• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA PENGALAMAN KERJA DENGAN KUALITAS TES BUATAN GURU PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI : Studi Korelasi terhadap Guru Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di SMA Negeri se-Kota Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA PENGALAMAN KERJA DENGAN KUALITAS TES BUATAN GURU PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI : Studi Korelasi terhadap Guru Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di SMA Negeri se-Kota Bandung."

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

yuniarti, 2015

hubungan antara pengalaman kerja dengan kualitas tes buatan guru pada mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

HUBUNGAN ANTARA PENGALAMAN KERJA DENGAN KUALITAS TES BUATAN GURU PADA MATA PELAJARAN

TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

(Studi Korelasi terhadap Guru Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di SMA Negeri se-Kota Bandung)

S K R I P S I

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Menempuh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan

Oleh:

Y U N I A R T I 0 8 0 5 9 4 6

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN

DEPARTEMEN KURIKULUM DAN TEKNOLOG I PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

(2)
(3)

HUBUNGAN ANTARA PENGALAMAN KERJA DENGAN KUALITAS TES BUATAN GURU PADA MATA PELAJARAN

TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

(Studi Korelasi terhadap Guru Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di SMA Negeri se-Kota Bandung)

Oleh Y U N I A R T I

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Yuniarti 2015

Universitas Pendidikan Indonesia Agustus 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(4)

HALAMAN PENGESAHAN

Y U N I A R T I 0 8 0 5 9 4 6

HUBUNGAN ANTARA PENGALAMAN KERJA DENGAN KUALITAS TES BUATAN GURU PADA MATA PELAJARAN

TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

(Studi Korelasi terhadap Guru Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di SMA Negeri se-Kota Bandung)

Disetujui dan disahkan oleh pembimbing :

Pembimbing I

Drs. H. Toto Fathoni, M.Pd. NIP 19600508 198503 1 003

Pembimbing II

Dr. Cepi Riyana, M.Pd. NIP 19751230 200112 1 001

Mengetahui,

Ketua Departemen

Kurikulum dan Teknologi Pendidikan

Dr. Rudi Susilana, M.Si. NIP 19661019 199102 1 001

Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan

(5)

yuniarti, 2015

hubungan antara pengalaman kerja dengan kualitas tes buatan guru pada mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Yuniarti (0805946). Hubungan Antara Pengalaman Kerja dengan Kualitas Tes Buatan Guru pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (Studi Korelasi Terhadap Guru TIK di SMA Negeri se Kota Bandung).

Skripsi Departemen Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia. Tahun 2015.

Penelitian ini berusaha menjawab permasalahan penelitian yang bertitik tolak dari rumusan berikut: (1) Bagaimanakah pengalaman mengajar guru TIK di SMA Negeri Kota Bandung (2) Bagaimanakah kualitas tes buatan guru TIK di SMA Negeri Kota Bandung (3) Apakah ada hubungan antara pengalaman mengajar dengan kualitas tes buatan guru. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif korelasional. Subjek penelitian ini adalah 15 orang Guru Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dari SMA Negeri se Kota Bandung. Instrumen angket dan pedoman studi dokumentasi digunakan sebagai alat pengumpul data penelitian. Teknik analisis data menggunakan

Spearman’s Rank Correlation untuk mengetahui bagaimana tingkat hubungan kedua variabel. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, secara umum dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara pengalaman kerja dengan kualitas tes buatan guru pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di SMA Negeri se Kota Bandung. Secara khusus dapat disimpulkan bahwa: (1) Berdasarkan hasil rata-rata skor jawaban responden secara keseluruhan menunjukkan bahwa pengalaman kerja guru pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di SMA Negeri se Kota Bandung termasuk kategori Tinggi (2) Berdasarkan hasil rata-rata skor jawaban responden secara keseluruhan menunjukkan bahwa kualitas tes buatan guru pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di SMA Negeri se Kota Bandung termasuk kategori Tinggi (3) Setelah dilakukan penghitungan dan pengujian hipotesis maka dapat disimpulkan bahwa hubungan antara pengalaman kerja dengan kualitas tes buatan guru pada mata pelajaran Teknologi Infomasi dan Komunikasi (TIK) di SMA Negeri se Kota Bandung adalah Sangat Kuat dengan tingkat probabilitas 0,05. Hal ini menunjukkan pengalaman kerja memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap kualitas tes yang dibuat oleh guru.

(6)

ABSTRACT

Yuniarti (0805946). The Correlation Between Work Experience and Teacher’s Made-Test Quality on Information and Communication Technology (correlation studies for Information and Communication Technology teacher in Senior High School on Bandung).

A Research of Curriculum Department and Education Technology, Faculty of Education, Indonesian University of Education. 2015.

This studies try to answer the problem of research which starts from the research questions: (1) How is the work experience of teachers of ICT in Senior High School on Bandung (2) How does the quality of teacher-made tests of ICT in Senior High School on Bandung (3) Is there a correlation between work experience and the quality of teacher-made tests. The method used in this studies is descriptive correlational. The subjects were 15 teachers of Information and Communication Technology (ICT) in Senior High School on Bandung. Questionnaires and guidelines used documentation study as research data collection tool. Data were analyzed using Spearman's Rank Correlation to determine how the level of relations between the two variables. Based on the research that has been conducted, in general it can be concluded that there is a positive and significant relationship between work experience with the quality of teacher-made tests on the subjects of Information and Communication Technology (ICT) in Senior High School on Bandung. In particular it can be concluded that: (1) Based on the average score of respondents as a whole shows that the work experience of teachers on the subjects of Information and Communication Technology (ICT) in High category (2) Based on the results shows The average overall score of respondents indicate that the quality of teacher-made tests on the subjects of Information and Communication Technology (ICT) in High category (3) After the counting process and hypothesis testing, the conclution is (it can be concluded that) the relationship between work experience with quality teacher-made tests on the subjects of information and Communication Technology (ICT) in all of Senior High School on Bandung is significant correlation, Very Strong with a probability level of 0.05. This shows the work experiences had a profound influence on the teacher’s made-test quality.

(7)

Yuniarti , 2015

Hubungan antara pengalaman kerja dengan kualitas tes buatan guru pada mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

(8)

Yuniarti , 2015

Hubungan antara pengalaman kerja dengan kualitas tes buatan guru pada mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. Kerangka Berpikir ... 41

D. Populasi dan Sampel ... 42

E. Definisi Operasional ... 44

F. Instrumen Penelitian ... 45

G. Prosedur Penelitian ... 47

H. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data ... 47

BAB 4 TEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Hasil Penelitian 1. Gambaran Pengalaman Kerja Guru ... 52

2. Gambaran Kualitas Tes Buatan Guru ... 57

3. Gambaran Hubungan Antara Pengalaman Kerja dengan Kualitas Tes Buatan Guru pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) (Variabel X dan Variabel Y) 61 B. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Pembahasan Pengalaman Kerja Guru ... 67

2. Pembahasan Kualitas Tes Buatan Guru ... 74

3. Pembahasan Hubungan Antara Pengalaman Kerja dengan Kualitas Tes Buatan Guru Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) ... 78

BAB 5 SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan ... 81

B. Rekomendasi ... 82

DAFTAR PUSTAKA ………...……… 83 LAMPIRAN

(9)

Yuniarti , 2015

Hubungan antara pengalaman kerja dengan kualitas tes buatan guru pada mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Hubungan Antar Variabel ... 40

Tabel 3.2 Cluster SMA Negeri di Kota Bandung Tahun 2012 ... 41

Tabel 3.3 Sampel Penelitian ... 43

Tabel 3.4 Skala Likert ... 47

Tabel 3.5 Skala Guttman ... 48

Tabel 3.6 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Terhadap Koefisien Korelasi ... 51

Tabel 4.1 Rata-rata Nilai Indikator Variabel X (Pengalaman Kerja Guru) ... 53

Tabel 4.2 Rata-rata Nilai Indikator Variabel Y (Kualitas Tes Buatan Guru) ... 58

Tabel 4.3 Uji Normalitas ... 62

Tabel 4.4 Korelasi Pengalaman Kerja dengan Kualitas Tes ... 64

(10)

Yuniarti , 2015

Hubungan antara pengalaman kerja dengan kualitas tes buatan guru pada mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GRAFIK

Gambar 3.1. Kerangka Berpikir ... 41

Grafik 4.1 Skor Rata-rata Kualifikasi Akademik... 54

Grafik 4.2 Skor Rata-rata Aktivitas di Luar Mengajar... 55

Grafik 4.3 Skor Rata-rata Prestasi Guru... 56

Grafik 4.4 Skor Rata-rata Kualitas Aspek Materi Soal Buatan Guru ... 59

Grafik 4.5 Skor Rata-rata Kualitas Aspk Konstruksi ... 60

(11)

yuniarti, 2015

hubungan antara pengalaman kerja dengan kualitas tes buatan guru pada mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Evaluasi menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari proses pembelajaran

serta memiliki posisi penting dalam sistem pendidikan. Suharsimi Arikunto (2004,

hlm. 1) menjelaskan “Evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk

menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan”. Konteks evaluasi

yaitu sebagai proses menilai sampai sejauh mana tujuan pendidikan dapat

tercapai. Adapun hasil proses evaluasi akan menjadi representasi dari kualitas

pembelajaran, lebih lanjut hal tersebut akan menjadi gambaran keberhasilan

proses pendidikan secara makro.

Evaluasi menjadi salah satu komponen penting dan tahap yang harus ditempuh oleh guru untuk mengetahui efektifitas pembelajaran. Feedback yang

diperoleh dari hasil evaluasi selanjutnya digunakan sebagai bahan perbaikan maupun penyempurna program dan kegiatan pembelajaran.

Lehman (dalam Ana Ratna Wulan, 2005) mengemukakan bahwa:

Berdasarkan tujuannya, terdapat pengertian evaluasi sumatif dan evaluasi formatif. Evaluasi formatif dinyatakan sebagai upaya untuk memperoleh feedback perbaikan program, sementara evaluasi sumatif merupakan upaya menilai manfaat program dan mengambil keputusan’. (hlm. 6)

Pemahaman guru tentang pengertian penilaian, objek penilaian, teknik

penilaian dan jenis penilaian dalam pembelajaran sangat penting karena akan mempengaruhi hampir seluruh aktivitas penilaian. Sesuai dengan Peraturan

Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Pasal 64

Ayat 1 bahwa penilaian hasil belajar oleh guru dilakukan secara

berkesinambungan untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil dalam

bentuk ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan

(12)

yuniarti, 2015

hubungan antara pengalaman kerja dengan kualitas tes buatan guru pada mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adams dan Dickley (dalam Hamalik, 1980, hlm 115-120) mengungkapkan

bahwa “Guru memiliki peran sebagai instructor (pengajar), conselor

(pembimbing), scientist (ilmuan), dan person (pribadi)”. Guru sebagai pengajar bertugas memberikan pengajaran di dalam kelas, mengelola kelas, dan

mengevaluasi kemajuan hasil belajar peserta didik.

Djamarah (2002, hlm. 73-74), mengemukakan:

Dalam proses pendidikan di sekolah, guru memegang tugas ganda yaitu sebagai pengajar dan pendidik. Sebagai pengajar guru bertugas menuangkan sejumlah bahan pelajaran ke dalam otak anak didik, sedangkan sebagai pendidik guru bertugas membimbing dan membina anak didik agar menjadi manusia susila yang cakap, kreatif, dan mandiri. Baik mengajar maupun mendidik merupakan tugas dan tanggung jawab guru sebagai tenaga profesional.

Penilaian menjadi kegiatan yang sangat penting karena dapat memberikan umpan balik baik bagi guru maupun peserta didik. Bagi guru, penilaian akan

memberikan informasi mengenai sejauh mana kemampuan peserta didik dalam

mencapai kompetensi tertentu, selain itu akan diketahui pula sejauh mana

ketepatan dari penggunaan metode belajar yang digunakan di dalam kelas. Bagi

peserta didik, penilaian akan memberikan pengaruh terhadap perilaku belajarnya

sehingga termotivasi untuk berprestasi lebih baik lagi.

Dalam melakukan penilaian, dibutuhkan instrumen (alat ukur) dalam bentuk

tes maupun non-tes sebagai alat pengambil keputusan. Dalam praktiknya, terdapat syarat-syarat tertentu dalam membuat instrumen yang baik sehingga data yang

dihasilkan akurat dan representatif. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Arifin (2011, hlm. 69) bahwa “Karakteristik instrumen evalusi yang baik adalah valid,

reliabel, relevan, representatif, praktis, diskriminatif, spesifik dan proporsional”.

Nurung (dalam Ana Rofiati dkk., 2013, hlm. 2008) mengungkapkan bahwa:

(13)

yuniarti, 2015

hubungan antara pengalaman kerja dengan kualitas tes buatan guru pada mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Terdapat dua jenis tes yang dapat digunakan untuk keperluan evaluasi

pembelajaran yakni; tes yang telah terstandarisasi (Standardized test), dan tes

buatan guru (Teacher-made test). Standardized test adalah tes yang telah mengalami proses standarisasi, yakni proses validitas dan reliabilias, sehingga tes

tersebut benar-benar valid (sahih) dan reliable (ajeg) untuk suatu tujuan dan bagi kelompok tertentu. Contoh standardized test adalah Ujian Nasional yang dikelola

langsung oleh pemerintah pusat. Sementara tes buatan guru merupakan tes yang

disusun langsung oleh guru. Pada umumnya tes buatan guru dipergunakan secara

terbatas pada suatu kelas atau sekolah.

Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) mulai

diperkenalkan sejak diterapkannya Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK).

Adapun tujuan dari mata pelajaran TIK untuk jenjang SMA/MA dan sederajat

adalah untuk memperoleh kompetensi lanjut akan ilmu pengetahuan dan teknologi serta membudayakan berpikir ilmiah secara kritis, kreatif, dan mandiri. Sesuai

dengan visi mata pelajaran TIK yang dikeluarkan Departemen Pendidikan

Nasional bahwa:

Visi mata pelajaran TIK yaitu agar siswa dapat menggunakan perangkat Teknologi Informasi dan Komunikasi secara tepat dan optimal untuk mendapatkan dan memproses informasi dalam kegiatan belajar, bekerja, dan aktivitas lainnya sehingga siswa mampu berkreasi, mengembangkan sikap inisiatif, mengembangkan kemampuan eksplorasi mandiri, dan mudah beradaptasi dengan perkembangan yang baru.

Sebagai tenaga profesional, guru TIK dituntut bukan hanya dalam segi

penguasaan teknologi informasi saja, namun juga dalam melakukan penilaian

hasil belajar. Guru dituntut untuk memiliki kualifikasi dan standar sesuai dengan

yang tercantum di dalam Permendiknas No. 16 Tahun 2007 tentang Kualifikasi

Akademik dan Standar Kompetensi Guru yang menyatakan bahwa salah satu

kompetensi inti guru adalah menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan

hasil belajar. Kompetensi inti tersebut dijabarkan dalam tujuh kompetensi, yaitu:

(14)

yuniarti, 2015

hubungan antara pengalaman kerja dengan kualitas tes buatan guru pada mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. menentukan aspek-aspek proses dan hasil belajar yang penting untuk dinilai dan dievaluasi sesuai dengan karakteristik mata pelajaran yang diampu,

3. menentukan prosedur penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar, 4. mengembangkan instrumen penilaian dan evaluasi proses dan hasil

belajar,

5. mengadministrasikan penilaian proses dan hasil belajar secara berkesinambungan dengan mengunakan berbagai instrumen,

6. menganalisis hasil penilaian proses dan hasil belajar untuk berbagai tujuan, dan,

7. melakukan evaluasi proses dan hasil belajar.

Menyadari tuntutan kompetensi guru dalam Permendiknas tersebut, dapat

diketahui bahwa salah satu kompetensi yang harus dimiliki seorang guru adalah

mengembangkan instrumen penilaian serta evaluasi proses dan hasil belajar.

Proses penilaian hasil belajar harus dilaksanakan sesuai dengan standar yang telah ditentukan dalam standar penilaian pendidikan sesuai Permendiknas

No. 20 Tahun 2007 bahwa standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian

hasil belajar peserta didik. Dalam proses penilaian dan evaluasi hasil belajar

peserta didik diperlukan instrumen penilaian yang valid dan reliabel sehingga

dapat mengukur tingkat ketercapaian kompetensi peserta didik. Dalam menyusun

instrumen penilaian yang valid dan reliabel, guru harus mengkaji dan menelaah

setiap butir soal yang dibuatnya sehingga diperoleh soal yang bermutu sebelum

diujikan pada peserta didik. Instrumen yang baik akan memberikan informasi

akurat mengenai ketercapaian kompetensi peserta didik.

Berdasarkan hasil supervisi dan evaluasi keterlaksanaan KTSP dan

masukan pada pelaksanaan bimtek, masih banyak ditemukan guru yang belum memahami dan belum mampu menganalisis butir soal serta menginterpretasikan

hasil analisisnya. Kondisi tersebut mengakibatkan hasil penilaian peserta didik

(15)

yuniarti, 2015

hubungan antara pengalaman kerja dengan kualitas tes buatan guru pada mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kelemahan kegiatan penilaian hasil belajar di lembaga pendidikan pada

umumnya terletak pada kemampuan guru untuk mengkonstruksikan butir soal,

bukan pada bentuk dan tipe butir soal seperti anggapan pada umumnya. Masih sering muncul anggapan bahwa tipe butir soal uraian lebih baik jika dibandingkan

dengan tipe butir soal objektif. Padahal butir soal dengan tipe apapun jika dikonstruksikan dengan baik dan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai maka

dapat digunakan sebagai instrumen yang representatif untuk mengukur

kemampuan peserta didik. Sehingga, jika masih ada anggapan bahwa suatu bentuk

atau tipe butir soal akan lebih baik dari butir soal yang lain, maka anggapan

tersebut perlu diuji melalui penelitian terlebih dahulu.

Begitu pentingnya mengkonstruksi butir soal agar dapat menjadi

instrumen yang baik, guru sebagai tenaga profesional harus memiliki kemampuan

dalam mengkonstruksi butir soal. Bukan hanya kemampuan yang bersifat pengetahuan dan pemahaman, namun juga keterampilan dalam proses menyusun

butir soal. Untuk mencapai kemahiran dalam mengkonstruksi soal, diperlukan

pengalaman serta latihan yang terus menerus serta pemahaman tentang teori yang

mendasarinya.

Pengalaman kerja guru merupakan salah satu faktor yang dapat berpengaruh dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Pengalaman mengajar

bukan hanya berkaitan dengan masa kerja seorang guru, latar belakang pendidikan dan aktivitas selama menjadi guru juga menjadi faktor yang berpengaruh di

dalamnya. Seorang guru yang mengajar tidak sesuai dengan bidangnya

(mismatch), yaitu guru yang mengajar mata pelajaran yang berbeda dengan

bidang keahliannya, misalnya sarjana jurusan pendidikan biologi tetapi mengajar

mata pelajaran matematika. Hal tersebut tentu akan berpengaruh dalam

kemampuannya dalam melaksanakan pembelajaran di kelas. Aktivitas selama

menjadi guru juga akan berpengaruh pada kinerja mengajarnya, misalnya dengan

mengikuti workshop, pelatihan, mengikuti dalam seminar, dan sebagainya. Guru dengan pengalaman mengajar yang memadai, secara positif akan mendukung

(16)

yuniarti, 2015

hubungan antara pengalaman kerja dengan kualitas tes buatan guru pada mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bertolak dari latar belakang masalah di atas bahwa salah satu kompetensi

utama seorang guru profesional adalah dapat menyelenggarakan penilaian dan

evaluasi proses dan hasil belajar. Dalam pelaksanaanya, diperlukan instrumen yang valid dan reliabel, guru harus mengkaji dan menelaah setiap butir soal yang

dibuatnya sehingga diperoleh soal yang bermutu. Untuk mencapai kemahiran dalam mengkonstruksi soal, diperlukan pengalaman serta latihan yang terus

menerus serta pemahaman tentang teori yang mendasarinya. Atas dasar kerangka

berpikir tersebut, peneliti menduga ada hubungan antara pengalaman mengajar

dengan kualitas tes buatan guru. Atas dasar tersebut, penulis mengangkat judul “Hubungan Antara Pengalaman Kerja dengan Kualitas Tes Buatan Guru Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, selanjutnya peneliti merumuskan masalah yang akan dicari jawabannya dalam

penelitian ini. Adapun rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah pengalaman kerja guru TIK di SMA Negeri Kota Bandung?

2. Bagaimanakah kualitas tes buatan guru TIK di SMA Negeri Kota Bandung?

3. Apakah ada hubungan antara pengalaman kerja dengan kualitas tes buatan guru?

Pembatasan masalah diperlukan agar penelitian lebih efektif, efisien, terarah dan dapat dikaji lebih dalam lagi. Kualitas tes dalam penelitian ini didasarkan

pada aspek kualitatif (teoretik), analisis butir soal secara kualitatif dilakukan untuk

menilai butir soal ditinjau dari aspek materi, konstruksi, dan bahasa.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengalaman kerja guru TIK di SMA Negeri Kota

(17)

yuniarti, 2015

hubungan antara pengalaman kerja dengan kualitas tes buatan guru pada mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Untuk mengetahui kualitas tes buatan guru TIK di SMA Negeri Kota

Bandung.

(18)

yuniarti, 2015

hubungan antara pengalaman kerja dengan kualitas tes buatan guru pada mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D. Manfaat Penelitian

Dari penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan menjadi bahan kajian referensi serta memberikan

informasi dan gambaran yang jelas mengenai hubungan antara pengalaman kerja dengan kualitas tes buatan guru pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan

Komunikasi (TIK) di SMA Negeri se Kota Bandung.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Sekolah

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang

bermanfaat dalam perbaikan penyelenggaraan evaluasi belajar peserta

didik.

b. Bagi Guru

Dapat dijadikan tolak ukur dalam pembuatan instrumen evaluasi

selanjutnya yang lebih sesuai dengan standar penilaian pendidikan. Selain itu, melalui hasil dari penelitian ini diharapkan guru senantiasa

meningkatkan profesionalitasnya untuk menjadi seorang guru yang

berpengalaman.

c. Bagi Peneliti

Dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi penelitian dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di kemudian hari,

(19)

yuniarti, 2015

hubungan antara pengalaman kerja dengan kualitas tes buatan guru pada mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB 3

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan

kuantitatif, dimana penelitian akan melibatkan data berupa angka-angka

(numerical) yang kemudian diolah menggunakan statistik untuk menjawab

rumusan masalah penelitian. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Sugiyono

(2010, hlm. 14) bahwa pendekatan kuantitatif “... digunakan untuk meneliti pada

populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian”.

Analisis data yang akan dilakukan bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Melalui penggunaan pendekatan kuantitatif ini peneliti ingin mengetahui

gambaran tentang hubungan antara pengalaman kerja dengan kualitas tes buatan guru yang akan disajikan secara statistik berdasarkan pengukuran berdasarkan

data-data empirik.

2. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan suatu langkah sistematis yang digunakan untuk mengumpulkan, menyusun, menganalisa, dan menginterpretasikan data

yang telah diteliti menjadi kesimpulan. Ali (1984, hlm. 54) mengatakan bahwa

“metode penelitian merupakan suatu cara untuk memperoleh pengetahuan atau

memecahkan suatu permasalahan yang dihadapi”.

Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif, dengan jenis studi korelasional. Nazir (2003, hlm. 54) mengungkapkan

bahwa “Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok

(20)

yuniarti, 2015

hubungan antara pengalaman kerja dengan kualitas tes buatan guru pada mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kelas peristiwa, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat

mengenai fakta-fakta, sifat-sifat hubungan antara fenomena yang diselidiki”.

Metode deskriptif digunakan untuk meneliti status sekelompok objek, kondisi, sistem maupun suatu peristiwa yang sedang berlangsung. Adapun tujuan

dari penelitian deskriptif yakni untuk membuat deskripsi, gambaran secara sistematis, faktual dan akurat tentang fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar

fenomena yang diselidiki.

Studi korelasional mempelajari hubungan dua variabel atau lebih, yakni

sejauh mana variasi dalam satu variabel berhubungan dengan variasi dalam

variabel lain. Derajat hubungan variabel-variabel dinyatakan dalam satu indeks

yang dinamakan koefisien korelasi. Koefisien korelasi dapat digunakan untuk

menguji hipotesis tentang hubungan antar variabel atau untuk menyatakan

besar-kecilnya hubungan antara kedua variabel. Studi korelasi pada penelitian ini dimaksudkan untuk melihat hubungan antara variabel X (Pengalaman Kerja)

dengan variabel Y (Kualitas Tes Buatan Guru TIK).

B. Desain Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dalam penelitian ini, maka desain yang

peneliti gunakan adalah studi korelasional dengan tujuan untuk mengetahui gambaran dan signifikansi hubungan antara variabel bebas (Pengalaman Kerja)

dan variabel terikat (Kualitas Tes Buatan Guru).

Tabel 3.1.

Hubungan Antar Variabel

(21)

yuniarti, 2015

hubungan antara pengalaman kerja dengan kualitas tes buatan guru pada mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

hubungan variabel X dan Y atau (XY) yaitu hubungan antara pengalaman kerja

dengan kualitas tes buatan guru.

C. Kerangka Berpikir

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Depdiknas. Panduan Penyusunan Portofolio Sertifikasi Guru dalam Jabatan. (2007).

Variabel Y (Kualitas Tes Buatan Guru)

Sumber :

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas. Juknis Analisis Butir Soal. (2010).

c. Pembimbingan Teman Sejaw at/ Sisw a; d. Publikasi Ilmiah.

Materi :

a.Materi sesuai dengan kompetensi b. Soal sesuai dengan indikator

c. Isi materi sesuai dgn jenjang jenis sekolah d. Batasan pertany aan dan jaw aban sesuai

Bahasa :

a. Menggunakan kata tany a menuntut jaw aban a.Gambar dsb. disajikan dengan jelas terbaca b. Soal tak memberi petunjuk ke kunci jaw aban c. Distraktor disusun jelas dan sistematis d.Pengetikan soal sesuai dengan kaidah

Konstruksi:

f. Rumusan kalimat soal komunikatif

a. Butir soal menggunakan bahasa Indonesia baku b. Tidak menggunakan kata/ungkapan y ang menimbulkan

penafsiran ganda

c. Tidak menggunakan bahasa y ang tabu

(22)

yuniarti, 2015

hubungan antara pengalaman kerja dengan kualitas tes buatan guru pada mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kerangka Berpikir

Sumber: Berbagai sumber. konstruksi peneliti. (2012). D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi pada dasarnya merupakan sumber data secara keseluruhan. Adapun

populasi dalam penelitian ini adalah guru mata pelajaran TIK di SMA Negeri se-

Kota Bandung yang berasal dari 27 sekolah. Adapun sekolah-sekolah tersebut

dikelompokkan ke dalam 3 Cluster. Pengelompokkan sekolah ke dalam

cluster-cluster tersebut didasarkan pada nilai akademik, passing grade, hasil ujian

nasional tahun sebelumnya, kinerja sekolah, pertimbangan lokasi/rayon sekolah,

serta pertimbangan lainnya dalam rangka pemerataan pendidikan.

Tabel 3.2.

Cluster SMA Negeri di Kota Bandung Tahun 2012

No Nama Sekolah Cluster Passing

(23)

yuniarti, 2015

hubungan antara pengalaman kerja dengan kualitas tes buatan guru pada mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No Nama Sekolah Cluster Passing

Grade populasi, yang diambil dengan menggunakan teknik-teknik tertentu”. Adapun

yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah guru Teknologi Informasi dan

Komunikasi (TIK) di SMA Negeri se Kota Bandung, adapun masing-masing

sekolah akan diwakili oleh 2 – 3 orang guru.

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode

pengambilan sampel acak terstratifikasi (stratified random sampling) yakni

pemilihan sampel dengan cara membagi populasi ke dalam kelompok-kelompok

yang homogen yang disebut strata, dan kemudian sampel diambil secara acak dari tiap strata tersebut.

Berdasarkan paparan tersebut, maka yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah guru dari tujuh sekolah dengan perhitungan di setiap strata akan diambil

±2 sekolah yang masing-masing diwakili oleh 2 - 3 orang guru. Berikut adalah

sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini :

Tabel 3.3. Sampel Penelitian

No. Responden Asal Sekolah Latar Belakang Pendidikan

1 Responden 1 SMAN 24 Bandung S1 Teknik Informatika

2 Responden 2 SMAN 24 Bandung S1 Teknik Informatika

3 Responden 3 SMAN 24 Bandung S1 Pendidikan Ilmu Komputer

4 Responden 4 SMAN 6 Bandung S1 Teknik Informatika

(24)

yuniarti, 2015

hubungan antara pengalaman kerja dengan kualitas tes buatan guru pada mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu No. Responden Asal Sekolah Latar Belakang Pendidikan

6 Responden 6 SMAN 20 Bandung S1 Akuntansi Komputer

7 Responden 7 SMAN 20 Bandung S1 Teknik Informatika

8 Responden 8 SMAN 10 Bandung S1 Kurikulum dan Teknologi Pendidikan

9 Responden 9 SMAN 10 Bandung S1 Teknik Informatika

10 Responden 10 SMAN 13 Bandung S1 Teknik Informatika

11 Responden 11 SMAN 13 Bandung S1 Teknik Informatika

12 Responden 12 SMAN 23 Bandung S1 Kurikulum dan Teknologi Pendidikan

13 Responden 13 SMAN 23 Bandung S1 Kurikulum dan Teknologi Pendidikan

14 Responden 14 SMAN 26 Bandung S1 Kurikulum dan Teknologi Pendidikan

15 Responden 15 SMAN 26 Bandung S1 Pendidikan Kewarganegaraan

Sumber : data kuesioner E. Definisi Operasional

1. Studi Korelasional

Studi korelasional merupakan jenis penelitian yang mempelajari hubungan dua variabel atau lebih, yakni hubungan variasi dalam satu variabel dengan

variansi dalam variabel lain.

2. Pengalaman Kerja

Pengalaman kerja merupakan suatu masa jabatan atau jenjang lamanya

seorang guru mengajar dalam dunia pendidikan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Aktivitas guru di luar jam pelajaran juga menjadi faktor yang

mempengaruhi pengalaman mengajarnya.

3. Analisis Kualitas Tes

Analisis kualitas tes merupakan suatu tahap yang harus ditempuh untuk

mengetahui derajat kualitas suatu tes, baik tes secara keseluruhan maupun butir

soal yang menjadi bagian dari tes tersebut. Analisis kualitas tes digunakan untuk

menjawab pertanyaan apakah tes sebagai alat ukur benar-benar mampu mengukur apa yang sebenarnya hendak diukur, dan apakah tes tersebut dapat diandalkan dan

memiliki nilai manfaat. Kualitas tes dalam penelitian ini ditinjau dari aspek

kualitatif (teoretik). Secara kualitatif tes dikatakan baik jika telah memenuhi

(25)

yuniarti, 2015

hubungan antara pengalaman kerja dengan kualitas tes buatan guru pada mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Materi : merepresentasikan substansi kompetensi yang dinilai;

b. Konstruksi : memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan bentuk instrumen

yang digunakan; dan

c. Bahasa : menggunakan bahasa yang baik dan benar serta komunikatif

sesuai dengan taraf perkembangan peserta didik.

F. Instrumen Penelitian

1. Instrumen

Jenis instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket atau

kuesioner serta studi dokumentasi sebagai instrumen utama, sementara sebagai

instrumen pendukung digunakan teknik wawancara tertulis. Zaenal Arifin (2011,

hlm. 228) menjelaskan, “angket adalah instrumen penelitian yang berisi

serangkaian pertanyaan atau pernyataan untuk menjaring data atau informasi yang

harus dijawab responden secara bebas sesuai dengan pendapatnya”. Melalui angket diharapkan dapat menggali banyak informasi mengenai subjek penelitian

secara mendalam melalui butir pertanyaan yang akan diajukan secara tertulis.

Adapun jenis angket yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah

angket campuran. Angket campuran yaitu gabungan antara angket terbuka dan

tertutup. Dalam penelitian ini, angket akan digunakan untuk menjaring data variabel X yaitu pengalaman kerja. Dalam menyusun angket dalam penelitian ini

penulis mengikuti prosedur yang disampaikan oleh Arikunto (2009, hlm. 104) sebagai berikut:

1. Merumuskan tujuan yang akan dicapai dalam angket,

2. Merumuskan kisi-kisi instrumen penelitian,

3. Menjabarkan variabel penelitian menjadi sub-variabel yang lebih spesifik,

4. Merumuskan indikator yang akan dikembangkan menjadi pertanyaan angket,

5. Membuat petunjuk penggunakan.

Dalam penelitian ini angket dibagikan kepada sampel yaitu guru Teknologi

(26)

yuniarti, 2015

hubungan antara pengalaman kerja dengan kualitas tes buatan guru pada mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Studi dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk menjaring data

variabel Y yaitu kualitas tes buatan guru. Peneliti akan menganalisis soal buatan

guru yang menjadi sampel dalam penelitian ini dengan berpedoman pada Petunjuk Teknik Analisis Butir Soal, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas.

2. Validitas Instrumen

Validitas merupakan salah satu syarat utama yang harus dipenuhi instrumen

penelitian. Zainal Arifin (2001, hlm. 245) mengungkapkan bahwa “validitas

adalah suatu derajat ketepatan instrumen (alat ukur), maksudnya apakah

instrumen yang digunakan betul-betul tepat untuk mengukur apa yang akan

diukur”. Penelitian ini menggunakan instrumen non-tes yang bersifat menghimpun data, oleh sebab itu tidak perlu standarisasi instrumen, cukup dengan

validitas isi dan vaiditas konstruk.

a. Validitas Isi

Validitas isi (content validity) mencerminkan representasi dan relevansi dari

sekumpulan item yang digunakan untuk mengukur sebuah konsep yang dilakukan melalui analisis rasional mengenai isi tes melalui penilaian para ahli. Validitas ini

mengacu pada ketepatan pengukuran didasarkan pada isi (content) instrumen

untuk memastikan bahwa item skala yang digunakan sudah memenuhi keseluruhan isi konsep atau kesesuaian item. Hal ini sejalan dengan pernyataan

Sukardi (2004, hlm. 123) bahwa :

Para ahli, pertama diminta untuk mengamati secara cermat semua item dalam tes yang hendak divalidasi. Kemudian mereka diminta untuk mengoreksi semua item-item yang telah dibuat. Dan pada akhir perbaikan, mereka juga diminta untuk memberikan pertimbangan tentang bagaimana tes tersebut menggambarkan cakupan isi yang hendak diukur.

Berdasarkan pemahaman atas pendapat tersebut untuk memenuhi validitas

isi, peneliti meminta pertimbangan (judgement) dari para pakar, yaitu kepada

kedua pembimbing skripsi untuk menelaah apakah materi instrumen telah sesuai dengan konsep yang akan diukur.

(27)

yuniarti, 2015

hubungan antara pengalaman kerja dengan kualitas tes buatan guru pada mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Validitas konstruk (Construct Validity) berkaitan dengan konstruksi atau

konsep bidang ilmu yang akan diuji validitas alat ukurnya. Validitas konstruk

merujuk pada kesesuaian antara hasil alat ukur dengan kemampuan yang ingin diukur. Validitas konstruk berkenaan dengan kualitas aspek psikologis yang

diukur oleh suatu alat ukur serta terdapat evaluasi bahwa suatu konstruk tertentu dapat menyebabkan kinerja yang baik dalam pengukuran.

Teknik yang peneliti gunakan untuk menguji validitas konstruk hampir

sama dengan pengujian validitas isi, yakni dengan meminta bantuan dan pendapat

para ahli melalui expert judgment.

G. Prosedur Penelitian

Tahap-tahap pelaksanaan penelitian dimulai dari persiapan awal penelitian

sampai dengan penyusunan laporan akhir. Sebagai sumber rujukan, peneliti

pengacu pada tahapan penelitian yang diungkapkan oleh Arikunto (2013, hal. 61), yaitu :

1. Pembuatan rancangan penelitian

Langkah-langkah dalam tahapan ini adalah memilih masalah, studi

pendahuluan, menuliskan masalah, merumuskan anggapan dasar, memilih

pendekatan, dan menentukan variabel dan sumber data.

2. Pelaksanaan penelitian

Langkah dalam tahap ini adalah menentukan dan menyusun instrumen, mengumpulkan data, analisis data kemudian menarik kesimpulan.

3. Pembuatan laporan penelitian

Pada tahap ini peneliti menulis laporan sesuai dengan data yang telah

didapatkan.

H. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data

1. Teknik Pengumpulan

Teknik analisis data diarahkan pada pengujian hipotesis yang diajukan serta

(28)

yuniarti, 2015

hubungan antara pengalaman kerja dengan kualitas tes buatan guru pada mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang sistematis, kemudian mengolah dan menafsirkan atau memaknai data yang

sebelumnya telah dikumpulkan.

Variabel X yaitu Pengalaman Kerja dihimpun dengan menggunakan instrumen angket yang diberikan kepada 15 orang guru pada mata pelajaran

Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di SMA Negeri se Kota Bandung. Angket yang digunakan berupa angket campuran yang merupakan gabungan

antara angket terbuka dan tertutup. Skala yang digunakan dalam penelitian ini

(29)

yuniarti, 2015

hubungan antara pengalaman kerja dengan kualitas tes buatan guru pada mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.4. Skala Likert

Pertanyaan Sangat

Sering Sering Jarang

Tidak Pernah

Positif 4 3 2 1

Negatif 1 2 3 4

Darmandi (2013, hal. 85)

Variabel Y yaitu Kualitas Tes Buatan Guru dihimpun melalui studi dokumentasi berupa berkas soal buatan guru yang dikumpulkan dari 15 orang

guru mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di SMA Negeri

se Kota Bandung. Peneliti akan menelaah soal buatan guru yang menjadi sampel

dalam penelitian ini dengan berpedoman pada Petunjuk Teknik Analisis Butir

Soal, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas. Metode yang digunakan

untuk menelaah berkas tes buatan guru adalah sebagai berikut :

Tabel 3.5. Skala Guttman

Indikator Benar Salah

Skor 1 0

Metode pemberian skor dihitung dengan cara :

Dimana :

X = Skor rata-rata

∑ X = Jumlah skor tiap pernyataan

n = Jumlah butir soal (dalam berkas soal yang dinilai)

2. Teknik Analisis Data

Pada penelitian ini, penulis menggambarkan analisis data sebagai tahapan

(30)

yuniarti, 2015

hubungan antara pengalaman kerja dengan kualitas tes buatan guru pada mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penelitian ini penulis bagi menjadi lima langkah, yaitu menghitung skor

penelitian, menghitung normalitas data, menghitung koefisien korelasi,

menghitung koefisien determinasi, dan uji hipotesis.

a. Menghitung skor penelitian

Tahap penghitungan skor ini sangat dibutuhkan peneliti dalam menjawab rumusan masalah tentang gambaran pengalaman kerja dan gambaran kualitas tes

buatan guru. Analisis deskriptif digunakan untuk menafsirkan kedua variabel

tersebut didasarkan pada skor rata-rata dengan batasan 3,00 yang merupakan nilai

tengah skala pengukuran.

 Skor rata-rata pengalaman kerja lebih besar dari pada 3,00 termasuk kategori Tinggi.

 Skor rata-rata pengalaman kerja lebih kecil dari pada 3,00 termasuk kategori Rendah.

b. Uji normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui dan menentukan teknik statistik

apa yang akan digunakan selanjutnya, apakah data berdistribusi normal atau tidak.

Apabila penyebaran datanya normal maka akan menggunakan statistik parametrik,

sedangkan apabila penyebaran datanya tidak normal maka akan digunakan teknik statistik non parametrik. Rumus yang digunakan untuk pengujian normalitas

distribusi data peneliti menggunakan uji normalitas kolmogorov-smirnov dengan bantuan program SPSS 17.0 for Windows.

Kriteria pengujiannya adalah jika nilai Sig. (Signifikansi) atau nilai

probabilitas < 0,05 maka distribusi adalah tidak normal, sedangkan jika nilai Sig.

(Signifikansi) atau nilai probabilitas > 0,05 maka distribusi adalah normal

(Santoso, 2003, hal. 168).

c. Menghitung koefisien korelasi

Untuk menjawab rumusan masalah terkait hubungan dua varibel dalam

penelitian ini, peneliti menggunakan teknik korelasi jenjang atau rank correlation atau sering juga disebut dengan uji korelasi Spearman’s Rank. Pemilihan teknik

(31)

yuniarti, 2015

hubungan antara pengalaman kerja dengan kualitas tes buatan guru pada mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

instrumen angket dengan jenis skala Likert. Sebagaimana yang diungkapkan oleh

Mukhidin (2007, hal. 57) “Skala Likert merupakan jenis skala pengukuran yang

menyediakan data berbentuk ordinal”. Lebih lanjut Sudjana (2007, hal. 149) berpendapat bahwa “Korelasi tata jenjang yang dikembangkan oleh Spearman dengan notasi rho atau p. Korelasi ini tidak menggunakan interval namun dalam

skala ordinal”.

Dalam menghitung koefisien korelasi Spearman’s Rank ini, peneliti

menggunakan aplikasi SPSS 17.0 for Windows guna mempermudah dan

mempercepat penghitungan hasil penelitian.

d. Menghitung koefisien determinasi

Koefisien Determinasi (KD) dipergunakan untuk mengetahui besarnya

pengaruh variabel X terhadap variabel Y. Rumus yang digunakan adalah sebagai

berikut :

KD = r2 x 100%

Dimana r = Nilai koefisien korelasi

e. Uji hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah “Terdapat hubungan yang positif

antara pengalaman kerja dengan kualitas tes buatan guru pada mata pelajaran

Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)”. Dari pernyataan tersebut diperoleh

hipotesis statistik sebagai berikut :

Ho : = 0, Tidak terdapat hubungan yang positif antara pengalaman kerja dengan

kualitas tes buatan guru pada mata pelajaran Teknologi Informasi

dan Komunikasi (TIK) .

H1 : 0, Terdapat hubungan yang positif antara pengalaman kerja dengan

kualitas tes buatan guru pada mata pelajaran Teknologi Informasi

dan Komunikasi (TIK).

Dimana adalah nilai korelasi dalam formula yang di hipotesiskan

Langkah yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah mencari skor

(32)

yuniarti, 2015

hubungan antara pengalaman kerja dengan kualitas tes buatan guru pada mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

korelasi dan koefisien determinasi yang telah dijelaskan sebelumnya, kemudian

mencari nilai signifikansi hubungan antara kedua variabel tersebut. Menurut

Silalahi (2012, hal. 377) “Uji signifikansi membantu peneliti memutuskan apakah menolak hipotesis nol dan mengambil kesimpulan bahwa prbedaan adalah secara

signifikan lebih besar daripada chance difference”. Membuat suatu keputusan untuk menolak atau menerima hipotesis nol perlu dibuat tingkat probabilitas

tertentu dalam uji signifikansi oleh α (alpha). Tingkat probabilitas yang

digunakan dalam penelitian ini yaitu α = 0,05.

Langkah pertama untuk melakukan uji signifikansi yaitu menentukan jenis

uji signifikansinya. Pada penelitian ini digunakan uji t, dengan membandingkan

hasil dari t tabel dan t hitung. Jika t hitung lebih besar daripada t tabel maka hipotesis nol

(H0) ditolak, hipotesis alternatif (H1) diterima, begitu pula sebaliknya.

Penghitungan uji t menggunakan rumus berikut :

Sumber : Sugiyono (2007, hal. 230)

Dimana :

t = Nilai Uji t

r = Koefisien korelasi

n = Jumlah sampel

Setelah diperoleh nilai t hitung dari uji signifikansi korelasi, kemudian hasil

perhitungan tersebut dibandingkan dengan nilai t tabel. Untuk menginterpretasi tinggi rendahnya koefisien korelasi atau memberikan interpretasi koefisien

korelasi. Sugiyono (2010, hal. 257) menggunakan tabel kriteria pedoman untuk koefisien korelasi berikut ini :

Tabel 3.6.

Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Terhadap Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 – 0,199 Sangat Rendah

0,20 – 0,399 Rendah

(33)

yuniarti, 2015

hubungan antara pengalaman kerja dengan kualitas tes buatan guru pada mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

0,60 – 0,799 Kuat

(34)

yuniarti, 2015

hubungan antara pengalaman kerja dengan kualitas tes buatan guru pada mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB 5 SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka

penelitian ini menemukan simpulan :

1. Pengalaman kerja guru pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan

Komunikasi (TIK) di SMA Negeri se Kota Bandung berada pada kategori

tinggi, bahwa guru memiliki kualifikasi akademik yang sesuai dengan

Peraturan Menteri Pendidikan RI No. 16 Tahun 2007. Untuk memperdalam

tingkat pengalaman kerja, guru perlu mengambil peran strategis melalui

kegiatan di forum ilmiah sebagai media sharing informasi hal-hal baru

mengingat ilmu pengetahuan yang terus berkembang demikian pesat dan

dinamis. Guru juga harus senantiasa meningkatkan kompetensi melalui kegiatan pelatihan yang relevan dengan bidang tugas. Namun guru dinilai

memiliki motivasi yang relatif kurang untuk berprestasi, sementara prestasi merupakan bentuk komitmen seorang guru dalam meningkatkan kapasitas

seorang agen pembelajaran.

2. Kualitas tes buatan guru pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di SMA Negeri se Kota Bandung berada pada kategori

tinggi, bahwa secara umum soal buatan guru telah sesuai dengan kaidah penulisan soal dari aspek materi, aspek konstruksi, dan aspek bahasa. Guru

perlu lebih berkomitmen dalam melakukan penyusunan soal ujian yang

sesuai dengan prosedur, kegiatan analisis butir soal guna menentukan

kualitas instrumen perlu dijadikan prioritas mengingat hasil dari penilaian

yang akan digunakan sebagai acuan dalam menentukan tingkat pemahaman

peserta didik, diharapkan hasil dari penilaian benar-benar mencerminakan

kemampuan peserta yang sesungguhnya.

(35)

yuniarti, 2015

hubungan antara pengalaman kerja dengan kualitas tes buatan guru pada mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengalaman kerja dengan kualitas tes buatan guru pada mata pelajaran

Teknologi Infomasi dan Komunikasi (TIK) di SMA Negeri se Kota

Bandung dengan tingkat keeratan korelasi Sangat Kuat dengan tingkat probabilitas 0,05.

B. Rekomendasi

1. Bagi Guru Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di Kota Bandung

Guru Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) diharapkan senantiasa meningkatkan kemampuan dalam menyusun butir soal yang

sesuai dengan kaidah penyusunan soal. Bukan hanya kemampuan yang bersifat teoritik, namun keterampilan yang dapat diaplikasikan dalam

keseharian. Untuk mendukung kemampuan dalam penyusunan butir soal,

guru diharapkan senantiasa meningkatkan pengalaman kerja sehingga lebih

mampu dalam menghadapi masalah baru dalam menjalankan fungsinya

sebagai profesional di lingkungan lembaga pendidikan yang dinaunginya.

Dengan meningkatkan pengalaman kerja guru akan sangat berdampak

terhadap pengembangan tugas dan profesi di kemudian hari jika suatu saat

dipromosikan untuk menduduki jabatan yang lebih tinggi.

2. Bagi Sekolah

Sekolah sebagai learning organization perlu memberikan dukungan dan kesempatan kepada guru untuk senantiasa meningkatkan pengalaman

kerja sehingga menjadi guru yang lebih profesional.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Untuk peneliti selanjutnya diharapkan dapat bermanfaat dan menjadi

gambaran awal mengenai tingkat pengalaman kerja serta tingkat kualitas tes

(36)

yuniarti, 2015

hubungan antara pengalaman kerja dengan kualitas tes buatan guru pada mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Djauzak. (2004). Peningkatan Mutu Pendidikan Sebagai Sarana Pembangunan Bangsa. Jakarta : Balai Pustaka.

Alex S., Nitisemito. (1996). Manajemen Personalia. Yogyakarta : BPFE.

Ali, Mohammad. (1993). Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung: Angkasa.

AM. Sardiman.(2001). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Semarang: UNNES.

Anas Sudijono. (1996). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Arifin, Zainal. (2011). Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Arikunto, Suharsimi. (2004). Prosedur Penelitian: Suatu pendekatan Praktek . Bandung: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. (Edisi Revisi). Bandung : Rineka Cipta

Chabib Thoha. (2003). Teknik Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Cowling, Alan, Philip James. (1996). The Essence of Personnel Management and Industrial Relations. (terj. Xavier Quentin Pranata). Yogyakarta: ANDI.

Dessler, G. (1997). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Prenhallindo.

Dimyati dan Mudjiono. (1998). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Djamarah, Syaiful B. (2002). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Heidjrachman, Ranupandojo. (1984). Manajemen Personalia. Yogyakarta :

BPFE.

Jujun S. Suriasumantri. (1985). Ilmu dalam Perspektif. Jakarta: Gramedia.

Kariadinata, Rahayu. (2009). Mengolah Data Statistik Deskriptif dengan SPSS 17. Bandung : CV. Insan Mandiri.

(37)

yuniarti, 2015

hubungan antara pengalaman kerja dengan kualitas tes buatan guru pada mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Lehman, H. (1990). The Systems Approach to Education. Special Presentation Conveyed in The International Seminar on Educational Innovation and Technology Manila. Innotech Publications-Vol 20 No. 05.

Manser, Martin H. (1995). Oxford Learner’s Pocket Dictionary. Oxford University Press.

Manullang, M. (1987). Manajemen Personalia. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Manullang, M. (1984). Manajemen Personalia. (Edisi Revisi). Jakarta : Ghalia Indonesia.

Nana Sudjana. (1995). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo Offset.

Ngalim Purwanto. (1997). Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Norman F. Gronlund. (1985). Menyusun Tes Hasil Belajar, terj. Bistok Sirait. Semarang: IKIP.

Oemar, Hamalik. (1980). Pendidikan Guru : Konsep Kurikulum dan Strategi. Bandung : Pustaka Martiana.

Puspendik Balitbang. Panduan Analisis Butir Soal. (Jakarta : DEPDIKBUD).

Safari. (2005). Penulisan Butir Soal Berdasarkan Penilaian Berbasis Kompetensi. Jakarta : Depdiknas.

Safari. (2008). Penulisan Butir Soal Berdasarkan KTSP. Jakarta: APSI

Samana. (1994). Profesionalisme Guru. Yogyakarta: Kanisius.

Slameto. (2001). Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Akasara.

Sondang P. Siagian. (1997). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.

Subana, dkk. (2000). Statistik Pendidikan. Bandung : Pustaka Setia.

Sudjana. (2002). Metoda Statistika. Bandung : Penerbit Tarsito.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

(38)

yuniarti, 2015

hubungan antara pengalaman kerja dengan kualitas tes buatan guru pada mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Surachmad, Winarno. (1982). Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar. Bandung : Teknik Tarsito.

Trijoko, Prasatya. (1980). Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: Rineka Cipta.

Winkel, W.S. (1996). Psikologi Pengajaran. Jakarta: Grasindo.

Sumber On Line :

Nurung, M. (2008). Kualitas Tes Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional (UASBN) IPA SD Tahun Pelajaran 2007/2008 di Kota Kendari. Dalam Jurnal LPMP Sultra, Volume 3 No. 1 [on line diunduh pada 5 Juni 2014] http://mardikanyom.tripod.com/kualitas%20tes.pdf.

Arif Tiro, Arifuddin Hamrah, Sukarna. (2009). Analysis of the Determinants of Learning Outcomes Using Data from the Programme for International Student Assesment (PISA). Executive Summary.[on line diakses pada 13 Februari 2015]

Wulan, A.R. (2005). Pengertian dan Esensi Konsep Evaluasi, Asesmen, Tes, dan Pengukuran. (Buletin PUSPENDIK, Pusat penilaian Pendidikan, Depdiknas, Juli 2005) .[on line diakses pada 5 Juni 2015]

Sumber Peraturan dan Perundangan :

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan.

Gambar

Gambar 3.1. Kerangka Berpikir  ...............................................................................
Tabel 3.1.
Gambar 3.1.
Tabel 3.2.
+4

Referensi

Dokumen terkait

Tabel tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar jamaah haji di Kabupaten Jepara merasakan sangat puas terhadap pelayanan KBH, terutama dalam pelayanan bimbingan manasik di tanah

(2) Dikecualikan dari objek retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pelayanan tempat rekreasi, pariwisata, dan olahraga yang disediakan, dimiliki,

 Emisi adalah zat, energi, dan/atau komponen lain yang dihasilkan dari suatu kegiatan yang masuk dan/atau dimasukkannya ke dalam udara ambien yang mempunyai

Saya mahasiswa Universitas Muhammadiyah Ponorogo sedang mengerjakan penyusunan skripsi yang berjudul Pengaruh Kualitas Produk, Harga dan Pelayanan Terhadap Kepuasan Konsumen

Pompa hidram merupakan suatu alat yang digunakan untuk menaikkan air dari tempat rendah ke tempat yang lebih tinggi secara otomatik dengan energi yang berasal dari air itu

Hasil pengujian data keuangan dan data ratio keuangan masing-masing usaha kecil dan menengah yang telah di- training dengan menggunakan parameter yang telah

Terkait dengan keterampilan menulis, siswa dituntut agar mampu menyusun dan mengorganisasikan pemikiran, ide, gagasan, dan perasaannya Jaka Aris Napitupulli, 2013 Keefektifan

Lampiran 1 KEPALA DINAS SOSIAL DAN.. TENAGA