• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Permasalahan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Permasalahan"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Permasalahan

Gereja adalah persekutuan umat Tuhan Allah yang baru. Ungkapan ini erat hubungannya dengan konsep tentang “gereja adalah tubuh Kristus”. Dalam konsep ini gereja dipahami sebagai suatu kesatuan yang kait mengait secara harmonis1. Hal yang perlu diperhatikan dalam tubuh ialah sekalipun dalam tubuh ada bermacam – macam organ yang berbeda – beda, bentuk dan fungsi yang berbeda – beda pula, tetapi intinya dalam perbedaan itu bersatu menjadi satu tubuh yang utuh. Selain pengertian gereja sebagai Tubuh Kristus, gereja dimengerti sebagai alat untuk menjalankan misi Allah yang berangkat dari hakekatNya sendiri. Kemudian misi itu diletakan dalam konteks doktrin Tritunggal yaitu sebagai Allah Bapa yang mengutus anakNya, Allah Bapa dan anak mengutus Roh, lalu diperluas pada gerakan lain yaitu; Allah Bapa, Allah Anak, dan Allah Roh mengutus gereja kedalam dunia untuk karya keselamatan2.

Greja Kristen Jawi Wetan juga mengamini keberadaanya sebagai tubuh Kristus dan pelaksana misi Allah. Di dalam pembukaan Tata dan Pranata disebutkan, GKJW ada untuk pelaksanaan rencana karya Tuhan Allah yang dibentuk oleh Yesus Kristus. Gereja itu disebut sebagai Gereja yang Esa, Kudus dan Am. Dan GKJW adalah bagian dari gereja tersebut, yang ditumbuhkan, dilahirkan dan dipelihara oleh Tuhan Allah, Yesus Kristus, dan Roh KudusNya di Jawa Timur3. Lebih lanjut di dalam penjelasan umum Tata dan Pranata GKJW disebutkan Greja Kristen Jawi Wetan adalah gereja yang terus berusaha membawa jemaatnya ikut maju dalam perkembangan waktu dan zaman. Berbagai macam usaha dilakukan supaya GKJW dapat mengikuti laju perkembangan jemaat tersebut. Perkembangan yang dimaksudkan di sini adalah perkembangan secara menyeluruh, lahir dan batin, maupun pemahaman – pemahaman, di mana Greja Kristen Jawi Wetan selalu ingin menunaikan penggilannya secara lebih baik. Yaitu untuk mewujudkan keikutsertaannya dalam rencana Tuhan Allah tersebut.

1 Harun Hadi Wijono, Iman Kristen, Jakarta, BPK Gunung Mulia, cet 13, 2000, p. 371

2 David J. Bosch, Tranformasi misi Kristen: Sejarah teologi yang mengubah dan merubah, Jakarta, BPK Gunung Mulia, cet – 4, 2001, p 596 - 601

3 Majelis Agung, Tata dan Pranata Greja Kristen Jawi Wetan dan Peraturan Majelis Agung Tentang Badan – badan Pembantu Majelis, Malang, Majelis Agung, 1996, p. 2.

(2)

Berangkat dari kerinduan tersebut di atas GKJW berusaha mentransformasi peraturan – peraturan gerejanya. Dalam revisi awal Tata dan Pranata ini disebut dengan Tata lan Pranata yang ditulis dalam bahasa Jawa atau yang biasa disebut oleh orang – orang GKJW pada masa itu sebagai Buku Ijo (buku hijau). Seiring dengan perkembangan zaman, maka GKJW memperbaharui Tata dan Pranata bukan hanya dari sisi Bahasa, tetapi juga rincian aturan – aturannya agar lebih komunikatif bagi jajaran kepemimpinan di GKJW maupun warganya

2. Permasalahan

Sejak ditetapkannya Tata dan Pranata yang berlaku sampai sekarang pada sidang Majelis Agung tahun 1996 di GKJW Jemaat Madiun, sangat jelas menunjukan kemajuan tata kehidupan bergereja di GKJW. Namun ibarat sebuah peribahasa tak ada gading yang tak retak, penyusun mengamati pelaksanaan salah satu Pranata yang sering mengundang pro dan kontra yaitu Pranata tentang penggembalaan khusus. Pranata penggembalaan khusus ini dibuat untuk menjaga agar kehidupan bergereja di GKJW tetap sesuai dengan kaidah – kaidah dan ajaran yang berlaku di GKJW. Pranata penggembalaan khusus berlaku bagi seluruh warga GKJW yang perilaku atau kepercayaannya menyimpang dari kaidah dan ajaran Alkitab yang berlaku di GKJW. Jika kita perhatikan susunannya kita akan menemukan bahwa hakekat, tujuan berfungsi untuk keseluruhan anggota GKJW dengan takaran yang seimbang, baik bagi warga jemaat, Majelis Jemaat, Majelis Daerah dan Majelis Agung serta pendeta – pendeta GKJW. Namun terlihat mulai ada perbedaan dalam pelaksanaannya. Mengingat perbedaan ini penyusun dalam penulisan skripsi akan memfokuskan pada penggembalaan khusus bagi pendeta. Karena sejauh pengamatan penyusun sampai saat ini penggembalaan khusus bagi pendeta sering mengundang pro dan kontra. Bukan hanya di kalangan warga jemaat yang dilayani pendeta tersebut, namun juga di kalangan jajaran kepemimpinan di GKJW.

Memang tidak disangkal apabila GKJW berusaha melakukan penggembalaan khusus kepada pendeta dengan sebaik – baiknya. Apalagi pada tahun 1995 GKJW membentuk Tim Pendamping pendeta yang waktu itu disebut dengan istilah pastor pastorum, yang berfungsi

(3)

Pendamping ini belum mampu mengurangi munculnya pro dan kontra yang ada, karena disinyalir ada perlakuan yang berbeda terhadap pendeta. Pembedaan perlakuan ini terjadi disinyalir karena kedekatan pendeta yang bersangkutan dengan Majelis Agung, kepiawaian yang bersangkutan dalam berargumentasi, dan lain – lain.

Terkait dengan sinyalemen – sinyalemen seperti ini penyusun merumuskan permasalahan skripsi ini sebagai berikut.

a. Bagaimana penggembalaan khusus bagi pendeta GKJW diatur dalam Pranata tentang penggembalaan khusus?

b. Bagaimana prinsip – prinsip dan kendala – kendala penggembalaan khusus terhadap pendeta di GKJW?

c. Bagaimana seharusnya pelaksanaan penggembalaan khusus terhadap pendeta GKJW dijalankan?

3. Tujuan Penulisan

a. Menggali aturan penggembalaan khusus terhadap pendeta GKJW dan kendala – kendala yang dihadapi Tim Pendamping pendeta dalam memberlakukan peraturan aturan – aturan tersebut.

b. Menggali prinsip – prinsip penggembalaan khusus bagi pendeta GKJW dan kendala – kendalanya, melalui Sejarah Gereja yang berkaitan dengan sejarah GKJW, Alkitab, konseling pastoral, dan bimbingan rohani.

c. Memberikan usulan dan sumbangsih pemikiran bagi pengembangan konsep dan pelaksanaan penggembalaan khusus bagi pendeta GKJW.

4. Judul

Dari latar belakang dan permasalahan yang penyusun uraikan di atas, penyusun membentuk judul penulisan skripsi sebagai berikut

TINJAUAN KRITIS TERHADAP ATURAN PENGGEMBALAAN KHUSUS BAGI PENDETA – PENDETA GREJA KRISTEN JAWI WETAN

(4)

Alasan penyusun memilih judul di atas karena selama ini ada kecenderungan peningkatan dan polemik dalam pelaksanaan penggembalaan khusus. Dari hal tersebut penyusun ingin melihat secara jelas mengenai kepastian aturan penggembalaan khusus bagi pendeta – pendeta GKJW, dan mempelajari bentuk – bentuk aturan tersebut, menggali makna penggembalaan yang ada dalam konsep itu secara mendalam. Selain itu pemilihan judul skripsi di atas, karena saat ini GKJW sedang menjalankan proses merevisi Tata dan Pranata, yang di dalam Tata Pranata tersebut tercantum konsep penggembalaan khusus. Melalui penulisan skripsi ini, penyusun berusaha ikut memberikan sumbangsih pemikiran atau ide – ide dalam merevisi Tata Pranata tersebut, khususnya bagian Pranata tentang penggembalaan khusus bagi pendeta – pendeta GKJW

5. Metode Penulisan

Metode penulisan yang di gunakan dalam penulisan skripsi ini adalah deskriptif analitis. Bahan – bahan yang akan menjadi sumber deskripsi dan analisis di dapat dari:

a. Studi literatur

b. Studi lapangan atau penelitian lapangan dengan melakukan wawancara terhadap Pdt.

(Em) Prastyo Rasmo. Sm. Th, dan Pdt. (Em) Srisanto. M.A selaku Tim Pendamping, serta Pdt. Drijandi Lambang Sigilipoe. S. Th selaku ketua Pelayan Harian Majelis Agung GKJW. Studi lapangan ini dilaksanakan pada tanggal 21 sampai dengan tanggal 23 Mei 2007, di kantor Majelis Agung GKJW, kediaman Pdt. (Em) Prasetyo Rasmo. Sm. Th, dan kediaman Pdt. (Em) Srisanto M.A. Dengan tujuan untuk menggali informasi dan pemenuhan data yang dibutuhkan dalam penulisan skripsi ini.

Mengenai daftar pertanyaan sebagai panduan pelaksanaan wawancara terlampir.

6. Sistematika Penulisan

BAB I. Pendahuluan

Pada bagian ini penyusun menuliskan latar belakang permasalahan, pokok permasalahan, alasan

(5)

BAB II. Penggembalaan Khusus bagi Pendeta di Greja Kristen Jawi Wetan

Dalam bab II ini penyusun menguraikan dan menganalisa Pranata tentang penggembalaan khusus, khususnya terhadap pendeta dan menggali kehadiran Tim Pendamping serta kendala – kendala yang dihadapi Tim Pendamping dalam melaksanakan penggembalaan khusus terhadap pendeta

BAB III. Prinsip Penggembalaan dan Bimbingan Rohani

Dalam bab III, penyusun menguraikan hasil studi literatur mengenai penggembalaan dalam tradisi Calvinis sebagai titik tolak teologi GKJW. Penguraian dilakukan melalui Alkitab baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru, buku – buku acuan yang berhubungan dengan penggembalaan khusus, dan tokoh – tokoh gereja yang berhubungan dengan sejarah GKJW.

Selain itu dalam bab ini, penyusun juga menguraikan prinsip – prinsip penggembalaan dalam teori konseling pastoral dan bimbingan rohani.

BAB IV. Penggembalaan Khusus dan Bimbingan Rohani dalam Budaya Malu

Dalam bab IV ini penyusun menguraikan sintesa kajian pada bab II, tentang peraturan dalam Pranata penggembalaan khusus bagi pendeta dari bab III, tentang prinsip – prinsip penggembalaan khusus dalam kajian dari literatur, Alkitab, buku – buku acuan yang berkaitan dengan penggembalaan khusus. Sintesa tersebut dilakukan agar sampai pada sumbangsih pemikiran untuk pengembangan penggembalaan khusus bagi para pendeta di Greja Kristen Jawi Wetan.

BAB V Penutup

Dalam bagian ini berisi tentang kesimpulan dan saran – saran.

Referensi

Dokumen terkait

Bila terkena gempa bumi yang sangat kuat: bangunan tersebut tidak boleh runtuh baik sebagian maupun seluruhnya; bangunan tersebut tidak boleh mengalami kerusakan yang

Skripsi ini dibagi dalam 3 (tiga) bab yang diuraikan sebagai berikut; Bab I membahas mengenai pendahuluan dari skripsi ini yang menguraikan mengenai latar belakang

Bentuk kalimat pada data dalam bahasa Kaili sering diucapkan oleh pegawai Komisi Pemilihan Umum kabupaten Sigi saat bertutur dengan mitra tutur baik yang bersuku

Penulisan skripsi ini dibagi dalam enam bab, terdiri dari Bab I Pendahuluan, Bab II Landasan Teori, Bab III Metode Penelitian, Bab IV Gambaran Umum Emiten yang Diteliti, Bab V

Dalam penelitian teridentifikasi bahwa kekuatan yang menyebabkan ibu berhasil menyusui lebih dari 6 bulan adalah kesadaran diri, dukungan, afeksi positif, sikap yang kuat dan

Agar penyeleksian karyawan dapat dilakukan dengan lebih efisien serta menghindari subyektifitas keputusan yang dihasilkan, diperlukan suatu Sistem Penunjang Keputusan (SPK)

Menimbang, bahwa berdasarkan pemeriksaan setempat, Majelis Hakim berpendapat gambar lokasi tanah dalam surat ukur ketiga Sertipikat Hak Milik milik Penggugat tidak

Struktur pasar monopolistik terjadi manakala jumlah produsen atau penjual banyak dengan produk yang serupa/sejenis, namun di mana konsumen produk tersebut