LANDASAN KONSEPTUAL PERANCANGAN TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dalam Memenuhi Syarat-Syarat
Guna Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur
Periode Februari 2016
PENATAAN KAWASAN DAYA TARIK WISATA
TAMAN BALI RAJA, DESA TAMANBALI-BANGLI
Oleh :
DESAK PUTU KORPIYONI
1204205062
UNIVERSITAS UDAYANA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN ARSITEKTUR (REGULER)
LANDASAN KONSEPTUAL PERANCANGAN TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dalam Memenuhi Syarat-Syarat
Guna Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur
Periode Februari 2016
PENATAAN KAWASAN DAYA TARIK WISATA
TAMAN BALI RAJA, DESA TAMANBALI-BANGLI
Oleh :
DESAK PUTU KORPIYONI
1204205062
Dosen Pembimbing:
1. Dr. Ir. Anak Agung Ayu Oka Saraswati, MT.
2. Ir. Anak Agung Gede Djaja Bharuna S, MT.
UNIVERSITAS UDAYANA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN ARSITEKTUR (REGULER)
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS UDAYANA
FAKULTAS TEKNIK - JURUSAN ARSITEKTURJalan Kampus Bukit Jimbaran - Bali
(0361) 703384, 703320 Fax : 703384
www.ar.unud.ac.id
PERNYATAAN
Judul Tugas Akhir : Penataan Kawasan Daya Tarik Wisata Taman
Bali Raja, Desa Tamanbali-Bangli
Nama : Desak Putu Korpiyoni
NIM : 1204205062
Program Studi : Arsitektur
Periode : Pebruari 2016
Dengan ini saya menyatakan bahwa Tugas Akhir ini tidak terdapat karya pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi. Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan di dalam daftar pustaka.
Denpasar, 19 April 2016
Desak Putu Korpiyoni
ABSTRACT
Design Tourist Attraction (DTW) Taman Bali Raja located at Dusun Sidawa,
Tamanbali Village, Bangli Regency. Exsisting condition of DTW Taman Bali Raja
such as Pura Taman Narmada Bali Raja around rice fields and pool. The potentials
and problems of DTW Taman Bali Raja can be proponent to determine the theme.
Green Architecture be the theme of area DTW Taman Bali Raja. Theme of Green
Architecture being DTW Taman Bali Raja into tourism destination with nuanced
friendly environment, looking for sociocultural around then environmental
conservation around stay preserve
Keywords: DTW Taman Bali Raja, Green Architecture
ABSTRAK
Daya Tarik Wisata (DTW) Taman Bali Raja terletak di Dusun Sidawa, Desa
Tamanbali, Kabupaten Bangli. Kondisi eksisting DTW Taman Bali Raja berupa
Pura Taman Narmada Bali Raja yang dikelilingi persawahan dan kolam. Potensi dan
permasalahan yang ada pada DTW Taman Bali Raja menjadi pendukung dalam
menentukan tema penataan DTW Taman Bali Raja. Tema yang digunakan pada
penataan DTW Taman Bali Raja ini adalah Green Architecture. Penggunaan tema
Green Architecture dapat menjadikan DTW Taman Bali Raja menjadi tempat wisata
yang bernuansa ramah lingkungan, memperhatikan sosio kultural, sehingga
konservasi lingkungan sekitar tetap terjaga.
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya Laporan Studio Tugas Akhir yang berjudul “Penataan Kawasan Daya Tarik Wisata Taman Bali Raja, Desa Tamanbali-Bangli” dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Penulisan laporan Studio Tugas Akhir ini sebagai syarat untuk dapat memperoleh gelar Sarjana Teknik bagi mahasiswa program S1 Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Udayana.
Penyusunan laporan Studio Tugas Akhir ini tidak terlepas dari bantuan, informasi, petunjuk, bimbingan dan saran dari berbagai pihak yang telah membantu tersusunnya laporan Studio Tugas Akhir ini. Maka daripada itu ucapan terima kasih disampaikan kepada :
1. Bapak Prof. Ir. Ngakan Putu Gede Suardana,MT.,Ph.D selaku Dekan
Fakultas Teknik Universitas Udayana
2. Ibu Dr. Ir. Anak Agung Ayu Oka Saraswati, MT. selaku Ketua Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana dan Dosen Pembimbing 1 Studio Tugas Akhir
3. Bapak Ir. I Nyoman Surata, MT. selaku Dosen Koordinator Studio Tugas Akhir
4. Bapak Ir. Anak Agung Gede Djaja Bharuna S, MT. selaku Dosen
Pembimbing 2 Studio Tugas Akhir
5. Bapak I Ketut Mudra, ST., MT. selaku Dosen Penguji 1 Studio Tugas Akhir
6. Ibu Dr. Ir. Widiastuti, MT. selaku Dosen Penguji 2 Studio Tugas Akhir 7. Ibu Ni Made Swanendri, ST.,MT. selaku Dosen Penguji 3 Studio Tugas
Akhir
8. Pemangku Dewa Aji Mangku Taman selaku Pemangku Pura Taman
Narmada Bali Raja Tamanbali, Bangli
9. Terisitimewa kepada orang tua penulis Ngakan Putu Kirim dan Desak Made Astuti dan saudara kandung penulis Desak Made Dwi Astari dan
iv
10. Kepada seluruh sahabat, dan teman-teman Arsitektur angkatan 2012 yang telah saling memberi dukungan dan semangat.
11. Kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyelesaian laporan Studio Tugas Akhir yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Laporan Studio Tugas Akhir ini tentulah memerlukan saran dan kritik yang membangun dalam penyusunan Laporan Studio Tugas Akhir ini, sehingga nantinya dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Denpasar, Pebruari 2016
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
1.4 Metode Perancangan. ... 4
1.4.1 Ide atau Gagasan Perancangan. ... 4
1.4.2 Pemahaman Terhadap Proyek Penataan Kawasan... 4
1.4.3 Konsep Penataan Kawasan DTW Taman Bali Raja. ... 6
Bali Raja Desa Tamanbali-Bangli BAB II TINJAUAN DTW TAMAN BALI RAJA 2.1 Kondisi Fisik DTW Taman Bali Raja ... 8
2.1.1 Lokasi DTW Taman Bali Raja... 8
2.1.2 Eksisting Kawasan DTW Taman Bali Raja ... 10
2.1.3 Objek Wisata Sekitar DTW Taman Bali Raja ... 18
2.2 Kondisi Non Fisik ... 20
2.2.1 Kondisi Non Fisik Desa Tamanbali ... 20
2.2.2 Kondisi Non Fisik DTW Taman Bali Raja ... 21
2.3 Sejarah Pura Taman Narmada Bali Raja ... 23
2.4 Potensi dan Permasalahan Kawasan DTW Taman Bali Raja ... 25
vi
3.1.1 Pura ... 33
3.1.2 Kawasan Tempat suci ... 34
3.1.3 Bhisama Kesucian Pura ... 34
3.2 Daya Tarik Wisata... 35
3.2.1 Tujuan Pembangunan Objek dan Daya Tarik Wisata dan ... 35
Dampak Pariwisata 3.2.2 Jenis Daya Tarik Wisata ... 37
3.2.3 Peristiwa Pariwisata ... 38
3.2.4 Pelayanan ... 40
3.3 Sistem Pengelolaan Objek Wisata dan Daya Tarik Wisata ... 41
3.4 Elemen Perancangan dalam Perancangan Kawasan ... 41
3.4.1 Tata Guna Lahan (Land Use) ... 42
3.4.2 Tata Bangunan (Building Form and Massing) ... 44
3.4.3 Sistem Sirkulasi dan Perparkiran ... 47
3.4.4 Jalur Pejalan Kaki (Pedestrian) ... 49
3.4.5 Ruang Terbuka dan Tata Hijau ... 52
3.4.6 Sistem Penanda ... 54
3.4.7 Aktifitas Pendukung ... 56
3.4.8 Preservasi dan Konservasi ... 57
3.5 Arahan Regulasi ... 59
3.6 Tinjauan Objek Sejenis ... 60
3.6.1 Daya Tarik Wisata Ulun Danu Beratan ... 61
3.6.2 Objek Wisata Kawasan Luar Pura Taman Ayun ... 68
3.6.3 Objek Wisata Taman Narmada ... 75
3.6.4 Kesimpulan Tinjauan Objek Sejenis ... 76
3.7 Spesifikasi Khusus Penataan Kawasan ... 77
Daya Tarik Wisata Taman Bali Raja 3.7.1 Pengertian Penataan Kawasan Daya Tarik Wisata Taman Bali Raja ... 77
3.7.2 Lingkup Penataan Kawasan ... 78
3.7.3 Fungsi yang Diwadahi ... 78
3.7.4 Sasaran Penataan ... 79
vii
BAB IV TEMA DAN PROGRAM PENATAAN KAWASAN
4.1 Tema ... 81
4.1.1 Pendekatan Tema ... 81
4.1.2 Rumusan Tema ... 82
4.2 Analisis Kebutuhan Pada Kawasan ... 84
4.2.1 Kebutuhan Berdasarkan Fungsi dan Kegiatan ... 84
4.2.2 Kebutuhan Berdasarkan Elemen Fisik Kawasan ... 89
4.3 Program Penataan Kawasan ... 91
4.3.1 Program Penataan Fasilitas ... 91
4.3.2 Besaran Ruang ... 96
4.3.3 Suasana Ruang ...103
4.4 Pola Sirkulasi ...107
4.4.1 Pola Sirkulasi Makro ...107
4.4.2 Pola Sirkulasi Mikro ...108
4.4.3 Organisasi Ruang ...109
4.5 Skenario Penataan ...110
4.6 Strategi Penataan ...111
BAB V KONSEP PENATAAN KAWASAN DAYA TARIK WISATA TAMAN BALI RAJA 5.1 Konsep Elemen Perancangan ...113
5.1.1 Konsep Tata Guna Lahan ...113
5.1.2 Konsep Tata Guna Bangunan ...116
5.1.3 Konsep Ruang Terbuka ...118
5.1.4 Konsep Sirkulasi dan Parkir ...120
5.1.5 Konsep Jalur Pejalan Kaki ...124
5.1.6 Konsep Penandaan ...125
5.1.7 Konsep Aktifitas Pendukung ...126
5.1.8 Konsep Konservasi dan Preservasi ...128
5.2 Konsep Utilitas ...129
5.2.1 Konsep UtilitasDrainase ...129
viii
5.2.3 Konsep Utilitas Pemadam Kebakaran...130
5.2.4 Konsep Utilitas Penyediaan Air Bersih ...131
5.2.5 Konsep Utilitas Air Kotor dan Limbah ...133
5.2.6 Konsep Utilitas Pencahayaan pada Bangunan ...134
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Peta Pulau Bali ... 10
Gambar 2.2 Peta wilayah administrasi Kabupaten Bangli ... 10
Gambar 2.3 Peta wilayah administrasi Desa Tamanbali ... 10
Gambar 2.4 Pekerjaan penduduk Desa Tamanbali ... 11
Gambar 2.5 Jalur menuju objek wisata ... 12
Gambar 2.6 Peta wilayah administrasi Desa Tamanbali ... 13
Gambar 2.7 Peta sebaran DTW Taman Bali Raja... 13
Gambar 2.8 Lokasi Pura Taman Narmada Bali Raja ... 13
Gambar 2.9 Layout renovasi Pura Taman Narmada Bali Raja ... 17
Gambar 2.10 Kondisi Pura Taman Narmada Bali Raja sebelum renovasi ... 18
Gambar 2.11 Pelinggih Dasar ... 18
Gambar 2.12 Piyasan ... 19
Gambar 2.13 Gedong Penyineban... 19
Gambar 2.14 Pelinggih Taksu Agung ... 20
Gambar 2.15 Pelinggih Padmasana... 20
Gambar 2.16 Pelinggih Gedong ... 21
Gambar 2.17 Pelinggih Meru Tumpang Telu ... 21
Gambar 2.18 Pelinggih Pengaruman... 22
Gambar 2.19 Bale Pawedan ... 23
Gambar 2.20 Pelinggih Apit Lawang... 23
Gambar 2.21 Pelinggih Lebuh ... 24
Gambar 2.22 Pelinggih Pulo ... 24
Gambar 2.23 Bale Kulkul ... 25
Gambar 2.24 Bale Gong ... 25
Gambar 2.25 Pelinggih Ida Betara Sakti Ulun Danu ... 26
Gambar 2.26 Bale Pesanekan ... 26
Gambar 2.27 Struktur organisasi Pura Taman Narmada Bali Raja ... 27
Gambar 2.28 Tata guna lahan di Pura Taman Narmada Bali Raja ... 29
Gambar 2.29 Pembagian menurut zona ... 30
x
Gambar 2.31 Area Parkir Sepeda Motor pada saat piodalan ... 32
Gambar 2.32 Pohon Kamboja dan Puring di area Pura ... 33
Gambar 2.33 Kondisi kursi taman ... 33
Gambar 2.34 Jalan setapak menuju Pura ... 33
Gambar 2.35 Tangga menuju pura ... 33
Gambar 2.36 Pedagang pada saat piodalan ... 34
Gambar 2.37 Penanda area pura... 34
Gambar 2.38 Penanda berupa tapal batas Dusun Sidawa ... 34
Dan rambu jalan tikungan Gambar 2.39 Pohon bringin sebagai konservasi dan preservasi ... 35
Gambar 2.40 Pura Taman Narmada Bali Raja sebagai ... 35
Konservasi dan Preservasi Gambar 2.41 Penerangan di area pura ... 35
Gambar 2.42 Penyediaan air bersih ... 35
Gambar 2.43 Potensi lahan kosong ... 36
Gambar 2.44 Street Furniture yang tidak terawatt ... 36
Gambar 2.45 Penggunaan material batu padas dan ukiran ... 37
Gambar 2.46 Bale Pesandekan yang belum menggunakan ... 37
Batu padas dan ukiran Gambar 2.47 Lahan kosong untuk parkir ... 38
Gambar 2.48 Ruang terbuka yang dapat dimanfaatkan ... 39
Gambar 2.49 Ruang Terbuka dengan semak belukar ... 39
Gambar 2.50 Jalur pejalan kaki pinggir area persawahan ... 40
Gambar 2.51 Kondisi jalur pejalan kaki yang ditumbuhi rumput ... 40
Gamabr 2.52 Kondisi penandaan tapal batas Dusun Sidawa ... 41
Gambar 3.1 Lokasi DTW Ulun Danu Beratan pada peta pulau Bali ... 72
Gambar 3.2 Lokasi DTW Ulun Danu Beratan ... 72
Gambar 3.3 Ilustrasi layout DTW Ulun Danu Beratan ... 74
Gambar 3.4 Preservasi dan konservasi di DTW Ulun Danu Beratan ... 75
Gambar 3.5 Pengnjung hanya dapat melihat pura dari luar ... 75
Gambar 3.6 Parkir roda empat di DTW Ulun Danu Beratan ... 75
xi
Gambar 3.8 Parkir roda dua di DTW Ulun Danu Beratan ... 76
Gambar 3.9 Area drop off di depan loket ... 76
Gambar 3.10 Restoran di DTW Ulun Danu Beratan ... 76
Gambar 3.11 Foto booth binatang di DTW Ulun Danu Beratan ... 76
Gambar 3.12 Taman bermain anak di DTW Ulun Danu Berata ... 76
Gambar 3.13 Art shop di DTW Ulun Danu Beratan ... 76
Gambar 3.14 Penandaan masuk di DTW Ulun Danu Beratan ... 77
Gambar 3.15 Penandaan arah keluar dan toilet di DTW ... 77
Ulun Danu Beratan Gambar 3.16 Penandaan untuk tidak memasuki area Pura ... 77
Penataran Beratan Gambar 3.17 Penandaan peringatan yang terdapat di ... 77
Candi bentar masuk menuju pura Gambar 3.18 Ruang terbuka hijau di DTW Ulun Danu Beratan ... 78
Gambar 3.19 Pohon cemara di DTW Ulun Danu Beratan ... 78
Gambar 3.20 Bunga pada ruang terbuka di DTW Ulun Danu Beratan ... 78
Gambar 3.21 Pohon peneduh di DTW Ulun Danu Beratan ... 78
Gamabr 3.22 Lampu Taman di DTW Ulun Danu Beratan ... 78
Gambar 3.23 Jalur pejalan kaki dengan batu sikat di DTW ... 78
Gambar 3.24 Kursi taman di DTW Ulun Danu Berata ... 79
Gambar 3.25 Patung binatang di DTW Ulun Danu Beratan ... 79
Gambar 3.26 Lokasi objek wisata kawasan luar Pura Taman Ayun... 80
Pada peta pulau Bali Gambar 3.27 Lokasi objek wisata kawasa luar Pura Taman Ayun... 80
Gambar 3.28 Ilustrasi layout objek wisata kawasan luar ... 81
Pura Taman Ayun Gambar 3.29 Parkir roda dua di objek wisata kawasan luar ... 82
Pura Taman Ayun Gambar 3.30 Parkir roda empat dan bus di objek wisata ... 82
Kawasan luar Pura Taman Ayun Gambar 3.31 Wisatawan berjalan dari area parkir menuju objek wisata ... 82
xii
Gambar 3.33 Penandaan berupa penunjuk arah untuk pengunjung disable ... 83
Gambar 3.34 Papan dilarang berhenti di parkir roda dua ... 83
Gambar 3.35 Penandaan informasi bagi pengunjung ... 83
Gambar 3.36 Penunjuk arah untuk mengelilingi pura ... 83
Gambar 3.37 Ruang terbuka di sisi utara pura ... 83
Gambar 3.38 Ruang terbuka di sisi timur pura ... 83
Gambar 3.39 Ruang terbuka di sisi depan pura ... 84
Gambar 3.40 Ruang terbuka di area Madya Mandala pura ... 84
Gambar 3.41 Jalur khusus untuk diffable menggunakan kursi roda ... 84
Gambar 3.42 Jalur pejalan kaki dengan paving dan trali ... 84
Gambar 3.43 Togog dan lampu taman di depan candi bentar menuju pura ... 85
Gambar 3.44 Bale bengong di pinggir kolam ... 85
Gambar 3.45 Area depan Pasar Tenten Taman Ayun ... 85
Gambar 3.46 Pedagang di Pasar Tenten Taman Ayun ... 85
Gambar 3.47 Lokasi Taman Narmada di peta pulau Lombok ... 86
Gambar 3.48 Lokasi Taman Narmada ... 86
Gambar 3.49 Permainan flying fox di Taman Narmada ... 87
Gambar 3.50 Kolam Taman Narmada ... 87
Gambar 4.1 Alur kegiatan pemangku ... 97
Gambar 4.2 Alur kegiatan Pengempon Pura ... 97
Gambar 4.3 Alur kegiatan Pemedek pura ... 98
Gambar 4.4 Alur kegiatan penabuh gambelan ... 98
Gambar 4.5 Alur kegiatan penari ... 98
Gambar 4.6 Alur kegiatan pecalang ... 99
Gambar 4.7 Alur kegiatan pedagang ... 99
Gambar 4.8 Alur kegiatan wisatawan ...100
Gambar 4.9 Area kegiatan pengelola ...100
Gambar 4.10 Hubungan ruang pada kawasan ...118
Gambar 4.11 Sirkulasi ruang pada kawasan ...119
Gambar 4.12 Batas-batas kawasan ...120
xiii
Gambar 4.14 Potongan tapak DTW Taman Bali Raja ...122
Gambar 4.15 Iklim pada tapak ...122
Gambar 4.16 Vegetasi pada tapak ...123
Gambar 4.17 View pada tapak ...124
Gambar4.18 Implikasi view pada tapak ...125
Gambar 4.19 Letak utilitas pada site ...126
Gambar 4.20 Implikasi tata guna lahan pada tapak ...127
Gambar 4.21 Sirkulasi eksisting pada tapak ...128
Gambar 4.22 Implikasi sirkulasi pada tapak ...129
Gambar 4.23 Skenario penataan kawasan ...131
Gambar 5.1 Pembagian zona...133
Gambar 5.2 Fungsi setiap zona ...134
Gambar 5.3 Entrance dan Out zona sakral ...134
Gambar 5.4 Entrance dan Out zona propan ...135
Gambar 5.5 Tampilan bangunan eksisting ...136
Gambar 5.6 Tampilan bangunan berbentuk persegi ...136
dengan konsep Tri Angga Gambar 5.7 Skyline pada bangunan, dengan jumlah satu lantai ...136
Gambar 5.8 Hardscape berupa batu sikat dan grass block ...137
Gambar 5.9 Jenis tanaman peneduh ...138
Gambar 5.10 Ilustrasi perancangan pohon peneduh pada ruang terbuka...138
Gambar 5.11 Ilustrasi perancangan street furniture pada ruang terbuka ...139
Gambar 5.12 Sirkulasi pada segmen 2 dan segmen 2 ...140
Gambar 5.13 Letak parkir pada segmen 1 dan segmen 2 ...141
Gambar 5.14 Dimensi space parkir roda empat kemiringan 45° ...141
Gambar 5.15 Dimensi space parkir roda empat kemiringan 90° ...141
Gambar 5.16 Dimensi space parkir roda dua kemiringan 90° ...142
Gambar 5.17 Dimensi space parkir bus kemiringan 90° ...142
Gambar 5.18 Ilustrasi konsep perancangan parkir roda empat ...142
pada segmen 1 dan segmen 2 Gambar 5.19 Ilustrasi konsep perancangan parkir roda dua ...142
xiv
Gambar 5.20 Jalur pejalan kaki yang dapat dilalui dua orang ...144
Gambar 5.21 Jalur pejalan kaki yang dapat dilalui empat orang ...144
Gambar 5.22 Jalur pejalan kaki yang dapat dilalui dua orang ...144
dan dua orang bersepeda Gambar 5.23 Dimensi dan material penandaan ...145
Gambar 5.24 Penempatan aktifitas pendukung pada segmen ...146
Gambar 5.25 Letak kios makanan pada segmen 1 ...146
Gambar 5.26 Letak fasilitas komersial pada segmen 2 ...147
Gambar 5.27 Pembatas visual untuk konservasi ...148
Gambar 5.28 Dimensi drainase ...149
Gambar 5.29 Alur supply air bersih ...151
Gambar 5.30 Peletakan air bersih pada tapak ...151
Gambar 5.31 Alur pembuangan air hujan ...152
Gambar 5.32 Alur pembuangan air kotor dari toilet ...152
Gambar 5.33 Alur pembuangan limbah ...152
Gambar 5.34 Peletakan utilitas air kotor dan limbah pada tapak ...153
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Pemanfaatan lahan Desa Tamanbali ... 9
Tabel 2.2 Jumlah penduduk Desa Tamanbali ... 11
Tabel 2.3 Jumlah kunjungan wisatawan pada objek-objek wisata ... 12
di Bali Tahun 2012-2014 Tabel 3.1 Kesimpulan Tinjauan objek sejenis ... 87
Tabel 4.1 Kebutuhan ruang ...101
Tabel 4.2 Persyaratan ruang ...103
Tabel 4.3 Jumlah pengelola...109
Tabel 4.4 Studi besaran ruang ...112
1
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang Penataan Kawasan Daya Tarik Wisata Taman Bali Raja, rumusan masalah, tujuan, dan metode perancangan.
1.1LATAR BELAKANG
2
tarik wisata buatan manusia. Kabupaten/Kota di Bali memiliki potensi, pertunjukan yang berbeda-beda bagi setiap daya tarik wisata yang ada.
Kabupaten Bangli merupakan salah satu dari 9 Kabupaten/Kota di Bali yang memiliki daya tarik wisata alam, daya tarik wisata budaya, daya tarik wisata Kabupaten Bangli disebutkan, Taman Bali Raja merupakan daya tarik wisata alam yang termasuk kedalam daya tarik wisata berupa wisata sejarah/purbakal. DTW Taman Bali Raja masuk kedalam salah satu daya tarik wisata Kabupaten Bangli, yang merupakan peninggalan sejarah dari Kerajaan Tamanbali. DTW Taman Bali Raja memiliki potensi berupa taman, yang dahulunya digunakan sebagai tempat bersemedi oleh Raja Kerajaan Tamanbali, dengan dikelilingi sawah dan terdapat kolam yang ditengah-tengah kolam tersebut terdapat Pura Taman Narmada Bali Raja, yang merupakan pura kawitan bagi seluruh warih Ksatriya Tamanbali.
Pura Taman Narmada Bali Raja berada satu kawasan dengan DTW Taman
Bali Raja. Pura Taman Narmada Bali Raja merupakan pura kawitan untuk warih
Ksatriya Tamanbali, berfungsi sebagai tempat pemujaan bagi Atma Sidha Dewata
Kerajaan Tamanbali. Piodalan di Pura Taman Narmada Bali Raja dilaksanakan setiap enam bulan sekali yaitu pada Sukra Wage Wuku Landep. Pura Taman Narmada Bali Raja terletak di pinggir kolam DTW Taman Bali Raja, sehingga untuk dapat mencapai pura harus melewati jembatan kecil di atas kolam. Pada saat piodalan berlangsung selama tiga hari, Pemedek yang datang dari seluruh Bali untuk melaksanakan persembahyangan berjumlah ribuan orang. Di area pura
Pemedek tidak bisa memasuki Utama Mandala pura dengan jumlah orang yang banyak, dikarenakan keadaan luasan Utama Mandala tidak begitu besar, sehingga
3
Taman Bali Raja adalah 96 are. Dipinggir taman terdapat hamparan sawah yang luas dan letak pura dari rumah penduduk pun tidak terlalu jauh.
Daya tarik wisata Taman Bali Raja ini sebelumnya sudah dijadikan sebagai taman rekreasi bagi masyarakat sekitar seperti memancing ikan, naik sepeda ataupun bersantai dipinggir kolam. Sampai saat ini street furniture berupa kursi taman masih ada di kawasan taman, namun dengan kondisi yang sudah tidak layak pakai, dikarenakan kurang adanya perawatan dan pengelolaan yang lebih lanjut. Kondisi eksisting dari DTW Taman Bali Raja ini dikelilingi dengan persawahan, yang dengan status kepemilikan sawah tersebut dimiliki oleh Pura Taman Narmada Bali Raja, desa adat, dan perseorangan. Sehingga untuk dapat membangun kembali potensi dari DTW Taman Bali Raja, dilakukan penataan kawasan DTW Taman Bali Raja dengan potensi-potensi berupa alam dan kondisi eksisting yang ada disekitar DTW Taman Bali Raja, sehingga menjadi suatu daya tarik selain wisata sejarah/purbakala yang terdapat di kawasan DTW Taman Bali Raja dan Pura Taman Narmada Bali Raja, yang merupakan bagian dari sejarah Kerajaan Tamanbali.
Penataan kawasan daya tarik wisata Taman Bali Raja ini akan menata DTW Taman Bali Raja untuk dijadikan objek wisata alam, sejarah dan budaya, namun dengan tetap mempertahankan radius dari kesucian Pura Taman Narmada Bali Raja. Penataan kawasan DTW Taman Bali Raja mengacu kepada konsep penataan kawasan berupa penataan konservasi dan preservasi, penataan tata guna lahan, penataan bangunan, penataan sirkulasi parkir, penataan ruang terbuka, penataan jalur pejalan kaki, penataan penandaan, dan penataan aktifitas pendukung. Konsep penataan kawasan ini nantinya akan menjadi acuan perancangan dalam penataan kawasan DTW Taman Bali Raja menjadi objek wisata yang memiliki daya tarik berupa sejarah/purbakala dan potensi alam sekitar DTW Taman Bali Raja.
1.2RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan dari uraian latar belakang diatas, maka diperlukan upaya dalam penataan kawasan daya tarik wisata Taman Bali Raja. Masalah-masalah yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut :
4
b. Potensi apa yang ada jika kawasan DTW Taman Bali Raja ditata menjadi objek wisata alam, sejarah, dan budaya?
c. Bagaimana konsep perancangan kawasan DTW Taman Bali Raja ?
1.3TUJUAN
Dapat menata kawasan DTW Taman Bali Raja berupa penataan konservasi dan preservasi, penataan guna lahan, penataan bangunan, penataan sisrkulasi dan parkir, penataan ruang terbuka, penataaan jalur pejalan kaki, penataan penandaan, dan penataan aktifitas pendukung. Membangun potensi yang ada pada sekitar DTW Taman Bali Raja berupa potensi alam, potensi budaya, dan potensi hasil buatan manusia. Penataan kawasan DTW Taman Bali Raja dirancang dengan konsep elemen perancangan kawasan, sehingga DTW Taman Bali Raja dapat ditata menjadi DTW berupa sejarah/purbakala .
1.4METODE PERANCANGAN
Penggunaan metode perancangan bertujuan untuk mempertimbangkan proses dan hasil akhir dari data yang didapat sehingga terbentuk konsep penataan kawasan yang dirancang. Tahapan metode perancangan berupa pengumpulan data yang selanjutnya dianalisis dan dievaluasi yang diharapkan dapat memecahkan seluruh permasalahan dan mendapatkan alternatif desain penataan pada Kawasan DTW Taman Bali Raja Desa Tamanbali Bangli. Berikut tahapan-tahapan proses dalam perancangan :
1.4.1 Ide atau Gagasan Perancangan
Tahapan perumusan ide atau gagasan perancangan dari Penataan Kawasan Pura Taman Narmada Bali Raja adalah :
a. Penyusunan latar belakang
b. Penyusunan rumusan masalah
c. Penyusunan tujuan
d. Penyusunan metode penelitian
1.4.2 Pemahaman Terhadap Proyek Penataan Kawasan
5
dan melakukan studi banding objek sejenis sehingga diperoleh perbandingan desain.
A. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dikelompokkan menjadi 2 jenis yaitu : 1) Data Primer
a. Observasi
Pengamatan dilakukan untuk melihat secara langsung keadaan DTW Taman Bali Raja dan mendapatkan data mengenai kondisi fisik, dan permasalahan yang ada, serta pengamatan dilakukan dengan menggunakan peralatan seperti kamera foto dan alat ukur berupa meteran.
b. Wawancara
Mengumpulkan infromasi dengan melakukan wawancara dengan narasumber dengan hal ini bersama Pemangku Pura Taman Narmada Bali Raja Tamanbali Bangli, Kepala Desa Tamanbali dan masyarakat sekitar. Narasumber yang diwawancarai yaitu :
1. Pemangku Pura Taman Narmada Bali Raja, Dewa Aji Mangku Taman pada tanggal 08 Oktober 2015 , 10 Oktober 2015
2. Kepala Desa Desa Tamanbali, I Dewa Ngurah Oka pada tanggal 10 Oktober 2015
3. Masyarakat sekitar Pura Taman Narmada Bali Raja pada tanggal 10 Oktober 2015
c. Studi Banding
Studi banding dilakukan untuk mengumpulkan data yang berasal dari objek sejenis, untuk memperoleh gambaran umum mengenai proyek yang akan dirancang. Objek sejenis yang akan digunakan sebagai studi banding kawasan pura yang berdampingan dengan objek wisata adalah:
1. Daya Tarik Wisata Ulun Danu Beratan
2. Objek Wisata Kawasan Luar Pura Taman Ayun
6
2) Data Sekunder a. Studi Literatur
Studi literatur dilakukan untuk mendapatkan pengenalan sejarah terbentuknya Pura Taman Narmada Bali Raja Tamanbali Bangli yang dapat dipergunakan sebagai acuan dalam proses perancangan.
b. Studi Instansional
Mencari data yang berkaitan dengan peraturan-peraturan kebijakan pemerintah tentang radius kesucian pura, RDTR Kecamatan Bangli dan Perda sebaran DTW.
B.Metode Analisis Data
Setelah pengumpulan data, kemudian dilakukan analisa data dengan metode sebagai berikut:
1. Metode Analisis Kuantitatif
Dalam analisis kuantitatif yang dilakukan adalah mengelompokkan data berdasarkan variable dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variable dari seluruh responden, menyajikan data tiap variable yang diteliti,
melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah
(Sugiyono,147:2014). Dalam hal ini menganalisa data dengan cara sistematis. 2. Metode Analisis Kualitatif
Dalam analisis kualitatif yang dilakukan adalah mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola dan membuat kesimpulan (Sugiyono,244:2014) Dalam hal ini menganalisis data dan membuat diagramatik seperti diagram hubungan, organisasi dan sirkulasi ruang dan disimpulkan.
1.4.3 Konsep Penataan Kawasan DTW Taman Bali Raja
Pada konsep Penataan Kawasan DTW Taman Bali Raja Desa Tamanbali-Bangli, terdapat beberapa macam konsep yang digunakan yaitu :
a. Konsep penataan konservasi dan preservasi b. Konsep penataan guna lahan
7
d. Konsep penataan sirkulasi parkir e. Konsep penataan ruang terbuka f. Konsep penataan jalur pejalan kaki
g. Konsep penataan penandaan
8
BAB II
TINJAUAN DTW TAMAN BALI RAJA
Pada bab ini akan diuraikan mengenai karakteristik, potensi dan permasalahan, dan studi kelayakan atas permasalahan yang akan digunakan untuk menentukan literatur terkait pada bab berikutnya.
2.1Kondisi Fisik DTW Taman Bali Raja
Kondisi fisik DTW Taman Bali Raja menguraikan mengenai lokasi dan letak geografis DTW Taman Bali Raja dan eksisting kawasan DTW Taman Bali Raja. Berikut uraian kondisi fisik DTW Taman Bali Raja:
2.1.1 Lokasi DTW Taman Bali Raja
9
Taman Bali Raja terletak di Dusun Sidawa Desa Tamanbali, Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli, lihat Gambar 2.1 sampai dengan Gambar 2.3
Gambar 2.1 Peta Pulau Bali Sumber : www.googlemaps.com
diakses 07/10/2015, pukul 01.17
Gambar 2.2 Peta Wilayah Administrasi Kabupaten Bangli
Sumber : RTRW Bangli,2013
10
Pencapaian DTW Taman Bali Raja dari pusat Desa Tamanbali dapat melalui jalan setapak kearah barat yang jaraknya kurang lebih 500 meter. Selain itu dapat ditempuh ke arah barat melalui jalan aspal sebelum memasuki Dusun Sidawa belok ke arah selatan dengan jarak kurang lebih 300 meter. Batas – batas dari Kawasan Pura Taman Narmada Bali Raja adalah disebelah utara adalah Pura Subak Masceti, disebelah timur adalah pemukiman, disebelah selatan adalah area persawahan, disebelah barat adalah area persawahan
2.1.2 Eksisting Kawasan DTW Taman Bali Raja
Kondisi eksisting pada kawasan DTW Taman Bali Raja dapat menjadi gambaran umum bagaimana kondisi dari DTW Taman Bali Raja sebelum diadakan penataan, sehingga dapat dianalisis potensi dan permasalahan dari Taman Bali Raja setelah meninjau kondisi eksisting dari DTW Taman Bali Raja. Berikut uraian kondisi eksisting DTW Taman Bali Raja:
A. Tata Guna Lahan
11
Gambar 2.4 Tata Guna Lahan di DTW Taman Bali Raja
Sumber : Survey Lapangan, 08/10/2015
Tangga menuju pura
Pedestrian di tengah sawah menuju pura
Area timur dari pura
Area selatan dari pura
Area jalan di selatan pura Jalan menuju pura
KETERANGAN : : Fungsi Sakral
12
Fungsi sakral pada DTW Taman Bali Raja merupakan fungsi dari seluruh kegiatan keagamaan berupa Piodalan pada Pura Taman Narmada Bali Raja. Struktur Pura Taman Narmada Bali Raja tidak berbeda dengan pembagian area pura secara umum di Bali yaitu terdiri atas Tri Mandala yaitu Utama Mandala, Madya Mandala, dan Nista Mandala, Pura Taman Narmada Bali Raja juga memiliki pembagian area pura berupa Tri Mandala yaitu Utama Mandala atau
Jeroan, Madya Mandala atau Jaba Tengah dan Nista Mandala atau Jaba Sisi
dari pura. Fungsi propan merupakan kegiatan yang mencakup pariwisata pada DTW Taman Bali Raja.
1) Kondisi Pura sebelum Renovasi
Pura Taman Narmada Bali Raja direnovasi pada tahun 2006. Renovasi pada Pura berupa bentuk dari pelinggih dan beberapa perubahan dimensi dari pelinggih dan penggunaan material yang baru yaitu batu padas hitam. Penataan
hardscape pada Utama Mandala dan Madya Mandala pura juga dilakukan dengan pemasangan berupa paving. Layout Pura Taman Narmada Bali Raja dapat dilihat pada Gambar 2.5 dan kondisi pura sebelum renovasi dapat dilihat pada Gambar 2.6
13
2) Kondisi Pura setelah Renovasi
Kondisi Pura Taman Narmada Bali Raja setelah di renovasi dapat dijelaskan dengan struktur dari pura, lihat lampiran 1
B. Tata Bangunan
Bangunan yang terdapat di DTW Taman Bali Raja hanyalah kawasan Pura Taman Narmada Bali Raja. Bangunan pelinggih yang ada di Pura Taman Narmada Bali Raja tersebar di area Utama Mandala, dan Madya Mandala. Pelinggih yang terdapat di area Utama Mandala adalah Piyasan, Pelinggih Dasar, Gedong Penyineban, Pelinggih Taksu Agung, Pelinggih Padmasana, Pelinggih Gedong, Pelinggih Meru Tumpang Telu, Bale Paselang, Bale Paruman, Bale Pawedan, dan Pelinggih Papanggungan. Pelinggih yang terdapat di area Madya Mandala adalah Apit Lawang, Pelinggih Lebuh, Pelinggih Pulo, Bale Gong, Bale Kul-kul.
14
Konsep yang digunakan pada bangunan pelinggih adalah konsep Tri Angga berupa kepala, badan, dan kaki sesuai dengan Arsitektur Tradisional Bali. Ketinggian dari setiap bangunan pelinggih pun berbeda-beda sesuai dengan jenis pelinggihnya. Penggunaan bahan bangunan pada setiap pelinggih di Pura Taman Narmada Bali Raja menggunakan bahan yang sama, diantaranya bahan penutup atap berupa ijuk pada bangunan Gedong, Bale dan Piyasan, pada meru Tumpang Telu berbahan dari batu, lihat Gambar 2.7.
C. Sirkulasi dan Parkir
Sirkulasi dari jalan menuju ke area Pura Taman Narmada Bali Raja dan area Taman Bali Raja belum termasuk kedalam kriteria ideal dari sirkulasi hal ini dikarenakan jalan yang ada tidak mendukung seluruh aktifitas sirkulasi kendaraan Pengempon pada saat upacara Piodalan dilaksanakan sehingga kepadatan pada jalur sirkulasi pun tidak terkendalikan.
Di kawasan Pura Taman Narmada Bali Raja penyediaan parkir masih belum tersedia baik dari parkir kendaraan roda dua maupun kendaraan roda empat, lihat Gambar 2.8. Sehingga pada saat upacara Piodalan dilaksanakan
Pengempon dan Pengempon pura memarkirkan kendaraan di pinggir jalan sehingga hal ini berdampak pada kepadatan sirkulasi di jalan raya sehingga kemacetan dan ketidak teraturan parkir pun terjadi. Selain itu Pengempon yang
Gambar 2.7 Pelinggih Lebuh di area Madya Mandala
15
tidak mendapatkan parkir akan memasuki area pura dari arah selatan sehingga diharuskan memarkirkan kendaraannya jauh dari pura dan melewati persawahan untuk akses menuju Pura Taman Narmada Bali Raja.
D. Ruang Terbuka
Ruang Terbuka di Kawasan Pura Taman Narmada mencakup seluruh unsur landscape yang ada di area Taman Bali Raja. Pada area Utama Mandala
dan Madya Mandala ruang terbuka berupa landscape sudah tertata dengan baik seperti penataan vegetasi berupa pohon jepun dan perkerasan berupa paving. Dan pada area Nista Mandala yaitu Taman Bali Raja belum tertata dengan baik. Taman Bali Raja di dominasi oleh semak belukar, di taman ini juga terdapat pohon-pohon seperti pohon kamboja, pohon cempaka, pohon mengkudu, pohon pisang, pohon puring, lihat Gambar 2.9. Di area taman ini juga masih terlihat meja dan kursi taman yang kondisinya sudah tidak bagus lagi, hal ini dikarenakan tidak terawatnya kursi taman yang ada, lihat Gambar 2.10.
Gambar 2.8 Area parkir sepeda motor pada saat piodalan Sumber : Survey Lapangan, 12/12/2015
Gambar 2.9 Pohon Kamboja dan puring di area pura Sumber : Survey Lapangan, 08/10/2015
16
E. Jalur Pejalan Kaki
Dikawasan Pura Taman Narmada dan di area Taman Bali Raja jalur pejalan kaki sudah disiapkan jika memasuki area pura dari arah utara, jalur pejalan kaki ini berada diantara hamparan persawahan. Namun jika mengakses pura dari arah selatan jalur pejalan kaki masih belum tersedia, sehingga
Pengempon mengakses jalan setapak yang dilalui kendaraan pada area selatan pura dan area persawahan, lihat Gambar 2.11 dan Gambar 2.12.
F. Aktifitas Pendukung
Aktifitas pendukung di kawasan Pura Taman Narmada Bali Raja tidak bersifat permanen. Aktifitas pendukung hanya ada pada saat upacara Piodalan
dilaksanakan seperti pedagang asongan dari penduduk sekitar yang membuka barang dagangannya untuk dijual kepada Pengempon disekitar area Nista Mandala pura. Namun dipinggir jalan Sidawa terdapat sebuah warung, lihat Gambar 2.13.
Gambar 2.11 Jalan setapak menuju pura Sumber : Survey Lapangan, 08/10/2015
Gambar 2.12 Tangga menuju pura Sumber : Survey Lapangan, 12/12/2015
17
G. Penandaan
Penandaan yang ada di area Taman Bali Raja tidak begitu banyak, penandaan hanya terdapat di candi bentar menuju Utama Mandala Pura Taman Narmada Bali Raja yang berfungsi sebagai penunjuk untuk arah masuk dan keluar dari dan menuju Utama Mandala berupa tulisan Ngeranjing dan
Medal. Selain itu penandaan juga terdapat pada pinggir jalan yang menunjukkan area pura dan tapal batas Dusun Sidawa, lihat Gambar 2.14 dan Gambar 2.15.
H. Preservasi dan Konservasi
Preservasi dan konservasi di Taman Bali Raja adalah Pura Taman Narmada Bali Raja, tempat pemujaan berupa pohon yang dipercayai sakral dan tidak dapat dipindahkan, selain itu area Utama Mandala dan Madya Mandala
merupakan preservasi dikarenakan sangat sakral dan suci keberadaannya sehingga harus tetap dilestarikan dan dijaga, lihat Gambar 2.16 dan Gambar 2.17.
Gambar 2.14 Penanda area pura Sumber : Survey Lapangan, 08/10/2015
Gambar 2.16 Pohon beringin sebagai konservasi dan preservasi
Sumber : Survey Lapangan, 08/10/2015
Gambar 2.15 Penanda berupa tapal batas Dusun Sidawa dan rambu jalan tikungan
Sumber : Survey Lapangan, 08/10/2015
Gambar 2.17 Pura Taman Narmada Bali Raja sebagai konservasi dan preservasi
18
I. Utilitas
Sistem utilitas yang telah tersedia di Kawasan Pura berupa utilitas seperti penerangan dan air. Penerangan pada area menuju pura menggunakan lampu jalan dan di area pura sudah tersedia penerangan diantaranya di area Utama
Mandala dan Mandya Mandala dan pinggir kolam sudah terdapat penerangan.
Selain itu saluran untuk penyediaan air bersih berupa kran pun sudah tersedia, lihat Gambar 2.18 dan Gambar 2.19.
2.1.3 Objek Wisata Sekitar DTW Taman Bali Raja
Data jumlah kunjungan wisata dibeberapa objek wisata yang melewati jalur kawasan daya tarik wisata Taman Bali Raja, nantinya dapat sebagai acuan dan studi banding dalam penentuan kapasitas dengan presentase, jumlah dari pengunjung kawasan daya tarik wisata Taman Bali Raja yang akan mengunjungi Taman Bali Raja. Berikut statistik pengunjung objek wisata dibeberapa objek wisata yang melewati jalur kawasan daya tarik wisata Taman Bali Raja, Tabel 2.1
Gambar 2.18 Penerangan di area pura
Sumber : Survey Lapangan, 08/10/2015
19
Tabel 2.1 Jumlah Kunjungan Wisatawan pada Objek-objek Wisata di Bali Tahun 2012-2014
Kabupaten Gianyar
179.030 279.154 458.184 191.419 318.564 509.983 150.331 349.993 500.324
Penulisan 62 837 899 61 739 800 95 931 1026
Sumber : Dinas Pariwisata Pemerintah Provinsi Bali, 2014
Berikut perkiraan jalur menuju objek wisata yang melewati kawasan daya tarik wisata Taman Bali Raja, lihat Gambar 2.20
Gambar 2.20 Jalur menuju objek wisata Sumber : www.googlemaps.com diakses
20
2.2 Kondisi Non Fisik
Kondisi non fisik akan diuraikan menjadi kondisi non fisik Desa Tamanbali dan kondisi non fisik DTW Taman Bali Raja. Berikut uraian kondisi non fisik:
2.2.1 Kondisi Non Fisik Desa Tamanbali
Kondisi non fisik Desa Tamanbali akan menguraikan Desa Tamanbali dari jumlah penduduk dan pekerjaan penduduk, berikut uraian kondisi fisik Desa Tamanbali:
a. Jumlah Penduduk
Jumlah seluruh penduduk di Desa Tamanbali Bangli di seluruh dusun berjumlah 7550 jiwa, lihat Tabel 2.2:
Tabel 2.2 Jumlah Penduduk Desa Tamanbali
NO DUSUN LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH
1 Dadia 302 298 600
Sumber : Humas Desa Tamanbali , diakses 06-10-2015
Jumlah penduduk Desa Tamanbali setiap banjar dapat menjadi sumber data dalam penentuan kapasitas dari Pengempon Pura Taman Narmada Bali Raja. Pengempon dari Pura Taman Narmada Bali Raja meliputi Banjar Adat
Dadia dengan jumlah 87 Kepala Keluarga. Pengempon yang datang merupakan
warih Maha Gotra Tirta Harum dan seluruh masyarakat Desa Pakraman Tamanbali.
b. Pekerjaan Penduduk
21
Dari statistik Desa Tamanbali berdasarkan pekerjaan penduduk pada Gambar 2.4, maka dapat dikaitkan dari jenis pekerjaan apa saja yang nantinya dapat sebagai kegiatan pendukung pada kawasan daya tarik wisata Taman Bali Raja, sehingga penduduk sekitar DTW mendapat dampak positif dari adanya DTW Taman Bali Raja inikarena dapat membuka lapangan pekerjaan bagi penduduk yang belum atau tidak bekerja, pedagang, dan pekerjaan lainnya.
2.2.2 Kondisi Non Fisik DTW Taman Bali Raja
Kondisi non fisik DTW Taman Bali Raja menguraikan mengenai upacara keagamaan pada Pura Taman Narmada Bali Raja dan Pengelolaan Pura Taman Narmada Bali Raja yang merupakan daya tarik yang ada, sehingga dapat menjadi gambaran dari suasana Pura Taman Narmada Bali Raja pada saat
Piodalan berlangsung.
a. Upacara Keagamaan
Upacara Piodalan pada Pura Taman Narmada Bali Raja tidak hanya saja dilaksanakan setiap enam bulan sekali tetapi setiap hari besar keagamaan juga dilaksanakan Piodalan diantaranya :
1. Upacara Piodalan
Piodalan dilaksanakan setiap enam bulan sekali yaitu pada Sukra Wage
Wuku Landep. Pemedek yang datang untuk melakukan persembahyangan tidak
saja dari pengempon pura namun dari seluruh keturunan dari Ksatria Tamanbali di seluruh Bali. Pelaksanaan Piodalan berlangsung selama 3 hari.
Gambar 2.21 Pekerjaan Penduduk Desa Tamanbali
22
Pada saat Piodalan pertunjukan berupa tari-tarian pun dilaksanakan seperti Tari Rejang, dan Tari Pendet.
2. Upacara Hari Besar
Selain pada saat Piodalan yang dilaksanakan setiap enam bulan sekali, pada saat perayaan hari besar seperti Galungan dan Kuningan banyak pemedek yang melakukan persembahyangan di Pura Taman Narmada Bali Raja baik dari
Pemedek Desa Tamanbali maupun Pemedek dari kawitan Tirtha Harum.
b. Pengelola Pura
Menurut wawancara yang dilakukan dengan Pemangku Dewa Aji Mangku Taman pada 08 Oktober 2015, Pura Taman Narmada Bali Raja belum memiliki struktur organisasi kepengurusan yang tertulis, namun jika dilihat dari saat piodalan dapat diuraikan sebagai berikut, lihat gambar 2.22
Pada saat upacara Piodalan dilaksanakan, penyangra piodalan Pura Taman Narmada Bali Raja sudah mempersiapkan seluruh rentetan dalam menyambut Piodalan yang jatuh setiap Sukra Wage Landep. Penyangra piodalan telah mempersiapkan segala jenis upakara yang diperlukan, dengan sistem gotong royong (ngayah) yang dilaksanakan di area Pura Taman Narmada Bali Raja. Pemedek yang datang dari seluruh bali setiap harinya pada saat Piodalan dilaksanakan berjumlah ribuan orang, sehingga pada saat
Piodalan pasti selalu ramai dan mengantri untuk melakukan persembahyangan, melihat area Utama Mandala dan Madya Mandala dari pura tidak terlalu luas.
Pemangku Pura Taman Narmada Bali Raja
Penyangra piodalan : 1. Desa Pakraman Guliang Kangin 2. Desa Pakraman Tamanbali
Pemedek :
Ksatria Tamanbali Maha Gotra Tirta Harum
23
2.3 Sejarah Pura Taman Narmada Bali Raja
Informasi dari berdirinya Pura Taman Narmada Bali Raja dan sejarah Ksatria Tamanbali diperoleh dari Babad Satria Tamanbali dan didukung dari hasil wawancara dengan pemangku Pura Taman Narmada Bali Raja yaitu Dewa Aji Mangku Taman pada Kamis, 08 Oktober 2015. Asal mula didirikannya Pura Taman Narmada Bali Raja ini diceritakan bahwa Sanghyang Subali memiliki ikatan darah dengan Sanghyang Aji Rembat. Sanghyang Aji Rembat berpesraman di Kentel Gumi, Sanghyang Subali ini bertempat tinggal di Gunung Agung atau Gunung Tohlangkir, Sanghyang Sekar Angsana bertempat tinggal di Gelgel. Ida Mas Kuning bertempat di Pucak Tuluk Biu Gunung Abang, Kintamani. Begitu juga dengan saudara-saudara yang lainnya memiliki tempat tinggal di lokasi yang berbeda.
Sanghyang Subali sekembalinya dari Gunung Agung merasa lelah dan kehausan karena menempuh perjalanan jauh. Sesampainya di Sungai Melangit Sanghyang Subali menancapkan tongkat yang dibawa beliau di sebuah batu besar di tebing sungai. Setelah beliau menancapkan tongkat tersebut keluarlah air dari batu besar tersebut yang berbau harum yang keharumannya tercium hingga ke Tegalwangi dan seorang gadis cantik yang bernama Dewi Njung Asti, karena keharuman dari air tersebut kemudian air itu diberi nama Tirta Harum. Dewi Njung Asti ditugaskan untuk menjaga air yang berbau wangi tersebut. Tidak saja tercium didaratan, keharuman dari Tirtha Harum pun tercium hingga ke Wisnu Loka, sehingga Hyang Wisnu mencium keharuman air tersebut. Lalu Hyang Wisnu memutuskan untuk turun ke dunia dan mandi disana. Pada saat Hyang Wisnu mandi beliau melihat Dewi Njung Asti. Dewi Njung Asti melihat air mani Hyang Wisnu dan memakannya dan akhirnya Dewi Njung Asti hamil. Pada saat Dewi Njung Asti hamil Hyang Wisnu menemui Dewi Njung Asti dan bertanya mengenai asal usul dari dirinya. Lalu Dewi Njung Asti diajak ke Wisnu Loka.
24
merupakan putra dari Dewi Njung Asti dengan Hyang Wisnu yaitu Sang Gangga Tirta. Sang Gangga Tirta dibawa oleh Sanghyang Subali ke Tirta Harum. Sesampainya di Tirta Harum Sang Gangga Tirta dirawat oleh Sanghyang Aji Rembat dan Sanghyang Subali kembali ke Tolangkir. Nama Sang Gangga Tirta lalu diganti menjadi Sang Anom. Sang Anom tumbuh menjadi remaja putra yang rupawan dan pindah ke Rewataka Singasara (Jero Puri).
Hubunganpun terjalin antara Sang Anom dengan Ni Dewi Ayu Mas, dikarenakan Ni Dewi Ayu Mas terus tinggal di Tamanbali, dikarenakan Ni Dewi Ayu Mas sakit jika tinggal di Gelgel. Ni Dewi Ayu Mas pun hamil anak dari Sang Anom. Sanghyang Sekar Angsana amat marah mendengar berita tersebut dan memerintahkan prajurit untuk membunuh Sanghyang Aji Rembat dan Sang Anom di Tamanbali. Sang Anom tertangkap dan dibawa ke Gelgel. Sesampainya di Gelgel, Sanghyang Sekar Angsana memerintahkan untuk menangkap Sanghyang Aji Rembat. Sanghyang Subali turun dari Tolangkir menuju Gelgel dan menceritakan asal usul dari Sang Anom kepada Sanghyang Sekar Angsana dan meminta agar Sang Anom memperistri Dewi Ayu Mas.Sanghyang Sekar Angsana sangat menyayangi Sang Anom dan membuatkan Sang Anom Puri disebelah utara pasar Gelgel yang bernama Puri Denpasar atau Puri Kilian. Namun karena merasa tidak nyaman Sang Anom dan Dewi Ayu Mas kembali ke Tamanbali.
25
Dawa yang sekarang disebut Sidawa sampai diutara beliau menjumpai tanah yang menyerupai sebuah bukit, dilihatnya tanah tersebut bergerak naik sedikit demi sedikit, karena I Dewa Garba Jata terus memperhatikan tanah tersebut pun berhenti bergerak sehingga diberi nama Bukit Buwung. Dari atas Bukit Buwung I Dewa Garba Jata melihat asap di selatan dan kemudian beliau kembali ke selatan dan bertemulah I Dewa Garba Jata dengan ayahnya di Pura Taman di Pelinggih Pulo. Dari pelinggih inilah I Dewa Garba Jata melihat kepulan asap, sehingga pelinggih ini diberi nama Pelinggih Pulo.
Sang Anom lalu memberi pesan kepada I Dewa Garba Jata untuk kembali pulang dan menjaga ibunya, maka I Dewa Garba Jata kembali pulang ke Jero Puri dan menceritakan semuanya kepada ibunya. Sang Anom Bagus memiliki kesaktian yang luar biasa maka kemudian Sang Anom Bagus mendirikan Kerajaan Tamanbali. Dalam amsa pemerintahannya inilah kemudian Sang Anom mendirikan suatu tempat pemujaan yakni Pura Kawitan Mahagotra Tirta Harum dan juga Taman Narmada Bali Raja (Dwijendra, 2010).
Berdasarkan wawancara dengan Pemangku Pura Taman Narmada Bali Raja pada 08 Oktober 2015, pada tahun 1970 muncul seekor ular berkepala tiga dari tengah taman, pengelingsir Maha Gotra Tirta Harum meyakini hal tersebut merupakan petunjuk dari leluhur untuk tetap memperhatikan Pura Taman Narmada Bali Raja, sehingga pada tahun 1972 Pura Taman Narmada dikembangkan dan dilengkapi dengan natar yang difungsikan untuk tempat persembahyangan yang tepat berada di sebelah timur Pelinggih Pulo. Pada tahun 1974 Karya Agung pertama kali dilaksanakan di Pura Taman Narmada Bali Raja. Dan pada tahun 2006 pemugaran terhadap pelinggih dilakukan melihat kondisi Pelinggihpura yang telah rusak, dan ditambahkan bale gong serta penataan layout pada area pura , sehingga sirkulasi yang nyaman pun tercipta saat Piodalan
dilaksanakan.
2.4Potensi dan Permasalahan Kawasan DTW Taman Bali Raja
26
A.Tata Guna Lahan
1. Potensi
DTW Taman Bali Raja memiliki potensi tata guna lahan dengan pengelompokan berupa aktifitas, fungsi dan karakter dari lahan. Fungsi yang mendukung aktifitas pada DTW Taman Bali Raja, seperti fungsi komersial, fungsi rekreasi, fungsi service. Dengan adanya pengelompokan dari setiap aktifitas, fungsi, dan karakter lahan akan memudahkan penataan dan perencanaan baik secara makro ataupun mikro. Lahan yang ada akan disesuaikan dengan pengelompokan sesuai aktifitas, fungsi dan karakter lahan, lihat Gambar 2.23
2. Permasalahan
Tidak adanya pengelompokan sesuai aktifitas, fungsi, dan karakter lahan sehingga potensi lahan yang ada pada DTW Taman Bali Raja belum secara optimal.
B.Tata Bangunan
1. Potensi
Penggunaan material dari batu padas hitam yang mendominasi pada pelinggih-pelinggih di area pura, dengan ukiran Arsitektur Tradisional Bali, lihat Gambar 2.24.
27
2. Permasalahan
Bale Pesandekan sebagai bangunan pendukung yang terdapat di Nista Mandala tidak selaras dalam penggunaan material seperti pelinggih-pelinggih utama yang ada di area Utama Mandala dan Madya Mandala, lihat Gambar 2.25.
C.Sirkulasi dan Parkir
1. Potensi
Komponen sirkulasi (pejalan kaki, kendaraan bermotor, street furniture)
dapat dipisahkan sehingga sirkulasi dan parkir akan menjadi efisien. Sirkulasi untuk civitas kegiatan sakral dan kegiatan propan dapat dipisahkan. Penggunaan
Gambar 2.24 Penggunaan material batu padas dan ukiran Sumber : Survey Lapangan, 08/10/2015
28
jenis parkir dapat berupa parkir di luar jalan (off street parking) yang dalam bentuk parkir terbuka, lihat Gambar 2.26
2. Permasalahan
Komponen sirkulasi (pejalan kaki, kendaraan bermotor, street furniture)
masih menjadi satu sehingga efisiensi dalam sirkulasi tidak tercipta, parkir masih pada badan jalan (on street parkir)
D.Ruang Terbuka
1. Potensi
Ruang terbuka pada DTW Taman Bali Raja menurut penggolongan ruang terbuka menurut kegiatannya dapat dijadikan sebagai ruang terbuka aktif, karena kegiatan didalamnya terkesan mengundang, sehingga akan dijadikan sebagai tempat bermain, tempat rekreasi dan bersantai, lihat Gambar 2.27
Gambar 2.26 Lahan kosong untuk parkir Sumber : Survey Lapangan, 08/10/2015
29
2. Permasalahan
Belum dimanfaatkannya ruang terbuka yang ada pada Taman Bali Raja dari aspek aktifitas yang pernah ada, sehingga fungsi yang ada tidak menjadi optimal, lihat Gambar 2.28.
E.Jalur Pejalan Kaki
1. Potensi
Jalur pejalan kaki pada DTW Taman Bali Raja dapat menggunakan tipe jalur pejalan kaki yaitu jalur pedestrian penuh yang dirancang sepenuhnya untuk pejalan kaki tanpa adanya kendaraan yang melintas, yang nantinya dirancang di dalam kawasan taman. Jalur semi pedestrian pada area parkir dengan kecepatan kendaraan 10 km/jam, lihat gambar 2.29
Gambar 2.28 pemanfaatan yang belum optimal pada ruang terbuka hijau Sumber : Survey Lapangan, 08/10/2015
30
2. Permasalahan
Tidak adanya keseimbangan antara penggunaan jalur pejalan kaki dengan jalur kendaraan, masyarakat sekitar yang mengakses persawahan melalui DTW Taman Bali Raja mengendarai kendaraannya pada jelur pejalan kaki sehingga elemen yang digunakan pada jalur pejalan kaki tersebut mengalami kerusakan dan kesan menarik dan nyaman pun tidak ada, lihat Gambar 2.30
F.Aktifitas Pendukung
1. Potensi
Aktifitas pendukung perlu diadakan di kawasan Pura Taman Narmada Bali Raja,dan untuk menunjang kegiatan komersial di DTW Taman Bali Raja nantinya, sehingga pada saat Piodalan Pengempon ,Pemedek dan pengunjung dapat memanfaatkan semua aktifitas pendukung berupa fasilitas komersial yang ada seperti warung, restoran, art shop. Aktifitas pendukung ini nantinya akan dekat dengan jalur pejalan kaki dan ruang terbuka.
2. Permasalahan
Belum adanya aktifitas pendukung di kawasan pura seperti toilet, warung, bale bengong. Sehingga pengadaan aktifitas pendukung tersebut nantinya akan
sangat bermanfaat bagi Pemedek Pura, Pengempon, dan pengunjung DTW Taman
Bali Raja.
31
G.Penandaan
1. Potensi
Penandaan pada DTW Taman Bali Raja sesuai kriteria perancangan sistem petanda, penampilan petanda memiliki elemen dekoratif, penyajian lebih dari satu bahasa, penempatan petanda pada dinding bangunan yang telah ada ataupun dengan sendirinya.
2. Permasalahan
Petanda yang penempatannya tidak sesuai dengan faktor lingkungan sekitar dan visual yang terkesan kurang, sehingga tidak terlihat dengan jelas penadaan yang telah ada, lihat Gambar 2.31