• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI. Ditulis Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar (S-1) Jurusan Tadrid Biologi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Oleh:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SKRIPSI. Ditulis Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar (S-1) Jurusan Tadrid Biologi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Oleh:"

Copied!
100
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INSIDE OUTSIDE CIRCLE (IOC) BERBANTUAN LEMBAR DISKUSI SISWA

(LDS) PADA PEMBELAJARAN IPA KELAS VIII SMPN 4 RAMBATAN

SKRIPSI

Ditulis Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar (S-1) Jurusan Tadrid Biologi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Oleh:

TESA OKTAVANI PUTRI 15 300 600 072

JURUSAN TADRIS BIOLOGI

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

BATUSANGKAR

2020

(2)
(3)
(4)
(5)

Nama : Tesa Oktavani Putri

Panggilan : Tesa

NIM : 15300600072

Jurusan : Tadris Biologi

Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Tempat/Tanggal Lahir : Batusangkar/ 17 Oktober 1997 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Jorong Turawan, Nagari III Koto, Kecamatan Rambatan, Kabupaten Tanah Datar

Email : [email protected]

Nama Orang Tua

Ayah : Arjonaidi Erman

Ibu : Efnida

Anak ke/dari : 3 dari 4 Bersaudara Riwayat Pendidikan

TK : TK Teratai (2002-2003)

SD : SDN 20 Turawan (2003-2009)

SMP/MTs : MTsN Batusangkar (2009-2012) SMA/MA : MAN 2 Batusangkar (2012-2015)

S1 : Tadris Biologi IAIN Batusangkar (2015-2020) Motto : Kesulitan itu sementara dan kesuksesan itu pasti,

bila ada usaha dan do’a

(6)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu

Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah Bacalah, dan Tuhanmulah yang maha mulia, Yang mengajar manusia dengan pena,

Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya (QS: Al-’Alaq 1-5) Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan ? (QS: Ar-Rahman

13)

Niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat (QS : AlMujadilah 11)

Ya Allah,

Waktu yang sudah kujalani dengan jalan hidup yang sudah menjadi takdirku, sedih, bahagia, dan bertemu dengan orang-orang yang memberiku sejuta pengalaman, yang telah memberikan warna-warni kehidupanku. Kubersujud dihadapan Mu, Engkau berikan aku kesempatan untuk bisa sampai di penghujung

awal perjuanganku, segala puji bagi Mu ya Allah Alhamdulillah.. Alhamdulillah.. Alhamdulillahirobbil’alamin..

Sujud syukurku kusembahkan kepadamu Tuhan yang Maha Agung nan Maha Tinggi nan Maha Adil nan Maha Penyayang, atas takdirmu telah kau jadikan aku

manusia yang senantiasa berfikir, berilmu, beriman dan bersabar dalam menjalani kehidupan ini. Semoga keberhasilan ini menjadi satu langkah bagiku

untuk meraih cita-cita besarku.

Lantunan Al- Fatihah beriring Shalawat dalam silahku merintih, menadahkan doa dalam syukur yang tiada terkira, terima kasihku untukmu.

Kupersembahkan sebuah karya kecil ini untuk papa dan mamaku tercinta, yang tiada pernah hentinya selama ini memberiku semangat, doa dorongan, nasehat, dan kasih sayang serta pengorbanan yang tak tergantikan hingga aku selalu kuat

menjalani setiap rintangan yang ada didepanku…, Papa…Mama… terimalah bukti kecil ini sebagai kado keseriusanku untuk membalas semua pengorbananmu…dalam hidupmu demi hidupku kalian ikhlas mengorbankan segala perasaan tanpa kenal lelah, dalam lapar berjuang separuh nyawa hingga

segalanya…maafkan anakmu papa…mama…yang masih saja menyusahkanmu..

Dalam silah di lima waktu mulai dari terbit fajar sampai terbenamnya matahari, seraya tanganku manadah “ ya Allah ya Rahman ya Rahim...terima

kasih telah kau tempatkan aku di antara kedua malaikatmu yang setiap waktu ikhlas menjagaku…ya Allah berikanlah balasan setimpal syurga firdaus untuk

mereka dan jauhkanlah mereka nanti dari panasnya api nerakamu…

(7)

semua mimpi itu terjawab di masa penuh kehangatan nanti. Untuk ku persembahkan ungkapan terimakasihku kepada:

Kepada ke dua kakakku (Mustika Gusra) dan (Wahyuni Jonaidi), akhirnya adikmu yang nakal ini bisa wisuda juga, tarima kasih buat segala dukungan, doa, kesabaran dan khususnya tarima kasih telah mengajariku apa artinya persaudaraan dan

cinta.

Kepada adikku (Muhammad Zaky) terima kasih atas segala dukungan, doa, dan kesabaran, akhirnya kakakmu ini bisa menyandang gelar yang telah nama dinanti.

Kepada abang iparku (Defri Alfa Putra) terima kasih selalu berusaha menjadi abang yang baik selama ini. Terima kasih banyak atas bantuan moril dan

materil yang telah berikan selama ini dan terima kasih juga telah menganggapku seperti adek kandung sendiri.

Malaikat kecilku, keponakanku tersayang (Zeeva Deka Asyila Putri).

Malaikat kecil yang selalu menghibur dikala hati mulai lelah dan ingin menyerah.

Suara merdu dan rengekkan manja dari Zeeva selalu mampu membangkitkan kembali semangat yang hampir hilang. Terima kasih nak, yang selalu membuat

tersenyum dan menghibur.

Kepada seseorang yang paling spesisal (Yogie Handarto) seseorang yang telah mendukungku, memotivasi ku, menasehati ku, dan selalu menghibur ku dikala sedih dan

selalu tertawa riang bersama ku.

I Love You All

“Hidupku terlalu berat untuk mengandalkan diri sendiri tanpa melibatkan bantuan Tuhan, keluarga dan orang lain. Tak ada tempat untuk berkeluh kesah

selain orang terdekat dan sahabat-sahabat terbaik”

Terima kasih ku ucapkan kepada teman dan sahabat-sahabatku Tia Oktarina (sanak) dan Miftahul Jannah (mimim) tanpa semangat, dukungan dan bantuan kalian semua tidak akan mungkin aku sampai disini, terima kasih untuk canda tawa, tangis dan perjuangan yang kita lewati bersama dan terimakasih untuk kenangan manis

yang telah mengukir selama ini. Dengan perjuangan dan kebersamaan kita pasti bisa!

Semangat!!

(8)

yang selalu ada dari mulai bimbingan walaupun dibalik semuanya ada keluh kesah yang dilalui tetapi tetap saja pada akhirnya baik kembali. Buat teman kecilku Hildayatul Fadillah dan teman-teman biologi angkatan 2015 khususnya biologi C (Rika, Yesi, Tiara,

Yolanda, Wulan, Rahmi, Zahra, Tesha, Eka, Rida, Yola, Rinci, Ulva, Santi, Ipit, Yani, Nita, Siska, Usi). Untuk kawan KKN (Elsa, Lidia, Rahmi, Mila, dan Nofri).

Terima kasih ku ucapkan untuk Ibu Dwi Rini Kurnia Fitri, M.Si, selaku dosen pembimbing tugas akhir, terima kasih banyak...Bu.., sudah begitu banyak membantu

selama ini, sudah dinasehati, sudah diajari, bantuan dan kesabaran Ibu akan selalu terukir dihati, mudah-mudahan menjadi Sedekah Jariyah yang pahalanya selalu

mengalir Ibu. Aamiin Allahumma Aamiin

Terima kasih ku ucapkan untuk Ibu Kuntum Khaira, M.Si selaku Penguji I dan Ibu Diyyan Marneli, M.Pd selaku Penguji II, terimakasih Ibu yang Sudah memberikan saran dan arahan untuk kesempurnaan Skripsi Ini, mudah-mudahan

menjadi Sedekah Jariyah Ibu … Untuk ribuan tujuan yang harus dicapai, untuk jutaan impian yang akan dikejar, untuk sebuah pengharapan, agar hidup jauh lebih bermakna,

hidup tanpa mimpi ibarat arus sungai.

Mengalir tanpa tujuan. Teruslah belajar, berusaha, dan berdoa untuk menggapainya. Jatuh berdiri lagi. Kalah mencoba lagi. Gagal Bangkit lagi.

Never give up!

Sampai Allah SWT berkata “waktunya pulang”

Hanya sebuah karya kecil dan untaian kata-kata ini yang dapat ku persembahkan kepada kalain semua. Terimakasih beribu terimakasih ku ucapkan,,atas segala

kesalahan dan kekuranganku, kerendahan hati serta diri menjabat tangan meminta beribu-ribu kata maaf tercurah.

Skripsi ini kupersembahkan.

By : Tesa Oktavani Putri ABSTRAK

Tesa Oktavani Putri NIM. 15300600072, Judul Skripsi “Penerapan

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Inside Outside Circle (IOC)

Berbantuan Lembar diskusi siswa (LDS) Pada Pembelajaran IPA Kelas

(9)

oleh siswa yang berkemampuan tinggi sedangkan siswa yang berkemampuan rendah cenderung pasif. Sehingga hal ini mengakibatkan siswa kurang paham dengan pembelajaran yang telah dilakukan.

Jenis penelitian ini adalah True Experimental Design, dengan rancangan Posttest Only Control Design. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMPN 4 Rambatan sebanyak 2 kelas yang terdiri dari 42 orang siswa.

Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Simple Random Sampling, sampel yang terpilih adalah kelas VIII

1

sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII

2

sebagai kelas kontrol. Instrumen yang digunakan adalah tes objektif bentuk pilihan ganda pada ranah kognitif, lembar observasi aktivitas belajar siswa.

Hasil penelitian pada ranah kognitif menunjukkan bahwa hasil belajar IPA siswa kelas eksperimen yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Inside Outside Circle (IOC) berbantuan lembar diskusi siswa (LDS) lebih baik dari pada hasil belajar kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional dengan nilai rata-rata kelas eksperimen adalah 81,67 dan rata-rata kelas kontrol adalah 73,81. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Inside Outside Circle (IOC) berbantuan lembar diskusi siswa (LDS) pada setiap kali pertemuan meningkat. Hal ini terlihat dari hasil observasi, dimana adanya peningkatan persentase aktivitas yang diperoleh siswa selama tiga kali pertemuan. Rata-rata persentase aktivitas belajar siswa pada pertemuan pertama, kedua, dan ketiga adalah 93,94%, 94,25%, dan 95,22% dengan kriteria sangat aktif. Jadi, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar IPA siswa kelas eksperimen yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Inside Outside Circle (IOC) berbantuan lembar diskusi siswa (LDS) lebih baik dari pada kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional.

Keyword: Pembelajaran Kooperatif, Inside Outside Circle (IOC), Hasil Belajar

IPA, Aktivitas Belajar

(10)

x

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, dengan mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT, karena hanya berkat dan rahmat dan karunia-Nya jualah penulis dapat menyelesaikan proposal dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Inside Outside Circle (IOC) Berbantuan Lembar Diskusi Siswa (LDS) Pada Pembelajaran IPA Kelas VIII SMPN 4 Rambatan”.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Batusangkar.

Shalawat dan salam tidak lupa pula penulis doakan kepada Allah SWT agar disampaikan-NYA kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah meninggalkan dua pedoman hidup bagi umatnya, yakninya Al-quran dan Hadis.

Dalam penyelesaian skripsi ini penulis telah banyak mendapat bantuan, dorongan, petunjuk dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu, izinkan penulis menyampaikan terimakasih kepada:

1. Orang tua penulis (Ayahanda Arjonaidi Erman dan Ibunda Efnida) yang selalu memberikan kasih saying, dorongan, semangat serta lantunan doa- doa untuk kesuksesan penulis.

2. Ibu Dwi Rini Kurnia Fitri, M.Si sebagai Pembimbing I yang telah meluangkan waktu untuk memberikan semangat, dorongan, arahan dan bimbingan sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.

3. Ibu Kuntum Khaira, M.Si selaku penguji I pada sidang munaqasyah dan ibu Diyyan Marneli, M.Pd selaku penguji pada seminar proposal dan penguji II pada sidang munaqasyah.

4. Bapak Aidhya Irhash Putra, S.Si., M.P selaku Ketua Jurusan Tadris

Biologi, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, IAIN Batusangkar. Dan

sekaligus selaku dosen Pembimbing Akademik (PA) yang telah

(11)

xi (IAIN) Batusangkar.

6. Bapak Dr. Sirajul Munir, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Batusangkar.

7. Bapak Dr. Abhanda Amra, M.Ag dan ibu Dra. Aksyiri dan ibu YW Fatriani, S.Pd selaku validator instrumen penelitian yang telah banyak memberikan kritikan dan saran.

8. Kepada seluruh Bapak/ Ibu dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan Tadris Biologi Institut Agama Islam Negeri Batusangkar.

9. Bapak Nasrizal, S.Pd selaku Kepala Sekolah SMPN 4 Rambatan dan Ibu Dra. Aksyiri, dan Ibu YW Fatriani, S. Pd selaku guru bidang studi IPA kelas VIII SMPN 4 Rambatan serta seluruh pihak sekolah SMPN 4 Rambatan yang membantu dan mendukung terlaksananya penelitian penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

10. Kepada seluruh teman-teman dan sahabat biologi angkatan 2015 yang selalu memberikan semangat dan dorongannya.

11. Seluruh pihak yang tidak bisa disebutkan lagi secara satu persatu yang telah memberi dukungan, arahan dan semangat dalam penyelesaian skripsi ini.

Mudah-mudahan Allah SWT membalas segala bantuan, motivasi dan bimbingan serta nasehat yang telah diberikan dengan pahala dan kebaikan yang berlipat ganda. Semoga skripsi ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu pengetahuan dan dapat digunakan sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya.

Aamiin Allahumma Aamiin.

(12)

xii

Penulis,

Tesa Oktavani Putri

NIM. 15300600072

(13)

xiii DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI PERSETUJUAN PEMBIMBING

PENGESAHAN TIM PENGUJI BIODATA PENULIS

HALAMAN PERSEMBAHAN ABSTRAK

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang Masalah...1

B.Identifikasi Masalah...5

C.Batasan Masalah...6

D.Perumusan Masalah...6

E.Tujuan Penelitian...6

F.Manfaat Penelitian...7

G.Definisi Operasional...7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 10

A.Landasan Teori 10 1. Hakekat Pembelajaran IPA.………...………...10

2. Model Pembelajaran Kooperatif………... 12

3. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Inside Outside Circle ……...19

4. Pembelajaran Konvensional………... 23

5. Sistem Pencernaan Pada Manusia……..………...24

6. Hasil Belajar………...31

7. Aktivitas Belajar………...34

B.Kajian Penelitian yang Relevan...37

C.Kerangka Berfikir...39

D.Hipotesis...41

(14)

xiv

BAB III METODE PENELITIAN ... ...42

A.Jenis Penelitian...42

B.Tempat dan Waktu Penelitian...42

C.Rancangan Penelitian………...42

D.Populasi dan Sampel...43

E.Variabel dan Sumber Data...48

F.Prosedur Penelitian………...49

G. Teknik Pengumpulan Data...53

H. Pengembangan Instrumen………...52

I.Teknik Analisis Data………...63

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...69

A. Hasil Penelitian...69

B. Analisis Data...73

C. Pembahasan...74

D. Keterbatasan Penelitian ... 84

BAB V PENUTUP ... 85

A. Kesimpulan... 99

B. Saran ... 100 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(15)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Persentase Ketuntasan Nilai Ulangan Harian Kelas VIII

SMPN 4 Rambatsn……….……….. 3

2.1 Kompetensi Dasar Dan Indikator Materi Sistem Pencernaan Pada Manusia………... 27

3.1 Rancangan Penelitian………... 42

3.2 Jumlah Siswa Kelas VIII SMPN 4 Rambatan……….... 43

3.3 Hasil Uji Normalitas Populasi Kelas VIII SMPN 4 Rambatan………....………. 45

3.4 Analisis Ragam Data Hasil Belajar Siswa Kelas Populasi….. 47

3.5 Jadwal Penelitian………. 49

3.6 Tahap Pelaksanaan Penelitian……….. 50

3.7 Hasil Validasi Dari Validator………... 56

3.8 Kriteria Indeks Kesukaran Soal………... 58

3.9 Kriteria Daya Pembeda Soal……… 59

3.10 Kriteria Tingkat Reliabilitas Soal……… 60

3.11 Penilain Aktivitas Siswa………. 62

3.12 Persentase Aktivitas Siswa………. 62

3.13 Rubrik Penskoran Penilaian Aktivitas Siswa……….. 63

3.14 Kriteria Penilaian Aktivitas Siswa ……….. 63

4.1 Skor Rata-Rata, Simpangan Baku, Variansi, Skortertinggi Dan Skor Terendah………..……… 71

4.2 Rekapitulasi Frekuensi Aktivitas Siswa………. 73

4.3 Uji Normalitas Sampel………. 75

4.5 Uji Homogenitas Sampel……… 76

4.6 Uji Hipotesis Sampel………... 76

(16)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

4.1 Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Kognitif

Siswa………...

72 4.2 Diagram Batang Aktivitas Bealajar Siswa Pada Kelas

Eksperimen…..………

74

(17)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Nilai Ulangan Harian ... 100

Lampiran 2 Uji Normalitas Kelas Populasi ... 101

Lampiran 3 Uji Homogenitas Kelas Populasi ... 105

Lampiran 4 Uji Kesamaan Rata-Rata Populasi ... 106

Lampiran 5 Silabus Mata Pelajaran Kelas Eksperimen ... 108

Lampiran 6 RPP Kelas Eksperimen ... 113

Lampiran 7 Lembar Validasi RPP Kelas Eksperimen ... 128

Lampiran 8 Silabus Mata Pelajaran Kelas Kontrol ... 140

Lampiran 9 RPP Kelas Kontrol... 143

Lampiran 10 Lembar Validasi RPP Kelas Kontrol ... 155

Lampiran 11 Kisi-Kisi Soal Materi Sistem Pencernaan Pada Manusia ... 168

Lampiran 12 Soal Uji Coba Dan Kunci Jawaban ... 173

Lampiran 13 Lembar Validasi Soal Uji Coba ... 179

Lampiran 14 Data Awal Uji Coba Soal ... 188

Lampiran 15 Validitas Tiap Butir Soal Uji Coba... 189

Lampiran 16 Indeks Kesukaran Soal Uji Coba ... 190

Lampiran 17 Daya Pembeda Soal Uji Coba ... 192

Lampiran 18 Reliabilitas Soal Uji Coba ... 194

Lampiran 19 Klasifikasi Soal Untuk Tes Akhir ... 197

Lampiran 20 Soal Tes Akhir Dan Kunci Jawaban ... 199

Lampiran 21 Nilai Tes Akhir Kelas Sampel ... 203

Lampiran 22 Nilai Ulangan Harian Kelas Sampel ... 205

Lampiran 23 Uji Normalitas Kelas Sampel ... 209

Lampiran 24 Uji Homogenitas Kelas Sampel ... 211

Lampiran 25 Uji Hipotesis Kelas Sampel ... 212

Lampiran 26 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa ... 214

Lampiran 27 Perhitungan Persentase Aktivitas Belajar Siswa ... 223

Lampiran 28 Lembar Validasi Aktivitas Belajar Siswa ... 225

Lampiran 29 Lembar Diskusi Siswa ... 231

Lampiran 30 Lembar Validasi Lembar Diskusi Siswa ... 240

Lampiran 31 Hasil Analisis Validasi RPP Kelas Eksperimen ... 249

Lampiran 32 Hasil Analisis Validasi RPP Kelas Kontrol ... 253

Lampiran 33 Hasil Analisis Validasi Soal Uji Coba ... 254

(18)

xviii

Lampiran 34 Hasil Analisis Validasi Aktivitas Belajar Siswa... 262

Lampiran 35 Hasil Analisis Validasi Lembar Diskusi Siswa ... 264

Lampiran 36 Nilai Kritis L Untuk Uji Liliefors ... 267

Lampiran 37 Nilai Kritik Sebaran Chi-Kuadrat ... 268

Lampiran 38 Nilai Kritik Sebaran F... 269

Lampiran 39 Nilai Koefisien Korelasi "R"Product Moment ... 271

Lampiran 40 Nilai Kritik Sebaran T ... 272

Lampiran 41 Wilayah Luas Dibawah Kurva Normal ... 273

Lampiran 42 Surat Izin Penelitian dari Kampus ... 275

Lampiran 43 Surat Izin Penelitian dari KESBANGPOL ... 276

Lampiran 44 Surat Keterangan Penelitian dari Sekolah ... 277

Lampiran 45 Dokumentasi Penelitian ... 278

(19)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pembelajaran merupakan proses interaksi antara guru dengan siswa dimana guru membantu siswa untuk belajar. Hal ini akan dapat membantu siswa dalam memperoleh ilmu pengetahuan, perubahan sikap, dan penguasaan keterampilan sesuai dengan indikator materi yang diajarkan. Proses pembelajaran tidak terlepas dari berbagai komponen, yang mana terdiri dari: keterlibatan guru, siswa, ketersediaan materi pembelajaran, media, serta model pembelajaran.

Diantara komponen-komponen tersebut, guru sangat memegang peranan penting dalam ketercapaian tujuan pembelajaran, dimana tujuan pembelajaran adalah tercapainya perubahan perilaku atau kompetensi pada siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran. Untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut maka diperlukannya ketercapaian siswa dalam memahami materi pembelajaran. Bila dilihat dari segi materi pembelajaran, materi pembelajaran tidak hanya mengembangkan aspek-aspek kognitif saja tetapi juga aspek afektif dan psikomotor. Untuk aspek kognitif, siswa akan diajarkan untuk berusaha mengingat, memahami, mengklarifikasi dan menganalisis berbagai hal yang telah dipelajari. Sedangkan untuk aspek afektif, siswa dituntut untuk mampu mengekspresikan sikap, minat, serta nilai-nilai positif yang ingin dikembangkan.

Sedangkan untuk aspek psikomotor, siswa akan memperoleh ilmu dan mampu menguasai serta melakukan keterampilan-keterampilan tertentu yang diinginkan (Rusman, 2012, p. 1).

Berdasarkan aspek-aspek tersebut dalam penyampaian materi maka

diperlukan suatu model pembelajaran, karena proses pembelajaran akan berjalan

baik apabila guru lebih bijak menentukan model dalam pembelajaran. Model

pembelajaran dapat diartikan sebagai kerangka konseptual yang melukiskan

prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk

mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para

(20)

perancang pembelajaran dan guru untuk merancanakan dan melaksanakan aktifitas pembelajaran (Rusman, 2012 p. 3).

Tujuan dari model pembelajaran yaitu untuk menciptakan kondisi belajar yang kondusif, dimana memungkinkan siswa untuk belajar sehingga tercapainya hasil belajar yang optimal. Bila dilihat dari segi penerapannya, model pembelajaran menggunakan berbagai variasi karena hal ini sangat membantu guru dalam menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa agar siswa tidak bosan dalam proses pembelajaran. Pada kenyataannya kegiatan proses pembelajaran disekolah masih mengggunakan metode ceramah, diskusi dan tanya jawab.

Metode-metode tersebut merupakan metode pembelajaran konvensional. Namun hal ini belum mampu menciptakan suasana yang kondusif bagi siswa dan membuat siswa masih pasif dalam proses pembelajaran, sehingga siswa sulit untuk berkonsentrasi saat pembelajaran berlangsung. Pembelajaran konvensional yang dimaksud yaitu pembelajaran yang berlangsung satu arah, dimana guru menyampaikan materi menggunakan ceramah dan siswa hanya menerima apa yang disampaikan oleh guru. Selain itu saat guru menyuruh siswa melakukan diskusi dalam mengerjakan tugas, sebagian siswa hanya mengandalkan temannya yang pintar untuk dijadikan sebagai contekan dalam menyelesaikan tugas, bahkan saat proses tanya jawab berlangsung hanya beberapa siswa yang terlihat aktif dalam proses pembalajaran tersebut. Hal ini menyebabkan kegiatan pembelajaran menjadi tidak efektif dan efisien (Rosana, 2014, p. 4).

Penerapan model pembelajaran tersebut tidak jauh berbeda dengan hasil

wawancara yang dilakukan pada tanggal 18 juli 2019 dengan ibuk Dra. Aksyiri

guru IPA di SMPN 4 Rambatan. Dimana didapatkan informasi bahwa dalam

proses pembelajaran siswa masih kurang mengemukakan ide, gagasan, dan

pendapatnya. Selain itu, kemauan atau minat belajar siswa juga masih kurang. Hal

ini disebabkan karena siswa lebih cenderung menerima semua materi

pembelajaran dari guru sehingga siswa menjadi pasif dan bosan dalam proses

pembalajaran. Dalam proses pembelajaran guru kurang memberikan tugas atau

(21)

latihan-latihan kepada siswa sehingga menyebabkan siswa tidak aktif dalam proses pembelajaran. Kondisi ini akan berujung pada rendahnya hasil belajar siswa.

Berdasarkan data hasil belajar ranah kognitif siswa dapat dilihat dari nilai rata-rata hasil ujian ulangan harian mata pelajaran IPA kelas VIII SMPN 4 Rambatan pada tahun ajaran 2019/2020, yang diperoleh dari salah seorang guru IPA yang mengajar di kelas VIII SMPN 4 Rambatan. Diketahui bahwa hasil belajar siswa dalam ranah kognitif masih tergolong rendah. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1.1 Hasil Nilai Ujian Ulangan Harian Materi Struktur Dan Jaringan Tumbuhan Kelas VIII SMPN 4 Rambatan Tahun Pelajaran 2019/2020

No Kelas Jumlah siswa

Rata- Rata Nilai

Siswa Tuntas

Siswa Tidak Tuntas

Persentase yang tuntas

Persentase yang tidak

tuntas 1 VIII.1 23 orang 60,33 5 orang 18

orang

21,74% 78,26%

2 VIII.2 21 orang 50,74 1 orang 20 orang

4,76% 95,24%

(Sumber : Guru Mata Pelajaran IPA Kelas VIII SMPN 4 Rambatan)

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa hasil belajar siswa masih

tergolong rendah. Terlihat dari banyaknya siswa yang belum mencapai KKM

(kriteria ketuntasan minimum) yang ditetapkan yaitu 67. Hal ini menunjukkan

bahwa siswa di kelas VIII IPA SMP 4 Rambatan belum semuanya menguasai dan

memahami materi yang diajarkan guru. Bila dilihat dari permasalahan diatas

maka guru memerlukan suatu model yang dapat membantu guru untuk

menyelesaikan masalah yang terjadi di sekolah tersebut, salah satunya yaitu

model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif merupakan

model pembelajaran dengan menggunakan sistem kelompok dimana satu

kelompok terdiri dari 4 sampai 6 siswa yang mempunyai latar belakang

kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda (Ita & Leonard,

2015, p. 3).

(22)

Selain membantu siswa memahami konsep-konsep yang tidak dipahaminya, model pembelajaran kooperatif juga berfungsi untuk membantu siswa meningkatkan keterampilan kerja sama dalam kelompoknya dan melatih siswa dalam berfikir kritis sehingga kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran yang disampaikan dapat meningkat. Selain itu model pembelajaran ini juga dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa serta dapat mewujudkan sikap yang positif, menambah motivasi belajar dan rasa percaya diri bagi siswa (Nurhasanah, 2010, p. 14).

Salah satu model pembelajaran kooperatif yang sesuai dengan permasalahan diatas adalah model pembelajaran kooperatif tipe Inside Outside Circle (IOC). Model pembelajaran kooperatif tipe Inside Outside Circle merupakan model pembelajaran dengan sistem lingkaran kecil dan lingkaran besar, siswa saling membagi informasi pada saat yang bersamaan dengan pasangan yang berbeda dengan singkat dan teratur. Dalam model pembelajaran Inside Outside Circle (IOC) siswa membentuk lingkaran kecil yang menghadap keluar dan separuhnya lagi membentuk lingkaran besar yang menghadap ke dalam. Siswa yang saling berhadapan berbagi informasi secara bersamaan sedangkan siswa yang tidak saling berhadapan berbagi informasi kepada teman yang didepannyadan begitu seterusnya (Budiyanto, 2016, hal. 157).

Adapun kelebihan dari model pembelajaran Inside Outside Circle (IOC) yaitu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan serta dapat mengembangkan sikap ilmiah siswa serta melatih siswa untuk berkerja sama dalam mendapatkan informasi yang berbeda pada saat yang bersamaan. Dengan cara ini, setiap siswa dapat memperoleh informasi sehingga bisa memecahkan suatu masalah dan membantu siswa untuk membangun sendiri pengetahuannya yang pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa (Darmawati, Mahadi,

& Syafitri, 2012, p. 32).

Akibat dari kurangnnya guru memberikan tugas dan latihan-latihan dalam

proses pembelajaran, maka di perlukan suatu bahan ajar yang mampu

(23)

meningkatkan kemauan siswa dalam membahas soal-soal yang berkaiatan dengan materi yang akan di ajarkan. Salah satu bahan ajar yang dapat digunakan untuk membantu proses pembelajaran bersamaan dengan penerapan model pembelajaran Inside Outside Circle (IOC) yaitu bahan ajar berupa lembar diskusi siswa (LDS). Lembar diskusi siswa (LDS) merupakan salah satu sarana yang dapat membantu dan mempermudah dalam kegiatan pembelajaran sehingga akan terbentuk interaksi yang efektif antara siswa dengan guru, dan pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dalam lembar diskusi siswa (LDS), siswa akan mendapatkan uraian materi, contoh soal dan jawaban yang berkaitan dengan materi yang diberikan. Dengan adanya lembar diskusi siswa (LDS) dalam proses pembelajaran maka akan memberi kesempatan kepada siswa untuk lebih aktif dalam pembelajaran (Monika, 2014, pp. 23-24).

Pemilihan model pembelajaran kooperatif tipe Inside Outside Circle (IOC) berbantuan lembar diskusi siswa (LDS) ini dirasa sangat cocok untuk materi yang disertai dengan hafalan-hafalan seperti materi sistem pencernaan pada manusia, yang mana sistem pencernaan pada manusia merupakan proses yang terjadi dalam tubuh manusia dan berlangsung setiap hari.

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Inside Outside Circle (IOC) Berbantuan Lembar Diskusi Siswa (LDS) Pada Pembelajaran IPA Kelas VIII SMPN 4 Rambatan”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dilihat beberapa permasalahan pada proses pembelajaran IPA di SMPN 4 yaitu:

1. Model pembelajaran yang digunakan guru belum bervariasi 2. Pembelajaran IPA dianggap sulit oleh siswa

3. Siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran

4. Hasil belajar IPA siswa masih rendah

(24)

5. Kurangnya pembuatan tugas dan latihan-latihan.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka peneliti membatasi permasalahan penelitian ini pada hasil belajar IPA ranah kognitif dan aktivitas belajar siswa kelas VIII SMPN 4 Rambatan sistem pencernaan pada manusia dengan penerapan model kooperatif tipe Inside Outside Circle (IOC) berbantuan lembar diskusi siswa (LDS) tahun ajaran 2019/2020.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang dan batasan masalah diatas, maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah hasil belajar siswa pada ranah kognitif dengan menerapkan model kooperatif tipe Inside Outside Circle (IOC) berbantuan lembar diskusi siswa (LDS) lebih baik dari pada hasil belajar siswa dengan menggunakan pembelajaran konvensional pada pembelajaran IPA di kelas VIII SMPN 4 Rambatan

2. Bagaimana aktivitas belajar siswa dengan menerapkan model kooperatif tipe Inside Outside Circle (IOC) berbantuan lembar diskusi siswa (LDS) lebih baik dari pada hasil belajar siswa dengan menggunakan pembelajaran konvensional pada pembelajaran IPA di kelas VIII SMPN 4 Rambatan

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk:

1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa pada ranah kognitif dengan

menerapkan model kooperatif tipe Inside Outside Circle (IOC) berbantuan

lembar diskusi siswa (LDS) lebih baik dari pada hasil belajar siswa dengan

menggunakan pembelajaran konvensional pada pembelajaran IPA di kelas

VIII SMPN 4 Rambatan

(25)

2. Untuk mengetahui aktivitas belajar siswa dengan menerapkan model kooperatif tipe Inside Outside Circle (IOC) berbantuan lembar diskusi siswa (LDS) lebih baik dari pada hasil belajar siswa dengan menggunakan pembelajaran konvensional pada pembelajaran IPA di kelas VIII SMPN 4 Rambatan

F. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Bagi guru

a. Untuk membantu guru dalam meningkatkan keaktifan siswa

b. Sebagai bahan masukan bagi guru untuk memberikan pembelajaran kepada siswa dengan pendekatan pembelajaran yang membangun kreativitas dan pola pikir siswa yang kreatif.

c. Dari aspek hasil belajar, yang paling banyak muncul dapat dimanfaatkan oleh guru untuk menentukan pendekatan pembelajaran yang tepat untuk digunakan.

2. Bagi siswa

Untuk membantu siswa memahami materi pelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

3. Bagi peneliti

Untuk menambah pengetahuan tentang cara melaksanakan penelitian dan

dapat menghasilkan suatu cara yang dapat dugunakan dalam pembelajaran.

(26)

G. Defenisi Operasional

1. Model pembelajaran kooperatif

Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang berpusat kepada siswa secara berkelompok, yang terdiri dari 3-6 orang siswa yang berasal dari berbagai latar belakang kemampuan yang berbeda-beda untuk membahas suatu materi tertentu yang membuat siswa untuk berfikir positif, saling berinteraksi, dan bekerja sama dalam kelompok tersebut.

2. Model pembelajaran kooperatif tipe Inside Outside Circle (IOC)

Model pembelajaran kooperatif tipe Inside Outside Circle (IOC) merupakan pembelajaran teknik lingkaran besar dan lingkaran kecil. Dimana Suatu teknik kooperatif yang memberikan peluang bagi siswa untuk terlibat dalam proses berfikir dan kegiatan belajar.

3. Lembar diskusi siswa (LDS)

Lembar diskusi siswa (LDS) merupakan lembaran kertas yang intinya berisi informasi dan instruksi dari guru kepada siswa agar dapat mendiskusikan secara berkelompok suatu kegiatan belajar melalui praktek atau mendiskusikan materi, contoh soal dan latihan yang berkaitan dengan materi yang diajarkan untuk mencapai tujuan pengajaran.

4. Pembelajaran IPA

Pembelajaran IPA merupakan bagian dari pembelajaran SAINS yang terbentuk dan berkembang melalui suatu proses ilmiah yang berkaitan dengan produk, proses, sikap dan aplikasi. Pembelajaran IPA yang diamati pada penelitian ini adalah pembelajaran IPA pada materi Biologi.

5. Pembelajaran konvensional

Pembelajaran konvensional adalah suatu model pembelajaran

tradisional yang sering digunakan dalam proses pembelajaran sebagai alat

komunikasi lisan antara guru dan siswa. Dalam penelitian ini yang dimaksud

dengan pembelajaran konvensional adalah pembelajaran kooperatif biasa

secara diskusi dan tanya jawab di kelas VIII SMPN 4 Rambatan. Dengan

(27)

menggunakan pembelajaran konvensional komunikasi yang terjalin hanya satu arah, dan kurangnya interaksi antara siswa dengan guru maupun antara siswa dengan siswa.

6. Hasil belajar

Hasil belajar merupakan kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Kemampuan-kemampuan tersebut mencangkup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.

7. Aktivitas Belajar

Aktivitas belajar adalah segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi antara guru dan siswa dalam rangka mencapai tujuan belajar.

Aktivitas yang dimaksudkan disini penekanannya adalah pada siswa, sebab

dengan adanya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran maka terciptalah

situasi belajar aktif. Aktivitas belajar terdiri dari delapan kelompok, yaitu

kegiatan-kegiatan visual, kegiatan-kegiatan lisan (oral), kegiatan-kegiatan

mendengarkan, kegiatan-kegiatan menulis, kegiatan-kegiatan menggambar,

kegiatan-kegiatan metrik, kegiatan-kegiatan mental dan kegiatan-kegiatan

emosional

(28)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori

1. Hakikat pembelajaran IPA a. Pembelajaran

Pembelajaran merupakan kombinasi yang tersusun dari sejumlah unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosuder yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pemebelajaran. Pembelajaran adalah proses interaksi siswa dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar yang meliputi guru dan siswa yang saling bertukar informasi. Selain itu, pembelajaran juga merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada siswa. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu siswa agar dapat belajar dengan baik (Desmita, 2014, hal.

21).

b. Pembelajaran IPA

IPA merupakan rumpun ilmu yang memiliki karakteristik khusus yaitu mempelajari fenomena alam yang faktual, baik berupa kenyataan atau kejadian dan berhubungan dengan sebab akibatnya. Cabang ilmu yang termasuk kedalam rumpun IPA di antaranya yaitu Biologi, Fisika, IPA, Astronomi dan Geologi. IPA merupakan ilmu yang awalnya diperoleh dan dikembangkan berdasarkan percobaan namun pada perkembangan selanjutnya IPA juga diperolah dan dikembangkan berdasarkan toeri (Wisudawati & Sulistyowati, 2014, hal. 22).

Carin dan Sund (1993) mendefinisikan sebagai pengetahuan yang sistematis dan tersusun secara teratur, berlaku umum (universal), dan

10

(29)

berupa kumpulan data hasil observasi dan eksperimen. Bila dilihat dari defenisi tersebut maka IPA memiliki empat unsur utama,yaitu:

1) Sikap, IPA memunculkan rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam, makhluk hidup serta hubungan sebab akibat.

2) Proses, proses pemecahan masalah pada IPA memungkinkan adanya prosedur yang runtut dan sistematis melalui metode ilmiah.

3) Produk, IPA menghasilkan produk berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum

4) Aplikasi, penerapan metode ilmiah dan konsep IPA dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam proses pembelajaran IPA keempat unsur itu diharapkan dapat muncul sehingga siswa dapat memahami proses pembelajaran secara utuh dan menggunakan rasa ingin tahunya untuk memahami fenomena alam melalui kegiatan pemecahan masalah yang menerapkan langkah- langkah metode ilmiah (Wisudawati & Sulistyowati, 2014, hal. 23).

Pembelajaran IPA adalah interaksi antara komponen-komponen pembelajaran dalam bentuk proses pembelajaran untuk mencapai tujuan yang berbentuk kompetensi yang telah ditetapkan. Selain itu tugas utama seorang guru IPA adalah melaksanakan proses pembelajaran IPA. Proses pembelajaran IPA terdiri atas tiga tahap, yaitu perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, dan penilaian hasil pembelajaran. Proses pembelajaran IPA harus memperhatikan karakteristik IPA sebagai hasil proses dan IPA sebagai produk. IPA sebagai integrative science atau IPA terpadu telah diberikan di SD/MI dan SMP/MTs sebagai mata pelajaran IPA Terpadu dan secara terpisah di SMA sebagai mata pelajaran ilmu Biologi, Fisika, IPA, serta Bumi dan Antariksa (Wisudawati

& Sulistyowati, 2014, hal. 26).

Guru wajib memiliki empat kompetensi, yang telah ditetapkan

dalam Undang-Undang Guru dan Dosen (UU No. 14 Tahun 2005) dan

(30)

Standar Nasional Pendidikan (PP No. 19 tahun 2005). Yang mana kompetensi tersebut adalah:

1) Kompetensi pedagogik, yaitu kemampuan melaksanakan proses pembelajaran IPA.

2) Kompetensi professional, yaitu kemampuan menguasai IPA

3) Kompetensi kepribadian, yaitu kemampuan menjadi teladan bagi siswa dan sejawat, atasan, dan bawahan.

4) Kompetensi sosial, yaitu kemampuan hidup bermasyarakat disekolah maupun diluar sekolah (Wisudawati & Sulistyowati, 2014, hal. 26).

Biologi merupakan salah satu cabang ilmu dalam pemebalajaran IPA, yaitu ilmu yang mempelajari segala hal yang berhubungan dengan makhluk hidup dan kehidupan serta lingkungannya. Dengan kata lain, biologi adalah kajian tentang kehidupan, organisme hidup, struktur, fungsi, pertumbuhan, evolusi, persebaran dan taksonominya. Biologi membantu manusi mengenal dirinya sebagai organisme, mengenal lingkungannya dan hubungannya antara organisme dengan lingkungannya. Tujuan dari pembelajarn biologi ialah mengembangkan cara berpikir ilmiah melalui penelitian dan percobaan yang pada akhirnya dapat mengembangkan pengetahuan praktis dari metode biologi untuk memecahkan masalah kehidupan individu dan sosial. Selain itu biologi juga berperan dalam kemajuan ilmu pengetahuan lain dan biologi, karena dengan belajar biologi kita akan mempunyai kemampuan berpikir secara logis, sistematis dan kreatif dalam memecahkan masalah.

2. Model pembelajaran

Model pembealajaran merupakan interprestasi terhadap hasil observasi

dan pengukuran yang diperoleh dari beberapa sistem. Model pembelajaran

adalah pola yang digunakan untuk menyusun kurikulum, mengatur materi,

dan memberi petunjuk kepada guru dikelas.

(31)

Joyle dan Weil berpendapat bahwa model pembelajaran adalah sesuatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran yang sesuai dan efisien untuk mencapai tujuan pendidikannya (Rusman, 2011, hal. 136).

Istilah model pembelajaran meliputi pendekatan suatu model pembelajaran yang luas dan menyeluruh. Dalam model pembelajaran ini guru memandu siswa menguraikan rencana pemecahan masalah menjadi tahap- tahap kegiatan, guru memberi contoh mengenai penggunaan keterampilan dan strategi yang dibutuhkan supaya tugas-tugas tersebut dapat diselesaikan. Guru menciptakan suasana kelas yang fleksibel dan berorientasi pada upaya penyelidikan oleh siswa (Rusman, 2011, hal. 9).

Berkenaan dengan model pembelajaran, Bruce Joyle dan Marsha Weil mengetengahkan 4 kelompok model pembelajaran, yaitu :

a) Model interaksi sosial b) Model pengolahan informasi c) Model personal humanistik

d) Model modifikasi tingkah laku (Asnawir & Usman, 2002, hal. 6).

Model pembelajaran memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a) Berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar dari para ahli tertentu.

Model ini dirancang untuk melatih partisipasi dalam kelompok secara demokratis.

b) Mempunyai misi atau tujuan pendidikan tertentu, misalnya model berfikir induktif dirancang untuk mengembangkan proses berpikir induktif.

c) Dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan belajar mengajar dikelas, misalnya model sinetik dirancang untuk memperbaiki kreatifitas dalam pembelajaran mengarang.

d) Memiliki bagian-bagian model dinamakan: (1) urutan langkah-langkah

pembelajaran, (2) adanya prinsip-prinsip reaksi, (3) sistem sosial, (4)

(32)

sistem pendukung. Keempat bagian tersebut merupakan pedoman praktis bila guru akan melaksanakan suatu model pembelajaran.

e) Memiliki dampak sebagai akibat terapan model pembelajaran. Dampak tersebut meliputi: (1) dampak pembelajaran yaitu hasil belajar yang dapat diukur, (2) dampak pengiring, yaitu hasil belajar jangka panjang.

f) Membuat persiapan mengajar (desain instruksional) dengan pedoman model pembelajaran yang dipilihnya (Rusman, 2011, hal. 136).

3. Model Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran kooperatif adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Dalam kegiatan pembelajaran sangat penting memperhatikan tipe pembelajaran yang digunakan. Namun, sekarang masih banyak guru yang mengajar tanpa memperhatikan tipe pembelajaran yang digunakannya. Sehingga, pembelajaran terasa membosankan bagi siswa. Agar siswa tertarik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, maka guru perlu mengerti karakteristik siswa sehingga dapat memilih tipe pembelajaran yang digunakan (Sumantri, 2015, hal. 49).

a) Pengertian pembelajaran kooperatif

Menurut para ahli pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut:

1) Sagala (2007) pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok- kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya orang dengan struktur kelompok yang heterogen.

2) Darsono (2000) mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif

merupakan suatu cara pendekatan atau serangkaian strategi yang

khusus dirancang untuk member dorongan kepada siswa agar bekerja

sama selama proses pembelajaran. Selain itu, pembelajaran kooperatif

(33)

dapat meningkatkan belajar siswa lebih baik dan meningkatkan sikap saling tolong-menolong dalam prilaku sosial.

3) Hendriani (2007) pembelajaran kooperatif adalah suatu sistem yang didasarkan pada alasan bahwa manusia sebagai makhluk individu yang berbeda satu sama lain sehingga konsekuensi logisnya manusia harus menjadi makhluk sosial, makhluk yang berinteraksi dengan sesama (Sumantri, 2015, hal. 49-50).

Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif adalah serangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Pola belajar kelompok dengan cara kerja sama antara siswa dapat mendorong timbulnya gagasan yang lebih bermutu dan meningkatkan kreatifitas siswa. Hubungan timbal balik mereka akan memotivasi mereka untuk dapat bekerja lebih keras untuk keberhasilan mereka, hubungan kooperatif juga akan mendorong siswa untuk menghargai gagasan atau ide-ide temannya (Sumantri, 2015, hal. 50).

b) Karakteristik Pembealajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif memiliki karakteristik sebagai berikut:

1) Setiap anggota memiliki peran

2) Terjadi hubungan interaksi langsung di antara siswa

3) Setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas belajarnya dan juga teman-taman sekelompoknya

4) Guru membantu mengembangkan keterampilan-keterampilan interpersonal kelompok.

5) Guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan

(Sumantri, 2015, hal. 50-51).

(34)

c) Tujuan Pembealajaran Kooperatif

Wisenbaken (Slavin, 2005) mengemukakan bahwa tujuan model pembelajaran kooperatif adalah menciptakan norma-norma yang proakademik diantara siswa, dan norma-norma proakademik memiliki pengaruh yang amat penting bagi pencapaian siswa.

Sedangkan tujuan pembelajaran kooperatif secara umum yaitu:

1) Hasil belajar akademik, yaitu intuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik. Pembelajaran model ini dianggap unggul dalam membantu siswa dalam memahami konsep-konsep yang sulit.

2) Penerimaan terhadap keragaman, yaitu agar siswa menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai latar belakang.

3) Penegembangan keterampilan sosial, yaitu untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa (Sumantri, 2015, hal. 53).

d) Langkah-langkah Pembealajaran Kooperatif

Agus Suprijono (2009) model pembelajaran kooperatif terdiri dari enam fase, yaitu sebagai berikut:

1) Fase pertama, menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa.

Guru mengklasifikasi maksud pembelajaran kooperatif. Hal ini penting untuk dilakukan karena siswa harus memahami dengan jelas prosedur dan aturan dalam pembelajaran.

2) Fase kedua, guru menyampaikan informasi, sebab informasi ini merupakan isi akademik.

3) Fase ketiga, guru harus menjelaskan bahwa siswa harus saling

bekerja sama di dalam kelompo. Penyelesaian tugas harus

merupakan tujuan kelompok. Pada fase ketiga ini yanh terpenting

jangan sampai ada free-rider atau anggota yang hanya

mengantungkan tugas kelompok kepada individu lainnya.

(35)

4) Fase keempat, guru perlu mandampingi tim-tim belajar, meningkatkan tentang tugas-tugas yang dikerjakan siswa dan waktu yang dialokasikan. Pada fase ini bantuan yang diberikan guru dapat berupa petunjuk, pengarahan, atau meminta beberapa siswa mengulangi hal yang sudah ditunjukkan.

5) Fase kelima, guru melakukan evaluasi dengan menggunakan strategi evaluasi yang konsisten dengan tujuan pembelajaran.

6) Fase keenam, guru mempersiapkan struktur reward yang akan diberikan kepada siswa. Variasi struktur reward dapat dicapai tanpa tergantung pada apa yang dilakukan orang lain. Struktur reward kooperatif diberikan kepada tim meskipun anggota tim- timnya saling bersaing (Sumantri, 2015, hal. 54).

e) Manfaat Pembelajaran Kooperatif

Sadker (Miftahul, 2011) menjabarkan bahwa pembelajaran kooperatif juga memberikan manfaat besar lain seperti berikut:

1) Siswa yang diajari dengan dan dala struktur-struktur kooperatif akan memperoleh hasil pembelajaran yang lebih tinggi.

2) Siswa yang berprestasi dalam pembelajaran kooperatif akan memiliki sikap harga diri yang lebih tinggi dan motivasi yang lebih besar untuk belajar.

3) Dengan pembelajaran kooperatif, siswa menjadi lebih peduli pada teman-temannya dan diantara mereka akan terbangun rasa ketergantungan yang positif untuk proses belajar mereka nanti 4) Pembelajaran kooperatif meningkatkan rasa penerimaan siswa

terhadap teman-temannya yang berasal dari latar belakang ras dan

etnik yang berbeda-beda (Sumantri, 2015, hal. 55).

(36)

f) Kelemahan Pembelajaran Kooperatif

Kelemahan pembelajaran kooperatif bersumber pada dua faktor, yaitu faktor dalam dan faktor dalam. Faktor dari dalam yaitu sebagai berikut:

1) Guru harus mempersiapkan pembelajaran secara matang, disamping itu memerlukan labih banyak tenaga, pemikiran dan waktu.

2) Agar proses pemebalajaran berjalan dengan lancar, maka dibutuhkan dukungan fasilitas, alat, dan biaya yang cukup memadai.

3) Selama kegiatan diskusi kelompok berlangsung, ada kecendrungan topik permasalahan yang sedang dibahas meluas sehingga banyak yang tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

4) Saat diskusi kelas, terkadang didominasi oleh seseorang, hal ini mengakibatkan siswa yang lain menjadi pasif (Sumantri, 2015, hal. 55).

4. Model pembelajaran kooperatif tipe Inside Outside Circle (IOC) a. Pembelajaran Inside Outside Circle (IOC)

Pembelajaran Inside Outside Circle (IOC) adalah model pembelajaran dengan sistem lingkaran kecil dan lingkaran besar (Spancer kagan, 1993), dimana siswa saling membagi informasi pada saat yang bersamaan dengan pasangan yang berbeda dengan singkat dan teratur.

Dalam IOC dari jumlah siswa membentuk lingkaran kecil menghadap

keluar, separuhnya lagi lingkaran besar membentuk ke dalam, siswa yang

berhadapan berbagi informasi secara bersamaan, siswa yang berbeda

dilingkaran luar berputar kemudian berbagi informasi kepada teman yang

didepannya, dan seterusnya (Budiyanto, 2016, hal. 157).

(37)

b. Efektifitas pembelajaran Inside Outside Circle (IOC)

Menurut (Anita lie, 2008), teknik pembelajaran IOC adalah metode pembelajaran yang dikembangkan oleh Spancer Kagan untuk memberikan kesempatan pada siswa agar saling berbagi informasi pada saat yang bersamaan. Pendekatan ini bisa digunakan dalam beberapa mata pelajaran yang paling cocok. Bahan pelajaran yang paling cocok digunakan dengan teknik IOC adalah adanya struktur yang jelas dan memungkinkan siswa untuk berbagi dengan pasangan yang berbeda dengan singkat dan teratur.

Selain itu, siswa bekerja dengan sesama siswa dalam suasana gotong- royong dan mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi. Metode IOC ini bisa digunakan untuk semua tingkat usia anak didik (Budiyanto, 2016, hal.

158).

c. Langkah-langkah pembelajaran Inside Outside Circle (IOC)

Menurut Spancer Kagan, ada lima langkah utama dalam penerapan metode IOC ini, yaitu:

1) Separuh kelas berdiri membentuk lingkaran kecil dan menghadap keluar.

2) Separuh kelas lainnya membentuk lingkaran besar dan menghadap kedalam

3) Kemudian dua siswa yang berpasangan dari lingkaran kecil dan besar berbagi informasi. Pertukaran informasi ini bisa dilakukan oleh semua pasangan dalam waktu yang bersamaan.

4) Siswa yang berada dilingkaran kecil diam ditempat, sementara siswa yang berada dillingkaran besar bergeser satu atau dua langkah searah jarum jam, sehingga masing-masing siswa mendapatkan pasangan baru.

5) Giliran siswa yang berbeda di lingkaran besar yang membagi

informasi, demikian seterusnya (Budiyanto, 2016, hal. 158-159).

(38)

d. Kelebihan dan kekurangan pembelajaran Inside Outside Circle (IOC) Kelebihan penggunaan IOC adalah siswa akan mudah mendapatkan informasi yang berbeda dan beragam dalam waktu bersamaan. Sedangkan kekurangan penerapan IOC adalah membutuhkan ruang kelas yang besar, terlalu lama sehingga tidak konsentrasi dan disalah gunakan untuk bergurau, dan rumit untuk dilakukan (Budiyanto, 2016, hal. 160).

5. Lembar Dikusi Siswa (LDS)

LDS adalah duplikat yang diberikan guru kepada siswa di suatu kelas atau kelompok untuk melakukan aktivitas dalam belajar. LDS dibuat sedemikian rupa untuk mengaktifkan pelaksanaan proses pembelajaran. Ini berarti bahwa guru harus merancang sedemikian rupa suatu LDS (lina, 2012, p. 2).

LDS merupakan salah satu media yang dapat digunakan dalam mengasah kemampuan siswa atau sebagai alat ukur tingkat pemahaman siswa.Media ini hampir mirip dengan media LKS (lembar kerja siswa) pada umumnya. Kegunaanya juga sama yaitu sebagai alat bantu pembelajaran. LKS bertujuan untuk mendorong siswa bekerja secara individu, akan tetapi untuk LDS lebih menekankan pada kerja kelompok yang membangun interaksi melalui komunikasi bersama (lina, 2012, p. 20).

Lembar diskusi siswa terdiri dari beberapa komponen dalam susunan isinya yaitu:

1. Ringkasan materi yang merupakan penjabaran dari pokok bahasan, isinya singkat dan padat sehingga materi pada pokok bahasan tersebut dapat tercakup semua.

2. Lembar kegiatan siswa yang berisi contoh-contoh soal dan

penyelesaiannya, latihan soal, eksperimen/demonstrasi dan soal-soal

evaluasi (Inayati, 2003, p. 34).

(39)

Manfaat dari penggunaan LDS antara lain sebagai berikut:

1) Meningkatkan aktivitas belajar

2) Mendorong siswa mampu bekerja secara berkelompok

3) Membimbing siswa secara baik ke arah pengembangan konsep (lina, 2012, p. 2).

Dengan LDS siswa merasa tertantang dalam berfikir dan merasa penasaran dalam memecahkan soal yang ada di LDS, kemudian jawaban siswa juga dijawab dalam LDS tersebut. Hal ini diperkirakan akan memberikan hasil belajar yang lebih baik pada siswa (Waldan, 2013, p. 3).

6. Pembelajaran konvensional

Menurut Kurniawan (2017, p. 44) istilah konvensional ini mengandung arti apa yang sudah menjadi kebiasaan (tradisional). Dalam pembelajaran konvensional ini siswa dijadikan sebagai objek belajar yang memiliki peran sebagai penerima informasi yang diberikan oleh guru. Jenis informasi dan pengetahuan yang harus dipelajari oleh siswa tidak berpijak dari kebutuhan siswa, baik itu dari segi pengembangan bakat maupun dari minat siswa, namun proses pembelajaran hanya berasal dari pandangan guru yang dianggap baik dan bermanfaat (Sanjaya, 2006, p. 75).

Menurut Ibrahim (2017, p. 202) pembelajaran konvensional

merupakan pembelajaran yang berpusat kepada guru, yang mengutamakan

hasil dan bukanlah proses, dimana siswa ditempatkan sebagai objek belajar

dan bukan sebagai subjek dalam sebuah proses pembelajaran, sehingga siswa

sulit untuk menyampaikan pendapatnya. Selain itu model yang digunakan

dalam pembelajaran konvensional tidak terlepas dari model pembelajaran

langsung, pembagian tugas, dan latihan sebagai bentuk pengulangan dan

pendalaman materi ajar bagi siswa. Penyampaian secara lisan sering

digunakan oleh guru disekolah, sebagai bentuk pertukaran informasi yang

(40)

diberikan guru kepada siswa didalam proses pembelajaran, sehingga komunikasi yang terjadi didalam pembelajaran hanyalah satu arah.

Sanjaya (2006, p. 134) juga menuturkan bahwa pembelajaran konvensional juga memiliki ciri-ciri yaitu a) siswa ditempatkan sebagai objek belajar yang berperan sebagai penerima informasi secara pasif, b) pembelajaran bersifat teoritis dan abstrak, c) prilaku siswa dibangun dari kebiasaan yang telah dilakukan setiap kali dalam proses pembelajaran, d) kemampuan siswa diperoleh dari latihan-latihan yang diberikan oleh guru, e) tujuan dari pembelajaran konvensional ini adalah penguasaan materi pelajaran yang diharapkan dapat dipahami oleh siswa diakhir pembelajaran, f) tindakan yang dimiliki oleh siswa didasarkan oleh faktor luar dirinya, misalnya seorang siswa yang tidak membuat tugas disebabkan oleh hukuman yang akan diberikan padanya, g) dalam pembelajaran konvensional kebenaran yang dimiliki bersifat absolut dan final, karena pengetahuan diberikan oleh orang lain, misalnya pengetahuan yang diberikan oleh guru kepada siswa dalam sebuah proses pembelajaran.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran konvensional merupakan suatu pembelajaran tradisional yang diberikan oleh guru kepada siswa di sekolah dengan menggunakan model pembelajaran langsung dan kooperatif sehingga komunikasi yang terjalin hanya satu arah dan proses pembelajaran bersifat pasif. Pada pembelajaran konvensional ini siswa dijadikan sebagai objek belajar, dan guru berperan sebagai penyampaian informasi secara lisan, sehingga siswa tidak dapat menyampaikan pendapat dan bersifat pasif didalam proses pembelajaran.

7. Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil belajar

Hasil belajar merupakan realisasi atau pemekaran kecakapan-

kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang. Disekolah,

(41)

hasil belajar dapat dilihat dari penguasaan siswa akan mata pelajaran yang ditempuhnya. Tingkat penguasaan pelajaran atau hasil belajar dalam mata pelajaran tersebut di sekolah dilambangkan dengan angka atau huruf, seperti angka 0 s/d 10 pada pendidikan dasar dan menengah dan huruf A, B, C, D pada pendidikan tinggi (Hakim, 2015, hal. 27-28).

Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku. Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian luas mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotoris”. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan, partisipasi, penilaian, organisasi dan pembentukan pola hidup. Ranah psikomotor berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek, yaitu gerakan terbiasa, kesiapan, persepsi, penyesuaian pola gerakan, gerakan kompleks, dan kreativitas.

Dari ketiga ranah tersebut, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran (Hakim, 2015, hal. 27-28).

Jadi dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah apa yang dihasilkan oleh proses belajar mengajar yang mempunyai tujuan tertentu yang berbentuk kognitif, afektif, dan psikomotorik tergantung kemampuan yang dimiliki oleh siswa itu.

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar digolongkan menjadi faktor individu dan faktor lingkungan.

1) Faktor-faktor individu

a) Faktor jasmaniah

b) Psikis atau rohaniah

2) Faktor-faktor lingkungan

(42)

a) Faktor keluarga b) Faktor sekolah c) Faktor masyarakat

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar adalah:

1) Faktor yang ada pada diri orang itu sendiri yang disebut faktor individual, meliputi:

a) Faktor pertumbuhan.

b) Kecerdasan.

c) Latihan.

d) Motivasi.

e) Faktor pribadi.

2) Faktor yang ada diluar individu yang disebut faktor sosial, meliputi:

a) Faktor keluarga.

b) Guru.

c) alat mengajar

d) Lingkungan dan kesempatan.

e) Motivasi (Hakim, 2015, hal. 28-29).

Siswa di dalam melaksanakan proses belajar mengajar dipengaruhi oleh beberapa faktor baik dari dalam diri siswa itu sendiri maupun dari luar. Faktor-faktor yang menyangkut keadaan diri siswa baik keadaan fisik maupun psikologis serta keadaan yang berada di luar diri siswa seperti lingkungan, sangat berpengaruh terhadap hasil belajar yang dicapai (Hakim, 2015, hal. 29-30).

c. Fungsi Hasil Belajar

Usaha untuk mengetahui hasil belajar siswa dapat dilakukan melalui evaluasi. Hasil belajar dapat berfungsi untuk:

1) Mengetahui kemajuan kemampuan belajar siswa.

2) Mengetahui status akademis seorang siswa dalam kelompok atau

kelasnya.

(43)

3) Mengetahui penguasaan, kekuatan, dan kelemahan seorang siswa atas suatu unit pelajaran.

4) Mengetahui efesiensi metode mengajar yang digunakan guru.

5) Menunjang pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan di sekolah yang bersangkutan.

6) Memberi laporan kepada siswa dan orang tua siswa. Hasil evaluasi dapat digunakan untuk keperluan promosi siswa.

7) Hasil evalusai dapat digunakan keperluan pengurusan.

8) Hasil evaluasi dapat digunakan untuk keperluan perencanaan pendidikan.

9) Memberi informasi kepada masyarakat yang memerlukan.

10) Merupakan bahan masukan bagi siswa, guru, dan program pengajaran.

11) Sebagai alat motivasi belajar mangajar (Hakim, 2015, hal. 30).

8. Aktivitas Belajar

Menurut Anton M. Mulyono (2000), Aktivitas artinya

“kegiatan/keaktifan”. Jadi segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan- kegiatan yang terjadi baik fisik maupun nonfisik, merupakan suatu aktivitas. Belajar adalah Suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Aspek tingkah laku tersebut adalah:

pengetahuan, pengertian, kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional, hubungan sosial, jasmani, etis atau budi pekerti dan sikap. Jika seseorang telah belajar maka akan terlihat terjadinya perubahan pada salah satu atau beberapa aspek tingkah laku tersebut (Mulyono, 2000, p. 26).

Selanjutnya Sardiman A.M. (2003) menyatakan: “Belajar sebagai suatu proses interaksi antara diri manusia dengan lingkungannya yang mungkin berwujud pribadi, fakta, konsep ataupun teori”. Dalam proses interaksi ini terkandung dua maksud yaitu:

a. Proses Internalisasi dari sesuatu ke dalam diri yang belajar.

(44)

b. Proses ini dilakukan secara aktif dengan segenap panca indera ikut berperan.

Dari uraian tentang belajar di atas peneliti berpendapat bahwa dalam belajar terjadi dua proses yaitu:

a. Perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang sedang belajar.

b. Interaksi dengan lingkungannya, baik berupa pribadi, fakta, dsb (Sudirman, 2003, p. 22).

Berdasarkan pendapat diatas disimpulkan bahwa aktivitas belajar adalah segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi (guru dan siswa) dalam rangka mencapai tujuan belajar. Aktivitas yang dimaksudkan di sini penekanannya adalah pada siswa, sebab dengan adanya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran terciptalah situasi belajar aktif. Suatu sistem belajar mengajar yang menekankan keaktivan siswa secara fisik, mental intelektual dan emosional guna memperoleh hasil belajar yang berupa perpaduan antara aspek kognitif, afektif dan psikomotor.

Aktivitas belajar itu banyak sekali macamnya, sehingga para ahli mengadakan klasifikasi. Paul D. Dierich mengklasifikasikan aktivitas belajar atas delapan kelompok, yaitu:

a. Kegiatan-kegiatan Visual

Membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, dan mengamati orang lain bekerja dan bermain.

b. Kegiatan-kegiatan Lisan (oral)

Mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi dan interupsi.

c. Kegiatan-kegiatan Mendengarkan

Mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan, mendengarkan radio.

d. Kegiatan-kegiatan Menulis

Gambar

Tabel 1.1 Hasil Nilai Ujian Ulangan Harian Materi Struktur  Dan Jaringan  Tumbuhan  Kelas  VIII  SMPN  4  Rambatan  Tahun  Pelajaran  2019/2020  No  Kelas  Jumlah  siswa   Rata-Rata  Nilai  Siswa   Tuntas  Siswa Tidak  Tuntas  Persentase yang tuntas  Perse
Tabel 2.1 Kompetensi Dasar dan Indikator Materi Sistem Pencernaan  Pada Manusia
Tabel 3.1 Rancangan Penelitian
Tabel 3.2 Jumlah siswa kelas VIII SMP N 4 Rambatan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari perancangan ini adalah untuk memberikan informasi mengenai gaya berbusana Bohemian dan agar masyarakat mengetahui bahwa busana Bohemian merupakan busana

Fenomena ini dapat dimanfaatkan untuk mengetahui pengaruh perubahan indeks bias udara pernapasan terhadap perubahan suhu, kelembaban relatif, dan tekanan pada proses

Pengaruh pH terhadap aktivitas enzim papain dilakukan untuk mengetahui suhu optimal yang terjadi pada papain murni dan papain yang telah terimmobilisasi matriks

Ada beberapa saran yang dapat peneliti sampaikan berdasarkan hasil penelitian yaitu (1) Penilaian autentik memiliki hubungan yang signifikan dengan pemahaman siswa,

Ketidakseimbangan ini dimulai dalam hal pemasaran yaitu petani tidak memiliki akses untuk menjual hasil panen secara langsung ke Pabrik pemenuhan standar minimal

Hal ini dapat terlihat dari 20 orang siswa yang mengikuti tes kemampuan komunikasi matematis di kelas kontrol 8 orang siswa sudah mampu dalam menggunakan

Dapat dilihat bahwa untuk semua ranah baik kognitif, afektif maupun psikomotor didapatkan t hitung < t tabel sehingga Ho diterima dan ditolak, dengan demikian “hasil

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL ”ANALISIS SALURAN DISTRIBUSI PT PANAMAS ASO BOGOR (STUDI KASUS PRODUK U MILD)” INI ADALAH BENAR- BENAR HASIL KARYA SAYA