• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Kepemilikan Asing, Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Utang Terhadap Kos Keagenan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Kepemilikan Asing, Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Utang Terhadap Kos Keagenan."

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KEPEMILIKAN ASING, UKURAN PERUSAHAAN, DAN KEBIJAKAN UTANG TERHADAP KOS KEAGENAN

SKRIPSI

Oleh :

I KADEK HERY SEPTIAWAN NIM :1215351053

PROGRAM EKSTENSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA

(2)

i

PENGARUH KEPEMILIKAN ASING, UKURAN PERUSAHAAN, DAN KEBIJAKAN UTANG TERHADAP KOS KEAGENAN

Oleh :

I KADEK HERY SEPTIAWAN NIM :1215351053

Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

di Program Ekstensi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana

(3)

ii

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi ini telah diuji oleh tim penguji dan disetujui oleh Pembimbing, serta diuji pada tanggal :

Tim Penguji : Tanda tangan

1. Ketua : Dr. IGAM Asri Dwija Putri, SE, M.Si ...………….

2. Sekretaris : Ni Gst Putu Wirawati, SE, M.Si ...………….

3. Anggota : Drs. I Made Mertha, M.Si, Ak ...………….

Mengetahui,

Ketua Jurusan Akuntansi

Dr. A.A.G.P. Widanaputra, SE, M.Si.,Ak. NIP. 19650323 199103 1 004

Pembimbing

(4)

iii

PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya,

di dalam Naskah Skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh

orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi dan tidak

terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain,

kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar

pustaka.

Apabila ternyata di dalam naskah skripsi ini dapat dibuktikan terdapat

unsur-unsur plagiasi, saya bersedia di proses sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

Denpasar, April 2016

Mahasiswa,

(5)

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa / Tuhan Yang Maha

Esa, karena atas berkatrahmat-Nya, skripsi yang berjudul “Pengaruh Kepemilikan

Asing, Ukuran Perusahaan, dan Kebijakan Utang terhadap Kos Keagenan” dapat diselesaikan sesuai dengan yang direncanakan. Pada kesempatan ini, penulis

menyampaikan terimakasih kepada:

1. Ni Gusti Putu Wirawati, SE, M.Si selaku Dosen Pembimbing atas waktu,

bimbingan, masukan, serta motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini.

2. Dr. IGAM Asri Dwija Putri, SE, M.Si selaku Dosen Pembahas atas masukan

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

3. Drs. I Made Mertha, M.Si, Ak selaku Dosen Penguji atas masukan sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Dr. I Nyoman Mahaendra Yasa, SE., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Universitas Udayana.

5. Prof. Dr. Ni Nyoman Kerti Yasa, SE., M.Si., selaku Pembantu Dekan I

FakultasEkonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

6. Dr. A. A. G. P. Widanaputra, SE, M.Si., Ak., selaku Ketua Jurusan Akuntansi,

serta Dr. I Dewa Nyoman Badera, SE, M.Si., selaku Sekretaris Jurusan

Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

7. Drs. I Ketut Suardika Nata, M.Si., selaku Ketua Program Ektensi Fakultas

(6)

v

8. Dr. I Putu Sudana, SE, MSAcc., Ak., selaku Pembimbing Akademik

9. Kedua orang tua penulis I Made Susila dan Ni Nyoman Werni atas motivasi

dan masukan yang diberikan dan semua anggota keluarga yang selalu

memberikan dorongan semangat dan doa yang sangat berarti bagi penulis.

10. Teman-teman seperjuangan Ni Luh Ayu Sukrisna Dewi, A.A Putri Rahayu,

Ida Bagus Adinata, I Made Prasetia Wira Atmaja, Ida Bagus Manik

Brahmandika, dan I Gede Tri Dharma Prawira yang telah memberikan

dukungan dan motivasi bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi.

11. Teman-teman seperjuangan FEB Unud Angkatan 2012 atas kerjasama dan

kebersamaannya.

12. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih belum sempurna.

Oleh karena itu, kritik dan saran sangat diharapkan sebagai masukan yang berharga.

Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan semua pihak yang terkait.

Denpasar, April 2016

(7)

vi

Judul : Pengaruh Kepemilikan Asing, Ukuran Perusahaan, dan Kebijakan Utang terhadap Kos Keagenan

Nama : I Kadek Hery Septiawan NIM : 1215351053

ABSTRAK

Manajer mempunyai kewajiban untuk memaksimumkan kesejahteraan para pemegang saham, namun disisi lain manajer juga mempunyai kepentingan untuk memaksimumkan kesejahteraan mereka. Perbedaan tujuan tersebut menimbulkan konflik keagenan dan juga akan menimbulkan kos yang disebut dengan kos keagenan. Hubungan keagenan ada ketika salah satu pihak (prinsipal) menyewa pihak lain (agen) untuk melaksanakan suatu jasa. Pendekatan yang dapat dilakukan untuk mengurangi kos keagenan adalah dengan meningkatkan kepemilikan asing dan meningkatkan kebijakan utang perusahaan. Perusahaan dengan ukuran yang besar cenderung terjadi moral hazard yang dapat mengakibatkan meningkatnya kos kegaenan.

Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan secara empiris pengaruh kepemilikan asing, ukuran perusahaan, dan kebijakan utang terhadap kos keagenan. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dalam tahun pengamatan 2012-2014. Sampel dipilih dengan teknik purposive sampling dan diperoleh 74 perusahaan yang memenuhi kriteria dengan 222 pengamatan. Kos keagenan diproksikan dengan asset turnover. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda yang sebelumnya telah lulus uji asumsi klasik.

Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan regresi linear berganda diperoleh bahwa seluruh hipotesis diterima yaitu kepemilikan asing berpengaruh negatif terhadap kos keagenan, ukuran perusahaanberpengaruh positif terhadap kos keagenan, serta kebijakan utang berpengaruh negatif terhadap kos keagenan.

(8)

vii DAFTAR ISI

JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ORISINILITAS... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAK ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Kegunaan Penelitian ... 8

1.5 Sistematikan Penulisan ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1Landasan Teori ... 11

2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) ... 11

2.1.2 Mekanisme Untuk Mengurangi Masalah Agensi .. 13

2.1.3 Kos Keagenan (Agency Cost) ... 17

2.1.4 Kepemilikan asing ... 19

2.1.5 Ukuran Perusahaan ... 20

2.1.6 Kebijakan Utang ... 20

2.2Hipotesis Penelitian ... 23

2.2.1 Pengaruh Kepemilikan Asing terhadap Kos Keagenan ... 23

2.2.2 Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Kos Keagenan ... 23

2.2.3 Pengaruh Kebijakan Utang terhadap Kos Keagenan ... 24

BAB III METODE PENELITIAN 3.1Desain Penelitian ... 25

3.2Lokasi atau Ruang Lingkup Wilayah Penelitian ... 25

3.3Objek Penelitian ... 26

3.4Identifikasi Variabel ... 26

3.5Definisi Operasional Variabel ... 27

3.6Jenis dan Sumber Data ... 29

3.7Populasi, Sampel dan Metode Penentuan Sampel ... 29

3.7.1 Populasi ... 29

3.7.2 Sampel dan Metode Penentuan Sampel ... 29

3.8Metode Pengumpulan Data ... 30

3.9Teknik Analisis Data ... 30

(9)

viii

3.9.2 Uji Asumsi Klasik ... 31

3.9.3 Analisis Regresi Linier Berganda ... 33

3.9.4 Koefisien Determinasi ... 34

3.9.5 Uji Kelayakan Model (Uji F) ... 35

3.9.6 Uji t ... 35

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1Gambaran Umum Data ... 36

4.2Statistik Deskriptif ... 38

4.3Hasil Uji Asumsi Klasik ... 40

4.3.1 Hasil Uji Normalitas ... 40

4.3.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 41

4.3.3 Hasil Uji Multikolinearitas ... 41

4.3.4 Hasil Uji Autokorelasi ... 42

4.4 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda ... 43

4.4.1 Koefisien Determinasi ... 44

4.4.2 Uji Kelayakan Model (Uji F) ... 45

4.5 Hasil Uji t ... 45

4.6 Pembahasan Hasil Penelitian ... 46

4.6.1 Pengaruh Kepemilikan Asing Terhadap Kos Keagenan ... 46

4.6.2 Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Kos Keagenan ... 47

4.6.3 Pengaruh Kebijakan Utang Terhadap Kos Keagenan ... 47

BAB V PENUTUP 5.1Simpulan ... 48

5.2Saran ... 49

DAFTAR RUJUKAN ... 50

(10)

ix

DAFTAR TABEL

No. Tabel Halaman

4.1 Seleksi Jumlah Sampel Penelitian ... 37

4.2 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian ... 38

4.3 Hasil Uji Normalitas Variabel Penelitian ... 40

4.4 Hasil Uji Heterokedastisitas Variabel Penelitian ... 41

4.5 Hasil Uji Multikolinearitas Variabel Penelitian ... 41

4.6 Hasil Uji Autokorelasi Variabel Penelitian ... 42

(11)

x

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Halaman

(12)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Halaman

1 Daftar Nama Perusahaan Sampel yang Terdaftar di Bursa

Efek Indonesia Tahun 2012-2014 ... 54

2 Data Variabel Sampel Penelitian ... 57

3 Statistik Deskriptif Data Uji ... 66

4 Uji Normalitas ... 67

5 Uji Heteroskedastisitas ... 68

6 Uji Multikolinearitas ... 69

7 Uji Autokorelasi ... 70

(13)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan

perusahaan go public yang menjual sahamnya kepada masyarakat luas. Perusahaan

ini wajib melaporkan laporan keuangannya kepada publik serta para pemegang

sahamnya yang di-publish dalam situs resmi www.idx.co.id baik itu laporan

keuangan tri wulan, kuartal, semester, dan tahunan. Para pemegang saham adalah

pihak yang menerima langsung dampak yang diakibatkan oleh keputusan yang

dibuat manajemen. Penunjukan manajer oleh pemegang saham untuk mengelola

perusahaan dalam kenyataannya seringkali menghadapi masalah dikarenakan

tujuan perusahaan berbenturan dengan tujuan pribadi manajer. Manajer mempunyai

kewajiban untuk memaksimumkan kesejahteraan para pemegang saham, namun

disisi lain manajer juga mempunyai kepentingan untuk memaksimumkan

kesejahteraan mereka. Penyatuan kepentingan pihak-pihak ini seringkali

menimbulkan masalah yang disebut dengan masalah keagenan.

Beberapa kasus yang terjadi di Indonesia seperti kasus salah saji laporan

keuangan yang terjadi pada PT Kimia Farma Tbk. Pada tahun 2002 ditemukan

penggelembungan laba bersih pada laporan keuangan PT Kimia Farma. Direksi

lama PT Kimia Farma periode 1998-Juni 2002 diwajibkan membayar denda untuk

disetor ke kas Negara, karena melakukan kegiatan praktek penggelembungan atas

laporan keuangan per 31 Desember 2001. Selain kasus itu, PT Lippo Tbk. juga

(14)

2

keuangan yang diterbitkan perusahaan tersebut sehingga para pemegang saham

mulai meragukan informasi berupa laporan keuangan yang disajikan manajemen

(Wiryadi dan Sebrina, 2013).

Teori agensi menjelaskan fenomena tersebut yang dipopulerkan oleh Jensen

dan Meckling (1976), mereka menyatakan bahwa tujuan yang dimiliki oleh

pemegang saham perusahaan (prinsipal) berbenturan dengan tujuan yang dimiliki

oleh manajer (agen). Hal ini menyebabkan terjadinya konflik kepentingan dan

sering disebut sebagai konflik keagenan. Konflik keagenan disebabkan karena

adanya perbedaan kepentingan dan asimetri informasi di antara pemegang saham

dengan manajemen. Asimetri informasi adalah informasi yang tidak seimbang,

dimana pihak manajemen mengetahui lebih banyak informasi searta keadaan yang

terjadi di perusahaan dibandingkan dengan pemegang saham.

Prinsipal lebih tertarik dengan apa yang telah dicapai oleh agen yaitu mereka

mengharapkan berita baik (good news) dari investasi yang telah mereka tanamkan

di perusahaan tersebut, di lain pihak agen akan berusaha meningkatkan

kepentingannya agar memeroleh bonus yang tinggi dengan berusaha memberikan

kesan pesan yang baik sehingga selalu dipercaya oleh pemegang saham serta

memeroleh keuntungan yang diharapkannya. Perbedaan kepentingan antara

prinsipal dan agen ini akan menimbulkan masalah keagenan. Kondisi ini terjadi

karena asimetri informasi antara manajemen dan pihak lain yang tidak memiliki

sumber dan akses yang memadai untuk memeroleh informasi yang digunakan untuk

(15)

3

Masalah keagenan terdiri dari dua kategori yaitu adverse selection dan

moral hazard. Adverse selection terjadi ketika agen gagal memberikan

kemampuannya dan cenderung mengambil keputusan yang merugikan, sedangkan

moral hazard adalah kondisi lingkungan dimana agen melalaikan tanggungjawab

atau bertindak sesuai dengan kepentingannya sendiri dan bertentangan dengan

kepentingan prinsipal. Agar tidak terjadi kesulitan di masa depan yang berdampak

buruk terhadap perusahaan, prinsipal harus mengendalikan konflik keagenan ini.

Konflik keagenan memicu timbulnya kos keagenan (agency cost). Abdul

Halim (2007) menyatakan kos keagenan adalah kos yang timbul agar manajer

bertindak selaras dengan tujuan pemilik. Terdapat tiga jenis kos keagenan yaitu

monitoring cost adalah biaya yang timbul untuk mengukur dan mengontrol tingkah

laku manajer, bonding cost adalah biaya untuk menjamin bahwa agen tidak akan

mengambil keputusan yang merugikan prinsipal, dan residual loss adalah biaya

yang timbul akibat dari keputusan manajemen yang seharusnya dapat

mengoptimalkan keuntungan pemegang saham. Pemegang saham menginginkan

agar kos keagenan dapat diminialisir.

Struktur kepemilikan merupakan suatu mekanisme untuk mengurangi

konflik antara manajemen dan pemegang saham. Masalah keagenan dapat

dikurangi dengan adanya struktur kepemilikan (Faizal, 2004). Kepemilikan saham

oleh asing, merupakan saham yang dimiliki oleh perorangan, badan hukum,

pemerintah serta bagian-bagiannya yang berstatus luar negeri. Kepemilikan saham

oleh asing dapat menurunkan kos keagenan karena adanya monitoring untuk

(16)

4

Adanya kepemilikan asing dalam perusahaan, dianggap concern terhadap

peningkatan good corporate governance (Simerly dan Li, 2000). Banyak

perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEI yang memiliki kepemilikan asing

dalam daftar shareholder-nya, ini berarti bahwa di Indonesia telah mengalami

peningkatan good corporate governance dari semenjak krisis moneter tahun 1998.

Salah satu contoh perusahaan yang memiliki kepemilikan asing adalah PT Bank

Danamon Indonesia Tbk. Yang menjadikan perusahaan tersebut masuk sepuluh

besar dengan GCG terbaik di Indonesia tahun 2013 (bisnis.tempo.co). Perusahaan

yang sebagian besar sahamnya dimiliki oleh asing biasanya lebih sering

menghadapi masalah asimetri informasi dikarenakan hambatan geografis dan

bahasa. Oleh sebab itu perusahaan dengan kepemilikan asing yang besar akan

terdorong untuk melaporkan atau mengungkapkan informasinya secara sukarela

dan luas. Adanya keterbukaan informasi dapat mengurangi agency cost yang terjadi

di perusahaan (Xiao et al. 2004 dalam Rahmadiyani, 2012).

Ukuran perusahaan memiliki pengaruh terhadap kos keagenan. Dengan

ukuran perusahaan yang besar cenderung terjadi moral hazard, di mana manajer

biasanya memanfaatkan insentif yang sesuai dengan kepentingannya dan

kemungkinan hal tersebut tidak termasuk dalam kontrak kerja. Kontrak kerja

mengatur masing-masing hak kewajiban dengan tetap memperhitungkan

kemanfaatan secara keseluruhan. Kontrak kerja merupakan seperangkat aturan

yang mengatur mekanisme bagi hasil, baik yang berupa keuntungan, return,

(17)

5

baik adalah fairness, yang memerlihatkan pelaksanaan kewajiban yang optimal

oleh agen dan pemberian insentif yang memuaskan dari prinsipal kepada agen.

Menurut Jensen dan Meckling (1976) cara lain dalam mengatasi

permasalahan agensi adalah dengan meningkatkan utang. Argumen tersebut

didukung oleh pernyataan bahwa dengan meningkatnya utang akan semakin kecil

porsi saham yang akan dijual perusahaan dan semakin besar utang perusahaan maka

semakin kecil dana menganggur yang dapat dipakai perusahaan untuk

pengeluaran-pengeluaran yang kurang perlu. Semakin besar utang maka perusahaan harus

mencadangkan lebih banyak kas untuk membayar bunga serta pokok pinjaman.

Dalam hal ini adanya utang akan dapat mengendalikan penggunaan free cash flow

secara berlebihan oleh manajemen. Menurut Jansen (1986) mekanisme untuk

mengurangi free cash flow ini dikelompokan sebagai bonding, yaitu suatu

mekanisme yang dipakai manajer untuk membuktikan bahwa mereka tidak akan

menghamburkan dana perusahaan dan mereka berani mengambil risiko kehilangan

pekerjaan jika tidak bisa mengelola perusahaan dengan serius. Disisi pemegang

saham, kebijakan peningkatan utang dapat mengurangi pengawasan terhadap

manajemen karena pihak ketiga yang meminjamkan dana (bondholder) akan

melakukan pengawasan terhadap manajemen agar pinjamannya tidak

disalahgunakan.

Beberapa penelitian terdahulu telah meneliti hubungan kos keagenan yang

ditimbulkan oleh konflik keagenan. Namun, penelitian-penelitian ini memberikan

hasil yang tidak konsisten, yang mungkin disebabkan oleh faktor-faktor lain yang

(18)

6

Syafruddin (2012) yang melakukan penelitian mengenai pengaruh struktur

kepemilikan dan mekanisme corporate governance terhadap biaya keagenan. Hasil

penelitian Aga dan Syafruddin menunjukkan bahwa struktur kepemilikan yang

diproksikan dengan kepemilikan asing berpengaruh signifikan terhadap agency cost

yang diukur dengan asset turnover. Sedangkan hasil yang berbeda diperoleh

Rahmadiyani (2012) yang meneliti tentang pengaruh struktur kepemilikan terhadap

kos keagenan dengan aktivitas pengawasan dewan komisaris sebagai pemoderasi

pada perusahaan manufaktur periode 2008-2010, menyimpulkan bahwa struktur

kepemilikan keluarga, struktur kepemilikan institusi, dan struktur kepemilikan

asing berpengaruh negatif terhadap kos keagenan.

Selain mengenai kepemilikan asing terhadap kos keagenan, beberapa studi

empiris juga meneliti mengenai hubungan ukuran perusahaan terhadap kos

keagenan, diantaranya Intan (2014) meneliti tentang pengaruh kepemilikan

manajerial, struktur modal, ukuran perusahaan, dan agency cost sebagai variabel

intervening terhadap kinerja perusahaan pada perusahaan manufaktur yang

terdaftar di BEI. Menunjukkan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh

terhadap agency cost, berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Fachrudin

(2011) yang mendapatkan hasil ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap

agency cost.

Selanjutnya mengenai kebijakan utang oleh Purnami (2011) meneliti

mengenai pengaruh kepemilikan manjerial, kepemilikan institusional, kebijakan

deviden, dan leverage pada kos keagenan menemukan bahwa kepemilikan

(19)

7

keagenan. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Widanaputra dan Ratnadi

(2008) yang meneliti tentang pengaruh kebijakan deviden, leverage dan

kepemilikan manajerial terhadap kos keagenan menyimpulkan bahwa kebijakan

utang berpengaruh negatif signifikan.

Adanya hasil yang berbeda dalam penelitian sebelumnya (research gap)

maka diperlukan penelitian lebih lanjut dari variabel-variabel tersebut. Jadi

penelitian ini bermaksud untuk meneliti pengaruh kepemilikan asing, ukuran

perusahaan, dan kebijakan utang terhadap kos keagenan pada perusahaan non

keuangan yang terdaftar di BEI tahun 2012-2014.

1.2 Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan, maka yang

menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah.

1) Apakah kepemilikan asing berpengaruh terhadap kos keagenan?

2) Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap kos keagenan?

3) Apakah kebijakan utang berpengaruh terhadap kos keagenan?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan penelitian

ini adalah sebagai berikut.

1) Untuk membuktikan secara empiris pengaruh kepemilikan asing

terhadap kos keagenan.

2) Untuk membuktikan secara empiris pengaruh ukuran perusahaan

(20)

8

3) Untuk membuktikan secara empiris pengaruh kebijakan utang terhadap

kos keagenan.

1.4 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan sebagai berikut.

1) Kegunaan Teoritis

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi dalam

bidang akuntansi mengenai teori keagenan khususnya mengenai kos

keagenan. Penelitian ini juga bertujuan untuk mendukung

temuan-temuan riset sebelumnya dan dapat dijadikan sebagai referensi untuk

penelitian selanjutnya.

2) Kegunaan Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada

para pelaku bisnis sebagai salah satu pertimbangan dalam menanamkan

investasinya dan kos keagenan sangat penting dipahami untuk menilai

suatu perusahaan. Penelitian ini juga diharapkan menjadi referensi bagi

(21)

9 1.5 Sistematika Penulisan

Skripsi ini terdiri dari lima bab dan berkaitan erat antara satu dengan yang

lainnya. Secara garis besar, isi dari masing-masing bab adalah sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN

Merupakan bab yang menguraikan tentang latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, serta sistematika

penyajian.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

Bab ini menjelaskan mengenai kajian pustaka yang digunakan untuk

mendukung penelitian ini dalam memecahkan permasalahan yang

ada, menguraikan tentang teori-teori yang berkaitan dengan

pembahasan pada skripsi ini yaitu mengenai teori keagenan,

mekanisme untuk mengurangi masalah agensi, agency cost,

kepemilikan asing, ukuran perusahaan ,dan kebijakan utang. Bab ini

juga menguraikan tentang pembahasan penelitian sebelumnya yang

berkaitan dengan penelitian ini serta rumusan hipotesis.

BAB III METODE PENELITIAN

Merupakan bab yang berisikan tentang metode penelitian yang

meliputi desain penelitian, lokasi penelitian obyek penelitian,

variabel penelitian, definisi operasional variabel, jenis dan sumber

data, populasi, sampel dan metode penentuan sampel, metode

(22)

10

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Merupakan bab yang terdiri dari deskripsi variabel penelitian, hasil

pengujian atas uji asumsi klasik, dan hasil pengujian masing-masing

hipotesis yang ada dalam penelitian ini termasuk hasil pengujian atas

uji analisis regresi linear berganda.

BAB V PENUTUP

Merupakan bab yang memuat simpulan dari hasil pembahasan pada

bab sebelumnya, keterbatasan penelitian dan saran-saran yang

(23)

11 BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory)

Menurut Anthony dan Govindarajan (2005) hubungan agensi ada ketika

salah satu pihak (prinsipal) menyewa pihak lain (agen) untuk melaksanakan suatu

jasa. Teori keagenan juga disebut teori kontraktual yang memandang suatu

perusahaan sebagai suatu perikatan kontrak antara anggota-anggota perusahaan

(Jensen dan Meckling, 1986). Manajemen merupakan pihak yang dikontrak oleh

pemegang saham untuk bekerja demi kepentingan pemegang saham. Oleh karena

itu manajemen diberikan sebagian kekuasaan untuk membuat keputusan bagi

kepentingan pemegang saham (diskresi manajemen), sehingga manajemen wajib

mempertanggungjawabkan semua kinerjanya kepada pemegang saham.

Teori keagenan secara umum dibahas dua hal (Mahadwartha dan Jogiyanto,

2002) yaitu: (1) positive agency memfokuskan pembahasan mengenai hubungan

antara pihak agen dengan prinsipal. (2) principal agent research membahas

cakupan yang lebih luas yaitu mengenai semua hubungan atau konflik kepentingan

antara satu pihak dengan pihak lainnya dimana pihak yang satu tidak melaksanakan

instruksi atau perintah pihak kedua.

Messier et al. (2006) menyatakan bahwa hubungan keagenan ini

menimbulkan dua permasalahan, yaitu asimetri informasi dan konflik kepentingan.

Asimetri informasi terjadi ketika manajemen mengetahui lebih banyak informasi

(24)

12

Sedangkan konflik keagenan disebabkan oleh tindakan manajemen yang tidak

selalu mementingkan kesejahteraan pemegang saham dan kedua belah pihak

memiliki tujuan yang berbeda.

Menurut Jensen dan Meckling (1976) ada dua jenis permasalahan yang

ditimbulkan oleh asimetri informasi, yaitu:

1) Adverse selection, adalah keadaan dimana pemegang saham tidak dapat

mengetahui apakah suatu keputusan yang diambil oleh agen benar-benar

didasarkan atas informasi yang telah diperolehnya, atau terjadi sebagai

sebuah kelalaian dalam tugas.

2) Moral hazard, yaitu permasalahan yang muncul jika manajemen tidak

melaksanakan hal-hal yang telah disepakati bersama dalam kontrak kerja

dan cenderung bertindak oportunis.

Kontrak kerja akan menjadi optimal bila kontrak dapat fairness yaitu

mampu menyeimbangkan antara prinsipal dan agen yang secara matematis

memperlihatkan pelaksanaan kewajiban yang optimal oleh agen dan pemberian

imbalan khusus yang memuaskan dari prinsipal kepada agen. Inti dari teori

keagenan adalah pendesainan kontrak yang tepat untuk menyelaraskan kepentingan

prinsipal dan agen dalam hal terjadi konflik kepentingan (Scott, 1997 dalam

(25)

13

Teori keagenan dilandasi oleh tiga buah asumsi (Eisenhardt, 1989) yaitu.

1) Asumsi tentang sifat manusia

Manusia pada dasarnya memiliki karakteristik mementingkan diri sendiri

(self interest), memiliki keterbatasan rasionalitas (bounded rationality), dan

tidak menyukai risiko (risk aversion).

2) Asumsi tentang keorganisasian

Asumsi keorganisasian adalah adanya konflik antar anggota organisasi,

efisiensi sebagai kriteria produktivitas, dan adanya asumsi asimetris antara

prinsipal dan agen.

3) Asumsi tentang informasi

Sebuah informasi memiliki nilai yang dianggap dapat diperjualbelikan

sehingga para pihak yang membutuhkan informasi perlu melakukan

pengorbanan untuk memeroleh informasi tersebut.

Teori keagenan memberikan landasan utama dalam kaitannya dengan

penyediaan informasi mengenai aktivitas yang telah terjadi. Informasi merupakan

salah satu cara untuk mengurangi ketidakpastian, sehingga sangat dibutuhkan pihak

yang kompeten dalam menyediakan informasi berkaitan dengan risiko dan

kemungkinan mengendalikan sifat opportunistic manajemen.

2.1.2 Mekanisme Untuk Mengurangi Masalah Agensi

Jensen dan Meckling (1976) mengidentifikasikan ada dua cara untuk

mengurangi kesempatan manajemen melakukan tindakan yang merugikan

pemegang saham, yaitu pemegang saham luar melakukan pengawasan (monitoring)

(26)

14

(bonding). Pada satu sisi, kedua kegiatan tersebut akan mengurangi kesempatan

penyimpangan oleh manajer sehingga nilai perusahaan akan meningkat sedangkan

pada sisi yang lain keduanya akan memunculkan biaya sehingga akan mengurangi

nilai perusahaan. Jensen dan Meckling juga menyatakan bahwa calon investor akan

mengantisipasi adanya kedua biaya tersebut ditambah dengan kerugian yang masih

muncul meskipun sudah ada monitoring dan bonding, yang disebut dengan residual

loss. Beberapa mekanisme kontrol yang dapat digunakan untuk mengurangi

masalah agensi, meliputi.

1) Mekanisme kontrol dengan monitoring

Ada beberapa mekanisme untuk mengurangi kos keagenan. Berikut

mekanisme-mekanisme kontrol dengan monitoring yang dapat dipakai untuk

mengurangi masalah agensi.

(1) Pembentukan dewan komisaris

Pembentukan dewan komisaris adalah salah satu mekanisme yang

banyak dipakai untuk memonitor manajer. Namun penelitian Mace

(1986) menemukan bahwa pengawasan dewan komisaris terhadap

manajemen pada umumnya tidak efektif. Ini terjadi karena proses

pemilihan dewan komisaris yang kurang demokratis dengan mana

kandidat dewan komisaris sering dipilih oleh manajemen sehingga

setelah terpilih tidak berani mengkritik manajemen. Namun jika

dewan didominasi oleh anggota dari luar (independent board of

director) maka monitoring dewan komisaris terhadap manajer

(27)

15 (2) Pasar corporate control

Manne (1965) menyatakan bahwa adanya pasar untuk corporate

control dimana perusahaan yang menurun nilainya akibat adanya

masalah agensi akan diambilalih oleh perusahaan lain, merupakan

mekanisme yang lebih bagus sehingga masalah agensi dapat

dikurangi.

(3) Pemegang saham besar

Model pengurangan masalah agensi yang dibuat Jensen dan

Meckling (1976) mengasumsikan bahwa pemegang saham terdiri

dari investor-investor kecil. Oleh karena itu biaya monitoring

terhadap manajemen oleh para investor tersebut akan sangat besar

sehingga mereka akan cenderung tidak melakukan monitoring.

(4) Kepemilikan terkonsentrasi

Mekanisme pengurangan kos keagenan yang agak mirip dengan

mekanisme pemegang saham besar adalah mekanisme lewat

kepemilikan yang lebih terkonsentrasi. Kepemilikan dikatakan lebih

terkonsentrasi jika untuk mencapai kontrol dominasi atau mayoritas

dibutuhkan penggabungan lebih sedikit investor. Dibandingkan

dengan mekanisme pemegang saham besar, kepemilikan

terkosentrasi memiliki kekuatan kontrol yang lebih rendah karena

mereka tetap harus melakukan koordinasi untuk menjalankan hak

kontrolnya. Namun pada sisi yang lain mekanisme kepemilikan

(28)

16

munculnya peluang bagi kelompok investor yang terkosentrasi untuk

mengambil tindakan yang merugikan investor lain.

(5) Pasar manajer

Fama (1980) menyatakan bahwa masalah agensi akan berkurang

dengan sendirinya karena manajer akan dicatat kinerjanya oleh pasar

manajer, baik yang ada dalam perusahaan sendiri maupun yang

berasal dari luar perusahaan. Persaingan di pasar manajer ini akan

memaksa manajer bertindak sebaik mungkin untuk kemajuan

perusahaan.

2) Mekanisme kontrol dengan peningkatan kepemilikan manajer

Ketika kepemilikan saham oleh manajer perusahaan meningkat, maka

mereka berinsentif untuk menginvestasikannya pada proyek-proyek yang

memiliki net present value yang positif dan mengurangi konsumsi untuk

kepentingan pribadinya. Insentif kepemilikan dapat memberikan manajer dan

pemegang saham untung maupun rugi secara bersama-sama.

3) Mekanisme kontrol dengan bonding

Jensen (1986) melihat masalah keagenan dari sudut keterbatasan uang

yang dapat digunakan manajer untuk kegiatan konsumtif. Jika agency cost

ingin dikurangi maka free cash flow harus dikurangi terlebih dahulu. Dengan

kata lain manajer harus menunjukkan kepada pemegang saham bahwa dia telah

(29)

17 2.1.3 Kos Keagenan (Agency Cost)

Adanya konflik kepentingan antara manajemen (agen) dan pemegang saham

(prinsipal) mendasari adanya kos keagenan. Kos keagenan adalah biaya

dikeluarkan untuk memonitor dan menjamin perilaku manajemen sesuai dengan

tujuan dari pemegang saham. Teori keagenan mengatakan bahwa sulit untuk

mempercayai bahwa manajemen akan selalu bertindak berdasarkan kepentingan

pemegang saham, sehingga diperlukan monitoring dari pemegang saham (Copeland

dan Weston, 1992:20).

Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa terdapat tiga jenis kos

keagenan, diantaranya.

1) Biaya Pengawasan (Monitoring Cost)

Biaya ini merupakan biaya yang dikeluarkan oleh pemegang saham

untuk mengawasi aktivitas dan perilaku manajer antara lain membayar

auditor untuk mengaudit laporan keuangan perusahaan dan premi asuransi

untuk melindungi aset perusahaan, pembatasan anggaran, biaya untuk

menetapkan rencana kompensasi manajer, dan aturan-aturan operasi

2) Biaya Ikatan (Bonding Cost)

Biaya yang ditanggung oleh manajemen untuk menetapkan dan

mematuhi mekanisme yang menjamin bahwa manajemen bertindak untuk

kepentingan pemegang saham. Contohnya biaya untuk menyediakan

laporan keuangan kepada pemegang saham. Pemegang saham hanya akan

mengijinkam bonding cost terjadi jika biaya tersebut dapat mengurangi

(30)

18

3) Residual Loss

Biaya ini juga dikeluarkan oleh manajemen yang diakibatkan oleh

pengambilan keputusan yang salah dan lolos dari pengawasan. Biaya ini

juga didefinisikan sebagai kerugian atau penurunan tingkat kesejahteraan

pemegang saham maupun manajemen setelah terjadinya hubungan

keagenan. Contohnya adalah pengeluaran untuk perjalanan dinas dan

akomodasi kelas satu (Purnami, 2011 ; Piramita, 2012).

Menurut Crutchley and Hansen (1989) untuk mengurangi kos keagenan

dapat dilakukan dengan meningkatkan penggunaan utang dalam pendanaan, karena

utang mewajibkan perusahaan untuk membayarnya kembali, maka free cash flow

yang tersedia untuk manajer dalam melakukan tindakan-tindakan yang tidak

semestinya menjadi terbatas.

Berdasarkan beberapa studi empiris, pengukuran untuk kos keagenan dapat

digunakan dengan proksi Asset turnover (Ang et al. 2000; Faizal, 2004; Wang,

2010). Asset turnover merupakan rasio antara penjualan dibagi dengan total aset

yang menunjukkan asset utilization, yaitu mengukur kemampuan manajemen

dalam menggunakan asetnya secara efisien pada investasi yang produktif. Nilai

asset turnover yang rendah menunjukkan bahwa manajemen tidak

memaksimumkan kepentingan pemegang saham, seperti poor investment decision

dan kelalaian manajemen seperti mengerahkan terlalu sedikit usaha untuk

membantu menghasilkan revenue (Ang et al, 2000) sehingga asset turnover

berbanding terbalik dengan kos keagenan. Semakin rendah nilai asset turnover

(31)

19 2.1.4 Kepemilikan Asing

Kepemilikan asing adalah kepemilikan saham biasa (common stock)

perusahaan yang dimiliki oleh perorangan, badan hukum, pemerintah, serta

bagian-bagiannya yang berstatus luar negeri (Aryani, 2011). Menurut Anggraini (2011)

kepemilikan asing merupakan kepemilikan saham yang dimiliki oleh perusahaan

multinasional. Biasanya perusahaan yang sahamnya sebagian besar dimiliki oleh

investor asing cenderung menghadapi masalah asimetri informasi yang disebabkan

oleh hambatan geografis, budaya, dan bahasa. Investor asing menghadapi risiko

yang cukup besar dalam berinvestasi di negara yang masih berkembang, termasuk

risiko politik, risk bearing dan hukum di negara tersebut. La Porta, et al., (1999)

mengungkapkan bahwa karena investor asing menghadapi risiko yang besar maka

monitoring yang dilakukan oleh investor asing relatif lebih tinggi sehingga dapat

memberikan tekanan terhadap perusahaan agar lebih efisien memanfaatkan sumber

daya sehingga mampu mengurangi kos keagenan.

Investor asing cenderung lebih pintar dan memiliki berbagai inovasi,

sehingga perusahaan dengan kepemilikan asing akan memiliki pengetahuan lebih

baik yang berdampak pada peningkatan nilai perusahaan. Menurut Almilia (2008),

perusahaan yang memiliki investor asing dalam daftar shareholder-nya cenderung

melakukan pengungkapan yang lebih luas, karena perusahaan tersebut memiliki

teknologi yang cukup untuk menciptakan sistem informasi manajemen yang lebih

efisien sehingga lebih mudah memberi akses dalam sistem pengendalian intern.

(32)

20

kerjanya terkait dengan pekerjaan yang dilakukan dan berdampak pada efisiensi

produktivitas perusahaan.

2.1.5 Ukuran Perusahaan

Salah satu faktor yang dipertimbangkan oleh investor dalam berinvestasi

adalah ukuran perusahaan (size). Menurut Ross (2010) ukuran perusahaan

menunjukan ukuran besar atau kecilnya sebuah perusahaan. Untuk menentukan

ukuran perusahaan dapat dilihat dari volume produksi atau skala produksi. Ukuran

perusahaan juga dapat diamati dengan melihat perkembangkan penjualan, besarnya

nilai total aset ataupun ukuran kapitalisasi pasar.

Ukuran perusahaan adalah sebuah alat untuk menentukan besar atau

kecilnya sebuah perusahaan, perusahaan yang besar dapat dinilai dari skala

produksi atau kapasitas produksi yang mereka miliki akan tetapi dalam definisi

yang lebih khusus ukuran perusahaan (size) dapat diukur dengan menggunakan tiga

proksiyaitu total aset, total nilai penjualan dan nilai market capitalization (Sartono,

2010). Ukuran perusahaan yang dihitung dengan total aset hasilnya akan lebih

representatif dalam menunjukkan ukuran perusahaan dibanding kapitalisasi pasar

dan total nilai penjualan yang sangat dipengaruhi oleh demand and supply

(Sudarmadji dan Sularto, 2007).

2.1.6 Kebijakan Utang

Keputusan pendanaan (utang) mencakup penentuan sumber dana eksternal

dan internal. Sumber dana eksternal dapat diperoleh dari utang dan ekuitas baru,

(33)

21

terkait dengan kebijakan dividen, sehingga keputusan pendanaan dan kebijakan

dividen menjadi saling terkait (Kaaro, 2003).

Pendanaan melalui kebijakan utang dapat memberikan dampak dalam

konflik dan kos keagenan. Dengan kebijakan utang, manajer akan mengoptimalkan

penggunaan dana yang ada. Perusahaan yang memiliki jumlah kebijakan utang

yang besar akan menimbulkan kesulitan keuangan serta risiko kebangkrutan.

Kebijakan utang disini dapat memberikan sinyal mengenai status kondisi keuangan

perusahaan untuk memenuhi kewajibannya.

Adapun rasio pengelolaan utang dapat dikategorikan sebagai berikut

(Sutrisno, 2001:217), yaitu:

1) Rasio utang (debt to total asset ratio) adalah rasio total utang terhadap total

aset. Rasio ini digunakan untuk menghitung persentase total dana yang

disediakan oleh kreditur.

2) Rasio utang dengan modal sendiri (debt to equity ratio) merupakan rasio

yang membandingkan jumlah utang terhadap ekuitas. Rasio ini digunakan

untuk melihat seberapa besar utang perusahaan jika dibandingkan

ekuitasnya, sebaiknya besar utang tidak melebihi ekuitas.

3) Rasio kemampuan membayar bunga (time interest earned) adalah rasio laba

sebelum bunga dan pajak (EBIT) terhadap beban bunga. Rasio ini mengukur

kemampuan untuk membayar beban bunga tahunan.

4) Rasio kemampuan membayarkan beban tetap adalah rasio yang lebih luas

cakupannya dari pada time interest earned karena mencakup kewajiban

(34)

22

Kebijakan utangdiukur menggunakan debt to total asset ratio (DAR) yang

merefleksikan kemampuan perusahaan dengan menggunakan seluruh aset untuk

membayar utangnya (Horngren et al., 1997). Semakin rendah debt maka semakin

tinggi kemampuan perusahaan dalam membayar utang-utangnya. Rasio kebijakan

utang bisa berarti buruk pada situasi ekonomi sulit dan suku bunga tinggi, karena

perusahaan yang memiliki rasio utang yang tinggi dapat mengalami masalah

keuangan, akan tetapi selama perekonomian stabil dan suku bunga rendah maka

dapat meningkatkan keuntungan perusahaan. Nilai rasio yang tinggi menunjukkan

peningkatan risiko berupa ketidakmampuan perusahaan membayar semua

kewajibannya.

Menurut Darsono (2005), dari pihak pemegang saham, rasio yang tinggi

akan mengakibatkan pembayaran bunga yang tinggi dan pada akhirnya akan

mengurangi pembayaran dividen. Nilai DAR yang tinggi juga mengindikasikan,

semakin besar jumlah aset yang dibiayai oleh utang, semakin kecil jumlah aset yang

dibiayai oleh modal, semakin tinggi risiko perusahaan untuk menyelesaikan

kewajiban jangka panjang, dan semakin tinggi beban bunga yang harus ditanggung

perusahaan.

Perusahaan yang menggunakan kebijakan pendanaan utang tidak hanya

dapat memeroleh keuntungan namun juga dapat mengakibatkan perusahaan

mengalami kerugian, karena kebijakan utang berarti perusahaan memberikan risiko

dan beban kepada pemegang saham sehingga memengaruhi return saham

(35)

23 2.2 Hipotesis Penelitian

2.2.1 Pengaruh Kepemilikan Asing terhadap Kos Keagenan

Perusahaan yang memiliki investor asing dianggap memiliki kinerja yang

lebih baik. Investor asing juga lebih pintar dalam melakukan investasi. Menurut

Porta, et al. (1999) karena investor asing menghadapi risiko yang besar dalam

melakukan investasi lintas negara terutama pada negara berkembang menyebabkan

monitoring yang dilakukan oleh investor asing relatif lebih tinggi. Risiko yang

dihadapi adalah risiko politik, risk bearing, dan hukum yang berlaku di negara

tersebut. Perusahaan dengan kepemilikan asing yang besar akan terdorong untuk

melaporkan atau mengungkapkan informasinya secara sukarela dan luas. Adanya

keterbukaan informasi dapat mengurangi kos keagenan yang terjadi di perusahaan

(Xiao et al, 2004)

Dari uraian di atas dapat ditarik hipotesis penelitian yaitu.

H1: Kepemilikan asingberpengaruh negatif terhadap kos keagenan

2.2.2 Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Kos Keagenan

Saputro dan Syafrudin (2012) menemukan bahwa size berpengaruh positif

signifikan terhadap agency cost, Gul et al (2011) menemukan bahwa size

berpengaruh positif signifikan terhadap agency costs. Peningkatan jumlah aset

perusahaan tentu dapat terjadi karena efektifitas pemanfaatan aset yang dilakukan

relatif kecil, kondisi tersebut mendorong adanya sejumlah aset yang menumpuk,

situasi tersebut tentu dapat dimanfaatkan oleh manajer untuk melakukan

kecurangan agar mendapatkan keuntungan pribadi salah satunya meningkatnya

(36)

24

Dari uraian di atas dapat ditarik hipotesis penelitian yaitu.

H2: Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap kos keagenan

2.2.3 Pengaruh Kebijakan Utang terhadap Kos Keagenan

Afridian dan Yossi (2008) menyatakan bahwa dengan meningkatkan

pendanaan melalui utang dapat mengurangi konflik keagenan. Perusahaan memiliki

kewajiban untuk mengembalikan pinjaman dan membayar beban bunga secara

periodik. Manajemen harus berusaha untuk meningkatkan labanya agar dapat

memenuhi kewajibannya. Semakin besar utang yang dimiliki maka perusahaan

harus memiliki jumlah kas yang lebih besar untuk membayar bunga serta pokok

pinjaman yang menyebabkan jumlah dana menganggur di perusahaan menjadi

kecil. Seperti yang dinyatakan oleh Jensen dan Meckling (1976) adalah untuk

menengahi konflik keagenan adalah dengan meningkatkan utang.

Studi empiris sebelumnya dari Widanaputra dan Ratnadi (2008) mengenai

pengaruh leverage terhadap kos keagenan memberikan hasil bahwa leverage

mempunyai pengaruh negatif terhadap kos keagenan (agency cost) dengan tingkat

kepercayaan 95%, dan leverage berpengaruh negatif dan signifikan secara statistis

terhadap kos keagenan.

Dari uraian di atas dapat ditarik hipotesis penelitian yaitu.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, Profitabilitas, dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Hutang

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, Profitabilitas, dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Hutang

Pada tabel uji t ini dapat dilihat hasil penelitian variabel kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, kebijakan dividen, profitabilitas dan ukuran

melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Kepemilikan Asing, Ukuran Perusahaan, dan Leverage terhadap Keputusan Perusahaan untuk Melakukan Transfer Pricing”.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menge- tahui apakah kepemilikan manajerial, kebijakan utang, dan kebijakan dividen dapat digunakan se- bagai mekanisme yang mengurangi konflik

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepemilikan domestik, kepemilikan asing, ukuran dewan komisaris dan ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap transparansi tata

Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa kepemilikan asing, komisaris asing, dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap pengungkapan human resource

Struktur Kepemilikan, Kebijakan Dividen, Kebijakan Utang Dan Nilai Perusahaan Ownership Structure, Dividend Policy And Debt Policy And Firm Value.. Jurnal Keuangan dan