KECAMATAN CISITU KABUPATEN SUMEDANG
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh :
NUNUNG NURHAYATI 1010311
PROGRAM S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (PGSD) KAMPUS SUMEDANG
KECAMATAN CISITU KABUPATEN SUMEDANG Oleh
NUNUNG NURHAYATI 1010311
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING: Pembimbing I,
Asep Kurnia Jayadinata, M.Pd. NIP.198009292008011023
Pembimbing II,
Drs. Dadang Kurnia, M.Pd. NIP. 19560502 198111 1 001
Mengetahui
Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar S-1 Kelas UPI Kampus Sumedang
MENGGUNAKAN METODE RESITASI MELALUI TEKNIK WAWANCARA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI SADANGSARI
KECAMATAN CISITU KABUPATEN SUMEDANG
Oleh
NUNUNG NURHAYATI 1010311
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:
Penguji I,
Ani Nuraeni, M.Pd. NIP.197608222005012002
Penguji II,
Asep Kurnia J, M.Pd. NIP.198009292008011023
Penguji III,
Dr. Prana Dwija I, M.Pd. NIP.197212262005011002
Mengetahui
Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar S-1 Kelas UPI Kampus Sumedang
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Upaya
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Materi Koperasi dan Kesejahteraan
Anggota dengan Menggunakan Metode Resitasi Melalui Teknik Wawancara Pada
Siswa Kelas IV SD Negeri Sadangsari Kecamatan Cisitu Kabupaten Sumedang”,
beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri. Dan saya tidak
melakukan penjiplakan, pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan
etika keilmuan yang berlaku.
Atas pernyataan ini saya siap menanggung resiko atau sangsi yang
dijatuhkan kepada saya, apabila ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika
keilmuan dalam karya saya ini.
Sumedang, Januari 2013
Yang Membuat Pernyataan
PENGESAHAN ... i
PERNYATAAN ... ii
ABSTRAK ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
UCAPAN TERIMA KASIH ... vi
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR DIAGRAM ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan dan Pemecahan Masalah ... 8
1. Rumusan Masalah ... 8
2. Pemecahan Masalah ... 9
C. Tujuan dan Manfaat ... 14
1. Tujuan ... 14
2. Manfaat ... 15
D. Batasan Istilah ... 16
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 17
A. Hakikat Pendidikan IPS ... 17
1. Definisi Pendidikan IPS ... 17
2. Tujuan Pelajaran Pendidikan IPS ... 18
3. Manfaat Pembelajaran Pendidikan IPS ... 20
B. Metode Pembelajaran Resitasi dalam Pembelajaran Pendidikan IPS ... 21
1. Kedudukan Metode dalam Kegiatan Belajar Mengajar ... 21
1. Definisi Wawancara ... 25
2. Etika Wawancara ... 26
D. Langkah-langkah Pembelajaran Metode Resitasi dalam Pembelajaran Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. ... 26
E. Koperasi dan Kesejahteraan Anggota ... 28
1. Definisi Koperasi ... 28
2. Manfaat dan Tujuan Koperasi ... 29
3. Perbedaan Koperasi dengan Jenis Usaha lainnya ... 30
4. Koperasi Sekolah ... 31
5. Pentingnya Usaha Bersama melalui Koperasi ... 32
F. Hasil Belajar ... 33
G. Temuan Hasil Penelitian yang Relevan ... 34
H. Hipotesis Tindakan ... 35
BAB III METODE PENELITIAN ... 36
A. Lokasi dan waktu Penelitian ... 36
1. Lokasi Penelitian ... 36
2. Waktu Penelitian ... 36
B. Subjek Penelitian ... 37
C. Metode dan Desain Penelitian ... 38
1. Metode Penelitian ... 38
2. Desain Penelitian ... 39
D. Prosedur Penelitian Tindakan ... 40
1. Tahap Perencanaan (Planning) ... 40
2. Tahap Pelaksanaan (Acting) ... 40
3. Tahap Observasi ... 41
4. Tahap Analisis dan Releksi ... 42
E. Instrumen Penelitian ... 42
B. Paparan Data Tindakan ... 49
1. Paparan Data Tindakan Siklus I ... 49
a. Paparan Data Perencanaan Siklus I ... 49
b. Paparan Data Proses Siklus I ... 50
c. Paparan Data Hasil Siklus I ... 57
d. Analisis dan Refleksi ... 59
2. Paparan Data Tindakan Siklus II ... 64
a. Paparan Data Perencanaan Siklus I ... 64
b. Paparan Data Proses Siklus I ... 66
c. Paparan Data Hasil Siklus I ... 73
d. Analisis dan Refleksi ... 75
C. Paparan Pendapat Peserta Didik dan Guru ... 79
1. Paparan Data Peserta Didik ... 79
2. Paparan Pendapat Guru ... 80
D. Gambaran Hasil Analisis Data ... 81
E. Pembahasan ... 86
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 90
A. Kesimpulan ... 90
B. Saran ... 92
DAFTAR PUSTAKA ... 94
DAFTAR LAMPIRAN ... 95
Halaman
Tabel 1.1 Data Awal Tes Hasil Belajar ... 6
Tabel 1.2 Fase-fase Pembelajaran Metode Resitasi ... 12
Tabel 2.1 Perbedaan Koperasi dengan Badan Usaha Lain ... 31
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian ... 37
Tabel 4.1 Data Hasil Tes Awal ... 48
Tabel 4.2 Data Proses Kinerja Guru Siklus I ... 54
Tabel 4.3 Data Proses Aktivitas Peserta Didik Siklus I ... 56
Tabel 4.4 Data Tes Hasil Belajar Siklus I ... 58
Tabel 4.5 Analisis Kegiatan Guru dan Peserta Didik Siklus I ... 59
Tabel 4.6 Data Kinerja Guru Siklus II ... 70
Tabel 4.7 Data Proses Aktivitas Peserta Didik Siklus II ... 72
Tabel 4.8 Data Tes Hasil Belajar Siklus II ... 74
Tabel 4.9 Analisis Kegiatan Guru dan Peserta Didik Siklus II ... 75
Tabel 4.10 Persentase Ketercapaian Indikator Kinerja Guru Pada Tiap Tahapan ... 82
Tabel 4.11 Perbandingan Persentase Hasil Aktivitas Siswa Siklus I Dan Siklus II ... 84
Halaman
Diagram 4.1 Persentase Peningkatan Ketercapaian Target Siklus I ... 63
Diagram 4.2 Persentase Peningkatan Ketercapaian Target Siklus I ... 78
Diagram 4.3 Perbandingan Hasil Aktivitas Siswa Siklus I dan
Siklus II ... 84
Diagram 4.4 Perbandingan Persentase Awal dengan Data Hasil Evaluasi
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
budaya yang begitu cepat, menuntut semua individu untuk bekerja keras dan
berusaha untuk dapat mengikuti perubahan-perubahan yang terjadi dari dampak
perkembangan tersebut. Salah satu faktor yang memiliki andil besar dalam
perkembangan dan perubahan suatu bangsa adalah pendidikan.
Pendidikan pada dasarnya merupakan proses pendewasaan diri, yang dapat
diperoleh dari lingkungan formal maupun non-formal. Proses pendidikan ini
mengalami perubahan dalam pola pemikiran yang semula bersifat statis dan kaku
menjadi berkembang menuju dunia pendidikan yang modern. Pendidikan dalam
arti luas seperti yang tercantum dalam UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003
(Robiansyah, 2010:7) adalah sebagai berikut.
Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Dari uraian diatas dapat dilihat bahwa tujuan pendidikan adalah untuk
menciptakan manusia yang beriman, cerdas, berkualitas, beradab dan berkarakter
sehingga memiliki pandangan yang luas kedepan untuk mencapai suatu cita- cita
yang diharapkan dan mampu berdaya saing didunia modern di dalam berbagai
lingkungan dan menuntut manusia agar lebih baik dalam segala aspek kehidupan.
Azra (Robiansyah, 2010:7) menjelaskan bahwa „Pendidikan adalah suatu
proses penyiapan generasi muda untuk menjalankan kehidupan dan memenuhi
tujuan hidupnya secara lebih efektif dan efisien.‟
Dilihat dari uraian di atas, diketahui bahwa proses pendidikan telah
berlangsung sejak anak-anak, bahkan sejak bayi dalam kandunganpun pendidikan
telah diberikan orangtua agar anak tumbuh menjadi anak yang cerdas, baik dan
dimaksud anak-anak pada uraian di atas adalah peserta didik. Jadi dapat
disimpulkan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar untuk menyiapkan peserta
didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di
masa yang akan datang.
Berkaitan dengan pendidikan formal, peran sekolah sangat urgen dalam
kaitannya dengan kemajuan pendidikan. Sekolah yang telah menyelenggarakan
pendidikan diharapkan mampu mencetak pribadi-pribadi yang unggul serta
mampu berkompeten dengan dunia luar sebagai generasi penerus harapan bangsa.
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan salah satu mata pelajaran yang
diajarkan di sekolah dasar untuk memberikan konsep pemahaman, pengetahuan
dan wawasan kepada peserta didik tentang pentingnya manusia sebagai makhluk
sosial, sehingga mampu menghadapi tantangan berat masyarakat global yang
selalu mengalami perubahan.
Hal ini sejalan dengan pendapat Hanifah (2010:11) yang menyatakan
bahwa.
Dimasa yang akan datang peserta didik akan menghadapi tantangan berat karena masyarakat global selalu mengalami perubahan setiap saat. Oleh karena itu mata pelajaran Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis.
Peran serta Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial dalam membentuk peserta
didik yang berkarakter, diharapkan mampu mengurangi dampak negatif arus
globalisasi. Diharapkan juga peserta didik mampu mengikuti perkembangan dan
perubahan zaman dengan tetap berlandaskan pada kebudayaan bangsa Indonesia.
Salah satu kebudayaan bangsa yang sudah mulai mengalami kelunturan di
antaranya adalah budaya gotong royong. Melalui pembelajaran Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial dengan materi koperasi dan kesejahteraan anggota,
diharapkan kehidupan gotong royong dan kekeluargaan dapat menjadi penopang
kokohnya persatuan dan kesatuan bangsa di era globalisasi.
Salah satu faktor keberhasilan pendidikan adalah didukung dengan adanya
tingkah laku peserta didik yang relatif tetap sebagai hasil dari pengalaman
belajarnya. Maka pembelajaran yang dilaksanakan akan memiliki nilai dan
bermakna.
Hal ini sejalan dengan pendapat Fontana (Sutardi dan Sudirjo, 2007:2)
yang menyatakan bahwa „belajar adalah proses perubahan tingkah laku individu
yang relatif tetap sebagai hasil dari pengalaman.‟
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar memuat beberapa
konsep dasar disiplin ilmu diantaranya geografi, sejarah dan ekonomi. Peran
esensinya ilmu ekonomi dalam memberikan sumbangan terhadap Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial seperti yang dikemukakan oleh Skeel (Samlawi dan
Maftuh,1998:16) adalah sebagai berikut:
Sumbangan ilmu ekonomi terhadap Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial adalah menyediakan pengetahuan tentang bagaimana masyarakat memutuskan untuk menggunakan dan mengalokasikan sumber daya mereka, bagaimana sistem ekonomi berkembang dan berjalan, dan tentang masalah-masalah yang dihadapi oleh orang-orang dan sistem ekonomi ketika mereka mencoba memenuhi kebutuhannya.
Dengan belajar konsep dasar ilmu ekonomi dalam Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial, peserta didik akan menyadari bahwa dengan sumber daya
yang terbatas akan menyebabkan mereka membuat keputusan bagaimana sumber
daya mereka akan gunakan, sehingga peserta didik akan memahami dengan baik
kondisi lingkungannya tempat tinggal dan mencari alternatif-alternatif yang
terbuka baginya.
Salah satu bidang kajian konsep dasar ilmu ekonomi yang dipelajari di
sekolah dasar adalah mengenai koperasi. Materi koperasi ini penting bagi peserta
didik untuk mengetahui, memahami dan menambah wawasannya, karena peserta
didik merupakan bagian dari makhluk sosial yang membutuhkan orang lain
dalam kehidupannya.
Hal ini sejalan dengan pendapat Sitio dan Tamba (2001:13) bahwa “Koperasi berkenaan dengan manusia sebagai individu dan dengan kehidupannya dalam masyarakat. Manusia tidak dapat bekerjasama dalam satu unit, dia
Menurut Supardi (2010) bahwa “Pendidikan IPS secara ideal diharapkan
menjadi sarana untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam menghadapi
masalah-masalah diri dan lingkungannya. Sebagai alat pendidikan moral, PIPS
diharapkan mampu memotivasi siswa agar menjadi warga negara yang baik”.
Akan tetapi dalam pelaksanaan praktik pembelajaran PIPS di kelas, masih
menemui beberapa hambatan. Beberapa permasalah yang timbul menurut Supardi
(2010) yaitu :
a. Dalam praktik pelaksanaan program PIPS di sekolah selama ini belum mendapatkan respon yang menggembirakan.
b. Sebagian besar masyarakat, yang sering memandang sebelah mata urgensi mata pelajaran IPS,
c. Pengambil kebijakan yang kadang menganak tirikan PIPS.
d.aBuku pelajaran tidak mengikuti akan pendekatan proses pengambilan keputusan dan pendekatan pemecahan masalah.
e.aImplikasinya bahwa pengajaran Pendidikan IPS terasa kering dan membosankan.
f. Keadaan tersebarnya kondisi sekolah g. Media pendidikan yang kurang memadai,
h. Administrasi pendidikan yang kurang dikelola dengan baik,
i. Kuatnya pengaruh pendekatan ekspositori dan belajar pasif merupakan penghambat aktualisasi Pendidikan IPS.
Penelitian yang dilakukan oleh Supardi diatas sama halnya dengan data
hasil penelitian LEMLIT UNY (1998) menunjukan bahwa „50% siswa
menyatakan merasa tidak puas terhadap pembelajaran ilmu-ilmu sosial karena
guru dan cara penyampaian pelajaran kurang menarik‟ (Endang(Supardi:2010)).
Permasalahan yang timbul diatas tidak jauh berbeda dengan data hasil
wawancara siswa dan guru SDN Sadangsari pada tanggal 15 Mei 2012 yaitu
mereka menganggap bahwa pelajaran IPS menjenuhkan, membosankan, bersifat
statis, kaku dan monoton. Hal ini dikarenakan materi IPS yang luas dan
memerlukan hafalan untuk menguasai materinya. Selain itu guru kurang
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengeksplor pengetahuan
dan kemampuannya, sehingga pembelajaran lebih cenderung banyak ceramah dan
Fakta tersebut terlihat pula pada proses pembelajaran IPS khususnya
mengenai materi koperasi dan kesejahteraan anggota di kelas IV SDN Sadangsari,
Kecamatan Cisitu, Kabupaten Sumedang.
Berdasarkan hasil observasi tanggal 15 Mei 2012 diperoleh data sebagai
berikut.
1. Kinerja Guru
a. Diawal pembelajaran guru tidak membangun peserta didik untuk
mengembangkan skematanya, tetapi langsung pada materi yang akan dibahas.
b. Guru tidak menggunakan media sebagai jembatan penyampaian materi.
Sehingga peserta didik mudah lupa materi yang telah disampaikan guru.
c. KBM yang hanya berpusat pada guru sehingga pembelajaran hanya satu arah.
d. Proses pembelajaran lebih banyak bersifat kognitif dan guru kurang
menekankan pada kegiatan afektif dan psikomotor.
e. Pembelajaranpun lebih didominasi dengan metode ceramah.
f. Guru kurang tepat menerapkan metode sehingga peserta didik kurang
memahami materi koperasi dan kesejateraan anggota.
g. Guru kurang melakukan bimbingan pada proses diskusi.
h. Guru kurang memberikan penguatan terhadap peserta didik
i. Guru tidak memberikan waktu jeda kepada peserta didik untuk bertanya.
2. Aktivitas Peserta Didik
Dari kinerja guru tersebut maka timbullah aktivitas peserta didik sebagai berikut :
a. Peserta didik kurang memperhatikan penjelasan guru
b. Peserta didik tidak terlibat dan termotivasi dalam pembelajaran.
c. Peserta didik pasif dalam Kegiatan Belajar Mengajar
d. Metode diskusi yang dilakukan kurang mengeksplorasi pengetahuan maupun
pengalaman peserta didik, sehingga pembelajaran masih tampak monoton.
e. Aktivitas peserta didik hanya menyimak dan mendengarkan penjelasan guru.
sehingga membuat peserta didik jenuh, bosan dan pegal.
f. Dalam proses diskusi hanya proses membaca, dan lebih banyak mengandalkan
g. Pada saat perwakilan kelompok mempresentasikan ke depan kelas, kelompok
lain tidak ada yang memberikan tanggapan.
Dari Aktivitas peserta didik dan kinerja guru diatas, maka diperoleh hasil
belajar dari 20 orang peserta didik kelas IV, 11 orang (55%) peserta didik
mendapatkan nilai lebih dari sama dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (60) dan 9
orang peserta didik (45%) yang mendapatkan nilai di bawah KKM. Dilihat dari
nilai rata-rata yang diperoleh peserta didik hanya 53,3 dalam hal ini pembelajaran
dinyatakan belum berhasil dan harus ditingkatkan. Dibawah ini adalah data awal
tes hasil belajar siswa.
Tabel 1.1
Data Awal Tes Hasil Belajar Siswa Kelas IV
Mata Pelajaran IPS Materi Koperasi dan Kesejahteraan Anggota
Data awal tes hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran di atas
diketahui bahwa dari data 20 orang peserta didik kelas IV, 80% peserta didik
mampu menjawab soal nomor 1 yaitu mengenai definisi koperasi. 70% siswa
dapat menjelaskan manfaat koperasi (Soal nomor 2). Peserta didik yang mampu
membedakan koperasi dengn perusahaan (soal nomor 3) sebanyak 58,3%.
Sedangkan juumlah siswa yang mampu menjelaskan tujuan didirikannya koperasi
sekolah (soal nomor 4) yaitu 65% dan jumlah peserta didik yang mampu
menjelaskan pentingnya mengembangkan usaha bersama melalui koperasi (soal
nomor 5) yaitu 65%.
Keterangan :
Kriteria ketuntasan minimal (KKM) sekolah untuk mata pelajaran IPS adalah
60.
Siswa dinyatakan tuntas dalam pembelajaran apabila mendapat nilai
minimum 60.
Melihat data hasil observasi diatas dapat disimpulkan bahwa kemampuan
siswa dalam pembelajaran IPS materi Koperasi dan kesejahteraan anggota masih
jauh di bawah angka rata-rata menurut umum, dalam arti pembelajaran yang
disampaikan belum berhasil sesuai dengan yang diharapkan.
Untuk meningkatkan hasil belajar tentang koperasi dan kesejahteraan
anggota dirasakan perlu diadakannya perubahan pembelajaran, diciptakan dengan
menggunakan metode resitasi melalui teknik wawancara.
“Metode resitasi (penugasan) adalah metode penyajian bahan dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar.” (Zain
dan Djamarah, 1995:85).
Adapun penggunaan metode resitasi pada materi koperasi dan
kesejahteraan anggota adalah agar pembelajaran pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial ini lebih bermakna bagi peserta didik dan peserta didik dapat menemukan
dan menggali wawasannya secara aktif dan kreatif.
Berikut beberapa keunggulan metode resitasi yang dikemukakan oleh
Somantri dan Permana (1995:152) yaitu :
2. Merangsang peserta didik belajar lebih banyak, baik dekat dengan guru maupun pada saat jauh dari guru di dalam sekolah maupun diluar sekolah.
3. Mengembangkan kemandirian peserta didik.
4. Lebih meyakinkan tentang apa yang dipelajari oleh guru, lebih memperdalam, memperkaya/ memperluas pandangan tentang apa yang dipelajari.
5. Membina kebiasaan peserta didik untuk mencari dan mengolah sendiri informasi dan komunikasi.
6. Membuat peserta didik bergairah belajar karena dapat dilakukan dengan bervariasi
7. Membina tanggungjawab dan disiplin peserta didik 8. Mengembangkan kreatifitas peserta didik
Metode resitasi (penugasan) yang cocok dalam pembelajaran koperasi ini
adalah melalui teknik wawancara. Teknik wawancara adalah suatu teknik
pembelajaran dalam bentuk percakapan untuk menggali informasi, opini, atau
bukti-bukti dengan tujuan tertentu. Adapun rencana penelitian ini yaitu guru
menugaskan siswa untuk mewawancarai kepengurusan koperasi yang ada
dilingkungannya, misalnya ketua dan anggota koperasi Sekolah Dasar Negeri
Sadangsari, Kecamatan Cisitu, Kabupaten Sumedang. Koperasi ini bergerak pada
bidang simpan pinjam. Peserta didik ditugaskan untuk mewawancarai pengurus
koperasi agar mereka lebih mengenal dan mengetahui manfaat koperasi bagi
anggota khususnya dan bagi masyarakat pada umumnya.
Dari uraian diatas penulis merencanakan suatu Penelitian Tindakan Kelas
untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi koperasi dan kesejahteraan
anggota, yang diberi judul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam
Materi Koperasi dan Kesejahteraan Anggota dengan Menggunakan Metode
Resitasi melalui Teknik Wawancara pada Siswa kelas IV SDN Sadangsari,
Kecamatan Cisitu, Kabupaten Sumedang.”
B. Perumusan dan Pemecahan Masalah 1. Perumusan Masalah
Permasalahan pokok yang akan dicari solusinya dalam penelitian tindakan
kelas ini adalah pada umumnya pemahaman peserta didik masih rendah dan hasil
Berdasarkan pemaparan masalah yang terjadi dalam pembelajaran IPS
materi Koperasi dan Kesejahteraan anggota di kelas IV SDN Sadangsari,
Kecamatan Cisitu, Kabupaten Sumedang, maka rumusan masalah untuk penelitian
tindakan kelas dalam menggunakan metode resitasi melalui teknik wawancara
yaitu sebagai berikut.
a. Bagaimana perencanaan pembelajaran dengan menggunakan metode resitasi
melalui teknik wawancara dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada
materi koperasi dan kesejahteraan anggota di kelas IV SDN Sadangsari,
Kecamatan Cisitu, Kabupaten Sumedang ?
b. Bagaimana pelaksanaan penggunaan metode resitasi melalui teknik
wawancara dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi
koperasi dan kesejahteraan anggota di kelas IV SDN Sadangsari, Kecamatan
Cisitu, Kabupaten Sumedang ?
c. Bagaimana hasil belajar peserta didik pada materi koperasi dan kesejahteraan
anggota dengan menggunakan metode resitasi melalui teknik wawancara
dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas IV SDN Sadangsari,
Kecamatan Cisitu, Kabupaten Sumedang ?
2. Pemecahan Masalah
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada hari selasa 15 Mei 2012
pada siswa kelas IV SDN Sadangsari, Kecamatan Cisitu, Kabupaten Sumedang
dalam pembelajaran IPS khususnya pada materi koperasi dan kesejahteraan
anggota, dari hasil belajar yang diperoleh masih minimum yaitu 45% siswa
mendapat nilai di bawah KKM dan begitu pula dengan kegiatan siswa dalam
materi koperasi dan kesejahteraan anggota kurang begitu nampak artinya aktivitas
siswa sangat kurang dan siswa pasif dalam pembelajaran, siswa tidak terlibat dan
tidak termotivasi, dan minat peserta didik dalam pembelajaran IPS masih sangat
rendah. Nilai di bawah KKM ini berarti siswa belum mampu menjelaskan
definisi, manfaat, dan tujuan koperasi, perbedaan koperasi dengan badan usaha
Hal ini terjadi disebabkan ketika proses pembelajaran kinerja guru yang
dilaksanakan yaitu penggunaan metode pembelajaran lebih didominasi oleh
ceramah, tidak menggunakan media pembelajaran untuk membantu siswa
mempermudah memahami materi, guru kurang mengeksplorasi kemampuan dan
wawasan siswa, tidak memberikan waktu jeda kepada siswa untuk bertanya,
gurupun kurang memberikan penguatan dan motivasi kepada siswa serta kurang
tepatnya penerapan metode dalam proses pembelajaran sehingga siswa kurang
memahami materi koperasi dan kesejahteraan anggota.
Dari kinerja guru tersebut munculah aktivitas siswa yang kurang fokus
memperhatikan penjelasan guru, siswa pasif, siswa bosan dan jenuh karena
pembelajaran lebih mengutamakan sisi kognitif saja. Sedangkan dalam proses
diskusi, tampaknya kurang membuat seluruh siswa aktif, tidak menantang, dan
siswa kurang termotivasi untuk menemukan sendiri dan belajar memecahkan
masalah baik melalui pengetahuan atau pengalamannya sendiri. Sebagian siswa
hanya mengandalkan temannya yang pintar untuk mengerjakan. Hanya aktifitas
membaca yang sudah tampak dalam diskusi ini.
Mengacu pada akar permasalahan yang muncul, maka peneliti mengambil
alternatif tindakan terhadap permasalahan tersebut dengan menerapkan metode
resitasi melalui teknik wawancara untuk lebih memudahkan siswa dalam
memahami materi koperasi dan kesejahteraan anggota.
Metode resitasi (penugasan) melalui teknik wawancara ini dipilih sebagai
metode yang tepat dalam materi koperasi dan kesejahteraan anggota, karena akan
lebih merangsang peserta didik agar lebih termotivasi dalam belajar, aktif dalam
kegiatan belajar mengajar, kreatif, tanggung jawab dan disiplin. Dimana akan
lebih banyak individu yang terlibat untuk saling bertukar pengalaman, informasi,
dan memecahkan masalah bersama sehingga suasana kelas dan proses diskusipun
akan lebih hidup dan bermakna. Dengan demikian siswa tidak akan lagi merasa
jenuh, bosan karena kurangnya aktifitas psikomotor dalam pembelajaran.
Metode resitasi merupakan suatu metode mengajar dimana guru
membebankan suatu tugas, kemudian siswa harus mempertanggung jawabkan
Resitasi dapat diberikan oleh guru untuk dapat dikerjakan siswa di
berbagai tempat, misalnya di koperasi, sekolah, pasar, perpustakaan,
laboratonium, atau ditempat - tempat lain yang ada hubungannya dengan tugas
pelajaran yang diberikan.
Berkaitan dengan metode resitasi, teknik wawancara erat kaitannya dalam
upaya meningkatkan hasil belajar siswa dalam materi koperasi dan kesejahteraan
anggota. Teknik wawancara adalah suatu teknik pembelajaran dalam bentuk
percakapan untuk menggali informasi, opini, atau bukti-bukti dengan tujuan
tertentu.
Metode resitasi yang dilakukan adalah untuk mewawancarai guru sebagai
pengurus dan anggota koperasi sekolah yang ada di SDN Sadangsari agar
pembelajaran dalam materi koperasi dan kesejahteraan rakyat ini dapat mencapai
tujuan pembelajaran yang diharapkan dengan mengutamakan kebermaknaan dan
penambahan wawasan bagi siswa.
Hal ini sejalan dengan pendapat Zain dan Djamarah (1995:87) yang
mengemukakan keunggulan atau kelebihan dari metode resitasi yaitu :
a.Lebih merangsang siswa dalam melakukan aktivitas belajar individual ataupun kelompok.
b.Dapat mengembangkan kemandirian siswa c.Dapat membina tanggungjawab dan disiplin siswa d.Dapat mengembangkan kreatifitas siswa.
Adapun rencana pelaksanaan metode resitasi melalui teknik wawancara ini
akan dilakukan penugasan kepada siswa untuk mewawancarai guru yang berperan
sebagai pengurus koperasi sekolah secara berkelompok. Sehinga dalam
pembentukan kelompok diskusi ini akan terbentuk hubungan kerja dan pembagian
tugas yang akan melatih peserta didik untuk belajar bekerjasama, sikap saling
menghargai pendapat, melatih mengemukakan pendapat dan sikap
bertanggungjawab. Adanya peranan hubungan kerja dapat di bangun dengan
mengembangkan komunikasi antar anggota kelompok sedangkan peranan tugas
dilakukan dengan membagi tugas antar anggota kelompok selama kegiatan.
Resitasi (penugasan) merupakan suatu pekerjaan yang harus diselesaikan.
pekerjaan oleh guru kepada siswa untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu.
Dalam melaksanakan kegiatan belajar, siswa diharapkan memperoleh suatu hasil
yaitu perubahan tingkah laku tertentu sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Tahap terakhir dan pemberian tugas ini (resitasi) yaitu peserta didik melaporkan
atau menyajikan kembali tugas yang telah dikerjakan atau dipelajari.
Tabel 1.2
Fase – fase pembelajaran Metode Resitasi
Fase Kegiatan mempertimbangkan
a. Fase Pemberian Tugas - tujuan yang ingin dicapai
- jenis tugas yang jelas dan tepat sehingga anak mengerti apa yang ditugaskan tersebut - Sesuai dengan kemampuan siswa
- Ada petunjuk/ sumber yang membantu pekerjaan siswa
- Sediakan waktu yang cukup untuk mengerjakan tugas tersebut.
b. Langkah pelaksanaan tugas - Diberikan bimbingan atau pengawasan oleh guru
- Diberikan dorongan sehingga anak mau bekerja
- Diusahakan/ dikerjakan oleh siswa sendiri - Dianjurkan agar siswa mencatat hasil-hasil
yang ia peroleh dengan baik dan sistematik. c. Fase
mempertanggungjawabkan tugas
- Laporan siswa baik lisan/ tertulis dari apa yang telah dikerjakan
- Ada tanya jawab/ diskusi kelas
- Penilaian hasil pekerjaan siswa baik dengan tes maupun non-tes atau cara lainnya.
Zain dan Djamarah (1995:86)
Adapun langkah-langkah pembelajaran dengan metode resitasi
(penugasan) melalui teknik wawancara yang merujuk pada sumber diatas adalah
sebagai berikut :
1. Perencanaan
- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai oleh siswa.
- Guru dan peserta didik mempersiapkan media hp / tape recorder untuk
- Guru mengatur kelompok diskusi yang akan dibentuk dengan
mempertimbangkan keheterogenan peserta didik.
2.Pelaksanaan
- Siswa dibagi menjadi 4 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 5 orang.
- Setiap kelompok ditugaskan untuk mewawancarai beberapa orang guru
sebagai ketua dan anggota koperasi sekolah.
- Setiap kelompok mendapatkan pedoman wawancara seputar koperasi dan
kesejahteraan anggota yang sudah disediakan guru.
- Setiap siswa dalam kelompok ditugaskan untuk mewawancarai nara
sumber yang berbeda.
- Siswa kembali ke kelompoknya dengan melaporkan hasil wawancara dan
mendiskusikan kembali bersama kelompoknya.
- Melaporkan hasil kerja kelompok di depan kelas.
3.Evaluasi
- Setelah menyampaikan materi pembelajaran, guru bersama siswa
menyimpulkan materi yang sudah dibahas.
- Melaksanakan evaluasi diakhir pembelajaran dengan memberikan tes
berupa soal secara individual.
Selain itu target yang ingin dicapai adalah memperbaiki proses dan hasil
belajar siswa dalam pembelajaran IPS mengenai Koperasi dan Kesejahteraan
anggota di kelas IV SDN Sadangsari Kecamatan Cisitu Kabupaten Sumedang.
Adapun target yang ingin dicapai adalah sebagai berikut :
1.Target Proses
a. Kinerja Guru
Guru mampu melaksanakan proses pembelajaran mulai dari perencanaan
(100%), pelaksanaaan (80%), dan evaluasi (80%) dengan menerapkan metode
Resitasi (penugasan) melalui teknik wawancara. Guru diharapkan melakukan
tahap perencanaan (mempersiapkan RPP, menyediakan media, mempersiapkan
materi dan menyediakan lembar penilaian) dengan baik. Pada tahap pelaksanaan
guru melakukan apersepsi, menghubungkan materi koperasi dengan pengetahuan
dilakukan oleh siswa, memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya,
mengembangkan materi, memberikan pertanyaan-pertanyaan yang mendorong
siswa, membimbing dan membantu siswa selama proses pembeajaran. Pada tahap
evaluasi guru menyimpulkan materi, menggunakan lembar observasi untuk
peserta didik dan melaksanakan penilaian.
b. Aktifitas Siswa
Siswa dapat mengikuti proses belajar dengan metode Resitasi (penugasan)
melalui teknik wawancara dengan materi koperasi dan kesejahteraan anggota
yaitu siswa dapat membuat draft pedoman wawancara, sikap (attitude) ketika
melakukan proses wawancara, dan hasil wawancara berupa laporan yang ditulis/
susun rapi dan sistematik. Laporan siswa harus berkaitan dengan pentingnya
koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan anggota khususnya dan masyarakat
pada umumnya. Selain itu diharapkan siswa dapat bekerjasama dengan teman
sekelompoknya. Melalui kegiatan di atas diharapkan 80% atau lebih, siswa kelas
IV SDN Sadangsari, Kecamatan Cisitu, Kabupaten Sumedang dapat dikategorikan
baik dengan rentang nilai yang telah ditentukan.
2.Target Hasil
Selain target proses, kinerja guru ataupun aktivitas siswa yang baik, maka
dalam penelitian ini ditargetkan pula keberhasilan belajar Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial dengan penggunaan metode resitasi melalui teknik
wawancara pada materi koperasi dan kesejahteraan rakyat dalam upaya
meningkatkan hasil belajar siswa yaitu 80% atau lebih siswa kelas IV SDN
Sadangsari, Kecamatan Cisitu, Kabupaten Sumedang mendapatkan nilai di atas
atau sama dengan KKM IPS yaitu 60.
C.Tujuan dan Manfaat Hasil Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan penjelasan dari perumusan masalah yang telah diuraikan di
atas, maka tujuan penelitian tindakan kelas ini mempunyai beberapa tujuan
a. Untuk mengetahui perencanaan pembelajaran dengan menggunakan metode
resitasi melalui teknik wawancara dalam meningkatkan hasil belajar peserta
didik pada materi koperasi dan kesejahteraan anggota di kelas IV SDN
Sadangsari, Kecamatan Cisitu, Kabupaten Sumedang.
b. Untuk mengetahui pelaksanaan penggunaan metode resitasi melalui teknik
wawancara dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi
koperasi dan kesejahteraan anggota di kelas IV SDN Sadangsari, Kecamatan
Cisitu, Kabupaten Sumedang.
c. Untuk mengetahui hasil belajar peserta didik pada materi koperasi dan
kesejahteraan anggota dengan menggunakan metode resitasi melalui teknik
wawancara dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas IV SDN
Sadangsari, Kecamatan Cisitu, Kabupaten Sumedang.
2. Manfaat Hasil Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak yang terkait
dengan dunia pendidikan, khususnya bagi :
1. Bagi peserta didik
a. Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk menumbuhkan motivasi belajar
peserta didik khususnya pada pembelajaran IPS pada materi koperasi dan
kesejahteraan anggota.
b. Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk meningkatkan keaktifan peserta
didik dalam proses pembelajaran.
c. Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk memudahkan peserta didik
dalam memahami materi Koperasi dan Kesejahteraan anggota
d. Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk menumbuhkan kegiatan
belajar yang lebih bermakna dalam kehidupan peserta didik.
2. Guru
a. Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk meningkatkan kinerja dan
kepropesionalan guru dalam melakukan proses kegiatan belajar mengajar di
b. Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk untuk memperluas wawasan dan
pengetahuan guru tentang metode resitasi melalui teknik wawancara.
c. Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk memotivasi guru untuk
menciptakan situasi belajar yang menarik bagi peserta didik dengan
menggunakan media dan model pembelajaran yang tepat dan lebih variatif.
3. Sekolah
a. Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk mempermudah dalam
pencapaian tujuan pembelajaran IPS khusunya pada materi koperasi dan
kesejahteraan anggota.
b. Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk meningkatkan kualitas dan
fungsi sekolah dasar sebagai sarana dan prasarana pendidikan untuk
mendukung proses pembelajaran yang optimal.
D. Batasan Istilah
Untuk memperjelas bahasan dalam penelitian ini, peneliti memberikan
batasan istilah yang berkaitan dengan penelitian ini sebagai berikut :
1. Metode pembelajaran adalah prosedur, urutan, langkah-langkah dan cara
yang digunakan guru dalam mencapai tujuan pembelajaran. Dapat dikatakan
metode pembelajaran adalah proses pembelajaran yang difokuskan kepada
pencapaian tujuan (Zain dan Djamarah, 1995 : 85).
2. Metode Resitasi adalah metode pemberian tugas tertentu agar siswa
melakukan kegiatan belajar (Zain dan Djamarah, 1995:85)
3. Teknik pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang dilakukan seseorang
dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik (Hanifah,
2010:21)
4. Wawancara merupakan percakapan antara dua orang atau lebih dan
berlangsung antara narasumber dan pewawancara. (Wiriaatmadja, 1995:117)
5. Koperasi berarti kelompok atau perkumpulan orang atau badan yang bersatu
dalam cita-cita atas dasar kekeluargaan dan gotong royong untuk
BAB III
METODE PENELITIAN
A.Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini adalah di SDN Sadangsari, yang berlokasi di
Dusun Ranjeng Desa Ranjeng Kecamatan Cisitu Kabupaten Sumedang. SDN
Sadangsari berada di wilayah pedesaan, hal ini sesuai dengan letak geografisnya
yang berada di dekat pesawahan, namun juga bangunan sekolah berada di wilayah
pemukiman penduduk.
Tenaga pengajar dan staf di SDN Sadangsari berjumlah 11 orang, yang
terdiri satu orang kepala sekolah, enam orang wali kelas, satu orang guru penjas,
satu orang guru agama, satu orang guru bahasa Inggris dan satu orang penjaga
sekolah.
Pemilihan SDN Sadangsari sebagai lokasi penelitian didasarkan pada
pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut :
a. Peneliti merupakan salah seorang tenaga pengajar di SDN Sadangsari,
sehingga peneliti lebih memahami keadaan sekolah, karakteristik siswa,
keadaan lingkungan sekolah dan kondisi pembelajaran di kelas.
b. Meskipun penelitian ini dilakukan secara intensif, namun tetap tidak
mengganggu tugas mengajar peneliti.
c. Letak SDN Sadangsari yang mudah dijangkau, karena akan mempermudah
peneliti dalam melakukan pengumpulan data.
2. Waktu Penelitian
Adapun waktu penelitian tindakan kelas ini berlangsung selama lima bulan yang terhitung mulai dari bulan September 2012 sampai dengan bulan Januari
2013. Pada bulan September 2012, peneliti mengumpulkan data awal yang
Selanjutnya peneliti menyusun perencanaan penelitian yang kemudian
peneliti melaksanakan pembelajarn IPS pada materi koperasi dan kesejahteraan
anggota dengan menggunakan metode resitasi melalui teknik wawancara untuk
meningkatkan hasil belajar dan kemampuan siswa kelas IV di SDN Sadangsari,
Kecamatan Cisitu, Kabupaten Sumedang. Adapun jadwal penelitian yang
direncanakan penulis adalah sebagai berikut.
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian
N
o Kegiatan
Waktu pelaksanaan
September Oktober November Desember Januari 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
5. Pengolahan dan analisis data
6. Perencanaan dan pelaksanaan tindakan siklus II
7. Pengolahan dan analisis data
8. Penyusunan Laporan dan revisi
9. Sidang skripsi
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian yang dilakukan dalam penelitiaan ini adalah siswa-siswi
kelas IV SDN Sadangsari Kecamatan Cisitu kabupaten Sumedang tahun pelajaran
2012/2013 yang berjumlah 20 orang, yang terdiri dari 9 orang siswa laki-laki dan
11 orang siswa perempuan. Pemilihan kelas IV sebagai subjek penelitian
didasarkan pada pengamatan dari data awal dan hasil wawancara dengan para staf
pengajar dan dukungan dari wali kelas IV yang memiliki keinginan untuk
melakukan inovasi dalam memperbaiki proses dan hasil belajar siswa pada mata
C. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian
Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata
dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Metode merupakan suatu cara
atau teknis yang dilakukan dalam proses penelitian. Sedangkan penelitian,
merupakan upaya dalam bidang ilmu pengetahuan yang dilakukan untuk
memperoleh fakta-fakta dengan sistematis untuk membuktikan kebenarannya.
Metode yang digunakan untuk penelitian ini yaitu metode Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Reseach. Adapun definisi PTK menurut Kemmis (Wiriaatmadja, 2005:12) mendefinisikan “Penelitian Tindakan Kelas merupakan sebuah bentuk inkuiri reflektif yang dilakukan secara kemitraan
mengenai situasi sosial tertentu.
Metode ini digunakan karena dapat membantu peneliti dalam memecahkan
permasalahan yang muncul pada proses pembelajaran. Sejalan dengan pendapat Ebbutt (Hopkins dalam Wiriaatmadja, 2005:12) menyatakan bahwa : ‘Penelitian Tindakan Kelas adalah kajian sistematik dari upaya perbaikan pelaksanaan
praktek pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan-tindakan
dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut’.
Adapun manfaat yang dapat diperoleh peneliti dengan menggunakan
metode PTK, sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Rapoport (Hopkins dalam Wiriaatmadja, 2005:11) bahwa ‘Penelitian Tindakan Kelas untuk membantu seseorang dalam mengatasi secara praktis persoalan yang dihadapi
b. Desain Penelitian
Desain yang dilaksanakan dalam penelitian tindakan kelas ini berbentuk
sebuah siklus yang akan berlangsung lebih dari satu siklus tergantung dari tingkat
keberhasilan pada target yang akan dicapai, dimana setiap siklus terdiri dari satu
pertemuan.
Desain penelitian ini mengacu pada rancangan penelitian yang dilakukan
oleh Kemmis dan Taggart. Model ini dilakukan secara berulang dan berkelanjutan
seperti siklus di bawah ini.
Gambar 3.1
Metode Penelitian Tindakan Kelas Kemmis dan Taggart (Rochiati Wiriaatmaja, 2005 : 66)
Dari gambar di atas menjelaskan bahwa desain Kemmis dan Taggart
dilakukan secara berulang-ulang dengan tahapan perencanaan (plan), tindakan
(act), Pengamatan (Observe) dan Refleksi (Reflect). Tanda panah pada gambar di
atas menunjukkan bahwa pelaksanaan siklus tidak dibatasi melainkan berlanjut
D. Prosedur Penelitian Tindakan 1. Tahap Perencanaan (Planning)
Tahapan ini mencakup semua perencanaan tindakan seperti pembuatan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang didalamnya termasuk
menyiapkan metode, media dan sumber pembelajaran, serta merencanakan pula
langkah-langkah dan tindakan apa yang akan dilakukan untuk menguji hipotesis
yang telah ditetapkan, adapun langkah-langkah perencanaanya yaitu sebagai
berikut :
a. Mengidentifikasi dan menganalisis masalah yang akan diteliti
b. Pengkajian standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator dan tujuan
pembelajaran yang selanjutnya dirumuskan dalam bentuk Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
b. Merumuskan langkah-langkah dan tindakan metode resitasi melalui teknik
wawancara untuk menguji hipotesis yang telah diterapkan.
c. Pemilihan prosedur evaluasi penelitian
d. Mempersiapkan instrumen yang akan digunakan
e. Mempersiapkan media
f. Menyusun daftar pertanyaan-pertanyaan yang akan didiskusikan siswa.
2. Tahap Pelaksanaan (Acting)
Dalam tahap ini langkah-langkah pembelajaran dan tindakan yang
mengacu pada perencanaan yang telah dibuat dilaksanakan sesuai jadwal
penelitian, serta melakukan pengamatan terhadap proses tindakan yang sedang
berlangsung, mulai dari awal perencanaan sampai seluruh tindakan dilaksanakan.
Tindakan yang akan dilaksanakan pada siklus yaitu sebagai berikut :
a. Kegiatan Awal
1). Guru menyampaikan salam
2). Berdoa
3). Mengecek kehadiran siswa
b. Kegiatan Inti
1).Guru mengadakan apersepsi dengan sedikit mengulas pembelajaran
sebelumnya.
2).Guru menjelaskan cara kerja berkelompok dengan menggunakan metode
resitasi melalui teknik wawancara.
3).Siswa dibagi menjadi 4 kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 5 orang.
4). Setiap kelompok ditugaskan untuk mewawancarai beberapa orang guru
sebagai ketua dan anggota koperasi sekolah.
5). Setiap kelompok mendapatkan pedoman wawancara seputar koperasi dan
kesejahteraan anggota yang sudah disediakan guru.
6). Setiap siswa dalam kelompok ditugaskan untuk mewawancarai nara sumber
yang berbeda.
7). Siswa kembali ke kelompoknya dan melaporkan hasil wawancara dan
didiskusikan kembali bersama kelompoknya.
8). Kelompok bertugas menjawab pertanyaan yang dibagikan guru.
9). Melaporkan hasil kerja kelompok di depan kelas.
10). Guru menjelaskan materi sesuai dengan pokok bahasan di atas.
11). Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
c. Kegiatan Penutup
1). Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang sudah dibahas
2). Guru memberikan tes formatif
3). Guru memberikan tindak lanjut.
3. Tahap Observasi
Tahapan ini terdiri dari proses pengumpulan data dan mencatat setiap
aktivitas siswa dan kinerja guru pada saat tindakan berlangsung.
Observasi ini dilakukan oleh peneliti dan observer (teman sejawat, guru
kelas IV SDN Sadangsari, Kecamatan Cisitu, Kabupaten Sumedang) yaitu dengan
mengamati seluruh aktivitas yang sedang berlangsung dalam pembelajaran IPS
pada materi Koperasi dan Kesejahteraan anggota dengan menggunakan metode
resitasi melalui teknik wawancara, mulai dari awal pembelajaran sampai akhir
dilakukan untuk mengetahui apakah proses pembelajaran sudah menunjukkan ke
arah yang diharapkan atau masih perlu adanya perbaikan.
d. Tahapan Analisis dan Refleksi
Analisis terhadap masalah yang diteliti perlu dilakukan dengan hati-hati
dan cermat, sebab ketepatan dalam melakukan analisis akan menentukan
keberhasilan keseluruhan proses pelaksanaan penelitian.
Berbagai data yang diperoleh dikumpulkan secara teliti dan tidak ada yang
terlewat, data tersebut dikelola untuk dimanfaatkan sebagai bahan dalam
melakukan analisis.
Tahap ini merupakan pengujian hasil data yang telah diperoleh pada saat
observasi, data-data yang telah diperoleh kemudian di cek kembali
kelengkapannya, kemudian mengkaji data-data tersebut setelah ini menentukan
apakah tindakan yang akan dilakukan sudah mencapai target perbaikan atau
belum. Jika dari data tersebut belum mencapai perbaikan tindakan maka akan
dilakukan penyusunan kembali rencana tindakan dengan mengacu pada hasil
analisis data proses tindakan sebelumnya.
E. Instrumen Penelitian
Secara sederhana instrumen dapat dikatakan sebagai alat ukur. Instrumen
penelitian yang digunakan peneliti adalah sebagai berikut :
1. Tes
Untuk mengukur keberhasilan hasil belajar pada penelitian ini yaitu
dengan menggunakan tes. Tes yang digunakan dalam penelitian ini yaitu berupa
tes terulis, adapun tes tertulis yang digunakan yaitu berupa perangkat soal.
2. Pedoman Wawancara
Wawancara merupakan percakapan dan tanya jawab yang diarahkan untuk
tujuan tertentu. Pedoman wawancara diperlukan agar proses wawancara lebih
terarah, efektif, dan efisien sesuai tujuan yang ingin dicapai. Dalam penelitian ini,
Koperasi dan Kesejahteraan Anggota dengan memberi penugasan kepada siswa
untuk mewawancarai guru yang berperan sebagai pengurus dan anggota koperasi.
Selain itu wawancara dilakukan setelah pembelajaran selesai, untuk
memperoleh gambaran tentang respon dan persepsi siswa terhadap pembelajaran
dengan menggunakan teknik wawancara.
2. Pedoman Observasi
Dalam penelitian ini alat yang digunakan yaitu pedoman observasi untuk
mengamati seluruh kegiatan yang berlangsung baik itu kinerja guru dan aktifitas
siswa pada saat proses pembelajaran yang telah dilakukan apakah telah mencapai
target atau masih harus dilakukan perbaikan.
3. Catatan lapangan
Catatan lapangan merupakan catatan yang mencakup kesan dan penafsiran
subjektif, yang berupa deskripsi perilaku guru dan siswa yang bisa dilihat,
didengar, dan diamati selama proses pembelajaran berlangsung.
Alat yang digunakan yaitu format catatan lapangan yang digunakan untuk
mencatat semua kegiatan yang terjadi pada proses pembelajaran. Catatan lapangan
memegang peranan yang cukup penting sebab dibuat berdasarkan fakta yang
nampak, jadi catatan tersebut memuat hal-hal yang mungkin saja lolos dari
pengamatan.
F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data 1. Teknik Pengolahan Data
Data yang diperoleh dari instrumen penelitian yaitu pedoman observasi,
format catatan lapangan dan tes hasil belajar berupa soal yang diberikan pada
siswa kelas IV SDN Sadangsari Kecamatan Cisitu Kabupaten Sumedang dalam
pembelajaran IPS khususnya pada materi Koperasi dan kesejahteraan anggota.
Data yang diperoleh merupakan data yang berupa kualitatif dan kuantitatif maka
pengolahan data kualitatif akan diproses pada pengolahan data proses sedangkan
a. Pengolahan Data Proses
1). Pengolahan data pedoman observasi
Pedoman observasi yang digunakan oleh peneliti terdiri dari pedoman
observasi kinerja guru dan pedoman observasi siswa, untuk pengolahan data
observasi guru yaitu ada beberapa aspek kinerja guru yang dinilai dengan skor
dari 1 sampai dengan 3 yang diisi dengan tanda cheklist, pada kolom kegiatan
yang diamati sesuai dengan indikator yang telah ditentukan.
Adapun skor tersebut akan didapat skor ideal pada tiap tahapan, kemudian
skor ideal akan menentukan dalam penghitungan persentase (%) pencapaian
target, adapun penghitungan persentasinya sebagai berikut :
Setelah persentasi di dapat maka dapat ditentukan tafsiran dengan
meggunakan rentang yaitu :
SB (sangat baik) = 81%-100%
B (baik) = 61%-80%
C (cukup) = 41%-60%
K (kurang) = 21%-40%
SK (Sangat kurang) = 1%-20%
2). Pengolahan Data Wawancara
Pengolahan data wawancara yaitu data yang diperoleh diorganisasikan
sesuai dengan hipotesis yang ingin dicari jawabannya kemudian dideskripaikan
dalam bentuk narasi setelah itu semua data dipaparkan dan ditarik kesimpulannya,
pedoman wawancara bermanfaat sebagai prose dan pendukung dari proses
pembelajaran.
3). Pengolahan Data Catatan Lapangan
Begitupun halnya dngan pengolahan data instrumen catatan lapangan.
Semua data yang diperoleh dari observer diseleksi, difokuskan kemudian data
tersebut dideskripsikan sehingga bermakna dalam bentuk narasi setelah itu ditarik
kesimpulan dari semua paparan data dalam bentuk pernyataan. Catatan lapangan
diolah sesegera mungkin untuk menghindari kekurang cermatan. % = jumlah skor X 100
b. Pengolahan data hasil
Sedangkan untuk melakukan pengolahan data kuntitatif, dalam penelitian
ini yaitu pengolahan data tes hasil belajar siswa berupa soal. Soal uraian sebanyak
5 soal diberi skor mksimal 4.
Dari skor diatas, maka didapat skor ideal yaitu 20, dengan adanya skor
ideal akan menentukan dalam penghitungan nilai akhir, rumusan untuk nilai akhir
yaitu sebagai berikut :
Nilai akhir = Jumlah skor x 100 Skor ideal
Kemudian nilai yang diperoleh dibandingkan dengan KKM mata pelajaran
IPS (60), adapun cara penghitungan KKM yaitu sebagai berikut :
Siswa dikatakan tuntas jika memperoleh nilai sama dengan atau lebih dari
KKM mata pelajaran IPS (60) dan siswa dikatakan tidak tuntas jika nilai yang
diperoleh kurang dari KKM.
Sedangkan untuk menentukan tingkat pencapaian target hasil belajar pada
penelitian ini yaitu dengan menetukan persentasi siswa yang mendapat nilai sama
dengan atau lebih dari dan kurang dari KKM mata pelajaran IPS, adapun rumusan
dalam menentukan persentasi tersebut yaitu :
% = x 100
N
keterangan :
x = jumlah siswa yang mendapat nilai sama dengan atau lebih dari dan kurang dari KKM dari mata pelajaran IPS
n = jumlah seluruh siswa
penelitian ini dikatakan berhasil jika 80% siswa kelas IV SDN Sadangsari
mendapat nilai sama dengan atau lebih dari KKM mata pelajaran IPS (60).
2. Analisis Data
Analisis data dilakukan setelah seluruh data yang digunakan sebagai
sumber yaitu pedoman wawancara, pedoman observasi dan catatan lapangan yang
telah terkumpul kemudian data-data yang telah diperoleh diolah dan
Secara singkat tahap analisis data dilakukan melalui tiga tahap yaitu
reduksi data, penyajian data dan penyimpulan. Reduksi data adalah proses
penyederhanaan yang dilakukan melalui seleksi mengambil data yang pokok dan
penting. Pengujian data adalah proses penampilan data secara lebih sederhana
dalam bentuk paparan naratif, sedangkan penyimpulan adalah proses pengambilan
hal-hal yang penting dari sajian data yang telah diorganisasi dalam bentuk
pemaparan kalimat yang singkat tetapi mengandung makna.
Dengan demikian proses analisis data dalam penelitian ini dimulai dengan
menelaah dan mempelajari seluruh data yang terkumpul dari berbagai sumber
kemudian direduksi dengan merangkumnya menjadi intisari, disusun,
dikategorikan, disajikan , dimaknai, dan terakhir ditarik kesimpulan.
G.Validasi Data
Dalam penelitian ini untuk menunjukkan tingkat ketepatan dalam
penelitian dilakukan validitas data, adapun validitas data yang dilaksanakan
merujuk pada pendapat hopkins yaitu sebagai berikut :
1. Member Check, yakni memeriksa kembali keterangan-keterangan atau
informasi data yang diperoleh selama observasi atau wawancara dengan cara
mengkonfirmasikannya dengan guru dan siswa melalui diskusi pada akhir
tindakan.
2. Triangulasi, yaitu memeriksa kebenaran data yang diperoleh peneliti, dengan
membandingkan terhadap hasil yang diperoleh mitra peneliti secara
kolaboratif.
3. Expert Opinion, yaitu pakar atau pembimbing akan memeriksa semua tahapan
kegiatan penelitian dan memberikan arahan terhadap masalah-masalah
penelitian yang peneliti kemukakan.
Agar data yang diperoleh memiliki tingkat validasi yang tinggi, dalam
kegiatan penelitian ini akan dilaksanakan ketiga kegiatan validitas data tersebut.
karena pada dasarnya ketiga kegiatan validasi data tersebut memiliki korelasi
yang saling berhubungan dan saling melengkapi. Dengan demikain data yang
90 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Mengacu kepada hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan
terhadap pelaksanaan dan hasil tindakan dengan menerapkan metode resitasi
melalui teknik wawancara pada materi Koperasi dan Kesejateraan anggota pada
siswa kelas IV SDN Sadangsari Kecamatan Cisitu Kabupaten Sumedang, dapat
ditaraik kesimpulan sebagai berikut ini.
Penggunaan metode resitasi melalui teknik wawancara pada materi
Koperasi dan Kesejateraan anggota diperlukan penyusunan perencanaan yang
maksimal. Penyusunan perencanaan ini dilakukan agar pelaksanaan dan hasil
pembelajaran sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Pentingnya penyusunan
rencana pembelajaran dikarenakan perencanaan pembelajaran merupakan
pedoman dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, mengetahui efektifitas dan
evisiensi serta mengetahui dampak dari penggunaan metode resitasi melalui
teknik wawancara pada pembelajaran Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial materi
Koperasi dan Kesejateraan anggota. Hal-hal yang menjadi prioritas dalam
pelaksanaan tindakan mengatasi masalah kesulitan siswa dalam materi Koperasi
dan Kesejateraan anggota ini diantaranya, mengkaji materi pembelajaran,
mempelajari karakteristik siswa dan situasi kelas, menentukan strategi
pembelajaran, menyiapkan perangkat penunjang pembelajaran, menyiapkan
berbagai instrumen penilaian dan pengumpulan data, serta mengumpulkan bahan
dan sumber pembelajaran. Selanjutnya menganalisis standar kompetensi,
menentukan kompetensi dasar, indikator dan tujuan pembelajaran. Hasil analisis
ini kemudian didesain dalam bentuk sistem pembelajaran yang dituangkan dalam
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Dalam RPP ini mengakomodasi
berbagai komponen pembelajaran yang didesain mengacu kepada penggunaan
metode resitasi melalui teknik wawancara. Penggunaan metode resitasi melalui
teknik wawancara ini digunakan untuk mengatasi kesulitan dalam memahami dan
90
Penggunaan metode resitasi dan teknik wawancara ini menjadi penting agar
dampak dari penggunaan metode dan teknik ini dapat mengatasi permasalahan
sehingga target yang ditentukan dapat tercapai dengan baik.
Pelaksanaan penggunaan metode resitasi melalui teknik wawancara pada
materi Koperasi dan Kesejateraan anggota ini terbukti efektif dalam mengatasi
kesulitan belajar siswa. Dalam kegiatannya, siswa belajar secara berkelompok
yang tiap kelompoknya terdiri dari 5 orang siswa. Langkah pelaksanaan
pembelajaran dengan metode resitasi melalui teknik wawancara ini terdiri dari 5
langkah yakni fase-1 yaitu fase mempersiapkan pembelajaran (fase Pemberian
Tugas) yang terdiri dari menetapkan tujuan yang ingin dicapai, menetapkan jenis
tugas yang jelas dan tepat sehingga anak mengerti apa yang ditugaskan tersebut.
Tugas yang diberikan kepada peserta didik harus sesuai dengan kemampuan
siswa. Siapkan petunjuk/ sumber yang membantu pekerjaan siswa dan sediakan
waktu yang cukup untuk mengerjakan tugas tersebut. Fase-2 adalah pelaksanaan.
Saat pelaksanaan metode resitasi pada fase-2 ini ada beberapa hal yang harus
diperhatikan, yaitu peserta didik diberikan bimbingan atau pengawasan oleh guru,
peserta didik diberikan dorongan atau motivasi sehingga peserta didik lebih
bersemangat untuk belajar, tugas yang diberikan dikerjakan oleh siswa secara
berkelompok, siswa mencatat hasil-hasil yang ia peroleh dengan baik dan
sistematik. Fase-3 langkah terakhir dalam pelaksanaan Metode resitasi yaitu Fase
mempertanggungjawabkan tugas, yang terdiri dari langkah-langkah sebagai
berikut, siswa membuat laporan secara tertulis dan mempresentasikannya di depan
kelas, tanya jawab atau diskusi kelas dilakukan agar siswa dapat mengemukakan
pendapat atau ide dan kelompok lain dapat memberikan tanggapan. Langkah
terakhir melakukan penilaian hasil pekerjaan siswa dan mengadakan evaluasi
individu dengan cara tes.
Peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran
mengenai Koperasi dan kesejahteraan rakyat dengan menggunakan metode
resitasi melalui tekhnik wawancara menjadi lebih bermakna, karena peran guru
sebagai fasilitator yaitu membantu siswa mengatasi kesulitan ketika proses
90
belajar maupun aktivitas sosial. Aktivitas sosial yang muncul adalah kerjasama,
tanggungjawab, saling menghargai, mengemukakan pendapat dan memecahkan
masalah secara demokratis. Untuk penilaian siklus I sampai siklus II mengalami
peningkatan. Peningkatan ini dapat dilihat dari jumlah siswa yang lulus tiap siklus
pada penilaian hasil belajar. Pada siklus I siswa yang kategori lulus sebanyak 13
orang, pada siklus II jumlah siswa yang lulus sebanyak 19 orang.
B. Saran-Saran
Dalam upaya meningkatkan dan menyempurnakan pembelajaran
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial di SD Sadangsari pada materi Koperasi dan
Kesejahteraan Anggota, merujuk kepada hasil penelitian yang telah didapatkan
dalam upaya meningkatkan dan mengatasi kesulitan belajar siswa. Maka berikut
ini dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut ini.
1. Untuk Guru
a. Berdasarkan keberhasilan penerapan metode resitasi melalui tekhnik
wawancara dalam upaya mengatasi kesulitan pada materi Koperasi dan
Kesejahteraan anggota, maka diharapkan agar metode dan teknik tersebut
dapat dikembangkan dan diterapkan pada materi atau mata pelajaran yang
lain.
b. Agar pembelajaran dengan menerapkan metode resitasi melalui teknik
wawancara berjalan efektif dan mencapai tujuan secara maksimal, guru
hendaknya berupaya melaksanakan peran dan tanggungjawabnya dengan
baik. guru harus dapat menjadi fasilitator, dinamisator, dan konselor dlam
memberikan pengalaman belajar yang menuju kepada pencapaian tujuan
pembelajaran. juga harus dapat menjadi evaluator yang akuntabel terhadap
hasil belajar siswa.
2. Untuk Siswa
a. Dalam pembelajaran denagn menerapkan metode resitasi melalui teknik
wawancara siswa dituntut untuk dapat melaksanakan pembelajaran dengan
cara bekerjasama dengan semua anggota tanpa mempermasalahkan
90
tugas yang diembannya. Dimana semua ini bertujuan untuk meningkatkan
kesungguhan, tanggungjawab dan keterlibatan siswa dalam pembelajaran.
b. Inti keberhasilan dalam pembelajaran dengan menerapkan metode resitasi
melalui tekhnik wawancara sangat ditentukan oleh aktifitas siswa dalam
pembelajaran. Hendaknya kompetensi ini dikuasai oleh siswa sebagai bekal
peserta didik dalam kehidupan nyata, sehingga pembelajaran lebih bermakna.
3. Untuk Lembaga
a. Dengan semakain besarnya tuntutan peningkatan kualitas pendidikan baik
secara horizontal maupun vertikal, maka lembaga pendidikan harus lebih
antusias dan membuka diri terhadap berbagai pembaharuan maupun inovasi
pembelajaran. Salah satunya adalah dengan penerapan metode resitasi melalui
teknik wawancara yang telah nyata terbukti keberhasilannya pada penelitian
ini.
b. Lembaga hendaknya lebih mensosialisasikan kembali penerapan metode
resitasi melalui tekhnik wawancara, karena metode ini memiliki kontribusi
besar terhadap perkembangan siswa secara menyeluruh, sehingga siswa
memiliki kompetensi yang bermanfaat bagi kehidupannya.
4. Untuk Peneliti lain
a. Hasil-hasil dari penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi peneliti lain
terutama dalam pengembangan penerapan metode resitasi melalui teknik
wawancara.
b. Dalam mengembangkan penerapan metode resitasi melalui teknik wawancara
168
DAFTAR PUSTAKA
Balgies. Materi interviu. 2011. Tersedia http://sunanampel.ac.id/sbalgies /2011/02/14/ materi-interviu/),dikunjungi 21/11/2012.
Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Dasar (KTSP). Jakarta : Departeman Pendidikan Nasional.
Djamarah, B & Zain, A.1995. Strategi Belajar Mengajar (Edisi Baru). Jakarta : PT Rineka Cipta.
Hanifah, N. 2010. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. Bandung : Pustaka Ceria.
Hisnu, T & Winardi. 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial . Jakarta : Depdikbud.
Maftuh, B & Samlawi, F. 1998. Konsep Dasar IPS. Bandung : Depdikbud.
Munawar. 2009. Metode Pembelajaran tersedia, http:// Macam-Macam Metode Pembelajaran | belajarpsikologi.com, dikunjungi 2/12/2012.
Permana & Somantri, M.1999. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Depdikbud.
Raharjo & Solihatin, E 2005. Cooperative Learning. Jakarta : Bumi Aksara.
Robiansyah,F. 2010. “Integrasi Pendidian Nilai dalam Pembelajaran Agama Islam
di Seolah Dasar sebagai Upaya Pembinaan Akhlak Siswa”. Jurnal Pendidikan
Dasar. Bandung : UPI
Sapriya, dkk. 2006. Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar IPS. Bandung : UPI Press.
Sitio, A & Tamba, H. 2001. Koperasi Teori dan Praktik. Jakarta : Erlangga
Soleha, dkk. 2011. Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta : CV Arya Duta.
Supardi. 2010. PIPS Global. Tersedia
(Http://staff.uny.ac.id/sites/ default/files/132304486/3.pipsglobal.pdf), dikunjungi 5/10/2012.
168
Wartini, I. 2010. Penggunaan Metode Pemberian Tugas dalam Meningkatkan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas V Sekolah Dasar Negeri 3 Ciseureuh Kecamatan Purwakarta kabupaten Purwakarta. Skripsi. Tidak diterbitkan.