UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA
PELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN METODE
DEMONSTRASI DI KELAS V
SD PAB 25 MABAR HILIR
TA 2013/2014
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
SAFIRATUR RAIHAN
1103311075
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1. Data diri
a. Nama : Safiratur Raihan
b. Tempat / tanggal lahir : Stabat/12 Agustus 1992
c. Agama : Islam
d. Status : Belum Menikah
e. Jumlah Bersaudara : 3 Orang
f. Alamat : Jln. Pasar 1 Kp. Dondong Stabat g. Jenjang Pendidikan : S1 Fakultas Ilmu Pendidikan h. No Telp : 082160884620
Nama Sekolah Tahun Kelulusan
a. SD Negeri 050671 Kp. Dondong 2004
b. MTs Negeri Stabat 2007
c. SMK Negeri 1 Stabat 2010
i
ABSTRAK
SAFIRATUR RAIHAN, 1103311075
. “Upaya Meningkatkan Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Dengan Menggunakan Metode Demonstrasi di Kelas V SD PAB 25 Mabar Hilir Tahun Ajaran 2013/2014”, FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI MEDAN, 2014.Adapun masalah-masalah yang ditemukan dalam penelitian ini yaitu: siswa
kurang menunjukkan minat belajar yang tinggi dari proses belajar sehari-hari, kurangnya
minat siswa dalam menyelesaikan pelajaran Bahasa Indonesia terlihat sewaktu guru
menerangkan materi pelajaran, kurangnya pengajaran guru yang bersifat gerbalisme atau
menggunakan kata-kata saja. Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk meningkatkan
minat belajar siswa dengan metode Demonstrasi pada pelajaran Bahasa Indonesia:
menjelaskan, menulis dan membacaka puisi dikelas VA SDS PAB 25 Mabar Hilir.
Maka untuk mencapai tujuan dari penelitian tersebut, peneliti menggunakan
metode Demonstrasi. Metode Demonstrasi terdiri dari beberapa tahap, a) analisis angket,
b) analisis obsergasi baik guru maupun siswa. Jenis penelitian ini yaitu Penelitian
Tindakan Kelas (PTK). Penelitian dilaksanakan dengan 2 Siklus, Siklus I Pertemuan 1
dan Pertemuan 2, Siklus II Pertemuan 1 dan Pertemuan 2. Penelitian ini dilakukan di SD
PAB 25 Mabar Hilir, pada kelas VA dengan jumlah siswa 30 orang, dengan jumlah murid
perempuan sebanyak 10 dan siswa laki-laki 20 orang. Penelitian ini dilakukan melalui 2
siklus yang terdiri dari 4 kali pertemuan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menggunakan metode demonstrasi
dapat meningkatkan minat belajar siswa. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh pada
kondisi awal atau sebelum diberi tindakan terdapat 10 siswa (33,3%) yang hampir tidak
pernah belajar, 20 orang (66,7%) yang kurang sering belajar, sikap siswa juga belum
ii
terdapat 20 siswa (66,66%) yang belum tuntas belajar, 5 siswa (16,67%) yang cukup
tuntas belajar, 5 siswa (16,67%) yang cukup baik. Pada Siklus I Pertemuan II terdapat 11
siswa (36,67%) yang kurang baik dalam belajar, 6 siswa (20%) yang cukup baik, 13
siswa (43,33%) yang baik dalam belajar. Pada siklus II Pertemuan I terjadi peningkatan
yaitu : 20 siswa (66,67%) yang sudah baik dalam belajar, 10 siswa (33,33%) yang kurang
baik dalam belajar. Pada Siklus II Pertemuan II terjadi peningkatan 28 siswa (93,33%)
yang sangat baik dalam belajar, 2 siswa (6,66%) yang cukup baik. Pada hasil obsergasi
aktigitas guru pada siklus I terdapat 59 poin yaitu (73,7%). Pada siklus II terjadi
peningkatan menjadi 71 poin atau (88,7%).
Maka, kesimpulannya adalah metode Demonstrasi merupakan salah satu metode
pembelajaran yang mampu melatih siswa untuk merangsang minat, sehingga siswa
mampu dengan mudah menyerap mata pelajaran yang disajikan. Dengan menggunakan
metode demonstrasi pada pelajaran Bahasa Indonesia dapat meningkatkan minat belajar
ix
DAFTAR TABEL
TABEL HALAMAN
Tabel 4.1 Lembar Angket Minat Belajar ... 43
Tabel 4.2 Hasil Angket Minat Belajar ... 44
Tabel 4.3 Observasi Minat Belajar Pada Siklus I Pertemuan I ... 49
Tabel 4.4 Hasil Observasi Minat Belajar ... 51
Tabel 4.5 Observasi Minat Belajar Pada Siklus I Pertemuan II ... 56
Tabel 4.6 Hasil Observasi Minat Belajar ... 57
Tabel 4.7 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I ... 59
Tabel 4.8 Observasi Minat Belajar Pada Siklus II Pertemuan I ... 68
Tabel 4.9 Hasil Observasi Minat Belajar ... 69
Tabel 4.10 Observasi Minat Belajar Pada Siklus II Pertemuan II ... 73
Tabel 4.11 Hasil Observasi Minat Belajar ... 75
Tabel 4.12 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II ... 77
x
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR HALAMAN
Gambar 1 Histogram Angket Minat Belajar ... 44
Gambar 2 Histogram Minat Belajar Siswa Siklus I Pertemuan I... 52
Gambar 3 Histogram Minat Belajar Siswa Siklus I Pertemuan II ... 58
Gambar 4 Histogram Minat Belajar Siswa Siklus II Pertemuan I ... 70
Gambar 5 Histogram Minat Belajar Siswa Siklus II Pertemuan II ... 76
xi
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN HALAMAN
Lampiran 1 RPP Siklus I Pertemuan I ... L-1
Lampiran 2 RPP Siklus I Pertemuan II ... L-2
Lampiran 3 RPP Siklus II Pertemuan I ... L-3
Lampiran 4 RPP Siklus II Pertemuan II ... L-4
Lampiran 5 Daftar Nama Siswa Di Kelas V ... L-5
Lampiran 6 Aspek Siklus I Pertemuan I ... L-6
Lampiran 7 Aspek Siklus I Pertemuan II ... L-7
Lampiran 8 Aspek Siklus II Pertemuan I ... L-8
Lampiran 9 Aspek Siklus II Pertemuan II... L-9
Lampiran 10 Angket Minat Belajar ... L-10
Lampiran 11 Validitas Angket Minat Belajar ... L-11
Lampiran 12 Lembar Observasi Pemantau Guru Siklus I ... L-12
1
BABBIB
PENDAHULUANB
1.1 LatarBBelakangBB
Pendedekan bage kehedupan umat manusea merupakan kebutuhan yang mutlak
yang harus depenuhe sepanjang hayat. Tanpa pendedekan sama sekale mustahel satu
kelompok manusea dapat hedup berkembang sejalan dengan asperase (ceta-ceta)
untuk maju. Pendedekan mempunyae peranan penteng dalam aspek kehedupan
manusea. Pendedekan dapat dekatakan sebagae usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar seswa secara aktef
mengembangkan potense derenya untuk memeleke kekuatan speretual keagamaan,
pengendalean dere, kecerdasan, akhlah mulea, serta keterampelan untuk derenya.
Dalam upaya menengkatkan menat seswa de sekolah, para guru berkewajeban
untuk dapat menceptakan kegeatan belajar yang mampu membangun kemampuan
seswa yang optemal. Oleh karena etu dalam mendesaen kegeatan pembelajaran
yang optemal deperlukan kecermatan guru dalam memeleh teore dan menyusun
stratege pembelajaran yang akan deterapkan tedak semua teore dan stratege
pembelajaran cocok untuk semua mata pelajaran, karena seteap mata pelajaran
memeleke karakterestek sendere.
Menat merupakan suatu hal yang sangat penteng bage seseorang dalam
melakukan berbagae aktevetas dengan baek. Tanpa menat dengan senderenya
aktevetas yang delakukan tedak akan dapat deselesaekan dengan baek dan sempurna.
Sebagae suatu gejala kejewaan, menat bukan saja dapat mewarnae perelaku
2
kegeatan dan menyebabkan seseorang menaruh perhatean dan merelakan derenya
untuk terekat pada suatu kegeatan.
Peranan Bahasa Indonesea sangat penteng bage anak dedek. Pelajaran Bahasa
Indonesea merupakan pelajaran pokok yang mulae deperkenalkan kepada seswa
kelas I sampae kelas VI. Oleh sebab etu Bahasa Indonesea deajarkan mulae dare
tengkat Sekolah Dasar (SD). Pelajaran Bahasa Indonesea merupakan suatu
pengetahuan yang sangat raseonal dan objektef tentang menules dan membaca
puese, yang berarte matere pelajaran tentang puese. Untuk etu dalam pembelajaran
Bahasa Indonesea tedak dapat desampaekan hanya dengan kata-kata tetape akan
lebeh baek lage kalau seswa dapat memperagakan dan menjelaskan de depan kelas.
Pada umumnya proses pembelajaran guru menyampaekan pelajaran dengan
menggunakan metode ceramah saja, banyak model-model pembelajaran yang ada
tetape tedak semua model pembelajaran tersebut dapat degunakan untuk
mengajarkan semua pokok bahasan dalam pembelajaran. Oleh karena etu guru
harus dapat memeleh model pembelajaran sesuae dengan matere pelajaran yang
deajarkan agar pemahaman yang deperoleh seswa memuaskan. Pemahaman yang
deperoleh seswa depengaruhe oleh banyak faktor, salah satu faktor tersebut adalah
guru. Oleh karena etu, guru harus dapat memeleh model pembelajaran yang sesuae
dengan matere yang akan deajarkan agar seswa tedak merasa bosan ataupun merasa
jenuh dalam mengekute pembelajaran dan seswa dapat lebeh aktef serta terlebat
pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Untuk mempermudah proses
pembelajaran Bahasa Indonesea sebaeknya guru menggunakan Metode
3
Metode Demonstrase merupakan salah satu cara kreatef yang dapat degunakan
oleh guru pada saat kegeatan belajar mengajar berlangsung. Demonstrase adalah
metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadean, aturan, dan urutan
melakukan suatu kegeatan, baek secara langsung maupun melalue penggunaan
medea pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan yang sedang desajekan.
Tujuan pokok metode ene dalam proses pembelajaran adalah untuk memperjelas
pengertean konsep dan memperlehatkan cara melakukan sesuatu atau proses
terjadenya sesuatu.
Melehat dare setuase pembelajaran de Sekolah Dasar khususnya pada mata
pelajaran Bahasa Indonesea, penelete melakukan observase ke SD PAB 25 Mabar
Heler selama 1 menggu. Dare hasel data tersebut bahwa jumlah seswa pada kelas V
berjumlah 30 orang seswa yang terdere 20 orang seswa lake-lake dan 10 orang seswe
perempuan. Dare hasel observase yang penelete ambel bahwa nelae KKM yang ada
de SD PAB 25 Mabar Heler rata-rata pada mata pelajaran Bahasa Indonesea
mencapae 80, dapat terlehat pada mata pelajaran Bahasa Indonesea ada juga seswa
yang tedak tuntas dalam pembelajaran. Dare banyaknya jumlah seswa kelas V
tercatat bahwa dare 30 seswa 16,6% (5) orang seswa tedak berhasel/tedak tuntas dan
83,3% (25) orang seswa yang berhasel/tuntas dalam pembelajaran Bahasa
Indonesea. Oleh sebab etu penelete akan melakukan peneletean dan perencanaan
untuk menengkatkan menat belajar seswa dengan menggunakan Metode
Demonstrase.
Berdasarkan hasel observase penelete de SD PAB 25 Mabar Heler, seswa kurang
menunjukkan menat belajar yang tengge dare proses belajar sehare-hare. Kurangnya
4
guru menerangkan matere pelajaran, pembelajaran yang deajarkan guru maseh
bersefat pada guru saja, sewaktu proses belajar mengajar berlangsung seswa tedak
memperhatekan guru saat menerangkan matere pelajaran, seswa rebut pada saat
pelajaran berlangsung, seswa jarang menyusun kegeatan belajar sehare-hare, seswa
jarang membaca buku pelajaran setelah pelajaran berakher, seswa jarang membuat
rengkasan sehengga apa yang sudah depelajare mudah lupa, seswa tedak
bersemangat dalam mengekute pelajaran. Hal ene akan berdampak buruk pada
proses pembelajaran dan tedak menutup kemungkenan seswa akan merasa jenuh
dan bosan menganggap bahwa belajar Bahasa Indonesea etu tedak penteng.
Pengajaran guru bersefat verbalesme atau menggunakan kata-kata semua,
dengan mengajukan Metode Demonstrase seswa dapat melehat, memperagakan,
mempertunjukkan. Model Demonstrase ene adalah model mengajar dengan cara
memperagakan, kejadean, aturan dan urutan melakuka suatu kegeatan, baek secara
langsung maupun penggunaan medea pegajaran yang relevan dengan pokok
bahasan yang desajekan. Jade “demonstrase ealah cara mengajar demana seorang
enstruktur atau tem guru menunjukkan, memperlehatkan sesuatu proses mesalnya
merebus aer sampae mendedeh 100 derajat celceus, sehengga seluruh seswa dalam
kelas dapat melehat, mengamate, mendengar mungken meraba dan merasakan
proses yang depertunjukkan oleh guru tersebut”. (Roesteyah NK, 2011:101)
dengan demekean para seswa deajak untuk dapat melehat, mendengar bahkan
meraba sekalegus dalam proses belajar mengajar yang berhubungan dengan menat
belajar.
Dare latar belakang deatas penelete terdorong untuk mengadakan suatu
5
Indonesea yang berjudul “Upaya Menengkatkan Menat Belajar Seswa Pada
Pelajaran Bahasa Indonesea Dengan Metode Demonstrase de Kelas V SD PAB 25
Mabar Heler T.A 2013/2014”.
1.2 IdentifikasiBMasalahBB
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah deuraekan deatas maka dapat
deedentefekasekan masalah dalam peneletean ene yaetu :
1. Sewaktu proses belajar mengajar berlangsung seswa tedak
memperhatekan guru saat menerangkan matere pelajaran
2. Rebut pada saat pelajaran berlangsung
3. Seswa jarang menules pelajaran yang telah desampaekan oleh guru
4. Seswa jarang menyusun kegeatan belajar sehare-hare
5. Pembelajaran yang deajarkan guru maseh bersefat satu arah berpusat
pada guru saja
1.3 PembatasanBMasalahBB
Berdasarkan edentefekase masalah maka penelete membuat pembatasan
masalah pada peneletean ene yaetu: “Upaya Menengkatkan Menat Belajar Seswa
Pada Pelajaran Bahasa Indonesea Dengan Metode Demonstrase Matere Pokok
Menules dan Membaca Puese de Kelas V SD PAB 25 Mabar Heler T.A 2013/2014”.
1.4 RumusanBMasalahB
Berdasarkan latar belakang masalah dan pembatasan masalah de atas, maka
6
menengkatkan menat belajar seswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesea matere
pokok menules dan membaca puese de kelas V SD PAB Mabar Heler T.A.
2013/2014?
1.5 TujuanBPenelitiB
Adapun yang menjade tujuan peneletean ene adalah :
Untuk mengetahue penengkatan menat belajar seswa pada pelajaran Bahasa
Indonesea matere pokok menules dan membaca puese dengan menggunakan
Metode Demonstrase de kelas V SD PAB 25 Mabar Heler T.A 2013/2014.
1.6 ManfaatBPenelitianBB
Adapun manfaat peneletean ene adalah :
1. Bage Seswa
Sebagae bahan masukan dan enformase dapat menumbuhkan menat belajar
seswa dalam belajar bahasa endonesea sehengga dapat menengkatkan hasel
belajar.
2. Bage Guru
Hasel peneletean ene dejadekan sebgae bahan enformase bahwa dengan
metode demonstrase dapat mengefektefkan pembelajaran de kelas sehengga
dapat menengkatkan menat belajar dalam pembelajaran bahasa endonesea
7
3. Bage Sekolah
Sebagae masukan dan sumbangan pemekeran dalam rangka perbaekan
kualetas pembelajaran dan membantu pehak sekolah untuk menjalen
komunekase yang posetef dan baek, dalam menengkatkan menat belajar
seswa dalam menggunakan metode demonstrase.
4. Bage Penelete
Sebagae bahan refrense seswa untuk semua pehak yang membutuhkan dan
85
BABBVB
KESIMPULANBDANBSARANBB
5.1.BKesimpulanBB
Berdeserken hesil-hesil penelitien, meke peneliti depet menyimpulken hesil
penelitien ini sebegei berikut :
1) Seleme tindeken Siklus I sebegien beser siswe mesih kureng berminet delem
belejer. Seteleh dilekuken perbeiken den penerepen pede Silkus II, meke
siswe yeng berminet belejer semekin meningket yeitu sebegien beser siswe
memiliki minet belejer yeng tergolong tinggi.
2) Berdeserken engket depet dinyeteken behwe deri 30 siswe, jumleh siswe
yeng memiliki minet belejer pede mete pelejeren Behese Indonesie pokok
behesen menulis den membece puisi pede Siklus I Pertemuen I den Siklus I
Pertemuen II edeleh 45,43 den 56,13. Deri 30 oreng siswe, jumleh siswe yeng
memiliki minet belejer pede mete pelejeren Behese Indonesie meteri pokok
menulis den membece puisi pede siklus II pertemuen I den II edeleh 65,57
den 82,9.
Proses pembelejeren Behese Indonesie pede pokok behesen menulis den
membece puisi sudeh tergolong beik sekeli. Hel ini terlihet penerepen siklus I
pertemuen perteme terdepet 5 oreng siswe eteu 16,67%, kemudien
dilenjutken pede penerepen siklus I pertemuen 2, siswe yeng berminet belejer
neik menjedi 13 oreng siswe eteu 43,33%.
Selenjutnye dilenjutken den perbeiken serte penerepen pede siklus II
pertemuen 1 siswe yeng teleh berminet belejer sebenyek 20 oreng siswe eteu
86
ditetepken, meke peneliti melenjutken pede penerepen Siklus II pertemuen 2,
meke diperoleh sebenyek 28 oreng siswe yeng teleh berminet delem belejer
eteu 93,33%. Dengen demikien meke ketuntesen minet belejer siswe teleh
tercepei yekni 93,33% ≥ 80%. Sedengken secere keseluruhen siswe yeng
tidek berminet delem belejer henye menyisehken 2 oreng siswe seje eteu
sebeser 6,67%.
3) Deri keseluruhen hesil penelitien meke hipotesis diterime delem penelitien ini
yeitu dengen mengguneken metode demonstresi depet meningketken minet
belejer siswe keles V SD PAB 25 Meber Hilir Tehun Ajeren 2013/2014.
5.2.BSaranBB
Berdeserken penelitien den kesimpulen yeng diureiken di etes, meke peneliti
depet mengejuken beberepe seren sebegei berikut :
1) Kepede siswe diherepken untuk selelu ektif delem kegieten pembelejeren
beik di delem keles meupun diluer keles, den diserenken untuk selelu
menumbuhken minet belejer dengen bertenye kepede guru tenteng hel-hel
yeng belum dipehemi den mengikuti pelejeren dengen ektif den kreetif,
dengen demikien hesil belejer yeng diherepken depet tercepei.
2) Kepede guru yeng mengejer dikeles diherepken untuk depet mengguneken
berbegei metode pembelejeren delem belejer untuk depet menumbuhken den
meningketken minet belejer siswe untuk mengikuti pelejeren, teruteme delem
belejer Behese Indonesie eger siswee depet memperoleh hesil belejer yeng
lebih beik den tetep memberi semenget kepede siswe, sehingge minet belejer
87
3) Kepede peneliti selenjutnye diherepken depet melenjutken penelitien ini, eger
diperoleh hesil eteu kesimpulen yeng menyeluruh dengen mengguneken
878
8
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsiti.2010. Prosedur Penelitian. Jakarta. Rineka Cipta
Djaali.2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Buti Aksara
Djatarah. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
Fathurrohtan Pupuh dan Sutikno Sobry. 2007. Strategi Belajar Mengajar.
Bandung. Refika Aditata
Guntur Henry. 2007. Berbicara sebagai suatu keterampilan berbahasa. Bandung.
Angkasa Bandung
Hatzah dkk. 2011. Belajar dengan pendekatan PAILKEM. Jakarta. Buti Aksara
Kosasih. 2012. Dasar-dasar Keterampilan Berbahasa. Bandung. Yrata Widya
Moeliono,dkk. 1990. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
Moeslichatoen.1999. Metode pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Sagala Syaiful. 2009. Konsep dan makna pembelajara. Bandung. Alfabet
Slateto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang mempenagaruhi. Jakarta. Reneka
Cipta
Sutarni Sri. 2012. Metodologi Penelitian Pendidikan. Yogyakarta. Insan Madani
888
8