil sebarang koleksi submodul-submodul dari M, yaitu dengan . Diambil sebarang J1, maka J merupakan submodul yang 1 maksimal di dalam atau terdapat J2 sedemikian hingga J1J2. Apabila J 1merupakan submodul yang maksimal, maka terbukti. Namun, apabila J bukan merupakan 1 submodul yang maksimal maka J merupakan submodul yang maksimal di dalam 2 atau terdapat J3 sedemikian hingga J2 J3. Proses diteruskan hingga diperoleh suatu submodul yang maksimal di dalam . Oleh karena diketahui M memenuhi sifat rantai naik (ACC) untuk submodul, maka proses pengulangan tersebut akan berhenti pada suatu langkah berhingga, misalkan langkah ke-n . Dengan demikian, diperoleh J merupakan submodul n maksimal di dalam . Jadi terbukti bahwa modul M memenuhi kondisi maksimal.
b c . Diketahui bahwa modul M memenuhi kondisi maksimal. Akan dibuktikan bahwa setiap submodul di Mdibangun secara hingga. Diambil sebarang submodul N di M . Dibentuk koleksi submodul-submodul di N yang dibangun secara hingga, misal himpunan
A M A| submodul di yang dibangun secara hinggaN
H . Jelas bahwa H karena
0 H . Menurut yang diketahui, maka H memiliki elemen maksimal, misalkan A . * Akan ditunjukkan bahwa N A*. Jelas bahwa A*N, sehingga tinggal ditunjukkan bahwa*
N A . Diambil sebarang xN, maka A* x merupakan submodul di N dan dibangun secara hingga. Akibatnya diperoleh A* x H . Karena diketahui bahwa A merupakan * elemen maksimal di dalam H , maka haruslah A* x A*. Dengan demikian diperoleh bahwa x A* sehingga xA*. Karena pengambilan elemen xN sebarang, maka diperoleh N A*. Jadi terbukti bahwa N A*. Dengan demikian, terbukti bahwa setiap submodul di M dibangun secara hingga.
c a . Diketahui bahwa setiap submodul di M dibangun secara hingga. Akan ditunjukkan bahwa M merupakan modul Noether. Berarti akan ditunjukkan bahwa modul M memenuhi sifat rantai naik (ACC) untuk submodul. Diambil sebarang rantai naik submodul-submodul di M , yaitu M1M2 M3 . Diperoleh bahwa *1 i i M M
merupakan submodul di M . Karena diketahui bahwa setiap submodul di M dibangun secara hingga, maka M dibangun secara hingga. Dengan demikian, * M* m m1, 2,,mndiperoleh bahwa miM*, sehingga
i
i k
m M untuk suatu ki. Selanjutnya, dipilih
1 2
maks , , , n
j k k k , maka diperoleh
i
k j
M M untuk setiap i
1, 2,,n
. Akibatnya diperoleh m m1, 2,,mnMj, sehingga memenuhi M* m m1, 2,,mn Mj M*. Dengan demikian, terbukti bahwa M* Mj untuk suatu j . Jadi terdapat j sedemikian hingga memenuhi Ml Mj, untuk setiap bilangan bulat positif l j. Dengan demikian terbukti bahwa modul M memenuhi sifat rantai naik (ACC) untuk submodul. Jadi terbukti bahwa M merupakan modul Noether. Seperti halnya dalam ring, berikut diberikan suatu teorema yang menjelaskan bahwa bayangan homomorfisma dari suatu modul Noether merupakan modul Noether.
Teorema 1.6. Diberikan M dan N masing-masing merupakan Rmodul, serta
epimorfisma modul : M N. Jika M merupakan modul Noether maka N juga merupakan modul Noether.
Bukti.
Diambil sebarang rantai naik submodul-submodul di N, yaitu N1N2N3. Karena
merupakan homomorfisma maka diperoleh bahwa 1
N1 1
N2 1
N3 merupakan rantai naik submodul-submodul di M . Karena diketahui M modul Noether, maka terdapat n sedemikian hingga memenuhi 1
Nn i
1
Nn
untuk setiap 1, 2,
i . Akan ditunjukkan bahwa Nn i Nn untuk setiap i1, 2,. Diambil sebarang
1, 2,3,
i dan xNn i . Karena merupakan epimorfisma maka terdapat yM sedemikian hingga memenuhi
y x. Akibatnya diperoleh y1
Nn i
1
Nn , sehingga xNn. Dengan demikian, diperoleh Nn i Nn. Jadi terbukti bahwa Nn i Nn untuk setiap i1, 2,. Dengan demikian, terbukti bahwa N merupakan modul Noether. Berikut diberikan suatu teorema yang menjelaskan keterkaitan antara barisan eksak pendek suatu modul dengan modul Noether. Dalam pembuktian teorema ini digunakan teorema sebelumnya.
Teorema 1.7. Diberikan barisan eksak pendek modul 0 L fMg N 0. Modul M merupakan modul Noether jika dan hanya jika N dan L juga merupakan modul Noether.
Bukti.
. Diketahui M modul Noether, berarti modul M memenuhi sifat rantai naik untuk submodul. Karena f merupakan homomorfisma modul, maka f L merupakan submodul
di M . Oleh karena setiap submodul di f L merupakan submodul di M , maka
f L juga
memenuhi sifat rantai naik untuk submodul. Karena f merupakan monomorfisma maka diperoleh L f L
. Dengan demikian, diperoleh bahwa L memenuhi sifat rantai naik untuk submodul. Jadi terbukti bahwa L merupakan modul Noether. Selanjutnya, karena g merupakan epimorfisma dan M modul Noether, maka berdasarkan Teorema 1.6 terbukti bahwa N merupakan modul Noether.
. Diketahui bahwa N dan L merupakan modul Noether. Akan dibuktikan bahwa M modul Noether. Dibentuk rantai naik submodul-submodul di M yaitu M1M2 M3 . Karena f dan g homomorfisma, maka diperoleh 1
1
1
1 2 3
f M f M f M merupakan rantai naik submodul-submodul di L dan g M
1 g M
2 g M
3 merupakan rantai naik submodul-submodul di N . Karena N dan L merupakan modul Noether maka terdapat n sedemikian hingga memenuhi f 1
Mi f 1
Mn
dan
i
ng M g M , untuk setiap in. Akan ditunjukkan bahwa Mn1Mn. Jelas bahwa
1
n n
M M , tinggal ditunjukkan Mn1Mn. Diambil sebarang xMn1, maka terdapat
n
yM sedemikian hingga memenuhi g x
g y
. Karena g merupakan homomorfisma, maka diperoleh g x
y
0 sehingga diperoleh
x y
Ker g
. Karena
Im
Ker g f , maka diperoleh
x y
Im
f . Berarti terdapat zL sehingga memenuhi f z
x y. Selanjutnya, karena Mn Mn1 maka diperoleh yMn1 sehingga
n 1f z x y M . Akibatnya, diperoleh z f 1
Mn 1
f 1
Mn
. Dengan demikian
n
xM . Jadi terbukti bahwa Mn1Mn. Dengan demikian diperoleh Mn1 Mn. Jadi terbukti bahwa tedapat bilangan n sedemikian hingga memenuhi Mi Mn untuk setiap
in. Dengan demikian, terbukti bahwa M merupakan modul Noether.
Selanjutnya, berikut diberikan beberapa akibat dari Teorema 1.7. Akibat pertama menjelaskan bahwa modul faktor dari suatu modul Noether merupakan modul Noether. Sedangkan akibat kedua menjelaskan bahwa hasil tambah langsung dari sejumlah berhingga modul Noether merupakan modul Noether.
Akibat 1.8. Diberikan M Rmodul dan submodul K di M . Modul M Noether jika dan hanya jika K dan M
K juga merupakan modul Noether. Bukti. Dibentuk barisan 0 K f M g M 0 K . Jelas bahwa g M: M K merupakan epimorfisma. Selanjutnya, didefinisikan pengaitan f K: M dengan
f k k untuk setiap kK. Jelas bahwa f merupakan monomorfisma. Akibatnya diperoleh K Im
f dan Ker g
yM y| 0
yM y| K
KIm
f . Jadidiperoleh bahwa 0 K f M g M 0
K
merupakan barisan eksak pendek. Selanjutnya, berdasarkan Teorema 1.7 diperoleh bahwa M merupakan modul Noether jika dan hanya jika K dan M
K juga merupakan modul Noether.
Akibat 1.9. Diberikan M M1, 2,,Mn masing-masing merupakan Rmodul. Hasil tambah langsung (direct sum) M1M2 Mn merupakan modul Noether jika dan hanya jika
i
M merupakan modul Noether untuk setiap i1, 2, . ,n
Bukti.
Pembuktian dengan menggunakan induksi matematika.
Untuk n2. Dibentuk barisan eksak pendek:
1 2
1 1 2 2
Berdasarkan Teorema 1.8 maka terbukti bahwa M1M2 merupakan modul Noether jika dan hanya jika M dan 1 M merupakan modul Noether. 2
Diasumsikan bahwa M1M2 Mn1 merupakan modul Noether jika dan hanya jika M merupakan modul Noether untuk setiap i i1, 2,,n1. Akan dibuktikan bahwa
1 2 n
M M M merupakan modul Noether jika dan hanya jika M merupakan i modul Noether untuk setiap i1, 2, . Dibentuk barisan eksak pendek: ,n
1 1 1 1 0 n n 0 n n i i n i i M M M
. Berdasarkan Teorema 1.8 maka diperoleh bahwa1 n i i M
merupakan modul Noether jika dan hanya jika1 1 n i i M
dan M n merupakan modul Noether. Karena 1 1 2 1 1 n i n i M M M M
merupakan modul Noether maka diperoleh M imerupakan modul Noether untuk setiap i1, 2,,n1. Dengan demikian, terbukti bahwa M1M2 Mn merupakan modul Noether jika dan hanya jika M i
merupakan modul Noether untuk setiap i1, 2, . ,n
Berikut diberikan suatu teorema yang menjelaskan syarat perlu dan syarat cukup suatu endomorfisma dari modul Noether merupakan automorfisma.
Teorema 1.10. Diberikan M Rmodul Noether dan endomorfisma f EndR
M .Endomorfisma f merupakan automorfisma jika dan hanya jika f bersifat surjektif.
Bukti.
. Diketahui f EndR
M merupakan automorfisma, berarti f merupakan isomorfisma. Dengan demikian, f bersifat surjektif.
. Diketahui f EndR
M bersifat surjektif. Akan ditunjukkan bahwa f merupakan automorfisma. Karena f EndR
M dan f surjektif, maka f merupakan epimorfisma. Berarti tinggal ditunjukkan bahwa f bersifat injektif. Diperhatikan rantai naiksubmodul-submodul di M, yaitu
2
30 Ker f Ker f Ker f . Karena diketahui M
modul Noether, maka terdapat n sedemikian hingga
m
nKer f Ker f untuk setiap
bilangan mn. Diambil sebarang aM dengan aKer f
. Karena f epimorfisma maka f juga merupakan epimorfisma, sehingga diperoleh n a fn
b untuk suatu bM. Akibatnya diperoleh fn1
b f
fn
b
f a
0, sehingga bKer f
n1 . Karena diketahui Ker f
n1 Ker f
n maka diperoleh bKer f
n , sehingga a fn
b 0. Dengan demikian diperoleh bahwa Ker f
0 . Karena
0 Ker f
maka terbukti bahwa Ker f
0 . Jadi terbukti bahwa f bersifat injektif. Dengan demikian, terbukti bahwa bahwa f merupakan automorfisma. Selanjutnya, berikut diberikan suatu teorema yang menjelaskan bahwa untuk suatu endomorfisma f dari modul Noether dapat ditemukan suatu bilangan bulat positif n sedemikian hingga irisan dari bayangan n
f dengan kernel f sama dengan nol. n
Teorema 1.11. Diberikan M Rmodul dan endomorfisma f EndR
M . Jika Mmerupakan modul Noether maka terdapat n sedemikian hingga memenuhi
Im fn Ker fn 0 .
Bukti.
Diperhatikan rantai naik submodul-submodul di M , yaitu Ker f
Ker f
2 . Karena M merupakan modul Noether, maka terdapat n sedemikian hingga memenuhi
n
n iKer f Ker f untuk setiap i1, 2,3,. Diambil sebarang xIm
fn Ker f
n , berarti xIm
fn dan xKer f
n . Karena xIm
fn maka terdapat yM sehingga memenuhi fn
y x. Karena
nxKer f maka
2
0
n n n n
f x f f y f y .,
sehingga diperoleh yKer f
2n . Karena Ker f
n Ker f
2n , maka diperoleh
n
Im n n 0
f Ker f . Karena jelas bahwa
0 Im
n
nf Ker f
, maka terbukti
bahwa Im
fn Ker f
n
0 . REFERENSI
[1] Hungerford., T.W., 1974, Algebra, Springer-Verlag, United States of America.
[2] Lambek, J., 1966, Lectures on Rings and Modules, Blaisdell Publishing Company, United States of America.
[3] Malik, D.S., Mordeson, J.M., dan Sen M.K., 1997, Fundamentals Of Abstract Algebra, McGraw-Hill Companies Inc., Singapore.
[4] Wang, H.J., --, Introduction to Commutative Algebra, --.
[5] Wisbauer, R., 1991, Foundations of Module and Ring Theory, Gordon and Breach Science Publishers.