• Tidak ada hasil yang ditemukan

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA. KEANEKARAGAMAN MORFOLOGI BUNGA PADA SPESIES ANGGREK DALAM GENUS Dendrobium SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA. KEANEKARAGAMAN MORFOLOGI BUNGA PADA SPESIES ANGGREK DALAM GENUS Dendrobium SKRIPSI"

Copied!
210
0
0

Teks penuh

(1)

KEANEKARAGAMAN MORFOLOGI BUNGA PADA SPESIES ANGGREK DALAM GENUS Dendrobium

SKRIPSI

TIAS AYU RACHMAWATI

PROGRAM STUDI S1 BIOLOGI DEPARTEMEN BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS AIRLANGGA

2016

(2)

KEANEKARAGAMAN MORFOLOGI BUNGA PADA SPESIES ANGGREK DALAM GENUS Dendrobium

SKRIPSI

TIAS AYU RACHMAWATI

PROGRAM STUDI S1 BIOLOGI DEPARTEMEN BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS AIRLANGGA

2016

(3)
(4)
(5)

PEDOMAN PENGGUNAAN SKRIPSI

Skipsi ini tidak dipublikasikan, namun tersedia di perpustakaan dalam lingkungan Universitas Airlangga, diperkenalkan untuk dipakai sebagai referensi kepustakaan, tetapi pengutipan harus seizin penyusun dan harus menyebutkan sumbernya sesuai kebiasaan ilmiah.

Dokumen skripsi ini merupakan hak milik Universitas Airlangga.

(6)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala, karena berkat rahmat, karunia, dan petunjuk-Nya, penyusun dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Keanekaragaman Morfologi Bunga Pada Spesies Anggrek Dalam Genus Dendrobium”. Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains (S.Si) pada studi strata satu (S1) bidang Biologi di Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga.

Penyusun menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, sehingga memerlukan perbaikan dan penyempurnaan. Karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Penyusun berharap semoga skrpsi ini dapat bermanfaat bagi pengembangan dunia ilmu pengetahuan dan semua pihak.

Surabaya, Juli 2016 Penyusun

Tias Ayu Rachmawati

(7)

UCAPAN TERIMAKASIH

Segala puji bagi Allah karena atas rahmat-Nya dengan mengucapkan puji syukur Alhamdulillah kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Keanekaragaman Morfologi Bunga pada Spesies Anggrek dalam Genus Dendrobium dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains (S.Si.) di Departemen Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga, Surabaya.

Tersusunnya skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah mendorong dan membimbing penulis, sehingga penulis mengucapkan terimakasih setinggi-tingginya kepada :

1. Dr. Sucipto Hariyanto, DEA. selaku dosen pembimbing I atas segala bimbingan dan perhatian yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

2. Prof. H. Hery Purnobasuki, M.Si., Ph.D. selaku dosen pembimbing II atas segala bimbingan dan perhatian yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi ini dengan baik.

3. Dr. Edy Setiti Wida Utami, MS selaku dosen penguji yang memberikan saran dan masukan dalam penyelesaian penulisan skripsi.

4. Drs. Salamun, M.Kes. selaku dosen wali yang selalu memberikan kemudahan dalam penyelesaian penulisan proposal skripsi.

5. Keluarga DD’Orchid Nursery khususnya pak Dedek yang bersedia memberikan ilmu baru, sajian yang telah diberikan selama pengamatan dikebun dan membantu penulis dalam mendapatkan bahan utama penelitian.

6. Bapak, mama dan kakak yang tidak pernah henti menginspirasi dan memberikan dukungan, perhatian, serta doa sehingga penulis dapat menjalani segalanya dengan semangat, sabar dan optimis.

(8)

7. Kawan-kawan yang telah membantu, terutama Latifa, Nafia, Joko, Arif, Jamil, Akbar, Ramly dan Lukman yang selalu memberikan semangat serta memberikan bantuan selama penulis melaksanakan penelitian.

8. Seluruh karyawan biologi terutama kepada Mas Joko, Pak Sunar, Pak Sukadji, Mas Catur, Mbak Yatminah, dan Mbak Ari.

9. Teman-teman Biologi dan ITL angkatan 2012 yang selalu memberikan dukungan semangat kepada penulis. Dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari dengan sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan segala kritik yang bersifat membangun kepada pembaca. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi kalangan ilmiah pada khususnya serta masyarakat pada umumnya.

Surabaya, Juli 2016 Penulis,

Tias Ayu Rachmawati

(9)

Tias Ayu Rachmawati. 2016. Keanekaragaman Morfologi Bunga pada Spesies Anggrek dalam Genus Dendrobium. Skripsi, di bawah bimbingan Dr.

Sucipto Hariyanto, DEA dan Prof. H. Hery Purnobasuki, M.Si., Ph.D.

Departemen Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga.

Surabaya.

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui keanekaragaman morfologi bunga dan karakter morfologi khas yang membedakan dari masing-masing bunga pada beberapa spesies anggrek dalam genus Dendrobium. Lokasi pengambilan sampel di DD’ Orchids Nursery, Batu, dengan menggunakan sepuluh sampel bunga, yaitu Dendrobium strepsiceros, Dendrobium stratiotes, Dendrobium strebloceras, Dendrobium laxiflorum, Dendrobium lineale, Dendrobium racieanum, Dendrobium lasianthera, Dendrobium discolor, Dendrobium trilamellatum dan Dendrobium nindii. Ada 39 karakter yang diteliti meliputi karakter pada bunga, selanjutnya dianalisis secara deskriptif. Dari hasil penelitian terdapat variasi morfologi antar spesies selain itu didapatkan hasil bahwa ukuran bunga terbesar dimiliki oleh Dendrobium stratiotes dengan ukuran panjang 8,34 cm dan lebar 3,76 cm. Bunga dengan ukuran terkecil dimiliki oleh Dendrobium racieanum dengan panjang 2,57 cm dan lebar 2,08 cm. Sedangkan polinia terpanjang dimiliki oleh Dendrobium lasianthera dengan ukuran 0,886 mm dan polinia terpendek dimiliki Dendrobium racieanum dengan ukuran 0,481 mm.

Sedangkan ciri khas masing-masing bunga dapat diamati pada warna bagian labellum, aroma yang dikeluarkan oleh bunga, pelintiran pada bagian petal, bentuk bunga dan sudut saat mengalami resupinasi.

Kata kunci : Dendrobium, polinia, karakter morfologi bunga.

(10)

Tias Ayu Rachmawati. 2016. Morphological Diversity of Flowers on the Species of Orchid within the Genus of Dendrobium. Thesis, under the guidance of Dr. Sucipto Hariyanto, DEA dan Prof. H. Hery Purnobasuki, M.Si., Ph.D. Department of Biology, Faculty of Science and Technology, University of Airlangga. Surabaya.

ABSTRACT

This study was conducted to determine the diversity of flower's morphology and distinguishing morphological characters of each flower on a few species in the genus Dendrobium orchid. Sampling sites in DD 'Orchids Nursery - Batu, using ten samples, namely Dendrobium strepsiceros, Dendrobium stratiotes, Dendrobium strebloceras, Dendrobium laxiflorum, Dendrobium lineale, Dendrobium racieanum, Dendrobium lasianthera, Dendrobium discolor, Dendrobium trilamellatum and Dendrobium nindii. There are 39 characters examined included the characters on the flowers, then analyzed descriptively.

From the research contained morphological variation among species in addition showed that the size of greatest interest is owned by Dendrobium stratiotes with a length of 8.34 cm and 3.76 cm wide. Flowers with the smallest size owned by Dendrobium racieanum with a length of 2.57 cm and 2.08 cm wide. While the longest polinia owned by Dendrobium lasianthera with the size of 0.886 mm and polinia owned shortest Dendrobium racieanum with the size of 0.481 mm. While the characteristic of each flower can be observed in the color of the labellum, issued by the aroma of flowers, twist on the petal, flower shapes and angles when having resupinasi.

Keywords: Dendrobium, polinia, morphological character of flowers

(11)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR JUDUL ... i

LEMBAR PERNYATAAN ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

PEDOMAN PENGGUNAAN SKRIPSI ... iv

KATA PENGANTAR ... v

UACAPAN TERIMAKASIH ... vi

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 7

1.3 Asumsi Penelitian ... 7

1.4 Hipotesis Penelitian ... 7

1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7

1.5.1 Tujuan penelitian ... 7

1.5.2 Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1 Tinjauan Umum Famili Orchidaceae ... 9

2.2 Tinjauan Umum Tentang Dendrobium ... 12

2.2.1 Dendrobium laxiflorum J.J Smith ... 15

2.2.2 Dendrobium strebloceras Rchb.f ... 16

2.2.3 Dendrobium stratiotes Rchb.f ... 17

2.2.4 Dendrobium lasianthera J.J Smith ... 19

2.2.5 Dendrobium liniale Rolfe ... 21

2.2.6 Dendrobium nindii W. Hill ... 22

2.2.7 Dendrobium racieanum Cavestro ... 24

2.2.8 Dendrobium discolor Lindl ... 25

2.2.9 Dendrobium trilamellatum J.J Smith ... 26

2.2.10 Dendrobium strepsiceros J.J Smith ... 28

2.3 Tinjauan Umum Tentang Bunga Anggrek ... 29

BAB III METODE PENELITIAN ... 32

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ... 32

3.2 Alat dan Bahan Penelitian ... 32

3.2.1 Alat penelitian ... 32

3.2.2 Bahan penelitian ... 32

3.3 Prosedur Penelitian ... 33

3.3.1 Studi pendahuluan ... 33

3.3.2 Pengambilan data ... 33

3.3.3 Pengolahan data ... 33

(12)

3.4 Rancangan Penelitian ... 35

3.5 Pengamatan ... 35

3.6 Deskripsi Parameter Pengamatan ... 36

3.7 Analisis Data ... 48

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 49

4.1 Hasil Penelitian ... 49

4.1.1 Dendrobium strepsiceros J.J Smith ... 49

4.1.2 Dendrobium stratiotes Rchb.f ... 55

4.1.3 Dendrobium strebloceras Rchb.f ... 61

4.1.4 Dendrobium laxiflorum J.J Smith ... 67

4.1.5 Dendrobium liniale Rolfe ... 73

4.1.6 Dendrobium racieanum Cavestro ... 78

4.1.7 Dendrobium lasianthera J.J Smith ... 84

4.1.8 Dendrobium discolor Lindl ... 90

4.1.9 Dendrobium trilamellatum J.J Smith ... 96

4.1.10 Dendrobium nindii W. Hill ... 102

4.2 Pembahasan ... 118

4.2.1 Karakter dan keanekaragaman morfologi bunga... 118

4.2.2 Karakter dan keanekaragaman morfologi polinia ... 123

4.2.3 Hubungan faktor lingkungan terhadap anggrek Dendrobium ... 125

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 127

5.1 Kesimpulan ... 127

5.2 Saran ... 129

DAFTAR PUSTAKA ... 130

LAMPIRAN

(13)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Gambar Halaman

2.1 Pola Pertumbuhan Bunga Anggrek ... 11

2.2 Morfologi Bunga Dendrobium laxiflorum ... 16

2.3 Morfologi Bunga Dendrobium strebloceras ... 17

2.4 Morfologi Bunga Dendrobium stratiotes ... 19

2.5 Morfologi Bunga Dendrobium lasianthera ... 20

2.6 Morfologi Bunga Dendrobium liniale ... 22

2.7 Morfologi Bunga Dendrobium nindii ... 23

2.8 Morfologi Bunga Dendrobium racieanum ... 25

2.9 Morfologi Bunga Dendrobium discolor ... 26

2.10 Morfologi Bunga Dendrobium trilamellatum ... 28

2.11 Morfologi Bunga Dendrobium strepsiceros ... 29

2.12 Morfologi Bunga Anggrek ... 30

3.1 Bunga Dendrobium sp ... 40

3.2 Tangkai Bunga anggrek ... 42

3.3 Sepal lateral Bunga Dendrobium sp ... 43

3.4 Sepal dorsal Bunga Dendrobium sp ... 44

3.5 Petal Bunga Dendrobium sp ... 45

3.6 Polinia Anggrek ... 46

3.7 Bagian Ujung dan Pangkal Polinia ... 47

4.1 Dendrobium strepsiceros ... 49

4.2 Tangkai Bunga Dendrobium strepsiceros ... 50

4.3 Sepal Lateral Bunga Dendrobium strepsiceros ... 50

4.4 Sepal Dorsal Bunga Dendrobium strepsiceros ... 51

4.5 Petal Dendrobium strepsiceros ... 52

4.6 Labellum Bunga Dendrobium strepsiceros ... 53

4.7 Column Dendrobium strepsiceros... 53

4.8 Morfologi Polinia Dendrobium strepsiceros ... 54

4.9 Dendrobium stratiotes ... 55

4.10 Tangkai Bunga Dendrobium stratiotes ... 56

4.11 Sepal Lateral Bunga Dendrobium stratiotes... 56

4.12 Sepal dorsal Bunga Dendrobium stratiotes ... 57

4.13 Petal Dendrobium stratiotes ... 58

4.14 Labellum Bunga Dendrobium stratiotes ... 58

4.15 Column Dendrobium stratiotes ... 59

4.16 Morfologi Polinia Dendrobium stratiotes ... 60

4.17 Dendrobium strebloceras ... 61

4.18 Tangkai Bunga Dendrobium strebloceras ... 62

4.19 Sepal Lateral Bunga Dendrobium strebloceras ... 62

4.20 Sepal Dorsal Bunga Dendrobium strebloceras ... 63

4.21 Petal Dendrobium strebloceras ... 64

4.22 Labellum Bunga Dendrobium strebloceras ... 65

4.23 Column Dendrobium strebloceras ... 66

(14)

4.24 Morfologi Polinia Dendrobium strebloceras ... 66

4.25 Dendrobium laxiflorum ... 67

4.26 Tangkai Bunga Dendrobium laxiflorum ... 68

4.27 Sepal Lateral Bunga Dendrobium laxiflorum ... 69

4.28 Sepal Dorsal Bunga Dendrobium laxiflorum ... 69

4.29 Petal Dendrobium laxiflorum ... 70

4.30 Labellum Bunga Dendrobium laxiflorum ... 71

4.31 Column Dendrobium laxiflorum ... 71

4.32 Morfologi Polinia Dendrobium laxiflorum ... 72

4.33 Dendrobium liniale ... 73

4.34 Tangkai Bunga Dendrobium liniale ... 74

4.35 Sepal Lateral Bunga Dendrobium liniale ... 74

4.36 Sepal Dorsal Bunga Dendrobium liniale ... 75

4.37 Petal Dendrobium liniale ... 75

4.38 Labellum Bunga Dendrobium liniale ... 76

4.39 Column Dendrobium liniale ... 77

4.40 Morfologi Polinia Dendrobium liniale ... 77

4.41 Dendrobium racieanum ... 78

4.42 Tangkai Bunga Dendrobium racieanum ... 79

4.43 Sepal Lateral Bunga Dendrobium racieanum ... 80

4.44 Sepal Dorsal Bunga Dendrobium racieanum ... 80

4.45 Petal Dendrobium racieanum ... 81

4.46 Labellum Bunga Dendrobium racieanum ... 82

4.47 Column Dendrobium racieanum ... 82

4.48 Morfologi Polinia Dendrobium racieanum ... 83

4.49 Dendrobium lasianthera ... 84

4.50 Tangkai Bunga Dendrobium lasianthera ... 85

4.51 Sepal Lateral Bunga Dendrobium lasianthera ... 85

4.52 Sepal Dorsal Bunga Dendrobium lasianthera ... 86

4.53 Petal Dendrobium lasianthera ... 87

4.54 Labellum Bunga Dendrobium lasianthera ... 87

4.55 Column Dendrobium lasianthera ... 88

4.56 Morfologi Polinia Dendrobium lasianthera ... 89

4.57 Dendrobium discolor ... 90

4.58 Tangkai Bunga Dendrobium discolor ... 91

4.59 Sepal Lateral Bunga Dendrobium discolor ... 91

4.60 Sepal Dorsal Bunga Dendrobium discolor ... 92

4.61 Petal Dendrobium discolor ... 93

4.62 Labellum Bunga Dendrobium discolor ... 93

4.63 Column Dendrobium discolor ... 94

4.64 Morfologi Polinia Dendrobium discolor ... 95

4.65 Dendrobium trilamellatum ... 96

4.66 Tangkai Bunga Dendrobium trilamellatum ... 97

4.67 Sepal Lateral Bunga Dendrobium trilamellatum ... 97

4.68 Sepal Dorsal Bunga Dendrobium trilamellatum ... 98

4.69 Petal Dendrobium trilamellatum ... 99

(15)

4.70 Labellum Bunga Dendrobium trilamellatum ... 99

4.71 Column Dendrobium trilamellatum ... 100

4.72 Morfologi Polinia Dendrobium trilamellatum ... 101

4.73 Dendrobium nindii ... 102

4.74 Tangkai Bunga Dendrobium nindii ... 103

4.75 Sepal Lateral Bunga Dendrobium nindii ... 103

4.76 Sepal Dorsal Bunga Dendrobium nindii ... 104

4.77 Petal Dendrobium nindii ... 104

4.78 Labellum Bunga Dendrobium nindii ... 105

4.79 Column Dendrobium nindii ... 106

4.80 Morfologi Polinia Dendrobium nindii ... 106

(16)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

4.1 Data Morfologi Genus Dendrobium ... 107

4.2 Data Morfologi Genus Dendrobium ... 109

4.3 Data Morfologi Genus Dendrobium ... 110

4.4 Data Hasil Pengukuran Bagian-Bagian Bunga ... 113

4.5 Data Hasil Pengukuran Bagian-Bagian Bunga ... 114

4.6 Data Hasil Pengukuran Bagian-Bagian Bunga ... 115

4.7 Data Hasil Pengukuran Bagian-Bagian Bunga ... 116

(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul

1. Tabel karakter morfologi anggrek Dendrobium 2. Tabel panjang dan lebar bunga anggrek Dendrobium 3. Tabel diameter lingkar bunga

4. Tabel panjang tangkai bunga anggrek Dendrobium 5. Tabel panjang rangkaian bunga anggrek Dendrobium 6. Tabel panjang tangkai kuntum bunga anggrek Dendrobium 7. Tabel diameter tangkai kuntum bunga anggrek Dendrobium 8. Tabel panjang dan lebar sepal lateral anggrek Dendrobium 9. Tabel panjang dan lebar sepal dorsal anggrek Dendrobium 10. Tabel panjang dan lebar petal anggrek Dendrobium

11. Tabel jumlah pelintiran pada petal anggrek Dendrobium 12 Tabel jumlah kuntum perangkaian bunga anggrek Dendrobium 13. Tabel panjang polinia anggrek Dendrobium

14 Tabel lebar polinia anggrek Dendrobium 15 Tabel tinggi polinia anggrek Dendrobium 16 Tabel rasio

17 Tabel kedalaman lekukan ujung polinia 18 Tabel kedalaman lekukan pangkal polinia 19 Tabel warna pada bunga

20 Tabel pola bunga tampak depan dan samping 21 Tabel data iklim mingguan

22 Gambar sudut yang terbentuk saat resupinasi

(18)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kajian pada bidang ilmu tumbuhan mengalami kemajuan yang demikian pesat. Bidang-bidang pengetahuan yang semula hanya merupakan cabang- cabang ilmu tumbuhan saja, sekarang ini telah menjadi ilmu yang berdiri sendiri-sendiri. Salah satu contohnya adalah morfologi tumbuhan. Morfologi tumbuhan yang mempelajari bentuk dan susunan tubuh tumbuhan pun sudah demikian pesat perkembangannya hingga dipisahkan menjadi morfologi luar atau morfologi saja dan morfologi dalam atau anatomi tumbuhan (Tjitrosoepomo, 2009).

Morfologi adalah ilmu yang mempelajari susunan atau bentuk luar makhluk hidup beserta fungsinya. Oleh sebab itu morfologi tumbuhan tidak hanya menguraikan bentuk dan susunan tubuh tumbuhan saja, tetapi juga menentukan fungsi masing-masing bagian tubuh tumbuhan dalam kehidupan tumbuhan dan mengetahui dari mana asal bentuk dan susunan tubuh yang demikian tadi (Tjitrosoepomo, 2009).

Salah satu bagian yang menarik dari tumbuhan adalah bunga. Bunga merupakan bagian reproduksi seksual yang menghasilkan biji, dan dari biji diperoleh tumbuhan baru. Setiap bunga terbentuk pada tangkai khusus yaitu tangkai bunga atau pedicellus. Pada bagian ujung yang membesar, disebut dasar

(19)

bunga atau receptaculum. Sebelum kuncup bunga mekar, kelopak (calyx) membungkus bagian-bagian bunga yang lain yang terdapat di atasnya. Bagian bunga yang paling mencolok adalah daun mahkota (petalum), yang secara kolektif disebut mahkota (corolla). Calyx dan corolla bersama-sama membentuk hiasan bunga atau perianth. Sepal berwarna hijau dan agak mirip daun. Petal dapat berwarna putih, merah, jingga, kuning, biru, dan sebagainya, sehingga mudah dibedakan dari sepal (Tjitrosomo, 1983).

Salah satu tanaman yang memiliki bunga dengan bentuk indah dan digunakan sebagai tanaman hias adalah tanaman anggrek. Tanaman anggrek dengan segala keunikannya yang memukau telah menarik perhatian para penggemar tanaman hias sejak dua abad yang lalu. Keindahan dan daya tarik anggrek terletak pada bentuk dan warna bunganya yang beraneka ragam. Selain itu anggrek juga mempunyai daya tahan bunga yang cukup lama jika dibandingkan dengan tanaman lain. Sifat-sifat bunga yang demikian ini menyebabkan anggrek banyak disenangi dan ditanam oleh para pengusaha tanaman hias maupun para penggemar anggrek (Yong, 1990). Perkembangan anggrek dewasa ini mendapat perhatian yang sangat besar dari masyarakat, prospek pengembangan anggrek di Indonesia sangat cerah (Rahardi, et al., 1993).

Anggrek termasuk dalam famili Orchidaceae yang merupakan suatu keluarga tanaman bunga-bungaan yang paling besar. Indonesia memiliki kurang lebih 5.000 spesies anggrek dari 20.000 sampai 30.000 spesies yang berasal dari 700-an genera yang tersebar di seluruh dunia. Terdapat sekitar 25.000 jenis

(20)

anggrek yang telah dideskripsikan (Schuttleworth et.al., 1970). Sebanyak 1.327 jenis tumbuh di pulau Jawa dan selebihnya tumbuh di pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Irian Jaya, dan pulau lainnya (Nurmaryam, 2011). Variasi yang ada pada anggrek merupakan salah satu keunggulan tanaman tersebut yang memungkinkan untuk dibuat hibrida-hibrida baru yang berasal dari indukan anggrek yang memiliki sifat-sifat unggul. Variasi yang ada pada anggrek terletak pada bentuk bunga, ada yang menyerupai bentuk kalajengking (Arachnis), kupu- kupu (Phalaenopsis) dan kantung (Paphiopedilum). Jumlah kuntum, ukuran dan warna kuntum juga terlihat keragaman yang cukup banyak (Purwanto et al., 2005).

Bagian yang penting dari anggrek adalah bunga. Dari bunga inilah anggrek dapat dikenali dan dibedakan dengan tanaman lain yang bukan anggrek.

Bunga anggrek memiliki lima bagian utama, yaitu sepal (daun kelopak), petal (daun mahkota), stamen (benang sari), pistil (putik) dan ovari (bakal buah).

Sepal anggrek berjumlah tiga buah sepal bagian atas disebut sepal dorsal sedangkan dua lainnya disebut sepal lateral. Anggrek memiliki tiga buah petal, petal kesatu dan kedua letaknya berseling dengan sepal. Petal ketiga mengalami modifikasi menjadi labellum (bibir). Satu ciri lain dari anggrek adalah resupinasi atau perpuntiran (Kartikaningrum et al., 2004).

Dendrobium adalah salah satu diantara genus anggrek terbesar yang terdapat di dunia, terdiri sekitar 1100 spesies (Cordel, 1999). Anggrek Dendrobium ditemukan pada tahun 1800 oleh seorang ahli botani yang terkenal, yaitu Olof Swartz. Dendrobium berasal dari bahasa latin, dendro yang berarti

(21)

pohon dan bios yang berarti hidup, sehingga Dendrobium berarti hidup di pohon (Williams, 1989). Anggrek Dendrobium tumbuh menyebar di Asia Selatan, India, dan Srilanka. Di Indonesia, Dendrobium banyak ditemukan di hutan pulau Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Sumatera, Papua, Maluku dan Nusa Tenggara (Chan et al., 1994). Anggrek dengan genus Dendrobium banyak terdapat di hutan-hutan Indonesia dengan daerah sebaran yang cukup luas dari daratan rendah sampai daerah pegunungan.

Anggrek Dendrobium adalah salah satu genus anggrek favorit bagi pecinta anggrek. Hal ini dikarenakan anggrek ini mampu beradaptasi dengan berbagai kondisi lingkungan tumbuh. Selain itu anggrek Dendrobium memiliki kemampuan menerima langsung sinar matahari tanpa membahayakan dirinya dan selama musim dingin Dendrobium membutuhkan air yang sangat sedikit.

Jenis angrek ini merupakan salah satu jenis anggrek yang banyak disukai konsumen karena bunganya tahan lama dan tidak mudah rontok dengan bentuk dan warna bunga yang sangat bervariasi, serta mudah dalam pengepakan untuk bunga potong (Tuhuteru et al., 2012). Bunga potong adalah bunga yang dimanfaatkan sebagai bahan rangkaian bunga untuk berbagai keperluan dalam daur hidup manusia. Bunga potong biasanya digunakan untuk kelahiran, perkawinan dan kematian (Widyawan dan Prahastuti, 1994).

Penelitian mengenai morfologi bunga telah banyak dilakukan, antara lain oleh Purwanto et al. (2005) menyatakan bahwa Phalaenopsis membentuk satu kelompok, berdasarkan atas kesamaan tipe pertumbuhan batang, karakteristik tanaman dan daun, jumlah kuntum bunga, panjang tangkai bunga,

(22)

diameter bunga dan panjang kelopak bunga. Dendrobium membentuk empat kelompok yang berbeda, hal ini dikarenakan banyaknya perbedaan karakter bunga yang terlihat pada diameter bunga, panjang kelopak bunga dan aroma bunga. Awairaro (2012) mengamati karakter morfologi beberapa jenis anggrek endemik Papua yang telah didomestikasi dan didapatkan hasil bahwa karakter warna bunga dan bentuk bunga bervariasi dari masing-masing jenis.

Hidayati et al. (2016) meneliti hubungan kekerabatan antar 20 spesies anggrek Dendrobium berdasarkan karakter morfologi dan didapatkan hasil bahwa kekerabatan berdasarkan karakter morfologi 20 spesies anggrek Dendrobium membentuk dua cluster besar yaitu cluster A dan B yang mengelompok berdasarkan sectionnya. Section tersebut adalah section pedilonum, crumenata, dendrobium, phalaenanthe dan spatulatha. Sedangkan De et al. (2015) meneliti perkembangan deskripsi morfologi berdasarkan pedoman UPOV sesuai dengan jumlah 62 deskriptor morfologi dari Dendrobium yang telah dikembangkan.

Dari hasil penelitian tentang morfologi bunga yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa dari penelitian morfologi bunga dapat digunakan sebagai ilmu dasar untuk mengetahui data karakter morfologi bunga anggrek Dendrobium dan dapat mengetahui sifat-sifat unggul yang dimiliki bunga tersebut sehingga dapat digunakan sebagai indukan hibrida. Eksplorasi lebih lanjut tentang karakter morfologi bagian-bagian bunga, pola pembungaan, corak warna, karakter khas yang dimiliki masing-masing bunga, serta data-data

(23)

kuantitatif masih sangat diperlukan untuk mendukung hasil-hasil penelitian yang sudah ada.

Mengingat pentingnya bunga bagi tumbuhan, pada bunga terdapat sifat- sifat seperti bentuk bunga seluruhnya dan bentuk bagian-bagian bunga, warna, bau dan ada tidaknya madu ataupun zat lain. Sifat-sifat tersebut merupakan penyesuaian bunga untuk melaksanakan tugasnya sebagai penghasil alat perkembangbiakan yang sebaik-baiknya, sehingga sifat-sifat bunga merupakan tanda pengenal tumbuhan yang paling utama (Tjitrosoepomo, 2009).

Karakterisasi sifat morfologi merupakan cara untuk mengklasifikasi taksonomi tanaman (Li et al., 2009). Karakterisasi morfologi dapat digunakan untuk identifikasi duplikasi koleksi plasma nutfah dan studi pendugaan keragaman genetik (Ciat, 1993; Rimoldi et al., 2010; Talebi et al., 2008).

Oleh sebab itu penelitian tentang morfologi bunga ini perlu dilakukan karena hasil dari penelitian tersebut dapat digunakan sebagai data identifikasi bunga dari genus Dendrobium. Selain itu, karakterisasi morfologi lebih utama dilakukan daripada karakterisasi molekuler karena mudah dilakukan dan nampak secara jelas. Selanjutnya dari penelitian ini dapat diketahui sifat-sifat unggul yang dimiliki oleh anggrek tersebut agar dapat digunakan sebagai indukan dalam hibrida dan dapat juga dijadikan data karakter morfologi bunga dari genus Dendrobium untuk penelitian yang lebih lanjut.

(24)

1.2. Rumusan Masalah

Penelitian ini dirancang untuk menjawab permasalahan sebagai berikut 1. Bagaimanakah keanekaragaman morfologi bunga pada beberapa spesies

anggrek dalam genus Dendrobium ?

2. Karakter morfologi khas apa saja yang membedakan masing-masing bunga pada beberapa spesies anggrek dalam genus Dendrobium ?

1.3. Asumsi Penelitian

Spesies dalam satu genus tanaman memiliki perbedaan karakter morfologi bunga dan polen (Tjitrosoepomo, 2009). Oleh karena itu diasumsikan bahwa setiap spesies tanaman anggrek yang terkelompok dalam genus Dendrobium mempunyai keanekaragaman morfologi bunga yang khas.

1.4. Hipotesis Penelitian

Jika tanaman dengan spesies yang berbeda memiliki karakter morfologi organ berbeda, maka spesies-spesies dalam satu genus Dendrobium juga memiliki karakter morfologi bunga yang khas.

1.5. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.5.1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui keanekaragaman morfologi bunga pada beberapa spesies anggrek dalam genus Dendrobium.

(25)

2. Mengetahui karakter morfologi khas yang membedakan dari masing- masing bunga pada beberapa spesies anggrek dalam genus Dendrobium.

1.5.2. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pengetahuan dasar (basic science) Biologi tentang karakter morfologi pada spesies anggrek dalam genus Dendrobium.

(26)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Umum Famili Orchidaceae

Anggrek termasuk dalam famili Orchidaceae yang merupakan suatu keluarga tanaman bunga-bungaan yang paling besar. Indonesia memiliki kurang lebih 5.000 spesies anggrek dari 20.000 sampai 30.000 spesies yang berasal dari 700-an genera yang tersebar diseluruh dunia. Terdapat sekitar 25.000 jenis anggrek yang telah dideskripsikan (Schuttleworth et al., 1970). Sebanyak 1.327 jenis tumbuh di pulau Jawa dan selebihnya tumbuh di pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Irian Jaya dan pulau lainnya (Nurmaryam, 2011).

Anggrek dapat tumbuh diberbagai tempat yang memungkinkan untuk tumbuh seperti sampah, tanah yang berhumus, tanah rawa-rawa, batu cadas pasir, pohon dan akar tumbuhan lain. Daerah penyebarannya meliputi seluruh dunia, dari daerah tropis hingga kutub, genus Cypripedium, pada ketinggian nol di atas permukaan laut hingga 4.000 m lebih di pegunungan. Varietas paling luas dan jumlahnya terbanyak berada di daerah panas. Mayoritas anggrek memang merupakan tanaman bunga tropis, dan sebagian besar adalah sub tropis (Gunadi, 1985).

Anggrek dapat hidup pada berbagai ketinggian tempat. Jenis anggrek ada yang hidup di semak-semak atau pohon-pohon yang disebut epifit, ada yang hidup di tanah atau disebut teresterial. Anggrek tidak bersifat parasit sehingga

(27)

tidak merugikan tanaman lainnya. Tanaman ini mencukupi kebutuhan makanan untuk dirinya sendiri dari proses fotosintesis (Ashari, 1995).

Anggrek merupakan jenis tanaman hias yang bisa dibedakan jenisnya berdasarkan tempat tumbuh (Darmono, 2003), sebagai berikut:

1. Anggrek epifit, anggrek yang hidup menumpang pada batang/cabang tanaman lain tanpa merugikan tanaman inangnya. Anggrek ini membutuhnkan naungan dari cahaya matahari. Contoh: Phalaenopsis sp.

(anggrek bulan), Dendrobium sp dan Cattleya sp.

2. Anggrek terestial, anggrek yang hidup/tumbuh di tanah dan membutuhkan cahaya matahari langsung. Contoh: Renanthera sp, Aerides sp, Rynchostylis sp, Vanda sp dan Arachnis sp (Anggrek kalajengking/ketonggeng atau anggrek laba laba).

3. Anggrek litofit, anggrek yang hidup dibatu-batuan serta tahan terhadap cahaya matahari penuh dan hembusan angin kencang. Contoh: Cytopdium sp, Paphiopedilum sp dan Dendrobium phalaenopsis.

4. Anggrek saprofit, anggrek yang tumbuh pada media yang mengandung humus atau kompos juga daun-daun kering serta membutuhkan sedikit cahaya matahari. Contoh: Calanthe sp dan Goodyera sp.

Darmono (2008), menyebutkan bahwa batang anggrek beranekaragam, ada yang ramping, gemuk berdaging seluruhnya atau menebal di bagian tertentu saja, dengan atau tanpa umbi semu (pseudobulb). Berdasarkan pertumbuhannya, batang anggrek dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu tipe simpodial dan tipe monopodial.

(28)

1. Tipe simpodial

Pada umumnya anggrek tipe ini mempunyai beberapa batang utama dan berumbi semu (pseudobulb) dengan pertumbuhan ujung batang terbatas (Gambar 2.1). Pertumbuhan batang akan terhenti bila telah mencapai maksimal. Pertumbuhan baru dilanjutkan oleh tunas anakan yang tumbuhnya di sampingnya. Tunas anakan tersebut tumbuh dari rhizome yang menghubungkannya dengan tanaman induk. Tangkai bunga dapat keluar dari ujung pseudobulb atau dari sampingnya, contoh seperti genus Dendrobium, Oncidium dan Cattleya.

2. Tipe monopodial

Anggrek tipe monopodial mempunyai batang utama dengan pertumbuhan tidak terbatas (Gambar 2.1). Bentuk batangnya ramping tidak berumbi.

Tangkai bunga keluar di antara dua ketiak daun, contohnya genus Vanda, Aranthera dan Phalaenopsis.

Gambar 2.1 Pola pertumbuhan bunga anggrek, a. Akar, b. Akar udara, c.

(29)

Berdasarkan kebutuhan temperatur, anggrek dapat dikategorikan menjadi beberapa jenis yaitu:

1. Anggrek panas

Anggrek ini biasanya menyukai sinar matahari dalam intensitas yang tinggi.

Pada siang hari temperatur berada di sekitar 270-300C dan pada malam hari temperatur berada di bawah 210C.

2. Anggrek sedang

Anggrek ini memerlukan temperatur pada siang hari 210-260C dan pada malam hari 150-210C.

3. Anggrek dingin

Anggrek ini tumbuh baik pada temperatur siang antara 150-210C dan pada malam hari 90-150C.

Anggrek membutuhkan sinar matahari dalam jumlah yang berbeda-beda menurut jenis dan tipe habitatnya. Angin dan curah hujan berpengaruh terhadap kelembapan lingkungan tumbuh anggrek. Tanaman anggrek tidak cocok dalam suasana basah terus-menerus, akan tetapi menyukai kelembapan udara 60-80%

di siang hari dan 59-69% pada malam hari (Gunadi, 1985).

2.2 Tinjauan Umum Tentang Dendrobium

Dendrobium adalah salah satu genus dari Famili Orchidaceae, Genus Dendrobium memiliki lebih dari 600 spesies yang menyebar di daerah tropis Asia Selatan dan Tenggara, mulai dari Himalaya, Filipina sampai ke Australia.

Dendrobium dibedakan menjadi dua macam yaitu evergreen Dendrobium atau

(30)

Dendrobium yang selalu berwarna hijau berasal dari Australia dan deciduous Dendrobium atau yang berganti daun berasal dari sebelah utara Equator (Logan

& Lloyd, 1955).

Sistem klasifikasi anggrek Dendrobium menurut Simpson (2006) adalah sebagai berikut

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta Class : Liliopsida Ordo : Asparagales Famili : Orchidaceae Genus : Dendrobium

Anggrek Dendrobium termasuk anggrek epifit memiliki sifat hidup menumpang tetapi tidak merugikan tanaman yang ditumpangi. Akar tanaman anggrek berfungsi sebagai tempat menempelkan tubuh tanaman pada media tumbuh. Akar anggrek epifit mempunyai lapisan velamen yang berongga.

Lapisan ini berfungsi untuk memudahkan akar dalam menyerap air hujan yang jatuh di kulit pohon media tumbuh anggrek. Di bawah lapisan velamen terdapat lapisan yang mengandung klorofil. Akar anggrek epifit yang berambut pendek atau nyaris tak berambut. Pada anggrek terestrial (jenis anggrek tanah), akar mempunyai rambut yang cukup rapat dan cukup panjang. Fungsi rambut akar ini adalah untuk menyerap air dan zat organik yang ada di tanah (Iswanto, 2002).

Anggrek Dendrobium berbatang ganda yang tumbuh ke samping dari rhizome yang menjalar ke medium tempat tumbuh. Pada ruas-ruas rhizome atau

(31)

pangkal batang terdapat tunas tidur yang dapat tumbuh menjadi tanaman baru dan batangnya di sebut “bulb” atau pseudobulb (Ginting, 1990).

Bentuk daun tanaman anggrek menyerupai jenis tanaman monokotil pada umumnya, yakni memanjang seperti pedang dan ukuran panjang daunya bervariasi. Selain itu, daun juga mempunyai ketebalan berbeda tergantung jenisnya (Ashari, 1995).

Anggrek Dendrobium yang tumbuh secara simpodial berbunga saat batang semunya telah dewasa dan dengan cadangan makanan yang memadai sehingga pembungaannya terpacu. Begitu selesai mengalami proses pembungaan, segera tumbuh tunas vegetatif baru yang akan berubah menjadi bunga setelah tunas serabut dewasa. Proses pembungaan dapat terpacu lebih cepat jika jumlah batang semu dan daun Dendrobium dewasa sudah cukup banyak (Sandra, 2001).

Setelah bunga diserbuki dan dibuahi, sekitar 3-9 bulan kemudian muncul buah yang sudah tua. Kematangan buah sangat tergantung pada jenis anggreknya. Misalnya, pada Dendrobium akan matang dalam 3-4 bulan. Pada anggrek Vanda, umumnya buah matang setelah 6-7 bulan. Sementara itu, pada anggrek Cattleya, buah baru matang setelah 9 bulan. Buah anggrek merupakan buah lentera, artinya buah akan pecah ketika matang. Bagian yang membuka adalah bagian tengahnya, bukan di ujung atau pangkal buah. Bentuk buah anggrek berbeda-beda, tergantung jenisnya (Iswanto, 2002).

(32)

2.2.1 Dendrobium laxiflorum J.J Smith.

Sistem klasifikasi dari Dendrobium laxiflorum J.J Smith. menurut Simpson (2006) adalah sebagai berikut

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta Class : Liliopsida Ordo : Asparagales Famili : Orchidaceae Genus : Dendrobium

Spesies : Dendrobium laxiflorum J.J Smith.

Berdasarkan data dari Convention on International Trade in Endangered Species (CITES), Dendrobium laxiflorum tergolong dalam kategori Apendiks II, yang berarti masuk dalam daftar spesies langkah yang terancam kepunahan dan mendapat prioritas konservasi berdasarkan tingkat keterancamannya di alam.

Dendrobium laxiflorum merupakan jenis anggrek epifit yang berasal dari Maluku. Memiliki warna bunga putih atau krem kehijauan dengan labellum warna putih dan bercorak warna ungu (Gambar 2.2). Periode berbunga sekitar dimusim dingin dan bertahan beberapa minggu. Anggrek ini membutuhkan sinar matahari untuk pertumbuhannya (Anonim, 2014).

(33)

Gambar 2.2 Morfologi dan bagian-bagian bunga Dendrobium laxiflorum, a = sepal dorsal, b = sepal lateral, c = petal, d = labellum, bar = 1,41 cm (Dokumentasi DD’ Orchids Nursery, 2015)

2.2.2 Dendrobium strebloceras Rchb.f

Sistem klasifikasi dari Dendrobium strebloceras Rchb.f menurut Simpson (2006) adalah sebagai berikut

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta Class : Liliopsida Ordo : Asparagales Famili : Orchidaceae Genus : Dendrobium

Spesies : Dendrobium strebloceras Rchb.f

Dendrobium strebloceras termasuk jenis anggrek epifit yang berasal dari Maluku, di Pulau Halmahera. Memiliki bunga berwarna putih kehijauan atau kuning muda dengan sepal dan petal berwarna kuning muda atau hijau yang bercampur dengan coklat (Gambar 2.3). Berbunga sepanjang tahun dan bunga- bunganya bertahan hingga 2 bulan. Mempunyai pseudobulb yang bisa mencapai panjang 1,5 m dan diameter 1,5 cm dengan daun dibagian atas.

c

a d b

(34)

Daunnya berdaging, bentuk daunnya bulat telur atau lonjong sampai lanset, memiliki panjang 16 cm dan lebar 5 cm. Cocok dengan kondisi hangat dengan penyiraman sepanjang tahun dan kelembapan tinggi (Lavarack et al., 2000).

Gambar 2.3 Morfologi dan bagian-bagian bunga Dendrobium strebloceras, a = sepal dorsal, b = sepal lateral, c = petal, d = labellum, bar = 1,89 cm (Dokumentasi DD’ Orchid Nursery, 2015)

Berdasarkan data dari Convention on International Trade in Endangered Spesies of Wild Fauna and Flora (CITES), Dendrobium strebloceras tergolong dalam kategori Appendiks II, yang berarti hanya boleh diperdagangkan apabila berasal dari hasil perbanyakan langsung di alam untuk perdagangan tidak diperbolehkan.

2.2.3 Dendrobium stratiotes Rchb.f.

Sistem klasifikasi dari Dendrobium stratiotes Rchb.f. menurut Simpson (2006) adalah sebagai berikut

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta b

c

a

d

(35)

Class : Liliopsida Ordo : Asparagales Famili : Orchidaceae Genus : Dendrobium

Spesies : Dendrobium stratiotes Rchb.f.

Berdasarkan status kelangkaannya, anggrek Dendrobium stratiotes masuk dalam daftar CITES Apendiks II, yang berarti hanya boleh diperdagangkan apabila berasal dari hasil perbanyakan dan pengambilan langsung di alam untuk pedagangan tidak diperbolehkan. Statusnya yang terancam punah di habitat aslinya, menyebabkan anggrek ini perlu dikonservasi secara ex-situ.

Dendrobium stratiotes merupakan jenis anggrek epifit dari bagian timur Kepulauan Indonesia terdapat di Maluku, Kepulauan Sunda, Sulawesi dan Irian Jaya. Memiliki bunga berwarna putih dengan petal berwarna kehijauan dan labellum berwarna putih dengan corak garis-garis berwarna ungu (Gambar 2.4).

Dapat berbunga setiap saat sepanjang tahun dan bunga bertahan hingga 6 minggu. Dendrobium stratiotes merupakan tanaman yang cukup besar dan tumbuh diketinggian rendah, dan ini berhubungan dengan Dendrobium antennatum tetapi dengan bunga yang lebih besar. Memiliki pseudobulb yang bisa mencapai panjang 1 m dengan bagian basis bengkak atau membesar dengan diameter 2-3 cm. Memiliki bentuk daun bulat telur dengan panjang 8-14 cm.

Dendrobium stratiotes membutuhkan kondisi hangat dan lembab. Penyiraman harus terus menerus sepanjang tahun tetapi dapat dikurangi saat cuaca dingin (Lavarack et al., 2000).

(36)

Gambar 2.4 Morfologi dan bagian-bagian bunga Dendrobium stratiotes, a = sepal dorsal, b = sepal lateral, c = petal, d = labellum, bar = 0,96 cm (Dokumentasi DD’ Orchids Nursery, 2015)

2.2.4 Dendrobium lasianthera J.J Smith.

Sistem klasifikasi dari Dendrobium lasianthera J.J. Sm. menurut Simpson

(2006) adalah sebagai berikut Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta Class : Liliopsida Ordo : Asparagales Famili : Orchidaceae Genus : Dendrobium

Spesies : Dendrobium lasianthera J.J Smith.

Berdasarkan data dari Convention on International Trade in Endangered Spesies of Wild Fauna and Flora (CITES), Dendrobium lasianthera tergolong dalam kategori Appendiks II, yang berarti anggrek ini dapat dimanfaatkan dalam perdagangan tetapi dengan pengaturan dan pembatasan melalui sistem kuota.

Dendrobium lasianthera termasuk anggrek yang dilindungi sehingga tidak boleh dimanfaatkan dengan mengambil langsung dari habitatnya di alam. Spesies ini

b

c a d

(37)

dapat dimanfaatkan setelah melalui proses penangkaran dengan memanfaatkan keturunan pertama atau f1-nya.

Dendrobium lasianthera merupakan jenis anggrek epifit dan terdapat di sepanjang pantai utara Papua Nugini di kedua sisi perbatasan Irian Jaya sampai Papua Nugini. Memiliki warna bunga merah gelap, merah muda, merah keunguan dan merah jingga (Gambar 2.5). Pembungaan terjadi setiap saat sepanjang tahun dan bunganya dapat bertahan selama 6 hingga 12 minggu.

Tumbuh di dekat permukaan air laut di pohon-pohon sepanjang sungai dan di rawa-rawa, iklim yang panas dan sangat lembab dengan curah hujan sepanjang tahun. Dendrobium lasianthera harus disiram sepanjang tahun dan tumbuh dalam cahaya terang, bahkan sinar matahari penuh. Selain itu membutuhkan kondisi panas dan tidak akan tumbuh di luar daerah tropis (Lavarack et al., 2000).

Gambar 2.5 Morfologi dan bagian-bagian bunga Dendrobium lasianthera, a = sepal dorsal, b = sepal lateral, c = petal, d = labellum, bar = 1,46 cm (Dokumentasi DD’ Orchids Nursery, 2015)

b

c

a d

(38)

2.2.5 Dendrobium liniale Rolfe.

Sistem klasifikasi dari spesies anggrek Dendrobium liniale menurut Simpson (2006) adalah sebagai berikut

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta Class : Liliopsida Ordo : Asparagales Famili : Orchidaceae Genus : Dendrobium

Spesies : Dendrobium liniale Rolfe.

Berdasarkan status kelangkaannya, anggrek Dendrobium liniale masuk dalam daftar CITES Apendiks II, yang berarti hanya boleh diperdagangkan apabila berasal dari hasil perbanyakan dan pengambilan langsung di alam untuk perdagangan tidak diperbolehkan. Statusnya yang terancam punah di habitat aslinya, menyebabkan anggrek ini perlu dikonservasi secara ex-situ.

Dendrobium liniale terdapat atau tumbuh alami di sepanjang pantai utara- timur Papua Nugini ke dalam perbatasan Irian Jaya ke Milne Bay. Memiliki bunga berwarna putih keunguan dengan labellum ungu dan kuning dengan corak garis-garis berwarna ungu (Gambar 2.6). Pembungaan terjadi setiap saat sepanjang tahun dan bunganya dapat bertahan selama 2 sampai 3 bulan.

Memiliki pseudobulb yang dapat tumbuh hingga mencapai panjang 2m dan diameter 2 sampai 3cm. Memiliki daun dengan bentuk daun lonjong hingga lanset dengan permukaan kasar, panjang daun sekitar 8-15cm. Dendrobium

(39)

liniale membutuhkan kondisi hangat dengan cahaya penuh dan sirkulasi udara baik. Anggrek ini harus disiram secara teratur sepanjang tahun (Lavarack et al., 2000).

Gambar 2.6 Morfologi dan bagian-bagian bunga Dendrobium liniale, a = sepal dorsal, b = sepal lateral, c = petal, d = labellum, bar = 1,05 cm (Dokumentasi DD’ Orchids Nursery, 2015)

2.2.6 Dendrobium nindii W. Hill

Sistem klasifikasi dari Dendrobium nindii W. Hill menurut Simpson (2006)

adalah sebagai berikut Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta Class : Liliopsida Ordo : Asparagales Famili : Orchidaceae Genus : Dendrobium

Spesies : Dendrobium nindii W. Hill

Dendrobium nindii masuk dalam daftar CITES Apendiks II, yang berarti hanya boleh diperdagangkan apabila berasal dari hasil perbanyakan dan

c

a

d b

(40)

pengambilan langsung di alam untuk perdagangan tidak diperbolehkan.

Statusnya yang terancam punah di habitat aslinya, menyebabkan anggrek ini perlu dikonservasi secara ex-situ.

Dendrobium nindii merupakan jenis anggrek epifit dari Australia dan dataran rendah daerah utara-timur Papua Nugini. Memiliki bunga berwarna putih keunguan dengan labellum berwarna ungu (Gambar 2.7). Pembungaan terjadi setiap saat sepanjang tahun dan bunganya dapat bertahan hanya beberapa minggu. Di Australia terdapat di dekat pantai di daerah curah hujan tinggi, sering tumbuh di rawa-rawa dan hutan bakau. Memiliki pseudobulb yang kuat, biasanya berwarna gelap, mencapai panjang 2m dan diameter 4cm. Memiliki daun yang berbentuk bulat telur dengan panjang 5 sampai 15cm (Lavarack et al., 2000).

Gambar 2.7 Morfologi dan bagian-bagian bunga Dendrobium nindii, a = sepal dorsal, b = sepal lateral, c = petal, d = labellum, bar = 0,96 cm (Dokumentasi DD’ Orchids Nursery, 2015)

b

c a

d

(41)

2.2.7 Dendrobium racieanum Cavestro

Sistem klasifikasi dari Dendrobium racieanum Cavestro menurut Simpson (2006) adalah sebagai berikut

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta Class : Liliopsida Ordo : Asparagales Famili : Orchidaceae Genus : Dendrobium

Spesies : Dendrobium racieanum Cavestro

Spesies ini masuk dalam daftar Appendiks II dalam CITES (Convention on International Trade in Endangered Spesies of Wild Fauna and Flora), yang berarti hanya boleh diperdagangkan apabila berasal dari hasil perbanyakan dan pengambilan langsung di alam untuk perdagangan tidak diperbolehkan.

Statusnya yang terancam punah di habitat aslinya, menyebabkan anggrek ini perlu dikonservasi secara ex-situ.

Dendrobium racieanum merupakan jenis anggrek epifit yang berasal dari Papua. Memiliki bunga berwarna kuning bercampur coklat pada bagian sepal, berwarna coklat gelap dengan pinggiran berwarna kuning pada bagian petal dan labellum berwarna kuning dengan garis-garis coklat muda (Gambar 2.8).

Memiliki ukuran bunga yang kecil di dalam spesies spatulata (Anonim, 2012).

(42)

Gambar 2.8 Morfologi dan bagian-bagian bunga Dendrobium racieanum, a = sepal dorsal, b = sepal lateral, c = petal, d = labellum, bar = 0,91 cm (Dokumentasi DD’ Orchids Nursery, 2015)

2.2.8 Dendrobium discolor Lindl.

Sistem klasifikasi dari Dendrobium discolor Lindl. menurut Simpson (2006) adalah sebagai berikut

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta Class : Liliopsida Ordo : Asparagales Famili : Orchidaceae Genus : Dendrobium

Spesies : Dendrobium discolor Lindl.

Dendrobium discolor merupakan jenis anggrek epifit, memiliki batang yang panjang dan tegak, panjang batangnya bisa mencapai 1,75 m, daunnya berbentuk lonjong sampai lanset dan berwarna hijau kekuningan. Bunga Dendrobium discolor memiliki aroma yang harum dan mahkota bunganya berwarna cokelat kekuningan dengan garis-garis melintang (Gambar 2.9).

b

c a

d

(43)

Anggrek Dendrobium discolor berasal dari Australia Utara, Kepulauan Torres, dan Irian Jaya (Lembaga Biologi Nasional LIPI,1980).

Gambar 2.9 Morfologi dan bagian-bagian bunga Dendrobium discolor, a = sepal dorsal, b = sepal lateral, c = petal, d = labellum, bar = 0,93 cm (dokumentasi DD’ Orchids Nursery, 2015)

Bedasarkan data dari Convention on International Trade in Endangered Spesies of Wild Fauna and Flora (CITES), Dendrobium discolor tergolong dalam kategori Appendix II, yang berarti hanya boleh diperdagangkan apabila berasal dari hasil perbanyakan dan pengambilan langsung di alam untuk perdagangan tidak diperbolehkan.

2.2.9 Dendrobium trilamellatum J.J Smith.

Sistem klasifikasi dari Dendrobium trilamellatum J. J. Smith. menurut Simpson (2006) adalah sebagai berikut

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta Class : Liliopsida Ordo : Asparagales

b

c a

d

(44)

Famili : Orchidaceae Genus : Dendrobium

Spesies : Dendrobium trilamellatum J.J Smith.

Berdasarkan data dari Convention on International Trade in Endangered Species (CITES), Dendrobium trilamellatum tergolong dalam kategori Apendiks II, yang berarti masuk dalam daftar spesies langkah yang terancam kepunahan dan mendapat prioritas konservasi berdasarkan tingkat keterancamannya di alam.

Dendrobium trilamellatum merupakan jenis anggrek epifit yang berasal dari semenanjung Cape York, pulau-pulau di selat Torres dan di wilayah utara- selatan Papua Nugini. Memiliki bunga berwarna kuning kecoklatan (Gambar 2.10). Bunga dapat bertahan selama beberapa minggu. Memiliki pseudobulb yang bisa mencapai panjang 20-30cm dan diameter 1,5cm. Periode pembungaan spesies ini sekitar akhir musim dingin dan musim semi. Dendrobium trilamellatum memerlukan iklim hangat dan toleran terhadap kondisi dingin atau lembab (Lavarack et al., 2000).

(45)

Gambar 2.10 Morfologi dan bagian-bagian bunga Dendrobium trilamellatum, a = sepal dorsal, b = sepal lateral, c = petal, d = labellum, bar = 0,85 cm(dokumentasi DD’

Orchids Nursery, 2015)

2.2.10 Dendrobium strepsiceros J.J Smith.

Sistem klasifikasi dari spesies anggrek Dendrobium strepsiceros J.J Smith. menurut Simpson (2006) adalah sebagai berikut

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta Class : Liliopsida Ordo : Asparagales Famili : Orchidaceae Genus : Dendrobium

Spesies : Dendrobium strepsiceros J.J Smith.

Berdasarkan status kelangkaannya, anggrek Dendrobium strepsiceros masuk dalam daftar CITES Apendiks II, yang berarti hanya boleh diperdagangkan apabila berasal dari hasil perbanyakan dan pengambilan langsung di alam untuk perdagangan tidak diperbolehkan. Statusnya yang terancam punah di habitat aslinya, menyebabkan anggrek ini perlu dikonservasi secara ex-situ.

b

c

a

d

(46)

Dendrobium strepsiceros merupakan jenis anggrek epifit yang berukuran sedang, anggrek ini masih kurang dikenal. Anggrek ini berasal dari Maluku, Irian Barat, pantai utara di Papua Nugini. Memiliki bunga berwarna putih dengan petal berwarna hijau muda (Gambar 2.11). Pembungaan terjadi setiap saat sepanjang tahun dan bunganya dapat bertahan selama 4 hingga 6 minggu.

Memiliki pseudobulb yang meruncing ke arah puncak dan memiliki panjang 50cm lebar 2cm. Dendrobium strepsiceros membutuhkan cahaya terang, pergerakan udara yang baik dengan kondisi hangat sepanjang tahun, selain itu penyiraman sepanjang tahun juga diperlukan (Lavarack et al., 2000).

Gambar 2.11 Morfologi dan bagian-bagian bunga Dendrobium strepsiceros, a = sepal dorsal, b = sepal lateral, c = petal, d = labellum, bar = 1,07 cm (dokumentasi DD’ Orchids Nursery, 2015)

2.3 Tinjauan Umum Tentang Bunga Anggrek

Bunga anggrek tersusun dalam karangan bunga. Jumlah kuntum bunga pada c

b

a

d

(47)

pada beberapa spesies letaknya terminal, sedangkan pada sebagian besar letaknya aksilar (Latif, 1972). Bunga anggrek memiliki beberapa bagian utama yaitu sepal dorsal, sepal lateral, petal, labellum, daun pelindung bunga dan column (Gambar 2.12).

Gambar 2.12 Morfologi bunga anggrek, a. Bunga, b. Sepal dorsal, c. Sepal lateral, d. Petal, e. Labellum, f. Daun pelindung bunga, g. Column (tugu).

(Sumber: Comber, 2001)

Sepal anggrek berjumlah tiga buah. Sepal bagian atas disebut sepal dorsal, sedangkan dua lainnya disebut sepal lateral. Anggrek memiliki tiga buah petal, petal pertama dan kedua letaknya berseling dengan sepal. Petal ketiga mengalami modifikasi menjadi labellum (bibir). Pada labellum terdapat gumpalan-gumpalan yang mengandung protein, minyak dan zat pewangi. Warna bunga tananam anggrek sangat bervariasi dan berfungsi untuk menarik serangga hinggap pada bunga untuk mengadakan polinasi (penyerbukan). Berdasarkan beberapa laporan, lebah madu merupakan serangga pollinator yang umum pada tanaman anggrek (Sumartono, 1981). Column (tugu) yang terdapat pada bagian

(48)

betina. Pada ujung column terdapat anter atau kepala sari yang merupakan gumpalan serbuk sari atau pollinia. Pollinia tertutup dengan sebuah cap (anther cap). Stigma (kepala putik) terletak di bawah rostellum dan menghadap ke labellum. Ovarium bersatu dengan dasar bunga dan terletak di bawah colum, sepal dan petal (Latif, 1990).

(49)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di DD’ Orchids Nursery di jalan Areng-Areng RT 01 RW 03 Desa Dadaprejo, Junrejo, Kabupaten Batu, Jawa Timur dan laboratorium Fisiologi Tumbuhan Departemen Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga, Surabaya. Penelitian dilakukan selama 7 bulan (Oktober 2015 – April 2016).

3.2 Alat dan Bahan Penelitian 3.2.1 Alat penelitian

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain benang, busur, penggaris, jangka sorong, kamera DSLR Nikon D7100, kertas label, lensa okuler mikrometer, mangkuk plastik dan penutupnya, mikroskop cahaya dan objek glass.

3.2.2 Bahan penelitian

Bahan tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah 10 spesies dari genus Dendrobium yang meliputi spesies Dendrobium strepsiceros, Dendrobium stratiotes, Dendrobium strebloceras, Dendrobium laxiflorum, Dendrobium lineale, Dendrobium racieanum¸ Dendrobium lasianthera, Dendrobium discolor, Dendrobium trilamellatum dan Dendrobium nindii, yang diperoleh dari

(50)

koleksi DD’ Orchids Nursery kota Batu. Bagian tanaman yang digunakan adalah bunga.

3.3 Prosedur Penelitian

Berikut merupakan penjelasan prosedur penelitian yang dilakukan oleh peneliti:

3.3.1 Studi pendahuluan

Studi pendahuluan dilakukan untuk menyiapkan bahan penelitian dan menentukan peralatan yang menunjang dalam proses pengambilan data. Studi pendahuluan juga dilakukan untuk mendapatkan data pelengkap yang dibutuhkan pada penulisan tinjauan pustaka.

3.3.2 Pengambilan data

Data diambil ketika bunga sedang mekar, selama bulan Oktober 2015 hingga April 2016. Pengambilan data dilakukan di kebun anggrek DD’ Orchids Nursery dengan menggunakan bahan dan alat penelitian seperti yang tertera pada metode penelitian.

Data pendukung berupa data iklim mingguan selama 1 tahun (April 2015 hingga April 2016) diambil dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Stasiun Klimatologi Karangploso, Malang.

3.3.3 Pengolahan data

Data yang didapat kemudian dimasukkan dalam tabel ompong pengamatan sebagai berikut:

Tabel 1. Tabel karakter morfologi

(51)

Tabel 2. Tabel panjang dan lebar bunga Tabel 3. Tabel diameter lingkar bunga Tabel 4. Tabel panjang tangkai bunga Tabel 5. Tabel panjang rangkaian bunga Tabel 6. Tabel panjang tangkai kuntum bunga Tabel 7. Tabel diameter tangkai kuntum bunga Tabel 8. Tabel panjang dan lebar sepal lateral Tabel 9. Tabel panjang dan lebar sepal dorsal Tabel 10. Tabel panjang dan lebar petal Tabel 11. Tabel jumlah pelintiran pada petal Tabel 12. Tabel jumlah kuntum perangkaian bunga Tabel 13. Tabel panjang polinia

Tabel 14. Tabel lebar polinia Tabel 15. Tabel tinggi polinia Tabel 16. Tabel rasio

Tabel 17. Tabel kedalaman lekukan ujung polinia Tabel 18. Tabel kedalaman lekukan pangkal polinia Tabel 19. Tabel warna pada bunga

Tabel 20. Tabel pola bunga tampak depan dan samping Tabel-tabel tersebut disajikan pada lampiran.

(52)

3.3.4 Penulisan hasil

Penulisan hasil dilakukan pada bulan April 2015, setelah dilakukan pengolahan data.

3.4 Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian ini menggunakan metode observasional deskriptif.

Penelitian observasional deskriptif merupakan jenis penelitian yang tidak memberikan perlakuan dan data yang diperoleh diuji secara deskriptif.

3.5 Pengamatan

Pengamatan pada Dendrobium strepsiceros, Dendrobium stratiotes, Dendrobium strebloceras, Dendrobium laxiflorum, Dendrobium lineale, Dendrobium racieanum¸ Dendrobium discolor, Dendrobium trilamellatum, Dendrobium lasianthera dan Dendrobium nindii pada penelitian ini meliputi tipe pembungaan, tipe pembungaan majemuk, posisi pembungaan, aroma bunga, bentuk bunga, bentuk petal, bentuk ujung petal, bentuk ujung sepal, letak lekuk bibir, bentuk keping sisi untuk aksesi yang memiliki keping sisi, bentuk keping tengah untuk aksesi yang memiliki keping sisi, jumlah polinia, sudut yang dibentuk saat mengalami resupinasi, bentuk 2 pasang polinia, ujung polinia, pangkal polinia, panjang dan lebar bunga, diameter lingkar bunga, panjang tangkai bunga, panjang rangkaian bunga, panjang tangkai kuntum bunga, diameter tangkai kuntum bunga, panjang dan lebar sepal lateral, panjang dan lebar sepal dorsal, panjang dan lebar petal, jumlah pelintiran pada petal, jumlah

(53)

kuntum perangkaian bunga, panjang polinia, lebar polinia, tinggi polinia, rasio, kedalaman lekukan ujung polinia, kedalaman lekukan pangkal polinia, warna pada bunga dan bentuk bunga tampak depan dan samping.

3.6 Deskripsi Parameter Pengamatan

Berikut merupakan deskriptif dari parameter pengamatan:

1. Tipe pembungaan

Untuk pengamatan tipe pembungaan dilakukan dengan mengamati tipe pembungaan menggunakan panduan literatur. Berdasarkan Tjitrosoepomo (2009), tipe-tipe pembungaan terdiri atas tunggal dan majemuk.

2. Tipe pembungaan majemuk

Untuk pengamatan tipe pembungaan dilakukan dengan mengamati tipe pembungaan menggunakan panduan literatur. Berdasarkan Kartikaningrum et al.

(2004), tipe pembungaan majemuk terdiri atas cymosa, spica, racemus, panicula, umbella.

3. Posisi pembungaan

Untuk pengamatan posisi pembungaan dilakukan dengan mengamati posisi pembungaan pada tanaman anggrek menggunakan panduan literatur.

Berdasarkan Kartikaningrum et al. (2004), posisi pembungaan terdiri atas pangkal atau sisi pseudobulb, sisi atau diantara dua ketiak daun dan pucuk.

4. Aroma bunga

Untuk mengamati aroma bunga dilakukan dengan mengamati langsung apakah bunga anggrek mengeluarkan aroma atau tidak.

(54)

5. Bentuk bunga

Untuk mengamati bentuk bunga dilakukan dengan mengamati bentuk bunga anggrek menggunakan panduan literatur. Berdasarkan Kartikaningrum et al.

(2004), bentuk bunga terdiri atas bulat (saling menumpang antara sepal dan petal), bintang, keriting dan bertanduk.

6. Bentuk petal

Untuk mengamati bentuk petal dilakukan dengan mengamati bagian petal pada bunga anggrek menggunakan panduan literatur. Berdasarkan Kartikaningrum et al. (2004), bentuk petal terdiri atas berbentuk pita/lurus, lonjong, oval, seperti belah ketupat, bulat telur sungsang, berbentuk sendok, bulat telur dan agak membulat.

7. Bentuk ujung petal

Untuk mengamati bentuk ujung petal dilakukan dengan mengamati bagian ujung petal pada bunga anggrek menggunakan panduan literatur. Berdasarkan Kartikaningrum et al. (2004), bentuk ujung petal terdiri atas lancip/menajam ke ujung, meruncing dengan sisi-sisi yang tajam, berembang berujung runcing, berujung suntih dangkal bertulang runcing, tumpul, berbentuk pepat/memotong, romping/tumpul bertakik sedikit, ujung membelah, bergigi tiga, bergerigi, berbentuk sikat dan berekor.

8. Bentuk ujung sepal

Untuk mengamati bentuk ujung sepal dilakukan dengan mengamati bagian ujung sepal pada bunga anggrek menggunakan panduan literatur. Berdasarkan Kartikaningrum et al. (2004), bentuk ujung sepal terdiri atas lancip/menajam ke

(55)

ujung, meruncing dengan sisi-sisi yang tajam, berembang berujung runcing, berujung suntih dangkal bertulang runcing, tumpul, berbentuk pepat/memotong, romping/tumpul bertakik sedikit, ujung membelah, bergigi tiga, bergerigi, berbentuk sikat dan berekor.

9. Letak lekuk bibir

Untuk mengamati letak lekuk bibir dilakukan dengan mengamati letak lekuk bibir pada bunga anggrek menggunakan panduan literatur. Berdasarkan Kartikaningrum et al. (2004), letak lekuk bibir terdiri atas lekuk di ujung, lekuk di pangkal dan lekuk di tengah.

10. Bentuk keping sisi untuk aksesi yang memiliki keping sisi

Untuk mengamati bentuk keping sisi untuk aksesi yang memiliki keping sisi dilakukan dengan mengamati bentuk keping sisi pada bagian bibir bunga anggrek menggunakan panduan literatur. Berdasarkan Kartikaningrum et al. (2004), bentuk keping sisi untuk aksesi yang memiliki keping sisi terdiri atas segitiga, bulat telur, trapesium menyempit dan trapesium melebar.

11. Bentuk keping tengah untuk aksesi yang memiliki keping sisi

Untuk mengamati bentuk keping tengah untuk aksesi yang memiliki keping sisi dilakukan dengan mengamati bentuk keping tengah pada bagian bibir bunga anggrek menggunakan panduan literatur. Berdasarkan Kartikaningrum et al.

(2004), bentuk keping tengah untuk aksesi yang memiliki keping sisi terdiri atas mengginjal, belah ketupat, bulat telur melintang dan jorong/bujur telur.

(56)

12. Jumlah polinia

Untuk mengamati jumlah polinia dilakukan dengan menghitung jumlah polinia yang ada disetiap kuntum bunga.

13. Sudut yang dibentuk saat mengalami resupinasi

Untuk mengamati sudut yang dibentuk oleh kuncup bunga dilakukan dengan mengamati langsung berapa derajat sudut yang dibentuk oleh kuncup bunga saat fase resupinasi (perputaran). Pengukuran menggunakan busur dengan tangkai bunga sebagai pusatnya.

14. Bentuk 2 pasang polinia

Untuk mengamati bentuk 2 pasang polinia dilakukan dengan menggunakan mikroskop dan panduan literatur. Berdasarkan Banerjee et al. (2012), bentuk 2 pasang polinia terdiri atas heart shape, spindle shape, human foot-print shape, triangular shape, ovoid to circular shape dan bean shape.

15. Ujung polinia

Untuk mengamati ujung polinia dilakukan dengan menggunakan mikroskop dan panduan literatur. Berdasarkan Prasetyo (2014), ukuran kedalaman lekukan ujung polinia terdiri atas berlekuk sedikit, yaitu memiliki kedalaman lekukan 0,1 - 15 µm, berlekuk sedang, yaitu memiliki kedalaman lekukan 15,1 - 30 µm dan berlekuk dalam, yaitu memiliki kedalaman lekukan ≥ 30 µm.

16. pangkal polinia

Untuk mengamati pangkal polinia dilakukan dengan menggunakan mikroskop dan panduan literatur. Berdasarkan Prasetyo (2014), ukuran kedalaman lekukan pangkal polinia terdiri atas berlekuk sedikit, yaitu memiliki kedalaman

(57)

lekukan 0,1 - 15 µm, berlekuk sedang, yaitu memiliki kedalaman lekukan 15,1 - 30 µm dan berlekuk dalam, yaitu memiliki kedalaman lekukan ≥ 30 µm.

17. Panjang bunga (pb)

Untuk menentukan panjang bunga dilakukan pengukuran panjang bunga secara vertikal (Gambar 3.1). Pengukuran dilakukan dengan menggunakan benang dan jangka sorong dengan ketelitian 0,05 mm. Masing-masing penghitungan panjang bunga dilakukan sepuluh kali pengulangan.

18. Lebar bunga (lb)

Untuk menentukan lebar bunga dilakukan pengukuran lebar bunga secara horizontal pada bagian yang terlebar (Gambar 3.1). Pengukuran dilakukan dengan menggunakan benang dan jangka sorong dengan ketelitian 0,05 mm.

Masing-masing penghitungan lebar bunga dilakukan sepuluh kali pengulangan.

Gambar 3.1 Bunga Dendrobium sp. pb = panjang bunga, lb = lebar bunga, bar = 1,07 cm

Gambar

Gambar  2.3  Morfologi  dan  bagian-bagian  bunga  Dendrobium  strebloceras,  a  =  sepal  dorsal,  b  =  sepal  lateral,  c  =  petal,  d  =  labellum,  bar  =  1,89  cm  (Dokumentasi DD’ Orchid Nursery, 2015)
Gambar  2.5  Morfologi  dan  bagian-bagian  bunga  Dendrobium  lasianthera, a = sepal dorsal, b = sepal lateral, c = petal, d = labellum,  bar = 1,46 cm (Dokumentasi DD’ Orchids Nursery, 2015)
Gambar  2.6  Morfologi  dan  bagian-bagian  bunga  Dendrobium  liniale, a = sepal dorsal, b = sepal lateral, c = petal, d = labellum,  bar = 1,05 cm (Dokumentasi DD’ Orchids Nursery, 2015)
Gambar  2.7  Morfologi  dan  bagian-bagian  bunga  Dendrobium  nindii, a = sepal dorsal, b = sepal lateral, c = petal, d = labellum,  bar = 0,96 cm (Dokumentasi DD’ Orchids Nursery, 2015)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu dalam penelitian ini akan dilakukan isolasi fungi endofit dari rimpang tanaman kunyit putih (Curcuma mangga Val.) yang akan dilanjutkan dengan

‘I would have thought you’d show a little more interest, Jamie!’ the Doctor retorted grumpily, his face falling like a child whose party game is not being appreciated.. ‘And

Untuk meneliti tari Inai pada upacara perkawinan masyarakat Melayu di Batang Kuis, penulis menggunakan metode penelitian kualitatif, sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh

Kecakapan vokasional dasar Kompetensi Produktif Tanda X untuk memetakan kecakapan hidup yang menjadi tujuan tidak langsung mata diklat. ht tp :// sm k3 ja ka

Hal ini dapat disebabkan karena kuatnya arus limbah di kolam I dan II mengakibatkan P fosfat pada kolam ke III ini dikarenakan pada saat pengambilan sampel,

Bakat adalah potensi yang terpendam, pada diri seseorang atau kemampuan yang sifatnya bawaan sejak dari lahir. Seseorang dikatakan berbakat dalam olahraga artinya,

Sudetan hanya dilakukan pada alur sungai yang berkelok-kelok sangat kritis dan dimaksudkan agar banjir dapat mencapai bagian hilir atau laut dengan cepat, dengan mempertimbangkan

Permasalahan yang diangkat dalam penulisan ini adalah tanggung jawab pengemudi ojek sepeda motor terhadap penggunannya yang mengalami kecelakaan dari segi Hukum