IMPLEMENTASI PENDEKATAN TAKTIS TERHADAP HASIL BELAJAR PERMAINAN BOLA TANGAN DAN
KETERAMPILAN KREATIFITAS
( Penelitian Eksperimen Pada Kelas X Sos 2 di SMA Negeri 3 Kuningan )
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 (S1) Kependidikan Program Studi
Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Oleh Indra Lesmana
0801467
PRODI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG
IMPLEMENTASI PENDEKATAN TAKTIS TERHADAP HASIL BELAJAR PERMAINAN BOLA TANGAN DAN
KETERAMPILAN KREATIFITAS
Oleh Indra Lesmana
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
© Indra Lesmana 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
LEMBAR PENGESAHAN
NAMA : INDRA LESMANA
NIM : 0801467
JURUSAN : PENDIDIKAN OLAHRAGA
JUDUL : IMPLEMENTASI PENDEKATAN TAKTIS TERHADAP HASIL BELAJAR PERMAINAN BOLA TANGAN DAN KETERAMPILAN KREATIFITAS DI SMA NEGERI 3 KUNINGAN
Disetujui dan disahkan oleh:
Pembimbing I
(Dr. YunyunYudiana, M.Pd) NIP.196506141990011001
Pembimbing II
(Didin Budiman, M.Pd) NIP. 197409072001121001
Mengetahui Ketua Program Studi
Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
ABSTRAK
Indra Lesmana, 0801467. Implementasi Pendekatan Taktis Terhadap Hasil Belajar Permainan Bola Tangan dan Keterampilan Kreatifitas. Pembimbing 1 Dr. Yunyun Yudiana, M.Pd. Pembimbing II Didin Budiman, M.Pd.
Penelitian ini dilatar belakangi oleh kurangnya pengetahuan dan pemahaman siswa tentang permainan bola tangan, sehingga diterapkan metode pendekatan taktis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode pendekatan taktis terhadap pembentukan kreatifitas dan hasil belajar permainan bola tangan di SMA Negeri 3 Kuningan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan menggunakan desain One Group Pre-test and Post-test Design. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan non probability sampling dengan teknik sampling purposive yaitu sebanyak 20 orang. Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu skala tes kreatifitas, dan tes keterampilan bermain GPAI. Dari hasil data penelitian diperoleh nilai rata-rata dari kreatifitas adalah 15,75, keterampilan bermain 6,95 dan gabungan antara kreatifitas dan keterampilan bermain bola tangan adalah 11,35. Hasil perhitungan hipotesis gabungan menunjukkan nilai thitung sebesar 19,08 dan ttabel sebesar 2,15 sehingga
ttabel < thitung yaitu 2,021 < 19,08. Pengujian hipotesis tersebut menyimpulkan
bahwa H1 (Hipotesis kerja) diterima atau H0 (Hipotesis nol) ditolak. Hal ini
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran taktis yang signifikan terhadap pembentukan kreatifitas dan hasil belajar keterampilan siswa dalam bermain bola tangan.
ABSTRACT
The implementation of tactical approach to the learning result of hand ball game and creativity skill. First supervisor, Dr. Yunyun Yudiana, M.Pd. Second supervisor, Didin Budiman, M.Pd.
The background of this research is because of students’ lack of knowledge and
understanding about handball game, so that the method of tactical approach is applied. The aim of this research is to find out the effect of tactical approach method toward the forming of creativity and the learning of handball game result at Senior High School 3 Kuningan. The method uses experimental method with
One Group Pre-test and post-test Design. The sample in this research uses non-probability sampling with purposive sampling technique as many as 20 people. The instruments that used in this research are the test of creativity scale and the test of creativity play GPAI. The results of this research are, the average value of creativity is 15.75, skill play is 6.75 and the creativity and skill of playing handball combination is 11.35.the combination of hypothetical calculation result, shows the value of thitung is 19.08 and ttabel is 2.15 so that ttabel < thitung is 2,021 <
19,08. The testing of hypothesis concludes that H1 (working hypothesis) is accepted or H0 (null hypothesis) is rejected. This research shows that the tactical learning model is significantly influences the forming of creativity and learning outcomes of students’ skills in playing handball.
DAFTAR ISI
BAB II KERANGKA TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN ...
A. Kerangka Teoretis………..
1. Belajar dan Pembelajaran Penjas... 2. Pendekatan Pembelajaran ... 3. Konsep Kreatifitas ...
BAB III METODE PENELITIAN... A. Metode Penelitian ... B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 1. Populasi ... 2. Sampel ...…... C. Desain dan Langkah Penelitian ... D. Instrumen Penelitian ... E. Pelaksanaan Pengumpulan Data ... F. Teknik Analisis Data ...
BAB IV HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA... A. Deskripsi Data Hasil Penelitian ……….…..… B. Pengujian Analisis……..…………..………....
1. Uji Normalitas ………
2. Uji Homogenitas... C. Pengujian Hipotesis...
D. Diskusi Penemuan ……….
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... A. Kesimpulan ………..………... B. Saran…….. ………..………...
DAFTAR PUSTAKA ...
LAMPIRAN ...
RIWAYAT HIDUP ...
51 51 52 52 52 53 55
62 62 62
64
66
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia dalam melaksanakan fungsi-fungsi kehidupan tidak akan lepas dari
pendidikan, karena pendidikan berfungsi untuk meningkatkan kualitas manusia,
baik sebagai individu maupun kelompok, yang meliputi aspek jasmani, rohani,
spiritual, material dan kematangan berpikir. Pendidikan Jasmani lebih diarahkan
pada pemberian kesempatan belajar yang lebih luas dan suasana yang kondusif
kepada siswa untuk memperoleh, dan mengembangkan pengetahuan, sikap, nilai
serta keterampilan-keterampilan sosial yang bermanfaat bagi kehidupannya di
masyarakat. Pendidikan Jasmani seyogyanya harus bisa membentuk
karakter-karakter positif pada diri siswa, dan bisa merangsang motivasi siswa untuk
berbuat lebih baik dalam kehidupan sehari-harinya maupun ketika dalam proses
pembelajaran di sekolah. Setiap materi pembelajaran Pendidikan Jasmani harus
diselaraskan dengan karakter yang akan dibentuk melalui proses pembelajaran
tersebut dan tujuannya adalah sesuai dengan kurikulum yang telah ada. Dari
penjelasan tersebut maka tujuan pendidikan adalah untuk meningkatkan kualitas
sumber daya manusia. Hal ini sesuai dengan apa yang tertuang dalam
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 dijelaskan bahwa :
Pendidikan adalah usaha sadar dan berencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi diri untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
Berdasarkan uraian tersebut pendidikan jasmani mempunyai peranan yang
sangat penting dan berbeda yang menjadi ciri khas dibandingkan bidang studi
lainnya, karena pendidikan jasmani tidak hanya mementingkan pengembangan
intelektual tetapi pengembangan diri baik dari segi keterampilan menjadi hal yang
dikembangkan dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani. Hal ini menjadi
mementingkan pengembangan intelektual, maka melalui pendidikan jasmani akan
terbina aspek-aspek atau ranah-ranah pendidikan jasmani yang menjadi ciri khas
pendidikan diantaranya aspek kognitif, afektif, psikomotor maupun aspek sosial.
Peranan guru pendidikan jasmani dalam hal ini harus dapat mengarahkan
siswa ke arah tujuan yang sesuai dengan tujuan kurikulum yang telah diterapkan.
Salah satu cara yang ditempuh guru untuk membiasakan siswa terlibat dalam
kegiatan belajar yang kondusif sesuai dengan pemaparan di atas adalah
menggunakan model-model pembelajaran maupun metode-metode pengajaran
yang bisa merangsang siswa untuk lebih termotivasi dalam mengikuti kegiatan
belajar juga bisa membawa hasil yang diharapkan oleh kurikulum. Pemahaman
maupun pengetahuan siswa di zaman sekarang ini sangat dimudahkan dengan
adanya teknologi yang serba cepat dan canggih, siswa bisa setiap saat mengakses
berbagai informasi yang ada. Hal ini mengakibatkan rasa keingintahuan siswa
menjadi lebih besar. Dalam hal ini guru harus bisa lebih variatif lagi mencari
sumber pembelajaran agar rasa keingintahuan dan motivasi yang besar untuk
belajar pada diri siswa dapat mudah dipahami oleh guru. Dengan keadaan guru
yang kreatif dalam pembelajaran memberikan aura yang positif pada kondisi
pembelajaran itu sendiri, agar tujuan pembelajaran yang disampaikan tercapai dan
mudah dipahami oleh siswa. Guru harus bisa memahami dan menguasai berbagai
strategi, metode, media pembelajaran, pendekatan dan model-model pembelajaran
yang menunjang untuk berlangsungnya kegiatan pembelajaran di sekolah.
Pendidikan jasmani menurut Abduljabar (2008:27) menjelaskan bahwa
pendidikan jasmani adalah “Proses pendidikan yang memiliki tujuan untuk
mengembangkan penampilan manusia melalui media aktivitas jasmani yang
terpilih untuk mencapai tujuan pendidikan.”Lebih lanjut menurut Mahendra (2008:15) menjelaskan bahwa pendidikan jasamani adalah: “Pendidikan jasmani
adalah proses pendidikan melalui aktivitas jasmani, permainan atau olahraga
untuk mencapai tujuan pendidikan.”
Pendidikan jasmani yang merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan
3
tidak hanya untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam bidang olahraga atau
hanya bertujuan untuk meningkatkan kebugaran jasmani peserta didik, akan tetapi
pendidikan jasmani memiliki tujuan yang bersifat menyeluruh (holistik).
Menurut Lutan (2000:2-3) menyatakan bahwa tujuan pendidikan jasamani
adalah:
Tujuan pendidikan jasmani adalah untuk: (1) mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan aktivitas jasmani, perkembangan estetika dan perkembangan sosial, (2) membangun kepercayaan diri dan kemampuan untuk menguasai keterampilan gerak dasar yang akan mendorong partisipasinya dalam aneka aktivitas jasmani, (3) memperoleh dan mempertahankan derajat kebugaran jasmani yang optimal untuk melaksanakan tugas sehari-hari secara efisien dan terkendali, (4) mengembangkan nilai-nilai pribadi melalui partisipasi dalam aktivitas jasmani baik secara berkelompok maupun perorangan, (5) berpartisipasi dalam aktivitas jasmani yang dapat mengembangkan keterampilan sosial yang memungkinkan siswa berfungsi secara efektif dalam hubungan antar orang, (6) menikmati kesenangan dan keriangan melalui aktivitas jasmani, termasuk aktivitas olahraga
Untuk mencapai tujuan pendidikan jasmani maka seorang guru pendidikan
jasmani harus mengetahi keadaan fasilitas olahraga yang ada di sekolah serta
harus mengetahui keadaan dan karakteristik peserta didik, sehingga dapat
menentukan metode yang tepat dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani.
Tujuan pembelajaran pendidikan jasmani yang dirumuskan guru dalam proses
belajar mengajar harus mengacu pada tujuan kurikulum dan tujuan pembelajaran
yang telah ditetapkan sebalumnya. Tujuan dalam pembelajaran pendidikan
jasmani pada hakekatnya harus mencakup 3 aspek pendidikan yaitu: aspek
kognitif (pengetahuan intelektual), afektif (sikap sosial) dan psikomotor
(keterampilan gerak). Ketiga aspek tersebutlah yang menjadi kajian dalam
kegiatan belajar mengajar pendidikan jasmani di sekolah.
Dalam usaha untuk mencapai tujuan pendidikan jasmani maka kurikulum
pembelajaran yang diterapkan di sekolah memiliki peranan penting untuk
mencapai tujuan pendidikan jasmani. Kurikulum merupakan landasan dalam
melakukan proses pembelajaran, Beauchamp (1975) dalam Sukmadinata
(2008:39) menjelaskan bahwa “Kurikulum sebagai seperangkat pernyataan yang
menegaskan hubungan diantara unsur-unsurnya, memberikan pegangan
bagaimana pengembangan, penggunaan dan evaluasinya.” Oleh karena itu
pengembangan kurikulum pendidikan jasmani harus disesuaikan dengan
karakteristik siswa dan juga keadaan sekolah, selain itu juga dalam menetapkan
kurikulum pembelajaran harus sesuai dengan landasan dan prinsip-prinsip
pengembangannya, Sukmadinata (2008:39) menjelaskan bahwa:
Praktek kurikulum dikembangkan dari teori kurikulum dan pengembangan teori kurikulum lebih luas dari praktek kurikulum. Pengembangan teori berkenaan dengan pengembangan konsep, prinsip, kaidah, model, prosedur di dalam profesi pendidikan, sebab teori kurikulum merupakan bagian dari teori pendidikan
Dalam kurikulum pembelajaran pendidikan jasmani yang dikembangkan di
sekolah, ada berbagai jenis pembelajaran yang diajarkan kepada siswa sebagai
sarana untuk meningkatkan mutu pembelajaran dan keterampilan peserta didik.
Materi pembelajaran pendidikan jasmani yang dikembangkan dalam kurikulum
pembelajaran di sekolah dan harus diikuti oleh siswa antara lain adalah mata
pelajaran atletik, kebugaran jasmani, kesehatan dan olahraga permainan.
Olahraga permainan merupakan salah satu materi yang harus diikuti oleh
siswa dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani, klasifikasi jenis olahraga
permainan dapat di golongkan menjadi 4 jenis permainan yaitu Invasion,
Net/Wall, Fielding/Run-scoring dan Target. Hal ini sesuai dengan apa yang
dikemukakan oleh Almond (1986) dalam Griffin et.al (1997) yang dikutip oleh
Hoedaya (2001:21) yang mengatakan bahwa “....Kesemua jenis olahraga tersebut
memiliki ciri-ciri pelaksanaan yang serupa, meski keterampilan teknik dasar yang
berbeda-beda. Klasifikasi sistem permainan yang serupa dari berbagai cabang
5
Tabel 1.1
Klasifikasi Sistem Permainan Berbagai cabang Olahraga
Almond (1986) dalam Metzler (2000)
Invasion Net/Wall Fielding/Run-scoring Target
Basketball Badminton Baseball Golf
Team handball Volleyball Softball Croquet
Water polo Tennis Rounders Bowling
Soccer Table tennis Cricket Lawnbowls
Hockey Squash Kickball Pool
Rugby Pickle ball Billiards
Speedball Racquetball Snookes
Netball Net
Foorball Fives
Ultimate
Frisbee
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa Invasion games adalah permainan
yang bertujuan untuk menguasai daerah lawan untuk membuat skor atau dapat
diartikan sebagai permainan saling serng untuk memenangkan pertndingan.
Net/Wall games melibatkan benda yang sengaja dilemparkan atau dipukul ke
udara dengan tujuan untuk bisa dikembalikan oleh lawan bermainnya.
Fielding/run scoring games tujuannya adalah untuk memukul suatu benda
(biasanya bola) sehingga menghindarkannya dari penguasaan lawan. Target
games diartikan sebagai permainan yang menuntut objek menggerakan benda
dengan tingkat ketepatan tinggi ke sasaran tertentu.
Jenis olahraga permainan yang telah dijelaskan di atas merupakan bagian dari
materi pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah, akan tetapi tidak semua jenis
olahraga permainan merupakan materi wajib yang diajarkan kepada siswa dan
tercantum dalam kurikulum pendidikan jasmani di sekolah. Ada pun materi
Menengah Atas (SMA) adalah sepak bola, bola voli, bola basket, bola tangan,bulu
tangkis dan tenis meja. Sedangkan jenis olahraga permainan yang lainnya jarang
dan bahkan tidak diajarkan di sekolah sebagai materi pembelajaran.
Permainan bola tangan merupakan salah satu bagian dari pendidikan jasmani,
walaupun demikian permainan bola tangan belum menjadi mata pelajaran wajib
dalam kurikulum di sekolah, permainan bola tangan hanya menjadi mata pelajaran
pengganti pada pembelajaran pendidikan jasmani. Hal ini disebabkan karena
permainan bola tangan belum begitu populer dan dipahami oleh siswa di berbagai
tingkat pendidikan dibandingkan dengan jenis olahraga permainan lainnya.
Pengertian bola tangan menurut Mahendra (2000:6) menyebutkan bahwa
“Bola Tangan bisa diartikan sebagai permainan beregu yang menggunakan bola sebagai alatnya, yang dimainkan dengan menggunakan satu atau kedua tangan.
Bola tersebut boleh dilempar, dipantulkan atau ditembakan ke gawang lawan
untuk memasukan bola sebanyak-banyaknya.”
Dari penjelasan di atas permainan bola tangan dapat diajarkan sebagai meteri
wajib, bukan hanya sebagai materi pengganti dalam pembelajaran pendidikan
jasmani di sekolah. Akan tetapi, karena permainan bola tangan merupakan jenis
permainan yang baru dikenal oleh siswa, maka dalam proses pembelajarannya
harus memperhatikan metode pembelajaran yang tepat sehingga siswa dapat
mengerti, memahami dan merasa senang ketika mengikuti pembelajaran bola
tangan.
Dalam upaya melaksanakan pembelajaran yang baik, khususnya pembelajaran
permainan bola tangan tentu saja upaya yang logis dari seorang guru dalam hal
pendekatan yang sesuai, mengorganisasikan serta modifikasi fasilitas dan
peralatan, jumlah pemain, kompleksitas skill, tujuan permainan dan suasana
pembelajaran harus menjadi perhatian dan pertimbangan khusus bagi seorang
guru pendidikan jasmani. Hoedaya (2001:14) mengemukakan bahwa “Tujuan
utama dalam mengajarkan suatu permainan adalah untuk kesenangan, keterlibatan
aktif, dan peningkatan keterampilan bermain siswa yang berdampak positif
7
Pelaksanaan proses pembelajaran permainan bola tangan di sekolah,
khususnya di SMA Negeri 3 Kuningan harus menimbulkan rasa senang pada diri
siswa yang mengikuti pembelajaran, akan tetapi karena permainan bola tangan
merupakan permainan yang baru dikenal oleh siswa pasti akan terdapat beberapa
masalah yang dihadapi, yaitu ketertarikan siswa terhadap materi pembelajaran
bola tangan, teknik dasar permainan bola tangan, peraturan permainan dan cara
bermain bola tangan yang belum semua siswa mengetahuinya.
Penggunaan model pembelajaran yang tepat sangat dipelukan agar siswa dapat
cepat memahami dan menguasai teknik dasar permainan bola tangan, selain itu
yang terpenting adalah siswa merasa senang dalam mengikuti pembelajaran bola
tangan. Adapun model pendekatan pembelajaran yang diharapkan mampu
mengatasi masalah tersebut adalah dengan menggunakan model pendekatan taktis
dalam pembelajaran permainan bola tangan.
Model pendekatan taktis adalah sebuah model yang menekankan kepada
proses game-drill-game atau dapat diartikan sebagai pendekatan permainan,
sehingga dengan menggunakan pendekatan taktis akan memotivasi siswa untuk
terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran permainan bola tangan.
Pendekatan taktis yang dimaksud adalah pendekatan yang sesuai dengan
karakteristik kesulitan bermain bola tangan dan karakteristik keragaman tingkat
keterampilan yang dimiliki oleh siswa.
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas maka penulis ingin meneliti
tentang “Implementasi Pendekatan Taktis Terhadap Hasil Belajar Permainan Bola
Tangan Dan Keterampilan Kreatifitas (Penelitian Eksperimen Pada Siswa Kelas X
di SMA Negeri 3 Kuningan).”
B. Identifikasi Masalah
Pembelajaran permainan bola tangan merupakan materi baru dalam mata
pelajaran pendidikan jasmani dan belum diajarkan seperti materi olahraga
permainan yang lain di sekolah, terutama di SMA Negeri 3 Kuningan,
pembelajaran permainan bola tangan hanya menjadi materi pengganti bagi materi
Dalam penelitian adanya identifikasi masalah sangatlah penting untuk
memperjelas permasalahan yang timbul dalam penelitian. Masalah dalam
penelitian ini dilatarbelakangi oleh beberapa alasan, diantaranya yaitu kurangnya
keterampilan bermain siswa dan kurangnya kreatifitas siswa ketika berada dalam
kegiatan pembelajaran bola tangan yang berakibat pada rendahnya hasil belajar
keterampilan bermain bola tangan. Maka dalam penelitian ini penulis
mengidentifikasi masalah yang muncul dalam penelitian yaitu:
1. Kurangnya kreatifitas siswa dalam pembelajaran permainan bola tangan
2. Kurangnya keterampilan bermain siswa dalam pembelajaran permainan
bola tangan
3. Kurangnya hasil belajar siswa dalam bermain bola tangan
Dari berbagai identifikasi masalah yang kemukakan di atas maka penerapan
pendekatan taktis bertujuan untuk memecahkan masalah yang muncul dalam
proses pembelajaran permainan bola tangan di SMA Negeri 3 Kuningan, terutama
kurangnya keterampilan bermain bola tangan dan kurangnya kreatifitas siswa
dalam proses pembelajaran menjadi hal yang berpengaruh pada rendahnya
kualitas hasil belajar siswa tersebut. Hal ini menjadi permasalahan-permasalahan
yang muncul dan akan dibahas secara jelas dalam penelitian ini.
C. Rumusan Masalah
Aktivitas belajar siswa di SMA Negeri 3 Kuningan dalam mengikuti proses
pembelajaran bola tangan sangat dipengaruhi oleh berbagai aspek, salah satunya
adalah metode pembelajaran yang digunakan. Model pembelajaran taktis
merupakan salah satu model yang dapat digunakan agar siswa dapat terlibat aktif
selama proses pembelajaran bola tangan, yang akan berpengaruh terhadap tingkat
keterampilan siswa dalam menguasai teknik dasar permainan bola tangan.
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang penulis kemukakan
9
1. Apakah terdapat pengaruh model pembelajaran pendekatan taktis terhadap
pembentukan kreatifitas siswa dalam permainan bola tangan?
2. Apakah terdapat pengaruh model pembelajaran pendekatan taktis terhadap
hasil belajar keterampilan bermain bola tangan?
3. Apakah terdapat pengaruh model pembelajaran pendekatan taktis terhadap
pembentukan kreatifitas siswa dan hasil belajar keterampilan bermain bola
tangan?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian latar belakang masalah penelitian dan rumusan masalah
penelitian, maka tujuan dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh model pembelajaran
pendekatan taktis terhadap pembentukan kreatifitas siswa dalam bermain
bola tangan.
2. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh model pembelajaran
pendekatan taktis terhadap hasil belajar keterampilan bermain bola tangan.
3. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh model pembelajaran
pendekatan taktis terhadap pembentukan kreatifitas siswa dan hasil belajar
keterampilan bermain bola tangan,.
E. Manfaat Penelitian
Berdasarkan permasalahan penelitian yang telah diuraikan, maka penulis
berharap penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan dan informasi,
antara lain:
1. Bagi Siswa
1) Meningkatkan pembelajaran anak
2) Meningkatkan rasa percaya diri dan rasa senang terhadap proses
pendidikan jasmani
4) Meningkatkan pemahaman, pengetahuan, pemikiran konsep belajar
melalui model pembelajaran pendekatan taktis
2. Bagi Guru
1) Memberikan pengetahuan dan pengalaman dalam penerapan model
pembelajaran pada siswa
2) Meningkatkan pemahaman tentang penerapan model-model
pembelajaran
3) Mengembangkan kemampuan dalam penerapan model-model
pembelajaran dalam pendidikan jasmani
3. Bagi Sekolah
1) Memberikan konstribusi bagi sekolah dalam mengembangkan
pembelajaran
2) Mendorong siswa untuk berprestasi melalui pembelajaran Aktif,
Inovatif, Kreatif, Efisien, dan Menyenangkan (PAIKEM)
3) Mampu mengembangkan pendekatan pembelajaran sesuai dengan
tuntutan lingkungan
F. Batasan Masalah
Untuk menghindari berbagai penafsiran yang terlalu luas dan supaya masalah
yang di bahas tidak menyimpang dari masalah yang sebenarnya, maka penulis
membatasi penelitian sebagai berikut:
1. Ruang lingkup penelitian ini hanya pada pengaruh model pembelajaran
pendekatan taktis terhadap pembentukan kreatifitas dan hasil belajar
keterampilan bermain bola tangan dalam pembelajaran bola tangan pada
siswa SMA Negeri 3 Kuningan,
2. Yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah model
pembelajaran pendekatan taktis dan variabel terikatnya adalah kreatifitas
siswa dan hasil belajar keterampilan bermain bola tangan.
11
4. Sampel penelitian ini adalah siswa yang aktif mengikuti ekstrakurikuler
bola tangan di SMA Negeri 3 Kuningan sebanyak 20 orang.
5. Instrumen yang digunakan adalah Lembar observasi. Untuk mengukur
kreatifitas siswa, indikator dari kreatifitas, sedangkan untuk tes
keterampilan bermain Penulis mengacu dari Griffin, Mitchell, dan Oslin
(1997) yaitu Game Performance Assesment Instrument (GPAI) yang telah
di terjemahkan kedalam bahasa Indonesia yang menjadi Instrumen
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Dalam suatu penelitian diperlukan suatu metode atau cara yang ditempuh
untuk memperoleh data. Metode adalah langkah-langkah yang diambil untuk
memudahkan penelitian. Setiap penelitian terlebih dahulu harus memutuskan
metode apa yang akan digunakan dalam penelitian tersebut. Hal ini dilakukan
karena metode merupakan cara yang akan menentukan berhasil atau tidaknya
tujuan yang akan dicapai. Surakhmad (1998:131) menjelaskan bahwa :
Metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesa, dengan mempergunakan teknik serta alat-alat tertentu. Cara itu dipergunakan setelah penyelidik memperhitungkan kewajarannya ditinjau dari tujuan penyelidikan serta dari situasi penyelidikan.
Seperti yang dijelaskan oleh Sugiyono (2011:109) adalah sebagai berikut:
Metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Metode penelitian eksperimen adalah metode penelitian kuantitatif.
Selanjutnya Sugiyono (2011:11) mengemukakan bahwa, “ Metode penelitian
eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh
treatmenttertentu (perlakuan) dalam kondisi yang terkontrol (laboratorium).”
Metode penelitian eksperimen merupakan rangkaian kegiatan percobaan
dengan tujuan untuk menyelidiki suatu masalah sehingga diperoleh hasil. Jadi
dalam metode ini harus ada faktor yang dicobakan adalah variabel bebas yaitu
model pembelajaran pendekatan taktis untuk diketahui pengaruh atau dampaknya
terhadap variabel terikat yaitu pembentukan kreatifitas siswa dalam bermain
bolatangan dan hasil belajar keterampilan bermain bola tangan.
Dalam penelitian ini sampel diberikan tes awal (pretest) menggunakan lembar
42
dalam bermain bolatangan sebelum diberikan perlakuan (treatment). Setelah data
awal terkumpul maka selanjutnya diberikan treatment melalui model
pembelajaran pendekatan taktis sebanyak 16 kali pertemuan selama 1 bulan,
setelah itu diberikan tes akhir (posttest) menggunakan lembar observasi tentang
tentang kreatifitas siswa dan keterampilan bermain bola tangan. Hal tersebut
dilakukan untuk mengetahui pengaruh atau dampak yang ditimbulkan oleh model
pembelajaran pendekatan taktis terhadap pembentukan kreatifitas siswa dalam
bermain bola tangan dan keterampilan dasar bermain bola tangan.
B. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Menurut Arikunto (2010:173), populasi yaitu “keseluruhan subjek penelitian”.
Populasi merupakan jumlah data yang akan dijadikan objek penelitian. Sugiyono
(2007:80) menjelaskan populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:
objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga objek dan benda-benda alam
lain. Populasi juga bukan hanya sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang
dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek
atau obyek itu.
Berdasarkan pendapat dua ahli diatas dapat disimpulkan bahwa yang
dimaksud populasi adalah keseluruhan subjek dan sumber data yang sudah
ditetapkan untuk dipelajarisifat-sifatnya. Adapun populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh siswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran bola tangan di SMA
Negeri 3 Kuningan yang berjumlah 20 orang.
2. Sampel
Karena keterbatasan waktu, dana, tenaga, peneliti membatasi subjek
peneletian yang akan diteliti yakni dengan melakukan penelitian sampel.
Setelah mengetahui populasi yang akan diteliti, langkah selanjutnya adalah
menentukan sampel dari populasi tersebut. Sugiyono (2012:118) mengatakan
bahwa sampel adalah:
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan penelitian tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi.
Dalam proses penelitian ini, penulis mengambil sebagian dari populasi untuk
dijadikan sampel. Tentang jumlah sampel penelitian penulis berpedoman kepada
pendapat Arikunto (2006:134) sebagai berikut:
untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subjek kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitian merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subjek besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih.
Sejalan dengan pendapat tersebut, maka penarikan sampel yang digunakan
adalah non probability sampling dengan teknik sampling purposive. Menurut Sugiyono (2012:120) “non probability sampling adalah teknik tidak memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel”. Sedangkan sampling purposiveadalah “teknik penentuan
sampel dengan pertimbangan tertentu” dengan kriteria yaitu siswa yang rajin
mengikuti ekstrakulikuler, yang terdiri dari siswa SMA Negeri 3 Kuningan yang
mengikuti pembelajaran bola tangan dengan jumlah 20 orang.
C. Desain dan Langkah Penelitian
Desain penelitian sangat dibutuhkan dalam suatu penelitian, hal ini
mempunyai tujuan untuk memberikan arah dan jalan terhadap keberhasilan suatu
penelitian. Nasution (2004:40) menyatakan bahwa: ”Desain penelitian merupakan
suatu rencana tentang cara mengumpulkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan penelitian”.Untuk memetukan suatu desain penelitian biasanya disesuaikan dengan metode yang akan digunakan. Metode yang digunakan dalam penelitian
44
penelitian ini adalah Pre-test and Post-test Group Design. Adapun bentuk dari
desain ini dapat dilihat pada Tabel 3.1
Tabel 3.1
One Group Pretest and Posttest Group Design
O1 X O2
(Sumber : Sugiyono (2011:10)
Keterangan :
O1 : Pretest, yaitu tes awal
X :Perlakuan atau treatmen (Perlakuan atau pembelajaran menggunakan model pendekatan taktis)
O2 : Posttest, yaitu tes akhir (Observasi setelah perlakuan dengan menggunakan model pendekatan taktis)
Adapun langkah-langkah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Gambar 3.2 Langkah-langkah Penelitian
Populasi
Sampel
Tes Awal
Tes akhir setelah menggunakan model pendekatan taktis
Pengolahan dan Analisis data
Kesimpulan
D. Instrumen Penelitian
Sebelum melakukan penelitian, peneliti harus mempersiapkan terlebih dahulu
instrumen yang akan digunakan. Sugiyono (2010:146) menjelaskan bahwa “instrumen penelitiaan adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati”. Untuk memperoleh data secara objektif, diperlukan instrumen yang tepat sehingga masalah yang diteliti akan
terefleksi dengan baik. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaiu
lembar observasi.
Sedangkan untuk mengukur keterampilan bermain siswa dalam bermain
bolatangan instrumen yang digunakan adalah mengacu pada Griffin, Mitchell, dan
Oslin (1997) Instrumen penilaian yang diberi nama Game Performance
Assessment Instrument (GPAI) yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa
Indonesia menjadi Instrumen Penilaian Penampilan Bermain (IPPB). Tujuannya
unuk membantu para guru dan pelatih dalam mengobservasi dan mendata perilaku
pemain sewaktu permainan berlangsung.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan langkah-langkah untuk
memperoleh data sebagai berikut:
1. Membuat dan menyusun kisi-kisi lembar observasi,
2. Membuat dan menyusun skala penilaian dari lembar observasi.
Dari tabel kisi-kisi lembar observasi tersebut, terdapat beberapa aspek yang
akan di nilai. Setiap aspek diberikan bobot skor dengan menggunakan skala likert.
Sugiono (2012:133) mengemukakan:
46
Kategori penyekoran atau kriteria pengukuran yang digunakan dalam penelitian
ini yaitu sebagai berikut:
Tabel 3.3
Kategori Pemberian Skor
Alternatif Jawaban Skor Alternatif Jawaban
Sangat Baik 5
Baik 4
Cukup 3
Kurang 2
Sangat Kurang 1
(Sumber: Sugiyono, 2012:135)
Ket : Pedoman dan Kisi-Kisi Observasi terlampir
E. Pelaksanaan Pengumpulan Data
Adapun jadwal pelaksanaan eksperimen yang penulis laksanakan adalah
sebagai berikut :
1. Pelaksanaan tes awal. Pelaksanaan tes awal dilakukan untuk mengetahui
kemampuan awal siswa sebelum dilakukan perlakuan (Treatment). Tes
awal tersebut dilakukan di lapangan olahraga SMA Negeri 3 Kuningan.
2. Pelaksanaan eksperimen. Pelaksanaan perlakuan (treatment) dilakukan
sebanyak 16 kali pertemuan. Dalam satu minggu dilakukan 3 kali
pertemuan, yaitu hari Selasa, Kamis dan Sabtu.
3. Pelaksanaan Pembelajaran. Dalam pelaksanaan eksprimen atau perlakuan,
pembelajaran yang dilakukan terbagi dalam tiga bagian, yaitu pemanasan,
kegiatan inti, dan penutup. Adapun uraian pembelajarannya adalah
sebagai berikut :
a. Pemanasan (15 menit)
b. Pembelajaran inti (60 menit)
4. Pelaksanaan tes akhir. Pelaksanaan tes akhir dilaksanakan untuk
mengetahui kemampuan akhir siswa setelah pembelajaran dilaksanakan
perlakuan selama 16 pertemuan dengan menggunakan model
pembelajaran pendekatan taktis
F.Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dari hasil pengukuran selanjutnya diolah dengan
menggunakan cara-cara statistika agar diperoleh suatu akhir atau kesimpulan yang
benar. Adapun rumus-rumus statistika yang digunakan untuk mengolah datateknik
analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji kesamaan rata-rata
dengan uji t . Langkah-langkah pengolahan data tersebut adalah sebagai berikut:
1. Mencari nilai rata-rata (x ) dari setiap kelompok
x = ∑xi
n
Keterangan:
x : rata-rata suatu kelompok
n : jumlah sampel
xi : nilai data
∑xi : jumlah sampel suatu kelompok 2. Mencari Simpangan Baku
S = √
2
√
Keterangan:
S : simpangan baku yang dicari
n : jumlah sampel
∑(xi-x)2 : jumlah kuadrat nilai data dikurangi rata-rata
3. Uji kenormalan secara parametrik dengan uji liliefors, dimana prosedur pengujiannya adalah sebagai berikut:
a. Pengamatan X1, X2,.... Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2, .... Zn dengan
48
f. Untuk menolak atau menerima hipotesis, membandingkan L0 dengan
nilia kritis L yang diambil dari daftar untuk taraf nyata α yang dipilih. Apabila hipotesis nol ditolak jika L0 yang diperoleh lebih besar dari
S = Varians dari kelompok lebih besar
2 2
S = Varians dari kelompok kecil
Kriteria pengujian homogenitas adalah terima hipotesis jika Fhitung lebih kecil
5. Pengujian Signifikan
Pengujian signifikansi menggambarkan bahwa terdapat pengaruh atau
tidaksuatu model pembelajaran terhadap objek penelitian, dengan sebagai
berikut:
Hipotesis
Uji signifikan pada hipotesis ini menggunakan uji kesamaan rata-rata dengan
satu pihak atau uji t satu arah dengan dengan rumus:
t =
Melihat perolehan hasil dari thitung, dengan menggunakan derajat kebebasan
(dk) = n-2; dan taraf signifikansi (α) = 0,05. Apabila thitung>ttabel maka H0 ditolak,
dan begitu pula sebaliknya.
Hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji t kesamaan rata-rata 1 pihak,
dengan hipotesis statistik sebagai berikut:
1. Pembentukan Kreatifitas:
H0 : μ1 = 0, Model pembelajaran pendekatan taktis tidak memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap pembentukan kreatifitas
siswa dalam bermain bola tangan.
Ha : μ1 > 0, Model pembelajaran pendekatan taktis memberikan pengaruh
yang signifikan terhadap pembentukan kreatifitas siswa dalam
bermain bola tangan.
2. Hasil belajar keterampilan bermain
H0 : μ1 = 0, Model pembelajaran pendekatan taktis tidak memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar keterampilan
bermain bola tangan.
Ha : μ1 > 0, Model pembelajaran pendekatan taktis memberikan pengaruh
yang signifikan terhadap hasil belajar keterampilan bermain
50
3. Gabunngan pembentukan kreatifitas dan hasil belajar keterampilan bermain bola tangan
H0 : μ1 = 0, Model pembelajaran pendekatan taktis tidak memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap pembentukan kreatifitas
dan hasil belajar keterampilan bermain bola tangan.
Ha : μ1 > 0, Model pembelajaran pendidikan taktis memberikan pengaruh
yang signifikan terhadap pembentukan kreatifitas dan hasil
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai penerapan atau implementasi model
pendekatan taktis pada pembelajaran permainan bola tangan di SMA Negeri 3
Kuningan memberikan dampak atau pengaruh yang baik terhadap pembentukan
kreatifitas dan keterampilan bermain bola tangan, maka peneliti sampaikan pada
kesimpulan akhir dari penelitian yang telah dilakukan, menyatakan bahwa:
1. Model pembelajaran pendekatan taktis memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap pembentukan kreatifitas siswa dalam pembelajaran
bola tangan di SMA Negeri 3 Kuningan
2. Model pembelajaran pendekatan taktis memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap hasil belajar keterampilan bermain bola tangan di
SMA Negeri 3 Kuningan
3. Model pembelajaran pendekatan taktis memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap pembentukan kreatifitas dan hasil belajar keterampilan
bermain bola tangan di SMA Negeri 3 Kuningan
B. Saran
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan berkenaan dengan proses penelitian
yang telah diperoleh dari analisis data dan berdasarkan kesimpulan yang telah
diungkapkan di atas oleh penulis lakukan. Maka penulis memberikan saran,
adapun saran-saran tersebut adalah sebagai berikut :
1. Bagi guru, pada khususnya adalah guru pendidikan jasmani dengan
banyaknya model pembelajaran diharapkan guru mampu mengaplikasikan
salah satu model pembelajaran pendidikan jasmani dalam proses
63
2. Bagi para siswa agar tetap melakukan proses pembelajaran sebagaimana
mestinya dan diharapkan pada diri siswa dapat mengembangkan potensi yang
dimilikinya serta menerima hal-hal baru yang dilakukan oleh guru atau
sumber belajar lainnya.
3. Bagi pihak sekolah diharapkan hasil penelitian ini menjadi sumbangan ilmu
pengetahuan yang akan bermanfaat bagi para pengajar di SMA Negeri 3
Kuningan, khususnya guru pendidikan jasmani.
4. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan agar dapat menyempurnakan penelitian
dengan wawasan dan cakupan yang lebih luas, karena penulis merasa masih
banyak kekurangan dalam penelitian ini yang disebabkan oleh keterbatasan
DAFTAR PUSTAKA
Abduljabar, Bambang. 2008. Manajemen Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Bandung: FPOK Universitas Pendidikan Indonesia.
__________________; Darajat, Jajat 2010.Modul Aplikasi Statistika Dalam Penjas.
Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Asrori, Muhammad. Psikologi Pembelajaran. Bandung: PT. CV WACANA PRIMA.
Aunurrahman. (2010). Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Penerbit Alfabeta
Hoedaya, Danu. 2001. Penerapan Pendekatan Taktis Dalam Pembelajaran Bolabasket. Jakarta: Direktorat Jenderal Olahraga.
Husdarta, Yudha M. Saputra. 2000. Belajar dan Pembelajaran. DEPDIKNAS.
Indonesia HandBall Association. 2005. Peraturan Permainan. International HandBall Federation.
Juliantine. Tite; Subroto.T., dan Yudiana.Y. 2011. Model-Model Pembelajaran Pendidikan Jasmani.Bandung: Prodi PJKR UPI
_____________.2010.Disertasi. Model Pembelajaran Inkuiri dalam Pendidikan Jasmani Untuk Mengembangkan Kreatifitas Siswam Sekolah Dasar. Bandung: Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia.
Lutan, Rusli. 2000. Strategi Belajar Mengajar Penjaskes. DEPDIKNAS.
Mahendra, Agus. 2000. Bola Tangan. DEPDIKNAS.
_____________. 2008. Asas dan Falsafah Pendidikan Jasmani. Bandung: FPOK Universitas Pendidikan Indonesia.
Metzler, M.W. 2000. Instructional Models for Physical Education. Boston: Allyn and Bacon.
Munandar,Utami. 2009. Pengembangan Kreatifitas Anak Berbakat. PT. Rineka Cipta.
65
Rusman. 2010. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesional Guru. Jakarta: Rajawali Pers.
Sagala, Syaiful. 2003. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Subarjah, Herman. (2009) Hubungan Antara Tingkat Kebugaran Jasmani DanMotivasi Dengan Hasil Belajar Siswa. FPOK
Subroto, Toto. 2001. Pembelajaran Keterampilan dan Konsep Olahraga Di Sekolah Dasar. DEPDIKNAS.
Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.
_______. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar.Bandung: Remaja Rosda Karya
Sugiono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatifdan R&D. Bandung: Alfabeta.
_______. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2008. Metodelogi Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.
________________________. 2009. Landasan Psikologi Proses Pendidikan.
Bandung: PT Rosda Karya
Surakhmad.1998. Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode Teknik.Bandung: Tarsito.
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003.
http://ceriacerdas, Desmita (2007)
http://dianpelita.wordpress.com/2011/02/21/teori-teori-dan-proses-belajar/
http://herrystw.wordpress.com/2011/05/23/pengertian-belajar-menurut-para-ahli/
http://ichaledutech.blogspot.com/2013/03/pengertian-belajar-pengertian.html
http://ndrakbar.blogspot.com/2012/12/bola-tangan-pengertian-dan-teknik-dasar.html