• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Model Pembelajaran Bauran (Blended Learning) Dalam Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penerapan Model Pembelajaran Bauran (Blended Learning) Dalam Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi."

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

Ikhsan Sanjaya Saputra, 2015

Penerapan Model Pembelajaran Bauran (Blended Learning) Dalam Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan yang muncul dalam proses

pembelajaran di kelas, yaitu kesulitan dalam menemukan metode yang menarik

dan menyenangkan khususnya pada pembelajaran menulis teks eksposisi.

Penelitian ini bermaksud untuk mengujicobakan keefektifan model Blended

Learning dalam pembelajaran menulis teks eksposisi dengan mengetahui hal-hal berikut ini: 1) kemampuan menulis teks eksposisi siswa di kelas eksperimen dan

kelas kontrol, 2) perbedaan yang signifikan antara kemampuan menulis teks

eksposisi pada siswa sebelum dan sesudah diterapkan model pembelajaran

Blended Learning. Penelitian ini dilakukan di SMAN 13 Bandung dengan subjek penelitian kelas X yang berjumlah 31 orang di kelas eksperimen dan 31 orang di

kelas kontrol. Berdasarkan hasil analisis data di kelas eksperimen, model

pembelajaran Blended Learning tergolong efektif karena dapat meningkatkan

(2)

Ikhsan Sanjaya Saputra, 2015

Penerapan Model Pembelajaran Bauran (Blended Learning) Dalam Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

(3)

Ikhsan Sanjaya Saputra, 2015

Penerapan Model Pembelajaran Bauran (Blended Learning) Dalam Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB II

IHWAL MODEL PEMBELAJARAN BLENDED LEARNING, DAN

PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPOSISI

A. Model Pembelajaran

Agar proses pembelajaran berjalan baik maka seorang guru harus dapat

menentukan model pembelajaran yang cocok. Oleh karena itu, pemilihan model harus

dilakukan dengan sungguh-sungguh karena dapat menentukan tercapai atau tidaknya

sebuah tujuan pembelajaran. Aunurrahman, (2013 : 140). mengemukakan bahwa

model pembelajaran dapat diartikan sebagai kerangka konseptual yang melukiskan

prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk

mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang

pembelajaran dan para guru untuk merencanakan dan melaksanakan aktivitas

pembelajaran. Model pembelajaran juga dapat dimaknai sebagai perangkat rencana

atau pola yang dapat dipergunakan untuk merancang bahan-bahan pembelajaran serta

membimbing aktivitas pembelajaran dikelas atau ditempat lain yang melaksanakan

aktivitas pembelajaran.

Keberhasilan proses pembelajaran sangat bergantung kepada model

pembelajaran yang digunakan guru karena model pembelajaran memuat rencana yang

akan guru lakukan di dalam kelas. Seiring dengan berjalannya waktu dan munculnya

berbagai macam inovasi dalam dunia pendidikan maka banyak model-model

pembelajaran yang lahir demi terwujudnya tujuan belajar yang baik.

Salah satu contoh model pembelajaran yang dinilai berhasil dalam proses

pembelajaran menulis teks eksposisi adalah penggunaan model CORE (Connecting,

Organizing, Reflecting, Extending) yang telah diterapkan oleh Wenie Arsita. Menurut Arsita, (2014:160) terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan menulis

teks eksposisi peserta didik di kelas eksperimen dan kemampuan menulis teks

eksposisi peserta didik di kelas kontrol setelah menggunakan model CORE. Oleh

(4)

apakah dapat berhasil diterapkan dalam proses pembelajaran menulis teks eksposisi

atau tidak.

1. Ihwal Model Blended Learning

Salah satu contoh inovasi di dunia pendidikan adalah hadirnya model Blended

Learning. Blended learning merupakan istilah yang berasal dari bahasa Inggris, yang terdiri dari dua suku kata, blended dan learning. Blended artinya campuran atau

kombinasi yang baik (Husamah, 2014:11).

Bielawski dan Metcalf (dalam Husamah, 2014 : 16) mengemukakan bahwa ‘Blended Learning adalah sebuah konsep yang relatif baru dalam pembelajaran dimana pengajaran yang disampaikan melalui gabungan pembelajaran online dan tatap muka yang dalam pelaksaannya dilakukan oleh instruktur atau pengajar’.

Selain itu, Chaeruman (dalam Husamah, 2014 : 19) juga berpendapat bahwa

Blended Learning seharusnya mengombinasikan antara potensi pertemuan tatap muka serta teknologi informasi dan komunikasi secara arif, relevan dan tepat sehingga

memungkinkan :

1. terjadinya pergeseran paradigma pembelajaran yang dulunya lebih terpusat

kepada pendidik (teacher-centered learning) kearah paradigma baru yang

terpusat kepada siswa (student-centered learning;

2. terjadinya peningkatan interaksi antara siswa dengan pendidik/guru, siswa

dengan siswa, siswa dengan konten, siswa dengan sumber belajar lainnya;

dan

3. terjadinya konvergensi antar berbagai metode, media, sumber belajar serta

lingkungan belajar yang relevan

Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa Blended Learning

adalah perpaduan antara pembelajaran konvensional (tatap muka di dalam kelas)

dengan pembelajaran online (daring).

Penggunaan model Blended Learning menurut (Husamah, 2014 : 225)

(5)

1. proses belajar mengajar tidak hanya tatap muka, namun menambah waktu

pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi dunia maya;

2. mempermudah dan mempercepat proses komunikasi non-stop antara

pengajar dan peserta didik;

3. peserta didik dan pendidik dapat diposisikan sebagai pihak yang belajar; dan

4. membantu proses percepatan pengajaran.

Selain itu, menurut Husamah (2014 : 226) tujuan diterapkannya Blended

Learning adalah sebagai berikut:

1. membantu peserta didik untuk berkembang lebih baik di dalam proses

belajar sesuai dengan gaya belajar dan preferensi dalam belajar;

2. menyediakan peluang yang praktis dan realistis bagi pengajar dan peserta

didik untuk pembelajaran secara mandiri, bermanfaat dan terus berkembang;

dan

3. peningkatan penjadwalan fleksibilitas bagi peserta didik, dengan

menggabungkan aspek terbaik dari tatap muka dan pembelajaran online.

Kelas tatap muka dapat digunakan untuk melibatkan para peserta didik

dalam pengalaman interaktif, sedangkan kelas online memberikan para

peserta didik dengan konten multimedia yang kaya akan pengetahuan pada

setiap saat, dan di mana saja selama peserta didik memiliki akses internet.

Untuk mengembangkan Blended Learning, Carmen (dalam Husamah, 2014 :

227) menyebutkan ada lima kunci. Adapun kelima kunci dalam mengembangkan

blended learning tersebut yaitu:

1. Live-Event yakni pembelajaran langsung atau tatap muka (instructor-led instruction) secara sinkron dalam waktu dan tempat yang sama (classroom) ataupun waktu sama tapi tempat berbeda (seperti virtual classroom).

2. Self-Paced Learning, mengombinasikan pembelajaran konvensional dengan pembelajaran mandiri (self-paced learning) yang memungkinkan pembelajar

belajar kapan saja dan di mana saja dengan menggunakan berbagai bahan

(6)

text-based maupun multimedia-text-based (video, animasi, simulasi, gambar, audio, atau kombinasi dari kesemuanya).

3. Collaboration, mengombinasikan kolaborasi, baik kolaborasi pengajar, maupun kolaborasi antar peserta belajar yang kedua-duanya bisa bersifat

lintas sekolah/kampus.

4. Assessment, cara untuk mengukur keberhasilan belajar (teknik asesmen). Dalam Blended Learning, perancang harus mampu meramu kombinasi jenis

asesmen baik yang bersifat tes maupun nontes, atau tes yang lebih bersifat

otentik (authentic assessment/portfolio) dalam bentuk proyek, produk dan

lain sebagainya. Di samping itu, bentuk-bentuk asesmen online dan asesmen

offline perlu dipertimbangkan agar memberikan kemudahan dan fleksibilitas kepada peserta belajar untuk mengikuti atau melakukan assessment tersebut.

5. Performance Support Materials (materi pendukung kinerja). Jika kita ingin mengombinasikan pembelajaran tatap muka dalam kelas dan tatap muka

virtual, pastikan sumber daya untuk mendukung hal tersebut telah

dipersiapkan. Bahan belajar disiapkan dalam bentuk digital, apakah bahan

belajar tersebut dapat diakses oleh peserta belajar baik secara offline maupun

secara online (via website tertentu). Atau, jika pembelajaran online dibantu

dengan suatu Learning Content Management System (LCMS), pastikan juga

bahwa aplikasi sistem ini telah terinstal dengan baik, mudah diakses, dan

lain sebagainya.

2. Kelebihan dan Kekurangan Blended Learning

Inovasi dalam dunia pendidikan tidak luput dari yang namanya kelebihan dan

kekurangan. Fenomena tersebut muncul karena inovasi merupakan pembaruan

terhadap hal tertentu. Sama halnya dengan Blended Learning menurut Husamah

(2014, 36) kelebihan dari Blended Learning adalah sebagai berikut :

1. peserta didik leluasa untuk mempelajari materi pelajaran secara mandiri

(7)

2. peserta didik dapat melakukan diskusi dengan pengajar atau peserta didik

lain diluar jam tatap muka;

3. kegiatan pembelajaran yang dilakukan peserta didik diluar jam tatap muka

dapat dikelola dan dikontrol dengan baik oleh pengajar;

4. pengajar dapat menambahkan materi pengayaan melalui fasilitas internet;

5. pengajar dapat meminta peserta didik membaca materi atau mengerjakan tes

yang dilakukan sebelum pembelajaran;

6. pengajar dapat menyelenggarakan kuis, memberikan balikan dan

memanfaatkan hasil tes dengan efektif;

7. peserta didik dapat saling berbagi file dengan peserta didik lain;

8. dan masih banyak keuntungan lain dengan memanfaatkan kelebihan

pembelajaran berbasis internet.

Noer (dalam Husamah, 2014 : 36) mengemukakan beberapa kekurangan

blended learning sebagai berikut :

1. media yang dibutuhkan sangat beragam, sehingga sulit diterapkan apabila

sarana dan prasarana tidak mendukung;

2. tidak meratanya fasilitas yang dimiliki peserta didik, seperti komputer dan

akses internet. Padahal, blended learning memerlukan akses internet yang

memadai, itu tentu akan menyulitkan peserta didik dalam mengikuti

pembelajaran mandiri via online; dan

3. kurangnya pengetahuan sumber daya pembelajaran (pengajar, peserta didik

dan orang tua) terhadap penggunaan teknologi.

Selanjutnya, Kusni (dalam Husamah, 2014 : 37) mengungkapkan bahwa

blended learning juga menyebabkan berbagai masalah terutama bagi pengajar, antara lain :

1. pengajar perlu memiliki keterampulan dalam menyelenggarakan e-learning;

2. pengajar perlu menyiapkan referensi digital yang dapat menjadi acuan bagi

(8)

3. pengajar perlu merancang referensi yang sesuai atau terintegrasi dengan

tatap muka; dan

4. pengajar perlu menyiapkan waktu untuk mengelola pembelajaran berbasis

internet, misalnya untuk mengembangkan materi, mengembangkan

instrumen asesmen dan menjawab berbagai pertanyaan yang diajukan

peserta didik.

B. Ihwal Menulis

1. Pengertian Menulis

Menulis adalah proses menuangkan gagasan atau pendapat dengan sistem

bahasa tertentu agar maksud dan tujuan penulis tersebut tersampaikan. Semi

(2007:14) mengatakan bahwa :

Menulis merupakan suatu proses kreatif memindahkan gagasan kedalam

lambang-lambang tulisan. Dalam pengertian ini, menulis itu memiliki tiga aspek

utama. Yang pertama adanya tujuan atau maksud tertentu yang hendak dicapai.

Kedua, adanya gagasan atau sesuatu yang hendak dikomunikasikan. Ketiga,

adanya sistem pemindahan gagasan itu yang berupa sistem bahasa.

2. Tujuan Menulis

Tujuan menulis menurut Chaedar (2007:111) adalah menyampaikan pesan

kepada pembaca. Bila tidak dibaca kegiatan menulis akan menjadi sia-sia. Mengajar

menulis antara lain adalah membangun kesadaran bahwa menulis itu bergantung pada

pembaca (reader-dependent) dan kualitas respon pembaca menentukan keberhasilan

komunikasi tulis.

Hugo Hartig dalam Tarigan (2008: 25) merumuskan tujuan menulis adalah

sebagai berikut:

1. tujuan penugasan, ini sebenarnya tidak memilki tujuan sama sekali. Penulis

menulis sesuatu karena ditugaskan, bukan atas kemauan sendiri (misalnya para

siswa yang diberi tugas merangkum buku; sekretaris yang ditugaskan membuat

(9)

2. tujuan altruisti, penulis bertujuan untuk menyenangkan pembaca, menghindarkan

kedudukan pembaca, ingin menolong pembaca memahami, menghargai

perasaan, dan penalaranya, ingin membuat hidup para pembaca lebih mudah dan

lebih menyenangkan dengan karyanya itu;

3. tujuan persuasif bertujuan meyakinkan para pembaca akan kebenaran gagasan

yang diutarakan;

4. tujuan informasional, tulisan yang bertujuan memberi informasi atau

keterangan/penerangan kepada para pembaca. Dalam teks eksposisi, tujuan

informasional menjadi sangat penting. Teks eksposisi memberikan informasi

kepada pembaca yang diperkuat dengan fakta atau data yang disajikan oleh

penulis;

5. tujuan pernyataan diri, tulisan yang bertujuan memperkenalkan atau menyatakan

diri sang pengarang kepada para pembaca;

6. tujuan kreatif, tujuan ini erat hubungannya dengan tujuan pernyataan diri. Tetapi “keinginan kreatif di sini melebihi pernyataan diri, dan melibatkan dirinya dengan keinginan mencapai norma artistik, atau seni yang ideal, seni idaman.

Tulisan yang bertujan mencapai nilai- nilai artistik, nilai-nilai kesenian; dan

7. tujuan pemecahan masalah, dalam tulisan seperti ini penulis ingin memecahkan

masalah yang dihadapi.

C. Ihwal Teks Eksposisi

1. Pengertian Teks Eksposisi

Eksposisi menurut Semi (2007:61) ialah “Tulisan yang bertujuan memberikan informasi, menjelaskan, dan menjawab pertanyaan apa, mengapa, kapan dan bagaimana”. Keraf (1982 : 3) mengatakan bahwa eksposisi atau pemaparan adalah salah satu bentuk tulisan atau retorika yang berusaha untuk menerangkan dan

menguraikan suatu pokok pikiran. Tujuan utama dari eksposisi adalah memperluas

pandangan dan pengetahuan seseorang. Ekposisi merupakan bentuk retorika yang

sering dipergunakan dalam menyampaikan uraian-uraian yang tidak berusaha

(10)

pendapat penulis. Setiap pembaca memiliki persepsi sendiri, boleh menerima atau

menolak tetapi setidaknya pembaca sudaj mengetahui bahwa ada orang yang

berpendapat demikian. Menurut Chaedar (2007:111) eksposisi adalah tulisan yang

tujuan utamanya mengklarifikasi, menjelaskan, mendidik atau mengevalusi sebuah

persoalan. Penulis berniat untuk memberikan informasi atau memberi petunjuk

kepada pembaca.Sehinggga dapat disimpulkan bahwa teks eksposisi merupakan teks

yang berisi pemaparan maupun penjelasan mengenai suatu permasalahan.

Selain itu menurut Kosasih (2014 : 25) teks eksposisi merupakan “Teks yang

menyajikan pendapat atau gagasan yang dilihat dari sudut pandang penulisnya dan

berfungsi untuk meyakinkan pihak lain bahwa argumen-argumen yang

disampaikannya itu benar dan berdasarkan fakta-fakta”.

Dari pengertian teks eksposisi di atas dapat disimpulkan bahwa teks eksposisi

adalah teks yang memberikan informasi kepada pembaca yang diperkuat dengan

fakta atau data yang disajikan oleh penulis.

2. Ciri-ciri Teks Eksposisi

Semi (2007 : 61) mengatakan bahwa hampir semua tulisan tulisan narasi, dapat

digolongkan ke dalam tulisan eksposisi. Sebenarnya, tulisan deskripsi dan

argumentasi adalah bagian dari tulisan eksposisi, karena kedua tulisan ini juga

memberikan pengetahuan, informasi, dan menjawab pertanyaan apa, mengapa, kapan

dan bagaimana. Akan tetapi karena ada sifat khusus yang dimilikinya maka

dinamakan deskripsi dan argumentasi. Ciri-ciri tulisan eksposisi ialah sebagai berikut.

a. Tulisan bertujuan memberikan informasi, pengertian dan pengetahuan.

b. Tulisan itu bersifat menjawab pertanyaan apa, mengapa, kapan dan

bagaimana.

c. Disampaikan dengan gaya yang lugas dan menggunakan bahasa baku.

d. Umumnya disajikan dengan menggunakan susunan logis.

e. Disajikan dengan nada netral tidak memancinng emosi, tidak memihak dan

(11)

3. Fungsi Teks Eksposisi

Menurut Kosasih (2014 : 24) berdasarkan fungsi atau tujuan penyampaiannya,

eksposisi tergolong ke dalam jenis teks yang argumentatif. Pembaca atau

pendengarnya diharapkan mendapatkan pengertian ataupun kesadaran tertentu dari

teks tersebut. Tidak sekadar pengetahuan ataupun wawasan baru, tetapi lebih dari itu,

yakni berupa perubahan sikap atau sekurang-kurangnya berupa persetujuan atas

pernyataan-pernyataan di dalam teks tersebut.

4. Struktur Teks Eksposisi

Menurut Kosasih (2014:24) teks eksposisi dibentuk oleh tiga bagian, yakni

sebagai berikut.

a. Tesis, bagian yang memperkenalkan persoalan, isu, atau pendapat umum yang

merangkum keseluruhan isi tulisan. Pendapat tesebut biasanya sudah menjadi

kebenaran umum yang tidak terbantahkan lagi.

b. Rangkaian argumen, yang berisi sejumlah pendapat dan fakta-fakta yang

mendukung tesis.

c. Kesimpulan, yang berisi penegasan kembali tesis yang diungkapkan pada bagian

awal.

Berikut merupakan contoh teks eksposisi.

Indonesia menjadi buah bibir pada saat pelaksanaan Sidang Tahunan

International Monetery Fund (IMF)/World Bank (WB) 2012 Tokyo, 9—14 Oktober

2012 lalu. Newsletter resmi yang dibagikan IMF kepada seluruh peserta sidang

mengangkat satu topik khusus mengenai Indonesia. Media itu mengangkat hasil riset

dari McKinsey dan Standard Chartered yang mengatakan bahwa ekonomi Indonesia

akan melampaui Jerman dan Inggris pada tahun 2030.

Keyakinan itu tentu beralasan. Indonesia diperkirakan memiliki sekitar 90 juta

orang yang berada di kelompok consuming class. Angka ini adalah angka terbesar di

dunia setelah Cina dan India. Dengan kekuatan itu pula, pada tahun 2030 Indonesia

akan menjadi kekuatan ekonomi nomor tujuh dunia dengan nilai pendapatan nasional

(12)

Indonesia saat ini sedang berada pada laju transformasi yang pesat menuju ke

arah tersebut. Saat ini, ekonomi Indonesia berada pada posisi 16 dunia dengan

pendapatan domestik nasional sebesar 846 miliar dolar AS tahun 2011. Angka itu

akan terus tumbuh hingga mencapai 1,8 triliun dolar AS mulai tahun 2017. Pada

tahun 2030 hanya Amerika Serikat, Cina, India, Jepang, Brasil, dan Rusia, yang

berada di atas ekonomi Indonesia.

Kekuatan terbesar ekonomi Indonesia tidak hanya berupa ekspor yang didukung

oleh kekuatan tenaga kerja dan komoditas, tetapi juga kekuatan konsumsi domestik

dan jasa-jasa, yang menjadi motor penggerak ekonomi nasional. Melihat potensi yang

sedemikian besar, dalam beberapa side meeting siding IMF yang sempat saya ikuti,

para investor asing mengharapkan makin banyak pilihan investasi di Indonesia.

Harapan para investor tersebut tentu merupakan peluang dan tantangan bagi

Indonesia. Upaya melakukan pendalaman pasar keuangan (Financial deepening)

menjadi penting dalam memberikan ragam pilihan investasi bagi para investor. Di sisi

lain, pembenahan di sektor riil dan infrastruktur perlu terus dilakukan secara serius

guna mendukung arah untuk menjadikan ekonomi Indonesia yang terbesar di Asia

Tenggara.

Saat ini, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berada pada kisaran5 persen

hingga 6 persen, apabila dapat terus dipertahankan, akan menambah jumlah

masyarakat kelas menengah hingga 90 juta orang dengan pendapatan per kapita lebih

dari 3.600 dolar AS. Apabila kita mampu mendorong pertumbuhan hingga 7 persen,

jumlah itu bertambah lagi dengan masyarakat menengah mencapai 170 juta orang.

Berbagai perkembangan dari sidang akbar IMF di Tokyo pekan lalu kembali

mengingatkan kita tentang besarnya potensi Indonesia dan sempitnya momentum

yang sedang kita lalui saat ini.

Apabila potensi itu tidak diwujudkan dalam aksi dan momentum yang baik

dilewatkan begitu saja karena kita begitu asyik dengan urusan lain, prediksi para

investor tersebut tidak akan menjadi kenyataan. Tentunya pilihan ada di tangan kita

semua saat ini.

(13)

1) Pernyataan pendapat (tesis)

Indonesia menjadi buah bibir pada saat pelaksanaan Sidang Tahunan

International Monetery Fund (IMF)/World Bank (WB) 2012 Tokyo, 9-14 Oktober

2012 lalu. Newsletter resmi yang dibagikan IMF pada seluruh peserta sidang

mengangkat satu topik khusus mengenai Indonesia. Media itu mengangkat hasil

riset dari McKinsey dan Standard Chartered yang mengatakan bahwa ekonomi

Indonesia akan melampaui Jerman dan Inggris pada tahun 2030.

2) Argumentasi

Keyakinan itu tentu beralasan. Indonesia diperkirakan memiliki sekitar 90 juta

orang yang berada di kelompok consuming class. Angka itu adalah angka terbesar

di dunia setelah Cina dan India. Dengan kekuatan itu pula, pada tahun 2030 Indonesia

akan menjadi kekuatan ekonomi nomor tujuh dunia dengan nilai pendapatan nasional

sebesar 1,8 triliun dolar AS dari sektor pertanian, konsumsi, dan energi.

Indonesia saat ini sedang berada pada laju transformasi yang pesat menuju

ke arah tersebut. Saat ini, ekonomi Indonesia berada pada posisi 16 dunia

dengan pendapatan domestik nasional sebesar 846 miliar dolar AS tahun 2011.

Angka itu akan terus tumbuh hingga mencapai 1,8 triliun dolar AS mulai tahun 2017.

Pada tahun 2030, hanya Amerika Serikat, Cina, India, Jepang, Brasil, dan Rusia, yang

berada di atas ekonomi Indonesia.

Kekuatan terbesar ekonomi Indonesia tidak hanya berupa ekspor yang

didukung oleh kekuatan tenaga kerja dan komoditas, tetapi juga kekuatan

konsumsi domestik dan jasa-jasa, yang menjadi motor penggerak ekonomi

nasional. Melihat potensi yang sedemikian besar, dalam beberapa side meeting

sidang IMF yang sempat saya ikuti, para investor asing mengharapkan makin banyak

pilihan investasi di Indonesia.

Harapan para investor tersebut tentu merupakan peluang dan tantangan bagi

Indonesia. Upaya melakukan pendalaman pasar keuangan (Financial deepening)

menjadi penting dalam memberikan ragam pilihan investasi bagi para investor. Di sisi

(14)

guna mendukung arah untuk menjadikan ekonomi Indonesia yang terbesar di Asia

Tenggara.

Saat ini, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berada pada kisaran 5

persen hingga 6 persen, apabila dapat terus dipertahankan, akan menambah

jumlah masyarakat kelas menengah hingga 90 juta orang dengan pendapatan

per kapita lebih dari 3600 dolar AS. Apabila kita mampu mendorong pertumbuhan

hingga 7 persen, jumlah itu bertambah lagi dengan masyarakat menengah mencapai

170 juta orang.

3) Penegasan ulang pendapat

Berbagai perkembangan dari sidang akbar IMF di Tokyo pekan lalu kembali

mengingatkan kita tentang besarnya potensi Indonesia dan sempitnya momentum

yang sedang kita lalui saat ini.

Apabila potensi itu tidak diwujudkan dalam aksi dan momentum yang baik

dilewatkan begitu saja karena kita begitu asyik dengan urusan lain, prediksi

para investor tersebut tidak akan menjadi kenyataan. Tentunya pilihan ada di

tangan kita semua saat ini.

D. Anggapan Dasar

Dalam penelitian ini, peneliti mengacu pada anggapan dasar sebagai berikut.

1. Menulis karangan eksposisi merupakan salah satu bagian kompetensi dasar

dari pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia yang terdapat dalam kurikulum

2013 di tingkat SMA.

2. Pembelajaran online dapat dilakukan oleh siapa saja, kapan saja, dan dimana

saja selama dapat mengakses internet.

E. Definisi Operasional

Berikut merupakan uraian definisi operasional yang digunakan dalam

penelitian ini.

1. Penerapan model Blended Learning dalam pembelajaran menulis teks

(15)

pengorganisasian karangan, penggunaan kalimat efektif, pemilihan kata yang

tepat serta penggunaan ejaan yang benar melalui proses yang

mengintegrasikan pembelajaran tatap muka dan pembelajaran jarak jauh yang

menggunakan sumber belajar online maupun offline dan beragam pilihan

komunikasi yang dapat digunakan oleh guru dan siswa.

2. Teks eksposisi dapat dikatakan sebagai teks yang memberikan informasi

kepada pembaca yang diperkuat dengan fakta atau data yang disajikan oleh

penulis.

3. Kemampuan menulis teks eksposisi adalah kemampuan siswa SMAN 13 Kota

Bandung dalam menulis karangan eksposisi dengan kualitas yang maksimal

dilihat dari kemampuan dalam mengorganisasikan karangan, penggunaan

kalimat efektif, pemilihan kata yang tepat serta penggunaan ejaan yang benar.

F. Hipotesis

Hipotesis adalah rumusan jawaban atau kesimpulan sementara/masih bersifat

praduga yang harus diuji dengan data yang terkumpul melalui kegiatan penelitian.

Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan didasarkan pada teori yang

relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui

pengumpulan data (Sugiyono, 2012 : 70).

Berdasarkan dengan tujuan, permasalahan, dan landasan teori dalam penelitian ini maka hipotesis yang dapat dirumuskan oleh peneliti adalah “Terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa kelas eksperimen yang menerapkan model

pembelajaran Blended Learning dengan hasil belajar siswa kelas kontrol yang tidak

(16)

Ikhsan Sanjaya Saputra, 2015

Penerapan Model Pembelajaran Bauran (Blended Learning) Dalam Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian Eksperimental

Menurut Syamsuddin dan Vismaia (2011:150) penelitian eksperimental

merupakan suatu metode yang sistematis dan logis untuk menjawab pertanyaan : “Jika sesuatu dilakukan pada kondisi-kondisi yang dikontrol dengan teliti, apakah yang akan terjadi?” Dalam hal ini peneliti memanipulasikan suatu perlakuan,

stimulus, atau kondisi-kondisi tertentu, kemudian mengamati pengaruh atau

perubahan yang diakibatkan oleh manipulasi yang dilakukan secara sengaja tadi.

Untuk mendapatkan pengaruh yang benar-benar bersih dari faktor-faktor yang tidak

diteliti maka peneliti perlu melakukan kontrol yang cermat terhadap kemungkinan

masuknya pengaruh faktor lain.

Penelitian dengan pendekatan percobaan atau eksperimen dimaksudkan untuk

menyelidiki kemungkinan hubungan sebab-akibat (cause and effect relationship),

dengan cara mengekspos satu atau lebih kelompok eksperimental dan satu atau lebih

kondisi eksperimen. Hasilnya dibandingkan dengan satu atau lebih kelompok kontrol

yang tidak dikenai perlakuan (Danim dalam Syamsuddin dan Vismaia, 2002).

1. Langkah-langkah Kegiatan Penelitian Eksperimen

Menurut Syamsuddin dan Vismaia (2011:154), penelitian eksperimen biasanya

melalui langkah-langkah sebagai berikut:

a. melakukan kajian secara induktif yang berkait erat dengan permasalahan yang

hendak dipecahkan;

b. mengidentifikasi dan mendefinisikan masalah;

c. melakukan studi literatur dari berbagai sumber yang relevan,

memformulasikan hipotesis penelitian, menentukan variabel, dan

merumuskan definisi operasional dan definisi istilah;

d. membuat rencana penelitian yang didalamnya mencakup kegiatan:

1) mengidentifikasi variabel luar yang tidak diperlukan, tetapi

(17)

2) menentukan cara mengontrol;

3) memilih rancangan penelitian yang tepat;

4) menentukan populasi, memilih sampel (contoh) yang mewakili serta

memilih sejumlah subjek penelitian;

5) membagi subjek dalam kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen;

6) membuat instrumen, memvalidasi instrumen, dan melakukan studi

pendahuluan agar diperoleh instrumen yang memenuhi persyaratan untuk

mengambil data yang diperlukan; dan

7) mengidentifikasi prosedur pengumpulan data, dan menentukan hipotesis.

e. melaksanakan eksperimen;

f. mengumpulkan data kasar dari proses eksperimen;

g. mengorganisasikan dan mendeskripsikan data sesuai dengan variabel yang

telah ditentukan;

h. menganalisis data dan melakukan tes signifikansi dengan teknik statistika

yang relevan untuk menentukan tahap signifikansi hasilnya; dan

i. menginterprestasikan hasil, perumusan kesimpulan, pembahasan, dan

pembuatan laporan.

B. Desain Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan desain penelitian control group

pre-test-post-test (Arikunto, 2006:86).

E O1 X O2

K O3 C O4

Gambar 3.1 Desain penelitian

Keterangan :

E : Kelas Eksperimen

K : Kelas Kontrol

(18)

O2 : Tes akhir pada kelas eksperimen

O3 : Tes awal pada kelas kontrol

O4 : Tes akhir pada kelas kontrol

X : perlakuan atau treatment pada kelas eksperimen

C : perlakuan pada kelas kontrol

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012 : 90). Populasi

dalam penelitian ini adalah seluruh kelas X IIS SMAN 13 Bandung tahun ajaran

2014/2015.

Tabel 3.1

Populasi Siswa Kelas X

Jurusan IIS SMAN 13 Bandung Tahun ajaran 2014/2015

Kelas Jumlah Siswa

X IIS 1 35

X IIS 2 31

X IIS 3 31

X IIS 4 34

Jumlah 135

(Sumber: Data SMAN 13 Bandung)

2. Sampel

Menurut Margono (2004: 121) “Sampel adalah sebagai bagian dari populasi, sebagai contoh yang diambil dengan menggunakan cara-cara tertentu”. Dalam

pengambilan sampel peneliti menggunakan non random sampling yaitu

menggunakan teknik purposive sampling. Purposive Sampling adalah penentuan

sampel yang dilakukan dengan cara mengambil sampel yang memiliki ciri-ciri

sehubungan dengan masalah penelitian (Siswanto, 2012 : 48). Oleh karena itu,

(19)

eksperimen dan X IIS 3 sebagai kelas kontrol. Dua kelas tersebut dinilai memiliki

ciri-ciri dan karakteristik yang berhubungan dengan masalah penelitian. Selain itu,

pemilihan tersebut didasari bahwa materi menulis teks eksposisi dipelajari pada kelas

X. Selain itu, pemilihan kelas X IIS 2 sebagai kelas eksperimen karena penerapan

model Blended Learning menggunakan teknologi atau gadget dalam pelaksanaannya

dan kelas X IIS 2 dinilai paling siap dalam hal itu.

D. Instrumen Penelitian

Untuk mengetahui hasil belajar siswa peneliti menggunakan teknik pengumpulan data berupa tes. Menurut Arikunto (2011 : 53) “Tes adalah alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan

aturan-aturan yang sudah ditentukan”. Berdasakan rumusan masalah yang telah

disinggung di awal mengenai apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil

belajar siswa kelas eksperimen yang menerapkan model pembelajaran Blended

Learning dengan hasil belajar siswa kelas kontrol yang tidak menerapkan model Blended Learning dalam pembelajaran menulis teks eksposisi? Maka peneliti menyimpulkan instrumen yang akan dipakai sebagai berikut.

Soal prates dan pascates

1. Buatlah karangan eksposisi bertema ekonomi berdasarkan ketentuan berikut

ini.

a. Judul sesuai dengan isi karangan

b. Menggunakan struktur teks eksposisi sebagai berikut

1) Tesis

2) Rangkaian argumentasi

3) Kesimpulan

(20)

1) Kriteria Penilaian

Tabel 3.2

Profil Penilaian Kegiatan Siswa Dalam Menulis Teks Eksposisi

PROFIL PENILAIAN KEGIATAN SISWA

DALAM MENULIS TEKS EKSPOSISI

Nama :

Judul :

Skor Kriteria Komentar

ISI

27—30

Sangat baik—sempurna:

menguasai topik tulisan;

substantif; pengembangan

pernyataan pendapat (tesis),

argumentasi, penegasan ulang

pendapat secara lengkap;

relevan dengan topik yang

dibahas

22—26

Cukup—baik:

cukup menguasai permasalahan;

cukup memadai; pengembangan

tesis terbatas;

relevan dengan topik, tetapi

kurang terperinci

17—21

Sedang—cukup:

penguasaan permasalahan

terbatas; substansi kurang;

pengembangan topik tidak

(21)

13—16

Sangat kurang—kurang:

tidak menguasai permasalahan;

tidak ada substansi; tidak

relevan; tidak layak dinilai

STRUKTUR

KARANGAN

TEKS

EKSPOSISI

18—20

Sangat baik—sempurna:

ekspresi lancar; gagasan

terungkap padat, dan jelas;

tertata dengan baik; urutan logis

(pernyataan pendapat (tesis),

argumentasi, penegasan ulang

pendapat); kohesif

14—17

Cukup—baik:

kurang lancar; kurang

terorganisasi, tetapi ide utama

ternyatakan; pendukung

terbatas; logis, tetapi tidak

lengkap

10—13

Sedang—cukup:

tidak lancar; gagasan kacau atau

tidak terkait; urutan dan

pengembangan kurang logis

7—9

Sangat kurang—kurang:

tidak komunikatif; tidak

terorganisasi; tidak layak dinilai

18—20

Sangat baik—sempurna:

pilihan kata dan ungkapan

efektif; menguasai pembentukan

kata; penggunaan register tepat;

(22)

KOSAKATA

konjungsi spasial, penambahan,

perbandingan, waktu, sebab

akibat dan penghubung

koordinatif serta subordinatif

tepat; menguasai kata dan

kelompok kata fakta dan opini,

termasuk penggunaan modalitas

dengan benar

14—17

Cukup—baik:

penguasaan kata memadai;

pilihan, bentuk, dan penggunaan

kata/ungkapan, pemarkah atau

konjungsi spasial, penambahan,

perbandingan, waktu, sebab

akibat dan penghubung

koordinatif serta subordinatif,

modalitas kadang-kadang salah,

tetapi tidak mengganggu

10—13

Sedang—cukup:

penguasaan kata terbatas; sering

terjadi kesalahan bentuk,

pilihan, dan penggunaan

kosakata/ungkapan, pemarkah

atau konjungsi spasial,

penambahan, perbandingan,

waktu, sebab akibat dan

penghubung koordinatif serta

subordinatif, dan modalitas;

(23)

tidak jelas

7—9

Sangat kurang—kurang:

pengetahuan tentang kosakata,

ungkapan, dan pembentukan

kata rendah; tidak layak nilai

KALIMAT

18—20

Sangat baik—sempurna:

konstruksi kompleks dan efektif;

terdapat hanya sedikit kesalahan

penggunaan bahasa

(urutan/fungsi kata, artikel,

pronomina, preposisi); terdapat

hanya sedikit kesalahan

penggunaan kohesi gramatikal

dan leksikal dan kalimat

simpleks dan kompleks

14—17

Cukup—baik:

konstruksi sederhana, tetapi

efektif; terdapat kesalahan kecil

pada konstruksi kompleks;

terjadi sejumlah kesalahan

penggunaan bahasa

(fungsi/urutan kata, artikel,

pronomina, preposisi); terjadi

sejumlah kesalahan penggunaan

kohesi gramatikal dan leksikal

dan kalimat simpleks dan

kompleks tetapi makna cukup

jelas

(24)

terjadi kesalahan serius dalam

konstruksi kalimat

tunggal/kompleks (sering terjadi

kesalahan pada kalimat negasi,

urutan/fungsi kata, artikel,

pronomina, kalimat fragmen,

pelesapan; terjadi kesalahan

serius dalam penggunaan

kohesi gramatikal dan leksikal

dan kalimat simpleks dan

kompleks makna

membingungkan atau kabur.

7—9

Sangat kurang—kurang:

tidak menguasai tata kalimat;

terdapat banyak kesalahan pada

konstruksi kompleks,

penggunaan kohesi gramatikal

dan leksikal dan kalimat

simpleks dan kompleks; tidak

komunikatif; tidak layak dinilai.

MEKANIK

9—10

Sangat baik—sempurna:

menguasai aturan penulisan;

terdapat sedikit kesalahan

ejaan,tanda baca, penggunaan

huruf kapital, dan penataan

paragraf.

7—8

Cukup—baik:

kadang-kadang terjadi kesalahan

(25)

huruf kapital, dan penataan

paragraf, tetapi tidak

mengaburkan makna

4—6

Sedang—cukup:

sering terjadi kesalahan ejaan,

tanda baca, penggunaan huruf

kapital, dan penataan paragraf;

tulisan tangan tidak jelas; makna

membingungkan atau kabur

1—3

Sangat kurang—kurang:

tidak menguasai aturan

penulisan; terdapat banyak

kesalahan ejaan, tanda baca,

penggunaan huruf kapital, dan

penataan paragraf; tulisan tidak

terbaca; tidak layak dinilai.

Diadaptasi dari Buku Guru Bahasa Indonesia Kurikulum 2013

E. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang dilakukan oleh peneliti dalam melaksanakan penelitian

eksperimen ini adalah sebagai berikut :

1. Persiapan

a. peneliti menentukan materi yang akan diberikan kepada kelas eksperimen dengan menerapkan model Blended Learning;

b. peneliti menentukan kelas kontrol dan kelas eksperimen;

c. peneliti membuat e-mail khusus yang digunakan untuk proses registrasi akun “Quipper School”;

d. peneliti membuat akun “Quipper School” untuk melakukan pembelajaran online;

(26)

f. peneliti membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran untuk kelas kontrol yang tidak menerapkan model Blended Learning;

g. peneliti membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran untuk kelas

eksperimen yang menerapkan model Blended Learning;

h. peneliti melakukan sosialisasi kepada siswa mengenai Blended Learning dan fungsi dari “Quipper School” dalam pelaksanaan Blended Learning; dan i. siswa melakukan pembuatan akun “Quipper School” secara bersama-sama

maupun mandiri.

2. Pelaksanaan

a. peneliti memberikan materi memproduksi teks eksposisi di dalam kelas (dilaksanakan pada kelas kontrol dan kelas eksperimen);

b. peneliti melakukan diskusi di dalam kelas mengenai materi memproduksi teks eksposisi (dilaksanakan pada kelas kontrol dan kelas eksperimen);

c. peneliti memberikan materi pembelajaran dalam akun “Quipper School” (dilaksanakan pada kelas eksperimen);

d. peneliti dan siswa melaksanaan pembelajaran online melalui akun “Quipper School” sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan (dilaksanakan pada kelas eksperimen);

e. peneliti memberikan sumber belajar tambahan;

f. peneliti memantau aktivitas siswa kelas eksperimen ketika pelaksanaan blended learning dan siswa pada kelas kontrol yang tidak menerapkan model blended learning (dilaksanakan pada kelas kontrol dan kelas eksperimen); dan

g. peneliti melaksanakan kegiatan blended learning selama kurang lebih 6 jam pelajaran (3 pertemuan) pada kelas eksperimen.

3. Evaluasi

a. peneliti memberikan soal tes untuk mengetahui hasil belajar siswa pada kelas kontrol dan kelas eksperimen;

(27)

c. peneliti membandingkan hasil belajar siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen untuk membuktikan apakah terdapat perbedaan atau tidak

setelah penerapan model blended learning (pada kelas eksperimen).

F. Teknik Pengolahan Data

Setelah data penelitian terkumpul melalui pra tes dan pasca tes,

selanjutnya data tersebut diolah dan dianalisis dengan menggunakan rumus

statistik yang relevan untuk mengetahui tingkat keberhasilan hasil penelitian

yang telah dilakukan peneliti. Langkah-langkah yang dilakukan peneliti

dalam mengolah data penelitiannya adalah sebagai berikut.

1. Memberikan penilaian terhadap hasil menulis teks eksposisi siswa dari setiap

aspek yang dinilai. Penilaian ini dilakukan oleh tiga orang penilai, yaitu:

a. Karnita, S. Pd, selaku guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di SMAN 13

Bandung.

b. Martha Widya R. selaku guru praktikan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di

SMAN 13 Bandung

c. Ikhsan Sanjaya Saputra, selaku guru praktikan Mata Pelajaran Bahasa

Indonesia di SMAN 13 Bandung.

2. Mengolah skor prates dan pascates menjadi nilai dengan rumus :

Nilai = ∑ � x 100

Tabel 3.3

Penilaian Karangan Eksposisi Berdasarkan Skor

No Kategori Rentang Nilai

1 Baik Sekali 86-100

2 Baik 76-85

3 Cukup 56-75

4 Kurang 10-55

3. Uji reliabilitas antarpenimbang

Uji reliabilitas antarpenimbang ini digunakan untuk mengetahui tingkat

(28)

antarpenimbang ini merupakan perangkat pengolahan data yang berfungsi agar

penilai tidak melakukan kesubjektifitasan dalam menilai hasil belajar siswa.

Berikut adalah langkah-langkah penghitungan reliabilitas antar penimbang:

a. Menghitung jumlah kuadrat siswa

SSt∑ t2 = ∑ ∑

� - ∑

��

b. Menghitung kuadrat penguji

SSp∑ p2 = ∑ ∑ - ∑��

c. Menghitung kuadrat total

SStot∑ �2t = ∑ �2 - ∑

��

d. Menghitung jumlah kekeliruan

SSkk∑ 2kk = SStot∑ �2t - SSt∑ t2

Hasil penghitungan data di atas dimasukkan ke dalam tabel ANAVA

(Analisys Of Varian)

Tabel 3.4 Format ANAVA

Variasi SS DK Varians

Siswa SSt∑ t2 N-1 SSt ∑ tN− (Vt)

Penguji SSp∑ p2 K-1 -

Kekekliruan SSkk∑ 2kk (N-1) (K-1) SSkk ∑ kk

N− K− (Vkk)

Reliabilitas antarpenimbang dihitung dengan rumus :

rxy= −�

keterangan:

rxy= reliabilitas yang dicari

Vt = Varian tes

(29)

Setelah itu, hasil penilaian disesuaikan dengan tabel Guilford berikut.

Tabel 3.5 Tabel Guilford

Rentang Kriteria

0,08-1,00 Korelasi reliabilitas sangat tinggi

0,60-0,80 Korelasi reliabilitas tinggi

0,40-0,60 Korelasi reliabilitas sedang

0,20-0,40 Korelasi reliabilitas rendah

0,00-0,20 Korelasi reliabilitas sangat rendah

(Subana,dkk, 2005 : 132)

4. Melakukan uji normalitas nilai hasil prates dan pascates dengan rumus

chi-kuadrat.

Berikut ini langkah-langkah yang digunakan untuk menghitung Chi Kuadrat

(� menurut Sudjana (2000 : 77-169)

a. Menentukan skor terbesar dan terkecil

b. Menentukan Rentangan (R)

R = skor terbesar – skor terkecil

c. Menentukan banyaknya kelas (BK)

BK = 1+3,3 log n (Rumus Sturgess)

d. Menentukan panjang kelas (i)

i = �

��

e. Membuat tabulasi dengan tabel penolong

No. Kelas

Interval �

Nilai Tengah

��

.� . �

1

2

(30)

f. Menentukan rata-rata �̅

�̅ = ∑�.� �

g. Menentukan simpangan baku (S)

= √�. ∑ �.�� − ∑ �.� � � −

h. Membuat daftar frekuensi yang diharapkan dengan cara :

1) Menentukan batas kelas, yaitu angka skor kiri kelas interval pertama

dikurangi 0,5 dan kemudian angka skor kanan kelas interval ditambah

0,5.

2) Mencari nilai Z-score untuk kelas batas interval dengan rumus :

� = ��− ̅ (Sudjana, 2000 : 169)

3) Mencari luas 0 – Z dari tabel Kurva Normal dari 0 – Z dengan

menggunakan angka-angka untuk kelas batas.

4) Mencari luas tiap kelas interval dengan jalan mengurangkan

angka-angka 0 – Z yaitu angka baris pertama dikurangi baris kedua, angka

baris kedua dikurangi angka baris ketiga dan begitu seterusnya.

Kecuali untuk angka yang berbeda pada baris tengah ditambahkan

dengan angka pada baris berikutnya.

5) Mencari frekuensi yang diharapkan (fe). Dengan cara mengalikan

luas tiap interval dengan jumlah responden (n).

i. Mencari Chi-Kuadrat hitung (� h)

� h = ∑ − �=

(Sudjana, 2004 : 180)

j. Membandingkan (� h) dengan (� t)

(31)

Dengan kriteria keputusan :

- Jika, � h ≤ nilai � t , maka distribusi data normal

- Jika, � h> nilai � t , maka distribusi data tidak normal

Keterangan :

fo = frekuensi yang diobservasi

fh = frekuensi yang diharapkan

5. Melakukan uji homogenitas

Dalam melakukan uji homogenitas, peneliti menggunakan metode Uji Varians

(Uji F). Berikut adalah langkah-langkah Uji F :

a. Menghitung varians terbesar dan varians terkecil :

� ℎ� � = � �

� � �

(Arifin, 2011 : 286)

b. Bandingkan nilai Fhitung dengan nilai Ftabel Dengan rumus :F tabel = Fα

Dan derajat kebebasan (dk) = dk � − / dk �

Kriteria pengujian :

- Jika : Fhitung <Ftabel, maka data homogen

- Jika : Fhitung Ftabel, maka data tidak homogen

6. Melakukan uji t

Dalam membandingkan perbedaan variabel yang dihipotesiskan, peneliti

menggunakan uji t. Adapun hipotesis yang dapat terjadi adalah sebagai berikut:

� ∶ � = � tidak terdapat perbedaan antara hasil belajar siswa kelas eksperimen yang menerapkan model pembelajaran Blended Learning dengan

hasil belajar siswa kelas kontrol yang tidak menerapkan model Blended

Learning.

(32)

dengan hasil belajar siswa kelas kontrol yang tidak menerapkan model

pembelajaran Blended Learning.

Uji t bertujuan untuk mencari makna hubungan antar variabel. Pengujian

hipotesis (Uji t) dapat dilakukan dengan rumus sebagai berikut:

= �̅ − �̅ √� + �

Yang mana :

= √ � −� + � −+ � −

(Sudjana, 2004:162)

Keterangan :

t = nilai ℎ�

� = nilai rata rata kelas pertama

� = nilai rata rata kelas kedua

s = simpangan baku

� = jumlah sampel kelas pertama

� = jumlah sampel rata kelas pertama

Setelah mengetahui jumlah t hitung, langkah selanjutnya adalah mencari t tabel

dengan menggunakan tabel distribusi t dengan derajat kebebasan � + � −

Kriteria :

- Jika nilai ℎ� > nilai maka � ditolak dan menerima � , artinya terdapat

perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa kelas eksperimen yang

menerapkan model pembelajaran Blended Learning dengan hasil belajar siswa

kelas kontrol yang tidak menerapkan model pembelajaran Blended Learning.

- Jika nilai ℎ� nilai maka � diterima dan menolak � , artinya tidak

terdapat perbedaan antara hasil belajar siswa kelas eksperimen yang menerapkan

model pembelajaran Blended Learning dengan hasil belajar siswa kelas kontrol

(33)

G. Langkah Pembelajaran

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

KELAS EKSPERIMEN

Satuan Pendidikan : SMAN 13 BANDUNG

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/Semester : X (Sepuluh) / 1 (Satu)

Topik :Budaya Berpendapat di Forum

Ekonomi dan Politik

Materi : Menulis teks eksposisi

Alokasi Waktu : 6 X 45 Menit

A. Kompetensi Inti

Sikap:

KI1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

KI2: Menghayati dan mengamalkan perilaku perilaku (jujur, disiplin, tanggung

jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan

pro-aktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai

permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan

alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan

dunia.

Pengetahuan:

KI 3:Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, dan

rasa prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,

(34)

kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan

kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah

Keterampilan:

KI4: Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait

dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan

mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung

B. Kompetensi Dasar

4.2 Memproduksi teks anekdot, eksposisi, laporan hasil observasi, prosedur

kompleks, dan negosiasi yang koheren

C. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Membuat teks eksposisi tentang konflik sosial, politik, ekonomi, dan kebijakan

publik dengan tahapan yang benar: tesis, argument sepihak, reiterasi.

2. Menggunakan kohesi gramatikal dan leksikal dan kalimat simpleks dan

kompleks dalam mengeksposisikan konflik sosial, politik, ekonomi, dan

kebijakan publik.

3. Menggunakan pemarkah atau konjungsi spasial, penambahan, perbandingan,

waktu, sebab akibat dan penghubung koordinatif serta subordinatif dengan

benar dalam teks eksposisi.

4. Membuat kata dan kelompok kata fakta dan opini, termasuk penggunaan

modalitas dengan benar dalam mengeksposisikan konflik sosial, politik,

ekonomi, dan kebijakan publik.

D. Strategi/Metode/Pendekatan Pembelajaran

(35)

PERTEMUAN 1 ( 2 x 45 Menit)

Tahapan Kegiatan Waktu

Kegiatan

Pendahuluan

1. Memulai pembelajaran dengan salam dan berdoa,

mengecek kehadiran, dan menyiapkan siswa untuk

mengikuti pembelajaran.

2. Apersepsi:

Guru melakukan apersepsi sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dalam tema “Budaya Berpendapat di Forum Ekonomi dan Politik”.

 Guru membangun konteks dan memberikan

pemahaman kepada siswa tentang bagaimana

cara mengajukan atau menyampaikan pendapat

dalam berbagai forum resmi, terutama di forum

politik dan ekonomi agar minat siswa tumbuh.

3. Motivasi : Guru memberikan informasi kepada

siswa mengenai kompetensi yang harus dicapai

siswa sesuai dengan materi yang akan dibahas

10 menit

Kegiatan Inti Mengamati

Siswa mengamati dan mencari informasi melalui buku pelajaran serta penjelasan dari guru tentang

materi sesuai dengan indikator yang telah ditentukan

Siswa mencari dan mengamati buku yang berisi pendapat pakar ekonomi Indonesia atau pendapat

pengamat politik Indonesia.

Siswa mengamati dan membaca teks eksposisi yang berjudul “Ekonomi Indonesia akan Melampaui Jerman dan Inggris”,

(36)

Menanya

 Siswa bertanya jawab dengan siswa lain tentang fungsi teks eksposisi.

 Siswa bertanya jawab dengan siswa lain tentang struktur teks eksposisi.

Siswa bertanya jawab dengan siswa lain tentang ciri kebahasaan teks eksposisi.

Menalar

 Siswa berdiskusi mengidentifikasi bagian-bagian teks eksposisi.

Siswa berdiskusi tentang struktur teks eksposisi

 Siswa berdiskusi tentang ciri kebahasaan teks eksposisi

Mencoba

Siswa mengurutkan isi teks eksposisi berdasarkan

struktur teks untuk mempertajam pemahaman

tentang teks eksposisi

Siswa menggunakan unsur kebahasaan untuk

kemahiran berbahasa dalam mendukung

pemahaman teks eksposisi secara lisan dan tulisan

Mengomunikasikan

 Siswa menyampaikan hasil pemahaman tentang

bentuk teks eksposisi secara lisan dan tulisan

 Siswa menyampaikan hasil penulisan ulang teks eksposisi

Refleksi

 Guru menyimpulkan materi pembelajaran yang

telah dipelajari.

(37)

Kegiatan

Penutup

 Guru memberikan penjelasan dan pemahaman

mengenai Blended Learning

Siswa membuat email untuk dapat mengakses

akun ‘Quipper School’

 Guru melakukan refleksi dengan meminta

tanggapan kepada siswa.

Evaluasi

Guru memberikan tes evaluasi lisan dalam beberapa

(38)

PERTEMUAN 2 ( 2 x 45 Menit)

Tahapan Kegiatan Waktu

Kegiatan

Pendahuluan

1. Memulai pembelajaran dengan salam dan berdoa,

mengecek kehadiran, dan menyiapkan siswa untuk

mengikuti pembelajaran.

2. Apersepsi:

Guru melakukan apersepsi sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dalam tema “Budaya Berpendapat di Forum Ekonomi dan Politik”.

 Guru mengaitkan materi yang telah dipelajari sebelumnya yang berkaitan dengan materi pada

pertemuan hari ini, yaitu menulis teks eksposisi

Motivasi : Guru memberikan informasi kepada

siswa mengenai kompetensi yang harus dicapai

siswa sesuai dengan materi yang akan dibahas

10 menit

Kegiatan Inti Mengamati

Siswa membaca kembali teks eksposisi untuk

memahami kembali struktur teks.

Siswa membaca teks eksposisi yang lain dari berbagai sumber

Siswa membaca teks untuk memahami ciri

kebahasaan dalam teks eksposisi.

Menanya

 Siswa bertanya jawab dengan siswa lain tentang cara menata dan menanggapi teks eksposisi.

 Siswa bertanya jawab dengan siswa lain tentang struktur teks eksposisi.

(39)

Menalar

 Siswa membuka akun “Quipper School” untuk

mendapatkan informasi dan penjelasan tentang

materi mengenai teks eksposisi

 Siswa berdiskusi tentang kesesuaian isi teks eksposisi yang dibaca berdasarkan struktur dan ciri

kebahasaan teks.

 Siswa berdiskusi tentang sumber-sumber yang akan dijadikan bahan tulisan teks eksposisi

Mencoba

Siswa mengurutkan kembali teks eksposisi untuk mempertajam pemahaman

Siswa menguraikan struktur teks eksposisi (yang lain) untuk mempertajam pemahaman

Siswa menyusun hal-hal penting yang akan

dituliskan dalam teks eksposisi sesuai dengan

struktur teks eksposisi.

Siswa mengidentifikasi ciri kebahasaan yang akan digunakan dalam teks eksposisi untuk mendukung

tulisan.

Siswa mengembangkan tulisan teks eksposisi

berdasarkan struktur teks

Siswa menelaah teks berdasarkan struktur

Siswa menelaah teks berdasarkan ciri kebahasaan

Siswa menata dan menanggapi teks eksposisi

Mengomunikasikan

(40)

 Siswa menyampaikan hasil telaah teks eksposisi yang disusun kelompok lain berdasarkan isi dan

struktur teks eksposisi

 Siswa menyampaikan hasil penataan teks eksposisi Kegiatan

Penutup

Refleksi

 Guru menyimpulkan materi pembelajaran yang

telah dipelajari.

 Guru menentukan jadwal pembelajaran online

melalui “Quipper School” dan menentukan topik

yang akan dibahas yaitu menulis teks eksposisi

 Guru memberikan materi dan penjelasan dalam

“Quipper School” mengenai menulis teks

eksposisi

 Guru melakukan refleksi dengan meminta

tanggapan kepada siswa.

Evaluasi

Guru memberikan tes evaluasi lisan dalam beberapa

butir soal

(41)

PERTEMUAN 3 ( 2 x 45 Menit)

Tahapan Kegiatan Waktu

Kegiatan

Pendahuluan

1. Memulai pembelajaran dengan salam dan berdoa,

mengecek kehadiran, dan menyiapkan siswa untuk

mengikuti pembelajaran.

2. Apersepsi:

Guru melakukan apersepsi sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dalam tema “Budaya Berpendapat di Forum Ekonomi dan Politik”.

 Guru mengaitkan materi yang telah dipelajari sebelumnya yang berkaitan dengan materi pada

pertemuan hari ini, yaitu menulis teks eksposisi

Motivasi : Guru memberikan informasi kepada

siswa mengenai kompetensi yang harus dicapai

siswa sesuai dengan materi yang akan dibahas

10 menit

Kegiatan Inti Mengamati

Siswa membaca kembali atau mencari contoh lain teks eksposisi

Menanya

 Siswa bertanya jawab dengan siswa lain tentang penyusunan teks eksposisi untuk mempertajam

pemahaman

Menalar

 Siswa mencari informasi tentang struktur teks eksposisi dari berbagai sumber termasuk dari “Quipper School”

(42)

Mencoba

Siswa menyusun teks eksposisi berdasarkan

data/informasi yang diperoleh

Mengomunikasikan

 Siswa menyampaikan hasil tulisan teks eksposisi secara tulis

 Siswa menanggapi saran dari teman/guru untuk perbaikan dalam penulisan teks eksposisi

Kegiatan

Penutup

Refleksi

Guru melakukan refleksi dengan meminta tanggapan

kepada siswa serta menyimpulkan materi

pembelajaran. Selanjutnya menginformasikan materi

untuk pertemuan berikutnya.

Gambar

Tabel 3.1 Populasi Siswa Kelas X
Tabel 3.2 Profil Penilaian Kegiatan Siswa
Tabel 3.3 Penilaian Karangan Eksposisi Berdasarkan Skor
Tabel 3.4 Format ANAVA
+2

Referensi

Dokumen terkait

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru.. Pendidikan Anak

Perilaku Keorganisasian ( Organisazation Behavior), Cetakan perama, Ghalia Indonesia, Jakarta. Umar,

a. Terdapat topik-topik baru yang diperkenalkan yaitu himpunan, geometri, bidang dan ruang, statistika dan probalitas, relasi, sistem numerasi kuno,dan penulisan

disampaikan kepada Pokja Konstruksi II KLP Kabupaten Tapin, maka betsama ini kami rir?fig$Adar.g saucrara agff dapai niengikiiti acara Pembuktiar,' K;talifilasi atas

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DENGAN MEDIA ANIMASI TERHADAP HASIL. BELAJAR SISWA KELAS X PADA MATERI

[r]

Reaksi obat yang tidak diharapkan ( Adverse drug reaction ) Kejadian cedera pada pasien selama proses terapi akibat penggunaan obat Reaksi obat yang tidak diharapkan (ROTD) ada yang

Sanggahan paling lambat tanggal 2 Nopember 2017 telah diterima oleh Kelompok Kerja 24.17 ULP paket pekerjaan tersebut diatas pada Unit Layanan Pengadaan Kabupaten Magelang.. Jawaban