• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI PENDEKATAN TAKTIS TERHADAP HASIL BELAJAR PERMAINAN BOLA TANGAN DAN KETERAMPILAN KREATIFITAS.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IMPLEMENTASI PENDEKATAN TAKTIS TERHADAP HASIL BELAJAR PERMAINAN BOLA TANGAN DAN KETERAMPILAN KREATIFITAS."

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI PENDEKATAN TAKTIS TERHADAP HASIL BELAJAR PERMAINAN BOLA TANGAN DAN

KETERAMPILAN KREATIFITAS

( Penelitian Eksperimen Pada Kelas X Sos 2 di SMA Negeri 3 Kuningan )

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 (S1) Kependidikan Program Studi

Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Oleh Indra Lesmana

0801467

PRODI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

(2)

IMPLEMENTASI PENDEKATAN TAKTIS TERHADAP HASIL BELAJAR PERMAINAN BOLA TANGAN DAN

KETERAMPILAN KREATIFITAS

Oleh Indra Lesmana

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Indra Lesmana 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

NAMA : INDRA LESMANA

NIM : 0801467

JURUSAN : PENDIDIKAN OLAHRAGA

JUDUL : IMPLEMENTASI PENDEKATAN TAKTIS TERHADAP HASIL BELAJAR PERMAINAN BOLA TANGAN DAN KETERAMPILAN KREATIFITAS DI SMA NEGERI 3 KUNINGAN

Disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing I

(Dr. YunyunYudiana, M.Pd) NIP.196506141990011001

Pembimbing II

(Didin Budiman, M.Pd) NIP. 197409072001121001

Mengetahui Ketua Program Studi

Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

(4)

ABSTRAK

Indra Lesmana, 0801467. Implementasi Pendekatan Taktis Terhadap Hasil Belajar Permainan Bola Tangan dan Keterampilan Kreatifitas. Pembimbing 1 Dr. Yunyun Yudiana, M.Pd. Pembimbing II Didin Budiman, M.Pd.

Penelitian ini dilatar belakangi oleh kurangnya pengetahuan dan pemahaman siswa tentang permainan bola tangan, sehingga diterapkan metode pendekatan taktis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode pendekatan taktis terhadap pembentukan kreatifitas dan hasil belajar permainan bola tangan di SMA Negeri 3 Kuningan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan menggunakan desain One Group Pre-test and Post-test Design. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan non probability sampling dengan teknik sampling purposive yaitu sebanyak 20 orang. Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu skala tes kreatifitas, dan tes keterampilan bermain GPAI. Dari hasil data penelitian diperoleh nilai rata-rata dari kreatifitas adalah 15,75, keterampilan bermain 6,95 dan gabungan antara kreatifitas dan keterampilan bermain bola tangan adalah 11,35. Hasil perhitungan hipotesis gabungan menunjukkan nilai thitung sebesar 19,08 dan ttabel sebesar 2,15 sehingga

ttabel < thitung yaitu 2,021 < 19,08. Pengujian hipotesis tersebut menyimpulkan

bahwa H1 (Hipotesis kerja) diterima atau H0 (Hipotesis nol) ditolak. Hal ini

menunjukkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran taktis yang signifikan terhadap pembentukan kreatifitas dan hasil belajar keterampilan siswa dalam bermain bola tangan.

(5)

ABSTRACT

The implementation of tactical approach to the learning result of hand ball game and creativity skill. First supervisor, Dr. Yunyun Yudiana, M.Pd. Second supervisor, Didin Budiman, M.Pd.

The background of this research is because of students’ lack of knowledge and

understanding about handball game, so that the method of tactical approach is applied. The aim of this research is to find out the effect of tactical approach method toward the forming of creativity and the learning of handball game result at Senior High School 3 Kuningan. The method uses experimental method with

One Group Pre-test and post-test Design. The sample in this research uses non-probability sampling with purposive sampling technique as many as 20 people. The instruments that used in this research are the test of creativity scale and the test of creativity play GPAI. The results of this research are, the average value of creativity is 15.75, skill play is 6.75 and the creativity and skill of playing handball combination is 11.35.the combination of hypothetical calculation result, shows the value of thitung is 19.08 and ttabel is 2.15 so that ttabel < thitung is 2,021 <

19,08. The testing of hypothesis concludes that H1 (working hypothesis) is accepted or H0 (null hypothesis) is rejected. This research shows that the tactical learning model is significantly influences the forming of creativity and learning outcomes of students’ skills in playing handball.

(6)

DAFTAR ISI

BAB II KERANGKA TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN ...

A. Kerangka Teoretis………..

1. Belajar dan Pembelajaran Penjas... 2. Pendekatan Pembelajaran ... 3. Konsep Kreatifitas ...

BAB III METODE PENELITIAN... A. Metode Penelitian ... B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 1. Populasi ... 2. Sampel ...…... C. Desain dan Langkah Penelitian ... D. Instrumen Penelitian ... E. Pelaksanaan Pengumpulan Data ... F. Teknik Analisis Data ...

(7)

BAB IV HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA... A. Deskripsi Data Hasil Penelitian ……….…..… B. Pengujian Analisis……..…………..………....

1. Uji Normalitas ………

2. Uji Homogenitas... C. Pengujian Hipotesis...

D. Diskusi Penemuan ……….

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... A. Kesimpulan ………..………... B. Saran…….. ………..………...

DAFTAR PUSTAKA ...

LAMPIRAN ...

RIWAYAT HIDUP ...

51 51 52 52 52 53 55

62 62 62

64

66

(8)

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia dalam melaksanakan fungsi-fungsi kehidupan tidak akan lepas dari

pendidikan, karena pendidikan berfungsi untuk meningkatkan kualitas manusia,

baik sebagai individu maupun kelompok, yang meliputi aspek jasmani, rohani,

spiritual, material dan kematangan berpikir. Pendidikan Jasmani lebih diarahkan

pada pemberian kesempatan belajar yang lebih luas dan suasana yang kondusif

kepada siswa untuk memperoleh, dan mengembangkan pengetahuan, sikap, nilai

serta keterampilan-keterampilan sosial yang bermanfaat bagi kehidupannya di

masyarakat. Pendidikan Jasmani seyogyanya harus bisa membentuk

karakter-karakter positif pada diri siswa, dan bisa merangsang motivasi siswa untuk

berbuat lebih baik dalam kehidupan sehari-harinya maupun ketika dalam proses

pembelajaran di sekolah. Setiap materi pembelajaran Pendidikan Jasmani harus

diselaraskan dengan karakter yang akan dibentuk melalui proses pembelajaran

tersebut dan tujuannya adalah sesuai dengan kurikulum yang telah ada. Dari

penjelasan tersebut maka tujuan pendidikan adalah untuk meningkatkan kualitas

sumber daya manusia. Hal ini sesuai dengan apa yang tertuang dalam

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 dijelaskan bahwa :

Pendidikan adalah usaha sadar dan berencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi diri untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

Berdasarkan uraian tersebut pendidikan jasmani mempunyai peranan yang

sangat penting dan berbeda yang menjadi ciri khas dibandingkan bidang studi

lainnya, karena pendidikan jasmani tidak hanya mementingkan pengembangan

intelektual tetapi pengembangan diri baik dari segi keterampilan menjadi hal yang

dikembangkan dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani. Hal ini menjadi

(9)

mementingkan pengembangan intelektual, maka melalui pendidikan jasmani akan

terbina aspek-aspek atau ranah-ranah pendidikan jasmani yang menjadi ciri khas

pendidikan diantaranya aspek kognitif, afektif, psikomotor maupun aspek sosial.

Peranan guru pendidikan jasmani dalam hal ini harus dapat mengarahkan

siswa ke arah tujuan yang sesuai dengan tujuan kurikulum yang telah diterapkan.

Salah satu cara yang ditempuh guru untuk membiasakan siswa terlibat dalam

kegiatan belajar yang kondusif sesuai dengan pemaparan di atas adalah

menggunakan model-model pembelajaran maupun metode-metode pengajaran

yang bisa merangsang siswa untuk lebih termotivasi dalam mengikuti kegiatan

belajar juga bisa membawa hasil yang diharapkan oleh kurikulum. Pemahaman

maupun pengetahuan siswa di zaman sekarang ini sangat dimudahkan dengan

adanya teknologi yang serba cepat dan canggih, siswa bisa setiap saat mengakses

berbagai informasi yang ada. Hal ini mengakibatkan rasa keingintahuan siswa

menjadi lebih besar. Dalam hal ini guru harus bisa lebih variatif lagi mencari

sumber pembelajaran agar rasa keingintahuan dan motivasi yang besar untuk

belajar pada diri siswa dapat mudah dipahami oleh guru. Dengan keadaan guru

yang kreatif dalam pembelajaran memberikan aura yang positif pada kondisi

pembelajaran itu sendiri, agar tujuan pembelajaran yang disampaikan tercapai dan

mudah dipahami oleh siswa. Guru harus bisa memahami dan menguasai berbagai

strategi, metode, media pembelajaran, pendekatan dan model-model pembelajaran

yang menunjang untuk berlangsungnya kegiatan pembelajaran di sekolah.

Pendidikan jasmani menurut Abduljabar (2008:27) menjelaskan bahwa

pendidikan jasmani adalah “Proses pendidikan yang memiliki tujuan untuk

mengembangkan penampilan manusia melalui media aktivitas jasmani yang

terpilih untuk mencapai tujuan pendidikan.”Lebih lanjut menurut Mahendra (2008:15) menjelaskan bahwa pendidikan jasamani adalah: “Pendidikan jasmani

adalah proses pendidikan melalui aktivitas jasmani, permainan atau olahraga

untuk mencapai tujuan pendidikan.”

Pendidikan jasmani yang merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan

(10)

3

tidak hanya untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam bidang olahraga atau

hanya bertujuan untuk meningkatkan kebugaran jasmani peserta didik, akan tetapi

pendidikan jasmani memiliki tujuan yang bersifat menyeluruh (holistik).

Menurut Lutan (2000:2-3) menyatakan bahwa tujuan pendidikan jasamani

adalah:

Tujuan pendidikan jasmani adalah untuk: (1) mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan aktivitas jasmani, perkembangan estetika dan perkembangan sosial, (2) membangun kepercayaan diri dan kemampuan untuk menguasai keterampilan gerak dasar yang akan mendorong partisipasinya dalam aneka aktivitas jasmani, (3) memperoleh dan mempertahankan derajat kebugaran jasmani yang optimal untuk melaksanakan tugas sehari-hari secara efisien dan terkendali, (4) mengembangkan nilai-nilai pribadi melalui partisipasi dalam aktivitas jasmani baik secara berkelompok maupun perorangan, (5) berpartisipasi dalam aktivitas jasmani yang dapat mengembangkan keterampilan sosial yang memungkinkan siswa berfungsi secara efektif dalam hubungan antar orang, (6) menikmati kesenangan dan keriangan melalui aktivitas jasmani, termasuk aktivitas olahraga

Untuk mencapai tujuan pendidikan jasmani maka seorang guru pendidikan

jasmani harus mengetahi keadaan fasilitas olahraga yang ada di sekolah serta

harus mengetahui keadaan dan karakteristik peserta didik, sehingga dapat

menentukan metode yang tepat dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani.

Tujuan pembelajaran pendidikan jasmani yang dirumuskan guru dalam proses

belajar mengajar harus mengacu pada tujuan kurikulum dan tujuan pembelajaran

yang telah ditetapkan sebalumnya. Tujuan dalam pembelajaran pendidikan

jasmani pada hakekatnya harus mencakup 3 aspek pendidikan yaitu: aspek

kognitif (pengetahuan intelektual), afektif (sikap sosial) dan psikomotor

(keterampilan gerak). Ketiga aspek tersebutlah yang menjadi kajian dalam

kegiatan belajar mengajar pendidikan jasmani di sekolah.

Dalam usaha untuk mencapai tujuan pendidikan jasmani maka kurikulum

pembelajaran yang diterapkan di sekolah memiliki peranan penting untuk

mencapai tujuan pendidikan jasmani. Kurikulum merupakan landasan dalam

melakukan proses pembelajaran, Beauchamp (1975) dalam Sukmadinata

(2008:39) menjelaskan bahwa “Kurikulum sebagai seperangkat pernyataan yang

(11)

menegaskan hubungan diantara unsur-unsurnya, memberikan pegangan

bagaimana pengembangan, penggunaan dan evaluasinya.” Oleh karena itu

pengembangan kurikulum pendidikan jasmani harus disesuaikan dengan

karakteristik siswa dan juga keadaan sekolah, selain itu juga dalam menetapkan

kurikulum pembelajaran harus sesuai dengan landasan dan prinsip-prinsip

pengembangannya, Sukmadinata (2008:39) menjelaskan bahwa:

Praktek kurikulum dikembangkan dari teori kurikulum dan pengembangan teori kurikulum lebih luas dari praktek kurikulum. Pengembangan teori berkenaan dengan pengembangan konsep, prinsip, kaidah, model, prosedur di dalam profesi pendidikan, sebab teori kurikulum merupakan bagian dari teori pendidikan

Dalam kurikulum pembelajaran pendidikan jasmani yang dikembangkan di

sekolah, ada berbagai jenis pembelajaran yang diajarkan kepada siswa sebagai

sarana untuk meningkatkan mutu pembelajaran dan keterampilan peserta didik.

Materi pembelajaran pendidikan jasmani yang dikembangkan dalam kurikulum

pembelajaran di sekolah dan harus diikuti oleh siswa antara lain adalah mata

pelajaran atletik, kebugaran jasmani, kesehatan dan olahraga permainan.

Olahraga permainan merupakan salah satu materi yang harus diikuti oleh

siswa dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani, klasifikasi jenis olahraga

permainan dapat di golongkan menjadi 4 jenis permainan yaitu Invasion,

Net/Wall, Fielding/Run-scoring dan Target. Hal ini sesuai dengan apa yang

dikemukakan oleh Almond (1986) dalam Griffin et.al (1997) yang dikutip oleh

Hoedaya (2001:21) yang mengatakan bahwa “....Kesemua jenis olahraga tersebut

memiliki ciri-ciri pelaksanaan yang serupa, meski keterampilan teknik dasar yang

berbeda-beda. Klasifikasi sistem permainan yang serupa dari berbagai cabang

(12)

5

Tabel 1.1

Klasifikasi Sistem Permainan Berbagai cabang Olahraga

Almond (1986) dalam Metzler (2000)

Invasion Net/Wall Fielding/Run-scoring Target

Basketball Badminton Baseball Golf

Team handball Volleyball Softball Croquet

Water polo Tennis Rounders Bowling

Soccer Table tennis Cricket Lawnbowls

Hockey Squash Kickball Pool

Rugby Pickle ball Billiards

Speedball Racquetball Snookes

Netball Net

Foorball Fives

Ultimate

Frisbee

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa Invasion games adalah permainan

yang bertujuan untuk menguasai daerah lawan untuk membuat skor atau dapat

diartikan sebagai permainan saling serng untuk memenangkan pertndingan.

Net/Wall games melibatkan benda yang sengaja dilemparkan atau dipukul ke

udara dengan tujuan untuk bisa dikembalikan oleh lawan bermainnya.

Fielding/run scoring games tujuannya adalah untuk memukul suatu benda

(biasanya bola) sehingga menghindarkannya dari penguasaan lawan. Target

games diartikan sebagai permainan yang menuntut objek menggerakan benda

dengan tingkat ketepatan tinggi ke sasaran tertentu.

Jenis olahraga permainan yang telah dijelaskan di atas merupakan bagian dari

materi pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah, akan tetapi tidak semua jenis

olahraga permainan merupakan materi wajib yang diajarkan kepada siswa dan

tercantum dalam kurikulum pendidikan jasmani di sekolah. Ada pun materi

(13)

Menengah Atas (SMA) adalah sepak bola, bola voli, bola basket, bola tangan,bulu

tangkis dan tenis meja. Sedangkan jenis olahraga permainan yang lainnya jarang

dan bahkan tidak diajarkan di sekolah sebagai materi pembelajaran.

Permainan bola tangan merupakan salah satu bagian dari pendidikan jasmani,

walaupun demikian permainan bola tangan belum menjadi mata pelajaran wajib

dalam kurikulum di sekolah, permainan bola tangan hanya menjadi mata pelajaran

pengganti pada pembelajaran pendidikan jasmani. Hal ini disebabkan karena

permainan bola tangan belum begitu populer dan dipahami oleh siswa di berbagai

tingkat pendidikan dibandingkan dengan jenis olahraga permainan lainnya.

Pengertian bola tangan menurut Mahendra (2000:6) menyebutkan bahwa

“Bola Tangan bisa diartikan sebagai permainan beregu yang menggunakan bola sebagai alatnya, yang dimainkan dengan menggunakan satu atau kedua tangan.

Bola tersebut boleh dilempar, dipantulkan atau ditembakan ke gawang lawan

untuk memasukan bola sebanyak-banyaknya.”

Dari penjelasan di atas permainan bola tangan dapat diajarkan sebagai meteri

wajib, bukan hanya sebagai materi pengganti dalam pembelajaran pendidikan

jasmani di sekolah. Akan tetapi, karena permainan bola tangan merupakan jenis

permainan yang baru dikenal oleh siswa, maka dalam proses pembelajarannya

harus memperhatikan metode pembelajaran yang tepat sehingga siswa dapat

mengerti, memahami dan merasa senang ketika mengikuti pembelajaran bola

tangan.

Dalam upaya melaksanakan pembelajaran yang baik, khususnya pembelajaran

permainan bola tangan tentu saja upaya yang logis dari seorang guru dalam hal

pendekatan yang sesuai, mengorganisasikan serta modifikasi fasilitas dan

peralatan, jumlah pemain, kompleksitas skill, tujuan permainan dan suasana

pembelajaran harus menjadi perhatian dan pertimbangan khusus bagi seorang

guru pendidikan jasmani. Hoedaya (2001:14) mengemukakan bahwa “Tujuan

utama dalam mengajarkan suatu permainan adalah untuk kesenangan, keterlibatan

aktif, dan peningkatan keterampilan bermain siswa yang berdampak positif

(14)

7

Pelaksanaan proses pembelajaran permainan bola tangan di sekolah,

khususnya di SMA Negeri 3 Kuningan harus menimbulkan rasa senang pada diri

siswa yang mengikuti pembelajaran, akan tetapi karena permainan bola tangan

merupakan permainan yang baru dikenal oleh siswa pasti akan terdapat beberapa

masalah yang dihadapi, yaitu ketertarikan siswa terhadap materi pembelajaran

bola tangan, teknik dasar permainan bola tangan, peraturan permainan dan cara

bermain bola tangan yang belum semua siswa mengetahuinya.

Penggunaan model pembelajaran yang tepat sangat dipelukan agar siswa dapat

cepat memahami dan menguasai teknik dasar permainan bola tangan, selain itu

yang terpenting adalah siswa merasa senang dalam mengikuti pembelajaran bola

tangan. Adapun model pendekatan pembelajaran yang diharapkan mampu

mengatasi masalah tersebut adalah dengan menggunakan model pendekatan taktis

dalam pembelajaran permainan bola tangan.

Model pendekatan taktis adalah sebuah model yang menekankan kepada

proses game-drill-game atau dapat diartikan sebagai pendekatan permainan,

sehingga dengan menggunakan pendekatan taktis akan memotivasi siswa untuk

terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran permainan bola tangan.

Pendekatan taktis yang dimaksud adalah pendekatan yang sesuai dengan

karakteristik kesulitan bermain bola tangan dan karakteristik keragaman tingkat

keterampilan yang dimiliki oleh siswa.

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas maka penulis ingin meneliti

tentang “Implementasi Pendekatan Taktis Terhadap Hasil Belajar Permainan Bola

Tangan Dan Keterampilan Kreatifitas (Penelitian Eksperimen Pada Siswa Kelas X

di SMA Negeri 3 Kuningan).”

B. Identifikasi Masalah

Pembelajaran permainan bola tangan merupakan materi baru dalam mata

pelajaran pendidikan jasmani dan belum diajarkan seperti materi olahraga

permainan yang lain di sekolah, terutama di SMA Negeri 3 Kuningan,

pembelajaran permainan bola tangan hanya menjadi materi pengganti bagi materi

(15)

Dalam penelitian adanya identifikasi masalah sangatlah penting untuk

memperjelas permasalahan yang timbul dalam penelitian. Masalah dalam

penelitian ini dilatarbelakangi oleh beberapa alasan, diantaranya yaitu kurangnya

keterampilan bermain siswa dan kurangnya kreatifitas siswa ketika berada dalam

kegiatan pembelajaran bola tangan yang berakibat pada rendahnya hasil belajar

keterampilan bermain bola tangan. Maka dalam penelitian ini penulis

mengidentifikasi masalah yang muncul dalam penelitian yaitu:

1. Kurangnya kreatifitas siswa dalam pembelajaran permainan bola tangan

2. Kurangnya keterampilan bermain siswa dalam pembelajaran permainan

bola tangan

3. Kurangnya hasil belajar siswa dalam bermain bola tangan

Dari berbagai identifikasi masalah yang kemukakan di atas maka penerapan

pendekatan taktis bertujuan untuk memecahkan masalah yang muncul dalam

proses pembelajaran permainan bola tangan di SMA Negeri 3 Kuningan, terutama

kurangnya keterampilan bermain bola tangan dan kurangnya kreatifitas siswa

dalam proses pembelajaran menjadi hal yang berpengaruh pada rendahnya

kualitas hasil belajar siswa tersebut. Hal ini menjadi permasalahan-permasalahan

yang muncul dan akan dibahas secara jelas dalam penelitian ini.

C. Rumusan Masalah

Aktivitas belajar siswa di SMA Negeri 3 Kuningan dalam mengikuti proses

pembelajaran bola tangan sangat dipengaruhi oleh berbagai aspek, salah satunya

adalah metode pembelajaran yang digunakan. Model pembelajaran taktis

merupakan salah satu model yang dapat digunakan agar siswa dapat terlibat aktif

selama proses pembelajaran bola tangan, yang akan berpengaruh terhadap tingkat

keterampilan siswa dalam menguasai teknik dasar permainan bola tangan.

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang penulis kemukakan

(16)

9

1. Apakah terdapat pengaruh model pembelajaran pendekatan taktis terhadap

pembentukan kreatifitas siswa dalam permainan bola tangan?

2. Apakah terdapat pengaruh model pembelajaran pendekatan taktis terhadap

hasil belajar keterampilan bermain bola tangan?

3. Apakah terdapat pengaruh model pembelajaran pendekatan taktis terhadap

pembentukan kreatifitas siswa dan hasil belajar keterampilan bermain bola

tangan?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang masalah penelitian dan rumusan masalah

penelitian, maka tujuan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh model pembelajaran

pendekatan taktis terhadap pembentukan kreatifitas siswa dalam bermain

bola tangan.

2. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh model pembelajaran

pendekatan taktis terhadap hasil belajar keterampilan bermain bola tangan.

3. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh model pembelajaran

pendekatan taktis terhadap pembentukan kreatifitas siswa dan hasil belajar

keterampilan bermain bola tangan,.

E. Manfaat Penelitian

Berdasarkan permasalahan penelitian yang telah diuraikan, maka penulis

berharap penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan dan informasi,

antara lain:

1. Bagi Siswa

1) Meningkatkan pembelajaran anak

2) Meningkatkan rasa percaya diri dan rasa senang terhadap proses

pendidikan jasmani

(17)

4) Meningkatkan pemahaman, pengetahuan, pemikiran konsep belajar

melalui model pembelajaran pendekatan taktis

2. Bagi Guru

1) Memberikan pengetahuan dan pengalaman dalam penerapan model

pembelajaran pada siswa

2) Meningkatkan pemahaman tentang penerapan model-model

pembelajaran

3) Mengembangkan kemampuan dalam penerapan model-model

pembelajaran dalam pendidikan jasmani

3. Bagi Sekolah

1) Memberikan konstribusi bagi sekolah dalam mengembangkan

pembelajaran

2) Mendorong siswa untuk berprestasi melalui pembelajaran Aktif,

Inovatif, Kreatif, Efisien, dan Menyenangkan (PAIKEM)

3) Mampu mengembangkan pendekatan pembelajaran sesuai dengan

tuntutan lingkungan

F. Batasan Masalah

Untuk menghindari berbagai penafsiran yang terlalu luas dan supaya masalah

yang di bahas tidak menyimpang dari masalah yang sebenarnya, maka penulis

membatasi penelitian sebagai berikut:

1. Ruang lingkup penelitian ini hanya pada pengaruh model pembelajaran

pendekatan taktis terhadap pembentukan kreatifitas dan hasil belajar

keterampilan bermain bola tangan dalam pembelajaran bola tangan pada

siswa SMA Negeri 3 Kuningan,

2. Yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah model

pembelajaran pendekatan taktis dan variabel terikatnya adalah kreatifitas

siswa dan hasil belajar keterampilan bermain bola tangan.

(18)

11

4. Sampel penelitian ini adalah siswa yang aktif mengikuti ekstrakurikuler

bola tangan di SMA Negeri 3 Kuningan sebanyak 20 orang.

5. Instrumen yang digunakan adalah Lembar observasi. Untuk mengukur

kreatifitas siswa, indikator dari kreatifitas, sedangkan untuk tes

keterampilan bermain Penulis mengacu dari Griffin, Mitchell, dan Oslin

(1997) yaitu Game Performance Assesment Instrument (GPAI) yang telah

di terjemahkan kedalam bahasa Indonesia yang menjadi Instrumen

(19)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Dalam suatu penelitian diperlukan suatu metode atau cara yang ditempuh

untuk memperoleh data. Metode adalah langkah-langkah yang diambil untuk

memudahkan penelitian. Setiap penelitian terlebih dahulu harus memutuskan

metode apa yang akan digunakan dalam penelitian tersebut. Hal ini dilakukan

karena metode merupakan cara yang akan menentukan berhasil atau tidaknya

tujuan yang akan dicapai. Surakhmad (1998:131) menjelaskan bahwa :

Metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesa, dengan mempergunakan teknik serta alat-alat tertentu. Cara itu dipergunakan setelah penyelidik memperhitungkan kewajarannya ditinjau dari tujuan penyelidikan serta dari situasi penyelidikan.

Seperti yang dijelaskan oleh Sugiyono (2011:109) adalah sebagai berikut:

Metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Metode penelitian eksperimen adalah metode penelitian kuantitatif.

Selanjutnya Sugiyono (2011:11) mengemukakan bahwa, “ Metode penelitian

eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh

treatmenttertentu (perlakuan) dalam kondisi yang terkontrol (laboratorium).”

Metode penelitian eksperimen merupakan rangkaian kegiatan percobaan

dengan tujuan untuk menyelidiki suatu masalah sehingga diperoleh hasil. Jadi

dalam metode ini harus ada faktor yang dicobakan adalah variabel bebas yaitu

model pembelajaran pendekatan taktis untuk diketahui pengaruh atau dampaknya

terhadap variabel terikat yaitu pembentukan kreatifitas siswa dalam bermain

bolatangan dan hasil belajar keterampilan bermain bola tangan.

Dalam penelitian ini sampel diberikan tes awal (pretest) menggunakan lembar

(20)

42

dalam bermain bolatangan sebelum diberikan perlakuan (treatment). Setelah data

awal terkumpul maka selanjutnya diberikan treatment melalui model

pembelajaran pendekatan taktis sebanyak 16 kali pertemuan selama 1 bulan,

setelah itu diberikan tes akhir (posttest) menggunakan lembar observasi tentang

tentang kreatifitas siswa dan keterampilan bermain bola tangan. Hal tersebut

dilakukan untuk mengetahui pengaruh atau dampak yang ditimbulkan oleh model

pembelajaran pendekatan taktis terhadap pembentukan kreatifitas siswa dalam

bermain bola tangan dan keterampilan dasar bermain bola tangan.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Menurut Arikunto (2010:173), populasi yaitu “keseluruhan subjek penelitian”.

Populasi merupakan jumlah data yang akan dijadikan objek penelitian. Sugiyono

(2007:80) menjelaskan populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:

objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga objek dan benda-benda alam

lain. Populasi juga bukan hanya sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang

dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek

atau obyek itu.

Berdasarkan pendapat dua ahli diatas dapat disimpulkan bahwa yang

dimaksud populasi adalah keseluruhan subjek dan sumber data yang sudah

ditetapkan untuk dipelajarisifat-sifatnya. Adapun populasi dalam penelitian ini

adalah seluruh siswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran bola tangan di SMA

Negeri 3 Kuningan yang berjumlah 20 orang.

2. Sampel

Karena keterbatasan waktu, dana, tenaga, peneliti membatasi subjek

peneletian yang akan diteliti yakni dengan melakukan penelitian sampel.

(21)

Setelah mengetahui populasi yang akan diteliti, langkah selanjutnya adalah

menentukan sampel dari populasi tersebut. Sugiyono (2012:118) mengatakan

bahwa sampel adalah:

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan penelitian tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi.

Dalam proses penelitian ini, penulis mengambil sebagian dari populasi untuk

dijadikan sampel. Tentang jumlah sampel penelitian penulis berpedoman kepada

pendapat Arikunto (2006:134) sebagai berikut:

untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subjek kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitian merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subjek besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih.

Sejalan dengan pendapat tersebut, maka penarikan sampel yang digunakan

adalah non probability sampling dengan teknik sampling purposive. Menurut Sugiyono (2012:120) “non probability sampling adalah teknik tidak memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel”. Sedangkan sampling purposiveadalah “teknik penentuan

sampel dengan pertimbangan tertentu” dengan kriteria yaitu siswa yang rajin

mengikuti ekstrakulikuler, yang terdiri dari siswa SMA Negeri 3 Kuningan yang

mengikuti pembelajaran bola tangan dengan jumlah 20 orang.

C. Desain dan Langkah Penelitian

Desain penelitian sangat dibutuhkan dalam suatu penelitian, hal ini

mempunyai tujuan untuk memberikan arah dan jalan terhadap keberhasilan suatu

penelitian. Nasution (2004:40) menyatakan bahwa: ”Desain penelitian merupakan

suatu rencana tentang cara mengumpulkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan penelitian”.Untuk memetukan suatu desain penelitian biasanya disesuaikan dengan metode yang akan digunakan. Metode yang digunakan dalam penelitian

(22)

44

penelitian ini adalah Pre-test and Post-test Group Design. Adapun bentuk dari

desain ini dapat dilihat pada Tabel 3.1

Tabel 3.1

One Group Pretest and Posttest Group Design

O1 X O2

(Sumber : Sugiyono (2011:10)

Keterangan :

O1 : Pretest, yaitu tes awal

X :Perlakuan atau treatmen (Perlakuan atau pembelajaran menggunakan model pendekatan taktis)

O2 : Posttest, yaitu tes akhir (Observasi setelah perlakuan dengan menggunakan model pendekatan taktis)

Adapun langkah-langkah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar 3.2 Langkah-langkah Penelitian

Populasi

Sampel

Tes Awal

Tes akhir setelah menggunakan model pendekatan taktis

Pengolahan dan Analisis data

Kesimpulan

(23)

D. Instrumen Penelitian

Sebelum melakukan penelitian, peneliti harus mempersiapkan terlebih dahulu

instrumen yang akan digunakan. Sugiyono (2010:146) menjelaskan bahwa “instrumen penelitiaan adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati”. Untuk memperoleh data secara objektif, diperlukan instrumen yang tepat sehingga masalah yang diteliti akan

terefleksi dengan baik. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaiu

lembar observasi.

Sedangkan untuk mengukur keterampilan bermain siswa dalam bermain

bolatangan instrumen yang digunakan adalah mengacu pada Griffin, Mitchell, dan

Oslin (1997) Instrumen penilaian yang diberi nama Game Performance

Assessment Instrument (GPAI) yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa

Indonesia menjadi Instrumen Penilaian Penampilan Bermain (IPPB). Tujuannya

unuk membantu para guru dan pelatih dalam mengobservasi dan mendata perilaku

pemain sewaktu permainan berlangsung.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan langkah-langkah untuk

memperoleh data sebagai berikut:

1. Membuat dan menyusun kisi-kisi lembar observasi,

2. Membuat dan menyusun skala penilaian dari lembar observasi.

Dari tabel kisi-kisi lembar observasi tersebut, terdapat beberapa aspek yang

akan di nilai. Setiap aspek diberikan bobot skor dengan menggunakan skala likert.

Sugiono (2012:133) mengemukakan:

(24)

46

Kategori penyekoran atau kriteria pengukuran yang digunakan dalam penelitian

ini yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.3

Kategori Pemberian Skor

Alternatif Jawaban Skor Alternatif Jawaban

Sangat Baik 5

Baik 4

Cukup 3

Kurang 2

Sangat Kurang 1

(Sumber: Sugiyono, 2012:135)

Ket : Pedoman dan Kisi-Kisi Observasi terlampir

E. Pelaksanaan Pengumpulan Data

Adapun jadwal pelaksanaan eksperimen yang penulis laksanakan adalah

sebagai berikut :

1. Pelaksanaan tes awal. Pelaksanaan tes awal dilakukan untuk mengetahui

kemampuan awal siswa sebelum dilakukan perlakuan (Treatment). Tes

awal tersebut dilakukan di lapangan olahraga SMA Negeri 3 Kuningan.

2. Pelaksanaan eksperimen. Pelaksanaan perlakuan (treatment) dilakukan

sebanyak 16 kali pertemuan. Dalam satu minggu dilakukan 3 kali

pertemuan, yaitu hari Selasa, Kamis dan Sabtu.

3. Pelaksanaan Pembelajaran. Dalam pelaksanaan eksprimen atau perlakuan,

pembelajaran yang dilakukan terbagi dalam tiga bagian, yaitu pemanasan,

kegiatan inti, dan penutup. Adapun uraian pembelajarannya adalah

sebagai berikut :

a. Pemanasan (15 menit)

b. Pembelajaran inti (60 menit)

(25)

4. Pelaksanaan tes akhir. Pelaksanaan tes akhir dilaksanakan untuk

mengetahui kemampuan akhir siswa setelah pembelajaran dilaksanakan

perlakuan selama 16 pertemuan dengan menggunakan model

pembelajaran pendekatan taktis

F.Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil pengukuran selanjutnya diolah dengan

menggunakan cara-cara statistika agar diperoleh suatu akhir atau kesimpulan yang

benar. Adapun rumus-rumus statistika yang digunakan untuk mengolah datateknik

analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji kesamaan rata-rata

dengan uji t . Langkah-langkah pengolahan data tersebut adalah sebagai berikut:

1. Mencari nilai rata-rata (x ) dari setiap kelompok

x = ∑xi

n

Keterangan:

x : rata-rata suatu kelompok

n : jumlah sampel

xi : nilai data

∑xi : jumlah sampel suatu kelompok 2. Mencari Simpangan Baku

S = √

2

Keterangan:

S : simpangan baku yang dicari

n : jumlah sampel

∑(xi-x)2 : jumlah kuadrat nilai data dikurangi rata-rata

3. Uji kenormalan secara parametrik dengan uji liliefors, dimana prosedur pengujiannya adalah sebagai berikut:

a. Pengamatan X1, X2,.... Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2, .... Zn dengan

(26)

48

f. Untuk menolak atau menerima hipotesis, membandingkan L0 dengan

nilia kritis L yang diambil dari daftar untuk taraf nyata α yang dipilih. Apabila hipotesis nol ditolak jika L0 yang diperoleh lebih besar dari

S = Varians dari kelompok lebih besar

2 2

S = Varians dari kelompok kecil

Kriteria pengujian homogenitas adalah terima hipotesis jika Fhitung lebih kecil

(27)

5. Pengujian Signifikan

Pengujian signifikansi menggambarkan bahwa terdapat pengaruh atau

tidaksuatu model pembelajaran terhadap objek penelitian, dengan sebagai

berikut:

Hipotesis

Uji signifikan pada hipotesis ini menggunakan uji kesamaan rata-rata dengan

satu pihak atau uji t satu arah dengan dengan rumus:

t =

Melihat perolehan hasil dari thitung, dengan menggunakan derajat kebebasan

(dk) = n-2; dan taraf signifikansi (α) = 0,05. Apabila thitung>ttabel maka H0 ditolak,

dan begitu pula sebaliknya.

Hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji t kesamaan rata-rata 1 pihak,

dengan hipotesis statistik sebagai berikut:

1. Pembentukan Kreatifitas:

H0 : μ1 = 0, Model pembelajaran pendekatan taktis tidak memberikan

pengaruh yang signifikan terhadap pembentukan kreatifitas

siswa dalam bermain bola tangan.

Ha : μ1 > 0, Model pembelajaran pendekatan taktis memberikan pengaruh

yang signifikan terhadap pembentukan kreatifitas siswa dalam

bermain bola tangan.

2. Hasil belajar keterampilan bermain

H0 : μ1 = 0, Model pembelajaran pendekatan taktis tidak memberikan

pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar keterampilan

bermain bola tangan.

Ha : μ1 > 0, Model pembelajaran pendekatan taktis memberikan pengaruh

yang signifikan terhadap hasil belajar keterampilan bermain

(28)

50

3. Gabunngan pembentukan kreatifitas dan hasil belajar keterampilan bermain bola tangan

H0 : μ1 = 0, Model pembelajaran pendekatan taktis tidak memberikan

pengaruh yang signifikan terhadap pembentukan kreatifitas

dan hasil belajar keterampilan bermain bola tangan.

Ha : μ1 > 0, Model pembelajaran pendidikan taktis memberikan pengaruh

yang signifikan terhadap pembentukan kreatifitas dan hasil

(29)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai penerapan atau implementasi model

pendekatan taktis pada pembelajaran permainan bola tangan di SMA Negeri 3

Kuningan memberikan dampak atau pengaruh yang baik terhadap pembentukan

kreatifitas dan keterampilan bermain bola tangan, maka peneliti sampaikan pada

kesimpulan akhir dari penelitian yang telah dilakukan, menyatakan bahwa:

1. Model pembelajaran pendekatan taktis memberikan pengaruh yang

signifikan terhadap pembentukan kreatifitas siswa dalam pembelajaran

bola tangan di SMA Negeri 3 Kuningan

2. Model pembelajaran pendekatan taktis memberikan pengaruh yang

signifikan terhadap hasil belajar keterampilan bermain bola tangan di

SMA Negeri 3 Kuningan

3. Model pembelajaran pendekatan taktis memberikan pengaruh yang

signifikan terhadap pembentukan kreatifitas dan hasil belajar keterampilan

bermain bola tangan di SMA Negeri 3 Kuningan

B. Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan berkenaan dengan proses penelitian

yang telah diperoleh dari analisis data dan berdasarkan kesimpulan yang telah

diungkapkan di atas oleh penulis lakukan. Maka penulis memberikan saran,

adapun saran-saran tersebut adalah sebagai berikut :

1. Bagi guru, pada khususnya adalah guru pendidikan jasmani dengan

banyaknya model pembelajaran diharapkan guru mampu mengaplikasikan

salah satu model pembelajaran pendidikan jasmani dalam proses

(30)

63

2. Bagi para siswa agar tetap melakukan proses pembelajaran sebagaimana

mestinya dan diharapkan pada diri siswa dapat mengembangkan potensi yang

dimilikinya serta menerima hal-hal baru yang dilakukan oleh guru atau

sumber belajar lainnya.

3. Bagi pihak sekolah diharapkan hasil penelitian ini menjadi sumbangan ilmu

pengetahuan yang akan bermanfaat bagi para pengajar di SMA Negeri 3

Kuningan, khususnya guru pendidikan jasmani.

4. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan agar dapat menyempurnakan penelitian

dengan wawasan dan cakupan yang lebih luas, karena penulis merasa masih

banyak kekurangan dalam penelitian ini yang disebabkan oleh keterbatasan

(31)

DAFTAR PUSTAKA

Abduljabar, Bambang. 2008. Manajemen Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Bandung: FPOK Universitas Pendidikan Indonesia.

__________________; Darajat, Jajat 2010.Modul Aplikasi Statistika Dalam Penjas.

Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Asrori, Muhammad. Psikologi Pembelajaran. Bandung: PT. CV WACANA PRIMA.

Aunurrahman. (2010). Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Penerbit Alfabeta

Hoedaya, Danu. 2001. Penerapan Pendekatan Taktis Dalam Pembelajaran Bolabasket. Jakarta: Direktorat Jenderal Olahraga.

Husdarta, Yudha M. Saputra. 2000. Belajar dan Pembelajaran. DEPDIKNAS.

Indonesia HandBall Association. 2005. Peraturan Permainan. International HandBall Federation.

Juliantine. Tite; Subroto.T., dan Yudiana.Y. 2011. Model-Model Pembelajaran Pendidikan Jasmani.Bandung: Prodi PJKR UPI

_____________.2010.Disertasi. Model Pembelajaran Inkuiri dalam Pendidikan Jasmani Untuk Mengembangkan Kreatifitas Siswam Sekolah Dasar. Bandung: Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia.

Lutan, Rusli. 2000. Strategi Belajar Mengajar Penjaskes. DEPDIKNAS.

Mahendra, Agus. 2000. Bola Tangan. DEPDIKNAS.

_____________. 2008. Asas dan Falsafah Pendidikan Jasmani. Bandung: FPOK Universitas Pendidikan Indonesia.

Metzler, M.W. 2000. Instructional Models for Physical Education. Boston: Allyn and Bacon.

Munandar,Utami. 2009. Pengembangan Kreatifitas Anak Berbakat. PT. Rineka Cipta.

(32)

65

Rusman. 2010. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesional Guru. Jakarta: Rajawali Pers.

Sagala, Syaiful. 2003. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Subarjah, Herman. (2009) Hubungan Antara Tingkat Kebugaran Jasmani DanMotivasi Dengan Hasil Belajar Siswa. FPOK

Subroto, Toto. 2001. Pembelajaran Keterampilan dan Konsep Olahraga Di Sekolah Dasar. DEPDIKNAS.

Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

_______. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar.Bandung: Remaja Rosda Karya

Sugiono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatifdan R&D. Bandung: Alfabeta.

_______. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2008. Metodelogi Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

________________________. 2009. Landasan Psikologi Proses Pendidikan.

Bandung: PT Rosda Karya

Surakhmad.1998. Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode Teknik.Bandung: Tarsito.

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003.

http://ceriacerdas, Desmita (2007)

http://dianpelita.wordpress.com/2011/02/21/teori-teori-dan-proses-belajar/

http://herrystw.wordpress.com/2011/05/23/pengertian-belajar-menurut-para-ahli/

http://ichaledutech.blogspot.com/2013/03/pengertian-belajar-pengertian.html

http://ndrakbar.blogspot.com/2012/12/bola-tangan-pengertian-dan-teknik-dasar.html

Gambar

Tabel 3.1 One Group Pretest and Posttest Group Design
Tabel 3.3

Referensi

Dokumen terkait

PENGARUH KEBERADAAN RUANG PUBLIK TERHADAP SIKAP MAHASISWA FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN (FPTK) UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA (UPI)C. Universitas Pendidikan Indonesia

logam berat yang apabila jumlahnya berlebihan dalam badan air dapat. menurunkan

Lailasari Hutabarat, Pemberian Beberapa Jenis Antioksidan terhadap Peningkatan Ketahanan Salinitas pada Turunan F4 Kedelai Berdasarkan Aktivitas.. Enzin Peroksidase (POD)

Molekul yang mengandung dua gugus kromofor atau lebih akan mengabsorpsi cahaya pada panjang gelombang yang hampir sama dengan molekul yang hanya mempunyai satu gugus

6 Pilihan saya terhadap organisasi tempat saya bekerja sangat tepat, dan berbagai tugas lainnya sudah saya pertimbangkan pada saat saya bergabung.. 7 Kepedulian saya terhadap

Pemeringkatan bagi Asosiasi/ Himpunan Tingkat Nasional bertumpu pada fungsi dan tugasnya dalam pengembangan organisasi, peran dan fungsi di sektor masing- masing, pengembangan

Mengingat persalinan seksio sesarea adalah salah satu persalinan pada keadaan darurat, maka penting untuk diketahui penelitian tentang gambaran indikasi terbanyak persalinan

Dengan program aplikasi ini pengolahan data dan proses transaksi simpan-pinjam diharapkan akan menjadi lebih baik, sehingga mutu pelayanan yang diberikan pihak KOPPAS