• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATERI KOPERASI DAN KESEJAHTERAAN ANGGOTA DENGAN MENGGUNAKAN METODE RESITASI MELALUI TEKNIK WAWANCARA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI SADANGSARI KECAMATAN CISITU KABUPATEN SUMEDANG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATERI KOPERASI DAN KESEJAHTERAAN ANGGOTA DENGAN MENGGUNAKAN METODE RESITASI MELALUI TEKNIK WAWANCARA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI SADANGSARI KECAMATAN CISITU KABUPATEN SUMEDANG."

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

KECAMATAN CISITU KABUPATEN SUMEDANG

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

NUNUNG NURHAYATI 1010311

PROGRAM S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (PGSD) KAMPUS SUMEDANG

(2)

KECAMATAN CISITU KABUPATEN SUMEDANG Oleh

NUNUNG NURHAYATI 1010311

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING: Pembimbing I,

Asep Kurnia Jayadinata, M.Pd. NIP.198009292008011023

Pembimbing II,

Drs. Dadang Kurnia, M.Pd. NIP. 19560502 198111 1 001

Mengetahui

Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar S-1 Kelas UPI Kampus Sumedang

(3)

MENGGUNAKAN METODE RESITASI MELALUI TEKNIK WAWANCARA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI SADANGSARI

KECAMATAN CISITU KABUPATEN SUMEDANG

Oleh

NUNUNG NURHAYATI 1010311

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:

Penguji I,

Ani Nuraeni, M.Pd. NIP.197608222005012002

Penguji II,

Asep Kurnia J, M.Pd. NIP.198009292008011023

Penguji III,

Dr. Prana Dwija I, M.Pd. NIP.197212262005011002

Mengetahui

Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar S-1 Kelas UPI Kampus Sumedang

(4)

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Upaya

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Materi Koperasi dan Kesejahteraan

Anggota dengan Menggunakan Metode Resitasi Melalui Teknik Wawancara Pada

Siswa Kelas IV SD Negeri Sadangsari Kecamatan Cisitu Kabupaten Sumedang”,

beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri. Dan saya tidak

melakukan penjiplakan, pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan

etika keilmuan yang berlaku.

Atas pernyataan ini saya siap menanggung resiko atau sangsi yang

dijatuhkan kepada saya, apabila ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika

keilmuan dalam karya saya ini.

Sumedang, Januari 2013

Yang Membuat Pernyataan

(5)

PENGESAHAN ... i

PERNYATAAN ... ii

ABSTRAK ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR DIAGRAM ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan dan Pemecahan Masalah ... 8

1. Rumusan Masalah ... 8

2. Pemecahan Masalah ... 9

C. Tujuan dan Manfaat ... 14

1. Tujuan ... 14

2. Manfaat ... 15

D. Batasan Istilah ... 16

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 17

A. Hakikat Pendidikan IPS ... 17

1. Definisi Pendidikan IPS ... 17

2. Tujuan Pelajaran Pendidikan IPS ... 18

3. Manfaat Pembelajaran Pendidikan IPS ... 20

B. Metode Pembelajaran Resitasi dalam Pembelajaran Pendidikan IPS ... 21

1. Kedudukan Metode dalam Kegiatan Belajar Mengajar ... 21

(6)

1. Definisi Wawancara ... 25

2. Etika Wawancara ... 26

D. Langkah-langkah Pembelajaran Metode Resitasi dalam Pembelajaran Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. ... 26

E. Koperasi dan Kesejahteraan Anggota ... 28

1. Definisi Koperasi ... 28

2. Manfaat dan Tujuan Koperasi ... 29

3. Perbedaan Koperasi dengan Jenis Usaha lainnya ... 30

4. Koperasi Sekolah ... 31

5. Pentingnya Usaha Bersama melalui Koperasi ... 32

F. Hasil Belajar ... 33

G. Temuan Hasil Penelitian yang Relevan ... 34

H. Hipotesis Tindakan ... 35

BAB III METODE PENELITIAN ... 36

A. Lokasi dan waktu Penelitian ... 36

1. Lokasi Penelitian ... 36

2. Waktu Penelitian ... 36

B. Subjek Penelitian ... 37

C. Metode dan Desain Penelitian ... 38

1. Metode Penelitian ... 38

2. Desain Penelitian ... 39

D. Prosedur Penelitian Tindakan ... 40

1. Tahap Perencanaan (Planning) ... 40

2. Tahap Pelaksanaan (Acting) ... 40

3. Tahap Observasi ... 41

4. Tahap Analisis dan Releksi ... 42

E. Instrumen Penelitian ... 42

(7)

B. Paparan Data Tindakan ... 49

1. Paparan Data Tindakan Siklus I ... 49

a. Paparan Data Perencanaan Siklus I ... 49

b. Paparan Data Proses Siklus I ... 50

c. Paparan Data Hasil Siklus I ... 57

d. Analisis dan Refleksi ... 59

2. Paparan Data Tindakan Siklus II ... 64

a. Paparan Data Perencanaan Siklus I ... 64

b. Paparan Data Proses Siklus I ... 66

c. Paparan Data Hasil Siklus I ... 73

d. Analisis dan Refleksi ... 75

C. Paparan Pendapat Peserta Didik dan Guru ... 79

1. Paparan Data Peserta Didik ... 79

2. Paparan Pendapat Guru ... 80

D. Gambaran Hasil Analisis Data ... 81

E. Pembahasan ... 86

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 90

A. Kesimpulan ... 90

B. Saran ... 92

DAFTAR PUSTAKA ... 94

DAFTAR LAMPIRAN ... 95

(8)

Halaman

Tabel 1.1 Data Awal Tes Hasil Belajar ... 6

Tabel 1.2 Fase-fase Pembelajaran Metode Resitasi ... 12

Tabel 2.1 Perbedaan Koperasi dengan Badan Usaha Lain ... 31

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian ... 37

Tabel 4.1 Data Hasil Tes Awal ... 48

Tabel 4.2 Data Proses Kinerja Guru Siklus I ... 54

Tabel 4.3 Data Proses Aktivitas Peserta Didik Siklus I ... 56

Tabel 4.4 Data Tes Hasil Belajar Siklus I ... 58

Tabel 4.5 Analisis Kegiatan Guru dan Peserta Didik Siklus I ... 59

Tabel 4.6 Data Kinerja Guru Siklus II ... 70

Tabel 4.7 Data Proses Aktivitas Peserta Didik Siklus II ... 72

Tabel 4.8 Data Tes Hasil Belajar Siklus II ... 74

Tabel 4.9 Analisis Kegiatan Guru dan Peserta Didik Siklus II ... 75

Tabel 4.10 Persentase Ketercapaian Indikator Kinerja Guru Pada Tiap Tahapan ... 82

Tabel 4.11 Perbandingan Persentase Hasil Aktivitas Siswa Siklus I Dan Siklus II ... 84

(9)

Halaman

Diagram 4.1 Persentase Peningkatan Ketercapaian Target Siklus I ... 63

Diagram 4.2 Persentase Peningkatan Ketercapaian Target Siklus I ... 78

Diagram 4.3 Perbandingan Hasil Aktivitas Siswa Siklus I dan

Siklus II ... 84

Diagram 4.4 Perbandingan Persentase Awal dengan Data Hasil Evaluasi

(10)

Halaman

(11)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni

budaya yang begitu cepat, menuntut semua individu untuk bekerja keras dan

berusaha untuk dapat mengikuti perubahan-perubahan yang terjadi dari dampak

perkembangan tersebut. Salah satu faktor yang memiliki andil besar dalam

perkembangan dan perubahan suatu bangsa adalah pendidikan.

Pendidikan pada dasarnya merupakan proses pendewasaan diri, yang dapat

diperoleh dari lingkungan formal maupun non-formal. Proses pendidikan ini

mengalami perubahan dalam pola pemikiran yang semula bersifat statis dan kaku

menjadi berkembang menuju dunia pendidikan yang modern. Pendidikan dalam

arti luas seperti yang tercantum dalam UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003

(Robiansyah, 2010:7) adalah sebagai berikut.

Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Dari uraian diatas dapat dilihat bahwa tujuan pendidikan adalah untuk

menciptakan manusia yang beriman, cerdas, berkualitas, beradab dan berkarakter

sehingga memiliki pandangan yang luas kedepan untuk mencapai suatu cita- cita

yang diharapkan dan mampu berdaya saing didunia modern di dalam berbagai

lingkungan dan menuntut manusia agar lebih baik dalam segala aspek kehidupan.

Azra (Robiansyah, 2010:7) menjelaskan bahwa „Pendidikan adalah suatu

proses penyiapan generasi muda untuk menjalankan kehidupan dan memenuhi

tujuan hidupnya secara lebih efektif dan efisien.‟

Dilihat dari uraian di atas, diketahui bahwa proses pendidikan telah

berlangsung sejak anak-anak, bahkan sejak bayi dalam kandunganpun pendidikan

telah diberikan orangtua agar anak tumbuh menjadi anak yang cerdas, baik dan

(12)

dimaksud anak-anak pada uraian di atas adalah peserta didik. Jadi dapat

disimpulkan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar untuk menyiapkan peserta

didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di

masa yang akan datang.

Berkaitan dengan pendidikan formal, peran sekolah sangat urgen dalam

kaitannya dengan kemajuan pendidikan. Sekolah yang telah menyelenggarakan

pendidikan diharapkan mampu mencetak pribadi-pribadi yang unggul serta

mampu berkompeten dengan dunia luar sebagai generasi penerus harapan bangsa.

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan salah satu mata pelajaran yang

diajarkan di sekolah dasar untuk memberikan konsep pemahaman, pengetahuan

dan wawasan kepada peserta didik tentang pentingnya manusia sebagai makhluk

sosial, sehingga mampu menghadapi tantangan berat masyarakat global yang

selalu mengalami perubahan.

Hal ini sejalan dengan pendapat Hanifah (2010:11) yang menyatakan

bahwa.

Dimasa yang akan datang peserta didik akan menghadapi tantangan berat karena masyarakat global selalu mengalami perubahan setiap saat. Oleh karena itu mata pelajaran Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis.

Peran serta Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial dalam membentuk peserta

didik yang berkarakter, diharapkan mampu mengurangi dampak negatif arus

globalisasi. Diharapkan juga peserta didik mampu mengikuti perkembangan dan

perubahan zaman dengan tetap berlandaskan pada kebudayaan bangsa Indonesia.

Salah satu kebudayaan bangsa yang sudah mulai mengalami kelunturan di

antaranya adalah budaya gotong royong. Melalui pembelajaran Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial dengan materi koperasi dan kesejahteraan anggota,

diharapkan kehidupan gotong royong dan kekeluargaan dapat menjadi penopang

kokohnya persatuan dan kesatuan bangsa di era globalisasi.

Salah satu faktor keberhasilan pendidikan adalah didukung dengan adanya

(13)

tingkah laku peserta didik yang relatif tetap sebagai hasil dari pengalaman

belajarnya. Maka pembelajaran yang dilaksanakan akan memiliki nilai dan

bermakna.

Hal ini sejalan dengan pendapat Fontana (Sutardi dan Sudirjo, 2007:2)

yang menyatakan bahwa „belajar adalah proses perubahan tingkah laku individu

yang relatif tetap sebagai hasil dari pengalaman.‟

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar memuat beberapa

konsep dasar disiplin ilmu diantaranya geografi, sejarah dan ekonomi. Peran

esensinya ilmu ekonomi dalam memberikan sumbangan terhadap Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial seperti yang dikemukakan oleh Skeel (Samlawi dan

Maftuh,1998:16) adalah sebagai berikut:

Sumbangan ilmu ekonomi terhadap Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial adalah menyediakan pengetahuan tentang bagaimana masyarakat memutuskan untuk menggunakan dan mengalokasikan sumber daya mereka, bagaimana sistem ekonomi berkembang dan berjalan, dan tentang masalah-masalah yang dihadapi oleh orang-orang dan sistem ekonomi ketika mereka mencoba memenuhi kebutuhannya.

Dengan belajar konsep dasar ilmu ekonomi dalam Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial, peserta didik akan menyadari bahwa dengan sumber daya

yang terbatas akan menyebabkan mereka membuat keputusan bagaimana sumber

daya mereka akan gunakan, sehingga peserta didik akan memahami dengan baik

kondisi lingkungannya tempat tinggal dan mencari alternatif-alternatif yang

terbuka baginya.

Salah satu bidang kajian konsep dasar ilmu ekonomi yang dipelajari di

sekolah dasar adalah mengenai koperasi. Materi koperasi ini penting bagi peserta

didik untuk mengetahui, memahami dan menambah wawasannya, karena peserta

didik merupakan bagian dari makhluk sosial yang membutuhkan orang lain

dalam kehidupannya.

Hal ini sejalan dengan pendapat Sitio dan Tamba (2001:13) bahwa “Koperasi berkenaan dengan manusia sebagai individu dan dengan kehidupannya dalam masyarakat. Manusia tidak dapat bekerjasama dalam satu unit, dia

(14)

Menurut Supardi (2010) bahwa “Pendidikan IPS secara ideal diharapkan

menjadi sarana untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam menghadapi

masalah-masalah diri dan lingkungannya. Sebagai alat pendidikan moral, PIPS

diharapkan mampu memotivasi siswa agar menjadi warga negara yang baik”.

Akan tetapi dalam pelaksanaan praktik pembelajaran PIPS di kelas, masih

menemui beberapa hambatan. Beberapa permasalah yang timbul menurut Supardi

(2010) yaitu :

a. Dalam praktik pelaksanaan program PIPS di sekolah selama ini belum mendapatkan respon yang menggembirakan.

b. Sebagian besar masyarakat, yang sering memandang sebelah mata urgensi mata pelajaran IPS,

c. Pengambil kebijakan yang kadang menganak tirikan PIPS.

d.aBuku pelajaran tidak mengikuti akan pendekatan proses pengambilan keputusan dan pendekatan pemecahan masalah.

e.aImplikasinya bahwa pengajaran Pendidikan IPS terasa kering dan membosankan.

f. Keadaan tersebarnya kondisi sekolah g. Media pendidikan yang kurang memadai,

h. Administrasi pendidikan yang kurang dikelola dengan baik,

i. Kuatnya pengaruh pendekatan ekspositori dan belajar pasif merupakan penghambat aktualisasi Pendidikan IPS.

Penelitian yang dilakukan oleh Supardi diatas sama halnya dengan data

hasil penelitian LEMLIT UNY (1998) menunjukan bahwa „50% siswa

menyatakan merasa tidak puas terhadap pembelajaran ilmu-ilmu sosial karena

guru dan cara penyampaian pelajaran kurang menarik‟ (Endang(Supardi:2010)).

Permasalahan yang timbul diatas tidak jauh berbeda dengan data hasil

wawancara siswa dan guru SDN Sadangsari pada tanggal 15 Mei 2012 yaitu

mereka menganggap bahwa pelajaran IPS menjenuhkan, membosankan, bersifat

statis, kaku dan monoton. Hal ini dikarenakan materi IPS yang luas dan

memerlukan hafalan untuk menguasai materinya. Selain itu guru kurang

memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengeksplor pengetahuan

dan kemampuannya, sehingga pembelajaran lebih cenderung banyak ceramah dan

(15)

Fakta tersebut terlihat pula pada proses pembelajaran IPS khususnya

mengenai materi koperasi dan kesejahteraan anggota di kelas IV SDN Sadangsari,

Kecamatan Cisitu, Kabupaten Sumedang.

Berdasarkan hasil observasi tanggal 15 Mei 2012 diperoleh data sebagai

berikut.

1. Kinerja Guru

a. Diawal pembelajaran guru tidak membangun peserta didik untuk

mengembangkan skematanya, tetapi langsung pada materi yang akan dibahas.

b. Guru tidak menggunakan media sebagai jembatan penyampaian materi.

Sehingga peserta didik mudah lupa materi yang telah disampaikan guru.

c. KBM yang hanya berpusat pada guru sehingga pembelajaran hanya satu arah.

d. Proses pembelajaran lebih banyak bersifat kognitif dan guru kurang

menekankan pada kegiatan afektif dan psikomotor.

e. Pembelajaranpun lebih didominasi dengan metode ceramah.

f. Guru kurang tepat menerapkan metode sehingga peserta didik kurang

memahami materi koperasi dan kesejateraan anggota.

g. Guru kurang melakukan bimbingan pada proses diskusi.

h. Guru kurang memberikan penguatan terhadap peserta didik

i. Guru tidak memberikan waktu jeda kepada peserta didik untuk bertanya.

2. Aktivitas Peserta Didik

Dari kinerja guru tersebut maka timbullah aktivitas peserta didik sebagai berikut :

a. Peserta didik kurang memperhatikan penjelasan guru

b. Peserta didik tidak terlibat dan termotivasi dalam pembelajaran.

c. Peserta didik pasif dalam Kegiatan Belajar Mengajar

d. Metode diskusi yang dilakukan kurang mengeksplorasi pengetahuan maupun

pengalaman peserta didik, sehingga pembelajaran masih tampak monoton.

e. Aktivitas peserta didik hanya menyimak dan mendengarkan penjelasan guru.

sehingga membuat peserta didik jenuh, bosan dan pegal.

f. Dalam proses diskusi hanya proses membaca, dan lebih banyak mengandalkan

(16)

g. Pada saat perwakilan kelompok mempresentasikan ke depan kelas, kelompok

lain tidak ada yang memberikan tanggapan.

Dari Aktivitas peserta didik dan kinerja guru diatas, maka diperoleh hasil

belajar dari 20 orang peserta didik kelas IV, 11 orang (55%) peserta didik

mendapatkan nilai lebih dari sama dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (60) dan 9

orang peserta didik (45%) yang mendapatkan nilai di bawah KKM. Dilihat dari

nilai rata-rata yang diperoleh peserta didik hanya 53,3 dalam hal ini pembelajaran

dinyatakan belum berhasil dan harus ditingkatkan. Dibawah ini adalah data awal

tes hasil belajar siswa.

Tabel 1.1

Data Awal Tes Hasil Belajar Siswa Kelas IV

Mata Pelajaran IPS Materi Koperasi dan Kesejahteraan Anggota

(17)

Data awal tes hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran di atas

diketahui bahwa dari data 20 orang peserta didik kelas IV, 80% peserta didik

mampu menjawab soal nomor 1 yaitu mengenai definisi koperasi. 70% siswa

dapat menjelaskan manfaat koperasi (Soal nomor 2). Peserta didik yang mampu

membedakan koperasi dengn perusahaan (soal nomor 3) sebanyak 58,3%.

Sedangkan juumlah siswa yang mampu menjelaskan tujuan didirikannya koperasi

sekolah (soal nomor 4) yaitu 65% dan jumlah peserta didik yang mampu

menjelaskan pentingnya mengembangkan usaha bersama melalui koperasi (soal

nomor 5) yaitu 65%.

Keterangan :

Kriteria ketuntasan minimal (KKM) sekolah untuk mata pelajaran IPS adalah

60.

Siswa dinyatakan tuntas dalam pembelajaran apabila mendapat nilai

minimum 60.

Melihat data hasil observasi diatas dapat disimpulkan bahwa kemampuan

siswa dalam pembelajaran IPS materi Koperasi dan kesejahteraan anggota masih

jauh di bawah angka rata-rata menurut umum, dalam arti pembelajaran yang

disampaikan belum berhasil sesuai dengan yang diharapkan.

Untuk meningkatkan hasil belajar tentang koperasi dan kesejahteraan

anggota dirasakan perlu diadakannya perubahan pembelajaran, diciptakan dengan

menggunakan metode resitasi melalui teknik wawancara.

Metode resitasi (penugasan) adalah metode penyajian bahan dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar.” (Zain

dan Djamarah, 1995:85).

Adapun penggunaan metode resitasi pada materi koperasi dan

kesejahteraan anggota adalah agar pembelajaran pendidikan Ilmu Pengetahuan

Sosial ini lebih bermakna bagi peserta didik dan peserta didik dapat menemukan

dan menggali wawasannya secara aktif dan kreatif.

Berikut beberapa keunggulan metode resitasi yang dikemukakan oleh

Somantri dan Permana (1995:152) yaitu :

(18)

2. Merangsang peserta didik belajar lebih banyak, baik dekat dengan guru maupun pada saat jauh dari guru di dalam sekolah maupun diluar sekolah.

3. Mengembangkan kemandirian peserta didik.

4. Lebih meyakinkan tentang apa yang dipelajari oleh guru, lebih memperdalam, memperkaya/ memperluas pandangan tentang apa yang dipelajari.

5. Membina kebiasaan peserta didik untuk mencari dan mengolah sendiri informasi dan komunikasi.

6. Membuat peserta didik bergairah belajar karena dapat dilakukan dengan bervariasi

7. Membina tanggungjawab dan disiplin peserta didik 8. Mengembangkan kreatifitas peserta didik

Metode resitasi (penugasan) yang cocok dalam pembelajaran koperasi ini

adalah melalui teknik wawancara. Teknik wawancara adalah suatu teknik

pembelajaran dalam bentuk percakapan untuk menggali informasi, opini, atau

bukti-bukti dengan tujuan tertentu. Adapun rencana penelitian ini yaitu guru

menugaskan siswa untuk mewawancarai kepengurusan koperasi yang ada

dilingkungannya, misalnya ketua dan anggota koperasi Sekolah Dasar Negeri

Sadangsari, Kecamatan Cisitu, Kabupaten Sumedang. Koperasi ini bergerak pada

bidang simpan pinjam. Peserta didik ditugaskan untuk mewawancarai pengurus

koperasi agar mereka lebih mengenal dan mengetahui manfaat koperasi bagi

anggota khususnya dan bagi masyarakat pada umumnya.

Dari uraian diatas penulis merencanakan suatu Penelitian Tindakan Kelas

untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi koperasi dan kesejahteraan

anggota, yang diberi judul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam

Materi Koperasi dan Kesejahteraan Anggota dengan Menggunakan Metode

Resitasi melalui Teknik Wawancara pada Siswa kelas IV SDN Sadangsari,

Kecamatan Cisitu, Kabupaten Sumedang.”

B. Perumusan dan Pemecahan Masalah 1. Perumusan Masalah

Permasalahan pokok yang akan dicari solusinya dalam penelitian tindakan

kelas ini adalah pada umumnya pemahaman peserta didik masih rendah dan hasil

(19)

Berdasarkan pemaparan masalah yang terjadi dalam pembelajaran IPS

materi Koperasi dan Kesejahteraan anggota di kelas IV SDN Sadangsari,

Kecamatan Cisitu, Kabupaten Sumedang, maka rumusan masalah untuk penelitian

tindakan kelas dalam menggunakan metode resitasi melalui teknik wawancara

yaitu sebagai berikut.

a. Bagaimana perencanaan pembelajaran dengan menggunakan metode resitasi

melalui teknik wawancara dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada

materi koperasi dan kesejahteraan anggota di kelas IV SDN Sadangsari,

Kecamatan Cisitu, Kabupaten Sumedang ?

b. Bagaimana pelaksanaan penggunaan metode resitasi melalui teknik

wawancara dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi

koperasi dan kesejahteraan anggota di kelas IV SDN Sadangsari, Kecamatan

Cisitu, Kabupaten Sumedang ?

c. Bagaimana hasil belajar peserta didik pada materi koperasi dan kesejahteraan

anggota dengan menggunakan metode resitasi melalui teknik wawancara

dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas IV SDN Sadangsari,

Kecamatan Cisitu, Kabupaten Sumedang ?

2. Pemecahan Masalah

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada hari selasa 15 Mei 2012

pada siswa kelas IV SDN Sadangsari, Kecamatan Cisitu, Kabupaten Sumedang

dalam pembelajaran IPS khususnya pada materi koperasi dan kesejahteraan

anggota, dari hasil belajar yang diperoleh masih minimum yaitu 45% siswa

mendapat nilai di bawah KKM dan begitu pula dengan kegiatan siswa dalam

materi koperasi dan kesejahteraan anggota kurang begitu nampak artinya aktivitas

siswa sangat kurang dan siswa pasif dalam pembelajaran, siswa tidak terlibat dan

tidak termotivasi, dan minat peserta didik dalam pembelajaran IPS masih sangat

rendah. Nilai di bawah KKM ini berarti siswa belum mampu menjelaskan

definisi, manfaat, dan tujuan koperasi, perbedaan koperasi dengan badan usaha

(20)

Hal ini terjadi disebabkan ketika proses pembelajaran kinerja guru yang

dilaksanakan yaitu penggunaan metode pembelajaran lebih didominasi oleh

ceramah, tidak menggunakan media pembelajaran untuk membantu siswa

mempermudah memahami materi, guru kurang mengeksplorasi kemampuan dan

wawasan siswa, tidak memberikan waktu jeda kepada siswa untuk bertanya,

gurupun kurang memberikan penguatan dan motivasi kepada siswa serta kurang

tepatnya penerapan metode dalam proses pembelajaran sehingga siswa kurang

memahami materi koperasi dan kesejahteraan anggota.

Dari kinerja guru tersebut munculah aktivitas siswa yang kurang fokus

memperhatikan penjelasan guru, siswa pasif, siswa bosan dan jenuh karena

pembelajaran lebih mengutamakan sisi kognitif saja. Sedangkan dalam proses

diskusi, tampaknya kurang membuat seluruh siswa aktif, tidak menantang, dan

siswa kurang termotivasi untuk menemukan sendiri dan belajar memecahkan

masalah baik melalui pengetahuan atau pengalamannya sendiri. Sebagian siswa

hanya mengandalkan temannya yang pintar untuk mengerjakan. Hanya aktifitas

membaca yang sudah tampak dalam diskusi ini.

Mengacu pada akar permasalahan yang muncul, maka peneliti mengambil

alternatif tindakan terhadap permasalahan tersebut dengan menerapkan metode

resitasi melalui teknik wawancara untuk lebih memudahkan siswa dalam

memahami materi koperasi dan kesejahteraan anggota.

Metode resitasi (penugasan) melalui teknik wawancara ini dipilih sebagai

metode yang tepat dalam materi koperasi dan kesejahteraan anggota, karena akan

lebih merangsang peserta didik agar lebih termotivasi dalam belajar, aktif dalam

kegiatan belajar mengajar, kreatif, tanggung jawab dan disiplin. Dimana akan

lebih banyak individu yang terlibat untuk saling bertukar pengalaman, informasi,

dan memecahkan masalah bersama sehingga suasana kelas dan proses diskusipun

akan lebih hidup dan bermakna. Dengan demikian siswa tidak akan lagi merasa

jenuh, bosan karena kurangnya aktifitas psikomotor dalam pembelajaran.

Metode resitasi merupakan suatu metode mengajar dimana guru

membebankan suatu tugas, kemudian siswa harus mempertanggung jawabkan

(21)

Resitasi dapat diberikan oleh guru untuk dapat dikerjakan siswa di

berbagai tempat, misalnya di koperasi, sekolah, pasar, perpustakaan,

laboratonium, atau ditempat - tempat lain yang ada hubungannya dengan tugas

pelajaran yang diberikan.

Berkaitan dengan metode resitasi, teknik wawancara erat kaitannya dalam

upaya meningkatkan hasil belajar siswa dalam materi koperasi dan kesejahteraan

anggota. Teknik wawancara adalah suatu teknik pembelajaran dalam bentuk

percakapan untuk menggali informasi, opini, atau bukti-bukti dengan tujuan

tertentu.

Metode resitasi yang dilakukan adalah untuk mewawancarai guru sebagai

pengurus dan anggota koperasi sekolah yang ada di SDN Sadangsari agar

pembelajaran dalam materi koperasi dan kesejahteraan rakyat ini dapat mencapai

tujuan pembelajaran yang diharapkan dengan mengutamakan kebermaknaan dan

penambahan wawasan bagi siswa.

Hal ini sejalan dengan pendapat Zain dan Djamarah (1995:87) yang

mengemukakan keunggulan atau kelebihan dari metode resitasi yaitu :

a.Lebih merangsang siswa dalam melakukan aktivitas belajar individual ataupun kelompok.

b.Dapat mengembangkan kemandirian siswa c.Dapat membina tanggungjawab dan disiplin siswa d.Dapat mengembangkan kreatifitas siswa.

Adapun rencana pelaksanaan metode resitasi melalui teknik wawancara ini

akan dilakukan penugasan kepada siswa untuk mewawancarai guru yang berperan

sebagai pengurus koperasi sekolah secara berkelompok. Sehinga dalam

pembentukan kelompok diskusi ini akan terbentuk hubungan kerja dan pembagian

tugas yang akan melatih peserta didik untuk belajar bekerjasama, sikap saling

menghargai pendapat, melatih mengemukakan pendapat dan sikap

bertanggungjawab. Adanya peranan hubungan kerja dapat di bangun dengan

mengembangkan komunikasi antar anggota kelompok sedangkan peranan tugas

dilakukan dengan membagi tugas antar anggota kelompok selama kegiatan.

Resitasi (penugasan) merupakan suatu pekerjaan yang harus diselesaikan.

(22)

pekerjaan oleh guru kepada siswa untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu.

Dalam melaksanakan kegiatan belajar, siswa diharapkan memperoleh suatu hasil

yaitu perubahan tingkah laku tertentu sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

Tahap terakhir dan pemberian tugas ini (resitasi) yaitu peserta didik melaporkan

atau menyajikan kembali tugas yang telah dikerjakan atau dipelajari.

Tabel 1.2

Fase – fase pembelajaran Metode Resitasi

Fase Kegiatan mempertimbangkan

a. Fase Pemberian Tugas - tujuan yang ingin dicapai

- jenis tugas yang jelas dan tepat sehingga anak mengerti apa yang ditugaskan tersebut - Sesuai dengan kemampuan siswa

- Ada petunjuk/ sumber yang membantu pekerjaan siswa

- Sediakan waktu yang cukup untuk mengerjakan tugas tersebut.

b. Langkah pelaksanaan tugas - Diberikan bimbingan atau pengawasan oleh guru

- Diberikan dorongan sehingga anak mau bekerja

- Diusahakan/ dikerjakan oleh siswa sendiri - Dianjurkan agar siswa mencatat hasil-hasil

yang ia peroleh dengan baik dan sistematik. c. Fase

mempertanggungjawabkan tugas

- Laporan siswa baik lisan/ tertulis dari apa yang telah dikerjakan

- Ada tanya jawab/ diskusi kelas

- Penilaian hasil pekerjaan siswa baik dengan tes maupun non-tes atau cara lainnya.

Zain dan Djamarah (1995:86)

Adapun langkah-langkah pembelajaran dengan metode resitasi

(penugasan) melalui teknik wawancara yang merujuk pada sumber diatas adalah

sebagai berikut :

1. Perencanaan

- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai oleh siswa.

- Guru dan peserta didik mempersiapkan media hp / tape recorder untuk

(23)

- Guru mengatur kelompok diskusi yang akan dibentuk dengan

mempertimbangkan keheterogenan peserta didik.

2.Pelaksanaan

- Siswa dibagi menjadi 4 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 5 orang.

- Setiap kelompok ditugaskan untuk mewawancarai beberapa orang guru

sebagai ketua dan anggota koperasi sekolah.

- Setiap kelompok mendapatkan pedoman wawancara seputar koperasi dan

kesejahteraan anggota yang sudah disediakan guru.

- Setiap siswa dalam kelompok ditugaskan untuk mewawancarai nara

sumber yang berbeda.

- Siswa kembali ke kelompoknya dengan melaporkan hasil wawancara dan

mendiskusikan kembali bersama kelompoknya.

- Melaporkan hasil kerja kelompok di depan kelas.

3.Evaluasi

- Setelah menyampaikan materi pembelajaran, guru bersama siswa

menyimpulkan materi yang sudah dibahas.

- Melaksanakan evaluasi diakhir pembelajaran dengan memberikan tes

berupa soal secara individual.

Selain itu target yang ingin dicapai adalah memperbaiki proses dan hasil

belajar siswa dalam pembelajaran IPS mengenai Koperasi dan Kesejahteraan

anggota di kelas IV SDN Sadangsari Kecamatan Cisitu Kabupaten Sumedang.

Adapun target yang ingin dicapai adalah sebagai berikut :

1.Target Proses

a. Kinerja Guru

Guru mampu melaksanakan proses pembelajaran mulai dari perencanaan

(100%), pelaksanaaan (80%), dan evaluasi (80%) dengan menerapkan metode

Resitasi (penugasan) melalui teknik wawancara. Guru diharapkan melakukan

tahap perencanaan (mempersiapkan RPP, menyediakan media, mempersiapkan

materi dan menyediakan lembar penilaian) dengan baik. Pada tahap pelaksanaan

guru melakukan apersepsi, menghubungkan materi koperasi dengan pengetahuan

(24)

dilakukan oleh siswa, memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya,

mengembangkan materi, memberikan pertanyaan-pertanyaan yang mendorong

siswa, membimbing dan membantu siswa selama proses pembeajaran. Pada tahap

evaluasi guru menyimpulkan materi, menggunakan lembar observasi untuk

peserta didik dan melaksanakan penilaian.

b. Aktifitas Siswa

Siswa dapat mengikuti proses belajar dengan metode Resitasi (penugasan)

melalui teknik wawancara dengan materi koperasi dan kesejahteraan anggota

yaitu siswa dapat membuat draft pedoman wawancara, sikap (attitude) ketika

melakukan proses wawancara, dan hasil wawancara berupa laporan yang ditulis/

susun rapi dan sistematik. Laporan siswa harus berkaitan dengan pentingnya

koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan anggota khususnya dan masyarakat

pada umumnya. Selain itu diharapkan siswa dapat bekerjasama dengan teman

sekelompoknya. Melalui kegiatan di atas diharapkan 80% atau lebih, siswa kelas

IV SDN Sadangsari, Kecamatan Cisitu, Kabupaten Sumedang dapat dikategorikan

baik dengan rentang nilai yang telah ditentukan.

2.Target Hasil

Selain target proses, kinerja guru ataupun aktivitas siswa yang baik, maka

dalam penelitian ini ditargetkan pula keberhasilan belajar Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial dengan penggunaan metode resitasi melalui teknik

wawancara pada materi koperasi dan kesejahteraan rakyat dalam upaya

meningkatkan hasil belajar siswa yaitu 80% atau lebih siswa kelas IV SDN

Sadangsari, Kecamatan Cisitu, Kabupaten Sumedang mendapatkan nilai di atas

atau sama dengan KKM IPS yaitu 60.

C.Tujuan dan Manfaat Hasil Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan penjelasan dari perumusan masalah yang telah diuraikan di

atas, maka tujuan penelitian tindakan kelas ini mempunyai beberapa tujuan

(25)

a. Untuk mengetahui perencanaan pembelajaran dengan menggunakan metode

resitasi melalui teknik wawancara dalam meningkatkan hasil belajar peserta

didik pada materi koperasi dan kesejahteraan anggota di kelas IV SDN

Sadangsari, Kecamatan Cisitu, Kabupaten Sumedang.

b. Untuk mengetahui pelaksanaan penggunaan metode resitasi melalui teknik

wawancara dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi

koperasi dan kesejahteraan anggota di kelas IV SDN Sadangsari, Kecamatan

Cisitu, Kabupaten Sumedang.

c. Untuk mengetahui hasil belajar peserta didik pada materi koperasi dan

kesejahteraan anggota dengan menggunakan metode resitasi melalui teknik

wawancara dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas IV SDN

Sadangsari, Kecamatan Cisitu, Kabupaten Sumedang.

2. Manfaat Hasil Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak yang terkait

dengan dunia pendidikan, khususnya bagi :

1. Bagi peserta didik

a. Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk menumbuhkan motivasi belajar

peserta didik khususnya pada pembelajaran IPS pada materi koperasi dan

kesejahteraan anggota.

b. Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk meningkatkan keaktifan peserta

didik dalam proses pembelajaran.

c. Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk memudahkan peserta didik

dalam memahami materi Koperasi dan Kesejahteraan anggota

d. Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk menumbuhkan kegiatan

belajar yang lebih bermakna dalam kehidupan peserta didik.

2. Guru

a. Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk meningkatkan kinerja dan

kepropesionalan guru dalam melakukan proses kegiatan belajar mengajar di

(26)

b. Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk untuk memperluas wawasan dan

pengetahuan guru tentang metode resitasi melalui teknik wawancara.

c. Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk memotivasi guru untuk

menciptakan situasi belajar yang menarik bagi peserta didik dengan

menggunakan media dan model pembelajaran yang tepat dan lebih variatif.

3. Sekolah

a. Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk mempermudah dalam

pencapaian tujuan pembelajaran IPS khusunya pada materi koperasi dan

kesejahteraan anggota.

b. Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk meningkatkan kualitas dan

fungsi sekolah dasar sebagai sarana dan prasarana pendidikan untuk

mendukung proses pembelajaran yang optimal.

D. Batasan Istilah

Untuk memperjelas bahasan dalam penelitian ini, peneliti memberikan

batasan istilah yang berkaitan dengan penelitian ini sebagai berikut :

1. Metode pembelajaran adalah prosedur, urutan, langkah-langkah dan cara

yang digunakan guru dalam mencapai tujuan pembelajaran. Dapat dikatakan

metode pembelajaran adalah proses pembelajaran yang difokuskan kepada

pencapaian tujuan (Zain dan Djamarah, 1995 : 85).

2. Metode Resitasi adalah metode pemberian tugas tertentu agar siswa

melakukan kegiatan belajar (Zain dan Djamarah, 1995:85)

3. Teknik pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang dilakukan seseorang

dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik (Hanifah,

2010:21)

4. Wawancara merupakan percakapan antara dua orang atau lebih dan

berlangsung antara narasumber dan pewawancara. (Wiriaatmadja, 1995:117)

5. Koperasi berarti kelompok atau perkumpulan orang atau badan yang bersatu

dalam cita-cita atas dasar kekeluargaan dan gotong royong untuk

(27)

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini adalah di SDN Sadangsari, yang berlokasi di

Dusun Ranjeng Desa Ranjeng Kecamatan Cisitu Kabupaten Sumedang. SDN

Sadangsari berada di wilayah pedesaan, hal ini sesuai dengan letak geografisnya

yang berada di dekat pesawahan, namun juga bangunan sekolah berada di wilayah

pemukiman penduduk.

Tenaga pengajar dan staf di SDN Sadangsari berjumlah 11 orang, yang

terdiri satu orang kepala sekolah, enam orang wali kelas, satu orang guru penjas,

satu orang guru agama, satu orang guru bahasa Inggris dan satu orang penjaga

sekolah.

Pemilihan SDN Sadangsari sebagai lokasi penelitian didasarkan pada

pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut :

a. Peneliti merupakan salah seorang tenaga pengajar di SDN Sadangsari,

sehingga peneliti lebih memahami keadaan sekolah, karakteristik siswa,

keadaan lingkungan sekolah dan kondisi pembelajaran di kelas.

b. Meskipun penelitian ini dilakukan secara intensif, namun tetap tidak

mengganggu tugas mengajar peneliti.

c. Letak SDN Sadangsari yang mudah dijangkau, karena akan mempermudah

peneliti dalam melakukan pengumpulan data.

2. Waktu Penelitian

Adapun waktu penelitian tindakan kelas ini berlangsung selama lima bulan yang terhitung mulai dari bulan September 2012 sampai dengan bulan Januari

2013. Pada bulan September 2012, peneliti mengumpulkan data awal yang

(28)

Selanjutnya peneliti menyusun perencanaan penelitian yang kemudian

peneliti melaksanakan pembelajarn IPS pada materi koperasi dan kesejahteraan

anggota dengan menggunakan metode resitasi melalui teknik wawancara untuk

meningkatkan hasil belajar dan kemampuan siswa kelas IV di SDN Sadangsari,

Kecamatan Cisitu, Kabupaten Sumedang. Adapun jadwal penelitian yang

direncanakan penulis adalah sebagai berikut.

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian

N

o Kegiatan

Waktu pelaksanaan

September Oktober November Desember Januari 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

5. Pengolahan dan analisis data

6. Perencanaan dan pelaksanaan tindakan siklus II

7. Pengolahan dan analisis data

8. Penyusunan Laporan dan revisi

9. Sidang skripsi

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian yang dilakukan dalam penelitiaan ini adalah siswa-siswi

kelas IV SDN Sadangsari Kecamatan Cisitu kabupaten Sumedang tahun pelajaran

2012/2013 yang berjumlah 20 orang, yang terdiri dari 9 orang siswa laki-laki dan

11 orang siswa perempuan. Pemilihan kelas IV sebagai subjek penelitian

didasarkan pada pengamatan dari data awal dan hasil wawancara dengan para staf

pengajar dan dukungan dari wali kelas IV yang memiliki keinginan untuk

melakukan inovasi dalam memperbaiki proses dan hasil belajar siswa pada mata

(29)

C. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian

Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk

mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata

dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Metode merupakan suatu cara

atau teknis yang dilakukan dalam proses penelitian. Sedangkan penelitian,

merupakan upaya dalam bidang ilmu pengetahuan yang dilakukan untuk

memperoleh fakta-fakta dengan sistematis untuk membuktikan kebenarannya.

Metode yang digunakan untuk penelitian ini yaitu metode Penelitian

Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Reseach. Adapun definisi PTK menurut Kemmis (Wiriaatmadja, 2005:12) mendefinisikan “Penelitian Tindakan Kelas merupakan sebuah bentuk inkuiri reflektif yang dilakukan secara kemitraan

mengenai situasi sosial tertentu.

Metode ini digunakan karena dapat membantu peneliti dalam memecahkan

permasalahan yang muncul pada proses pembelajaran. Sejalan dengan pendapat Ebbutt (Hopkins dalam Wiriaatmadja, 2005:12) menyatakan bahwa : ‘Penelitian Tindakan Kelas adalah kajian sistematik dari upaya perbaikan pelaksanaan

praktek pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan-tindakan

dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut’.

Adapun manfaat yang dapat diperoleh peneliti dengan menggunakan

metode PTK, sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Rapoport (Hopkins dalam Wiriaatmadja, 2005:11) bahwa ‘Penelitian Tindakan Kelas untuk membantu seseorang dalam mengatasi secara praktis persoalan yang dihadapi

(30)

b. Desain Penelitian

Desain yang dilaksanakan dalam penelitian tindakan kelas ini berbentuk

sebuah siklus yang akan berlangsung lebih dari satu siklus tergantung dari tingkat

keberhasilan pada target yang akan dicapai, dimana setiap siklus terdiri dari satu

pertemuan.

Desain penelitian ini mengacu pada rancangan penelitian yang dilakukan

oleh Kemmis dan Taggart. Model ini dilakukan secara berulang dan berkelanjutan

seperti siklus di bawah ini.

Gambar 3.1

Metode Penelitian Tindakan Kelas Kemmis dan Taggart (Rochiati Wiriaatmaja, 2005 : 66)

Dari gambar di atas menjelaskan bahwa desain Kemmis dan Taggart

dilakukan secara berulang-ulang dengan tahapan perencanaan (plan), tindakan

(act), Pengamatan (Observe) dan Refleksi (Reflect). Tanda panah pada gambar di

atas menunjukkan bahwa pelaksanaan siklus tidak dibatasi melainkan berlanjut

(31)

D. Prosedur Penelitian Tindakan 1. Tahap Perencanaan (Planning)

Tahapan ini mencakup semua perencanaan tindakan seperti pembuatan

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang didalamnya termasuk

menyiapkan metode, media dan sumber pembelajaran, serta merencanakan pula

langkah-langkah dan tindakan apa yang akan dilakukan untuk menguji hipotesis

yang telah ditetapkan, adapun langkah-langkah perencanaanya yaitu sebagai

berikut :

a. Mengidentifikasi dan menganalisis masalah yang akan diteliti

b. Pengkajian standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator dan tujuan

pembelajaran yang selanjutnya dirumuskan dalam bentuk Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

b. Merumuskan langkah-langkah dan tindakan metode resitasi melalui teknik

wawancara untuk menguji hipotesis yang telah diterapkan.

c. Pemilihan prosedur evaluasi penelitian

d. Mempersiapkan instrumen yang akan digunakan

e. Mempersiapkan media

f. Menyusun daftar pertanyaan-pertanyaan yang akan didiskusikan siswa.

2. Tahap Pelaksanaan (Acting)

Dalam tahap ini langkah-langkah pembelajaran dan tindakan yang

mengacu pada perencanaan yang telah dibuat dilaksanakan sesuai jadwal

penelitian, serta melakukan pengamatan terhadap proses tindakan yang sedang

berlangsung, mulai dari awal perencanaan sampai seluruh tindakan dilaksanakan.

Tindakan yang akan dilaksanakan pada siklus yaitu sebagai berikut :

a. Kegiatan Awal

1). Guru menyampaikan salam

2). Berdoa

3). Mengecek kehadiran siswa

(32)

b. Kegiatan Inti

1).Guru mengadakan apersepsi dengan sedikit mengulas pembelajaran

sebelumnya.

2).Guru menjelaskan cara kerja berkelompok dengan menggunakan metode

resitasi melalui teknik wawancara.

3).Siswa dibagi menjadi 4 kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 5 orang.

4). Setiap kelompok ditugaskan untuk mewawancarai beberapa orang guru

sebagai ketua dan anggota koperasi sekolah.

5). Setiap kelompok mendapatkan pedoman wawancara seputar koperasi dan

kesejahteraan anggota yang sudah disediakan guru.

6). Setiap siswa dalam kelompok ditugaskan untuk mewawancarai nara sumber

yang berbeda.

7). Siswa kembali ke kelompoknya dan melaporkan hasil wawancara dan

didiskusikan kembali bersama kelompoknya.

8). Kelompok bertugas menjawab pertanyaan yang dibagikan guru.

9). Melaporkan hasil kerja kelompok di depan kelas.

10). Guru menjelaskan materi sesuai dengan pokok bahasan di atas.

11). Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi yang telah dipelajari.

c. Kegiatan Penutup

1). Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang sudah dibahas

2). Guru memberikan tes formatif

3). Guru memberikan tindak lanjut.

3. Tahap Observasi

Tahapan ini terdiri dari proses pengumpulan data dan mencatat setiap

aktivitas siswa dan kinerja guru pada saat tindakan berlangsung.

Observasi ini dilakukan oleh peneliti dan observer (teman sejawat, guru

kelas IV SDN Sadangsari, Kecamatan Cisitu, Kabupaten Sumedang) yaitu dengan

mengamati seluruh aktivitas yang sedang berlangsung dalam pembelajaran IPS

pada materi Koperasi dan Kesejahteraan anggota dengan menggunakan metode

resitasi melalui teknik wawancara, mulai dari awal pembelajaran sampai akhir

(33)

dilakukan untuk mengetahui apakah proses pembelajaran sudah menunjukkan ke

arah yang diharapkan atau masih perlu adanya perbaikan.

d. Tahapan Analisis dan Refleksi

Analisis terhadap masalah yang diteliti perlu dilakukan dengan hati-hati

dan cermat, sebab ketepatan dalam melakukan analisis akan menentukan

keberhasilan keseluruhan proses pelaksanaan penelitian.

Berbagai data yang diperoleh dikumpulkan secara teliti dan tidak ada yang

terlewat, data tersebut dikelola untuk dimanfaatkan sebagai bahan dalam

melakukan analisis.

Tahap ini merupakan pengujian hasil data yang telah diperoleh pada saat

observasi, data-data yang telah diperoleh kemudian di cek kembali

kelengkapannya, kemudian mengkaji data-data tersebut setelah ini menentukan

apakah tindakan yang akan dilakukan sudah mencapai target perbaikan atau

belum. Jika dari data tersebut belum mencapai perbaikan tindakan maka akan

dilakukan penyusunan kembali rencana tindakan dengan mengacu pada hasil

analisis data proses tindakan sebelumnya.

E. Instrumen Penelitian

Secara sederhana instrumen dapat dikatakan sebagai alat ukur. Instrumen

penelitian yang digunakan peneliti adalah sebagai berikut :

1. Tes

Untuk mengukur keberhasilan hasil belajar pada penelitian ini yaitu

dengan menggunakan tes. Tes yang digunakan dalam penelitian ini yaitu berupa

tes terulis, adapun tes tertulis yang digunakan yaitu berupa perangkat soal.

2. Pedoman Wawancara

Wawancara merupakan percakapan dan tanya jawab yang diarahkan untuk

tujuan tertentu. Pedoman wawancara diperlukan agar proses wawancara lebih

terarah, efektif, dan efisien sesuai tujuan yang ingin dicapai. Dalam penelitian ini,

(34)

Koperasi dan Kesejahteraan Anggota dengan memberi penugasan kepada siswa

untuk mewawancarai guru yang berperan sebagai pengurus dan anggota koperasi.

Selain itu wawancara dilakukan setelah pembelajaran selesai, untuk

memperoleh gambaran tentang respon dan persepsi siswa terhadap pembelajaran

dengan menggunakan teknik wawancara.

2. Pedoman Observasi

Dalam penelitian ini alat yang digunakan yaitu pedoman observasi untuk

mengamati seluruh kegiatan yang berlangsung baik itu kinerja guru dan aktifitas

siswa pada saat proses pembelajaran yang telah dilakukan apakah telah mencapai

target atau masih harus dilakukan perbaikan.

3. Catatan lapangan

Catatan lapangan merupakan catatan yang mencakup kesan dan penafsiran

subjektif, yang berupa deskripsi perilaku guru dan siswa yang bisa dilihat,

didengar, dan diamati selama proses pembelajaran berlangsung.

Alat yang digunakan yaitu format catatan lapangan yang digunakan untuk

mencatat semua kegiatan yang terjadi pada proses pembelajaran. Catatan lapangan

memegang peranan yang cukup penting sebab dibuat berdasarkan fakta yang

nampak, jadi catatan tersebut memuat hal-hal yang mungkin saja lolos dari

pengamatan.

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data 1. Teknik Pengolahan Data

Data yang diperoleh dari instrumen penelitian yaitu pedoman observasi,

format catatan lapangan dan tes hasil belajar berupa soal yang diberikan pada

siswa kelas IV SDN Sadangsari Kecamatan Cisitu Kabupaten Sumedang dalam

pembelajaran IPS khususnya pada materi Koperasi dan kesejahteraan anggota.

Data yang diperoleh merupakan data yang berupa kualitatif dan kuantitatif maka

pengolahan data kualitatif akan diproses pada pengolahan data proses sedangkan

(35)

a. Pengolahan Data Proses

1). Pengolahan data pedoman observasi

Pedoman observasi yang digunakan oleh peneliti terdiri dari pedoman

observasi kinerja guru dan pedoman observasi siswa, untuk pengolahan data

observasi guru yaitu ada beberapa aspek kinerja guru yang dinilai dengan skor

dari 1 sampai dengan 3 yang diisi dengan tanda cheklist, pada kolom kegiatan

yang diamati sesuai dengan indikator yang telah ditentukan.

Adapun skor tersebut akan didapat skor ideal pada tiap tahapan, kemudian

skor ideal akan menentukan dalam penghitungan persentase (%) pencapaian

target, adapun penghitungan persentasinya sebagai berikut :

Setelah persentasi di dapat maka dapat ditentukan tafsiran dengan

meggunakan rentang yaitu :

SB (sangat baik) = 81%-100%

B (baik) = 61%-80%

C (cukup) = 41%-60%

K (kurang) = 21%-40%

SK (Sangat kurang) = 1%-20%

2). Pengolahan Data Wawancara

Pengolahan data wawancara yaitu data yang diperoleh diorganisasikan

sesuai dengan hipotesis yang ingin dicari jawabannya kemudian dideskripaikan

dalam bentuk narasi setelah itu semua data dipaparkan dan ditarik kesimpulannya,

pedoman wawancara bermanfaat sebagai prose dan pendukung dari proses

pembelajaran.

3). Pengolahan Data Catatan Lapangan

Begitupun halnya dngan pengolahan data instrumen catatan lapangan.

Semua data yang diperoleh dari observer diseleksi, difokuskan kemudian data

tersebut dideskripsikan sehingga bermakna dalam bentuk narasi setelah itu ditarik

kesimpulan dari semua paparan data dalam bentuk pernyataan. Catatan lapangan

diolah sesegera mungkin untuk menghindari kekurang cermatan. % = jumlah skor X 100

(36)

b. Pengolahan data hasil

Sedangkan untuk melakukan pengolahan data kuntitatif, dalam penelitian

ini yaitu pengolahan data tes hasil belajar siswa berupa soal. Soal uraian sebanyak

5 soal diberi skor mksimal 4.

Dari skor diatas, maka didapat skor ideal yaitu 20, dengan adanya skor

ideal akan menentukan dalam penghitungan nilai akhir, rumusan untuk nilai akhir

yaitu sebagai berikut :

Nilai akhir = Jumlah skor x 100 Skor ideal

Kemudian nilai yang diperoleh dibandingkan dengan KKM mata pelajaran

IPS (60), adapun cara penghitungan KKM yaitu sebagai berikut :

Siswa dikatakan tuntas jika memperoleh nilai sama dengan atau lebih dari

KKM mata pelajaran IPS (60) dan siswa dikatakan tidak tuntas jika nilai yang

diperoleh kurang dari KKM.

Sedangkan untuk menentukan tingkat pencapaian target hasil belajar pada

penelitian ini yaitu dengan menetukan persentasi siswa yang mendapat nilai sama

dengan atau lebih dari dan kurang dari KKM mata pelajaran IPS, adapun rumusan

dalam menentukan persentasi tersebut yaitu :

% = x 100

N

keterangan :

x = jumlah siswa yang mendapat nilai sama dengan atau lebih dari dan kurang dari KKM dari mata pelajaran IPS

n = jumlah seluruh siswa

penelitian ini dikatakan berhasil jika 80% siswa kelas IV SDN Sadangsari

mendapat nilai sama dengan atau lebih dari KKM mata pelajaran IPS (60).

2. Analisis Data

Analisis data dilakukan setelah seluruh data yang digunakan sebagai

sumber yaitu pedoman wawancara, pedoman observasi dan catatan lapangan yang

telah terkumpul kemudian data-data yang telah diperoleh diolah dan

(37)

Secara singkat tahap analisis data dilakukan melalui tiga tahap yaitu

reduksi data, penyajian data dan penyimpulan. Reduksi data adalah proses

penyederhanaan yang dilakukan melalui seleksi mengambil data yang pokok dan

penting. Pengujian data adalah proses penampilan data secara lebih sederhana

dalam bentuk paparan naratif, sedangkan penyimpulan adalah proses pengambilan

hal-hal yang penting dari sajian data yang telah diorganisasi dalam bentuk

pemaparan kalimat yang singkat tetapi mengandung makna.

Dengan demikian proses analisis data dalam penelitian ini dimulai dengan

menelaah dan mempelajari seluruh data yang terkumpul dari berbagai sumber

kemudian direduksi dengan merangkumnya menjadi intisari, disusun,

dikategorikan, disajikan , dimaknai, dan terakhir ditarik kesimpulan.

G.Validasi Data

Dalam penelitian ini untuk menunjukkan tingkat ketepatan dalam

penelitian dilakukan validitas data, adapun validitas data yang dilaksanakan

merujuk pada pendapat hopkins yaitu sebagai berikut :

1. Member Check, yakni memeriksa kembali keterangan-keterangan atau

informasi data yang diperoleh selama observasi atau wawancara dengan cara

mengkonfirmasikannya dengan guru dan siswa melalui diskusi pada akhir

tindakan.

2. Triangulasi, yaitu memeriksa kebenaran data yang diperoleh peneliti, dengan

membandingkan terhadap hasil yang diperoleh mitra peneliti secara

kolaboratif.

3. Expert Opinion, yaitu pakar atau pembimbing akan memeriksa semua tahapan

kegiatan penelitian dan memberikan arahan terhadap masalah-masalah

penelitian yang peneliti kemukakan.

Agar data yang diperoleh memiliki tingkat validasi yang tinggi, dalam

kegiatan penelitian ini akan dilaksanakan ketiga kegiatan validitas data tersebut.

karena pada dasarnya ketiga kegiatan validasi data tersebut memiliki korelasi

yang saling berhubungan dan saling melengkapi. Dengan demikain data yang

(38)
(39)

90 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Mengacu kepada hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan

terhadap pelaksanaan dan hasil tindakan dengan menerapkan metode resitasi

melalui teknik wawancara pada materi Koperasi dan Kesejateraan anggota pada

siswa kelas IV SDN Sadangsari Kecamatan Cisitu Kabupaten Sumedang, dapat

ditaraik kesimpulan sebagai berikut ini.

Penggunaan metode resitasi melalui teknik wawancara pada materi

Koperasi dan Kesejateraan anggota diperlukan penyusunan perencanaan yang

maksimal. Penyusunan perencanaan ini dilakukan agar pelaksanaan dan hasil

pembelajaran sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Pentingnya penyusunan

rencana pembelajaran dikarenakan perencanaan pembelajaran merupakan

pedoman dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, mengetahui efektifitas dan

evisiensi serta mengetahui dampak dari penggunaan metode resitasi melalui

teknik wawancara pada pembelajaran Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial materi

Koperasi dan Kesejateraan anggota. Hal-hal yang menjadi prioritas dalam

pelaksanaan tindakan mengatasi masalah kesulitan siswa dalam materi Koperasi

dan Kesejateraan anggota ini diantaranya, mengkaji materi pembelajaran,

mempelajari karakteristik siswa dan situasi kelas, menentukan strategi

pembelajaran, menyiapkan perangkat penunjang pembelajaran, menyiapkan

berbagai instrumen penilaian dan pengumpulan data, serta mengumpulkan bahan

dan sumber pembelajaran. Selanjutnya menganalisis standar kompetensi,

menentukan kompetensi dasar, indikator dan tujuan pembelajaran. Hasil analisis

ini kemudian didesain dalam bentuk sistem pembelajaran yang dituangkan dalam

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Dalam RPP ini mengakomodasi

berbagai komponen pembelajaran yang didesain mengacu kepada penggunaan

metode resitasi melalui teknik wawancara. Penggunaan metode resitasi melalui

teknik wawancara ini digunakan untuk mengatasi kesulitan dalam memahami dan

(40)

90

Penggunaan metode resitasi dan teknik wawancara ini menjadi penting agar

dampak dari penggunaan metode dan teknik ini dapat mengatasi permasalahan

sehingga target yang ditentukan dapat tercapai dengan baik.

Pelaksanaan penggunaan metode resitasi melalui teknik wawancara pada

materi Koperasi dan Kesejateraan anggota ini terbukti efektif dalam mengatasi

kesulitan belajar siswa. Dalam kegiatannya, siswa belajar secara berkelompok

yang tiap kelompoknya terdiri dari 5 orang siswa. Langkah pelaksanaan

pembelajaran dengan metode resitasi melalui teknik wawancara ini terdiri dari 5

langkah yakni fase-1 yaitu fase mempersiapkan pembelajaran (fase Pemberian

Tugas) yang terdiri dari menetapkan tujuan yang ingin dicapai, menetapkan jenis

tugas yang jelas dan tepat sehingga anak mengerti apa yang ditugaskan tersebut.

Tugas yang diberikan kepada peserta didik harus sesuai dengan kemampuan

siswa. Siapkan petunjuk/ sumber yang membantu pekerjaan siswa dan sediakan

waktu yang cukup untuk mengerjakan tugas tersebut. Fase-2 adalah pelaksanaan.

Saat pelaksanaan metode resitasi pada fase-2 ini ada beberapa hal yang harus

diperhatikan, yaitu peserta didik diberikan bimbingan atau pengawasan oleh guru,

peserta didik diberikan dorongan atau motivasi sehingga peserta didik lebih

bersemangat untuk belajar, tugas yang diberikan dikerjakan oleh siswa secara

berkelompok, siswa mencatat hasil-hasil yang ia peroleh dengan baik dan

sistematik. Fase-3 langkah terakhir dalam pelaksanaan Metode resitasi yaitu Fase

mempertanggungjawabkan tugas, yang terdiri dari langkah-langkah sebagai

berikut, siswa membuat laporan secara tertulis dan mempresentasikannya di depan

kelas, tanya jawab atau diskusi kelas dilakukan agar siswa dapat mengemukakan

pendapat atau ide dan kelompok lain dapat memberikan tanggapan. Langkah

terakhir melakukan penilaian hasil pekerjaan siswa dan mengadakan evaluasi

individu dengan cara tes.

Peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran

mengenai Koperasi dan kesejahteraan rakyat dengan menggunakan metode

resitasi melalui tekhnik wawancara menjadi lebih bermakna, karena peran guru

sebagai fasilitator yaitu membantu siswa mengatasi kesulitan ketika proses

(41)

90

belajar maupun aktivitas sosial. Aktivitas sosial yang muncul adalah kerjasama,

tanggungjawab, saling menghargai, mengemukakan pendapat dan memecahkan

masalah secara demokratis. Untuk penilaian siklus I sampai siklus II mengalami

peningkatan. Peningkatan ini dapat dilihat dari jumlah siswa yang lulus tiap siklus

pada penilaian hasil belajar. Pada siklus I siswa yang kategori lulus sebanyak 13

orang, pada siklus II jumlah siswa yang lulus sebanyak 19 orang.

B. Saran-Saran

Dalam upaya meningkatkan dan menyempurnakan pembelajaran

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial di SD Sadangsari pada materi Koperasi dan

Kesejahteraan Anggota, merujuk kepada hasil penelitian yang telah didapatkan

dalam upaya meningkatkan dan mengatasi kesulitan belajar siswa. Maka berikut

ini dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut ini.

1. Untuk Guru

a. Berdasarkan keberhasilan penerapan metode resitasi melalui tekhnik

wawancara dalam upaya mengatasi kesulitan pada materi Koperasi dan

Kesejahteraan anggota, maka diharapkan agar metode dan teknik tersebut

dapat dikembangkan dan diterapkan pada materi atau mata pelajaran yang

lain.

b. Agar pembelajaran dengan menerapkan metode resitasi melalui teknik

wawancara berjalan efektif dan mencapai tujuan secara maksimal, guru

hendaknya berupaya melaksanakan peran dan tanggungjawabnya dengan

baik. guru harus dapat menjadi fasilitator, dinamisator, dan konselor dlam

memberikan pengalaman belajar yang menuju kepada pencapaian tujuan

pembelajaran. juga harus dapat menjadi evaluator yang akuntabel terhadap

hasil belajar siswa.

2. Untuk Siswa

a. Dalam pembelajaran denagn menerapkan metode resitasi melalui teknik

wawancara siswa dituntut untuk dapat melaksanakan pembelajaran dengan

cara bekerjasama dengan semua anggota tanpa mempermasalahkan

(42)

90

tugas yang diembannya. Dimana semua ini bertujuan untuk meningkatkan

kesungguhan, tanggungjawab dan keterlibatan siswa dalam pembelajaran.

b. Inti keberhasilan dalam pembelajaran dengan menerapkan metode resitasi

melalui tekhnik wawancara sangat ditentukan oleh aktifitas siswa dalam

pembelajaran. Hendaknya kompetensi ini dikuasai oleh siswa sebagai bekal

peserta didik dalam kehidupan nyata, sehingga pembelajaran lebih bermakna.

3. Untuk Lembaga

a. Dengan semakain besarnya tuntutan peningkatan kualitas pendidikan baik

secara horizontal maupun vertikal, maka lembaga pendidikan harus lebih

antusias dan membuka diri terhadap berbagai pembaharuan maupun inovasi

pembelajaran. Salah satunya adalah dengan penerapan metode resitasi melalui

teknik wawancara yang telah nyata terbukti keberhasilannya pada penelitian

ini.

b. Lembaga hendaknya lebih mensosialisasikan kembali penerapan metode

resitasi melalui tekhnik wawancara, karena metode ini memiliki kontribusi

besar terhadap perkembangan siswa secara menyeluruh, sehingga siswa

memiliki kompetensi yang bermanfaat bagi kehidupannya.

4. Untuk Peneliti lain

a. Hasil-hasil dari penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi peneliti lain

terutama dalam pengembangan penerapan metode resitasi melalui teknik

wawancara.

b. Dalam mengembangkan penerapan metode resitasi melalui teknik wawancara

(43)

168

DAFTAR PUSTAKA

Balgies. Materi interviu. 2011. Tersedia http://sunanampel.ac.id/sbalgies /2011/02/14/ materi-interviu/),dikunjungi 21/11/2012.

Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Dasar (KTSP). Jakarta : Departeman Pendidikan Nasional.

Djamarah, B & Zain, A.1995. Strategi Belajar Mengajar (Edisi Baru). Jakarta : PT Rineka Cipta.

Hanifah, N. 2010. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. Bandung : Pustaka Ceria.

Hisnu, T & Winardi. 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial . Jakarta : Depdikbud.

Maftuh, B & Samlawi, F. 1998. Konsep Dasar IPS. Bandung : Depdikbud.

Munawar. 2009. Metode Pembelajaran tersedia, http:// Macam-Macam Metode Pembelajaran | belajarpsikologi.com, dikunjungi 2/12/2012.

Permana & Somantri, M.1999. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Depdikbud.

Raharjo & Solihatin, E 2005. Cooperative Learning. Jakarta : Bumi Aksara.

Robiansyah,F. 2010. “Integrasi Pendidian Nilai dalam Pembelajaran Agama Islam

di Seolah Dasar sebagai Upaya Pembinaan Akhlak Siswa”. Jurnal Pendidikan

Dasar. Bandung : UPI

Sapriya, dkk. 2006. Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar IPS. Bandung : UPI Press.

Sitio, A & Tamba, H. 2001. Koperasi Teori dan Praktik. Jakarta : Erlangga

Soleha, dkk. 2011. Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta : CV Arya Duta.

Supardi. 2010. PIPS Global. Tersedia

(Http://staff.uny.ac.id/sites/ default/files/132304486/3.pipsglobal.pdf), dikunjungi 5/10/2012.

(44)

168

Wartini, I. 2010. Penggunaan Metode Pemberian Tugas dalam Meningkatkan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas V Sekolah Dasar Negeri 3 Ciseureuh Kecamatan Purwakarta kabupaten Purwakarta. Skripsi. Tidak diterbitkan.

Gambar

Gambar 3.1 Metode Penelitian Tindakan Kelas Kemmis Dan Taggart  .....  96
Tabel 1.1 Data Awal Tes Hasil Belajar Siswa Kelas IV
Tabel 1.2  fase pembelajaran Metode Resitasi
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian
+2

Referensi

Dokumen terkait

HUBUNGAN ANTARA MINAT DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR DITINJAU DARI INPUT MAHASISWA PROGRAM STUDI.. PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

Pada perlakuan LP3 persentase kadar air tidak jauh berbeda dengan LP1 namun hal berbeda ditun- jukkan perlakuan LP2 dimana pada hari ke-2 terjadi peningkatan sebesar namun di

[r]

The fact that the results of the longitudinal analysis ap- pear to change from time period to time period suggests that (a) it is important to analyze the data frequently and (b)

Judul-judul modul yang disusun sebagai berikut; (1) Karakteristik Anak Usia Dini, (2) Teori Bermain dan Merancang Kegiatan Bermain di Taman Kanak-kanak, (3) Kurikulum dan

Dengan adanya komputerisasi, maka kemudahan dalam pencarian dan penambahan data dapat dirasakan sehingga setiap orang akan menggunakan waktu dengan efektif dan efisien.

-First step: logit model estimating the smoking participation. - Second step: OLS estimation of the tobacco consumption. Total price elasticity derived from the elasticity

Mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan sistem, konsep pemasaran produk dan jasa pegadaian syariah dan aspek- aspek pendukungnya. Aspek-aspek Pendukung Pemasaran