• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS DAMPAK FOREIGN DIRECT INVESTMENT PADA SEKTOR BISNIS ONLINE TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DALAM NEGERI SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS DAMPAK FOREIGN DIRECT INVESTMENT PADA SEKTOR BISNIS ONLINE TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DALAM NEGERI SKRIPSI"

Copied!
107
0
0

Teks penuh

(1)ANALISIS DAMPAK FOREIGN DIRECT INVESTMENT PADA SEKTOR BISNIS ONLINE TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DALAM NEGERI. SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Dan Memenuhi Syarat-syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum. Oleh : RUTH MEDIKA SANI PAKPAHAN NIM : 140200387 DEPARTEMEN HUKUM EKONOMI. FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2018. Universitas Sumatera Utara.

(2) Universitas Sumatera Utara.

(3) SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT. Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama. : RUTH MEDIKA SANI PAKPAHAN. Nim. : 140200387. Judul Skripsi : ANALISIS DAMPAK FOREIGN DIRECT INVESTMENT PADA SEKTOR BISNIS ONLINE TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DALAM NEGERI. dengan ini menyatakan: 1. Bahwa skripsi yang saya tulis benar tidak merupakan jiplakan dari skripsi atau karya ilmiah orang lain 2. Apabila terbukti dikemudian hari skripsi tersebut adalah jiplakan, maka segala akibat hukum yang timbul menjadi tanggung jawab saya. Demikian pernyataan ini saya buat sebenar-benarnya tanpa ada paksaan atau tekanan dari pihak manapun.. Medan,. April 2018. RUTH PAKPAHAN NIM. 140200387. Universitas Sumatera Utara.

(4) ABSTRAK Analisis Dampak Foreign Direct Investment Pada Sektor Bisnis Online Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Dalam Negeri Ruth Medika Sani Pakpahan Budiman Ginting Mahmul Siregar Penanaman modal asing memiliki peranan yang sangat penting dalam menunjang pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal ini disebabkan pembangunan nasional Indonesia memerlukan pendanaan yang sangat besar untuk dapat menunjang tingkat pertumbuhan ekonomi. Salah satu bidang usaha di Indonesia yang menarik minat investor asing adalah bisnis online atau perdagangan elektronik (e-commerce). Meningkatnya minat investor asing terhadap ecommerce di Indonesia menjadi salah satu tugas pemerintah untuk memberikan keamanan, kejelasan dan kenyamanan bagi penanam modal asing tapi tentu tidak melupakan para pelaku usaha lokal untuk dapat berkembang. Permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini adalah pertama, bagaimana pengaturan kegiatan penanaman modal asing dalam kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi berdasarkan UU Nomor 25 Tahun 2007; kedua, bagaimana pengaturan penanaman modal asing dalam bidang usaha bisnis online di Indonesia; dan ketiga, apa dampak yang disebabkan investasi asing dalam bidang usaha bisnis online terhadap pertumbuhan ekonomi dalam negeri. Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah penelitian hukum normatif yang didasarkan pada data sekunder yaitu dengan mengumpulkan bahan-bahan dari kepustakaan, peraturan perundang-undangan, internet, dan hasil tulisan ilmiah lainnya seperti makalah yang erat kaitannya dengan permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini. Kesimpulan yang dapat ditarik dari pembahasan skripsi ini adalah bahwa E-Commerce mempunyai peranan dalam pertumbuhan perekonomian di Indonesia. E-Commerce menjadi salah satu bidang usaha di Indonesia yang terbuka untuk asing dengan persyaratan tertentu sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2016. Aliran investasi asing yang diterima dalam bidang usaha bisnis online memiliki dua dampak yang saling bersebrangan. Jika dikelola dengan baik maka dapat berkontribusi dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi namun jika tidak, penguasaan asing dapat berlebih terhadap sumber daya milik negara. Kata Kunci : Foreign Direct Investment, Pertumbuhan Ekonomi, E-Commerce.. . Mahasiswa Fakultas Hukum USU Dosen Pembimbing I  Dosen Pembimbing II . i. Universitas Sumatera Utara.

(5) KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas limpahan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini ditulis dalam rangka melengkapi tugas akhir dan memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum Pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Medan program kekhususan Hukum Ekonomi. Skripsi ini dengan judul “Analisis Dampak Foreign Direct Investment Pada Sektor Bisnis Online Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Dalam Negeri” penulis menyadari bahwa skripsi ini masih mempunyai kelemahan dan kekurangan baik dari segi penulisan maupun dari segi materi. Hal ini disebabkan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis. Penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan dan kebaikan skripsi ini di masa yang akan datang. Secara khusus saya ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada orang tua yang sangat saya sayangi, Bapak saya Pokkat Pakpahan dan Ibu saya Renta Silalahi, atas doa dan segala dukungan yang tidak habisnya diberikan kepada saya sampai saya bisa menyelesaikan pendidikan saya hingga Strata satu (S1). Dalam proses penyusunan skripsi ini saya juga mendapat banyak dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, sebagai penghargaan dan ucapan terimakasih terhadap semua dukungan dan bantuan yang telah diberikan, saya menyampaikan terimakasih kepada : 1. Prof. Dr. Runtung Sitepu, SH., M.Hum. selaku Rektor Universitas Sumatera Utara; 2. Prof. Dr. Budiman Ginting, SH. M.Hum selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, sekaligus Dosen Pembimbing I yang telah. ii. Universitas Sumatera Utara.

(6) meluangkan waktunya dalam membimbing dan memberikan arahan dalam proses penulisan skripsi ini; 3. Prof. Dr. Ok. Saidin, SH., M.Hum. selaku Wakil Dekan I Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara; 4. Ibu Puspa Melati, SH.,M.Hum selaku Wakil Dekan II Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara; 5.. Bapak Dr. Jelly Leviza, SH.,M.Hum selaku Wakil Dekan III Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara;. 6. Bapak M.Husni, SH,M.Hum. selaku Dosen Pembimbing Akademik saya selama mengikuti perkuliahan; 7. Prof. Dr. Bismar Nasution, SH.,M.Hum. selaku Ketua Departemen Hukum Ekonomi; 8. Bapak Dr. Mahmul Siregar, SH.,M.Hum., selaku Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktunya dan memberikan arahan/bimbingan serta memberikan banyak ilmunya kepada penulis hingga skripsi ini dapat diselesaikan; 9. Kepada seluruh Dosen dan Pegawai Fakultas Hukum USU yang selama ini telah banyak membantu Penulis dalam perkuliahan maupun dalam penulisan skripsi ini; 10. Kepada abang saya Berman Pakpahan, kakak Roselina Pakpahan, Raesita Pakpahan, Ondang Pakpahan dan adik saya Panca Pakpahan terimakasih untuk. selalu. menjadi. penyemangat. dan. penghibur. saya. dalam. menyelesaikan skripsi ini;. iii. Universitas Sumatera Utara.

(7) 11. Kepada seluruh Komponen Pelayanan Persekutuan Doa Maranatha, terimakasih untuk setiap dukungan doa kalian dan semangat yang tidak pernah berkesudahan, semoga pelayanan kita semakin baik lagi kedepannya; 12. Kepada Kelompok Kecil Lemuel. Kak Nova Gultom dan Trina Saragih, juga Kelompok Kecil Siloam, Daniel Sirait, Rani Situmorang, Rut Nainggolan yang terus menyemangati saya untuk mengerjakan skripsi ini; 13. Kepada teman seperjuanganku Empat Sekawan, Gita Silalahi, Nissa Sekar, Putri Permata Sari yang dari awal kuliah sampai pengerjaan skripsi ini selalu ada dan menjadi tempat bercerita dan yang selalu mengerti dengan karakter masing-masing. 14. Terimakasih juga kepada teman-teman penulis Ikatan Mahasiswa Hukum Ekonomi (IMAHMI) yang selalu memberikan semangat dan dukungan selama proses penulisan skripsi; 15. Dan semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini, yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu persatu. Akhir kata penulis ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu dan kiranya skripsi ini dapat bermanfaat dan menjadi salah satu karya ilmiah yang dapat digunakan bagi perkembangan ilmu pengetahuan yang akan datang. Medan,. April 2018 Penulis. Ruth Medika Sani Pakpahan NIM : 140200387. iv. Universitas Sumatera Utara.

(8) DAFTAR ISI. ABSTRAK ........................................................................................................... i KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii DAFTAR ISI ........................................................................................................ v BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang ................................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ............................................................................ 8 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................ 9 D. Keaslian Penulisan ........................................................................... 10 E. Tinjauan Kepustakaan...................................................................... 11 F. Metode Penelitian ............................................................................ 17 G. Sistematika Penulisan ...................................................................... 20 BAB II : TINJAUAN UMUM MENGENAI PENANAMAN MODAL ASING DALAM PERTUMBUHAN EKONOMI A. Penanaman Modal dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal ............................................................ 23 1. Pengertian dan Asas Penyelenggaraan Penanaman Modal........ 23 2. Tujuan Penyelenggaraan Penanaman Modal ............................. 28 3. Bentuk Usaha Penanaman Modal .............................................. 30 4. Bidang Usaha Penanaman Modal .............................................. 31 5. Perizinan Penanaman Modal ..................................................... 35 6. Hak dan Kewajiban Penanaman Modal ..................................... 38 7. Fasilitas Penanaman Modal ....................................................... 40. v. Universitas Sumatera Utara.

(9) 8. Pengawasan Penyelenggaraan Penanaman Modal .................... 43 B. Pertumbuhan Ekonomi Dalam Negeri ............................................ 45 1.. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi ........................................... 45. 2.. Teori - teori Pertumbuhan Ekonomi ......................................... 47. 3.. Faktor - faktor Pertumbuhan Ekonomi ..................................... 49. C. Peran Penanaman Modal Asing dalam Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia ..................................................................................... 51 BAB III : PENANAMAN MODAL ASING DALAM BIDANG USAHA BISNIS ONLINE (E-COMMERCE) A. Latar Belakang Perkembangan E-Commerce di Indonesia ............. 54 B. Jenis – Jenis E-Commerce ............................................................... 60 C. Syarat Penanaman Modal Asing dalam Bidang Usaha E-Commerce ......................................................................... 67 BAB IV : DAMPAK PENANAMAN MODAL ASING DALAM BIDANG USAHA BISNIS ONLINE (E-COMMERCE) TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DALAM NEGERI A. Penyelenggaraan Peraturan Perundang-undangan Indonesia Mengenai Perizinan Penanaman Modal Asing dalam Bidang Usaha Bisnis Online (E-Commerce) ............................................... 73 B. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Minat Investor Asing Untuk Berinvestasi dalam Bidang Usaha Bisnis Online (E-Commerce) di Indonesia ............................................................. 77 C. Dampak Penanaman Modal Asing dalam Bidang Usaha Bisnis Online (E-Commerce) terhadap Pertumbuhan Ekonomi. vi. Universitas Sumatera Utara.

(10) dalam Negeri .................................................................................... 85 BAB V. : KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ...................................................................................... 91 B. Saran ............................................................................................... 92. DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 94. vii. Universitas Sumatera Utara.

(11) 1. BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan indikator yang menunjukkan baik atau tidaknya kinerja perekonomian dan pembangunan ekonomi di suatu negara. Pertumbuhan ekonomi merupakan proses terjadinya kenaikan pendapatan total dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan kekuatan ekonomi potensial yang diarahkan menjadi ekonomi secara riil melalui penanaman modal. Pembentukan modal dapat dikatakan sebagai kunci utama menuju pembangunan ekonomi. Pembentukan modal juga berarti pembentukan keahlian karena keahlian sering menjadi faktor pendukung terjadinya pembentukan modal.1 Meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu negara diperlukan pendanaan atau investasi yang besar. Peran penanaman modal. sendiri bertujuan untuk. memperlancar kegiatan produksi maupun infrastruktur terutama bagi negara berkembang. Penanaman modal guna mendorong pertumbuhan ekonomi tidak hanya diperoleh dari dalam negeri saja, tetapi juga dari luar negeri. Sehingga penanaman modal asing menjadi salah satu sumber untuk menunjang pertumbuhan ekonomi. Hal ini dikarenakan modal asing dapat membantu dalam proses industrialisasi agar menciptakan kesempatan yang lebih luas. Modal asing yang diberikan tidak hanya melalui bantuan dana tetapi juga dapat merupakan bantuan teknologi.. 1. Jhingan, Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan, (Jakarta: Raja Grafindo, 2004), Hlm 8. 1 Universitas Sumatera Utara.

(12) 2. Penanaman modal sebagai sarana pemulihan ekonomi setidaknya akan menjadi suatu hubungan ekonomi yang tidak terelakkan. Sebagaimana hubungan ekonomi internasional lainnya, penanaman modal menjadi suatu tuntutan guna memenuhi kebutuhan suatu negara, perusahaan dan juga masyarakat. Hubungan tersebut terjadi karena masing-masing pihak saling membutuhkan satu sama lain dalam memenuhi kebutuhan atau kepentingannya. Pada satu sisi, Negara penerima modal (host country) membutuhkan sejumlah dana, teknologi dan keahlian atau skill bagi kepentingan pembangunan dalam bentuk penanaman modal. Di sisi lain, investor sebagai pihak yang berkepentingan untuk menanamkan modal memerlukan bahan baku, tenaga kerja, sarana dan prasarana, pasar, jaminan keamanan, dan kepastian hukum untuk dapat lebih mengembangkan usaha dan memperbesar perolehan keuntungan.2 Penanaman modal asing di Indonesia menjadi sesuatu yang sifatnya tidak dapat dihindarkan (inevitable), bahkan mempunyai peranan yang sangat penting dan strategis dalam menunjang pelaksanaan pembangunan nasional. Hal ini disebabkan pembangunan nasional Indonesia memerlukan pendanaan yang sangat besar untuk dapat menunjang tingkat pertumbuhan ekonomi yang diharapkan. Kebutuhan pendanaan tersebut tidak hanya dapat diperoleh dari sumber-sumber pendanaan dalam negeri, tetapi juga dari luar negeri.3 Modal. memiliki. peran. yang. sangat. penting. bagi. pertumbuhan. perekonomian suatu negara untuk mengembangkan potensi kekayaan sumber daya alam yang belum dapat dimanfaatkan secara optimal. Setiap penanaman 2. Ermanto Fahamsyah, Hukum Penanaman Modal (Pengaturan, Pembatasan, Pengaruh Budaya Hukum dan Praktik Penanaman Modal di Indonesia) ( Yogyakarta: LaksBang PRESSindo, 2015), hlm 1-2 3 David Kairupan, Aspek Hukum Penanaman Modal Asing di Indonesia (Jakarta : Prenada Media, 2013) hlm 2.. Universitas Sumatera Utara.

(13) 3. modal akan memberikan kontribusi yang sangat besar bagi pertumbuhan ekonomi sebuah negara karena penanaman modal akan mendorong berkembangnya aktivitas perekonomian secara keseluruhan.4 Mencermati peran penanaman modal cukup signifikan dalam membangun perekonomian, tidaklah mengherankan jika di berbagai negara dalam beberapa dekade terakhir ini, baik negara-negara berkembang berusaha secara optimal agar negaranya dapat menjadi tujuan investasi asing. Di lain pihak, dari sudut pandang investor adanya keterbukaan pasar di era globalisasi membuka peluang untuk berinvestasi di berbagai negara. Tujuannya sudah jelas untuk mencari untung, sedangkan negara penerima modal berharap ada partisipasi penanam modal atau investor dalam pembangunan nasionalnya.5 Menyatukan antara kepentingan investor dengan negara penerimapenerima modal tidaklah mudah. Apabila negara penerima modal terlalu ketat dalam menentukan syarat untuk para investor menanamkan modalnya, mungkin saja investor tidak jadi berinvestasi di negara tersebut dan untuk investor yang sudah ada pun bisa jadi merelokasi perusahaannya. Penanaman modal tidak terlepas dengan peranan hukum dalam menciptakan kondisi yang aman untuk para investor asing. Kepastian hukum atas ketentuan-ketentuan hukum yang berlaku, bukan saja atas peraturan yang mengatur mengenai penanaman modal tetapi juga peraturan lainnya. Para investor khususnya investor asing tidak akan melakukan investasi di tempat yang tidak memiliki kepastian hukun. Investor asing sebelum menanamkan modalnya tentu melihat prospek negara tujuan tempat dimana ia akan menanamkan modalnya. 4. Jonker Sihombing, Hukum Penanaman Modal di Indonesia (Bandung : PT. Alumni, 2009) hlm 31 5 Hendrik Budi Untung, Hukum Investasi. (Jakarta: Sinar Grafika, 2010) hlm 4. Universitas Sumatera Utara.

(14) 4. Apakah kinerja ekonomi negara tersebut bagus serta kondisi politiknya aman dan stabil. Keadaan politik akan berdampak pada kinerja ekonomi suatu negara. Karena jika negara yang keadaan politiknya tidak stabil akan cenderung beresiko sebagai tempat untuk berinvestasi. Para investor asing ini tentu tidak mau mengambil resiko jika di masa depan negara tempat dia menanamkan modalnya mengalami krisis ekonomi dan berdampak buruk bagi investor itu sendiri. Sebelum menerima investasi asing maka perlu diperhatikan terlebih dahulu mengenai Daftar Negatif Investasi (DNI) yang disusun oleh pemerintahan Indonesia dalam Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2016. Daftar Negatif Investasi secara umum diatur dalam Pasal 12 UU Penanaman Modal dimana ayat (1) dari ketentuan tersebut menyebutkan bahwa semua bidang usaha atau jenis usaha terbuka bagi kegiatan penanaman modal, kecuali bidang usaha atau kegiatan usaha yang dinyatakan tertutup dan terbuka dengan persyaratan. Hal ini menjelaskan bahwa tidak semua bidang usaha di Indonesia terbuka untuk investasi asing. Beberapa bidang usaha tertutup bagi modal asing dan beberapa lainnya terbuka, tetapi dengan jumlah terbatas. Pemerintah menetapkan bidang usaha yang tertutup untuk penanaman modal, baik asing maupun dalam negeri dengnan berdasarkan kriteria moral, kebudayaan, lingkungan hidup, pertahanan dan keamanan, serta kepentingan nasional lainnya.6 Pasal 1 angka 3 Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2016 menyebutkan bahwa Bidang Usaha Terbuka Dengan Persyaratan adalah Bidang Usaha tertentu yang dapat diusahakan untuk kegiatan penanaman modal dengan persyaratan, 6. Ana Rokhmatussa’dyah dan Suratman, Hukum Investasi & Pasar Modal, (Jakarta : Sinar Grafika, 2011) hlm 67.. Universitas Sumatera Utara.

(15) 5. yaitu dicadangkan untuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah serta Koperasi, Kemitraan, Kepemilikan Modal, Lokasi tertentu, Perizinan Khusus, dan Penanaman Modal dari negara Association of southeast Asian Nations (ASEAN) . Beberapa bidang usaha yang terbuka untuk asing dengan persyaratan tertentu terdapat dalam Daftar Lampiran Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2016 Tentang Daftar Bidang Usaha Tertutup dan Daftar Bidang Usaha Yang Terbuka dengan Persyataratan di Bidang Penanaman Modal sebagai berikut : 1.. Sektor pertanian. 2.. Sektor kehutanan. 3.. Sektor kelautan dan perikanan. 4.. Sektor energi dan sumber daya mineral. 5.. Sektor perindustrian. 6.. Sektor pertahanan dan keamanan. 7.. Sektor pekerjaan umum. 8.. Sektor perdagangan. 9.. Sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. 10. Sektor perhubungan 11. Sektor komunikasi dan informatika 12. Sektor keuangan 13. Sektor perbankan 14. Sektor tenaga kerja 15. Sektor pendidikan 16. Sektor kesehatan. Universitas Sumatera Utara.

(16) 6. Salah satu bidang usaha yang mampu menarik minat investor asing adalah sektor perdagangan secara elektronik (e-commerce). Sebelumnya dalam Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2014 Tentang Daftar Bidang Usaha Tertutup dan Daftar Bidang Usaha Yang Terbuka dengan Persyataratan di Bidang Penanaman Modal, perdagangan secara elektronik (e-commerce) termasuk dalam bidang usaha tertutup untuk asing namun setelah melihat minat investor asing akan ecommerce di Indonesia sangat tinggi maka pemerintah melakukan revisi akan peraturan presiden ini sehingga perdagangan secara elektronik (e-commerce) masuk dalam kategori bidang usaha yang terbuka namun dengan persyaratan tertentu. Peranan perdagangan sangat penting dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara berkesinambungan, meningkatkan pelaksanaan pembangunan nasional guna mewujudkan pemerataan pembangunan berikut hasil-hasilnya serta memelihara kemantapan stabilitas nasional. Salah satu upaya yang dapat dilakukan guna merealisasikan pertumbuhan ekonomi secara signifikan di sektor perdagangan, khususnya di era globalisasi adalah melalui proses penerapan antara sistem perdangangan dengan teknologi informasi. Perkembangan teknologi semakin intensif didukung dengan infrastruktur penunjang yang telah dibangun oleh pemerintah maupun pihak swasta. Saat ini pengembangan dan penerapan teknologi informasi di sektor ekonomi telah berkembang dengan cepat . Pengembangan dan penerapan teknologi informasi yang demikian cepat mengakibatkan semakin mudahnya arus informasi yang dapat diperoleh masyarakat, sekaligus memudahkan masyarakat untuk melakukan komunikasi satu sama lain dengan melintas batas ruang dan waktu.. Universitas Sumatera Utara.

(17) 7. Globalisasi dalam dunia ekonomi, khususnya perdagangan, semakin dimudahkan dengan adanya internet (Interconnected Networking) sebagai media komunikasi yang cepat. Pemanfaatan teknologi informasi dalam menjalankan bisnis perdagangan atau yang lebih sering dikenal dengan e-commerce bagi perusahaan kecil dapat memberikan fleksibilitas dalam produksi, memungkinkan pengiriman kepada pelanggan secara lebih cepat , mengirimkan dan menerima penawaran secara cepat dan hemat, serta mendukung transaksi cepat tanpa menggunakan kertas. Beberapa hal yang menjadi alasan investor asing berminat untuk berinvestasi dalam bidang usaha e-commerce adalah daya beli masyarakat Indonesia yang tinggi dalam perdagangan secara elektronik (e-commerce) dan didukung pula dengan jumlah pengguna internet Indonesia menurut eMarketer yang pada tahun 2017 diperkirakan kurang lebih sebanyak 112 juta orang. Serta menempatkan Indonesia pada peringkat enam dalam hal jumlah pengguna internet. Bahkan menurut riset dan penelitian firma konsultan bisnis dan manajemen AT Kearny, nilai penjualan global e-commerce tahun 2015 hampir mencapai 1 triliun dolar amerika atau tumbuh sebesar 18 % dibandingkan pada tahun 2014.7 Pada perkembangannya Electronic Commerce (E-Commerce) lahir selain disebabkan oleh adanya perkembangan teknologi informasi, juga karena tuntutan masyarakat terhadap pelayanan yang serba cepat, mudah, praktis, dan menghendaki kualitas yang lebih baik. Pengguna internet yang terus bertambah menjadi salah satu faktor percepatan perkembangan e-commerce di Indonesia. 7. http://presidenri.do.id/berita-aktual/membuka-dan-mengembangkan-potensi-e-commercedi-indonesia.html, diakses pada tanggal 4 Desember 2017 pukul 20.07. Universitas Sumatera Utara.

(18) 8. Tarif internet yang semakin terjangkau dan semakin luas serta berbagai tawaran produk dan jasa layanan secara online yang menarik, mudah, kreatif semakin mendorong minat dan antusias masyarakat untuk terus menggunakan internet dalam berbagai aspek kehidupan mereka, khususnya dalam transaksi perdagangan secara elektronik. Seiring berjalannya waktu, industri teknologi informasi dan komunikasi semakin berkembang baik dari segi layanan maupun kecepatan koneksi internet. Sistem pembayaran yang semakin mudah, maka transaksi perdangangan secara elektroni (e-commerce) juga akan semakin berkembang. Ditambah lagi perdagangan secara elektronik (e-commerce) ini sudah masuk dalam bidang usaha terbuka bagi asing dengan persyaratan tertentu. Meningkatnya kegiatan investasi asing dalam bidang usaha perdagangan secara elektronik (e-commerce) akan berdampak pula pada pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Hal inilah yang menjadi latar belakang penulis mengangkatnya dalam bentuk skripsi dengan judul “ Analisis Dampak Foreign Direct Investment Pada Sektor Bisnis Online Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Dalam Negeri”.. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka dirumuskan beberapa pokok permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimana pengaturan kegiatan penanaman modal asing dalam kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007? 2. Bagaimana pengaturan penanaman modal asing dalam bidang usaha bisnis online (e-commerce) di Indonesia ?. Universitas Sumatera Utara.

(19) 9. 3. Apakah dampak yang disebabkan oleh investasi asing dalam bidang usaha bisnis online (e-commerce) terhadap pertumbuhan ekonomi dalam negeri ?. C. Tujuan dan Manfaat Penulisan Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penulisan skripsi ini adalah : 1. Untuk dapat mengetahui pengaturan kegiatan penanaman modal asing dalam kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi berdasarkan UndangUndang Nomor 25 Tahun 2007 2. Untuk dapat mengetahui pengaturan penanaman modal asing. dalam. bidang usaha bisnis online (e-commerce) di Indonesia 3. Untuk dapat mengetahui dampak yang disebabkan oleh investasi asing dalam bidang usaha bisnis online (e-commerce) terhadap pertumbuhan ekonomi dalam negeri . Penulisan skripsi ini diharapkan dapat bermanfaat. Adapun yang diharapkan menjadi manfaat dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis a. Agar skripsi ini dapat dijadikan sebagai salah satu pertimbangan atau perbandingan untuk mengetahui tentang dampak yang disebabkan oleh investasi asing dalam bidang usaha bisnis online (e-commerce) terhadap pertumbuhan ekonomi dalam negeri b. Untuk melengkapi tugas akhir dan memenuhi syarat-syarat untuk mencapai gelar sarjana hukum di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.. Universitas Sumatera Utara.

(20) 10. 2. Manfaat Praktis: a. Dengan penulisan skripsi ini dapat diketahui bagaimana dampak yang disebabkan oleh investasi asing dalam bidang usaha bisnis online (ecommerce) terhadap pertumbuhan ekonomi dalam negeri b. Dengan penulisan skripsi ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan untuk menambah pengetahuan rekan-rekan mahasiswa, sehingga dapat mengetahui dampak yang disebabkan oleh investasi asing dalam bidang usaha bisnis online (e-commerce) terhadap pertumbuhan ekonomi dalam negeri.. D. Keaslian Penulisan Dalam penulisan skripsi ini, Saya selaku penulis mengangkat judul “Analisis Dampak Foreign Direct Investment pada Sektor Bisnis Online terhadap Pertumbuhan Ekonomi dalam Negeri” merupakan hasil pemikiran penulis sendiri dan dapat dipertanggungjawabkan keasliannya. Untuk mengetahui keorisinalitas. penulisan,. sebelum. melakukan. penulisan skripsi, penulis terlebih dahulu melakukan penelusuran terhadap berbagai judul skripsi yang tercatat pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. Hal ini dibenarkan oleh Pusat Dokumentasi dan Informasi Hukum / Perpustakaan Universitas Sumatera Utara cabang Fakultas Hukum melalui surat tertanggal 26 Oktober 2017 yang menyatakan bahwa “ tidak ada judul yang sama”. Permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini adalah murni hasil pemikiran penulis yang didasarkan pada pengertian, teori-teori dan aturan hukum yang. Universitas Sumatera Utara.

(21) 11. berlaku dan diperoleh dari referensi buku, media elektronik dan bantuan dari berbagai pihak dalam rangka memenuhi tugas akhir dan memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Hukum di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.. E. Tinjauan Kepustakaan Dalam Tinjauan Kepustakaan dicoba untuk mengemukakan beberapa ketentuan dan batasan yang akan menjadi sorotan dalam mengadakan studi kepustakaan. Hal ini berguna bagi penulis untuk membantu melihat ruang lingkup skripsi agar tetap berada dalam topik yang diangkat dari permasalahan yang telah dituliskan diatas. Adapun yang menjadi pengertian etimologis dari judul skripsi ini adalah:. 1.. Investasi atau Penanaman Modal Penanaman modal adalah segala bentuk kegiatan penanaman modal, baik. oleh penanaman dalam negeri maupun penanaman modal asing untuk melakukan usaha di wilayah Negara Republik Indonesia.8 Penanaman modal tersebut terdiri dari penanaman modal dalam negeri dan penanaman modal asing. Penanaman modal dalam negeri adalah penanaman modal untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal dalam negeri dengan menggunakan modal dalam negeri.9 Penanaman modal asing adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh 8 9. Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal Pasal 1 ayat (2) UUPM. Universitas Sumatera Utara.

(22) 12. penanam modal asing, baik yang menggunakan modal asing sepenuhnya maupun yang berpatungan dengan penanam modal dalam negeri.10 Investasi atau penanaman modal adalah kegiatan yang dilakukan seseorang atau badan hukum, menyisihkan sebagian pendapatannya agar dapat digunakan untuk melakukan suatu usaha dengan harapan akan mendapatkan keuntungan.11 Secara umum investasi atau penanaman modal dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan baik oleh orang pribadi (natural person) maupun badan hukum (juridical person) dalam upaya untuk meningkatkan dan/atau mempertahankan nilai modalnya, baik yang berbentuk uang tunai (cash money), peralatan (equipment), aset tidak bergerak, hak atas kekayaan intelektual, maupun keahlian.12 Penanaman modal ini jika ditelaah, maka akan terdapat berbagai jenis daripada penanaman modal tersebut. Jika dilihat dari aspek modal atau kekayaannya atau yang biasa disebut dengan penggolongan investasi menurut asetnya, maka investasi dapat digolongkan menjadi dua jenis, yaitu investasi real asset dan financial asset. a. Real asset, merupakan investasi yang berwujud, seperti gedung-gedung, kendaraan, emas dan sebagainya. b. Financial asset, merupakan investasi yang tidak berwujud, seperti dokumen (surat-surat) klaim tidak langsung dari si pemilik terhadap aktivitas riil pihak yang menerbitkan sekuritas tersebut.13. 10. Pasal 1 ayat (3) UUPM Lusiana, Usaha Penanaman Modal di Indonesia (Jakarta: Rajawali Pres, 2012) hlm 33 12 Ana Rokhmatussa’dyah dan Suratman, Op.cit. hlm 3 13 H. Salim HS. dan Budi Sutrisno, Hukum Investasi di Indonesia, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2014) hlm 37 11. Universitas Sumatera Utara.

(23) 13. Jika dilihat investasi berdasarkan pengaruhnya maka ini mengartikan bahwa investasi yang didasarkan pada faktor-faktor yang mempengaruhi atau tidak berpengaruh dari kegiatan investasi. Investasi berdasarkan pengaruh dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu investasi autonomus (berdiri sendiri) dan investasi induced (memengaruhi-menyebabkan).14 a. Investasi autonomus (berdiri sendiri), merupakan investasi yang tidak dipengaruhi tingkat pendapatan, bersifat spekulatif. Misalnya, pembelian surat-surat berharga. b. Investasi induced (memengaruhi-menyebabkan), merupakan investasi yang dipengaruhi kenaikan permintaan akan barang dan jasa serta tingkat pendapatan. Misalnya, penghasilan transitori, yaitu penghasilan yang didapat selain dari bekerja, seperti bunga dan sebagainya. Jika investasi dilihat pula dari segi pembiayaannya, maka investasi dapat digolongkan menjadi investasi yang bersumber dari modal asing (PMA) dan investasi yang bersumber dari modal dalam negeri (PMDN).15 a. Investasi yang bersumber dari modal asing (PMA)merupakan investasi yang bersumber dari pembiayaan luar negeri. b. Investasi yang bersumber dari modal dalam negeri (PMDN) merupakan investasi yang bersumber dari pembiayaan dalam negeri. Jika dilihat dari sumber dana yang digunakan daripada modal asing dan modal dalam negeri, maka akan ditemui jenis investasi secara langsung dan investasi tidak langsung.. 14 15. Ibid Ibid., hlm. 38. Universitas Sumatera Utara.

(24) 14. a. Investasi secara langsung , artinya bagi pemodal asing maupun dalam negeri yang hendak menanamkan modalnya harus secara langsung hadir secara fisik di dalam menjalankan usahanya. b. Investasi secara tidak langsung, artinya bagi pemodal asing maupun dalam negeri yang hendak menanamkan modalnya tidak perlu hadir secara fisik didalam menjalankan usahanya, sebab pada umumnya tujuan utama dari penanam modal bukanlah mendirikan perusahaan, melainkan hanya membeli saham dengan tujuan untuk dijual kembali sehingga dengan rentan waktu yang tidak begitu lama dapat menikmati keuntungan.16 Kelebihan penanaman modal asing secara langsung (foreign direct investment) dibanding dengan penanaman modal asing secara tidak langsung (portofolio investment) adalah: 1. Sifatnya permanen/jangka panjang; 2. Memberi andil dalam alih teknologi; 3. Memberi andil dalam alih keterampilan; dan 4. Membuka lapangan kerja baru. Terkait dengan permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini, maka bentuk penanaman modal yang digunakan adalah penanaman modal secara langsung, karena investor secara langsung menginvestasikan sahamnya di Indonesia dan juga secara langsung mengontrol jalannya kegiatan penanaman modal dalam biddang usaha bisnis online serta menanggung resiko atau untung rugi dari penanaman modal tersebut.. 16. Sentosa Sembiring, Hukum Investasi, (Bandung : Nuansa Aulia, 2010) hlm. 41. Universitas Sumatera Utara.

(25) 15. 2.. Bisnis Online (E-Commerce) Secara umum E-Commerce. atau Electronic Commerce adalah. penyelenggaraan perdagangan dengan menggunakan media elektronik. Perdagangan melalui Sistem Elektronik adalah Perdagangan yang transaksinya dilakukan melalui serangkaian perangkat dan prosedur elektronik.17 E-Commerce merupakan sebuah sistem yang dibangun dengan tujuan untuk. meningkatkan. memanfaatkan. efisiensi. teknologi. dan. informasi. efektifitas untuk. dalam. berbisnis. meningkatkan. dengan. kualitas. dari. produk/service dan informasi serta mengurangi biaya yang tidak diperlukan.18 Selanjutnya menurut Riyeke Ustadiyanto, E-Commerce pada dasarnya merupakan suatu kontrak transaksi perdagangan antara penjual dan pembeli dengan menggunakan media internet. Jadi proses pemesanan barang, pembayaran transaksi hingga pengiriman barang dikomunikasikan melalui internet.19 Transaksi elektronik adalah perbuatan hukum yang dilakukan dengan menggunakan komputer, jaringan komputer, dan/atau menyebarkan informasi.20 Menurut Huala Adolf batasan E-Commerce adalah transaksi dalam perdagangan internasional yang dilakukan melalui pertukaran data elektronik dan cara-cara komunikasi lainnya. Penukaran data tersebut dilakukan melalui berbagai teknologi, salah satunya adalah melalui electronic data interchange.21 Terkait dengan permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini, maka yang akan dibahas adalah mengenai dampak penanaman modal asing dalam bidang 17. Pasal 1 angka 24 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan https://mylibraryscience.wordpress.com/2013/05/26/penjelasan-e-commerce/. Diakses pada 2 Januari 2018 pada pukul 20:03 19 Riyeke Ustadiyanto, Framework E-Commerce, (Yogyakarta: Andi, 2001) hlm 11 20 Pasal 1 ayat (3) UU ITE 21 Huala Adolf, Hukum Perdagangan Internasional (jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2005) hlm 162 18. Universitas Sumatera Utara.

(26) 16. usaha bisnis online (e-commerce) atau perdagangan elektronik yaitu Perdagangan barang maupun jasa dengan menggunakan media elektronik, bisa melalui jaringan komputer ataupun media elektronik lainnya.. 3. Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi merupakan indikator baik atau tidaknya kinerja perekonomian atau pembangunan ekonomi suatu negara. Pertumbuhan ekonomi secara sempit dapat diartikan sebagai peningkatan produksi baik barang maupun jasa di suatu negara atau daerah. Dalam arti lainnya pertumbuhan dapat diartikan sebagai peningkatan pendapatan perkapita dan kesejahteraan masyarakat suatu daerah atau negara. Pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan output per kapita dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi adalah suatu proses, bukan suatu gambaran ekonomi pada suatu saat. Disini kita melihat aspek dinamis dari suatu perekonomian, yaitu meihat bagaimana suatu perekonomian berkembang atau berubah dari waktu ke waktu. Tekanannya pada perubahan atau perkembangan itu sendiri.22 Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan sebagai proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan apabila jumlah balas jasa riil terhadap penggunaan faktor-faktor produksi pada tahun tertentu lebih besar daripada tahun sebelumnya.. 22. Boediono, Teori Pertumbuhan Ekonomi, (Yogyakarta: BPFE Yogyakarta, 1981) hlm 1. Universitas Sumatera Utara.

(27) 17. Indikator yang digunakan untuk menghitung tingkat Pertumbuhan Ekonomi : a. Tingkat Pertumbuhan PDB (Produk Domestik Bruto) b. Tingkat Pertumbuhan PNB (Produk Nasional Bruto) 23. F. Metode Penelitian Metode adalah cara kerja atau tata kerja untuk dapat memahami obyek yang menjadi sasaran dari ilmu pengetahuan yang bersangkutan,24 sedangkan penelitian merupakan bagian pokok ilmu pengetahuan yang bertujuan untuk mengetahui dan memahami segala kehidupan, atau lebih jelasnya penelitian merupakan sarana yang digunakan manusia untuk memperkuat, menguji, serta mengembangkan ilmu pengetahuan.25 Dalam pengumpulan data dan informasi untuk penelitian ini penulis telah mengumpulkan data-data yang diperlukan untuk dapat mendukung pengerjaan penelitian ini. Untuk dapat merampungkan penelitian ini, penulis menerapkan metode pengumpulan data sebagai berikut: 1. Jenis dan sifat penelitian Sesuai dengan perumusan masalah dan tujuan penelitian, jenis penelitian yang. dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian hukum. normatif, dimana dalam penelitian hukum normatif ini adalah didasarkan pada norma-norma hukum yang terdapat dalam perundang-undangan , teori-teori serta konsep yang berkaitan dengan objek penelitian ini.. 23. https://www.dictio.id/t/faktor-faktor-apa-saja-yang-mempengaruhi-pertumbuhanekonomi-suatu-negara/7641 diakses pada 6 Maret 2018 pada pukul 10:04 24 Soerjono Soekanto, Ringkasan Metodologi Penelitian Hukum Empiris (Jakarta: Indonesia Hillco, 1990) hlm 106 25 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum (Jakarta: UI Press, 1986) hlm 250. Universitas Sumatera Utara.

(28) 18. Penelitian hukum normatif merupakan penelitian yang dilakukan dan ditujukan pada berbagai peraturan perundang-undangan tertulis dan berbagai literatur yang berkaitan dengan permasalahan dalam penelitian ini. Penulisan yuridis normatif ini disebut juga penelitian doktrinal atau hukum dikonsepkan sebagai kaedah atau norma yang merupakan patokan perilaku manusia yang dianggap pantas.26 Sifat penelitian ini yaitu bersifat deskriptif. Bersifat deskriptif maksudnya dari penelitian ini di harapkan memberikan gambaran secara rinci dan sistematis tentang permasalahan yang diteliti. Dalam hal ini, mengenai bagaimana dampak foreign direct investment pada sektor bisnis online terhadap pertumbuhan ekonomi. 2.. Sumber Data. Dalam penyusunan skripsi ini, sumber data yang digunakan adalah data sekunder. Data sekunder mencakup peraturan perundang-undangan, dokumen-dokumen resmi, buku-buku, dan sebagainya. Data sekunder diperoleh dari : a. Bahan Hukum Primer, yaitu: bahan-bahan hukum yang mengikat, dalam penulisan ini bahan-bahan hukum primer tersebut adalah : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal 2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik 3. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan. 26. Amiruddin dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: Pradnya Paramita, 2006) hlm 118. Universitas Sumatera Utara.

(29) 19. 4. Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2016 tentang Daftar Bidang Usaha Tertutup dan Daftar Bidang Usaha Yang Terbuka dengan Persyaratan di Bidang Penanaman Modal. 5. Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 15 Tahun 2015 tentang Pedoman Dan Tata Cara Perizinan Dan Non Perizinan Penanaman Modal 6. Peraturan Badan Koordinasi Penanaman Modal No. 13 Tahun 2017 tentang Pedoman dan Tata cara Perizinan dan Fasilitas Penanaman Modal 7. Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 17 Tahun 2017 tentang Pedoman Dan Tata Cara Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal b. Bahan hukum sekunder, yaitu: bahan hukum yang digunakan dalam penelitian untuk memberikan penjelasan mengenai hukum primer. Dalam penulisan ini, bahan hukum sekunder yang digunakan adalah buku-buku yang berkaitan dengan penanaman modal baik penanaman modal dalam negeri dan penanaman modal asing, buku-buku yang berkaitan dengan perdagangan online (E-Commerce). c. Bahan hukum tersier, yaitu: bahan hukum penunjang, mencakup bahanbahan yang memberi petunjuk-petunjuk maupun penjelasan terhadap hukum primer dan hukum sekunder. Dalam penulisan ini bahan hukum tersier yang digunakan adalah kamus hukum, jurnal ilmiah dan bahanbahan hukum lain yang relevan dan bisa digunakan melengkapi data yang diperlukan dalam penulisan skripsi ini.. Universitas Sumatera Utara.

(30) 20. 3. Teknik Pengumpulan Data Dalam melakukan penulisan ini, penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah penelitian kepustakaan (library research) yang merupakan pengumpulan data-data yang dilakukan melalui literatur atau dari sumber bacaan berupa peraturan perundang-undangan, buku, dan bahan bacaan lain yang terkait dengan penulisan skripsi ini yaitu mengenai penanaman modal asing yang digunakan sebagai dasar ilmiah dalam pembahasan materi. 4. Analisis Data Penelitian yang dilakukan oleh penulis dalam skripsi ini termasuk dalam penelitian hukum normatif. Pengelolaan data pada hakekatnya merupakan kegiatan untuk melakukan analisa terhadap permasalahan yang akan diteliti. Analisis data dilakukan dengan: 1. Mengumpulkan bahan-bahan hukum yang relevan dengan permasalahan yang diteliti yaitu mengenai penanaman modal. 2. Memilah kaidah-kaidah hukum yang sesuai dengan permasalahan. 3. Menjelaskan hubungan-hubungan antara berbagai konsep pasal atau doktrin yang ada. 4.. Menarik kesimpulan dengan pendekatan deduktif artinya diawali dengan mengemukakan secara umum kemudian diakhiri dengan menarik kesimpulan yang bersifat lebih khusus.. G. Sistematika Penulisan Dalam penulisan skripsi, harus disusun atau ditulis secara sistematis agar dihasilkan suatu tulisan yang teratur dan terarah pada suatu titik permasalahan. Universitas Sumatera Utara.

(31) 21. dan pembahasan yang jelas. Sehingga setiap orang yang membaca dapat memahami isi tulisan tersebut. Untuk itu penulis akan membuat suatu sistematika penulisan skripsi sebagai berikut: Bab I yaitu pendahuluan, dimana yang akan dipaparkan disini adalah mengenai latar belakang, perumusan masalah-masalah yang akan dibahas, tujuan dan manfaat penulisan, keaslian penulisan, tinjauan kepustakaan mengenai pengertian-pengertian dari judul penulisan serta sistematika penulisan. Bab II mengenai tinjauan umum dalam. mengenai. penanaman modal asing. pertumbuhan ekonomi. Bab ini membahas tinjauan umum mengenai. penanaman modal dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal mulai dari pengertian, asas, tujuan, bentuk usaha, bidang usaha, perizinan, hak dan kewajiban, fasilitas serta pengawasan penyelenggaraan penanaman modal dan mengenai teori dan faktor pertumbuhan ekonomi dalam negeri serta peran penanaman modal asing dalam pertumbuhan ekonomi di Indonesia Bab III mengenai penanaman modal asing dalam bidang usaha bisnis online (e-commerce). Bab ini berisikan latar belakang perkembangan e-commerce di Indonesia, Jenis-jenis dan syarat penanaman modal asing dalam bidang usaha e-commerce. Bab IV mengenai dampak penanaman modal asing dalam bidang usaha bisnis online (e-commerce) terhadap pertumbuhan ekonomi dalam negeri. Bab ini mambahas tentang penyelenggaraan peraturan perundang-undangan di Indonesia mengenai perizinan penanaman modal asing dalam bidang usaha bisnis online (ecommerce), faktor-faktor yang mempengaruhi investor asing untuk berinvestasi. Universitas Sumatera Utara.

(32) 22. dalam bidang usaha bisnis online (e-commerce), serta dampak penanaman modal asing dalam bidang usaha bisnis online (e-commerce) terhadap pertumbuhan ekonomi dalam negeri. Bab V merupakan penutup yang berisikan kesimpulan dari bab-bab terdahulu, serta saran yang menyangkut rumusan masalah.. Universitas Sumatera Utara.

(33) 23. BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI PENANAMAN MODAL ASING DALAM PERTUMBUHAN EKONOMI. A. Penanaman Modal dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal 1. Pengertian dan Asas Penyelenggaraan Modal Penanaman modal berdasarkan Pasal 1 angka (1) UU Penanaman Modal diartikan sebagai salah satu bentuk kegiatan menanam modal, baik oleh penanam modal dalam negeri maupun penanam modal asing untuk melakukan usaha di wilayah negera Republik Indonesia. Pengertian penanaman modal dalam UU ini hanya meliputi penanaman modal secara langsung yang ditegaskan pada penjelasan Pasal 2 bahwa yang dimaksud dengan penanaman modal di semua sektor di wilayah negara Republik Indonesia adalah penanaman modal secara langsung dan tidak termmasuk penanaman modal tidak langsung atau portofolio. Penanaman modal dibagi dua yaitu penanaman modal dalam negeri dan penanaman moal asing. Pasal 1 angka 2 menyebutkan Penanaman modal dalam negeri sebagai kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam dalam negeri dengan menggunakan modal dalam negeri sedangkan “Penanaman modal asing” dalam Pasal 1 angka 3 diartikan sebagai kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah negera Republik Indonesia yang dilakukan penanam modal asing, baik yang menggunakan modal asing sepenuhnya maupun yang berpatungan dengan penanam modal dalam negeri.. 23 Universitas Sumatera Utara.

(34) 24. Berdasarkan bunyi pasal tersebut, yang dimaksud dengan penanaman modal asing (foreign investment) tidak berarti bahwa modal tersebut berasal dari luar negeri semata, melainkan dapat juga yang sifatnya patungan, dimana terdapat gabungan modal dari penanam modal asing dan modal dari penanam modal dalam negeri. Dalam Pasal 1 angka 4 dijelaskan bahwa penanam modal adalah perseorangan atau badan usaha yang melakukan penanaman modal yang dapat berupa penanam modal dalam negeri dan penanam modal asing. Lebih lanjut dalam Pasal 1 angka 6 dijelaskan bahwa penanam modal asing adalah perseorangan warga negara asing, badan usaha asing, dan/atau pemerintah asing yang melakukan penanaman modal di wilayah negara Republik Indonesia. Munir Fuady menafsirkan penanaman modal asing (foreign investment) sebagai suatu tindakan dari orang asing atau badan hukum asing untuk melakukan investasi modal dengan motif untuk berbisnis dalam bentuk apapun ke wilayah suatu negara lain.27 Penanaman modal langsung dilakukan baik berupa mendirikan perusahaan patungan (joint venture company) dengan mitra lokal, dengan melakukan kerja sama (joint operation scheme) tanpa membentuk perusahaan baru, dengan mengkonversikan pinjaman menjadi penyertan mayoritas dalam perusahaan lokal, dengan memberikan bentuan teknis dana manajerial (technical and management assistance), dengan memberikan lisensi, dan lain-lain.28 Dalam Undang-undang Penanaman Modal ada dicantumkan sejumlah asas yang menjiwai norma yang ada dalam undang-undang penanaman modal. Tampaknya pembentuk undang-undang berupaya untuk menangkap nilai-nilai 27. Munir Fuady, Pengantar Hukum Bisnis: Menata Bisnis Modern di Era Global (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2012), hlm 67 28 Ana Rokhmatussa’dyah dan Suratman, op.cit., hlm 5. Universitas Sumatera Utara.

(35) 25. yang hidup dalam tatanan pergaulan masyarakat baik di tingkat nasional maupun di dunia internasional. Artinya dengan keikutsertaan Indonesia dalam berbagai forum internasional, maka berbagai nilai yang dianggap telah menjadi norma universal diakomodasikan ke dalam hukum nasional.29 Mengenai. asas. penyelenggaraan. modal. dalam. Undang-Undang. Penanaman Modal diatur dalam Pasal 3 ayat (1) serta penjelasannya bahwa penanaman modal diselenggarakan berdasarkan asas: a. Kepastian hukum adalah asas dalam negara hukum yang meletakkan hukum dan ketentuan peraturan perundang-undangan sebagai dasar huku dalam setiap kebijakan dan tindakan dalam bidang penanaman modal. b. Ketebukaan adalah asas yang terbuka terhadap hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif tentang kegiatan penanaman modal. c. Akuntabilitas adalah asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari penyelenggaraan penanaman modal harus dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. d. Perlakuan yang sama dan tidak membedakan asal negara adalah asas perlakuan pelayanan nondiskriminasi berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan, baik antara penanam modal dalam negeri dan penanam modal asing maupun antara penanam modal asing dari satu negara asing dan penanam modal asing dari negara lainnya.. 29. Hendrik Budi Untung, Hukum Investasi, (Jakarta : Sinar Grafika, 2010) hlm 45. Universitas Sumatera Utara.

(36) 26. e. Kebersamaan adalah asas yang mendorong peran seluruh penanam modal secara bersama-sama dalam kegiatan usahanya untuk mewujudkam kesejahteraan rakyat. f. Efisiensi berkeadilan adalah asas yang mendasari pelaksanaan penanaman modal dengan mengedepankan efisiensi berkeadilan dalam usaha untuk mewujudkan iklim usaha yang adil, kondusif, dan berdaya asing. g. Berkelanjutan adalah asas yang secara terencana mengupayakan berjalannya proses. pembangunan. melalui. penanaman. modal. untuk. menjamin. kesejahteraan dan kemajuan dalam segala aspek kehidupanm baik utnuk masa kini maupun yang akan datang. h. Berwawasan lingkungan adalah asas penanaman modal yang dilakukan dengan tetap memperhatikan dan mengutamakan perlindungan dan pemeliharaan lingkungan hidup. i. Kemandirian adalah asas penanaman modal yang dilakukan dengan tetap mengedepankan potensi bangsa dan negara dengan tidak mennutup diri pada masuknya modal asing demi terwujudnya pertumbuhan ekonomi; dan j. Keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional adalah asas yang berupaya menjaga keseimbangan kemajuan ekonomi wilayah dalam kesatuan ekonomi nasional. Kesepuluh asas tersebut yang dituangkan dalam pasal-pasal terkait untuk menjamin tercapainya tujuan yang ditetapkan dalam UUPM. Yang. perlu. diperhatikan bahwa asas (hukum) penanaman modal tersebut mempertautkan dengan hukum atau undang-undang lain. Bahkan pertautan tidak saja dikontruksi. intra-bidang,. melainkan. juga antar-bidang. seperti. ekonomi,. Universitas Sumatera Utara.

(37) 27. perdagangan internasional.30 Selain asas-asas yang secara jelas diatur dalam Pasal 3 ayat (1) UUPM, terdapat juga asas-asas lainnya yang tidak diatur dalam Pasal 3 ayat (1) tersebut, antara lain: 1. Asas pembatasan bidang usaha, yaitu asas yang diatur dalam Pasal 12 UUPM, yang membatasi bidang usaha dalam penanaman modal yang tebatas pada 3 jenis bidang usaha. 3 jenis bidang usaha tersebut adalah jenis bidang usaha yang dinyatakan terbuka, tertutup, dan yang dinyatakan terbuka dengan persyaratan, dengan mengacu kepada aturan-aturan yang diatur dalam peraturan perundang-undangan. 2. Asas nasionalisasi, asas ini diatur dalam Pasal 7 UUPM, yang menyatakan bahwa Pemerintah tidak akan melakukan tindakan nasionalisasi atau pengambil-alihan hak kepemilikan penanam modal, kecuali dengan undangundang. Lalu disebutkan juga dalam hal Pemerintah mmelakukan tindakan nasionalisasi, Pemerintah akan memberikan kompensasi yang jumlahnya ditetapkan berdasarkan harga pasar. 3. Asas divestasi, asas ini diatur dalam Pasal 8 UUPM, yang menyebutkan penanam modal dapat mengalihkan aset yang dimilikinya kepada pihak yang diinginkan oleh penanam modal sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Adapun aset dalam hal ini yaitu aset yang ditetapkan oleh undang-undang sebagai aset yang dikuasai negara. 4. Asas pengutamaan tenaga kerja dalam negeri, yaitu asas yang diatur dalam Pasal 10 UUPM, yang mengutamakan penyerapan dan pemberdayaan tenaga kerja dalam negeri/WNI daripada tenaga kerja dari luar negeri/WNA. 30. Yakub Adi Krisanto, http://gubugpengetahuan.blogspot.com., diakses pada tanggal 1 Maret 2018, pukul 10:02. Universitas Sumatera Utara.

(38) 28. 5. Asas pengembangan usaha mikro,kecil, menengah,dan koperasi (UMKMK), asas yang diatur dalam Pasal 13 UUPM, yang mewajibkan pemerintah untuk menetapkan bidang usaha yang dicadangkan untuk UMKMK dan menetapkan bidang usaha besar dengan mempersyaratkan bahwa bidang usaha yang demikian harus bekerja sama dengan UMKMK. Asas tersebut juga. menyatakan. pengembangan. bahwa. UMKMK. Pemerintah dengan. melakukan. melakukan. pembinaan. program. dan. kemitraan,. peningkatan daya saing, pemberian dorongan inovasi dan perluasan pasar, serta penyebaran informasi yang seluas-luasnya. Asas ini semata-mata dimaksudkan untuk tujuan pengembangan UMKMK.. 2. Tujuan Penyelenggaraan Modal Tujuan penyelenggaraan modal diatur dalam Pasal 3 ayat 2 antara lain untuk: a. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional; b. Menciptakan lapangan kerja; c. Meningkatkan pembangunan ekonomi berkelanjutan; d. Meningkatkan kemampuan daya saing dunia usaha nasional; e. Meningkatkan kapasitas dan kemampuan teknologi nasional; f. Mendorong pengembangan ekonomi kenyataan; g. Mengolah ekonomi potensial menjadi kekuatan ekonomi riil dengan menggunakan dana yang berasal dari dalam negeri maupun ldari luar negeri; dan h. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat.. Universitas Sumatera Utara.

(39) 29. John W. Head juga mengemukakan tujuh keuntungan investasi, khususnya investasi asing, yaitu:31 a. Menciptakan lowongan kerja bagi penduduk negara tuan rumah sehingga mereka dapat meningkatkan penghasilan dan standar hidup mereka; b. menciptakan kesempatan penanaman modal bagi penduduk negara tuan rumah sehingga mereka dapat berbagi dari pendapatan perusahaanperusahaan baru; c. meningkatkan ekspor dari negara tuan rumah, mendatangkan penghasilan tambahan dari luar yang dapat dipergunakan untuk berbagai keperluan bagi kepentingan penduduknya; d. menghasilkan pengalihan pelatihan teknis dan pengetahuan yang dapat digunakan oleh penduduk untuk mengembangkan perusahaan dan industri lain; e. memperluas potensi keswasembadaan negara tuan rumah dengan memproduksi barang setempat untuk menggantikan barang impor; f. menghasilkan pendapatkan pajak tambahan yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan, demi kepentingan penduduk negara tuan rumah; g. membuat sumber daya negara tuan rumah baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia, agar lebih baik pemanfaatannya daripada semula. Demi tercapainnya tujuan penyelenggaraan penanaman modal di indonesia, maka berpatokan dan berpedoman dengan asas-asas yang terkandung di dalam undang-undang merupakan hal yang mutlak harus dilakukan.. 31. H.Salim HS dan Budi Sutrisno, Op.cit., hlm 86. Universitas Sumatera Utara.

(40) 30. 3. Bentuk Usaha Penanaman Modal Dalam Pasal 5 ayat (1) Penanaman modal dalam negeri dapat dilakukan dalam bentuk badan usaha yang berbentuk badan hukum, tidak badan hukun atau usaha perseorangan, sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. Ada dua bentuk badan usaha yang dapat melakukan penanaman modal dalam negeri, yaitu: 1. Berbentuk badan hukum; dan 2. Tidak berbadan hukum atau perseorangan. Di dalam hukum positif di Indonesia, ada dua jenis badan usaha yang telah diberi status badan hukum, yaitu: Perseroan Terbatas dan Koperasi. Sementara itu, yayasan yang merupakan badan sosial, keagamaan dan kemanusiaan telah mendapat status yuridis sebagai badan hukum, sesuai dengan peraturan perundang undangan yang berlaku. Badan usaha yang termasuk dalam badan usaha bukan badan hukum adalah firma dan komanditer. 32 Dalam Pasal 5 ayat (2) Penanaman modal asing wajib dalam bentuk perseroan terbatas berdasarkan hukum Indonesia dan berkedudukan di dalam wilayah negara Republik Indonesia, kecuali ditentukan lain dalam undangundang. Unsur yang melekat dalam ketentuan ini meliputi: 1. Bentuk hukum dari perusahaan-perusahaan modal asing adalah Perseroan Terbatas (PT); 2. Didasarkan pada hukum Indonesia; 3. Berkedudukan di dalam wilayah negara Republik Indonesia. Ada tiga karakteristik dominan bahwa PT merupakan bentuk usaha yang tepat digunakan dalam pengembangan modal dan merupakan orientasi utama dari. 32. Ibid. hlm 112. Universitas Sumatera Utara.

(41) 31. setiap pengusaha, yaitu: 1. Pertanggungjawaban yang timbul semata-mata dibebankan kepada harta kekayaan yang terhimpun dalam asosiasi 2. Sifat mobilitas atas hak penyertaan 3. Prinsip pengurusan melalui suatu organ 33 Prosedur hukum penanaman modal yang berlaku berdasarkan ketentuan pasal tersebut mensyaratkan penanaman modal asing yang ingin melakukan penanaman modal di Indonesia untuk membentuk badan hukum perseroan terbatas (PT) berdasarkan hukum Indonesia dan melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia. Pelaksanaan penanaman modal dalam bentuk perseroan terbatas tersebut selanjutnya dilakukan dengan:34 a. mengambil bagian saham pada saat pendirian perseroan terbatas; b. membeli saham; dan c. melakukan cara lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. Salah satu syarat dari badan hukum asing untuk menjadi perseroan terbatas adalah badan hukum asing itu harus melakukan kerja sama dengan badan hukum domestik. Kerja sama antara badan hukum asing dengan badan hukum domestik dituangkan dalam kontrak joint venture.35. 4. Bidang Usaha Penanaman Modal Penentuan bidang usaha untuk penanaman modal asing bersifat dinamis. 33. Rudi Prasetya, Kedudukan Mandiri Perseroan Terbatas. (Bandung : PT Citra Bakti, 1995) hlm 12 34 Pasal 5 ayat (3) UUPM 35 H. Salim HS dan Budi Sutrisno, Op.Cit. hlm 175. Universitas Sumatera Utara.

(42) 32. karena setiap waktu dapat berubah yang disesuaikan dengan kondisi negara bangsa dan negara. Kita ambil contoh di dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1967 Tentang Penanaman Modal Asing telah ditentukan bahwa bidang usaha tertentu tidak boleh untuk investasi asing secara penuh. Namun, dalam perkembangannya bidang usaha itu dapaat melakukan investasi asing dengan syarat harus ada kerja sama dengan warga negara Indonesia atau badan usaha Indonesia.36 Pasal 1 angka 1 Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2016 yang mengatur mengenai Bidang Usaha Tertutup dan Bidang Usaha Terbuka dengan Persyaratan di Bidang Penanaman Modal dijelaskan bahwa Bidang Usaha adalah segala bentuk kegiatan usaha yang dilakukan untuk memproduksi barang atau jasa pada sektor-sektor ekonomi. Bidang Usaha dalam kegiatan Penanaman Modal terdiri atas: a. Bidang Usaha Yang Terbuka; b. Bidang Usaha Yang Tertutup; dan c. Bidang Usaha Yang Terbuka Dengan Persyaratan. Dalam Pasal 12 ayat (1) Undang-Undang Penanaman Modal disebutkan bahwa semua bidang usaha terbuka bagi kegiatan penanaman modal, kecuali bidang usaha atau jenis. usaha yang dinyatakan tertutup dan terbuka dengan. persyaratan tertentu. Lebih lanjut dalam Pasal 12 ayat (2) Undang-Undang Penanaman modal, bidang usaha yang tertutup bagi penanam modal asing adalah: a. Produksi, senjata, mesiu, alat peledak, dan peralatan perang; dan b. Bidang usaha yang secara eksplisit dinyatakan tertutup berdasarkan UU.. 36. Ibid., hlm 177. Universitas Sumatera Utara.

(43) 33. Bidang Usaha Yang Terbuka Dengan Persyaratan adalah Bidang Usaha tertentu yang dapat diusahakan untuk kegiatan Penanaman Modal dengan persyaratan, yaitu dicadangkan untuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah serta Koperasi, Kemitraan, kepemilikan modal, lokasi tertentu, perizinan khusus, dan penanarn modal dari negara Association of Southeast Asian Nations (ASEAN).37 Bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan digolongkan menjadi lima macam. Kelima macam bidang usaha itu meliputi:38 1. Bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan perlindungan dan pengembangan terhadap UMKMK 2. Bidang usaha yang terbuka dengan syarat kemitraan 3. Bidang usaha yang terbuka berdasarakan kepemilikan modal 4. Bidang usaha yang terbuka bersasarkan persyaratan lokasi tertentu;dan 5. Bidang usaha yang terbuka berdasarkan persyaratan perizinan khusus. Bidang usaha yang terbuka dengan peryaratan perlindungan dan pengembangan. terhadap. UMKMK. hanya. dapat. dilakukan. berdasarkan. pertimbangan kewajaran dan kelayakan ekonomi untuk melindungi UMKMK. Bidang usaha yang terbuka dengan syarat kemitraan merupakan usaha yang dilakukan dalam bentuk kerja sama antara UMKMK dengan usaha besar disertai pembinaan dan pengembangan oleh usaha besar dengan memerhatikan prisip saling memerlukan, saling memperkuat dan saling menguntungkan. Bidang usaha yang terbuka berdasarkan kepemilikan modal adalah berkaitan dengan memberikan batasan kepemilikan modal bagi penanam modal asing. 37. Pasal 1 angka 4 Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2016 tentang Bidang Usaha Tertutup dan Bidang Usaha Terbuka dengan Persyaratan di Bidang Penanaman Modal 38 H. Salim HS dan Budi Sutrisno, Op.Cit. hlm 44. Universitas Sumatera Utara.

(44) 34. Bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan lokasi tertentu adalah bidang usaha yang diperkenankan untuk ditanamkan pada suatu lokasi atau tempat-tempat tertentu. Ini erat kaitannya pembatasan wilayah administratif untuk penanaman modal. Bidang usaha yang terbuka berdasarkam persyaratan perizinan khusus dapat berupa rekomendasi dan instansi/lembaga pemerintah atau non-pemerintah yang memiliki kewenangan pengawasan terhadap suatu bidang usaha termasuk merujuk ketentuan peraturan perundang-undangan yang menetapkan monopoli atau harus bekerja sama dengan Badan Usaha Milik Negara, dalam bidang usaha tersebut. Misalnya, investor asing ingin menanamkan modalnya di bidang pertambangan mineral radio aktif, maka kegiatan usaha itu harus mendapat rekomendasi dari BATAN dan bekerja sama dengan BATAN.39 Beberapa bidang usaha yang terbuka untuk asing dengan persyaratan tertentu terdapat dalam Daftar Lampiran Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2016 Tentang Daftar Bidang Usaha Tertutup dan Daftar Bidang Usaha Yang Terbuka dengan Persyataratan di Bidang Penanaman Modal sebagai berikut : 1) Sektor pertanian 2) Sektor kehutanan 3) Sektor kelautan dan perikanan 4) Sektor energi dan sumber daya mineral 5) Sektor perindustrian 6) Sektor pertahanan dan keamanan 7) Sektor pekerjaan umum. 39. Ibid., hlm 45. Universitas Sumatera Utara.

(45) 35. 8) Sektor perdagangan 9) Sektor pariwisata dan ekonomi kreatif 10) Sektor perhubungan 11) Sektor komunikasi dan informatika 12) Sektor keuangan 13) Sektor perbankan 14) Sektor tenaga kerja 15) Sektor pendidikan 16) Sektor kesehatan. 5. Perizinan Penanaman Modal Mewujudkan suatu kegiatan penanaman modal, baik itu penanaman modal dalam negeri maupun penanaman modal asing perlu dilalui beberapa proses yang telah ditentukan dalam peraturan perundang-undangan. Salah satu proses tersebut adalah perizinan. Perizinan adalah segala bentuk persetujuan untuk melakukan Penanaman Modal yang dikeluarkan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas, dan Administrator Kawasan Ekonomi Khusus, yang memiliki kewenangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.40 Perusahaan penanaman modal yang akan melakukan kegiatan usaha wajib memperoleh izin sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dari. 40. Pasal 1 angka 12 Peraturan BKPM No. 13 Tahun 2017 tentang Pedoman dan Tata cara Perizinan dan Fasilitas Penanaman Modal. Universitas Sumatera Utara.

(46) 36. instansi yang memiliki kewenangan, kecuali ditentukan lain dalam undangundang. Izin tersebut diperoleh melalui pelayanan terpadu satu pintu.41 Ruang lingkup layanan di PTSP di bidang penanaman modal terdiri atas layanan perizinan penanaman modal dan layanan non perizinan penanaman modal. Layanan perizinan dan non perizinan dilaksanakan oleh PTSP Pusat di BKPM, BPMPTSP Provinsi, BPMPTSP Kabupaten/Kota, PTSP KPBPB, PTSP KEK sesuai dengan kewenangannya. Adapun jenis-jenis layanan perizinan terdiri atas:42 a. Izin Usaha untuk berbagai sektor usaha; b. Izin Usaha Perluasan untuk berbagai sektor usaha; c. Izin Usaha Penggabungan Perusahaan Penanaman Modal untuk berbagai sektor usaha; d. Izin Usaha Perubahan untuk berbagai sektor usaha; e. Izin Kantor Perwakilan; dan f. Izin Operasional berbagai sektor usaha. Jenis nonperizinan terdiri atas penggunaan tenaga kerja asing, angka pengenal importir, dan rekomendasi teknis berbagai sektor usaha. Jenis perizinan dan non perizinan yang diterbitkan oleh PTSP Pusat di BKPM, ditetapkan oleh Menteri/Kepala LPNK yang memiliki kewenangan perizinan. Jenis perizinan dan nonperizinan yang tidak diatur pedoman dan tata caranya dalam Peratura Kepala Koordinasi Penanaman Modal Nomor 15 Tahun 2015, mengikuti ketentuan yang. 41. Pasal 25 ayat (4) dan ayat (5) UUPM Pasal 10-Pasal 11 Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 15 Tahun 2015 tentang Pedoman Dan Tata Cara Perizinan Dan Non Perizinan Penanaman Modal 42. Universitas Sumatera Utara.

(47) 37. ditetapkan oleh Menteri/Kepala LPNK terkait, Gubernur dan Bupati/Walikota.43 Pelayanan Terpadu Satu Pintu di Bidang Penanaman Modal yang selanjutnya disebut PTSP adalah kegiatan penyelenggaraan Perizinan dan Non perizinan berdasarkan Mandat dari. lembaga. atau. instansi. yang memiliki. kewenangan Perizinan dan Nonperizinan yang proses pengelolaannya dimulai dari tahap permohonan sampai dengan tahap terbitnya dokumen yang dilakukan dalam satu tempat.44 Dari pengertian pelayanan terpadu satu pintu tersebut dapat dilihat tujuannya adalah untuk mempermudah proses perizinan penanaman modal karena dilakukan dalam satu tempat. Hal ini tentu berdampak baik kepada investor karna proses pengelolaan dari tahap permohonan sampai tahap terbit dokumen akan menghemat waktu dan biaya serta prosesnya tidak berbelit-belit karena dilakukan di satu tempat. Kewenangan pemberian perizinan dan fasilitas penanaman modal dalam Pasal 5 diberikan oleh : a. Pemerintah pusat dilakukan oleh PTSP Pusat di BKPM; b. Pemerintah daerah provinsi dilakukan oleh DPMPTSP provinsi; c. Pemerintah. daerah. kabupaten/kota. dilakukan. oleh. DPMPTSP. kabupaten/kota ; d. Badan pengusahaan KPBPB oleh PTSP KPBPB ; dan e. Administrator KEK oleh PTSP KEK.. 43. Pasal 12 Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 15 Tahun 2015 tentang Pedoman Dan Tata Cara Perizinan Dan Non Perizinan Penanaman Modal 44 Pasal 1 angka 9 Peraturan BKPM No. 13 Tahun 2017 tentang Pedoman dan Tata cara Perizinan dan Fasilitas Penanaman Modal. Universitas Sumatera Utara.

(48) 38. Salah satu upaya dan bukti komitmen BKPM untuk terus memudahkan proses administrasi yang harus dilakukan oleh investor sebelum menanamkan modalnya di Indonesia adalah dengan mengatur mekanisme baru layanan perizinan penanaman modal sebagaimana diatur dalam Peraturan BKPM Nomor 13 Tahun 2017. Langkah terobosan yang diambil BKPM ini juga merupakan implementasi Peraturan Presiden Nomor 91 tahun 2017 tentang Percepatan Pelaksanaan. Berusaha.. Badan. Koordinasi. Penanaman. Modal. (BKPM). mempermudah layanan bagi investor dengan mengganti istilah Izin Prinsip (IP) menjadi Pendaftaran Penanaman Modal atau Pendaftaran Investasi (PI). Layanan perizinan penanaman modal ini diatur dalam Peraturan BKPM Nomor 13 Tahun 2017 tentang Pedoman dan Tata Cara Perizinan dan Fasilitas Penanaman Modal. Dengan mekanisme penerbitan pendaftaran investasi yang semakin cepat, khususnya untuk proses penerbitan Pendaftaran Investasi yang permohonannya belum berbadan hukum Indonesia hanya membutuhkan waktu satu hari kerja atau lebih singkat dari waktu yang dibutuhkan untuk penerbitan Izin Prinsip yang sebelumnya memakan waktu tiga hari kerja. Selain itu, BKPM mempermudah para investor dengan memungkinkan bidang usaha tertentu langsung memperoleh Izin Usaha. Sehingga peluang untuk dapat langsung mendapatkan Izin Usaha tersebut, investor diharapkan semakin cepat merealisasikan investasinya. 45. 6. Hak dan Kewajiban Penanaman Modal Hak adalah segala sesuatu yang benar dan sungguh-sungguh ada atau kekuasaan yang benar-benar milik, kepunyaan, kewenangan dan mempunyai 45. http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt5a4b421a790d5/mulai-2018--bkpm-ubahproses-izin-prinsip-pendaftaran-investasi diakses pada 5 Maret 2018, pukul 20.40. Universitas Sumatera Utara.

(49) 39. wewenang untuk mempergunakan. Sedangkan kewajiban adalah suatu keharusan yang harus dilaksanakan. Jadi yang dimaksud dengan Hak dan Kewajiban penanam modal adalah sesuatu kekuasaan, milik, kepunyaan, wewenang yang dimiliki penanam modal untuk mempergunakan dan di imbangi dengan keharusan yang harus dilaksanakan oleh si penanam modal tersebut. Mengenai hak dan kewajiban penanaman modal diatur dalam Pasal 14 Undang-Undang Penanaman Modal Nomor 25 Tahun 2007, yaitu setiap penanam modal berhak mendapat: a. Kepastian hak, hukum dan perlindungan; 1. Kepastian hak adalah jaminan pemerintah bagi penanam modal untuk memperoleh hak sepanjang penanam modal telah melaksanakan kewajiban yang ditentukan 2. Kepastian hukum adalah jaminan pemerintah untuk jaminan pemerintah untuk menempatkan hukum dan ketentuan peraturan perundangundangan sebagai landasan utama dalam setiap tindakan dan kebijakan bagi penanam modal 3. Kepastian perlindungan adalah jaminan pemerintah bagi penanam modal untuk memperoleh perlindungan dalam melakukan kegiatan penanaman modal. b. Informasi yang terbuka mengenai bidang usaha yang dijalankannya; c. Hak pelayanan, dan; d. Berbagai bentuk fasilitas kemudahan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.. Universitas Sumatera Utara.

(50) 40. Selain memperoleh hak, setiap penanam modal juga harus melaksanakan kewajiban-kewajiban yang diatur dalam Pasal 15 UUPM sebagai berikut : a. Menerapkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik; b. Melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan maksudnya tanggung jawab yang melekat pada setiap perusahaan penanaman modal untuk tetap menciptakan hubungan yang serasi, seimbang da sesuai dengan lingkungan, nilai, norma, dan budaya masyarakat setempat; c. Membuat. laporan. tentang. kegiatan. penanaman. modal. dan. menyampaikannya kepada Badan Koordinasi Penanaman Modal, dalam penjelasan Pasal 15 disebutkan bahwa laporan kegiatan penanam modal yang memuat perkembangan penanaman modal dan kendala yang dihadapi penanam modal disampaikan secara berkala kepada BKPM dan pemerintah daerah yang bertanggung jawab di bidang penanaman modal; d. Menghormati tradisi budaya masyarakat sekitar lokasi kegiatan usaha penanaman modal; dan e. Mematuhi semua ketentuan peraturan perundang-undangan. 7. Fasilitas Penanaman Modal Pemerintah Indonesia memberikan fasilitas kepada para investor baik itu investor domestik maupun investor asing sebagai salah satu cara agar para investor tersebut tertarik dan mau menanamkan modalnya di Indonesia. Fasilitas tersebut dapat berupa kemudahan dalam bidang perpajakan, kemudahan perizinan dan lainnya.. Universitas Sumatera Utara.

(51) 41. Undang-Undang Penanaman Modal mengatur tentang fasilitas penanaman modal pada Bab X mulai dari Pasal 18 sampai dengan pasal 24. Bentuk fasilitas penanaman modal yang diberikan berdasarkan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2007 meliputi: kemudahan perpajakan, hak transfer dan repatriasi, amortisasi yang dipercepat, kemudahan perizinan, kemudahan bea masuk, fasilitas hak atas tanah, fasilitas pelayanan keimigrasian dan fasilitas perizinan impor. Pada dasarnya, tidak semua investor akan mendapatkan fasilitas atau kemudahan-kemudahan. Fasilitas penanaman modal itu diberikan kepada penanaman modal yang: a. Melakukan perluasan usaha; atau b. Melakukan penanaman modal baru. Kriteria investor yang akan mendapat fasilitas penanaman modal telah ditentukan dalam pasal 18 ayat (3) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007. Ada sepuluh kriteria dari investor yang akan mendapat fasilitas penanaman modal. Kriteria itu meliputi: 46 a. Menyerap banyak tenaga kerja b. Termasuk skala prioriti tinggi c. Termasuk pembangunan infrastruktur d. Melakukan alih teknologi e. Melakukan industri prionir f. Berada di daerah terpencil, daerah tertinggal, daerah perbatasan , atau daerah lain yang dianggap perlu g. Menjaga kelestarian lingkungan hidup h. Melaksanakan kegiatan penelitian, pengembangan, dan inovasi. 46. Pasal 18 ayat (3) UUPM. Universitas Sumatera Utara.

(52) 42. i. Bermitra dengan usaha mikro, kecil, menengah atau koperasi; atau j. Industri yang menggunakan barang modal atau mesin atau peralatan yang diproduksi di dalam negeri. Apabila salah satu kriteria itu telah dipenuhi, maka dianggap cukup bagi pemerintah untuk memberikan fasilitas atau kemudahan kepada investor. Ada sepuluh bentuk fasilitas atau kemudahan yang diberikan kepada investor, baik itu investor domestik maupun investor asing. Kesepuluh fasilitas itu, disajikan sebagai berikut ini.47 1. Fasilitas PPh melalui pengurangan neto. 2. Pembebasan atau keringanan bea masuk impor barang modal yang belum bisa diproduksi di dalam negeri. 3. Pembebasan bea masuk bahan baku atau penolong untuk keperluan produksi tertentu. 4. Pembebasan atau penangguhan Pajak Penghasilan (PPN) atas impor barang modal. 5. Penyusutan atau amortisasi yang dipercepat. 6. Keringanan PBB. 7. Pembebasan atau pengurangan pajak penghasilan badan. 8. Fasilitas hak atas tanah. 9. Fasilitas pelayanan keimigrasian. 10. Fasilitas perizinan impor.. 47. H.salim HS dan Budi Sutrisno, Op.Cit., Hlm 274. Universitas Sumatera Utara.

(53) 43. 8. Pengawasan Penyelenggaraan Penanaman Modal Pengawasan Kegiatan Perusahaan penanaman modal adalah upaya yang dilakukan guna mencegah dan mengurangi terjadinya penyimpangan terhadap ketentuan pelaksanaan penanaman modal dan penggunaan fasilitas penanaman modal. Dalam Pasal 30 ayat (7) UUPM telah ditentukan bahwa kewenangan pemerintah disajikan sebagai berikut : 1. Penanaman modal terkait dengan sumber daya alam yang tidak terbarukan dengan resiko lingkungan yang tinggi, 2. Penanaman modal di bidang industri yang merupakan prioritas tinggi pada skala nasional, 3. Penanaman modal yang terkait pada fungsi pemersatu dan penghubung antar wilayah atau ruang lingkupnya lintas provinsi, 4. Penanaman modal yang terkait pada pelaksanaan strategi pertahanan dan keamanan nasional, 5. Penanaman modal asing dan penanaman modal yang menggunakan modal asing terkait dengan perjanjian internasional, 6. Bidang penanaman modal lain yang menjadi urusan pemerintah menurut undang-undang, 7. Penanaman modal yang menggunakan modal pemerintah negara lain yang didasarkan atas perjanjian yang dibuat oleh pemerintah dengan pemerintah negara lain. Kewenangan pemerintah diatas dapat diselenggarakan oleh pemerintah sendiri, melimpahkannya kepada gubernur sebagai wakil pemerintahan, atau menugasi pemerintah kabupaten/kota.. Universitas Sumatera Utara.

(54) 44. Kegiatan pemantauan dilakukan oleh BKPM, BPMPTSP Provinsi, BPMPTSP Kabupaten/Kota, badan pengusahaan KPBPB, atau administrator KEK sesuai dengan kewenangannya.. Hal ini bisa dilihat dari kewenangan (dalam memproses pendaftaran penanaman modal, izin prinsip penanaman modal, persetujuan penanaman modal dan izin usaha) yang dimiliki.48 Pelaksanaan kegiatan pembinaan dilakukan secara berjenjang oleh BKPM, BPMPTSP Provinsi, BPMPTSP Kabupaten/Kota, badan pengusahaan KPBPB, atau administrator KEK sesuai kewenangan (maupun pelimpahan kewenangan) yang dimilikinya. Terhadap permasalahan teknis yang dialami oleh investor, instansi teknis terkait juga dapat melakukan kegiatan pembinaan.49 Instansi penanaman modal tingkat kabupaten/kota dapat melakukan kegiatan pengawasan kepada perusahaan di dalam wilayahnya sendiri. Sedangkan terhadap perusahaan yang berlokasi di lintas kabupaten/kota, maka kewenangan pengawasannya berada di pundak instansi penanaman modal provinsi. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) bertugas mengawasi penggunaan fasilitas fiskal oleh investasi yang masih menjadi kewenangan pemerintah.50 Setiap pelaksanaan kegiatan evaluasi harus dimulai dengan langkah koordinasi dengan intansi berwenang terkait di masing-masing tingkatannya. Termasuk pula jika akan mengadakan kegiatan pengawasan di lokasi proyek, maka perusahaan yang bersangkutan harus diberitahukan dahulu lewat surat resmi.51. 48. Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 17 Tahun 2017 tentang Pedoman Dan Tata Cara Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal, pasal 7. 49 Ibid. pasal 8. 50 Ibid. Pasal 9 51 Ibid. Pasal 11. Universitas Sumatera Utara.

Referensi

Dokumen terkait

Penanaman modal merupakan segala kegiatan menanamkan modal, baik oleh penanam modal dalam negeri maupun penanam modal asing untuk melakukan usaha di wilayah negara

Penanaman Modal asing adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah Daerah yang dilakukan oleh penanam modal asing, baik yang menggunakan modal asing

KEGIATANBISNIS PARIWISATA NO 25 TAHUN Penanaman modal adalah segala bentuk  2007 kegiatan menanam modal, baik oleh penanam modal dalam negeri maupun penanam modal asing

Memberikan arah yang jelas dan strategis di bidang promosi penanaman modal dalam rencana jangka pendek, menengah dan panjang dalam meningkatkan realisasi dan penyebaran

Penanaman Modal Asing adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di Daerah yang dilakukan oleh penanam modal asing, baik yang menggunakan modal asing

Penanaman Modal Asing adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di Kabupaten Sijunjung yang dilakukan oleh penanam modal asing, baik yang menggunakan modal

Penanaman modal asing adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah Aceh yang dilakukan oleh penanam modal asing, baik yang menggunakan modal asing

Penanaman modal adalah segala bentuk kegiatan menanam modal, baik oleh penanam modal dalam negeri maupun penanam modal asing untuk melakukan usaha di wilayah