• Tidak ada hasil yang ditemukan

Skala Sikap Perilaku Seks Bebas SELAMAT MENGERJAKAN DAN TERIMA KASIH. No Pernyataan SS S TS STS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Skala Sikap Perilaku Seks Bebas SELAMAT MENGERJAKAN DAN TERIMA KASIH. No Pernyataan SS S TS STS"

Copied!
87
0
0

Teks penuh

(1)

LAMPIRAN

(2)
(3)

Skala Sikap Perilaku Seks Bebas

Petunjuk Mengerjakan

Berikut ini terdapat 33 soal. Bacalah setiap pernyataan dengan teliti kemudian pilih satu dari empat jawaban yang disediakan yang paling sesuai dengan diri anda dan berilah tanda (

) pada salah satu pilihan jawaban.

SS : Sangat Setuju, S : Setuju, TS : Tidak Setuju, STS : Sangat Tidak Setuju

Dari setiap pilihan tidak ada jawaban SALAH dan BENAR. Anda bebas menentukan pilihan asalkan pilihan jawaban anda sesuai dengan keadaan diri anda dan bukan idealnya atau seharusnya. Setiap soal hanya ada satu jawaban dan jangan sampai ada yang terlewatkan.

SELAMAT MENGERJAKAN DAN TERIMA KASIH….

No Pernyataan SS S TS STS

1. Saya tidak melihat ada yang salah dengan hubungan seks sebelum menikah

2. Saya akan menikmati seks dengan pasangan yang berbeda- beda 3. Mencium leher untuk merangsang pasangan sebelum menikah

adalah salah satu bagian dari seks bebas

4. Hubungan seks dapat diterima selama dilakukan oleh dua orang yang saling mencintai

5. Melakukan hubungan seks sebelum menikah, tidak boleh dilakukan 6. Berhubungan seks hanya untuk melepaskan hasrat adalah baik-baik

saja

7. Saya lebih suka berhubungan seks dengan seseorang yang tidak mencintai saya.

8. Awal mula terjadinya seks bebas adalah dari berciuman bibir 9. Mencium seseorang di depan orang lain adalah hal yang biasa 10. Alat kontrasepsi harus selalu dipakai pada saat berhubungan seks

bila anda tidak yakin dengan pasangan anda

(4)

11. Penggunaan mainan seks saat bercinta tidak apa-apa 12. Masturbasi dapat diterima

13. Meremas-remas alat kelamin pasangan anda saat berpacaran adalah sah-sah saja

14. Sebuah hubungan seksual antara dua orang yang saling mencintai dalam ikatan perkawinan adalah hubungan manusia yang tertinggi 15. Tujuan utama berhubungan seks adalah untuk kenikmatan pribadi

saja

16. Banyak sekali kebebasan seksual yang diberikan kepada remaja saat ini

17. Seks sebelum menikah mungkin merupakan tanda sosial yang buruk

18. Hubungan seks hanya disediakan untuk pernikahan

19. Masturbasi dalam melampiaskan hasrat tidak boleh dilakukan 20. Hubungan seks hanya bagi suami istri

21. Hubungan seks harus dilakukan, agar hubungan dengan pacar tetap terjaga

22. Remaja bebas menyalurkan hasrat seksualnya

23. Tanda pergaulan yang semakin buruk adalah banyaknya kasus hamil di luar nikah

24. Berganta-ganti pasangan dalam hubungan seks merupakan suatu kenikmatan tersendiri.

25. Pemakaian alat kontrasepsi dalam melakukan hubungan seks tidak dianjurkan.

26. Melakukan hubungan seks pada masa pacaran adalah suatu hal yang wajar.

27. Saya tidak akan melakukan hubungan seksual sebelum menikah walau banyak remaja yang sudah melakukannya.

28. Seks beresiko tinggi adalah seks dengan bergonta-ganti pasangan.

29. Mencium leher pasangan sebelum menikah adalah hal tidak dianjurkan.

(5)

30. Banyaknya kasus hamil diluar nikah bukanlah tanda pergaulan yang semakin buruk.

31. Melakukan seks sebelum menikah tidak menjamin hubungan dengan pacar tetap terjaga.

32. Saya akan merasa malu jika melakukan hubungan seks dengan bergonta-ganti pasangan.

33. Seks sebelum menikah bukanlah tanda pergaulan yang buruk.

(6)

LAMPIRAN 3

SATUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

A. Topik : Hubungan Seks Bebas dan Dampaknya B. Bidang Bimbingan : Pribadi Sosial

C. Jenis Layanan : Bimbingan Klasikal D. Fungsi Bimbingan : Pemahaman, Pencegahan E. Tujuan Layanan :

1. Siswa mampu menyebutkan pengertian hubungan seks bebas 2. Siswa mampu menyebutkan dampak dari seks bebas

F. Sasaran Layanan : Siswa kelas XIIB Perhotelan SMK PELITA Salatiga

G. Uraian Kegiatan :

TAHAP URAIAN KEGIATAN WAKTU

Pembukaan 1. Salam dan perkenalan

2. Membina hubungan baik dengan mengajak mengungkapkan tujuan dan harapan-harapan yang ingin dicapai dalam kegiatan ini.

3. Memberikan penjelasan tentang bimbingan klasikal dan memberikan penjelasan mengapa kegiatan ini perlu dilakukan.

7’

Peralihan 1. Menjelaskan kegiatan yang akan ditempuh dalam pertemuan ini.

2. Menawarkan dan mengamati apakah siswa sudah siap menjalani kegiatan ini.

8’

(7)

Kegiatan Inti 1. Memberikan informasi mengenai pengertian hubungan seks bebas.

2. Memberikan informasi tentang dampak seks bebas bagi remaja khususnya remaja perempuan.

3. Peneliti mengajak siswa untuk mendiskusikan hubungan seks bebas di kalangan remaja.

4. Siswa diminta menjelaskan hasil diskusi.

5. Peneliti menyimpulkan hasil kegiatan dan diskusi tentang hubungan seks bebas.

20’

Penutup 1. Evaluasi

Refleksi hasil : tiap siswa menulis di kertas yang sudah disediakan tentang pengalaman mengikuti layanan dan kesan-kesan yang telah diperoleh dalam mengikuti diskusi.

2. Peneliti mengemukakan bahwa kegiatan akan diakhiri dengan mengucapkan salam

10’

H. Materi : Hubungan Seks Bebas dan Dampaknya I. Metode : Ceramah, Diskusi

J. Waktu dan Tanggal : 1x45 menit,6 September 2011 K. Tempat Penyelenggaraan : Ruang kelas XIIB Perhotelan L. Penyelenggara Layanan : Peneliti

M. Pihak yang Disertakan : Guru BK

N. Alat dan Perlengkapan : Materi keterampilan sosial, Laptop dan LCD.

(8)

O. Rencana Penilaian dan Tindak Lanjut:

1. Penilaian Proses : Menilai kesungguhan siswa saat mengikuti kegiatan di dalam kelas.

2. Penilaian Hasil :

Laiseg : memberi pertanyaan kepada siswa untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap hubungan seks bebas dan dampaknya

3. Tindak Lanjut : Melakukan bimbingan kelompok, konseling perorangan bagi siswa yang membutuhkan atau

siswa yang mempunyai masalah dengan materi layanan

Salatiga, 6 September 2011 Mengetahui

Guru BK Penulis

Rosmelita DR Siregar S.Pd Naomi Retno W

(9)

LAMPIRAN 4

HUBUNGAN SEKS BEBAS DAN DAMPAKNYA

Seks bebas adalah perilaku dan aktifitas fisik seseorang yang didorong oleh hasrat seksual dan menggunakan tubuh untuk mengekspresikan perasaan erotik yang dilakukan sendiri maupun melibatkan orang lain di luar ikatan pernikahan.

Bentuk-bentuk perilaku seksual pranikah dapat diuraikan sebagai berikut:

11. Bersentuhan, misalnya menyentuh jari atau tangan, berpegangan tangan.

12. Memeluk, misalnya memeluk bahu serta tubuh pasangan lebih didekatkan memeluk pinggang tubuh pasangan lebih dirapatkan.

13. Berciuman, misalnya cium pipi dan dahi, cium bibir secara singkat, cium bibir secara intens dan lama.

14. Saling meraba, misalnya meraba atau diraba payudara baik diluar maupun didalam pakaian, saling menempelkan alat kelamin baik menggunakan pembatas pakaian maupun tidak menggunakan pembatas pakaian, menggesek-gesekkan alat kelamin.

15. Bersenggama yaitu masuknya penis kedalam vagina yang kemudian memberikan rangsangan hingga keduanya mencapai orgasme.

Ada sebagian kalangan menganggap bahwa perilaku seks bebas terpisah dari ukuran moral; artinya sah-sah saja sepanjang dilakukan atas dasar kebutuhan bersama. Khusus dalam pergaulan lawan jenis pada lingkungan bebas norma dan rendahnya kontrol sosial, cenderung mengundang hasrat dan kebutuhan seks serta menerapkannya secara bebas. Bagi kalangan remaja, seks merupakan indikasi kedewasaan yang normal, bila remaja tidak cukup mengetahui secara utuh tentang rahasia dan fungsi seks, maka wajar kalau remaja menafsirkan seks semata-mata sebagai tempat pelampiasan birahi, dan tidak peduli dengan resiko.

(10)

Bahaya perilaku seks bebas

Menurut Dianawati (2006) mengemukakan resiko hubungan seks pranikah remaja meliputi :

d. Kehamilan yang beresiko

Seorang remaj yang melakukan perilaku seks sampai pada hubungan seks dapat mengalami kehamilan. Masa remaja atau masa pubertas yang ditandai dengan menstruasi pada perempuan dan mimpi basah pada laki-laki. Ketika sudah mengalami menstruasi maka perempuan sudah siap untuk dibuahi dan pada laki-laki yang telah mengalami mimpi basah akan menghasilkan sperma yang siap untuk membuahi.

Maka dari itu, remaja telah mampu bereproduksi walaupun belum mampu bertanggung jawab sepenuhnya. Kehamilan usia remaja dapat menyebabkan cacat fisik maupun mental bahkan sampai pada kematian baik itu bayi maupun ibunya.

e. Aborsi

Aborsi adalah tindakan untuk mengakhiri masa kehamilan yang tidak dikehendaki. Apabila aborsi dilakukan sembarangan dapat membahayakan jiwa seseorang karena dari aborsi yang salah dapat menyebabkan infeksi yang disertai pendarahan bahkan kematian. Efek lain dari aborsi adalah timbulnya trauma, sedih dan perasaan bersalah dari dalam diri individu.

f. Terkena penyakit menular seksual (PMS)

Dari aktivitas seksual yang tidak sehat dapat memunculkan penyakit menular seks yang sangat berbahaya. PMS dapat dengan mudah menular melalui hubungan seksual, terutama pada pasangan yang telah terinfeksi PMS sebelumnya.

Pengobatannyapun untuk setiap jenis penyakit yang sering dikenal yaitu HIV/AIDS sampai saat ini belum ditemukan obat yang dapat menyembuhkannya.

(11)

DAMPAK BAGI WANITA

Berikut macam kerugian kaum hawa akibat pergaulan yang menganut sex bebas.

Wanita yang menjadi korban perlakuan sex bebas berbeda dengan wanita yang melakukan sex atas dasar suka-sama-suka. Di penjelasan ini kerugian lebih mengarah kepada wanita yang senang mengumbar dasar suka-sama-suka, dan para ABG yang notabene masih bersifat labil.

1.Kehormatan

Wanita yang melakukan sex tanpa ikatan resmi pernikahan sudah telah menjatuhkan dirinya sendiri. Kehormatan yang ada padanya hilang seketika saat itu. Karena pria yang berhubungan dengannya sejak awal tidak pernah menghormatinya sebagai orang yang pantas dihargai. Sering pihak wanita tidak sadar, bahwa pasangannya itu sebenarnya tidak pernah menghormatinya. Buktinya?Berani menyentuh dan

melakukan sex bebas.

2.Kesucian yang Tak Ternilai

Tidak bisa lagi mengembalikan sebuah kesucian yang asli dari Tuhan. Jelas lah bahwa dalam sex bebas, wanita menjadi penikmat saja bagi pasangannya. Karena apa?Saat itu akal pikiran dan hati tidak bisa digunakan lagi. Nafsu setan terus menerus berkoar-koar kepada wanita dan pasangannya. Kesucian yang harusnya dihormati dan hanya untuk suami yang sah pun sudah tidak dihiraukan lagi.

3. Hilang Akal Sehat

Bukan berarti gila. Kerugian di sini mengarah pada seorang wanita yang kemudian menyesal, marah, kecewa, menangis karena perbuatan yang dilakukannya. Dia sadar semua hal-hal berharga dalam dirinya sebagai seorang wanita sudah mati. Akal sehat tidak seimbang dengan perasaan. Akibat bisa bunuh diri, kalau tidak pun akan menjadi kan dia pribadi tidak berkualitas.

(12)

4. Jatuhnya Martabat Keluarga

Apa yang dilakukan seorang putri akan berakibat pula pada keluarganya, terutama orangtua. Orangtua juga ikut menanggung malu dan bersalah karena tidak bisa mendidik keluarga dengan benar. Di mata masyarakat, orangtua bisa dipandang rendah oleh orang-orang. Benar-benar sex bebas begitu merugikan bukan?

(13)

LAMPIRAN 5

LAPORAN PELAKSANAAN EVALUASI (PENILAIAN) DAN TINDAK LANJUT SATUAN LAYANAN BIMBINGAN KONSELING A. Topik : Hubungan seks bebas dan dampaknya B. Spesifikasi Kegiatan

1. Bidang Bimbingan : Pribadi-Sosial 2. Jenis Layanan : Bimbingan Klasikal 3. Fungsi Layanan : Pencegahan

4. Sasaran Layanan : Siswa kelas XII B Perhotelan SMK PELITA C. Pelaksanaan Layanan

1. Waktu : 45 menit

2. Hari/Tanggal : 6 September 2011

3. Tempat : Ruang kelas XIIB Perhotelan 4. Deskripsi dan Layanan Komentar pelaksanaan Layanan

Kegiatan ini merupakan kegiatan pertama dalam pemberian layanan. Penulis lebih menekankan pada pemberian rapport/pembinaan agar antara penulis dan siswa menjalin keakraban. Setelah terjalin keakraban maka penekanan pada materi atau topik yang akan diberikan penulis yaitu topik mengenai hubungan seks bebas dan dampaknya.penulis menarik empati siswa agar mereka dapat bersikap bijaksana terhadap hubungan seks bebas dan dampaknya. Siswa dapat merasakan resiko hubungan seks bebas.

(14)

D. Evaluasi (Penilaian) 1. Penilaian Proses

Untuk kegiatan pertama ini penulis lebih menjalin keakraban dan menarik empati siswa terhadap materi hubungan seks bebas. Pada saat kegiatan siswa tampak berlaku aktif dalam menanggapi materi yang diberikan oleh penulis.

Siswa aktif dan bisa merasakan bahaya dari hubungan seks bebas.

2. Penilaian Hasil

Kegiatan pertama dapat dikatakan berhasil karena siswa berlaku aktif dan tujuan dari layananpun tercapai karena berdasarkan jawaban tertulis siswa, siswa dapat menyikapi hubungan seks bebas dan dampaknya.

E. Analisis Hasil penilaian

1. Cara-cara analisis hasil penilaian sikap siswa

Untuk mengetahui sikap siswa terhadap hubungan seks bebas, penulis memberikan pertanyaan langsung dan tertulis kepada siswa dan hasilnya dapat diketahui bahwa sikap siswa terhadap hubungan seks bebas, bijaksana.

2. Pengungkapan gejala penilaian perilaku anggota

Selama kegiatan bimbingan klasikal ini siswa aktif dan antusias dalam mengikuti kegiatan.

(15)

Salatiga, 6 September 2011 Mengetahui

Guru BK Penulis

Rosmelita DR Siregar S.Pd Naomi Retno W

(16)

Lembar Observasi (Untuk Penilaian Proses)

No Aspek yang

diobservasi Sangat Baik Baik Kurang

Baik Tidak Baik 1 Antusias siswa

2 Partisipasi siswa 3 Aktivitas siswa 4 Respon siswa 5 Atensi siswa

6 Kelancaran layanan 7 Suasana pelaksanaan

(17)

Lampiran Instrumen Evaluasi

LEMBAR REFLEKSI DIRI Nama Siswa :...

No. Absen :...

Kelas :...

Tulis pengalaman yang Anda peroleh dalam mengikuti kegiatan sebagai berikut : 1. Menurut Anda apa yang dimaksud dengan hubungan seks bebas?

2. Sebutkan dampak dari seks bebas?

3. Apa kesan – kesan Anda setelah mengikuti kegiatan tersebut?

4. Apakah Anda mendapatkan masukan dari hasil diskusi dengan teman lain? Sebutkan manfaatnya!

(18)

LAMPIRAN 6

SATUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

A. Topik : Jenis-Jenis Alat Kontrasepsi B. Bidang Bimbingan : Pribadi Sosial

C. Jenis Layanan : Bimbingan Klasikal D. Fungsi Bimbingan : Pemahaman, Pencegahan E. Tujuan Layanan :

1. Siswa mampu menjelaskan pengertian alat kontrasepsi

2. Siswa mampu menyebutkan macam-macam contoh alat kontrasepsi.

3. Siswa mampu memahami kelemahan dan kelebihan alat kontrsepsi.

F. Sasaran Layanan : Siswa kelas XIIB Perhotelan SMK PELITA Salatiga

G. Uraian Kegiatan :

TAHAP URAIAN KEGIATAN WAKTU

Pembukaan 1. Salam

2. Membina hubungan baik dengan mengajak mengungkapkan tujuan dan harapan-harapan yang ingin dicapai dalam kegiatan ini.

7’

Peralihan 1. Menjelaskan kegiatan yang akan ditempuh dalam pertemuan ini.

2. Menawarkan dan mengamati apakah siswa sudah siap menjalani kegiatan ini.

8’

Kegiatan Inti

1. Peneliti memberikan informasi mengenai pengertian alat kontrasepsi.

20’

(19)

2. Peneliti memberikan informasi tentang macam-macam alat kontrasepsi beserta kelebihan dan kekurangannya.

3. Peneliti mengajak siswa untuk mendiskusikan alat kontrasepsi yang mereka ketahui beserta kelebihan dan kekurangannya.

4. Siswa diminta untuk menjelaskan hasil diskusi.

5. Peneliti menyimpulkan hasil kegiatan dan diskusi tentang alat kontrasepsi.

Penutup 1. Evaluasi

Refleksi hasil : tiap siswa menulis di kertas yang sudah disediakan tentang pengalaman mengikuti layanan dan kesan-kesan yang telah diperoleh dalam mengikuti diskusi.

2. Peneliti mengemukakan bahwa kegiatan akan diakhiri dengan mengucapkan salam

10’

H. Materi : Jenis-Jenis Alat Kontrasepsi

I. Metode : Ceramah, Diskusi, dan Tanya Jawab J. Waktu dan Tanggal : 1x45 menit, 8 September 2011 K. Tempat Penyelenggaraan : Ruang kelas XIIB Perhotelan L. Penyelenggara Layanan : Peneliti

M. Pihak yang Disertakan : Guru BK

N. Alat dan Perlengkapan : Materi, LCD, Labtop O. Rencana Penilaian dan Tindak Lanjut

1. Penilaian Proses : mengamati kesungguhan siswa saat mengikuti layanan

(20)

2. Penilaian Hasil :

Laiseg : memberi pertanyaan kepada siswa untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap jenis-jenis alat kontrasepsi

3. Tindak Lanjut : Melakukan bimbingan kelompok, konseling perorangan bagi siswa yang membutuhkan atau siswa yang mempunyai masalah dengan materi layanan.

Salatiga, 8 September 2011 Mengetahui

Guru BK Penulis

Rosmelita DR Siregar S.Pd Naomi Retno W

(21)

LAMPIRAN 7

JENIS-JENIS ALAT KONTRASEPSI Pengertian Kontrasepsi

Kontrasepsi berasal dari kata ‘kontra’ yang berarti mencegah/menghalangi dan ‘konsepsi’ yang berarti pembuahan atau pertemuan antara sel telur dengan sperma. Jadi kontrasepsi dapat diartikan sebagai suatu cara untuk mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur dengan sperma.

Kontrasepsi dapat menggunakan berbagai macam cara, baik dengan menggunakan hormon, alat ataupun melalui prosedur operasi. Tingkat efektivitas dari kontrasepsi tergantung dari usia, frekuensi melakukan hubungan seksual dan yang terutama apakah menggunakan kontrasepsi tersebut secara benar. Banyak metode kontrasepsi yang memberikan tingkat efektivitas hingga 99 % jika digunakan secara tepat. Jenis kontrasepsi yang ada saat ini adalah : kondom (pria atau wanita), pil (baik yang kombinasi atau hanya progestogen saja), implan/susuk, suntik, patch/koyo kontrasepsi, diafragma dan cap, IUD dan IUS, serta vasektomi dan tubektomi.

Jenis-jenis kontrasepsi

Yang dibahas disini adalah jenis kontrasepsi yang banyak digunakan di Indonesia, yaitu :

1. Kondom

Kondom merupakan jenis kontrasepsi penghalang mekanik. Kondom mencegah kehamilan dan infeksi penyakit kelamin dengan cara menghentikan sperma untuk masuk ke dalam vagina. Kondom pria dapat terbuat dari bahan latex (karet), polyurethane (plastik), sedangkan kondom wanita terbuat dari polyurethane. Pasangan yang mempunyai alergi terhadap latex dapat

menggunakan kondom yang terbuat dari polyurethane. Efektivitas kondom pria antara 85-98 % sedangkan efektivitas kondom wanita antara 79-95 %. Harap

(22)

diperhatikan bahwa kondom pria dan wanita sebaiknya jangan digunakan secara bersamaan.

2. Suntik

Suntikan kontrasepsi diberikan setiap 3 bulan sekali. Suntikan kontrasepsi mengandung hormon progestogen yang menyerupai hormon progesterone yang diproduksi oleh wanita selama 2 minggu pada setiap awal siklus menstruasi.

Hormon tersebut mencegah wanita untuk melepaskan sel telur sehingga memberikan efek kontrasepsi. Banyak klinik kesehatan yang menyarankan penggunaan kondom pada minggu pertama saat suntik kontrasepsi. Sekitar 3 dari 100 orang yang menggunakan kontrasepsi suntik dapat mengalami kehamilan pada tahun pertama pemakaiannya.

3. Implan

Implan atau susuk kontrasepsi merupakan alat kontrasepsi yang berbentuk batang dengan panjang sekitar 4 cm yang di dalamnya terdapat hormon

progestogen, implan ini kemudian dimasukkan ke dalam kulit di bagian lengan atas. Hormon tersebut kemudian akan dilepaskan secara perlahan dan implan ini dapat efektif sebagai alat kontrasepsi selama 3 tahun. Sama seperti pada

kontrasepsi suntik, maka disarankan penggunaan kondom untuk minggu pertama sejak pemasangan implan kontrasepsi tersebut.

4. IUD & IUS

IUD (intra uterine device) merupakan alat kecil berbentuk seperti huruf T yang lentur dan diletakkan di dalam rahim untuk mencegah kehamilan, efek

kontrasepsi didapatkan dari lilitan tembaga yang ada di badan IUD. IUD merupakan salah satu kontrasepsi yang paling banyak digunakan di dunia.

Efektivitas IUD sangat tinggi sekitar 99,2-99,9 %, tetapi IUD tidak memberikan

(23)

perlindungan bagi penularan penyakit menular seksual (PMS). Saat ini sudah ada modifikasi lain dari IUD yang disebut dengan IUS (intra uterine system), bila pada IUD efek kontrasepsi berasal dari lilitan tembaga dan dapat efektif selama 12 tahun maka pada IUS efek kontrasepsi didapat melalui pelepasan hormon progestogen dan efektif selama 5 tahun. Baik IUD dan IUS mempunyai benang plastik yang menempel pada bagian bawah alat, benang tersebut dapat teraba oleh jari didalam vagina tetapi tidak terlihat dari luar vagina. Disarankan untuk memeriksa keberadaan benang tersebut setiap habis menstruasi supaya posisi IUD dapat diketahui.

5. Pil Kontrasepsi

Pil kontrasepsi dapat berupa pil kombinasi (berisi hormon estrogen &

progestogen) ataupun hanya berisi progestogen saja. Pil kontrasepsi bekerja dengan cara mencegah terjadinya ovulasi dan mencegah terjadinya penebalan dinding rahim. Apabila pil kontrasepsi ini digunakan secara tepat maka angka kejadian kehamilannya hanya 3 dari 1000 wanita. Disarankan penggunaan kontrasepsi lain (kondom) pada minggu pertama pemakaian pil kontrasepsi.

Kelebihan & kekurangan dari masing-masing alat kontrasepsi

Setiap metode kontrasepsi pasti memiliki kelebihan dan kekurangannya masing- masing, berikut kelebihan dan kekurangan dari metode kontrasepsi yang telah disebutkan diatas :

No Jenis

Kontrasepsi

Kelebihan Kekurangan

1.

Kondom

Bila digunakan secara tepat maka kondom dapat digunakan untuk

Kekurarngan

penggunaan kondom memerlukan latihan dan tidak efisien

(24)

mencegah kehamilan dan penularan

penyakit menular seksual (PMS)

Kondom tidak mempengaruhi kesuburan jika digunakan dalam jangka panjang

Kondom mudah didapat dan tersedia dengan harga yang terjangkau

Karena sangat tipis maka kondom mudah robek bila tidak digunakan atau

disimpan sesuai aturan

Beberapa pria tidak dapat mempertahankan ereksinya saat

menggunakan kondom.

Setelah terjadi ejakulasi, pria harus menarik penisnya dari vagina, bila tidak, dapat terjadi resiko kehamilan atau penularan penyakit menular seksual.

Kondom yang terbuat dari latex dapat menimbulkan alergi bagi beberapa orang.

2. Suntik Kontrasepsi

Dapat digunakan oleh ibu yang menyusui.

Tidak perlu dikonsumsi setiap hari atau dipakai sebelum melakukan

Dapat mempengaruhi siklus mentruasi.

Kekurangan suntik kontrasepsi /kb suntik dapat menyebabkan kenaikan berat badan pada beberapa wanita.

(25)

hubungan seksual.

Darah menstruasi menjadi lebih sedikit dan membantu mengatasi kram saat menstruasi.

Tidak melindungi terhadap penyakit menular seksual.

Harus mengunjungi dokter/klinik setiap 3 bulan sekali untuk mendapatkan suntikan berikutnya.

3. Implan/Susuk Kontrasepsi

Dapat mencegah terjadinya kehamilan dalam jangka waktu 3 tahun.

Sama seperti suntik, dapat digunakan oleh wanita yang menyusui.

Tidak perlu dikonsumsi setiap hari atau dipakai sebelum melakukan hubungan seksual.

Sama seperti

kekurangan kontrasepsi suntik, Implan/Susuk dapat mempengaruhi siklus mentruasi.

Tidak melindungi terhadap penyakit menular seksual.

Dapat menyebabkan kenaikan berat badan pada beberapa wanita.

4. IUD/IUS Merupakan metode kontrasepsi yang sangat efektif.

Bagi wanita yang tidak tahan terhadap

Pada 4 bulan pertama pemakaian dapat terjadi resiko infeksi.

Kekurangan IUD/IUS alatnya dapat keluar

(26)

hormon dapat menggunakan IUD dengan lilitan tembaga.

IUS dapat membuat menstruasi menjadi lebih sedikit (sesuai untuk yang sering mengalami

menstruasi hebat).

tanpa disadari.

Tembaga pada IUD dapat meningkatkan darah menstruasi dan kram menstruasi.

Walaupun jarang terjadi, IUD/IUS dapat

menancap ke dalam rahim.

5. Pil

Kontrasepsi/kb

Mengurangi resiko terkena kanker rahim dan kanker

endometrium.

Mengurangi darah menstruasi dan kram saat menstruasi.

Dapat mengontrol waktu untuk terjadinya menstruasi.

Untuk pil tertentu dapat mengurangi timbulnya jerawat ataupun hirsutism (rambut tumbuh

Tidak melindungi terhadap penyakit menular seksual.

Harus rutin diminum setiap hari.

Saat pertama pemakaian dapat timbul pusing dan spotting.

Efek samping yang mungkin dirasakan adalah sakit kepala, depresi, letih, perubahan mood dan menurunnya nafsu seksual.

Kekurangan Untuk pil kb tertentu harganya bisa mahal dan

(27)

menyerupai pria). memerlukan resep dokter untuk pembeliannya.

Selain jenis kontrasepsi di atas, terdapat juga metode kontrasepsi yang tidak menggunakan alat apapun yang biasa disebut dengan KB alami , yang dapat dilihat pada artikel selanjutnya.

(28)

LAMPIRAN 8

LAPORAN PELAKSANAAN EVALUASI (PENILAIAN) DAN TINDAK LANJUT SATUAN LAYANAN BIMBINGAN KONSELING A. Topik : Jenis-Jenis Alat Kontrasepsi

B. Spesifikasi Kegiatan

1. Bidang Bimbingan : Pribadi-Sosial 2. Jenis Layanan : Bimbingan Klasikal 3. Fungsi Layanan : Pencegahan

4. Sasaran Layanan : Siswa kelas XII B Perhotelan SMK PELITA C. Pelaksanaan Layanan

1. Waktu : 45 menit

2. Hari/Tanggal : 8 September 2011

3. Tempat : Ruang kelas XIIB Perhotelan 4. Deskripsi dan Layanan Komentar pelaksanaan Layanan

Kegiatan ini merupakan kegiatan merupakan kegiatan yang kedua. Pada pertemuan kedua ini siswa sudah mulai mau membuka diri. Kegiatan diawali dengan member pertanyaan kepada siswa tentang alat kontrasepsi yang mereka ketahui. Dari beberapa alat kontrasepsi siswa hanya lebih mengetahui tentang kondom. Siswa sangat antusias ketika penulis menyampaikan materi.

Dalam mengikuti layanan, siswa tidak sungkan untuk bertanya tentang alat kontrasepasi. Siswa dapat mengerti bahwa dari sekian banyak alat

(29)

kontarasepsi masing-masing mempunyai kelemahan dan kekurangannya. Dan alat kontrasepsi masih dapat menularkan penyakit menular seksual.

D. Evaluasi (Penilaian) 1. Penilaian Proses

Untuk kegiatan kedua ini penulis sudah bisa menjalin keakraban dan menarik empati siswa terhadap materi Jenis-jenis alat kontrasepsi. Pada saat kegiatan siswa tampak berlaku aktif dalam menanggapi materi yang diberikan oleh penulis. Siswa aktif dan bisa mengetahui kelebihan dan kekurangan jenis-jenis alat kontrasepsi.

2. Penilaian Hasil

Kegiatan kedua dapat dikatakan berhasil karena siswa berlaku aktif dan tujuan dari layananpun tercapai karena berdasarkan jawaban tertulis siswa, siswa dapat mengetahui jenis-jenis alat kontrasepsi.

E. Analisis Hasil penilaian

1. Cara-cara analisis hasil penilaian sikap siswa

Untuk mengetahui sikap siswa terhadap jenis-jenis alat kontrasepsi, penulis memberikan pertanyaan langsung dan tertulis kepada siswa dan dari hasil yang didapat siswa menunjukkan sikap bijaksana terhadap jenis-jenis alat kontrasepsi.

2. Pengungkapan gejala penilaian perilaku anggota

(30)

Selama kegiatan bimbingan klasikal ini siswa aktif dan antusias dalam mengikuti kegiatan.

Salatiga, 8 September 2011 Mengetahui

Guru BK Penulis

Rosmelita DR Siregar S.Pd Naomi Retno W

(31)

Lembar Observasi (Untuk Penilaian Proses)

No Aspek yang

diobservasi Sangat Baik Baik Kurang

Baik Tidak Baik 1 Antusias siswa

2 Partisipasi siswa 3 Aktivitas siswa 4 Respon siswa 5 Atensi siswa

6 Kelancaran layanan 7 Suasana pelaksanaan

(32)

Lampiran Instrumen Evaluasi

LEMBAR REFLEKSI DIRI Nama Siswa :...

No. Absen :...

Kelas :...

Tulis pengalaman yang Anda peroleh dalam mengikuti kegiatan sebagai berikut : 1. Menurut Anda apa yang dimaksud dengan alat kontrasepsi?

2. Sebutkan macam-macam alat kontrasepi beserta kelabihan dan kekurangannya?

3. Apa kesan – kesan Anda setelah mengikuti kegiatan tersebut?

4. Apakah Anda mendapatkan masukan dari hasil diskusi dengan teman lain? Sebutkan manfaatnya!

(33)

LAMPIRAN 9

SATUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

B. Topik : Faktor-Faktor yang Menyebabkan Terjadinya Seks Bebas

C. Bidang Bimbingan : Pribadi Sosial D. Jenis Layanan : Bimbingan Klasikal E. Fungsi Bimbingan : Pemahaman, Pencegahan F. Tujuan Layanan :

1. Siswa mampu memahami faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya seks bebas.

2. Siswa mampu menyebutkan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya seks bebas.

3. Siswa mampu mempraktekkan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya seks bebas

G. Sasaran Layanan : Siswa kelas XIIB Perhotelan SMK PELITA Salatiga

H. Uraian Kegiatan :

TAHAP URAIAN KEGIATAN WAKTU

Pembukaan 1. Salam

2. Membina hubungan baik dengan mengajak mengungkapkan tujuan dan harapan-harapan yang ingin dicapai dalam kegiatan ini.

7’

Peralihan 1. Menjelaskan kegiatan yang akan ditempuh dalam pertemuan ini.

2. Menawarkan dan mengamati apakah siswa

8’

(34)

sudah siap menjalani kegiatan ini.

Kegiatan Inti

1. Memberikan informasi mengenai faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya seks bebas.

2. Peneliti mengajak siswa untuk memainkan peran dan membagi dalam tiga kelompok.

3. Bersama-sama menentukan topik yang akan dimainkan.

4. Masing – masing siswa diminta memperhatikan permainan peran yang dimainkan oleh kelompok lain.

5. Peneliti dan siswa bersama-sama menyimpulkan hasil kegiatan dan permainan peran tentang faktor-faktor yang menyebabkan terjedinya seks bebas.

110’

Penutup 1. Evaluasi

Refleksi hasil : tiap siswa menulis di kertas yang sudah disediakan tentang pengalaman mengikuti layanan dan kesan-kesan yang telah diperoleh dalam memainkan peran.

2. Peneliti mengemukakan bahwa kegiatan akan diakhiri dengan mengucapkan salam

10’

I. Materi : Faktor-Faktor yang Menyebabkan Terjedinya Hubungan Seks Bebas

J. Metode : Ceramah dan permainan peran

K. Waktu dan Tanggal : 3x45 menit, 13, 15, 20 September 2011 L. Tempat Penyelenggaraan : Ruang kelas XIIB Perhotelan

M. Penyelenggara Layanan : Peneliti

(35)

N. Pihak yang Disertakan : Guru BK

O. Alat dan Perlengkapan : Materi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Hubungan Seks Bebas, LCD, Laptop

P. Pencana Penilaian dan Tindak Lanjut

1. Penilaian Proses : Mengamati partisipasi siswa dalam proses permainan peran.

2. Penilaian Hasil :

Laiseg : memberi pertanyaan kepada siswa untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya hubungan seks bebas.

3. Tindak Lanjut : Melakukan bimbingan kelompok, konseling perorangan bagi siswa yang membutuhkan atau siswa yang mempunyai masalah dengan materi layanan

Salatiga, 13 September 2011 Mengetahui

Guru BK Penulis

Rosmelita DR Siregar S.Pd Naomi Retno W

(36)

LAMPIRAN 10

FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN TERJADINYA HUBUNGAN SEKS BEBAS

Seks pranikah adalah hubungan seksual yang dilakukan oleh pasangan tanpa ikatan perkawinan. Perilaku seks pranikah itu merupakan kecenderungan remaja untuk melakukan hal-hal yang makin dalam untuk melibatkan dirinya dalam hubungan fisik antar remaja yang berlainan jenis.

Faktor yang mempengeruhi sikap remaja terhadap perilaku seks bebas

1. Gagalnya sosialisasi norma-norma dalam keluarga, terutama kayakinan agama dan moralitas

Ada orang tua yang menganggap tabu membicarakan tentang seks dengan anak- anaknya sehingga orang tua hanya sedikit mengajarkan norma-norma tentang seks kepada para remaja. Akibatnya, para remaja hanya sedikit tau tentang norma-norma yang ada sehingga remaja dapat melanggar norma-norma yang ada. Orang tua tidak mengajarkan pendidikan agama kepada para remaja sejak kecil dapat menyebabkan kurangnya pemahaman agama dan kurang dekat dengan Tuhan sehingga melakukan hubungan seks bebas tanpa ada rasa takut kepada Tuhan. Kepercayaan terhadapa agama sangat berpengaruh dalam perilaku seseorang. Remaja yang memiliki iman yang tinggi cenderung menjauhkan diri dari perilaku hubungan seks bebas.

2. Semakan terbukanya peluang pergaukan babas

Pergaulan remaja sekarang ini semakin bebas, didukung dengan peluang yang ada. Remaja yang kurang mendapatkan perhatian atau kontrol dari kedua orang tua akan semakin mudah untuk melakukan pergaulan bebas dan remaja dapat dengan mudahnya melakukan hubungan seks bebas tenpa mendapat larangan dari orang tua.

(37)

3. Kekosongan aktivitas fisik dan kognitif dalam kehidupan sehati-hari

Remaja yang tidak dapat memanfaatkan waktu luang dengan baik, cenderung melakukan aktivitas-aktivitas yang kurang berguana. Kekosongan aktivitas dapat membuat remaja memikirkan hal-hal yang negatif dan berusaha mencari kesenangan dan kepuasan dalam dirinya, seperti melakukan masturbasi, onani dan melamun.

Remaja yang melakukan aktiviitas yang padat, kecil kemungkinan mempunyai kesempatan berpikir yang negatif atau melakukan perilaku seks bebas.

4. Kepekaan penyerapan dan penghayatan terhadap struktur pergaulan bebas dan seks bebas relatif tinggi

Masa remaja merupakan masa seseorang mudah menerima sesuatu yang baru atau belum diketahui termasuk tentang seks bebas. Berawal dari rasa penasaran yang dimiliki oleh remaja, remaja mudah melakukan perilaku seks bebas tanpa memikirkan resiko yangg akan dialami. Para remaja cenderung lebih mengikuti rasa penasaran untuk coba-coba dibandingkan dengan rasa penasaran terhadap resiko yang akan terjadi.

5. Rendahnya kepedulian dan kontrol sosial masyarakat

Sebagian masyarakat hanya diam saat melihat remaja berpacaran dan berciuman di depan rumah. Rendahnya kontrol sosial dari masyarakat mengakibatkan sebagian remaja merasa bebas berperilaku seks bebas karena para remaja menganggap masyarakat tidak akan menegur atau melarangnya.

6. Banyaknya media yang mempertontonkan seks bebas

Banyaknya media yang memperlihatkan atau mempromosikan hubungan seks.

Para remaja juga dengan mudah mendapatkannya. Remaja dapat melalui internet, majalah, VCD, atau HP. Remaja cukup membuka situs porno di internet dan remaja akan mendapatkan banyak gambar dan video perilaku seks di situs porno.

(38)

7. Adanya kemudahan dalam mengantisipasi resiko kehamilan

Adanya alat kontrasepsi yang dijual secara umum, mulai dari kondom, pil KB, dan alatkontrasepsi lainnya yang dapat dengan mudah didapatkan oleh para remaja di apotek dan toko. Para penjual dengan mudahnya menjual alat kontrasepsi tersebut kesemua orang tanpa memandang usia pembeli atau pemakai. Para remaja menganggap hubungan seks aman-aman saja dilakukan selama remaja dengan mudah memperoleh alat kontrasepsi dan memperkecil resiko kehamilan.

8. Rendahnya pengetahuan tentang kesehatan dan resiko penyakit berbahaya

Kurangnya pengetahuan dan informasi dikalangan remaja mengenai bahaya hubungan seks pranikah merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya hubungan seks pranikah. Para remaja baru tahu bahaya melakukan hubungan seks pranikah adalah kehamilan diluar nikah, tanpa meikirkan bahaya yang lain seperti PMS, HIV dan kanker mulut rahim. Remaja yang memiliki pengetahuan yang rendah mengenai bahaya hubungan seks pranikah memiliki kemungkinan besar melakukan hubungan seks pranikah.

9. Sikap dan busana yang mengundang hasrat seks

Remaja wanita cenderung menggunakan pakaian yang kurang pantas digunakan dalam kesehariannya, termasuk waktu berpacaran. Baju yang minim akan mengundang remaja laki-laki ingin melakukan hal yang tidak boleh dilakukan.

Sebagian para lelaki merasa senang dengan wanita yang menggunakan baju yang mempertontonkan bagian tubuh yang tidak boleh diperlihatkan, melihat bagian tubuh wanita yang jarang dilihat mengundang nafsu birahi para remaja laki-laki dan ingin melakukan hubungan seks bersama dengan pasangannya.

(39)

10. Tersedianya lokalisasi atau lagalitas pekerja seks

Para remaja dapat dengan mudah memperoleh pasangan untuk melakuakan hubungan seks di tempat-tempat yang menyediakan para pekerja seks. Para remaja hanya tinggal mengeluarkan uang untuk membayar para pekerja seks dan dengan mudah mendapatkan kepuasan seks. Sampai sekarang tempat lokalisasi dapat dikunjungi oleh siapapun, dan dari kelangan usia berapapun asal dapat membayar para pekerja seks tersebut. Keadaan demikian memberi peluang remaja dengan mudah melampiaskan hasrat seksualnya.

(40)

LAMPIRAN 11

LAPORAN PELAKSANAAN EVALUASI (PENILAIAN) DAN TINDAK LANJUT SATUAN LAYANAN BIMBINGAN KONSELING

A. Topik : Faktor-Faktor yang Menyebabkan TerjadinyaHubungan Seks Bebas B. Spesifikasi Kegiatan

1. Bidang Bimbingan : Pribadi-Sosial 2. Jenis Layanan : Bimbingan Klasikal 3. Fungsi Layanan : Pencegahan

4. Sasaran Layanan : Siswa kelas XII B Perhotelan SMK PELITA C. Pelaksanaan Layanan

1. Waktu : 3 x 45 menit

2. Hari/Tanggal : 13, 15,20 September 2011 3. Tempat : Ruang kelas XIIB Perhotelan 4. Deskripsi dan Layanan Komentar pelaksanaan Layanan

Dalam pembahasan topik ini dibagi menjadi tiga kali pertemuan. Pertemuan pertama, penulis menyampaikan topik tentang faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya hubungan seks bebas. Siswa sangat berantusias dalam mengikuti layanan. Dalam pertemuan kali ini siswa lebih banyak bertanya. Pertemuan kedua, metode yang digunakan yaitu permainan peran.

Sebelumnya penulis membagi terlebih dahulu siswa menjadi tiga kelompok.

(41)

Cerita yang mereka mainkan adalah topik yang sudah dibahas dalam pertemuan sebelumnya. Untuk giliran pertama yaitu kelompok dua dengan tema kemudahan dalam mengantisipasi resiko kehamilan. Anggota kelompok masih malu dan belum bisa memghayati peran. Siswa yang lain sangat berantusias dalam menyimak jalannya cerita. Untuk pertemuan ketiga meneruskan permainan peran. Untuk pertemuan ketiga yang memainkan peran kelompok satu dan tiga. Berbeda dengan kelompok dua, mereka sudah lebih matang mempersiapkan segala sesuatunya. Mereka lebih percaya diri dan memahami peran mereka. Kemudian bersama-sama menarik kesimpulan dari permainan peran yang sudah dimainkan.

D. Evaluasi (Penilaian) 1. Penilaian Proses

Untuk kegiatan ini penulis lebih mengajak siswa untuk dapat merasakan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya hubungan seks bebas. Pada saat kegiatan siswa tampak berlaku aktif dalam menanggapi materi yang diberikan oleh penulis dan memainkan perannya masing-masing. Siswa aktif dan bisa merasakan Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya hubungan seks bebas.

(42)

2. Penilaian Hasil

Kegiatan ini dapat dikatakan berhasil karena siswa berlaku aktif dan tujuan dari layananpun tercapai karena berdasarkan jawaban tertulis siswa, siswa dapat menyikapi faktor-faktor yang menyebabkan hubungan seks bebas.

E. Analisis Hasil penilaian

1. Cara-cara analisis hasil penilaian sikap siswa

Untuk mengetahui sikap siswa terhadap faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya hubungan seks bebas, penulis memberikan pertanyaan langsung dan tertulis kepada siswa dan melakukan pengamatan selama siswa mengikuti kegiatan terlebih saat memainkan peran.

2. Pengungkapan gejala penilaian perilaku anggota

Selama kegiatan bimbingan klasikal ini siswa sangat aktif dan antusias dalam mengikuti kegiatan.

Salatiga, 20 September 2011 Mengetahui

Guru BK Penulis

Rosmelita DR Siregar S.Pd Naomi Retno W

(43)

Lembar Observasi (Untuk Penilaian Proses)

No Aspek yang

diobservasi Sangat Baik Baik Kurang

Baik Tidak Baik 1 Antusias siswa

2 Partisipasi siswa 3 Aktivitas siswa 4 Respon siswa 5 Atensi siswa

6 Kelancaran layanan 7 Suasana pelaksanaan

(44)

Lampiran Instrumen Evaluasi

LEMBAR REFLEKSI DIRI Nama Siswa :...

No. Absen :...

Kelas :...

Tulis pengalaman yang Anda peroleh dalam mengikuti kegiatan sebagai berikut : 1. Sebutkan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya hubungan seks bebas?

2. Menurut anda faktor mana yang paling menyebabkan terjadinya hubungan seks bebas?

3. Bagaimana perasaan anda setelah melakukan kegiatan permainan peran?

4. Apa kesan – kesan Anda setelah mengikuti kegiatan tersebut?

5. Apakah Anda mendapatkan masukan dari hasil diskusi dengan teman lain? Sebutkan manfaatnya!

(45)

LAMPIRAN 12

SATUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

A. Topik : Ciuman Dalam Seks Bebas B. Bidang Bimbingan : Pribadi Sosial

C. Jenis Layanan : Bimbingan Klasikal D. Fungsi Bimbingan : Pemahaman, Pencegahan E. Tujuan Layanan :

1. Siswa mampu menjelaskan pengertian ciuman

2. Siswa mampu menyebutkan macam-macam ciuman dalam seks bebas F. Sasaran Layanan : Siswa kelas XIIB Perhotelan

G. Uraian Kegiatan :

TAHAP URAIAN KEGIATAN WAKTU

Pembukaan 1. Salam

2. Membina hubungan baik dengan mengajak mengungkapkan tujuan dan harapan-harapan yang ingin dicapai dalam kegiatan ini.

7’

Peralihan 1. Menjelaskan kegiatan yang akan ditempuh dalam pertemuan ini.

2. Menawarkan dan mengamati apakah siswa sudah siap menjalani kegiatan ini.

8’

Kegiatan Inti

1. Memberikan informasi mengenai ciuman dalam seks bebas.

2. Meminta siswa untuk menyebutkan contoh ciuman dalam seks bebas

20’

(46)

3. Siswa diminta untuk mendiskusikan tentang ada tidaknya bahaya dalam ciuman.

4. Siswa diminta membahas hasil diskusi.

5. Peneliti menyimpulkan hasil kegiatan dan materi tentang ada tidaknya bahaya dalam ciuman.

Penutup 1. Evaluasi

Refleksi hasil : tiap siswa menulis di kertas yang sudah disediakan tentang pengalaman mengikuti layanan dan kesan-kesan yang telah diperoleh dalam mengikuti diskusi.

2. Peneliti mengemukakan bahwa kegiatan akan diakhiri dengan mengucapkan salam

10’

H. Materi : Ciuman dalam Seks Bebas I. Metode : Ceramah, diskusi

J. Waktu dan Tanggal : 1x 45 menit, 22 September 2011 K. Tempat Penyelenggaraan : Ruang kelas VII G

L. Penyelenggara Layanan : Peneliti M. Pihak yang Disertakan : Guru BK

N. Alat dan Perlengkapan : Materi ciuman dalam seks bebas, LCD, Laptop O. Rencana Penilaian dan Tindak Lanjut

1. Penilaian Proses : mengamati kesungguhan siswa dalam mengikuti layanan

2. Penilaian Hasil

Laiseg : memberi pertanyaan kepada siswa untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap ciuman dalam seks bebas.

(47)

3. Tindak Lanjut : Melakukan bimbingan kelompok, konseling perorangan bagi siswa yang membutuhkan atau

siswa yang mempunyai masalah dengan materi layanan.

Salatiga, 22 September 2011 Mengetahui

Guru BK Penulis

Rosmelita DR Siregar S.Pd Naomi Retno W

(48)

LAMPIRAN 13

CIUMAN DALAM HUBUNGAN SEKSUAL

Ciuman merupakan salah satu perangsangan yang turut menggelorakan birahi sepasang pencinta sebelum bersatu dalam hubungan seksual. untuk menggelorakan hasrat seksual pasangannya, dapat dilakukan dengan mencium bagian-bagian tubuh pasangan yang sensitif, yang kemudian bisa disertai atau dilanjutkan dengan meraba, mengelus, atau menggigit dengan gigitan gemas. Ciuman yang berhubungan dengan seksual itu di antaranya adalah:

Ciuman pada Jari Tangan

Dalam “kebudayaan” Barat, seorang lelaki biasanya mencium jari tangan kanan perempuan sebagai tanda penghormatannya sekaligus menunjukkan keromantisan si pencium.Dari kontak fisik antara bibir dan jari-jari tangan tersebut mengalir kehangatan, kesenangan, sekaligus keinginan. Meskipun saraf-saraf yang terdapat pada jari-jari tangan tidak sebanyak dan tidak sesensitif dibandingkan bibir, namun mencium jari tangan pasangan akan dapat semakin menggelorakan hasrat bercinta dengan pasangan.

Ciuman pada Kelopak Mata

Kelopak mata adalah bagian wilayah wajah yang begitu menggoda untuk dicium, karena kelembutan serta kehangatan kulitnya. Sensasi kenikmatan rasa akan dirasakan keduanya, si pencium akan merasakan kelembutan kulit kelopak mata yang diciumnya, sementara pasangannya akan merasakan kehangatan tersendiri dari sentuhan bibir pasangannya. Ciuman pada kelopak mata biasanya ditujukan untuk

(49)

ucapan perpisahan. Namun demikian pantas pula dilakukan sepasang pencinta, baik ketika berhubungan intim maupun ketika telah selesai.

Ciuman pada Hidung

Hidung merupakan tempat keluar-masuknya udara untuk bernapas yang dalam Kamasutra disimbolkan sebagai kehidupan. Hidung juga merupakan sasaran penciuman yang tidak kalah menggairahkan dibandingkan bagian-bagian wajah yang lain.Perempuan yang dicium hidungnya, bisa jadi akan membangkitkan gairahnya dan berhasrat meneruskan percumbuannya menjadi hubungan seksual.

Ciuman pada Bibir

Dalam berciuman, bibir bisa jadi merupakan sasaran pertama untuk dicium. Bentuk serta kelembutannya sungguh-sungguh amat menggoda hingga berbagai teknik ciuman bisa dilakukan sepasang pencinta dengan mengadu kedua bibir masing- masing tersebut.Saraf-saraf yang begitu banyak tersebar di bibir akan segera memberikan “pesan” khusus kepada pemiliknya ketika ia disentuh bibir pasangannya.

Ciuman pada Telinga

Telinga adalah bagian yang begitu menggoda untuk dicium. Selain amat menggoda, telinga, terlebih-lebih yang sebelah kiri, adalah tempat yang menjadi pembangkit hasrat seksual bagi si empunya telinga ketika mendapat “serangan

Ciuman pada Kening

Ciuman pada kening atau dahi biasanya dilakukan lelaki kepada pasangannya sebagai ucapan terima kasih dan penghormatannya. Perempuan akan tersanjung dan berbahagia diperlakukan penuh hormat seperti itu. Oleh karena itu ciuman pada kening biasanya dilakukan lelaki setelah berhubungan intim. Walau demikian, tidak

(50)

tertutup kemungkinan ketika masih berhubungan intim dapat mencium kening ini, karena sensasi sensual yang ditimbulkannya juga tidak kalah sensasinya.

Ciuman pada Leher

Leher merupakan bagian tubuh yang menimbulkan sensasi rasa tersendiri ketika mendapat ciuman. Letaknya yang unik laksana penyambung wilayah wajah dan dada, tentu tidak akan dilewatkan para pencinta yang tengah mencium pasangannya. Leher adalah bagian sensitif sekaligus tempat yang sangat menggoda lagi menggairahkan bagi bibir atau lidah pencium yang sedang “meluncur” menuju bagian lain setelah puas mencumbu wajah pasangannya.Tempat-tempat di leher yang bisa jadi sasaran ciuman yang akan semakin menggelorakan hasrat adalah pada leher bagian depan, serta bagian lembut di belakang kepala.

Di tempat leher itulah para pencinta tidak hanya dapat mencium, namun bisa pula menggigitnya hingga menimbulkan “luka merah-merah” yang tidak menimbulkan perasaan sakit si empunya leher.

(51)

LAMPIRAN 14

LAPORAN PELAKSANAAN EVALUASI (PENILAIAN) DAN TINDAK LANJUT SATUAN LAYANAN BIMBINGAN KONSELING A. Topik : Ciuman dalam Seks Bebas

B. Spesifikasi Kegiatan

1. Bidang Bimbingan : Pribadi-Sosial 2. Jenis Layanan : Bimbingan Klasikal 3. Fungsi Layanan : Pencegahan

4. Sasaran Layanan : Siswa kelas XII B Perhotelan SMK PELITA C. Pelaksanaan Layanan

1. Waktu : 45 menit

2. Hari/Tanggal : 22 September 2011

3. Tempat : Ruang kelas XIIB Perhotelan 4. Deskripsi dan Layanan Komentar pelaksanaan Layanan

Kegiatan ini siswa bisa mengikuti kegiatan dengan lebih baik karena kegiatan ini merupakan kegiatan yang ke enam. Dalam kegiatan ini sebagian besar siswa sudah mengetahui macam-macam ciuman. Siswa sangat berantusias mengikuti kegiatan ini. Siswa juga menanyakan hal-hal yang mereka tidak ketahui.

(52)

D. Evaluasi (Penilaian) 1. Penilaian Proses

Untuk kegiatan keenam ini, siswa tampak berlaku aktif dalam menanggapi materi yang diberikan oleh penulis. Siswa aktif dan bisa mengetahui mmacam-macam ciuman dalam seks bebas termasuk ciuman yang beresiko.

2. Penilaian Hasil

Kegiatan keenam dapat dikatakan berhasil karena siswa berlaku aktif dan tujuan dari layananpun tercapai karena berdasarkan jawaban tertulis siswa, siswa dapat menyikapi ciuman dalam seks bebas.

E. Analisis Hasil penilaian

1. Cara-cara analisis hasil penilaian sikap siswa

Penulis memberikan pertanyaan langsung dan tertulis kepada siswa dan penulis mengamati antusias siswa dalam mengikuti layanan.

2. Pengungkapan gejala penilaian perilaku anggota

Selama kegiatan bimbingan klasikal ini siswa aktif dan antusias dalam mengikuti kegiatan.

(53)

Salatiga, 22 September 2011 Mengetahui

Guru BK Penulis

Rosmelita DR Siregar S.Pd Naomi Retno W

(54)

Lembar Observasi (Untuk Penilaian Proses)

No Aspek yang

diobservasi Sangat Baik Baik Kurang

Baik Tidak Baik 1 Antusias siswa

2 Partisipasi siswa 3 Aktivitas siswa 4 Respon siswa 5 Atensi siswa

6 Kelancaran layanan 7 Suasana pelaksanaan

(55)

Lampiran Instrumen Evaluasi

LEMBAR REFLEKSI DIRI Nama Siswa :...

No. Absen :...

Kelas :...

Tulis pengalaman yang Anda peroleh dalam mengikuti kegiatan sebagai berikut : 1. Menurut Anda apa yang dimaksud dengan ciuman?

2. Sebutkan macam-macam ciuman dalam seks bebas?

3. Bagaimana seharusnya sikap anda terhadap ciuman dalam seks bebas?

4. Apa kesan – kesan Anda setelah mengikuti kegiatan tersebut?

5. Apakah Anda mendapatkan masukan dari hasil diskusi dengan teman lain? Sebutkan manfaatnya!

(56)

LAMPIRAN 15

SATUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

Topik : Pergaulan Bebas

B. Bidang Bimbingan : Pribadi Sosial C. Jenis Layanan : Bimbingan Klasikal D. Fungsi Bimbingan : Pemahaman, Pencegahan E. Tujuan Layanan :

1. Siswa mampu menjelaskan pengertian pergaulan bebas.

2. Siswa mampu mengerti penyebab dari pergaulan bebas.

3. Siswa mampu menyebutkan dampak dari pergaulan babas.

F. Sasaran Layanan : Siswa kelas XIIB Perhotelan SMK PELITA Salatiga

G. Uraian Kegiatan :

TAHAP URAIAN KEGIATAN WAKTU

Pembukaan 1. Salam

2. Menyampaikan tujuan dan harapan-harapan yang ingin dicapai dalam kegiatan ini.

7’

Peralihan 1. Menjelaskan kegiatan yang akan ditempuh dalam pertemuan ini.

2. Menawarkan dan mengamati apakah siswa sudah siap menjalani kegiatan ini.

8’

(57)

Kegiatan Inti

1. Memberikan informasi mengenai pengertian pergaulan bebas

2. Memberikan informasi mengenai penyebab maraknya pergaulan bebas remaja

3. Memberi informasi tentang dampak pergaulan bebas.

4. Peneliti menayangkan film “Akibat Pergaulan Bebas”.

5. Siswa diminta untuk mendiskusikan tentang makna yang terkandung dalan film yang sudah ditayangkan dan dampak paling besar dari seks bebas.

6. Siswa diminta menjelaskan hasil diskusi 7. Peneliti menyimpulkan hasil kegiatan dan

diskusi pergaulan bebas.

65’

Penutup 1. Evaluasi

Refleksi hasil : tiap siswa menulis di kertas yang sudah disediakan tentang pengalaman mengikuti layanan dan kesan-kesan yang telah diperoleh dalam mengikuti diskusi.

2. Peneliti mengemukakan bahwa kegiatan akan diakhiri dengan mengucapkan salam

10’

H. Materi : Pergaulan Bebas, Film “Akibat Pergaulan Bebas”

I. Metode : Ceramah, Diskusi, Penayangan film J. Waktu dan Tanggal : 2x45 menit,27, 29 September 2011 K. Tempat Penyelenggaraan : Ruang kelas XIIB Perhotelan L. Penyelenggara Layanan : Peneliti

(58)

M. Pihak yang Disertakan : Guru BK

N. Alat dan Perlengkapan : Materi Pergaulan Bebas, Film, LCD, Laptop O. Rencana Penilaian dan Tindak Lanjut

1. Penilaian Proses : mengamati partisipasi, antusias siswa dalam mengikuti layanan.

2. Penilaian Hasil :

Laiseg : memberi pertanyaan kepada siswa untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap pergaulan bebas.

3. Tindak Lanjut : Melakukan bimbingan kelompok, konseling perorangan bagi siswa yang membutuhkan atau siswa yang mempunyai masalah dengan materi layanan

Salatiga, 27 September 2011 Mengetahui

Guru BK Penulis

Rosmelita DR Siregar S.Pd Naomi Retno W

(59)

LAMPIRAN 16

PERGAULAN BEBAS

A. Pengertian Pergaulan Bebas

Kita tentu tahu bahwa pergaulan bebas itu adalah salah satu bentuk perilaku menyimpang, yang mana “bebas” yang dimaksud adalah melewati batas-batas norma ketimuran yang ada. Masalah pergaulan bebas ini sering kita dengar baik di

lingkungan maupun dari media massa. Remaja adalah individu labil yang emosinya rentan tidak terkontrol oleh pengendalian diri yang benar. Masalah keluarga,

kekecewaan, pengetahuan yang minim, dan ajakan teman-teman yang bergaul bebas membuat makin berkurangnya potensi generasi muda Indonesia dalam kemajuan bangsa.

Pergaulan bebas adalah salah satu kebutuhan hidup dari makhluk manusia sebab manusia adalah makhluk sosial yang dalam kesehariannya membutuhkan orang lain, dan hubungan antar manusia dibina melalui suatu pergaulan (interpersonal relationship).

Pergaulan juga adalah HAM setiap individu dan itu harus dibebaskan, sehingga setiap manusia tidak boleh dibatasi dalam pergaulan, apalagi dengan

melakukan diskriminasi, sebab hal itu melanggar HAM. Jadi pergaulan antar manusia harusnya bebas, tetapi tetap mematuhi norma hukum, norma agama, norma budaya,

(60)

serta norma bermasyarakat. Jadi, kalau secara medis kalau pergaulan bebas namun teratur atau terbatasi aturan-aturan dan norma-norma hidup manusia tentunya tidak akan menimbulkan ekses-ekses seperti saat ini.

B. Penyebab Maraknya Pergaulan Bebas Remaja Indonesia

Ada banyak sebab remaja melakukan pergaulan bebas. Penyebab tiap remaja mungkin berbeda tetapi semuanya berakar dari penyebab utama yaitu kurangnya pegangan hidup remaja dalam hal keyakinan/agama dan ketidakstabilan emosi remaja. Hal tersebut menyebabkan perilaku yang tidak terkendali, seperti pergaulan bebas & penggunaan narkoba yang berujung kepada penyakit seperti HIV & AIDS ataupun kematian. Berikut ini di antara penyebab maraknya pergaulan bebas di Indonesia:

1. Sikap mental yang tidak sehat

Sikap mental yang tidak sehat membuat banyaknya remaja merasa bangga terhadap pergaulan yang sebenarnya merupakan pergaulan yang tidak sepantasnya, tetapi mereka tidak memahami karena daya pemahaman yang lemah. Dimana ketidakstabilan emosi yang dipacu dengan penganiayaan emosi seperti pembentukan kepribadian yang tidak sewajarnya dikarenakan tindakan keluarga ataupun orang tua yang menolak, acuh tak acuh,

menghukum, mengolok-olok, memaksakan kehendak, dan mengajarkan yang salah tanpa dibekali dasar keimanan yang kuat bagi anak, yang nantinya akan

(61)

membuat mereka merasa tidak nyaman dengan hidup yang mereka biasa jalani sehingga pelarian dari hal tersebut adalah hal berdampak negatif, contohnya dengan adanya pergaulan bebas.

2. Pelampiasan rasa kecewa

Yaitu ketika seorang remaja mengalami tekanan dikarenakan kekecewaannya terhadap orang tua yang bersifat otoriter ataupun terlalu membebaskan, sekolah yang memberikan tekanan terus menerus(baik dari segi prestasi untuk remaja yang sering gagal maupun dikarenakan peraturan yang terlalu

mengikat), lingkungan masyarakat yang memberikan masalah dalam

sosialisasi, sehingga menjadikan remaja sangat labil dalam mengatur emosi, dan mudah terpengaruh oleh hal-hal negatif di sekelilingnya, terutama pergaulan bebas dikarenakan rasa tidak nyaman dalam lingkungan hidupnya.

3. Kegagalan remaja menyerap norma

Hal ini disebabkan karena norma-norma yang ada sudah tergeser oleh modernisasi yang sebenarnya adalah westernisasi.

C. Ciri-Ciri Pergaulan Bebas

1) Penghamburan harta untuk memenuhi keinginan sex bebasnya

2) Upaya mendapatkan harta dan uang dengan menghalalkan segala cara termasuk dari jalan yang haram dan keji

(62)

3) Menimbulkan perilaku munafik dalam masyarakat 4) Rasa ingin tahu yang besar

5) Rasa ingin mencoba dan merasakan

6) Terjadi perubahan-perubahan emosi, pikiran, lingkungan pergaulan dan tanggung jawab yang dihadapi.

7) Mudah mengalami kegelisahan, tidak sabar, emosional, selalu ingin melawan, rasa malas, perubahan dalam keinginan, ingin menunjukkan eksistensi dan kebanggaan diri serta selalu ingin mencoba dalam banyak hal.

8) Kesukaran yang dialami timbul akibat konflik karena keinginannya menjadi dewasa dan berdiri sendiri dan keinginan akan perasaan aman sebagai seorang anak dalam keluarganya.

9) Banyak mengalami tekanan mental dan emosi.

10) Terjerat dalam pesta hura-hura ganja, putau, ekstasi, dan pil-pil setan lain.

D. Dampak dari pergaulan bebas

Pergaulan bebas identik sekali dengan yang namanya “dugem” (dunia gemerlap). Yang sudah menjadi rahasia umum bahwa di dalamnya marak sekali pemakaian narkoba. Ini identik sekali dengan adanya seks bebas. Yang akhirnya

(63)

berujung kepada HIV/AIDS. Dan pastinya setelah terkena virus ini kehidupan remaja akan menjadi sangat timpang dari segala segi.

(64)

LAMPIRAN 17

LAPORAN PELAKSANAAN EVALUASI (PENILAIAN) DAN TINDAK LANJUT SATUAN LAYANAN BIMBINGAN KONSELING

A. Topik : Pergaulan Bebas

B. Spesifikasi Kegiatan

1. Bidang Bimbingan : Pribadi-Sosial 2. Jenis Layanan : Bimbingan Klasikal 3. Fungsi Layanan : Pencegahan

4. Sasaran Layanan : Siswa kelas XII B Perhotelan SMK PELITA C. Pelaksanaan Layanan

1. Waktu : 2 x 45 menit

2. Hari/Tanggal : 27 dan 29 September 2011 3. Tempat : Ruang kelas XIIB Perhotelan 4. Deskripsi dan Layanan Komentar pelaksanaan Layanan

Untuk kegiatan petama adalah pemberian materi tentang pergaulan bebas.

Penulis memeberikan contoh kasus pergaulan bebas yang ada di Indonesia.

Kemudian penulis menjelaskan tentang pergaulan bebas. Siswa sangat aktif dalam mengikuti kegiatan. Kegitan kedua, metode yang digunakan yaitu penayangan film. Film yang ditayangkan berjudul “Akibat Pergaulan Bebas”.

Siswa sangat berantusias dalam mengikuti kegiatan ini. Walaupun ada

(65)

beberapa siswa yang sudah pernah melihatnya. Namun mereka sangat menikmati film yang mereka saksikan.

D. Evaluasi (Penilaian) 1. Penilaian Proses

Untuk kegiatan ini siswa tampak berlaku aktif dan antusias dalam menanggapi materi yang diberikan dan film yang ditayangkan oleh penulis.

Siswa aktif dan bisa merasakan dampak dari pergaulan bebas.

2. Penilaian Hasil

Kegiatan ini dapat dikatakan berhasil karena siswa berlaku aktif dan antusias sehingga tujuan dari layananpun tercapai karena berdasarkan jawaban tertulis siswa, siswa dapat menyikapi pergaulan bebas beserta dampaknya.

E. Analisis Hasil penilaian

1. Cara-cara analisis hasil penilaian sikap siswa

Penulis memberikan pertanyaan langsung dan tertulis kepada siswa. Penulis juga mengamati antusiasme siswa dlam mengikuti layanan. Dan hasilnya siswa dapat mengambil sikap bijaksana terhadap pergaulan bebas.

2. Pengungkapan gejala penilaian perilaku anggota

Selama kegiatan bimbingan klasikal ini siswa sangat aktif dan sangat antusias dalam mengikuti kegiatan.

(66)

Salatiga, 29 September 2011 Mengetahui

Guru BK Penulis

Rosmelita DR Siregar S.Pd Naomi Retno W

(67)

Lembar Observasi (Untuk Penilaian Proses)

No Aspek yang

diobservasi Sangat Baik Baik Kurang

Baik Tidak Baik 1 Antusias siswa

2 Partisipasi siswa 3 Aktivitas siswa 4 Respon siswa 5 Atensi siswa

6 Kelancaran layanan 7 Suasana pelaksanaan

(68)

Lampiran Instrumen Evaluasi

LEMBAR REFLEKSI DIRI Nama Siswa :...

No. Absen :...

Kelas :...

Tulis pengalaman yang Anda peroleh dalam mengikuti kegiatan sebagai berikut : 1. Menurut Anda apa yang dimaksud dengan pergaulan bebas?

2. Apa saja yang menjadi penyebab dari pergaulan bebas?

3. Sebutkan dampak dari pergaulan bebas remaja?

4. Apa kesan – kesan Anda setelah mengikuti kegiatan tersebut?

5. Apakah Anda mendapatkan masukan dari hasil diskusi dengan teman lain?

Sebutkan manfaatnya!

(69)

LAMPIRAN 18

SATUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

A. Topik : PMS Sebagai Dampak Hubungan Seks dengan Bergonta-Ganti Pasangan

B. Bidang Bimbingan : Pribadi Sosial C. Jenis Layanan : Bimbingan Klasikal D. Fungsi Bimbingan : Pemahaman, Pencegahan E. Tujuan Layanan :

1. Siswa mampu menjelaskan pengertian PMS.

2. Siswa mampu mengerti penularan PMS.

3. Siswa mampu menyebutkan jenis-jenis PMS.

F. Sasaran Layanan : Siswa kelas XIIB Perhotelan SMK PELITA Salatiga

G. Uraian Kegiatan :

TAHAP URAIAN KEGIATAN WAKTU

Pembukaan 1. Salam

2. Menyampaikan tujuan dan harapan-harapan yang ingin dicapai dalam kegiatan ini.

7’

Peralihan 1. Menjelaskan kegiatan yang akan ditempuh dalam pertemuan ini.

2. Menawarkan dan mengamati apakah siswa sudah siap menjalani kegiatan ini.

8’

(70)

Kegiatan Inti

1. Memberikan informasi mengenai pengertian PMS

2. Memberikan informasi mengenai penularan PMS

3. Memberi informasi tentang jenis-jenis PMS 4. Siswa diminta untuk mendiskusikan tentang

cara menghindarkan diri dari PMS 5. Siswa diminta menjelaskan hasil diskusi 6. Peneliti menyimpulkan hasil kegiatan dan

diskusi tentang PMS sebagai dampak hubungan seks dengan bergonta-ganti pasangan.

20’

Penutup 1. Evaluasi

Refleksi hasil : tiap siswa menulis di kertas yang sudah disediakan tentang pengalaman mengikuti layanan dan kesan-kesan yang telah diperoleh dalam mengikuti diskusi.

2. Peneliti mengemukakan bahwa kegiatan akan diakhiri dengan mengucapkan salam

10’

H. Materi : PMS

I. Metode : Ceramah, Diskusi, Tanya Jawab J. Waktu dan Tanggal : 1x45 menit, 1 Oktober 2011 K. Tempat Penyelenggaraan : Ruang kelas XIIB Perhotelan L. Penyelenggara Layanan : Peneliti

M. Pihak yang Disertakan : Guru BK

N. Alat dan Perlengkapan : Materi PMS, LCD, Laptop

(71)

O. Rencana Penilaian dan Tindak Lanjut

1. Penilaian Proses : mengamati partisipasi, antusias, dan rasa ingin tau siswa dalam mengikuti layanan.

2. Penilaian Hasil :

Laiseg : memberi pertanyaan kepada siswa untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap PMS.

3. Tindak Lanjut : Melakukan bimbingan kelompok, konseling perorangan bagi siswa yang membutuhkan atau siswa yang mempunyai masalah dengan materi layanan

Salatiga, 1 Oktober 2011 Mengetahui

Guru BK Penulis

Rosmelita DR Siregar S.Pd Naomi Retno W

Referensi

Dokumen terkait

Secara garis besar, tujuan dari tema “ Mysteries of Space” pada interior museum ini yaitu upaya untuk membuat pengunjung merasakan pengalaman berada diruang angkasa secara umum,

Note that lowercase letters are usually used to denote elements of sets... Describe membership in

Korban luka ringan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (2) huruf c, adalah korban yang tidak termasuk dalam ayat (3) dan ayat (4). Jalan raya adalah tempat untuk lalu lintas

Berdasarkan masalah-masalah yang telah peneliti rumuskan, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara burnout dengan

Pengguna media sosial di Indonesia saat ini mencapai 132,7 juta. Setiap tahun pengguna media sosial semakin bertambah.Media sosial merupakan sebuah bentuk layanan

anak dalam menyadarkan adanya getaran pada suara. Pendekatan multisensori menggunakan seluruh sensori untuk. memperoleh kesan bicara seperti penglihatan, pendengaran,

Dari penelitian ini, penulis menemukan bahwa menurut perspektif jemaat Khonghucu bahwa ajaran dalam agama mengenai kebajikan perlu diimplementasikan dalam

Rektor Universitas Diponegoro dengan ini mengumumkan kepada yang namanya dinyatakan lolos seleksi sebagai calon mahasiswa baru Program Pendidikan Dokter Spesialis