• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Deskriptif Mengenai Derajat Kemampuan Enterpren eurship Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Angkatan 2005 Universitas "X" di Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Studi Deskriptif Mengenai Derajat Kemampuan Enterpren eurship Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Angkatan 2005 Universitas "X" di Bandung."

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)

ii ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai derajat kemampuan entrepreneurship pada mahasiswa fakultas psikologi angkatan 2005 Universitas “X”, Bandung. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini bersifat deskriptif yaitu metode penelitian yang dilakukan untuk mencari keterangan-keterangan secara faktual tentang kemampuan entrepreneurship mahasiswa fakultas psikologi angkatan 2005 Universitas “X”, Bandung. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa fakultas psikologi angkatan 2005 Universitas “X”, Bandung. Pemilihan sampel ditentukan dengan menggunakan teknik populasi dan diperoleh 175 orang mahasiswa fakultas psikologi angkatan 2005 Universitas “X” Bandung. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner yang disusun oleh peneliti berdasarkan teori Entrepreneurship dari Hisrich dan Peters (2002), kuesioner tersebut terdiri dari 40 item.

Berdasarkan uji validitas dan realibilitas dengan menggunakan program SPSS 14.0 for Windows didapatkan validitas berkisar antara 0.3051-0.6464 dan realibilitas diperoleh sebesar 0.8069.

(2)

ii

DAFTAR ISI

Lembar Judul...i

Lembar Pengesahan...ii

Kata Pengantar……….…….iii

Daftar Isi………...vi

Daftar Tabel...xi

Daftar Bagan...xii

Daftar Lampiran...xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah……….1

1.2 Identifikasi Masalah……….………...8

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian………..………..8

1.3.1 Maksud Penelitian………....8

1.3.2 Tujuan Penelitian………..8

1.4 Kegunaan Penelitian………..…..8

1.4.1 Kegunaan Teoritis………..…...8

1.4.2 Kegunaan Praktis………..……....9

1.5 Kerangka Pikir………..……...9

(3)

ii BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Entrepreneurship….………..…….…20

2.1.1 Definisi Entrepreneurship………...20

2.1.2 Aspek Entrepreneurship………...…...21

2.1.2.1 Creating something new…..……….………...….21

2.1.2.2 Devotion of the necessary time and effort………...…….21

2.1.2.3 Taking Risk………..………...…...……...21

2.1.2.4 Involves Rewards………...………...22

2.1.3 Kemampuan entrepreneurship………..………..22

2.1.4 Ruang Lingkup entrepreneurship………...……….23

2.1.5 Faktor-faktor yang berpengaruh………...…………...24

2.1.6 Keuntungan dari Entrepreneurship………...…………...28

2.2 Masa Dewasa awal (Early Adulthood)……...………....…………29

2.2.1 Pengertian deawasa (Adulthood)………...…………..29

2.2.2 Masa Dewasa Awal (Early Adulthood)…..………...………..29

2.2.3 Perkembangan fisik pada masa dewasa awal……….……...……..29

2.2.4 Perkembangan kognitif pada masa dewasa awal………..…..31

2.2.5 Perkembangan sosio-emosional pada masa dewasa awal…………..….32

2.2.6 Kemandirian………....33

(4)

ii BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Rancangan dan Prosedur Penelitian………..…36

3.2 Bagan Rancangan Penelitian………..…...36

3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional………..…….37

3.3.1 Variabel Penelitian………..…...37

3.3.2 Definisi Operasional………..…….37

3.4 Alat Ukur………..….38

3.4.1 Kuesioner Entrepreneurship………..…..………....…...……38

3.4.1.1 Kisi-kisi Alat Ukur Entrepreneurship ………...…...39

3.4.1.2 Cara Skoring Kuesioner Entrepreneurship ……….……...….39

3.4.2 Kuesioner Data pribadi dan Data penunjang………...40

3.4.3 Validitas dan Reliabilitas alat ukur...41

3.4.3.1 Uji Validitas………...41

3.4.3.2 Uji Reliabilitas………...42

3.5 Populasi dan Teknik Penarikan Sampel……….…...….…...43

3.5.1 Populasi Sasaran……….…………...43

3.5.2 Karakteristik Populasi……….………...43

3.5.3 Teknik sampling……….………...43

3.6 Teknik Analisis Data……….………...30

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran responden...45

(5)

ii

4.1.2. Gambaran Responden Berdasarkan Usia (tahun)...46

4.1.3 Gambaran Responden Derdasarkan IPK...46

4.1.4 Gambaran Responden Berdasarkan Kondisi yang Dihadapi saat ini...47

4.1.5 Gambaran Responden Berdasarkan Dukungan dari Orang Tua...47

4.2 Hasil Penelitian...48

4.2.1 Derajat kemampuan Entrepreneurship...48

4.2.2 Tabulasi silang antara kemampuan entrepreneurship dengan aspek Creating something new...49

4.2.3 Tabulasi silang antara kemampuan entrepreneurship dengan aspek Devotion necessary time and effort...50

4.2.4 Tabulasi silang antara kemampuan entrepreneurship dengan aspek Taking risk...51

4.2.5 Tabulasi silang antara kemampuan entrepreneurship dengan aspek Involve reward...52

4.3 Pembahasan...52

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan...61

5.2 Saran...63

5.2.1 Penelitian lanjutan...63

(6)

ii

(7)

ii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.4.1 Tabel pembagian item-item dalam alat ukur kemampuan

entrepreneurship.

Tabel 3.4.2 Tabel skor alat ukur kemampuan entrepreneurship. Tabel 4.1 Gambaran responden berdasarkan jenis kelamin. Tabel 4.2 Gambaran responden berdasarkan usia.

Tabel 4.3 Gambaran responden berdasarkan IPK.

Tabel 4.4 Gambaran responden berdasakan kepuasan dengan hasil yang telah dicapai.

Tabel 4.5 Gambaran responden berdasarkan dukungan yang diberikan oleh orang tua.

Tabel 4.6 Derajat kemampuan entrepreneurship.

Tabel 4.7 Tabel tabulasi silang antara kemampuan entrepreneurship dengan aspek creating something new.

Tabel 4.8 Tabel tabulasi silang antara kemampuan entrepreneurship dengan aspek devotion necessary time and effort.

Tabel 4.9 Tabel tabulasi silang antara kemampuan entrepreneurship dengan aspek taking risk.

(8)

ii

DAFTAR BAGAN

(9)

ii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Kemampuan Entrepreneurship

Lampiran 2 Tabulasi silang antara kemampuan entrepreneurship dengan jenis kelamin.

Lampiran 3 Tabulasi silang antara kemampuan entrepreneurship dengan usia. Lampiran 4 Tabulasi silang antara kemampuan entrepreneurship dengan IPK Lampiran 5 Tabulasi silang antara kemampuan entrepreneurship dengan IPK

diatas 3,00

Lampiran 6 Tabulasi silang antara IPK dengan aspek creating something new Lampiran 7 Tabulasi silang antara IPK dengan aspek devotion necessary time and

effort

(10)

LAMPIRAN 1

(11)

Kata Pengantar

Saya selaku Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha, dengan ini meminta kesediaan saudara untuk mengisi kuesioner ini dalam rangka membuat karya ilmiah untuk mengakhiri masa studi pada jenjang strata satu. Judul yang diangkat “Studi Deskriptif Mengenai Kemampuan Entrepreneurship Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Angkatan 2005 di Universitas “X” Bandung”

Dalam kuesioner ini, tidak ada jawaban yang benar atau salah. Jawablah pernyataan yang benar-benar sesuai dengan diri saudara. Janganlah terlalu terpaku pada satu pernyataan. Jawablah secara spontan dan jangan terlalu lama memikirkannya. Jawaban yang saudara berikan akan dijamin kerahasiannya. Jawablah seluruh pernyataan dan jangan sampai ada yang terlewat.

Terima Kasih atas kesediaan saudara untuk mengisi kuesioner ini. Selamat mengerjakan.

Hormat kami,

(12)

Kuesioner Entrepreneurship

Petunjuk Pengisian

Dalam kuesioner ini terdapat sejumlah pernyataan mengenai perilaku saudara dalam kegiatan studi saudara. Jawablah setiap pernyataan dengan jujur. Berikanlah tanda silang (X) pada salah satu kotak dari empat kotak yang tersedia. Terdapat empat alternatif pilihan jawaban, yaitu:

• Sesuai (S)

• Cukup sesuai (CS) • Kurang sesuai (KS) • Tidak sesuai (TS) Contoh:

No Pernyataan S CS KS TS

1. Saya giat dalam belajar. X

Dalam kuesioner ini, tidak ada jawaban yang benar atau salah. Jawablah pernyataan yang benar-benar sesuai dengan diri saudara. Janganlah terlalu terpaku pada satu pernyataan. Jawablah secara spontan dan jangan terlalu lama memikirkannya. Jawaban yang saudara berikan akan dijamin kerahasiannya.

(13)

Identitas

Sudah puas / belum dengan IPK yang dimiliki : (Sudah/belum puas) Apakah orang tua mendukung kegiatan belajar saudara : ( ya / tidak)

Keterangan: • Sesuai (S)

• Cukup sesuai (CS) • Kurang sesuai (KS) • Tidak sesuai (TS)

Silanglah (X) kolom yang benar-benar menggambarkan diri saudara.

No Pernyataan S CS KS TS

1 Saya bisa mendapatkan nilai yang lebih tinggi dengan membuat tugas yang lebih baik dari orang lain.

2 Saya merasa lebih senang belajar dengan cara yang sudah ada.

3 Saya bersedia meluangkan banyak waktu untuk belajar agar memiliki bekal pengetahuan yang maksimal.

4 Saya akan meneruskan suatu tugas kuliah saya walaupun saya telah melihat banyak hambatan dalam studi saya tersebut.

5 Saya malas meluangkan waktu saya untuk membaca referensi yang ada.

6 Saya berani memberikan masukkan kepada dosen.

Saya berani untuk menyampaikan feed back kepada dosen.

(14)

8 Saya mampu memberikan ide-ide baru kepada dosen mengenai metode belajar di dalam perkuliahan. 9 Saya takut untuk mendapatkan nilai buruk jika saya

mencoba mengerjakan tugas dengan cara yang baru. 10 Kalau saya belajar dengan tekun, saya bisa

mendapatkan IPK diatas 3,00.

11 Sebelum saya memilih judul penelitian, saya harus mengetahui kesulitan dan hambatan-hambatan yang akan saya hadapi.

12 Saya merasa tidak mampu untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh dosen. 13 Jika saya takut akan sesuatu, saya akan berusaha

untuk menghadapi ketakutan saya tersebut.

14 Saya malas untuk mempelajari pengetahuan yang asing bagi saya.

15 Saya takut untuk mencoba metode belajar yang baru karena belum terbukti cara yang baru itu efektif untuk saya.

16 Saya mampu mengerjakan tugas seorang diri dan mendapatkan hasil yang baik.

17 Saya takut untuk mengeluarkan pendapat saya karena saya takut orang lain memandang rendah terhadap diri saya.

18 Saya belum tentu mendapatkan nilai A karena saya tidak bersedia untuk meluangkan waktu untuk membaca referensi.

19 Saya menyukai adanya tantangan dalam pembuatan tugas yang saya kerjakan.

20 Saya tidak mementingkan nilai dari tugas-tugas saya, yang penting tugas saya selesai.

21 Saya berani untuk mengerjakan tugas-tugas kuliah yang penuh tantangan dan membutuhkan kerja keras. 22 Saya takut untuk mengambil judul penelitian yang

banyak hambatannya.

23 Saya berani mengusulkan tugas yang berbeda agar saya mempunyai keterampilan belajar untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

24 Saya mampu mencari informasi baru mengenai materi perkuliahan dari buku-buku yang baru selain dari referensi yang sudah ada.

25 Saya malas untuk mengulang mata kuliah yang sudah gagal saya lewati.

26 Saya bersedia untuk mengerjakan tugas dengan mencari dan menemukan referensi sendiri.

(15)

mengerjakan tugas bersama-sama.

28 Saya bersedia untuk mengerjakan tugas dengan berbagai referensi untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

29 Saya berani untuk menjawab pertanyaan yang diberikan oleh dosen walaupun saya tidak yakin dengan jawaban yang saya miliki.

30 Saya ragu untuk mendapatkan IPK diatas 3, karena saya tidak mau meluangkan waktu untuk belajar. 31 Saya bisa menemukan cara/metode belajar yang

berbeda dengan orang lain dan sesuai untuk saya

Saya mampu menemukan metode belajar yang tepat untuk saya dan berbeda dengan yang orang lain gunakan.

32 Saya tidak bersedia mengerjakan tugas yang

memiliki banyak hambatan di dalam pengerjaannya. 33 Saya merasa ragu untuk memberikan masukkan

kepada dosen karena saya takut diberikan

mendapatkan sanksi dari dosen yang bersangkutan. 34 Saya bersedia untuk mencari beragam informasi

mengenai materi kuliah diluar dari yang diajarkan oleh dosen.

35 Saya tidak memiliki konsep-konsep yang baru/berbeda dengan yang sudah ada dalam mengerjakan tugas-tugas saya.

(16)

LAMPIRAN 2

(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)

LAMPIRAN 4

DATA VALIDITAS DAN

(25)

VALIDITAS ALAT UKUR

TOTAL_enterpreneurship diterima/ditolak item01 0.4113 item diterima item02 0.3661 item diterima item03 0.5326 item diterima item04 0.4813 item diterima item05 0.4706 item diterima item06 0.2079 item ditolak item07 0.3082 item diterima item08 0.3672 item diterima item09 0.3182 item diterima item10 0.3051 item diterima item11 0.4368 item diterima item12 0.4032 item diterima item13 0.2412 item ditolak item14 0.3606 item diterima item15 0.5771 item diterima item16 0.3681 item diterima item17 0.3838 item diterima item18 0.4595 item diterima item19 0.4620 item diterima item20 0.3696 item diterima item21 0.3693 item diterima item22 0.4625 item diterima item23 0.7404 item diterima item24 0.3388 item diterima item25 0.3587 item diterima item26 0.4397 item diterima item27 0.2098 item ditolak item28 0.6400 item diterima item29 0.4696 item diterima item30 0.5416 item diterima item31 0.5211 item diterima item32 0.4791 item diterima item33 0.3682 item diterima item34 0.5986 item diterima item35 0.2146 item direvisi item36 0.3363 item diterima item37 0.3652 item diterima item38 0.3576 item diterima item39 0.3961 item diterima item40 0.6464 item diterima

(26)

Reliability

Statistics Cronbach's Alpha

(27)

LAMPIRAN 5

(28)

Variabel Kategori Indikator Item positif Item negatif

Adanya kemampuan mahasiswa melihat peluang-peluang usaha yang ada, sejauh mana

mahasiswa dapat

mengembangkan usaha yang sudah ada dan berusaha untuk terus mengembangkan usaha-usaha yang sudah ada menjadi hal-hal yang inovatif atau hal-hal yang sifatnya baru.

1. Saya bisa mendapatkan nilai yang lebih tinggi dengan membuat tugas yang lebih baik dari orang lain.

2. Saya selalu membuat tugas sendiri agar saya mempunyai kesempatan untuk mendapat nilai yang lebih baik.

3. Saya mampu memberikan ide-ide baru kepada dosen mengenai metode belajar di dalam

perkuliahan.

4. Saya mampu mencari informasi baru mengenai materi

perkuliahan dari buku-buku yang baru selain dari buku panduan yang ada.

5. Saya bisa menemukan cara / metode belajar yang berbeda dengan orang lain dan sesuai untuk saya

1. Saya merasa lebih senang belajar dengan cara yang sudah ada. 2. Saya merasa tidak

mampu untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh dosen.

(29)

rangka

Adanya kesediaan mahasiswa untuk taat dan memiliki kesediaan untuk meluangkan waktu dan keinginan untuk bekerja keras agar mahasiswa tersebut dapat mencapai tujuannya.

1. Saya bersedia meluangkan banyak waktu untuk belajar agar memiliki bekal pengetahuan yang maksimal.

2. Saya akan meneruskan suatu tugas kuliah saya walaupun saya telah melihat banyak hambatan dalam studi saya tersebut. 3. Saya menyukai adanya

tantangan dalam pembuatan tugas yang saya kerjakan. 4. Saya bersedia untuk

mengerjakan tugas dengan mencari dan menemukan referensi sendiri.

(30)

Taking risk Adanya keberanian mahasiswa untuk mengambil resiko, mengambil langkah yang tidak wajar.

1. Saya berani untuk mengerjakan tugas-tugas kuliah yang penuh tantangan dan membutuhkan kerja keras.

2. Saya berani untuk mengambil judul penelitian yang dianggap susah oleh orang lain, karena jarang ada orang yang memilih judul penelitian tersebut. yang baru karena belum terbukti cara yang baru itu efektif untuk saya. 3. Saya takut untuk

mengambil judul penelitian yang banyak hambatannya.

4. Saya takut untuk bekerja sendirian karena saya merasa akan mendapat nilai yang lebih baik jika mengerjakan tugas bersama-sama. 5. Saya takut untuk

(31)

Involve rewards Adanya keberhasilan mahasiswa untuk mencapai tujuan dan cita-cita dengan kemampuan menciptakan sesuatu yang baru, kesediaan mahasiswa untuk bekerja keras, dan keberanian mahasiswa untuk mengambil resiko.

1. Kalau saya belajar dengan tekun, saya bisa mendapatkan IPK diatas 3,00

2. Saya mampu mengerjakan tugas-tugas saya sendiri dan mendapatkan hasil yang baik tanpa bantuan orang lain 3. Saya berani mengusulkan tugas

yang berbeda agar saya mempunyai keterampilan belajar untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

4. Saya bersedia untuk mengerjakan tugas dengan berbagai referensi untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

5. Saya berani mencoba tugas-tugas kuliah yang baru agar saya memperoleh pengalaman yang dengan cara yang baru. 2. Saya takut untuk

(32)
(33)

Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Bagi masyarakat modern saat ini memperoleh pendidikan merupakan suatu tuntutan yang mendasar, baik untuk mendapatkan pengetahuan ataupun dalam rangka mengembangkan diri. Seiring dengan pembangunan yang semakin pesat disertai perkembangan ilmu dan teknologi yang semakin maju, dibutuhkan pendidikan yang berkualitas untuk menghasilkan sumber daya manusia yang handal dan terampil, antara lain mampu memanfaatkan peluang yang ada, mengembangkan kecerdasan serta menggunakan kemampuan yang dimiliki secara produktif.

(34)

Universitas Kristen Maranatha memenuhi kebutuhan dunia kerja, dengan kata lain output yang dihasilkan adalah para tenaga kerja yang siap pakai.

Krisis moneter yang menimpa Indonesia pada tahun 1997-1998 dimana nilai tukar mata uang Dollar amerika mencapai puncaknya yaitu 17000 rupiah per 1 dolar Amerika, hal tersebut memberikan pukulan yang sangat berat bagi para pelaku usaha di Indonesia. Pada saat itu banyak pelaku usaha yang menutup usahanya ataupun memutuskan hubungan kerja dengan karyawannya sehingga angka pengangguran meningkat drastis. Pemerintah berupaya untuk mengatasi krisis tersebut dan hasilnya mulai terlihat dari kemajuan-kemajuan dan perekonomian Indonesia yang mulai menggeliat ditandai dengan bergairahnya kembali perdagangan di Indonesia pada 5 tahun terakhir ( sejak tahun 2004). Namun di awal tahun 2008, terjadi krisis ekonomi global yang diawali di Amerika, dimana perusahaan-perusahaan besar yang bangkrut, dan hal tersebut berimbas terhadap Indonesia yaitu dengan melemahnya nilai tukar rupiah dengan 12000 rupiah per 1 dolar Amerika. Keadaan ini menyerupai krisis ekonomi pada tahu 1997-1998, dimana banyak perusahaan yang mengalami kesulitan untuk melanjutkan usahanya.

(35)

Universitas Kristen Maranatha itu dikarenakan jumlah lapangan pekerjaan yang tersedia lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah tenaga kerja yang semakin lama semakin banyak. Selain itu, pesatnya kemajuan teknologi, mengakibatkan banyak pekerjaan yang dahulu dikerjakan dengan menggunakan tenaga manusia kini mulai bergeser digantikan oleh tenaga mesin. Pengangguran yang terjadi di Indonesia bukan hanya terhadap orang yang kurang berpendidikan, namun para sarjana juga menganggur karena sulit mendapatkan pekerjaan. Tercatat ada sekitar 42,32% lebih sarjana lulusan perguruan tinggi yang menganggur(www.depnakertrans.go.id). Hal ini dimungkinkan, mengingat situasi dan kondisi akibat dampak krisis ekonomi mendorong pemilik perusahaan untuk lebih selektif dalam menerima pegawai. Pada umumnya perusahaan menetapkan persyaratan standar IPK kelulusan minimal 3,00 bahkan lebih.(Pikiran Rakyat, Sabtu 16 Agustus 2008)

Sebagai upaya untuk menanggulangi tingginya angka pengangguran, maka akan sangat mendukung apabila para lulusan perguruan tinggi dipersiapkan dan dilatih untuk memiliki kemauan dan kemampuan untuk menjadi seorang

entrepreneur. Untuk itu sudah saatnya kurikulum perguruan tinggi memasukkan mata

(36)

Universitas Kristen Maranatha Kurnia dalam Wisuda Gelombang I Unpad di aula Unpad, bahwa keterbatasan lapangan pekerjaan di tengah krisis perekonomian menuntut lulusan perguruan tinggi untuk menjadi wiraswatawan. Asalkan kreatif, lulusan program studi apapun bisa mandiri atau bisa juga berkelompok membentuk perusahaan. Apabila hal ini dapat dilakukan, aktivitas tersebut dapat merekrut sejumlah tenaga kerja. (Pikiran Rakyat, 25 November 2008)

Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti selama 1 tahun dijumpai bahwa mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas “X” banyak yang melakukan pencarian dana dengan cara menjual produk-produk yang dipergunakan untuk menutupi kekurangan biaya kegiatan. Selain itu peneliti juga menemukan bahwa sebagian dari mahasiswa menawarkan produk kosmetik, pakain, dan tas kepada teman-temannya, disamping itu ada juga mahasiswa yang menawarkan produk dari suatu perusahaan MLM (Multi Level Marketing). Perilaku mahasiswa seperti itu mengesankan bahwa para mahasiswa mempunyai semangat kewirausahaan (entrepreneurship)

(37)

Universitas Kristen Maranatha Peters (2002) disebut sebagai creating something new. Creating something new ini sangat mempengaruhi proses entrepreneurship, Creating something new yang dimaksud adalah kemampuan mahasiswa untuk menemukan segala sesuatu yang baru, baik dalam metode belajar maupun cara-cara untuk menangani masalah dalam proses belajarnya di universitas. Mahasiswa yang tidak memiliki kemampuan

creating something new maka tidak dapat dikatakan memiliki entrepreneurship

dalam dirinya.

Untuk menjalankan proses entrepreneurship, mahasiswa memiliki semangat dan daya juang yang tinggi, mahasiswa memiliki kemauan untuk terus berjuang walaupun mendapatkan banyak hambatan dalam tugas-tugasnya, mahasiswa mau bekerja keras dan meluangkan waktu untuk terus mempelajari cara belajar / metode belajar yang baru dan memiliki keinginan untuk selalu mencari referensi-referensi yang dibutuhkan lebih dari apa yang diajarkan oleh dosen , serta mematikan naluri untuk berpikir secara lamban dan malas. Hal ini oleh Hisrich dan Peters (2002) disebut sebagai Devotion of the necessary time and effort . Devotion of the necessary

time and effort disini dapat menggambarkan ketaatan pada waktu, dan pentingnya

kerja keras yang dibutuhkan seseorang dalam menjalankan proses entrepreneurship. Pada proses entrepreneurship ditekankan kerja keras hal itu dikarenakan oleh

entrepreneurship adalah sesuatu yang tercipta dari pengembangan bukan sesuatu

(38)

Universitas Kristen Maranatha Selain meluangkan waktu dan melakukan kerja keras, mahasiswa berani dalam menentukan keputusan dan menerima segala dampak yang akan muncul/ mengambil resiko. Keberanian mengambil resiko yang dimaksudkan adalah berani untuk mengambil peluang yang ada dan mengambil langkah-langkah yang tidak umum. Resiko yang dimaksudkan dapat berupa hal finansial namun dapat juga berupa masalah sosial, maupun masalah pendidikan. Dalam kehidupan mahasiswa

entrepreneurship berada dalam bidang pendidikan. Pengambilan resiko yang ada

dapat diarahkan kepada keberanian mahasiswa dalam memberikan masukkan-masukkan kepada dosen mengenai metode belajar yang akan digunakan dan keberanian mahasiswa untuk memberikan feed back kepada dosen akan hasil kerja dosen selama mengajar di kelas. Hal ini disebut oleh Hisrich dan Peters (2002) disebut sebagai Taking Risk. Sebenarnya dalam hal pengambilan resiko, mahasiswa dapat menggeserkan resiko/memperkecil resiko tersebut jika mahasiswa telah berani banyak mengambil resiko (pengalaman) dan mahasiswa telah memiliki banyak pengetahuan akan usaha yang akan digeluti dan mengumpulkan informasi yang dibutuhkan.

(39)

Universitas Kristen Maranatha tercapai karena adanya kemampuan untuk melihat peluang, lalu tidak menyia-nyiakan peluang yang ada dengan berani mengambil resiko dan menjalankan dengan meluangkan segenap waktu dan kerja keras, sehingga hal tersebut berbuahkan suatu hasil yang indah atau sesuatu yang diimpi-impikan. Hal ini disebut Hisrich dan Peters (2002) disebut sebagai involves the reward.

Berdasarkan fenomena-fenomena yang diuraikan diatas, peneliti melakukan wawancara dengan 30 orang yang mencoba untuk memasarkan barangnya, dan hasil yang didapatkan adalah sebanyak 16 orang ( 53,33%) tidak dapat melihat peluang yang ada dan memiliki niat untuk bekerja dengan mengikuti pekerjaan yang sudah ada/sudah dilakukan oleh banyak orang, lalu sebanyak 14 orang (46,67%) dapat melihat kesempatan/peluang yang ada disekitarnya dan berusaha untuk mencari sesuatu yang baru/tidak mau terpaku hanya dengan usaha-usaha yang sudah ada.

Dari 30 mahasiswa didapatkan juga bahwa 17 orang (56,67%) tidak berani untuk mencoba usaha yang baru karena mereka merasa hal tersebut memiliki resiko yang besar dan 13 orang (43,33%) berani mengambil resiko yang ada dalam kehidupan kerja maupun dalam membuka suatu usaha dengan mempertaruhkan apa yang dimilikinya walaupun apa yang dikerjakannya belum tentu menghasilkan.

(40)

Universitas Kristen Maranatha Dari 30 mahasiswa didapatkan bahwa 10 orang (33,33%) berjualan untuk mengisi waktu luang, 10 orang (33,33%) melakukan hal tersebut untuk mencari uang tambahan, dan 10 orang ( 33,33%) melakukan hal tersebut untuk masa depan mereka.

(41)

Universitas Kristen Maranatha 1.2 Identifikasi masalah

Yang ingin diteliti pada penelitian ini adalah seberapa tinggi kemampuan

entrepreneurship pada mahasiswa Fakultas Psikologi angkatan 2005 di Universitas “

X” Bandung?

1.3 Maksud dan Tujuan 1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai derajat entrepreneurship pada mahasiswa Fakultas Psikologi angkatan 2005 di Universitas “ X” Bandung.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui mengenai derajat

entrepreneurship, serta aspek-aspek entrepreneurship yaitu creating

something new, taking risk, Devotion of the necessary time and effort,

involves the reward pada mahasiswa Fakultas Psikologi angkatan 2005 di

Universitas “ X” Bandung.

1.4 Kegunaan penelitian

1.4.1 Kegunaan teoritis

(42)

Universitas Kristen Maranatha b. Dapat memperkaya kajian psikologi industri dan organisasi, pendidikan dan kewirausahaan dalam hal temuan empirik mengenai kemampuan entrepreneurship.

1.4.2 Kegunaan praktis

a. Memberikan informasi pada pihak Fakultas mengenai seberapa tinggi kemampuan entrepreneurship pada mahasiswa.

b. Memberikan masukkan bagi pihak Fakultas mengenai aspek-aspek apa saja yang dapat membentuk kemampuan entrepreneurship bagi mahasiswa sehingga dapat ditindaklanjuti untuk meningkatkan aspek-aspek tersebut pada mahasiswa.

c. Memberikan informasi bagi mahasiswa agar mengetahui tinggi rendahnya kemampuan entrepreneurship yang dimiliki oleh mahasiswa.

1.5 Kerangka Pikir

(43)

Universitas Kristen Maranatha datang sebagai orang dewasa yang sudah matang (Santrock,2002), hal tersebut dapat dicapai mahasiswa melalui proses belajar mengajar dan proses pendewasaan diri yang dialami mahasiswa di perguruan tinggi sehingga mahasiswa diharapkan mampu memiliki pemikiran yang abstrak, kemampuan memprediksi, kreatif dan memiliki kematangan secara emosional. Setelah mahasiswa selesai menempuh perguruan tinggi dan menjadi sarjana,ternyata mahasiswa harus menghadapi realita yang tidak sesuai dengan rencana dan harapannya yaitu apa yang sudah dipelajari di bangku perkuliahan tidak sesuai dengan yang dituntut dalam dunia kerja, ditambah lagi dengan adanya system koneksitas dalam mendapatkan suatu pekerjaan.

Kondisi di atas membuat sebagian dari para sarjana cenderung menerima suatu pekerjaan tanpa kesesuaian kemampuannya, seperti seorang insinyur yang bekerja sebagai seorang sales marketing. Sedangkan sebagian dari para sarjana berjuang untuk merintis usahanya sendiri dengan menggunakan peluang dan kemampuan yang dimilikinya.

Para sarjana yang merintis usaha sendiri dikenal dengan wirausahawan (Entrepreneurship). Entrepreneurship adalah suatu proses dimana seseorang dengan kemampuannya menciptakan sesuatu yang baru (creating something new) dengan meluangkan waktu dan usaha (devoting the necessary time and effort), yang diduga berhubungan dengan masalah keuangan, fungsi mental, dan resiko sosial (taking

risk), dan menerima hasil sebagai hadiah (Involves the rewards) dan mendapatkan

(44)

Universitas Kristen Maranatha dikatakan seperti itu karena setiap kegiatan entrepreneurship yang berhasil tidaklah hanya membawa keuntungan bagi entrepreuner saja, tetapi juga keuntungan bagi lingkungan sekitarnya bahkan negara dimana entrepreneurship tersebut berlangsung. Hal ini dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi dari masing-masing individu, menawarkan kepuasan dan fleksibilitas dalam bekerja, memberikan lapangan pekerjaan bagi orang – orang sekitar sehingga dapat mengurangi angka pengangguran, mengembangkan lebih banyak industri-industri khususnya untuk daerah terpencil, memperkenalkan teknologi yang baru agar masyarakat tidak terpaku dengan teknologi yang sudah ada, mengembangkan pasar yang baru sehingga barang dan jasa lebih banyak tersedia, bebas dari ketergantungan untuk mengharapkan pekerjaan yang ditawarkan oleh orang lain dan meningkatkan kehidupan perokonomian suatu bangsa (Peter Drucker, 1970)

Pada proses entrepreneurship terdapat suatu tujuan yang ingin dicapai (involve rewards), tujuan yang ingin dicapai disini tidaklah selalu harus berhubungan dengan perihal materi, tetapi dapat juga berupa suatu hasil yang indah atau sesuatu yang diimpi-impikan oleh para mahasiswa seperti nilai IPK yang tinggi, prestasi ketika berkuliah. Ketika berkuliah, para mahasiswa melakukan berbagai macam usaha seperti berjualan, mengikuti MLM untuk menambah pendapatannya. Tetapi untuk melakukan itu mahasiswa tersebut harus memiliki soft skill dari

entrepreneurship seperti yang dijelaskan oleh Hisrich dan Peters (2002).

Robert.D.Hisrich mengemukakan ada empat aspek yang menjadi dasar bagi

(45)

Universitas Kristen Maranatha

effort, taking risk, dan Involves the rewards. Aspek pertama yang menjadi aspek dari

entrepreneurship adalah creating something new, yang dimaksud dengan creating

something new adalah menciptakan segala sesuatu yang baru dimana entrepreneur

harus membangkitkan semua ide dan gagasan yang dimilikinya dan mengimplementasikan semua ide – ide yang sudah muncul (John Kao & Howard Stevenson, 1984). Dalam hal ini berarti mahasiswa memiliki ide-ide yang baru kepada dosen mengenai cara belajar mengajar, lalu kemampuan untuk menemukan metode-metode belajar yang baru, dan mahasiswa juga mempunyai informasi yang baru.

Aspek kedua yang mendasari entrepreneurship adalah Devotion of the

necessary time and effort disini dapat menggambarkan ketaatan pada waktu dan

pentingnya kerja keras yang dibutuhkan seseorang dalam menjalankan proses

entrepreneurship. Pada proses entrepreneurship ditekankan kerja keras hal itu

(46)

Universitas Kristen Maranatha

entrepreneurship adalah taking risk, dalam hal ini dapat dikatakan sebagai suatu

pengambilan resiko, pengambilan resiko baik dalam hal keuangan, sosial, ataupun secara psikologis. Menurut Hisrich, pembelajaran terhadap pengambilan resiko pada

entrepreneurship berfokus pada komponen-komponen keberhasilan finansial/kemakmuran pada umumnya. Sebenarnya dalam hal pengambilan resiko bagi mahasiswa adalah pengambilan resiko yang ada dapat diarahkan kepada keberanian mahasiswa dalam memberikan masukkan-masukkan kepada dosen mengenai metode belajar yang akan digunakan dan keberanian mahasiswa untuk memberikan feed back kepada dosen akan hasil kerja dosen selama mengajar di kelas. Mahasiswa dapat menggeserkan resiko atau memperkecil resiko tersebut jika mahasiswa telah berani banyak mengambil resiko (pengalaman) dan mahasiswa telah memiliki banyak pengetahuan akan usaha yang akan dijalani dan mengumpulkan informasi-informasi yang dibutuhkan.

Aspek yang keempat yang mendasari entrepreneurship adalah Involves the

rewards. Involves the rewards disini adalah suatu tujuan untuk mencapai suatu

(47)

Universitas Kristen Maranatha lalu tidak menyia-nyiakan peluang yang ada dengan berani mengambil resiko dan menjalankan dengan meluangkan segenap waktu dan kerja keras, sehingga hal tersebut berbuahkan suatu hasil yang indah atau sesuatu yang diimpi-impikan.

Menurut Hisrich dan Peters (2002), kemampuan entrepreneurship adalah kemampuan yang dimiliki oleh individu untuk menjalankan proses entrepreneurship. Ciri-ciri individu yang memiliki kemampuan entrepreneurship tinggi dan rendah dapat dilihat berdasarkan empat aspek utama, yaitu creating something new, devoting

the necessary time and effort, taking risk, dan Involves the rewards. Individu yang

memiliki kemampuan entrepreneurship yang tinggi memiliki untuk menciptakan segala sesuatu yang baru dimana individu menemukan semua ide dan gagasan yang dimilikinya dan mengimplementasikan semua ide-ide yang sudah muncul (creating

something new), bersedia, memiliki ketaatan pada waktu dan mau berusaha keras

untuk mengerjakan pekerjaannya (devoting the necessary time and effort), individu memiliki keberanian untuk mengambil resiko, berani mengambil langkah yang ambigu dan tidak wajar secara umum (taking risk), dan individu mempunyai suatu tujuan untuk mencapai suatu reward/sesuatu yang dicita-citakan (Involves the

rewards). Begitu pula sebaliknya, mahasiswa yang memiliki kemampuan

entrepreneurship rendah akan cenderung kurang mampu untuk menciptakan segala

(48)

Universitas Kristen Maranatha pekerjaannya (devoting the necessary time and effort), inividu kurang memiliki keberanian untuk mengambil resiko, kurang berani mengambil langkah yang ambigu dan tidak wajar secara umum (taking risk), dan individu kurang mempunyai suatu tujuan atau tidak mempunyai suatu tujuan yang jelas (Involves the rewards). (Robert. D. Hisrich, 2002 )

Menurut Robert. D. Hisrich dan Michael Peters (2002), terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi proses entrepreneurship seseorang yaitu faktor internal, dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang ada di dalam diri mahasiswa itu sendiri, yang terdiri atas adanya ketidakpuasan terhadap kondisi sekarang, keberanian menanggung resiko, minat terhadap suatu kegiatan.

Ketidakpuasan terhadap kondisi sekarang merupakan suatu kondisi yang dirasakan kurang memuaskan bagi individu, lalu individu tersebut berusaha untuk merubah keadaan yang kurang menyenangkan bagi dirinya. Dalam Entrepreneurship, ketidakpuasan terhadap kondisi yang dihadapi berpengaruh terhadap tinggi rendahnya

entrepreneurship yang dimiliki oleh mahasiswa. Rasa tidak puas terhadap kondisi

(49)

Universitas Kristen Maranatha kurang dan ingin terus mengembangkan IPK yang dimiliki, akan memiliki potensi yang lebih besar untuk melakukan entrepreneurship. Sebaliknya mahasiswa yang sudah merasa puas akan IPK yang dimiliki pada saat sekarang ini akan memiliki potensi yang lebih kecil untuk melakukan entrepreneurship. Meskipun faktor kepuasan terhadap kondisi cukup penting namun faktor-faktor lain juga banyak berpengaruh terhadap proses entrepreneurship pada mahasiswa.

Keberanian menanggung resiko disini dapat diartikan sebagai keberanian individu untuk mengambil resiko, berani mengambil langkah yang ambigu dan tidak umum. Individu yang berani mengambil resiko akan berani untuk melawan kebiasaan, rutinitas dan tradisi atau sesuatu yang telah mapan memiliki yang lebih besar untuk melakukan proses entrepreneurship, sebaliknya individu yang tidak memiliki keberanian untuk melawan kebiasaan, rutinitas, dan tradisi atau sesuatu yang telah mapan maka memiliki yang lebih kecil untuk melakukan proses

entrepreneurship, hal itu disebabkan karena individu yang tidak memiliki keberanian

untuk mengambil sesuatu resiko karena takut mengalami kegagalan maka akan mengambil jalan yang biasa/jalan yang sudah umum diambil orang banyak.

(50)

Universitas Kristen Maranatha Menurut Robert.D.Hisrich dan Michael Peters (2002), faktor lain yang mempengaruhi kemampuan entrepreneurship adalah faktor eksternal. Faktor

eksternal ini biasanya berhubungan dengan sesuatu yang disebut dengan relasi,

sehingga apapun yang disebabkan oleh orang-orang disekitar mahasiswa dimasukkan kedalam kategori faktor-faktor eksternal. Faktor eksternal yang dimaksud disini adalah adanya dorongan dari orang tua mahasiswa.

Adanya dorongan dari orang tua dalam hal ini diartikan sebagai dukungan-dukungan yang diberikan oleh orang tua mahasiswa dalam melakukan proses

entrepreneurship. Dukungan-dukungan ini dapat mencakup banyak hal baik secara

(51)

Universitas Kristen Maranatha yang tidak memiliki dukungan dari orang tuanya akan memiliki derajat

(52)

Universitas Kristen Maranatha Bagan 1.1. Kerangka pikir

Kemampuan Entrepreunership Mahasiswa Fakultas

Psikologi Angkatan 2005 Universitas

“X” Bandung

Rendah Tinggi F. internal

• Rasa

puas/tidak puas • Minat

• Usia

• Jenis kelamin

Aspek entrepreneurship

1. creating something new

2. Devotion of the necessary time and effort.

3. taking risk 4. involve rewards

F. eksternal

(53)

Universitas Kristen Maranatha 1.6 Asumsi Penelitian

• Faktor-faktor internal, seperti usia, minat, jenis kelamin, dan rasa puas

terhadap kondisi yang dihadapi pada saat sekarang ini yang berbeda-beda dari mahasiswa Fakultas Psikologi angkatan 2005 Universitas “X” di Bandung akan mendorong munculnya kemampuan entrepreneurship.

• Faktor eksternal, seperti dukungan orang tua yang berbeda-beda dari

mahasiswa Fakultas Psikologi angkatan 2005 Universitas “X” di Bandung akan mendorong munculnya kemampuan entrepreneurship.

• Dengan adanya faktor internal dan faktor eksternal yang ada pada diri

mahasiswa Fakultas Psikologi angkatan 2005 Universitas “X” di Bandung, hal ini akan mempengaruhi mereka dalam creating something new, devotion of

the necessary time and effort, taking risk, dan involve rewards yang pada

akhirnya akan menentukan kemampuan entrepreneurship mahasiswa Fakultas Psikologi angkatan 2005 Universitas “X” di Bandung.

Kemampuan entrepreneurship mahasiswa Fakultas Psikologi angkatan 2005

(54)

Universitas Kristen Maranatha BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil kesimpulan mengenai kemampuan entrepreneurship pada mahasiswa Fakultas Psikologi angkatan 2005 universitas “X” Bandung, maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Kemampuan entrepreneurship yang dimiliki oleh mahasiswa Fakultas Psikologi angkatan 2005 universitas “X” Bandung adalah 53,1% memiliki kemampuan entrepreneurship yang tinggi dan 46,9% memiliki kemampuan entrepreneurship yang rendah.

2. Aspek kemampuan entrepreneurship yang paling tinggi yang dihayati mahasiswa Fakultas Psikologi angkatan 2005 Universitas “X” Bandung yang mempunyai entrepreneurship yang tinggi adalah aspek devotion

necessary time and effort, lalu diikuti oleh aspek involve rewards, lalu

aspek taking risk, dan aspek creating something new.

3. Aspek kemampuan entrepreneurship yang paling rendah yang dihayati mahasiswa Fakultas Psikologi angkatan 2005 Universitas “X” Bandung yang mempunyai entrepreneurship yang rendah adalah adalah aspek

devotion necessary time and effort, lalu diikuti oleh aspek taking risk, lalu

(55)

Universitas Kristen Maranatha 4. Mahasiswa Fakultas Psikologi angkatan 2005 Universitas “X” Bandung yang memiliki kemampuan entrepreneurship yang tinggi kebanyakan berjenis kelamin wanita.

5. Faktor usia mahasiswa Fakultas Psikologi angkatan 2005 universitas “X” Bandung memiliki peran dalam menentukkan kemampuan

entrepreneurship, yaitu semakin tinggi usia semakin tinggi pula

kemampuan entrepreneurship yang dimiliki oleh mahasiswa, hal ini dipengaruhi oleh kematangan kognitif yang semakin berkembang sejalan dengan bertambahnya usia mahasiswa.

6. Faktor reinforcement dari orang tua bagi mahasiswa Fakultas Psikologi angkatan 2005 universitas “X” Bandung kurang mempunyai peranan dalam menentukan kemampuan entrepreneurship.

7. Faktor IPK mahasiswa Fakultas Psikologi angkatan 2005 universitas “X” Bandung memiliki peran dalam menentukkan kemampuan

entrepreneurship, yaitu semakin tinggi IPK yang dimiliki oleh mahasiswa

semakin tinggi pula kemampuan entrepreneurship dari mahasiswa.

8. Faktor kepuasan dalam diri mahasiswa Fakultas Psikologi angkatan 2005 universitas “X” Bandung memiliki peran dalam menentukkan kemampuan

(56)

Universitas Kristen Maranatha 5.2. Saran

5.2.1. Penelitian lanjutan

1. Disarankan untuk melakukan penelitian lanjutan mengenai pengambilan sampel mahasiswa harus seimbang antara pria dan wanita untuk melihat kemampuan entrepreneurship.

2. Disarankan untuk melakukan penelitian lanjutan mengenai sejauhmana faktor dukungan dan modeling orang tua atau teman sebaya mempengaruhi kemampuan entrepreneurship.

3. Disarankan untuk melakukan penelitian lanjutan mengenai pengambilan sampel mahasiswa yang berusia lebih tua untuk melihat kemampuan

entrepreneurship.

5.2.2. Guna laksana

1. Disarankan kepada pihak Fakultas Psikologi universitas “X” Bandung untuk bisa melakukan pembinaan dan mengembangkan kemampuan

entrepreneurship yang dimiliki mahasiswa untuk meningkatkan prestasi

dan kemandirian mahasiswa dalam menghadapi tantangan kehidupan dengan menyisipkan entrepreneurship sebagai soft skill yang dikembangkan.

2. Disarankan kepada pihak mahasiswa Fakultas Psikologi angkatan 2005 Universitas “X” Bandung untuk lebih menyadari sejauhmana kemampuan

entrepreneurship yang mereka miliki dan lebih mengembangkan diri.

(57)
(58)

DAFTAR PUSTAKA

Bandura, Albert. 2002. The exercise of control. New York: Freeman and Company : Stanford University.

Drucker. Peter. 1990. Entrepreneurship in Business Enterprise, Journal of

Business Policy, vol 1, 1970.

Drucker. Peter. 2000. Inovation. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Ensley, Michael. D. 2000. Investigating the existence of the lead Entrepreneur.

Journal of Small Business Management, vol 38

Fagenson, Ellen. 1991. Perceptions of Sex Role Stereotypic Characteristic of the

Lead Entrepreneur : Women’s Evaluations, vol 15.

Gulo, W. 2002. Metodologi Penelitian. PT. Gramedia Widia Sarana Indonesia. Jakarta.

Hisrich, Peters. 1995 Entrepreunership. New York, USA : Mc Graw Hill inc. Hisrich, Peters. 2000 Entrepreunership, fourth edition. New York, USA : Mc

Graw Hill inc.

Hisrich, Peters. 2002 Entrepreunership, fifth edition. New York, USA : Mc Graw Hill inc.

Kao, Stevenson. 1984. Harvard Business School. New York, USA : Mc Graw Hill inc.

Santrock, John W. 2002. Life-span development. New York, USA : Mc Graw Hill inc.

(59)

DAFTAR RUJUKAN

Majalah Tempo, edisi februari 2004, Kurangnya pengetahuan masyarakat akan pentingnya makna entrepreneurship

Media Indonesia, 23 Juli 2006

Surat kabar Pikiran Rakyat, Lowongan Pekerjaan, Sabtu 16 Agustus 2008 Surat kabar Pikiran Rakyat, 25 November 2008

Surat kabar Pikiran Rakyat, 6 Desember 2008

Http://cert.or.id/~budi/start-up/articles/entrepreneur.html

www.itb.ac.id/news/27.xhtml

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, HAP yang tersubstitusi karbonat dapat disintesis dengan menggunakan batu kapur sebagai sumber kalsium dan penambahan

Dengan demikian, untuk mengantisipasi dampak signifikan yang ditimbulkan dari ancaman tersebut maka organisasi perlu menerapkan suatu rencana pemulihan yang

United Nation Conference on Environment & Development.. Rio de Janeiro: United Nation

Berdasarkan hasil pretest yang ditunjukan pada tabel diatas maka dapat diketahui bahwa nilai pretest yang diperoleh siswa RI adalah nilai tertinggi yaitu 67 dan

Apabila belum tersedia dosen yang berijazah Magister dapat diangkat Sarjana (Si) dalam bidang Bahasa dan Sastra Indonesia, dan/atau Pendidikan Bahasa dan Sastra

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan spiritual well being ODHA dewasa muda yang memutuskan menjadi pendamping sesama ODHA setelah mengetahui dirinya positif

Dari uraian singkat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pengembangan sumber daya manusia adalah suatu proses perencanaan pendidikan, pelatihan dan pengelolaan tenaga atau

8) pemantauan dan evaiuasi pelaksanaan US serta pengiriman laporan pelaksanaan US ke Pemerintah Provinsi. Penyediaan anggaran untuk kegiatan pada butir 1) sampai dengan butir 8)