• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAMPAK KEMITRAAN PETANI PENANGKAR BENIH PADI DENGAN PT. SANG HYANG SERI MAROS HASMIAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "DAMPAK KEMITRAAN PETANI PENANGKAR BENIH PADI DENGAN PT. SANG HYANG SERI MAROS HASMIAR"

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

DAMPAK KEMITRAAN PETANI PENANGKAR BENIH PADI DENGAN PT. SANG HYANG SERI MAROS

HASMIAR 105960093011

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2015

(2)

DAMPAK KEMITRAAN PETANI PENANGKAR BENIH PADI DENGAN PT. SANG HYANG SERI MAROS

HASMIAR 105960 0930 11

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Serjana Pertanian Starata Satu (S-1)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2015

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI

(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul:

DAMPAK KEMITRAAN PETANI PENANGKAR BENIH PADI DENGAN PT.

SANG HYANG SERI MAROS

adalah benar merupakan hasil karya yang belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang di terbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir Skripsi ini.

Makassar, Juli 2015

HASMIAR

(4)

HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Dampak Kemitraan Petani Penangkar Benih Padi Dengan PT. Sang Hyang Seri Maros

Nama : Hasmiar

Nim : 1059 6009 30 11

Jurusan : Agribisnis

Fakultas : Pertanian

Disetujui

Pembimbing I Pembimbing II

Ir. Arifin fattah, Sp, M.Si Hasriyanti Syarif,Sp, M.Si

Diketahui Oleh

Dekan Fakultas Pertanian Ketua Jurusan

Ir. Muh.Saleh Molla, MM Amruddin, S.Pt,M.Pd,M.Si

(5)

HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Dampak Kemitraan Petani Penangkar Benih Padi Dengan PT. Sang Hyang Seri Maros

Nama : Hasmiar

Nim : 105960093011

Jurusan : Agribisnis

Fakultas : Pertanian

Komisi Penguji

Nama Tanda Tangan

1. Ir. Muh. Arifin Fattah, M.Si Ketua Sidang

2. Asriyanti Syarif, SP.,M.Si.

Sekretaris

3. Dr. Sri Mardiyati, SP.,MP Anggota

4. St.Khadijah Y Hiola,S. TP.,M.Si.

Anggota

Tanggal Lulus : ………

(6)

ABSTRAK

HASMIAR. 105960093011. “Dampak Kemitraan Petani Penangkar Benih Padi dengan PT. Sang Hyang Seri Maros di bawah bimbingan ARIFIN FATTA dan ASRIYANTI SYARIF.

Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui bagaimana tingkat pendapatan petani padi sebelum dan sesudah menjadi penangkar benih pada PT. Sang Hyang Seri Maros dan untuk mengetahui dampak yang dirasakan petani setelah menjadi penangkar benih pada PT. Sang Hyang Seri.

Populasi penelitian ini adalah semua petani yang mengusahakan penangkaran benih padi sebanyak 50 orang. Sampel pada penelitian diambil secara acak sederhana (simple random sampling). Dengan mengambil sebanyak 25 % dari populasi sehingga diperoleh 25 orang. Teknik pengumpulan data adalah melalui observasi dan wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan (Kuisioner). Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa deskriptif kuantitatif yang diarahkan untuk melihat pendapatan petani padi sebelum dan sesu dah menjadi penangkar benih padi dan untuk melihat dampak yang dirasakan petani setelah menjadi penangkar benih pada PT. Sang Hyang Seri.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata perorang pendapatan petani penangkar sebelum menjadi petani penangkar adalah Rp.14.787.308 sedangkan rata-rata pendapatan petani penangkar setelah menjadi petani penangkar adalah adalah Rp.19.257.988. Dampak kemitraan antara petani dengan PT. Sang Hyang Seri adalah menguntungkan petani penangkar karena berdasarkan hasil analisis uji t (t hitung: -2,154 < t tabel: -2,013) bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai pendapatan sebelum menjadi petani petani penangkar dan sesudah menjadi petani penangkar.

(7)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah atas kehendak Allah SWT dengan segala nikmat dan karunianya yang diberikan-Nya dalam menjalani kehidupan dimuka bumi ini.

Dan atas kehendak-Nya pula, penulis diberikan kesempatan untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan segala kesederhanaan yang ada kekurangan di dalamnya. Dan tak lupa pula salam dan salawat semoga tetap tercurah atas baginda Rasulullah Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat dan para pengikutnya.

Dan penyelesaian skripsi ini begitu banyak cobaan dan kesulitan yang dihadapi penulis. Namun berkat keikhlasan hati dan dorongan moril dari berbagai pihak sehingga penulis skripsi ini akhirnya dapat di selesaikan dengan penuh kesabaran. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis santunkan ucapan terima kasih kepada kedua orang tua dan saudaraku atas segala restunya serta segenap kasih sayangnya selama penulis menjalani studi di bangku kuliah.

Dan tak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada :

1. Dr. H . Irwan Akib selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Bapak Ir. H. Saleh Molla, M.M selaku Dekan Fakultas Pertanian Unismuh Makassar beserta stafnya.

3. Bapak Amruddin, S.Pt, M.Si selaku Ketua Jurusan Agribisnis yang banyak memberikan saran-sarannya selama penulisan skripsi ini

(8)

4. Bapak Ir. Arifin Fattah, Sp. M.si dan Ibu Asriyanti Syarif, S.p, M.Si selaku pembimbing yang senantiasa memberikan bimbingannya dan perhatiannya kepada penulis sejak awak hingga akhir skripsi ini selesai.

5. Dan kepada teman/sahabat banyak membantu, Indarwati, Khaerunisa, Suriani, Syamsuddin, Ismail, Faisal Tawakkal.

Serata semua pihak yang banyak membantu namun tidak sempat dituliskan namanya, penulis mengucapkan banyak terima kasih.

Tak ada imbalan yang dapat penulis berikan, kecuali doa dengan penuh keikhlasan hati atas segala bantuan dan kebaikan yang telah diberikan. Semoga dengan semua yang telah di berikan dapat menjadi amal Jariah dan mendapat imbalan pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT. Amin

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa setiap karya tidak lepas dari kekurangan, atas dasar tersebut maka saran dan kritikan dari berbagai pihak sangat di harapakan yang tentunya merujuk kepada sikap rasional, objektif dan bersikap jujur lisan adil dalam melihat persoalaan secara komprehensip dan integral sehingga saran dan kritikan akan memberikan hal positif dan membangun.

Pada kesempatan ini, izinkanlah penulis mengucapakan mohon maaf atas berbagai kelemahan dan kesalahan penulis selama menempuh pendididkan pada Jurusan Agaribisnis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.

(9)

Akhirnya semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkannya. Khususnya dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Makassar, Juni 2015

Hasmiar

(10)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL……… .. i

LEMBARAN PENGESAHAN………... .. ii

HALAMAN PERNYATAAN... iii

ABSTRAK ……….... iv

KATA PENGANTAR ………. v

DAFTAR ISI ………... … vi

DAFTAR TABEL………. vii

DAFTAR LAAMPIRAN……….. viii

I PENDAHULUAN……….… 1

1.1. Latar Belakang ………... 1

1.2. Rumusan Masalah………... 3

1.3. Tujuan Penelitian... 3

1.4. Manfaat Penelitian ………..………...…... 3

II.TINJAUAN PUSTAKA………...……….. 5

2.1. Kemitraan...………... 5

(11)

2.2. Petani Penangkar...……… 7

2.3. Benih Padi... 10

2.4. Pendapatan...………... 12

2.5. Uji T... .... 17

III. METODOLOGI PENELITIAN... 19

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ………... 19

3.2 Populasi dan Sampel...………... 20

3.3 Jenis dan Sumber Data ...………. 19

3.4 Teknik Analisis Data ………... 20

3.5 Defenisi Operasional ... 20

IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ...…... 22

4.1 Sejarah Singkat Perusahaan ……….... 22

4.2 Struktur Organisasi ………. 23

4.3 Sumber Daya Perusahaan...………... 25

4.3.1 Sumber Daya Manusia ... 26

4.3.2 Sumber Daya Lahan ... 27

4.3.3 Sumber Daya Peralatan ... 28

(12)

4.3.4 Sumber Daya Finansial ... 29

V. HASIL DAN PEMBAHASAN ……….. 30

5.1 Identitas Responden ………. 31

5.2 ... 31

VI. KESIMPULAN DAN SARAN………... 35

6.1 Kesimpulan………... 35

6.2 Saran……….. 35

DAFTAR PUSTAKA……….... 36

LAMPIRAN ... 37

RIWAYAT HIDUP ... 38.

(13)

DAFTAR TABEL

No Teks Halaman

1. Nama dan Jabatan Tenaga Kerja Tetap Pada PT. Sang Hyang Seri Maros 2015 .. ...

(14)

DAFTAR GAMBAR

No Teks Halaman

1. Kerangka Pikir ....………...34 2. Struktur Organisasi Pada PT. Sang Hyang Seri Maros ...

3. Wawancara dengan Responden ...

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

No Teks Halaman

1. Daftar Nama-Nama Petani Penangkar Benih Padi Yang Bermitra

Dengan PT. Sang Hyang seri Maros ...

2. Kuisioner Penelitian, Dampak Pendapatan Petani Penangkar Benih

Padi Dengan PT. Sang Hyang Seri Maros ...

3. Identitas Petani Penangkar Pendapatan Sebelum Dan Sesudah Men- Jadi Penagkar Benih Padi Deangan PT. Sang Hyang Seri Maros ...

4. Benih Padi ...

5. Biaya Tenaga Kerja ...

6. Biaya Obat- Obatan ...

7. Biaya Pupuk ...

8. Total Biaya Tetap ...

9. Total Biaya ...

10. Produksi, Penerimaan, Pendapatan ...

(16)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keunggulan komparatif yang dimiliki dibidang pertanian yang ditunjang dengan sumberdaya manusia sebagai pelaku pembangunan di bidang pertanian. Sejalan dengan hal tersebut maka kebijakan pembangunan pertanian pada era reformasi adalah meletakkan masyarakat sebagai pelaku utama pembangunan. Metode pembangunan seperti ini merupakan azas utama penajaman arah baru bagi pembangunan pertanian seiring dengan agenda reformasi pembangunan pertanian yaitu pembangunan demokratis. Penajaman arah baru pembangunan pertanian tersebut ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan petani melalui perkembangan masyarakat tani yang muncul dari kemampuan masyarakat tani itu sendiri. Menyadari bahwa potensi dan kemampuan masyarakat petani yang tidak merata, maka perlu dilakukan suatu upaya pemberdayaan masyarakat tani menuju masyarakat tani yang maju, mandiri, sejahtera dan berkeadilan (Suismono, 2001).

Dalam rangka pencapaian program tersebut, maka sudah saatnyalah pembangunan sistem agrisbisnis ditempatkan bukan hanya sebagai pendekatan baru dalam pembangunan tetapi lebih dari itu pembangunan sistem agribisnis dijadikan penggerak utama pembangunan ekonomi Indonesia secara keseluruhan. Hal ini berarti bahwa pembangunan ekonomi Indonesia haruslah berbasiskan pendayagunaan

(17)

sumberdaya manusia dan sumber daya alam yang didukung oleh modal, teknologi, dan manajemen yang baik (Daniel, 2002).

Untuk itu perlu dilakukan pembenahan terhadap sektor agribisnis ini, nilai dari kegiatan Pertanian itu sendiri ditambah dengan sejumlah aktivitas Pertanian seperti infrastruktur serta sarana penunjang secara serentak sehingga otimatis akan meningkatkan produktivitas, nilai tambah dan pada gilirannya kesejahteraan semua anggota masyarakat dapat ditingkatkan (Nasaruddin, 1995).

Namun dalam pelaksanaan program pengembangan tersebut membawa dampak pada terjadinya kesenjangan sosial ekonomi dimasyarakat yang disebabkan oleh tidak meratanya kesempatan berusaha dan makin lebarnya kesenjangan pendapatan yang lebih bertumpu pada mengejar pertumbuhan yang tinggi yang kurang memperhatikan aspek pemerataan. Kondisi ini sering menjadi pemicu timbulnya kecemburuan sosial yang dapat mengganggu kesinambungan pembangunan (Hairia, 2013).

Keseimbangan antara pertumbuhan dan pemerataan merupakan hal mutlak yang diperlukan untuk memacu partisipasi masyarakat dalam pembangunan sekaligus meredam dampak negatif dari pembangunan tersebut. Untuk memacu pemerataan tersebut maka diperlukan program dan strategi khusus yang berpihak kepada yang lemah dengan demikian harus di desain secara sistematis berbagai terobosan program yang

(18)

terkonsep dengan baik yang mempertimbangkan kondisi SDA dan SDM yang ada.

Salah satu upaya yang diaggap tepat dalam memecahkan masalah ini adalah melalui kemitraan usaha antara yang besar dan kecil, antara yang kuat dan yang lemah. Melalui kemitraan diharapkan dapat bersimbiosis mutualistik sehingga kekurangan dan keterbatasan pengusaha kecil dapat teratasi. Kemitraan ini juga diharapkan dapat memacu pertumbuhan ekonomi sekaligus mendorong pemerataan kesejahteraan, penyerapan tenaga kerja, peningkatan pendapatan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi regional atau wilayah. Keberhasilan pelaksanaan kemitraan yang besar dengan yang kecil, dimana terjadi pemberdayaan yang kecil/lemah, merupakan wujud nyata dari pengamalan ekonomi kerakyatan.

PT. Sang Hyang Seri (Persero) UBD Maros merupakan salah satu perusahaan yang melakukan hubungan kemitraan dengan petani. Tujuan kemitraan yang dilakukan oleh PT. Sang Hyang seri adalah untuk memenuhi kebutuhan bahan baku perusahaan dan sebagai upaya pemberdayaan petani dan juga di karenakan PT. Sang Hyang Seri tidak memiliki lahan untuk melakukan produksi benih padi dimana hal tersebut dapat tertutupi dengan bermitra dengan petani penangkar. Petani tidak hanya memiliki lahan saja tetapi mereka juga memiliki skil atau kemampuan yang dibutuhkan oleh PT. Sang Hyang Seri dalam penangkar benih padi.

(19)

Dalam hubungan kemitraan antara PT. Sang Hyang Seri (Persero) UBD Maros dengan petani penangkar memperoleh keuntungan.

Keuntungan Pihak Petani/Kelompok Tani ; Pinjaman saprodi, mendapatkan bimbingan teknis peningkatan produksi, jaminan harga (pembelian 5 % diatas harga umum) dan pemasaran hasil. Sedangkan dipihak PT. Sang Hyang Seri (Persero) UBD Maros mendapatkan keuntungan ; Kepastian/jaminan bahan baku benih, jaminan standar mutu bahan baku.

Sedangkan dari pihak petani penangkar kemitraan ini merupakan salah satu alternatif untuk dapat meningkatkan pendapatan dan nilai tambah. Mereka juga memperoleh pengetahuan, dan keterampilan.

1.2. Rumusan Masalah

Permasalahan penelitian berdasarkan judul yaitu :

1. Bagaimana tingkat pendapatan petani padi sebelum dan sesudah menjadi petani penangkar benih padi dengan PT. Sang Hyang Seri ?

2. Bagaimana dampak yang dirasakan petani setelah menjadi penangkar benih padi dengan PT. Sang Hyang Seri ?

1.3 Tujuan dan Kegunaan

Tujuan diadakan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimana tingkat pendapatan petani padi sebelum dan sesudah menjadi penangkar benih padi dengan PT. Sang Hyang Seri.

2. Untuk mengetahui dampak yang dirasakan petani setelah menjadi penangkar benih padi dengan PT. Sang Hyang Seri.

(20)

Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah :

1. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi bagi petani dalam melakukan kemitraan.

2. Sebagai bahan informasi dan acuan bagi peneliti selanjutnya.

3.

Sebagai bahan informasi dan referensi bagi pihak akademis dan non akademis.

(21)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kemitraan

Kemitraan dalam usaha dapat diartikan sebagai hubungan antara pelaku usaha didasarkan pada ikatan yang saling menguntungkan dan bersifat sinergi.

Setiap pelaku usaha didasarkan pada ikatan yang saling menguntungkan dan bersifat sinergi. Setiap pelaku usaha biasanya memiliki kemampuan, posisi dan keistimewaan sendiri. Demikian pula masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dan kekurangan ini perlu kerja sama (Ramli. M, 2011).

Kemitraan adalah kerjasama usaha kecil dengan usaha menengah atau dengan usaha besar disertai pembinaan dan pengembangan oleh usaha menengah atau usaha besar dengan memperhatikan prinsip saling memerlukan, saling memperkuat, dan saling menguntungkan serta dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab. Kemitraan ditujukan untuk meningkatkan kemampuan dan peranan usaha kecil sebagai usaha yang tangguh dan mandiri, yang mampu dan menjadi tulang punggung dan mampu memperkokoh struktur perekonomian nasional. Kemitraan usaha dalam bidang pertanian dapat mewujudkan pertanian modern yang beroirentasi agribisnis, diharapkan mampu meningkatkan pendapatan melalui peningkatan volume dan kualitas usaha dan meningkatkan kualitas sumberdaya terutama sumberdaya petani-nelayan, kelompok tani- nelayan, koperasi dan usaha kecil di bidang pertanian (Subiantoro, 2014).

Peraturan Pemerintah RI. No. 44 tahun 1997 menegaskan bahwa kemitraan adalah kerjasama antara usaha kecil dengan usaha menengah dan atau

(22)

usaha besar dengan memperhatikan prinsip saling memerlukan, saling memperkuat, dan saling menguntungkan (Anonim, 1997).

Kemitraan tidak dapat diartikan sebagai penguasaan satu terhadap yang lain. Kemitraan harus menjamin kepuasan masing-masing pihak. Dengan pola menghilangkan persaingan. Dalam usaha persaingan sehat kemitraan justru akan tumbuh dengan sehat. Kemitraan mendukung efesiensi ekonomi, karena pihak yang bermitra masing-masing menawarkan sisi unggulnya. Melalui kemitraan pula cenderung monopoli dapat dihindarkan (Kartasasmita, 2012).

Menciptakan kemitraan memerlukan waktu dan kesabaran, keterbukaan, kearifan dan ketekunan dari semua pihak. Namun keberhasilan mempunyai dampak yang tidak kecil karena bukan saja menguntungkan pihak- pihak yang terlibat, tetapi secara luas akan besar dampaknya pada pembentukan tatanan dan pengembangan pertanian yang kuat, sehat dan bergairah (Kartasasmita 2012).

Pembangunan pertanian merupakan pembangunan nasional yakni bertujuan untuk memajukan suatu masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Pelaksanaan pembangunan tersebut harus berjalan bersama-sama dengan pembinaan dan pemeliharaan stabilitas nasional yang sehat dan dinamis. Proses pembangunan pertanian perlu mendapatkan dukungan dan partisipasi dari masyarakat pertanian sebab keberhasilan pelaksanaan pembangunan tergantung dengan adanya keterlibatan

(23)

langsung dari masyarakat. Maka dari itulah diperlukan kemitraan agar keterlibatan dari masyarakat dapat lebih dimaksimalkan (Tjokoamidjoyo, 2014).

Kemitraan pada hakikatnya adalah sebuah kerjasama bisnis untuk tujuan tertentu dan antara pihak yang bermitra harus mempunyai kepentingan dan posisi yang sejajar. Dengan batasan ini maka kemitraan antara pihak yang besar dan kecil dengan posisi tawar menawar yang tidak seimbang akan mempunyai peluang besar menghadapi konflik yang berat dan berkepanjangan (Bambang Soeharno, 2013).

Kemitraan merupakan terjemahan kebersamaan (Partnership) atau bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan terhadap lingkungannya sesuai dengan konsep manajemen berdasarkan sasaran atau partnership, perusahaan besar juga harus bertanggung jawab mengembangkan usaha kecil dan masyarakat pelanggannya, karena pada akhirnya hanya konsep kemitraan yang dapat menjamin eksistensi perusahaan besar terutama jangka panjang (Sonny Keraf, 2013).

Pola kemitraan yang dibangun secara langsung maupun tidak langsung harus menguntungkan kedua belah pihak. Masing-masing pihak harus mandiri.

Kemandirian bukanlah berarti suatu tatanan tumbuh dan berkembang secara mandiri dan tidak menggalang kolerasi dengan tatanan lain, akan tetapi suatu wujud komitmen untuk mengembangkan diri atas potensi khas yang dimiliki serta mengatasi kelemahan yang dimiliki melalui jaringan kemitraan yang sinergi secara positif. Oleh karena itu pengembangan kemandirian bermakna

(24)

pengembangan sumberdaya manusia sebagai bagian yang tidak dapat terpisahkan dari suatu tatanan (Gany. C, 2011).

Kemitraan tidak hanya berlangsung begitu saja tanpa didahului oleh suatu kesepakatan kedua belah pihak. Untuk itu kesinambungan kemitraan, langkah awal yang urgen dilakukan adalah negoisasi. Dalam negoisasi kedua belah pihak mempunyai kepentingan yang sama dan kepentingan yang bertentangan. Jika tidak ada kepentingan tersebut, maka negoisasi tidak ada artinya. Negoisasi pada dasarnya memerlukan konsesi. Konsesi ini dapat berupa alat/sarana kesepakatan kedua belah pihak. Untuk mencapai konsesi tersebut berbagai macam syarat yang harus dipenuhi tergantung dengan siapa kita bekerjasama dan apa yang dimitrakan. Biasanya konsesi itu berperan sebagai negosiator (Hary dkk, 2010).

Menurut Hafsah, M. J (2013), pelaku-pelaku yang terlibat langsung dalam proses kemitraan harus memiliki dasar-dasar etika bisnis yang dipahami dan dianut bersama sebagai titik tolak dalam menjalankan kemitraan. Hal ini erat kaitannya dengan peletakan dasar-dasar moral berbisnis bagi pelaku-pelaku kemitraan. Pemahaman etika bisnis sebagai landasan moral dalam melaksanakan kemitraan merupakan suatu solusi dalam mengatasi kurang berhasilnya kemitraan yang ada selama ini. Peletakan dan pemahaman etika bisnis bagi pelaku kemitraan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk dapat dipahami sebagai fondasi untuk meletakkan pilar-pilar kemitraan yang melekat diatasnya dan sangat berperan strategis dalam memacu keberhasilan kemitraan.

(25)

Dengan kemitraan bukan hanya memberikan dampak positif yang saling menguntungkan melainkan dampak sosial yang cukup tinggi. Ini berarti Negara terhindar dari kecemburuan sosial yang bisa berkembang menjadi gejala sosial atau ketimpangan sosial. Demikian pula kemitraan dapat menghasilkan persaudaraan antar pelaku ekonomi yang berbeda status. Ini sesungguhnya merupakan wujud dari keadilan sosial dan ekonomi seperti yang diamanatkan dalam UUD’45 (Hafsah,M,J, 2013).

Dalam mendorong terciptanya kemitraan usaha yang sering dilakukan adalah dengan menciptakan iklim kondusif berupa peraturan, mewujudkan model atau pola kemitraan yang sesuai yaitu dengan menyediakan sarana penunjang.

Dengan adanya upaya dan fasilitas fisik diharapkan akan terwujud kemitraan.

Produktivitas, efektivitas, dan efisiensi akan meningkat dan pada akhirnya akan bermuara pada meningkatnya pendapatan dan kesejahteraan pada pelaku kemitraan (Hary dkk, 2010).

2.2. Petani Penangkar

Petani penangkar adalah petani yang mengusahakan produksi padi yang akan dijual kepada perusahaan yang menjalin kerjasama dengan petani tersebut.

Penangkar yang diperkenankan untuk melaksanakan penangkaran benih penjenis adalah lembaga penelitian, universitas, Balai Benih Induk yang telah terakreditasi karena memenuhi persyaratan. Pengawasan penangkaran benih pada institusi atau lembaga terebut berada dibawah pengawasan pemuliaan tanaman. Penangkaran benih di petani wujud kemandirian dan keswadayaan petani dan meringankan

(26)

beban pemerintah. Program peningkatan beras nasional melalui peningkatan produktivitas dan produksi padi telah membuahkan hasil, antara lain tercapainya swasembada beras. Usaha menumbuhkembangkan petani penangkar di lokasi setempat diyakini dapat mengeliminir persoalan-persoalan yang sering timbul seperti disebutkan di atas. Langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam menumbuhkan dan membina petani penangkar adalah sebagai berikut : pertama, lakukan pendekatan kepada petani ketua kelompok tani;

kedua, adakan musyawarah kelompok; ketiga, berikan pemahaman tentang peranan benih dalam peningkatan produktivitas; keempat, lakukan identifikasi kebutuhan benih untuk kawasan tertentu, misalnya untuk satu gapoktan dengan luas areal sawah 100 ha, dibutuhkan benih varietas tertentu sesuai dengan hasil musyawarah yaitu lebih kurang 2,5 ton. Satu hektar sawah penangkaran dapat menghasilkan 2,5 – 3 ton benih, dengan demikian untuk satu gapoktan seluas 10 ha cukup membuat penangka ran 1 ha sebagai industri benih lokal (Gany, 2011).

2.3. Benih Padi

Benih padi adalah biji yang dapat berguna untuk di kembangkan. Benih padi juga dapat dikatakan sebagai biji yang dipersiapkan untuk tanaman, telah melalui proses seleksi sehingga diharapkan dapat mencapai proses tumbuh yang besar.

Benih siap dipanen apabila telah masak. Ada beberapa fase untuk mencapai suatu tingkat kemasakan benih, yaitu fase pembuahan,fase penimbunan zat makanan dan fase pemasakan.

(27)

Ada beberapa jenis Benih Padi yaitu:

a. Benih bersertifikat adalah benih yang dalam proses produksinya melalui proses sertifikasi dan telah dinyatakan lulus lapangan dan laboratorium berdasarkan standar yang berlaku.

b. Benih pejenis adalah benih yang diproduksi dan diawasi oleh Breeder / pemuliaan tanaman yang bersangkutan dan harus merupakan sumber untuk perbanyakan benih dasar.

c. Benih dasar adalah keturunan pertama dari benih pejenis atau benih dasar, atau benih pokok yang diproduksi dibawah bimbingan yang intensif dan pengawasan yang ketat sehingga kemurnian varietas dapat dipelihara.

d. Benih pokok adalah keturunan benih pejenis, benih dasar, atau benih pokok yang diproduksi dan dipelihara sedemikian sehingga identitas dan tingkat kemurnian varietas yang ditetapkan dapat dipelihara dan memenuhi standar mutu.

e. Benih sebar adalah keturunan dari benih pejenis, benih dasar, atau benih pokok yang diproduksi dan dipelihara sedemikian sehingga identitas dan tingkat kemurnian varietas dapat dipelihara dan memenuhi standar mutu.

Fase pertumbuhan dimulai sesudah terjadi proses penyerbukan, yang ditandai dengan pembentukan-pembentukan jaringan dan kadar air yang tinggi.

Fase penimbunan zat makanan ditandai dengan kenaikan berat kering benih, dan turunnya kadar air. Benih padi sebagai sarana produksi yang selalu diharapkan tersedia tepat waktu, tepat jumlah, tepat jenis dan tepat harga, sangat ditentukan

(28)

oleh ketepatan dalam perencanaan jumlah dan jenis benih yang akan diproduksi, distribusi dan pemasarannya (Tjokoamidjoyo, 2014).

2.4. Pendapatan

Menurut Soekartawi (1995), pendapatan adalah selisih antara penerimaan dan semua biaya. Keuntungan atau profit adalah pendapatan yang diterima oleh seseorang dari penjualan produk barang maupun produk jasa yang dikurangi dengan biaya-biaya yang dikelurkan dalam membiayai produk barang maupun produk jasa. Pendapatan dapat dibagi menjadi tiga pendapatan yaitu sebagai berikut :

1. Pendapatan kotor (Gross Income) adalah pendapatan usahatani yang belum dikurangi biaya-biaya.

2. Pendapatan bersih adalah (Net Income) adalah pendapatan setelah dikurangi biaya.

3. Pendapatan pengelolah (Management Income) adalah pendapatan merupakan hasil pengurangan dari total output dengan total input.

Menurut Suratiyah (2011) pendapatan dan biaya usaha tani ini dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal terdiri dari umur petani, pedidikan, pengetahuan, pengalaman, keterampilan, jumlah tenaga kerja, luas lahan dan modal. Faktor eksternal berupa harga dan ketersediaan sarana produksi. Ketersediaan sarana produksi dan harga tidak dapat dikuasai oleh petani sebagai individu meskipun dana tersedia. Bila salah satu sarana produksi tidak

(29)

tersedia maka petani akan mengurangi penggunaan faktor produksi tersebut, demikian juga dengan harga sarana produksi tidak tersedia maka petani akan mengurangi pengunaan faktor produksi tersebut, demikian juga dengan harga sarana produksi misalnya harga pupuk sangat tinggi bahkan tidak terjangkau akan mempengaruhi biaya dan pendapatan.

Soekartawi (1995) mengatakan bahwa pendapatan usahatani terbagi atas dua jenis yakni, pendapatan kotor dan pendapatan bersih. Pendapatan kotor adalah total nilai produksi usaha tani dalam jangka waktu tertentu dikali dengan harga jual. Sedangkan pendapatan bersih adalah selisih antara pendapatan kotor dengan semua biaya yang dikeluarkan selama proses produksi. Dalam melakukan kegiatan usahatani, petani berharap dapat terpenuhi. Harga dan produktivitas merupakan sumber dari faktor ketidakpastian, sehingga bila harga dan produksi berubah maka pendapatan pendapatan yang diterima petani juga berubah.

2.4.1. Penerimaan

Menurut Soekartawi (1995), penerimaan adalah perkalian antara produksi yang dihasilkan dengan harga jual dan biasanya berhubungan negatif dengan harga, artinya harga akan turun ketika produksi berlebihan.

Dalam menghitung penerimaan usahatani, beberapa hal perlu diperhatiakan: Pertama, HatiSe-hatilah dalam menghitung produksi pertanian, karena tidak semua produksi pertanian itu dapat dipanen secara serentak. Contoh:

menghitung produksi padi per ha sangat mudah karena proses panennya serentak.

(30)

Semakin banyak jumlah produk yang dihasilkan maupun semakin tinggi harga per unit produk yang bersangkutan, maka penerimaan total yang diterima produsen akan semakin besar. Sebaliknya jika produk yang dihasilkan sedikit dan harganya rendah maka penerimaan total yang diterima oleh produsen semakin kecil. Berdasarkan harga pasar dan jumlah output perusahaan, maka penerimaan total perusahaan adalah jumlah output perusahaan dikalikan dengan harga pasar.

Apabila terjadi perubahan jumlah output berarti memerlukan perubahan pemakaian input sama artinya dengan terjadi perubahan biaya. Selain itu akan mengakibatkan terjadinya perubahan penerimaan perusahaan perusahaan keuntungan merupakan selisih antara penerimaan total dan biaya total. Biaya ini dalam variabel (Soekartawi, 1995).

Penerimaan adalah nilai uang yang diperoleh petani dari penjualan benih padi yang dihasilkan sehingga besarnya tergantung pada volume benih padi yang mampu dijual, dan harga jual dari penerimaan dihitung besarnya penerimaan dengan biaya total yang telah dikeluarkan (Bandini dan Azis, 2000).

2.4.2. Biaya

Menurut Soekartawi (1995), berdasarkan jenisnya biaya dapat dikategorikan menjadi :

a. Biaya tetap atau Fixed Cost (FC) merupakan biaya-biaya yang tidak tergantung pada tingkat output. Yang termasuk dalam biaya tetap ini adalah bunga pinjaman modal, biaya sewa peralatan dan pabrik, tingkat depresi yang ditetapkan, dan pajak kekayaan.

(31)

b. Biaya Variabel atau variabel Cost (VC) merupakan biaya-biaya yang berubah-ubah sesuai dengan output. Jadi biaya variabel merupakan fungsi dari tingkat output yang termasuk dalam biaya variabel ini adalah pengeluaran bahan baku, depresiasi yang disebabkan oleh penggunaan peralatan, biaya-biaya tenaga kerja, komisi-komisi penjualan dan semua biaya input-input lainnya yang berubah sesuai tingkat output.

Menurut (Daniel, 2002) menyatakan bahwa biaya produks i adalah sebagai kompensasi yang diterima pemilik faktor-faktor produksi, atau biaya yang dikeluarkan oleh petani dalam proses produksi, baik secara tunai maupun tidak tunai. Biaya tetap adalah jenis biaya yang besar kecilnya tidak tergantung pada besar kecilnya produksinya, misalnya sewa yang berupa uang, sedangkan biaya variabel adalah biaya yang besar kecilnya berhubungan dengan besarnya produksi, misalnya bibit, pupuk, obat-obatan dan sebagainya, dalam waktu satu tahun dan pengawasan rutin.

(32)

Kerangka Pikir :

Kerangka pikir pada penelitian ini dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian PT. Sang

Hyang Seri

Maros Kemitraan Petani Penangkar

Benih Padi

Produksi Benih

Produksi Padi

Pendapatan Penangkar Benih Padi

Pendapatan Usaha Tani

Padi

Pendapatan Meningkat

(33)

III. METODE PENELITIAN

3.1.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada petani penangkar benih yang menjadi mitra PT. Sang Hyang Seri Kabupaten Maros. Pelaksanaan penelitian ini berlangsung selama 2 bulan yakni mulai bulan Maret sampai bulan April 2015.

3.2.

Populasi Dan Sampel

Adapun yang akan menjadi populasi data penelitian ini berjumlah 50 orang petani penangkar yang menjadi mitra PT. Sang Hyang Seri kemudian dari 50 orang diambil sampel sebanyak 50 % dari 50 orang maka diambil sampel sebanyak 25 orang. Penentuann sampel dilakukan secara adjustment. Dengan pertimbangan 25 orang telah mewakili petani penangkar yang bermitra dengan PT. Sang Hyang Seri.

3

.3. Metode Pengumpulan data

Untuk mendapatkan data dan informasi mengenai objek penelitian sebagai berikut :

1.

Observasi adalah metode pengamatan yang dilakukan secara langsung pada objek pengamatan yaitu dan petani penangkar benih padi.

2.

Wawancara adalah pengumpulan data dengan mewawancarai petani penangkar benih padi dengan menggunakan daftar pertanyaan (Quisioner).

(34)

3.

Dokumentasi adalah pengambialan data beberapa dokumen, foto-foto yang berkaitan dengan penelitian.

3.4. Jenis dan Sumber Data

a. Jenis data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data kuantitatif yaitu metode untuk menyelidiki objek yang dapat diukur dengan angka-angka seperti biaya tetap dan biaya variabel yang diperoleh dari petani penangkar benih padi pada PT. Sang Hyang Seri Maros.

b. Sumber data

Sumber data yang dikumpulkan pada penelitian ini ada ada dua macam yaitu ;

1. Data primer, yaitu data yang diperoleh data yang diperoleh dari hasil wawancara dan oservasi langsung dengan pihak terkait, dalam hal ini adalah petani penagkar benih padi.

2. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dengan jalan menyimpulkan dokumen-dokumen dan informasi penunjang dikantor kelurahan.

3.5. Analisis Data

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dengan menggunakan metode pendapatan:

1. Menghitung Total Penerimaan (Soekartawi, 2006) dengan rumus:

(35)

Rumus : TR =Yi . Pyi

Keterangan:

TR : Total Penerimaan (Rp)

Yi : Produksi yang diperoleh dari usahatani

Pyi : Harga Y (Rp)

2. Menghitung Total Biaya (Soekartawi, 2006) dengan rumus:

Rumus : TC = FC + VC

Keterangan :

TC :Total Biaya

FC : Biaya Tetap

VC : Biaya tidak Tetap

3. Menghitung pendapatan (Soekartawi, 2006) usahatani tanaman bayam:

Rumus : Pd = TR- TC

Keterangan :

Pd : Pendapatan

TR : Total Penerimaan

TC : Total Biaya.

4. Menghitung Penyusutan Peralatan (Suratiyah, 2011):

(36)

NPA= HB-HS x JA

LP

Keterangan:

NPA = Nilai Penyusutan Alat (Rp/Tahun)

HB = Harga Baru (Rp)

HS = Harga Sisa (Rp)

JA = Jumlah Alat ( Unit)

LP = Lama Pemakaian (Tahun)

5. Uji T

Uji t bertujuan untuk mengetahui apakah variabel bebas (X) berpengaruh terhadap variabel (Y). Pengaruh variabel X1 terhadap Y disebut uji t pertama.

Sementara itu, pengaruh variabel X2 terhadap Y disebut uji t kedua. Pada bagian praktek Cara Melakukan Uji T dengan SPSS saya akan menggunakan hasil ringkasan output SPSS pada Analisis Regresi Multipes yang sebelumnya telah dilakukan.

Pengambilan keputusan dalan analisis Uji t dapat dilakukan dengan dua cara yakni berdasarkan perbandingan antara t hitung dengan t tabel, dan berdasarkan perbandingan nilai probabilitas atau nilai signifikansi. Saya akan menjelaskan cara yang kedua saja yakni berdasarkan nilai probabilitas :

• Jika probabilitas > 0,05, maka H0 diterima.

(37)

• Jika probabilitas < 0,05, maka H0 ditolak.

Rumus Uji T :

Untuk β˳: t = β˳ - 0 Untuk B1: t = β1 - 0

√ S² ( β˳ ) √ S² ( β1 )

3.5. Definisi Operasional

Untuk mendapatkan penyeragaman pengertian dari variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini, maka dikemu kakan beberapa konsep operasional sebagai berikut :

1. PT. Sang Hyang Seri (Persero) Unit Bisnis daerah (UBD) Maros merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang agribisnis yang usahanya adalah memproduksi dan memasarkan benih padi.

2. Petani penangkar adalah petani yang mengusahakan benih padi yang berkualitas akan dijual kepada PT. sang Hyang Seri.

3. Kemitraan adalah jalinan kerjasama yang dilaksanakan oleh perusahaan dan petani dalam memenuhi kebutuhan benih padi yang berkualitas.

4. Produksi padi adalah Hasil produksi yang dihasilkan oleh petani penangkar.

5. Produksi benih adalah Hasil produksi yang dihasilkan dengan mengelolah hasil produksi padi menjadi benih padi yang dapat memiliki nilai jual.

6. Pendapatan adalah selisih antara penerimaan dan semua biaya/ jumlah keseluruhan penerimaan hasil penjuala setelah dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan yang diukur dengan rupiah dalam satu kali panen (Rp).

(38)

7. Penerimaan adalah perkalian antara produksi yang dihasilkan dengan harga jual dan biasanya produksi berhubungan negatif dengan harga, artinya harga akan turun ketika produksi berlebihan.

8. Biaya total adalah semua pengeluaran yang dapat diukur dengan uang, baik yang telah, sedang maupun yang akan dikeluarkan untuk menghasilkan suatu produk.

9. Biaya Variabel atau variable (VC) adalah biaya-biaya yang berubah-ubah sesuai dengan output, seprti: sewa lahan, peralatan pertanian, dan pajak yang diukur dengan satuan rupiah.

10. Biaya Tetap atau Fixted Cost (FC) adalah biaya-biaya yang tidak tergantung pada tingkat output, seperti: benih padi, pupuk, upah tenaga kerja dan obat- obatan.

11. Dampak Kemitraan adalah sesuatu yang didapatkan petani penangkar benih setelah menjadi kemitraan dengan PT. Sang Hyang Seri.

(39)

IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

4.1. Sejarah Singkat Perusahaan

Pembangunan nasional dilaksanakan di Indonesia merupakan suatu rangkaian proses yang dilaksanakan dalam segala bidang dengan menunjukkan adanya keterkaitan anatara bidang yang satu dengan bidang yang lain. Salah satu contoh nyata dalam keterkaitan ini adalah hubungan yang erat dengan sektor pertanian yang lainnya terutama sektor industri.

Salah satu bentuk perusahaan yang memperlihatkan adanya hubungan keterkaitan ini adalah PT. Sang Hyang Seri (Persero) UBD Maros.

Perkembangan pertanian sebelumnya tahun 1971 di Indonesia masih sangat lemah. Jumlah benih yang terdesia masih sedikit dan mutunya masih sangat jauh dibawa standar, sebab instansi pembenihan tidak memadai.

Banyak Balai Benih dan Kebun Benih Desa tidak berfungsi karena kekurangan modal dan Dinasa belum mengawasi dan melaksanakan sertifikasi.

Memasuki tahun 1974 pemerintah membangun industri pembenihan pertama di Indonesia yaitu PT. Sang Hyang Seri yang sebelumnya bernama Perum Sang Hyang Seri. Pendirian tersebut didasarkan pada Peraturan Pemerintah No. 21 tahun 1971 tanggal 5 Mei 1971 yang selanjutnya disempurnakan dengan Peraturan Pemerintah No. 44 tahun 1985 tanggal 28 November 1985. Perubahan status dari bentuk Perusahaan Umum (Perum) menjadi PT. Sang hyang Seri dilakukan dalam rangka efesiensi dan

(40)

produktufitas usaha pembenihan pertanian. Perubahan tersebut berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 18 tahun 1995, juga dikukuhkan Akte Notaris Imas Fatimah, SH. Di Jakarta No. 2 tanggal 1 Februari 1996 No. 93 tanggal 28 Juni 1996 dan telah disahkan oleh Departemen Kehakiman dengan Surat Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia No. C2-9832 TH. 01 TH.

93 tanggal 28 Juni 1996. Pemberian Sang Hyang Seri itu sendiri adalah Dewi Padi sesuai dengan produk yang diusahakan oleh perusahaan.

Salah satu tugas PT. Sang Hyang Seri adalah memperoleh benih pada jenis unggul yang bermutu tinggi. Dengan prinsip “ Benih Padi Bermutu Tinggi salah Satu Sarana Produksi Yang Penting Dalam Meningkatkan Produksi Pangan.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 44 tahun 1985 seperti terulang dalam pasal 5 ayat 2, maksud dan tujuan pendirian PT. Sang Hyang Seri adalah sebagai berikut :

a. Memberikan sumbangan bagi perekonomian negara pada umumnya dan penerimaan negara pada khususnya.

b. Menyelenggarakan pelayanan bagi kemanfaatan umum berupa barang dan jasa yang bermutu dan memadai bagi pemenuhan hajat hidup orang banyak.

c. Menjadi perintis kegiatan usaha yang belum dapat dilaksanakan oleh swasta dan koperrasi.

(41)

d. Turut aktif dalam melaksanakan dan menunjang pelaksanan kebijaksanaan dan program pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan pada umumnya.

e. Memperluas kesempatan kerja bagi warga negara agar dapat memberikan darma bakti dan membuat karir dalam sektor pertanian yang disesuaikan dengan kecakapan dan kemampuan pembangunan nasional.

Pembangunan PT. Sang Hyang Seri dalam upaya peningkatan produksi pertanian, yang mempunyai tugas pokok untuk menyelenggarakan kegiatan- kegiatan yang meliputi :

1. Produksi, pengolahan, penyimpanan, dan pemasaran benih tanaman pangan.

2. Penelitian, pendidikan dan penyuluhan dalam bidang pembenihan.

3. Kegiatan-kegiatan lain dalam rangka menunjang usaha perusahaan.

Dalam memproduksi benih PT. Sang Hyang Seri cabang sulawesi Selatan bekerja sama dengan petani penangkar. Hasil penangkaran yang dinyatakan lulus uji sebagai calon benih sebar, akan dijual kembali oleh petani penangkar kepada PT. Sang hyang Seri dengan harga diatas harga gabah pada saat itu dan apabila hasil penangkaran tersebut tidak lolos uji sebagai calon benih sebar, maka pihak perusahaan tidak menerimanya.

Salah satu cabang PT. Sang Hyang Seri cabang PT. Sang Hyang Seri yang ditempatkan di Sulawesi Selatan berlokasi di Pangkajene, Kecamatan Maritengae, Kabupaten Sidenreng Rampang (Sidrap), sebelum resmi menjadi cabang perusahan PT. Sang Hyang Seri yang di resmikan pada tanggal pada

(42)

tanggal 22 Agustus 1981 oleh Andi Oddang yang pada saat itu menjabat sebagai Gubernur Sulawesi Selatan masih berbentuk distrik benih.

Distrik benih ini melakukan operasi selama kurang lebih tiga tahun, yaitu mulai bulan Agustus 1981 sampai dengan bulan Desember 1983, pemberhentian pengoprasian dilakukan setelah ada keputusan dari PT. Sang Hyang Seri No. 72/ DK/ IX/ 1983 tentang penyempurnaan organisasi PT.

Sang Hyang Seri. Dengan adanya keputusan tersebut, maka Distrik benih berubah manjadi cabang Sulawesi Selatan dengan kepala cabang ...

Dengan adanya perusahaan status perusahaan menjadi cabang, maka struktur organisasi dan administrasi perusahaan juga telah mengalami perubahan. Penyempurnaan struktur organisasi PT. Sang Hyang Seri cabang Sulawesi Selatan penepatan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia No. 07 210 / DIR / SHS / IX / 1983 tanggal 01 September 1983 kemudian disempurnakan dengan surat direksi No. 103/SB/UM II/1983 tanggal 02 Februari 1993.

Dalam rangka pengembangan perusahaan dengan melihat begitu luasnya jangkau pemasaran benih yang meliputi daerah Sulawesi Selatan sebagai prioritas utama, maka pada tahun 1998 PT. Sang Hyang Seri cabang Sulawesi Selatan membangun suatu unit produksi atau pengolahan benih yang berkedudukan di Kariango, desa Mate’ne, Kecamatan Mandai, Kabupaten Maros.

(43)

PT. Sang Hyang Seri selain melaksanakan produksi dan pengolahan benih, juga menyalurkan dan memasarkan benih padi dan palawija yang bermutu tinggi (bersertifikasi). Daerah pemasaran PT. Sang Hyang Seri meliputi daerah sektor Sulawesi Selatan yaitu, Maros, Gowa, Pangkep, Barru, Takalara, Banteang, Jeneponto, Bone, serta daerah kawasan Indonesia timur.

4.2. Struktur Organisasi

Organisasi merupakan salah satu bentuk kerjasama sekelompok orang untuk mencapai suatu tujuan yang telah disepakati. Dalam suatu organisasi terdapat struktur organisasi yang menagtur proses kerja anggota atau karyawan dan sebagai alat kontrol didalam pelaksanaan seluruh kegiatan para anggota atau karyawan.

Adapun struktur orgsnisasi PT. Sang Hyang Seri (Persero) UBD Maros dapat dilihat pada gambar berikut :

KEPALA UBD

KASUBAG PEMASARAN

SEKERTARIS UBD

KASI KEUANGAN

KASI PEMBINAAN

WILAYAH

KASI PENGOLAHA

N

(44)

Gambar 1. Struktur Organisasi Pada PT. Sang Hyang Seri (Persero) UBD Maros 2015.

Berdasarkan gambar struktur organisasi tersebut, maka dapat dijelaskan fungs-fungsinya sebagai berikut :

1. Kepala UBD

a. Bertanggung jawab penuh atas usaha yang dikelola oleh perusahaan dengan baik yang keluar maupun yang masuk.

b. Menyusun rencana kerja yang dijalankan oleh perusahaan dengan sebaik- baiknya yntuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

c. Mengawasi seluruh kegiatan perusahaan, memberikan bimbingan dan pengarahan kepada karyawan.

2. Kasubag Pemasaran

a. Mengawasi pemasaran dibidang sarana produksi pertanian.

b. Bertanggung jawab ataspemasaran sarana produksi pertanian.

3. Kasi Keuangan

a. Mengawasi keadaan keuangan.

b. Membuat laporan pertanggung jawaban terhadap manager tentang penerimaan dan pengeluaran keuangan.

c. Menyusun rencana kerja setiap tahun bersama manager, misalnya produksi dan pemasaran produksi dan pemasaran produksi, rencana atau kebijakan keuangan yang meliputi seluruh pengeluaran dalam melakukan pembelian baku.

(45)

4. Kasi Pembinaan Wialayah-wilayah

a. Merencanakandan mengawasi daerah penangkaran (produksi).

b. Bertanggung jawab atas kelancaran proses pembersihan benih.

c. Mengadakan pengawasan atas mesin dan memperbaiki mesin yang rusak.

5. Kasi Pengolahan

a. Mengawasi kelansaran pemasukan dan keluarnya calon benih padi.

b. Bertanggung jawab atas pembelian bahan baku.

c. Mengawasi pemasaran hasil dan lainnya yang diberikan oleh manager.

4.3. Sumberdaya Perusahaan

Sumberdaya perusahaan adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan oleh perusahaan dalam menjalankan usahanya. Sumberdaya perusahaan ini meliputi sumberdaya manusia, sumberdaya lahan, sumberdaya peralatan dan sumberdaya finansial.

4.3.1. Sumberdaya Manusia

Sumberdaya manusia menunjang dan mempunyai peranan penting dalam suatu perusahaan karena terlibat langsung dalam proses produksi. Tenaga kerja yang baik terlibat langsung maupun tidak langsung merupakan suatu kesatuan yang saling membutuhkan dalam aktivitas agrosistem suatu perusahaan .

Masalah sumberdaya manusia merupakan masalah umum dalam setiap perusahaan. Semakin besar suatu perusahaan maka semakin kompleks juga masalah tenaga kerja yang dihadapinya. Pada dasarnya tenaga kerja manusia

(46)

merupakan manivestasi yang cukup mahal dan sulit untuk diganti, sebab sumberdaya yang lainnya seperti sumberdaya lahan dan bangunan atau lainnya tidak dapat dimanfaatkan tanpa sumberdaya manusia dibelakangnya.

PT. Sang Hyang Seri dalam menjalankan usahanya sebagai produsen benih bermutu, tidak dari peranan sumberdaya manusia yang mengelolanya.

Sumberdaya manusia yang menjalankan PT. Sang Hyang Seri terbagi atas dua kategori, yaitu tenaga kerja tetap dan tenaga kerja harian.

4.3.2. Sumberdaya Lahan

Sumberdaya lahan adalah tanah yang diguanakan pada proses agrosistem, baik berupa milik, sewa atau sakap. Lahan sebagai satu faktor yang sangat menentukan dalam kegiatan produksi suatu perusahaan dalam meningkatkan produksi pemasaran, serta kegiatan-kegiatan lainnya yang berhubungan dengan perusahaan.

Luas lahan PT. Sang Hyang Seri (Persero) UBD Maros 2 Ha. Bangunan dengan luas 9.840 m² yang terdiri dari gudang pengolahan, gudang penyimpanan dan pengepakan, lantai jemur, kantor, rumah kepala UBD Maros, koperasi karyawan, pondasi tangki solar, kamar WC umum, selebihnya adalah jalan dan jembatan seluas 1.000 m².

4.3.3. Sumberdaya Peralatan

Sumberdaya peralatan merupakan salah satu syarat yang mutlak yang harus dimiliki oleh suatu perusahaan, apalagi perusahaan yang bergerak

(47)

dalam bidang pengolahan. Meningkatkan produksi yang dihasilkan suatu industritidak lepas dari peranan alat-alat yang dugunakan dalam proses pengolahan.

Peralatan yang memiliki standar mutu baik, jelas akan berpengaruh terhadap meningkatnya kualitas dan kuantitas produk yang akan dihasilkan dibandingkan dengan menggunakan peralatan yang kurang baik. Oleh karena itu sumberdya peralatan sangat berperan dan menunjang kegiatan perusahaan.

PT. Sang Hyang Seri sebagai perusahaan besar bergerak dalam bidang pengolahan benih tentunya tidak terlepas dari peranan sumber peralatan yang dimiliki oleh perusahaan dalam menjalankan kegiatan perusahaan. Oleh karena itu perusahaan mampu melihat menyesuaikan kemampuan dan pengadaan peralatan yang digunakan untuk kepentingan produksi, sehingga dengan demikian akan memberikan kesinambungan dalam perusahaan.

4.3.4. Sumberdaya Finansial

Sumberdaya finansial adalah barang atau uang yang bersama-sama faktor produksi untuk mendukung suatu usaha, peranan sumberdaya finansial sangat penting dalam suatu prusahaan sebab menjadi dasar untuk mengambil kebijakan atau tindakan dalam suatu perencanaan bisnis. Sumberdaya finansial adalah faktor utama dalam menyusun rencana untuk mencapai tujuan usaha yang diharapkan, karena bagaimanapun juga sektor ini akan mempengaruhi kegiatan usaha secara menyeluruh.

(48)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1997. Kemitraan dalam Peraturan Daerah. http://www.bppt.go.id/

Bambang Saoharno, 2013. Teknik Pengembangan Kerja Sama dan Pola Kemitraan, CV. Aneka, Solo.

Bandini dan Aziz, 2000. Padi. Jakarta: Bumi Aksara. Jakarta.

Baroh, I. 2007. Analisis Nilai Tambah dan Distribusi Benih Padi Studi Kasus Pada Agroindustri Benih Padi di Lumajang. LP UMM. Malang.

Daniel, 2002. Pengantar Ekonomi Pertanian, Bumi Aksara. Jakarta.

Gany, C. 2011. Strategi dan Program Pemasaran. Penerbit Bangkit, Jakarta.

Hafsah, M. J. 2013. Kemitraan Usaha : Konsep dan Strategi. Pustaka Sinarharapan, Jakarta.

Hairia, 2013. Definisi Usahatani dan Contoh Kasus Penerapan di Indonesia.

http//.Www.Google.com. Diakses 6 Maret 2015.

Hardjanto, W. 1993. Bahan Kuliah Manajemen Agribisnis. Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. IPB. Bogor.

Harry dkk.,2010. Negoisasi untuk menang . Bina Rupa Aksara, Jakarta

Hayami, Y,.T, Kawagoe, Y. Morooka dan M. Sireger. 1987. Agricultural Marketing and Processing In Upland Java A Perspective From A Sunda Village. CGPRT Center. Bogor.

Kartasasmita. 2012. Kemitraan Memerlukan Efisiensi Ekonomi. Penerbit Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan hortikultura Prop. Sul-Sel, Makassar.

Nazaruddin, 1995. Padi Dataran Rendah. Penebar Swadaya. Jakarta.

Ramli, M. 2011. Mitra Usaha dan Gerakan Ekonomi Kerakyatan. Makalah pada Seminar Nasional Pemuda dan Kewira Usahaan Program Bina Profesi dan Wira Usaha (BENUA), Ujung Pandang.

Soekartawi, 1995. Analisis Usaha Tani. Jakarta: UI-Press.

(49)

Sonny, K. A. 2013. Etika Bisnis : Membangun Citra Bisnis Sebagai Profesi Luhur. Penerbit Kansius, Jakarta.

Subiantoro, 2014. Pemasaran Pertanian. UMM press. Malang.

Suismono. 2001. Teknologi Pembuatan Tepung dan Pati Ubi-ubian untuk Menunjang Ketahanan pangan. Majalah Pangan nomor: 37/X/Juli/2001 Hal. 37-49.

Sukirno, S. 2012. Mikro Ekonomi Edisi Ketiga. PT. Raja GrapindoPersada.

Jakarta.

Suratiyah, Ken. 2011. Ilmu Usaha tani. Penebar Swadaya. Jakarta.

Suryana, A. 1990. Pertanian dalam Proses mempercepat Laju Pembangunan Nasional. Pustaka Sinar Harapan. Jakarta.

Tjokroamidjoyo, B, 2014. Perencanaan Pembangunan, Gunung Agung, Jakarta.

(50)

Lampiran 1. Kuisioner Penelitian Tentang “ Dampak Kemitraan Petani Pena- ngkar Benih Padi dengan PT. Sang Hyang Seri Maros”.

Kuisioner Petani :

KUISIONER PENELITIAN 1. Identitas Petani:

1. Nama :

2. Umur :

3. Pendidikan :

4. Luas Lahan :

5. Pengalaman Berusahatani : 6. Jumlah Tanggungan Keluarga : II. Pertanyaan:

1. Jenis Lahan yang ditanami:

No Bentuk Lahan Luas Lahan yang dikuasai

(ha)

Jumlah (ha)

1 Sawah ... ...

Jumlah

2. Jenis alat yang dimiliki:

No Jenis

Alat

Jumlah (Unit)

Nilai lama (Rp)

Harga (Unit)

Nilai Sekarang

(Rp)

Harga (Unit)

Lama Pemakaian

(Tahun)

1 Cangkul

2 Sprayer

3 Pompa

Air Jumlah

(51)

3. Penggunaan Sarana Produksi 1. Penggunaan bibit

No Jenis

Tanaman

Bibit (Liter) Harga (Rp) Jumlah (Liter)

1 Padi

Jumlah

4. Penggunaan obat-obatan

No Obat-obatan

(botol)

Harga (Rp)

1 Insektisida

Jumlah

5. Penggunaan Pupuk

No Jenis Pupuk Pupuk (kg) Harga (Rp) Jumlah (Rp)

1 An Organik

a. Urea b. Za

2 Organik

a. Pupuk Kandang Jumlah

6. Tenaga Kerja

No Jenis

Kegiatan

Jumlah (Orang)

Waktu Kerja (hari)

Upah Kerja (Rp)

Jumlah Upah (Rp) 1

2 3 4 Total

(52)

7. Penerimaan Usahatani

No Jenis

Tanaman

Luas Lahan (ha)

Produksi (Ikat)

Harga/Satuan (Harga/Ikat)

Nilai (Rp)

1 Padi

Jumlah

8. Pendapatan

No Uraian Satuan (Harga) Jumlah (Rp)

1 Penerimaan Rp ...

2 Biaya-Biaya

a. Biaya Tetap ...

...

...

...

...

b. Biaya Variabel ...

...

...

...

...

3 Pendapatan

(53)

LAMPIRAN II

Kuisioner Pendapatan Petani Penangkar Benih Padi : 1. Penerimaan

A. Berapa ketentuan harga benih/kg ?

Jawab : ...

...

...

B. Berapa banyak benih yang Bapak/ Ibu jual/Kg ?

Jawab : ...

...

...

2. Biaya-biaya A. Biaya Tetap :

1. ...

2. ...

3. ...

B. Biaya Variabel :

1. ...

2. ...

3. ...

(54)

C. Biaya Tenaga Kerja

No Uraian Kegiatan

Tenaga Kerja

Upah (Rp)

1 2 3 Jumlah

D. Biaya Penyusutan Alat

No Alat Harga Beli Berapa Tahun

Pemakaian

Jumlah Alat

1 2 3 4 6 Jumlah

(55)

Lampiran 8. Hasil Analisis Uji t

1. Simpangan baku 1

s

1= ( 1 )

2 1

n

x x

s

1= 6.566.891.24894.485.060

s

1= 2736204,9

s

1= 1654,1478

2

s

1 = 1654,14782

2

s

1 = 2736204,9 2. Simpangan baku 2

s

2= ( 1 )

2 1

n

x x

s

2= 2.250.53325.3719401 .000

s

2= 2.250.53324.371940.000

s

2= 93.772.232.830.833

2

s

2 = 9683,60592

2

s

2 = 93772223

(56)

3. Analisis Korelasi

rx

1.

x

2= 2

2 2

1 x

x xy

=

833 . 830 . 223 . 772 . 93 9 , 2736204

600 . 877 . 334 . 021 . 90 403 . 675 . 262

=

25658

300 . 805 . 800 . 419 . 646 . 23

= 160,18115

300 . 805 . 800 . 419 . 646 . 23

= 147622,98 4. Uji beda rata-rata Test

t =

) )(

( 2

2 2

1 1

2 2 2

1 2 1

2 1

n s n r s n s n s

x x

t=

) 25 72223 . )(937 25

1478 , (1654 98 , 147622 25 2

833 . 830 . 223 . 772 . 93 25

9 , 2736204

000 . 877 . 334 . 021 . 90 403 . 729 . 675 . 262

t=

) 9 , 3750888 )(

165912 ,

66 ( 96 , 295245 9

, 3750888 196

, 95048

63945776

t=

8121403 .

8

63945776

(57)

t = 2,9685249 63945776

t = -21541263.

(58)

D O K U M

E N T A S

I

(59)

Gambar 1. Kantor PT. Sang Hyang Seri Maros

Gambar 3. Wawancara dengan petani penangkar benih padi Maros

(60)

Gambar 4. Wawancara dengan petani penangkar

Gambar 5. Padi sawah petani penangkar benih padi Maros

(61)

Gambar 5. Pengeringan benih padi

Gambar 6. Benih padi yang siap dijual

(62)

RIWAYAT HIDUP

Hasmiar dilahirkan di Barru tanggal 20 Januari 1992.

Dari Ayahanda Andi Burhanuddin Almahrum dan Ibunda Hasnah Babe. Penulis merupakan anak ketiga dari empat bersaudara. Pendidikan formal yang dialalui penulis adalah SD Inpres Ralla lulus tahun 2004, lalu melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1 Tanete Riaja Barru, setelah itu melanjutkan ke bangku sekolah SMA Negeri 1 Tanete Riaja pada tahun 2007 dan selesai pada tahun 2010. Pada tahun 2011 penulis lulus seleksi masuk Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar. Selama dibangku kuliah penulis pernah masuk dalam organisasi PIKOM FAPERTA (Pimpinan Komisariat Fakultas Pertanian) dan menjabat sebagai Bendahara.

Tugas akhir dalam pendidikan tinggi diselesaikan dengan menulis skripsi yang berjudul “Dampak Kemitraan Petani Penangkar Benih Padi Dengan PT.

Sang Hyang seri Maros”.

Gambar

Gambar 1. Kerangka Pikir PenelitianPT. Sang
Gambar 1. Kantor PT. Sang Hyang Seri Maros
Gambar 4. Wawancara dengan petani penangkar
Gambar 5. Pengeringan benih padi

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Penyebab kaki, tangan dan mulut (KTM) yang paling sering pada pasien rawat jalan adalah coxsackie A16, sedangkan yang sering memerlukan perawatan karena keadaannya lebih berat atau

Informan : jadi pedagang kaki lima untuk masuknya atau berjualan seperti orang dagang saja mas, dulunya si saya hanya menempati tempatnya seolah-olah saya sudah tetap berjualan,

Pada perjanjian pihak pemilik kos dengan penyewa bebas mengadakan perjanjian sewa menyewa seperti ditentukan di dalam Pasal 1548 KUH Perdata yang menyatakan “Sewa menyewa

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan jenis dan konsentrasi bahan pengisi (filler) dari tepung sereal yang terbaik pada pembuatan sosis ikan tengiri ditinjau dari kualitas dan

Pertukaran sosial dalam bentuk ganjaran atau hukuman akan terjadi dengan baik atau buruk dalam ruang lingkup yang luas atau sempit hanya apabila semua pihak yang

1.
 Pada kunjungan pertama,g igi yang akan di crown akan diasah, sebelum impresion dilakukan(dengan bahan yang digunakan untuk impresion crown) untuk mendapatkan acuan didalam

Immanuel Syam Naek Nababan : Studi Perencanaan Tebal Lapisan Perkerasan Tambahan (Overlay) Pada Proyek Peningkatan Jalan Propinsi Jurusan Binjai – Timbang Lawang (STA 61+000

Putusan Mahkamah Konstitusi No 46/PUU-VIII/2010 terhadap Pasal 43 ayat (1) tentang Perkawinan selanjutnya disebut (Undang-Undang Perkawinan), dikabulkan karena hubungan