• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan dan Implementasi Sistem Absensi Non Kontak Menggunakan Teknologi Radio Frequency Identification (RFID).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan dan Implementasi Sistem Absensi Non Kontak Menggunakan Teknologi Radio Frequency Identification (RFID)."

Copied!
96
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

ABSTRAK

RFID adalah teknologi yang digunakan untuk membaca data pada RFID tag atau card. Teknologi RFID itu sendiri terfokus pada identifikasi sebuah object

melalui rangkaian kode yang hanya dapat dibaca reader dengan software tertentu. RFID diperkirakan akan menggantikan penggunaan bar code yang umum dipakai untuk memberi label harga barang.

RFID dengan cepat mendapat perhatian karena kemampuannya dalam melacak objek yang bergerak. Seiring dengan perkembangan teknologi, maka RFID sendiri pun juga berkembang sehingga nantinya penggunaan RFID bisa digunakan untuk kehidupan sehari-hari.

(2)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

ABSTRACT

RFID is a technology that is used to read the data on RFID tag or card. This technology is concentrated on the identification of an object through code circuit which only can be read by reader using certain software. RFID is estimated to be able to change the application of bar code that is commonly used to give price list label.

Nowadays, RFID is a popular topic because its ability in tracking moving object. Because of the development of technology, RFID itself will develop as well so the application of RFID will become an important thing in life.

(3)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

2.1 Perlengkapan Dasar Mikrokontroller ... 8

2.1.1 Central Processing Unit (CPU) ... 9

2.1.2 Memori ... 9

2.1.3 Input/Output (I/O) ... 10

2.2 Parallel Port (LPT) 25 pin D-Sub mode SPP ... 10

2.3 Mikrokontroller AT89C51 ... 13

2.3.1 Kaki-kaki Mikrokontroller AT89C51 ... 14

2.3.2 Organisasi Memori ... 15

2.3.2.1ROM (Read Only Memori) ... 16

2.3.2.2RAM (Random Access Memory) ... 18

2.4 ID-10 / EM-10 Reader ... 18

(4)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

3.4.3 Rangkaian Hubungan Mikrokontroller dengan LED ... 31

3.4.4 Rangkaian Pewaktu (Clock) ... 32

3.4.5 Rangkaian Reset Mikrokontroler AT89C51 ... 33

(5)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 46

5.1 Kesimpulan ... 46

5.2 Saran ... 47

DAFTAR PUSTAKA ... 48

(6)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 25 Pin D-SUB Female and Male pada Komputer ... 10

Gambar 2.2 Konfigurasi kaki-kaki Mikrokontroller AT89C51 ... 14

Gambar 2.3 Tampilan Reader EM-10 Tampak dari Depan ... 19

Gambar 2.4 Tampilan Reader EM-10 Tampak dari Belakang ... 19

Gambar 2.5 Spesifikasi Dimensi Reader EM-10 ... 19

Gambar 2.6 Spesifikasi Dimensi Rectangle Tag / Kartu ... 22

Gambar 2.7 Tampilan Kartu Bagian Dalam ... 23

Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem Absensi Menggunakan Teknologi RFID 27

Gambar 3.2 Keseluruhan Rangkaian RFID ... 29

Gambar 3.3 Catu Daya ... 30

Gambar 3.4 Rangkaian Hubungan Mikrokontroller dengan Parallel Port ... 30

Gambar 3.5 Rangkaian Hubungan Mikrokontroller dengan LED ... 31

Gambar 3.6 Rangkaian Pewaktu (Cycle) Internal ... 32

Gambar 3.7 Rangkaian Reset Mikrokontroler AT89C51 ... 33

Gambar 3.8 Rangkaian Hubungan Mikrokontroller dengan Reader EM-10 34

Gambar 3.9 Struktur Data Keluaran Reader EM-10 ... 35

Gambar 3.10 Diagram Alir Perangkat RFID ... 37

Gambar 4.5 Proses Scanning RFID terhadap Kartu ... 43

Gambar 4.6 Tampilan Delphi saat Kartu Terdeteksi ... 44

Gambar 4.7 Tampilan Delphi saat Kartu Terdeteksi Namun Tidak Memiliki database ... 44

(7)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Konfigurasi Pin pada Parallel Port (LPT) 25 pin mode SPP ... 12

Tabel 2.2 Perbandingan Reader EM-10 dengan Reader EM-16 ... 20

Tabel 2.3 Perbandingan Reader ID-12 dengan Reader ID-20 ... 21

Tabel 2.4 Perbandingan Reader EM-05 dengan Reader EM-9888 ... 21

(8)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

DAFTAR LAMPIRAN

(9)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

DAFTAR SINGKATAN

ALE : Address Latch Enable ALU : Arithmetic Logic Unit CU : Control Unit

CPU : Central Processing Unit

DRAM : Dynamic Random Access Memory

EPROM : Eraseable Programmable Read Only Memory

EEPROM : Electrically Eraseable Programmable Read Only Memory IDE : Integrated Development Environment

I / O : Input / Output LPT : Line PrinTer

PIO : Parallel Input – Output PSEN : Program Store Enable RAM : Random Access Memory

RD : Read

RFID : Radio Frequency Identification ROM : Read Only Memory

SCM : Single Chip Microcomputer SRAM : Static Random Access Memory

UART : Universal Asynchronous Receiver Transmitter

(10)
(11)

LAMPIRAN A

(12)
(13)
(14)

KIRIMF:

MOV A,#$FF

MOV DATAKIRIM,A LCALL KIRIMKEPC LJMP LOOP

SERINT: JBC RI,GETDATASERIAL RETI

GETDATASERIAL: PUSH ACC MOV A,SBUF CLR RI

CJNE A,#$03,ISIKEBUFFER LCALL PROSES

MOV R0,#BUFDATANOMOR POP ACC

RETI

ISIKEBUFFER:

MOV @R0,A INC R0

POP ACC RETI

PROSES:

MOV R0,#BUFDATANOMOR INC R0

(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)

MOV DATADECHASIL5,A

MOV A,DATADECHASIL4 ADDC A,DATAPENAMBAH4 DA A

MOV DATADECHASIL4,A

MOV A,DATADECHASIL3 ADDC A,DATAPENAMBAH3 DA A

MOV DATADECHASIL3,A

MOV A,DATADECHASIL2 ADDC A,DATAPENAMBAH2 DA A

MOV DATADECHASIL2,A

MOV A,DATADECHASIL1 ADDC A,DATAPENAMBAH1 DA A

MOV DATADECHASIL1,A POP ACC

RET

;--- HITBIT1:

(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)

RET

DELAYKIRIM:

MOV R6,#$01

DELAYK1: MOV R7,#$FF DELAYK2: DJNZ R7,DELAYK2 DJNZ R6,DELAYK1

RET

(35)

unit FUnit1;

interface

uses

Windows, Messages, SysUtils, Variants, Classes, Graphics, Controls, Forms, Dialogs, StdCtrls, Buttons, ExtCtrls;

(36)
(37)
(38)
(39)
(40)

with ftambahdata do begin

tablekaryawan.first; tablekaryawan.refresh; stketemu:=false;

while not tablekaryawan.eof do begin

if tablekaryawan.fieldbyname('NOMORKARTU').asstring=datakartu then begin

tabledata.fieldbyname('TANGGAL').asstring:=ptanggal.caption; tabledata.fieldbyname('JAM').asstring:=pjam.caption;

tabledata.fieldbyname('NAMA').asstring:=nama;

tabledata.fieldbyname('NO_KARTU').asstring:=nomorkartu; tabledata.refresh;

(41)

end else begin

pnamamasuk.caption:='TIDAK ADA'; pkartumasuk.caption:='';

end;

datakartumasuk:=''; databaca:=0; end;

end;

{CAPTION:=INTTOSTR(DATAbacaH)+' '+INTTOSTR(DATAbacal);} end;

end;

procedure Tfutama.BitBtn2Click(Sender: TObject); begin

fbrowsedata.show; end;

procedure Tfutama.FormCreate(Sender: TObject); begin

stketemu:=false; datakartumasuk:=''; timer1.interval:=10; asm

mov dx,$37a; in al,dx; mov datal,al; end;

(42)

asm

mov dx,$37a; mov al,datal; out dx,al; end;

writeporthigh; end;

(43)

LAMPIRAN B

(44)
(45)

LAMPIRAN C

(46)
(47)
(48)
(49)
(50)
(51)
(52)
(53)
(54)

LAMPIRAN D

(55)
(56)
(57)
(58)
(59)
(60)
(61)
(62)
(63)
(64)
(65)
(66)
(67)
(68)
(69)
(70)
(71)
(72)

LAMPIRAN E

(73)
(74)
(75)
(76)
(77)
(78)
(79)
(80)
(81)
(82)
(83)
(84)
(85)
(86)
(87)
(88)
(89)
(90)

1

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan teknologi sangat cepat seiring dengan waktu yang terus berjalan. Berbagai penelitian telah dilakukan oleh berbagai institusi dari seluruh penjuru dunia untuk menemukan teknologi baru. Penemuan baru tersebut sebagai modal awal untuk menciptakan teknologi yang lebih mutakhir dari teknologi sebelumnya. Hal ini menjadi fenomena yang selalu ditunggu oleh berbagai kalangan, seperti produsen gadget-gadget berteknologi tinggi maupun konsumen sebagai pengguna gadget itu sendiri.

Teknologi informasi merupakan bidang yang berkembang pesat dibanding dengan bidang yang lain. Fenomena ini dapat dilihat dari jumlah pengguna telepon seluler yang meningkat tajam dari waktu ke waktu. Peningkatan penggunaan telepon seluler ini juga diikuti oleh perkembangan teknologi digital lain sebagai faktor pendukung teknologi pokok. Sebagai contoh sederhana adalah aplikasi game, fasilitas video, penggunaan infrared, bluetooth, serta penggunaan RFID (Radio Frequency Identification) untuk mendapat akses informasi.

RFID adalah teknologi yang digunakan untuk membaca data pada RFID tag atau card. Teknologi RFID itu sendiri terfokus pada identifikasi sebuah object

(91)

BAB I PENDAHULUAN ALFRED CLIFF HANDIYONO (9922054)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

2

perusahaan logistik untuk mengidentifikasi barang guna mengawasi rute pengirimannya, sementara dalam ajang Piala Dunia 2006 transponder RFID digunakan untuk tiket masuk penonton yang berisi nomor seri dan informasi mengenai pemilik tiket, sehingga diharapkan tidak adanya pemalsuan tiket dan keamanan stadion dapat ditingkatkan, serta pemeriksaan tiket dapat dilakukan lebih cepat karena teknologi ini memungkinkan 1000 penonton per jam dapat diperiksa di depan stadion.

RFID dengan cepat mendapat perhatian karena kemampuannya dalam melacak objek yang bergerak. Seiring dengan perkembangan teknologi, maka RFID sendiripun juga berkembang sehingga nantinya penggunaan RFID bisa digunakan untuk kehidupan sehari- hari. Kita ambil contoh, misalnya penggunaan tag RFID pada tiket jalan tol atau tiket bus kota, dimana pada gerbang tol atau pintu-pintu bus kota dipasangi RFID reader yang dapat mendeteksi tiket dan dalam seketika mendebet account deposit si pengguna jalan tol atau bus kota yang telah mendaftar sebagai pelanggan. Ini tentu saja akan mempercepat traffic yang terjadi pada gerbang tol.

(92)

BAB I PENDAHULUAN ALFRED CLIFF HANDIYONO (9922054)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

3

1.2 Identifikasi Masalah

Bagaimana merancang dan mengimplementasikan sebuah sistem absensi contactless (tanpa sentuh) yang dapat memberikan kemudahan, kecepatan serta

keakuratan dalam upaya meningkatkan pelayanan presensi bahkan meningkatkan keamanan suatu instansi (sekolah, universitas maupun perusahaan) dengan sistem yang terkomputerisasi ?

1.3 Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan dari tugas akhir ini adalah mengimplementasikan Radio Frequency Identification (RFID) untuk aplikasi absensi contactless dengan

menggunakan mikrokontroller AT89C51 dan Delphi 6 sebagai sumber database.

1.4 Pembatasan Masalah

1. Mikrokontroller yang digunakan adalah AT89C51;

2. Program komputer yang digunakan adalah Delphi 6 dengan database bawaannya;

3. RFID reader yang digunakan adalah RFID ID-10 / EM-10 dengan 3 buah RFID card;

4. Komunikasi yang digunakan untuk berkomunikasi antara alat dengan komputer menggunakan jalur komunikasi paralel (LPT);

(93)

BAB I PENDAHULUAN ALFRED CLIFF HANDIYONO (9922054)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

4

1.5 Sistematika Penulisan

Agar penulisan laporan Tugas Akhir ini lebih terarah dan teratur serta terstruktur, maka laporan Tugas Akhir ini akan dibagi dalam 5 bab, yaitu :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang, identifikasi masalah, maksud dan tujuan, pembatasan masalah, dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Berisi teori dasar sistem mikrokontroller AT89C51, port yang digunakan, reader, transponder dan software yang digunakan.

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT

Berisi struktur kerja alat, langkah- langkah perancangan hardware dan software serta cara kerja alat.

BAB IV UJICOBA DAN PEMBAHASAN

Berisi kegiatan pengujian alat yang telah dibuat apakah berfungsi dengan baik sesuai dengan tujuan awal.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

(94)

46

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Tujuan utama dari penulisan tugas akhir ini yaitu untuk memperoleh implementasi sistem absensi contactless menggunakan teknologi RFID. Dalam pembuatan tugas akhir ini, penulis mendapatkan beberapa kesimpulan, antara lain:

1. Alat yang dibuat telah bekerja dengan baik.

2. Penggunaan teknologi RFID ini memudahkan dalam penggunaannya dan dalam penghitungan absensi karyawan maupun mahasiswa nantinya. 3. Penggunaan absensi menggunakan teknologi RFID ini lebih praktis karena

teknologi RFID yang bersifat contactless.

(95)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ALFRED CLIFF HANDIYONO (9922054)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

47

5.2 Saran

Berikut adalah saran-saran penulis untuk pengembangan lebih lanjut sistem absensi ini untuk mendapatkan perangkat yang lebih baik :

1. Reader yang digunakan memiliki jangkauan yang lebih jauh seperti reader EM-16 yang memiliki jangkauan 8 cm.

2. Reader yang digunakan memiliki frekuensi yang berbeda dengan EM-10 agar dapat digunakan untuk aplikasi yang lain, misalnya untuk pendeteksian buku pada perpustakaan sekaligus pencatatannya dengan menggunakan high frekuensi reader (13,56 MHz).

(96)

48

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

DAFTAR PUSTAKA

1. Putra, Agfianto E., “Belajar Mikrokontroller AT89C51/52/55 Teori dan Aplikasi”, Gava Media, Yogyakarta, 2002.

2. Malik, Moh. Ibnu, Anistradi, “Bereksperimen dengan Mikrokontroller 8051”, PT Elex Media Komputindo., 1999.

3. Interfacing the Standa rd Parallel Port, http://www.senet.com.au/~cpeacock

4. Postnote Radio Frequency Identification, Number 225, July 2004. 5. RFID Explained White Paper, http://www. idtechex.com, 2005. 6. How RFID Works, http://www.howstuffworks.com, 2004. 7. RFID Versus Barcodes, http://www.technovelgy.com, 2005.

Referensi

Dokumen terkait

Alhamdulillah puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah serta inayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan

Selain yang tersebut di atas, terdapat pula bentuk-bentuk yang secara struktur merupakan paduan struktur masif pada bagian dasarnya dan struktur rangka berbahan kayu di bagian

Gagasan yang ingin diungkapkan oleh pemelajar adalah ‘bersahabat baik’. Kata amitié bermakna ‘perasaan saling mengasihi yang bukan didasari oleh hubungan darah atau

Teori ini dapat ditetapkan berdasarkan keinginan dari seseorang, ketika seseorang menonton film ia akan merasa penasaran untuk mengetahui informasi dari media yang

Setelah melakukan diskusi dan tanya jawab, peserta didik dapat menerapkan aturan rotasi Setelah melakukan diskusi dan tanya jawab, peserta didik dapat menerapkan aturan rotasi

SKKNI Sektor Industri Minyak dan Gas Bumi Serta Panas Bumi Subsektor Industri Minyak dan Gas Bumi Hulu-Hilir (Supporting ) Bidang Instrumentasi Subbidang Perawatan

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena hanya berkat karunia serta rahmatNya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yaitu penulisan skripsi dengan judul “

Seorang guru yang menganut paham idealisme harus membimbing atau mendiskusikan bukan sebagai prinsip-prinsip eksternal kepada siswa, melainkan sebagai