PENDAMPINGAN KELUARGA KKN TEMATIK UNUD PERIODE XIII TAHUN 2016
DESA : BANTANG
KECAMATAN : KINTAMANI
KABUPATEN : BANGLI
NAMA MAHASISWA : ANISA WULAN RAHAYU
NIM : 1320025057
FAKULTAS/PS : KEDOKTERAN/ KM
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (LPPM)
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
dan rahmat-Nya kegiatan KKN TEMATIK UNUD PERIODE XIII TAHUN 2016
ini dapat berjalan dengan lancar. Adapun KKN TEMATIK ini terdiri dari kegiatan
SPAMDES, Pembangunan Infrastruktur pemukiman, pemberdayaan kepada
masyarakat di Desa Bantang serta pendampingan keluarga yang termasuk ke dalam
kategori Keluarga Miskin di dalam Desa Bantang.
Dalam penyelesaian program Keluarga Dampingan ini, penulis mengucapkan
terimakasih atas bantuan dari berbagai pihak yaitu:
1. Dr. Ir. I Nyoman Sutarja, MS selaku dosen pembimbing lapangan yang telah
memberi dukungan, pengarahan dan pendampingan terhadap penulis
sehingga dapat menyelesaikan program dengan baik serta dapat
menyelesaikan laporan ini.
2. Bapak I Made Ringin selaku Kepala Desa Bantang yang membantu penulis
dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan program
di Keluarga Dampingan.
3. Bapak I Nyoman Sukadana selaku Kepala Dusun Banjar Bantang yang
membantu penulis dalam membimbing serta memberikan arahan kepada
penulis dalam menghadapi permasalahan di desa agar program yang
dijalankan bisa berjalan dengan lancar.
4. Para pegawai Kantor Desa dan segenap Perangkat Desa Bantang yang
membantu dalam memberikan informasi kepada penulis mengenai data
administratif Keluarga dampingan yang didampingi selama masa KKN.
5. Bapak I Nyoman Sudiman selaku kepala keluarga dampingan yang telah
bekerjasama dengan baik serta terbuka, sehingga kegiatan ini dapat berjalan
dengan lancar.
6. Teman-teman KKN Tematik Periode XIII Tahun 2016 di Desa Bantang
yang telah memberikan semangat dan pendapat dalam pemecahan masalah
Akhirnya, saya berharap semoga dengan laporan pendampingan keluarga
ini dapat dimanfaatkan oleh para pihak yang terlibat dalam program ini guna
mencapai sasaran sesuai yang diharapkan.
Bantang, 27 Agustus 2016
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ... i
HALAMAN PENGESAHAN ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... iv
I. GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN ... 1
1.1 Profil Keluarga Dampingan ... 1
1.2 Eonomi Keluarga Dampingan ... 2
1.2.1 Pendapatan Keluarga ... 2
1.2.2 Pengeluaran Keluarga ... 3
II. IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH ... 4
2.1 Permasalahan Keluarga ... 4
2.2 Masalah Prioritas ... 7
III. USULAN PENSOLUSIAN MASALAH ... 9
3.1 Program ... 9
3.2 Jadwal Kegiatan ... 11
IV. PELAKSANAAN, HASIL, DAN KENDALA PENDAMPINGAN KELUARGA ... 13
V. PENUTUP ... 15
5.1 Simpulan...15
5.2 Rekomendasi ... 15
BAB I
GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN
Bab ini akan menjelaskan mengenai profil keluarga dampingan termasuk
perekonomian keluarga dampingan berupa pendapatan dan pengeluaran keuangan
dari keluarga Bapak I Nyoman Sudiman. Identitas keluarga dampingan merupakan
hal primer dalam pendataan keluarga dampingan. Dalam hal ini, mahasiswa selaku
peneliti melakukan pendataan dan pendampingan terhadap keluarga miskin dengan
koordinasi serta pembagian oleh Kepala Desa bersangkutan khususnya untuk Desa
Bantang, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli sebagai tempat penelitian
mahasiswa bersangkutan.
1.1 Profil Keluarga Dampingan
Identitas dari keluarga Bapak I Nyoman Sudiman bersama dengan istri dan
[image:6.595.113.513.413.604.2]2 orang anak sebagai objek keluarga dampingan adalah seperti tabel 1.1.
Tabel 1.1 Identitas Keluarga Bapak I Nyoman Sudiman
No. Nama Status Umur
(Th)
Pendidikan Pekerjaan Keterangan
1. I Nyoman Sudiman Kawin 39 Tamat SD Buruh panen di
kebun dan pekerja
di meubel
Kepala
Keluarga
2. Ni Ketut Samiasih Kawin 31 Tidak
Sekolah
Buruh panen
kebun
Istri
3. Ni Luh Putu Ciriani Kawin 2 Belum
Sekolah
- Anak
4. Ni Luh Putu
Nadiani
Tidak
kawin
2 Belum
Sekolah
- Anak
Bapak I Nyoman Sudiman merupakan salah satu keluarga yang masuk
dalam kriteria keluarga Kurang Sejahtera (KS) dan merupakan penerima bantuan
Beras Miskin (Raskin) dari pemerintah. Bapak I Nyoman Sudiman memiliki
keluarga yang terdiri dari 4 anggota keluarga, yaitu Bapak I Nyoman Sudiman
sendiri sebagai kepala keluarga, seorang istri, dan 2 orang anak perempuan kembar.
Kedua putri dari pasangan Bapak I Nyoman Sudiman dengan Ibu Ni Ketut Samiasih
Keluarga dari Bapak I Nyoman Sudiman ini merupakan salah satu keluarga
pra-sejahtera karena dilihat dari segi perekonomian keluarga yang masih
“pas-pas’an” bahkan mereka terpaksa berhutang untuk menutupi kebutuhan sehari-hari
mereka. Bapak I Nyoman Sudiman tinggal di sepetak rumah yang berukuran kurang
lebih 6mx4m. Tanah yang dimiliki merupakan tanah warisan dari orang tuanya.
Rumah berlantai tanah tersebut memiliki 2 ruangan dengan satu ruang tamu dan
satu ruang tidur. Sementara untuk dapur dan kamar mandi berada diluar rumah yang
mana merupakan kamar mandi dan dapur bersama dengan orang tuanya.
Selain itu, kamar mandi yang dimiliki oleh Bapak I Nyoman Sudiman
tergolong layak namun kebersihan dan sanitasi yang belum tergolong layak, Bapak
I Nyoman Sudiman belum mampu untuk membangun kamar mandi yang layak
untuk keluarganya dikarenakan Bapak I Nyoman Sudiman berkewajiban
menghidupi istri dan kedua anak kembarnya yang masih batita sehingga Bapak I
Nyoman Sudiman belum mampu untuk membuat kamar mandi yang bersih dan
layak untuk keluarganaya.
Sumber listrik yang dipakai oleh keluarga Bapak I Nyoman Sudiman
berasal dari listrik PLN yang meterannya menjadi satu dengan rumah orang tuanya
yang berada tepat di depan rumahnya. Untuk memasak keluarga ini menggunakan
gas sebagai bahan bakar utama. Sumber air yang digunakan berasal dari PAM,
namun saat jadwal air keran mati maka harus mengambilnya langsung ke PAM
Desa. Penggunaan sumber air yang diambil langsung dari keran PAM tersebut tidak
dipungut biaya.
1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan
Tingkat ekonomi keluarga dampingan merupakan salah satu indikator dari
standar tingkat kesejahteraan keluarga yang bersangkutan. Pengukuran tingkat
kesejahteraan bertujuan untuk melihat dan mengidentifikasi sumber penghasilan
keluarga dampingan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka. Pada aspek
ekonomi keluarga dampingan akan dibahas beberapa indikator utama sirkulasi dana
dari keluarga dampingan yakni pendapatan keluarga sebagai sumber pemasukan
keluarga dampingan yang bersangkutan yang dalam hal ini adalah keluarga Bapak
I Nyoman Sudiman.
1.2.1 Pendapatan Keluarga
Keluarga Bapak I Nyoman Sudiman merupakan salah satu keluarga
pra-sejahtera yang bertempat tinggal di Banjar Bantang Desa Bantang. Bapak I Nyoman
Sudiman hanya dapat mengenyam pendidikan hingga sekolah dasar dan tamat.
Berbeda dengan Ibu Ni Ketut Samiasih yang tidak pernah mengenyam pendidikan
di tingkat manapun sehingga tidak heran hingga saat ini beliau belum bisa membaca
dan menulis Selain itu, Bapak I Nyoman Sudiman hanya memiliki aset kebun kopi
keluarga yang diolah bersama dengan saudara lainnya.
Saat ini Bapak I Nyoman Sudiman tinggal bersama istri dan kedua putri
kembarnya yang masih berumur 2 tahun. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,
Bapak I Nyoman Sudiman bekerja di kebun kopi milik keluarga dan kerja
sampingan di meubel. Terkadang beliau mendapat penghasilan kira-kira Rp.
45.000,00 per hari. Waktu kerja yang dibutuhkan pun tidak menentu sesuai dengan
pekerjaan yang diambil.
Dilihat dari pendapatan Bapak I Nyoman Sudiman yang tidak menentu
seperti itu terkadang ibu Ni Ketut Samiasih pun bekerja sebagai buruh panen di
kebun orang lain untuk menambah pendapatan keluarga meski dengan upah yang
tidak terlalu banyak namun ibu Ni Ketut Samiasih mengaku merasa sangat terbantu.
Pendapatan istri Bapak I Nyoman Sudiman per hari hanya sekitar Rp. 30.000,00,
namun pekerjaan tersebut tidak didapatkannya setiap hari dan hanya saat musim
panen saja.
1.2.2 Pengeluaran Keluarga
Dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari sudah tentu Bapak I Nyoman
Sudiman harus mengatur pengeluaran rumah tangga seperti untuk konsumsi,
kesehatan, sosial dan lain – lain. Adapun rincian dari berbagai keperluan tersebut
dapat dijabarkan sebagai berikut :
Perincian untuk kebutuhan sehari-hari keluarga Bapak I Nyoman Sudiman
dalam sebulan adalah sebagai berikut :
Belanja per-hari : Rp 25.000 x 30 hari = Rp 750.000
Untuk biaya MCK tidak dianggarkan tergantung keperluan.
b. Kesehatan
Kesehatan merupakan suatu hal yang paling penting karena sangat
mempengaruhi produktivitas seseorang. Hal ini juga sangat diperhatikan oleh
keluarga Bapak I Nyoman Sudiman. Namun, untuk biaya kesehatan Bapak I
Nyoman Sudiman tidak menganggarkan biaya tertentu karena disesuaikan
dengan kondisi kesehatan.
c. Sosial
Dalam kehidupan bermasyarakat tentu banyak pengeluaran yang harus
ditanggung oleh Bapak I Nyoman Sudiman. Hal ini ditambah lagi dengan
adat-istiadat yang ada di Banjar yang menuntut pengeluaran tambahan selain
kebutuhan pokok. Keperluan sosial yang harus dikeluarkan oleh Bapak I
Nyoman Sudiman seperti iuran banjar, uang suka duka (ngaben, pawiwahan),
upacara yadnya, dan berbagai kegiatan adat-istiadat lainnya. Untuk berbagai
pengeluaran sosial seperti itu, Bapak I Nyoman Sudiman tidak menganggarkan
secara khusus. Hal ini disesuaikan dengan kondisi keuangan saat itu. Namun,
apabila beliau tidak memiliki uang disaat yang mendesak, maka Bapak I
Nyoman Sudiman terpaksa untuk berhutang terlebih dahulu. Namun,
umumnya jumlah yang dikeluarkan untuk iuran banjar, uang suka duka
(ngaben, pawiwahan), upacara yadnya, dan berbagai kegiatan adat-istiadat
lainnya mencapai Rp. 200.000 setiap bulannya.
d. Lain – lain
Selain biaya untuk kebutuhan sehari-hari terdapat biaya lainnya seperti biaya
listrik dan air. Pada dasarnya Bapak I Nyoman Sudiman menggunakan listrik
dan air bersama dengan rumah orang tuanya juga rumah adiknya sehingga
biaya yang ditanggung Bapak I Nyoman Sudiman tersebut merupakan total
dari penggunaan listrik dan air dari tiga rumah. Untuk pembayaran biaya listrik
sedikit membantu meminimalis pegeluaran keluarga Bapak I Nyoman
BAB II
IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH
Bab II ini merupakan bab penjelasan mengenai masalah-masalah yang dianggap
sebagai permasalahan utama sehingga harus diprioritaskan untuk dibahas dan
ditanggapi agar dapat menentukan solusi yang sekiranya tepat. Permasalahan
tersebut bisa meliputi masalah keuangan, pendidikan, hingga masalah kesehatan.
Berikut adalah beberapa prioritas permasalahan yang dialami Bapak I Nyoman
Sudiman :
2.1 Permasalahan Keluarga
Untuk mengidentifikasi suatu permasalahan, maka dibutuhkan suatu
pendekatan secara langsung terhadap keluarga dampingan. Pendekatan
tersebut dapat dilakukan melalui wawancara secara langsung dan observasi
tempat (lingkungan rumah) dengan mengunjungi keluarga dampingan.
Setelah mengunjungi rumah keluarga dampingan yang dalam hal ini rumah
Bapak I Nyoman Sudiman, didapatkan beberapa permasalahan yang
dihadapi oleh beliau. Adapun permasalahan tersebut meliputi masalah
keuangan, kesehatan, maupun permasalahan keluarga.
Bapak I Nyoman Sudiman hanya mengenyam pendidikan hingga
tingkat sekolah dasar. Hal ini membuat beliau bekerja serabutan dengan
pendapatan minim bahkan tidak menentu.
2.2 Masalah Prioritas
Dari hasil wawancara dan observasi yang telah dilakukan di rumah
Bapak I Nyoman Sudiman terdapat beberapa masalah yang menjadi
prioritas. Beberapa masalah tersebut meliputi masalah pendidikan,
kesehatan, maupun keuangan. Adapun beberapa permasalahan tersebut
dapat dijelaskan sebagai berikut :
2.2.1 Masalah Keuangan
Perekonomian keluarga Bapak I Nyoman Sudiman merupakan.
Pendapatan yang beliau hasilkan dari bekerja dapat dikatakan tidak cukup
untuk memenuhi kehidupan sehari-hari. Hal ini juga diperberat apabila
terdapat hal-hal mendesak yang harus segera dilunasi. Salah satunya
yang meminta iuran seharga babi seberat 50kg bagi mereka yang menikah
dan tinggal di daerah tersebut. Hingga sekarang empat tahun berlalu setelah
menikah Bapak I Nyoman Sudiman dan istri belum melunasi iuran tersebut.
Beberapa hutang di sejumlah orang yang belum lunas juga masih menjadi
beban keluarga. Masalah keuangan ini tentu menjadi prioritas karena akan
mempengaruhi aspek lainnya. Selain itu, semakin hari kebutuhan akan dana
akan semakin meningkat seiring peningkatan harga barang-barang
konsumsi begitupun dengan kebutuhan kedua anaknya yang akan semakin
meningkat nantinya.
2.2.2 Masalah Pendidikan
Pendidikan adalah kunci untuk meningkatkan pengetahuan,
keterampilan dan pemberdayaan manusia. Dengan meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan maka akan banyak pilihan dalam bidang
pekerjaan yang bisa digeluti sehingga dapat meningkatkan taraf hidup suatu
keluarga. Pendidikan adalah kunci sukses masa depan yang lebih baik.
Dari hasil wawancara penulis dengan Bapak I Nyoman Sudiman,
diketahui bahwa Bapak I Nyoman Sudiman sendiri hanya mengenyam
pendidikan hingga tingkat sekolah dasar, sedangkan istrinya Ibu Ni Ketut
Samiasih tidak pernah menganyam pendidikan di tingkat manapun. Hal
tersebut berhubungan lurus dengan perekonomian keluarga.
Pendidikan yang minim yang dimiliki oleh ibu Ni Ketut Samiasih
dikhawatirkan akan berdampak pada pendidikan kepada kedua putri
kembarnya. Menurut wawancara dan observasi langsung dari mahasiswa
didapatkan bahwa kedua putri kembar Bapak I Nyoman Sudiman hingga
saat ini belum bisa berbicara atau menghafalkan beberapa lagu anak anak
seperti anak seumuran lainnya.
2.2.3 Masalah Kesehatan
Pekerjaan serabutan dengan jam yang tidak teratur dapat berdampak
buruk pada kesehatan manusia, tidak terkecuali kesehatan Bapak I Nyoman
Sudiman. Masalah kesehatan merupakan masalah yang krusial, namun tidak
bagi keluarga Bapak I Nyoman Sudiman. Beliau menuturkan tidak begitu
mendapatkan pelayanan kesehatan nantinya sebab kebutuhan pokok
keluarga yang belum bisa penuhi. Selama ini Bapak I Nyoman Sudiman
tidak ada keluhan penyakit yang serius, beliau mengaku hanya sakit lutut,
pinggang, demam dan sakit kepala. Berbeda dengan istri Bapak I Nyoman
Sudiman yang pernah melakukan operasi Caesar sebab terdapat kelainan
saat melahirkan kedua putri kembarnya. Maka seharusnya Ibu Ni Ketut
Samiasih harus sering periksa saat mengalami keluhan yang berhubungan
dengan tidakan operasi sebelumnya. Namun Bapak I Nyoman Sudiman dan
istri hanya menangani keluhan kesehatan dengan istirahat dan minum obat
warung. Perhatian keluarga terhadap kesehatan sangat minim. Begitupun
untuk kedua putri kembarnya yang baru-baru ini mengalami diare. Bapak I
Nyoman Sudiman dan istri hanya membuat minuman dari sari daun jambu
biji yang diminumkan langsung kepada kedua putrinya. Kedua putri kembar
yang berumur kurang lebih 2 tahun ini hanya mengonsumsi susu kental
manis tanpa makanan pengganti asi ataupun makanan yang seharusnya
dikonsumsi oleh anak berumur 2 tahun. Melihat hal tersebut menunjukkan
kebutuhan nutrisi kedua putri kembar Bapak I Nyoman Sudiman dan istri
BAB III
USULAN SOLUSI MASALAH
Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai saran-saran dan motivasi bagi
keluarga dampingan dalam memecahkan permasalahan yang terdapat dalam
keluarga dampingan yang bersangkutan.
3.1. Program
Dengan identifikasi dan memprioritaskan masalah maka muncul usaha
pemecahan masalah. Usaha-usaha tersebut merupakan program-program
yang akan diberikan kepada keluarga dampingan untuk memecahkan masalah
di dalam keluarga tersebut terutama masalah yang akan diprioritaskan.
Program-program tersebut berupa alternatif-alternatif yang merupakan
saran-saran dan motivasi bagi keluarga dampingan.
3.1.1. Masalah Keuangan
Menurut yang telah dipaparkan sebelumnya, pekerjaan Bapak I
Nyoman Sudiman bisa dikatakan tidak menentu dan serabutan, namu beliau
mempuyai kebun milik keluarga yang kebetulan juga dikelola oleh sanak
saudara sendiri. Salah satu hasil dari kebun milik keluarga Bapak I Nyoman
Sudiman adalah kopi. Kopi yang dipasarkan hanya dalam bentuk biji tanpa
ada inovasi produk dari kopi itu sendiri. Solusi yang dapat diberikan untuk
masalah keuangan adalah sebaiknya hasil kopi tersebut difermentasi untuk
meningkatkan nilai jualnya. Selama ini Bapak I Nyoman Sudiman hanya
menjual kopi dalam bentuk biji yang belum dikupas dan dijemur kepada para
pengepul. Apabila biji kopi tersebut diolah terlebih dahulu baru dijual tetunya
akan menambah nilai jual dari kopi tersebut. Demonstrasi fermentasi kopi
dengan sari nanas merupakan salah satu program dari KKN-TEMATIK
UNUD XIII di Desa Bantang. Dengan bermodalkan kopi hasil panen kebun
sendiri dan buah nanas yang diambil sarinya dengan cara di peras kemudian
didiamkan untuk beberapa hari merupakan hal yang tidak menyulitkan dan
hal yang mudah untuk dilakukan. Proses perendaman biji kopi dengan sari
buah nanas dapat beragam, menurut teori menjelaskan semakin lama waktu
kopi dengan sari nanas cita rasa dan aroma dari kopi akan semakin meningkat.
Dengan demikian, tentu saja nilai jual kopi tersebut akan semakin meningkat.
Demonstrasi fermentasi kopi dengan sari nanas tentunya sangat dianjurkan
untuk diikuti oleh para petani kopi yang ingin meningkatkan nilai jual dari
kopi yang mereka panen dari kebun. Dengan inovasi terbaru yang ditawarkan
diharapkan nantinya dapat meningkatkan pendapatan keluarga dan
menjadikan kopi sari nanas menjadi kopi khas dari Desa Bantang sendiri.
Untuk Ibu Ni Ketut Samiasih dengan keterbatasan pendidikan yang
rendah mahasiswa menyarankan Ibu Samiasih untuk berdagang makanan
ringan yang bisa dijual di warung warung terdekat, hal ini didukung dengan
kawasan rumah Ibu Samiasih terdapat banyak anak-anak.
3.1.2. Masalah Pendidikan
Pendidikan terakhir dari Bapak I Nyoman Sudiman adalah sekolah
dasar, sedangkan istrinya tidak menempuh jenjang pendidikan di tingkat
manapun. Solusi yang dapat diberikan untuk masalah pendidikan adalah
dengan tetap memberikan dukungan baik secara materiil dan moril kepada
keluarga Bapak I Nyoman Sudiman. Mahasiswa juga memberikan bimbingan
belajar kepada kedua putri kembar dari Bapak I Nyoman Sudiman, yaitu Ni
Luh Putu Ciriani dan Ni Luh Putu Nadiani agar semakin rajin belajar dan
setara dengan anak-anak seumuranya. Diharapkan nantinya kedua putri dari
Bapak I Nyoman Sudiman tersebut dapat mengenyam pendidikan yang lebih
tinggi dari kedua orang tuanya. Selain itu, mahasiswa juga menyarankan agar
keluarga Bapak I Nyoman Sudiman mempersiapkan sejak awal biaya dari
pedidikan anaknya melalui tabungan. Dengan demikian, keluarga Bapak I
Nyoman Sudiman tidak akan terlalu kesulitan untuk membiayai biaya
pendidikan untuk anak mereka dikemudian hari karena seiring berjalannya
waktu biaya pendidikan akan semakin meningkat. Selain menyiapkan
tabungan, mahasiswa juga menyarankan agar Bapak I Nyoman Sudiman
mendaftarkan putranya menjadi salah satu peserta Kartu Indonesia Pintar
nantinya. Dengan memiliki Kartu Indonesia Pintar beban biaya yang harus
3.1.3. Masalah Kesehatan
Solusi yang dapat diberikan untuk masalah kesehatan adalah Bapak I
Nyoman Sudiman adalah sosialisasi mengenai pentingnya kesehatan bagi diri
sendiri, bagaimana langkah agar menjaga tubuh tetaps sehat dan bagaimana
tindakan yang sebaiknya diambil saat terjadi gangguan kesehatan. Menurut
wawancara yang telah dilakukan kepada Bapak I Nyoman Sudiman
menjelaskan bahwa beliau telah mendapatkan kartu jaminan kesehatan (BPJS
Kesehatan) namun tidak mengerti betul cara pemakaian kartu BPJS
Kesehatan yang sesunguhnya. Disini mahasiswa selaku sumber informasi
menjelaskan dan mensosialisasikan penggunaan kartu BPJS Kesehatan
kepada Bapak I Nyoman Sudiman.
Begitupun dengan kebersihan di dalam dan luar lingkungan rumah
yang sangat berhubungan dengan kesehatan Bapak I Nyoman Sudiman
sekeluarga. Diharapkan Bapak I Nyoman Sudiman dapat lebih menjaga
kebersihan di lingkungan rumahnya, terdapat 4 anjing dan beberapa ayam
ternak tepat di depan rumah dan di depan dapur tanpa diberi kandang. Bapak
I Nyoman Sudiman mengaku tidak mampu membuatkan kandag untuk
beberapa ayamnya, sehingga hanya diberikan batas kayu saja dan hanya
setiap malam batas kayu itu dipasang agar ayam tidak pergi kemana-mana.
Maka dari itu, mahasiswa menyarankan agar ayam yang dipelihara tidak
dilepaskan pada saat siang dan diberikan tempat yang agak jauh dari dapur
dan ruang tamu sehingga ayam tidak masuk ke dapur dan di depan ruang tamu
Bapak I Nyoman Sudiman.
Sanitasi dan kebersihan di kamar mandi juga hal penting, sebab hasil
observasi yang dilakukan kamar mandi Bapak I Nyoman Sudiman tergolong
layak namun kebersihannya yang sangat kurang. Hal tersebut selain tidak
nyaman dilihat juga dapat memicu timbulnya kuman dan bakteri sumber
peyakit. Maka mahasiswa berusaha memberikan informasi mengenai
pentingnya menjaga kebersihan lingkungan terutama kamar mandi, dengan
cara meembersihakn bak mandi seminggu sekali, dan menggosok kamar
tadah hujan maka perlu diberikan abate agar tidak menjadi sarang nyamuk.
Penambahan lampu dan pintu yang tertutup rapat juga penting agar tidak ada
vector pembawa penyakit yang dapat masuk dan bersarang disana. Ventilasi
kamar mandi agar cahaya matahari dapat masuk dan ruangan tidak lembab.
3.2. Jadwal Kegiatan
Dalam sub bab ini mahasiswa membahas mengenai jadwal (waktu dan
kegiatan) yang dari awal kunjungan hingga hari terakhir kunjungan yang
dilakukan oleh mahasiswa yang bersangkutan di keluarga Bapak I Nyoman
[image:17.595.113.507.321.744.2]Sudiman. Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan adalah seperti tabel 3.1
Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan
No Tanggal Kegiatan
1. 23 Juli 2015 Rapat anggota untuk persiapan KK Dampingan dan
Pengundian KK Dampingan serta Koordinasi
dengan Bapak Perbekel Desa Bantang mengenai
kondisi KK dampingan dan survei lokasi rumah KK
dampingan
2. 26 Juli 2015 Perkenalan dengan KK dampingan Banjar Bantang,
Desa Bantang.
3. 27 Juli 2015 Melakukan wawancara tentang profil keluarga.
4. 28 Juli 2015 Melakukan diskusi dengan keluarga dampingan
tentang permasalahan yang dihadapi keluarga.
5. 31 Juli 2015 Melakukan diskusi dengan keluarga dampingan
tentang permasalahan yang dihadapi keluarga.
6. 1 Agustus 2015 Melakukan diskusi dan memperbincangkan masalah
imunisasi anak KK Dampingan, Ni Luh Putu Ciria
dan Ni Luh Putu Nadia
7. 2 Agustus 2015 Memberikan solusi untuk permasalahan yang
dihadapi oleh keluarga dampingan yang mungkin
bisa diterapkan salah satunya adalah produk inovasi
8. 3 Agustus 2015 Sosialisasi mengenai demo fermentasi kopi dengan
sari nanas yang akan dilakukan di subak mekar bulan
kuning
9. 8 Agustus 2015 Diskusi dan memberikan pemahaman lebih
mengenai fermetasi kopi dengan keluarga Bapak I
Nyoman Sudiman.
10. 9 Agustus 2015 Diskusi dan memberikan pemahaman lebih
mengenai fermetasi kopi dengan keluarga Bapak I
Nyoman Sudiman serta memberikan motivasi dan
saran
11 11 Agustus 2015 Membantu keluarga dampingan dengan mengajar
kedua putri kembarnya bernyanyi dan memberikan
pengetahuan makanan bergizi kepada Ibu Samiasih
12. 12 Agustus 2015 Pemberian informasi mengenai usaha berdagang
dengan menjual jajanan ringan di rumah.
13. 13 Agustus 2015 Melakukan pendekatan dengan cara memberikan
motivasi kepada KK Dampingan dan mengajar kedua
putrinya. Serta memberikan makanan berupa buah
dan bubur instan untuk kedua putri kembar Bapak I
Nyoman Sudiman
14. 14 Agustus 2015 Berbincang-bincang dengan keluarga KK
Dampingan untuk lebih dekat lagi dan mengetahui
permasalahan – permasalahan lain yang dihadapi.
15. 15 Agustus 2015 Diskusi dan memberikan pemahaman lebih
mengenai fermetasi kopi dengan keluarga Bapak I
Nyoman Sudiman serta memberikan motivasi dan
saran untuk berjualan makanan ringan (jajanan) di
rumah.
16. 16 Agustus 2015 Melakukan pendekatan dengan cara memberikan
motivasi kepada KK Dampingan dan juga
17. 17 Agustus 2015 Kunjungan KK Dampingan sekaligus sosialiasi akan
pentingnya kesehatan dan perbaikan sanitasi (kamar
mandi) untuk menunjang kebersihan dan kesehatan
keluarga.
18. 18 Agustus 2015 Kunjungan KK Dampingan sekaligus memberikan
peralatan sikat gigi untuk Ciria dan Nadia dan
memberi nasihat supaya Ciria dan Nadia rajin
menggosok gigi.
19. 20 Agustus 2015 Membantu di kebun dan membantu Bapak I Nyoman
Sudiman memperbaiki sanitasi.
20. 23 Agustus 2015 Membantu Ibu Samiasih menjaga kedua anaknya di
rumah dengan memberikan games yang mendidik
21. 24 Agustus 2015 Melakukan pendekatan dengan cara memberikan
motivasi kepada KK Dampingan dan mengajar kedua
putrinya
22. 25 Agustus 2015 Kunjungan KK Dampingan terakhir sekaligus
memberikan kenang-kenangan berupa pakaian untuk
Nadia dan Ciria dan Bahan-Bahan Sembako agar bisa
BAB IV
PELAKSANAAN, HASIL, DAN KENDALA PENDAMPINGAN KELUARGA
4.1 Pelaksanaan Pendampingan Keluarga
Pelaksanaan pendampingan keluarga dilakukan secara bertahap ditempat
tinggal Bapak I Nyoman Sudiman. Waktu kunjugan ke rumah KK dampingan
umumnya tidak menentu, beberapa diantaranya mahasiswa melakukan kunjungn di
pagi dan siang hari namun rata-rata pada pukul 16.00 WITA. Hal ini dikarenakan
waktu pulang kerja dari Bapak I Nyoman Sudiman adalah jam tersebut.
4.2 Hasil Pendampingan Keluarga
4.2.1 Pendampingan Keluarga di Bidang Keuangan
Hasil dari kegiatan pendampingan yang dilakukan selama ini belum
menunjukkan hasil yang pasti sebab beberapa diantaranya ada yang belum
bisa dipantau dan dievaluasi langsung oleh mahasiswa. Bapak I Nyoman
Sudiman sendiri belum melakukan secara langsung cara pembuatan kopi
dengan sari buah nanas dikarenan masa panen kopi keluarga Bapak I
Nyoman Sudiman telah lewat, namun terlihat terdapat ketertarikan terhadap
inovasi yang ditawarkan oleh mahasiswa KKN. Mahasiswa telah berusaha
memberikan solusi kepada Bapak I Nyoman Sudiman dengan cara
mengikuti penyuluhan dan demo dalam membuat produk kopi yang
ditambah dengan sari buah nanas di Subak serta memberikan keleluasaan
bertanya langsung kepada mahasiswa KKN sendiri. Bahan didapat dengan
memanfaatkan hasil kopi yang dihasilkan oleh kebun keluarga dan ditambah
dengan sari buah nanas. Diharapkan dengan cara ini maka Bapak I Nyoman
Sudiman mampu memperoleh penghasilan tambahan dengan produk baru
tersebut.
4.2.2 Pendampingan Keluarga di Bidang Pendidikan
Dalam bidang pendidikan, Bapak I Nyoman Sudiman yang hanya dapat
mengenyam pendidikan hingga sekolah dasar, sedang istrinya belum pernah
bersekolah. Untuk mengatasi masalah pendidikan mahasiswa hanya mampu
pengaturan keuangan rumah tangga baik dari segi pendapatan dan
pengeluaran sehari-hari sehingga terjadi keseimbangan antara pemasukan
dan pengeluaran dan motivasi agar mengurus KK keluarga Bapak I Nyoman
Sudiman. Untuk kedua putri kembarnya mahasiswa mengajarkan cara
bernyanyi dan berbicara yang berawal dari membangun rasa percaya diri
dan berani berbica dengan cara membujuk dan bermain dengan kedua putri
kembar beliau.
4.2.3 Pendampingan Keluarga di Bidang Kesehatan
Dalam bidang kesehatan, Bapak I Nyoman Sudiman memiliki masalah
kesehatan yang tidak serius, hanya saja beliau kurang meggunakan APD
saat bekerja di kebun seperti masker saat proses penyemprotan pupuk,
sepatu dan topi. Dilain itu Bapak I Nyoman Sudiman juga membutuhkan
waktu istirahat yang teratur dan sebaiknya mengurangi mengonsumsi rokok
terutama bila di rumah sebab asap rokoknya dapat terhirup oleh kedua
putrinya yang masih berumur 2 tahun tersebut. Mahasiswa juga membantu
memberikan informasi mengenai penggunaan kartu BPJS Kesehatan serta
tindakan yang perlu dilakukan oleh Ibu Ni Ketut Samiasih bila terjadi
gangguan kesehatan pasca melahirkan Caesar.
4.3 Kendala Pendampingan Keluarga
Kendala yang dihadapi selama pendampingan keluarga dari Bapak I Nyoman
Sudiman adalah waktu untuk kunjungan yang tidak menentu. Beberapa hari
diantaranya mahasiswa hanya bertemu dengan sang ibu dan kedua puutrinya
atau dengan nenek dan kakeknya, sehingga untuk dapat bertemu KK
dampingan umumnya dapat dilakukan pada jam-jam sore menjelang malam.
Lokasi KK Dampingan juga membuat mahasiswa tidak selalu bisa elakukan
kunjungan di sore atau malam hari. Selain itu kendala lainnya adalah
mahasiswa tidak dapat membantu secara optimal dalam permasalahan ekonomi
karena keterbatasan dana yang dimiliki. Pendanaan mahasiswa yang masih
bergantung dari orang tua menyebabkan mahasiswa hanya mampu
memberikan solusi dalam bentuk diskusi, saran, serta motivasi dalam
BAB IV
PELAKSANAAN, HASIL, DAN KENDALA PENDAMPINGAN KELUARGA
4.1 Pelaksanaan Pendampingan Keluarga
Pelaksanaan pendampingan keluarga dilakukan secara bertahap ditempat
tinggal Bapak I Nyoman Sudiman. Waktu kunjugan ke rumah KK dampingan
umumnya tidak menentu, beberapa diantaranya mahasiswa melakukan kunjungn di
pagi dan siang hari namun rata-rata pada pukul 16.00 WITA. Hal ini dikarenakan
waktu pulang kerja dari Bapak I Nyoman Sudiman adalah jam tersebut.
4.2 Hasil Pendampingan Keluarga
4.2.1 Pendampingan Keluarga di Bidang Keuangan
Hasil dari kegiatan pendampingan yang dilakukan selama ini belum
menunjukkan hasil yang pasti sebab beberapa diantaranya ada yang belum
bisa dipantau dan dievaluasi langsung oleh mahasiswa. Bapak I Nyoman
Sudiman sendiri belum melakukan secara langsung cara pembuatan kopi
dengan sari buah nanas dikarenan masa panen kopi keluarga Bapak I
Nyoman Sudiman telah lewat, namun terlihat terdapat ketertarikan terhadap
inovasi yang ditawarkan oleh mahasiswa KKN. Mahasiswa telah berusaha
memberikan solusi kepada Bapak I Nyoman Sudiman dengan cara
mengikuti penyuluhan dan demo dalam membuat produk kopi yang
ditambah dengan sari buah nanas di Subak serta memberikan keleluasaan
bertanya langsung kepada mahasiswa KKN sendiri. Bahan didapat dengan
memanfaatkan hasil kopi yang dihasilkan oleh kebun keluarga dan ditambah
dengan sari buah nanas. Diharapkan dengan cara ini maka Bapak I Nyoman
Sudiman mampu memperoleh penghasilan tambahan dengan produk baru
tersebut.
4.2.2 Pendampingan Keluarga di Bidang Pendidikan
Dalam bidang pendidikan, Bapak I Nyoman Sudiman yang hanya dapat
mengenyam pendidikan hingga sekolah dasar, sedang istrinya belum pernah
bersekolah. Untuk mengatasi masalah pendidikan mahasiswa hanya mampu
pengaturan keuangan rumah tangga baik dari segi pendapatan dan
pengeluaran sehari-hari sehingga terjadi keseimbangan antara pemasukan
dan pengeluaran dan motivasi agar mengurus KK keluarga Bapak I Nyoman
Sudiman. Untuk kedua putri kembarnya mahasiswa mengajarkan cara
bernyanyi dan berbicara yang berawal dari membangun rasa percaya diri
dan berani berbica dengan cara membujuk dan bermain dengan kedua putri
kembar beliau.
4.2.3 Pendampingan Keluarga di Bidang Kesehatan
Dalam bidang kesehatan, Bapak I Nyoman Sudiman memiliki masalah
kesehatan yang tidak serius, hanya saja beliau kurang meggunakan APD
saat bekerja di kebun seperti masker saat proses penyemprotan pupuk,
sepatu dan topi. Dilain itu Bapak I Nyoman Sudiman juga membutuhkan
waktu istirahat yang teratur dan sebaiknya mengurangi mengonsumsi rokok
terutama bila di rumah sebab asap rokoknya dapat terhirup oleh kedua
putrinya yang masih berumur 2 tahun tersebut. Mahasiswa juga membantu
memberikan informasi mengenai penggunaan kartu BPJS Kesehatan serta
tindakan yang perlu dilakukan oleh Ibu Ni Ketut Samiasih bila terjadi
gangguan kesehatan pasca melahirkan Caesar.
4.3 Kendala Pendampingan Keluarga
Kendala yang dihadapi selama pendampingan keluarga dari Bapak I Nyoman
Sudiman adalah waktu untuk kunjungan yang tidak menentu. Beberapa hari
diantaranya mahasiswa hanya bertemu dengan sang ibu dan kedua puutrinya
atau dengan nenek dan kakeknya, sehingga untuk dapat bertemu KK
dampingan umumnya dapat dilakukan pada jam-jam sore menjelang malam.
Lokasi KK Dampingan juga membuat mahasiswa tidak selalu bisa elakukan
kunjungan di sore atau malam hari. Selain itu kendala lainnya adalah
mahasiswa tidak dapat membantu secara optimal dalam permasalahan ekonomi
karena keterbatasan dana yang dimiliki. Pendanaan mahasiswa yang masih
bergantung dari orang tua menyebabkan mahasiswa hanya mampu
memberikan solusi dalam bentuk diskusi, saran, serta motivasi dalam
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Program keluarga dampingan ini merupakan program wajib yang harus
dilaksanakan oleh mahasiswa Universitas Udayana yang mengikuti kegiatan
KKN TEMATIK. Secara umum pelaksanaan program keluarga dampingan
KKN TEMATIK yang berlangsung selama kurang lebih 5 minggu dapat
berjalan dengan cukup baik. Hal ini tidak terlepas dari bantuan dan kerja sama
keluarga dampingan yang sangat koordinatif dan kooperatif dengan
mahasiswa.
Dengan adanya program keluarga dampingan ini mahasiswa mampu
bersosialisasi dan menghadapi permasalahan yang dihadapi keluarga
dampingan dengan baik. Inovasi dan kreatifitas dari mahasiswa sangat diuji
dengan adanya program ini yang berguna untuk menambah kesejahteraan
keluarga dampingan.
5.2. Rekomendasi
Program kerja yang telah dilaksanakan memberikan manfaat yang sangat
banyak baik terutama bagi penulis dalam melaksanakan kegiatan yang
dijadwalkan. Demi kelancaran pendampingan keluarga berikutnya, terdapat
beberapa saran salah satunya perlu adanya tindak lanjut dari pelaksanaan
kegiatan yang telah dilaksanakan oleh mahasiswa KKN TEMATIK sehingga
program yang telah dibuat dapat benar-benar bermanfaat dan