• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINGKAT KESEJAHTERAAN PETANI PERKEBUNAN TEH RAKYAT DI KECAMATAN DARANGDAN KABUPATEN PURWAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TINGKAT KESEJAHTERAAN PETANI PERKEBUNAN TEH RAKYAT DI KECAMATAN DARANGDAN KABUPATEN PURWAKARTA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

*) Penulis Penanggung Jawab

TINGKAT KESEJAHTERAAN PETANI PERKEBUNAN TEH RAKYAT DI KECAMATAN DARANGDAN KABUPATEN

PURWAKARTA

Oleh :

Achmad Ginanjar

*)

,

1

Epon Ningrum

*)

,

2

Lili Somantri

*)

Departemen Pendidikan Geografi, Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia

Email :

4ch34d@gmail.com , eponningrum@upi.edu , lilisomantri@upi.edu

ABSTRAK

Kecamatan Darangdan merupakan salah satu dari lokasi perkebunan teh di Kabupaten Purwakarta. Perkebunan yang berada di wilayah ini di kelola oleh rakyat dengan luas perkebunan teh seluas 1.844,94 Ha. Berdasarkan data sensus pertanian BPS jumlah petani teh berjumlah sebanyak 1.184. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkat kesejahteraan petani teh berdasarkan indikator BPS tahun 2005 yang meliputi pendapatan pengeluaran anggota keluarga, keadaan tempat tinggal, fasilitas tempat tinggal, kesehatan anggota keluarga, kemudahan mendapatkan pelayanan kesehatan, kemudahan menyekolahkan anak dan kemudahan mendapatkan fasilitas transportasi.

Metode yang digunakan penelitian ini adalah metode deskriptif. Populasi penelitian ini adalah seluruh masyarakat petani teh di Kecamatan Darangdan. Sampel pada penelitian ini berjumlah 92 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sample random sampling. Variabel penelitian terdiri dari variabel bebas yang meliputi pendapatan, pengeluaran anggota keluarga, keadaan tempat tinggal, fasilitas tempat tinggal, kesehatan anggota keluarga, kemudahan mendapatkan pelayanan kesehatan, kemudahan menyekolahkan anak dan kemudahan mendapatkan fasilitas transportasi dan variabel terikatnya yaitu tingkat kesejahteraan. Instrumen penelitian menggunakan angket dan pengolahan datanya menggunakan skoring.

Hasil penelitian menunjukkan pendapatan petani teh rendah dengan pengeluaran keluarga yang cukup tinggi, sebagian besar petani teh tinggal di rumah permanen dengan fasilitas lengkap, dilihat dari segi kesehatannya sebagian besar kesehatan anggota keluarga petani teh memiliki kesehatan yang cukup bagus dan cukup mudah mendapatkan pelayanan kesehatan, dalam hal pendidikan anak petani teh merasa cukup mudah dalam menyekolahkan anak tetapi cukup kesulitan dalam mendapatkan fasilitas transportasi. Jika diukur secara keseluruhan dari delapan indikator kesejahteraan petani teh ini sebagian besar petani teh memiliki tingkat kesejahteraan yang tinggi dan sebagian lagi memiliki tingkat kesejahteraan yang rendah.

Kata kunci : Perkebunan teh rakyat, Kesejahteraan

(2)

ABSTRACT

Darangdan is sub-district one of the locations of tea plantations in Purwakarta.

Plantation in this area is managed by people with extensive tea plantations covering an area of 1844.94 ha. Based on BPS agricultural census data, the number of tea farmers amounted to as much as 1,184. The purpose of this study to determine the level of welfare of farmers tea BPS 2005 based on indicators which include revenue expenditure family members, place of residence, residential facilities, the health of family members, access to health care, convenience and ease of getting to send children transport facilities.

This research method used is descriptive method. The study population was the whole community in the District of tea farmers Darangdan. Samples in this study amounted to 92 farmers. The sampling technique used was purposive sample random sampling. The research variables consist of independent variables which include income, expenses of family members, place of residence, residential facilities, the health of family members, access to health care, convenience and ease of getting to send children transport facilities and the dependent variable is the level of welfare. The research instrument used questionnaire and data processing using the scoring.

The results showed income of tea farmers low with family expenses are high enough, the majority of tea farmers live in permanent homes with full facilities, in terms of health most of the health of family members of farmers tea has health is pretty good and fairly easy to get health care, in education of children of tea farmers find it quite easy to send children but considerable difficulty in getting transport facilities. If measured as a whole of the eight indicators of wellbeing tea farmers are mostly tea farmers have a high level of welfare and some of them have a low level of welfare.

Keywords: folk tea plantations, Welfare.

(3)

*) Penulis Penanggung Jawab PENDAHULUAN

Tujuan pembangunan nasional adalah menciptakan masyarakat yang adil dan makmur. Untuk menggapai cita-cita tersebut maka harus dikelola dan di kembangkan oleh sumber daya yang tersedia. Perkebunan adalah satu dari beberapa sub sektor strategis yang secara ekonomis, ekologis dan sosial budaya memiliki peranan yang penting di dalam pembangunan nasional. Hal ini disebabkan karena masih banyaknya penduduk Indonesia yang bergantung di sektor perkebunan.

Sesuai dengan Undang - Undang Nomor : 18 tahun 2004 tentang perkebunan, pembangunan perkebunan bertujuan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat;

meningkatkan penerimaan negara dan devisa negara; menyediakan lapangan kerja, meningkatkan produktivitas, nilai tambah dan daya saing; memenuhi kebutuhan konsumsi dan bahan baku industri dalam negeri; mengoptimalkan pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan (Kementerian Pertanian 2012). Pentingnya pembangunan perkebunan diharapkan dapat membantu perekonomian nasional yang masih bertumpu pada sektor perkebunan dan pertanian.

Negara Indonesia adalah negara agraris yang sebagian penduduknya bermata pencaharian di sektor pertanian dan perkebunan, sehingga dalam pembangunan ekonomi nasional Indonesia masih mengandalkan sektor pertanian dan sektor perkebunan sebagai acuan sektor perekonomian. Sektor ini adalah dasar kehidupan ekonomi manusia seperti yang dikemukakan oleh Sumaatmadja (1989, hlm. 166)

“Pertanian merupakan dasar kehidupan ekonomi manusia. Sampai saat ini dan barangkali Sampai beberapa puluh atau beberapa ratus tahun mendatang, pertanian masih akan tetap menjadi sumber daya bahan makanan penduduk”

Perkebunan merupakan bagian dari pertanian karena pada umumnya perkebunan sendiri merupakan sub bagian dari pertanian, seperti yang di kemukakan oleh Mubyarto (1989, hlm. 16)

“Pertanian dalam arti luas mencakup pertanian rakyat atau pertanian dalam arti sempit disebut perkebunan (termasuk di dalamnya perkebunan rakyat dan perkebunan besar), kehutanan, peternakan, dan perikanan (dalam perikanan dikenal pembagian lebih lanjut yaitu perikanan darat dan perikanan laut).”

Sebagai salah satu subsektor yang cukup besar potensinya, subsektor perkebunan memberikan kontribusi yaitu sekitar 3,77 persen dalam produk domestik bruto, subsektor ini juga memberikan kontribusi terhadap sektor industri, penyerap tenaga kerja dan penghasil devisa negara (Statistik Teh 2014).

Teh merupakan salah satu komoditi ekspor Indonesia yang cukup penting sebagai penghasil devisa negara sesudah minyak dan gas bumi. Sebagai bahan minuman teh memiliki nilai lebih di bandingkan dengan minuman lainnya, mengingat teh kaya akan mineral dan vitamin yang diperlukan oleh tubuh.

Berbagai manfaat teh untuk kesehatan juga telah diakui oleh pakar gizi. (Statistik Teh 2014)

Kecamatan Darangdan merupakan

sebuah kecamatan di Kabupaten

Purwakarta tepatnya di Provinsi Jawa

Barat, kecamatan Darangdan berada di

sebelah barat kaki Gunung Burangrang

mendapat penyinaran yang baik di siang

hari dan berada di dataran yang cukup

tinggi tanah yang memiliki unsur hara yang

baik sehingga sangat cocok untuk tanaman

teh. Kondisi tersebut dimaksimalkan oleh

para petani untuk menanam teh, daripada

menanam tanaman lain seperti padi dan

sayuran yang keuntungannya tidak begitu

menjanjikan jauh jika dibandingkan apabila

(4)

menanam teh. Semua itu dilakukan dengan tujuan untuk memanfaatkan lahan yang ada untuk memperbaiki kesejahteraan hidup para petani yaitu dengan menanam teh.

Menurut data dari BPS Kecamatan Darangdan (2014) dan Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Purwakarta, Kecamatan Darangdan merupakan salah satu kecamatan yang menghasilkan produk teh terbesar dan memiliki tanaman terluas. Harganya yang tinggi sehingga hampir semua lahan dimanfaatkan untuk menanam teh karena sangat menguntungkan, tetapi komoditas teh rakyat di Kecamatan Darangdan sekarang ini bukanlah seperti “ladang emas” seperti pada masa lalu. Petani teh sudah banyak merugi karena timpangnya harga teh dengan ongkos produksi atau biaya yang di keluarkan untuk tanaman tehnya.

Menurut Ketua Kelompok Teh Rakyat Purwakarta (Kotera) Deni Ahmad Haidar yang mewadahi petani teh di sentra Kecamatan Darangdan, Bojong, Wanayasa dan Kiarapedes, Perkebunan teh di Kecamatan Darangdan tidak seperti yang dikatakan oleh kebanyakan orang yang mengira bahwa petani teh memiliki tingkat kesejahteraan yang tinggi. Faktanya harga teh saat ini mengalami penurunan yaitu Rp 1.500 – 1.600 per kg. Sebenarnya harga teh saat ini lebih baik daripada tahun 2002- 2005 yang kurang dari Rp 1.000/kg.

Namun, akibat rendahnya produktivitas, keuntungan petani dengan sendirinya tak maksimal. (Kompas, 2011)

Perkebunan teh di Kecamatan Darangdan mencapai puncaknya yaitu ketika tahun 2000 tetapi mengalami penurunan drastis pada tahun 2002-2005 hingga sekarang. Hasil produksi teh pada dasarnya dipengaruhi oleh luas lahan dan jumlah tanaman teh yang ditanam berdasarkan luas lahan. Pendapatan petani dipengaruhi oleh harga teh per kilogramnya. Harga produk teh inilah yang dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu seperti kualitas. Seiring dengan permasalahan yang ada pada saat ini

membuat para petani teh di Kecamatan Darangadan menjadi resah mulai dari harga teh yang turun dan jumlah produksi yang semakin turun pula.

Sampai saat ini tata niaga teh rakyat di Kecamatan Darangdan masih menggunakan sistem monopsoni yaitu penjual dengan jumlah yang banyak dengan jumlah pembeli yang sedikit.

Perekonomian petani teh menjadi terombang - ambing tidak pasti.

Kesejahteraan petani menjadi menurun seiring dengan adanya masalah yang muncul dan keadaan tidak berubah.

Kualitas hidup setiap keluarga menjadi berbeda sesuai dengan cara setiap petani dalam mengembangkan hidup menjadi lebih baik untuk meningkatkan kesejahteraan rumah tangganya.

Kecamatan Darangdan yang terletak di kaki Gunung Burangrang sebagian masyarakatnya bermata pencaharian bergerak di sektor pertanian tanaman pangan dan perkebunan. Sebanyak 6.897 jiwa bekerja di sektor pertanian tanaman pangan sedangkan yang bekerja di sektor perkebunan sebanyak 5.191 jiwa

Mata pencaharian petani teh harapannya dapat memenuhi kebutuhan hidup dan meningkatkan kesejahteraan.

Pendapatan rumah tangga sebagai petani merupakan pendapatan yang diperoleh dari hasil kerja sebagai petani tetapi tidak menutup kemungkinan mempunyai pendapatan lain dari pekerjaannya sebagai petani teh.

Masalah kesejahteraan selalu berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan, masyarakat petani dikatakan sejahtera apabila mereka mampu memenuhi kebutuhan hidupnya, seperti yang telah dijelaskan oleh Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 1974 Bab 1 pasal 2 ayat 1 tentang ketentuan-ketentuan pokok kesejahteraan sosial bahwa:

Kesejahteraan adalah suatu tata

kehidupan dan penghidupan sosial material

maupun spiritual yang diliputi oleh rasa

keselamatan, kesusilaan dan ketenteraman

(5)

*) Penulis Penanggung Jawab

lahir batin yang memungkinkan bagi setiap warga untuk mengadakan usaha pemenuhan pemenuhan kebutuhan jasmaniah, rohaniah dan sosial yang sebaik- baiknya bagi keluarga serta masyarakat dengan menjunjung tinggi hak-hak asasi manusia dan Pancasila.

Tingkat kesejahteraan masyarakat petani teh di perkebunan rakyat di kecamatan Darangdan dapat diukur berdasarkan beberapa indikator. Dengan upah yang didapat dari budi daya dan pengolahan teh dapat dilihat tingkat kesejahteraan petani teh, yang berdasarkan indikator menurut Badan Pusat Statistik (2005) yang terdiri dari pendapatan, pengeluaran keluarga, keadaan tempat tinggal, kesehatan anggota keluarga, kemudahan mendapatkan fasilitas kesehatan, kemudahan menyekolahkan anak dan kemudahan mendapatkan fasilitas transportasi.

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat disusun beberapa rumusan masalah yang akan menjadi acuan dalam penelitian ini, diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana tingkat kesejahteraan petani teh di perkebunan rakyat di kecamatan Darangdan Kabupaten Purwakarta.

2. Faktor apa saja yang paling dominan dalam mempengaruhi tingkat kesejahteraan petani teh di perkebunan rakyat di kecamatan Darangdan Kabupaten Purwakarta.

METODE PENELITIAN

Pemilihan metode penelitian dilandaskan pada suatu proses permasalahan yang akan diteliti, karena penggunaan metode penelitian secara tepat dapat menunjukkan tingkat relevansi dengan tujuan yang ingin dicapai, Surakhmad, (1994, hlm. 13)

“Metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan dengan menggunakan teknik serta alat alat tertentu. Cara utama dipergunakan itu dipergunakan

setelah peneliti memperhatikan kewajaran ditinjau dari penelitian”.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan metode deskriptif. Menurut Tika (2005, hlm. 4)

metode deskriptif yaitu penelitian lebih mengarah pada pengungkapan suatu masalah atau keadaan sebagaimana adanya dan mengungkapkan fakta – fakta yang ada, walaupun kadang - kadang diberikan interpretasi atau analisis.

Metode deskriptif merupakan metode penelitian yang bertujuan untuk menganalisa data hasil penelitian yang diperoleh dari masalah yang ada di lapangan. Hal ini tentunya dilakukan atas dasar asumsi bahwa penelitian ini dirancang dengan tujuan mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan status gejala pada saat penelitian dilakukan.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian deskriptif yaitu menggambarkan keadaan di lapangan sesuai dengan fakta, adapun data deskriptif sendiri dapat diperoleh dari angket yang

kemudian digunakan untuk

mendeskripsikan data hasil penelitian di lapangan.

Metode deskriptif, pada teknik pengumpulan datanya dapat ditampilkan dalam bentuk tabel, bagan, grafik, daftar dan peta, sehingga analisis dan interpretasi data tersebut memiliki makna dan akhirnya membuat kesimpulan-kesimpulan penelitian lebih lanjut. Surachmad (1985, hlm.139) menyatakan bahwa :

“Metode deskriptif esensinya

membandingkan persamaan dan

perbedaan fenomena-fenomena

tertentu, lalu mengambil studi

komparatif atau mengukur suatu

dimensi seperti dalam berbagai bentuk

studi kuantitatif, angket, tes, interview

dan lain-lain atau mengadakan

klasifikasi, ataupun mengadakan

penelitian, penetapan standar

(normatif), menetapkan hubungan dan

kedudukan (status) satu unsur dengan

unsur yang lainnya.”

(6)

Tujuan penulis menggunakan metode deskriptif ini adalah untuk mendeskripsikan tingkat kesejahteraan petani teh di perkebunan rakyat di Kecamatan Darangdan Kabupaten Purwakarta. Alasan menggunakan metode deskriptif karena untuk mendapatkan gambaran sistematis, faktual dan akurat mengenai tingkat kesejahteraan petani teh di perkebunan rakyat di Kecamatan Darangdan Kabupaten Purwakarta.

Teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang dapat langsung dikumpulkan atau didapatkan langsung dari lapangan oleh peneliti dan dapat juga disebut sebagai data asli, data primer berupa observasi lapangan, wawancara dan angket atau kuesioner.

Sedangkan data sekunder Sedangkan data sekunder adalah data yang dapat didapatkan oleh peneliti dari buku – buku, jurnal atau catatan-catatan terdahulu yang berada di instansi pemerintah atau lembaga yang terkait dengan penelitian ini. Di dalam penelitian ini, peneliti menggunakan data sekunder berupa studi literatur dan dokumentasi.

Data yang sudah berhasil dikumpulkan, diolah terlebih dahulu untuk kemudian dianalisis lebih lanjut.

Pengolahan data terdiri atas Tahap persiapan atau mengoleksi data, Editing data, Coding

Teknik analisis data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif. Yaitu dengan menggunakan teknik scoring atau pengharkatan. Dalam menentukan jumlah sampel dihitung dengan menggunakan rumus purposive sampling yang menghasilkan jumlah sampel sebanyak 92 responden

HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Tingkat Kesejahteraan Petani Teh

Berdasarkan data yang diperoleh, tentang tingkat kesejahteraan petani teh dengan menggunakan indikator dari Badan Pusat Statistik 2005 yang terdiri dari

Pendapatan, Pengeluaran, Keadaan Tempat tinggal, Fasilitas tempat tinggal, kemudahan mendapatkan fasilitas kesehatan, kesehatan anggota keluarga, kemudahan mendapatkan akses pendidikan, kemudahan mendapatkan akses transportasi dapat disimpulkan sebagai berikut :

Tabel 1

Tingkat Kesejahteraan Petani Teh Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS)

Tahun 2005

Sumber : Hasil Pengolahan data 2016

2. Faktor Dominan Tingkat Kesejahteraan Petani Teh

Tabel 2

Indikator yang paling dominan terhadap Tingkat Kesejahteraan Petani Perkebunan

Teh Rakyat di Kecamatan Darangdan Kabupaten Purwakarta

Sumber : Hasil Penelitian 2016

Berdasarkan data pada Tabel 4.33 diketahui bahwa :

1. Pendapatan utama responden masyarakat petani tergolong rendah dengan nilai skor rata-rata 1, hal ini dikarenakan harga teh yang masih rendah dan pengelolaan kebun teh yang tidak intensif serta dilakukan secara tradisional, untuk memenuhi No Kategori Jumlah

Skor

Jumlah Responden

F %

1.

Tingkat Kesejahteraan Tinggi

17-24 65 79

2.

Tingkat Kesejahteraan Sedang

9-16 17 21

3.

Tingkat Kesejahteraan Rendah

1-8 - -

(7)

*) Penulis Penanggung Jawab

kebutuhannya masyarakat petani teh rakyat ini memanfaatkan pendapatan lain dari hasil usaha yang mereka lakukan. selain itu sebagian masyarakat petani teh rakyat ini juga memberdayakan anggota keluarga yang lain seperti istri atau anak untuk bekerja membantu agar dapat menambah pendapatan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari 2. Konsumsi atau pengeluaran rumah

tangga tergolong rendah dengan nilai skor rata –rata 1. Besarnya pengeluaran yang dikeluarkan oleh suatu rumah tangga menggambarkan tingkat kesejahteraan rumah tangga yang bersangkutan. Semakin tinggi pengeluaran yang dikeluarkan untuk kebutuhan nonpangan menunjukkan adanya peningkatan kesejahteraan rumah tangga tersebut. Sebagian petani teh memiliki pengeluaran yang lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah

pendapatan yang diterima dari hasil teh, pengeluaran petani teh sebagian besar digunakan untuk kebutuhan makan sehari-hari.

3. Keadaan tempat tinggal petani teh rata- rata tergolong permanen dengan nilai rata-rata 3. Keadaan tempat tinggal mencerminkan kondisi kesejahteraan seseorang, semakin baik tempat tinggalnya bisa dikatakan memiliki kesejahteraan yang baik pula. Keadaan tempat tinggal tersebut ada dilihat dari jenis bangunan. Terdapat tiga kategori pengklasifikasian jenis rumah yaitu permanen, semi permanen dan tidak permanen. Perbedaan kategori jenis tempat tinggal ini terlihat dari dinding lantai dan atap. Di kecamatan Darangdan sebagian besar petani teh rakyat menempati rumah milik sendiri dengan jenis bangunan permanen yaitu rumah yang berdinding tembok, berlantai keramik dan beratap genteng.

4. Fasilitas tempat tinggal tergolong lengkap dengan nilai skor rata-rata 3.

Fasilitas tempat tinggal merupakan sarana untuk melaksanakan segala aktivitas kegiatan keluarga. Berbagai fasilitas yang dapat mencerminkan kesejahteraan tersebut antara lain dilihat dari luas kepemilikan pekarangan, alat elektronik, pendingin ruangan, sumber air bersih, fasilitas air minum, cara memperoleh air minum, sumber air minum, fasilitas MCK dan jarak MCK dari rumah. Sebagian besar masyarakat petani teh memiliki fasilitas rumah yang cukup lengkap.

Hal ini di tandai dari luas rata-rata kepemilikan pekarangan yaitu 50m, rata- rata memiliki alat elektronik yaitu berupa televisi radio ataupun DVD Player, sumber air bersih menggunakan sumur gali, dan rata-rata setiap rumah memiliki MCK di dalam rumah.

5. Kesehatan anggota keluarga tergolong bagus dengan nilai skor rata-rata 3.

Kesehatan adalah salah satu aset terpenting untuk mendukung kegiatan No Indikator

kesejahteraan

Skor ideal

Skor empiris 1. Pendapatan 3 1 2.

Pengeluaran/kon sumsi rumah tangga

3 1

3. Keadaan tempat

tinggal 3 3

4. Fasilitas tempat

tinggal 3 3

5.

Kesehatan anggota keluarga

3 3

6.

kemudahan mendapatkan fasilitas kesehatan

3 2

7.

Kemudahan mendapatkan akses

pendidikan

3 2

8.

Kemudahan mendapatkan akses

transportasi

3 2

Jumlah 17

(8)

yang dilakukan sehari-hari.

Berdasarkan UUD Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan, Kesehatan adalah keadaan sehat secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Sebagian besar kesehatan anggota keluarga petani teh sehat atau tidak memiliki penyakit tetapi masyarakat petani kurang begitu memperhatikan kesehatan, hal tersebut dilihat dari intensitas pemeriksaan kesehatan/ atau ketika sakit hanya diberi obat dari warung saja.

6. Kemudahan mendapatkan fasilitas kesehatan tergolong sedang dengan nilai skor rata rata 2. Kemudahan diartikan sebagai tersedianya fasilitas pelayanan (ekonomi dan sosial) sehingga masyarakat dapat memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya, seperti pelayanan pendidikan, kesehatan informasi, ibadah, dan lainnya. Seperti yang dijelaskan Adisasmita (2013)

Tersedianya fasilitas mampu memberikan pelayanan pemenuhan berbagai kebutuhan kepada masyarakat, berarti masyarakat merasa berkecukupan atau berkesejahteraan karena berbagai kebutuhan, keinginan dan kepentingan hidupnya dapat terpenuhi dengan cukup, mudah dan lancar.

Kemudahan dalam memperoleh fasilitas kesehatan ini didukung oleh adanya puskesmas dengan jarak tempuh rata-rata 1km dan didukung oleh toko obat/apotek yang tersedia kurang lebih 3km. Tetapi meskipun fasilitas pelayanan kesehatan tersebut lengkap yang menjadi kendala adalah biaya yang harus dikeluarkan dalam mendapatkan fasilitas layanan tersebut 7. Kemudahan teh dalam memasukan anak ke jenjang pendidikan dengan nilai skor rata-rata 2. Pendidikan merupakan salah satu input dalam

kegiatan produksi yaitu tenaga kerja, agar dapat bekerja dengan produktif karena kualitasnya. Pendidikan memberikan sumbangan langsung terhadap pertumbuhan pendapatan nasional melalui peningkatan keterampilan dan produktivitas kerja.

Seperti yang di jelaskan oleh S.

Mulyadi (2008)

bahwa pendidikan merupakan salah satu bentuk investasi dalam sumber daya manusia. Hal ini selanjutnya akan mendorong peningkatan output yang diharapkan bermuara pada peningkatan kesejahteraan.

Tingkat pendidikan anak masyarakat petani teh rakyat di Kecamatan Darangdan setingkat lebih tinggi dibandingkan dengan orangtuanya, jika dilihat dari kemudian memasukan anak ke jenjang pendidikan sebagian besar petani teh rakyat cukup mudah dalam memasukan anaknya ke jenjang pendidikan berikutnya ( setingkat SMP/SMA)

8. Kemudahan mendapatkan akses transportasi dengan skor 2.

Transportasi memiliki peranan yang sangat penting bagi keberhasilan suatu pembangunan sarana dan prasarana transportasi yang semakin pesat akan berpengaruh dalam meningkatkan perekonomian di setiap daerah, yang secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat setempat.

Sebagian masyarakat petani teh cukup mudah dalam mendapatkan sarana transportasi karena jalan yang sudah di aspal tetapi karena tidak adanya transportasi umum seperti angkot sehingga aktivitas bepergian sedikit terhambat tetapi hal ini dapat teratasi dengan adanya ojek motor.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan

pengolahan data maka dapat disimpulkan

sebagai berikut :

(9)

*) Penulis Penanggung Jawab

1. Tingkat kesejahteraan petani teh perkebunan rakyat di Kecamatan Darangdan Kabupaten Purwakarta dengan indikator pendapatan, pengeluaran rumah tangga, keadaan tempat tinggal, fasilitas tempat tinggal, kesehatan anggota keluarga, kemudahan mendapatkan pelayanan kesehatan, kemudahan menyekolahkan anak dan kemudahan mendapatkan fasilitas transportasi. Dengan klasifikasi sebagai berikut : Kategori tinggi yaitu indikator keadaan tempat tinggal (kondisi rumah permanen) dan fasilitas tempat tinggal ( fasilitas rumah lengkap). Kategori sedang yaitu indikator kemudahan mendapatkan fasilitas kesehatan, indikator kesehatan anggota keluarga, kemudahan memasukan ke jenjang pendidikan dan kemudahan mendapatkan akses transportasi. kategori yang paling rendah yaitu indikator pendapatan dan pengeluaran.

2. Faktor yang paling dominan terhadap Tingkat Kesejahteraan Petani Teh Perkebunan Rakyat di Kecamatan Darangdan Kabupaten Purwakarta”

adalah indikator keadaan tempat tinggal tempat tinggal yang masuk dalam kategori permanen, indikator Fasilitas tempat tinggal yang masuk dalam kategori lengkap dan indikator kesehatan anggota keluarga petani masuk dalam kategori cukup bagus.

Walaupun demikian pada umumnya petani teh berada dalam tingkat kesejahteraan tinggi. Petani teh masuk ke dalam kategori tinggi berdasar parameter BPS dengan skor rata-rata 17. Petani teh masuk ke dalam kategori tinggi yakni berada pada rentan antara 17-24 sebanyak 79 % atau 65 responden

REKOMENDASI

Berdasarkan hasil penelitian dengan judul “Tingkat Kesejahteraan Petani Teh Perkebunan Rakyat di Kecamatan Darangdan Kabupaten Purwakarta” penulis

mengajukan beberapa rekomendasi sebagai berikut :

1. Untuk pendapatan masih rendah pemerintah diharapkan meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi teh dengan cara memberikan penyuluhan dan bantuan teknis. Sedangkan untuk masyarakat petani teh diharapkan untuk mencari usaha sampingan agar memperoleh mendapatkan pendapatan tambahan selain dari usaha bertani teh.

2. Untuk tingkat kemudahan mendapatkan pelayanan fasilitas kesehatan yang masih ke dalam kategori sedang, diharapkan pihak Koperasi Petani Teh Rakyat dapat membuat balai khusus pengobatan untuk para petani dalam mendapatkan fasilitas kesehatan.

3. Untuk tingkat Kemudahan memasukan ke jenjang pendidikan yang masih masuk dalam kategori sedang, diharapkan kepada para orang tua petani teh untuk tidak membatasi anaknya dalam mendapatkan fasilitas pendidikan dengan membagi waktu antara bekerja dengan sekolah

4. Untuk kemudahan mendapatkan fasilitas transportasi yang masih masuk dalam kategori sedang agar pemerintah daerah menyediakan fasilitas angkot agar dapat membantu warga masyarakat dalam beraktivitas bepergian

DAFTAR PUSTAKA

Adisasmita, Rahardjo. (2013). Teori –Teori

Pembangunan Ekonomi

Pertumbuhan Ekonomi dan Pertumbuhan Wilayah. Yogyakarta:

Graha Ilmu.

Badan Pusat Statistik. (2014d). Statistik Teh Indonesia (Indonesian Tea Statistics). Jakarta: BPS Indonesia Badan Pusat Statistik. (2014c). Kecamatan

Darangdan Dalam Angka.

(10)

Purwakarta. BPS Kabupaten Purwakarta.

Departemen Pendidikan Nasional. (2014).

Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.

Bandung: UPI Press.

Ebook Pembakuan Statistik Perkebunan Berbasis E-Form

Mubyarto. (1989). Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta LP3ES.

Soetrisno, Loekman. (2002). Paradigma Baru Pembangunan Pertanian

Sebuah Tinjauan Sosialis.

Yogyakarta: Kanisius.

Suumatmadja, Nursid. (1981). Studi Geografi Suatu Pendekatan dan Analisa Keruangan. Bandung:

Alumni.

Tika, pabundu. (2005). Metode Penelitian Geografi. Jakarta: Bumi Aksara

Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 18 .2004. Tentang

Perkebunan.

Referensi

Dokumen terkait

Dimana program pendaftaran ini sendiri merupakan program yang menolong para peserta yang ingin melakukan pendaftran tanpa harus mendatangi secara langsung lokasi pendaftaran

From the data presented in Table 3 indicates that each treatment group using the infusion of ginger rhizome has a significant difference to the negative control group with p

Untuk Membuktikan Hipotesis 3, Terdapat Pengaruh Positif Signifikan Setelah menerapkan Kearifan Lokal Dalam Bentuk Doa Turun Tanam Secara Langsung Dan Melalui Kegiatan Utama

[r]

PEilUIIJUKAN r-AilGSUr{G/ PEI{GADAAI{ LAI{GSUIIG PEIiIBELIAII SECARA ELEKTROIIK AWAI (IA1{GGAL) SELESAI oAr{GGAL) ATflAL oAr{GGAL} SETESAI oAr{GGAL). 1 2 3 4 5 b 7 I I 10 11 12 t3 14

Peningkatan upah minimum juga dapat memberikan dapak negate bagi masyarakat karena para masyarakat akan lebih meningkatkan kualitasnya baik dalam segi keahlian

pemikiran tentang batas- batas pertumbuhan (limits to growth) yang arahnya menggambarkan bahwa eksploitasi yang berlebihan terhadap sumberdaya alam secara terus-menerus akan

16/PLAII/2007 Tanggal 29 Maret 2007, dengan judul Perilaku Pemberian Suara, Akses ian Kontrol Perempuan Etnis Cina (Tionghoa) dalam Pemilu Legislatif2004 di Kota Padang. Kami