• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI BERKOMUNIKASI PEMASAR ASURANSI DENGAN NASABAH DAN PEMANFAATANNYA UNTUK MENYUSUN BAHAN PELATIHAN KETERAMPILAN BERBICARA BAGI PEMASAR ASURANSI DI KOTA TASIKMALAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STRATEGI BERKOMUNIKASI PEMASAR ASURANSI DENGAN NASABAH DAN PEMANFAATANNYA UNTUK MENYUSUN BAHAN PELATIHAN KETERAMPILAN BERBICARA BAGI PEMASAR ASURANSI DI KOTA TASIKMALAYA."

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI BERKOMUNIKASI PEMASAR ASURANSI

DENGAN NASABAH DAN PEMANFAATANNYA

UNTUK MENYUSUN BAHAN PELATIHAN

KETERAMPILAN BERBICARA

BAGI PEMASAR ASURANSI DI KOTA TASIKMALAYA

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia

Oleh

Ai Siti Nurjamilah

NIM 1303222

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

LEMBAR HAK CIPTA

STRATEGI BERKOMUNIKASI PEMASAR ASURANSI

DENGAN NASABAH DAN PEMANFAATANNYA

UNTUK MENYUSUN BAHAN PELATIHAN

KETERAMPILAN BERBICARA

BAGI PEMASAR ASURANSI DI KOTA TASIKMALAYA

oleh Ai Siti Nurjamilah UPI Bandung, 2015

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia

©Ai Siti Nurjamilah, 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang

(3)
(4)

v

Ai Siti Nurjamilah, 2015

STRATEGI BERKOMUNIKASI PEMASAR ASURANSI D ENGAN NASABAH D AN

PEMANFAATANNYA UNTUK MENYUSUN BAHAN PELATIHAN KETERAMPILAN BERBICARA BAGI PEMASAR ASURANSI D I KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Nurjamilah, Ai Siti. 2015. “Strategi Berkomunikasi Pemasar Asuransi dengan Nasabah dan Pemanfaatannya untuk Menyusun Bahan Pe latihan Keterampilan Berbicara bagi Pemasar Asuransi di Kota Tasikmalaya.”

Penelitian ini dilatarbelakangi dari pemikiran bahasa adalah aspek penting dalam kehidupan. Salah satu aktivitas yang lekat dengan penggunaan bahasa sebagai medianya adalah kegiatan komunikasi pemasaran. Pada kenyataannya para pemasar asuransi di kota Tasikmalaya belum mampu menggunakan bahasa secara tepat yang mampu mempengaruhi dan meyakinkan nasabah serta kemampuan berbicara secara sistematis dan efektif masih minim. Wujud penggunaan bahasa terealisasi melalui tindak tutur. Oleh karena itu, peneliti berusaha memotret jenis tindak tutur dan bentuk bahasa yang terdapat dalam tuturan pemasar asuransi di kota Tasikmalaya.

Penelitian ini bertujuan untuk: (a) mendeskrifsikan jenis tindak tutur direktif, asertif, komisif, ekspresif, dan deklaratif yang terdapat dalam tuturan pemasar asuransi dalam komunikasi pemasaran di kota Tasikmalaya. (b) mendeskrifsikan bentuk bahasa imperatif persuasif yang terdapat dalam tuturan pemasar asuransi dalam komunikasi pemasaran di kota Tasikmalaya. Dan (c) mendeskripsikan bahan ajar/pelatihan yang disusun berdasarkan hasil penelitian yang disesuaikan dengan kebutuhan para pemasar asuransi di kota Tasikmalaya.

Metode penelitian ini adalah deskriptif dengan data kualitatif. Sampel diambil secara purposif dengan instrumen penelitian observasi partisipan, angket, dan simak rekam atau dokumentasi berupa video audio visual.

(5)

vi

Ai Siti Nurjamilah, 2015

STRATEGI BERKOMUNIKASI PEMASAR ASURANSI D ENGAN NASABAH D AN

PEMANFAATANNYA UNTUK MENYUSUN BAHAN PELATIHAN KETERAMPILAN BERBICARA BAGI PEMASAR ASURANSI D I KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

Nurjamilah, Ai Siti. 2015. “The Communication Strategy of the Insurance Marketing Agents to the Customers and Its Use to Arrange Speaking Skill Training Material for the Insurance Marketing Agents in Tasikmalaya.”

The background is based on the language point of view that is an important aspect in life. One of the activities dealing with the use of language as the media is the marketing communication activities. In fact, the insurance

marketing agents in Tasikmalaya haven’t been able to use influential and convince

language appropriately to gain the customer’s attention and also their speaking skill is still lack systematically and effectively. The form of language is realised through speech acts. Hence, the researcher tries to figure the types of speech act out and the form of language on the insurance marketing agents’ utterances in Tasikmalaya.

This research is aimed at: (a) describing the types of speech act, such as directive, assertive, commisive, expressive, and declarative relied on the insurance marketing agents’ utterances dealing with marketing communication in

Tasikmalaya, (b) describing imperative-descriptive form on the agents’ utterances

in marketing communication in Tasikmalaya, (c) describing the material/training arranged based on the result of the research that is agreed with the need of the insurance marketing agents in Tasikmalaya.

The method of this research is descriptive with qualitative data. The sample is gained purposively with the participant observation, questionnaire, and recording or documentation in the form of audio-visual video as the instruments of this research.

(6)

viii

Ai Siti Nurjamilah, 2015

STRATEGI BERKOMUNIKASI PEMASAR ASURANSI D ENGAN NASABAH D AN PEMANFAATANNYA UNTUK MENYUSUN BAHAN PELATIHAN KETERAMPILAN BERBICARA

BAGI PEMASAR ASURANSI D I KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PERNYATAAN... i

KATA PENGANTAR………... ii

UCAPAN TERIMA KASIH………... iii

ABSTRAK…... vi

DAFTAR ISI…... viii

DAFTAR TABEL…... xi

DAFTAR DIAGRAM…... xii

DAFTAR LAMPIRAN…... xiii

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Penelitian…... 1

B.Rumusan Masalah Penelitian…... 7

C.Tujuan Penelitian…..…... 7

D.Manfaat Penelitian…... 8

E. Definisi Operasional…... 9

F. Struktur Organisasi Tesis…... 9

BAB II LANDASAN TEORETIS A.Ihwal Komunikasi…... 11

1. Pengertian Komunikasi…... 11

2. Unsur Komunikasi…... 13

3. Fungsi Komunikasi…... 22

4. Model Komunikasi…... 26

(7)

ix

Ai Siti Nurjamilah, 2015

STRATEGI BERKOMUNIKASI PEMASAR ASURANSI D ENGAN NASABAH D AN PEMANFAATANNYA UNTUK MENYUSUN BAHAN PELATIHAN KETERAMPILAN BERBICARA

BAGI PEMASAR ASURANSI D I KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C.Komunikasi Verbal…... 29

1. Ragam Bahasa…... 31

2. Bahasa Lisan…... 34

3. Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar…... 42

4. Berbicara sebagai Keterampilan Berkomunikasi…... 43

5. kedwibahasaan…... 45

6. Bahasa dalam Transaksi Perdagangan…... 48

D.Tindak Tutur dan Peristiwa Tutur dalam Komunikasi…... 49

1. Ihwal Tuturan…... 49

2. Peristiwa Tutur…... 51

3. Tindak Tutur…... 52

4. Situasi Tutur…... 56

E. Ihwal Asuransi…... 57

1. Pengertian Asuransi…... 57

2. Risiko dan Jenis Risiko Asuransi…... 58

3. Produk Asuransi…... 58

4. Istilah- istilah dalam Asuransi…... 59

F. Ihwal Modul…... 62

1. Pengertian Modul…... 62

2. Karakteristik Modul…... 63

3. Komponen-komponen Modul…... 64

4. Langkah Penyusunan Modul…... 66

BAB III METODE PENELITIAN A.Desain Penelitian…... 67

B.Sumber Data Penelitian…... 68

(8)

x

Ai Siti Nurjamilah, 2015

STRATEGI BERKOMUNIKASI PEMASAR ASURANSI D ENGAN NASABAH D AN PEMANFAATANNYA UNTUK MENYUSUN BAHAN PELATIHAN KETERAMPILAN BERBICARA

BAGI PEMASAR ASURANSI D I KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D.Teknik Pengolahan Data…... 69

E. Alur Penelitian…... 72

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Deskripsi Data …... 73

B.Analisis Data…... 74

1. Analisis Jenis Tindak Tutur Pemasar Asuransi…... 74

a. Analisis Jenis Tindak Tutur Pemasar Asuransi 1…... 75

b. Analisis Jenis Tindak Tutur Pemasar Asuransi 2………. 131

c. Analisis Jenis Tindak Tutur Pemasar Asuransi 3…... 167

2. Analisis Bentuk Bahasa Pemasar Asuransi………... 200

a. Analisis Bentuk Bahasa Pemasar Asuransi 1…... 200

b. Analisis Bentuk Bahasa Pemasar Asuransi 2…... 212

c. Analisis Bentuk Bahasa Pemasar Asuransi 3…... 217

C.Pembahasan Hasil Penelitian…... 224

D.Modul Pelatihan Keterampilan Berbicara Pemasar Asuransi…... 240

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A.Simpulan…... 282

B.Implikasi…... 283

C.Rekomendasi…... 284

DAFTAR PUSTAKA …... 286

(9)

Ai Siti Nurjamilah, 2015

STRATEGI BERKOMUNIKASI PEMASAR ASURANSI D ENGAN NASABAH D AN PEMANFAATANNYA UNTUK MENYUSUN BAHAN PELATIHAN KETERAMPILAN BERBICARA

BAGI PEMASAR ASURANSI D I KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Kegiatan berkomunikasi adalah kegiatan bagi manusia untuk

mengekspresikan diri, menyampaikan informasi, ide, dan emosi, melalui simbol

kata. Dari waktu ke waktu manusia dihadapkan dengan permasalahan sosial yang

penyelesaiannya menyangkut dengan kegiatan komunikasi yang dilakukan dengan

cara yang lebih baik. Penggunaan bahasa dalam berkomunikasi dengan

memperhatikan faktor lawan bicara, situasi atau keadaan, dan topik pembicaraan

dimaksudkan untuk mencapai tujuan tertentu. Dengan demikian, maka bahasa

yang dipilih harus selaras atau sejalan dengan tujuan tadi yang hendak dicapai

serta harus membangun kegiatan komunikasi yang benar-benar terkonsep guna

pencapaian tujuan.

Berkenaan dengan komunikasi, Mulyana (2011, hlm. 72) menyatakan

bahwa,

apabila seseorang akan berbicara atau berkomunikasi dengan orang lain dengan tujuan pencapaian tertentu, maka ia harus memperhatikan unsur komunikasi yang saling bergantung satu sama lain, yaitu pengirim/ komunikator, pesan, saluran/ media, penerima/ pendengar, efek dan

feedback (umpan balik).

Kegiatan atau aktivitas masyarakat pasti akan selalu menggunakan bahasa

sebagai media untuk berkomunikasi. Salah satu di antara banyak kegiatan manusia

yaitu kegiatan pemasaran yang bersifat persuasif. Agar bahasa yang digunakan

dalam kegiatan pemasaran dapat dipahami oleh masyarakat, dalam hal ini adalah

calon pembeli (konsumen), maka tenaga pemasar harus memilih dan

menggunakan bahasa berdasarkan karakteristik partisipan yang dihadapinya,

situasinya, serta topik pembicaraannya.

Pentingnya memperhatikan bahasa dalam kegiatan pemasaran yang

dilakukan oleh tenaga pemasar pada hakikatnya dituntut oleh setiap perusahaan

bahwa tenaga pemasar harus mampu mengajak bahkan mempengaruhi konsumen

(10)

2

Ai Siti Nurjamilah, 2015

STRATEGI BERKOMUNIKASI PEMASAR ASURANSI D ENGAN NASABAH D AN PEMANFAATANNYA UNTUK MENYUSUN BAHAN PELATIHAN KETERAMPILAN BERBICARA

BAGI PEMASAR ASURANSI D I KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tersebut. Hal ini sebenarnya menunjukan bahwa penggunaan bahasa dalam

komunikasi yang tepat akan turut menentukan berhasil atau tidaknya proses

pemasaran yang dilakukan.

Secara umum menurut Kotler dan Keller (2009, hlm. 6) dalam praktiknya

tenaga pemasar memasarkan sepuluh tipe entitas, yaitu : barang, jasa, acara,

pengalaman, orang, tempat, properti (hak kepemilikan), organisasi, informasi dan

ide. Dalam hal ini, penulis akan lebih khusus melaksanakan kajian komunikasi

yang dilakukan oleh tenaga pemasar pada bidang jasa khususnya tenaga pemasar

yang bekerja di perusahaan asuransi yang selanjutnya dikatakan sebagai agen

asuransi/pemasar asuransi.

Berdasarkan data yang diperoleh dari hukum online.com pada artikel yang

diterbitkan pada 13 Maret 2014, dalam perkembangannya bisnis asuransi setiap

tahunnya mengalami peningkatan. Hal ini menggambarkan bahwa tingkat

kesadaran dan pemahaman masyarakat mengenai asuransi jiwa semakin besar.

Jumlah tertanggung selama tahun 2013 meningkat yakni dari 45,77 juta menjadi

88,13 juta orang. Berdasarkan tingkat keterpahaman masyarakat terhadap asuransi

sekarang ini, maka akan memberikan manfaat kepada seluruh pihak (pemerintah,

perusahaan, tenaga pemasar (agen asuransi), dan masyarakat).

Data hasil survei yang digagas oleh salah satu perusahaan asuransi bekerja

sama dengan MarkPlus Insight pada 2011, menemukan fakta bahwa tiga dari lima

orang Indonesia tidak punya persiapan jika menghadapi risiko kesehatan atau

kematian. Bukan hanya dana cadangan untuk berjaga-jaga, mereka juga tidak

melindungi dirinya dan keluarganya dengan asuransi apabila menghadapi musibah

yang tak terduga. Hanya 17,5 persen orang Indonesia di kota-kota besar yang

sudah memiliki asuransi jiwa. Hal ini menjadi perbedaan yang mencolok bila

dibandingkan dengan Negara- Negara maju dan berkembang seperti Amerika,

Eropa, dan sebagian Negara di Asia seperti Malaysia, Singapura, dan Australia

yang jika dirata-ratakan masyarakatnya hampir 80% sudah menjadi nasabah

(11)

3

Ai Siti Nurjamilah, 2015

STRATEGI BERKOMUNIKASI PEMASAR ASURANSI D ENGAN NASABAH D AN PEMANFAATANNYA UNTUK MENYUSUN BAHAN PELATIHAN KETERAMPILAN BERBICARA

BAGI PEMASAR ASURANSI D I KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan data di atas, peluang bisnis asuransi atau kajian tentang

asuransi cukup mempunyai peluang, dampak, dan manfaat yang besar terutama

bagi pemerintah, perusahaan, tenaga pemasar (agen asuransi), dan masyarakat.

Pertama bagi pemerintah, dengan menjamurnya perusahaan asuransi yang ada di

Indonesia, maka membantu peran serta pemerintah dalam rangka melindungi hak

dasar warga negaranya khususnya perlindungan jiwa. Selain itu membantu

peningkatan devisa Negara dari hasil inventasi seluruh perusahaan asuransi yang

berada di Indonesia. Hal ini sejalan dengan program pemerintah Republik

Indonesia mengeluarkan dan mengesahkan kebijakan yakni melalui program yang

dikelola oleh BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial). Kedua, bagi

perusahaan dikarenakan mayoritas masyarakat Indonesia belum menjadi nasabah

asuransi, maka suatu peluang bagi pelaku bisnis untuk mengembangkan

bisnisnya, sehingga masyarakat yang terlindungi jiwanya semakin meningkat serta

memberikan dampak positif bagi masyarakat Indonesia. Selain itu, masyarakat

yang belum memiliki pekerjaan dapat bekerja di perusahaan asuransi.

Hal tersebut menggambarkan bahwa perusahaan asuransi menjadi mitra

pemerintah dalam membangun bangsa sehingga pengangguran dan kemiskinan

setahap demi setahap dapat dikikis atau diatasi demi mewujudkan kesejahteraan

bangsa Indonesia. Ketiga, bagi pemasar asuransi menjadi peluang bisnis yang

menjanjikan untuk mengembangkan diri agar mendapatkan penghasilan,

membantu program pemerintah, dan meningkatkan omset perusahaan asuransi.

Dan yang keempat, bagi masyarakat yakni membantu masyarakat dalam rangka

mrndapatkan manfaat perlindungan, khususnya perlindungan jiwa masyarakat.

Seluruh unsur di atas mempunyai peran penting yang tak terpisahkan

antara satu dengan yang lainnya. Namun, melalui kajian ini, penulis mengambil

salah satu peran yang sangat penting yakni pemasar asuransi. Hal ini didasari

karena melalui tenaga pemasar asuransilah masyarakat/nasabah dapat memperoleh

informasi yang menyeluruh tentang asuransi. Oleh karena itu, pemasar asuransi

harus memiliki kecakapan dalam berkomunikasi sehingga seluruh informasi

(12)

4

Ai Siti Nurjamilah, 2015

STRATEGI BERKOMUNIKASI PEMASAR ASURANSI D ENGAN NASABAH D AN PEMANFAATANNYA UNTUK MENYUSUN BAHAN PELATIHAN KETERAMPILAN BERBICARA

BAGI PEMASAR ASURANSI D I KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

benar dan dapat diterima oleh calon nasabah/ masyarakat, esensi dan manfaat dari

produk yang dipasarkannya tersampaikan dengan baik, sehingga cita-cita dan

tujuan seluruh pihak dapat diwujudkan.

Seorang pemasar asuransi pada dasarnya mutlak harus memiliki

kemampuan berkomunikasi yang baik karena berhubungan dengan dunia

kerjanya. Seorang pemasar idealnya mampu berkomunikasi dengan pola yang

tepat untuk menyampaikan produk yang ditawarkan secara gamblang dan

sistematis.

Berkaitan dengan kegiatan komunikasi, maka tidak akan terlepas dengan

keterampilan berbicara. Berbicara dalam komunikasi verbal akan sangat erat

kaitannya dengan pragmatik. Seperti kita ketahui dalam komunikasi, satu maksud

atau satu fungsi dapat diungkapkan dengan berbagai bentuk/struktur. Untuk maksud “menyuruh” orang lain, penutur dapat mengungkapkannya dengan kalimat imperatif, kalimat deklaratif, atau bahkan dengan kalimat interogatif.

Dengan demikian, pragmatik lebih cenderung ke fungsionalisme daripada

ke formalisme. Pragmatik berbeda dengan semantik, pragmatik mengkaji maksud

ujaran dengan satuan analisisnya berupa tindak tutur (speech act), sedangkan

semantik menelaah makna satuan lingual (kata atau kalimat) dengan satuan

analisisnya berupa arti atau makna.

Kajian pragmatik lebih menitikberatkan pada ilokusi dan perlokusi

daripada lokusi sebab di dalam ilokusi terdapat daya ujaran (maksud dan fungsi

tuturan), perlokusi berarti terjadi tindakan sebagai akibat dari daya ujaran tersebut.

Sementara itu, di dalam lokusi belum terlihat adanya fungsi ujaran, yang ada

barulah makna kata/kalimat yang diujarkan.

Berbagai tindak tutur yang terjadi di masyarakat, baik tindak tutur

representatif, direktif, ekspresif, komisif, dan deklaratif, merupakan bahan

sekaligus fenomena yang sangat menarik untuk dikaji secara pragmatis dalam hal

kegiatan komunikasi pemasaran.

Observasi awal penelitian ini dilakukan dengan cara Penyebaran angket

(13)

5

Ai Siti Nurjamilah, 2015

STRATEGI BERKOMUNIKASI PEMASAR ASURANSI D ENGAN NASABAH D AN PEMANFAATANNYA UNTUK MENYUSUN BAHAN PELATIHAN KETERAMPILAN BERBICARA

BAGI PEMASAR ASURANSI D I KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pemasaran yang dilakukan di daerah Tasikmalaya, dengan pemasar asuransi yang

menjadi responden dalam observasi ini sebanyak 20 responden berasal dari

perusahaan yang berbeda. Dari perusahaan AIA 2 responden, BNI Life Insurance

2 responden, Bumi Putera 2 responden, Takaful 2 responden, Prudential 3

responden, Generali Life Insurance 2 responden, Wahana Tata 2 responden,

Jiwasraya 2 responden, Allianz 2 responden, dan Panin Life 1 responden.

Angket yang diajukan kepada para pemasar asuransi berkaitan dengan

kebutuhan keterampilan berbicara dalam komunikasi pemasaran serta perlunya

pelatihan berbicara dalam berkomunikasi untuk mempengaruhi dan meyakinkan

calon nasabah. Jumlah pertanyaan dalam angket sebanyak 18 pertanyaan yang

meliputi produk dan sasaran perusahaan asuransi, cara agen asuransi menjual

produk, bahasa yang mereka gunakan ketika memasarkan produk, pentingnya

keterampilan berbicara dalam berkomunikasi, kendala yang dialami mereka ketika

berkomunikasi, gestur atau bahasa tubuh mempengaruhi keberhasilan komunikasi,

serta kecukupan pelatihan yang diselenggarakan oleh perusahaan.

Berdasarkan 20 responden yang telah mengisi angket, sebanyak 75%

mengatakan bahwa mereka menjual produk asuransi secara langsung, artinya

sangat jelas dalam kegiatan ini kecakapan berbicara sangat penting, karena

keberhasilan penjualan produk tentunya ditunjang oleh kemampuan berbicara

untuk mempengaruhi nasabah, dan sebanyak 25% mengatakan mereka menjual

produk bisa melalui telpon maupun berhadapan langsung dengan nasabah. selain

itu, pertanyaan mengenai pentingnya keterampilan berbicara dalam memasarkan

produk dijawab sangat penting oleh para responden sebanyak 100%.

Sebanyak 75% para pemasar asuransi menggunakan bahasa Indonesia

dalam memasarkan asuransi dan sebanyak 25% pemasar asuransi menggunakan

bahasa Indonesia dan bahasa daerah (campuran) dengan alasan tergantung situasi

dan kondisi nasabah yang dihadapi. Ketika ada pertanyaan pentingkah

memperhatikan gestur ketika berkomunikasi dengan nasabah, maka sebanyak

100% mengatakan penting karena dengan gestur dapat lebih meyakinkan nasabah

(14)

6

Ai Siti Nurjamilah, 2015

STRATEGI BERKOMUNIKASI PEMASAR ASURANSI D ENGAN NASABAH D AN PEMANFAATANNYA UNTUK MENYUSUN BAHAN PELATIHAN KETERAMPILAN BERBICARA

BAGI PEMASAR ASURANSI D I KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Ketika berkomunikasi dengan nasabah, tentunya tidak akan selamanya

bejalan dengan lancar, dan ternyata ketika pertanyaan mengenai kendala yang

dihadapi ketika menghadapi nasabah diajukan kepada para responden, sebanyak

56% mengatakan mereka menghadapi kendala berkenaan dengan kemampuannya

dalam mempengaruhi dan meyakinkan nasabah untuk membeli asuransi, dan

sebanyak 44% mengatakan kemampuan berbicara secara sistematis dan efektif

yang menjadi kendala bagi mereka. Dengan adanya beberapa kendala tersebut

maka perlu diajukan pertanyaan mengenai adanya pelatihan yang dilakukan oleh

perusahaan, dan sebanyak 93% mengatakan bahwa ada pelatihan yang diberikan

oleh perusahaan dan hanya 7% mengatakan tidak ada pelatihan yang diberikan

perusahaan. Dengan adanya pelatihan yang diadakan perusahaan, maka

pertanyaan selanjutnya yang diajukan adalah sudah cukupkah pelatihan yang

diberikan oleh perusahaan untuk membekali para pemasar asuransi tersebut, dan

sebanyak 87% mengatakan bahwa pelatihan belum cukup dan perlu diadakan

pelatihan secara mendalam terutama dalam hal meyakinkan nasabah untuk tertarik

terhadap asuransi, dan sebanyak 13% mengatakan pelatihan yang diberikan

perusahaan belum cukup dan perlu diadakan pelatihan yang lebih mendalam

terutama pelatihan untuk lebih menguasai materi asuransi dan produk-produk

asuransi.

Hasil studi pendahuluan, semua pemasar asuransi menganggap bahwa

kemampuan berbicara itu penting, terutama untuk meyakinkan orang lain dalam

kegiatan komunikasi pemasaran. mereka sangat membutuhkan pelatihan berbicara

terutama yang sifatnya persuasif. berkomunikasi dengan bahasa Indonesia yang

baik dan benar, disesuaikan dengan kondisi yang dihadapi karena pada

kenyataannya masih banyak pemasar asuransi yang kurang bisa meyakinkan

nasabahnya sehingga banyak terjadi penolakan.

Selain itu, banyak pemasar asuransi yang hanya mengandalkan

penampilan tetapi tidak ditopang dengan kemampuan berkomunikasi yang

(15)

7

Ai Siti Nurjamilah, 2015

STRATEGI BERKOMUNIKASI PEMASAR ASURANSI D ENGAN NASABAH D AN PEMANFAATANNYA UNTUK MENYUSUN BAHAN PELATIHAN KETERAMPILAN BERBICARA

BAGI PEMASAR ASURANSI D I KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

komunikasilah yang pada dasarnya merupakan modal yang harus dimiliki dan

dikuasai.

Memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik tidaklah mudah. Banyak

orang terampil menuangkan gagasan dalam bentuk tulisan, namun sering kurang

terampil menyajikan gagasan secara lisan atau secara langsung.

Salah satu aspek yang harus dikuasai oleh orang-orang yang ingin sukses ialah keterampilan komunikasi efektif dan dapat berbicara di depan umum atau melakukan presentasi secara efektif dengan bahasa lisan (verbal), dengan menggunakan bahasa nonlisan (nonverbal) dan bantuan alat peraga visual (Hidajat, 2006, hlm. 3).

Keberhasilan pencapaian tujuan dalam kegiatan komunikasi sangat

dipengaruhi oleh bahasa yang digunakan. Pada umumnya semua individu mampu

mengemukakan gagasan, tetapi tidak semua individu mampu membuat para

pendengar merasa tertarik terhadap apa yang dibicarakan. Dalam kegiatan

komunikasi pemasaran, seorang tenaga pemasar harus memperhatikan bahasa

yang digunakannya, sikap yang ditunjukan dalam menyampaikan atau

memasarkan produk, agar nasabah dapat menyikapi ujarannya sebagai alasan

untuk mempercayainya. Dengan demikian, seorang pemasar asuransi harus

memperhatikan tindak tuturnya ketika menghadapi nasabah. titik tolak

keberhasilannya dalam memasarkan produk asuransi tercermin dari bahasa yang

digunakan dan bagaimana strategi berbahasa pemasar tersebut menawarkan

produk yang ditawarkan melalui pesan yang disampaikan terhadap nasabah.

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh Hidajat di atas, kemampuan

berkomunikasi sangat penting dikuasai oleh setiap individu baik dalam profesi

apapun. Komunikasi yang efektif dan baik adalah keahlian yang diinginkan oleh

setiap individu. Berdasarkan hasil analisis tindak tutur komunikasi pemasar

asuransi ini, peneliti bermaksud untuk menjadikannya sebagai bahan untuk

pelatihan keterampilan berbicara dalam berkomunikasi para pemasar asuransi

dalam bentuk modul, sehingga modul tersebut dapat menjadi alternatif panduan

para pemasar asuransi dalam melaksanakan kegiatan komunikasi pemasaran.

(16)

8

Ai Siti Nurjamilah, 2015

STRATEGI BERKOMUNIKASI PEMASAR ASURANSI D ENGAN NASABAH D AN PEMANFAATANNYA UNTUK MENYUSUN BAHAN PELATIHAN KETERAMPILAN BERBICARA

BAGI PEMASAR ASURANSI D I KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan latar belakang masalah penelitian di atas, rumusan masalah

penelitian ini dipaparkan sebagai berikut:

1. Bagaimana bentuk bahasa yang digunakan oleh pemasar asuransi dalam

memasarkan produk asuransi kepada nasabah di daerah Tasikmalaya?

2. Bagaimana tindak tutur atau aksi komunikasi yang digunakan pemasar

asuransi terhadap nasabah ketika memasarkan produk asuransi di daerah

tasikmalaya?

3. Bagaimana bentuk bahan ajar/pelatihan keterampilan berbicara bagi pemasar

asuransi?

C. Tujuan Penelitian

Setiap penelitian yang dilakukan pasti memiliki tujuan yang ingin dicapai.

Berdasarkan pertanyaan penelitian, maka penelitian ini dilaksanakan untuk

mencapai tujuan sebagai berikut.

1. Mendeskripsikan bahasa yang digunakan oleh pemasar asuransi ketika

memasarkan produk asuransi kepada nasabah di daerah Tasikmalaya.

2. Mendeskripsikan tindakan atau aksi komunikasi yang terjadi ketika pemasar

asuransi memasarkan produk asuransi kepada nasabah di daerah tasikmalaya.

3. Menyusun bentuk bahan ajar/pelatihan keterampilan berbicara bagi pemasar

asuransi.

D. Manfaat Penelitian

Selain tujuan yang ingin dicapai, peneliti pun sangat menginginkan hasil

penelitian ini memiliki manfaat bagi semua pihak, khususnya bagi tenaga pemasar

dalam hal ini para pemasar asuransi yang dituntut untuk mempunyai kemampuan

komunikasi yang tepat dalam kegiatan pemasaran. Manfaat hasil penelitian yang

diharapkan antara lain sebagai berikut ini.

1. Manfaat secara teoretis

Secara teori menggambarkan bahwa penelitian ini bermanfaat untuk

pengembangan ilmu pada cabang ilmu yang relevan dengan masalah yang akan

(17)

9

Ai Siti Nurjamilah, 2015

STRATEGI BERKOMUNIKASI PEMASAR ASURANSI D ENGAN NASABAH D AN PEMANFAATANNYA UNTUK MENYUSUN BAHAN PELATIHAN KETERAMPILAN BERBICARA

BAGI PEMASAR ASURANSI D I KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam komunikasi pemasaran terutama dalam tindak tuturnya. Penerapan

komunikasi yang tepat tentu mendukung pengetahuan dan teknis persiapan untuk

dapat berbicara dengan baik ketika menghadapi calon nasabah atau konsumen.

strategi komunikasi yang dihasilkan dari pengkajian diharapkan memberikan

sumbangan dalam penerapan kegiatan komunikasi dengan memperhatikan bahasa

yang digunakan oleh tenaga pemasar sehingga penelitian ini diharapkan akan

terus mengalami perkembangan dalam segi teori-teorinya dan diterapkan dalam

kegiatan komunikasi pemasaran.

2. Bagi Peneliti

Peneliti dapat memperoleh pengetahuan mengenai keterampilan berbicara

terutama dalam hal tindak tutur seorang komunikan dalam komunikasi pemasaran.

Teknik mengorganisasikan ide yang terealisasi dalm kalimat dan strategi

pemilihan kata-kata para pemasar asuransi ketika menghadapi konsumen/calon

nasabah dalam menawarkan produk asuransi menjadi informasi baru bagi peneliti

untuk penyusunan bahan pelatihan penguasaan keterampilan berbicara dalam

berkomunikasi para tenaga pemasar yakni agen asuransi.

3. Bagi Pemasar Asuransi

Penelitian ini dapat membantu para tenaga pemasar untuk melatih

kemampuan berkomunikasi dan keterampilan berbicara ketika menawarkan

produk kepada konsumen/calon nasabah. Strategi penyusunan kata-kata yang

akurat yang dapat memengaruhi konsumen dapat menjadi informasi bagi pemasar

asuransi untuk mempersiapkan mekanisme dan konsep penawaran produk.

E.Definisi Operasional

Definisi operasional dalam penelitian ini mencakup hal berikut.

1. Strategi komunikasi pemasar asuransi yang dimaksud adalah sebuah rencana

yang disusun oleh pemasar asuransi yang meliputi cara untuk mendapatkan

sesuatu dalam hal ini adalah strategi penggunaan bahasa dalam tindak tutur

komunikasi pemasaran untuk membangun kontak sosial dan untuk

(18)

10

Ai Siti Nurjamilah, 2015

STRATEGI BERKOMUNIKASI PEMASAR ASURANSI D ENGAN NASABAH D AN PEMANFAATANNYA UNTUK MENYUSUN BAHAN PELATIHAN KETERAMPILAN BERBICARA

BAGI PEMASAR ASURANSI D I KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diinginkan. Alat yang digunakan yaitu bahasa terutama segi tindak tutur dan

peristiwa tutur.

2. Pemasar asuransi adalah tenaga pemasar yang bertugas memprospek atau

menawarkan produk asuransi kepada nasabah.

3. Bahan pelatihan keterampilan berbicara yang dimaksud adalah bahan pelatihan

atau modul yang disusun berdasarkan hasil penelitian yakni berdasarkan

penemuan-penemuan dalam penelitian yang berkaitan dengan keterampilan

berbahasa yang harus dimiliki oleh seorang pemasar asuransi terutama dalam

menggunakan jenis tuturan dalam berkomunikasi sehingga pemasar asuransi

terampil dalam berbicara.

F. Struktur Organisasi Tesis

Struktur organisasi tesis berisi rincian mengenai urutan penulisan tesis dari

setiap bab dan bagian bab dalam tesis, mulai dari bab I hingga bab V.

1. Bab I, di dalam bab ini memuat latar belakang penelitian, rumusan masalah

penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian (manfaat teoretis, manfaat

praktis, dan manfaat bagi peneliti).

2. Bab II, di dalam bab ini membahas beberapa teori yang dijadikan sebagai

landasan oleh peneliti di dalam melakukan penelitian. Sehubungan dengan

masalah penelitian ini, maka peneliti menyusun landasan teori yang

berkaitan dengan ihwal komunikasi, mulai dari pengertian komunikasi,

unsur komunikasi, fungsi komunikasi, model komunikasi, strategi

komunikasi; teori mengenai komunikasi verbal; teori tindak tutur dan

peristiwa tutur dalam berkomunikasi; ragam bahasa dan bahasa lisan;

kedwibahasaan; dan bahasa dalam transaksi jual beli.

3. Bab III. Dalam bab ini, membahas mengenai rancangan penelitian yang

digunakan. Dalam penelitian ini, penelitian menggunakan pendekatan

kualitatif yang sifatnya deskriptif analisis. Bab III ini meliputi metode

penelitian, desain penelitian, sumber data penelitian, teknik pengumpulan

(19)

11

Ai Siti Nurjamilah, 2015

STRATEGI BERKOMUNIKASI PEMASAR ASURANSI D ENGAN NASABAH D AN PEMANFAATANNYA UNTUK MENYUSUN BAHAN PELATIHAN KETERAMPILAN BERBICARA

BAGI PEMASAR ASURANSI D I KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Bab IV. Pada bab ini membahas mengenai temuan-temuan penelitian ketika

mengobservasi langsung objek penelitian di lapangan yang dilakukan

dengan cara peliputan atau di dokumentasikan melalui audio visual.

Berdasarkan hasil temuan-temuan tersebut, maka data yang diperoleh

dianalisis kemudian dideskrifsikan dalam bentuk pembahasan setiap

instrument penelitian.

5. Bab V. Pada bab ini terdiri atas simpulan, implikasi, dan rekomendasi. Di

dalam simpulan, akan membahas hasil temuan-temuan di lapangan

berdasarkan rumusan masalah yang telah disusun pada bab I. selanjutnya,

di dalam implikasi dan rekomendasi, akan membahas mengenai strategi

komunikasi melalui tindak tutur pemasar dalam komunikasi pemasaran.

Saran-saran yang akan disampaikan kepada lembaga atau peneliti yang

(20)

67

Ai Siti Nurjamilah, 2015

STRATEGI BERKOMUNIKASI PEMASAR ASURANSI D ENGAN NASABAH D AN PEMANFAATANNYA UNTUK MENYUSUN BAHAN PELATIHAN KETERAMPILAN BERBICARA

BAGI PEMASAR ASURANSI D I KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Metode pada dasarnya adalah cara yang digunakan untuk mencapai tujuan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis

karena penelitian ini bertujuan mendeskripsikan kenyataan di lapangan yaitu

tindak tutur pemasar asuransi dalam kegiatan komunikasi pemasaran. Metode ini

digunakan karena sesuai dengan acuan penelitian yang bersifat kualitatif yang

memusatkan analisis pada kualitas data. Selain itu, metode ini digunakan dengan

tujuan untuk memecahkan masalah dan menjawab pertanyaan penelitian. Oleh

karena itu, langkah-langkah yang ditempuh harus relevan dengan

masalah-masalah yang telah dirumuskan.

Metode penelitian deskriptif analisis merupakan suatu cara pemecahan

masalah dengan cara menggambarkan suatu objek. Objek yang akan digambarkan

terbatas pada usaha mengungkapkan suatu masalah, keadaan, atau peristiwa

sebagaimana adanya, sehingga bersifat sekedar mengungkapkan fakta yang

nampak dan bersifat apa adanya.

Metode kualitatif adalah proses penelitian yang menghasilkan data yang

bersifat deskriptif, yaitu ucapan, tulisan atau perilaku yang dapat diamati. Hal

tersebut sejalan dengan pendapat Arikunto (2006, hlm. 12) bahwa metode

kualitatif merupakan metode penelitian yang terjadi secara alamiah, apa adanya,

dalam situasi normal yang tidak dimanipulasi keadaan dan kondisinya,

menekankan pada deskripsi secara alami. Selain itu, Bodgan Biklen (1982, hlm.

27-29) mengemukakan karakteristik penelitian kualitatif, yaitu (1) menggunakan

lingkungan alamiah sebagai sumber data langsung, (2) sifatnya deskriptif analitik,

(3) tekanan penelitian ada pada proses bukan pada hasil, (4) sifatnya induktif, (5)

mengutamakan makna.

Sugiyono (2010, hlm. 9) mengatakan bahwa karakteristik penelitian

(21)

68

Ai Siti Nurjamilah, 2015

STRATEGI BERKOMUNIKASI PEMASAR ASURANSI D ENGAN NASABAH D AN PEMANFAATANNYA UNTUK MENYUSUN BAHAN PELATIHAN KETERAMPILAN BERBICARA

BAGI PEMASAR ASURANSI D I KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Dilakukan pada kondisi yang alamiah (sebagai lawannya adalah eksperimen),

langsung ke sumber data dan peneliti adalah instrumen kunci.

2. Penelitian kualitatif lebih bersifat deskriptif. Data yang terkumpul berbentuk

kata-kata atau gambar, sehingga tidak menekankan pada angka.

3. Penelitian kualitatif lebih menekankan proses daripada produk atau outcome.

4. Penelitian kualitatif melakukan analisis data secara induktif.

5. Penelitian kualitatif lebih menekankan makna (data dibalik yang teramati)

Berdasarkan ciri-ciri di atas, maka dapat disimpulkan bahwa dengan

metode penelitian kualitatif maka kebenaran sesuatu dapat diperoleh dengan cara

menangkap fenomena atau gejala yang memancar dari objek yang diteliti karena

kondisinya yang sangat alamiah.

B. Sumber Data Penelitian

Data dalam penelitian ini berupa tuturan pemasar asuransi dalam

memasarkan produk kepada nasabah. Sumber data dalam penelitian ini adalah

pemasar asuransi jiwa yang ada di kota Tasikmalaya yang berjumlah 10

perusahaan asuransi, namun data yang dipilih dalam penelitian ini hanya dua

perusahaan yaitu pemasar asuransi AIA dan Prudential, hal ini dilakukan dengan

alasan bahwa berdasarkan penyebaran angket yang dilakukan kepada para

pemasar asuransi di setiap perusahaan, mereka mempunyai permasalahan yang

sama dan karakterisitik produk yang ditawarkan rlatif sama. selain itu, perusahaan

asuransi AIA dan Prudential dipilih berdasarkan tingkat ketenarannya

dimasyarakat. Asuransi Prudential sudah lebih dikenal di masyarakat

dibandingkan dengan asuransi AIA, maka dari itu penulis ingin melihat

perbandingan komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh pemasar asuransi AIA

dan Prudential. Dokumentasi berupa foto-foto dan video penelitian lapangan

menjadi data penunjang dalam penelitian ini.

(22)

69

Ai Siti Nurjamilah, 2015

STRATEGI BERKOMUNIKASI PEMASAR ASURANSI D ENGAN NASABAH D AN PEMANFAATANNYA UNTUK MENYUSUN BAHAN PELATIHAN KETERAMPILAN BERBICARA

BAGI PEMASAR ASURANSI D I KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Perolehan data penelitian dapat dilakukan dengan menggunakan

beberapa teknik. Arikunto (2006, hlm. 222) berpendapat teknik pengumpulan

data dapat berupa wawancara, tes, angket (kuesioner), observasi, skala

bertingkat, dan dokumentasi. Untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini

digunakan beberapa teknik pengumpulan data.

1. Observasi

Observasi dilakukan untuk memperoleh data tindak tutur dan peristiwa

tutur yang terjadi pada pemasar asuransi dalam pelaksanaan kegiatan

komunikasi pemasaran. Teknik ini melibatkan peneliti secara langsung dalam

kegiatan pengamatan di lapangan.

2. Angket

Angket digunakan untuk memperoleh informasi mengenai kegiatan

komunikasi yang dilakukan oleh pemasar asuransi berkenaan dengan

kendala/kesulitan-kesulitan yang dihadapi ketika melakukakn komunikasi

pemasaran.

3. Dokumentasi yang berupa audio visual (video)

Teknik pengumpulan data dokumentasi yang berupa audio visual (video)

dilakukan untuk memperoleh data mengenai tindak tutur pemasar auransi dalam

kegiatan komunikasi pemasaran. Kegiatan komunikasi tersebut dilakukan oleh

pemasar ketika menawarkan produk kepada nasabah. berdasarkan dokumentasi

berupa audio visual tersebut bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai

tindak tutur pemasar asuransi dalam memberikan informasi dan menawarkan

produk asuransi (sebagai pengirim pesan), sehingga tergambar bahasa yang

digunakan berupa tindak tutur ilokusi yang menjadi pusat kajian pragmatik baik

berupa kalimat deklaratif, introgatif, dan imperatif yang tidak sesuai dengan

modus kalimat tersebut demi mencapai tujuan yang dimaksud penutur dalam hal

ini pemasar asuransi sehingga dapat diamati baik verbal maupun non verbalnya.

(23)

70

Ai Siti Nurjamilah, 2015

STRATEGI BERKOMUNIKASI PEMASAR ASURANSI D ENGAN NASABAH D AN PEMANFAATANNYA UNTUK MENYUSUN BAHAN PELATIHAN KETERAMPILAN BERBICARA

BAGI PEMASAR ASURANSI D I KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam pengolahan data, peneliti menggunakan teori tindak tutur Searle

(1983) dan Leech (1983). Langkah pengolahan datanya adalah sebagai berikut. (1)

teknik identifikasi. Setelah data rekaman berbentuk transkripsi terkumpul,

kemudian penulis mengidentifikasi objek yang akan diteliti dan menetapkan data

yang termasuk jenis tindak tutur direktif, komisif, asertif, ekspresif, dan deklaratif.

(2) teknik klasifikasi, yakni mengelompokkan kata berdasarkan jenis tindak tutur

direktif, komisif, asertif, ekspresif, dan deklaratif. (3) teknik analisis, yakni data

dianalisis menggunakan teori tindak tutur Searle dan Leech. (4) teknik

pembahasan hasil anlisis data disajikan melalui kat-kata atau rangkaian kata

(kalimat). (5) Setelah mendapatkan kesimpulan hasil penelitian, maka tahap

Kelima yang dilakukan adalah tahap membuat bahan pelatihan keterampilan

berbicara. Pada tahap ini hasil penelitian mengenai tindak tutur pemasar asuransi

dalam komunikasi pemasaran menjadi dasar untuk membuat bahan pelatihan yang

berupa modul keterampilan berbicara. Jika modul pelatihan keterampilan

berbicara selesai disusun, maka selanjutnya tahap uji para ahli. Pada tahap ini

bahan pelatihan yang telah disusun akan ditinjau dan dinilai oleh para ahli

sebagai penyempurnaan bahan pelatihan.

Berikut ini penulis sajikan bentuk analisis jenis tindak tutur dan peristiwa

turur pemasar asuransi.

Tabel 3.1

Tabel Analisis Data Tindak Tutur dan Peristiwa Tutur No Jenis

Data

Lokasi dan Situasi

Wujud Tuturan Peristiwa/Kont eks Tujuan Jenis Tindak Tutur Makna Tindak Tutur

1 (PA-1/1) Ruang Tamu; menawarkan produk asuransi

Baik Bapak, ide yang bagus untuk mmendiskusikannya dulu dengan istri, akan tetapi jangan lupa Bapak tanyakan juga kepada anak-anak karena program ini sangat bermanfaat untuk mereka kelak.

Dituturkan oleh pemasar

asuransi kepada nasabah ketika nasabah akan mendiskusikan tawaran asuransi kepada istrinya.

Direktif Anjuran

(24)

71

Ai Siti Nurjamilah, 2015

STRATEGI BERKOMUNIKASI PEMASAR ASURANSI D ENGAN NASABAH D AN PEMANFAATANNYA UNTUK MENYUSUN BAHAN PELATIHAN KETERAMPILAN BERBICARA

BAGI PEMASAR ASURANSI D I KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterangan:

Kode (PA-1/1): jenis data tuturan pemasar asuransi data pertama kalimat pertama.

Data (PA-1/1) dianalisis sebagai jenis tuturan direktif karena ditandai dengan tindakan „Anjuran‟ seperti yang ditunjukkan verba “jangan lupa Bapak tanyakan juga kepada anak-anak”.

Setelah data selesai dianalisis, maka untuk mengetahui strategi komunikasi

pemasar asuransi yang digunakan melalui tindak tutur, maka dibuat tabel

[image:24.596.108.520.324.466.2]

rekapitulasi data sebagai berikut.

Tabel 3.2

Tabel Rekapitulasi Data

No. Jenis

Tindak Tutur

Makna Tindak Tutur

Frekuensi Persentase

1 Asertif 2 Direktif 3 Ekspresif 4 Komisif 5 Deklaratif

Jumlah Tuturan

Berdasarkan bentuk analisis yang digunakan tersebut, sebagai patokan

yang digunakan dalam menganalisis tindak tutur pemasar asuransi adalah sebagai

[image:24.596.147.475.553.691.2]

berikut.

Tabel 3.3

Tabel Instrumen Jenis Tindak Tutur

No Jenis

Tindak Tutur Indikator

(25)

72

Ai Siti Nurjamilah, 2015

STRATEGI BERKOMUNIKASI PEMASAR ASURANSI D ENGAN NASABAH D AN PEMANFAATANNYA UNTUK MENYUSUN BAHAN PELATIHAN KETERAMPILAN BERBICARA

BAGI PEMASAR ASURANSI D I KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

 Menamakan

2. refresentatif  Menyatakan suatu fakta  Penegasan

 Mengeluh  mengklaim  Menyimpulkan  Mendeskrifsikan

3. Ekspresif  pernyataan kegembiraan  pernyataan kesulitan  pernyataan kesukaan  pernyataan kebencian  pernyataan kesenangan  berterima kasih

 memberi selamat  meminta maaf  menyalahkan  memuji

 berbela sungkawa

4. Direktif  Perintah

 Pemesanan/memesan  Permohonan

 Pemberian saran  Menasehati  Merekomendasi  Imbauan

 Harapan

5. Komisif  Berjanji

 bersumpah  Ancaman  Penolakan  Ikrar

 Menawarkan sesuatu

E.Alur Penelitian

Berdasarkan pendekatan penelitian yang bersifat kualitatif, maka Spradley

(dalam Sugiono, 2014, hlm. 347) mengatakan proses penelitian kualitatif ini

dimulai setelah memasuki lapangan dengan menetapkan seseorang informan yang

dipercaya mampu memberikan informasi kepada peneliti. Setelah peneliti

memasuki objek penelitian yang berupa situasi sosial yang terdiri atas, place,

(26)

73

Ai Siti Nurjamilah, 2015

STRATEGI BERKOMUNIKASI PEMASAR ASURANSI D ENGAN NASABAH D AN PEMANFAATANNYA UNTUK MENYUSUN BAHAN PELATIHAN KETERAMPILAN BERBICARA

BAGI PEMASAR ASURANSI D I KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

lapangan, dan melakukan observasi deskriptif. Berdasarkan pendapat Spradley

tersebut, maka langkah-langkah yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini dapat

diskemakan dalam diagram berikut.

Diagram 3.1 Alur Penelitian

Mempersiapkan peralatan (alat rekam audio

visual)

Mencari pemasar auransi/observasi

Melakukan pendekatan/observasi

Mendokumentasikan (audio visual) kegiatan pemasaran

produk asuransi/observasi Teks pemasaran

Menganalisis hasil observasi (teori tindak tutur)

Menyusun laporan akhir dari hasil observasi Menyimpulkan hasil

analisis

(27)

282

Ai Siti Nurjamilah, 2015

STRATEGI BERKOMUNIKASI PEMASAR ASURANSI D ENGAN NASABAH D AN PEMANFAATANNYA UNTUK MENYUSUN BAHAN PELATIHAN KETERAMPILAN BERBICARA

BAGI PEMASAR ASURANSI D I KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

A.Simpulan

Wujud penggunaan bahasa ini biasanya terealisasi melalui tindak tutur.

Namun, pada umumnya sifat tindak tutur dari sudut pandang internal memiliki

banyak tafsiran. Dalam komunikasi pemasaran ini memperlihatkan adanya tindak

tutur yang terjadi karena memperlihatkan kaitan antara penyampaian tuturan

dengan maksud dan tujuan yang hendak dicapai. Oleh karena itu, penulis berusaha

memotret jenis tindak tutur dan bentuk bahasa yang terdapat pada tuturan pemasar

asuransi dalam komunikasi pemasaran yang berada di kota tasikmalaya.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan sejak Februari 2015

hingga Juni 2015, maka diperoleh simpulan sebagai berikut :

1. Bentuk bahasa yang digunakan oleh pemasar asuransi I, pemasar asuransi II,

dan pemasar asuransi III adalah dominan bahasa yang berupa bujukan. Pada

kenyataannya bujukan dan desakan termasuk ke dalam bentuk berbicara untuk

meyakinkan. Bujukan dan desakan termasuk pada bentuk persuasi yaitu seni

berbicara yang menanamkan alasan-alasan atau motif-motif yang menuntun

pada tujuan jika penutur menginginkan tindakan atau aksi.

2. Tindak tutur pemasar asuransi dominan menggunakan jenis tindak tutur ilokusi

asertif daripada direktif dan komisif karena pada dasarnya pemasar asuransi

selain mengharapkan nasabah membeli asuransi, pemasar juga berusaha

memberikan pengertian dan pemahaman mengenai kebermanfaatan asuransi

bagi nasabah sehingga nasabah faham dan sadar terhadap proteksi yang

diberikan asuransi sangat dibutuhkan dan bermanfaat. Selain itu, pada dasarnya

setiap orang termasuk nasabah lebih suka diajak dengan cara pemberian

pemahaman yang lebih baik daripada diperintah. Meskipun demikian, tindak

tutur direktif dan komisif juga terdapat pada tuturan dalam komunikasi

pemasaran pemasar asuransi.

3. Berdasarkan hasil penelitian, penulis membuat bahan pelatihan berbicara untuk

(28)

283

Ai Siti Nurjamilah, 2015

STRATEGI BERKOMUNIKASI PEMASAR ASURANSI D ENGAN NASABAH D AN PEMANFAATANNYA UNTUK MENYUSUN BAHAN PELATIHAN KETERAMPILAN BERBICARA

BAGI PEMASAR ASURANSI D I KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

asuransi tersebut berupa modul yang disusun sesuai dengan kebutuhan pemasar

dalam meningkatkan keterampilan berbicara guna berkomunikasi ketika

memasarkan produk asuransi.

Modul tersebut terdiri atas lima bagian yaitu pembelajaran 1 mengenai

konsep dasar komunikasi, pembelajaran 2 mengenai kompetensi keterampilan

berbicara, pembelajaran 3 mengenai komunikasi verbal, pembelajaran 4 mengenai

komunikasi nonverbal, dan pembelajaran 5 mengenai dasar-dasar pemasar secara

teknis. Modul tersebut sangat bermanfaat terutama dalam hal pengetahuan secara

teoretis untuk menambah wawasan pengetahuan pemasar mengenai

berkomunikasi yang baik. Selain itu, potensi keterampilan berbicara yang ada

pada diri pemasar dapat dikembangkan dengan cara dipraktikan secara langsung

dengan modal pengetahuan yang ia dapatkan dengan mempelajari modul tersebut.

B.Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian tindak tutur pemasar asuransi, ditemukan

bahwa dalam tuturan pemasar asuransi mengandung berbagai macam jenis tindak

tutur yakni direktif, asertif, ekspresif, komisif, dan deklaratif. Namun yang paling

dominan kemunculannya yaitu jenis tindak tutur asertif, direktif, dan komisif.

Ketiga jenis tindak tutur ini saling berkesinambungan satu dengan yang lainnya.

Kecendrungan pemakaian jenis tindak tutur asertif lebih menonjol dari

jenis tindak tutur yang lainnya. Hal ini menggambarkan bahwa pemasar sudah

memiliki kesadaran bahwa dalam komunikasi pemasaran tersebut bukan hanya

mengejar target perusahaan semata namun ada hal yang lebih penting yaitu bahwa

pemasar berusaha memberikan pemahaman dan pengertian kepada nasabah bahwa

proteksi jiwa itu adalah hal yang penting yang tidak bisa dipandang sebelah mata.

Proses pemberian pemahaman dan pengertian kepada nasabah ini perlu

dijelaskan dengan penggunaan bahasa yang tepat dan mudah dipahami oleh

nasabah. Dalam hal ini kemampuan berbahasa dan keterampilan berbicara

pemasar menjadi kunci utamanya. Artinya seorang pemasar harus mempunyai

keterampilan berbicara dan penguasaan bahasa yang mumpuni guna mencapai

(29)

284

Ai Siti Nurjamilah, 2015

STRATEGI BERKOMUNIKASI PEMASAR ASURANSI D ENGAN NASABAH D AN PEMANFAATANNYA UNTUK MENYUSUN BAHAN PELATIHAN KETERAMPILAN BERBICARA

BAGI PEMASAR ASURANSI D I KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kata-kata yang bersifat persuasif namun tidak membuat nasabah merasa terpaksa

mengikutinya.

Keterampilan berbicara seorang pemasar asuransi tentunya harus dilatih

sesering mungkin. Hal ini harus menjadi perhatian pihak perusahaan juga bahwa

untuk meningkatkan produktivitas perusahaan maka harus memperhatikan para

pemasarnya yang menjadi ujung tombak keberhasilan. Perusahaan sebaiknya

mengadakan pelatihan-pelatihan kompetensi keterampilan berbicara pemasar

dalam berkomunikasi. Pelatihan ini akan membantu pemasar meningkatkan

kualitas diri terutama dalam kemampuan berbicara yang bersifat meyakinkan

nasabah sehingga produktivitas perusahaan meningkat.

C.Rekomendasi

Berdasarkan temuan-temuan dalam penelitian, dengan ini peneliti

memaparkan beberapa rekomendasi yang dianggap relevan.

1. Bagi Mahasiswa

Penelitian ini diharapkan mampu menginspirasi mahasiswa untuk lebih

menggali lagi wawasan keilmuan linguistik dan pragmatik, khususnya dalam

bidang keterampilan berbicara. Mahasiswa yang kompeten dalam berbicara

terutama dalam kemampuan bertindak tutur maka akan mudah menjalani

kehidupan sosial yang dihadapinya.

2. Bagi Pemasar Asuransi

Penelitian ini diharapkan menjadi tolok ukur kemampuan berkomunikasi

pemasar dimanapun berada khususnya di Tasikamalaya. Selain itu, penulis

berharap para pemasar memperbaiki kekurangan-kekurangan pada diri pemasar

terutama dalam bidang keterampilan berbicara dalam menghadapi nasabah pada

kegiatan komunikasi pemsaran. Hal tersebut akan mendorong para pemasar untuk

mau belajar dan berlatih kembali dalam mengasah kemampuan kompetensi

keterampilan berbicara. Dengan demikian, kemampuan berbahasa pemasar

menjadi lebih baik dan produktivitas perusahaan pun meningkat.

(30)

285

Ai Siti Nurjamilah, 2015

STRATEGI BERKOMUNIKASI PEMASAR ASURANSI D ENGAN NASABAH D AN PEMANFAATANNYA UNTUK MENYUSUN BAHAN PELATIHAN KETERAMPILAN BERBICARA

BAGI PEMASAR ASURANSI D I KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penulis berharap karya ilmiah ini dapat dijadikan sebagai referensi

penelitian dan kajian pengembangan keilmuan linguistik dan pragmatik,

khususnya kajian tindak tutur.

4. Bagi Calon peneliti

Calon peneliti dapat mengembangkan penelitian ini karena penelitian ini

perlu dilakukan penelitian lanjutan. Pada penelitian mendatang perlu ditarik data

yang lebih luas, tidak hanya terpaku pada tindak tutur pemasar asuransi jiwa saja

namun dapat dilakukan pada pemasar-pemasar yang lainnya. Ini dimaksudkan

agar kesimpulan yang dihasilkan dari penelitian tersebut nantinya dapat memiliki

(31)

286

Ai Siti Nurjamilah, 2015

STRATEGI BERKOMUNIKASI PEMASAR ASURANSI D ENGAN NASABAH D AN PEMANFAATANNYA UNTUK MENYUSUN BAHAN PELATIHAN KETERAMPILAN BERBICARA

BAGI PEMASAR ASURANSI D I KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Y. et al. (2014) Kemampuan menulis & berbicara akademik. Bandung: Rizki Press.

Alisjahbana, S.T. (1976) Tatabahasa baru bahasa Indonesia. Jakarta: Dewan Rakyat.

Arikunto, S. (2006) Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik . Jakarta: PT Asdi Mahasatya.

Badudu, J.S. (1978) Morfologi. Bandung: FKSS IKIP Bandung.

Badudu, J.S. (1985) Pelik-pelik bahasa Indonesia. Bandung: Pustaka Prima.

Badudu, J.S. (1990) Inilah bahasa Indonesia yang benar. Jakarta: Gramedia.

Bapepam-LK. (2009) Perasuransian Indonesia. [Online]. Tersedia: http:// www.bisnisasuransi.infoasuransi.com [17 November 2014]

Bloomfield, L. (1958) Language. New York: Henry Holt and Company.

Bodgan Beiken dan Scollon, S.W. (1982) Intercultural communication, A

discourse approach. Basill Blackwell: Oxford.

Brown, H.D. (1980) Principles of language learning and teaching. New Jersey: Prentice-Hall.

Chaer, A. dan Leonie, A. (2010) Sosiolinguistik (perkenalan awal). Jakarta: PT Rineka Cipta.

Dil, A.S. (1972) The ecology of language. Cambridge: Basil Blackwell.

Fisher, B.A. (1986) Teori-teori komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Fishman, J.A. (1972) Readings in the sociologi of language. Paris: Moulton the hagus.

Fokker. A.A. (1972) Sintaksis bahasa Indonesia (diterjemahkan oleh Djonhar). Jakarta: Pradnja Paramita.

Gosjean, F. (1982) Life with two language. Cambridge: Harvard University Press.

Hatta, A. (2011) Tafsir quran per kata (dilengkapi dengan asbabun nuzul &

(32)

287

Ai Siti Nurjamilah, 2015

STRATEGI BERKOMUNIKASI PEMASAR ASURANSI D ENGAN NASABAH D AN PEMANFAATANNYA UNTUK MENYUSUN BAHAN PELATIHAN KETERAMPILAN BERBICARA

BAGI PEMASAR ASURANSI D I KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hidajat. (2006) Public speaking & teknik presentasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Hudson, R.A. (1980) Sosiolinguistics. Camridge: Camridge University Press.

Hymes, D. (1975) Foundations in sociolinguistics (an etnographic approach). Philadelphia: University of Penysylyania Press.

Keraf, G. (1980) Tata bahasa Indonesia. Ende Flores: Nusa Indah.

Keraf, G. (1981) Diksi dan gaya bahasa. Ende Flores: Nusa Indah.

Kotler, P dan Kevin, L.K. (2009) Manajemen pemasaran. Jakarta: Erlangga.

Kridalaksana, H. (1985) Pembentukan kata dalam bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia.

Kridalaksana, H. (1987) Fungsi dan sikap bahasa. Ende Flores: Nusa Indah.

Liliweri, A. (2011) Komunikasi serba ada serba makna. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Mees, C.A. (1955) Tata bahasa Indonesia. Jakarta: J.J. Wolters Groningen.

Mufid, M. (2007) Komunikasi dan regulasi penyiaran. Jakarta: Kencana.

Mulyana, D. (2011) Ilmu komunikasi suatu pengantar. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.

Nababan, P.W.J. (1986) Ilmu pragmatik: teori dan penerapannya. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan..

Nababan, P.W.J. (1991) Sociolinguistics: suatu pengantar. Jakarta: Gramedia.

Nitisusastro, M. (2013) Asuransi dan usaha perasuransian di Indonesia. Bandung: Alfabeta.

Pateda, M. (1987) Sosiolinguistik. Bandung: Angkasa.

Rahardi, Kunjana. (2009) Sosiopragmatik. Jakarta: Erlangga.

Rahim, H. (2014, 13, Maret) Jumlah nasabah asuransi jiwa meningkat. [Online]. Tersedia: http:// www.hukum online.com [12 November 2014].

(33)

288

Ai Siti Nurjamilah, 2015

STRATEGI BERKOMUNIKASI PEMASAR ASURANSI D ENGAN NASABAH D AN PEMANFAATANNYA UNTUK MENYUSUN BAHAN PELATIHAN KETERAMPILAN BERBICARA

BAGI PEMASAR ASURANSI D I KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Ramlan, M. (1983) Morfologi. Yogyakarta: UP Karyono.

Rusyana, Y. (1984) Bahasa dan sastra dalam gamitan pendidikan. Bandung: diponegoro.

Rusyana, Y. (1988) Perihal kedwibahasaan (bilingualism). Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti PPLPTK.

Sugiyono. (2010) Memahami penelitian kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Syafitri, A. (2014) Komunikasi antarpribadi pasien dan dokter (studi kasus

komunikasi antarpribadi pasien dan dokter di poli orthopedi RSUP H. Adam Malik Medan. Skripsi FISIP USU. USU Medan : tidak diterbitkan.

Syamsuddin. (2011) Studi wacana (teori, analisis, pengajaran). Bandung: Geger Sunten.

Tarigan, H.G. (2008) Berbicara sebagai suatu keterampilan berbahasa. Bandung: Angkasa.

Wardaugh, R. (1986) An introduction to sociolinguistics. New York: Basic Blackwell.

Gambar

Tabel 3.1 Tabel Analisis Data Tindak Tutur dan Peristiwa Tutur
Tabel 3.2 Tabel Rekapitulasi Data

Referensi

Dokumen terkait

In Figure 2, the frequency dependent curves measured complex impedance ( Z , re and Z , im ), measured real and imaginary relative permittivity (  ,   ), complex

dapat diperoleh secara langsung baik melalui fenomena, responden, maupun lembaga yang terkait dan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini menyangkut mengelola

Two Stay Two Stray memberikan pengaruh yang sangat tinggi terhadap hasil belajar siswa kelas IV SDN 35 Pontianak Selatan, adapun simpulan secara khusus yaitu

Kegiatan KTS tersebut dilaksanakan di Desa Pandansari Ponco Kusumo Kabupaten Malang, Dengan diadakannya kegiatan tersebut, peserta didik diharapkan mendapat gambaran

Dari kedua definisi diatas bisa kita simpulkan bahwa Metode Six Sigma menurut pandangan bisnis adalah suatu system yang komprehensif dan fleksibel dalam menilai manajemen

Penelitian ini hanya dibatasi pada permasalahan apakah fraksi etil asetat ekstrak metanol temu giring (Curcuma heyneana Val.) mempunyai efek proteksi terhadap kenaikan

Penelitian ini bertujuan dalam menginvetigasi dan memperoleh bukti empiris mengenai penerapan Enterprise Resource Planning (ERP) pada PT XYZ dengan menggunakan