• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI EKSPERIMEN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAME TOURNAMENT PADA PEMBELAJARAN SENI TARI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KOTA SUKABUMI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STUDI EKSPERIMEN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAME TOURNAMENT PADA PEMBELAJARAN SENI TARI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KOTA SUKABUMI."

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI EKSPERIMEN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS

GAME TOURNAMENT PADA PEMBELAJARAN SENI TARI

UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

KELAS X SMA NEGERI 1 KOTA SUKABUMI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Seni Tari

Oleh:

Widya Silviani Sutisna 0901302

JURUSAN PENDIDIKAN SENI TARI

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Widya Silviani Sutisna, 2013

Studi Eksperimen Model Pembelajran Teams Game Tournament Pada Pembealajaran Seni Tari Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X Sma Negeri 1 Kota Suka Bumi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

WIDYA SILVIANI SUTISNA NIM 0901302

STUDI EKSPERIMEN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAME TOURNAMENT PADA PEMBELAJARAN SENI TARI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 1

KOTA SUKABUMI

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing I

Dra. Desfina, M. Hum., NIP. 196102201990032001

Pembimbing II

Beben Barnas, M. Pd., NIP. 197112062001121001

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Seni Tari

(3)

STUDI EKSPERIMEN MODEL PEMBELAJARAN

TEAMS GAME TOURNAMENT

PADA

PEMBELAJARAN SENI TARI UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

KELAS X SMA NEGERI 1 KOTA SUKABUMI

Oleh

Widya Silviani Sutisna

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

© Widya Silviani Sutisna 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(4)

Widya Silviani Sutisna, 2013

Studi Eksperimen Model Pembelajran Teams Game Tournament Pada Pembealajaran Seni Tari Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X Sma Negeri 1 Kota Suka Bumi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu i ABSTRAK

Skripsi ini berjudul “Studi Eksperimen Model Pembelajaran Teams Game Tournament Pada Pembelajaran Seni Tari Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Kota Sukabumi”. Skripsi ini merupakan suatu penelitian yang meneliti tentang hasil belajar siswa pada mata pelajaran seni tari. Indikator penilaian pada skripsi ini meliputi tiga ranah hasil belajar menurut taksonomi Bloom yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Adapun tujuan umum dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui proses pembelajaran seni tari dengan menggunakan model pembelajaran TGT (Teams Game Tournament) untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Kota Sukabumi. Rumusan masalah pada penelitian ini yaitu 1) Bagaimana proses penerapan model pembelajaran TGT (Teams Game Tournament) pada pembelajaran seni tari untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Kota Sukabumi? 2) Bagaimana hasil penerapan model pembelajaran TGT (Teams Game Tournament) pada pembelajaran seni tari untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Kota Sukabumi ? Metode pada penelitian ini menggunakan metode quasy eksperiment. Lokasi penelitian ini yaitu bertempat di SMA Negeri 1 Kota Sukabumi dengan populasi penelitian yaitu siswa kelas X SMA Negeri 1 Kota Sukabumi. Adapun sample yang digunakan pada penelitian ini yaitu siswa kelas X.5 SMA Negeri 1 Kota Sukabumi dengan jumlah siswa sebanyak 44 orang. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa adanya perkembangan dari hasil belajar siswa sebelum diadakannya treatmen (pretest) dengan hasil belajar siswa setelah diadakannya treatmen (posttest) dengan menggunakan model TGT. Perolehan hasil belajar siswa sebelum diterapkankan model pembelajaran TGT yaitu 67,79 meningkat setelah diterapkan model pembelajaran TGT dengan perolehan hasil yaitu 75,36. Dari data tersebut terlihat adanya peningkatan yang signifikan. Selain itu juga terbukti dengan adanya perhitungan uji-t bahwa hasil t-hitung lebih besar dari t-tabel yaitu 14, 05>2,704 . dari hasil uji-t tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Hal tersebut membuktikan bahwa hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Kota Sukabumi dalam pembelajaran seni tari meningkat melalui model pembelajaran TGT.

(5)

v DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... Error! Bookmar UCAPAN TERIMA KASIH. ... Error! Bookmar DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... . Error! Bookmar DAFTAR GRAFIK ... Error! Bookmar DAFTAR LAMPIRAN ... Error! Bookmar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Telaah Penelitian Sebelumnya ... 10

B. Model Pembelajaran... 12

C. Model Teams Game Tournament ... 16

D. Hasil Belajar ... 25

E. Teori Belajar... 33

F. Teori Konstruktivisme dengan Model Teams Game Tournament pada Pembelajaran Seni Tari ... 34

G. Pendekatan Pembelajaran... 35

H. Karakteristik Siswa SMA ... 36

(6)

vi

Widya Silviani Sutisna, 2013

Studi Eksperimen Model Pembelajran Teams Game Tournament Pada Pembealajaran Seni Tari Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X Sma Negeri 1 Kota Suka Bumi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

J. Evaluasi Hasil Belajar dengan Menggunakan Model Pembelajaran

Teams Game Tournament pada Pembelajaran Seni Tari ... 41

BAB III METODE PEMBELAJARAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian ... 45

B. Metode Penelitian... 47

C. Definisi Operasional... 49

D. Variabel Penelitian ... 51

E. Hipotesis ... 54

F. Instrumen Penelitian... 54

G. Teknik Pengumpulan Data ... 62

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian ... 71

B. Deskripsi Hasil Penelitian Kondisi Awal Pembelajaran Seni Tari di SMA Negeri 1 Kota Sukabumi ... 75

C. Perencanaan Pembelajaran Seni Tari dengan Menerapkan Model Pembelajaran TGT ... 76

D. Penerapan Model Pembelajaran TGT pada Pembelajaran Seni Tari ... 82

E. Hasil Penerapan Model Pembelajaran TGT pada Pembelajaran Seni Tari ... 106

F. Uji Hipotesis Hasil Belajar Siswa ... 142

G. Pembahasan Hasil Penelitian ... 144

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 152

B. Saran ... 153

(7)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Belajar merupakan suatu proses terjadinya perubahan dari diri seseorang atau individu dari yang asalnya tidak tahu menjadi tahu dan asalnya tidak bisa menjadi bisa ataupun dari asalnya tidak baik menjadi baik. Menurut Winkel dalam Purwanto (2011: 39) menyebutkan bahwa : Belajar adalah aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, keterampilan dan sikap.

Perubahan-perubahan tersebut perlu diadakannya suatu proses pembelajaran yang baik untuk mencapai tujuan pembelajaran yang maksimal. Menurut Purwanto (2011: 39) menjelaskan bahwa : Pengajaran dilakukan untuk membuat siswa melakukan belajar, maka pengajaran akan dilakukan secara baik dengan memahami bagaimana proses belajar terjadi pada siswa.

(8)

2

Widya Silviani Sutisna, 2013

Studi Eksperimen Model Pembelajran Teams Game Tournament Pada Pembealajaran Seni Tari Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X Sma Negeri 1 Kota Suka Bumi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Pada pembelajaran seni tari, siswa mendapatkan suatu pengalaman dalam berkesenian dengan berapresiasi, berekspresi dan berkreasi melalui pendekatan belajar dengan seni, belajar melalui seni dan belajar tentang seni. Dalam pembelajaran seni tari, siswa tidak dituntut menjadi seorang penari yang mampu menarikan suatu tarian dengan nilai estetis yang baik untuk kebutuhan pentas. Tetapi dalam pembelajaran seni tari siswa ditumbuhkembangkan untuk berpikir kreatif dan mampu mengekspresikan diri mereka melalui seni. Siswa mampu bersikap aktif dan kreatif yang diharapkan mampu mencapai ketiga aspek dari hasil belajar menurut taksonomi Bloom yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Dalam mencapai ketiga aspek dari hasil belajar tersebut, terdapat beberapa faktor yang akan mempengaruhi hasil belajar siswa.

Pada pembelajaran seni tari ketiga aspek tersebut memiliki saling keterkaitan satu sama lainnya. Selain siswa diharapkan mampu memahami materi yang disampaikan oleh guru atau yang biasa disebut dengan kemampuan kognitif, siswa juga harus memiliki rasa mengahargai, mampu bekerja sama, dan nilai-nilai emosional dalam proses pembelajaran atau yang biasa disebut afektif. Pada pembelajaran seni tari ini siswa diharapkan mampu berekspresi dalam bentuk gerak tubuh melalui tari atau bisa disebut psikomotorik. Di dalam pembelajaran seni tari pasti akan selalu berhubungan dengan gerak yang harus diseimbangkan dan didukung oleh kemampuan kognitif dan afektif dalam proses pembelajaran.

Menurut Zahro yang diakses pada tanggal 14 September 2012 (http//zahro-wahyuni.blogspot.com/materi-pembelajran-seni-tari),

menyebutkan bahwa :

(9)

memiliki sifat multilingual, multidimensional, dan multikultural. Multilingual bermakna pengembangan kemampuan mengekspresikan diri secara kreatif dengan menggunakan media bahasa rupa, bunyi, gerak, peran dan berbagai perpaduannya. Multidimensional bermakna pengembangan beragam kompetensi meliputi kognitif (pengetahuan, pemahaman, analisis, evaluasi), dan afektif (apresiasi, kreasi dengan cara memadukan secara harmonis unsur estetika, logika, dan etika). Perspektif pemaknaan seni sebagai media atau alat pendidikan adalah lewat atau melalui kegiatan atau aktivitas berkesenian, diyakini dapat difungsikan sebagai media yang cukup efektif untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan segenap potensi individu secara optimal dalam format keseimbangan (equilibrium) yang penuh.

Hasil observasi peneliti pada pembelajaran seni tari di SMA Negeri 1 Kota Sukabumi, didapatkan hasil observasi bahwa pembelajaran seni tari di SMA Negeri 1 Kota Sukabumi melalui proses pembelajaran menggunakan media audiovisual yang ada dan hanya memperlihatkan video sebagai bentuk pembelajaran apresiasi bagi siswa. Setelah itu siswa ditugaskan untuk mencari video tari dari youtube kemudian siswa menirukan gerak-gerak yang ada pada video yang sebelumnya ditugaskan kepada siswa untuk mencari video tari dari youtube. Hal tersebut guru lakukan tanpa adanya proses pembelajaran yang kreatif sehingga tidak memacu minat belajar siswa untuk mampu berperan aktif dan kreatif dalam mengikuti pembelajaran seni tari yang dimana hal tersebut akan berpengaruh pada hasil belajar siswa. Selain itu pada proses pembuatan suatu karya yang merupakan hasil kreatifitas siswa dalam pembelajaran seni tari digunakan pembelajaran kelompok atau cooperative learning. Akan tetapi setiap individu siswa kurang mengerti dan kurang memahami apa yang mereka gerakkan sehingga mereka hanya sebatas menghafal suatu tari yang didapat dari youtube. Hal tersebut disebabkan kurangnya pembekalan materi yang diberikan oleh guru sebelum siswa ditugaskan untuk membuat hasil kreatifitas.

(10)

4

Widya Silviani Sutisna, 2013

Studi Eksperimen Model Pembelajran Teams Game Tournament Pada Pembealajaran Seni Tari Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X Sma Negeri 1 Kota Suka Bumi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

pembelajaraannya. Hasil wawancara dengan guru mata pelajaran seni tari pada tanggal 7 Februari 2013 yaitu bahwa sebagian siswa menganggap mata pelajaran seni tari merupakan mata pelajaran yang dipandang sebelah mata apabila dibandingkan dengan mata pelajaran lainnya. Oleh karena itu seorang guru harus menciptakan suatu kondisi belajar yang menyenangkan sehingga mampu menarik minat belajar siswa terhadap mata pelajaran seni tarisiswa dan mampu memotivasi siswa untuk mengikuti pembelajaran seni tari dengan baik. Hal tersebut merupakan sebagian kecil dari permasalah yang sering dihadapi oleh guru pada saat menghadapi siswa dalam pembelajaran.

Menurut Siregar dan Nara (2010: 181) menyebutkan bahwa diagnosis masalah belajar dilakukan secara sistematis dan terarah dengan langkah-langkah berikut : (a) Mengidentifikasi adanya masalah belajar, (b) Menelaah atau menetapkan status siswa, dan (c) Memperkirakan sebab terjadinya masalah belajar.

Penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa suatu permasalahan belajar para siswa dapat kita telaah melalui ketiga tahap tersebut dan setelah ketiga langkah tersebut dilakukan. Maka dapat kita berikan kesimpulan sehingga akan menghasilkan suatu solusi yang dapat memperbaiki permasalahan tersebut.

Berdasarkan permasalahan tersebut perlu pembelajaran yang menggunakan suatu model pembelajaran yang mampu mengembangkan fungsi, tujuan dari pembelajaran seni tari dan mampu mencapai ketiga aspek pembelajaran meliputi kognitif, afektif dan psikomotorik. Oleh karena itu peneliti mengambil model pembelajaran yang merupakan bagian dari cooperative learning yaitu model pembelajaran TGT (Teams Game Tournament). Seperti yang dijelaskan oleh Solihatin dan Raharjo

(2009: 5) bahwa :

(11)

sesama anggota kelompok akan meningkatkan motivasi, produktivitas dan perolehan belajar.

Dengan demikian diharapkan pada pembelajaran yang bersifat kooperatif mampu mengembangkan atau meningkatkan hasil belajar kemampuan siswa dalam hal aspek kognitif, afektif dan psikomotorik melalui pembelajaran seni tari. Cooperative learning memiliki berbagai macam model pembelajaran. Salah satu di antaranya yaitu TGT (Teams Game Tournament).

Model pembelajaran TGT ini bersifat turnamen akademik, pada permainan turnamen akademik ini diciptakan sebuah kompetisi atau persaingan sehingga memotivasi siswa untuk mampu bersaing. Pada pembelajaran menggunakan model TGT ini siswa bersaing untuk mendapatkan poin individu dan nantinya poin individu tersebut akan mempengaruhi nilai poin akumulasi kelompok. Sehingga akan menentukan kedudukan masing-masing kelompok. Kelompok yang memiliki nilai tertinggi akan mendapatkan reward yang telah disiapkan oleh guru. Hasil poin individu juga akan mempengaruhi kedudukan pada meja turnamen.

(12)

6

Widya Silviani Sutisna, 2013

Studi Eksperimen Model Pembelajran Teams Game Tournament Pada Pembealajaran Seni Tari Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X Sma Negeri 1 Kota Suka Bumi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Dalam hal ini, Peneliti bermaksud untuk menerapkan model pembelajaran TGT dalam pembelajaran seni tari untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Oleh karena itu peneliti mengambil judul untuk penelitian ini yaitu Studi Eksperimen Model Pembelajaran Teams Game Tournament Pada Pembelajaran Seni Tari Untuk Meningkatkan Hasil

Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Kota Sukabumi.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana proses penerapan model pembelajaran TGT (Teams Game Tournament) pada pembelajaran seni tari untuk meningkatkan hasil

belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Kota Sukabumi ?

2. Bagaimana hasil penerapan model pembelajaran TGT (Teams Game Tournament) pada pembelajaran seni tari untuk meningkatkan hasil

belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Kota Sukabumi ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan penjabaran peneliti pada pembahasan sebelumnya, diharapkan pada kegiatan penilitian ini mencapai tujuan sebagai berikut : 1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui proses pembelajaran seni tari dengan menggunakan model pembelajaran TGT (Teams Game Tournament) untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Kota Sukabumi.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mendeskripsikan penerapan model pembelajaran TGT (Teams Game Tournament) pada pembelajaran seni tari untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Kota Sukabumi.

(13)

pembelajaran seni tari untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Kota Sukabumi.

D. Manfaat Penelitian

Secara umum peneliti mengharapkan kegiatan penelitian ini dapat bermanfaat untuk keikutsertaan dalam mengkontribusikan model pembelajaran yang akan menyempurnakan proses pembelajaran seni tari sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran seni tari. Adapun manfaat penelitian ini akan peneliti uraikan secara rinci yaitu sebagai berikut :

1. Bagi Guru

a. Sebagai tolak ukur untuk guru dalam pemilihan model pembelajaran seni tari.

b. Memotivasi guru agar mampu menciptakan suasana proses pembelajaran yang lebih kreatif dan menyenangkan bagi peserta didik sehingga mampu meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Bagi Siswa

a. Memotivasi siswa untuk mendapatkan hasil belajar yang lebih baik.

b. Menanamkan rasa tanggung jawab pada setiap individu siswa untuk lebih memahami materi yang diberikan oleh guru.

c. Siswa mampu belajar aktif dan kreatif dalam mengikuti pembelajaran di dalam kelas.

d. Siswa mampu belajar secara berkelompok sehingga dapat bersosialisasi dengan baik.

3. Bagi Peneliti

a. Menambah pengetahuan peneliti dalam menerapkan model pembelajaran.

(14)

8

Widya Silviani Sutisna, 2013

Studi Eksperimen Model Pembelajran Teams Game Tournament Pada Pembealajaran Seni Tari Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X Sma Negeri 1 Kota Suka Bumi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 4. Bagi Lembaga

a. Menambah pengetahuan bagi para mahasiswa mengenai model-model pembelajaran yang dapat digunakan pada pembelajaran seni tari.

b. Sebagai acuan atau referensi bagi mahasiswa untuk penelitian atau proses pembelajaran dikemudian hari.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Skripsi ini terdiri dari lima bab yang membahas tentang permasalahan pada penelitian ini. Adapun lima bab tersebut meliputi : 1. Bab I Pendahuluan

Bab I pada skripsi ini berisi tentang uraian pendahuluan yang terdiri dari sub bab-sub bab yaitu latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi skripsi.

2. Bab II Kajian Pustaka

Bab II pada skripsi ini menguraikan teori-teori yang berkaitan dengan permasalahan pada penelitian ini sebagai teori yang dikaji oleh peneliti. Adapun sub bab-sub pada bab II ini yaitu telaah penelitian sebelumnya, model pembelajaran, model Teams Game Tournament, hasil belajar, teori belajar, teori konstruktivistik dengan model Teams Game Tournament pada pembelajaran seni tari, pendekatan

pembelajaran, karakteristik siswa SMA, penerapan model TGT pada pembelajaran seni tari dan evaluasi hasil belajar dengan menggunakan model pembelajaran TGT pada pembelajaran seni tari.

3. Bab III Metode Penelitian

(15)

instrument penelitian, teknik pengumpulan data, teknik pengolahan data, interpretasi data dan penarikan kesimpulan.

4. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab IV pada skripsi ini berisi tentang uraian dari hasil penelitian dan pembahasan dari hasil penelitian. Adapun sub bab-sub bab pada penelitian ini yaitu deskripsi umum lokasi penelitian, deskripsi hasil penelitian kondisi awal pembelajaran seni tari di SMA Negeri 1 Kota Sukabumi, perencanaan pembelajaran seni tari dengan menerapkan model pembelajaran TGT, penerapan model pembelajaran TGT pada pembelajaran seni tari, hasil penerapan model pembelajaran TGT pada pembelajaran seni tari, uji hipotesis hasil belajar siswa dan pembahasan hasil penelitian.

5. Bab V Kesimpulan

(16)

Widya Silviani Sutisna, 2013

Studi Eksperimen Model Pembelajran Teams Game Tournament Pada Pembealajaran Seni Tari Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X Sma Negeri 1 Kota Suka Bumi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 45

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Kota Sukabumi bertempat di Jalan RH Didi Sukardi No 186 Kecamatan Baros Kota Sukabumi. Lokasi ini dianggap strategis dan mendukung pada penelitian ini dengan alasan karena sekolah ini memiliki permasalahan yang berkaitan pada penelitian ini yaitu lemahnya hasil belajar siswa pada pembelajaran seni tari. Hal tersebut karena kurangnya perhatian siswa pada mata pelajaran seni tari. Selain itu keterbatasan guru yang kurang menguasai model pembelajaran menjadi salah satu penyebab kurang menariknya pembelajaran yang diberikan oleh guru. Sehingga siswa kurang memotivasi dirinya sendiri. Atas pertimbangan tersebut peneliti memilih SMA Negeri 1 Kota Sukabumi sebagai lokasi penelitian.

2. Populasi

(17)

Tabel 3.1

Data Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Kota Sukabumi Tahun Pelajaran 2012/2013

No Kelas Jenis Kelamin Jumlah

Laki-Laki Perempuan

1 X 1 21 23 44

2 X 2 21 22 43

3 X 3 22 22 44

4 X 4 20 21 41

5 X 5 24 20 44

6 X 6 20 23 43

7 X 7 23 21 44

8 X 8 20 24 44

9 X 9 20 11 31

10 X 10 14 22 36

11 X 11 15 17 32

12 X 12 24 11 35

13 X 13 8 6 14

3. Sampel

(18)

47

Widya Silviani Sutisna, 2013

Studi Eksperimen Model Pembelajran Teams Game Tournament Pada Pembealajaran Seni Tari Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X Sma Negeri 1 Kota Suka Bumi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

untuk kelancaran penelitian ini dan penyesuaian jadwal antara peneliti dengan sampel pada penelitian ini (kelas X.5). Sehingga dengan pertimbangan tersebut peneliti memilih kelas X.5 untuk dijadikan sampel penelitian yang dapat mewakili populasi kelas X SMA Negeri 1 Kota Sukabumi untuk menguji hipotesis.

B. Metode Penelitian

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2012:2). Dalam memperoleh data yang menunjang penelitian ini tentunya harus menggunakan metode yang sesuai dengan bahasan yang diteliti. Metode penelitian yang penulis gunakan yaitu menggunakan metode penelitian Eksperimen dengan pendekatan kuantitatif. Metode penelitian Eksperimen ini dijadikan sebagai metode pada penelitian ini yaitu karena pada penelitian ini peneliti menguji secara langsung pengaruh suatu variabel terhadap variabel lain dan menguji hipotesis hubungan sebab akibat (Sukmadinata, 2009:194). Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif yaitu karena fokus pada penelitian ini diidentifikasikan sebagai proses kerja yang berlangsung secara ringkas, terbatas dan memilah-milah permasalahan menjadi bagian yang dapat diukur atau dinyatakan dalam angka-angka (Trianto, 2010:174). Pada penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif ini menggunakan instrumen yang akan menghasilkan data numerikal atau statistik.

Pada penelitian ini peneliti menggunakan penelitian Eksperimen Semu (Quasi Eksperiment). Pada penelitian eksperimen semu (Quasi Eksperiment) ini, pengontrolan hanya dilakukan terhadap satu variabel saja

(19)

Menurut Trianto (2010:203) mengatakan bahwa dalam metode eksperimen peneliti harus melakukan tiga persyaratan yaitu :

1. Memanipulasi/mengubah secara sistematis keadaan tertentu. Pada penelitian ini yang dimaksud dengan manipulasi yaitu peneliti memanipulasi/mengubah kegiatan pembelajaran yang sudah biasa dilakukan oleh guru kepada siswa-siswanya dengan menerapkan model pembelajaran TGT dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Kota Sukabumi.

2. Mengontrol variabel yaitu mengendalikan kondisi-kondisi penelitian ketika berlangsungnya manipulasi. Mengontrol variabel pada penelitian ini yaitu penulis yang sekaligus sebagai peneliti dan merangkap menjadi guru dalam menerapkan model TGT ini harus mampu mengontrol variabel-variabel yang ada pada penelitian ini yaitu variabel bebas (model pembelajaran TGT) dan variabel terikat (hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Kota Sukabumi) pada saat penelitian berlangsung.

3. Observasi yaitu mengukur dan mengamati hasil manipulasi. Setelah selesai mengadakan manipulasi ataupun pada saat manipulasi berlangsung, peneliti harus mengamati pada saat proses manipulasi maupun hasil dari manipulasi yang nantinya hasil dari pengamatan tersebut akan mengukur sejauhmana keberhasilan dari manipulasi tersebut.

Dalam hal ini peneliti melakukan penelitian eksperimen untuk menguji secara langsung dengan kegiatan mengontrol, memanipulasi dan observasi melalui model pembelajaran TGT (Team Game Tournament) pada pembelajaran seni tari untuk upaya peningkatan hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Kota Sukabumi yang merupakan objek dari penelitian ini.

Proses penyusunan penelitian eksperimen pada prinsipnya sama dengan jenis penelitian lainnya. Secara eksplisit dapat dilihat sebagai berikut (Trianto, 2010:204) :

(20)

49

Widya Silviani Sutisna, 2013

Studi Eksperimen Model Pembelajran Teams Game Tournament Pada Pembealajaran Seni Tari Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X Sma Negeri 1 Kota Suka Bumi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 2. Mengidentifasikan permasalahan.

3. Melakukan studi literatur yang relevan, memformulasikan hipotesis penelitian, menentukan definisi operasional dan variabel.

4. Membuat rencana penelitian mencakup : identifikasi variabel yang tidak diperlukan, menentukan cara untuk mengontrol variabel, memilih desain eksperimen yang tepat, menentukan populasi dan memilih sampel penelitian, membuat instrumen yang sesuai, mengidentifikasi prosedur pengumpulan data dan menentukan hipotesis.

5. Melakukan kegiatan eksperimen (memberikan perlakuan pada kelompok eksperimen).

6. Mengumpulkan data hasil eksperimen.

7. Mengelompokkan dan mendeskripsikan data setiap variabel. 8. Melakukan analisis data dengan teknik statistika yang sesuai. 9. Membuat laporan penelitian eksperimen.

Pada penelitian eksperimen, peneliti harus menyusun variabel-variabel dengan hipotesis yang menyatakan hubungan sebab akibat antara variabel yang satu dengan variabel lainnya. Seperti yang dikatakan oleh Trianto (2010: 205) bahwa dalam penelitian eksperimen peneliti harus menyusun variabel-variabel minimal satu hipotesis yang menyatakan hubungan sebab akibat diantara variabel-variabel yang terjadi.

C. Definisi Operasional

Definisi operasional ini peneliti paparkan untuk menghindari salah penafsiran pada judul penelitian ini. Maka dari itu pembaca dapat lebih memahami deskripsi dari judul ini yaitu :

Studi Eksperimen Model Pembelajaran TGT (Teams Game Tournament) pada Pembelajaran Seni Tari untuk Meningkatkan Hasil Belajar

(21)

(Teams Game Tournament) untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa ini dibandingkan anatara hasil belajar siswa sebelum diterapkannya model pembelajaran TGT yang didapat dari hasil pretest. Dari hasil pretest tersebut maka akan terlihat kemampuan yang dimiliki oleh siswa. Hal tersebut akan menjadi titik tolak peneliti dalam penelitian ini untuk meningkatkan hasil belajar siswa dari sebelumnya. Hasil nilai sebelum penerapan model TGT (pretest) tersebut menjadi pembanding antara nilai siswa sebelum diterapkannya model TGT (pretest) dengan nilai hasil belajar siswa setelah diterapkannya model TGT (posttest). Hasil belajar yang dijadikan sebagai observasi pada penelitian ini yaitu tiga ranah hasil belajar menurut taksonomi Bloom yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik.

(22)

51

Widya Silviani Sutisna, 2013

Studi Eksperimen Model Pembelajran Teams Game Tournament Pada Pembealajaran Seni Tari Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X Sma Negeri 1 Kota Suka Bumi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

mengumpulkan poin sebanyak mungkin dari hasil jawaban pertanyaan kartu akademik. Sehingga poin individu tersebut akan mempengaruhi kedudukan poin kelompok belajar. Pada pembelajaran yang berbentuk turnamen akademik ini, suasana kelas akan diciptakan suatu bentuk persaingan dengan mengikuti turnamen akademik. Dimana siswa harus mendapatkan poin inidividu yang nantinya akan mempengaruhi akumulasi poin kelompok. Sehingga kelompok yang memiliki jumlah poin tertinggi akan mendapatkan reward sedangkan kelompok yang memiliki skor terendah akan mendapatkan

tugas sebagai bentuk hukuman dari perolehan skor. Sehingga dalam proses pembelajaran ini akan menciptakan suasana bersaing yang tinggi didalam kelas karena siswa bersaing dalam perolehan poin yang akan mempengaruhi kedudukan setiap kelompok.

Model pembelajaran TGT ini diharapkan akan mempengaruhi perolehan hasil belajar siswa pada pembelajaran seni tari. Adapun perolehan hasil belajar siswa yang diharapkan meliputi ketiga ranah hasil belajar menurut taksonomi Bloom yaitu Kognitif, Afektif dan Psikomotorik. Pada ranah kognitif siswa diharapkan mampu mendeskripsikan dan menganalisis materi. Pada ranah afektif siswa diharapkan bertanggung jawab pada pembelajaran, mengikuti pembelajaran dengan baik, mampu bekerjasama dengan kelompok dan mampu berperan aktif dalam. Pada ranah psikomotorik siswa diharapkan mampu berekspresi melalui gerak dan mendemonstrasikan ragam gerak.

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012:2). Pada penelitian ini terdapat dua variabel yaitu :

1. Variabel Independen (Bebas) yaitu Model Pembelajaran TGT (Teams Game Tournament) Pada Pembelajaran Seni Tari. Adapun

(23)

a. Pengajaran b. Belajar Tim

c. Turnamen Akdemik d. Rekognisi

2. Variabel Dependen (Terikat) yaitu Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Kota Sukabumi yang terdiri dari hasil belajara menurut taksonomi Bloom yaitu :

a. Ranah Kognitif meliputi mendeskripsikan pengertian tari, mendeskripsikan jenis-jenis tari, mendeskripsikan fungsi dari tari, menganalisis jenis tari, mendeskripsikan latar belakang tari dan mendeskripsikan busana dan tata rias tari.

b. Ranah Afektif meliputi bertanggungjawab pada setiap instruksi guru dalam mengikuti pembelajaran seni tari, mengikuti pembelajaran dengan baik, mampu bekerjasama dengan kelompok serta mampu berperan aktif dalam pembelajaran.

(24)

53

Widya Silviani Sutisna, 2013

Studi Eksperimen Model Pembelajran Teams Game Tournament Pada Pembealajaran Seni Tari Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X Sma Negeri 1 Kota Suka Bumi

(25)

E. Hipotesis

Menurut Sugiyono (2012:63) hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentu kalimat pertanyaan. Adapun hipotesis dalam penelitian ini yaitu :

H0 : Tidak ada pengaruh antara Aplikasi Model Pembelajaran TGT

(Teams Game Tournament) pada Pembelajaran Seni Tari untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Kota Sukabumi.

Ha : Adanya pengaruh antara Aplikasi Model Pembelajaran TGT (Teams

Game Tournament) pada Pembelajaran Seni Tari untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Kota Sukabumi.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis (Trianto, 2010:263). Penggunaan instrumen penelitian akan membantu dalam proses penelitian bahkan suatu bentuk instrumen penelitian akan sangat berpengaruh hasil dari penelitian. Oleh karena itu instrument penelitian harus dirancang dan disusun dengan sangat penuh pemikiran yang berlandaskan teori-teori atau panduan-panduan penyusunan instrumen penelitian yang sesuai. Menurut Trianto (2010:264) menyatakan bahwa menyusun instrumen pada dasarnya adalah menyusun alat evaluasi karena mengevaluasi adalah memperoleh data tentang sesuatu yang diteliti dan hasil yang diperoleh dapat diukur dengan menggunakan standar yang telah ditentukan sebelumnya oleh peneliti. Adapun pada penelitian ini penulis menggunakan instrumen penelitian sebagai berikut :

(26)

55

Widya Silviani Sutisna, 2013

Studi Eksperimen Model Pembelajran Teams Game Tournament Pada Pembealajaran Seni Tari Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X Sma Negeri 1 Kota Suka Bumi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Lembar observasi ini menjadi suatu pedoman untuk peneliti selama proses penelitian. Dalam observasi ini, peneliti mengamati subjek penelitian yaitu siswa kelas X 5 SMA Negeri 1 Kota Sukabumi dalam mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran TGT. Adapun observasi yang dilakukan bertujuan untuk mengobservasi sejauhmana pengaruh Model TGT terhadap hasil belajar siswa Kelas X 5 SMA Negeri 1 Kota Sukabumi. Hasil belajar yang dimaksud pada penelitian ini sebagai acuan peneliti dalam mengobservasi sample yaitu tiga ranah hasil belajar menurut taksonomi Bloom yaitu

ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik.

Menurut Sugiyono (2012:92) menyebutkan bahwa berbagai skala yang dapat digunakan untuk penelitian administrasi, pendidikan dan sosial lai adalah : Skala Likert, Skala Guttman, Ratting Scale dan Somatic Deferential. Pada penelitian ini menggunakan skala likert karena dalam penelitian ini mengukur sejauhmana hasil belajar siswa yang dicapai. Dengan skala likert, variabel yang diukur dan dijabarkan menjadi indikator variabel kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan (Sugiyono, 2012: 93).

Pedoman observasi yang dijadikan sebagai penilaian individu siswa dilihat dari tiga ranah hasil belajar. Penilaian ketiga ranah hasil belajar tersebut (Terlampir) yaitu :

Tabel 3.2

Penilaian untuk Ranah Kognitif

No Nama Siswa Indikator Penilaian

K1 K2 K3 K4 K5 K6

1 2

(27)

K1 : Siswa mampu mendeskripsikan pengertian tari. K2 : Siswa mampu mendeskripsikan jenis-jenis tari. K3 : Siswa mampu mendeskripsikan fungsi dari tari.

K4 : Siswa mampu menganalisis jenis suatu tari(tari Jayengrana sebagai sample materi).

K5 : Siswa mampu mendeskripsikan latar belakang tari (tari Jayengrana sebagai sample materi)

K6 : Siswa mampu mendeskripsikan busana dan tata rias tari (tari Jayengrana sebagai sample materi)

Kriteria Penilaian :

a. Nilai >50 didapat apabila siswa tidak mampu mendeskripsikan pengertian tari, siswa tidak mampu mendeskripsikan jenis-jenis tari, siswa tidak mampu mendeskripsikan fungsi dari tari, siswa tidak mampu menganalisis jenis suatu tari(tari Jayengrana sebagai sample materi), siswa tidak mampu mendeskripsikan latar belakang tari (tari Jayengrana sebagai sample materi) dan siswa tidak mampu mendeskripsikan busana dan tata rias tari (tari Jayengrana sebagai sample materi).

b. Nilai 51-65 didapat apabila siswa kurang mampu mendeskripsikan pengertian tari, siswa kurang mampu mendeskripsikan jenis-jenis tari, siswa mampu mendeskripsikan fungsi dari tari, siswa kurang mampu menganalisis jenis suatu tari(tari Jayengrana sebagai sample materi), siswa kurang mampu mendeskripsikan latar belakang tari (tari Jayengrana sebagai sample materi) dan siswa kurang mampu mendeskripsikan busana dan tata rias tari (tari Jayengrana sebagai sample materi)

(28)

57

Widya Silviani Sutisna, 2013

Studi Eksperimen Model Pembelajran Teams Game Tournament Pada Pembealajaran Seni Tari Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X Sma Negeri 1 Kota Suka Bumi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

materi), siswa cukup mampu mendeskripsikan latar belakang tari (tari Jayengrana sebagai sample materi) dan siswa cukup mampu mendeskripsikan busana dan tata rias tari (tari Jayengrana sebagai sample materi).

d. Nilai 76-85 didapat apabila siswa mampu mendeskripsikan pengertian tari dengan baik, siswa mampu mendeskripsikan jenis-jenis tari dengan baik, siswa mampu mendeskripsikan fungsi dari tari dengan baik, siswa mampu menganalisis jenis suatu tari(tari Jayengrana sebagai sample materi) dengan baik, siswa mampu mendeskripsikan latar belakang tari (tari Jayengrana sebagai sample materi) dengan baik dan siswa mampu mendeskripsikan busana dan tata rias tari (tari Jayengrana sebagai sample materi) dengan baik.

e. Nilai 86-95 didapat apabila siswa mampu mendeskripsikan pengertian tari dengan sangat baik, siswa mampu mendeskripsikan jenis-jenis tari dengan sangat baik, siswa mampu mendeskripsikan fungsi dari tari, siswa mampu menganalisis jenis suatu tari(tari Jayengrana sebagai sample materi) dengan sangat baik, siswa mampu mendeskripsikan

latar belakang tari (tari Jayengrana sebagai sample materi) dengan sangat baik dan siswa mampu mendeskripsikan busana dan tata rias tari (tari Jayengrana sebagai sample materi) dengan sangat baik.

Adapun yang menjadi pedoman observasi dalam penilaian ranah afektif (Terlampir) yaitu sebagai berikut :

Tabel 3.3

Penilaian untuk Ranah Afektif

No Nama Siswa Indikator Penilaian

AF 1 AF 2 AF 3 AF 4 1

(29)

Keterangan :

AF 1 : Siswa bertanggung jawab pada setiap instruksi guru dalam mengikuti pembelajaran seni tari.

AF 2 : Siswa mampu mengikuti pembelajaran dengan baik AF 3 : Siswa mampu bekerjasama dengan kelompok AF 4 : Siswa mampu berperan aktif dalam pembelajaran

Kriteria Penilaian :

a. Nilai <50 didapat apabila siswa tidak mampu bertanggung jawab pada setiap instruksi guru dalam mengikuti pembelajaran seni tari, siswa tidak mampu mengikuti pembelajaran dengan baik, siswa tidak mampu bekerjasama dengan kelompok dan siswa tidak mampu berperan aktif dalam pembelajaran.

b. Nilai 51-65 didapat siswa apabila siswa kurang mampu bertanggung jawab pada setiap instruksi guru dalam mengikuti pembelajaran seni tari, siswa kurang mampu mengikuti pembelajaran dengan baik, siswa kurang mampu bekerjasama dengan kelompok dan siswa kurang mampu berperan aktif dalam pembelajaran.

c. Nilai 66-75 didapat apabila siswa cukup mampu bertanggung jawab pada setiap instruksi guru dalam mengikuti pembelajaran seni tari, siswa cukup mampu mengikuti pembelajaran dengan baik, siswa cukup mampu bekerjasama dengan kelompok dan siswa cukup mampu berperan aktif dalam pembelajaran.

d. Nilai 76-85 didapat apabila siswa bertanggung jawab pada setiap instruksi guru dalam mengikuti pembelajaran seni tari dengan baik, siswa mampu mengikuti pembelajaran dengan baik, siswa mampu dengan baik bekerjasama dengan kelompok dan siswa mampu berperan aktif dalam pembelajaran dengan baik.

(30)

59

Widya Silviani Sutisna, 2013

Studi Eksperimen Model Pembelajran Teams Game Tournament Pada Pembealajaran Seni Tari Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X Sma Negeri 1 Kota Suka Bumi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

siswa mampu dengan sangat baik bekerjasama dengan kelompok dan siswa mampu berperan aktif dalam pembelajaran dengan sangat baik.

Penilaian untuk Ranah Psikomotorik yang dijadikan sebagai pedoman dalam observasi (Terlampir) yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.4

Penilaian untuk Ranah Psikomotorik

No Nama Siswa Indikator Penilaian P1 P2 P3 P4 1

2

Keterangan :

P1 : Mendemonstrasikan suatu ragam gerak tari(tari Jayengrana sebagai sample materi)

P2 : Mendemonstrasikan ragam gerak tari dengan menerapkan unsur ruang gerak pada tari.

P3 : Mendemonstrasikan ragam gerak tari dengan menerapkan unsur tenaga pada tari.

P4 : Mendemonstrasikan ragam gerak tari dengan menerapkan unsur tempo pada tari.

Kriteria Penilaian :

(31)

b. Nilai 51-65 didapat apabila siswa kurang mampu mendemonstrasikan suatu ragam gerak tari(tari Jayengrana sebagai sample materi), siswa kurang mampu mendemonstrasikan ragam gerak tari dengan menerapkan unsur ruang gerak pada tari, siswa kurang mampu mendemonstrasikan ragam gerak tari dengan menerapkan unsur tenaga pada tari dan siswa kurang mampu mendemonstrasikan ragam gerak tari dengan menerapkan unsur tempo pada tari.

c. Nilai 66-75 didapat apabila siswa cukup mampu mendemonstrasikan suatu ragam gerak tari(tari Jayengrana sebagai sample materi), siswa cukup mampu mendemonstrasikan ragam gerak tari dengan menerapkan unsur ruang gerak pada tari, siswa cukup mampu mendemonstrasikan ragam gerak tari dengan menerapkan unsur tenaga pada tari dan siswa cukup mampu mendemonstrasikan ragam gerak tari dengan menerapkan unsur tempo pada tari.

d. Nilai 76-85 didapat apabila siswa mampu mendemonstrasikan suatu ragam gerak tari (tari Jayengrana sebagai sample materi) dengan baik, siswa mampu mendemonstrasikan ragam gerak tari dengan menerapkan unsur ruang gerak pada tari dengan baik, siswa mampu mendemonstrasikan ragam gerak tari dengan menerapkan unsur tenaga pada tari dengan baik dan siswa mampu mendemonstrasikan ragam gerak tari dengan menerapkan unsur tempo pada tari dengan baik.

(32)

61

Widya Silviani Sutisna, 2013

Studi Eksperimen Model Pembelajran Teams Game Tournament Pada Pembealajaran Seni Tari Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X Sma Negeri 1 Kota Suka Bumi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 2. Pedoman Wawancara

Wawancara merupakan salah satu instrumen penelitian yang dilakukan tanya jawab secara langsung dengan narasumber untuk memperoleh data lisan yang mendukung penelitian. Sebelum seorang peneliti melakukan wawancara harus menyiapkan suatu pedoman wawancara yang merupakan salah satu instrumen penelitian. Menurut Sukmadinata (2009:216) menjelaskan bahwa :

Pedoman wawancara berisi sejumlah pertanyaan atau pernyataan yang meminta untuk dijawab atau direspon oleh responden. Isi pertanyaan atau pernyataan bisa mencakup fakta, data, pengetahuan, konsep, pendapat, persepsi atau evaluasi responden berkenaan dengan fokus masalah atau variable-variabel yang dikaji dalam penelitian.

Pada penelitian ini, wawancara dilakukan pada siswa dan guru. Wawancara yang dilakukan pada guru dengan tujuan untuk untuk mendapatkan informasi mengenai kurikulum yang ada disekolah dalam proses pembelajaran yang dilakukan sebelumnya dengan hasil yang seperti apa dan ketertarikan siswa dalam pembelajaran seni tari sehingga mampu atau tidak dalam memotivasi siswa untuk belajar dan mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Selain itu pengaruh model pembelajaran cooveratif learning dalam hasil belajar siswa. Wawancara yang dilakukan pada siswa yaitu untuk mengetahui sejauhmana siswa mengetahui pengetahuan tentang seni tari dan bagaimana ketertarikan mereka terhadap pembelajaran seni tari baik sebelum diterapkannya model TGT ini maupun setelah diterapkannya model TGT. Hasil dari wawancara ini diharapkan mampu mendukung data yang berkaitan dengan hasil belajar siswa dan proses pembelajaran. (Pedoman Wawancara Terlampir)

3. Tes

(33)

psikomotorik setelah melakukan proses pembelajaran melalui model pembelajaran TGT (Teams Game Tournament). Tes ini dilakukan melalui serangkaian pertanyaan-pertanyaan yang diberikan sebelum diterapkan treatmen atau pretest dan setelah diberikan treatmen atau posttest pada

setiap akhir pertemuan untuk mengukur keberhasilan siswa pada setiap pertemuan.

4. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan suatu instrumen penelitian berbentuk data tertulis yang mendukung pada penelitian ini. Pada penelitian ini dokumentasi yang dikumpulkan untuk mendukung data penelitian yaitu berupa :

a. Lembar kerja siswa dan tugas-tugas siswa yang merupakan tugas pendukung siswa dijadikan sebagai dokumentasi dengan alasan merupakan salah satu instrumen pada penelitian ini untuk mendapatkan nilai kognitif siswa dan nantinya akan dikalkulasikan dengan nilai-nilai yang didapat siswa dari pembelajaran menggunakan model TGT.

b. Daftar nilai siswa yaitu sebagai dokumentasi bagi peneliti dalam mengolah data hasil belajar siswa sehingga nantinya akan mendapatkan kesimpulan perkembangan hasil belajar yang didapat oleh siswa.

G. Teknik Pengumpulan Data

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :

1. Observasi

(34)

63

Widya Silviani Sutisna, 2013

Studi Eksperimen Model Pembelajran Teams Game Tournament Pada Pembealajaran Seni Tari Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X Sma Negeri 1 Kota Suka Bumi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

yang berkaitan dengan penelitian ini. Observasi ini peneliti lakukan di tempat penelitian yaitu SMA Negeri 1 Kota Sukabumi.

Subjek sebagai sample yang dijadikan sebagai observasi pada penelitian ini merupakan siswa kelas X.5 SMA Negeri 1 Kota Sukabumi. Observasi ini dilakukan secara langsung dalam proses penerapan model pembelajaran TGT (Teams Game Tournament) baik sebelum dilakukannya eksperimen maupun setelah dilakukannya eksperimen. Hasil belajar yang menjadi acuan dalam observasi ini yaitu hasil belajar menurut taksonomi Bloom. Hasil belajar tersebut meliputi tiga ranah hasil belajar yaitu :

a. Ranah Kognitif, observasi pada ranah kognitif ini peneliti lakukan terhadap pengetahuan siswa meliputi standar kompetensi yang sudah dirancang oleh peneliti. Standar kompetensi pada ranah kognitif yang dijadikan sebagai observasi penelitian ini yaitu meliputi :

1) Mendeskripsikan pengertian tari. 2) Mendeskripsikan jenis-jenis tari. 3) Mendeskripsikan fungsi dari tari.

4) Menganalisis jenis tari (tari jayengrana sebagai sample materi). 5) Mendeskripsikan latar belakang tari (tari Jayengrana sebagai

sample materi).

6) Mendeskripsikan busana dan tata rias tari (tari Jayengrana sebagai sample materi).

b. Ranah Afektif, pada ranah afektif ini dilakukan observasi terhadap sikap siswa selama proses pembelajaran. Observasi pada ranah afektif ini meliputi :

1) Bertanggungjawab pada setiap instruksi guru dalam mengikuti pembelajaran seni tari.

(35)

c. Ranah Psikomotorik, pada ranah kognitif ini dilakukan observasi terhadap kemampuan kinestetik yang dimiliki oleh siswa pada proses pembelajaran seni tari menggunakan model pembelajaran TGT yang dilakukan pada penelitian ini. Observasi pada ranah psikomotorik ini meliputi :

1) Mendemonstrasikan suatu ragam gerak dari tari (tari Jayengrana sebagai sample materi)

2) Mendemonstrasikan ragam gerak tari dengan menerapkan unsur ruang gerak pada tari.

3) Mendemonstrasikan ragam gerak tari dengan menerapkan unsur tenaga pada tari.

4) Mendemonstrasikan ragam gerak tari dengan menerapkan unsur tempo pada tari.

2. Tes

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini yaitu tes hasil belajar berupa tes formatif setiap akhir pertemuan. Pada penelitian ini tes yang digunakan yaitu pretestt pada awal pertemuan sebagai observasi awal sebelum dilakukan treatment untuk mengetahui sejauhmana kemampuan siswa dalam aspek kognitif, afektif dan psikomotorik siswa pada pembelajaran seni tari. Selanjutnya dilakukan tes formatif berupa posttest setelah dilakukan penerapan model pembelajaran TGT pada siswa sebagai pengukuran keberhasilan siswa dalam pembelajaran seni tari. Pada tes formatif yang dilakukan peneliti yaitu dengan soal-soal yang diberikan pada siswa dalam bentuk turnamen akademik.

3. Wawancara

(36)

65

Widya Silviani Sutisna, 2013

Studi Eksperimen Model Pembelajran Teams Game Tournament Pada Pembealajaran Seni Tari Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X Sma Negeri 1 Kota Suka Bumi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

disiapkan terlebih dahulu sebelum diadakan wawancara. Wawancara ini dilakukan secara langsung kepada beberapa narasumber yaitu diantaranya :

a. Wawancara yang dilakukan pada guru mata pelajaran seni tari yaitu untuk mendapatkan informasi mengenai kurikulum yang ada disekolah dalam proses pembelajaran yang dilakukan sebelumnya dengan hasil yang seperti apa dan ketertarikan siswa dalam pembelajaran seni tari sehingga mampu atau tidak dalam memotivasi siswa untuk belajar dan mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Selain itu pengaruh model pembelajaran cooveratif learning dalam hasil belajar siswa.

b. Wawancara yang dilakukan pada siswa yaitu untuk mengetahui sejauhmana siswa mengetahui pengetahuan tentang seni tari dan bagaimana ketertarikan mereka terhadap pembelajaran seni tari baik sebelum diterapkannya model TGT ini maupun setelah diterapkannya model TGT.

Dari ketiga narasumber yang dijadikan sebagai narasumber wawancara tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan yang nantinya akan menjadi data pada hasil penelitian ini. Sehingga dari wawancara tersebut akan terlihat hasil belajar siswa sebelumnya dari hasil wawancara guru yang akan di bandingkan dengan hasil wawancara siswa.

4. Studi Literatur

(37)

pada buku, artikel, jurnal dan skripsi mampu mendukung dan memperkuat hasil pada penelitian ini.

H. Teknik Pengolahan Data

Teknik pengolahan data yang digunakan peneliti pada penelitian ini yaitu dengan cara kuantitatif. Pengolahan data adalah suatu proses untuk mendapatkan data dari setiap variabel penelitian yang siap dianalisis (Trianto, 2010: 297). Data kuantitatif yang dihasilkan pada penelitian ini yaitu hasil belajar siswa yang dihitung dengan prosentase keberhasilan siswa. Pengolahan data pada penelitian ini yaitu meliputi :

1. Pengeditan data (Editing)

Pengeditan data ini dilakukan untuk memeriksa atau mengoreksi data-data yang telah masuk. Hal ini dilakukan karena kemungkinan ada data yang salah atau tidak dibutuhkan pada penelitian ini. Pengeditan data dilakukan untuk melengkapi kekurangan atau menghilangkan kesalahan yang terdapat pada data mentah (Trianto, 2010: 297).

Data dapat digolongkan menjadi dua yaitu data diskrit dan data kontinu (Furqon, 2008: 7). Data yang diterapkan pada penelitian yaitu data kontinu karena merupakan data yang berbentuk data hasil belajar siswa. Pada tahap pengeditan data ini dilakukan perhitungan scoring yang diperoleh siswa dalam mengikuti pembelajaran model TGT sebagai hasil dari pembelajaran.

2. Transformasi data

(38)

67

Widya Silviani Sutisna, 2013

Studi Eksperimen Model Pembelajran Teams Game Tournament Pada Pembealajaran Seni Tari Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X Sma Negeri 1 Kota Suka Bumi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 3. Penyajian data

Penyajian data pada penelitian ini menggunakan teknik statistik karena pada penelitian ini menggunakan data kuantitatif. Bentuk penyajian data yang digunakan yaitu tabel distribusi frekuensi dan grafik. Menurut Purwanto (2011: 196) menjelaskan bahwa dalam penyusunan tabel distribusi frekuensi terdapat beberapa hal yang menjadi pedoman yaitu :

a. Jumlah kelas jangan terlalu banyak dan jangan pula terlalu sedikit. Kelas yang terlalu kecil tidak memberikan gambaran secara baik mengenai data, sedangkan kelas yang terlalu besar menjadi pengelompokkan menjadi kabur.

b. Pemilihan kelas menggunakan sistematika yang mudah.

c. Penggolongan jangan tumpang tindih (Overlapping), sehingga sebuah data masuk ke dalam beberapa kelas.

d. Jangan sampai ada data yang tidak bisa masuk ke dalam kelas. e. Lebar semua kelas harus sama.

I. Teknik Analisis Data

Terdapat berbagai teknik statistik yang dapat diterapkan untuk menyajikan dan mendeskripsikan data kuantitatif, mulai dari yang sederhana sampai yang kompleks tergantung jenis data serta tujuan dan masalah penelitian (Trianto, 2010: 300). Pada penelitian ini, peneliti menganalisis data dengan statistik deskriptif untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran pada objek yang diteliti melalui sampel penelitian. Teknik analisis data pada penelitian ini meliputi :

1. Identifikasi hasil belajar siswa melalui penerapan model TGT.

2. Data hasil belajar yang sudah terkumpul disajikan dalam tabel distribusi frekuensi.

(39)

Me =∑

Keterangan :

Me = Rata-rata nilai kelas fi = Frekuensi siswa

xi = Nilai tengah pada interbal nilai

4. Menguji hubungan antara variabel independen (X) dengan variabel dependen (Y) dengan rumus Uji t yaitu :

t = ∑

√ ∑ ∑

Keterangan :

t = t hitung

d = hasil kurang nilai setelah dan sebelum penerapan model

N = Jumlah sample

J. Interpretasi Data

Dalam suatu penelitian, interpretasi data atau penyajian data sangatlah penting untuk mendapatkan suatu gambaran dari data yang dihasilkan pada penelitian yang telah dilakukan. Prinsip dasar penyajian data adalah komunikatif dan lengkap, dalam arti data yang disajikan dapat menarik perhatian pihak lain untuk membacanya dan dapat mudah memahami isinya (Sugiyono, 2012: 29). Adapun pada penelitian ini penyajian data yang dilakukan yaitu dalam bentuk tabel dan grafik. Tabel dan grafik tersebut merupakan suatu penyajian data yang didapat oleh peneliti dari hasil observasi dan perhitungan statistik dengan distribusi frekuensi. Berikut ini akan dijelaskan bentuk interpretasi data yang digunakan pada penelitian ini yaitu :

(40)

69

Widya Silviani Sutisna, 2013

Studi Eksperimen Model Pembelajran Teams Game Tournament Pada Pembealajaran Seni Tari Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X Sma Negeri 1 Kota Suka Bumi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tabel yang digunakan sebagai bentuk penyajian pada penelitian ini yaitu berupa tabel nilai-nilai siswa yang dihasilkan saat proses observasi yang kemudian diadakan pengolahan data dengan perhitungan statistik sehingga dihasilkan kelas-kelas interval nilai siswa dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Bentuk penyajian data dengan menggunakan tabel ini diyakini dapat membantu dalam penjelasan nilai-nilai siswa yang dihasilkan pada penelitian ini. Sehingga tabel tersebut cukup komunikatif bagi pembaca dan efisien dalam penggunaannya. 2. Grafik

Penggunaan grafik pada penelitian ini digunakan untuk memperjelas nilai-nilai yang dihasilkan. Grafik yang digunakan sebagai bentuk interpretasi data pada penelitian ini yaitu menggunakan jenis grafik batang. Dengan penggunakan grafik batang ini maka akan terlihat apakah nilai-nilai siswa pada setiap ranah mengalami peningkatan atau bahkan mengalami penurunan dengan membandingkan sebelum diadakan treatment dengan setelah diadakan treatment. Pada penyajian data dengan

menggunakan grafik melalui pengolahan data dengan perhitungan statistik distribusi frekuensi. Sehingga pada perhitungan distribusi frekuensi tersebut akan didapat kelas-kelas interval dengan frekuensi siswa yang dihasilkan kemudian kelas-kelas interval dengan frekuensi yang dihasilkan disajikan melalui grafik batang. Setelah itu dihitung rata-rata nilai setiap ranah hasil belajar sebelum (pretest) dan setelah treatment (posttest) kemudian disajikan juga dalam bentuk grafik batang.

Maka dari grafik batang tersebut akan terlihat nilai-nilai siswa yang dihasikan dan akan terlihat perbandingan hasil belajar siswa pada setiap ranah sebelum diadakan treatment dari nilai pretest dan setelah diadakan treatment dari nilai posttest.

K. Penarikan Kesimpulan

(41)

perhitungan statistik dengan distribusi frekuensi. Dari perhitungan uji hipotesis dengan menggunakan uji-t maka akan didapat hasil apakah Ha (Tidak ada pengaruh antara Aplikasi Model Pembelajaran TGT (Teams Game Tournament) pada Pembelajaran Seni Tari untuk Meningkatkan Hasil Belajar

Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Kota Sukabumi) ditolak dan Ho (Adanya pengaruh antara Aplikasi Model Pembelajaran TGT (Teams Game Tournament) pada Pembelajaran Seni Tari untuk Meningkatkan Hasil Belajar

Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Kota Sukabumi) diterima dengan hasil uji-t t-hitung > t-tabel atau Ha diterima dan Ho ditolak dengan hasil uji-t t-t-hitung < t-tabel. Sehingga dari perhitungan uji-t tersebut didapat hasil yang signifikan antara t-hitung dengan t-tabel.

(42)

Widya Silviani Sutisna, 2013

Studi Eksperimen Model Pembelajran Teams Game Tournament Pada Pembealajaran Seni Tari Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X Sma Negeri 1 Kota Suka Bumi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 152

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian yang dilakukan pada tanggal 21 Februari sampai dengan tanggal 21 maret dan proses observasi awal pada tanggal 7 Februari ini meneliti model pembelajaran TGT untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMA Negeri 1 Kota Sukabumi pada pembelajaran seni tari. Sample yang digunakan pada penelitian ini yaitu siswa-siswi kelas X.5 SMA Negeri 1 Kota Sukabumi yang berjumlah 44 orang. Penelitian ini terdiri dari dua rumusan masalah, dimana setiap permasalahan tersebut dijawab oleh peneliti melalui serangkaian pertemuan yang disusun dalam rencana pelaksanaan pembelajaran yang kemudian diterapkan kepada siswa oleh peneliti sendiri.

Proses penerapan model pembelajaran TGT pada pembelajaran seni tari yang diterapkan pada kelas X.5 SMA Negeri 1 Kota Sukabumi sebagai sample dilakukan 4 kali pertemuan dengan materi tari Jayengrana dan

(43)

Hasil penerapan model pembelajaran TGT untuk meningkatkan hasil belajar kelas X SMA Negeri 1 Kota Sukabumi yaitu berdasarkan hasil wawancara dan dokumentasi kepada siswa-siswi bahwa siswa-siswi merasa tertarik dan memotivasi siswa untuk mengikuti pembelajaran dengan baik. Hal tersebut dikarenakan pada model TGT ini ada tahapan turnamen akademik yang nantinya akan mendapatkan reward kepada siswa yang memperoleh nilai tertinggi. Oleh karena itu siswa sangat antusias, menarik minat siswa dalam mengikuti pembelajaran dan pembelajaran menjadi tidak membosankan. Model pembelajaran TGT ini memotivasi siswa untuk mengikuti pembelajaran dengan baik. Model pembelajaran TGT terbukti mampu meningkatkan hasil belajar siswa dari ketiga ranah hasil belajar menurut taksonomi Bloom yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik siswa. Hal tersebut terlihat dari nilai rata-rata yang dihasilkan sebelum diterapkan model pembelajaran TGT yaitu memperoleh nilai 67,79 dan nilai rata-rata yang dihasilkan setelah diterapkan model pembelajaran TGT yaitu memperoleh nilai 75,18. Dari rata-rata hasil belajar siswa sebelum dan setelah diterapkan model pembelajaran TGT tersebut terlihat perkembangan yang signifikan. Selan itu juga dibuktikan dengan uji hipotesis yang dilakukan oleh peneliti dengan taraf signifikan 5% yaitu bahwa t hitung lebih besar dari t tabel dengan hasil 13,52>2,704. Maka dari hasil uji-t tersebut dapat diketahui bahwa model pembelajaran TGT mempunyai pengaruh terhadap meningkatnya hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Kota Sukabumi pada pembelajaran seni tari.

B. Saran

(44)

154

Widya Silviani Sutisna, 2013

Studi Eksperimen Model Pembelajran Teams Game Tournament Pada Pembealajaran Seni Tari Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X Sma Negeri 1 Kota Suka Bumi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

1. Setelah dilakukan penelitian model pembelajaran TGT di SMA Negeri 1 Kota Sukabumi, maka model pembelajaran TGT ini dapat dijadikan sebagai alternatif model pembelajaran untuk memotivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran sehingga hasil belajar yang didapatkan oleh siswa dapat menjadi maksimal.

2. Dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada suatu pembelajaran perlu adanya perhatian dari semua pihak hal tersebut tidak hanya guru yang mempunyai kemampuan untuk mengelola kelas dengan baik dan menguasai model pembelajaran yang mampu memotivasi siswa dalam belajar. Akan tetapi juga harus di dukung oleh sarana dan prasarana yang di sediakan oleh sekolah guna menunjang proses pembelajaran.

(45)

Widya Silviani Sutisna, 2013

DAFTAR PUSTAKA

Ambarjaya, S Beni. (2012). Psikologi Pendidikan dan Pengajaran. Jakarta : PT. Buku Seru.

Carin. (edisi 1). [online]. Tersedia : http://cooperatif/Model-pembelajaran-cooperative-learning-bumiku-Bmy-earth-.htm. [17 Februari 2013]

Desmita. (2009). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Furqon. (2008). Statistika Terapan Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.

Hardini, Istiani dan Puspita, Dewi. (2012). Starategi Pembelajaran Terpadu. Yogyakarta : Familia.

Joyce, Bruce dkk. (2009). Models of Teaching. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Komalasari, Kokom. (2010). Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. Bandung : PT. Refika Aditama.

Masunah, Juju. (2012). Bahan Ajar Mata Kuliah Tari Pendidikan. Bandung : Jurusan Pendidikan Seni Tari.

Mulyasa, E. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Munthe, Bermawi. (2009). Desain Pembelajaran. Yogyakarta : Pustaka Insan Madani.

Nurholis. Kelebihan dan Kekurangan Model TGT. (edisi 1). [online]. Tersedia : http://home-edukasi.blogspot.com/2013/04/kelebihan-dan-kekurangan-

tgt.html. [30 Mei 2013].

Purwanto. (2011). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Rahyubi, Heri. (2012). Teori-teori Belajar dan Aplikasi Pembelajaran Motorik. Bandung : Nusa Media.

Siregar, Eveline dan Nara, Hartini. (2010). Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor : PT Ghalia Indonesia.

Slavin, E. Robert. (2005). Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung : Nusa Media.

(46)

Widya Silviani Sutisna, 2013

Studi Eksperimen Model Pembelajran Teams Game Tournament Pada Pembealajaran Seni Tari Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X Sma Negeri 1 Kota Suka Bumi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu xiii Sugiyono. (2012). Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Sukmadinata, Syaodih Nana. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Tim Pengembangan MKDP Kurikulum dan Pembelajaran. (2009). Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung : UPI.

Tim MKDP Landasan Pendidikan. (2009). Landasan Pendidikan. Bandung : Koordinator MKDP LANPEN UPI.

Trianto. (2010). Pengantar Peneletian Pendidikan bagi Pengembangan Profesi Pendidikan dan Tenaga Kependidikan. Jakarta : Prenada Media Group.

Yaumi, Muhammad. (2012). Pembelajaran Multiple Intelligences. Jakarta : Dian Rakyat.

Zahro, Wahyuni. Materi Pembelajaran Seni Tari. (edisi 1). [online]. Tersedia : http//zahro-wahyuni.blogspot.com/…/m ateri-pembelajaran-seni-tari. [14 September 2012].

_________. (2012). Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Bandung : UPI.

_________. (edisi 1). Kurikulum Mata Pelajaran Seni Budaya SMA. [online]. Tersedia : http//www.google.co.id/kurikulum-mata-pelajaran-seni-budaya-sma-journal.unp.ac.id. [4 Januari 2013].

Gambar

Tabel 3.1 Data Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Kota Sukabumi
Tabel 3.2 Penilaian untuk Ranah Kognitif
Tabel 3.3 Penilaian untuk Ranah Afektif
Tabel 3.4 Penilaian untuk Ranah Psikomotorik
+2

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Dari gambar tersebut dapat diketahui bahwa kelimpahan vegetasi liar paling tinggi adalah pada saat fase adaptasi tanaman yaitu saat usia padi hitam 28 hst, dengan

Hasil uji lanjut Post Hoc Test LSD terhadap kadar kreatinin hari ke-28 menunjukkan bahwa kelompok ekstrak 100 mg/kg BB; 200 mg/kg BB dan 400 mg/kg BB berbeda

Merupakan isi perintah-perintah menu, terdiri dari 11 menu. Untuk mengoperasikan menu-menu tersebut, klik menu yang dituju atau dengan cara lain yaitu menggunakan

bahwa dalam rangka mendukung operasional Pelabuhan Perikanan Birea serta melaksanakan ketentuan Pasal 24 ayat (6) Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor

Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan di atas, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh yang signifikan

Pembahasan tentang proses pembangunan tidak dapat dan tidak boleh jauh dari besar dan mendesaknya berbagai masalah yang mengancam masyarakat

Meskipun sebagian dari kenaikan ini disebabkan oleh meningkatnya nilai mata uang dolar, namun dengan rendah atau hampir tidak adanya komponen impor di sektor pertanian, maka