• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ICT TERHADAP PRESTASI BELAJAR DALAM KOMPETENSI DASAR MELAKSANAKAN PROSEDUR KESELAMATAN, KESEHATAN, DAN KEAMANAN KERJA (K3) : Studi Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas X di SMK Kiansantang Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ICT TERHADAP PRESTASI BELAJAR DALAM KOMPETENSI DASAR MELAKSANAKAN PROSEDUR KESELAMATAN, KESEHATAN, DAN KEAMANAN KERJA (K3) : Studi Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas X di SMK Kiansantang Bandung."

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

1.1 Latar Belakang Masalah...1

1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah...6

1.3 Tujuan Penelitian...7

1.4 Kegunaan Hasil Penelitian...8

BAB II KERANGKA TEORITIS...10

2.1 Media Pembelajaran...10

2.1.1 Pengertian Media...10

2.1.2 Pengertian Media Pembelajaran...12

2.1.3 Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran...13

2.1.4 Klasifikasi Media Pembelajaran...20

2.1.5 ICT (Information and Communication Technologies)...21

2.1.6 Aplikasi Microsoft PowerPoint...23

2.2 Prestasi Belajar...28

2.2.1 Pengertian Belajar...29

2.2.2 Pengertian Prestasi Belajar...31

2.2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar...32

2.2.4 Prestasi Belajar di Mata Pelajaran K3LH...35

2.2.5 Penilaian Prestasi Belajar...36

2.3 Kerangka Pemikiran...37

2.4 Hipotesis...41

BAB III METODE PENELITIAN...42

3.1 Objek Penelitian...42

3.7 Teknik Analisis Data...60

(2)

4.1 Pengolaan Data...66

4.2 Pembahasan...82

BAB V KESIMPULAN...86

5.1 Kesimpulan...86

5.2 Saran...86

DAFTAR PUSTAKA...88

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

Bab ini akan membahas latarbelakang masalah, identifikasi dan perumusan

masalah, tujuan dan kegunaan dari penelitian yang akan dilakukan.

1.1Latar Belakang Masalah

Garis Besar Haluan Negara pada UU Sistem Pendidikan Nasional No. 20

Tahun 2003 BAB II Pasal 3 menyebutkan bahwa:

Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Seperti disebutkan diatas, salah satu fungsi pendidikan nasional adalah

mengembangkan potensi peserta didik, dengan harapan menjadi pribadi yang

cerdas yang mana dapat dilihat pada prestasi belajar disekolah. Akan tetapi, dalam

proses pembelajaran yang baik dan efektif yang salah satunya tercermin melalui

nilai KKM (75,00) nampaknya tidak mudah untuk dicapai. Sebagai contoh, ada

fenomena di SMK Kiansantang, untuk pelajaran K3LH, yang mana nilai sebagian

(4)

Tabel 1.1

Hasil UTS dan UAS Kelas X Mata Pelajaran K3LH Semester Ganjil Tahun Ajaran 2011-2012

Pada data tabel di samping, nilai UTS

yang belum mencapai KKM (75,00)

sebanyak 46 orang dari 61 siswa

(75,41%).

Pada data nilai UAS disamping, nilai

yang belum mencapai KKM (75,00)

sebanyak 41 orang dari 61 siswa

(67,21%).

Hasil UTS Semester Ganjil 2011/2012

Hasil UAS Semester Ganjil 2011/2012

Keterangan:

AP : Administrasi Perkantoran RPL : Rekayasa Perangkat Lunak AK : Akuntansi

(5)

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa presentase siswa yang

mendapatkan nilai dibawah KKM terbilang tinggi yaitu 75,41% dan 67,21%. Hal

ini dapat dimaknai bahwa pada proses pembelajaran belum optimal. Untuk itu,

penulis melakukan wawancara terhadap guru maupun siswa-siswi SMK

Kiansantang untuk mengetahui aspek apa saja yang kiranya mempengaruhi

turunnya nilai KKM siswa.

Dalam wawancara pada Sabtu, 14 Januari 2012 dengan Dra. Yetty

Krisnawati, yaitu guru mata pelajaran K3LH, di ruang Kesiswaan SMK

Kiansantang diperoleh informasi bahwa dalam proses belajar mengajar beliau

seringkali menggunakan sumber belajar berupa buku pelajaran dan handout

berupa materi yang difotocopy dari sumber lain. Adapun untuk metode mengajar

yang digunakan yaitu metode ceramah dengan menambahkan tanya jawab dan test

perorangan secara lisan pada evaluasi pembelajaran. Selanjutnya untuk media

pembelajaran yang digunakan berupa papan tulis blackboard, kapur dan

penghapus khusus papan tulis blackboard. Secara keseluruhan beliau beranggapan

bahwa proses belajar yang dilakukan sudah efektif.

Namun demikian, Dra. Yetty Krisnawati menyatakan bahwa minat siswa

dan situasi awal proses belajar terkadang membuat proses belajar mengajar

menjadi tidak efektif karena siswa cenderung melakukan hal-hal seperti makan,

mengerjakan tugas mata pelajaran lain dan berbincang-bincang dengan teman

sebangku. Hal-hal tersebut membuat proses pembelajaran tidak efektif.

Akan tetapi ada hal yang berbeda yang penulis dapatkan ketika melakukan

(6)

perempuan) yang mempelajari mata pelajaran K3LH. Mereka menyatakan bahwa

dalam proses pembelajaran mata pelajaran K3LH, mereka merasa kurang

mengerti akan materi yang diberikan, terlalu cepat dalam menerangkan, dan

membosankan. Penjelasan diatas menyatakan adanya ketidaksesuaian antara guru

dan murid setelah melakukan proses pembelajaran.

Menurut Prof. Dr. Oemar Hamalik (2006:77), “Dalam proses belajar

mengajar terdapat komponen-komponen pengajaran yaitu: tujuan, peserta didik,

guru, kurikulum, strategi, media, dan evaluasi.” Jadi peserta didik merupakan

salah satu komponen pengajaran. Terkait dengan hasil wawancara diatas terlihat

bahwa tidak tersampaikan materi pembelajaran dengan baik kepada peserta didik.

Melihat dari hasil wawancara diatas penulis menganggap bahwa media yang

digunakan oleh guru belum bisa memberikan informasi kepada siswa dengan

baik, terlihat siswa merasa kurang mengerti dengan materi yang disampaikan

sehingga mereka merasa bosan.

Merujuk pula pada pengalaman penulis ketika melakukan PLP di SMK

Kiansantang (September-Desember) tahun 2011, yang mana penulis

menggunakan media pembelajaran berbasis ICT dengan Aplikasi PowerPoint

dalam proses pembelajaran mata pelajaran mengelola dana kas kecil. Pada waktu

itu penulis mengevaluasi proses pembelajaran tersebut dengan menggunakan tes

lisan dan menemukan bahwa para siswa menjawab dengan baik, sehingga dapat

diasumsikan bahwa proses pembelajaran mata pelajaran mengelola dana kas kecil

(7)

PowerPoint efektif dan layak untuk diterapkan di SMK Kiansantang agar proses

pembelajarannya lebih efektif.

Ketika penulis meminta pendapat Dra. Yetty Krisnawati mengenai

penggunaan media pembelajaran berbasis ICT dengan aplikasi PowerPoint, beliau

menyatakan bahwa beliau belum pernah menggunakan media pembelajaran

berbasis ICT dengan aplikasi PowerPoint di dalam kelas dikarenakan

keterampilan beliau yang belum mahir dalam menggunakan aplikasi tersebut.

Penulis juga meminta pendapat guru-guru SMK Kiansantang yaitu Dra. Tati

Mulyati, Nina Martiana Komara, S.Pd., Drs. Dadang, Drs. Rachmat,

Dendadipoera Akbar Kersana, S.Psi., dan Imas Nurasiah,S.Pd., jika dalam proses

pembelajaran ditambahkan dengan penggunaan media pembelajaran berbasis ICT

dengan aplikasi PowerPoint, guru-guru beranggapan akan lebih efektif,

memberikan suasana baru, menambah daya tarik siswa, dan membuat siswa lebih

mengerti karena informasi yang didengar dikuatkan dengan tayangan yang dilihat

dalam slide.

Dalam wawancara dengan para siswa pun, diperoleh pengakuan bahwa

penggunaan media pembelajaran berbasis ICT dengan aplikasi PowerPoint akan

membuat pembelajaran lebih efektif, lebih mengerti, lebih menarik dan tidak

membosankan.

Media pembelajaran merupakan komponen yang berada di luar dari dalam

diri pesera didik yang memberikan stimulus. Penggunaan media pembelajaran

berbasis ICT dengan aplikasi PowerPoint dianggap penulis sebagai salah satu

(8)

proses belajar mengajar efektif dan agar tidak terjadi salah pengertian maupun

salah tafsir atas materi yang diberikan guru.

Jamal Ma’mur Asmani (2011: 100) menyatakan bahwa ICT (Information

and Communication Technologies) adalah payung besar terminologi yang

mencakup seluruh peralatan teknis untuk memproses dan menyampaikan

informasi.

Kemudian menurut Jamal Ma’mur Asmani (2011: 107), “komputer

merupakan komponen ICT yang digunakan untuk menerima, menyimpan,

memproses, menampilkan data dan informasi. Yang dimaksud dengan komputer

meliputi hardware, software dan teknologi storage (penyimpanan).” Media

pembelajaran berbasis ICT dengan menggunakan software aplikasi Microsoft

PowerPoint dianggap sebagai media pembelajaran yang dapat membantu guru

dalam mengajar dan membantu siswa dalam belajar karena terdapat slide yang

dapat didesain menyampaikan informasi berdasarkan tujuan yang ingin dicapai.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian

tentang “Efektivitas Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis ICT

Terhadap Prestasi Belajar Dalam Kompetensi Dasar Melaksanakan

Prosedur Keselamatan, Kesehatan dan Keamanan Kerja (K3)”.

1.2Identifikasi dan Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka inti

kajian yang akan dibahas adalah masalah prestasi belajar. Prestasi belajar yang

(9)

Hamalik (2006:77), “Komponen pembelajaran yaitu tujuan, peserta didik, guru,

kurikulum, strategi, media, dan evaluasi.”

Rendahnya prestasi belajar pada SMK Kiansantang yang dilihat dari data

UTS dan UAS mata pelajaran K3LH diduga disebabkan media pembelajaran yang

kurang menarik di SMK tersebut.

Berdasarkan pernyataan permasalahan di atas, maka masalah dalam

penelitian ini secara spesifik dirumuskan dalam pertanyaan penelitian sebagai

berikut:

1. Apakah penggunaan media pembelajaran berbasis ICT efektif meningkatkan

prestasi belajar siswa dalam kompetensi dasar melaksanakan prosedur

keselamatan, kesehatan dan keamanan kerja (K3)?

2. Apakah penggunaan media pembelajaran tidak berbasis ICT (Media

Pembelajaran Konvensional) efektif meningkatkan prestasi belajar siswa

dalam kompetensi dasar melaksanakan prosedur keselamatan, kesehatan dan

keamanan kerja (K3)?

3. Apakah prestasi belajar siswa yang menggunakan media pembelajaran

berbasis ICT lebih baik dari pada media pembelajaran tidak berbasis ICT

(media pembelajaran konvensional) dalam kompetensi dasar melaksanakan

prosedur keselamatan, kesehatan dan keamanan kerja (K3)?

1.3Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah efektifitas penggunaan media pembelajaran

(10)

keselamatan, kesehatan dan keamanan kerja (K3) pada kelas X di SMK

Kiansantang Bandung. Dengan rincian sebagai berikut:

1. Memperoleh gambaran mengenai efektivitas penggunaan media

pembelajaran berbasis ICT (MS. PowerPoint) untuk meningkatkan prestasi

belajar siswa dalam kompetensi dasar melaksanakan prosedur keselamatan,

kesehatan dan keamanan kerja (K3).

2. Memperoleh gambaran mengenai efektivitas penggunaan media

pembelajaran tidak berbasis ICT (media pembelajaran konvensional) untuk

meningkatkan pretasi belajar siswa dalam kompetensi dasar melaksanakan

prosedur keselamatan, kesehatan dan keamanan kerja (K3).

3. Memperoleh gambaran mengenai prestasi belajar siswa yang menggunakan

media pembelajaran berbasis ICT (MS. PowerPoint) lebih baik dari pada

media pembelajaran tidak berbasis ICT (media pembelajaran konvensional)

dalam kompetensi dasar melaksanakan prosedur keselamatan, kesehatan dan

keamanan kerja (K3).

1.4Kegunaan Hasil Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan sebagai berikut:

1. Kegunaan Teoritis

a. Bagi penulis berupa tambahan wawasan, pengetahuan dan

pemahaman mengenai hal-hal yang berhubungan dengan media

pembelajaran berbasis ICT (MS. PowerPoint) dan prestasi belajar

(11)

b. Bagi sekolah berupa bahan acuan untuk agar proses belajar

mengajar lebih efektif terutama dalam penggunaan media

pembelajaran berbasis ICT (MS. PowerPoint) dan pencapaian

prestasi belajar siswa.

2. Kegunaan Praktis

a. Bagi penulis berupa pengalaman meneliti hal-hal yang berkaitan

dengan efektivitas media pembelajaran berbasis ICT

(MS.PowerPoint) dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.

b. Bagi guru-guru di SMK Kiansantang Bandung berupa bahan

masukan tentang efektivitas penggunaan media pembelajaran

berbasis ICT (MS. PowerPoint) dalam proses belajar siswa kelas X

dalam meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya pada mata

(12)

42

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab ini dijelaskan objek penelitian, subjek penelitian, metode

penelitian, skenario pembelajaran, teknik dan alat pengumpul data, dan pengujian

persyaratan alat penguji data dari penelitian yang akan dilakukan.

3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian dari efektivitas penggunaan media pembelajaran berbasis

ICT (MS. PowerPoint) terhadap prestasi belajar siswa dalam melaksanakan

prosedur keselamatan, kesehatan dan keamanan kerja di kelas X SMK

Kiansantang Bandung adalah variabel bebas dan variabel terikat. Adapun yang

menjadi variabel bebas dalam penelitian ini yaitu penggunaan media pembelajaran

berbasis ICT (MS. PowerPoint) sebagai variabel X. Variabel terikat dari

penelitian ini adalah prestasi belajar siswa sebagai variabel Y.

3.2 Subjek penelitian

Subjek yang menjadi unit analisis adalah seluruh siswa-siswi kelas X

Administrasi Perkantoran dan Akuntansi SMK Kiansantang Tahun Ajaran 2012/

2013. Kelas X jurusan Administrasi Perkantoran/ AP (32 orang) untuk kelas

Eksperimen dan jurusan Akuntansi/ AK (31 orang) untuk kelas Kontrol.

3.3 Metode Penelitian

Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

(13)

43

Group Design. Dikatakan sebagai kuasi eksperimen karena dalam penggunaan

subjeknya tidak dilakukan secara random tetapi menggunakan kelas yang telah

ada (Sugiyono, 2008: 77).

Menurut Sugiyono (2008: 79), terdapat kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol yang diberi tes awal dan tes akhir yang sama, tetapi diberi

perlakuan yang berbeda. Hanya pada desain ini kelompok eksperimen maupun

kelompok kontrol tidak dipilih secara random.

Pola:

E K

O1 X O2

O3 O4 Gambar 3. 1

Control group pre-test post-test

(Sugiyono 2011:79) Keterangan:

E : Kelompok Eksperimen

O1 : Pre-test kelompok eksperimen

X : Perlakuan

O2 : Post-test kelompok eksperimen

K : Kelompok kontrol

O3 : Pre-test kelompok kontrol

O4 : Post-test kelompok kontrol

Dalam hal ini dilihat perbedaan pencapaian antara kelompok eksperimen

(O1-O2) dengan pencapaian kelompok kontrol (O3-O4).

Dalam desain ini kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diberi tes

awal (Pre-test) dengan tes yang sama. Kemudian pada kelompok eksperimen

diberi perlakuan (treatment) khusus dengan mengambil waktu pada semester

ganjil 2012/ 2013, dalam hal ini diberikan mata pelajaran dengan menggunakan

media pembelajaran berbasis ICT aplikasi PowerPoint. Sedangkan pada kelompok

kontrol dikenakan perlakuan yang biasa dilakukan guru mata pelajaran K3LH

(14)

44

kali pertemuan (1x pertemuan adalah 2 x 40 menit) dua kelompok dites dengan

test yang sama sebagai test akhir (Post-test).

Hasil kedua tes dari masing-masing kelompok kemudian dibandingkan

untuk melihat perbedaan yang berarti (Gain). Jika hasil tes akhir dari kelompok

eksperimen menunjukan pengaruh yang baik dari perlakuan yang diberikan dari

pada kelompok kontrol, maka dapat penulis duga bahwa dalam pembelajaran satu

Kompetensi dasar (KD) mata pelajaran K3LH siswa lebih menyerap dengan baik

penggunaan media pembelajaran berbasis ICT melalui aplikasi PowerPoint yang

diberikan dari pada hanya menggunakan media papan tulis blackboard dan kapur.

3.4 Desain Pembelajaran

Terdapat 6 hal yang penulis gunakan dalam desain pembelajaran:

1. RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)

Menurut PP 19 Tahun 2005:

RPP adalah seperangkat rencana yang menggambarkan proses dan prosedur pengorganisasian kegiatan pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar (KD) yang telah ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan dalam silabus.

Dalam RPP yang penulis buat terdapat tujuan pembelajaran, materi pokok

pembelajaran, metode pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, alat dan

sumber pembelajaran, dan penilaian. RPP yang digunakan peneliti terbagi

atas 2 bagian yaitu:

a. RPP untuk kelas eksperimen: Langkah-langkah pembelajaran dalam RPP

ini memiliki perbedaaan yang signifikan, karena perlakuan dengan

(15)

45

2007 yang digunakan dalam proses belajar mengajar. RPP untuk kelas

eksperimen dapat dilihat pada lampiran 1.

b. RPP untuk kelas kontrol: Langkah-langkah pembelajaran dalam RPP ini

penulis buat dengan menyesuaikan RPP guru mata pelajaran K3LH.

Media yang digunakan pula menggunakan media yang biasa guru

gunakan. RPP untuk kelas kontrol dapat dilihat pada Lampiran 2.

Dalam penelitian ini pemberian materi akan dilakukan oleh guru

mata pelajaran K3LH yaitu Dra. Yetty Krisnawati dengan alasan agar

psikologis dari siswa yang diteliti sama seperti pembelajaran biasanya.

2. Storyboard

Storyboard adalah uraian yang berisi penjelasan visual dan audio dari

masing-masing alur dalam flowchart yang dirinci untuk setiap frame/ slide (Maulana

2005: 1 ). Storyboard yang penulis buat untuk menjabarkan setiap langkah di

dalam slide dari media pembelajaran berbasis ICT Aplikasi PowerPoint 2007.

Storyboard dapat dilihat pada lampiran 3.

3. Pre-test

Pre-test adalah tes yang diberikan sebelum pengajaran dimulai, dan bertujuan

untuk mengetahui sampai dimana penguasaan siswa terhadap bahan

pengajaran yang diajarkan (Purwanto, 2008: 28). Pre-test yang diberikan

merupakan soal-soal untuk menguji sejauhmana peserta didik mengetahui

kompetensi dasar prosedur keselamatan, kesehatan dan keamanan kerja (K3)

sebelum peserta didik melakukan proses pembelajaran. Pre-test dapat dilihat

(16)

46

4. Post-test

Post-test adalah tes yang diberikan pada akhir program satuan pengajaran.

Tujuan post-test ialah untuk mengetahui sampai dimana pencapaian siswa

terhadap bahan pengajaran setelah mengalami suatu kegiatan belajar

(Purwanto, 2008: 28). Post-test yang diberikan merupakan soal-soal untuk

menguji sejauhmana peserta didik mengetahui kompetensi dasar prosedur

bekerja dengan aman dan tertib dan prosedur pencegahan gangguan K3

sesudah peserta didik melakukan proses pembelajaran. Post-test dapat dilihat

pada lampiran 5.

Adapun desain dari penelitian ini dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 3. 2

Desain Penelitian (Diadaptasi dari Purwati , 2012:68)

Keterangan: X = Perlakuan kepada kelompok eksperimen (dengan

penggunaan multimedia PowerPoint)

Y = Tes Awal/ Tes Akhir

3.5 Instrumen Penelitian

Penelitian memerlukan teknik pengumpulan data, agar data yang diperoleh

akurat dan terpercaya. Penelitian ini menggunakan tes dan lembar observasi. Kelompok

Eksprimen

Kontrol

Tes Awal

Y

Y

Treatment

X1 X2 X3 X4

__ __ __ __

Tes Akhir

Y

(17)

47

1. Tes

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan

untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelgensi, kemampuan atau

bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto 2010: 193). Tes

yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk melihat hasil belajar

peserta didik melalui tes tertulis dalam bentuk pilihan ganda pre-test dan

post-test pada ranah kognitif baik kelompok eksperimen maupun kelompok

kontrol.

Dalam penelitian ini soal-soal pre-test dan post-test akan diujicobakan

terlebih dahulu di sekolah SMK yang berbeda yaitu SMK ICB Cinta Niaga

yang mempelajari mata pelajaran yang sama yaitu K3LH. Kemudian

soal-soal yang diuji tersebut akan dianalisis validitas, reliabilitas, tingkat

kesukaran test dan daya pembeda tes. Soal-soal yang dinyatakan valid dan

reliabel merupakan soal yang akan peneliti gunakan untuk pre-test dan

post-test di kelas eksperimen dan di kelas kontrol.

2. Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan untuk mempermudah data aktivitas guru dan

siswa selama proses pembelajaran. Setiap observer mengamati setiap

perilaku guru, siswa dikelas dan media pembelajaran yang digunakan dalam

pembelajaran.

Observer dalam penelitian ini adalah guru mata pelajaran di SMK

Kiansantang yang memahami mengenai mata pelajaran K3LH yaitu Drs.

(18)

48

berbasis ICT yaitu Drs. Dadang Anwar. Format Lembar Observasi dapat

dilihat pada lampiran 6.

3.6 Uji Instrumen

1. Uji Validitas

Suatu instrumen pengukuran dikatakan valid jika instrumen dapat mengukur

sesuatu dengan tepat apa yang hendak diukur. Uji validitas instrumen dilakukan

untuk menguji validitas (ketepatan) tiap bulir/ item instrumen. Formula yang

digunakan adalah koefisien korelasi Product Moment dari Karl Pearson (Ating

Somantri dan Sambas Ali Muhidin, 2006: 49), yaitu:

  

(Arikunto, 2001; dalam Ating dan Sambas 2006: 49) Keterangan :

Y2 = Kuadrat dari jumlah skor yang diperoleh tiap responden

Y = Total dari jumlah skor yang diperoleh tiap responden

Y = Total dari kuadrat jumlah skor yang diperoleh tiap responden

X

Y = Jumlah hasil kali item soal ke i dengan jumlah skor yang

diperoleh tiap responden

Langkah-langkah yang dilakukan dalam uji validitas instrumen angket

tersebut adalah sebagai berikut (Uep dan Sambas Ali Muhidin, 2006: 49-50):

(19)

49

b) Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran data yang terkumpul termasuk di dalamnya memeriksa kelengkapan pengisian item angket.

c) Memberikan skor terhadap item-item yang perlu diberi skor.

d) Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada itu yang

diperoleh untuk setiap respondennya untuk mempermudah perhitungan atau pengolahan data selanjutnya.

Tabel 3. 1

Contoh Format Tabel Perhitungan Uji Validitas

No. Responden

Nomor Item Instrumen

Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

e) Menghitung jumlah skor yang diperoleh oleh masing-masing

responden.

f) Menghitung nilai koefisien korelasi product moment untuk setiap bulir angket.

Tabel 3. 2

Contoh Format Tabel Perhitungan Korelasi

No.

Responden X Y XY X

2

Y2

g) Membandingkan nilai korelasi product moment hasil perhitungan dengan nilai koefisien korelasi product moment yang terdapat dalam tabel.

h) Membuat kesimpulan dengan kriteria uji:

r hitung> r tabel, maka instrumen dinyatakan valid.

r hitung r tabel, maka instrumen dinyatakan tidak valid.

Langkah berikutnya adalah penulis melakukan proses perhitungan dan

pengolahan uji instrumen dengan menggunakan bantuan aplikasi program MS

Excel 2007(Ating Somantri dan Sambas Ali Muhidin, 2006: 379), sebagai berikut:

a. Siapkan lembar kerja (worksheet) dan data yang akan diolah; b. Entry data tersebut pada lembar kerja (worksheet);

c. Lalu hitung rata-rata dengan AVERAGE, korelasi dengan CORREL, keterangan validitas dengan IF, jumlah bulir yang valid dan tidak valid dengan COUNTIF.

Pengujian validitas soal pre-test mengenai kompetensi dasar melaksanakan

(20)

50

menggunakan program Microsoft Excel 2007 terhadap 30 item pertanyaan dengan

jumlah subjek 28 siswa. Dari 30 butir soal diperoleh item pertanyaan yang valid

sebanyak 23 item soal dengan taraf signifikansi db= n- 2 yaitu 0,374, dan

sebanyak 7 item pertanyaan yang tidak valid. Untuk perhitungan lebih lengkap

terlampir. (Lampiran 7a)

Tabel 3. 3

Ringkasan Hasil Uji Validitas Soal Pre-test

No. Soal thitung ttabel

Uji Validitas

Valid Tidak Valid

(21)

51

27 0,462 0,374 

28 0,431 0,374 

29 0,594 0,374 

30 0,576 0,374 

Kemudian Pengujian validitas soal post-test mengenai kompetensi dasar

melaksanakan prosedur keselamatan, kesehatan dan keamanan kerja dilakukan

dengan menggunakan program Microsoft Excel 2007 terhadap 30 item pertanyaan

dengan jumlah subjek 30 siswa. Dari 30 butir soal diperoleh item pertanyaan yang

valid sebanyak 25 item soal dengan taraf signifikansi db= n- 2 yaitu 0,361, dan

sebanyak 5 item pertanyaan yang tidak valid. Untuk perhitungan lengkap

terlampir. (Lampiran 8a)

Tabel 3. 4

Ringkasan Hasil Uji Validitas Soal Post-test

No. Soal thitung ttabel

Uji Validitas

Valid Tidak Valid

(22)

52

Suatu instrumen dikatakan reliabel jika pengukurannya konsisten dan

cermat akurat. Jadi uji reliabilitas instrumen bertujuan untuk mengetahui

konsistensi dari instrumen sebagai alat ukur, sehingga hasil suatu pengukuran

dapat dipercaya. Formula yang dipergunakan untuk menguji reliabilitas dalam

penelitian ini adalah Koefisien Alfa dari Cronbach (Ating Somantri dan Sambas

Ali Muhidin, 2006:48):

(Saefuddin Anwar, 1992; dalam Ating dan Sambas 2006: 48)

(23)

53

Keterangan:

r11 = reliabilitas

k = banyaknya bulir pertanyaan

Σσi2 = jumlah varians

σi2 = varians total

N = jumlah responden

Langkah-langkah pengujian dengan menggunakan rumus tersebut

adalah sebagai berikut:

a. Memberikan skor terhadap instrumen yang telah diisi oleh responden.

b. Buat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor item yang

diperoleh.

c. Menghitung jumlah skor item yang diperoleh oleh masing-masing responden.

d. Menghitung kuadrat jumlah skor item yang diperoleh oleh masing-masing responden.

e. Menghitung varians masing-masing item dan varians total.

Tabel 3. 5

Contoh Format Tabel Perhitungan Varians dan Varians Total

No. Responden X X2

f. Menghitung koefisen Alfa

g. Membandingkan nilai koefisien Alfa dengan nilai koefisien korelasi

product moment yang terdapat dalam tabel.

h. Membuat kesimpulan, jika nilai hitung r11 > r xy, maka instrumen

dinyatakan reliabel

Hasil perhitungan r11 dibandingkan dengan r tabel pada taraf nyata α =

5 %. Kriteria adalah sebagai berikut:

Jika r hitung> r tabel, maka item pertanyaan dikatakan reliabel.

Jika r hitung r tabel, maka item pertanyaan dikatakan tidak reliabel.

Secara teknis pengujian reliabilitas di atas dilakukan dengan menggunakan

bantuan aplikasi program Microsoft Office Excel 2007.

Hasil perolehan reliabilitas soal pre-test dengan menggunakan rumus

koefisian Alfa dari Cronbach adalah:

Dimana:

k = 28

(24)

54

Hasil uji reabilitas terhadap instrumen soal pre-test menunjukan hasil

perhitungan 0,839. Hal tersebut menunjukan bahwa instrumen soal pre-test kelas

X AP reliabel karena rhitung > rtabel = 0,839 >0, 374. Untuk perhitungan lebih

lengkap terlampir. (Lampiran 7b)

Kemudian diperoleh hasil reliabilitas soal post-test dengan menggunakan

rumus yang sama yaitu:

Dimana:

Hasil uji reabilitas terhadap instrumen soal post-test menunjukan hasil

perhitungan 0,886. Hal tersebut menunjukan bahwa instrumen soal post-test kelas

XI AP reliabel karena rhitung > rtabel = 0,886>0, 361. Untuk perhitungan lebih

(25)

55

3. Tingkat Kesukaran Tes

Bilangan yang menunjukan sukar dan mudahnya suatu soal disebut indeks

kesukaran (difficulty index). Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sampai

dengan 1,00. Menurut Arikunto (2008: 207): Indeks kesukaran ini menunjukan

taraf kesukaran soal indeks kesukaran sering diklasifikasikan sebagai berikut:

Tabel 3. 6

Klasifikasi Indeks Kesukaran

Indeks Kesukaran Keterangan

P: 0,00 – 0,30 Soal Sukar

P: 0,30 – 0,70 Soal Sedang

P: 0,70 – 1,00 Soal Mudah

(Arikunto, 2008: 210)

Adapun rumus yang digunakan untuk menentukan tingkat kesukaran tes:

(Arikunto, 2008: 208) Keterangan:

: Indeks Kesukaran

: Banyak siswa yang menjawab soal benar

: Jumlah siswa peserta tes

Diperoleh hasil tingkat kesukaran soal dari 30 item soal pre-test dalam

Tabel 3.7 sebagai berikut:

(26)

56

Tabel 3. 7

Tingkat Kesukaran Soal Pre-test

No. Soal TK

karena soal kategori sukar < dibandingkan dengan kategori sedang dan kategori

mudah. Untuk perhitungan lebih lengkap terlampir. (Lampiran 7c)

Kemudian dari diperoleh hasil tingkat kesukaran soal dari 30 item soal

(27)

57

karena soal kategori sukar < dibandingkan dengan kategori sedang dan kategori

mudah. Untuk perhitungan lebih lengkap terlampir. (Lampiran 8c)

4. Mengukur Daya Pembeda Tes

Menurut Arikunto (2008: 211):

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah). Angka yang menunjukan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi (D). Indeks diskriminasi antara 0,00 sampai dengan 1,00. Untuk mengetahui indeks diskriminasi dapat menggunakan rumus sebagai berikut:

(28)

58

Keterangan:

: Banyaknya peserta tes kelas atas : Banyaknya peserta kelas bawah

: Banyaknya peserta tes kelompok atas yang menjawab benar : Banyaknya peserta tes kelompok bawah yan menjawab benar

Selanjutnya untuk menginterpretsikan besarnya indeks

diskriminasi atau daya pembeda butir soal digunakan daya pembeda yaitu:

Tabel 3. 9

Kriteria Daya Pembeda

Indeks Diskriminasi Keterangan

0,00 – 0,20 Jelek (poor)

0,21 – 0,40 Cukup (statisfactory)

0,41 – 0,70 Baik (good)

0,71 – 1,00 Baik Sekali (excellent)

(Arikunto, 2008: 218)

Diperoleh hasil daya pembeda soal dari 30 item soal pre-test siswa SMK

(29)

59

Tabel 3. 10

Daya Pembeda Soal Pre-test

No. Soal Kategori Soal

1. Cukup

Tidak Baik. Untuk perhitungan lebih lengkap terlampir. (Lampiran 7d)

Kemudian diperoleh hasil daya pembeda soal dari 30 item soal pre-test

(30)

60

Tabel 3. 11

Daya Pembeda Soal Post-test

No. Soal Kategori Soal

1. Cukup

Tidak Baik. Untuk perhitungan lebih lengkap terlampir. (Lampiran 8d)

3.7 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data penelitian ini menggunakan teknik statistik akan diuji

dengan parametris untuk mengetahui hasil belajar siswa dilakukan pengolahan

data terhadap skor pre-test, post-test dan nilai gain. Pengelolahan data

dimaksudkan untuk mengetahui hasil belajar peserta didik, sedangkan perhitungan

(31)

hasil-belajar siswa. Adapun langkah-langkah yang digunakan untuk mengelola

hasil penelitian tediri dari:

1. Uji Normalitas

Peneliti menggunakan uji normalitas ini adalah untuk mengetahui

normal tidaknya suatu distribusi data. Hal ini penting diketahui berkaitan

dengan ketepatan pemilihan uji statistik yang akan dipergunakan. Penulis

menggunakan uji normalitas dengan metode lilifors. Langkah kerja uji

normalitas dengan metode lilifors menurut sebagai berikut:

1. Susunlah data dari kecil ke besar

2. Periksa data, beberapa kali munculnya bilangan-bilangan itu

(frekuensi harus ditulis).

3. Dari frekuensi susun frekuensi kumulatifnya.

4. Berdasarkan frekuensi kumulatif, hitunglah proporsi empirik.

5. Hitung nilai z untuk mengetahui theoritical proportion pada table z

6. Menghitung theoritical proportion.

7. Bandingkan empirical proportion dengan theoritical proportion,

kemudian carilah selisih terbesar di dalam titik observasi antara kedua

proporsi.

8. Carilah selisih terbesar di luar titik observasi.

Untuk melakukan uji normalitas untuk kedua variabel tersebut

(32)

2. Uji Homogenitas

Peneliti menggunakan uji homogenitas adalah untuk mengasumsikan

bahwa skor setiap variabel memiliki varians yang homogen. Uji statistika

yang akan digunakan adalah Microsoft Office Excel. Kriteria yang peneliti

gunakan adalah nilai hitung X2> nilai tabel, maka H0 menyatakan varians

homogeny ditolak dalam hal lainnya diterima.

Rumus uji statisik yang digunakan adalah :

X2 = (In10)[∑ db. LogSi2)]

Keterangan:

Si2 = Varians tiap kelompok data

dbin-1 = Derajat kebebasan tiap kelompok

B. = Nilai Burlett = (Log S2gab) (∑dbi)

S2gab = varians gabungan = S2gab =

db S db

i

2

.

Adapun langkah-langkah yang penulis tempuh dalam pengujian

homogenitas varians adalah sebagai berikut:

a. Menentukan kelompok-kelompok data dan menghitung varians untuk

tiap kelompok tersebut.

b. Membuat tabel pembantu untuk memudahkan proses penghitungan.

c. Menghitung varians gabungan.

d. Menghitung log dari varians gabungan.

e. Menghitung nilai Barlett.

(33)

g. Menghitung nilai dan titik kritis.

h. Membuat kesimpulan.

3. Perhitungan N-Gain

N-Gain adalah normalisasi gain, perhitungan N-gain dilakukan untuk

melihat peningkatan hasil belajar siswa, pada kompetensi dasar

melaksanakan prosedur keselamatan, kesehatan dan keamanan kerja. Hal ini

dilakukan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan menggunakan

persamaaan Hake (1999).

N-Gain =

Selanjutnya, perolehan normalisasi gain diklasifikasikan menjadi tiga

kategori yaitu:

a. N-Gain tinggi: nilai (g) > 0.70

b. N-Gain sedang: 0.70 > (g) > 0.3

c. N-Gain rendah: nilai (g) < 0.3

4. Uji Hipotesis

Adapun langkah-langkah uji hipotesis sebagai berikut:

1) Nyatakan hipotesis statistik (H0 dan H1) yang sesuai dengan

penelitian

2) Gunakan statistik uji yang tepat

3) Hitung nilai statistik berdasarkan data yang terkumpul

4) Berikan kesimpulan

(34)

Hipotesis dalam penelitian ini, menggunakan Uji Beda Dua Rata-Rata/

Mean yaitu nilai uji t-test dengan ketentuan varians homogen. Tes ini

dilakukan bila kedua data berdistribusi normal dan variansnya homogen,

rumus uji t-test sebagai berikut:

(Ating dan Sambas, 2006: 172) Dimana:

: nilai t yang dihitung

: nilai rata-rata kelompok eksperimen : nilai rata-rata kelompok kontrol

: jumlah anggota sampel kelompok eksperimen : jumlah anggota sampel kelompok kontrol

Kemudian Deviasi standar gabungan ( ) diperoleh dari rumus:

(Ating dan Sambas, 2006: 172) Keterangan:

: banyak data kelompok eksperimen : banyak data kelompok kontrol

: varians kelompok eksperimen : varians kelompok kontrol :

Kriteria pengujian Ho ditetapkan apabila t hitung < t table dk=

Langkah-langkah yang dilakukan dalam uji t adalah sebagai berikut:

a. Menghitung rata-rata nilai kelompok eksperimen b. Menghitung rata-rata nilai kelompok kontrol

c. Menghitung simpangan baku sampel kelompok eksperimen

d. Menghitung simpangan baku sampel kelompok kontrol

e. Menghitung kriteria pengajuan uji-t, tingkat kepercayaan 0,05. Jika t hitung > t table, maka Ho: ditolak dan H1: diterima

(35)

Pasangan hipotesis nol dan tandingannya yang akan diuji adalah:

H0: Prestasi Belajar dengan Media Pembelajaran berbasis ICT (MS.

PowerPoint) tidak lebih baik dibandingkan Media Pembelajaran

Konvensional.

H1: Prestasi Belajar dengan Media Pembelajaran berbasis ICT (MS.

PowerPoint) lebih baik dibandingkan Media Pembelajaran

Konvensional.

Perumusan hipotesis:

H0 : µ1 µ2

H1 : µ1 µ2

(Sugiyono, 2008: 225)

Ket :

µ1= Media Pembelajaran berbasis ICT (MS. PowerPoint)

(36)

86

BAB V

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di bab sebelumnya, maka

dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Media pembelajaran berbasis ICT (MS. PowerPoint) efektif

diterapkan dalam meningkatkan prestasi belajar dalam kompetensi

dasar melaksanakan prosedur keselamatan, kesehatan dan keamanan

kerja.

2. Media pembelajaran tidak berbasis ICT (media pembelajaran

konvensional) efektif diterapkan dalam meningkatkan prestasi belajar

dalam kompetensi dasar melaksanakan prosedur keselamatan,

kesehatan dan keamanan kerja.

3. Berdasarkan hasil perhitungan analisis data menunjukan bahwa nilai

rata-rata kelas eksperimen setelah diberi perlakuan lebih baik daripada

kelas kontrol yang tidak diberi perlakuan. Maka media pembelajaran

berbasis ICT lebih baik dari pada media pembelajaran tidak berbasis

ICT (Media Pembelajaran Konvensional) dalam kompetensi dasar

melaksanakan prosedur keselamatan, kesehatan dan keamanan kerja.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, beberapa saran yang dapat

(37)

87

1. Sebelum proses pembelajaran dilaksanakan diharapkan guru dapat

mempersiapkan diri baik bahan ajar maupun media yang digunakan,

karena media yang didesain dengan baik sesuai KD yang akan

diajarkan akan menghasilkan prestasi belajar siswa yang baik.

Persiapan dapat dilakukan dengan mengidentifikasi terlebih dahulu

program (materi, sasaran dan sumber), mengumpulkan elemen (teks,

gambar, audio, animasi dan video) yang sesuai dengan KD yang akan

diajarkan, penyusunan materi presentasi, proses pembuatan di

PowerPoint, eksekusi hasil dan yang terakhir penggunaan/

penayangan

2. Diharapkan bagi guru yang belum mengunakan media pembelajaran

berbasis ICT (MS. PowerPoint), maka ada baiknya digunakan untuk

meningkatkan prestasi belajar siswa.

3. Penggunaan berbagai macam media pembelajaran lainnya dapat

guru-guru eksplor dalam menyampaikan kompetensi dasar yang ada di

(38)

DAFTAR PUSTAKA

AbinSyamsuddin. (2003). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2008). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian-Suatu Pendekatan Praktik. Bandung: PT Rineka Cipta

Arsyad, Azhar. (1997). Media Pembelajaran. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada

Daryanto. (2010). Media Pembelajaran. Bandung: Satu Nusa.

Dimyati dan Mudjiono. (2002). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.

file.upi.edu/Direktori/KD-SUMEDANG/...MAULANA/.../Storyboard.pdf(6 Juni 2012).

Hadi Sutopo, Ariesto (2012). Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam

Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Ma’mur Asmani, Jamal (2011). Tips Efektif Pemanfaatan Teknologi Informasi

dan Komunikasi dalam Dunia Pendidikan. Yogakarta: Diva Press

(Anggota IKAPI).

Madcoms. (2009). Microsoft Office PowerPoint 2007. Yogyakarta: ANDI

Munadi, Yudhi. (2008). Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada (CP) Press.

Musfiqom. (2012). Pengembangan Media & Sumber Pembelajaran. Jakarta: PT Prestasi Pustakarya

(39)

Nandika, Dodi. dkk. (2005). JURNAL No. 16/ IX/ TEKNODIK/ JUNI/ 2005 (ICT untuk Pendidikan & TV Pendidikan). Jakarta: Pusat Teknologi Komunikasi dan Informasi Pendidikan DEPNIKNAS.

Nasution, S. (1982). Teknologi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2006 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP). Pdf.

PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 20. Tersedia:

http://mustafatope.wordpress.com/2010/10/17/rencana-pelaksanaan-pembelajaran/ (6 Juni 2012)

Purwanto, Ngalim. (2006). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarta.

Purwanto, Ngalim. (2008). Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakaya

Purwati, Endang. (2012). Efektivitas Strategi Peta Konsep Untuk Meningkatkan

Pengetahuan Prosedural Dan Daya Nalar Siswa Dalam Menata Dokumen (Study Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas XI Administrasi Perkantoran di SMKN 1 Bandung). Tesis Magister Pendidikan pada FPS UPI Bandung:

tidak diterbitkan.

Sadiman, Arif S. dkk. (1986). Media Pembelajaran. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Salma Prawiradilaga, Dewi dan Eveline Siregar. (2004). Mozaik Teknologi

Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sanaky, Hujair AH. (2011). Media Pembelajaran. Yogyakarta: Kaukaba Dipantara

Sanjaya, Wina. (2009). Strategi Pembelajaran (Berorientasi Standar Proses

Pendidikan) Cetakan Ke-6. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

(40)

Soemato, Wasty. (1998). Psikologi pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Somantri, Ating dan Sambas Ali Muhidin. (2006) Aplikasi Statistika Dalam

Penelitian. Bandung: CV Pustaka Setia

Sudjana, Nana. (1991). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif,

R&D. Bandung: Alfabeta

Sugono, Dendy. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia Cetakan Pertama Edisi

IV. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Surya, Mohamad. (2004). Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung: Pustaka Bani Quraisy.

Suryabrata, Sumadi. (2010). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada

Susilana, Rudi dan Cepi Riyana. (2008). Media Pembelajaran. Bandung: Jurusan Kurtekpend FIP UPI.

Syah, Muhibbin. (2008). Psikologi Belajar. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Syah, Muhibbin. (2010). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru Edisi

Revisi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Unesco. (2002). Teknologi Komunikasi & Informasi dalam Pendidikan. Jakarta: Gaung Persada (GP Press).

Usman, Moh. Uzer. (1995). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

(41)

Gambar

Tabel 1.1 Hasil UTS dan UAS Kelas X Mata Pelajaran K3LH Semester Ganjil Tahun
Gambar 3. 2 Desain Penelitian (Diadaptasi dari Purwati , 2012:68)
Tabel 3. 1 Contoh Format Tabel Perhitungan Uji Validitas
Tabel 3. 3 Ringkasan Hasil Uji Validitas Soal Pre-test
+7

Referensi

Dokumen terkait

Denqan mengasumsikan fungsi utilitas bersifat linierV (.), maka perubahan utmtes dar! program A ke program B dapat diperkirakan dalam persamaan analisis reqresi. Tanda

Ditinjau dari aspek dengan menggunakan teknik analisis oneway anova, pertama, ada perbedaan sangat signifikan antara ingroup–outgroup orang Jawa dan orang Cina, dimana ingroup –

Hasil analisis statistik dengan anava rambang lugas menunjukkan bahwa ekstrak daun mimba ( Azadirachta indica A. Juss) pada dosis tersebut menunjukkan efek antimotilitas usus

The objectives of the research are to prove whether: (1) Contextual Teaching and Learning is more effective than Audio-Lingual Method in teaching speaking at the second

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar dan motivasi belajar peserta didik kelas X TKJ 3 SMK N 1 Sawit pada Pembelajaran Pemrograman Dasar

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkat dan rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

Surat Pernyataan bahwa perusahaan yang bersangkutan dan manajemennya tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak bangkrut dan tidak sedang dihentikan kegiatan usahanya dibubuhi

Pencak silat merupakan salah satu bu,laya bangsa Indonesia yang memiliki empat aspek sebagai satu kesatuan, yaitu: aspek mental sprritt'al, aspek beladiri, aspek seni,