ITOH MASITOH, 2015
PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR MELALUI PEMBELAJARAN EKSPLORATIF
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA KELAS V
SEKOLAH DASAR MELALUI PEMBELAJARAN EKSPLORATIF
(Penelitian Kuasi Eksperimen di Sekolah Dasar Negeri Tahun Pengajaran 2014/2015 Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor )
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Magister PendidikanProgram Studi pendidikan Dasar
Oleh
ITOH MASITOH 1308125
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR SEKOLAH PASCASARJANA
ITOH MASITOH, 2015
PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR MELALUI PEMBELAJARAN EKSPLORATIF
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA KELAS V
SEKOLAH DASAR MELALUI PEMBELAJARAN EKSPLORATIF
Oleh
ITOH MASITOH 1308125
Sebuah tesis yang diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi pendidikan Dasar Keminatan
Matematika SD
Itoh Masitoh 2015
Universitas Pendidikan Indonesia Juni 2015
ITOH MASITOH, 2015
PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR MELALUI PEMBELAJARAN EKSPLORATIF
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ITOH MASITOH, 2015
PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR MELALUI PEMBELAJARAN EKSPLORATIF
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
i
Peningkatan Pemahaman Konsep Matematika dan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis
Siswa Kelas V Sekolah Dasar Melalui Pembelajaran Eksploratif
Itoh Masitoh
1308125
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (a) ada atau tidaknya perbedaan peningkatan pemahaman konsep matematika antara siswa yang memperoleh pembelajaran eksploratif dan siswa yang memperoleh pembelajaran langsung. (b) mengetahui ada atau tidaknya perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis antara siswa yang memperoleh pembelajaran eksploratif dan siswa yang memperoleh pembelajaran langsung. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen dengan desain
nonequivalent groups pretest-postest design. Dengan populasi seluruh siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri yang berada di Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor tahun pelajaran 2014/2015, dan sampelnya adalah siswa kelas V dari dua SDN di wilayah tersebut. Instrumen yang digunakan adalah tes kemampuan pemahaman konsep matematika dan kemampuan berpikir kritis matematis siswa. Hasil penelitian adalah bahwa: (a) Peningkatan pemahaman konsep matematika siswa yang memperoleh pembelajaran eksploratif lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran langsung. (b) Peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang memperoleh pembelajaran eksploratif lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran langsung.
Kata Kunci: pemahaman konsep matematika, kemampuan berpikir kritis matematis,
ITOH MASITOH, 2015
PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR MELALUI PEMBELAJARAN EKSPLORATIF
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ii
The Improvement of Mathematics Concept Understanding and Mathematical Critical
Thingking of The Fifth Graders Through Explorative Teaching
Itoh Masitoh
1308125
ABSTRACT
The research aims were: (a) to know the improvement of mathematics conceptual understanding of the students who learn mathematics under explorative teaching approach and students who learn mathematics direct teaching approach. (b) to know the improvement of mathematics critical thingking of the students who learn mathematics under explorative teaching approach and students who learn mathematics direct teaching approach. The method used the research was a quasi experiment with nonequivalent groups pretest-postest design, the population were all fifth graders in Distric Dramaga, Bogor, academic year 2014/2015, and the sample were fifth graders from two school in the distric. The research result are: (a) improvement of mathematics conceptual understanding of students who learn mathematics under explorative teaching approach is better than students who learn mathematics under direct teaching approach. (b) improvement of mathematics critical thingking of students who learn mathematics under explorative teaching approach is better than students who learn mathematics under direct teaching approach.
ITOH MASITOH, 2015
PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR MELALUI PEMBELAJARAN EKSPLORATIF
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ITOH MASITOH, 2015
PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR MELALUI PEMBELAJARAN EKSPLORATIF
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
i DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iv
UCAPAN TERIMA KASIH ... v
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian... 1
B. Rumusan Masalah ... 8
C. Tujuan Penelitian ... 9
D. Manfaat Penelitian ... 9
E. Struktur Organisasi Tesis ... 10
BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori ... 11
1. Pemahaman Konsep Matematika ... 11
2. Kemampuan Berpikir Kritis Matematis ... 14
3. Pembelajaran Eksploratif ... 18
4. Model Pembelajaran Langsung ... 25
5. Bangun datar ... 26
B. Teori Belajar Pembelajaran Eksploratif ... 26
ITOH MASITOH, 2015
PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR MELALUI PEMBELAJARAN EKSPLORATIF
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ii
2. Teori Belajar Cognitive-Development (Vigotsky) ... 29
3. Teori Belajar Penemuan (Jeromi Bruner) ... 30
C. Hasil Penelitian Terdahulu ... 31
D. Definisi Operasional ... 33
E. Hipotesis ... 34
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain penelitian ... 35
B. Variabel Penelitian ... 36
C. Populasi dan Sampel Penelitian... 36
D. Bahan Ajar ... 36
E. Instrumen Penelitian ... 38
F. Prosedur Penelitian ... 49
G. Teknik Pengumpulan Data ... 52
H. Pengolahan Data ... 53
I. Analisis Data ... 54
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil penelitian ... 62
B. Pembahasan ... 93
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Simpulan ... 102
B. Implikasi ... 102
C. Rekomendasi ... 102
DAFTAR PUSTAKA ... 104
ITOH MASITOH, 2015
PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR MELALUI PEMBELAJARAN EKSPLORATIF
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
iii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Tahap-Tahap Pendekatan Pembelajaran Eksploratif ... 24
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Soal Pemahaman Konsep Matematika ... 39
Tabel 3.2 Pedoman Penskoran Tes Pemahaman Konsep Matematika Siswa ... 40
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Soal Kemampuan Berpikir Kritis Matematis ... 41
Tabel 3.4 Pedoman Penskoran Kemampuan Berpikir Kritis Matematis ... 42
Tabel 3.5 Hasil Perhitungan dan Interpretasi Validitas Butir Soal Pemahaman Konsep Matematika ... 43
Tabel 3.6 Hasil Perhitungan dan Interpretasi Validitas Butir Soal Kemampuan Berpikir Kritis Matematis ... 44
Tabel 3.7 Interpretasi Koefisien Validitas ... 44
Tabel 3.8 Klasifikasi Koefisien Reliabilitas... 46
Tabel 3.9 Hasil Perhitungan dan Interpretasi Reliabilitas Butir Soal Pemahaman Konsep Matematika dan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis ... 46
Tabel 3.10 Interpretasi Daya Pembeda Nilai DP ... 47
Tabel 3.11 Hasil Perhitungan dan Klasifikasi Daya Pembeda Soal Tes Pemahaman Konsep Matematika ... 48
Tabel 3.12 Hasil Perhitungan dan Klasifikasi Daya Pembeda Soal Tes Kemampuan Berpikir kritis Matematis ... 48
Tabel 3.13 Teknik Pengumpulan Data ... 52
Tabel 3.14 Tabel Klasifikasi Gain ... 58
ITOH MASITOH, 2015
PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR MELALUI PEMBELAJARAN EKSPLORATIF
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
iv
Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Skor Pretest Pemahaman Konsep
Matematika ... 65
Tabel 4.3 Hasil Uji Homogenitas Data Pretest Pemahaman Konsep
Matematika ... 66
Tabel 4.4 Hasil Uji t Indevenden Sample Test Data Pretest Pemahaman
Konsep Matematika ... 67
Tabel 4.5 Hasil Data Postest Pemahaman Konsep Matematika ... 67
Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Skor Postest Pemahaman Konsep
Matematika ... 68
Tabel 4.7 Hasil Uji Homogenitas Data Postest Pemahaman Konsep
Matematika ... 69
Tabel 4.8 Hasil Uji t Indevenden Sample Test Data Postest Pemahaman
Konsep Matematika... 70
Tabel 4.9 Hasil Data N-Gain Pemahaman Konsep Matematika ... 72
Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas Skor N-gain Pemahaman Konsep
Matematika ... 73
Tabel 4.11 Hasil Uji Perbedaan Peringkat Non-Parametrik Mann-Whitney
Data N-Gain Pemahaman Konsep Matematika Siswa ... 74
Tabel 4.12 Kriteria Peningkatan Pemahaman Konsep Matematika Siswa ... 75
Tabel 4.13 Hasil Data Postest Kemampuan Berpikir Kritis Matematis ... 75
Tabel 4.14 Hasil Uji Normalitas Skor Pretest Kemampuan Berpikir Kritis
Matematis ... 77
Tabel 4.15 Hasil Uji Homogenitas Data Pretest Kemampuan Berpikir
Kritis Matematis ... 77
Tabel 4.16 Hasil Uji t Independen Sample Test Data Pretest
Kemampuan Berpikir Kritis Matematis ... 79
Tabel 4.17 Hasil Data Postest Kemampuan Berpikir Kritis Matematis ... 79
Tabel 4.18 Hasil Uji Normalitas Skor Postest Kemampuan Berpikir
Kritis Matematis ... 80
Tabel 4.19 Hasil Uji Homogenitas Data Postest Kemampuan Berpikir
ITOH MASITOH, 2015
PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR MELALUI PEMBELAJARAN EKSPLORATIF
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
v
Tabel 4.20 Hasil Uji t Independent Sample Test Data Postest
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa ... 82
Tabel 4. 21 Hasil Data N-Gain Kemampuan Berpikir Kritis Matematis ... 83
Tabel 4. 22 Hasil Uji Normalitas Data N-gain Kemampuan Berpikir Kritis
Matematis ... 84
Tabel 4. 23 Hasil Uji Perbedaan Peringkat Non-Parametrik
Mann-Whitney Data N-Gain Kemampuan Berpikir Kritis Matematis
Siswa ... 86
Tabel 4. 24 Kriteria Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis
Siswa ... 86
Tabel 4. 25 Aktivitas Guru dan Aktivitas Siswa Pada Tahap Penyajian
Masalah Eksploratif ... 88
Tabel 4. 26 Aktivitas Guru dan Aktivitas Siswa Pada Tahap
Pengumpulan Data ... 90
Tabel 4.27 Aktivitas Guru dan Aktivitas Siswa Pada Tahap Analisis Data ... 91
Tabel 4.28 Aktivitas Guru dan Aktivitas Siswa Pada Tahap
ITOH MASITOH, 2015
PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR MELALUI PEMBELAJARAN EKSPLORATIF
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
vi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1 Rancangan Alur Kegiatan Penelitian ... 51
Gambar 3.2 Alur Analisis Data ... 60
Gambar 4.3 Kegiatan Siswa Pada Tahap Pengajuan Masalah Eksploratif ... 89
Gambar 4.4 Kegiatan Siswa Pada Tahap Pengumpulan Data... 90
Gambar 4.5 Kegiatan Siswa Pada Tahap Analisis Data ... 91
Gambar 4.6 Kegiatan Siswa Pada Tahap Mempresentasikan Laporan Hasil dan Penyimpulan ... 93
ITOH MASITOH, 2015
PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR MELALUI PEMBELAJARAN EKSPLORATIF
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran-lampiran ... 108
Lampiran A ... 109
A.1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen ... 110
A.2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol ... 142
A.3. Lembar Kerja Siswa (LKS) Kelas Eksperimen... 159
Lampiran B ... 179
B.1. Silabus ... 180
B.2. Kisi-Kisi ... 186
B.3. Uji Instrumen ... 190
B.4. Kunci Jawaban... 192
B.5. Bahan Ajar ... 197
B.6. Lembar Observasi ... 202
Lampiran C ... 226
C.1. Skor Data ... 227
C.2. Validitas ... 229
C.3. Reliabitas ... 235
C.4. Daya Pembeda ... 237
ITOH MASITOH, 2015
PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR MELALUI PEMBELAJARAN EKSPLORATIF
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
viii
D.1 Data Hasil Pretest, Postest, dan N-Gain pemahaman Konsep
Matematika Kelas Eksperimen ... 242
D.2 Data Hasil Pretest, Postest, dan N-Gain pemahaman Konsep
Matematika Kelas Kontrol ... 243
D.3 Deskriptif Data Hasil Pretest Pemahaman Konsep Matematika Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 244
D.4 Uji Statistik Data Skor Pretest Pemahaman Konsep Kelas Eksperimen
dan Kelas Kontrol ... 245
D.5 Deskriptif Data Hasil Postest Pemahaman Konsep Matematika Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 247
D.6 Uji Statistik Data Skor Postest Pemahaman Konsep Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 248
D.7 Deskriptif Data Hasil N-Gain Pemahaman Konsep Matematika
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 250
D.8 Uji Statistik Data Hasil N-Gain Pemahaman Konsep Matematika
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 251
D.9 Data Skor Hasil Pretest, Postest, dan Gain Kemampuan Berpikir
Kritis Matematis Kelas Eksperimen ... 252
D.10 Data Skor Hasil Pretest, Postest, dan Gain Kemampuan Berpikir
Kritis Matematis Kelas Kontrol ... 253
D.11 Deskriptif Data Hasil Pretest Kemampuan Berpikir Kritis
Matematis Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 254
D.12 Uji Statistik Data Skor Pretest Kemampuan Berpikir Kritis
Matematis Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 255
D.13 Deskriptif Data Hasil Postest Kemampuan Berpikir Kritis
Matematis Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 257
D.14 Uji Statistik Data Skor Postest Pemahaman Konsep Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 258
D.15 Deskriptif Data Hasil N-Gain Kemampuan Berpikir Kritis
ITOH MASITOH, 2015
PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR MELALUI PEMBELAJARAN EKSPLORATIF
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ix
D.16 Uji Statistik Data Hasil N-Gain Kemampuan Berpikir Kritis
Matematis Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 261
Lampiran E ... 262
E.1 Contoh Lembar Jawaban Uji Instrumen ... 263
E.2 Contoh Lembar Jawaban Pretest Kelas Eksperimen ... 265
E.3 Contoh Lembar Jawaban Pretest Kelas Kontrol ... 269
E.4 Contoh Lembar Jawaban Postest Kelas Eksperimen ... 272
E.5 Contoh Lembar Jawaban Postest Kelas Kontrol ... 274
Lampiran F ... 278
F.1 Surat Keputusan pembimbing tesis ... 279
F.2 Surat Izin penelitian ... 281
F.3 Surat Keterangan Penelitian ... 282
F.4 Buku Bimbingan ... 285
Lampiran G ... 288
G.1 Dokumentasi Kelas Eksperimen ... 289
G.1 Dokumentasi Kelas Kontrol ... 291
ITOH MASITOH, 2015
PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR MELALUI PEMBELAJARAN EKSPLORATIF
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Matematika sebagai salah satu mata pelajaran dasar pada setiap jenjang
pendidikan formal, mempunyai peranan yang sangat penting di dalam pendidikan.
Selain itu matematika juga berperan besar dalam perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi yang kian pesat. Untuk menguasai dan mencipta
teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini.
Siswa diharapkan memiliki berbagai kemampuan agar kualitas pembelajaran
matematika lebih baik. Tujuan pembelajaran matematika di sekolah menurut
Permendiknas No. 22 (Depdiknas, 2006, hlm. 346) adalah,
(1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah, (2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matema-tika, (3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh, (4) Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah, dan (5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
Salah satu tujuan pembelajaran matematika yang diharapkan muncul
adalah kemampuan memahami konsep matematika. Siswa yang memiliki
pemahaman konsep yang bagus akan mengetahui lebih dalam tentang ide-ide
matematika yang masih terselubung. Pengetahuan yang dipelajari dengan
pemahaman akan memberikan dasar dalam pembentukan pengetahuan baru
sehingga dapat digunakan dalam memecahkan masalah-masalah baru, setelah
terbentuknya pemahaman dari sebuah konsep, siswa dapat memberikan pendapat,
menjelaskan suatu konsep. Hal ini memberikan pengertian bahwa materi-materi
yang diajarkan kepada siswa bukan hanya sebagai hafalan sebagaimana yang
2
ITOH MASITOH, 2015
PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR MELALUI PEMBELAJARAN EKSPLORATIF
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
artinya bila hanya dihafalkan, namun lebih dari itu dengan pemahaman siswa
dapat lebih mengerti akan konsep materi pelajaran itu sendiri.
Kenyataan di lapangan pemahaman konsep siswa dalam pelajaran
matematika pada materi geometri khususnya pada materi bangun datar di kelas V
SDN Babakan Dramaga 02 masih rendah, siswa kesulitan dalam menentukan
ciri-ciri yang dimiliki oleh bangun datar tersebut juga sering tertukar dalam mencari
keliling dan luas dari bangun datar yang diberikan. Kemampuan pemahaman
konsep matematika sangat penting bagi siswa, karena konsep matematika
berkaitan satu sama lain. Satu konsep turut menjadi prasyarat bagi pembentukan
konsep berikutnya. Selain itu pembelajaran matematika di sekolah dasar
merupakan dasar bagi penerapan konsep matematika pada jenjang berikutnya.
Rendahnya pemahaman siswa terhadap konsep dalam matematika
dikemukakan pula oleh Ruseffendi (2006, hlm. 156) bahwa” banyak peserta didik
yang setelah belajar matematika tidak mampu memahami bahkan pada bagian
yang paling sederhana sekalipun, banyak konsep yang dipahami secara keliru
sehingga matematika dianggap sebagai ilmu yang sukar, ruwet, dan sulit”. Seperti
halnya pada materi geometri. Menurut Pranata (dalam Karim, 2011, hlm. 22)
geometri merupakan materi yang paling sulit dipahami siswa, selain materi
pecahan dan operasinya.
Pemahaman konsep matematika merupakan salah satu tujuan dari setiap
materi yang disampaikan oleh guru, karena guru merupakan pembimbing siswa
untuk mencapai konsep yang diharapkan. Pendidikan yang baik adalah usaha
yang berhasil membawa siswa kepada tujuan yang ingin dicapai yaitu agar bahan
yang disampaikan dapat dipahami siswa sepenuhnya. Siswa dikatakan memahami
suatu konsep atau paham terhadap konsep yang diberikan dalam proses belajar
mengajar jika ia mampu mengemukakan atau menjelaskan suatu konsep yang
diperolehnya berdasarkan kata-kata sendiri, tidak sekedar menghapal. Selain itu ia
dapat menjelaskan kaitan suatu konsep dengan konsep lainnya yang telah
diberikan terlebih dahulu. Hal ini sejalan dengan NCTM (dalam Van De Wale,
2006, hlm. 8) para siswa harus belajar matematika dengan pemahaman, secara
aktif membangun pengetahuan baru dari pengalaman dan pengetahuan
3
ITOH MASITOH, 2015
PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR MELALUI PEMBELAJARAN EKSPLORATIF
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pemahaman konsep merupakan dasar dan tahapan penting dalam
rangkaian pembelajaran matematika. Penekanan utama pembelajaran matematika
adalah bagaimana agar siswa mengerti konsep-konsep matematika dengan lebih
baik. Agar siswa mampu memahami konsep matematika, maka pembelajaran
matematika harus mampu memberikan kesempatan siswa untuk mengkonstruksi
konsep matematika, sehingga siswa tidak hanya dijejali materi matematika abstrak
yang membuat siswa sulit untuk memahami pelajaran matematika.
NCTM (dalam Turmudi. 2009, hlm 29) menyebutkan bahwa ”Pembelajaran matematika yang efektif perlu pemahaman apa yang siswa ketahui, perlu pelajari, kemudian tantangan dan dukungan terhadap mereka untuk mempelajarinya dengan baik”. Konsep dan pemahaman pembelajaran dapat terjadi karena adanya interaksi antara aktivitas pendidik, peserta didik, bahan ajar,
media, alat, prosedur, dan proses belajar. Perubahan dan munculnya beberapa
konsep serta pemahaman merupakan suatu bukti bahwa pembelajaran adalah
proses mencari kebenaran, menggunakan kebenaran dan mengembangkannya
untuk kepentingan pemenuhan kebutuhan hidup, khususnya yang berhubungan
dengan upaya merubah prilaku, sikap, pengetahuan dan pemaknaan terhadap
tugas-tugas selama hidupnya.
Tujuan mata pelajaran matematika itu menunjukkan bahwa salah satu
peranan matematika adalah untuk mempersiapkan siswa agar sanggup
menghadapi perubahan keadaan atau tantangan-tantangan di dalam kehidupan dan
di dunia yang selalu berkembang. Persiapan-persiapan itu dilakukan melalui
latihan membuat keputusan dan kesimpulan atas dasar pemikiran secara logis,
rasional, kritis, cermat, jujur, efisien dan efektif.
Berpikir berkaitan erat dengan apa yang terjadi di dalam otak manusia,
berpikir berkaitan dengan fakta-fakta yang ada dalam dunia, berpikir mungkin
bisa divisualisasikan, dan berpikir (manakala diekspresikan) bisa diobservasikan
dan dikomunikasikan (Suryadi, 2012, hlm. 10). Selanjutnya Suryadi (2008, hlm.
13) menyebutkan berpikir meliputi dua aspek utama yaitu berpikir kritis dan
kreatif. Berpikir terjadi dalam setiap mental manusia yang berfungsi untuk
memformulasikan atau menyelesaikan masalah, membuat keputusan, serta
4
ITOH MASITOH, 2015
PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR MELALUI PEMBELAJARAN EKSPLORATIF
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2008, hlm. 20) didefinisikan sebagai suatu proses penggunaan kemampuan
berpikir secara efektif yang dapat membantu seseorang untuk membuat,
mengevaluasi, serta mengambil keputusan tentang apa yang diyakini dan
dilakukan. Krulick dan Rudnick (dalam Ismaimuza, 2010, hlm. 20)
mengemukakan bahwa berpikir kritis adalah suatu cara berpikir yang menguji,
menghubungkan dan mengevaluasi semua aspek dari suatu situasi masalah,
termasuk di dalamnya kemampuan untuk mengumpulkan informasi, mengingat,
menganalisis situasi.
Menurut Fahinu (dalam Aprianti, 2013, hlm.12) berpikir adalah proses
kognisi dalam usaha untuk memperoleh pengetahuan. Berpikir merupakan
kapabilitas atau kemampuan yang dapat dipelajari. Tiga aspek penting dalam
keterampilan berpikir, yaitu berpikir kritis, berpikir kreatif, dan problem solving.
Pada implementasinya, ketiga aspek tersebut saling berkomplementer tetapi saling
berhubungan. Problem solving perlu penemuan masalah dan
pertanyaan-pertanyaan untuk menyelidiki (berpikir kreatif) dan mengevaluasi solusi yang
diusulkan (berpikir kritis). Berpikir kritis perlu pengorganisasian keterampilan
berpikir seseorang ke dalam kombinasi sebagai alat kerja (berpikir kreatif). John
Dewey (dalam Aprianti, 2013, hlm.12) menggambarkan bahwa pentingnya
kemampuan berpikir kritis sebagai cara untuk menemukan pengertian di dunia
dimana manusia hidup.
Pentingnya kemampuan berpikir kritis dikemukakan pula oleh Lambertus
(2009, hlm. 140) berpikir kritis dapat membantu seseorang memahami bagaimana
ia memandang dirinya sendiri, bagaimana ia memandang dunia, dan bagaimana ia
berhubungan dengan orang lain, membantu meneliti prilaku diri sendiri, dan
menilai diri sendiri. Berpikir kritis memungkinkan seseorang menganalisis
pemikiran sendiri untuk memastikan bahwa ia telah menentukan pilihan dan
menarik kesimpulan cerdas. Sedangkan orang yang tidak berpikir kritis, ia tidak
dapat memutuskan untuk dirinya sendiri apa yang harus dipikirkan, apa yang
harus dipercaya, dan bagaimana harus bertindak. Karena gagal berpikir mandiri,
maka ia akan meniru orang lain, mengadopsi keyakinan dan menerima
5
ITOH MASITOH, 2015
PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR MELALUI PEMBELAJARAN EKSPLORATIF
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kemampuan berpikir kritis matematis siswa sangat diperlukan, terkait
dengan kebutuhan siswa untuk memecahkan masalah yang dihadapinya dalam
kehidupan sehari-hari. Tetapi dalam kenyataannya masih ditemukan siswa di
sekolah dasar memiliki kemampuan berpikir yang masih rendah. Rendahnya
kemampuan berpikir siswa diduga akibat dari proses pembelajaran yang sebagian
besar siswa hanya berperan sebagai penerima, kurang aktif dalam menemukan
atau mencari informasi baru dalam penyelesaian suatu masalah. Van De Wale
(2006, hlm. 3) mengemukakan bahwa:
Pembelajaran matematika didasarkan pada dua ide dasar, yaitu (1) belajar matematika dengan pemahaman adalah penting. Belajar matematika tidak hanya mencobakan keterampilan menghitung tetapi juga memerlukan kecakapan untuk berpikir dan beralasan secara matematis untuk menyelesaikan soal-soal baru dan mempelajari ide-ide baru yang akan dihadapi siswa di masa yang akan datang. (2) siswa dapat belajar matematika dengan pemahaman. Belajar ditingkatkan di dalam kelas dengan cara para siswa diminta untuk menilai ide-ide mereka sendiri atau ide-ide temannya, didorong untuk membuat dugaan tentang matematika lalu mengujinya dan mengembangkan keterampilan memberi alasan yang logis.
Keterampilan berpikir kritis dalam pembelajaran matematika harus
dikembangkan mulai dari tingkat pendidikan dasar. Pengembangan keterampilan
berpikir kritis dalam pembelajaran matematika sangat dimungkinkan, karena
materi matematika dan keterampilan berpikir kritis merupakan dua hal yang tidak
dapat dipisahkan. Materi matematika dipahami melalui berpikir kritis, dan
berpikir kritis dilatih melalui belajar matematika. Pembelajaran matematika di
tingkat pendidikan dasar saat ini cenderung kurang melatih keterampilan berpikir
kritis. Padahal sebaiknya pembelajaran matematika di SD mulai melatih
keterampilan berpikir kritis. Melatih keterampilan berpikir kritis pada siswa SD
sangat dimungkinkan, karena siswa SD telah memiliki pengalaman dan
pengetahuan dasar, walaupun dalam jumlah yang terbatas. Selain itu dalam proses
pembelajaran guru dapat pula menciptakan konflik kognitif, agar dapat
merangsang siswa untuk berpikir. Melatih keterampilan berpikir pada siswa,
bertujuan agar secara perlahan siswa merasa terdorong untuk berpikir kritis. Bila
dorongan untuk berpikir kritis ini terus menerus diciptakan, maka secara perlahan
pula akan terbentuk kemampuan dasar berpikir kritis. Setelah memiliki
6
ITOH MASITOH, 2015
PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR MELALUI PEMBELAJARAN EKSPLORATIF
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kritis. Dengan demikian siswa telah memiliki disposisi berpikir kritis (Lambertus,
2009, hlm. 140).
Mengingat pentingnya kemampuan berpikir kritis matematis siswa dan
masih rendahnya kemampuan tersebut dimiliki oleh siswa sekolah dasar di atas,
siswa perlu difasilitasi dengan pembelajaran yang dapat memberikan kesempatan
kepada siswa untuk mengeksplorasi kemampuan berpikir kritisnya, mengarahkan
siswa dalam memahami, mengaplikasikan dan mengembangkan materi
pembelajaran matematika. Oleh karena itu, diperlukan pembelajaran yang tepat
agar pemahaman konsep dan kemampuan berpikir kritis siswa dapat ditingkatkan.
untuk itu peneliti mencoba menerapkan pembelajaran yang sekiranya dapat
mendorong siswa untuk dapat menggunakan keterampilan berpikirnya dengan
baik dalam proses pembelajaran. Melalui pembelajaran eksploratif diharapkan
dapat mengembangkan pemahaman konsep matematika dan kemampuan berpikir
kritis matematis siswa dalam pembelajaran matematika. Kegiatan pembelajaran
eksploratif merupakan kegiatan untuk menggali ide-ide, argumen-argumen dan
cara-cara berbeda dari siswa melalui sejumlah pertanyaan-pertanyaan terbuka dan
perintah-perintah sehingga dapat mengantarkan siswa tersebut kepada pemahaman
suatu konsep serta penyelesaian masalah. Pada kegiatan ini siswa menjadi
penjelajah aktif (active explorer) dan guru sebagai fasilitator eksplorasi tersebut.
Hal ini sejalan dengan pendapat yang diungkapkan oleh Wahyudin (2008, hlm. 2)
bahwa seharusnya anak-anak belajar melalui berbuat (doing math), sehingga
mereka memerlukan banyak pengalaman matematis yang telah dimiliki anak-anak
sebelum memasuki sekolah.
Usaha ini dilaksanakan agar matematika yang diajarkan dapat merangsang
siswa untuk melakukan penyelidikan sendiri, melakukan pembuktian terhadap
suatu dugaan (conjecture) yang mereka buat sendiri, dan mencari tahu jawaban
atas pertanyaan teman atau pertanyaan gurunya. Siswa diharapkan memiliki
keterampilan untuk dapat menemukan sendiri kebenaran dari suatu konsep dalam
matematika baik dari buku pelajaran, sumber matematika, konteks matematika
dan media matematika yang memadai untuk belajar. Terdapat banyak sumber
7
ITOH MASITOH, 2015
PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR MELALUI PEMBELAJARAN EKSPLORATIF
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2009, hlm 1-2). Dengan kegiatan seperti ini diharapkan pemahaman dan
kemampuan berpikir kritis siswa menjadi meningkat.
Pembelajaran eksploratif sesuai dengan teori konstruktivisme.
Konstruktivisme adalah proses membangun atau menyusun pengetahuan baru
dalam struktur kognitif siswa beradasarkan pengalaman (Rosalin, 2008, hlm. 6).
Menurut konstruktivisme, pengetahuan itu berasal dari luar, tapi dikonstruksi oleh
dan dari dalam diri seseorang. Oleh sebab itu, pengetahuan terbentuk oleh dua
faktor penting, yaitu objek yang menjadi bahan pengamatan dan kemampuan
subjek untuk menginterpretasi objek tersebut. Sedangkan menurut
Borich&Tombari (dalam Turmudi, 2009, hlm, 6) konstruktivisme adalah “sebagai
suatu pendekatan pembelajaran dimana siswa diberi kesempatan untuk
mengkonstruksi sense mereka tentang apa yang dipelajari dengan membangun
koneksi internal atau relasi antara ide-ide dan fakta-fakta yang diajarkan”.
Anak-anak mengkonstruksi sendiri pengetahuan mereka. Untuk mengkonstruksi atau
membangun sesuatu dalam dunia nyata diperlukan alat-alat, bahan dan usaha.
Hal lain dalam pembelajaran eksploratif adalah kegiatan dalam proses
pembelajaran eksploratif selain melibatkan siswa aktif secara mandiri, juga
melibatkan keaktifan siswa dalam kelompok. Di dalam kelompok siswa
mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama
lain, dan dari belajar kelompok itu diharapkan setiap orang dapat mencapai tujuan
atau dapat menyelesaikan tugas yang telah ditetapkan sebelumnya. Keberhasilan
pembelajaran dalam kelompok tergantung kepada kemampuan dan aktivitas
anggota kelompok. Adanya kerjasama dalam memecahkan permasalahan terhadap
materi pelajaran yang disampaikan guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk saling membantu di antara sesama, karena keberhasilan belajar bukan
semata-mata harus diperoleh dari guru, melainkan dari pihak lain yang terlibat
dalam pembelajaran itu yaitu teman sebaya. Seperti yang diungkapkan oleh Suwangsih dan Tiurlina (2006, hlm. 160) “keberhasilan belajar dalam pendekatan pembelajaran bukan hanya ditentukan oleh kemampuan individu secara utuh,
melainkan perolehan itu akan baik bila dilakukan bersama-sama dalam kelompok
8
ITOH MASITOH, 2015
PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR MELALUI PEMBELAJARAN EKSPLORATIF
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Alasan pemilihan pendekatan pembelajaran eksploratif berdasarkan
kepada beberapa temuan penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti
sebelumnya, diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Rohaeti (2008)
dalam studinya terhadap siswa SMP menemukan bahwa kemampuan berfikir
kritis dan kreatif matematik siswa SMP dengan menggunakan pendekatan
pembelajaran eksplorasi lebih baik daripada menggunakan pembelajaran
konvensional. Etika khaerunnisa. (2013) dalam studinya terhadap siswa MTs
Negeri menemukan bahwa peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan
adversity quotient matematis siswa MTs melalui pendekatan pembelajaran
eksploratif lebih baik daripada menggunakan pembelajaran konvensional. Selain
itu Sukirwan (2008) menemukan bahwa kemampuan penalaran dan koneksi
matematis siswa SD melalui kegiatan pembelajaran eksploratif lebih baik
daripada menggunakan pembelajaran konvensional.
Fokus utama dalam pendekatan pembelajaran eksploratif adalah dengan
memposisikan peran guru sebagai perancang, organisator, motivator, dan
fasilitator dalam pembelajaran matematika, sehingga siswa mendapat kesempatan
dan pengalaman untuk memahami konsep matematika melalui aktifitas belajar.
Atas dasar permasalahan dan fakta-fakta yang diungkapkan di atas, penulis
berupaya mengembangkan pembelajaran eksploratif dengan harapan dapat
mendorong kemampuan pemahaman konsep dan berpikir kritis siswa SD dalam
matematika. Untuk itu penulis akan melakukan penelitian ini dengan judul
“Peningkatan Pemahaman Konsep Matematika dan Kemampuan Berpikir Kritis
Matematis Siswa Kelas V Sekolah Dasar Melalui pembelajaran eksploratif”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka rumusan masalah yang
akan diajukan dalam penelitian ini secara umum permasalahan yang akan diteliti
adalah “bagaimana penerapan pembelajaran eksploratif terhadap pemahaman
konsep matematika dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas V sekolah dasar di
Kecamatan Dramaga?”
Permasalahan tersebut dijabarkan lebih khusus ke dalam pertanyaan
9
ITOH MASITOH, 2015
PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR MELALUI PEMBELAJARAN EKSPLORATIF
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Apakah peningkatan pemahaman konsep matematika siswa yang
memperoleh pembelajaran eksploratif lebih baik dari pada siswa yang
memperoleh pembelajaran langsung?
2. Apakah peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang
memperoleh pembelajaran eksploratif lebih baik dari pada siswa yang
memperoleh pembelajaran langsung?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, tujuan
penelitian ini secara rinci adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui peningkatan pemahaman konsep matematika siswa yang
memperoleh pembelajaran eksploratif dibandingkan dengan siswa yang
memperoleh pembelajaran langsung
2. Mengetahui peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang
memperoleh pembelajaran eksploratif dibandingkan dengan siswa yang
memperoleh pembelajaran langsung
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik secara
teoretis maupun pada tataran praktis. Penjelasan dari manfaat dari penelitian yang
dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Manfaat teoretis
Pada tataran teoretis, penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai uji empirik
terhadap pembelajaran eksploratif, dan dapat menjadi referensi penelitian
selanjutnya.
2. Manfaat praktis
Bagi siswa
Menjadikan siswa tidak hanya belajar menguasai konsep matematika tetapi
juga mampu mengaplikasikan konsep matematika yang telah dipelajari,
selain itu siswa juga dapat berpikir lebih kritis dan logis karena matematika
10
ITOH MASITOH, 2015
PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR MELALUI PEMBELAJARAN EKSPLORATIF
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu E. Struktur Organisasi Tesis
Struktur organisasi tesis ini terdiri dari lima bab dan setiap bab terdiri dari
beberapa bagian bab. Berikut ini adalah rincian dari bab dan bagian bab merujuk
pada pedoman penulisan karya ilmiah (UPI, 2014):
Bab 1: berisi pendahuluan yang terdiri dari latar belakang penelitian, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi
tesis.
Bab II: berisi kajian pustaka yang terdiri dari beberapa teori yang melandasi
penelitian ini yaitu: landasan teori (pemahaman konsep, kemampuan
berpikir kritis matematis, pembelajaran eksploratif, model pembelajaran
langsung, bangundatar), teori belajar pembelajaran eksploratif, definisi
operasional, dan hipotesis.
Bab III: berisi metodologi penelitian yang terdiri dari metode dan desain
penelitian, variabel penelitian, populasi dan sampel, populasi dan
sampel penelitian, bahan ajar, instrumen penelitian, prosedur penelitian,
teknik pengumpulan data, pengolahan data, dan analisis data.
Bab IV: berisi hasil penelitian dan pembahasan yang terdiri dari hasil penelitian
yang memaparkan data temuan dan pembahasan yang memaparkan
pembahasan data
Bab V: berisi simpulan, implikasi, dan rekomendasi yang terdiri dari simpulan
hasil penelitian, implikasi dan resaran terhadap penelitian ini dan
penelitian selanjutnya.
ITOH MASITOH, 2015
PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR MELALUI PEMBELAJARAN EKSPLORATIF
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
102
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Berdasarkan hasil pengolahan data, hasil analisis dan pembahasan yang
telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut.
1. Peningkatan pemahaman konsep matematika siswa yang memperoleh
pembelajaran eksploratif lebih baik dari pada siswa yang memperoleh
pembelajaran langsung. Ditinjau dari kategori peningkatannya, peningkatan
pemahaman konsep matematika siswa kelas eksperimen berada pada kategori
sedang dan kelas kontrol berada pada kategori rendah.
2. Peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang memperoleh
pembelajaran eksploratif lebih baik dari pada siswa yang memperoleh
pembelajaran langsung. Ditinjau dari kategori peningkatannya, peningkatan
kemampuan berpikir kritis matematis siswa kelas eksperimen berada pada
kategori sedang dan kelas kontrol berada pada kategori rendah.
B. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian, pembelajaran eksploratif dalam pembelajaran
matematika memberikan pengaruh yang positif terhadap pemahaman konsep
matematika dan kemampuan berpikir kritis matematis siswa. Pelaksanaannya
dalam proses pembelajaran memerlukan media pembelajaran yang cukup
memadai sehingga memudahkan siswa dalam melakukan kegiatan ekplorasi.
C. Rekomendasi
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, terdapat beberapa saran yang
bermanfaat bagi peneliti serupa. Adapun beberapa saran tersebut adalah sebagai
berikut.
1. Dalam pembelajaran eksploratif diperlukan perencanaan yang matang
terhadap media yang akan digunakan siswa saat melakukan eksplorasi, selain
103
ITOH MASITOH, 2015
PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR MELALUI PEMBELAJARAN EKSPLORATIF
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dengan kemampuan kognitif dan karakteristik siswa, sehingga waktu yang
tersedia menjadi lebih efektif.
2. Disadari bahwa penelitian ini terbatas pada SD tertentu dan materi yang
spesifik dengan mengambil materi bangun datar segitiga, persegi, persegi
panjang, dan trapesium. Oleh karena itu, disarankan ada kajian lebih lanjut
terhadap model pembelajaran eksploratif disesuaikan dengan kondisi yang
ada dan potensi yang dimiliki siswa dalam meningkatkan pemahaman konsep
ITOH MASITOH, 2015
PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR MELALUI PEMBELAJARAN EKSPLORATIF
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
104
DAFTAR PUSTAKA
Adisusilo, S. (2010). Rencana pelaksanaan pembelajaran [Online]. Tersedia: https://veronikacloset.files.wordpress.com/2010/06/rpp.pdf. [29 januari 2015]
Alam, B. I. (2012). Peningkatan kemampuan pemahaman dan komunikasi matematika siswa SD melalui pendekatan realistic mathematics education (RME). Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika FMIPA UNY.
Aprianti, V. (2013). Pengaruh penerapan model cooperative learning tipe think pair share (TPS) terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada pembelajaran ekonomi. (Tesis). PPS. Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung. Tidak dipublikasikan.
Dahar, R. W. (2011). Teori-teori belajar dan pembelajaran. Jakarta: Erlangga.
Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Standar penilaian buku pelajaran matematika. Jakarta: Pusat Perbukuan.
Departemen Pendidikan Nasional. (2006). Permendiknas nomor 22 tahun 2006 tentang standar isi sekolah dasar. Jakarta: Depdiknas.
Departemen Pendidikan Nasional. (2007). Permendiknas nomor 41 tahun 2007 tentang standar proses untuk pendidikan dasar dan menengah. Jakarta: Depdiknas.
Fisher, A. (2009). Berfikir kritis sebuah pengantar. Jakarta: Erlangga.
Hake, R. R. (1999). Analyzing change-gain scores. [Online]. Tersedia: http//www.physics.indiana.edu/~sdi/analyzing change-gain.pdf. [25 Januari 2015].
Hake, R. R. (2007). Design-based research in physics education: A. Review. [Online]. Tersedia: http://www.physics.indiana.edu/~hake/DBR-Physics3.pdf. [25 Januari 2015].
105
ITOH MASITOH, 2015
PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR MELALUI PEMBELAJARAN EKSPLORATIF
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Ismaimuza, D (2010). Kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa matematis siswa SMP melalui pembelajaran berbasis masalah dengan strategi konflik kognitif. (Desertasi). PPS. Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung. Tidak dipublikasikan.
Kesumawati, N (2008). Pemahaman konsep matematik dalam pembelajaran matematika. Semnas Matematika dan Pendidikan Matematika, FKIP Program Studi Pendidikan Matematika Universitas PGRI, Palembang.
Khaerunnisa, E. (2013). Peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan adversity quotient matematis siswa MTs melalui pendekatan pembelajaran eksploratif. (Tesis). PPS. Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung. Tidak dipublikasikan.
Lambertus, (2009). Pentingnya Melatih Keterampilan Berpikir Kritis dalam Pembelajaran Matematika SD. Forum Kependidikan, Volume 28, Nomor 2,
Makmun, A. S. (2009). Psikolologi kependidikan perangkat sistem pengajaran modul. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mansur. (2012). Implementasi pembelajaran matematika kontekstual untuk meningkatkan kemampuan pemahaman dan sikap terhadap matematika siswa sekolah dasar. (Tesis). PPS. Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung. Tidak dipublikasikan.
McMillan, J.H. and Schumacher, S. (2001). Research in educations a conceptual introduction. Addison Wesley Longman, Inc. Fifth Edition.
Munandar, U. (2012). Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta.
Nur’aeni, I. (2012). Peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis siswa sekolah menengah pertama melalui pembelajaran geometri dengan pendekatan induktif berbantuan geometer’s sketchpad. (Tesis). Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung. Tidak dipublikasikan.
Pamungkas, A. S. (2012). Pembelajaran eksplorasi untuk mengembangkan kemampuan berpikir logis dan self concept matematis siswa SMP. Tesis pada SPs, UPI. Tidak dipublikasikan.
Pengertian Eksplorasi. [Online]. Tersedia: http://id.wikipedia.org/wiki/Eksplorasi ( 12 N0vember 2014).
106
ITOH MASITOH, 2015
PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR MELALUI PEMBELAJARAN EKSPLORATIF
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Prabawanto, S. (2013). Peningkatan kemampuan pemecahan masalah, komunikasi, dan self efficacy matematis mahasiswa melalui pembelajaran dengan pendekatan metacogbitive scaffolding. (Disertasi) PPS. Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung. Tidak dipublikasikan.
Razali, N. (2011). Power comparisons of shapiro-wilk, kolmogorov-smirnov,
lilliefors and anderson-darling tests. [on-line]. Tersedia:
https://noppa.aalto.fi/noppa/kurssi/becs-114.5501/materiaali/Becs
114_5501_normality_tests_comparison.pdf. Journal of Statistical Modeling and Analytics Vol.2 No.1, 21-33, 2011. ISBN 978-967-363-157-5. [23 April 2015].
Rohaeti, E. E. (2008). Pembelajaran dengan pendekatan eksplorasi untuk mengembangkan kemampuan berfikir kritis dan kreatif matematik siswa SMP. Disertasi Doktor pada SPs Universitas Pendidikan Indonesia: Bandung. tidak diterbitkan.
Rosalin, E. (2008). Gagasan merangsang pembelajaran konstekstual. Bandung: PT. Karsa Mandiri Persada.
Ruseffendi, E. T. (2006). Pengantar kepada membantu guru mengembangkan potensinya dalam pengajaran matematika untuk meningkatkan CBSA. Bandung: Tarsito.
Santrock, John W. (2007). Perkembangan Anak Jilid 1 (Terjemahan). Jakarta: Erlangga.
Shadiq, F. (2009). Kemahiran matematika [Online]. Diakses dari smalanjut-kemahiran-fadjar.pdf. Dirjen peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan P4TK matematika. Yogyakarta: Depdiknas. [12 November 2014].
Shadiq, F. (2011). Eksplorasi matematika di SD/MI: contohnya, pengertiannya,
dan keunggulannya. [Online]. Tersedia:
https://fadjarp3g.files.wordpress.com/2011/03/10-eksplorasidisd_fasilitator_pdf. [12 November 2014].
Sugiyono, (2014). Metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Suherman, E. (2003). Evaluasi pembelajaran matematika. JICA, UPI Bandung.
107
ITOH MASITOH, 2015
PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR MELALUI PEMBELAJARAN EKSPLORATIF
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sumarmo, U. (2013). Berpikir dan disposisi matematik serta pembelajarannya. Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam: UPI. Bandung.
Suryadi, D. & Herman, T. (2008). Eksplorasi matematika pembelajaran pemecahan masalah. Jakarta: Karya Duta Wahana.
Suryadi, D. (2012). Membangun budaya baru dalam berpikir matematika. Bandung: Rizqy Press.
Suwangsih, E. & Tiurlina, (2006). Model pembelajaran matematika. Bandung: UPI Press.
Syukur, M. (2004). Pengembangan kemampuan berpikir kritis siswa SMU melalui pembelajaran dengan pendekatan open-ended. (Tesis). PPS. Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung. Tidak dipublikasikan.
Turmudi, (2009). Landasan filsafat dan teori pembelajaran matematika berparadigma eksploratif dan inisiatif. Jakarta: Leuser Cipta Pustaka.
Turmudi, (2012). Matematika landasan filosopis, didaktis, dan pedagogis pembelajaran matematika untuk siswa sekolah dasar. Dirjen Pendidikan Islam Kementrian Agama Republik Indonesia.
Trianto, (2010). Mendesain model pembelajaran inovatif-progresif konsep, landasan, dan implementasinya pada kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Universitas Pendidikan Indonesia, (2014). Pedoman penulisan karya ilmiah UPI tahun akademik 2014/2015. Bandung.
Van De Wale, J. A. (2006). Pengembangan pengajaran matematika sekolah dasar dan menengah. Jilid I. Edisi keenam. Jakarta: Erlangga.
Wahyudin, (2008). Pembelajaran dan model-model pembelajaran (pelengkap untuk meningkatkan kompetensi pedagogis para guru dan calon-guru propesional). Ipa Abong: Jakarta.