• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN BEROBAT KLIEN SKIZOFRENIA DI POLIKLINIK GMO RSJ PROF. DR. HB. SA’ANIN PADANG TAHUN 2011.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN BEROBAT KLIEN SKIZOFRENIA DI POLIKLINIK GMO RSJ PROF. DR. HB. SA’ANIN PADANG TAHUN 2011."

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN BEROBAT KLIEN SKIZOFRENIA DI POLIKLINIK GMO

RSJ PROF. DR. HB. SA’ANIN PADANG TAHUN 2011

Penelitian Keperawatan Jiwa

ANNA NIRMALA AR

BP. 0910325175

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

(2)
(3)

ABSTRAK

Skizofrenia merupakan bentuk psikosis fungsional paling berat dan menimbulkan disorganisasi yang terbesar. Klien tidak punya kontak dengan realitas, sehingga pemikiran dan perilakunya abnormal. Pengobatan pada skizofrenia harus ditangani secepatnya dan membutuhkan waktu yang lama. Oleh sebab itu, peranan keluarga sangat dibutuhkan dalam mengantisipasi kekambuhan klien dengan memberikan dukungan kepada klien agar patuh berobat ke rumah sakit. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan berobat klien skizofrenia di Poliklinik GMO RSJ Prof. dr. HB. Sa’anin Padang tahun 2011. Penelitian ini menggunakan desain Cross Sectional Study pada 72 responden yang diambil dengan teknik Accidental Sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang dilakukan pada tanggal 31 Oktober – 13 November 2011. Teknik analisa data dilakukan menggunakan analisa univariat dan bivariat yang menggunakan uji statistic Chi-square dengan derajat kepercayaan p < 0,1. Dari hasil analisa univariat didapat bahwa lebih dari separuh (61,1%) klien tidak patuh berobat dan lebih dari separuh responden (58,3%) memberikan dukungan negatif terhadap klien. Dari hasil Chi-square diperoleh bahwa ada hubungan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan berobat klien skizofrenia di Poliklinik GMO RSJ Prof. dr. HB. Sa’anin Padang dengan p = 0,001 (p < 0,1). Oleh karena itu, diharapkan kepada petugas kesehatan untuk dapat meningkatkan penyuluhan kepada keluarga pasien untuk lebih meningkatkan dukungan keluarga agar klien patuh dalam pengobatan.

(4)

DAFTAR ISI

SAMPUL DALAM ... i

PERSYARATAN GELAR ... ii

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ... iii

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH... v

ABSTRAK ... vii

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Penetapan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

1. Tujuan Umum ... 5

2. Tujuan Khusus ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN ... 7

A. Kepatuhan ... 7

1. Pengertian ... 7

2. Tipe Ketidakpatuhan ... 7

3. Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kepatuhan ... 9

4. Cara Meningkatkan Kepatuhan ... 12

B. Dukungan Keluarga ... 13

1. Pengertian ... 13

2. Jenis Dukungan ... 14

3. Sumber Dukungan Keluarga ... 15

(5)

5. Faktor yang Mempengaruhi Dukungan Keluarga ... 17

C. Skizofrenia ... 18

1. Pengertian Skizofrenia ... 18

2. Penyebab Skizofrenia ... 18

3. Tanda dan Gejala Skizofrenia ... 21

4. Dampak Skizofrenia ... 22

5. Pengobatan ... 23

BAB III KERANGKA KONSEP ... 25

A. Kerangka Konsep ... 25

B. Hipotesis Penelitian ... 25

BAB IV METODE PENELITIAN ... 26

A. Jenis Penelitian ... 26

B. Populasi dan Sampel ... 26

C. Waktu dan Tempat Penelitian ... 28

D. Variabel dan Defenisi Operasional ... 28

E. Instrumen Penelitian... 30

F. Etika Penelitian ... 30

G. Metode Pengumpulan Data ... 31

H. Pengolahan Data... 32

I. Analisis Data ... 32

BAB V HASIL PENELITIAN ... 35

A. Gambaran Umum Penelitian ... 35

B. Analisa Univariat ... 36

C. Analisa Bivariat ... 37

BAB VI PEMBAHASAN ... 38

A. Gambaran Karakteristik Responden di Poliklinik GMO RSJ Prof. dr. HB. Sa’anin Padang Tahun 2011 ... 38

(6)

C. Gambaran Dukungan Keluarga terhadap Klien Skizofrenia di Poliklinik GMO RSJ Prof. dr. HB. Sa’anin Padang Tahun

2011 ... 41

D. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Berobat Klien Skizofrenia di Poliklinik GMO RSJ Prof. dr. HB. Sa’anin Padang Tahun 2011 ... 43

BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN ... 48

A. Kesimpulan ... 48

B. Saran ... 48

(7)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Skizofrenia merupakan bentuk psikosis fungsional paling berat dan

menimbulkan disorganisasi personalitas yang terbesar. Klien tidak punya

kontak dengan realitas, sehingga pemikiran dan perilakunya abnormal

(Inggram, 1993 dalam Puspitasari, 2009). Skizofrenia terbentuk secara bertahap

diotaknya dalam kurun waktu yang lama. Kerusakan yang perlahan-lahan ini

yang akhirnya menjadi skizofrenia yang tersembunyi dan berbahaya (Yosep,

2009).

Pada saat ini ada kecenderungan klien dengan gangguan jiwa jumlahnya

mengalami peningkatan. Studi Bank Dunia (WorldBank) pada tahun 1995 di

beberapa negara menunjukkan bahwa hari-hari produktif yang hilang atau

Dissabiliiy Adjusted LifeYears (DALY's) sebesar 8,1% dari Global Burden of

Disease, disebabkan oleh masalah kesehatan jiwa. Angka ini lebih tinggi dari

pada dampak yang disebabkan penyakit Tuberculosis (7,2%), Kanker (5,8%),

Penyakit Jantung (4,4%) maupun Malaria (2,6%). Tingginya masalah tersebut

menunjukkan bahwa masalah kesehatan jiwa merupakan salah satu masalah

kesehatan masyarakat yang besar dibandingkan dengan masalah kesehatan

lainnya yang ada di masyarakat.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), masalah gangguan

kesehatan jiwa di seluruh dunia sudah menjadi masalah yang sangat serius.

(8)

masalah mental, diperkirakan ada sekitar 450 juta orang di dunia yang

mengalami gangguan kesehatan jiwa (Prasetyo,2006).

Inggram (1993), memperkirakan resiko skizofrenia pada suatu waktu

tertentu 0,5-1%. Sekitar 15% penderita yang masuk rumah sakit jiwa

merupakan pasien skizofrenia, 45% populasi rumah sakit jiwa adalah pasien

skizofrenia dan sebagian besar pasien skizofrenia akan tinggal di rumah sakit

untuk waktu yang lama.

Skizofrenia merupakan gangguan jiwa yang harus ditangani dengan

tepat dan benar. Akibat kurangnya pengetahuan mengenai skizofrenia, dapat

menyebabkan timbulnya pengertian yang salah dipihak keluarga maupun

lingkungan sekitarnya sehingga menyebabkan pengobatannya berlangsung

lebih lama. Masalah ini dapat menyebabkan kebingungan keluarga mencari

bantuan yang tepat untuk pengobatan skizofrenia (Benhar, 2007 dalam

Puspitasari, 2009).

Penderita gangguan jiwa sering mendapatkan stigma dan diskriminasi

yang lebih besar dari masyarakat disekitarnya dibandingkan dengan penyakit

medis lainnya. Mereka sering mendapatkan perlakuan yang tidak manusiawi,

misalnya perlakuan kekerasan, diasingkan, diisolasi atau dipasung. Perlakuan

ini disebabkan karena ketidaktahuan atau pengertian yang salah dari keluarga

atau anggota masyarakat mengenai skizofrenia sehingga menyebabkan

penderita yang sudah sembuh memiliki kecenderungan untuk mengalami

kekambuhan lagi sehingga membutuhkan penanganan medis dan perlu

(9)

dibutuhkan dalam mengantisipasi kekambuhan klien dengan cara membawa

klien kontrol berobat secara teratur ke pelayanan kesehatan terdekat

(Sumampow, 1995).

Keluarga merupakan unit paling dekat dengan penderita dan merupakan

perawat bagi penderita di rumah. Keluarga berperan dalam menentukan cara

atau perawatan yang diperlukan penderita di rumah. Keberhasilan perawat di

rumah sakit akan sia-sia jika tidak diteruskan di rumah yang kemudian

mengakibatkan penderita harus dirawat kembali atau kambuh (Keliat, dalam

Puspitasari, 2009).

Dukungan sosial dari anggota keluarga merupakan faktor-faktor yang

penting dalam kepatuhan terhadap program-program medis. Keluarga dapat

mengurangi ansietas yang disebabkan oleh penyakit tertentu dan dapat

mengurangi godaan terhadap ketidakpatuhan (Niven, 2002).

Kepatuhan adalah faktor yang menentukan efektifitas dari pengobatan.

Kepatuhan yang buruk akan membuat dampak ganda dalam arti mengeluarkan

banyak dana dan memperburuk kualitas hidup pasien. Bagi pasien,

ketidakpatuhan berobat mengakibatkan kegagalan dalam pengobatan dari sudut

pandang ekonomi kesehatan, karena dapat meningkatkan biaya berobat yaitu

dengan mahalnya harga obat pengganti dan lamanya perawatan di rumah sakit

atau hospitalisasi (Sackett, 1976 dalam Keliat, 1996).

Hasil penelitian terdahulu yang dilaksanakan oleh Aryani (2002)

mengenai hubungan faktor internal dan eksternal keluarga terhadap kepatuhan

(10)

menyimpulkan bahwa kepatuhan pasien skizofrenia untuk melakukan kontrol

berobat ke Rumah Sakit HB. Sa’anin Padang sebanyak 47,1%, sedangkan yang

tidak patuh melakukan kontrol sebanyak 52,9%.

Dari uraian diatas yang dikemukakan oleh peneliti yaitu bahwa

penderita skizofrenia yang mendapatkan dukungan keluarga mempunyai

kesempatan berkembang kearah yang lebih baik secara maksimal, sehingga

penderita skizofrenia akan bersikap positif, baik terhadap dirinya maupun

lingkungannya karena keluarga merupakan lingkungan sosial pertama yang

dikenal. Dengan dukungan keluarga yang seimbang bagi penderita skizofrenia

diharapkan baginya agar dapat meningkatkan keinginan untuk sembuh dan

memperkecil kekambuhannya.

Berdasarkan informasi data yang diperoleh dari Poliklinik RSJ Prof. dr.

HB. Sa’anin Padang menunjukkan bahwa jumlah pasien yang datang

berkunjung ke Poliklinik GMO RSJ Prof. dr. HB. Sa’anin Padang dari bulan

Januari sampai Juni 2011 adalah 1.518 orang pasien skizofrenia. Pasien ini

terdiri dari pasien umum dan pasien yang menggunakan jamkesmas. Pasien

yang menggunakan jamkesmas datang untuk kontrol berobat 2 kali dalam

sebulan, pasien umum kontrol berobat 4 kali dalam sebulan sedangkan untuk

pasien umum yang berada di luar kota melakukan kontrol berobat 2 kali dalam

sebulan.

Hasil studi awal yang peneliti lakukan di Poli GMO RSJ Prof. dr. HB.

Sa’anin Padang dengan 10 orang keluarga pasien skizofrenia. 6 orang

(11)

orang keluarga pasien, 7 orang mengatakan kalau putus obat akan menyebabkan

kekambuhan. Dari 10 orang keluarga pasien, 5 orang keluarga selalu menemani

klien untuk kontrol berobat ke poliklinik GMO dari 5 orang keluarga ini 3 orang

kontrol teratur dan 2 orang lainnya tidak teratur, 2 orang keluarga mengatakan

kalau tidak ada biaya mereka tidak kontrol ke poliklinik dan jika pasien kambuh

biasanya dikurung di rumah, 2 orang keluarga mengatakan kadang mereka

membiarkan klien sendiri untuk kontrol berobat ke poliklinik karena keluarga

sibuk bekerja, 1 orang keluarga mengatakan mereka menghentikan kontrol

berobat jika klien sembuh dan saat klien kambuh kemudian baru dibawa berobat

kembali.

Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian tentang “hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan

berobat klien skizofrenia di Poliklinik GMO RSJ Prof. dr. HB. Sa’anin Padang”.

B. Penetapan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah penelitiannya

adalah apakah ada hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan berobat

klien skizofrenia di Poliklinik GMO RSJ Prof. dr. HB. Sa’anin Padang

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan berobat

klien skizofrenia di Poliklinik GMO RSJ Prof. dr. HB. Sa’anin Padang

(12)

a. Mengetahui distribusi frekuensi dukungan keluarga terhadap kepatuhan

berobat klien skizofrenia di Poliklinik GMO RSJ Prof. dr. HB. Sa’anin

Padang

b. Mengetahui distribusi frekuensi kepatuhan berobat klien skizofrenia di

Poliklinik GMO RSJ Prof. dr. HB. Sa’anin Padang

c. Mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan berobat

klien skizofrenia di Poliklinik GMO RSJ Prof. dr. HB. Sa’anin Padang

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Rumah Sakit

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu bahan acuan dalam

menentukan kebijakan operasional RSJ Prof. HB. Sa’anin Padang agar mutu

layanan keperawatan dapat terus ditingkatkan.

2. Bagi Peneliti

Memberikan pengalaman baru bagi peneliti dalam proses belajar khususnya

dalam bidang keperawatan jiwa dan aplikasi langsung di lapangan serta

menambah wawasan tentang metode yang tepat dan efektif dalam merawat

klien skizofrenia.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Menjadikan penelitian ini sebagai data pembanding bagi peneliti

selanjutnya dan hasil penelitian yang diperoleh diharapkan dapat

dimanfaatkan bagi perkembangan ilmu dibidang kesehatan terutama bidang

Referensi

Dokumen terkait

[r]

:Pada model pembelajaran Discovery Learning dan Probing Prompting , hasil belajar siswa yang memiliki minat tinggi tidak lebih baik daripada siswa yang memiliki minat

Satuan Kerja Kegiatan Swakelola Lokasi Pekerjaan Pelaksanaan Pengadaan Pelaksanaan Kegiatan Keterangan... Nilai

yang diawasi, maka penjejakan akan dilakukan pada obyek bergerak terakhir yang dapat. dideteksi

(2012) Pengaruh Penerapan Corporate Governance terhadap Kinerja Kuangan X1=Kepemi likan Institusional X2=Ukuran Dewan Direksi X3=Aktivit as(rapat) Dewan Komisaris

atau dibebankan kepada orang lain. Contoh: Pajak Penghasilan. Pajak Tidak Langsung adalah pajak yang pada akhirnya dapat.. dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain.

Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa secara umum polis asuransi umum syariah yang dikeluarkan perusahaan Takaful Umum, Bumida Syariah, Tripakarta Syariah, Tugu

1. Faktor Internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri sendiri. Faktor Eksternal, yaitu faktor yang berasal dari luar individu. Kondisi perokonomian keluarga yang kurang