• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN DAN PERAWATAN ALAT PEMADAM API RINGAN GUNA MEMINIMALISIR KEBAKARAN DI ATAS KAPAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGGUNAAN DAN PERAWATAN ALAT PEMADAM API RINGAN GUNA MEMINIMALISIR KEBAKARAN DI ATAS KAPAL"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

i

“PENGGUNAAN DAN PERAWATAN ALAT PEMADAM API RINGAN GUNA MEMINIMALISIR KEBAKARAN DI ATAS KAPAL”

Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Pendidikan dan Pelatihan Pelaut Diploma III Pelayaran

RHAGA PRADANA 04.16.055.1.41

AHLI NAUTIKA TINGKAT III

PROGRAM DIPLOMA III PELAYARAN POLITEKNIK PELAYARAN SURABAYA

TAHUN 2020

(2)

ii

PERNYATAAN KEASLIAN Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : RHAGA PRADANA

NIT : 04.16.055.1.41

Program Diklat : Ahli Nautika Tingkat III Menyatakan bahwa KIT yang saya tulis dengan judul :

PENGGUNAAN DAN PERAWATAN ALAT PEMADAM API RINGAN GUNA MEMINIMALISIR KEBAKARAN DI ATAS KAPAL

Merupakan karya asli seluruh ide yang ada dalam KIT tersebut, kecuali tema dan yang saya nyatakan sebagai kutipan, merupakan ide saya sendiri.

Jika pernyataan di atas terbukti tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Politeknik Pelayaran Surabaya.

SURABAYA,……… 2020

RHAGA PRADANA

(3)

iii

PERSETUJUAN SEMINAR KARYA ILMIAH TERAPAN

Judul :

Nama Taruna : RHAGA PRADANA

NIT : 04.16.055.1.41

Jurusan : Nautika

Program Diklat : Ahli Nautika Tingkat III

Dengan ini dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diseminarkan.

Surabaya,... 2020 Menyetujui:

Mengetahui:

Ketua Jurusan Nautika Pembimbing I

(I’IE SUWONDO, S.Si.T., M.Pd.) Penata (III/c)

NIP. 197702142009121001

Pembimbing II

(ARDHIANA P., S.Psi, M.Psi.) Penata (III/c)

NIP. 198006192015032001 PENGGUNAAN DAN PERAWATAN ALAT PEMADAM API RINGAN GUNA MEMINIMALISIR KEBAKARAN DI ATAS KAPAL

(DAVIQ WIRATNO, S.Si.T., M.T) Penata Tk. I (III/d)

NIP. 19790107 200212 1 002

(4)

iv

PENGESAHAN KARYAILMIAHTERAPAN

PENGGUNAAN DAN PERAWATAN ALAT PEMADAM API RINGAN GUNA MEMINIMALISIR KEBAKARAN DI ATAS KAPAL

Disusun dan Diajukan oleh;

RHAGA PRADANA NIT. 04.16.055.1.41/N Ahli Nautika Tingkat III (D-III)

Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian KIT Politeknik Pelayaran Surabaya

Pada tanggal, ……….. 2020 Menyetujui:

Penguji I

(Capt. UPIK WIDYANINGSIH, M.Pd, M.Mar) Penata (III/c)

NIP. 198404112009122002

Penguji II

(I’IE SUWONDO, S.Si.T., M.Pd.) Penata (III/c)

NIP. 197702142009121001

Penguji III

(ARDHIANA P., S.Psi, M.Psi.) Penata (III/c)

NIP. 198006192015032001

Mengetahui:

Ketua Jurusan Nautika

(DAVIQ WIRATNO, S.Si.T., M.T) Penata Tk. I (III/d)

NIP. 19790107 200212 1 002

(5)

v

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala berkah dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Ilmiah Terapan yang berjudul “Penggunaan dan Perawatan Alat Pemadam Api Ringan Guna Meminimalisir Kebakaran Di Atas Kapal” dengan tepat waktu tanpa adanya hal-hal yang tidak di inginkan.

Penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu serta memberikan arahan, bimbingan, petunjuk dalam segala hal yang sangat berarti dan menunjang dalam penyelesaian Karya Ilmiah Terapan ini.

Perkenankanlah penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Direktur Politeknik Pelayaran Surabaya Bapak Capt. Heru Susanto, M.M.

2. Ketua Jurusan Nautika Bapak Daviq Wiratno, S.Si.T., M.T.

3. Pembimbing I Bapak I’ie Suwondo, S.Si.T., M.Pd. Selaku membimbing penulis pada substansi bahasan Karya Ilmiah Terapan berhubungan dengan isi yang disajikan pada Karya Ilmiah Terapan.

4. Pembimbing II Ibu Ardhiana Puspitacandri, S.Psi, M.Psi. Selaku membimbing penulis pada sistematika penulisan Karya Ilmiah Terapan yang memenuhi ketentuan sesuai pedoman penulisan Karya Ilmiah Terapan Politeknik Pelayaran Surabaya.

5. Bapak/Ibu dosen Politeknik Pelayaran Surabaya, khususnya lingkungan program studi Nautika Politeknik Pelayaran Surabaya.

6. Kedua orang tua saya (Anang, dan Sumiati) atas segala dukungannya dan do’anya.

(6)

vi

7. Serta rekan-rekan Angkatan VII Politeknik Pelayaran surabaya yang telah membantu dalam proses penulisan Karya Ilmiah Terapan ini.

Semoga kelak penelitian ini dapat berguna bagi semua pihak, khususnya bagi pengembangan pengetahuan taruna – taruni Politeknik Pelayaran Surabaya, serta bermanfaat bagi dunia pelayaran pada umumnya.

Penulis menyadari bahwa penulisan Karya Ilmiah Terapan ini masih jauh dari sempurna dan masih terdapat kekurangan dari segi isi maupun teknik penulisan, maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan penulisan ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan mohon maaf atas segala kekurangan.

Surabaya, ……..………….. 2020

Penulis

RHAGA PRADANA

(7)

vii ABSTRAK

RHAGA PRADANA Penggunaan dan Perawatan Alat Pemadam Api Ringan Guna Meminimalisir Kebakaran Di Atas Kapal. Dibimbing oleh, Bapak I’ie Suwondo S.Si.T, M.Pd. dan Ibu Ardhiana Puspitacandri S.Psi, M.Psi.

Kebakaran merupakan fenomena yang tidak terkendali dan merupakan interaksi antara bahan bakar, udara serta oksigen. Karena sifatnya yang tidak terkendali sehingga dapat menimbulkan kerugian baik itu jiwa maupun properti.

Kebakaran bisa terjadi dimana saja tidak terkecuali di kapal. Berdasarkan kecelakaan akibat kebakaran membuktikan bahwa betapa pentingnya kesadaran meningkatkan standar keselamatan diatas kapal untuk menunjang keselamatan muatan, awak kapal, dan kapal itu sendiri. Maka dari itu penulis melakukan penelitian penggunaan dan perawatan alat pemadam api ringan guna meminimalisir kebakaran diatas kapal.

Metode penelitian yang digunakan penulis adalah metode penelitian kualitatif, sehingga penulis berusaha memaparkan hasil dari semua studi dan penelitian mengenai suatu obyek yang diperoleh.

Penelitian dilaksanakan selama masa praktik kerja laut ±12 bulan diatas kapal MV. Strait Mas, dimana penulis melaksanakan praktik kerja laut. Data diperoleh secara langsung melalui wawancara dengan pihak yang berhubungan dan proses praktik kerja laut yang dilakukan oleh penulis diatas kapal.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kapal MV. Strait mas telah melakukan penggunaan dan perawatan alat pemadam api ringan sesuai prosedur diatas kapal, namun masih perlu dilakukan perbaikan dalam pendistribusian barang dan peningkatan pemahaman dan keterampilan awak kapal.

Kata Kunci : Kebakaran, alat pemadam, perawatan.

(8)

viii ABSTRACT

RHAGA PRADANA Use and Maintenance of Light Fire Extinguishers to Minimize Fire on Ships. Supervised by, Mr. I’ie Suwondo S.Si.T, M.Pd. and Mrs. Ardhiana Puspitacandri S.Psi, M.Psi.

Fire is an uncontrolled phenomenon and is an interaction between fuel, air and oxygen. Because of its uncontrolled nature so that it can cause harm to both life and property. Fires can occur anywhere except on ships. Based on the accident caused by fire proves that it is important to raise awareness of safety standards on board to support the safety of the cargo, crew and the ship itself.

Therefore the authors conducted a study of the use and maintenance of small fire extinguishers in order to minimize fires on the ship.

The research method used by the writer is a qualitative research method, so the writer tries to explain the results of all studies and research on an object obtained.

The study was conducted during the ± 12 month marine working period on the MV. Strait Mas, where the authors carry out marine work practices. Data obtained directly through interviews with related parties and the process of sea work practices conducted by the author on the ship.

The results of this study indicate that the MV. Strait mas has carried out the use and maintenance of lightweight fire extinguishers according to the procedure on board, but it still needs to be improved in the distribution of goods and increased understanding and skills of the crew.

Keywords: Fire, Extinguisher, Maintenance.

(9)

ix DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERNYATAAN KEASLIAN ... ii

PERSETUJUAN SEMINAR ... iii

PENGESAHAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN ... 1

B. RUMUSAN MASALAH ... 3

C. TUJUAN PENELITIAN ... 4

D. MANFAAT PENELITIAN ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

A. REVIEW PENEITIAN SEBELUMNYA ... 6

B. LANDASAN TEORI ... 7

1. Pengertian Penggunaan ... 7

2. Pengertian Perawatan ... 7

3. Pengertian Alat Pemadam Api Ringan ... 7

4. Pengertian Kebakaran ... 8

C. KERANGKA PENELITIAN ... 21

BAB III METODE PENELITIAN... 23

A. JENIS PENELITIAN ... 23

B. LOKASI PENELITIAN ... 23

C. JENIS DAN SUMBER DATA ... 24

D. PEMILIHAN INFORMAN... 26

E. TEKNIK ANALISIS DATA ... 26 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANError! Bookmark not defined.

A. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIANError! Bookmark not defined.

B. HASIL PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined.

(10)

x

C. PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not defined.

BAB V PENUTUP ... Error! Bookmark not defined.

A. KESIMPULAN ... Error! Bookmark not defined.

B. SARAN ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR PUSTAKA ... 29

(11)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Review Penelitian Sebelumnya ... 6

(12)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Water Fire Extinguisher ... 9

Gambar 2. 2 Gases Fire Extinguisher ... 10

Gambar 2. 3 Powder Fire Extinguisher ... 12

Gambar 2. 4 Foam Fire Extinguisher ... 13

Gambar 2. 5 Bagian-bagian Alat Pemadam Api Ringan ... 14

Gambar 2. 6 Penempatan Alat Pemadam Api Ringan ... 15

Gambar 2. 7 Cara Penggunaan Alat Pemadam Api Ringan ... 17

Gambar 2. 8 Cara Penggunaan Alat Pemadam Api Ringan ... 17

Gambar 4. 1 Surat Permintaan Barang ... 37

Gambar 4. 2 Jadwal percobaan dan pemeriksaan alat pemadam api ... 38

(13)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I ... Error! Bookmark not defined.

Lampiran II... Error! Bookmark not defined.

Lampiran III ... Error! Bookmark not defined.

Lampiran IV ... Error! Bookmark not defined.

Lampiran V ... Error! Bookmark not defined.

Lampiran VI ... Error! Bookmark not defined.

(14)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

Kecelakaan akibat kebakaran menunjukkan bahwa masih minimnya kesadaran untuk meningkatkan standar keselamatan di atas kapal. Faktor alam dan kualitas bahan bangunan kapal yang buruk terutama yang berhubungan dengan listrik seperti kabel listrik dan alat listrik serta kelalaian manusia (Human Error) menjadi faktor penyumbang terbesar terjadinya musibah kebakaran. Sektor industri pelayaran yang tidak dilengkapi dengan alat pemadam api yang menyeluruh pada setiap kapal terkesan tidak peduli akan terjadinya bahaya kebakaran dan kerugian yang ditimbulkan.

Alat pemadam api adalah sebuah perangkat alat yang didesain dan digunakan untuk memadamkan jenis api yang dapat membahayakan jiwa dan aset berharga pada saat terjadi kebakaran. Perkembangan alat pemadam kebakaran selalu mengikuti perkembangan jaman dan teknologi, baik dalam bentuk modern maupun tradisional.

Ada tiga unsur yang dapat menimbulkan nyala api yaitu : bahan bakar (fuel), panas (heat), dan oksigen (CO2) atau dari ketiga unsur itu bisa disebut dengan segitiga api. Nyala api adalah suatu reaksi berantai antara ketiga unsur tersebut secara cepat dan seimbang, bila salah satu unsur ditiadakan atau kadarnya berkurang, maka dengan sendirinya nyala api akan padam.

Ada dua jenis alat pemadam kebakaran di atas kapal, yaitu alat pemadam kebakaran portable (portable fire extinguisher), dan alat pemadam kebakaran tersistem (fixed fire installations). Alat pemadam api merupakan alat yang

(15)

2

dipakai guna memadamkan api atau mengendalikan kebakaran kecil, biasanya dalam situasi darurat. Pemadam api tidak dirancang untuk dipakai pada kebakaran yang sudah tidak terkendali, contohnya ketika api sudah membesar hingga asap sampai ke langit-langit. Pada dasarnya alat pemadam api terdiri dari sebuah tabung bertekanan tinggi yang berisi bahan pemadam api.

Alat pemadam kebakaran portable atau biasa disebut dengan APAR (Alat Pemadam Api Ringan) adalah salah satu peralatan proteksi kebakaran aktif yang banyak dipasang pada bangunan gedung. Alat pemadam api ringan ini dibuat untuk memadamkan api yang dalam skala kecil atau pada tahap tidak membahayakan bagi keselamatan operator. Alat pemadam kebakaran ini biasanya terdiri dari tabung cylinder bertekanan yang didalamnya terdapat bahan yang digunakan sebagai media pemadaman. Media pemadaman ini dapat dipancarkan keluar dari tabung cylinder apabila katup atau tuasnya ditekan.

Sedangkan alat pemadam kebakaran tersistem (fixed fire installations) biasa digunakan oleh industri pelayaran dan sebagainya. Cara kerja sistem ini melalui sensor panas, kabel-kabel atau sistem deteksi secara manual tergantung sistem yang dipilih untuk memberikan perintah saat terjadi kebakaran.

Salah satu contoh tentang kecelakan kapal yang saat itu ramai dibicarakan dimedia masa di tv maupun media sosial internet yang dipublikasikan di Liputan6.com yakni sumber api penyebab terbakarnya Kapal Zahro Expres tidak terjadi ledakan atau pun adanya suara dentuman dari kapal yang

(16)

3

mengangkut ratusan wisatawan menuju Pulau Tidung, Kepulauan Seribudi Pelabuhan Muara Angke, Pluit, Jakarta Utara, Selasa (2/12/2017). Terjadi korsleting pada bagian mesin kapal tersebut. Hanya saja, karena mesin berbahan bakar diesel, sumber api yang dimulai dari pecahnya mesin.

Kemudian, cepatnya api membesar juga diduga karena sejumlah barang bawaan penumpang kapal. Terlebih, KM. Zahro Ekspres sendiri lebih berbahan fiber karena menggunakan AC. Mungkin ada sumber bahan lain yang itu bisa menyebabkan cepatnya api merembet. Jadi diduga itu bisa menyebabkan membakar cepat bahan kayu atau fiber kapal atau menghabisi barang-barang penumpang lain di kapal tersebut.

Dari beberapa kejadian diatas, mendorong penulis untuk mengangkat masalah ini untuk diteliti kemudian menuangkan dalam proposal yang berjudul :

“Penggunaan dan Perawatan Alat Pemadam Api Ringan Guna Meminimalisir Bahaya Kebakaran Diatas Kapal”.

B. RUMUSAN MASALAH

Maka dapat diambil pokok permasalahan yang selanjutnya menjadi rumusan masalah agar memudahkan dalam solusi pemecahannya. Adapun pokok permasalahnnya adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana cara penggunaan alat pemadam api ringan di atas kapal ? 2. Bagaimana cara perawatan alat pemadam api ringan di atas kapal ?

(17)

4

C. TUJUAN PENELITIAN

Proposal ini dibuat untuk mengembangkan pikiran dan pengalaman menyangkut berbagai masalah yang terjadi diatas kapal, khususnya pada upaya penggunaan dan perawatan alat pemadam api ringan diatas kapal.

Adapun tujuan yang dicapai dalam penulisan proposal diantaranya adalah : 1. Untuk mengetahui cara penggunaan alat pemadam api ringan di atas

kapal.

2. Untuk mengetahui cara perawatan alat pemadam api ringan di atas kapal.

D. MANFAAT PENELITIAN

Dengan adanya penelitian ini, manfaat yang ingin dicapai penulis dalam penelitian ini antara lain :

1. Manfaat Secara Teoritis

Dengan melaksanakan pelatihan-pelatihan penggunaan dan perawatan sesuai dengan prosedur diatas kapal, diharapkan bagi penulis, pembaca, pelaut, maupun kalangan umum dapat menambahkan pengetahuan tentang cara penggunaan dan perawatan alat pemadam api ringan secara benar, sehingga dapat diterapkan dimanapun apabila terjadi bahaya kebakaran.

2. Manfaat Secara Praktis

Dengan membaca penelitian ini diharapkan bagi penulis, pembaca, pelaut, maupun kalangan umum dapat memahami dan menerapkan cara penggunaan dan perawatan alat pemadam api ringan pada saat terjadi kebakaran diatas kapal. Sehingga dapat dipadamkan dengan cepat dan kerusakan materi maupun lingkungan akibat kebakaran dapat diperkecil.

(18)

5

Membagi pengetahuan dan wawasan khususnya bagi para crew kapal dan para taruna di Politeknik Pelayaran Surabaya sebagai calon perwira, agar dapat dijadikan sebagai bahan acuan bagi peneliti berikutnya untuk dapat menyajikan hasil penelitian yang lebih baik dan diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi calon perwira kapal tentang penggunaan dan perawatan alat pemadam api ringan diatas kapal.

(19)

6 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. REVIEW PENEITIAN SEBELUMNYA

Literature review merupakan sebuah sintesis dari berbagai macam hasil penelitian terdahulu sehingga dalam sebuah Literature review harus ada banyak kajian dari riset sebelumnya. Penggunaan dari Literature review pada dasarnya penting untuk dilakukan dalam mengawali sebuah penelitian, mengingat sangat memungkinkan bidang yang akan kita kaji memiliki kedekatan atau kesamaan dengan bidang lain yang tengah diteliti sebelumnya.

Berdasarkan Literature review yang sudah dibaca dan dikaji oleh penulis bahwa penelitian yang dibuat oleh penulis memiliki kesamaan dalam segi pengertian pencegahan kebakaran dan penanggulangannya, namun berbeda dalam segi keseluruhan dari judul, masalah, isi, dan penyajiannya.

Tabel 2.1 Review Penelitian Sebelumnya

NO PENULIS JUDUL HASIL

1 Adzwar mudztahid

MELAKUKAN PENCEGAHAN

&

PEMADAMAN KEBAKARAN DI KAPAL

Mengetahui cara untuk mencegah dan

memadamkan api diatas kapal

(20)

7

B. LANDASAN TEORI 1. Pengertian Penggunaan

Penggunaan sebagai aktifitas memakai sesuatu atau membeli sesuatu berupa barang dan jasa. Pembeli dan pemakai yang dapat disebut pula sebagai konsumen barang dan jasa. Dalam penelitian ini penggunaan adalah pemakaian pada fitur-fitur yang ada pada alat pemadam api ringan guna meminimalisir kebakaran diatas kapal (Isnaini, 2009).

2. Pengertian Perawatan

Berdsarkan buku AFF (Advanced Fire Fighting) yang diterbitkan oleh Politeknik Pelayaran Surabaya 2010. Perawatan adalah suatu usaha yang dilakukan secara sengaja dan sistematis terhadap peralatan hingga mencapai hasil/kondisi yang dapat diterima dan diinginkan (Parera et al., 2018).

3. Pengertian Alat Pemadam Api Ringan

Berdasarkan buku AFF (Advanced Fire Fighting) yang diterbitkan oleh Politeknik Pelayaran Surabaya 2010. Alat pemadam api ringan (APAR) adalah alat pemadam kebakaran yang dapat dibawa dan digunakan/dioperasikan oleh satu orang serta berdiri sendiri. Alat pemadam api ringan umumnya berbentuk tabung yang diisikan dengan bahan pemadam api yang bertekanan tinggi. Alat pemadam api ringan merupakan peralatan wajib yang harus dilengkapi oleh setiap perusahaan dalam mencegah terjadinya kebakaran yang dapat mengancam keselamatan pekerja dan set perusahaannya (RAHMAT, 2018).

(21)

8

4. Pengertian Kebakaran

Kebakaran adalah nyala api baik kecil maupun besar pada tempat, situasi, dan waktu yang tidak dikehendaki yang bersifat merugikan dan pada umumnya sulit untuk dikendalikan (HARLINANTO, 2015).

a. Jenis-jenis Alat Pemadam Api Ringan

Berdasarkan buku AFF (Advanced Fire Fighting) yang diterbitkan oleh Politeknik Pelayaran Surabaya 2010. Berikut ini adalah jenis- jenis alat pemadam api ringan yang masih digunakan saat ini dan metode prinsip kerjanya alat pemadam api ringan tersebut adalah sebagai berikut :

1) Water Fire Extinguisher

Air adalah salah satu agen api yang paling umum digunakan pemadam. Alat pemadam ini menggunakan air sebagai bahan pemadam. Jenis pemadam ini cocok untuk memadamkan api yang membakar kertas dan kayu. Dan tidak boleh digunakan pada area- area yang terdapat peralatan yang menggunakan listrik atau cairan kimia organik yang tidak larut didalam air. Mempunyai ciri-ciri utama full berwarna merah dan terdapat tulisan (WATER) pada tabung.

(22)

9

Gambar 2. 1 Water Fire Extinguisher

Sumber: Advanced Fire Fighting book: 2010

2) Gases Fire Extinguisher (CO2 – Carbon Dioxide)

Jenis pemadam ini menggunakan CO2 (karbon dioksida) sebagai bahan pemadam. Alat pemadam ini akan mengeluarkan awan karbon dioksida dan partikel COP padat pada saat digunakan. Jenis pemadam ini digunakan untuk area dimana terdapat peralatan elektronik sehingga peralatan tersebut tidak rusak, seperti instrument laboratorium, server, komputer, dsb.

Sangat efisien serta efektif digunakan dalam ruangan seperti kantor, lab, dan ruangan lainnya.

Kontruksi tabung dirancang khusus untuk menahan tekanan tinggi dan dilengkapi dengan selang yang panjang dengan nozzle yang berbentuk corong. Carbon dioxide (CO2) dapat menyerap panas dan sekaligus mendinginkan dan ini tidak berbahaya terhadap tumbuhan dan hewan.

(23)

10

Jenis pemadam ini tidak boleh digunakan pada area confine space karena awan karbon dioksida dapat membahayakan bagi personel kebakaran itu sendiri. Jenis pemadam CO2 ini juga tidak boleh digunakan untuk kebakaran bahan logam atau metal. Sangat cocok untuk memadamkan api yang terjadi akibat konsleting listrik, karena bersih dan aman untuk alat listrik khususnya.

Mempunyai ciri-ciri utama tabung berwarna merah dan terdapat tulisan (CO2) berwarna hitam pada tabung dan memiliki penyemprot khusus pada bagian depan selang.

Gambar 2. 2 Gases Fire Extinguisher

Sumber: Advanced Fire Fighting book: 2010

3) Powder Extinguisher

Jenis pemadam ini mengandung serbuk kering yang bersifat inert seperti serbuk silica yang dicampur dengan serbuk sodium bikarbonat. Serbuk dipompa keluar tabung dengan bantuan gas

(24)

11

karbon dioksida yang berasal dari catridge. Serbuk yang dikeluarkan akan menyelimuti bahan yang terbakar sehingga memisahkan oksigen yang merupakan salah satu kompenen kebakaran. Adanya karbon dioksida juga akan menyingkirkan oksigen sehingga dapat memadamkan api. Powder merupakan kombinasi dari fosfat Mono-amonium dan ammonium sulphate yang berfungsi mengganggu reaksi kimia yang terjadi pada zona kebakaran. Powder juga memiliki titik lebur yang rendah dan pada partikel yang sangat kering untuk membentuk penghalang yang hingga oksigen tidak dapat masuk.

Merupakan media pemadam api serbaguna, aman dan luas pemakaiannya, dapat menahan radiasi panas dengan serbuk partikelnya. Powder ini mengandung bahan kimia kering yang tidak beracun (non toxic) serta tidak menghantarkan listrik (non konduktif). bahan ini tidak berbahaya terhadap tumbuhan, hewan, terutama manusia.

Sangat tidak disarankan untuk digunakan pada area yang terdapat peralatan produksi atau instrument produksi yang sangat bernilai, karena serbuk-serbuk pemadam dapat merusak komponen-komponen peralatan tersebut. Mempunyai ciri-ciri utama pada sebagian merk tabung full berwarna biru, dan pada merk lain tabung berwarna merah dan terdapat tulisan (POWDER) berwarna biru pada tabung.

(25)

12

Gambar 2. 3 Powder Fire Extinguisher

Sumber: Advanced Fire Fighting book: 2010 4) Foam Extinguisher

Jenis pemadam ini menggunakan bahan kimia yang dapat membentuk busa yang stabil dan didorong dengan karbon dioksida pada saat keluar dari tabung. Foam adalah berbasis air dan sering mengandung surfaktan berbasis hidrokarbon seperti sulfat sodium alkyl. Fluro surfactant seperti : flurotelmers. Asam perfluorooktanoat (PFOA), Asam perfluorooktanasulfonat (PFOS). Foam yang keluar akan menyelimuti bahan yang terbakar sehingga dapat memadamkan api karena oksigen tidak bisa masuk untuk proses kebakaran.

Foam ini bersifat konduktif (penghantar listrik). Jenis pemadam ini dapat digunakan pada area dimana jenis pemadam air tidak bisa digunakan. Seperti pada area yang terdapat minyak yang tidak bisa bercampur dengan air. Mempunyai ciri-ciri utama tabung berwarna merah dan terdapat tulisan (FOAM) berwarna krem pada tabung.

(26)

13

Gambar 2. 4 Foam Fire Extinguisher

Sumber: Advanced Fire Fighting book: 2010 b. Bagian–bagian Alat Pemadam Api Ringan

Berdasarkan Buku AFF (Advanced Fire Fighting) yang diterbitkan oleh Politeknik Pelayaran Surabaya 2010. Bagian-bagian Alat Pemadam Api Ringan terbagi menjadi 8 bagian, yaitu :

1) Tabung (tube)

Tabung spare part untuk tabung pemadam api ringan, tabung (tube) yang baik dipakai terbuat dari bahan berkualitas tinggi baja dan banyak diterapkan dalam kimia, metalurgi, mekanik.

Sehingga tahan terhadap bahan kimia serta tahan terhadap tekanan yang terukur. Tabung berbentuk seamless yaitu tabung yang dibuat tanpa adanya las.

2) Valve

Berfungsi untuk menutup dan membuka aliran media (isi) yang berada di dalam tabung.

(27)

14

3) Handles

Berfungsi sebagai pegangan untuk menekan serta membantu valve dalam melakukan fungsinya.

4) Pressure

Berfungsi untuk menunjukkan tekanan N2 dalam tabung.

5) Hose

Berfungsi sebagai pegangan untuk mengarahkan media pada sumber api.

6) Sabuk tabung

Berfungsi sebagai dudukan selang pada tabung.

7) Pin pengaman

Berfungsi sebagai pengaman tabung.

8) Bracket / hanger

Berfungsi sebagai gantungan APAR.

Gambar 2. 5 Bagian-bagian Alat Pemadam Api Ringan

Sumber: Advanced Fire Fighting book: 2010

(28)

15

c. Penempatan Alat Pemadam Api Ringan

Berdasarkan buku AFF (Advanced Fire Fighting) yang diterbitkan oleh Politeknik Pelayaran Surabaya 2010. Prinsip penempatan alat pemadam api ringan harus diletakkan di daerah yang :

1) Mudah dilihat.

2) Cepat diambil dan digunakan.

3) Tidak akan memungkinkan si pemakai terjebak bila kebakaran meluas.

4) Bebas dari kemungkinan kerusakan.

5) Penyebaran merata, sedapat mungkin pada tempat yang homogen.

6) Penempatan alat pemadam api ringan jangan terlalu tinggi, tidak melebihi standar, yaitu 120 cm.

Gambar 2. 6 Penempatan Alat Pemadam Api Ringan

Sumber: Advanced Fire Fighting book: 2010 d. Cara Penggunaan Alat Pemadam Api Ringan

Pada buku AFF (Advanced Fire Fighting) yang diterbitkan oleh Politeknik Pelayaran Surabaya 2010. Menjelaskan tentang cara penggunaan alat pemadam api ringan sebagai berikut :

1) Pull atau tarik pin hingga segel putus atau terlepas.

(29)

16

Pin berada diatas tabung APAR (Alat Pemadam Api Ringan) Pin juga berfungsi sebagai pengaman handle atau pegangan dari penekanan alat pemadam api yang tidak disengaja.

2) Aim atau arahkan nozzle atau ujung hose.

Alat pemadam api yang kita pegang ke arah pusat api.

3) Squeeze atau tekan handle atau pegangan.

Untuk mengeluarkan atau menyemprotkan isi tabung. Pada beberapa merk handle penyemprot terletak dibagian ujung hose.

4) Sweep atau sapukan nozzle.

Yang kita pegang ke arah kiri dan kanan api, agar media yang disemprotkan merata mengenai api yang sedang terbakar.

Perlu di ingat setiap jenis alat pemadam api ringan memiliki kemampuan jangkauan yang berbeda, disamping itu perhatikan arah angin sebelum kita mulai menyemprotkan isi tabung pemadam api ringan. Jangan sampai posisi kita berdiri berlawanan dengan arah angin, karena angin akan meniup kembali media yang kita semprotkan kearah kita berdiri. Sebaiknya kita berdiri diposisi membelakangi arah angin selain untuk menghindari tiupan hawa panas juga menghindarkan kita dari media yang kita semprotkan kembali kearah kita.

(30)

17

Gambar 2. 7 Cara Penggunaan Alat Pemadam Api Ringan

Sumber: Advanced Fire Fighting book: 2010

Gambar 2. 8 Cara Penggunaan Alat Pemadam Api Ringan

Sumber: Advanced Fire Fighting book: 2010 e. Cara Perawatan Alat Pemadam Api Ringan

Pada buku AFF (Advanced Fire Fighting) yang diterbitkan oleh Politeknik Pelayaran Surabaya 2010. Berikut beberapa cara perawatan alat pemadam api ringan:

1) Tips dan tata cara perawatan alat pemadam api ringan setiap bulan:

a. Pertama lakukan pembersihan pada body/tabung dari debu maupun karat, caranya gosoklah tabung tersebut dengan lap basah sehingga bersih dari debu, setelah itu jika ada karat

(31)

18

bisa gunakan pembersih karat, lalu akhiri dengan menggosok ulang dengan menggunakan lap kering.

b. Untuk tabung type cartridge jangan lupa periksa bagian leher tabung alat pemadam api dengan membuka threaded tabung tersebut dan cek apakah segel masih dalam keadaan utuh atau tidak. Lalu pasang kembali ke posisi semula.

c. Usahakan agar tabung alat pemadam api ringan terhindar dari kontak langsung matahari dan hujan. Sebaiknya berikan pelindung atau penutup pada tabung guna menjaga kualitas tabung agar tetap tahan lama.

d. Lakukan pemeriksaan terhadap gas pendorong di dalam tabung, pastikan masih dalam keadaan bertekanan dengan cara memeriksa posisi jarum yang terdapat di pressure gauge berada di posisi 15 s/d 20 bar.

e. Khusus alat pemadam api ringan, jika posisi tabung digantung menggunakan bracket, atau pengait. Pastikan bracket dalam keadaan kuat dan melekat sempurna dengan dinding.

f. Untuk menghindari zat pemadam di dalam tabung, terutama alat pemadam api Dry Chemical Powder, anda bisa membolak-balikan tabung, anda bisa lakukan hingga 3 sampai dengan 5 kali dengan perlahan dan hati-hati.

(32)

19

g. Jika alat pemadam api yang anda miliki adalah tabung model Wheeled Trolley atau tabung pemadam beroda lakukanlah pelumasan rutin pada roda tabung.

h. Pastikan jari-jari, velg, dan posisi roda dalam keadaan baik.

Agar menghindari kemacetan roda, patah velg dan jari-jari, saat tabung akan digunakan atau dipindahkan dari posisi sebelumnya.

2) Tips dan tata cara perawatan alat pemadam api ringan setiap tahun:

a. Perawatan teratur tiap-tiap tahunnya yang disarankan serta direferensikan oleh Ketentuan Dari Suku Dinas Pemadam Kebakaran (DAMKAR) yaitu lakukan isi ulang atau refilling medium extinguisher. Kami sediakan layanan isi ulang semua merk serta type tabung pemadam api ringan. Serta kami juga sediakan layanan service ataupun perbaikan untuk tiap-tiap isi alat pemadam kebakaran.

b. Perawatan teratur tiap-tiap tahunnya harus melakukan overhaul serta tune-up masing-masing spare part dari beberapa instrument tabung. Lantas tahap akhir yaitu hydrostatic, tes uji kelayakan pada tabung. Kami siap melayani sejumlah apa pun keperluan anda untuk isi ulang tabung alat pemadam api ringan dengan kurun waktu yang efisien serta dapat dihandalkan. Juga bersedia di panggil,

(33)

20

untuk lakukan isi ulang tabung alat pemadam api ditempat yang anda kehendaki.

Alat pemadam api ringan dapat membantu mematikan api kebakaran ringan hingga sedang. Spare part yang tergabung menjadi sebuah alat pemadam api ringan mampu digunakan dalam jangka waktu yang cukup lama sekitar 3-7 tahun dengan cara penyimpanan yang sesuai dengan standar. Alat pemadam api ringan pun dapat dilakukan isi ulang atau sering disebut dengan refil saat habis terpakai atau telah melewati masa kadaluarsa media selama 1-2 tahun.

(34)

21

C. KERANGKA PENELITIAN

Peneliti ingin mengetahui pemahaman awak kapal MV. Strait Mas terhadap penggunaan dan perawatan alat pemadam api ringan guna meminimalisir kebakaran diatas kapal. Objek yang dipilih peneliti adalah awak kapal MV. Strait Mas. Masalah yang muncul adalah kurangnya kemampuan dan pemahaman awak kapal dalam penggunaan dan perawatan alat pemadam api ringan diatas kapal. Masalah tersebut, dipengaruhi oleh lingkungan sekitar kapal tidak mendukung adanya pelatihan penggunaan dan perawatan alat pemadam api ringan. Untuk mengatasi masalah tersebut, dilakukan pelatihan penggunaan dan perawatan alat pemadam api ringan diatas kapal. Sehingga meningkatkan pemahaman awak kapal dalam penggunaan dan perawatan alat pemadam api ringan.

(35)

22

Bagan 2.1 Kerangka Penelitian

Pemahaman awak kapal terhadap penggunaan dan perawatan alat pemadam api ringan

Kurangnya kesadaran awak kapal untuk melakukan pelatihan penggunaan dan perawatan alat pemadam api

ringan.

Kurangnya pemahaman tentang penggunaan dan perawatan alat pemadam api

ringan.

Kurangnya kemampuan dan pemahaman awak kapal dalam penggunaan dan perawatan alat pemadam api ringan diatas kapal.

Lingkungan sekitar kapal tidak mendukung adanya pelatihan penggunaan dan perawatan alat pemadam api ringan.

Dilakukan pelatihan penggunaan dan perawatan alat pemadam api ringan diatas kapal

Meningkatkan pemahaman awak kapal dalam penggunaan dan perawatan alat pemadam api ringan diatas kapal.

(36)

23 BAB III

METODE PENELITIAN

A. JENIS PENELITIAN

Penelitian merupakan suatu proses dari suatu rangkaian langkah-langkah yang dilakukan secara terencana dan sistematis, guna mendapatkan pemecahan masalah atau jawaban terhadap pernyataan-pernyataan tertentu.

Karya ilmiah terapan ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan dan mengolah data yang sifatnya deskriptif, seperti transkripsi wawancara, catatan lapangan, gambar, foto rekaman video dan lain-lain. Sehingga metode penelitian berisi pengetahuan yang mengkaji ketentuan mengenai metode-metode yang digunakan dalam penelitian. Pada umumnya penelitian merupakan refleksi keinginan untuk memperoleh dan mengembangkan pengetahuan yang merupakan kebutuhan dasar manusia sehingga menjadi motivasi untuk melakukan penelitian (Gunawan, 2013).

B. LOKASI PENELITIAN 1. Waktu Penelitian

Penulis melakukan penelitian, pada saat penulis melaksanakan praktek laut di MV. Lagun Mas (07 Oktober 2018-04 April 2019) dan MV. Strait Mas (04 April 2019-28Oktober 2019).

2. Tempat Penelitian

Penulis melaksanakan penelitian diatas kapal container milik perusahaan pelayaran Tempuran Emas Line di kapal MV. Strait Mas.

(37)

24

C. JENIS DAN SUMBER DATA

Data yang dikumpulkan dan digunakan dalam penyusunan proposal ini adalah data yang merupakan informasi yang diperoleh penulis melalui pengamatan langsung dan wawancara. Dari sumber-sumber ini diperoleh data sebagai berikut.

1. Data Primer

Menurut (Jonathan, 2006:129). Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber pertama melalui prosedur dan dicatat. Dalam hal ini penulis memperoleh data primer dengan cara langsung dari hasil wawancara dengan pihak terkait, yang mengetahui tentang permasalahan yang akan penulis angkat. Penulis memperoleh dari hasil wawancara atau berdiskusi dengan mualim dan perwira lain yang lebih tahu tentang permasalahan ini dikapal.

2. Data sekunder

Menurut (Jonathan, 2006:129). Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber tidak langsung yang biasanya berupa data dokumentasi dan arsip-arsip resmi, yang diusahakan sendiri pengumpulannya oleh penulis, selain dari sumbernya yang diteliti. Data ini diperoleh dari buku-buku dan internet yang berkaitan dengan obyek penelitian proposal atau yang berhubungan dengan permasalahan yang akan dibahas, yang diperlukan sebagai pedoman teoritis dan ketentuan formal dari keadaan nyata dalam observasi. Serta dari informasi lain yang telah disampaikan pada saat kuliah.

(38)

25

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang penulis lakukan sebelumnya, maka dalam penyusun proposal ini dibutuhkan suatu pengamatan di atas kapal. Sehingga mampu mendapatkan data yang benar, agar tujuan penulisan dapat tercapai dan sesuai dengan judul yang penulis ambil. Disini penulis menggunakan beberapa metode dalam penulisan proposal ini. Adapun 3 teknik metode pengumpulan data yang penulis pergunakan yaitu :

1. Metode Wawancara

Interview atau wawancara adalah teknik pengumpulan data melalui proses tanya jawab lisan yang berlangsung satu arah, artinya pertanyaan datang dari pihak yang mewawancarai dan jawaban diberikan oleh pihak yang diwawancarai. Metode wawancara ini sangat efektif untuk mendapatkan penjelasan yang lebih rinci mengenai pertanyaan- pertanyaan atau banyak hal yang tidak dipahami dalam hal permasalahan yang berhubungan dengan topik yang akan dibahas. Adapun tujuan pokok dari wawancara adalah agar memperoleh keterangan-keterangan secara langsung mengenai obyek yang dituju, dan mendapatkan data-data serta jawaban-jawaban yang penulis belum mengerti dan belum tahu yang menjadi pokok permasalahan karya ilmiah terapan ini. Karena dengan wawancara akan memperoleh data-data yang aktual.

2. Metode Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui suatu pengamatan, dengan disertai pencatatan-pencatatan terhadap keadaan atau perilaku objek sasaran. Metode ini dilakukan melalui pengamatan langsung pada obyek. Tujuan penulis mengadakan observasi

(39)

26

adalah agar mengerti akan pengetahuan dari pada awak kapal dalam penggunaan dan perawatan alat pemadam api ringan.

3. Metode dokumentasi

Metode ini dilakukun dengan cara training pada saat penulis melakukan praktek layar diatas kapal MV. Strait Mas sehingga penulis dapat mengetahui pentingnya keselamatan, kesehatan dan kerja bagi awak kapal.

D. PEMILIHAN INFORMAN

Dalam penelitian ini subjek penulis atau informan merupakan awak kapal sehari-hari seperti kapten, mualim II, dan mualim III yang bersinggungan dengan masalah penggunaan dan perawatan alat pemadam api ringan diatas kapal MV. Strait Mas.

E. TEKNIK ANALISIS DATA

Penyajian untuk penulisan karya ilmiah terapan ini adalah menggunakan metode Deskriptif. Yaitu penulisan yang berisi paparan dan uraian mengenai suatu obyek permasalahan yang timbul pada saat tertentu. Metode ini digunakan untuk memaparkan secara rinci dengan tujuan memberikan informasi mengenai masalah yang timbul dan berhubungan dengan materi pembahasan karya ilmiah terapan ini.

Menurut Miles dan Huberman (dalam Sugiyono, 2010). Menyatakan bahwa aktivitas dalam pengolahan dan analisis data meliputi data reduction, data display, conclusion drawing/verification. Langkah-langkah tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

(40)

27

1. Data collecting

Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya. Instrumen pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Instumen sebagi alat bantu dalam menggunakan metode pengumpulan data merupakan sarana yang dapat diwujudkan dalam benda, misalnya angket, perangkat tes, pedoman wawancara, pedoman observasi, skala dan sebaginya.

Instrumen penelitian merupakan sesuatu yang amat penting dan strategi kedudukannya didalam keseluruhan kegiatan penelitian. Dengan instrumen akan diperoleh data yang merupakan bahan penting untuk menjawab permasalahan, mencari sesuatu yang akan digunakan untuk mencapi tujuan.

Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian.

2. Data Reduction

Melakukan reduksi data dapat diartikan sebagai upaya merangkum dan memilih hal-hal pokok serta memfokuskan diri pada data yang relevan dengan permasalahan yang dikaji. Pada kenyataannya, data temuan di lapangan bisa sangat beragam dan heterogen, sehingga perlu dilakukan pemilahan dan penyusunan secara sistematis agar diperoleh data yang dibutuhkan.

3. Data Display

Setelah data di reduksi, tahap berikutnya adalah melakukan display atau penyajian data sehingga temuan dapat digambarkan secara utuh, menyeluruh, sehingga bagian-bagian pokoknya terlihat jelas untuk memudahkan

(41)

28

pemaknaan. Sugiyono (2010), menyatakan bahwa penyajian data dalam penelitian kualitatif dapat dilakukan melalui uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart, dan sejenisnya.

4. Conclusion and Verification

Tahapan berikutnya dari analisis data adalah penarikan kesimpulan (konklusi) dan verifikasi. Berdasarkan reduksi dan display data temuan penelitian, peneliti dapat menarik kesimpulan. Penarikan kesimpulan dalam penelitian kualitatif, pada dasarnya masih bersifat sementara, karena data hasil temuan harus diverifikasi dan diperiksa keabsahannya melalui berbagai teknik.

Verifikasi yang dilakukan bertujuan untuk mempertajam pemaknaan temuan, sehingga diperoleh kesimpulan yang benar-benar menggambarkan realita.

(42)

29

DAFTAR PUSTAKA

Bahasa, B. P. (2016). Kamus Besar Bahasa Indonesia 5th edition. Jakarta: Balai Pustaka.

Express, Z. (2017, April 21). Berita Kebakaran Kapal. Diambil kembali dari Liputan6: http://www.Liputan6.com/indonesia/berita/157172-kronologi- terbakarnya-kapal-zahro-express

Gunawan, I. (2013). Metode penelitian kualitatif. Jakarta: Bumi Aksara, 143.

HARLINANTO, A. A. (2015). PENERAPAN ALAT PEMADAM API RINGAN (APAR) DAN JALUR EVAKUASI SERTA PENANGGULANGAN

KEBAKARAN DI RSUD dr. R. SOETIJONO KABUPATEN BLORA.

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG.

Isnaini, S. (2009). APAR (alat pemadam api ringan) dan instalasi hydrant sebagai salah satu upaya pencegahan dan penanggulangan kebakaran di area pabrik I PT. Petrokimia Gresik.

Parera, F. S., Nugroho, A., & Rachmat, A. N. (2018). PERANCANGAN KEBUTUHAN APAR (ALAT PEMADAM API RINGAN) PADA GUDANG MINYAK PELUMAS DI DIPO LOKOMOTIF. Seminar K3, 2(1), 781–784.

RAHMAT, K. L. (2018). OPTIMALISASI PENGGUNAAN ALAT-ALAT PEMADAM KEBAKARAN DI MV. MERATUS GORONTALOv.

POLITEKNIK ILMU PELAYARAN SEMARANG.

SURABAYA, P. (2003). Basic Safety Training. Surabaya: POLTEKPEL SURABAYA.

SURABAYA, P. (2010). Advanced Fire Fighting. Surabaya: POLTEKPEL SURABAYA.

Surabaya, P. P. (2017). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Terapan. Surabaya:

Politeknik Pelayaran Surabaya.

Gambar

Tabel 2.1 Review Penelitian Sebelumnya
Gambar 2. 1 Water Fire Extinguisher
Gambar 2. 2 Gases Fire Extinguisher
Gambar 2. 3 Powder Fire Extinguisher
+5

Referensi

Dokumen terkait

Dokumen Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Mojokerto tahun 2019-2023, disusun untuk menjabarkan visi, misi,

Hal tersebut didukung dengan: (1) Validitas perangkat pembelajaran kooperatif tipe MURDER pada mata pelajaran memperbaiki peralatan rumah tangga listrik termasuk

Chemical Oxygen Demand (COD) atau Kebutuhan Oksigen Kimia (KOK) adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zat-zat organik yang ada dalam 1 L sampel air,

Jadi jelasnya tenaga cadangan atau tenaga dalam itu adalah suatu getaran atau aliran yang mempunyai sifat berbeda (panas atau dingin) yang berasal dari dalam tubuh kita, yang dapat

Bagaimana fungsi diskriminan yang terbentuk dari pengelompokan jenis kaleng berdasarkan citra RGB pada data latih dan data uji dengan reduksi peubah bebas dan pada data latih dan

Saat mengkonsumsi minuman beralkohol 18,96% merasakan biasa saja, sebanyak 15,51 responden menyatakan perasaan senang karena dapat menghilangkan permasalahan yang dihadapi,

Dikatakan dalam pasal 14 RUU tentang Percepatan Pembangunan Daerah Kepulauan bahwa pembangunan ekonomi daerah kepulauan dilakukan untuk mewujudkan keseimbangan dalam pengelolaan

materi. Dalam suatu ekosistem, terdapat interaksi yang saling berpengaruh antar komponennya. Saling ketergantungan antarkomponen abiotik, diantaranya konsumen bergantung