UPAYA MENUMBUHKAN PERILAKU ARIF ANAK TERHADAP LINGKUNGAN MELALUI METODE PEMBELAJARAN ALAM
(Studi Deskriptif di Sekolah Kandank Jurang Doank)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Luar Sekolah
Oleh:
NANANG HAERUDIN 0709032
JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Upaya
Menubuhkan Perilaku Arif Anak Terhadap Lingkungan Melalui Metode Pembelajaran Alam” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara
yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat
keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang
dijatuhkan kepada saya apabila ditemukan sebuah pelanggaran terhadap etika
keilmuan dalam karya saya ataupun apabila ada klaim dari pihak lain terhadap
keaslian karya saya ini.
Bandung, Agustus 2013
Yang membuat pernyataan
Nanang Haerudin
NANANG HAERUDIN 0709032
UPAYA MENUMBUHKAN PERILAKU ARIF ANAK TERHADAP LINGKUNGAN MELALUI METODE PEMBELAJARAN ALAM
(Studi Deskriftif di Sekolah Alam Kandank Jurank Doank)
DISETUJUI DAN DISAHkAN OLEH:
Pembimbing I
Dr. Jajat S. Ardiwinata, M. Pd.
NIP. 19590826 198603 1 003
Pembimbing II
Dr. Yanti Shantini, M. Pd.
NIP. 19730128 1200501 2 002
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia
Dr. Jajat S. Ardiwinata, M. Pd.
ABSTRAK
Manusia sebagai makhluk hidup sangat tergantung pada lingkungan, manusia akan musnah jika lingkungan yang menjadi tempat hidupnya rusak. Lingkungan hidup yang rusak adalah lingkungan yang tidak dapat lagi menjalankan fungsinya dalam mendukung kehidupan. Peran lembaga pendidikan khususnya sekolah alam diharapkan dapat dapat membentuk perilaku arif peserta didik dalam menjaga kelestarian lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan: (1) Bagaimana proses pembelajaran dengan metode pembelajarn alam yang dilaksanakan di sekolah Kandank Jurank Doank (KJD) (2) Faktor pendukung dan penghambat dalam kegiatan pembelajaran di sekolah KJD, (3) Perilaku arif anak sebagai hasil dari proses pembelajaran alam di KJD.
Konsep sekolah alam adalah konsep belajar aktif, menyenangkan dengan menggunakan alam sebagai media langsung untuk belajar. Sekolah Alam berusaha menciptakan suasana belajar mengajar yang menyenangkan, yang atmosfer belajarnya tidak menegangkan, komunikasi antara guru dan siswa juga hangat dan juga mementingkan pada active learning, yang siswa tidak terfokus pada buku-buku pelajaran saja tetapi mengalami langsung apa yang mereka pelajari (Djuwita, 2007). Sekolah alam adalah sebuah model pendidikan yang berusaha mengembangkan pendidikan secara alami, belajar dari semua makhluk yang ada di alam semesta. Dalam konsep pendidikan Sekolah Alam terdapat tiga fungsi antara lain: (1) Alam sebagai ruang belajar (2) Alam sebagai media dan bahan ajar (3) Alam sebagai objek pembelajaran
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Alat pengumpul data utama yang digunakan adalah pedoman observasi dan pedoman wawancara. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan teknik snowball sampling dengan narasumber yang menjadi informan terdiri dua orang narsumber utama yaitu pengelola dan tutor, dan tiga orang narasumber pendukung yaitu dua orang peserta didik dan satu orang warga masyarakat.
DAFTAR ISI
ABSTRAK i
PERNYATAAN ii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP iii
KATA PENGANTAR iv
UCAPAN TERIMA KASIH v
DAFTAR ISI vii
DAFTAR TABEL ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah 5
C. Pertanyaan Penelitian 7
D. Manfaat Penelitian 7
E. Sistematika Penulisan 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Konsep Sekolah Alam 9
1.Pengertian 9
2.Sekolah Alam sebagai Penyeimbang 11
3.Sekolah Alam dan Globalisasi 11
4.Sekolah Alam sebagai Salah Satu Bentuk
Pendidikan Luar Sekolah 14
5.Pembelajaran Sekolah Alam 17
6.Keunggulan Sekolah Alam 20
7.Kelemahan Sekolah Alam 20
B. Konsep Perilaku Arif 22
1.Pengertian Perilaku 22
2.Karakteristik Perilaku 24
3.Pengertian Arif 26
C. Konsep Anak 26
D. Konsep Metode Pembelajaran Alam 28
1.Pengertian Metode Pembelajaran Alam 28
2.Prinsip-Prinsip Model Pembelajaran Alam Sekitar 29
BAB III METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Penelitian 31
B. Desain Penelitian 32
1.Tahap Persiapan 32
2.Tahap pelaksanaan 32
3.Tahap Pelaporan 32
C. Metode Penelitian 33
D. Definisi Operasional 33
E. Instrumen Penelitian 35
1.Penyusunan Kisi-Kisi 36
2.Penyusunan Pedoman Wawancara 36
3.Penyusunan Observasi 36
G.Teknik Pengumpulan Data 36
1.Observasi 37
2.Wawancara 37
3.Studi Dokumentasi 37
4.Triangulasi 38
H. Analisis Data 38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran umum lokasi penelitian 40
1.Dasar Pendirian 40
2.Sarana dan Prasarana 41
3.Pengelolaan 42
4.Warga Belajar (peserta didik) 43
B.Deskripsi Hasil Penelitian 44
1.Sumber Informasi 44
2.Hasil Penelitian 45
C.Pembahasan 73
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan 79
B. Saran 83
DAFTAR PUSTAKA 85
DAFTART TABEL
1. Tabel 4.1 Daftar Jumlah Peserta Didik Berdasarkan
Tingkat Usia dan Pendidikan 43
2. Tabel 4.2 Identitas Narasumber 45
3. Table 4.3 Hasil Penelitian Mengenai Kelembagaan 46
4. Table 4.4 Hasil Penelitian Mengenai Program-Program
Yang Dilaksanakan di KJD 53
5. tabel 4.5 Hasil Penelitian Mengenai Peserta Didik 50
6. tabel 4.6 Hasil Penelitian Mengenai Persiapan Pembelajaran 55
7. tabel 4.7 Hasil Penelitian Mengenai Pelaksanaan Pembelajaran 56
8. tabel 4.8 Hasil Penelitian Mengenai Metode Pembelajaran 60
9. tabel 4.9 Hasil Penelitian Mngenai Evaluasi Pembelajaran 62
10.tabel 4.10 Hasil Penelitian Mengenai Faktor Pendukung
dan Penghambat 54
11.tabel 4.11 Hasil Penelitian Mengenai Perilaku Arif Sebagai Hasil
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia sebagai makhluk hidup sangat tergantung pada lingkungan,
manusia akan musnah jika lingkungan yang menjadi tempat hidupnya rusak.
Lingkungan hidup yang rusak adalah lingkungan yang tidak dapat lagi
menjalankan fungsinya dalam mendukung kehidupan. Rusaknya lingkungan
hidup ini tidak hanya akan merugikan manusia saja akan tetapi dapat merusak
tatanan ekosistem di alam ini. Manusia sebagai makhluk sosial yang
mempunyai beragam kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang
semakin hari semakin bertambah seiring dengan meningkatnya pertumbuhan
penduduk, maka semakin banyak pula kebutuhan yang harus dipenuhi tetapi
sarana untuk memenuhi kebutuhannya tidak dapat bertambah.
Lingkungan adalah semua benda dan kondisi termasuk di dalamnya
manusia dan aktivitasnya, yang terdapat dalam ruang di mana manusia berada
dan mempengaruhi kelangsungan hidup serta kesejahteraan manusia dan jasad
hidup lainnya. (Darsono, 1995).
Salah seorang ahli ilmu lingkungan, yaitu Prof. Dr. Ir.Otto Soemarwoto
mengemukakan bahwa dalam bahasa Inggris istilah lingkungan adalah
environment. Selanjutnya dikatakan, lingkungan atau lingkungan hidup
merupakan segala sesuatu yang ada pada setiap makhluk hidup atau organisme
dan berpengaruh pada kehidupannya. Contoh, pada hewan seperti kucing,
segala sesuatu di sekeliling kucing dan berpengaruh pada keberlangsungan
hidup kucing tersebut maka itulah lingkungan hidupnya. Demikian pula pada
suatu jenis tumbuhan tertentu, misalnya pohon mangga atau padi di sawah,
segala sesuatu yang mempengaruhi pertumbuhan atau kehidupan tanaman
tersebut itulah lingkungan hidupnya.
Menurut Undang-Undang Rl Nomor 4 Tahun 1982 tentang
Ketentuan-Ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup, Undang-Undang Nomor 10
2
Keluarga Sejahtera, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup, menyatakan bahwa lingkungan hidup
merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk
hidup, termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan
prikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.
Keinginan setiap manusia untuk meningkatkan kualitas hidup
merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari, namun tanpa disertai kearifan
dalam proses pencapaiannya, justru kemerosotan kualitas hidup yang akan
diperoleh. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya manusia melakukan
eksploitasi sumber daya alam. Seiring dengan perubahan peradaban,
kebutuhan terus berkembang, baik jenis maupun jumlahnya, sedangkan
penyediaan sumber daya alam terbatas. Eksploitasi yang berlebihan akan
mengakibatkan merosotnya daya dukung alam.
Sudah kita ketahui bersama bahwa masalah lingkungan timbul sebagai
akibat dari ulah manusia itu sendiri. Manusia dalam memanfaatkan sumber
daya alam akan menimbulkan perubahan terhadap ekosistem yang akan
mempengaruhi kelestarian sumber daya alam itu sendiri. Pemanfaatan sumber
daya alam yang melebihi ambang batas daya dukung lahan dan tanpa
memperhatikan aspek kelestariannya akan mendorong terjadinya erosi dan
longsor, seperti yang banyak terjadi sekarang ini. Akibat dari keadaan tersebut
menyebabkan terjadinya degradasi lahan, pendangkalan sungai, dan
terganggunya sistem hidrologi Daerah Aliran Sungai (DAS).
Kebakaran hutan yang sering terjadi akan membumihanguskan habitat
satwa, mengurangi keragaman hayati dan menghilangkan kesuburan tanah,
rusaknya siklus hidrologi serta akan menimbulkan pemanasan global.
Banyaknya perladangan berpindah akan semakin meningkatkan ancaman
kerusakan hutan, karena umumnya masyarakat tidak memperhatikan aturan–
aturan yang benar untuk menjaga kelestarian hutan dalam melakukan
aktivitasnya di ladang (Marison Guciano, 2009).
Menurut FAO masalah lingkungan di negara-negara berkembang
3
penanaman dan penggundulan hutan (Reyntjes, Coen et.al. 1999). Bersamaan
dengan meningkatnya jumlah penduduk dan industrialisasi, permasalahan
penggunaan lahan sudah umum terjadi. Pemikiran secara intuitif dalam
penggunaan lahan sudah sejak lama dilakukan, tetapi penggunaan secara lebih
efisien dan dengan perencanaan baru terwujud jelas setelah perang dunia I
( Sandy, 1980).
Data yang dikeluarkan Bank Dunia menunjukkan bahwa sejak tahun
1985-1997 Indonesia telah kehilangan hutan sekitar 1,5 juta hektar setiap
tahun dan diperkirakan sekitar 20 juta hutan produksi yang tersisa.
Penebangan liar berkaitan dengan meningkatnya kebutuhan kayu di pasar
internasional, besarnya kapasitas terpasang industri kayu dalam negeri,
konsumsi lokal, lemahnya penegakan hukum, dan pemutihan kayu yang
terjadi di luar kawasan tebangan.
Berdasarkan hasil analisis Forest Word Indonesia ( FWI ) dalam kurun
waktu 50 tahun, luas tutupan hutan Indonesia mengalami penurunan sekitar
40% dari total tutupan hutan di seluruh Indonesia. Dan sebagian besar,
kerusakan hutan (deforestasi) di Indonesia akibat dari sistem politik dan
ekonomi yang menganggap sumber daya hutan sebagai sumber pendapatan
dan bisa dieksploitasi untuk kepentingan politik serta keuntungan pribadi.
Praktik pembalakan liar dan eksploitasi hutan yang tidak
mengindahkan kelestarian, mengakibatkan kehancuran sumber daya hutan
yang tidak ternilai harganya, kehancuran kehidupan masyarakat dan
kehilangan kayu senilai US$ 5 milyar, diantaranya berupa pendapatan negara
kurang lebih US$1.4 milyar setiap tahun. Kerugian tersebut belum
menghitung hilangnya nilai keanekaragaman hayati serta jasa-jasa lingkungan
yang dapat dihasilkan dari sumber daya hutan.
Disisi lain dalam proses penyediaan barang kebutuhan manusia juga
akan menghasilkan limbah, limbah yang dihasilkan menjadi beban bagi
lingkungan untuk mendegradasinya. Jumlah limbah yang semakin besar yang
4
Faktor yang menyebabkan rusaknya lingungan hidup, yaitu faktor
alam dan faktor manusia. Kerusakan lingkungan hidup yang disebabkan factor
alam salah satunya adalah gelombang tsunami yang memporak-porandakan
bumi Serambi Mekah dan Nias. Selain itu peristiwa alam lainnya yang
berdampak pada kerusakan lingkungan hidup antara lain: letusan gunung
berapi, gempa bumi, dan angin topan (Saputra: 2011)
Sedagkan faktor manusia yang menyebabkan rusaknya lingkungan
alam menurut Ir. Odes Saputra adalah terjadinya pencemaran baik udara, air,
tanah, dan suara sebagai dampak adanya kawasan industri, terjadinya banjir,
yang diakibatkan oleh buruknya drainase atau sistem pembuangan air dan
kesalahan dalam menjaga daerah aliran sungai serta terjadinya tanah longsor,
yang diakibatkan langsung dari rusaknya hutan.
Seringkali apa yang dilakukan manusia tidak diimbangi dengan
pemikiran akan masa depan kehidupan generasi berikutnya dimana manusia
merupakan salah satu kategori faktor yang menimbulakan kerusakan
lingkungan hidup. Beberapa perilaku manusia baik secara langsung maupun
tidak langsung yang berakibat pada rusaknya lingkungan hidup antara lain:
a. Penebangan hutan secara liar (penggundulan hutan).
b. Perburuan liar.
c. Merusak hutan bakau.
d. Penimbunan rawa-rawa untuk pemukiman.
e. Pembuangan sampah di sembarang tempat.
f. Bangunan liar di daerah aliran sungai (DAS).
g. Pemanfaatan sumber daya alam secara berlebihan di luar batas.
Pembinaan kesadaran lingkungan hidup melalui kegiatan-kegiatan
nyata yang dekat dengan kehidupan peserta didik sehari-hari, dapat membawa
peserta didik lebih memahami dan dapat langsung mengaplikasikannya.
Lingkungan sekolah atau tempat belajar merupakan lingkungan para peserta
didik hidup sehari-hari. Didalamnya terdapat komponen-komponen ekosistem
5
rupa maka akan dapat menjadi wahana pembentukan perilaku arif terhadap
lingkungan.
Oleh sebab itu, mengingat kondisi lingkungan yang sudah rusak parah,
maka dari itu manusia seharusnya menjaga lingkungan harus diterapkan sejak
dini, karena anak memiliki kemampuan yang perlu diasah sejak dini, anak
adalah seorang peniru yang baik, apa yang dilihatnya dengan mudah akan
ditirunya. Dan dengan memiliki berbagai kemampuan tersebut tentunya sudah
dapat dibentuk sejak dini.
Sekolah Kandank Jurank Doank memiliki metode pembelajaran yang
dapat menumbuhkan kesadaran terhadap peserta didik dalam menjaga
kelestarian lingkungan yaitu dengan program-program pembelajaran yang
berorientasi pada alam dimana selain kegiatan pembelajaran yang
dilaksanakan di alam terbuka, msateri yang disampaikan selalu berorientasi
pada alam seperti melukis alam, membuat puisi tentang alam membuatteater
yang bertajuk lingkungan serta kegitan-kegiatan positif lainnya yang
dilaksanakan sebagai upaya dalam menumpuhkan rasa kecintaan dan peduli
erhadap lingkungan.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk menggalinya lebih
dan membahasnya dalam bentuk skripsi yang berjudul : "UPAYA
MENUMBUHKAN PERILKU ARIF ANAK TERHADAP
LINGKUNGAN MELALUI METODE PEMBELAJARAN ALAM”.
(Studi Deskriptif di Sekolah Alam Kandank Jurank Doank )”.
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah
Identifikasi masalah sangat diperlukan dalam sebuah karya ilmiah
yang bertujuan untuk memperjelas sebuah permasalahan yang akan diteliti.
Berdasarkan hal tersebut maka identifikasi dalam masalah ini adalah:
1. Terdapatnya kerusakan lingkungan yang terjadi baik di Indonesia secara
khusus dan dunia pada umumnya. Padahal lingkungan yang baik akan
menciptakan kenyamanan bagi semua makhluk dan akan terciptanya
6
2. Kesadaran akan menjaga lingkungan dari berbagai pihak masih kurang.
Padahal untuk menciptakan lingkungan yang sehat, bukan hanya tugas
pemerintah maupun petugas kebersihan saja, melainkan tanggungjawab
setiap individu.
3. Banyak anak-anak yang mendapat contoh dari orang tua yang kurang
sadar menjaga lingkungan sehingga menjadikan anak tersebut menjadi
tidak peka terhadap lingkungan. Seyogyanya para orang tua dapat
memberikan contoh yang baik terhadap anak yang dimulai dari lingkungan
keluarga. Hal ini karena anak merupakan peniru yang baik dimana anak
akan langsung dan dengan mudahnya meniru apa yang dilihatnya.
4. Kurangnya pendidikan tentang menjaga lingkungan yang diberikan
terhadap anak-anak sehingga membuat anak tumbuh dengan sikap apatis
terhadap lingkungan alamnya. Oleh karena itu dengan memberikan
pemahaman tentang pentingnya menjaga dan melestarikan lingkungan
pada anak, anak akan menjadi lebih peka terhadap hal-hal yang kecil yang
dianggap dapat mengakibatkan kerusakan lingkungan, karena anak akan
mulai berfikir tentang lingkungan yang sehat untuk rasa nyaman dalam
bermain.
5. Kurangnya metode pembelajaran yang menekankan kepada anak untuk
menjaga lingkungan. Sebagaimana kita ketahui bahwa setiap anak
memiliki karakteristik yang berbeda, sehingga diperlukan bebagai macam
metode yang baik dan terarah dalam memberikan pendidikan terhadap
anak.
Dari hasil identifikasi masalah di atas, maka dalam penelitian ini
penulis merumuskan masalah sebagai berikut: Bagaimana upaya untuk
menumbuhkan prilaku arif anak terhadap lingkungan? Sehubungan dengan
banyaknya kasus kerusakan lingkungan sebagai salah satu penyumbang
terbesar dalam terjadinya pemanasan global (global warming).
Mengingat luasnya permasalahan yang harus diteliti dan terbatasnya
kemampuan penulis, maka permasalahan ini akan dibatasi yaitu: Perilaku arif
7
lingkungan, dan dalam penelitian ini penulis ingin mengungkapkan bagaimana
proses pembelajaran melalui metode pembelajaran alam.
C. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka dalam penelitian ini
penulis dapat mengajukan pertanyaan sebagai berikut:
1. Bagaimana proses pembelajaran dengan menggunakan metode
pembelajaran alam di sekolah Alam Kandank Jurank Doank?
2. Apa saja yang menjadi faktor pendukung dan penghambat dalam proses
pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran alam?
3. Bagaimanakah perilaku arif yang terbentuk pada anak setelah mengikuti
pembelajaran alam?
D. Manfaat Penelitian
1. Sebagai bahan kajian bagi tutor, pengelola, penyelenggara pendidikan,
Penilik Dikmas, Mahasiswa dan masyarakat pada umumnya tentang
pelaksanaan pembelajaran alam baik secara konsepsional maupun secara
operasional.
2. Sebagai bahan masukan bagi yang lainnya dalam mengadakan penelitian
lebih lanjut.
E. Sistematika Penulisan
Skripsi ini disusun berdasarkan lima bab serta sub-sub bab lainnya
yang terdiri dari: bab satu yang merupakan pendahuluan yang menjelaskan
tentang latar belakang, identifikasi dan perumusan masalah, pertanyaan
penelitian, manfaat penelitian, dan sisematika penulisan.
Bab dua yaitu kajian pustaka yang menjelaskan tentang konsep alam
berupa pengertian, sekolah alam sebagai penyeimbang, sekolah alam dan
globalisasi, sekolah alam sebagai bentuk Pendidikan Luar Sekolah, konsep
8
Bab tiga yaitu metodologi penelitian yang menjelaskan tentang lokasi
dan subjek penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi
operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik
pengumpulan data, dan analisis data.
Bab empat merupakan hasil penelitian dan pembahasan yang
menjelaskan tentang gambaran umum lokasi penelitian, hasil penelitian dan
pembahasan.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Penelitian
Subjek penelitian digunakan sebagai sumber data untuk mendapatkan
informasi yang diperlukan mengenai berbagai hal yang perlu diteliti. Menurut
Moleong (Basrowi dan Suwandi, 2008:188) „subjek penelitian merupakan
orang dalam pada latar penelitian‟. Pendapat tersebut menegaskan bahwa
subjek dari penelitian adalah seseorang yang berada dalam lingkungan yang
akan diteliti. Berbeda dengan pendapat Arikunto (1009:152) yang
menyebutkan bahwa “subjek penelitian pada umumnya adalah manusia atau apa saja yang menjadi urusan manusia‟. Secara rinci pendapat tersebut menungkapkan bahwa subjek penelitian dapat berupa benda, hal, dan atau
orang yang brada pada ruang lingkup yang ditelti.
Berdasarkan pendapat diatas maka penulis menentukan bahwa yang
menjadi subjek penelitian dalam penelitian ini yaitu tentang penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran di Kandank Jurank Doank.
Pengambilan sampel sangat penting dalam sebuah penelitian karena
menurut moleong (2010:224) “pengambilan sampel dalam hal ini adalah
untuk menjaring sebanyak mungkin informasi dari berbagai macam sumber
dan bangunannya (consruction)”. Melihat hal tersebut maka penulis memilih
teknik sampling snowball sampling yang menurut Sugiyono (2011:219) “sowball sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data, yang pada awalnya jumlahnya sedikit, lama-lama menjdi besar”. Teknik tersebut
digunakan untuk memperoleh informasi yang lebih lengkap dari narasumber
pendukung di saat informasi dari narasumber utama dirasa kurang
memuaskan.
Terdapat dua nara sumber utama yang dianggap dapat memberikan
informasi, yaitu satu orang pengelola dan satu orang tenaga pengajar.
32
tiga orang yaitu dua orang peserta didik dan satu orang masyarakat
masyarakat sekitar KJD.
B. Desain Penelitian
Peneltian ini dilaksanakan melalui beberapa tahap, yaitu sebagai
berikut:
1. Tahap Persiapan
Tahap ini merupakan tahap awal dalam melakukan penelitian
dimana penulis menyusun proposal penelitian dan kemudian diajukan
kepada dosen untuk disetujui. Penulis memilih lokasi penelitian di Sekolah
Alam Kandank Jurank Doank yaitu sebuah Komunitas Kreativitas yang
beralamat di Komplek Alvita Blok Q No. 14 Kampung Sawah Baru,
Ciputat, Tangerang Selatan. Pada tahap ini penulis juga mempersiapkan
surat izin penelitian serta pedoman wawancara dan observasi untuk
mendukung kelancaran penelitian.
2. Tahap Pelaksanaan
Tahap ini merupakan tahap pencarian informasi atau data dengan
cara melakukan observasi dan wawancara kepada narasumber yang telah
ditentukan. Kegiatan wawancara tersebut menggunakan pedoman
wawancara yang berisi petanyaan-pertanyaan sesuai dengan tujuan
penelitian yang sebelumnya telah disetujui oleh dosen pembimbing.
Setelah semua data yang dibutuhkan terkumpul, maka penulis melakukan
analisis data.
3. Tahap Pelaporan
Pada tahap ini penulis melakukan triangulasi data yaitu proses
pengecekan atau pemeriksaan data terhadap data yang sudah diperoleh
agar data tersebut tepat dan akurat. Hal ini dilakukan dengan cara
mengecek kebenaran inormasi yang diperoleh dari narasumber dengan
membandingkan data yang diperoleh dari narasumber lain atau narasumber
33
Pada tahap ini juga dilakukan perbandingan antara hasil wawancara
dengan hasil observasi yang sudah dilakukan.
Tahap selanjutnya yaitu dengan melakukan penyusunan laporan dari
hasil pengumpulan data yaitu hasil observasi, wawancara dan studi
dokumentasi sehngga diperolehlah hasil data secara keseluruhan yaitu
dimulai dari penjelasan hasil penelitian sampai pada kesimpulan hasil
penelitian.
C. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah langkah-langkah yang dilalui untuk
memperoleh informasi pokok, guna menjawab pertanyaan-pertanyaan pada
permasalahan yang menjadi objek sasaran atau objek penelitian.
Metrode penelitian yang digunakan alam penelitian adalah metode penelitian deskriptif. Menurut Zuriah (2006: 47) “penelitian deskriptif adalah penelitian yang diarahkan untuk memberikan gejala-gejala, fakta-fakta, atau
kejadian-kejadian secara sistematis dan akurat, mengenai sifat-sifat populasi
atau daerah tertentu”. Penelitian dengan metode ini dilakukan untuk
menggambarkan situasi keadaan secara objektif. Dalam penelitian ini penulis
menggunakan pndekatan kualitatif dengan mempertimbangkan bahwa dengan
pendekatan ini diharapkan dapat mempermudah dalam memperoleh data-data
dan berbagai informasi yang sesuai dengan permasalahan yang diteliti.
D. Definisi Operasional
Dalam penelitian ini dibuat sebuah definisi operasional agar dalam
memahaminya tidak terjadi kekeliruan makna atau salah persepsi.
1. Peilaku Arif
Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri
yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain: berjalan,
berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan
sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud
34
diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar
(Notoatmodjo, 2003).
Secara terminologi Arif adalah bijaksana, cerdik dan pandai paham;
mengerti. Secara etimologis Arif adalah sebuah sifat dan sikap yang
didukung dengan pemikiran yang hikmat, teguh akalnya, ada kesantunan
waktu berhujah, cerdas dan bijaksana serta berimbang jalan pemikiran
akan diri seseorang itu.
Perilaku arif yaitu sebuah periaku atau sikap yang positif yang
ditunjukan oleh seseorang dalam menyikapi segala sesuatu yang
dialaminya.
2. Lingkungan
Lingkungan adalah semua benda dan kondisi termasuk di dalamnya
manusia dan aktivitasnya, yang terdapat dalam ruang di mana manusia
berada dan mempengaruhi kelangsungan hidup serta kesejahteraan
manusia dan jasad hidup lainnya. (Darsono, 1995). Dan lingkungan dalam
penelitian ini adalah segala sesuatu yang berada disekitar tempat belajar
anak yaitu Sekolah Alam Kandank Jurank Doank
3. Pembelajaran Alam
Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi
unsur-unsur manusiawi, fasilitas perlengkapan dan prosedur yang saling
mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Menurut Mulyasa
pembelajaran pada hakekatnya adalah interaksi antara peserta didik dengan
lingkungannya sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih
baik.
Pembelajaran alam adalah sebuah aktivitas atau interaksi antara
peserta didik dana tenaga pendidik yang dalam pelaksanaannya melibatkan
alam sebagai media sekaligus sebagai sumber belajar dengan tujuan agar
lebih peka dan memahami tentang alam sekitar sehingga muncul rasa
35
4. Sekolah Alam
Sekolah alam adalah sebuah model pendidikan yang berusaha
mengembangkan pendidikan secara alami, belajar dari semua makhluk
yang ada di alam semesta. Dan Sekolah Alam Kandank Jurank Doank
yaitu sebuah komunitas kreatifits yang mana semua kegiatannya
berorientasi pada alam.
5. Tutor
Tutor adalah orang yang memberi pelajaran (membimbing)
kepada seseorang atau sejumlah kecil siswa dalam pelajarannya; (Dedy
Sugono, 2008:1022). Sedangkan menurut Chairudin Samosir, 2006:15,
Tutor adalah orang yang membelajarkan atau orang yang memfasilitasi
proses pembelajaran di kelompok belajar.
Tutor dalam penelitian ini adalah orang yang melakukan
pengajaran atau membelajarkan peserta didik yang mengikuti kegiatan
pembelajaran di Kandank Jurank Doank
E. Intrumen Penelitian
“Instrument merupakan alat bantu bagi peneliti dalam metode pengumpulan data”.(Arikunto, 2009: 101). Menurut Sugiyono (2011:222) “Dalam pnelitian kualitatif, yang menjadi instrument atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri”. Oleh Karena itu, dalam penelitian ini peneliti berperan sebagai perencana fokus penelitian, pemilih informasi sebagai
sumber data, melakukan pengumpulan data, menganalisis data, dan membuat
kesimpulan data yang diperoleh.
Berdasarkan hal tersebut maka dalam penelitian ini peneliti berupaya
seoptimal mungkin untuk mempelajari dan memahami lebih mendalam serta
menerapkan peranan yang seharusnya peneliti lakukan sebagai alat
instrument penelitian karena kualitas dari instrument penelitian sangat
36
F. Proses Pengembangan Instrumen
Pengembangan instrumen dan merupakan proses yang dilakukan
sesuai dengan tahapan pengambilan data di lapangan, yang terdiri dari
beberapa langkah kegiatan yaitu sebagai berikut:
1.Penyusunan Kisi-kisi
Penyusunan kisi-kisi penelitian dilakukan untuk mempermudah
proses pembuatan alat pengumpul data yaitu intrumen wawancara.
Kisi-kisi penelitian mengenai upaya menumbuhkan prilaku anak terhadap
lingkungan melalui metode pembelajaran alam ini terdiri dari tujuh
kolom yaitu: kolom judul, tujuan penelitian,aspek yang diteliti, indikator,
sumber data, alat pengumpul data nomor item.
2.Penyusunan Pedoman Wawancara
Penyusunan pedoman wawancara dilakukan dengan membuat
pertanyaan-pertanyaan proses kegiatan pembelajaran di Kandank Jurang
Doank, kurikulum, aktifitas peserta didik, faktor pendukung dan
penghambat yang dialami serta hasil kegiatan pembelajaran.
pertanyaan-pertanyaan tersebut diambil dari indikator-indikator yang sudah disusun
sebelumnya pada kisi-kisi penelitian, dan pedoman wawancara tersebut
diujicobakan pada narasumber utama yaitu pengelola dan tenaga
pengajar di Kandank Jurang Doank.
3.Penyusunan Pedoman Observasi
Pedoman observasi disusun dengan cara mencatat beberapa
indikator yang akan diteliti di Kandank Jurang Doank dan dilakukan
dengan cara pengamatan secara langsung.
G. Teknik Pengumpuan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis
dalam peenelitian (Sugiyono, 2011: 224). Penelitian pada intinya yaitu
bertujuan untuk mendapatkan data yang sesuai serta dapat memenuhi standar
data yang ditetapkan. Teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu dengan
37
1. Observasi (Pengamatan)
Pengertian observasi menurut Kartini Kartono (1990:157) yaitu: ”observasi adalah studi yang disengaja dan sistematis tentang fenomena sosial dan gejala-gejala alam dengan jalan pengamatan dan pencatatan.”
Dalam kaitan penelitian ini, penulis melakukan observasi untuk
mengetahui proses kegiatan belajar secara global atau bentuk kegiatan
yang sedang berlangsung (studi pendahuluan) melalui pengamatan
langsung oleh peneliti tanpa harus bertanya pada responden, data hasil
observasi ini akan melengkapi dan dilengkapi oleh teknik pengumpulan
data yang lainnya, agar mencapai data yang mendukung pada
permasalahan penelitian.
2. Wawanara
Penelitian wawancara, menurut Kartini Kartono (1990:187), yaitu ”wawancara adalah suatu percakapan tanya jawab lisan antara dua orang atau yang duduk berhadapan secara fisik yang diarahkan pada suatu masalah tertentu.” Teknik wawancara ini merupakan pelengkap untuk memperoleh informasi dan data yang diperelukan dalam penelitian,
terutama untuk memperoleh data yang tidak terungkap baik dalam angket
maupun dalam hasil observasi.
Sebagaimana menurut Moleong (2010: 186) “wawancara adalah
percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu
pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan
terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu”.
3. Studi Dokumentasi
Sebagaimana menurut Basrowi dan Suwandi (2008: 158)
menyatakan bahwa “Studi dokumentasi merupakan suatu cara
pengumpulan data yang menghasilkan catatan-catatan penting yang
berhubungan dengan masalah yang diteliti, sehingga akan diperoleh data
38
Teknik ini ditempuh dengan jalan membaca, mengkaji dan
mempelajari dokumen, laporan-laporan, buku-buku bacaan,
pendapat-pendapat dan teori yang ada kaitannya dengan masalah yang diteliti, yang
menjadi titik tolak dari penelitian dan juga untuk memperkaya hasil
penelitian.
4. Triangulasi
Triangulasi merupakan proses pengumpulan data yang secara
umum berfungsi sebagai penguji kredibilitas data yang paling umum
digunakan oleh peneliti dengan pendekatan kualitatif. Menurut Sugiyono
(2011:241) mengatakan bahwa “triangulasi diartikan sebagai teknik
pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada”.
H. Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan menggunakan model Miles dan
Huberman. Miles dan Hubermen (1984), mengemukakan bahwa aktivitas
dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung
secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya jenuh. Ukuran
kejenuhan data ditandai dengan tidak diperolehnya lagi data atau informasi
baru. Aktivitas dalam analisis meliputi reduksi data (data reduction),
penyajian data (data display) serta Penarikan kesimpulan dan verifikasi
[image:23.595.116.510.236.694.2](conclusion drawing / verification)
Gambar 3.1
Analisis Data menurut Miles dan Huberman
Sumber: http://sangit26.blogspot.com/2011/07/analisis-data-penelitian-kualitatif.html
Data Reduction Data Display
Data conclusion
drawing /
39
1. Reduksi Data
“Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan
demikian data yang elah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih
jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan”. (Sugiyono (2011:247).
Peneliti melakukan aktivitas reduksi data secara mandiri untuk
mendapatkan data yang mampu menjawab pertanyaan penelitian yaitu
dengan merangkum, memilih dan memfokuskan hal yang penting sesuai
dengan tujuan penelitian.
2. Penyajian Data ( Display Data )
Penyajian data diarahkan agar data hasil reduksi terorganisirkan,
tersusun dalam pola hubungan, sehingga makin mudah dipahami dan
merencanakan kerja penelitian selanjutnya. Pada langkah ini peneliti
berusaha menyusun data yang relevan sehingga menjadi informasi yang
dapat disimpulkan dan memiliki makna tertentu.
3. Penarikan kesimpulan dan verifikasi
Langkah terakhir dari analisis data ini adalah penarkan kesimpulan
(conclosium drawing). Peneliti membuat kesimpulan dan memverifikasi
terhadap data yang telah diperoleh dari hasil observasi dan wawancara
mengenai upaya meningkatkan perilaku arif anak terhadap lingkungan
melalui metode pembelajaran alam. Kesimpulan tersebut berada pada bab
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh melalui teknik observasi
maupun wawancara langsung yang dilaksanakan di Sekolah Kandank Jurank
Doank, maka dengan ini penulis memberikan kesimpulan sebagai berikut:
1. Kegiatan pembelajaran dilakukan berdasarkan kelasnya
masing-masing sesuai dengan minat dan bakat para peserta didik yaitu kelas vokal, tari,
gitar, violin, teater, komputer, drum dan bahasa inggris. Pembelajaran
dilakukan selama satu kali dalam satu minggu yaitu pada pukul 16.00 sampai
dengan 17.00, dan pada hari minggu untuk semua kelas dan umum yang datang
berkunjung, dimana biasanya diadakan pentas kreasi seni, workshop dll yang
dihadiri oleh rekan-rekan artis. Kegiatan pembelajaran dilakukan di alam
terbuka dengan tujuan agar para peserta didik mampu mengenal diri dan
potensinya, yang kemudian dapat dikembangkan. Dimana peserta didik dapat
bergaul dengan alam sekitar, pohon melambai, angin menderu, serta lumpur
sawah. Sekaligus memberikan pemahaman bahwa keindahan alam semesta
ciptaan Tuhan harus terus dijaga dan dilestarikan. KJD juga mengadakan
kegiatan mingguan yaitu kegiatan menggambar yang merupakan kegiatan yang
wajib untuk diikuti oleh semua peserta didik yang datang berkunjung dan yang
akan mengikuti kegiatan pembelajaran di KJD tidak terkecuali bagi anak-anak,
remaja maupun orang tua. Kegiatan menggambar ini sekaligus merupakan
sebagai kegiatan tes masuk sebelum peserta didik mengikuti pembelajaran.
Peserta didik yang datang untuk mengikuti pembelajaran jumlahnya selalu
berubah setiap minggunya. Hal itu karena dalam pembelajaran tidak ada
administrasi tertulis seperti absensi yang mengikat bagi peserta didik. Fasilitas
di KJD terbilang lengkap, ada panggung dengan lapangan seluas lapangan
futsal yang menjadi kelas untuk belajar, studio, ruang multimedia, kolam ikan,
dan arena bermain. Panggungnya sendiri bisa berfungsi macam-macam yaitu
80
sengaja menyewanya untuk kegiatan pesta. Kegiatan di KJD selalu dibuat
berbeda dan beragam seperti pentas tari, menari, olahraga alam sampai acara
outbond. Hal itu dilakukan agar setiap kegiatan yang diaksanakan selalu
menyenangkan dan tidak membosankan. Semua peserta yang mengikuti
kegiatan pembelajaran di KJD tidak dipungut biaya alias gratis. Semua biaya
operasional yang dibutuhkan didapat dari hasil usaha KJD yang meliputi
outbond, outing, warung doank, kampong doank dan penyewaan tempat untuk
pesta dll. Dari 100% pendapatan terebut digunakan untuk 55% untuk
operasional, 30% untuk petugas, 5% untuk zakat, dan 10% untuk dana sosial.
2. Faktor penghambat dalam kegiatan pembelajaran yang
dilaksanakan di KJD yaitu dimana ketika terdapat peserta didik yang aktif
sehingga sedikit sulit dalam mengarahkannya, dan adanya peserta didik yang
minder dan malu kletika akan mengikuti kegiatan pembelajaran hal itu karena
mereka merasa baru dan belum mengenal satu sama lain. Sedangkan untuk
faktor pendukung dari kegiatan pembelajaran adalah dengan adanya
kepercayaan yang tinggi baik dari para orang tua maupun warga sekitar KJD
dalam mengikutsertakan anak-anaknya untuk mengikuti kegiatan
pembelajaran, selain itu kegitan pembelajaran juga sangat didukung dengan
sarana dan prasarana yang sangat lengkap sebagai penunjang kelancaran
kegitan pembelajaran.
3. Sebagai hasil pembelajaran daat dilihat ketika peserta didik diajak
berdialog, mereka bersikap hormat dan sangat sopan. Sangat lancar dalam
menjawab setiap apa yang ditanyakan mulai dari identitas sampai kegiatan
selama di KJD, bahasa yang digunakanpun tidak seperti kebanyakan anak-anak
seusianya, mereka sangat interktif dan komunikatif, sehingga percakapan yang
dilakukan menjadi menarik dan mengasyikan. Perilaku arif anak terhadap
lingkungan terlihat dengan lingkungannya yang bersih dan hampir tidak ada
sampah sedikitpun yang terlihat, hal itu dikarenakan para peserta didik sudah
memahami pentingnya arti untuk tidak membuang sampah sembarangan,
bahkan mereka juga dididik untuk saling mengingatkan terhadap teman akan
81
dari kreatifitas peserta didik mulai dari kerajinan daur ulang maupun
ketarampilan lainnya. Dan hasil-hasil keratifitas tersebut sebagaian besar
merupakan berbahan daur ulang yang diperoleh dari alam seperti, kayu, rumput
dan akar, yang tentu saja hal tersebut sebagai bentuk kecintaan mereka
terhadap alam yaitu dengan memenfaatkan hasil limbah alam untuk dijadikan
sesuatu yang bermanfaat. Sikap kedewasaan dan rasa kesetiakawanan diantara
peserta didik juga terasa sangat kental. Hal itu dapat dilihat dimana ketika ada
peserta didik yang sedang menghadapi masalah dengan temannya yang lain,
mereka selalu berusaha untuk menyelesaikannya dengan baik tanpa
berkepanjangan dan tanpa adanya campur tangan dari pihak KJD.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis memberikan saran-saran
sebagai berikut:
1. Bagi pemerinatah baik pusat maupun daerah diharapkan lembaga-lembaga
pendidikan seperti KJD lebih diperhatikan lagi khususnya dari segi
pembiayaan, karena melalui lembaga pendidikan seperti itulah selain tidak
dapat diperoleh melalui pendidikan formal juga potensi masyarakat di
Indonesia dapat dimanfaatkan secara optimal guna menunjang kehidupan
yang lebih baik.
2. Bagi KJD sekalipun termasuk sebagai lembaga pendidikan nonformal,
namun seyogyanya KJD memiliki administrasi tertulis yang meliputi profil,
data peserta didik, tenaga pengajar dan lain sebagainya untuk memudahkan
proses administrasi guna menunjang kelancaran kegiatan pembelajaran di
KJD sehingga KJD dapat dipandang sebagai sebuah lembaga pendidikan
yang patut dicontoh dan profesional. Akan lebih baik jika KJD juga
membuka program kesetaraan Paket A, B, dan C untuk memfasilitasi para
peserta didik yang dropout, sehingga tidak hanya disalurkan ke PKBM
maupun dinas pendidikan untuk mengikuti pembelajaran dan ujian, namun
82
mengadakan kegiatan pembelajaran pengembangan bakat tapi juga
pengetahuan umum layaknya sekolah formal.
3. Bagi mahasiswa, Dosen, dan para Praktisi Pendidikan khususnya
Pendidikan Luar Sekolah, diharapkan program-progrm yang ada di KJD
dapat di adopsi dalam membentuk sebuah lembaga pendidkan nonformal
yang tidak hanya terpaku pada ruang kelas dan kursi namun dapat
dilakukan di alam terbuka dan menyatu dengan alam, sebagaimana
namanya Pendidikan Luar Sekolah dimana pemelajaran dapat dilakukan
kapan dan dimana saja. Pengembangan kreatifitas dan bakat juga dapat
dilakukan secara optimal dalam menciptakan lulusan yang berkualitas
sehingga dapat bersaing penuh dengan lulusan-lulusan sekolah formal
lainnya.
4. Bagi pembaca dan akadmisi diharpkan dapat dilakukan penelitian lanjutan
yang lebih komprehensif dengan tema yang sama yaitu mengenai
kelestarian lingkungan dilingkungan pendidikan khususnya pendidikan
DAFTAR PUSTAKA
Achmad A. 2009. Membangun Motivasi Belajar Siswa. Tersedia di http://www.Pendidikan Network.com. (17 Oktober 2012)
Badudu, J.S. dan Zain. 1994. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Dwiloka, Bambang dan Rati Riana. 2005. Teknik Menulis Karya Ilmiah. Jakarta: Rineka Cipta.
Dwi Putri N, 2012. Penerapan Metode Belajar Tadabur Alam pada Anak Usia Dini. Tersedia di http://www.imadiklus.com/2012/04/penerapan-metode- belajar-tadabur-alam-pada-anak-usia-dini-sebagai-upaya-pembentukan-kecerdasan-spiritual-dan-kecintaan-pada-alam.html. (18 oktober 2012)
Irwanto, 2013. Kerusakan Hutan di Indonesia. tersedia dik http://www.irwantoshut.net/kerusakan_hutan_indonesia.html (17 Oktober 2012)
Ismayanti, 2009. Apa Itu Sekolah Alam. Tersedia di http://abudira.wordpress.com/2009/03/17/apa-itu-sekolah-alam/ (17 Oktober 2012)
Nurul, 2011. Model Pembelajaran Alam. Tersedia di
http://nurulelkhalieqy.blogspot.com/2011/07/model-pembelajaran-alam.html (17 Oktober 2012)
Sahid, Rahmat. 2011. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Tersedia di http:// sangit26.blogspot.com/2011/07/analisis-data-penelitian-kualitatif.html. (16
Agustus 2013)
Salwa, 2011. Sekolah alam sebagai salah satu jawaban terhadap tantangan era globalisasi. Tersedia di http://padepokanguru.org/2011/08/21/sekolah-
alam-sebagai-salah-satu-jawaban-terhadap-tantangan-di-zaman-globalisasi/ ( 19 oktober 2012).
Saputra, Odes. 2011. Penyebab dan Dampak Kerusakan Lingkungani. Tersedia di http://odesboges.blogspot.com/2012/10/penyebab-kerusakan-lingkungan-dan.html. ( 167 Agustus 2013).
84
Septian, faris tri ardanny., 2012., Pentingnya Menjaga Lingkungan. Teredia di http://sogehnesependagres.blogspot.com/. (16 Agustus 2013)
Sudjana, D. 2004. Pendidikan Non Formal, Wawasan, Sejarah Perkembangan, Filsafat, Teori Pendukung, Asas. Bandung: Falah Production.
Thohir, A. 2010. Sekolah Alam Sebagai Alternatif Pendidikan Membentuk Karakter. Tersedia di http://thohir3.blogspot.com/2010/07/sekolah-alam-sebagai-alternatif.html ( 19 oktober 2012).
Widodo. 2004. Cerdik Menyusun Proposal Penelitian Skripsi, Tesis dan Disertasi. Jakarta: Yayasan Kelompok Magna Script.
-, 2011. Pengertian Lingkungan Hidup Menurut Para Ahli tersedia di http://geografi-geografi.blogspot.com/2011/01/pengertian-lingkungan-hidup-menurut.html (17 Oktober 2012)
-, 2012., Keunggulan dan Kekurangan Serkolah Alam. Tersedia di