Rizky, Ardian. (2016). Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas
V SD Negeri Tidar 1 dalam mata pelajaran matematika melalui model pembelajaran kontekstual. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar,
Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
Penelitian berawal dari masalah kurangnya pemahaman dasar berhitung matematika sehingga hasil belajar siswa kurang maksimal dan kemampuan berpikir kritis yang masih rendah pada siswa kelas V di SD Negeri Tidar 1 terhadap operasi hitung campuran bilangan bulat. Tujuan penelitian ini yaitu (1) mengetahui penerapan CTL untuk mengetahui peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa, (2) meningkatkan dan mengetahui peningkatan hasil belajar siswa, (3) meningkatkan dan mengetahui peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dan dilakukan dengan dua siklus. Subjek penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri Tidar 1 yang berjumlah 39 siswa. Teknik pengumpulan data meliputi observasi, tes, dan kuesioner. Instrumen penelitian ini menggunakan lembar pengamatan, tes soal uraian, dan lembar kuesioner. Analisis data menggunakan statistika deskriptif
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa model pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas V SD Negeri Tidar 1. Hal ini dapat dilihat dari kondisi awal hasil belajar matematika persentase jumlah siswa yang mencapai KKM sebesar 54,3% dengan nilai rata-rata 70,55 meningkat menjadi 57,5% pada siklus I dengan nilai rata-rata 72,18 dan mencapai 76,6% pada siklus II dengan nilai rata-rata 75,64. Kemampuan berpikir kritis siswa juga mengalami peningkatan, pada kondisi awal persentase jumlah siswa yang mencapai minimal cukup kritis 45,95% dan nilai rata-rata kemampuan berpikir kritisnya 47,19, meningkat pada kondisi akhir menjadi 44,05% dan nilai rata-rata kemampuan berpikir kritisnya 55,49.
Rizky, Ardian. (2016). The raising of study result and critical thinking for fifth grade
students in SD Negeri Tidar 1 by using contextual learning. Undergraduated thesis.
Yogyakarta: Elementary School Teacher Education Study Program, Department of Teacher Education. Faculty of Teachers Training and Education Sanata Dharma University.
The research begins from the lack of mathematics’ basic understanding which causes students’ study result not quite maximum and the lack of critical thinking on fifth grade students in SD Negeri Tidar 1 toward operation of mixed integers. The objectives of this
research are (1) to find out the application of CTL in order to know the raising of students’
study result and critical thinking, (2) to find out and know enhancement students’ study
result, (3) to find out and know enhancement the raising of students’ critical thinking ability.
This research belongs to field study and it is held in two cycles. The subject of this research consists of 39 fifth grade students of SD Negeri Tidar 1. Data collection technique covers observation, test, and questionnaire. This research instrument uses observation report, essay questions for test, and questionnaire. Data analysis uses descriptive statistic.
The result of this research shows that CTL learning can raise fifth grade students’
study result and critical thinking ability in SD Negeri Tidar 1. The beginning condition of
mathematics’ study result shows percentage of KKM 54,3% with average value is 70,55. It increases to 57,5% in first cycle with average value is 72,18. It increases again in second
cycle with percentage 76,6% and the average value is 75,64. The students’ critical thinking
ability are also increasing. The researcher states 6 indicators of critical thinking. It is seen
from average score of students’ critical thinking in the very first critical thinking ability’s
value is 47,19 and it increases to 55,49.
i
PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS V SD NEGERI TIDAR 1 DALAM MATA PELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN
KONTEKSTUAL
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh :
Ardian Rizky Bramantyo NIM : 121134144
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan kepada :
Allah SWT yang Maha ESA karena selalu mendengar segala doa hambanya.
v
MOTTO
Keberhasilan adalah kemampuan untuk melewati dan mengatasi
dari satu kegagalan ke kegagalan berikutnya tanpa kehilangan
semangat.
(Winston Chuchill)
Siapa yang keluar untuk menuntut ilmu maka ia berada di jalan
Allah sampai dia kembali.
(Tirmidzi)
Orang yang berkata dan berbuat jujur, akan mendapatkan tiga hal:
kepercayaan, cinta, dan rasa hormat
(Sayyidina Ali)
Pengalaman adalah guru yang terbaik.
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian dari karya orang lain, kecuali yang telah
disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 31 Maret 2016 Penulis,
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Ardian Rizky Bramantyo
Nomor Mahasiswa : 121134144
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
“Peningkatan Hasil Belajar dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas V SD Negeri Tidar 1 dalam Mata Pelajaran Matematika Melalui Model Pembelajaran Kontekstual”
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk apa saja, mendistribusikannya secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau
media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Di buat di Yogyakarta
Pada tanggal : 31 Maret 2016
Yang menyatakan,
viii
ABSTRAK
Rizky, Ardian. (2016). Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis
siswa kelas V SD Negeri Tidar 1 dalam mata pelajaran matematika melalui model pembelajaran kontekstual. Skripsi. Yogyakarta: Program
Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
Penelitian berawal dari masalah kurangnya pemahaman dasar berhitung matematika sehingga hasil belajar siswa kurang maksimal dan kemampuan berpikir kritis yang masih rendah pada siswa kelas V di SD Negeri Tidar 1 terhadap operasi hitung campuran bilangan bulat. Tujuan penelitian ini yaitu (1) mengetahui penerapan CTL untuk mengetahui peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa, (2) meningkatkan dan mengetahui peningkatan hasil belajar siswa, (3) meningkatkan dan mengetahui peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dan dilakukan dengan dua siklus. Subjek penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri Tidar 1 yang berjumlah 39 siswa. Teknik pengumpulan data meliputi observasi, tes, dan kuesioner. Instrumen penelitian ini menggunakan lembar pengamatan, tes soal uraian, dan lembar kuesioner. Analisis data menggunakan statistika deskriptif
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa model pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas V SD Negeri Tidar 1. Hal ini dapat dilihat dari kondisi awal hasil belajar matematika persentase jumlah siswa yang mencapai KKM sebesar 54,3% dengan nilai rata-rata 70,55 meningkat menjadi 57,5% pada siklus I dengan nilai rata-rata-rata-rata 72,18 dan mencapai 76,6% pada siklus II dengan nilai rata-rata 75,64. Kemampuan berpikir kritis siswa juga mengalami peningkatan, pada kondisi awal persentase jumlah siswa yang mencapai minimal cukup kritis 45,95% dan nilai rata-rata kemampuan berpikir kritisnya 47,19, meningkat pada kondisi akhir menjadi 44,05% dan nilai rata-rata kemampuan berpikir kritisnya 55,49.
ix ABSTRACT
Rizky, Ardian. (2016). The raising of study result and critical thinking for fifth
grade students in SD Negeri Tidar 1 by using contextual learning.
Undergraduated thesis. Yogyakarta: Elementary School Teacher Education Study Program, Department of Teacher Education. Faculty of Teachers Training and Education Sanata Dharma University.
The research begins from the lack of mathematics’ basic understanding which causes students’ study result not quite maximum and the lack of critical thinking on fifth grade students in SD Negeri Tidar 1 toward operation of mixed integers. The objectives of this research are (1) to find out the application of CTL in order to know the raising of students’ study result and critical thinking, (2) to find out and know enhancement students’ study result, (3) to find out and know enhancement the raising of students’ critical thinking ability.
This research belongs to field study and it is held in two cycles. The subject of this research consists of 39 fifth grade students of SD Negeri Tidar 1. Data collection technique covers observation, test, and questionnaire. This research instrument uses observation report, essay questions for test, and questionnaire. Data analysis uses descriptive statistic.
The result of this research shows that CTL learning can raise fifth grade students’ study result and critical thinking ability in SD Negeri Tidar 1. The beginning condition of mathematics’ study result shows percentage of KKM 54,3% with average value is 70,55. It increases to 57,5% in first cycle with average value is 72,18. It increases again in second cycle with percentage 76,6% and the average value is 75,64. The students’ critical thinking ability are also increasing. The researcher states 6 indicators of critical thinking. It is seen from average score of students’ critical thinking in the very first critical thinking ability’s value is 47,19 and it increases to55,49.
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya, peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas V
SD Negeri Tidar 1 Dalam Mata Pelajaran Matematika Melalui Model Pembelajaran Kontekstual”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk
memenuhi gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini mendapat banyak dukungan dan bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Rohandi, Ph.D. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma.
2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. Kepala Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.
3. Apri Damai Sagitta, S.Pd, M.Pd. Wakil Kepala Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.
4. Drs. Paulus Wahana, M.Hum. Dosen pembimbing 1 yang telah membimbing peneliti dengan penuh kesabaran serta memberikan kritik, saran, semangat, dan dorongan yang positif dalam menyelesaikan skripsi.
5. Maria Agustina Amelia, S.Si, M.Pd. Dosen pembimbing 2 yang telah membimbing peneliti dengan penuh kesabaran dan semangat serta
xi
6. Hartono, S.Pd. Kepala Sekolah SD Negeri Tidar 1 yang telah memberikan ijin dalam melakukan penelitian di SD Negeri Tidar 1.
7. Diana Iko Puspito Sari, S.Pd. Guru kelas V SD Negeri Tidar 1 yang telah membantu peneliti dalam proses penelitian..
8. Seluruh siswa kelas V SD Negeri Tidar 1 yang telah bersedia berpartisipasi menjadi subyek dalam penelitian ini.
9. Orang tua tercinta yang selalu mendoakan, memberikan dukungan dan
semangat kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.
10.Kakak dan adikku yang selalu menemani dan memberi semangat saya.
11.Defirra Alizunna, sahabat terbaik yang selalu mendukung dan mendoakan kelancaran penyusunan skripsi ini.
12.Adit, Ulil, Ambar, Yasinta, Asti, Riza, Ibnu, Husen, Faisal, Janu, Upik,
Tesa, Eva, Wulan, Frengky, yang berjuang bersama dan saling memberikan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.
13.Sahabat-sahabatku tercinta : Dimpil, Raka, Cipul, Unyil, Yoan, Doel, Bagong, Dona, Pendak, Febri, Ahmad, Army, Gilang, Gus, Boni, Wawan,
Apin, Adi, David, Moay, Mbak Era, Poyel, Lukas, Vero, Dodok, dan semuanya.
14.Teman-teman satu angkatan PGSD yang selalu memberikan semangat,
xii
15.Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan, dukungan, dan semangat hingga skripsi ini selesai
dengan lancar.
Akhirnya penulis menyadari masih banyak keterbatasan dan
kekurangan dalam penulisan tugas akhir ini oleh karena itu penulis membutuhkan saran dan kritik yang membangun penulis di masa depan. Dan akhirnya semoga penulisan tugas akhir ini bermanfaat bagi siapa saja
yang berkepentingan.
Yogyakarta, 31 Maret 2016
Penulis
xiii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xiii
DAFTAR TABEL ... xvii
DAFTAR GAMBAR ... xix
DAFTAR LAMPIRAN ... xx
BAB 1 PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 4
C. Batasan Masalah ... 4
D. Rumusan Masalah ... 5
xiv
F Manfaat Penelitian ... 6
G. Definisi Operasional ... 8
BAB 2 LANDASAN TEORI ... 9
A. Kajian Pustaka ... 9
1. Hasil Belajar ... 10
2. Berpikir Kritis ... 11
3. Hakekat Matematika ... 13
4. Materi ... 15
5. Model Pembelajaran Kontekstual ... 16
B. Penelitian Yang Relevan ... 20
C. Kerangka Berpikir ... 24
D. Hipotesis Tindakan ... 26
BAB 3 METODE PENELITIAN ... 27
A. Jenis Penelitian ... 27
B. Setting Penelitian ... 29
C. Persiapan ... 30
D. Rencana Tindakan ... 31
E. Teknik Pengumpulan Data ... 38
F. Instrumen Penelitian ... 41
G. Teknik Pengujian Instrumen ... 46
H. Teknik Analisis Data ... 57
I. Indikator Keberhasilan ... 63
xv
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 65
A. Hasil Penelitian ... 65
1. Proses Penelitian ... 65
2. Hasil Belajar ... 74
3. Berpikir Kritis ... 83
B. Pembahasan ... 102
BAB 5 PENUTUP ... 110
A. Kesimpulan ... 110
B. Keterbatasan Penelitian ... 111
C. Saran ... 111
DAFTAR PUSTAKA ... 112
LAMPIRAN ... 115
xvi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Instrumen Pengumpulan Data ... 41
Tabel 3.2 Kisi-kisi soal evaluasi siklus 1 ... 42
Tabel 3.3 Kisi-kisi soal evaluasi siklus 2 ... 42
Tabel 3.4 Kisi-kisi soal evaluasi siklus 1 dan 2 ... 43
Tabel 3.5 Kisi-Kisi Berpikir Kritis ... 43
Tabel 3.6 Indikator Berpikir Kritis ... 44
Tabel 3.7 Tabel Pedoman Wawancara ... 46
Tabel 3.8 Tabel Kriteria Kelayakan ... 47
Tabel 3.9 Hasil Validasi Silabus ... 48
Tabel 3.10 Hasil Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran... 50
Tabel 3.11 Hasil Validasi Lembar Kerja Siswa ... 52
Tabel 3.12 Hasil Validasi Bahan Ajar ... 54
Tabel 3.13 Hasil Validitas Soal Evaluasi ... 55
Tabel 3.14 PAP tipe 1 ... 59
Tabel 3.15 Rentang Skor Indikator 1 dan 6 ... 59
Tabel 3.16 Rentang Skor Indikator 2, 3, dan 5 ... 60
Tabel 3.17 Rentang Skor Indikator 4 ... 60
Tabel 3.18 Rentang Skor untuk seluruh Indikator ... 61
Tabel 3.19 Tabel Kriteria Observasi ... 62
Tabel 3.20 Tabel Kriteria Observasi secara Keselruhan ... 62
xvii
Tabel 3.22 Tabel Jadwal Pelaksanaan Penelitian ... 64
Tabel 4.1 Data Kondisi Awal ... 74
Tabel 4.2. Hasil Belajar Evaluasi Siklus I ... 75
Tabel 4.3. Hasil Belajar Evaluasi Siklus II ... 77
Tabel 4.4 Hasil Belajar Evaluasi Akhir ... 79
Tabel 4.5 Perbandingan Data Prestasi Belajar Siswa ... 81
Tabel 4.6 Skor Indikator 1 Awal Setiap Siswa ... 83
Tabel 4.7 Skor Indikator 2 Awal Setiap Siswa ... 84
Tabel 4.8 Skor Indikator 3 Awal Setiap Siswa ... 85
Tabel 4.9 Skor Indikator 4 Awal Setiap Siswa ... 87
Tabel 4.10 Skor Indikator 5 Awal Setiap Siswa ... 88
Tabel 4.11 Skor Indikator 6 Awal Setiap Siswa ... 89
Tabel 4.12 Skor Keseluruhan Indikator Kondisi Awal ... 90
Tabel 4.13 Skor Rata-Rata Setiap Indikator Kondisi Awal ... 91
Tabel 4.14 Skor Indikator 1 Akhir Setiap Siswa ... 92
Tabel 4.15 Skor Indikator 2 Akhir Setiap Siswa ... 93
Tabel 4.16 Skor Indikator 3 Akhir Setiap Siswa ... 95
Tabel 4.17 Skor Indikator 4 Akhir Setiap Siswa ... 96
Tabel 4.18 Skor Indikator 5 Akhir Setiap Siswa ... 97
Tabel 4.19 Skor Indikator 6 Akhir Setiap Siswa ... 98
Tabel 4.20 Skor Keseluruhan Indikator Kondisi Akhir ... 99
Tabel 4.21 Skor Rata-Rata Setiap Indikator Kondisi Akhir ... 100
xviii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Literature Map Penelitian ... 23
Gambar 3.1 Siklus PTK menurut Kemmis dan Mc. Taggart ... 28
Gambar 4.1 Peningkatan Presentase Ketercapaian KKM ... 83
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Surat Penelitian ... 115
Lampiran 2 Surat Keterangan Penelitian ... 116
Lampiran 3 Silabus ... 117
Lampiran 4 RPP ... 124
Lampiran 5 Soal Evaluasi Siklus 1 ... 194
Lampiran 6 Contoh Hasil Pekerjaan Siswa ... 199
Lampiran 7 Hasil Nilai Evaluasi Siklus I ... 207
Lampiran 8 Soal Evaluasi Akhir ... 209
Lampiran 9 Contoh Hasil Pekerjaan Siswa ... 216
Lampiran 10 Hasil Nilai Evaluasi Akhir ... 224
Lampiran 11 Daftar Nilai Ulangan Matematika TA 2013/2014 ... 226
Lampiran 12 Validitas Perangkat Pembelajaran ... 227
Lampiran 13 Kisi – kisi Kuesioner ... 244
Lampiran 14 Instrumen Kemampuan Berpikir Kritis ... 247
Lampiran 15 Validasi Kuesioner Berpikir Kritis ... 251
Lampiran 16 Kondisi Awal Kemampuan Berpikir Kritis ... 255
Lampiran 17 Kondisi Akhir Kemampuan Berpikir Kritis ... 257
Lampiran 18 Pedoman Observasi ... 259
Lampiran 19 Hasil Observasi ... 260
Lampiran 20 Hasil Wawancara ... 263
xx
1
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang sangat penting untuk dipelajari di setiap jenjang pendidikan, hal itu dikarenakan didalam matematika terdapat hitungan yang selalu kita gunakan dalam kehidupan nyata.
Matematika perlu diajarkan di semua jenjang pendidikan baik formal maupun non formal, mulai dari taman kanak - kanak sampai perguruan tinggi. Pentingnya
matematika bisa dilihat dari manfaat dan kegunaan matematika dalam kehidupan sehari-hari, juga bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Penyempurnaan
kurikulum terus dilakukan Depdiknas (2007:4) antara lain dengan memasukkan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif sebagai Standar Kompetensi Mata Pelajaran Matematika yang termuat dalam Kurikulum 2006.
Pembelajaran yang ideal adalah pembelajaran yang berpusat pada siswa dan menghadapkan anak pada realitas kehidupan sehari-hari yang memuat
masalah matematis atau hitungan dengan demikian belajar matematika anak merasa terbantu untuk menyelesaikan masalah realitas kehidupan sehari-hari sehingga anak tertarik untuk belajar dan dapat meningkatkan kemampuan berpikir
kritis siswa. Apalagi matematika adalah salah satu mata pelajaran yang penting dan berguna bagi siswa.
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi di kelas V SD Negeri Tidar 1 pada tanggal 8 Agustus 2015, diperoleh informasi bahwa Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada mata pelajaran matematika pada tahun ajaran 2013/2014
bahwa dari 34 siswa hanya 19 siswa (54,3%) yang mampu mencapai KKM, sedangkan 16 siswa (45,7%) yang belum mencapai KKM. Dengan rentang nilai
tertinngi 95 dan terendah 45. Guru menyampaikan materi masih menggunakan metode ceramah dan pembelajaran masih berpusat pada guru. Semua tanggung
jawab untuk mentransferkan informasi terletak pada guru, sehingga kurang memberikan kesempatan bagi siswa untuk terlibat dalam proses pembelajaran. Guru belum maksimal mengembangkan kemampuan berpikir kritis anak untuk
menyelesaikan soal cerita maupun soal matematika yang lainnya. Ennis (dalam Fisher 2008), bahwa berpikir kritis adalah pemikiran yang masuk akal dan
reflektif yang berfokus untuk memutuskan apa yang mesti dipercaya atau dilakukan. Dalam konsep Ennis pengambilan keputusan adalah bagian dari berpikir kritis, diharapkan dengan menghadapkan masalah matematis dalam
kehidupan sehari-hari kemampuan berpikir kritis siswa meningkat. Siswa kelas V merasa kesulitan dalam mempelajari matematika, termasuk materi Operasi Hitung Campuran Bilangan Bulat. Bahkan pada saat mengerjakan soal latihan siswa
kurang bisa mengembangkan kemampuan berpikir dalam memecahkan masalah. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan guru
matematika, siswa kurang bisa mengeluarkan ide/gagasan matematika dalam mencoba menyelesaikan suatu permasalahan baik sendiri maupun berkelompok. Siswa juga kurang bisa mengkomunikasikan hasil pemikiran baik secara lisan
maupun tulisan. Hal ini menunjukkan bahwa berpikir kritis siswa masih rendah. Rendahnya prestasi belajar matematika di kelas V SD Negeri Tidar 1
sehari-hari yang memuat masalah matematis dan hitungan sehingga memungkinkan siswa kurang mampu mengembangkan kemampuan berpikir kritis
dan juga membuar rendahnya hasil belajar siswa.
Bertumpu pada kenyataan tersebut untuk merangsang dan meningkatkan
kemampuan berpikir kritis siswa baik secara individual dan kelompok terhadap proses pembelajaran matematika maka masalah ini harus dicari pemecahannya dengan menggunakan strategi pembelajaran yang sesuai dengan materi yang
diajarkan, kiranya salah satu alternatif untuk pemecahan masalah tersebut yaitu dengan menggunakan strategi pembelajaran Penerapan Pendekatan Kontekstual
(CTL). Hal inilah yang mendorong penulis untuk mengambil judul “Peningkatan Hasil Belajar dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas V SD Negeri Tidar 1 dalam Mata Pelajaran Matematika melalui Pembelajaran
Kontekstual”
B. Identikasi masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut :
1. Pemahaman siswa tentang konsep operasi hitung campuran bilangan bulat masih rendah
2. Kemampuan siswa untuk menyelesaikan soal masih kurang
3. Pendekatan yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran kurang menarik bagi siswa, sehingga hasil belajar siswa menjadi kurang memuaskan
1. Penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis pada materi Operasi Hitung Campuran Bilangan
Bulat bagi kelas V di SD Negeri Tidar 1 melalui model pembelajaran konteksual.
2. Penelitian ini dibatasi pada mata pelajaran Matematika kelas V, semester I, pada Standar Kompetensi 1. Melakukan operasi hitung bilangan bulat, dan pada Kompetensi Dasar 1.3 Melakukan operasi hitung campuran bilangan
bulat.
3. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran kontekstual
atau Contextual Teaching and Learning
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang yang telah peneliti paparkan, maka peneliti merumuskan rumusan masalah dari penelitian ini sebagai berikut :
1. Bagaimana pelaksanaan model pembelajaran kontekstual dalam mata pelajaran
matematika untuk meningkatkan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis pada siswa kelas V SD Negeri Tidar 1 ?
2. Apakah pelaksanaan model pembelajaran kontekstual dalam mata pelajaran matematika dapat meningkatkan hasil belajar pada siswa kelas V SD Negeri Tidar 1?
3. Apakah pelaksanaan model pembelajaran kontekstual dalam mata pelajaran matematika dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis pada siswa kelas V
Berdasarkan rumusan masalah yang dirumuskan oleh peneliti, tujuan yang diharapkan dalam penelitian ini adalah :
1. Mengetahui deskripsi dan langkah-langkah pelaksanaan model pembelajaran kontekstual dalam mata pelajaran matematika untuk meningkatkan hasil belajar
dan kemampuan berpikir kritis pada siswa kelas V SD Negeri Tidar 1 tahun ajaran.
2. Meningkatkan dan mengetahui peningkatan hasil belajar matematika
menggunakan model pembelajaran kontekstual pada siswa kelas V SD Negeri Tidar 1.
3. Meningkatkan dan mengetahui peningkatan kemampuan berpikir kritis matematika menggunakan model pembelajaran kontekstual pada siswa kelas V SD Negeri Tidar 1.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu manfaat teoritis
dan manfaat praktis sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pengetahuan bagi pembaca dan dapat mempraktikkan hasil penelitian ini, sehingga penelitian ini dapat menjadi bahan referensi untuk menerapkan pendekatan pembelajaran dalam mata
pelajaran matematika. 2. Manfaat Praktis
sekolah dasar dalam memahami konsep operasi hitung bilangan bulat dalam matematika.
2. Memilih model pembelajaran yang tepat dalam upaya meningkatkan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas V sekolah
dasar dalam pembelajaran matematika sehingga tujuan pembelajaran akan tercapai secara optimal.
3. Siswa kelas V memiliki pengalaman langsung dalam menerapkan
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kontekstual. b. Bagi Siswa kelas V SD :
1. Membantu siswa kelas V sekolah dasar dalam memahami konsep operasi hitung bilangan bulat.
2. Mendapatkan pengalaman yang baru dalam belajar matematika
menggunakan model pembelajaran kontekstual
3. Ketiga, meningkatkan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas V sekolah dasar dalam pembelajaran matematika sehingga
tujuan pembelajaran akan tercapai secara optimal. c. Bagi Sekolah:
1. Memberikan masukan bagi sekolah dalam pembelajaran matematika yang lebih inovatif yakni menggunakan model pembelajaran kontekstual pada materi operasi hitung bilangan bulat pada siswa kelas
pendidikan (hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis) di sekolah dapat meningkat.
d. Bagi Peneliti
1. Menambah pengalaman dan pengetahuan dalam melakukan Penelitian
Tindakan Kelas tentang penerapan model pembelajaran kontekstual yang dapat meningkatkan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas V.
2. Mengetahui keefektifan model pembelajaran kontekstual dalam pembelajaran matematika secara langsung.
3. Sebagai bekal pengetahuan dan pengalaman ketika kelak menjadi guru.
G. Definisi Operasional
1. Hasil Belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.
2. Matematika adalah suatu disiplin ilmu yang berhubungan dengan hitungan
yang didalam terdapat angka dan bilangan serta menggunakan simbol matematika untuk menyelesaikan masalah hitungan sehari-hari.
3. Kemampuan berpikir kritis adalah suatu disiplin berpikir mandiri, masuk akal dan reflektif, yang mencontohkan kesempurnaan berpikir, dengan terlebih dahulu menganalisis situasi masalah melalui evaluasi potensi, pemecahan
masalah dan sintesis informasi untuk menghasilkan keputusan.
4. Pembelajaran Contextual Teaching and Learning adalah suatu pembelajaran
9
BAB II
LANDASAN TEORI
Penelitian ini akan membahas mengenai landasan teori, penelitian yang relevan, kerangka berpikir, dan hipotesis tindakan pada bab II ini. Keempat hal
tersebut akan diuraikan sebagai berikut.
A. Kajian Pustaka
Peneliti akan membahas teori mengenai hasil belajar, berpikir kritis,
hakikat matematika, materi satuan Operasi Hitung Campuran Bilangan bulat, dan model pembelajaran kontekstual
1. Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Snelbeker (dalam Rusmono, 2012: 8) perubahan atau kemampuan baru
yang diperoleh siswa setelah melakukan perbuatan belajar. Pengertian tersebut senada dengan pendapat Kunandar (2013:62) yang menyatakan
bahwa hasil belajar merupakan kompetensi atau kemampuan tertentu baik kognitif, afektif maupun psikomotorik yang dicapai atau dikuasai peserta
didik setelah mengikuti proses belajar mengajar
Purwanto (2009:54) mengemukakan bahwa hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang terjadi setelah mengikuti proses
penilaian perlu dilakukan secara seimbang antar aspek pengetahuan
(kognitif), sikap (afektif), dan ketrampilan (psikomotoris).
Berdasarkan pendapat para ahli, dapat di simpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan – kemampuan yang dimiliki siswa setelah
melakukan proses belajar lewat penilaian baik pengetahuan, sikap, dan keterampilan pada seseorang.
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Hasil belajar menurut Wasliman (dalam Susanto 2012:12) merupakan hasil yang dicapai oleh peserta didik merupakan hasil interaksi
antara berbagai faktor yang mempengaruhi, baik faktor internal maupun faktor eksternal. Secara perinci, uraian menganai faktor internal dan eksternal, sebagai berikut:
1. Faktor Internal
Faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri
peserta didik, yang mempengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor internal ini meliputi: kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan
kesehatan. 2. Faktor Eksternal
Faktor yang berasal dari luar diri peserta didik yang mempengaruhi hasil belajar yaiu keluarga, sekolah, dan masyarakat. Keadaan keluarga berpengaruh terhaap hasil belajar siswa. Keluarga yang
perhatian oragtua yang kurang terhadap anaknya, serta kebiasaan sehari-hari berperilaku yang kurang baik dari orangtua dalam
kehidupan sehari-hari berpengaruh dalam hasil belajar peserta didik. Berdasarkan pendapat ahli, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
dipengaruhi dari faktor eksternal yaitu model pembelajaran guru masih membosankan dan pembelajaran berpusat pada guru, untuk mempengaruhi faktor internal siswa agar lebih semangat dan mempunyai kemampuan
berpikir kritis.
2. Berpikir Kritis
a. Pengertian Berpikir Kritis
Berpikir kritis adalah sebuah proses sistematis yang terarah dan jelas untuk memecahkan masalah menggunakan logika. Johnson (2007:
183) mengemukakan berpikir kritis merupakan sebuah proses yang terarah dan jelas yang digunakan dalam kegiatan mental seperti
memecahkan masalah, mengambil keputusan, membujuk, menganalisis asumsi, dan melakukan penelitian ilmiah. Tujuan berpikir kritis adalah
untuk mencapai pemahaman yang mendalam.
Pengertian tersebut senada dengan Glaser (dalam Fisher, 2008:20) berpendapat bahwa berpikir kritis merupakan suatu sikap berpikir secara mendalam tentang masalah−masalah ataupun hal−hal yang berada dalam
jangkauan pengalaman seseorang. Selain itu beliau juga mengemukakan
metode-metode pemeriksaan dan penalaran yang logis. Menurut beliau, berpikir kritis juga menuntut upaya keras untuk memeriksa setiap keyakinan atau
pengetahuan asumtif berdasarkan bukti pendukungnya dan kesimpulan-kesimpulan lanjutan yang diakibatkannya.
Selanjutnya Ennis (dalam Kuswana, 2012: 19) juga mendifinisikan bahwa berpikir kritis merupakan berpikir wajar dan reflektif yang fokus dalam menentukan apa yang harus dipercaya atau dilakukan.
Berdasarkan pendapat para ahli, dapat di simpulkan bahwa berpikir kritis adalah suatu cara berpikir tingkat tinggi yang sistematis untuk
membuat keputusan, menganalisis, mengevaluasi, menyimpulkan, dan memecahkan masalah dengan menggunakan logika yang bertujuan untuk mencapai pemahaman yang mendalam.
b. Indikator Berpikir Kritis
Menurut Glaser (dalam Fisher, 2008 :7), ciri-ciri berpikir kritis
yaitu: (a) mengenal masalah, (b) menemukan cara-cara untuk menyelesaikan masalah, (c) mengumpulkan dan menyusun informasi yang
diperlukan, (d) mengenal ide dan nilai yang tidak dinyatakan, (e) memahami dan menggunakan bahasa yang tepat, (f) menganalisis data, (g) menilai fakta dan menilai pernyataan-pernyataan, (h) mengenal sebab
akibat suatu masalah, (i) menarik kesimpulan, (j) menguji kebenaran pendapat orang lain, (k) menyusun kembali pola-pola keyakinan seseorang
sehari-hari. Berdasarkan 12 indikator tersebut, peneliti memilih enam indikator yang digunakan dalam penelitian ini, sebagai berikut: (a) menganalisis
argument, (b) mampu bertanya, (c) mampu menjawab pertanyaan, (d) memecahkan masalah, (e) membuat kesimpulan, dan (f) ketrampilan
mengevaluasi dan menilai hasil dari pengamatan. 3. Hakekat Matematika
a. Pengertian Matematika
Matematika adalah suatu disiplin ilmu yang berhubungan dengan angka dan bilangan serta menggunakan simbol matematika untuk
menyelesaikan masalah sehari-hari. Kata matematika berasal dari bahasa latin, manthanein atau mathema yang berarti “belajar atau hal yang
dipelajari,” sedangkan dalam bahasa belanda, matematika disebut
wiskunde atau ilmu yang pasti, yang kesemuannya berkaitan dengan penalaran. Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang dapat
meningkatkan kemampuan berpikir dan berargumentasi, memberikan kontribusi dalam memecahkan masalah sehari-hari dan dalam dunia kerja, serta memberikan dukungan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi Susanto (2013: 183), sedangkan menurut Johnson dan Myklebust (dalam Sundayana, 2003 : 252) mengemukakan bahwa
matematika merupakan bahasa simbolis yang mempunyai fungsi praktis untuk mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan. Dengan kata lain, matematika adalah bekal bagi peserta didik untuk
Berdasarkan pendapat para ahli, dapat di simpulkan bahwa matematika adalah suatu disiplin ilmu yang berhubungan dengan
hitungan angka dan bilangan serta menggunakan simbol matematika untuk menyelesaikan masalah sehari-hari
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya proses mengajar matematika Proses belajar matematika dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
1) Peserta didik
Kemampuan, minat, kesiapan, kondisi fisiologis maupun jasmani
peserta didik sangat mempengaruhi tingkat keberhasilan belajar. 2) Pengajar
Efektivitas proses pembelajaran dipengaruhi oleh kepribadian,
motivasi dan pengalaman pengajar. 3) Sarana dan prasarana
Sarana dan prasarana yang lengkap (misalnya buku, media, ruang kelas,dll) sangat mendukung dan menunjang proses pembelajaran.
4) Penilaian
Penilaian digunakan untuk melihat perkembangan siswa dalam proses pembelajaran.
c. Tujuan Matematika
Tujuan pembelajaran matematika di sekolah dasar dibagi menjadi
terampil menggunakan matematika (Susanto 2013:189-190). Selain itu, dengan pembelajaran matematika diharapkan dapat memberikan tekanan
penataran nalar dalam penerapan matematika. Secara khusus, tujuan pembelajaran matematika di sekolah dasar adalah sebagai berikut, yaitu :
(1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep, dan mengaplikasikan konsep, (2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, menyusun bukti atau menjelaskan gagasan dan pernyataan
matematika, (3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model,
dan menafsirkan solusi yang diperoleh, (4) Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk menjelaskan keadaan atau masalah, (5) Memiliki sikap menghargai penggunaan matematika
dalam kehidupan sehari-hari.
4. MATERI
Operasi Hitung Campuran Bilangan Bulat.
Bilangan Bulat adalah bilangan yang terdiri dari bilangan cacah dan
bilangan negatif (-). Bilangan cacah = 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, dan seterusnya. Bilangan negative = -1, -2, -3, -4, -5, -6, -7, -8, -9, dan seterusnya. Semua bilangan dapat dikatakan sebagai bilangan bulat jika bilangan itu tidak
ada tanda koma (,) dan pecahan.
Aturan pengerjaan operasi hitung campuran bilangan pada hitungan cacah
juga berlaku pada operasi hitung bilangan bulat :
b. Penjumlahan dan pengurangan adalah setingkat, maka pengerjaannya dilakukan secara urut dari kiri ke kanan.
c. Perkalian dan pembagian adalah setingkat, maka pengerjaannya dilakukan secara urut dari kiri ke kanan.
d. Perkalian dan pembagian lebih tinggi tingkatannya dari penjumlahan dan pengurangan, maka perkalian dan pembagian dikerjakan terlebih dahulu.
5. Model Pembelajaran Kontekstual
a. Pengertian Model Pembelajaran Kontekstual
Model Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and
Learning) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara
materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata peserta didik dan mendorong peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari Tanirejo (2014:49).
Contextual Teaching and Learning (CTL) atau disebut secara
lengkap dengan Sistem Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah
sebuah proses pendidikan yang bertujuan menolong para peserta didik melihat makna didalam materi akademik yang mereka pelajari dengan cara menghubungkan subjek-subjek akademik dengan konteks dalam
Berdasarkan pengertian menurut para ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah
pembelajaran yang dapat mengaitkan materi pelajaran dengan kehidupan dunia nyata yang erat kaitannya dengan lingkungan disekitar siswa.
b. Komponen-komponen CTL
Pembelajaran kontekstual memiliki lima strategi untuk mencapai kompetensi siswa secara maksimal, yaitu relating, eksperiencing,
applying, cooperting, dan transfering (dalam Hosnan, 2014:269). Selain
itu menurut Trianto (dalam Hosnan, 2014:270) dalam pembelajaran
kontekstual terdapat tujuh komponen utama, yakni kontruktivisme
(contructivism), bertanya (questioning), inquiry (Inquiry), masyarakat
belajar (community learning), pemodelan (modelling),refleksi (reflection),
dan penilaian autentik (authentic asessment). 1) Kontuktivisme
Kontruktivisme (dalam Hosnan, 2014:270) adalah proses membangun atau menyusun pengetahuan baru dalam struktur kognitif siswa
berdasarkan pengalaman. Pendapat lain menurut Muslich (2014:270) bahwa kontruktivisme adalah proses pembelajaran yang menekankan terbangunnya pemahaman sendiri secara aktif, kreatif dan produktif
berdasarkan pengetahuan terdahulu dan dari pengalaman belajar yang bermakna. Hal ini dapat disimpulkan bahwa kontruktivisme adalah
2) Menemukan (Inquiry)
Menemukan (Inquiry) artinya proses pembelajaran didasarkan pada
pencarian dan penemuan melalui proses berpikir secara sistematis.
Inquiry merupakan proses pembelajaran didasarkan pada pencarian dan
penemuan. Pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh siswa tidak lepas dari hasil mengingat seperangkat fakta, tetapi hasil menemukan sendiri dari fakta yang dihadapinya (dalam Hosnan, (2014:271).
3) Bertanya (Questioning)
Bertanya dapat dipandang sebagai refleksi dari keingintahuan setiap
individu, sedangkan menjawab pertanyaan mencerminkan kemampuan seseorang dalam berpikir.
Ada 6 keterangan bertanya dalam kegiatan pembelajaran, yakni
pertanyaan yang jelas dan singkat, memberi acuan, memusatkan perhatian, memberi giliran dan menyebarkan pertanyaan, pemberian
kesempatan berfikir, dan pemberian tuntutan. Peneliti menyimpulkan bahwa peran bertanya itu sangat penting, sebab melalui
pertanyaan-pertanyaan, guru dapat membimbing dan mengarahkan siswa untuk menemukan setiap materi yang dipelajari Hosnan (2014: 271).
4) Masyarakat Belajar (Learning Community)
Konsep masyarakat belajar menurut Sanjaya (dalam Hosnan 2014: 272) adalah hasil pembelajaran diperoleh melalui kerja sama dengan orang
Muslich (dalam Hosnan 2014: 272) mengemukakan konsep masyarakat belajar dalam CTL menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh
melalui kerja sama dengan orang lain. Hal ini berarti bahwa hasil belajar bisa diperoleh dengan sharing antarteman, anatr kelompok, dan
antar yang tahu kepada yang tidak tahu, baik di dalam maupun di luar kelas.
5) Pemodelan (Modeling)
Pemodelan Hosnan (2014: 272) adalah pembelajaran dengan memperagakan sesuatu sabagai contoh yang dapat ditiru oleh setiap
siswa. Dalam pembelajaran CTL, modeling merupakan asas yang cukup penting. Sebab melalui modeling, siswa terhindar dari pembelajaran guru yang teoritis, sehingga memungkinkan terjadinya
pembelajaran siswa yang verbalisme (banyak menghafal). 6) Refleksi (Reflection)
Refleksi Hosnan (2014: 272) adalah proses pengendapan pengalaman yang dilakukan dengan cara mengurutkan kembali kejadian-kejadian
atau peristiwa pembelajaran yang telah dilaluinya. Refleksi menurut Trianto (dalam Hosnan, 2014: 273) merupakan cara Berpikir atau respon tentang apa yang baru dipelajari atau berpikir kebelakang
tentang apa yang sudah dilakukan dimasa lalu. Dalam hal refleksi ini, biasanya guru menyisakan waktu sejenak agar siswa dapat melakukan
7) Penilaian Sebenarnya (Authentic Assessment)
Penilaian nyata Hamdayama (2014:54) adalah proses yang dilakukan
guru untuk menyimpulkan informasi tentang perkembangan belajar yang dilakukan siswa. Penilaian ini dilakukan ketika pembelajaran
berlangsung bukan pada penilaian akhir pembelajaran. Pengamatan dapat dilakukan dikelas maupun diluar kelas. Kemajuan belajar siswa dilihat dari proses bukan semata-mata dari hasil belajar. Penilaian
bukan hanya dari guru tetapi dapat juga dari teman atau orang lain.
Berdasarkan pendapat dari para ahli, peneliti mengambil
langkah-langkah dalam penelitian yaitu relating, eksperiencing, applying,
cooperting, dan transferring.
B. Penelitian yang Relevan
Ada tiga hasil penelitian yang relevan dengan judul penelitian ini, peneliti
akan memaparkan beberapa penelitian yang relevan. Pertama, penelitian ini dari Sutinah (2013) dalam penelitiannya yang berjudul “Upaya Meningkatkan Hasil
Belajar Matematika Pada Operasi Penjumlahan Pecahan Melalui Pendekatan
Contextual Teaching and Learning (CTL) Siswa Kelas IV B Kebonagung Imogiri
Bantul. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan menganalisis
pelaksanaan model pembelajaran melalui pendekatan Contextual Teaching and
Learning (CTL) yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran
penelitian ini adalah siswa kelas IV B Kebonagung Imogiri Bantul Yogyakarta berjumlah 17 siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran
Matematika melalui Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL), dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan
ketuntasan belajar dengan persentase pra-tindakan sebesar 41,18%, siklus I sebesar 70,59% dan pada siklus II sebesar 94,12%. Nilai rata-rata hasil tes pada pra-tindakan sebesar 74,00; siklus I sebesar 75,91; sedangkan pada siklus II
sebesar 81,44 terjadi peningkatan sebesar 5,53. Dengan demikian setiap siklus mengalami peningkatan pada hasil belajarnya.
Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Prafitriani (2014) dengan judul “Penerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan kemampuan
berpikir kritis matematika pada siswa kelas IVA SD Negeri Margoyasan”.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran kontekstual dan meningkatkan kemampuan
berpikir kritis matematika pada siswa kelas IVA SD Negeri Margoyasan Tahun Ajaran 2014/2015. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas dengan
model Kemmis dan Taggart. Subjek penelitiannya adalah siswa kelas IVA SD Negeri Margoyasan yang berjumlah 17 siswa. Objek penelitian ini adalah kemampuan berpikir kritis matematika. Teknik pengumpulan data dilakukan
dengan menggunakan lembar observasi, pedomanwawancara, soal tes, dan catatan lapangan. Data dianalisis secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian
berpikir kritis matematika siswa ditunjukkan dengan penilaian kognitif yang diperoleh siswa pada setiap akhir siklus. Berdasarkan hasil analisis prates sampai
akhir siklus II.
Rata-rata skor kemampuan berpikir kritis yang dicapai siswa yaitu dari
prates ke siklus I naik sebesar 17% dari 60% menjadi 77% dan pada siklus I ke siklus II naik 3% dari 77% menjadi 80%. Persentase ketuntasan siswa dalam kemampuan berpikir kritis telah memenuhi 88% siswa memenuhi KKM dan
rata-rata persentase kemampuan berpikir kritis matematika pada kategori baik dengan persentase 80% sehingga proses pembelajaran menggunakan model tersebut
berhasil.
Ketiga, penelitian ini dari Rusmiati (2012) dengan judul penelitian “Penerapan Model Contextual Teaching and Learning Untuk Meningkatkan
Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Siswa Kelas III SDN 07 Sungai Soga Bengkayang”. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah
meningkatnya aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika. Aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika pada siklus pertama dan siklus kedua secara keseluruhan menunjukan adanya peningkatan. Jumlah siswa yang aktif pada
siklus pertama 31%, pada siklus kedua sebesar 83,41%, meningkat menjadi 52,41% dan terjadi penurunan jumlah siswa dengan kriteri tidak aktif dari 69%
pada siklus pertama menjadi 16,59%.
Dari ketiga hasil penelitian di atas, belum ada peneliti yang membahas mengenai penerapan model pembelajaran kontekstual dalam pembelajaran
siswa kelas V SD Negeri Tidar 1 pada Materi Operasi Hitung Campuran Bilangan bulat. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang
penerapan model pembelajaran kontekstual dalam pembelajaran matematika untuk meningkatkan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas V
SD Negeri Tidar 1 pada materi Operasi Hitung Campuran Bilangan bulat. Berikut literatur map dari penelitian-penelitian sebelumnya.
Berikut literatur map yang peneliti ambil :
Gambar 2.1 Literature Map Penelitian Upaya Meningkatkan III SDN 07 Sungai Soga
Bengkayang (2010)
PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS V SD NEGERI TIDAR 1 DALAM MATA
C. Kerangka Berpikir
Faktor utama yang paling mendorong peneliti untuk melakukan penelitian
tindakan kelas ini adalah hasil tes semester 1 tahun 2013/2014 peserta didik kelas V SD Negeri Tidar 1 yang masih rendah pada materi Operasi Hitung Campuran
Bilangan bulat. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang dicapai adalah 65 dari skala 100. Rata-rata hasil belajar Operasi Hitung Campuran Bilangan bulat berada
di atas KKM yaitu 70,55, namun persentasi ketuntasan siswa hanya 54,3% dari 34 siswa. Selain dilatar belakangi oleh hasil belajar, rendahnya berpikir kritis para siswa juga menjadi faktor penelitian.
Snelbeker (dalam Rusmono, 2012: 8) menyatakan bahwa perubahan atau kemampuan baru yang diperoleh siswa setelah melakukan perbuatan belajar. Pengertian tersebut senada dengan (Kunandar 2013:62) menyatakan bahwa hasil
belajar merupakan kompetensi atau kemampuan tertentu baik kognitif, afektif maupun psikomotorik yang dicapai atau dikuasai peserta didik setelah mengikuti
proses belajar mengajar. Hasil belajar tidak terlepas dengan metode atau model pembelajaran yang digunakan guru dalam mengajar, karena metode atau model pembelajaran berperan penting untuk menentukan hasil belajar siswa. Metode
atau model pembelajaran yang baik adalah yang dapat dikaitkan dengan permasalahan sehari-hari siswa.
dapat dikaitkan dengan benda disekitar mereka dan kehidupan sehari-hari. Model Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning) adalah konsep
belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata peserta didik dan mendorong peserta didik membuat hubungan
antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari (Tanirejo 2014:49). Dengan adanya model pembelajaran kontekstual siswa diharapkan dapat lebih aktif dan memahami materi yang
diberikan.
Pembelajaran dengan menggunakan model model pembelajaran
kontekstual menuntut siswa untuk aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran karena siswa akan dilatih untuk berpikir kritis dalam memahami materi yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari siswa. (Johnson 2007:183) menyatakan
bahwa berpikir kritis merupakan sebuah proses yang terarah dan jelas yang digunakan dalam kegiatan mental seperti memecahkan masalah, mengambil
keputusan, membujuk, menganalisis asumsi, dan melakukan penelitian ilmiah. Tujuan berpikir kritis adalah untuk mencapai pemahaman yang mendalam.
Berdasarkan perdapat para ahli, sudah jelas bahwa peneliti berharap dengan adanya model pembelajaran kontekstual sebagai model pembelajaran yang ideal diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis
D. Hipotesis Tindakan
Dalam penelitian ini berdasarkan pada latar belakang, batasan masalah, dan
kerangka berpikir maka hipotesis tindakan yang dapat dirumuskan adalah :
1. Pelaksanaan model pembelajaran kontekstual dengan menggunakan 5 langkah
dalam penelitian yaitu relating, eksperiencing, applying, cooperting, dan
transfering dalam mata pelajaran matematika untuk meningkatkan hasil belajar
dan kemampuan berpikir kritis pada siswa kelas V SD Negeri Tidar 1.
2. Penerapan model pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas V SD Negeri Tidar 1 pada materi Operasi Hitung
Campuran Bilangan bulat.
3. Penerapan model pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematika siswa kelas V SD Negeri Tidar 1 pada materi
27
BAB III
METODE PENELITIAN
Peneliti akan membahas mengenai jenis penelitian, setting penelitian, persiapan, rencama setiap siklus, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian,
teknik pengujian instrumen, dan teknik analisis data
A. Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
yang berjudul Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas V dalam mata pelajaran matematika SD Negeri Tidar 1 melalui
pembelajaran kontekstual.
Secara lebih jelas, (Kusumah & Dwitagama 2009) mengemukakan bahwa Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan oleh guru
kelasnya sendiri dengan cara merencanakan, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan memperbaiki kinerjanya
sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat. Dari ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang
dilakukan oleh guru kelas dengan melakukan tindakan melalui beberapa tahapan sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.
Menurut Hermawan (2015:13), penelitian tindakan kelas merupakan
penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelas melalui refleksi diri yang bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran yang dilakukan sehingga dapat
(acting), (c) pengamatan (observing), dan (d) refleksi (reflecting). Kemmis & Mc Taggart (dalam Kunandar, 2008:70) menggambarkan 4 rangkaian kegiatan uatama
pada setiap siklus adalah sebagai berikut :
Gambar 3.1 Siklus PTK menurut Kemmis dan Mc. Taggart
Pelaksanaan tindakan kelas ini dilakukan dalam dua siklus, yang terdiri dari empat tahapan sebagai berikut (Arikunto, 2008:16) :
1. Perencanaan (Planning)
Penentuan perencanaan dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu perencanaan umum dan perencanaan khusus. Perencanaan umum yaitu penyusunan
rancangan yang meliputi keseluruhan aspek PTK antara lain identifikasi masalah, analisis penyebab adanya masalah, dan bentuk tindakan yang akan
dilakukan. Sedangkan perencanaan khusus merupakan penyusunan rangkaian per siklus.
Siklus II
Observasi
Refleksi Pelaksanaan Perencanaan
Siklus I
Perencanaan
Pelaksanaan
2. Pelaksanaan (Act)
Setelah ditentukannya rangkaian tindakan yang akan dilakukan, maka
langkah berikutnya yaitu menerapkan rangkaian tindakan tersebut dalam peoses pembelajaran yang sesuai dengan rancangan tindakan yang telah
dibuat. Pelaksanaan pada penelitian tindakan kelas dilakukan untuk memecahkan masalah yang terjadi.
3. Observasi (Observing)
Pengamatan ini dilakukan untuk mengetahui serta memperoleh gambaran yang lengkap mengenai proses pembelajaran. Peneliti harus mencatat semua
peristiwa (kejadian) yang terjadi di dalam kelas selama proses pembelajaran. 4. Refleksi (Reflecting)
Refleksi pada penelitian tindakan kelas ini dilakukan dengan tujuan untuk
memikirkan dan merenungkan mengenai proses pembelajaran yang dilakukan sebagai evaluasi oleh guru dan peneliti.
B. Setting Penelitian
1. Tempat penelitian
Tempat penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah SD Negeri Tidar 1, yang terletak di Kampung Tidar Krajan, Kecamatan Magelang
Selatan, Kota Magelang, Jawa Tengah. Penelitian ini dilakukan oleh peneliti pada bulan Januari 2016.
2. Subjek penelitian
3. Obyek penelitian
Objek penelitian ini adalah peningkatan hasil belajar dan kemampuan
berpikir kritis matematika kalas V SD Negeri Tidar 1 melalui pembelajaran
Contextual Teaching and Learning.
C. Persiapan
Persiapan dalam penelitian ini meliputi:
1. Meminta ijin penelitian kepada Kepala SD Negeri Tidar 1.
2. Melakukan wawancara dengan guru kelas V untuk mengetahui permasalahan
yang sering dialami siswa mengenai hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis.
3. Melakukan observasi pembelajaran siswa di kelas V guna memperoleh
gambaran mengenai kegiatan pembelajaran serta karakteristik siswa.
4. Peneliti menyebarkan kuisioner untuk mengetahui kondisi awal kemampuan
berpikir kritis siswa kelas V.
5. Meminta dokumentasi nilai siswa dari guru kelas V tahun sebelumnya.
6. Mengidentifikasi dan menganalisis masalah yang ada di kelas V yaitu rendahnya kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika mengenai materi operasi hitung campuran bilangan bulat.
7. Merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengkaji standar kompetensi, kompetensi dasar dan materi pokoknya.
9. Menyusun perangkat pembelajaran yang terdiri dari Silabus, RPP, LKS, Soal Evaluasi Siklus 1 dan siklus 2, kunci jawaban, dan instrumen penelitian.
10. Validasi perangkat pembelajaran pada dua dosen ahli dan guru kelas.
11. Mendata nama-nama siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan
rendah pada mata pelajaran matematika melalui wawancara dengan guru kelas.
D. Rencana Setiap Siklus
1. Siklus I
a. Perencanaan
Perencanaan yang dilakukan oleh peneliti sebelum memberikan tindakan pada siswa yaitu mempersiapkan perangkat pembelajaran seperti
silabus, RPP, materi yang diajarkan, LKS dan soal evaluasi siklus I. selanjutnya peneliti juga mempersiapkan media yang digunakan dalam
kegiatan pembelajaran pada siklus I. b. Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan tindakan dalam siklus I akan dilakukan dalam 2 pertemuan. Setiap pertemuan dilakukan selama 2 jam pelajaran, setiap jam pelajaran terdiri dari 35 menit. Adapun tahapan proses pembelajaran pada
Pertemuan ke 1 1) Kegiatan awal
Diawal kegiatan, guru mengucapakan salam dan doa pembuka, kemudian menyampaikan tujuan pembelajaran serta
pokok-pokok materi yang akan dipelajari yaitu materi penjumlahan dan pengurangan. Selanjutnya guru juga melakukukan presensi terhadap siswa.
2) Kegiatan Inti
Siswa dibagi dalam kelompok secara acak sesuai jumlah
siswa yang hadir. (community learning). Siswa diajak menghitung jumlah seluruh siswa di dalam kelas, kemudian menghitung jumlah siswa (laki-laki/perempuan) saja. (menggunakan model). Siswa
mengaitkan persoalan sehari-hari dengan pembelajaran.
(memanfaatkan keterkaitan). Siswa menggunakan media kerikil
sebagai media penjumlahan dan penguranagan bilangan bulat
(menggunakan benda sekitar). Siswa berdiskusi untuk
memecahkan soal cerita mengenai operasi hitung campuran bilangan bulat yang ada di LKS bersama kelompoknya. (inquiry) 3) Kegiatan penutup
Guru meluruskan pemahaman siswa yang kurang tepat dengan cara memberikan penguatan kepada siswa. Menarik
jelas (Menggunakan kontribusi siswa). Siswa dibantu guru melakukan refleksi dari kegiatan pada hari ini. (reflection). Siswa
diberi hadiah berupa perkerjaan rumah (individu). Pembelajaran diakhiri dengan do’a
Pertemuan ke 2 1) Kegiatan awal
Diawal pembelajaran, guru memberikan apersepsi kepada
siswa dengan cara bertanya kepada siswa tentang penjumlahan dan pengurangan. Guru akan memasuki pembelajaran kedua yaitu
tentang Guru juga melakukan presensi dan kontrak belajar bersama siswa.
2) Kegiatan Inti
Siswa dibagi dalam kelompok secara acak sesuai jumlah siswa yang hadir. (community learning). Salah satu siswa maju
kedepan kelas dan guru memberikan uang mainan kepada siswa(menggunakan model). Mengidentifikasi jumlah uang
seluruhnya yang sebelumnya di bawa guru dan jumlah uang yang didapatkan, kemudian siswa bersama-sama menghitung sisa uang yang dibawa guru. Siswa mengaitkan persoalan sehari-hari dengan
pembelajaran. (memanfaatkan keterkaitan.) Siswa diberikan soal kelompok. Siswa berdiskusi untuk memecahkan soal cerita
3) Kegiatan penutup
Guru dan siswa melakukan tanya jawab seputar perkalian dan
pembagian (questioning). Siswa mengerjakan soal evaluasi siklus I (authentic assessment). Sebelum pembelajaran usai, guru dan
siswa melakukan refleksi mengenai pembelajaran hari ini (reflection).
c. Observasi
Obsevasi dilakukan ketika kegiatan pembelajaran berlangsung pada siklus I. Peneliti mengobservasi tentang kemampuan berpikir
kritis siswa dengan mengisi lembar observasi kemamampuan berpikir kritis pada kuisenor yang telah diberikan.
d. Refleksi
Refleksi dilakukan setelah tindakan pada siklus I. Refleksi bertujuan untuk memberikan penilaian dan mengetahui kekurangan
maupun kelebihan yang terjadi ketika kegiatan pembelajaran berlangsung. Kegiatan refleksi pada siklus I ini akan digunakan
peneliti sebagai pertimbangan merencanakan kegiatan pembelajaran pada siklus II agar hasil yang di dapat peneliti dapat meningkat.
2. Siklus II
a. Perencanaan
Pada siklus II peneliti membuat perencanaan pembelajaran
yang akan digunakan pada siklus II. Peneliti juga mempersiapkan LKS, materi ajar dan media yang digunakan pada siklus II.
b. Pelaksanaan Tindakan
Siklus kedua ini dilakukan dalam 2 pertemuan, karena setiap siklus
terdapat dua RPP. Masing-masing pertemuan dilakukan selama 2 jp. Setiap jam pelajaran terdiri dari 35 menit. Adapun tahapan proses pembelajaran pada siklus I adalah sebagai berikut:
Pertemuan ke-1 1) Kegiatan Awal
Diawal pembelajaran, guru memberikan apersepsi kepada siswa dengan cara bertanya kepada siswa mengenai Operasi Hitung Campuran Bilangan Bulat. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan
pembelajaran dan pokok-pokok materi yang akan dipelajari. Guru juga melakukan presensi dan kontrak belajar bersama siswa.
2) Kegiatan Inti
Sebelum masuk kedalam materi, guru terlebih dahulu
mengulang materi penjumlahan dan pengurangan, serta perkalian dan pembagian untuk mengulang ingatan siswa, kemudian guru memberikan materi Operasi Hitung Campuran Bilangan Bulat
Bilangan Bulat (contructivism). Siswa dibagi dalam kelompok secara acak sesuai jumlah siswa yang hadir. (community learning).
mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara acak di depan kelas.
3) Kegiatan Penutup
Guru memberikan kuis mengenai materi yang dipelajari
(authentic assessment). Sebelum pulang, guru memberikan refleksi pada siswa terhadap proses pembelajaran yang telah dilakukan (reflection).
Pertemuan ke-2 1) Kegiatan Awal
Diawal pembelajaran, guru memberikan apersepsi kepada siswa dengan cara bertanya kepada siswa mengenai Operasi Hitung Campuran Bilangan Bulat. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan
pembelajaran dan pokok-pokok materi yang akan dipelajari. Guru juga melakukan presensi dan kontrak belajar bersama siswa.
2) Kegiatan Inti
Siswa dibagi dalam kelompok secara acak sesuai jumlah siswa
yang hadir. Masing-masing kelompok diberi media (uang dan barang berupa gambar) yang digunakan untuk kegiatan jual beli/pasar (menggunakan model). Satu siswa menjadi penjual, dan
siswa lain menjadi pembeli dalam kelompok (menggunakan
interaktivitas). Masing-masing pembeli melakukkan transaksi
mempresentasikan di depan kelas hasil kerja kelompoknya.
(menggunakan kontruksi siswa)
3) Kegiatan Penutup
Siswa mengerjakan soal evaluasi siklus II yang telah dibagikan
guru (authentic assessment). Setelah selesai mengerjakan evaluasi siklus II, siswa menerjakan soal evaluasi akhir. Guru dan siswa melakukan refleksi terhadap proses pembelajaran yang telah
dilakukan (reflection). c. Observasi
Kegiatan observasi ini dilakukan untuk memperoleh gambaran lengkap mengenai proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Peneliti mengamati kemampuan berpikir kritis ketika mengikuti pembelajaran di
dalam kelas. Dari kegiatan observasi ini peneliti mampu mengamati secara langsung perkembangan siswa dalam pembelajaran.
d. Refleksi
Ketika tindakan pada siklus II terlaksana, peneliti kemudian
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini akan menggunakan dua cara,
yaitu dengan teknik tes dan non tes. Teknik tes dilakukan dengan pemberian memberikan soal evaluasi kepada siswa, sedangkan teknik non tes dilakukan
dengan menggunakan wawancara, kuesioner, dan observasi. Untuk membuktikannya, peneliti juga menggunakan teknik dokumentasi. Penjelasannya sebagai berikut :
1. Tes Tertulis
Tes merupakan alat pengukur data yang berharga dalam penelitian.
Tes adalah seperangkat rangsangan yang diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk mendapatakan jawaban-jawaban yang dijadikan penetapan skor angka (dalam Kusumah, 2009:78). Tes instrumen pengumpulan data
bertujuan untuk mengukur kemampuan siswa dalam aspek kognitif, atau tingkat penguasaan materi pembelajaran (dalam Wina Sanjaya, 2009:99). Tes
ini akan diberikan pada siswa kelas V SD N Tidar 1 untuk mengetahui peningkatan hasil belajar mengenai Operasi Hitung Bilangan Bulat pada
siklus 1 dan siklus 2. Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal uraian yang berjumlah 5 soal disetiap siklus dan 5 soal gabungan siklus 1 dan siklus 2. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa data
2. Non Tes
a. Wawancara
Wawancara adalah metode pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara lisan kepada subyek yang diteliti
(Kusumah dan Dwitagama, 2009: 77). Wawancara adalah suatu proses tanya jawab sepihak antara pewawancara (interviewer) dan yang diwawancarai (interviewee), yang dilaksanakan sambil bertatap muka,
baik secara langsung maupun tidak langsung, dengan maksud memperoleh jawaban dari interviewee (Masidjo, 1995:72).
Jenis wawancara ini ditujukan kepada guru wali kelas V SD Negeri Tidar 1 untuk mendapat informasi mengenai permasalahan pada materi matematika yang mempunyai hasil belajar dan kemampuan
berpikir kritis siswa. Jenis wawancara ini ditujukan kepada para siswa kelas V SD Negeri Tidar 1 untuk mengetahui pendapat mereka mengenai
mata pelajaran yang mereka anggap paling sulit serta materi yang menurut mereka sulit untuk dipahami.
b. Pengumpulan Data Non Tes Menggunakan Kuesioner
Pada penelitian ini kuisioner diberikan sebanyak dua kali yaitu di awal sebelum tindakan siklus I yang bertujuan untuk mengetahui kondisi
awal kemampuan berpikir kritis siswa, dan diberikan pada akhir setelah tindakan siklus II dengan tujuan untuk melihat kondisi akhir kemampuan