Analisis Faktor-Faktor Penyebab Kredit Macet Oleh Nasabah Sektor Usaha Agribisnis
(Analysis of Factors Contributing to the Bad Debt By Customer Agribu Sector (Case Study On BPR
Kurnia Maiza Satria
1Program Studi Agribisnis,
Abstrak - Tujuan penelitian ini untuk m
kredit BPR Aceh Besar pada sektor usaha agribisnis yang mengalami kredit macet, dan untuk mengetahui Fa
pelaku usaha agribisnis pada BPR Aceh Besar.
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Aceh Besar J
NO.5 Lambaro Kecamatan Ingin Jaya Kabupaten Aceh Besar.
penelitian ini adalah nasabah BPR Aceh besar yang mengalami penunggakan pengembalian kredit khususnya pada nasabah usaha agribisnis dalam penelitian ini pengaruh penunggakan pengembalian kredit disebabkan oleh beberapa faktor meliputi: umur peminjam, pengalaman usaha, jumlah tanggungan keluarga, tingkat pendidikan, dan omset usaha
karakteristik responden yang mengalami kredit macet di BPR Aceh Besar rata rata berumur 37 tahun, dengan tingkat pendidikan
pengalaman dalam usaha berdagang rata yang dimiliki sebanyak 2 orang.
sayuran dan kelontong
terbanyak yaitu 2009 dengan jumlah 4 orang dan paling lama tahun 2004 sebanyak 1 orang. Sedangkan hasil analisis memperlihatkan bahwa fa umur, dan tingkat pendidikan mempunyai hubungan negati
terjadinya kredit macet, sedangkan tingkat pengalaman usaha, tanggungan dan omset usaha mempunyai hubungan positif terhadap penyebab kredit macet oleh pedagang di sektor agribisnis.
Kata Kunci : Kredit Ma
Abstract - The purpose of this study to determine the characteristics of their loan borrowers Aceh Besar in the sector of agribusiness that has bad credit and to determine the factors that cause the bad loans by
BPR Aceh Besar. The location of this research is in the rural banks (BPR) in Aceh Besar Jln. Banda Aceh Medan KM. 9 NO.5 Lambaro District Ingin Jaya, Aceh Besar district. The object of this research is great Aceh BPR customers who experienced a delay in the repayment of credit, especially in the agri
Faktor Penyebab Kredit Macet Oleh Nasabah Sektor Usaha Agribisnis (Studi Kasus Pada BPR Aceh Besar)
Analysis of Factors Contributing to the Bad Debt By Customer Agribu Sector (Case Study On BPR Aceh Besar))
Kurnia Maiza Satria1, Suyanti Kasimin1, T. Makmur
Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui karakteristik peminjam Aceh Besar pada sektor usaha agribisnis yang mengalami kredit macet, dan untuk mengetahui Faktor yang menyebabkan kredit macet oleh pelaku usaha agribisnis pada BPR Aceh Besar. Lokasi penelitian ini adalah Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Aceh Besar Jln. Banda Aceh Medan KM. 9 NO.5 Lambaro Kecamatan Ingin Jaya Kabupaten Aceh Besar.
penelitian ini adalah nasabah BPR Aceh besar yang mengalami penunggakan pengembalian kredit khususnya pada nasabah usaha agribisnis dalam penelitian unggakan pengembalian kredit disebabkan oleh beberapa faktor meliputi: umur peminjam, pengalaman usaha, jumlah tanggungan keluarga, tingkat pendidikan, dan omset usaha. Hasil penelitian menunjukkan arakteristik responden yang mengalami kredit macet di BPR Aceh Besar rata rata berumur 37 tahun, dengan tingkat pendidikan tamatan SMP, mempunyai pengalaman dalam usaha berdagang rata-rata 12 tahun dan jumlah tanggungan yang dimiliki sebanyak 2 orang. Dengan jenis pekerjaan utama yaitu
sayuran dan kelontong. Bila dilihat dari tahun mulainya usaha ini yang terbanyak yaitu 2009 dengan jumlah 4 orang dan paling lama tahun 2004 sebanyak 1 orang. Sedangkan hasil analisis memperlihatkan bahwa fa
, dan tingkat pendidikan mempunyai hubungan negati
terjadinya kredit macet, sedangkan tingkat pengalaman usaha, tanggungan dan omset usaha mempunyai hubungan positif terhadap penyebab kredit macet oleh
tor agribisnis.
Kredit Macet, Nasabah, Sektor Agribisnis
The purpose of this study to determine the characteristics of their loan borrowers Aceh Besar in the sector of agribusiness that has bad credit and to determine the factors that cause the bad loans by businesses agribusiness BPR Aceh Besar. The location of this research is in the rural banks (BPR) in Aceh Besar Jln. Banda Aceh Medan KM. 9 NO.5 Lambaro District Ingin Jaya, Aceh Besar district. The object of this research is great Aceh BPR customers experienced a delay in the repayment of credit, especially in the agri
Faktor Penyebab Kredit Macet Oleh Nasabah Sektor Aceh Besar)
Analysis of Factors Contributing to the Bad Debt By Customer Agribusiness
, T. Makmur1
Universitas Syiah Kuala
engetahui karakteristik peminjam Aceh Besar pada sektor usaha agribisnis yang mengalami kredit tor yang menyebabkan kredit macet oleh Lokasi penelitian ini adalah di Banda Aceh Medan KM. 9 Objek dalam penelitian ini adalah nasabah BPR Aceh besar yang mengalami penunggakan pengembalian kredit khususnya pada nasabah usaha agribisnis dalam penelitian unggakan pengembalian kredit disebabkan oleh beberapa faktor meliputi: umur peminjam, pengalaman usaha, jumlah tanggungan Hasil penelitian menunjukkan arakteristik responden yang mengalami kredit macet di BPR Aceh Besar rata- amatan SMP, mempunyai rata 12 tahun dan jumlah tanggungan an jenis pekerjaan utama yaitu pedagang . Bila dilihat dari tahun mulainya usaha ini yang terbanyak yaitu 2009 dengan jumlah 4 orang dan paling lama tahun 2004 sebanyak 1 orang. Sedangkan hasil analisis memperlihatkan bahwa faktor , dan tingkat pendidikan mempunyai hubungan negatif terhadap terjadinya kredit macet, sedangkan tingkat pengalaman usaha, tanggungan dan omset usaha mempunyai hubungan positif terhadap penyebab kredit macet oleh
The purpose of this study to determine the characteristics of their loan borrowers Aceh Besar in the sector of agribusiness that has bad credit and businesses agribusiness BPR Aceh Besar. The location of this research is in the rural banks (BPR) in Aceh Besar Jln. Banda Aceh Medan KM. 9 NO.5 Lambaro District Ingin Jaya, Aceh Besar district. The object of this research is great Aceh BPR customers experienced a delay in the repayment of credit, especially in the agri-
business customers in this study the effect of non
due to several factors including: the age of the borrower, business experience, number of dependents, level
showed characteristics of respondents who experienced bad credit in Aceh Besar BPR average age was 37 years, with a junior high education level graduates, have experience in trading business an average of 12 yea
number of dependents who owned as many as 2 people. Main types of work vegetables and grocery merchants. When viewed from the start of this business is that most of 2009 with the number of 4 and a maximum of 2004 as many as one person. While the
education has a negative correlation to the occurrence of bad loans, while the level of business experience, business turnover of dependents and have a positive relationship to the causes of bad loans
agribusiness sector.
Keywords: Bad Debt, Customer, Agribusiness Sector
Jumlah Bank yang beroperasi di Indonesia tercatat sebanyak 1
umum dan 5023 BPR. Total asset perbankan nasional adalah Rp. 1.465,3 triliun dengan total dana
mencapai Rp. 1.270,6 triliun. Jumlah dana tersebut menunjukkan bahwa masyarakat masih menaruh kepercayaan terhadap perbankan
investasi dan sebagai institusi penyimpanan dana
Perkembangan perbankan Indonesia pada 6 tahun terakhir dilihat dana pihak ketiga, kredit yang disalurkan dan perkembangan jumlah kantornya disajikan pada Gambar
Gambar 1. DPK, Kredit dan DPK Perbankan 1993
business customers in this study the effect of non-payment of loan repayments due to several factors including: the age of the borrower, business experience, number of dependents, level of education and business turnover. Results showed characteristics of respondents who experienced bad credit in Aceh Besar BPR average age was 37 years, with a junior high education level graduates, have experience in trading business an average of 12 yea
number of dependents who owned as many as 2 people. Main types of work vegetables and grocery merchants. When viewed from the start of this business is that most of 2009 with the number of 4 and a maximum of 2004 as many as one person. While the results of the analysis showed that age, and level of education has a negative correlation to the occurrence of bad loans, while the level of business experience, business turnover of dependents and have a positive relationship to the causes of bad loans by the merchant in the
Bad Debt, Customer, Agribusiness Sector PENDAHULUAN
yang beroperasi di Indonesia tercatat sebanyak 1
BPR. Total asset perbankan nasional adalah Rp. 1.465,3 triliun dengan total dana - dana pihak ketiga yang dihimpun perbankan telah mencapai Rp. 1.270,6 triliun. Jumlah dana tersebut menunjukkan bahwa masyarakat masih menaruh kepercayaan terhadap perbankan sebagai alternatif investasi dan sebagai institusi penyimpanan dana, (Bisnis com, 2016)
Perkembangan perbankan Indonesia pada 6 tahun terakhir dilihat , kredit yang disalurkan dan perkembangan jumlah kantornya disajikan pada Gambar dibawah ini.
DPK, Kredit dan DPK Perbankan 1993-2007 Juni (sumber: www.bi.go.id)
payment of loan repayments due to several factors including: the age of the borrower, business experience, of education and business turnover. Results showed characteristics of respondents who experienced bad credit in Aceh Besar BPR average age was 37 years, with a junior high education level graduates, have experience in trading business an average of 12 years and the number of dependents who owned as many as 2 people. Main types of work vegetables and grocery merchants. When viewed from the start of this business is that most of 2009 with the number of 4 and a maximum of 2004 as many as results of the analysis showed that age, and level of education has a negative correlation to the occurrence of bad loans, while the level of business experience, business turnover of dependents and have a by the merchant in the
yang beroperasi di Indonesia tercatat sebanyak 119 Bank BPR. Total asset perbankan nasional adalah Rp. 1.465,3 etiga yang dihimpun perbankan telah mencapai Rp. 1.270,6 triliun. Jumlah dana tersebut menunjukkan bahwa sebagai alternatif , (Bisnis com, 2016).
Perkembangan perbankan Indonesia pada 6 tahun terakhir dilihat dari , kredit yang disalurkan dan perkembangan jumlah kantornya
2007 Juni
Bagi pihak pengusaha usaha kecil menengah kredit perbankan merupakan sumber danayang memiliki prosedur yang panjang dan
waktu, memiliki persyaratan
prosesnya memakan waktu yang lama,
seringnya para pengusaha kecil menengah kehilangan kesempatan memperoleh peluang usaha karena tidak terse
kegiatan tersebut. (Bank Perkreditan Rakyat
Dalam program kerja BPR memfokuskan usaha pembiayaan di sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), Berdasarkan sektor dibidang ekonomi, peminjam kredit BPR Aceh Be
usaha, sektor industri, sektor konsumtif dominan adalah sektor usaha.
kriteria yaitu sektor usaha agribisnis dan sektor
Aceh Besar mengkategorikan pelaku usaha agribisnis yang memiliki latar belakang pekerjaan sebagai pedagang sembako, pedagang sayur, pedagang ikan, pedagang ayam atau daging.
Akibat adanya nasabah yang tidak dapa menjadikan perjalanan kredit terhenti atau kredit disebut wanprestasi.
perbankan, namun apabila tidak ditangani secara profesional, kredit tersebut terutama yang berjumlah besar akan membawa dampak yang merugikan, terutama bagi pihak BPR tersebut. Kredit yang bermasalah juga berdampak negatif terhadap investasi dana, karena dana yang dikreditkan kepada pengusaha bermasalah terlambat atau tidak kembali lagi ke bank maka dana tersebut tidak dapat dikreditkan kembali kepada peminjam lain.
Berdasarkan tabel 1 dan tabel 2 dapat diketahui terja
menunggak pada sektor usaha agribisnis di BPR Aceh Besar dari tahun 2011 sebesar RP 28.100.000 dengan jumlah peminjam 12 orang, tahun 2012 sebesar 35.650.000 dengan jumlah peminjam 45 orang, dan pada tahun 2013 sebesar 78.100.000 dengan jumla
Berdasarkan kondisi diatas, maka penulis tertarik untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pengembalian kredit macet oleh nasabah, dengan judul penelitian
Macet Oleh Nasabah Besar)”.
Penelitian ini dilakukan di Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Aceh Besar Jln. Banda Aceh Medan KM. 9 NO.5 Lambaro Kecamatan Ingin Jaya Kabupaten Aceh Besar.
yang menjadi peminjam BPR Ingin Jaya Aceh Besar dan masih tergolong aktif Bagi pihak pengusaha usaha kecil menengah kredit perbankan merupakan sumber danayang memiliki prosedur yang panjang dan
waktu, memiliki persyaratan administrasi tertentu yang sulit dipenuhi dan prosesnya memakan waktu yang lama, berbagai hal tersebut menyebabkan seringnya para pengusaha kecil menengah kehilangan kesempatan memperoleh peluang usaha karena tidak tersedia dana yang memadai untuk menunjang
Bank Perkreditan Rakyat, 2010).
Dalam program kerja BPR memfokuskan usaha pembiayaan di sektor kecil dan menengah (UMKM), Berdasarkan sektor dibidang ekonomi, peminjam kredit BPR Aceh Besar dibagi menjadi empat, yaitu sektor usaha, sektor industri, sektor konsumtif dan sektor jasa. Salah satu sektor yang dominan adalah sektor usaha. Pada sektor usaha dapat dibagi menjadi dua kriteria yaitu sektor usaha agribisnis dan sektor usaha non agri
Aceh Besar mengkategorikan pelaku usaha agribisnis yang memiliki latar belakang pekerjaan sebagai pedagang sembako, pedagang sayur, pedagang ikan, pedagang ayam atau daging.
Akibat adanya nasabah yang tidak dapat membayar kreditnya ikan perjalanan kredit terhenti atau kredit macet, keadaan seperti itu
Kasus wanprestasi ini bukan kasus baru di dunia bisnis perbankan, namun apabila tidak ditangani secara profesional, kredit tersebut terutama yang berjumlah besar akan membawa dampak yang merugikan, terutama bagi pihak BPR tersebut. Kredit yang bermasalah juga berdampak atif terhadap investasi dana, karena dana yang dikreditkan kepada pengusaha bermasalah terlambat atau tidak kembali lagi ke bank maka dana tersebut tidak dapat dikreditkan kembali kepada peminjam lain.
Berdasarkan tabel 1 dan tabel 2 dapat diketahui terjadinnya kredit menunggak pada sektor usaha agribisnis di BPR Aceh Besar dari tahun 2011 sebesar RP 28.100.000 dengan jumlah peminjam 12 orang, tahun 2012 sebesar 35.650.000 dengan jumlah peminjam 45 orang, dan pada tahun 2013 sebesar 78.100.000 dengan jumlah peminjam 81 orang.
Berdasarkan kondisi diatas, maka penulis tertarik untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi pengembalian kredit macet oleh nasabah, dengan judul penelitian “Analisis Faktor-Faktor Penyebab Kredit Macet Oleh Nasabah Sektor Usaha Agribisnis (Studi Kasus Pada BPR Aceh
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Aceh Besar Banda Aceh Medan KM. 9 NO.5 Lambaro Kecamatan Ingin Jaya Kabupaten Aceh Besar. Populasi dalam penelitian ini adalah semua nasabah yang menjadi peminjam BPR Ingin Jaya Aceh Besar dan masih tergolong aktif Bagi pihak pengusaha usaha kecil menengah kredit perbankan merupakan sumber danayang memiliki prosedur yang panjang dan memakan administrasi tertentu yang sulit dipenuhi dan erbagai hal tersebut menyebabkan seringnya para pengusaha kecil menengah kehilangan kesempatan memperoleh yang memadai untuk menunjang Dalam program kerja BPR memfokuskan usaha pembiayaan di sektor kecil dan menengah (UMKM), Berdasarkan sektor dibidang sar dibagi menjadi empat, yaitu sektor . Salah satu sektor yang Pada sektor usaha dapat dibagi menjadi dua agribisnis. BPR Aceh Besar mengkategorikan pelaku usaha agribisnis yang memiliki latar belakang pekerjaan sebagai pedagang sembako, pedagang sayur, pedagang kreditnya maka macet, keadaan seperti itu ini bukan kasus baru di dunia bisnis perbankan, namun apabila tidak ditangani secara profesional, kredit tersebut terutama yang berjumlah besar akan membawa dampak yang merugikan, terutama bagi pihak BPR tersebut. Kredit yang bermasalah juga berdampak atif terhadap investasi dana, karena dana yang dikreditkan kepada pengusaha bermasalah terlambat atau tidak kembali lagi ke bank maka dana dinnya kredit menunggak pada sektor usaha agribisnis di BPR Aceh Besar dari tahun 2011 sebesar RP 28.100.000 dengan jumlah peminjam 12 orang, tahun 2012 sebesar 35.650.000 dengan jumlah peminjam 45 orang, dan pada tahun 2013 sebesar Berdasarkan kondisi diatas, maka penulis tertarik untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi pengembalian kredit macet oleh Faktor Penyebab Kredit Sektor Usaha Agribisnis (Studi Kasus Pada BPR Aceh
Penelitian ini dilakukan di Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Aceh Besar Banda Aceh Medan KM. 9 NO.5 Lambaro Kecamatan Ingin Jaya Populasi dalam penelitian ini adalah semua nasabah yang menjadi peminjam BPR Ingin Jaya Aceh Besar dan masih tergolong aktif
hingga bulan desember 2014 kurangnya enam bulan
orang yang mengalami penunggakan pada usaha
Metode penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara disproporsional (purposive and unproportional sampling) sehingga semua anggota populasi tidak memiliki peluang yang sama untuk dij
danjumlah sampel yang mewakili kelompok bersifat proporsional.
ini dilakukan karena keterbatasan jangkauan terhadap debitur yang tempat tinggalnya scukup jau
mudah dijangkau.
Untuk hipotesis 1 model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuanti
diperoleh melalui hasil kuesioner dalam penelit menggunakan analisis deskritif
Untuk menjawab hipotesi
Binary Logistik merupakan suatu model analisis untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel prediktor yang berskala metrik (
(nominal) terhadap variabel respon yang berskala kategorik. Estimasi tersebut yaitu (Sharma, 1996).
Li =1n[
ଵି] = β0 + β1X1 Keterangan:
Li = Variabel respon, dalam hal ini tingkat kelancaran pengembalian kredit
P = Probabilitas / kemungkinan pengembalian kredit
Β0 = Konstanta
β1X2 = Koefisien variabel prediktor ke
βk = Koefisien variabel
Xk = Variabel prediktor ke
Ln = log of odd
Faktor-faktor yang diduga mengembalikan tunggaka
usaha, jumlah tanggungan Menurut Rahmawati (2012),
alternatif pilihan yaitu debitur yang macet (1) dan debitur yang tidak macet (0) Pada tingkat kepercayaan 90 persen (α = 0,
minimal ada satu nilai βi tidak sama dengan nol. Hasil pengolahan regresi hingga bulan desember 2014 dan telah memperoleh pinjaman sekurang kurangnya enam bulan berjalan. Jumlah anggota populasi ini seba
orang yang mengalami penunggakan pada usaha agribisnis.
Metode penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara disproporsional (purposive and unproportional sampling) sehingga semua anggota populasi tidak memiliki peluang yang sama untuk dijadikan sampel danjumlah sampel yang mewakili kelompok-kelompok dalam populasi tidak . Pemilihan sampel secara sengaja dan tidak proporsional ini dilakukan karena keterbatasan jangkauan terhadap debitur yang tempat tinggalnya scukup jauh sehingga debitur sampel yang diambil adalah yang Untuk hipotesis 1 model analisis yang digunakan dalam penelitian ini ntitatif deskriptif dalam menganalisis data. Data yang diperoleh melalui hasil kuesioner dalam penelitian ini di analisis dengan menggunakan analisis deskritif kuantitatif.
Untuk menjawab hipotesis 2, maka digunakan model analisis
merupakan suatu model analisis untuk mengetahui pengaruh variabel prediktor yang berskala metrik (continue) atau
terhadap variabel respon yang berskala kategorik. Estimasi tersebut yaitu (Sharma, 1996).
β1X1 + β2X2 + ... + βkXk
Li = Variabel respon, dalam hal ini tingkat kelancaran pengembalian P = Probabilitas / kemungkinan pengembalian kredit
= Konstanta
= Koefisien variabel prediktor ke-1 βk = Koefisien variabel prediktor ke-k Xk = Variabel prediktor ke-k
Ln = log of odd
HASIL DAN PEMBAHASAN
faktor yang diduga sangat mempengaruhi debitur untuk mengembalikan tunggakan kredit macet adalah umur kreditur, pengalaman usaha, jumlah tanggungan keluarga , tingkat pendidikan, dan omset usaha Menurut Rahmawati (2012), Variabel respon dalam hal ini terdiri dari dua alternatif pilihan yaitu debitur yang macet (1) dan debitur yang tidak macet (0) Pada tingkat kepercayaan 90 persen (α = 0,5). Hal ini berarti tol
minimal ada satu nilai βi tidak sama dengan nol. Hasil pengolahan regresi dan telah memperoleh pinjaman sekurang- berjalan. Jumlah anggota populasi ini sebanyak 41 Metode penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara disproporsional (purposive and unproportional sampling) sehingga semua adikan sampel kelompok dalam populasi tidak Pemilihan sampel secara sengaja dan tidak proporsional ini dilakukan karena keterbatasan jangkauan terhadap debitur yang tempat h sehingga debitur sampel yang diambil adalah yang Untuk hipotesis 1 model analisis yang digunakan dalam penelitian ini tatif deskriptif dalam menganalisis data. Data yang ian ini di analisis dengan , maka digunakan model analisis Regresi merupakan suatu model analisis untuk mengetahui pengaruh ) atau kategorik terhadap variabel respon yang berskala kategorik. Estimasi model
Li = Variabel respon, dalam hal ini tingkat kelancaran pengembalian
mempengaruhi debitur untuk umur kreditur, pengalaman tingkat pendidikan, dan omset usaha.
dalam hal ini terdiri dari dua alternatif pilihan yaitu debitur yang macet (1) dan debitur yang tidak macet (0) Hal ini berarti tolak H0 atau minimal ada satu nilai βi tidak sama dengan nol. Hasil pengolahan regresi
logistik mengenai faktor jelasnya terdapat pada Tabel 1.
Tabel 1. Nilai Analisis Regresi Logistik
Jaya Kabupaten Aceh Besar, Tahun 2015
No Variabel
1 Umur
2 Pengalaman Usaha 3 Tanggungan keluarga 4 Tingkat Pendidikan 5 Omset Usaha
Constanta
Sumber: Data Primer (Diolah) Tahun 2015
Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Kredit Macet a. Umur
Koefisien variabel
negatif, artinya semakin tingginya
mengambil keputusan terhadap permasalahan kredit akan semakin matang dan berpeluang terhindar dari masalah kredit macet.
umur tidak signifikan karena nilai p variabel besar dari 10 persen (p > 0,5). ni
sebesar 0,737 sehingga cukup bukti untuk mengatakan bahwa
tidak berpengaruh nyata terhadap pengembalian kredit. Hal ini disebabkan umur secara keseluruhan lebih kepada waktu pengambilan sedangkan kemampuan terhadap risiko dalam pengambilan kredit semua orang sudah mampu menghadapi risikonya.
sebesar 0,986 artinya terhadap peluang untuk melakukan pengembalian kredit sebesar 0,986 kali.
b. Jumlah Tanggungan Koefisien variabel
adalah positif, artinya dengan banyaknya jumlah tanggungan keluarga maka logistik mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kredit macet jelasnya terdapat pada Tabel 1.
Nilai Analisis Regresi Logistik berdasarkan variabel Jaya Kabupaten Aceh Besar, Tahun 2015
Variabel Koefisien Sig.
-.014 .737
Pengalaman Usaha .192 .048
Tanggungan keluarga .408 .008
Tingkat Pendidikan -.149 .306
Omset Usaha .001 .065
3.024 .045
: Data Primer (Diolah) Tahun 2015.
Faktor Penyebab Terjadinya Kredit Macet
Koefisien variabel umur responden dari hasil regresi logistik adalah negatif, artinya semakin tingginya umur responden maka kemampuan dalam mengambil keputusan terhadap permasalahan kredit akan semakin matang dan berpeluang terhindar dari masalah kredit macet. Hubungan variabel
signifikan karena nilai p variabel tingkat umur responden besar dari 10 persen (p > 0,5). nilai p variabel tingkat umur responden sebesar 0,737 sehingga cukup bukti untuk mengatakan bahwa
berpengaruh nyata terhadap pengembalian kredit. Hal ini disebabkan umur secara keseluruhan lebih kepada waktu pengambilan sedangkan kemampuan terhadap risiko dalam pengambilan kredit semua orang sudah mampu menghadapi risikonya. Nilai odd ratio untuk variabel tingkat umur sebesar 0,986 artinya terhadap peluang untuk melakukan pengembalian kredit
Jumlah Tanggungan
Koefisien variabel jumlah tanggungan keluarga dari hasil regresi logistik adalah positif, artinya dengan banyaknya jumlah tanggungan keluarga maka kredit macet lebih berdasarkan variabel di BPR Ingin
Exp(B) .986 1.211 1.503 .862 1.000 20.581
dari hasil regresi logistik adalah umur responden maka kemampuan dalam mengambil keputusan terhadap permasalahan kredit akan semakin matang dan Hubungan variabel tingkat tingkat umur responden lebih tingkat umur responden tersebut sebesar 0,737 sehingga cukup bukti untuk mengatakan bahwa tingkat umur berpengaruh nyata terhadap pengembalian kredit. Hal ini disebabkan umur secara keseluruhan lebih kepada waktu pengambilan sedangkan kemampuan terhadap risiko dalam pengambilan kredit semua orang sudah untuk variabel tingkat umur sebesar 0,986 artinya terhadap peluang untuk melakukan pengembalian kredit
dari hasil regresi logistik adalah positif, artinya dengan banyaknya jumlah tanggungan keluarga maka
para pedagang menekan biaya tenaga kerja yang digunakan sehingga selisih biaya harian dapat digunakan untuk
tanggungan keluarga
persen (p < 0,5). nilai p variabel
sehingga cukup bukti untuk mengatakan bahwa berpengaruh nyata terhadap pengembalian kredit.
variabel jumlah tanggungan keluarga
untuk melakukan pengembalian kredit sebesar c. Tingkat Pendidikan
Koefisien variabel
negatif, artinya dengan semakin tingginya tingkat pendidikan maka akan berpeluang menurunkan risiko terhadap permasalahan kredit macet
variabel tingkat pendidikan
usaha lebih besar dari 10 persen (p > 0,5). Nilai p variabel tersebut sebesar 0,306 sehingga cukup bukti untuk mengatakan bahwa
secara keseluruhan tidak ini dikarenakan tingkat
sebuah usaha mengalami kerugian akibat faktor diluar perkiraan pengusaha maka tingkat pendidikan tidak dapat membantu dalam hal ini, oleh karena itu risiko yang dihadapi dalam kredit adalah macetnya kredi
untuk variabel tingkat pendidikan sebesar 0,862 artinya terhadap peluang untuk melakukan pengembalian kredit sebesar
d. Pengalaman Usaha Koefisien variabel
positif, artinya pengalaman usaha pengembalian kredit.
nilai p variabel pengalaman usaha variabel pengalaman usaha
mengatakan bahwa
pengembalian kredit. hal ini berarti pengalaman usaha memberi pengaruh terhadap kemampuan pengembalian kredit.
jumlah kredit macet sebe
pengembalian kredit sebesar 1,211 kali.
e. Jumlah Omset Usaha Koefisien variabel
positif, artinya jumlah omset usaha
pengusaha mempunyai peluang untuk menutupi kreditnya dan terhindar dari kredit macet. Hubungan variabel
variabel jumlah omset usaha variabel jumlah omset usaha
para pedagang menekan biaya tenaga kerja yang digunakan sehingga selisih biaya harian dapat digunakan untuk menutup kredit. Hubungan variabel
tanggungan keluarga signifikan karena nilai p variabel lebih kecil dari 10 persen (p < 0,5). nilai p variabel masa kredit macet tersebut sebesar 0,008 sehingga cukup bukti untuk mengatakan bahwa jumlah tangungan kel berpengaruh nyata terhadap pengembalian kredit. Nilai odd ratio
jumlah tanggungan keluarga sebesar 1,503, artinya peluang untuk melakukan pengembalian kredit sebesar 1,503 kali.
Tingkat Pendidikan
Koefisien variabel tingkat pendidikan dari hasil regresi logistik adalah dengan semakin tingginya tingkat pendidikan maka akan berpeluang menurunkan risiko terhadap permasalahan kredit macet
tingkat pendidikan signifikan karena nilai p variabel
lebih besar dari 10 persen (p > 0,5). Nilai p variabel tersebut sebesar 0,306 sehingga cukup bukti untuk mengatakan bahwa tingkat pendidikan secara keseluruhan tidak berpengaruh nyata terhadap pengembalian kredit. Hal ini dikarenakan tingkat pendidikan lebih manajemen usaha, akan tetapi bila sebuah usaha mengalami kerugian akibat faktor diluar perkiraan pengusaha maka tingkat pendidikan tidak dapat membantu dalam hal ini, oleh karena itu risiko yang dihadapi dalam kredit adalah macetnya kredit. Nilai
untuk variabel tingkat pendidikan sebesar 0,862 artinya terhadap peluang untuk melakukan pengembalian kredit sebesar 0,862 kali.
Pengalaman Usaha
Koefisien variabel pengalaman usaha dari hasil regresi logistik adalah pengalaman usaha menyebabkan responden mampu melakukan pengembalian kredit. Hubungan variabel pengalaman usaha signifikan karena pengalaman usaha lebih kecil dari 10 persen (p < 0,5). nilai p pengalaman usaha tersebut sebesar 0,048 sehingga cukup bukti untuk mengatakan bahwa pengalaman usaha berpengaruh nyata terhadap pengembalian kredit. hal ini berarti pengalaman usaha memberi pengaruh terhadap kemampuan pengembalian kredit. Nilai odd ratio untuk variabel jumlah kredit macet sebesar 1,211 artinya terhadap peluang untuk melakukan pengembalian kredit sebesar 1,211 kali.
Jumlah Omset Usaha
Koefisien variabel jumlah omset usaha dari hasil regresi logistik adalah jumlah omset usaha yang meningkat akan menyebabkan usaha mempunyai peluang untuk menutupi kreditnya dan terhindar dari Hubungan variabel jumlah omset usaha signifikan karena nilai p jumlah omset usaha lebih kecil dari 10 persen (p< 0,5). Nilai p jumlah omset usaha tersebut sebesar 0,065 sehingga cukup bukti untuk para pedagang menekan biaya tenaga kerja yang digunakan sehingga selisih Hubungan variabel jumlah signifikan karena nilai p variabel lebih kecil dari 10 tersebut sebesar 0,008 jumlah tangungan keluarga odd ratio untuk artinya peluang terhadap
dari hasil regresi logistik adalah dengan semakin tingginya tingkat pendidikan maka akan berpeluang menurunkan risiko terhadap permasalahan kredit macet. Hubungan signifikan karena nilai p variabel pengalaman lebih besar dari 10 persen (p > 0,5). Nilai p variabel tersebut sebesar tingkat pendidikan berpengaruh nyata terhadap pengembalian kredit. Hal pendidikan lebih manajemen usaha, akan tetapi bila sebuah usaha mengalami kerugian akibat faktor diluar perkiraan pengusaha maka tingkat pendidikan tidak dapat membantu dalam hal ini, oleh karena itu Nilai odd ratio untuk variabel tingkat pendidikan sebesar 0,862 artinya terhadap peluang untuk
dari hasil regresi logistik adalah menyebabkan responden mampu melakukan signifikan karena lebih kecil dari 10 persen (p < 0,5). nilai p 8 sehingga cukup bukti untuk berpengaruh nyata terhadap pengembalian kredit. hal ini berarti pengalaman usaha memberi pengaruh untuk variabel sar 1,211 artinya terhadap peluang untuk melakukan
dari hasil regresi logistik adalah yang meningkat akan menyebabkan usaha mempunyai peluang untuk menutupi kreditnya dan terhindar dari signifikan karena nilai p lebih kecil dari 10 persen (p< 0,5). Nilai p ebesar 0,065 sehingga cukup bukti untuk
mengatakan bahwa pengembalian kredit.
pengembalian kredit macet.
sebesar 1,000, artinya terhadap peluang untuk melakukan pengembalian kredit sebesar 1,000 kali.
Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat ditarik kesimpu sebagai berikut: Ada
umur, tingkat pendidikan
usaha, dari 5 faktor tersebut ada 3 faktor yang berpangaruh nyata terhadap penyebab kredit macet da ada 2 faktor lainnya yang
terhadap penyebab kredit macet.
Tiga faktor berpengaruh nyata yaitu :
karena Semakin sedikit pengalaman usaha yang dipunyai seseorang maka semakin banyak kemungkinan usahanya tidak berhasil sehingga t
dalam melakukan pengembalian kreditnya.
karena Semakin banyaknya jumlah tanggungan keluarga maka tingkat pengeluaran sehari-harinya semakin bertambah dan hal tersebut berpeluang macet terhadap pengembalian kredi
usaha yang rendah akan memacu seseorang untuk tidak mengembangkan usahanya sehingga berpeluang macet dalam hal pengembalian kredit.
Dua faktor yan
semakin tingginya umur responden maka kemampuan dalam mengambil keputusan terhadap permasalahan kredit akan semakin matang dan berpeluang terhindar dari masalah kredit macet.
semakin tingginya tingkat pendidikan maka akan risiko terhadap permasalahan kredit macet
Adapun saran yang dapat penulis berikan sehubungan kesimpulan diatas yaitu
mampu menganalisa kondisi ekonomi dimana kondisi tersebut be terhadap kondisi perdagangan sehingga dengan mengetahui kondisi tersebut para pedagang dapat memahami apa yang terjadi dan dapat menjalankan usahanya sesuai dengan kondisi ekonomi terkini
pedagang untuk dapat melakukan p
kebutuhan usaha sehingga penggunaan pinjaman modal usaha dari pihak bank tersebut dapat dipergunakan semaksimalnya sehingga peluang peningkatan usaha dapat dicapai, dimana dengan penggunaan modal pinjaman yang optim diharapkan peluang macetnya kredit semakin kecil.
mengatakan bahwa jumlah omset usaha berpengaruh nyata terhadap pengembalian kredit. Hal ini berarti jumlah omset usaha memberikan pengaruh pengembalian kredit macet. Nilai odd ratio untuk variabel jumlah omset usaha artinya terhadap peluang untuk melakukan pengembalian kredit
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat ditarik kesimpulan penelitian Ada 5 faktor yang mempengaruhi kredit macet yaitu :
umur, tingkat pendidikan, pengalaman usaha, tanggungan keluarga dan omset usaha, dari 5 faktor tersebut ada 3 faktor yang berpangaruh nyata terhadap penyebab kredit macet da ada 2 faktor lainnya yang tidak berpengaruh nyata terhadap penyebab kredit macet.
Tiga faktor berpengaruh nyata yaitu : (a). Faktor pengalaman usaha, karena Semakin sedikit pengalaman usaha yang dipunyai seseorang maka semakin banyak kemungkinan usahanya tidak berhasil sehingga t
dalam melakukan pengembalian kreditnya. (b). Faktor tanggungan keluarga, Semakin banyaknya jumlah tanggungan keluarga maka tingkat harinya semakin bertambah dan hal tersebut berpeluang macet terhadap pengembalian kredit. (c). Faktor omset usaha, karena Omzet usaha yang rendah akan memacu seseorang untuk tidak mengembangkan usahanya sehingga berpeluang macet dalam hal pengembalian kredit.
g tidak berpengaruh nyata yaitu: (a). Faktor umur, karena umur responden maka kemampuan dalam mengambil keputusan terhadap permasalahan kredit akan semakin matang dan berpeluang terhindar dari masalah kredit macet. (b). Faktor tingkat pendidikan, karena semakin tingginya tingkat pendidikan maka akan berpeluang menurunkan risiko terhadap permasalahan kredit macet.
Adapun saran yang dapat penulis berikan sehubungan
kesimpulan diatas yaitu: (a). Disarankan kepada para pedagang diharapkan mampu menganalisa kondisi ekonomi dimana kondisi tersebut be terhadap kondisi perdagangan sehingga dengan mengetahui kondisi tersebut para pedagang dapat memahami apa yang terjadi dan dapat menjalankan usahanya sesuai dengan kondisi ekonomi terkini.(b). Disarankan kepada para pedagang untuk dapat melakukan pengambilan jumlah pinjaman sesuai dengan kebutuhan usaha sehingga penggunaan pinjaman modal usaha dari pihak bank tersebut dapat dipergunakan semaksimalnya sehingga peluang peningkatan usaha dapat dicapai, dimana dengan penggunaan modal pinjaman yang optim diharapkan peluang macetnya kredit semakin kecil.
berpengaruh nyata terhadap memberikan pengaruh jumlah omset usaha artinya terhadap peluang untuk melakukan pengembalian kredit
lan penelitian 5 faktor yang mempengaruhi kredit macet yaitu : Faktor , pengalaman usaha, tanggungan keluarga dan omset usaha, dari 5 faktor tersebut ada 3 faktor yang berpangaruh nyata terhadap tidak berpengaruh nyata Faktor pengalaman usaha, karena Semakin sedikit pengalaman usaha yang dipunyai seseorang maka semakin banyak kemungkinan usahanya tidak berhasil sehingga tidak lancar Faktor tanggungan keluarga, Semakin banyaknya jumlah tanggungan keluarga maka tingkat harinya semakin bertambah dan hal tersebut berpeluang Faktor omset usaha, karena Omzet usaha yang rendah akan memacu seseorang untuk tidak mengembangkan usahanya sehingga berpeluang macet dalam hal pengembalian kredit.
Faktor umur, karena umur responden maka kemampuan dalam mengambil keputusan terhadap permasalahan kredit akan semakin matang dan berpeluang Faktor tingkat pendidikan, karena berpeluang menurunkan Adapun saran yang dapat penulis berikan sehubungan dengan Disarankan kepada para pedagang diharapkan mampu menganalisa kondisi ekonomi dimana kondisi tersebut berakibat terhadap kondisi perdagangan sehingga dengan mengetahui kondisi tersebut para pedagang dapat memahami apa yang terjadi dan dapat menjalankan Disarankan kepada para engambilan jumlah pinjaman sesuai dengan kebutuhan usaha sehingga penggunaan pinjaman modal usaha dari pihak bank tersebut dapat dipergunakan semaksimalnya sehingga peluang peningkatan usaha dapat dicapai, dimana dengan penggunaan modal pinjaman yang optimal
Afandi, Pandi, 2010,
Menentukan Kelayakan Pemberian Kredit pada Nasabah. Jurnal Ekonomi dan Akuntansi,
Alamsyah, Sujana. 2007.
Jakarta
Anonymous. 2016. Jumlah BPR di Jawa Masih Mendominasi.
http://finansial.bisnis.com/read/20151005/90/479216/jumlah jawa masih-mendominasi
Astri Yulita Auditiya. 2011. Analisis Faktor
Pengembalian Kredit Usaha Rakyat Mikro (Stud
Lalabata Rilau, Soppeng). Skripsi. Institut Pertanian Bogor, Bogor Bank Indonesia, 2012,
MaksimumPemberianKredit Bank Perkreditan Rakyat, 11/13/PBI/2012.
Bank Perkreditan Rakyat, 2010,
Direktorat Pengawasan Bank Perkreditan Rakyat Jakarta.
Dahlan, Siamat. 1993.
Djumhana, 1996, Hukum Bakti.
Downey, dan Erikson, S., 1992.
Jakarta.
Hidayati, 2003, Perilaku Usaha Kecil dan Menengah dalam Menggunakan dan Mengembalikan Kredit: Kasus pada Kredit Umum Pedesaan di BRI Unit Pasar Blok A, Kebayoran Baru,
Manajemen Agribisnis. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor Luh Ikka Widayanthi. 2013. Pengaruh Karakteristik Debitur UMKM Terhadap
Tingkat Pengembalian Kredit Pundi Bali Dwipa (Studi Kasus Nasabah Pada PT. Bank P
Singaraja).Skripsi. Universitas Brawijaya, Malang Mahmoedin, Kredit Bermasalah,
DAFTAR PUSTAKA
Afandi, Pandi, 2010, Analisis Implementasi 5C Bank BPR dalam
Menentukan Kelayakan Pemberian Kredit pada Nasabah. Jurnal Ekonomi dan Akuntansi, Volume 3 Nomor 5 Juli 2010.
Alamsyah, Sujana. 2007. Merakit Sendiri Alat Penjernih Air. Kawan Pustaka.
Anonymous. 2016. Jumlah BPR di Jawa Masih Mendominasi.
http://finansial.bisnis.com/read/20151005/90/479216/jumlah mendominasi. Diakses pada tanggal 12 Mei 2016
Astri Yulita Auditiya. 2011. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengembalian Kredit Usaha Rakyat Mikro (Studi Kasus: BRI Unit Lalabata Rilau, Soppeng). Skripsi. Institut Pertanian Bogor, Bogor Bank Indonesia, 2012, Peraturan Bank Indonesia tentang Batas
MaksimumPemberianKredit Bank Perkreditan Rakyat, 11/13/PBI/2012.
Bank Perkreditan Rakyat, 2010, Statistik Bank perkreditan Rakyak (BPR).
Direktorat Pengawasan Bank Perkreditan Rakyat – Bank Indonesia,
Dahlan, Siamat. 1993. Manajemen Bank Umum. Jakarta : Intermedia.
, Hukum Perbankan di Indonesia. Bandung: PT. Citra Aditya
Downey, dan Erikson, S., 1992.Manajemen Agribisnis. Penerbit Erlangga
Perilaku Usaha Kecil dan Menengah dalam Menggunakan dan Mengembalikan Kredit: Kasus pada Kredit Umum Pedesaan di BRI Unit Pasar Blok A, Kebayoran Baru, Jaksel. Skripsi. Program Ekstensi Manajemen Agribisnis. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor Luh Ikka Widayanthi. 2013. Pengaruh Karakteristik Debitur UMKM Terhadap
Tingkat Pengembalian Kredit Pundi Bali Dwipa (Studi Kasus Nasabah Pada PT. Bank Pembangunan Daerah Bali Kantor Cabang Singaraja).Skripsi. Universitas Brawijaya, Malang
Kredit Bermasalah,Jakarta : Pustaka Sinar Harapan, 2004 Analisis Implementasi 5C Bank BPR dalam
Menentukan Kelayakan Pemberian Kredit pada Nasabah. Jurnal
Kawan Pustaka.
Anonymous. 2016. Jumlah BPR di Jawa Masih Mendominasi.
http://finansial.bisnis.com/read/20151005/90/479216/jumlah-bpr-di- . Diakses pada tanggal 12 Mei 2016
Faktor yang Mempengaruhi i Kasus: BRI Unit Lalabata Rilau, Soppeng). Skripsi. Institut Pertanian Bogor, Bogor
an Bank Indonesia tentang Batas MaksimumPemberianKredit Bank Perkreditan Rakyat, PBI No.
Statistik Bank perkreditan Rakyak (BPR).
Bank Indonesia,
. Jakarta : Intermedia.
: PT. Citra Aditya
Manajemen Agribisnis. Penerbit Erlangga.
Perilaku Usaha Kecil dan Menengah dalam Menggunakan dan Mengembalikan Kredit: Kasus pada Kredit Umum Pedesaan di BRI . Skripsi. Program Ekstensi Manajemen Agribisnis. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor Luh Ikka Widayanthi. 2013. Pengaruh Karakteristik Debitur UMKM Terhadap
Tingkat Pengembalian Kredit Pundi Bali Dwipa (Studi Kasus Nasabah embangunan Daerah Bali Kantor Cabang
Jakarta : Pustaka Sinar Harapan, 2004
Manto Joko S. 2013.
Dalam Kredit Jawa Tengah.
Mastuty Handoyo. 2009. Faktor
Pengembalian Pembiayaan Syariah Untuk UMKM Agribisnis Pada KBMT Wihdatul Ummah Kota Bogor. Skripsi. Institut Pertanian Bogor, Bogor
Manto Joko S. 2013. Tugas Hukum Perbankan Aspek Hukum
Kredit Bermasalah. Universitas Kristen Satya Wacanasalatiga.
Mastuty Handoyo. 2009. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pengembalian Pembiayaan Syariah Untuk UMKM Agribisnis Pada KBMT Wihdatul Ummah Kota Bogor. Skripsi. Institut Pertanian Hukum Perkreditan Wacanasalatiga.
Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pengembalian Pembiayaan Syariah Untuk UMKM Agribisnis Pada KBMT Wihdatul Ummah Kota Bogor. Skripsi. Institut Pertanian