• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS METODE QUANTUM MEMORY “FLOW” DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS BAHASA PERANCIS SISWA KELAS XI BAHASA SMA NEGERI 1 CICALENGKA TAHUN AJARAN 2012/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEKTIVITAS METODE QUANTUM MEMORY “FLOW” DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS BAHASA PERANCIS SISWA KELAS XI BAHASA SMA NEGERI 1 CICALENGKA TAHUN AJARAN 2012/2013."

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

1.1. Latar Belakang Masalah ……….………..

1.2. Rumusan Masalah ……….

1.3. Tujuan Penelitian ………..

1.4. Manfaat Penelitian ………...

1.5. Asumsi Dasar dan Hipotesis ……….

1.5.1. Asumsi Dasar ………...

1.5.2. Hipotesis ………...

BAB II PENGGUNAAN METODE QUANTUM MEMORY “FLOW”

DALAM PEMBELAJARAN MENULIS BAHASA PERANCIS DI

(2)

2.1.1. Pengertian Metode Pengajaran ………...

2.1.2. Kedudukan Metode Pengajaran dalam Proses Pembelajaran …

2.1.3. Macam–macam Metode Pengajaran Bahasa ……….

2.2.Quantum Memory FLOW Sebagai Metode Pengajaran Bahasa ……..

2.3.Kartu Kata sebagai Media penunjang Metode Quantum Memory

“FLOW” ………...

2.4.Keterampilan Menulis dalam Bahasa Perancis ………

2.4.1. Production Écrite du Niveau A1 ………

2.4.2. Kemampuan Menulis Bahasa Perancis Siswa SMA ...………...

2.5.Kalimat Sederhana ………

2.5.1. Unsur-unsur Kalimat Sederhana ………

2.6.Kosakata ………...

2.6.1. Pengertian Kosakata ………...

2.6.2. Macam–macam Kosakata ………..

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1.Metode dan Desain Penelitian ………..

3.1.1. Metode Penelitian ………..

3.1.2. Desain Penelitian ………

3.2.Populasi dan Sampel Penelitian ………

(3)

3.6.Instrumen Penelitian ……….

3.6.1. Tes ………..

3.6.2. Angket ………

3.7.Validitas Penelitian …..……….

3.8.Teknik Pengumpulan Data ………...

3.8.1. Studi Pustaka ………..

3.8.2. Tes ………..

3.8.3. Angket ………

3.9.Teknik Pengolahan Data ………...

3.9.1. Tes ...

3.9.2. Angket ………

3.10. Prosedur Penelitian ……….

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

4.1.Hasil Penelitian ……….

4.1.1. Deskripsi Data Penelitian ………...

4.1.2. Distribusi Data Penelitian ………..

4.2.Pembahasan Hasil Penelitian ………

4.2.1. Analisis Data Hasil Tes ………..

4.2.2. Pengujian Hipotesis ………

4.2.3. Analisis Data Hasil Angket ………

(4)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan ………...

5.2. Saran ……….

DAFTAR PUSTAKA ………

RÉSUMÉ EN FRANÇAIS

LAMPIRAN-LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

94

96

(5)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Metode pengajaran merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam proses

pembelajaran. Keberadaannya merupakan sebuah strategi yang tepat untuk

mendukung keberhasilan belajar siswa. Dengan menggunakan metode pengajaran

yang tepat diharapkan proses pembelajaran dapat berjalan lebih lancar dan materi

yang diberikan pun dapat tersampaikan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang

telah direncanakan sebelumnya.

Dalam pembelajaran bahasa Perancis di Sekolah Menengah Atas (SMA),

ada empat keterampilan bahasa yang harus dikuasai oleh siswa yaitu keterampilan

mendengarkan (compréhension orale), berbicara (production orale), membaca

(compréhension écrite) dan menulis (production écrite). Keterampilan menulis

merupakan keterampilan bahasa yang cukup sulit dibandingkan dengan tiga

keterampilan bahasa lainnya. Hal ini dikarenakan pada saat menulis, siswa

memerlukan pemahaman tentang bagaimana cara menggabungkan

komponen-komponen linguistik seperti kosakata, ortografi, tata bahasa dan tanda baca agar

(6)

Salah satu aspek yang mendukung siswa agar terampil dalam menulis

bahasa Perancis adalah penguasaan kosakata. Kosakata merupakan tahap awal

yang harus dipelajari oleh siswa sebagai modal utama untuk menulis. Oleh karena

itu, penting bagi siswa untuk selalu memperkaya kosakata mereka. Sebagaimana

yang dikemukakan oleh Tarigan (2011: 2) bahwa “Kualitas keterampilan

berbahasa seseorang bergantung kepada kuantitas dan kualitas kosakata yang

dimilikinya. Semakin kaya kosakata yang dimiliki, semakin besar pula

kemungkinan ia terampil berbahasa”.

Dalam mempelajari kosakata tentunya tidak akan terlepas dari proses

mengingat. Proses mengingat inilah yang terkadang menjadi kendala bagi

kebanyakan orang karena tidak semua orang memiliki daya ingat yang kuat.

Fenomena ini terjadi pada siswa di SMA. Penyebabnya adalah karena para siswa

di SMA tidak hanya mempelajari bahasa Perancis, tetapi mereka juga harus

mempelajari bidang studi lainnya.

Pembelajaran kosakata tidak ada dalam pembelajaran bahasa Perancis di

SMA. Kosakata diajarkan dalam konteks wacana ataupun dipadukan dengan

kegiatan pembelajaran lain seperti mendengarkan percakapan, berdialog,

membaca atau menulis. Oleh karena itu, siswa dituntut untuk menguasai kosakata

secara mandiri. Namun sebagai guru yang peduli terhadap perkembangan

keterampilan bahasa anak didiknya, ia harus ikut berperan dalam meningkatkan

kemampuan kosakata muridnya dengan cara memilih metode pengajaran yang

(7)

penguasaan kosakata yang baik dan benar siswa dapat menulis dalam bahasa

Perancis dengan mudah.

Dari berbagai macam metode pengajaran, terdapat sebuah metode yang

relevan untuk diterapkan dalam proses pembelajaran bahasa yaitu metode

Quantum Memory “FLOW”. Asri Nurani Afifah (2011), seorang mahasiswi

Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang melakukan sebuah penelitian yang berjudul

Efektivitas Metode Quantum Memory “FLOW” dalam Pembelajaran Bahasa

Jepang Dasar. Dalam penelitiannya, Asri menemukan bahwa proses

pembelajaran bahasa Jepang dasar dengan menggunakan metode Quantum

Memory “FLOW” lebih efektif dibandingkan dengan menggunakan metode

konvensional.

Oleh karena itu, dengan adanya keberhasilan pada penelitian terdahulu

tentang metode Quantum Memory “FLOW”, peneliti tertarik untuk melakukan

sebuah penelitian yang berjudul Efektivitas Metode Quantum Memory “FLOW”

dalam Meningkatkan Keterampilan Menulis Bahasa Perancis Siswa Kelas XI

Bahasa SMA Negeri 1 Cicalengka Tahun Ajaran 2012/2013. Penelitian ini akan

menjadi sebuah penelitian yang menarik sekaligus penting, mengingat penelitian

ini merupakan penelitian pertama metode Quantum Memory “FLOW” di Jurusan

(8)

1.2. Rumusan Masalah

“Rumusan masalah merupakan penuntun bagi langkah-langkah yang akan

dilakukan peneliti dalam kegiatan penelitiannya” (Syamsuddin dan Damaianti,

2007: 48). Oleh karena itu berdasarkan latar belakang masalah yang telah

dipaparkan di atas, peneliti akan memaparkan tiga rumusan masalah yang menjadi

topik utama dalam penelitian ini, yaitu:

1. Bagaimana hasil belajar siswa sebelum dan setelah menggunakan metode

Quantum Memory “FLOW”?

2. Apakah metode Quantum Memory “FLOW” efektif dalam meningkatkan

keterampilan menulis bahasa Perancis siswa SMA?

3. Bagaimana pendapat siswa terhadap metode Quantum Memory “FLOW”?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diungkapkan sebelumnya maka

tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Memperoleh data tentang hasil belajar siswa sebelum dan setelah

menggunakan metode Quantum Memory “FLOW”.

2. Menganalisis efektivitas metode Quantum Memory “FLOW” dalam

meningkatkan keterampilan menulis bahasa Perancis siswa SMA.

3. Memperoleh informasi tentang pendapat siswa terhadap metode Quantum

(9)

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan

manfaat sebagai berikut:

1. Memberikan sumbangan secara konseptual untuk pengembangan ilmu

pengajaran bahasa.

2. Sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya.

3. Sebagai bahan referensi bagi para pengajar bahasa Perancis yang ingin

menggunakan metode untuk mengajarkan kosakata agar siswa semakin

tertarik dan termotivasi untuk menulis dalam bahasa Perancis.

1.5. Asumsi Dasar dan Hipotesis

1.5.1. Asumsi Dasar

“Asumsi dasar atau anggapan dasar adalah sesuatu yang diyakini

kebenarannya oleh peneliti yang akan berfungsi sebagai hal-hal yang akan dipakai

penelitian untuk tempat berpijak bagi peneliti di dalam melaksanakan

penelitiannya” (Arikunto, 2006: 24). Asumsi yang melandasi penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Metode pengajaran adalah cara yang digunakan untuk memudahkan

pelaksanaan pembelajaran dalam mencapai tujuan.

2. Kosakata merupakan salah satu unsur bahasa yang penting dikuasai oleh siswa

(10)

1.5.2. Hipotesis

“Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara

terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul”

(Arikunto, 2006: 71). Dalam penelitian ini, peneliti memiliki hipotesis bahwa:

Ha : Terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa sebelum dan

setelah diberi perlakuan dengan menggunakan metode Quantum Memory

“FLOW”.

H0 : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa

sebelum dan setelah diberi perlakuan dengan menggunakan metode

(11)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Metode dan Desain Penelitian

Metode dan desain penelitian merupakan suatu hal yang harus digunakan

dalam sebuah penelitian. Penggunaan metode dan desain penelitian ini sangat

mempengaruhi jalannya penelitian. Oleh karena itu, dalam menentukan suatu

metode dan desain penelitian harus dilakukan dengan cermat agar memperoleh

hasil penelitian yang memuaskan.

3.1.1. Metode Penelitian

Guidère (2003: 4) menyatakan bahwa “La méthode désigne l’ensemble des

démarches qui suit l’esprit humain pour découvrir et démontrer un fait

scientifique”. (Metode menunjukkan keseluruhan cara yang mengiringi semangat

manusia untuk menemukan dan membuktikan sebuah kejadian ilmiah).

Adapun pendapat lain menurut Syamsuddin dan Damaianti (2007: 14)

yang mengungkapkan bahwa:

Secara umum metode penelitian dapat diartikan sebagai cara pemecahan masalah penelitian yang dilaksanakan secara terencana dan cermat dengan maksud mendapatkan fakta dan simpulan agar dapat memahami, menjelaskan, meramalkan dan mengendalikan keadaan

Dalam dunia pendidikan, metode penelitian memiliki pengertian yang

(12)

Metode Penelitian Pendidikan dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan.

Metode penelitian jenisnya sangatlah beragam. Dalam hal ini seorang

peneliti harus mampu memilih dan menentukan metode apa yang sesuai dengan

penelitiannya. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode

eksperimen. “Metode eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang

digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam

kondisi yang terkendalikan.” (Sugiyono, 2010: 107)

Adapun pendapat lain menurut Gay et al. (2009: 240) yang menyatakan

bahwa “Experimental research is the only type of research that can test

hypotheses to establish cause-effect relation”. (Penelitian eksperimen merupakan

salah satu jenis penelitian yang menggunakan uji hipotesis untuk membuktikan

hubungan sebab-akibat).

Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan dari

penelitian eksperimen adalah untuk menyelidiki ada tidaknya hubungan

sebab-akibat serta seberapa besar hubungan sebab-sebab-akibat tersebut dengan memberikan

perlakuan tertentu pada kelompok eksperimental.

Berdasarkan tujuan dari metode eksperimen itulah, peneliti memilih

metode eksperimen untuk digunakan dalam penelitian ini. Dalam hal ini peneliti

ingin mengetahui pengaruh penggunaan metode Quantum Memory “FLOW”

(13)

3.1.2. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah the

one-group pretest-posttest design. Desain penelitian ini merupakan bagian dari

pre-experimental design. Pada desain ini, sebelum diberi perlakuan, responden diberi

prates dan setelah diberi perlakuan, responden diberi pascates. Dengan demikian

peneliti dapat membandingkan keadaan responden sebelum dan sesudah diberi

perlakuan.

Pemilihan desain ini didasarkan atas pertimbangan kondisi sampel.

Sampel yang memungkinkan untuk digunakan dalam penelitian ini hanya terdapat

satu kelas. Desain penelitian the one-group pretest-posttest design dalam

penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Keterangan:

O1 : Tes yang diberikan sebelum siswa diberikan perlakuan.

X : Perlakuan dengan menggunakan metode Quantum Memory “FLOW”

O2 : Tes yang diberikan setelah siswa diberi perlakuan.

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian

Sugiyono (2010: 117) mengungkapkan bahwa “Populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya”. Selain itu, Sugiyono (2010: 117) juga mengungkapkan

(14)

bahwa “Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut”.

Jadi, populasi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh

pembelajar bahasa Perancis kelas XI Bahasa SMA Negeri 1 Cicalengka tahun

ajaran 2012/2013. Sedangkan sampel yang digunakan adalah 20 pembelajar

bahasa Perancis kelas XI Bahasa SMA Negeri 1 Cicalengka tahun ajaran

2012/2013.

3.3. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Cicalengka yang beralamat

di Jl. H. Darham No. 42 Desa Babakan Peuteuy Kecamatan Cicalengka

Kabupaten Bandung 40395.

3.4. Variabel Penelitian

Dalam sebuah penelitian seorang peneliti harus menetapkan variabel yang

menjadi fokus utama penelitiannyaa. Sugiyono (2010: 61) mengungkapkan bahwa

“Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau

kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Berdasarkan hubungannya, variabel dapat dibedakan menjadi lima macam,

yaitu variabel bebas, variabel terikat, variabel moderator, variabel intervening dan

variabel kontrol. Namun dalam penelitian ini hanya terdapat dua macam variabel

(15)

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel

dependen (terikat)” (Sugiyono, 2010: 61). Sedangkan,“Variabel terikat merupakan

variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel

bebas”. (Sugiyono, 2010: 61)

Hubungan variabel bebas dan variabel terikat dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut.

1. Variabel bebas (X) : Penggunaan metode Quantum Memory “FLOW”

2. Variabel Terikat (Y) : Keterampilan menulis bahasa Perancis siswa SMA

3.5. Definisi Operasional

Agar pembaca dan peneliti memiliki persepsi yang sama terhadap fokus

penelitian terutama pada istilah-istilah yang terdapat dalam penelitian ini, maka

peneliti akan menyajikan sejumlah definisi operasional yang digunakan dalam

penelitian ini, yaitu:

a. Efektivitas adalah pengaruh yang ditimbulkan/disebabkan oleh adanya suatu

kegiatan tertentu untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan yang

dicapai dalam setiap tindakan yang dilakukan (Kamus Besar Bahasa

Indonesia: 2008). Dalam penelitian ini, efektivitas yang dimaksud adalah

seberapa besar pengaruh penggunaan metode Quantum Memory “FLOW”

(16)

terhadap keterampilan menulis bahasa Perancis siswa kelas XI Bahasa di

SMA Negeri 1 Cicalengka tahun pelajaran 2012/2013.

b. Metode Quantum Memory “FLOW” adalah metode mengingat cepat yang

memanfaatkan kemampuan otak dalam memotivasi diri sendiri,

menggambarkan dan mengasosiasikan berbagai macam informasi yang ingin

diingat dengan lingkungan yang sudah dikenal. Sedangkan “FLOW” adalah

kependekan dari Familier, Lokasi, Order, dan leWati, yang merupakan teknik

dari metode Quantum Memory. Dalam penelitian ini, Familier yang dimaksud

adalah tempat yang sudah dikenal baik oleh siswa. Oleh karena itu, untuk

menerapkan metode ini peneliti menggunakan ruang kelas. Sedangkan Lokasi

maksudnya adalah peneliti harus menentukan lokasi dan benda-benda yang

terdapat di dalam kelas untuk digunakan sebagai tepat menempelkan kartu

kata. Order dalam metode ini maksudnya adalah urutan. Jadi, peneliti

memberikan nomor pada setiap kartu kata mulai dari angka 1-10 agar siswa

dapat mengingat kosakata secara berurutan. Sedangkan leWati maksudnya

adalah siswa memanfaatkan imajinasi mereka untuk membayangkan diri pada

saat melewati ruang kelas dan mencocokkan benda dengan nomor serta

kosakata yang tertera di dalamnya. Dengan demikian, siswa dapat mengingat

kosakata secara teratur dan berurutan.

c. “Menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang

menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu.” (Tarigan, 2008: 22)

Dalam penelitian ini, menulis yang dimaksud adalah membuat kalimat

(17)

huruf, ejaan, tanda baca dan struktur yang tepat. Struktur kalimat sederhana

yang digunakan dalam penelitian ini adalah Sujet + Verbe + COD

(Complément d’Objet Direct) dalam bentuk mode indicatif présent.

d. Kartu kata adalah kertas tebal berbentuk persegi panjang yang berisi kata

(Anna J. Tarigan: 2011). Peneliti menggunakan Kartu kata sebagai alat bantu

untuk menyajikan materi pembelajaran secara visual. Kartu kata yang

digunakan dalam penelitian ini berjumlah 10 kartu dan setiap kartu berisi satu

verba dan satu nomina. Contohnya sebagai berikut:

Gambar 3.1.

Contoh Kartu Kata

Ouvrir

La porte

(18)

Jumlah kosakata yang digunakan dalam penelitian ini seluruhnya adalah 20

kosakata. Berikut ini adalah daftar 20 kosakata yang digunakan dalam

penelitian.

Tabel 3.1.

20 Kosakata yang Digunakan dalam Penelitian

No. Verbe Nomina

1. Ouvrir La porte

2. Écouter La radio

3. Prendre La photo

4. Jeter Les ordures

5. Écrire La phrase

6. Ranger La table

7. Lire Le livre

8. Fermer La fenêtre

9. Allumer La lampe

10. Regarder L’horloge

3.6. Instrumen Penelitian

Untuk melakukan sebuah penelitian maka diperlukan alat ukur untuk

memperoleh data-data yang diperlukan, alat itu merupakan instrumen penelitian.

Arikunto (2006: 160) menyatakan bahwa:

(19)

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua jenis instrumen yaitu tes

dan angket (kuesioner). Peneliti memilih kedua instrumen tersebut karena tes

merupakan alat pengumpul data yang paling relevan dan tepat untuk mengukur

kemampuan berbahasa siswa sedangkan angket digunakan untuk mengetahui

sikap dan pendapat siswa terhadap penggunaan metode Quantum Memory

“FLOW” dalam pembelajaran menulis bahasa Perancis.

3.6.1. Tes

Djiwandono (2008: 15) mengemukakan bahwa:

Tes adalah salah satu alat yang digunakan untuk melakukan pengukuran terhadap sesuatu yang bersifat abstrak, tidak kasat mata, tidak kongkrit, seperti kemampuan berfikir, kemampuan mengingat, serta kemampuan berbicara, kemampuan menulis atau kemampuan bahasa yang lain.

Selain itu, ada juga Arikunto (2006: 150) yang mengemukakan bahwa “Tes

adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk

mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang

dimiliki oleh individu atau kelompok”.

Tujuan utama dari tes ini adalah untuk mengukur hasil belajar siswa baik

sebelum maupun setelah diberi perlakuan. Pengukuran tersebut dilakukan untuk

mengukur kemampuan berbahasa para siswa. Kemampuan berbahasa yang

dimaksud adalah kemampuan menulis kalimat sederhana bahasa Perancis.

3.6.2. Angket

“Angket (kuesioner) merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada

(20)

Melalui angket, peneliti ingin mengetahui sikap para siswa terhadap

pembelajaran bahasa Perancis dan penggunaan metode Quantum Memory

“FLOW” dalam pembelajaran bahasa Perancis. Kuesioner yang digunakan dalam

penelitian ini berupa kuesioner tertutup (close-ended questions). Dengan angket

jenis ini, responden tinggal memilih jawaban yang sudah disediakan. Peneliti

menggunakan angket tertutup karena angket dengan jenis seperti ini lebih praktis

dan sehingga membantu siswa untuk menjawab lebih singkat dan cepat.

3.7. Validitas Penelitian

Validitas merupakan aspek yang sangat penting dalam penelitian. Hasil

dari sebuah penelitian akan diragukan jika alat ukur yang digunakan tidak

memenuhi aspek tersebut. Setiyadi (2006: 22) mengungkapkan bahwa “Validitas

adalah suatu alat ukur yang menunjukkan sejauh mana alat ukur tersebut

mengukur yang harus diukur”.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes dan angket.

Oleh karena itu, sebelum soal tes dan angket diberikan pada responden, peneliti

melakukan bimbingan dengan dosen pembimbing untuk mengetahui kesesuaian

instrumen penelitian dengan kemampuan responden. Setelah itu, peneliti

berkonsultasi dan meminta pertimbangan (expert judgement) kepada dosen tenaga

ahli di bidang Pendidikan Bahasa Perancis. Proses ini dilakukan untuk menguji

validitas kedua instrument tersebut. Setelah dinyatakan valid oleh tenaga ahli

penimbang maka angket dan soal tes tersebut sudah layak untuk dijadikan sebagai

(21)

3.8. Teknik Pengumpulan Data

Data yang dipergunakan dalam penelitian ini diperoleh melalui tiga cara

yaitu studi pustaka, tes, dan angket.

3.8.1. Studi Pustaka

Untuk mendapatkan hasil penelitian yang baik, seorang peneliti harus

berbekal teori-teori yang kuat sebagai dasar untuk melakukan penelitian. Salah

satu cara untuk memperoleh teori-teori tersebut adalah dengan melakukan studi

pustaka, yaitu dengan membaca buku-buku dan hasil-hasil penelitian yang

menunjang penelitian.

Dalam penelitian ini, studi kepustakaan yang dilakukan oleh peneliti

dipergunakan untuk mencari teori-teori, konsep-konsep dan hasil penelitian yang

relevan dengan metode Quantum Memory “FLOW” untuk dijadikan sebagai

landasan teoretis. Sugiyono (2010: 79) menyatakan bahwa “Landasan teoretis ini

merupakan ciri bahwa penelitian itu merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan

data”. Studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti yaitu dengan mencari

sumber-sumber bacaan yang relevan, mutakhir dan lengkap, baik berupa buku, kamus,

skripsi maupun dari internet.

3.8.2. Tes

Tes yang digunakan dalam penelitian ini terdapat dua macam yaitu prates

dan pascates. Tes yang diberikan merupakan tes kemampuan menulis. Tujuan

(22)

sebelum maupun setelah menggunakan metode Quantum Memory “FLOW”.

Jumlah soal yang diberikan sebanyak 10 soal. Jenis soalnya berupa pemahaman

aktif-produktif, yaitu membuat kalimat sederhana secara tertulis dari sejumlah

kosakata yang telah dipelajari. Materi soal yang diberikan meliputi 10 verba dan

10 nomina yang terdapat di sekitar kelas.

(23)

Tabel 3.3.

Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang tidak hanya

menyalin kata-kata saja tetapi juga harus memperhatikan penggunaan struktur

kalimat, pemilihan kosakata, ortografi, dan tanda baca yang tepat serta jelas.

Dalam penelitian ini, terdapat empat kriteria yang dijadikan aspek penilaian dalam

tes menulis kalimat sederhana. Sistem penilaian yang digunakan dalam penelitian

ini diadaptasi dari format penilaian yang dikemukakan oleh Tagliante (2005)

(24)

Berikut ini adalah format dan gambaran skala penilaian yang digunakan dalam

penelitian ini.

Tabel 3.4.

Format Penilaian Tes Menulis

No Aspek Penilaian Skala Skor

1. Compréhension de la consigne

(Pemahaman terhadap perintah) 0 0,5 1 1,5 2 2

2. Lexique approprié

(Kosakata yang cocok) 0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3

3. Structures simples correctes

(Pola kalimat sederhana yang tepat) 0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3

4. Orthographe (Ortografi)

0 0,5 1 1,5 2 2

Jumlah 10

Gambaran skala penilaian berdasarkan format penilaian pada tabel 3.4.

adalah sebagai berikut.

Tabel 3.5.

Compréhension de la consigne

(Pemahaman terhadap Perintah) diberikan, namun terdapat hal-hal yang tidak diperlukan tetapi hal tersebut tidak mempengaruhi hasil jawaban.

1,5

3. Soal dijawab kurang sesuai dengan petunjuk yang diberikan, nampaknya hal tersebut terjadi karena tidak berhati-hati. 1

4. Soal dijawab tidak sesuai dengan petunjuk yang diberikan yang

menunjukkan ketidakpahaman terhadap petunjuk yang diberikan. 0,5

5.

Soal dijawab tidak sesuai dengan petunjuk yang diberikan, nampaknya hal tersebut terjadi karena mengabaikan petunjuk soal.

(25)

Tabel 3.6.

3. Pemilihan verba sudah tepat namun nomina tidak sesuai dengan

pembelajaran. 2

4. Pemilihan verba tidak tepat tetapi nomina sudah sesuai dengan

pembelajaan. 1,5

5. Pemilihan verba dan nomina tidak sesuai dengan pembelajaran

tetapi masih relevan. 1

6. Pemilihan verba dan nomina kurang tepat sehingga mengganggu

pemahaman. 0,5

7. Pemilihan kosakata tidak tepat sama sekali. 0

Tabel 3.7.

Structures simples correctes

(Pola Kalimat Sederhana yang Tepat)

No Gambaran Skor

1. Tidak terdapat kesalahan pada struktur kalimat dan verba

dikonjugasikan sesuai dengan subjeknya. 3

2. Tidak terdapat kesalahan pada struktur kalimat tetapi terdapat

sedikit kesalahan pada konjugasi verba. 2,5

3. Tidak terdapat kesalahan pada struktur kalimat tetapi verba tidak

dikonjugasikan sesuai dengan subjeknya. 2

4.

Terdapat kesalahan pada struktur kalimat, yang menunjukkan kurangnya ketelitian tetapi verba dikonjugasikan sesuai dengan subjeknya.

1,5

5. Terdapat kesalahan pada struktur kalimat yang menunjukkan kurangnya penguasaan terhadap struktur kalimat. 1

6. Terdapat kesalahan pada struktur kalimat yang menunjukkan

ketidaktahuan. 0,5

(26)

Tabel 3.8.

Ortographe

(Ortografi)

No Gambaran Skor

1. Tidak terdapat kesalahan ortografi. 2

2. Terdapat sedikit kesalahan ortografi dan hal tersebut nampaknya

terjadi karena tidak berhati-hati. 1,5

3. Terdapat beberapa kesalahan ortografi tetapi masih dapat

dipahami. 1

4. Terdapat beberapa kesalahan ortografi yang menunjukkan

ketidakahuan. 0,5

5. Terdapat banyak sekali kesalahan ortografi yang menunjukkan

ketidaktahuan. 0

3.8.3. Angket

Angket diberikan kepada siswa yang mengikuti rangkaian penelitian dari

awal sampai akhir. Tujuan dari angket tersebut adalah untuk mengetahui sikap

dan pendapat siswa terhadap pelajaran bahasa Perancis dan penggunaan metode

Quantum Memory “FLOW” dalam pembelajaran bahasa Perancis. Skala

pengukuran yang digunakan adalah jenis skala Likert. Skala tipe ini

dikembangkan pertama kali oleh Rensis Likert pada tahun 1930an untuk

mengukur sikap seseorang ke dalam data ordinal. Menurut Setiyadi (2006:

59) ”…skala jenis ini memberikan pilihan dengan rentangan yang berlawanan

arah misalnya dari sangat tidak setuju hingga sangat tidak setuju atau sangat

sering hingga tidak pernah.”

Jumlah soal yang terdapat dalam angket penelitian ini adalah 20 soal.

(27)

Ragu-ragu (R), Tidak Setuju (TS) dan Sangat Tidak Setuju (STS). Berikut ini

merupakan kisi-kisi angket yang digunakan dalam penelitian ini.

Tabel 3.9.

Kisi-kisi Angket

No Aspek Pertanyaan Nomor Pertanyaan

Jumlah

Pertanyaan %

1. Pendapat siswa terhadap pelajaran

bahasa Perancis. 1 – 2 2 10

3. Kesulitan yang dialami siswa

dalam menulis bahasa Perancis. 4 1 5

5. Kemampuan kosakata bahasa

Perancis siswa. 6 1 5

6.

Kesulitan yang dialami oleh siswa dalam mengingat kosakata bahasa Perancis.

7 1 5

7. Usaha siswa dalam mempelajari

(28)

3.9. Teknik Pengolahan Data

“Pengolahan data adalah suatu proses dalam memperoleh data ringkasan

atau angka ringkasan dengan menggunakan cara-cara atau rumus-rumus tertentu”

(Hasan, 2006: 24). Proses pengolahan data untuk tes dan angket pada penelitian

ini meliputi tiga langkah yaitu persiapan, tabulasi dan penerapan data sesuai

dengan pendekatan penelitian.

3.9.1. Tes

a. Persiapan

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam persiapan ini adalah mengecek

data-data yang telah tersedia, meliputi kelengkapan identitas responden pada tiap

lembar soal, menghitung jumlah dan kelengkapan lembar soal dan memberikan

nilai pada tiap lembar soal.

b. Tabulasi

Kegiatan yang dilakukan pada tabulasi ini, yaitu peneliti mempersiapkan

tabel data untuk distribusi nilai prates dan pascates dan pengolahan data secara

statistik. Kemudian menetapkan variabel untuk nilai prates dan variabel untuk

nilai pascates. Setelah itu, peneliti memasukkan semua data ke dalam tabel.

c. Penerapan data sesuai dengan pendekatan penelitian

Data yang diperoleh melalui penelitian akan diolah secara statistik dengan

langkah-langkah sebagai berikut.

a. Mencari nilai rata-rata (mean) prates

(29)

: Nilai rata-rata prates

: Jumlah total nilai prates

: Jumlah responden

b. Mencari nilai rata-rata (mean) pascates

=

: Nilai rata-rata pascates

: Jumlah total nilai pascates

: Jumlah responden

c. Mencari nilai selisih (gain) antara variabel dan

=

: Selisih variable dan

: Nilai pascates

: Nilai prates

d. Mencari mean dari selisih nilai prates dan pascates

=

: Mean dari perbedaan prates dan pascates

: Jumlah selisih variable dan

: Jumlah subjek pada sampel

e. Mencari deviasi masing-masing subjek

= -

: Deviasi masing-masing subjek

(30)

: Mean dari perbedaan prates dan pascates

f. Menghitung taraf signifikasi perbedaan dan mean dengan jalan menghitung

nilai t-test.

=

Keterangan:

: Mean dari perbedaan prates dengan pascates

: Deviasi masing-masing subjek ( )

: Jumlah kuadrat deviasi

: Subjek pada sampel

: Derajat kebebasan yang ditentukan dengan

(Arikunto, 2006: 306)

g. Menguji signifikasi hitung dengan cara membandingkan besarnya hitung dengan

tabel, dengan terlebih dahulu menetapkan derajat kebebasan ( ) yang

diperoleh dengan rumus pada taraf signifikasi 5%.

h. Melakukan uji hipotesis dengan prosedur kerja sebagai berikut:

a. Jika thitung < ttabel maka hipotesis nol (H0) diterima atau hipotesis kerja (Hk)

ditolak.

b. Jika thitung > ttabel maka hipotesis nol (H0) ditolak atau hipotesis kerja (Hk)

(31)

3.9.2. Angket

a. Persiapan

Pada kegiatan persiapan ini peneliti mengecek data-data yang telah

terkumpul, meliputi kelengkapan identitas responden pada tiap lembar angket,

menghitung jumlah dan kelengkapan angket.

b. Tabulasi

Pada kegiatan tabulasi ini, peneliti mempersiapkan tabel untuk distribusi

data angket dan mengelompokkan jawaban berdasarkan lima alternatif jawaban.

c. Penerapan data sesuai dengan pendekatan penelitian

Untuk mengolah data angket, peneliti menggunakan rumus sebagai

berikut:

% = 100%

% = Persentasi tiap jawaban dari responden

f = Frekuensi jawaban dari responden

N = Jumlah responden

Untuk menginterpretasi hasil perhitungan angket, peneliti menggunakan

kriteria penilaian sebagai berikut:

Tabel 3.10.

Penilaian Angket

Persentase Keterangan

0 % Tidak ada

1 – 25 % Sebagian kecil

26 – 49 % Hampir setengahnya

50 % Setengahnya

51 – 75 % Sebagian besar

76 – 99 % Hampir seluruhnya

100 % Seluruhnya

(32)

3.10. Prosedur Penelitian

Secara garis besar, prosedur dalam penelitian ini terdiri atas tiga tahap

yaitu tahap persiapan penelitian, tahap pelaksanaan penelitian dan tahap penulisan

laporan penelitian. Berikut ini akan dijelaskan ketiga tahap prosedur penelitian

tersebut.

a. Persiapan Penelitian

Pada tahap ini, peneliti mempersiapkan semua hal yang berhubungan

dengan penelitian, seperti melakukan studi pustaka untuk memperoleh teori-teori

yang relevan dengan rencana penelitian kemudian peneliti menyusun proposal

penelitian yang akan diajukan ke pihak jurusan agar mendapat izin untuk

pelaksanaan penelitian.

Setelah mendapat persetujuan dari pihak jurusan, peneliti melakukan

bimbingan dengan dosen pembimbing yang telah ditetapkan, dalam penyusunan

bab I, bab II, bab III dan instrument penelitian, yang terdiri dari angket dan

soal-soal prates dan pascates. Setelah bab I, bab II, bab III dan instrumen penelitian

selesai disusun, peneliti mengajukan permohonan kepada dua dosen di Jurusan

Pendidikan Bahasa Perancis untuk menjadi tenaga ahli penimbang instrument

penelitian. Hal ini dilakukan untuk mempertimbangkan validitas dari instrumen

penelitian. Setelah instrument dianggap valid dan mendapatkan pernyataan expert

(33)

b. Pelaksanaan Penelitian

Pada tahap ini, peneliti melakukan proses pengumpulan data, menganalisis

data dan penarikan kesimpulan. Proses pengumpulan data dilakukan tiga tahap

yaitu prates, perlakuan dan pascates.

1. Prates

Prates ini dilakukan satu kali sebelum siswa diberi perlakuan. Tes ini

dilakukan untuk mengetahui kemampuan menulis bahasa Perancis siswa sebelum

diberikan perlakuan. Bentuk tes merupakan tes tertulis. Jumlah soal yang

diberikan sebanyak 10 buah.

2. Perlakuan

Perlakuan hanya dilakukan satu kali pertemuan. Perlakuan ini diberikan

kepada siswa agar siswa mendapat pengalaman tentang penggunaan metode

Quantum Memory “FLOW”. Tahap-tahap penggunaan metode Quantum Memory

“FLOW” dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Peneliti memberikan hand-out kepada masing-masing siswa.

2. Peneliti menjelaskan metode Quantum Memory “FLOW” secara umum.

3. Peneliti mempersiapkan kartu kata sesuai dengan materi yang akan

disampaikan.

4. Peneliti menempelkan 10 kartu kata pada benda-benda yang terdapat di sekitar

kelas.

5. Peneliti meminta siswa untuk menyimak pengarahan.

6. Peneliti meminta siswa mengingat benda-benda yang sudah ditempeli kartu

(34)

7. Peneliti meminta siswa untuk menutup mata dan membayangkan posisi

benda-benda yang ditempeli kartu kata secara berurutan kemudian siswa

menyebutkan benda-benda tersebut dalam bahasa Indonesia secara berurutan.

8. Peneliti meminta siswa membacakan kosakata bahasa Perancis yang terdapat

pada kartu sesuai dengan urutan.

9. Peneliti meminta siswa mencermati dan mengingat setiap tulisan yang terdapat

pada kartu kata kemudian menuliskannya di sebuah kertas secara berurutan.

10.Peneliti meminta siswa menutup mata dan membayangkan posisi kartu kata

secara berurutan. Sementara itu, peneliti membalikkan kartu kata yang

tertempel pada benda-benda di kelas.

11.Setelah mata dibuka, peneliti mengecek ingatan siswa dengan menanyakan

kosakata yang terdapat pada setiap kartu.

12.Peneliti meminta siswa menuliskan kembali kosakata bahasa Perancis yang

telah mereka ingat sesuai dengan urutan.

13.Peneliti memberikan penjelasan tentang cara mengkonjugasikan verba yang

terdapat pada setiap kartu kata.

14.Peneliti memberikan contoh pola kalimat sederhana untuk masing-masing

kosakata.

15.Peneliti meminta siswa membuat kalimat sederhana dari kosakata yang telah

(35)

3. Pascates

Pascates ini dilakukan satu kali setelah siswa diberi perlakuan. Tes ini

merupakan tes akhir yang diberikan kepada siswa sebagai bahan evaluasi untuk

mengetahui kemampuan menulis bahasa Perancis siswa setelah diberi perlakuan.

Jumlah soal yang diberikan sebanyak 10 buah.

Setelah memperoleh data penelitian, peneliti mengecek kembali data yang

telah terkumpul. Kemudian peneliti mulai melakukan analisis pada data yang telah

terkumpul. Setelah semua proses analisis dilakukan, tahap penelitian dilanjutkan

dengan melakukan penarikan kesimpulan.

c. Penulisan Laporan Penelitian

Pada tahap ini peneliti menjabarkan hasil penelitian dalam bentuk skripsi.

Selama penyusunan skripsi, peneliti selalu melakukan bimbingan dengan dosen

pembimbing mulai dari sistematika penulisan, penyusunan bab I sampai bab V

dan résumé en français. Pembuatan skripsi merupakan sebuah keharusan bagi

peneliti, karena skipsi ini merupakan sebuah bukti bahwa peneliti telah melakukan

(36)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini, peneliti akan memaparkan kesimpulan dari hasil penelitian

dan mengemukakan saran atau rekomendasi yang berkaitan dengan penelitian ini

kepada para siswa, para pendidik maupun para peneliti selanjutnya.

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti memberikan

kesimpulan sesuai dengan rumusan masalah yang telah diajukan sebelumnya.

Berikut ini adalah kesimpulannya.

1. Setelah menganalisis nilai prates dan pascates, diperoleh data bahwa rata-rata

nilai prates ( ) adalah 66.65 dan rata-rata nilai pascates ( ) adalah 86.26. Hal

ini menunjukkan bahwa rata-rata nilai pascates lebih besar dibandingkan

dengan nilai rata-rata prates. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa

kemampuan menulis bahasa Perancis siswa meningkat setelah siswa mendapat

perlakuan dengan metode Quantum Memory “FLOW”.

2. Setelah menganalisis data prates dan pascates dengan rumus t, diperoleh hasil

nilai thitung sebesar 4.91 dan nilai ttabel sebesar 2.09. Setelah dilakukan uji

hipotesis, ditemukan bahwa nilai thitung lebih besar daripada ttabel yang artinya

hipotesis dalam penelitian ini diterima. Dengan demikian, dapat disimpulkan

(37)

keterampilan menulis bahasa Perancis siswa SMA. Dengan kata lain,

penelitian ini dinyatakan berhasil.

3. Setelah menganalisis data angket, peneliti mengetahui bahwa pendapat siswa

terhadap metode Quantum Memory “FLOW” sangat positif. Hal ini terbukti dari hasil angket; 18 pertanyaan dari 20 pertanyaan yang diajukan jawabannya

didominasi pilihan “Sangat Setuju” dan “Setuju”. Dalam hal ini, para siswa

menyatakan sangat setuju dan setuju terhadap pentingnya pembelajaran

bahasa Perancis, adanya kesulitan dalam mengikuti pembelajaran menulis

bahasa Perancis, pentingnya kosakata dalam pembelajaran menulis bahasa

Perancis, adanya kesulitan dalam mengingat kosakata bahasa Perancis,

pentingnya penggunaan suatu metode dalam pembelajaran menulis bahasa

Perancis, penggunaan metode Quantum Memory “FLOW” dalam pembelajaran menulis bahasa Perancis, mudahnya langkah-langkah metode

Quantum Memory “FLOW”, adanya kemudahan dalam mengingat kosakata bahasa Perancis dan setelah menggunakan metode Quantum Memory

“FLOW” adanya peningkatan dalam penguasaan kosakata bahasa Perancis, kemampuan menulis bahasa Perancis dan motivasi belajar. Hal ini

menunjukkan bahwa metode Quantum Memory “FLOW” memberikan pengaruh yang positif terhadap kemampuan menulis bahasa Perancis siswa

(38)

5.2. Saran

Berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh selama penelitian, peneliti

menyampaikan beberapa saran sebagai berikut.

1. Bagi perkembangan pembelajaran bahasa asing khususnya bahasa Perancis,

peneliti menyarankan agar metode Quantum Memory “FLOW” dapat digunakan sebagai bahan kajian dalam ilmu pengajaran bahasa.

2. Bagi siswa, peneliti menyarankan agar tidak hanya menggunakan metode

Quantum Memory “FLOW” di sekolah saja tetapi lakukan juga secara mandiri di rumah sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan kosakata bahasa

Perancis. Karena dengan kemampuan kosakata yang baik akan membantu

siswa untuk menguasai empat keterampilan berbahasa.

3. Bagi pendidik, karena penggunan metode Quantum Memory “FLOW” merupakan metode yang sudah teruji efektif dalam meningkatkan kemampuan

menulis bahasa Perancis siswa SMA, peneliti menyarankan agar menjadikan

metode Quantum Memory “FLOW” sebagai metode alternatif dalam pengajaran bahasa. Selain sebagai metode pengajaran, metode ini juga dapat

dijadikan sebagai strategi untuk meningkatkan motivasi siswa dalam

mempelajari bahasa Perancis. Namun dalam sebuah metode pengajaran pasti

terdapat kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dan kekurangan ini harus

diperhatikan agar tidak menjadi faktor penghambat dalam proses

pembelajaran. Berikut ini kelebihan dari metode Quantum Memory “FLOW”. a. Menguatkan daya ingat siswa.

(39)

c. Cocok digunakan dalam pembelajaran menulis bahasa Perancis.

d. Dapat dilakukan kapan pun dan di mana pun.

Sedangkan kelemahan dari metode Quantum Memory “FLOW” adalah sulit dipraktekkan di dalam ruangan yang belum dikenali.

4. Bagi peneliti selanjutnya, peneliti menyarankan agar penelitian tentang

metode Quantum Memory “FLOW” ini lebih diperluas lagi, tidak hanya diterapkan dalam keterampilan menulis bahasa Perancis saja, tetapi juga

diterapkan dalam keterampilan berbahasa lainnya seperti keterampilan

berbicara dan membaca bahkan tidak menutup kemungkinan untuk diterapkan

(40)

DAFTAR PUSTAKA

Afifah, A. N. 2011. Efektivitas Metode Quantum Memory “FLOW” Dalam

Pembelajaran Bahasa Jepang Dasar (Eksperimen Terhadap Siswa Kelas X

Sman 5 Cimahi). Skripsi S1 pada FPBS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Penelitian Praktik. Jakarta: Rineka

Cipta.

Bescherelle. 1990. La grammaire pour tous. Paris: Hatier.

Chaer, A. 2008. Morfologi Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.

Crocker, M. E. C. 2005. Schaum’s Outlines: French Grammar (Terjemahan).

Jakarta: Erlangga.

Daryanto. 2011. Media Pembelajaran. Bandung: PT. Sarana Tutorial Nurani

Sejahtera.

Delatour, Y. et al. 1991. Grammaire du Français: Cours de Civilisation française

de la Sorborne. Paris: Hachette.

Departement Pendidikan Nasional. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat

Bahasa Edisi Keempat. Jakarta: PT Gramedia.

DePorter, B. 2010. Quantum Memorizer. Bandung: Kaifa PT mizan Pustaka.

(41)

Gay, L. R., G. E. Millis, dan P. Airasian. 2009. Educational Research:

Competencies for Analyses and Applications. New Jersey: PEARSON.

Ghazali, S. 2010. Pembelajaran Keterampilan Berbahasa dengan Pendekatan

Komunikatif-Interaktif. Bandung: PT Refika Aditama.

Guidère, M. (2003). Méthologie de la recherche. Ellipses: Paris.

Hasan, I. 2006. Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta: Bumi Aksara.

Irianto, A. 2009. Statistik: Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: Kencana

Prenada Media Group.

Iskandarwassid dan D. Sunendar. 2008. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung:

Rosda.

Jurusan Pendidikan Bahasa Perancis. 2012. Pedoman Penyusunan dan Bimbingan

Skripsi. Bandung: Jurusan Pendidikan Bahasa Perancis.

La société Dictionnaires Le Robert. 2011. Le Robert de poche plus. Paris: LE

ROBERT – SEJER.

Nurgiyantoro, B. 2009. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra.

Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Poisson–Quinton, S., R. Mimran, dan M. Mathéo–Le Coadic. 2007. Grammaire

expliquée du français. Paris: CLE International.

Putra, Y. P. dan Issetyadi, B. 2010. Lejitkan Memory 1000%. Jakarta: PT Elex

(42)

Rohani, A. 1997. Media Instruksional Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta.

Setiyadi, B. 2006. Metode Penelitian untuk Pengajaran Bahasa Asing:

Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sudjana, N. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya.

Sudjana, N. dan A. Rivai. 2010. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru

Algensindo.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Syamsuddin dan V. S. Damaianti. 2007. Metode Penelitian Pendidikan Bahasa.

Bandung: Rosda.

Tagliante, C. (2005). L’évaluation et le Cadre européen commun. Paris: CLE

International.

Tarigan, H. G. 2008. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:

Angkasa.

Tarigan, H. G. 2009. Metodologi Pengajaran Bahasa. Bandung: Angkasa.

Tarigan, H. G. 2011. Pengajaran Kosakata. Bandung: Angkasa.

Universitas Pendidikan Indonesia. 2008. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.

(43)

Tarigan, A. J. 2011. Efektivitas Media Kartu Kata Terhadap Kemampuan Menulis

Puisi Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Kabanjahe Tahun Pembelajaran

2011-2012 [Online]. Tersedia:

http://phk.unimed.ac.id/phki-iv/penelitian/183-

efektivitas-media-kartu-kata-terhadap-kemampuan-menulis-puisi-siswa-kelas-x-sma-negeri-2-kabanjahe-tahun-pembelajaran-20112012.html [25

Februari 2012].

Tim Bina Karya Guru. 2011. Kartu Kata sebagai Media Pembelajaran. [Online].

Tersedia: http://eka-karatika.blogspot.com/2011/09/kartu-kata-sebagai

media-pembelajaran.html [10 Februari 2012].

Tn. 2007. Les classes ou natures de mots. [Online]. Tersedia:

http://www.enseignons.be/upload/secondaire/francais/10-11-07Les-classes-de-mots.pdf [10 Februari 2012].

Tn. 2009. Hakikat Belajar Mengajar. [Online]. Tersedia:

http://btrinursinggih.blogspot.com/2009/08/hakikat-belajar-mengajar.html

Gambar

Gambar 3.1.
Tabel 3.1.
Tabel 3.2.
dengan huruf, ejaan, tanda baca bentuk kala présent bentuk mode indicatif  gambar.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pendidikan karakter menjadi isu utama pendidikan di Indonesia. Perilaku siswa di sekolah berkaitan dengan kedisiplinan kini banyak dilanggar oleh siswa. misalnya siswa terlambat

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul “ Habitat dan Populasi Mentilin (Cephalopachus bancanus bancanus ) di Kabupaten Bangka” adalah karya saya dengan arahan dari

[r]

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis karangan narasi siswa SD dapat meningkat melalui penerapan langkah-langkah dalam proses

Carningsih, 2010.” Pengaruh Good Corporate Governance terhadap Hubungan Antara Kinerja Keuangan dengan Nilai Perusahaan (Studi Kasus pada Perusahaan Property dan

(1) Menteri melalui Direktur Jenderal Bina Keuangan Daerah melakukan evaluasi terhadap rancangan Perda Provinsi dan rancangan peraturan gubernur untuk menguji

Di ruangan bersalin (rumah sakit sayang ibu) RSUD jumlah kelahiran bayi pada ibu usia remaja pada tahun 2014 sebanyak 275 bayi, 180 orang (41,3%) bayi di antaranya mendapat

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa sekolah dasar di Kota Bandung