• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PEMBELAJARAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA HANDOUT TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PEMBELAJARAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA HANDOUT TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA."

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PEMBELAJARAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE ( TPS ) DENGAN MENGGUNAKAN

MEDIA HANDOUT TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA

Oleh :

Daratul Abidah NIM 409131014

Program Studi Pendidikan Kimia

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala berkat dan rahmatNya yang memberikan kesehatan dan hikmat kepada penulis sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan.

Skripsi berjudul “Pengaruh Pembelajaran Model Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) dengan Menggunakan Media Handout Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa SMA”, disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unimed.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada : Bapak Drs. Amser Simanjuntak, M.Pd, sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada Dra. Ani Sutiani, M.Si, Drs. Jamalum Purba, M.Si, dan Dra. Ratu Evina Dibyantini, M.Si, yang telah memberikan masukan dan saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai selesai penyusunan skripsi ini. Ucapan terimakasih disampaikan kepada Bapak Drs. Wesley Hutabarat, M.Sc, selaku Dosen Pembimbing Akademik dan kepada seluruh Bapak dan Ibu Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan Kimia FMIPA UNIMED yang sudah membantu penulis. Terima kasih juga disampaikan kepada Kepala Sekolah SMA Setia Budi Abadi perbaungan yang telah memberikan izin penelitian, serta Bapak dan Ibu Guru di SMA Setia Budi Abadi Perbaungan yang telah banyak membantu penulis selama penelitian ini.

Teristimewa saya sampaikan terimakasih kepada Ayah, Ibu, dan adik-adik tercinta (M. Hasan Ridha, M. Teguh, Raisa Garbi, dan Ahmad Iqbal) serta sanak keluarga yang sudah berdoa dan memberi dorongan dan dana kepada saya dalam menyelesaikan studi di Unimed. Dan juga kepada segenap keluarga besar mahasiswa jurusan kimia.

(4)

v

kepada anggota genk Madagaskar (Dinda, Parni, Ana, Sari, Fitri, dan Lya ) terima kasih untuk dukungan dan motivasinya, dan seluruh sahabat Pendidikan Kimia B 2009, Dik A ‟09, ekstensi „09 serta semua teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, terima kasih untuk dukungan dan bantuan serta menjadi keluarga selama menuntut ilmu di Universitas Negeri Medan.

Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya isi skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.

Medan, Pebruari 2014 Penulis,

(5)

iii

PENGARUH PEMBELAJARAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA HANDOUT

TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA

Daratul Abidah (409131014)

ABSTRAK

(6)

vi 2.1.3.1.Pengertian Pembelajaran Kooperatif 14 2.1.3.2.Unsur-unsur Pembelajaran Kooperatif 14 2.1.3.3.Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif 15 2.1.3.4. Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) 16 2.1.3.5. Pengertian Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS) 18

2.1.4.Pembelajaran Konvensional 21

2.1.4.1. Kelebihan Model Pembelajaran Konvensional 21 2.1.4.2. Keterbatasan Model Pembelajaran Konvensional 23

2.1.5.Media Pendidikan 25

2.1.5.1. Pengertian Media 25

2.1.5.2.Media Handout 26

2.1.6.Sistem Periodik Unsur 29

2.1.6.1 Perkembangan Sistem Periodik Unsur 30

2.1.6.2. Periode dan Golongan 35

2.1.6.3. Hubungan Konfigurasi Elektron terhadap Sistem Periodik 36

2.1.6.4.Sifat Periodik Unsur 37

(7)

vii

2.3.Hipotesis Penelitian 42

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 43

3.2.Populasi dan Sampel Penelitian 43

3.3.Variabel Penelitian 43

3.4. Instrumen Penelitian 43

3.5. Rancangan Penelitian 46

3.6. Teknik Pengumpulan Data 48

3.7.Teknik Analisis Data 50

3.7.1.Uji Normalitas Data 50

3.7.2.Uji Homogenitas 51

3.7.3.Uji Hipotesis 52

3.7.4.Persen (%) Peningkatan Hasil Belajar 52 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.2. Analisis Data Hasil Penelitian 54 4.2.1. Menghitung Rata-rata Nilai Pretes dan Postes 54

4.2.2. Uji Normalitas Data 54

4.2.3. Uji Homogenitas 55

4.2.4.Uji Hipotesis 56

4.2.5.Peningkatan Hasil Belajar (gain) 57

4.3. Pembahasan Hasil Penelitian 58

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 60

5.2. Saran 60

(8)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif 16 Tabel 2.2. Perbandingan Sifat Unsur Logam dan Nonlogam 30

Tabel 2.3. Contoh Pengelompokan Unsur Menurut Dobereiner 31

Tabel 2.4. Daftar Oktaf Newlands 32

Tabel 2.5. Tabel Periodik Unsur Modern 35 Tabel 2.6. Contoh Konfigurasi Elektron Satu Periode 37

Tabel 3.1. Rancangan Penelitian 47

Tabel 4.1. Rata-rata dan Standar Deviasi pada Kelas Eksperimen I

dan Kelas Eksperimen II 54

Tabel 4.2. Uji Normalitas Data Pretes dan Postes 55

Tabel 4.3. Uji Homogenitas Data 56

(9)

viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1. Diagram Alir 48

(10)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Silabus Kimia SPU 64

Lampiran 2 RPP 67

Lampiran 3 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian 78 Lampiran 4 Instrumen Penelitian 83 Lampiran 5 Kunci dan Pembahasan Instrumen Tes 91 Lampiran 6 Kisi-kisi Soal Setelah Validasi 96 Lampiran 7 Soal Yang Telah Divalidasi 98 Lampiran 8 Tabel Validitas Instrumen Tes 102 Lampiran 9 Tabel Reliabilitas Instrumen Tes 103 Lampiran 10 Tabel Tingkat Kesukaran Butir Tes 104 Lampiran 11 Tabel Daya Pembeda Butir Tes 105 Lampiran 12 Perhitungan Validitas Tes 106 Lampiran 13 Perhitungan Reliabilitas Tes 108 Lampiran 14 Perhitungan Tingkat Kesukaran Tes 109 Lampiran 15 Perhitungan Daya Pembeda Butir Tes 110 Lampiran 16 Tabulasi Nilai Pretes dan Postes Kelas Eksperimen I

dan Kelas Eksperimen II 111

Lampiran 17 Perhitungan Rata-rata, Standar Deviasi, dan Varians Data Penelitian Kelas Eksperimen I dan Kelas Eksperimen II 113 Lampiran 18 Uji Normalitas Data 115

Lampiran 19 Uji Homogenitas Data 119

(11)

xi

(12)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Ilmu kimia merupakan salah satu ilmu pengetahuan alam (IPA) yang memegang peranan penting serta pengaruh yang signifikan terhadap perkembangan dan kemajuan teknologi. Namun disisi lain pembelajaran kimia termasuk salah satu bidang yang dianggap kurang menarik dan sukar untuk dipahami siswa dan mahasiswa demikian menurut (Wismen, 1981). Hal ini berkaitan dengan karakteristik ilmu kimia itu sendiri yang sarat dengan konsep, dari konsep yang sederhana sampai konsep yang lebih kompleks dan abstrak (Rumansyah, 2003 dikutip dari http:// www.depdiknas.go.id/jurnal/42/

rumansyah, html )

Pendidikan mempunyai tugas menyiapkan sumber daya manusia untuk membangun pendidikan nasional. Oleh karena itu, pendidikan hendaknya dikelola baik secara kualitas maupun kuantitas. Hal itu bisa tercapai bila manusia dapat menyelesaikan pendidikan tepat pada waktunya dengan hasil belajar yang baik. Sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia dituntut untuk meningkatkan pendidikannya, sehingga dapat mengikuti perubahan dalam perkembangan IPTEK.

Perkembangan IPTEK menghasilkan kemajuan teknologi yang mempengaruhi kehidupan sosial, ekonomi, pendidikan dan kebudayaan bangsa Indonesia. Namun sistem pendidikan yang dimiliki belum mampu mengikuti dan mengendalikan kemajuan teknologi tersebut sehingga dunia pendidikan masih jarang menghasilkan sumber daya manusia yang terampil, kreatif dan aktif.

Kualitas sumber daya manusia yang rendah tidak lepas dari rendahnya kualitas pendidikan. Sistem pendidikan di Indonesia dianggap belum mampu menghasilkan sumber daya manusia yang siap bersaing dan mampu mengimbangi laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Seperti dituturkan oleh

(Buchari, 2000) bahwa: “Secara umum dunia pendidikan saat ini cukup

(13)

2

tetapi dalam pandangan dunia bagi sistem pendidikan kita kurang mampu mengikuti tuntutan yang muncul dari proses modernisasi.

Rendahnya kualitas pendidikan dapat disebabkan oleh berbagai faktor, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa maupun dari luar siswa. Faktor yang berasal dari dalam diri siswa meliputi kemampuan, kesiapan, sikap, minat, dan intelegensi. Faktor yang berasal dari luar diri siswa adalah guru, prasarana, dan lingkungan.

Rendahnya hasil belajar juga diakibatkan oleh strategi pembelajaran yang kurang menarik dan terkesan sulit, sehingga siswa sudah merasa jenuh sebelum mempelajarinya. Hal ini berkaitan dengan masalah kualitas dan kemampuan guru dalam proses kegiatan belajar mengajar, khususnya ilmu pengetahuan alam. Siswa merasa bahwa pelajaran ilmu pengetahuan alam sangat membosankan dan sangat sulit, walaupun pada dasarnya ilmu pengetahuan alam sangat menarik. Dimana di dalamnya dipelajari gejala atau fenomena-fenomena alam yang terjadi dan berkaitan erat dengan kehidupan sehari-hari.

Namun kenyataan yang banyak ditemui di lapangan bahwa banyak siswa tidak menyukai mata pelajaran kimia di SMA/MA. Mereka menganggap kimia sulit dipahami dan sering menjadi momok tersendiri bagi pelajar. Ketidaktahuan peserta didik mengenai kegunaan kimia dalam kehidupan sehari-hari merupakan penyebab kebosanan dan ketidaktertarikan mereka. Hal ini karena pelajaran kimia kaya akan konsep dan bersifat abstrak. Untuk mengaplikasikan teori dalam perhitungan juga sering ditemukan adanya kelemahan siswa dalam hal perhitungan.

(14)

3

Menurut observasi dan pengamatan peneliti pada saat PPL (Program Pengalaman Lapangan) di SMA Swasta Setia Budi Abadi Perbaungan, siswa cenderung kurang bersemangat pada saat guru memberikan pelajaran kimia. Hal ini terlihat dari sikap beberapa siswa yang kurang antusias dalam mengerjakan soal-soal kimia. Banyak siswa menyatakan bahwa pelajaran kimia merupakan pelajaran yang sulit karena banyak konsep-konsep yang harus dihapalkan dan mengarah kepada rumus-rumus dan perhitungan-perhitungan matematika, ditambah kurangnya kerjasama di antara siswa untuk mempelajari kimia sehingga mengakibatkan menurunnya gairah belajar siswa.

SMA Setia Budi Abadi Perbaungan merupakan salah satu sekolah yang dalam proses pembelajarannya masih menerapkan model pembelajaran yang kurang bervariasi sehingga siswa kurang berkreasi mengungkapkan ide atau gagasannya saat belajar. Itu dapat terlihat dari kegiatan siswa sewaktu belajar mengajar berlangsung kebanyakan dimanfaatkan untuk mendengar, melihat, mencatat dan mengerjakan tugas sehingga siswa kurang berminat dan hasil belajarpun tidak optimal.

Dalam hal peningkatan mutu pendidikan, guru juga ikut memegang peranan penting dalam peningkatan kualitas siswa dalam belajar dan guru juga harus benar-benar memperhatikan, memikirkan dan sekaligus merencanakan proses belajar mengajar yang menarik bagi siswa, agar siswa berminat dan semangat belajar serta mau terlibat dalam proses belajar mengajar, sehingga pengajaran tersebut menjadi efektif (Slameto, 2003).

(15)

4

Peneliti dapat mengambil suatu pemikiran bahwa, salah satu kelemahan proses pembelajaran guru adalah kurang adanya variasi model pembelajaran yang melibatkan siswa. Perlu digunakan suatu upaya yang harus dilakukan guru untuk menggunakan model pembelajaran yang menarik, agar siswa tidak menganggap pelajaran kimia hanya terfokus pada penyelesaian soal dan dengan menggunakan rumus.

Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam proses belajar mengajar kimia adalah model pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think-pair-Share) karena model pembelajaran kooperatif ini menerapkan pembelajaran secara kelompok dan menekankan pentingnya kerjasama. Suasana belajar dengan bekerjasama dalam menyelesaikan masalah-masalah pelajaran yang ada untuk menuntaskan materi belajar dan hasil belajarnya diharapkan akan lebih baik.

Menurut hasil penelitian Wisnu Sunarto, dkk., (2008) hasil belajar siswa yang diberi pembelajaran dengan metode Think-Pair-Share secara signifikan lebih baik daripada siswa yang diberi pembelajaran dengan metode ekspositori. Aulia (2010) menyatakan bahwa pembelajaran model TPS lebih dapat diterima siswa dengan baik dibandingkan pembelajaran STAD. Swideri (2011) menemukan bahwa, rata-rata nilai hasil belajar siswa yang belajar dengan strategi TPS lebih tinggi 29,03% dibanding dengan siswa yang belajar dengan strategi STAD, dan lebih tinggi 67,41% dibanding konvensional. Selanjutnya Evi Christina Sinaga (2012) menemukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan media peta pikiran pada pembelajara kooperatif tipe think-pair-share dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang diajar tanpa menggunakan media peta pikiran pada pembelajaran kooperatif tipe think-pair-share.

(16)

5

penelitian, dan kurangnya kerjasama antara peneliti dengan guru mata pelajaran kimia.

Selain menggunakan metode TPS seperti yang telah dipaparkan di atas, diperlukan tugas guru untuk mengemas pelajaran menjadi lebih menarik dan mudah dimengerti. Termasuk dalam pelajaran kimia, yaitu menggunakan media berupa media cetak yaitu media handout. Media handout adalah bahan tertulis yang disiapkan oleh seorang guru untuk memperkaya pengetahuan peserta didik. Handout berasal dari bahasa Inggris yang berarti informasi, berita atau surat lembaran. Media handout termasuk media cetakan yang meliputi bahan-bahan yang disediakan di atas kertas untuk pengajaran dan informasi belajar. Biasanya di ambil dari beberapa literatur yang memiliki relevansi dengan materi yang diajarkan / kompetensi dasar dan materi pokok yang harus dikuasai oleh peserta didik. Dimana media handout tersebut dapat digunakan sebagai pengganti catatan siswa sehingga dapat menghemat waktu siswa dalam mencatat. (http://chai-chairil.blogspot.com/)

Penelitian dengan menggunakan media handout telah dilakukan oleh beberapa peneliti seperti halnya penelitian yang dilakukan oleh Gultom (2006) yang menggunakan media handout pada pokok bahasan sistem koloid. Dimana pemanfaatan media ini sangat positif terhadap hasil belajar siswa sebesar 71,06 %. Penelitian ini dilakukan oleh Ronal (2003), yang menggunakan media handout mengalami peningkatan sebesar 38,62 %. Selain itu penelitian dengan menggunakan media handout juga dilakukan oleh Suparyadi (2003), mengalami peningkatan hasil belajar sebesar 53,24 %.

(17)

6

Berdasarkan uraian-uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melaksanakan penelitian dengan judul “Pengaruh Pembelajaran Model Kooperatif Tipe Think - Pair - Share (TPS) dengan Menggunakan Media Handout terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa SMA.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka masalah yang diidentifikasi adalah:

1. Kurangnya minat dan motivasi siswa untuk belajar kimia. 2. Kurangnya kualitas pendidikan di Indonesia.

3. Model pembelajaran yang diterapkan guru kurang bervariasi / monoton 4. Kurangnya keterlibatan atau keaktifan siswa dalam proses belajar

mengajar

1.3. Batasan Masalah

Adapun yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini yaitu:

1. Penelitian hanya dilakukan pada siswa kelas X SMA Swasta Setia Budi Abadi Perbaungan

2. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share yang diterapkan di kelas eksperimen 1 dan model pembelajaran konvensional pada kelas eksperimen 2. 3. Hasil belajar siswa diperoleh secara individu di mulai dari nilai pretes

dan postest.

4. Pokok bahasan yang diajarkan adalah Sistem periodik unsur di SMA Swasta Setia Budi Abadi Perbaungan.

1.4. Rumusan Masalah

(18)

7

Apakah hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe TPS lebih baik dibandingkan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional?

1.5. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah : Mengetahui apakah hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe TPS lebih baik dibandingkan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional.

1.6. Manfaat Penelitian

1. Sebagai informasi guru kimia tentang keefektifan model pembelajaran Think-Pair-Share pada sub materi pokok Sistem Periodik Unsur 2. Sebagai masukan bagi calon guru dan guru-guru kimia dalam usaha

pengelolaan kelas untuk meningkatkan prestasi belajar kimia.

3. Sebagai bahan masukan bagi lembaga pendidikan dalam usaha meningkatkan prestasi belajar dan mutu pendidikan.

4. Sebagai bahan masukan bagi siswa agar lebih termotivasi untuk meningkatkan kemampuan secara kreatif.

5. Menambah pengalaman dan pengetahuan bagi peneliti sebagai calon guru agar dapat diterapkan nantinya.

1.7. Definisi Operasional

1. Model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share adalah suatu strategi pembelajaran kooperatif yang memberikan siswa waktu lebih banyak untuk berpikir, menjawab, dan saling membantu orang satu sama lain. Langkah-langkah dalam Think-Pair-share sebagai berikut:

(19)

8

Guru mengajukan pertanyaan atau isu yang berhubungan dengan pelajaran kemudian siswa diminta untuk memikirkan pertanyaan atau isu tersebut secara mandiri untuk beberapa saat.

Tahap-2: Pairing

Guru meminta siswa berpasangan dengan siswa lain untuk mendiskusikan apa yang telah dipikirkannya pada tahap pertama. Interaksi pada tahap ini diharapkan dapat berbagi jawaban jika telah diajukan suatu pertanyaan atau berbagi ide jika suatu persoalan khusus telah diidentifikasi. Biasanya guru memberi waktu 4-5 menit untuk berpasangan.

Tahap-3: Share

Pada tahap ini, guru meminta kepada beberapa pasangan untuk berbagi dengan seluruh kelas tentang apa yang telah didiskusikan. Ini efektif dilakukan dengan cara bergiliran pasangan demi pasangan dan dilanjutkan sampai seperempat pasangan telah mendapat kesempatan untuk melaporkan pekerjaannya (Ibrahim, 2006).

Pembelajaran kooperatif mendorong siswa untuk bekerja sama dalam menemukan penyelesaian dari suatu masalah, dan guru mengkoordinasikan mereka agar saling berinteraksi. Dalam pembelajaran siswa juga mempelajari keterampilan berkomunikasi agar tidak mengalami kesulitan dalam memberikan gagasannya.

(20)

9

dibagikan kepada setiap siswa sebelum proses pembelajaran dimulai (Soelistia, 2001)

3. Pembelajaran konvensional adalah pembelajaran yang biasa dilakukan oleh guru. Pada umumnya pembelajaran konvensional adalah pembelajaran yang lebih terpusat pada guru.

4. Hasil belajar adalah proses terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilan. Tinggi rendahnya skor belajar menunjukkan tinggi rendahnya hasil belajar. Hasil belajar dalam penelitian ini adalah peningkatan nilai dari pretest ke postest.

5. Sistem Periodik Unsur

(21)

60 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data dan uji statistik pada bab ke-IV, maka ditetapkan beberapa simpulan sebagai berikut:

1. Hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think Pair Share) dengan menggunakan media handout lebih tinggi 11% dibandingkan hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional.

2. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa model pembelajaran TPS dengan media handout berpengaruh untuk meningkatkan hasil belajar kimia siswa kelas X SMA Setia Budi Abadi Perbaungan.

5.2. SARAN

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah dikemukakan diatas maka penulis menyarankan hal-hal berikut:

1. Diharapkan kepada guru bidang studi kimia untuk dapat menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share yang mampu melibatkan siswa secara aktif sehingga hasil belajar kimia dapat tercapai secara optimal khususnya pada pokok bahasan sistem periodik unsur.

(22)

61

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S., (2008), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Edisi Revisi, Bumi Aksara, Jakarta.

Arsyad, M. A., (2008), Media Pembelajaran, Raja Grafindo Persada, Jakarta. Aulia, F. Silvi., (2010), Perbandingan Model Pembelajaran STAD (Student

Teams Achievement Divisions) dengan TPS (Think Pair Share) dalam Materi Zat Adiktif, dan Psikotropika pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri

15 Malang Semester Genap Tahun Ajaran 2009/2010.,

Skripsi,FMIPA,Universitas Negeri Malang, Malang.

Buchari, A., (2008), Guru Profesional Menguasai Metode dan Terampil Mengajar. Alfabeta, Bandung

Dimyati & Mudjiono, (2002), Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Bandung. Djamarah, S.B., dan Zain, A. (2002). Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta,

Jakarta.

---., (2006), Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta.

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, (2010), Buku Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan FMIPA Unimed. FMIPA Unimed, Medan. Hamalik, D., (2008), Kurikulum & Pembelajaran, Bumi Aksara, Jakarta

Ibrahim, M. (2000). Pembelajaran Kooperatif. Universitas Surabaya, Surabaya. ---., M., dkk, (2001), Pembelajaran Kooperatif, University Press, Surabaya. Isjoni, (2007), Cooperatif Learning Efektifitas Pembelajaran Kelompok, Alfabeta,

Bandung.

Lie, A., (2003), Cooperatif Learning, PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta.

---., (2004), Cooperatif Learning, Mempraktikkan Cooperatif Learning Di Ruang-ruang Kelas, Grasindo, Jakarta.

(23)

62

Mulyasa, E. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. PT Remaja Rosdakarya, Bandung.

Mursini., (2007), Pengembangan Bahan Ajar Sastra, FBS Unimed, Medan. Nur. (2000). Pembelajaran Kooperatif. Unesa University Press: Surabaya

Nurhadi, dan Senduk, A. 2003. Pembelajaran (Contextual Teaching and Learning/CTL) dan Penerapannya dalam KBK. Universitas Negeri Malang, Malang.

---., (2004), Kurikulum 2004, PT Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta. Petrucci, R.H., (1985), Kimia Dasar Prinsip & Terapan Modern, Edisi keempat

Jilid 3, Erlangga : Jakarta.

Purba, Michael, (2006), Kimia SMA Kelas X, Erlangga, Jakarta.

Raymond, C., (2008), Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti, Jilid 1, Edisi 3, Erlangga: Jakarta.

Roijakkers., (2003), Mengajar dengan Sukses Petunjuk untuk Merencanakan dan Menyampaikan Pengajaran, PT Gramedia, Jakarta.

Ronal, Desputra., (2003), Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning dengan Menggunakan Media Handout pada Pokok Bahasan Struktur Atom. Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.

Rumansyah, (2003), Jurnal Pendidikan http:// www.depdiknas.go.id/jurnal/42/rumansyah,html

Sanjaya, Wina. (2006). Strategi Pembelajaran berorientasi Standar Proses Pendidik, Kencana, Jakarta.

Silitonga, PM., (2010), Statistik, FMIPA Unimed, Medan.

---., (2012), Metode Penelitian Pendidikan, FMIPA Universitas Negeri Medan, Medan.

Sinaga, E. C. (2012), Pengaruh penggunaan Media Peta Pikiran Pada Pembelajaran Cooperatif Learning Tipe Think Pair Share terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Hidrokarbon di Kelas X T.A 2011/2012, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.

Slameto, (2003), Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta.

(24)

63

Sudjana, Nana., (2002), Metode Statistik, Tarsito, Bandung. ---,. (2005), Metoda Statistika, Tarsito, Bandung

Sugiyono, (2006), Metode Statistik, Penerbit Tarsito, Bandung.

Sunarno, (2008), Isu-isu Terkini Guru dalam pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi, http://www.Sunarnonipstaff.ugm.ac.id (diakses Juli 2013)

Suparyadi, (2008), Pengaruh Model Pembelajaran Media Handout terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Struktur Atom di Kelas XI Semester 1 SMAN 8 Medan, Skripsi. FMIPA, Unimed, Medan.

Syah, M., (2003), Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Remaja Rosdakarya, Bandung.

Usman, Muhammad. (2006). Menjadi Guru Profesional. Bandung. Penerbit PT Remaja Rosdakarya.

Winkel. 1994. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: Gramedia

Link terkait:

http://masimamgun.blogspot.com/2010/06/metode-kooperatif-model-think-pair.html/2012/02/18)

http://id.wikipedia.org/wiki/Pembelajaran_kooperatif/2012/03/15

http://wyw1d.wordpress.com/2009/11/06/model-pembelajaran-think-pair-and-share-frank-lyman-1985/ 2012/03/15)

http://www.ica-sae.org/trainer/Indonesia/p16

Gambar

Tabel 2.1.
Gambar 3.1. Diagram Alir
Tabel Validitas Instrumen Tes

Referensi

Dokumen terkait

Gambar 12d adalah tampialn saat aplikasi dan perangkat keras telah memulai penghitungan langkah kaki dan apa bila sistem measuki mode hemat daya maka akan muncul

(2) Efektivitas pelaksanaan kurikulum dan program pengajaran mata pelajaran ekonomi antara lain: (a) pelaksanaan kurikulum dan program pengajaran yang sudah

Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Mengetahui pengaruh metode latihan soal- soal dalam pembelajaran akuntansi keuangan terhadap prestasi belajar siswa, (2)

Perencanaan menu kudapan PMT-AS yang digunakan SDN 1 Malangsari berdasarkan buku kumpulan menu kudapan PMT-AS tahun 2011 yang merupakan pegangan bagi penyelenggara

Aplikasi yang dibangun pada artikel ini dapat membantu pengguna mencari informasi alam tanpa harus melakukan pencocokan dengan kata kunci pencarian. 5.2

Hal ini ditunjukkan oleh koefisien kontingensi hubungan lokasi tempat tinggal dengan karakteristik perjalanan lebih besar daripada koefisien kontingensi hubungan

[r]

Ditunjang dengan Penguasaan sains dan teknologi yang baik dan merata bagi masyarakat Indonesia, akan menjadi modal yang penting untuk sukses dan memainkan