MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK LOKOMOTOR
ANAK TAMAN KANAK-KANAK
MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL
( Penelitian Tindakan Kelas di TK Istiqamah Bandung tahun ajaran 2012 - 2013)
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi sebagian dari
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendididikan
Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
OLEH :
RETNO WULAN PUSPITA
0801999
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIK ANAK USIA DINI
JURUSAN PEDAGOGIK
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2013
MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK LOKOMOTOR ANAK TAMAN
KANAK-KANAK MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL
(Penelitian Tindakan Kelas di TK Istiqamah Bandung Tahun ajaran 2012-2013)
Oleh
Retno Wulan Puspita
0801999
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana
pada Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Ilmu Pendidikan
© Retno Wulan Puspita
Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
LEMBAR PENGESAHAN
MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK LOKOMOTOR ANAK TAMAN KANAK-KANAK
MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL
(Penelitian Tindakan Kelas di TK Istiqamah Bandung Tahun ajaran 2012-2013)
Oleh
Retno Wulan Puspita 0801999
Disetujui dan disahkan oleh: Pembimbing I
Rudiyanto, S.Pd,.M,Si. NIP. 19740617 199903 1 003
Pembimbing II
dr. Nur Faizah Romadhona, M.Kes NIP. 19701129 200312 2 001
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Guru PendidikanAnakUsiaDini Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia
ABSTRAK
MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK LOKOMOTOR ANAK TAMAN KANAK-KANAK MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL (Penelitian Tindakan Kelas di TK istiqamah bandung tahun ajaran 2012-2013)
Oleh
Retno Wulan Puspita 0801999
Keterampilan gerak lokomotor adalah gerakan-gerakan yang menyebabkan tubuh berpindah tempat dan mengembara dalam berbagai ruang. Gerak dasar lokomotor merupakan salah satu domain dari gerak dasar fundamental (fundamental basic movement). Gerak dasar lokomotor anak TK istiqamah belum terkembangkan seara optimal terlihat dari anak yang cepat lelah ketika ektrakurikuler futsal, dan angklung. Selain itu kegiatan lokomotor jarang dilakukan baik di dalam maupun luar kelas. Permainan tradisional memiliki banyak fungsi dalam mengoptimalkan aspek-aspek perkembangan anak, baik dari segi fisik motorik, kognitif, sosial emosi, bahasa, maupun seni.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah permainan tradisional dapat meningkatkan keterampilan gerak lokomotor anak. Dengan rumusan-rumusan masalah yang diangkat yaitu bagaimana kemampuan gerak dasar lokomotor anak sebelum diberikan permainan tradisional, bagaimana kemampuan lokomotor anak sesudah diberikan permainan tradisional, dan bagaimana perbedaan yang terjadi pada anak saat sebelum dan sesudah diberikan permainan tradisional. Penelitian dilakukan di Kelompok B TK Istiqamah Bandung pada tahun ajaran 2012-2013, dengan subjek penelitian adalah seluruh siswa kelompok B1 yang berjumlah 22 orang. Permainan tradisional yang dipakai adalah permainan tradisional sunda seperti balap karung, balap kelaci, sondah, balap kaleci, oray-orayan, ucing kup, kelom batok dan sapintrong. Dengan menggunakan metode kualitatif,denganpendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Dilakukan dalam 2 siklus dengan masing-msing 3 tindakan. Hasil penelitan menujukkan adanya perubahan yaitu saat prasiklus 1 anak (4,55%) pada kategori saat kurang, 14 anak (63,63%) pada kategori kurang, dan 7 anak (31,82%) kategori cukup. Siklus 1 kategori sangat baik 1 anak (4,55%), kategori baik 20 anak (90,90%), kategori cukup 1 anak (4,55%) Siklus II, 21 anak (95,45%) kategori sangat baik dan 1 anak (4,55%) kategori baik. Peningkatan yang terjadi dikarenakan permainan tradisional memang bermanfaat untuk meningkatkan keterampilan lokomotor anak, karena sebagian besar kegiatan permainan tradisional tersebut menggunakan otot-otot besar anak untuk bergerak, sehingga kemampuan lokomotor anak terkembangkan dengan baik.Penelitian ini selain bermanfaat bagi dunia keilmuan, juga akan memberi manfaat bagi perkembangan anak itu sendiri, bagi orang tua, serta bagi guru-guru dan dunia pendidikan anak usia dini.
Retno Wulan Puspita, 2013
Meningkatkan Keterampilan Gerak Lokomotor Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Permainan ABSTRACT
IMPROVING LOCOMOTOR SKILL IN KINDERGARTEN CHILDREN THROUGH TRADITIONAL GAMES
(An Action Research in Istiqamah Kindergarten Bandung School Year 2012-2013)
By
RetnoWulanPuspita
0801999
Locomotor skill is some movements that cause the body moves from one place to another and wander in various spaces. Basic locomotor movement is one domain of fundamental basic movement. Basic locomotor movement in the students of Istiqamah Kindergarten has not been developed optimally. It can be seen that the students are easy to get tired when they do extracurricular activity such as futsal and angklung. Besides, locomotor activities are not much be done in the classroom and outside the class. Tradisional games have many advantages in
optimizing children’s development aspects in physical motoric, cognitive, social -emotion, linguistic, and arts. This research is aimed to investigate whether traditional games can improve locomotor movement skill in children. The
research questions of this study are how is the skill of children’s basic locomotor
movement before playing traditional games, how is the skill of
children’slocomotor after playing traditional games, and how is the difference of
locomotor skills in the children before and after playing traditional games. This research is conducted in Istiqamah Kindergarten Group B, Bandung on the school year 2012-2013, and the subjects are all of the students of Class B1 that is 22 students. Traditional games which are employed in this study are Sudanese traditional games such as balapkarung, balapkaleci,sondah, oray-orayan, ucingkup, kelombatok, and sapintrong. This study uses qualitative method with action research approach. It is conducted in two cycles with 3 actions in every cycle. The finding shows some changes in pre-cycle that 1 child (4,55%)in very bad category, 14 children (63,63%) in bad category, and 7 children (31,82%) in quite good category. On the Cycle 1, 1 child (4,55%) belongs to very good category, 20 children (90,90%) belong to good category, and 1 child (4,55%) belongs to quite good category.Whereas on the cycle 2, 21 children (95,45%) aree in very good category and 1 child (4,55%) is in good category. Improvement
happens because traditional games are useful in order to improve children’s locomotor skill. Since most of traditional gamesuse children’s muscle to do some
useful for academic world and also for the children’s development. The parents,
the teachers, and young learners education program.
DAFTAR ISI
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Perkembangan motorik anak usia dini ... 9
2. Fungsi dan manfaat permainan tradisional ... 17
3. Macam-macam permainan tradisional ... 22
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian
1. Kondisi Objektif Keterampilan Gerak Lokomotor Anak Kelompok B di TK Istiqamah Bandung Sebelum Penerapan Permainan Tradisional... 40 2. Implementasi Permainan Tradisional Untuk Meningkatkan Keterampilan Lokomotor Anak Kelompok B Tk Istiqamah Bandung…... 45 3. Kondisi Keterampilan Gerak Lokomotor Anak Kelompok B TK Istiqamah Bandung Setelah Dilakukan Pembelajaran Menggunakan Permainan Tradisional... 66
B. Pembahasan
1. Kondisi Objektif Keterampilan Gerak Lokomotor Anak Kelompok B Di TK Istiqamah Bandung Sebelum Penerapan Permainan Tradisional ... 82 2. Implementasi Permainan Tradisional Untuk Meningkatkan Keterampilan
Lokomotor Anak Kelompok B TK Istiqamah Bandung ... 84 3. Kondisi Keterampilan Gerak Lokomotor Anak Kelompok B TK Istiqamah Bandung Setelah Dilakukan Pembelajaran Menggunakan Permainan Tradisional ... 86
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan ... 90 B. Rekomendasi ... 91
DAFTAR PUSTAKA
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa usia dini merupakan fase yang sangat fundamental bagi perkembangan
individu, sering pula disebut masa keemasan (the golden age). Solehuddin (2002),
menjelaskan bahwa pada masa ini perkembangan fisik, motorik, intelektual,
emosional, bahasa dan sosialisasi anak berlangsung dengan sangat cepat.
Stimulasi yang tepat dari orangtua dan guru akan sangat berpengaruh terhadap
seluruh aspek perkembangan anak.
Salah satu perkembangan yang sangat pesat pada anak usia dini adalah
perkembangan fisik dan motoriknya. Proses tumbuh kembang motorik anak
berhubungan dengan proses tumbuh kembang kemampuan gerak anak.
Perkembangan kemampuan motorik anak akan dapat terlihat jelas melalui
berbagai gerakan dan permainan yang dapat mereka lakukan. Oleh sebab itu,
peningkatan keterampilan fisik anak juga berhubungan erat dengan kegiatan
bermain yang merupakan aktivitas utama anak usia dini atau anak usia taman
kanak-kanak (TK). Pergerakan anggota tubuh seorang anak saat bermain
mempunyai banyak manfaat bagi pertumbuhan aspek-aspek kemampuan yang
lainnya bagi seorang anak, seperti aspek perkembangan kognitif dan aspek
perkembangan sosial emosional anak. Selain itu, meningkatnya keterampilan
gerak dan fisik anak akan berperan penting untuk menjaga kesehatan tubuh anak.
(Sujiono, 2008).
Kemampuan motorik kasar adalah kemampuan untuk menggunakan
otot-otot besar pada tubuh, sementara kemampuan motorik halus mencakup
kemampuan manipulasi kasar (gross manipulative skill) dan kemampuan
manipulasi halus (fine manipulative skill) yang melibatkan penggunaan tangan
2
Ada tiga jenis gerakan pada motorik kasar yang dapat dilakukan oleh anak
yaitu : (1) Kemampuan Lokomotor, (2) Kemampuan Non-lokomotor, dan (3)
Kemampuan Manipulatif.
Gerakan-gerakan lokomotor adalah gerakan-gerakan yang bersifat bebas, ke
mana saja. Pengertian tersebut tampaknya terlalu sempit. Para ahli mendefinisikan
gerakan lokomotor sebagai gerakan-gerakan yang menyebabkan tubuh berpindah
tempat dan mengembara dalam berbagai ruang, atau dalam bahasa Inggris disebut
juga Traveling. Hal ini merupakan kebalikan dari gerakan non-lokomotor, yang
tidak menyebabkan tubuh berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya (Sujiono,
2008). Termasuk dalam gerakan lokomotor ini adalah gerakan-gerakan seperti
berjalan, berlari, melompat, meloncat, melempar dan lain sebagainya.
Gerakan-gerakan inilah yang kemudian menjadi dasar bagi perkembangan koordinasi
gerakan yang melibatkan otot-otot besar (gross-muscles), pertumbuhan otot, daya
tahan dan stamina, di samping merupakan bagian yang membuat perasaan anak
menjadi gembira (Sujiono,2008).
Gerak dasar lokomotor merupakan salah satu domain dari gerak dasar
fundamental (fundamental basic movement), di samping gerak dasar
non-lokomotor dan gerak dasar manipulatif. Gerak dasar non-lokomotor diartikan sebagai
gerakan atau keterampilan yang menyebabkan tubuh berpindah tempat, sehingga
dibuktikan dengan adanya perpindahan tubuh (traveling) dari satu titik ke titik
lain. Gerakan-gerakan tersebut merentang dari gerak yang sifatnya sangat alamiah
mendasar seperti berjalan, berlari, dan melompat, hingga ke gerakan yang sudah
berupa keterampilan khusus seperti meroda, guling depan, hingga handspring dan
back-handspring (Sujiono,2008).
Melalui kegiatan gerak lokomotor, anak bisa mencapai perkembangan fisik,
intelektual, emosional, sosial, dan perkembangan fisiologis. Perkembangan secara
fisik dapat dilihat saat bermain. Saat bermain anak bergerak secara langsung
dengan berpindah tempat, sehingga otot-otot dalam tubuh anak dapat berkembang
dengan baik. Pada saat bermaian anak pun dapat mengeluarkan keringat sehingga
3
lancar, seluruh tubuh secara otomatis bergerak untuk berpindah tempat
(Sujiono,2008).
Jika anak tidak pernah melakukan permainan, maka ia tidak akan
mendapatkan pengalaman fisik yang dapat membuat tubuhnya bergerak dan
tumbuh secara maksimal. Otot-otot dalam tubuh anak tidak akan berkembang,
sehingga anak akan merasa lemas. Selain itu metabolisme dalam tubuh terhambat,
disebabkan oleh minimnya keringat yang keluar dari tubuh karena tidak
melakukan aktivitas bergerak. (Sujiono,2008).
Perkembangan intelektual atau kognitif dapat dilihat dari kemampuannya
menggunakan atau memanfaatkan lingkungan sekitar. Anak akan berfikir
bagaimana caranya agar tidak terkena hal-hal yang membahayakan, atau
bagaimana cara melewati rintangan yang ada dalam sebuah permainan. Maxim
(1993), dalam Sujiono (2008), menyatakan bahwa aktifitas fisik akan
meningkatkan rasa keingintahuan anak dan membuat anak-anak akan
memperhatikan benda-benda, menangkapnya, mencobanya, melemparkannya,
atau menjatuhkannya, mengambil, mengocok-ngocok, dan meletakkkanya
kembali benda-benda ke dalam tempatnya.
Adanya keterampilan lokomotor anak juga akan menumbuhkan kreativitas
dan imajinasi anak yang merupakan bagian dari perkembangan mental anak. Para
ahli kerapkali menekankan betapa pentingnya kegiatan dan keterampilan
lokomotor, karena keterampilan ini dapat meningkatkan kemampuan intelektual
anak. Gerakan yang mereka lakukan saat bermain, bermanfat untuk membuat
fungsi belahan otak kanan dan kiri anak seimbang. Belahan otak kiri akan
mengatur cara berfikir logis dan rasional, menganalisis, bicara serta berorientasi
pada waktu dan hal-hal yang bersifat teknis dan rinci. Sedangkan belahan otak
kanan berperan mengatur hal-hal yang intuitif, bermusik, menari, dan hal-hal
yang bersifat kreativitas. Berbagai permainan yang dilakukan anak akan membuat
otak kiri dan otak kanan berfungsi dengan baik.
Kesehatan fisik seorang anak akan mempangaruhi pula kesehatan jiwanya.
Dengan fisik yang sehat seorang anak akan menjadi periang, beraktivitas secara
4
fisik seorang anak baik dan sehat ia akan dapat beraktivitas dengan baik pula.
Kemampuan fisik dan mental anak yang baik, pada saatnya akan menjadi dasar
bagi anak untuk membangun pengetahuan yang lebih tinggi atau lebih luas lagi.
(Semiawan, 2003 : Sujiono, 2008)
Pengaruh keterampilan gerak lokomotor terhadap perkembangan emosi
dapat dilihat ketika anak merasa senang, tidak senang, marah, menang dan kalah.
Dalam sebuah permainan pasti ada yang menang dan kalah. Di sini seorang anak
akan belajar menerima kenyataan, apabila suatu saat menang dan pada saat yang
lain mengalami kekalahan. Pada saat menerima kemenangan ia tidak serta merta
sombong, dan pada saat mengalami kekalahan, ia tidak merasa minder dan rendah
diri. Tanpa melakukan permainan lokomotor ini, seorang anak tidak akan terlatih
untuk memahami perasan orang lain. (Sujiono, 2008).
Pengaruh gerak lokomotor terhadap Perkembangan Sosial dapat dilihat dari
hubungannya dengan teman sebaya, menolong dan memperhatikan orang lain,
bekerjasama, berinteraksi, mengontrol diri, berempati, mentaati aturan, dan
menghadapi orang lain. Hal ini tidak dapat berkembang baik jika anak tidak
pernah berinteraksi dengan orang lain. Sedangkan interaksi tersebut dapat
dilakukan anak saat bermain dengan permainan tradisional yang dilakukan dalam
rangkaian gerak lokomotor (Sujiono, 2008).
Pengaruh keterampilan gerak lokomotor terhadap Perkembangan Bahasa
dapat dilihat dari kemampuan berkomunikasi dengan teman sebaya atau lawan
main. Dalam permainan lokomotor dibutuhkan komunikasi antara satu pemain
dengan yang lainnya, sehingga saat bermain anak akan menggunakan bahasa
untuk mengkomunikasikan keinginannya terhadap orang lain. Pada saat itulah
anak belajar bagaimana berkomunikasi dengan orang lain. Saat anak tidak
melakukan permainan, anak tidak akan belajar bagaimana menkomunikasikan
keinginannya terhadap orang lain.(Sujiono, 2008).
Sedangkan dari segi fisiologis, pentingnya anak bergerak atau berolahraga
dapat menjaga anak agar tak mendapat masalah dengan jantungnya. Karena anak
5
menstimulasi semua proses fisiologis anak, seperti peningkatan sirkulasi darah
dan pernapasannya. (Sujiono, 2008).
Sebuah penelitian menyatakan bahwa anak yang menunjukkan tingkat
kekuatan yang tinggi adalah anak yang memiliki keterampilan gerak lokomotor
yang tinggi pula. Lebih jauh, meningkatnya keterampilan gerak lokomotor anak
akan meningkatkan kemampuan motorik halusnya. Namun, untuk meningkatkan
kemampuan lokomotor dengan baik, seorang guru perlu memberi tempat agar
anak dapat melakukan lokomotornya, seperti berlari dan melompat, dan
membiarkan anak melakukan gerak motorik halusnya tanpa merasa takut dan
malu. (Sujiono, 2008).
Permainan tradisional Indonesia adalah permainan masyarakat yang
dimainkan secara bersama-sama oleh masyarakat setempat yang berfungsi sebagai
alat hiburan dan alat untuk memelihara tradisi (Rahayu, 2012). Permainan rakyat
sebagai bagian dari kebudayaan manusia pada masa lalu, merupakan salah satu
unsur kebudayaan daerah yang keberadaannya perlu dikembangkan. Hal ini
diperlukan dalam rangka memajukan kebudayaan nasional. Selain itu, permainan
rakyat juga berfungsi sebagai sarana sosialisasi nilai-nilai luhur, seperti
menanamkan rasa disiplin, membina sikap, dan sebagainya (Rahayu, 2012).
Permainan tradisional memberikan peran terhadap pengembangan potensi
anak seperti perkembangan motorik kasar, halus, sosial, kognitif serta aspek
perkembangan lainnya. Tientje, dkk. (2004) menyatakan bahwa permainan
tradisional sebagian menyerupai olah raga, yakni sama-sama memiliki aturan
main, sama-sama mampu memberi kesenangan, relaksasi, kegembiraan, dan
tantangan. (Kurniati , 2010).
Permainan tradisional memberikan banyak manfaat bagi perkembangan
anak. Penelitian Kurniati (2010) menjelaskan bahwa dari 30 permainan tradisional
Jawa Barat yang teridentifikasi dalam penelitiannya, semuanya dapat
mengembangkan keterampilan sosial anak.
Pada hakekatnya, permainan rakyat daerah dapat berwujud permainan
olah-raga, yaitu permainan yang menuntut keterampilan jasmani; permainan
6
cara atau siasat yang tepat mencapai sasaran; permainan bimbingan (games of
chances) yang sifatnya memberikan bimbingan kepada anggota masyarakat untuk
melakukan peranan; dan permainan sosial (social games) yang lebih banyak
mementingkan hiburan dan memperluas pergaulan dalam masyarakat yang
bersangkutan.
Permainan tradisional mendorong anak untuk dapat bergerak. Dalam hal ini
penulis akan menggunakan beberapa permainan tradisional. Banyak terdapat
permainan tradisional di Indonesia. Penulis memfokuskan pada beberapa
permai-nan dari daerah Jawa Barat. Permaipermai-nan-permaipermai-nan yang akan dilakukan
merupa-kan permainan yang mengutamamerupa-kan kelincahan fisik anak. Permainan-permainan
ini dapat dilakukan di mana saja dengan bimbingan guru atau orang tua.
Permainan tradisional memiliki kelebihan dibandingkan dengan permainan
modern saat ini, diantaranya dilakukan dengan banyak bergerak, karena
permainan modern saat ini lebih banyak dilakukan anak dengan berdiam diri atau
duduk seperti permainan play station, laptop atau game di komputer, dengan kata
lain permainan tradisional lebih bermanfaat dibandingkan permainan modern lain
yang banyak dilakukan anak-anak saat ini.
Taman Kanak-Kanan (TK) istiqamah merupakan Taman Kanak-Kanak (TK)
yang dikunjungi peneliti. Berdasarkan pengamatan awal yang dilakukan oleh
peneliti, ditemukan bahwa keterampilan gerak dasar anak di Taman Kanak-Kanak
(TK) Istiqamah masih belum optimal. Hal ini terlihat dari anak yang mudah lelah
saat mengikuti permainan futsal, selain itu gerak lokomotor anak tidak di
stimulasi dengan sering baik di kelas ataupun diluar kelas. Hal ini disebabkan oleh
belum tersedianya program khusus dalam mengembangkan keterampilan gerak
dasar lokomotor di Taman Kanak-Kanak (TK) Istiqamah.
Pengembangan keterampilan gerak lokomotor di Taman Kanak-Kanak (TK)
istiqamah selama ini lebih menekankan pada kreativitas guru dalam melakukan
pendekatan, variasi, maupun modifikasi dalam proses pengembangan
keterampilan gerak lokomotor. Salah satu kendala dalam pengembangan
7
kurangnya kreativitas guru dalam merencanakan program pengembangan
keterampilan gerak lokomotor.
Fenomena di atas menunjukkan bahwa perlu penelitian lebih dalam
mengenai peranan permainan tradisional dalam meningkatkan kemampuan
lokomotor anak usia dini. Itulah sebabnya, penelitian ini memfokuskan kajian
pada Meningkatkan Keterampilan Gerak Lokomotor Anak Taman Kanak-Kanak
Melalui Permainan Tradisional.
B. Rumusan masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini dituangkan ke dalam pertanyaan
penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana keterampilan gerak lokomotor yang dimiliki anak sebelum
diberikan permainan tradisional
2. Bagaimana implementasi permainan tradisional yang dilakukan untuk
meningkatkan keterampilan gerak lokomotor anak
3. Bagaimana keterampilan gerak lokomotor yang dimiliki anak sesudah
diberikan permainan tradisional
C. Tujuan penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengaruh permainan tradisional terhadap kemampuan gerak
lokomotor anak.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui kemampuan gerak dasar lokomotor anak sebelum diberikan
permainan tradisional.
b. Mengetahui kemampuan lokomotor anak sesudah diberikan permainan
tradisional.
c. Mengetahui perbedaan yang terjadi pada anak saat sebelum dan sesudah
diberikan permainan tradisional
8
Manfat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk anak
a. Membantu perkembangan motoriknya dalam hal kemampuan lokomotor
anak.
b. Mengenalkan anak terhadap permainan tradisional.
2. Untuk sekolah dan guru.
Meningkatkan peran sekolah dan guru dalam meningkatkan kemampuan
motorik anak dalam hal kemampuan lokomotor anak dengan cara yang
menyenangkan melalui bermain
3. Untuk orang tua
a. Membantu orang tua agar lebih memahami perkembangan lokomotor anak
b. Dapat mengenalkan berbagai permainan tradisional pada anak
4. Untuk peneliti
a. Mendapatkan pengetahuan mengenai ada tidaknya pengaruh permainan
tradisional terhadap perkembangan lokomotor anak usia dini.
b. Mendapatkan pemahaman mengenai bagaimana cara melakukan penelitian
tindakan kelas
E. Struktur penulisan
Bab I pendahuluan yang berisi Latar Belakang, Rumusan masalah,
Tujuan penelitian, Manfaat penelitian, Struktur penulisan. Bab II kajian
pustaka yang berisi perkembangan motorik anak usia dini, pola gerakan
lokomotor, permainan tradisional. Bab III metode penelitian yang berisi
lokasi, populasi dan sampel penelitian, metode penelitian. Desain penelitian,
definisi operasional, instrumen penelitian, prosedur penelitian. Bab IV hasil
penelitian dan pembahasan berisi hasil penelitian dan pembahasan
penelitian. Bab V kesimpulan dan saran berisi kesimpulan dan rekomendasi.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian
Penelitian ini dilakukan di TK istiqamah Bandung pada tahun ajaran
2012-2013. Alasan digunakannya TK Istiqamah sebagai objek penelitian adalah karena
beberapa hal seperti: kemudahan akses perijininan, jarak yang terjangkau dari
tempat tinggal peneliti, memenuhi syarat penelitian yaitu kurang terstimulasinya
kemampuan lokomotor di TK tersebut.
Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelompok B TK Istiqamah
Bandung yang berjumlah 67 orang yang terdiri dari 3 kelas yaitu kelas Bilal,
Ustman, dan Abu Bakar, sedangkan sampel penelitian adalah seluruh siswa di
kelas Bilal yang berjumlah 22 orang Dalam penelitian ini terdapat beberapa
kriteria yang menjadi syarat untuk menjadi subjek penelitian yaitu :
a. Kriteria inklusi:
1) Anak melalui tes awal (pretest) kemampuan lokomotor yang
dilaksanakan pada awal waktu penelitian
2) terdaftar sebagai siswa kelas Bilal dan Abu Bakar TK Istiqamah
Bandung tahun ajaran 2012-2013
3) Selama penelitian anak tidak sakit.
b. Kriteria eksklusi :
1) Anak sakit pada saat penelitian.
2) Anak pindah sekolah (sudah tidak terdaftar pada kelas Bilal TK Istiqamah
Bandung tahun ajaran 2012-2013) saat penelitian
B. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode
pengaruh permainan tradisional terhadap keterampilan gerak lokomotor anak usia
dini. Mcmillan & Schumacher (2001), dalam Syaodih (2005), menyebutkan
bahwa penelitian kualitatif mempunyai dua tujuan utama, pertama,
menggambarkan dan mengungkap (to describe and explore), dan kedua,
menggambarkan dan menjelaskan (to describe and explain).
C. Desain Penelitian
Penelitian dilakukan dengan menggunakan penelitian kualitatif dan
pendekatan Penelitian Tindakan Kelas, yang mempunyai ciri-ciri antara lain (1)
berlatar alami, (2) bersifat deskriptif, (3) lebih memperhatikan proses dari pada
hasil, (4) analisis data yang dilakukan secara induktif.
Penelitian tindakan kelas adalah kajian yang bersifat reflektif atas tindakan
guru yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas, tindakan guna memperbaiki
pelajaran (Dikbud: 1999)
Desain Penelitian Tindakan Kelas ini akan dilakukan dalam dua siklus atau
lebih. Tindakan yang dilakukan pada setiap siklus akan selalu dievaluasi, dikaji
dan direfleksikan, dengan tujuan untuk meningkatkan efektivitas tindakan pada
siklus berikutnya.
Penelitian itu terdiri atas siklus yang beralur, mulai dari tahap perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan dan perefleksian (Kemmis dan Tagart dalam Hopkins
Sejalan dengan pendapat di atas, untuk lebih memahami Penelitian Tindakan
Kelas, maka perlu dikemukakan karakteristik yang bersifat umum yaitu :
1. Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan oleh guru sendiri.
2. Penelitian Tindakan Kelas berangkat dari permasalahan praktis faktual.
3. Dalam Penelitian Tindakan Kelas terdapat tindakan-tindakan yang perlu
dilakukan untuk memperbaiki proses belajar mengajar di kelas yang
bersangkutan
4. Tindakan-tindakan yang diambil dalam rangka melakukan perubahan menuju
perbaikan tersebut harus direncanakan secara cermat, karena adanya
tindakan-tindakan inilah maka penelitian ini disebut Penelitian Tindakan Kelas.
D. Penjelasan Istilah
1. Kemampuan lokomotor
Sujiono (2008) dan Moeslichatoen (1999), menyebutkan bahwa lokomotor
adalah gerak dasar yang menyebabkan terjadinya perpindahan tempat atau
keterampilan yang digunakan untuk memindahkan tubuh dari satu tempat ke
Rencana Tindakan II Tindakan II
(proses KBM)
Hasil observasi
Observasi II Refleksi II
Rencana Tindakan I Tindakan I
(proses KBM)
Hasil observasi
tempat lain. Lokomotor merupakan gerakan yang menjadi fondasi untuk dipelajari
pada anak usia dini atau usia taman kanak-kanak (TK). Gerakan lokomotor dapat
ditunjukkan melalui kegiatan seperti melompat, meloncat, berlari, dan berjalan.
2. Permainan tradisional
Rahayu (2012), menyebutkan bahwa Permainan Tradisional Indonesia
adalah permainan masyarakat yang dimainkan secara bersama-sama oleh
masyarakat setempat yang berfungsi sebagai alat hiburan dan alat untuk
memelihara tradisi.
Menurut Seagoe (1971) dalam Hurlock (1978) Traditional game is a game
that is passed to one generation to another in a particular culture. one game
should undergo the test of time and its generation. One that survives will be
passed for a long time. Yang dengan kata lain bahwa Permainan tradisional
adalah permainan yang akan diteruskan ke satu generasi ke yang lain dalam suatu
budaya tertentu. satu permainan harus berjalan sepanjang waktu dalam satu
generasi. Salah satu yang bertahan akan diteruskan untuk waktu yang lama.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat yang dapat digunakan oleh peneliti
dalam melakukan penelitian. Untuk memperoleh kebenaran yang objektif dalam
pengumpulan data, diperlukan adanya instrumen yang tepat, sehingga masalah
yang diteliti akan terefleksi dengan baik. Instrumen penelitian yang digunakan
a. Indikator keterampilan gerak lokomotor
Tabel 3.1
Instrumen Penelitian
Variabel Indikator Item
Kualifikasi
SB B C K SK Kemampuan
Lokomotor
I.Berjalan Berjalan maju pada garis lurus sejauh 2-3 meter
Berjalan di atas papan titian
Berjalan berjinjit diatas batok kelapa
Berjalan mundur sejauh 2 -3 meter
Berjalan ke samping sejauh 1-2 meter
Berjalan ke samping sejauh 2-3 meter dengan membawa beban II.Berlari Berlari di tempat
Berlari cepat
Berlari sambil melompat dengan seimbang tanpa jatuh
Berlari dengan rintangan balok yang dilewati zigzag
III.Meloncat Meloncat dari ketinggian 20-30 cm
Meloncat dari ketinggian 30-50 cm
Meloncat dengan rintangan berupa tali karet
Meloncat sambil berlari
Meloncat dengan dua kaki dengan Seimbang
IV. melompat Melompat dengan satu kaki dengan seimbang
Melompat dengan rintangan tidak boleh melewati batas kotak
Tabel 3.2
Deskripsi Kriteria Penilaian
Kemampuan
lokomotor Kriteria Deskripsi
Berjalan Sangat Baik (SB) Terlihat mudah melakukan gerakan berjalan, langkah sudah berirama dan pemindahan berat badan sudah lancar dan halus Baik (B) Berjalan dengan sikap
yang benar, namun melakukan sedikit kesalahan gerak
Cukup (C) Berjalan dengan sikap cukup benar namun terkadang masih melakukan kesalahan seperti: mengayunkan lengan dan tungkai kaki (sesisi) secara bersamaan Kurang (K) Berjalan dengan sikap belum
benar diantaranya
Sangat Kurang (SK) Anak tidak dapat melakukan gerakan berjalan
Berlari Sangat Baik (SB) Terlihat mudah melakukan gerakan berlari, tanpa melakukan kesalahan sedikitpun
Cukup (C) Berlari dengan sikap yang benar diantaranya berlari dengan tubuh yang ditegakkan,berlari dengan tumit, berlari dengan kaki berputar kedalam atau keluar sehingga berlari tidka sempurna
Sangat Kurang (SK) Anak tidak dapat melakukan gerakan berlari
Meloncat dan
melompat
Sangat Baik (SB) Terlihat mudah melakukan gerakan melncat dan melompat, mendarat dengan kedua tungkai yang namun melakukan sedikit kesalahan gerak sesekali Cukup (C) Meloncat dan melompat
dengan sikap cukup benar namun terkadang masih melakukan kesalahan seperti berdiri/mendarat dengan badan terlalu tegak pada saat mendarat,
Kurang (K) Meloncat dan melompat dengan sikap belum benar diantaranya gagal untuk membengkokkan sendi pinggul, lutut, dan kaki saat mendarat, tubuh bagian atas dicondongkan ke depan saat meloncat dan gagal meluruskan kedua tungkai saat mendarat
Sangat Kurang (SK) Anak tidak dapat melakukan gerakan berlari
Adapun kriteria skoring untuk instrumen diatas adalah sebagai berikut :
0 – 13, 6 : sangat kurang
13,7- 27,2 : kurang
27,3 – 40,8 : cukup
40,9 – 54,4 : baik
54,5 – 68 : sangat baik
b. Pedoman Observasi Aktivitas Guru
Pedoman observasi aktivitas guru merupakan alat yang digunakan untuk
mengamati segala bentuk tindakan yang dilakukan oleh guru selama
melakukan kegiatan pembelajaran mulai dari kegiatan awal sampai akhir. Hal
ini dilakukan untuk melihat sejauhmana guru dapat melakukan kegiatan
pembelajaran tersebut sesuai dengan apa yang diharapkan peneliti. Pedoman
ini terdiri dari 6 lembar kegiatan. Setiap lembarnya berisi tentang setiap macam
permainan yang dilakukan saat pembelajaran tersebut. pedoman observasi
tersebut dibuat dengan menyesuikan kegiatan pembelajaran pada hari tersebut,
terlebih dalam hal aturan main dan cara permainan. Setiap permainan
tradisional yang dilakukan memiliki aturan permainan dan cara bermain yang
berbeda, sehingga harus dibuat lembar observasi guru yang berbeda pula.
Pedoman observasi aktivitas guru ini dapat dilihat pada lampiran 6.
c. Rencana Kegiatan Harian
Rencana Kegiatan Harian ini memuat tindakan (treatment) yang akan
dilakukan dalam penelitian. Rencana Kegiatan Harian ini merupakan pedoman
bagi guru untuk melakukan pembelajaran. Rencana Kegiatan Harian ini dibuat
sebanyak enam buah disesuaikan dengan pembelajaran yang digunakan dalam
penelitian ini. Rencana kegitan harin ini memuat secara rinci mengenai seluruh
proses rencana pembelajaran dalam satu hari kegitan. Rencana Kegiatan harian ini
d. Teknik pengumpulan data
Kegiatan pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan beberapa
teknik yakni :
1) Observasi (pengamatan)
Observasi dilakukan untuk mengamati latar kelas dan aktivitas belajar
yang dilakukan sehingga perilaku guru dan siswa terpantau. Observasi
dilakukan secara bersama-sama secara kolaboratif oleh peneliti dan
praktisi.
2) Catatan lapangan
Catatan lapangan pada dasarnya berisi deskripsi atau paparan tentang latar
kelas dan aktivitas pembelajaran.untuk memperoleh kejlasan berkaitan
dengan temuan-temuan yang diperoleh pada saat observasi dan pencatatan
di kelas
3) Wawancara
Wawancara dilkukan peneliti kepada guru berkaitan dengan pelaksanaan
permainan tradisional yang dilakukan untuk peningkatan keterampilan
gerak lokomotor anak.
4) Dokumentasi
Sedangkan untuk mengkaji keberhasilan perncanaan tindakan yang telah
dilakukan dibuatkan dokumentasi pelaksanaan penelitian.
B. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian merupakan langkah yang ditetapkan dan dilakukan peneliti
dalam melakukan penelitian. Langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian
ini terbagi dalam 2 tahap, yaitu :
1. Tahap perencanaan
Pada kegiatan awal dilakukan pengamatan dan tes awal, dengan tujuan
untuk mengetahui sejauh mana keterampilan gerak lokomotor yang dimiliki
kegiatan yang berhubungan dengan permainan, yang dilakukan oleh guru sebagai
bahan merencanakan tindakan yang akan diberikan saat pelaksanaan penelitian.
Pengamatan dan tes awal ini dilakukan pada bulan Januari 2013. Pada tahap
ini peneliti melakukan mengamatan berkenaan dengan proses pembelajaran di
kelas. Selanjutnya dilakukan juga diskusi dengan para guru, untuk memperoleh
identifikasi dan rumusan hambatan-hambatan yang ditemui oleh para guru dalam
proses pembelajaran, serta rumusan alternatif tindakan yang nantinya dapat
dilakukan dalam melakukan pemecahan masalah. Hasil pengamatan menunjukkan
bahwa pembelajaran di kelas lebih mentikberatkan pada kemampuan kognitif
anak dan penekanan keagamaan, sedangkan pada keterampilan gerak
lokomotornya jarang dilakukan.
Penggunaan strategi yang digunakan peneliti adalah dengan memberikan
permainan tradisional kepada anak pada proses pembelajaran. Dengan demikian,
anak akan lebih meningkat keterampilan gerak lokomotornya. Dari data tersebut
peneliti mencoba memberikan alternatif tindakan yang dapat dilakukan untuk
memecahkan masalah yang dihadapi, yaitu memberikan berbagai permainan
tradisional yang bisa dilakukan pada beberapa kesempatan dalam pembelajaran.
Alternatif ini disusun menjadi sebuah perencanaan pembelajaran
disesuaikan dengan indikator yang sesuai dengan kebutuhan untuk meningkatkan
keterampilan gerak lokomotor anak.
2. Tahap Pelaksanaan
Hasil pengamatan dan tes awal yang sudah diperoleh, selanjutnya digunakan
sebagai bahan untuk menyusun rancangan tindakan yang akan dilaksanakan.
Kegiatan penelitian ini dilakukan selama dua bulan. Pada saat kegiatan penelitian,
setiap tindakan dilakukan secara berbaur, menggunakan prosedur sebagaimana
dikemukakan oleh Kemmis dan McTaggart dalam Resmini (1998), seperti telah
diuraikan, yaitu mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan
a. Perencanaan tindakan
Pada awal kegiatan dilakukan pengamatan awal dengan tujuan mengetahui
tingkat keterampilan gerak lokomotor seorang anak. Langkah pada gilirannya
akan dijadikan sebagai bahan untuk merencanakan tindakan yang berkaitan
dengan langkah-langkah yang diperlukan dalam penelitian. Penelitian ini
dilaksanakan pada bulan Januari s/d Februari 2013. Pada tiap tahap ini akan
dilaksanakan kegiatan sebagai berikut:
1) Melakukan kegiatan pengamatan terhadap keterampilan gerak
lokomotor
2) Mendiskusikan hasil pengamatan dengan guru kelas untuk menentukan
tindakan yang akan dilakukan dalam rangka mengatasi masalah yang
ada
3) Mencari permainan tradisional yang cocok untuk diberikan kepada
anak demi tercapainya peningkatan keterampilan gerak lokomotor
anak
4) Membuat Rencana Kegiatan harian (RKH), termasuk alat evaluasi
yang diperlukan
5) Menyiapkan kegiatan pembelajaran, termasuk di dalamnya media dan
alat
6) Membuat lembar observasi kegiatan membelajaran.
b. Pelaksanaan
Dalam tahap pelaksanaan tindakan dilakukan oleh peneliti dan guru kelas.
Pada tahap ini akan dilakukan serangkaian implementasi Rencana Kegiatan Harian (RKH) yang telah dibuat oleh peneliti. Smuljan, dalam Rofi’uddin (1994), mengemukakan bahwa pelaksanaan tindakan harus dilakukan secara
terpadu, dalam arti dilakukan oleh peneliti dengan mengikutsertakan guru
sebagai praktisi, sehingga peneliti perlu memberikan pengarahan agar tindakan
yang dilakukan benar-benar tepat dan sesuai dengan keinginan peneliti.
Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini dilakukan selama dua siklus dengan
Siklus I Siklus II
Tindakan 1 30 Januari 2013 Tindakan 1 7 Februari 2013
Tindakan 2 31 Januari 2013 Tindakan 2 11 Februari 2013
Tindakan 3 4 Februari 2013 Tindakan 3 13 Februari 2013
c. Pemantauan
Proses pemantauan ini bertujuan untuk menentukan apakah ada hal-hal yang
harus segera diperbaiki agar tindakan dapat mencapai tujuan yang diinginkan.
Melakukan pemantauan dilakukan terhadap pelaksanaan tindakan dengan
menggunakan instrumen pengumpul data yang telah ditetapkan sehingga
diperoleh seperangkat data tentang pelaksanaan tindakan, kendala-kendala
yang dihadapi, serta kesempatan dan peluang yang ada berkaitan dengan
keterampilan gerak lokomotor anak. Selanjutnya data dimanfaatkan sebagai
bahan utnuk melakukan refleksi.
d. Refleksi
Tahapan ini merupakan pengkajian tindakan yang dilakukan untuk
menyempurnakan siklus berikutnya. Hasil observasi dan hasil evaluasi
pembelajaran akan direfleksi sehingga dapat memeperbaiki dan menguatkan
rencana berikutnya. Selain itu guru dapat merefleksi diri untuk meningkatkan
kualitas kegiatan pembelajaran berikutnya. Pada kegiatan ini dilakukan
pemberian masukan untuk merencanakan kegiatan pembelajaran yang akan
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang meningkatkan keterampilan gerak
dasar lokomotor anak melalui permainan tradisional di kelompok B1 TK
Istiqamah Bandung, dapat diuraikan kesimpulan sebagai berikut:
1. Keterampilan gerak dasar lokomotor anak di kelompok B1 TK
istiqamah Bandung sebelum penerapan permainan tradisional dirasa
kurang terkembangkan dengan baik. Hal ini diduga karena
pembelajaran yang berkaitan dengan perkembangan motorik kasar
terutama gerak lokomotor kurang terstimulasi, karena pembelajaran di
TK Istiqamah lebih memfokuskan pada kegiatan yang berhubungan
dengan kognitif anak sehingga jarang dilakukan kegiatan yang bersifat
motorik. Selain itu kemampuan pendidik yang kurang dalam hal
lokomotor mungkin diduga sebagai alasan lain mengapa keterampilan
gerak dasar lokomotor anak kurang.
2. Permainan tradisional yang ditujukan untuk meningkatkan
keterampilan gerak dasar lokomotor di kelompok B TK Istiqamah
dilaksanakan dalam dua siklus dengan masing-masing 3 tindakan
dalam satu siklus. Jenis permainan tradisional yang diterapkan yaitu
balap kaleci, balap karung, sondah, sapintrong, ucing kup,
oray-orayan, dan kelom batok. Setiap permainan tradisional tersebut
ditujukan untuk seluruh aspek keterampilan gerak dasar lokomotor
dalam setiap indikator yang berbeda. Observasi pada siklus pertama
menggambarkan adanya peningkatan yang cukup baik terkait
keterampilan gerak dasar lokomotor anak, begitupun dengan hasil
observasi pada siklus kedua. Pada siklus I ditemukan beberapa
pengetahuan guru dalam hal permainan tradisional, kurangnya
kemampuan untuk mencontohkan dengan baik dan kemampuan
pengkondisian anak yang kurang. Tetapi hal tersebut diperbaiki dalam
siklus II dan menghasilkan peningkatan yang terjadi pada keterampilan
lokomotor anak.
3. Keterampilan gerak dasar lokomotor anak setelah diterapkannya
permainan tradisional mengalami peningkatan yang cukup baik dari
saat prasiklus terdapat 1 anak (4,55%) pada kategori saat kurang, 14
anak (63,63%) pada kategori kurang, dan 7 anak (31,82%) pada
kategori cukup. Pada saat pasca siklus 1 pada kategori sangat baik
sebanyak 1 anak (4,55%), kategori baik sebanyak 20 anak (90,90%),
kategori cukup sebanyak 1 anak (4,55%) dan sudah tidak terdapat lagi
anak pada kategori kurang dan sangat kurang. pada siklus II, terdapat
21 anak (95,45%) pada kategori sangat baik dan 1 orang anak (4,55%)
masuk pada kategori baik. Peningkatan yang terjadi dikarenakan
permainan tradisional memang bermanfaat untuk meningkatkan
keterampilan lokomotor anak, karena sebagian besar kegiatan
permainan tradisional tersebut menggunakan otot-otot besar anak
untuk bergerak sehingga kemampuan lokomotor anak terkembangkan
dengan baik.
B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil pembahasan yang disimpulkan diatas, terdapat beberapa
hal yang menjadi catatan sebagai bahan rekomendasi diantaranya:
1. Bagi Guru
a. Guru hendaknya selalu mengajak anak untuk melakukan banyak
permainan tradisional agar anak dapat terlatih keterampilan
lokomotornya karena melakukan gerakan lokomotor tersebut secara
rutin.
b. Guru hendaknya dapat menstimulasi perkembangan keterampilan
berpraktik melalui kegiatan yang menarik, salah satunya melalui
permainan tradisional.
c. Guru diharapkan dapat menggunakan metode yang bervariatif dalam
menstimulasi perkembangan anak, khususnya perkembangan
keterampilan gerak dasar lokomotor.
d. Guru hendaknya dapat memilih media yang tepat dalam penerapan
permainan tradisional. Gunakan media yang mudah didapat dan tidak
menyulitkan saat digunakan anak. Gunakan pula media yang menarik
untuk membuat anak tertarik pada pembelajaran.
2. Bagi orang tua
a. Orangtua hendaknya menyediakan fasilitas bagi anak untuk
melakukan berbagai kegiatan yang berhubungan dengan
keterampilan gerak dasar lokomotor
b. Orangtua hendaknya membuat berbagai kegiatan dapat
meningkatkan keterampilan gerak dasar lokomotor anak dengan
tujuan untuk menyeimbangkan kegiatan yang berhubungan
dengan perkembangan kognitif dengan lokomotor anak
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
a. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian
secara lebih mendalam lagi terhadap penerapan permainan
tradisional untuk meningkatkan keterampilan gerak dasar
manipulatif anak.
b. Peneliti selanjutnya dapat menggunakan lebih banyak
permainan tradisional baik dari daerah Jawa Barat atau daerah
lain di Indonesia dan memodifikasikannya dengan situasi dan
Daftar pustaka
Ahira. A. (2009). Permainan Tradisional. [online]
http://www.anneahira.com/permainan/permainan -tradisional.htm. Asian
Brain. Akses 21 Oktober 2012
Depdiknas. 2002. Kurikulum Dan Hasil Belajar Kompetensi Dasar Pendidikan Anak Usia Dini 4-6 Tahun. Jakarta. Pusat kurikulum, Balitbang, Depdiknas
Halimah,U. 2012. Lomba Balap Karung. [online] http://uun-halimah.blogspot.com/2011/11/lomba-balap-karung.htm. akses tanggal 21 oktober 2012
Hannurofik. 2010. Teori-teori perkembangan motorik AUD. [online] http://www.scribd.com/doc/33133473/Teori-teori-perkembangan-Motorik-Aud akses 19 jan 2012
Hurlock, E.B.,1999. Perkembangan Anak Jilid 1 (edisi 6). Penerbit Erlangga: Jakarta.
Husna, A. 2009. 100+ permainan Tradisinal Indonesia Untuk Meningkatkan kreativitas, Ketangkasan dan Keakraban. Penerbit Andi : Yogyakarta
Kurniati. E. 2010. “Main Yuk!” 30 permainan tradisional jawa barat dan peranannya dalam mengembangkan keteramplan sosial anak. Bandung. PGPAUD FIP UPI
Moeslichatoen. R. 1995. Metode pengajaran ti taman kanak-kanak. Jakarta. Depdikbud Dirjen Dikti.
Mulyani, Nuning. 2011. Efektivitas Permainan Tradisional Dalam Meningkatkan Keterampilan Sosial Anak Taman Kanak-Kanak. Skripsi pada PGPAUD FIP UPI. Bandung. Tidak diterbitkan
Santrock, JW. Perkembangan Anak. 2007. Jakarta : Erlangga. Alih Bahasa : Mila Rachmawati, S.Psi. , Anna kuswanti
Solehuddin. M. (1997). Konsep Dasar Pendidikan Prasekolah. Bandung. FIP UPI
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Penerbit Alfabeta : Bandung
Sujiono. B. 2008. Metode Pengembangan Fisik. Penerbit Universitas Terbuka
Sumantri, MS. 2005. Model Pengembangan Keterampilan Motorik Anak Usia Dini. Depertemen Pendidikan Nasional