http://jurnal.pasca.uns.ac.id
214
KORELASI KEMAMPUAN PERBAIKAN DAN PERAWATAN SEPEDA MOTOR
DAN KREATIFITAS TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA DI BIDANG PERBENGKELAN
PADA SISWA KELAS X PROGRAM TEKNIK KENDARAAN RINGAN
SMK DIAN KIRANA 1 SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2011-2012
Effendi Nur Hasan
1Mulyoto
2Nunuk Suryani
31
Mahasiswa Program Studi Teknologi Pendidikan Pascasarjana UNS
2
Dosen Pembimbing I Program Studi Teknologi Pendidikan Pascasarjana UNS
3Dosen Pembimbing II Program Studi Teknologi Pendidikan Pascasarjana UNS
PENDAHULUAN
Banyaknya jumlah pencari kerja dan
pengangguran di Indonesia mendorong
seseorang untuk berwirausaha sebagai
alternatif pekerjaan yang menjajikan
di-masa depan. Menurut data BPS pada
bulan Agustus 2011, jumlah angkatan
kerja di Indonesia mencapai 117,4 juta
orang. Dengan Tingkat Pengangguran
Terbuka (TPT) mencapai 6,56 persen dari
jumlah penduduk Indonesia yang kurang
ABSTRACT
The study is to analyze the presence (1) Correlation repairs and maintenance
of the ability to interest in motor cycle do intrepreneurial workshop on
graders X SMK Dian Kirana 1 Sragen year 2011/2012. (2) Correlation
Creativity against do intrepreneurial workshop on graders X SMK Dian
Kirana 1 Sragen year 2011/2012. (3) Correlation ability repairs and
motorcycle maintenance and creativity together against do intrepreneurial
workshop on graders X SMK Dian Kirana 1 Sragen year 2011/2012.
On this research and used method of quantitive data presented in the
dascreptive analysis. The population on this coming from research program
X graders technical expertise light vehicle SMK Dian Kirana 1 Sragen year
2011/2012. Lesson about 131 people and taken some 100 student for a
sample of research. Data capture techniques used observation and quesioner.
Data analysis used technique correlation and the regression. The
requirements analysis used normality, test linearity and independency.
Analysis conducted prior to the validity by correlation product moment and
reliability with Alpha Cronbach.
Result show that test hypotheses (1) there are positive and significant
correlation between ability and motorcycle maintenance with entrepreneurial
interest. A correlation coefficient for both variable is 0,502. (2) there are
positive and significant between creativity with entrepreneurial interest. A
correlation coefficient for both variable is 0,782. (3) there are positive and
significant between repair ability and motorcycle maintenance and creativity
with entrepreneurial interest. A correlation coefficient between the two
independent variables with the dependent variable is 0.793.
Keywords :
Repair and Maintenance, Creativity, Entrepreneurial Interest.
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
215
lebih mencapai 237 juta jiwa (bps.go.id,
2011).
SMK merupakan salah satu lembaga
pendidikan
yang
bertanggungjawab
untuk
menciptakan
sumber
daya
manusia yang memiliki kemampuan,
ke-terampilan dan keahlian, sehingga
lulus-annya dapat mengembangkan kinerja
apabila terjun dalam dunia kerja. Potensi
lulusan SMK bukan hanya siap kerja,
namun memiliki peluang besar ikut
mengembangkan ekonomi melalui
ke-wirausahaan. Siswa SMK yang sedang
me-nempuh pendidikan harus dipersiapkan
tidak hanya untuk mengisi peluang kerja
sebagai pekerja pada dunia usaha dan
industri, akan tetapi juga upaya
pen-didikan yang memberikan lulusan SMK
memiliki
jiwa
dan
perilaku
atau
karakteristik kewirausahaan.
SMK dapat berupaya meningkatkan
motivasi berwirausaha siswa dengan
mengidentifikasi dan memberikan solusi
terhadap faktor-faktor yang menghambat
motivasi
siswa untuk
berwirausaha.
Menurut Joko Sutrisno, Direktur
Pem-binaan SMK Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, pendidikan kewirausahaan
menjadi bagian dari pembelajaran. SMK
wajib dilaksanakan pelatihan dagang
untuk siswa. Pokoknya, semua program
keahlian harus sampai pada mata rantai
menjual dan mengembangkan. Ini
meng-ajarkan
kewirausahaan
yang
nyata
kepada
siswa
(edukasi.kompas.com,
2012).
Seiring dengan perjalanan waktu,
tingkat lulusan SMK semakin meningkat.
Hal ini dapat dilihat dari peningkatan
jumlah SMK di beberapa kota di
Indonesia. Menurut Musliar Muslim,
Wakil Menteri Pendidikan dan
Kebudaya-an, kedepannya, secara nasional jumlah
SMK akan melebihi jumlah SMA dengan
proporsi
60:40
(edukasi.kompas.com,
2012).
Mengenai prospek lulusan SMK, data
SUSENAS 2006 menunjukkan bahwa
lulusan SMK ternyata lebih mudah
men-dapatkan pekerjaan (70.1%) dibandingkan
SMA (60.2%) atau MA (60.5%), dan yang
menarik lulusan SMA dan MA mempunyai
kesempatan bekerja yang sama. Sebagian
besar lulusan SMA sederajat bekerja
sebagai buruh/ karyawan, dimana lulusan
SMK (44.3%) lebih besar dibandingkan
SMA (32.6%) dan yang paling rendah
adalah MA (23,3%). Meskipun data
ter-sebut sudah tujuh tahun berlalu, namun
masih dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan
dalam
memahami
fenomena SMK.
Berwirausaha dibidang perbengkelan
adalah salah satu alternatif pekerjaan
yang bisa dilakukan oleh lulusan SMK.
Wirausaha merupakan istilah yang mulai
populer pada tahun l990an. Istilah yang
dikenal sebelumnya adalah
kewiraswasta-an dkewiraswasta-an
enterpreneurship. Wirausaha
ber-asal dari kata “wira” dan “usaha”. Wira
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
216
Keputusan
Menteri
Koperasi
dan
Pembinaan Pengusahan Kecil Nomor
961/KEP/M/XI/1995 Wirausaha adalah
orang yang mempunyai semangat, sikap,
perilaku dan kemampuan kewirausahaan.
Norman M. Scarborough dan Thomas W.
Zimmerer
(1993:5)
mengemukakan
definisi wirausaha sebagai berikut:
“ An
entrepreuneur is one who creates a new
business in the face of risk and
uncertainty for the perpose of achieving
profit
and
growth
by
identifying
opportunities
and
asembling
the
necessary resourses to capitalize on those
opportunuties”.
Dengan bekal pendidikan teknik
otomotif dan praktek kerja otomotif
dapat mendorong lulusan SMK untuk
membuka lapangan pekerjaan sendiri di
bidang
perbengkelan.
Berbagai
pengetahuan tentang otomotif beserta
permasalahan kerusakan dan perbaikan
maupun perawatan berkala sudah
di-ajarkan dibangku SMK. Kemampuan
tersebut dapat lebih ditingkatkan dengan
memperbanyak jam terbang di bidang
perbengkelan.
Untuk menciptakan sebuah usaha
perbengkelan yang maju dengan fasilitas
lengkap tentunya membutuhkan biaya/
modal yang tidak sedikit. Tetapi usaha
perbengkelan juga dapat dimulai dari
skala kecil atau bisa juga dengan
melakukan kerjasama dengan beberapa
orang sehingga akan menjadi ringan
untuk permodalan.
Memulai
wirausaha
perbengkelan
tidak hanya dengan dukungan modal dan
kemampuan/ skill. Akan tetapi, didukung
juga dengan kreatifitas dalam melakukan
bisnis. Munandar (1999) mendefinisikan
kreativitas sebagai kemampuan individu
dalam menciptakan suatu produk baru,
memberi gagasan-gagasan baru untuk
pemecahan suatu masalah, atau
ke-mampuan
individu
dalam
melihat
hubungan-hubungan baru antara
unsur-unsur yang telah ada sebelumnya.
Individu yang memiliki kreativitas akan
mencerminkan adanya kelancaran,
ke-luwesan dan orisinalitas dalam berpikir
serta
mampu
mengelaborasi
suatu
gagasan. Guilford (1971:138)
menyebut-kan bahwa kreativitas merupamenyebut-kan jenis
pemikiran
spesifik
yang
disebut
divergent thinking. Pemikiran ini akan
menghasilkan jawaban yang bervariasi
terhadap pemecahan suatu masalah dan
bukan hanya satu penyelesaian yang
benar.
Divergent
thinking
sebagai
indikator kreativitas meliputi kelancaran,
fleksibilitas, orisinalitas dan elaborasi
dalam berpikir.
per-http://jurnal.pasca.uns.ac.id
217
masalahan yang dihadapi. Dalam bisnis
perbengkelan hal itu penting untuk
mem-berikan kepuasan bagi para pelanggan.
Berdasarkan
permasalahan
dan
fenomena di atas, peneliti memilih judul
"Korelasi Kemampuan Perbaikan Dan
Perawatan Sepeda Motor dan Kreatifitas
Terhadap Minat Berwirausaha di Bidang
Perbengkelan
pada
Siswa
Kelas
X
Program Teknik Kendaraan Ringan SMK
Dian Kirana 1 Sragen Tahun pelajaran
2011/20
12”.
METODE PENELITIAN
Penelitian
ini menggunakan metode
kuantitatif dengan penyajian data secara
deskriptif
analisis.
populasi
dalam
penelitian ini adalah siswa Kelas X
Program Keahlian Teknik Kendaraan
Ringan SMK Dian Kirana 1 Sragen Tahun
Pelajaran 2011/2012. Populasi berjumlah
131 siswa dan sampel yang digunakan
untuk penelitian sebanyak 100 siswa.
Metode
pengambilan
sampel
secara
random sampling.
Pengambilan data untuk variabel
kemampuan perbaikan dan perawatan
sepeda motor menggunakan instrumen
observasi.
Sedang
untuk
variabel
kreativitas siswa dan minat berwirausaha
dibidang
perbengkelan
menggunakan
instrumen kuesioner.
Teknik analisis data menggunakan
teknik korelasi dan regresi. Sebelum
dilakukan analisis data, terlebih dahulu
dilakukan uji validitas dengan korelasi
product moment dan reliabilitas
meng-gunakan
Alpha Cronbach. Uji prasyarat
analisis
yang
dilakukan
yaitu
uji
normalitas,
uji
linearitas
dan
uji
independensi.
Kemudian
dilakukan
analisis data dengan uji korelasi, uji
signifikansi, uji determinasi dan uji
regresi.
HASIL PENELITIAN
3.1
Korelasi Kemampuan Perbaikan dan
Perawatan Sepeda Motor (X
1) dengan
Minat Berwirausaha (Y).
Pada hipotesis pertama dalam penelitian
ini menyatakan bahwa terdapat korelasi
positif antara kemampuan perbaikan dan
perawatan sepeda motor dengan minat
berwirausaha. Diduga bahwa semakin
tinggi kemampuan siswa dalam
melaku-kan perawatan dan perbaimelaku-kan sepeda
motor maka semakin tinggi pula minat
berwirausaha, sebaliknya semakin rendah
kemampuan perbaikan dan perawatan
sepeda motor maka semakin rendah
minat berwirausaha.
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
218
Model Summary.502a .252 .244 10.850
Model 1
R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Predictors: (Constant), X1 a.
ANOVAb
3876.360 1 3876.360 32.930 .000a 11536.230 98 117.717
15412.590 99 Regression
Residual Total Model 1
Sum of Squares df
Mean
Square F Sig.
Predictors: (Constant), X1 a.
Dependent Variable: Y b.
Coeffici entsa
.877 19.098 .046 .963 1.40 .245 .502 5.738 .000 (Constant)
X1 Model 1
B Std. Error Unstandardized
Coef f icients
Beta Standardized Coef f icients
t Sig.
Dependent Variable: Y a.
dan perawatan sepeda motor dengan
minat berwirausaha.
Setelah
mengetahui
keterkaitan
antara variabel X
1dengan variabel Y,
selanjutnya
dilakukan
pengujian
signifikansi korelasi yang dilakukan
dengan menguji t. Uji signifikansi adalah
untuk menentukan apakah variabel X
1signifikan terhadap variabel Y.
Berdasar-kan perhitungan yang dilakuBerdasar-kan dengan
SPSS 15, maka diperoleh t
hitungsebesar
5,738 sedangkan t
tabeldengan taraf
signifikansi 0,05 diperoleh sebesar 1,660.
Ternyata t
hitung(5,738) > t
tabel(1,660), maka
dapat
disimpulkan
bahwa
terdapat
korelasi positif dan signifikansi antara
Kemampuan perbaikan dan perawatan
sepeda
motor
dengan
minat
berwirausaha.
Setelah diketahui ada korelasi dan
signifikansi antara variabel X
1dengan Y,
selanjutnya
digunakan
analisis
determinasi yang dimaksudkan untuk
mengetahui seberapa besar pengaruh
variabel X
1terhadap variabel Y.
Tabel 1.
Koefisien Determinasi X
1dengan Y
Berdasarkan hasil perhitungan
diper-oleh hasil R square sebesar 0,252
me-nunjukkan bahwa 25,2 % variasi yang
terjadi pada minat berwirausaha dapat
dijelaskan oleh kemampuan perbaikan
dan perawatan sepeda motor.
Tabel 2.
Koefisien Regresi X
1dengan Y
Perhitungan
analisis
regresi
sederhana pada data variabel
Kemampu-an perawatKemampu-an dKemampu-an perbaikKemampu-an sepeda
motor
dengan
variabel
minat
ber-wirausaha menghasilkan arah regresi b
sebesar 1,405 dan konstanta a sebesar
0,877.
Maka dapat digambarkan bentuk
korelasi antara kedua variabel tersebut
dengan persamaan regresi Y= 0,877 +
1,405 X
1. Hal ini berarti dapat
menjelas-kan bahwa peningkatan satu unit
ke-mampuan perawatan dan perbaikan
sepeda motor akan diikuti dengan
meningkatnya
minat
berwirausaha
sebesar 1,405 pada konstanta 0,877.
Tabel 3.
Analisis Varians Regresi Linear
Y = 0,877+1,405X
1http://jurnal.pasca.uns.ac.id
219
Model Summary
.782a .611 .607 7.822
Model 1
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Est imat e
Predictors: (Constant), X2 a.
Coeffici entsa
28.03 6.677 4.198 .000 .791 .064 .782 12.405 .000 (Constant)
X2 Model 1
B Std. Error Unstandardized
Coef f icients
Beta Standardized Coef f icients
t Sig.
Dependent Variable: Y a.
harga F
hitungdan F
tabelternyata F
hitung(32,930) > F
tabel(3,938) maka dapat
disimpulkan bahwa terdapat korelasi
signifikan antara Kemampuan perbaikan
dan perawatan sepeda motor terhadap
minat siswa untuk berwirausaha.
3.2
Korelasi Kreativitas siswa dengan
Minat Berwirausaha
Pada hipotesis kedua dalam penelitian ini
menyatakan bahwa terdapat korelasi
positif antara Kreativitas dengan Minat
Berwirausaha. Di duga bahwa semakin
tinggi kretaifitas siswa maka semakin
tinggi pula minat berwirausaha,
sebalik-nya semakin rendah Kreativitas siswa
maka
semakin
rendah
minat
berwirausaha.
Dari hasil perhitungan menggunakan
software SPSS 15 didapat nilai korelasi
variabel X
2dan Y sebesar r= 0,782 dengan
tingkat signifikan p= 0,000 < a= 0,05. hal
ini
berarti
terdapat
korelasi
yang
signifikan antara variabel X
2dengan Y.
dengan melihat tolak ukur yang telah
ditetapkan oleh Akdon, nilai r
hitungsebesar
0,782 terletak pada interval 0,600
–
0,799
yang
menunjukkan
tingkat
kategori
tinggi
. Berarti terjadi korelasi yang tinggi
antara kreativitas siswa dengan minat
berwirausaha.
Setelah
mengetahui
keterkaitan
antara variabel X
2dengan variabel Y,
selanjutnya
dilakukan
pengujian
signifikansi korelasi yang dilakukan
dengan menguji t. Uji signifikansi adalah
untuk menentukan apakah variabel X
2signifikan terhadap variabel Y.
Berdasar-kan perhitungan yang dilakuBerdasar-kan dengan
SPSS 15, maka diperoleh t
hitungsebesar
12,405 sedangkan t
tabel
dengan taraf
signifikansi 0,05 diperoleh sebesar 1,660.
Ternyata t
hitung(12,405) > t
tabel(1,660),
maka dapat disimpulkan bahwa terdapat
korelasi positif dan signifikansi antara
Kreativitas dengan minat berwirausaha.
Setelah diketahui ada korelasi dan
signifikansi antara variabel X
2dengan Y,
selanjutnya
digunakan
analisis
determinasi yang dimaksudkan untuk
mengetahui seberapa besar pengaruh
variabel X
2terhadap variabel Y.
Tabel 4.
Koefisien Determinasi X
2dengan Y
Berdasarkan hasil perhitungan
diper-oleh hasil R
square sebesar 0,611
menunjukkan bahwa 61,1 % variasi yang
terjadi pada minat berwirausaha dapat
dijelaskan oleh Kreativitas siswa.
Tabel 5.
Koefisien Regresi X
2dengan Y
menghasil-http://jurnal.pasca.uns.ac.id
220
ANOVAb9415.879 1 9415.88 153.877 .000a 5996.711 98 61.191
15412.590 99 Regression
Residual Total Model 1
Sum of Squares df
Mean
Square F Sig.
Predictors: (Const ant ), X2 a.
Dependent Variable: Y b.
Model Summary
.793a .628 .620 7.687
Model 1
R
R Square
Adjusted R Square
St d. Error of the Estimate
Predictors: (Const ant), X2, X1 a.
kan arah koefisien regresi sebesar 0,791
dan konstanta a sebesar 28,029.
Maka dapat digambarkan bentuk
hubungan antara kedua variabel tersebut
dengan persamaan regresi Y= 28,029 +
0,791X
2. Hal ini berarti dapat
menjelas-kan
bahwa
peningkatan
satu
unit
Kreativitas akan diikuti dengan
me-ningkatnya minat berwirausaha sebesar
0,791 pada konstanta 28,029.
Tabel 7.
Analisis Varians Regresi Linear
Y = 28,029+0,791X
2Berdasarkan perhitungan diatas
di-peroleh harga F
hitungsebesar 153,877
sedangkan F
tabelpada tingkat kepercayaan
95% dengan dk (100-2)= 98, maka
diper-oleh F
tabelsebesar 3,938. Setelah diketahui
harga F
hitungdan F
tabelternyata F
hitung(153,877) > F
tabel(3,938) maka dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
signifikan antara Kreativitas terhadap
minat siswa untuk berwirausaha.
3.3
Korelasi Kemampuan Perbaikan dan
Perawatan Sepeda Motor, Kreativitas
siswa dengan Minat Berwirausaha
Pada hipotesis ketiga dalam penelitian ini
menyatakan bahwa terdapat korelasi
positif antara kemampuan perbaikan dan
perawatan sepeda motor dan Kreativitas
dengan minat berwirausaha. Diduga
bahwa semakin tinggi kemampuan siswa
dalam melakukan perawatan dan
per-baikan sepeda motor dan Kreativitas,
maka semakin tinggi pula minat
ber-wirausaha, sebaliknya semakin rendah
kemampuan perbaikan dan perawatan
sepeda motor dan Kreativitas, maka
semakin rendah minat berwirausaha.
Tabel 6.
Koefisien Determinasi X
1, X
2dengan Y
Dari tabel diatas diperoleh hasil r=
0,793. hal ini berarti terdapat korelasi
yang signifikan antara variabel X
1dengan
Y. dengan melihat tolak ukur yant telah
ditetapkan oleh Akdon, nilai r
hitungsebesar
0,793 terletak pada interval 0,600
–
0,799
yang
menunjukkan
tingkat
kategori
tinggi
. Berarti terjadi korelasi yang tinggi
antara kemampuan perbaikan dan
pe-rawatan sepeda motor dan Kreativitas
dengan minat berwirausaha.
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
221
Coeffici entsa2.947 13.532 .218 .828 .423 .200 .151 2.119 .037 .715 .072 .707 9.912 .000 (Constant)
X1 X2 Model 1
B Std. Error Unstandardized
Coef f icients
Beta Standardized Coef f icients
t Sig.
Dependent Variable: Y a.
ANOVAb
9681.302 2 4840.7 81.926 .000a
5731.288 97 59.085
15412.590 99
Regression Residual Total Model 1
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
Predictors: (Const ant ), X2, X1 a.
Dependent Variable: Y b.
Tabel 8.
Koefisien Regresi X
1, X
2dengan Y
Perhitungan
analisis
regresi
sederhana pada data variabel
Kemampu-an perawatKemampu-an dKemampu-an perbaikKemampu-an sepeda
motor dan Kreativitas dengan variabel
minat berwirausaha menghasilkan arah
regresi b sebesar 0,423 untuk variabel X
1,
b sebesar 0,715 untuk variabel X
2dan
konstanta a sebesar 2,947.
Maka dapat digambarkan bentuk
hubungan antara kedua variabel tersebut
dengan persamaan regresi Y= 2,947 +
0,423X
1+ 0,715 X
2.
Tabel 9.
Analisis Varians Regresi Linear
Y = 2,947+0,423X
1+0,715X
2Berdasarkan perhitungan diatas
di-peroleh harga F
hitungsebesar 81,926
sedangkan F
tabelpada tingkat kepercayaan
95% dengan dk (100-2)= 98, maka
di-peroleh F
tabelsebesar 3,089. Setelah
diketahui harga F
hitungdan F
tabelternyata
F
hitung(81,926) > F
tabel(3,089) maka dapat
disimpulkan bahwa terdapat korelasi
signifikan antara Kemampuan perbaikan
dan
perawatan
sepeda
motor
dan
Kreativitas terhadap minat siswa untuk
berwirausaha.
PEMBAHASAN
Hasil analisis regresi menyatakan bahwa
variabel bebas yang dipergunakan dalam
penelitian
ini
secara
bersama-sama
maupun secara individu mempunyai
korelasi yang positif dan signifikan
dengan minat berwirausaha siswa SMK
Dian Kirana 1 Sragen. Dengan uraian
masing-masing variabel sebagai berikut:
4.1
Kemampuan Perbaikan dan
Perawat-an Sepeda Motor
Korelasi kemampuan perbaikan dan
pe-rawatan sepeda motor yang positif dan
signifikan dengan minat berwirausaha
dibuktikan dengan nilai koefisien beta
sebesar 0,877 dan nilai t sebesar 5,738
menunjukkan bahwa tinggi rendahnya
kemampuan siswa SMK Dian Kirana 1
Sragen dalam melakukan praktek
per-baikan dan perawatan sepeda motor akan
berkorelasi langsung dengan minat
ber-wirausaha siswa.
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
222
dan perawatan sepeda motor mempunyai
korelasi positif dan signifikan dengan
minat berwirausaha siswa SMK Dian
Kirana 1 Sragen.
Dari uraian diatas menunjukkan
bahwa hipotesis yang menyatakan bahwa
terdapat korelasi kemampuan perbaikan
dan perawatan sepeda motor dengan
minat berwirausaha dibidang
perbengkel-an terbukti kebenarperbengkel-annya. Hal ini sejalperbengkel-an
dengan penelitian yang dilakukan oleh
Fu’adi dkk (2009) di SMK 1 Adiwerna
yang mendapatkan hasil korelasi positif
dan signifikan antara minat berwirausaha
dengan Praktek Kerja Industri (Prakerin).
Hasil dari penelitian ini juga mendukung
teori yang dikemukakan Ismangil bahwa
profesionalisme sebagai suatu elemen
kewirausahaan
yang
berhasil
hanya
tumbuh dari hasil pelatihan, pengalaman,
atau proses belajar tertentu (Ismangil,
2005: 9). Dalam hal ini hasil pelatihan
atau proses belajar tertentu itu bisa
di-pahami sebagai kemampuan perbaikan
dan perawatan sepeda motor sebagai
hasil dari proses pembelajaran dalam
praktek otomotif yang dilakukan oleh
siswa SMK.
4.2
Kreativitas
Korelasi Kreativitas siswa yang positif
dan
signifikan
dengan
minat
ber-wirausaha dibidang perbengkelan
di-buktikan dengan nilai koefisien beta
sebesar 0,791 dan nilai t sebesar 12,405
menunjukkan bahwa tinggi rendahnya
Kreativitas siswa SMK Dian Kirana 1
Sragen
akan
berhubungan
langsung
dengan minat berwirausaha siswa.
Sumbangan
efektif
variabel
Kreativitas sebesar 35% memberikan arti
bahwa setiap peningkatan Kreativitas
siswa sebesar satu satuan akan
me-ningkatkan minat berwirausaha sebesar
35% dengan asumsi bahwa faktor minat
berwirausaha lain dianggap tetap
(cateris
paribus)
dengan
demikian
variabel
Kreativitas mempunyai hubungan positif
dan
signifikan
dengan
minat
ber-wirausaha siswa SMK Dian Kirana 1
Sragen.
Dari uraian diatas menunjukkan
bahwa hipotesis yang menyatakan bahwa
terdapat
korelasi
Kreativitas
siswa
dengan minat berwirausaha dibidang
perbengkelan terbukti kebenarannya. Hal
ini sejalan dengan penelitian yang
dilaku-kan Lestari (2011) di SMP Muhammadiyah
3 Depok dengan hasil observasi selama
tindakan dan FGD menunjukkan bahwa
siswa memahami pentingnya nilai-nilai
yang terkandung dalam wirausaha seperti
sikap percaya diri, berani mengambil
risiko, dan kreativitas. Penelitian ini juga
mendukung teori David Campbell (1986:
11)
yang
mengemukakan
bahwa
kreativitas adalah kegiatan yang
men-datangkan hasil yang sifatnya Baru
(novel), Berguna
(useful) dan Dapat
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
223
dibidang perbengkelan. Hal ini juga
sesuai definisi Kewirausahaan (Suryana:
2003) adalah kemampuan kreatif dan
inovatif yang dijadikan dasar, kiat dan
sumber daya untuk mencari peluang
menuju sukses. Inti dari kewirausahaan
adalah kemampuan untuk menciptakan
sesuatu yang baru dan berbeda
(create
new and different) melalui berfikir kreatif
dan inovatif.
4.3
Kemampuan Perbaikan dan
Perawat-an Sepeda Motor dPerawat-an Kreativitas
dengan Minat berwirausaha.
Kemampuan perbaikan dan perawatan
sepeda motor dan Kreativitas siswa
ter-bukti memiliki korelasi positif dan
signifikan dengan minat berwirausaha
dibidang perbengkelan dengan koefisien
sumbangan sebesar 0,628 memberikan
makna bahwa kemampuan siswa dalam
melakukan perbaikan dan perawatan
sepeda motor yang disertai Kreativitas
siswa yang tinggi akan meningkatkan
minat siswa untuk berwirausaha dibidang
perbengkelan.
Hal tersebut juga dapat ditunjukkan
dengan nilai F
hitung(81,926) > F
tabel(3,089)
yang menyatakan bahwa secara
bersama-sama variabel kemampuan perbaikan dan
perawatan sepeda motor dan variabel
Kreativitas mempunyai korelasi yang
positif dengan minat berwirausaha di
bidang perbengkelan. Dari uraian diatas
menunjukkan bahwa ada korelasi positif
dan signifikan secara bersama-sama
variabel
kemampuan
perbaikan
dan
perawatan sepeda motor dan kreativitas
siswa
dengan
minat
berwirausaha
dibidang
perbengkelan
terbukti
kebenarannya.
Hasil penelitian ini mendukung teori
yang dikemukakan oleh Suryana (2003:
13) bahwa kewirausahaan adalah proses
penerapan proses kreativitas dan inovasi
dalam memecahkan persoalan dan
me-nemukan peluang untuk memperbaiki
kehidupan. Kewirausahaan adalah usaha
menciptakan nilai tambah dengan jalan
mengkombinasikan
sumber-sumber
melalui cara baru dan berbeda untuk
memenangkan persaingan. Nilai tambah
tersebut dapat diciptakan dengan cara
mengembangkan teknologi baru,
me-nemukan pengetahuan baru, meme-nemukan
cara baru untuk menghasilkan barang
dan jasa yang baru yang lebih efisien,
memperbaiki produk dan jasa yang
sudah ada, dan menemukan cara baru
untuk memberikan kepuasan kepada
konsumen.
KESIMPULAN
Hasil analisis statistik serta pembahasan
yang telah diuraikan pada Bab IV, dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1.
Terdapat korelasi yang positif dan
signifikan antara kemampuan
perbaik-an dperbaik-an perawatperbaik-an sepeda motor
dengan minat berwirausaha dibidang
perbengkelan.
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
224
dengan minat berwirausaha dibidang
perbengkelan.
3.
Terdapat korelasi yang positif dan
signifikan secara bersama-sama antara
kemampuan perbaikan dan perawatan
sepeda motor dan kreatifitas siswa
dengan minat berwirausaha dibidang
perbengkelan.
IMPLIKASI
Terbuktinya korelasi antara kemampuan
perbaikan dan perawatan sepeda motor
dengan minat berwirausaha dibidang
perbengkelan
memberikan
implikasi
bahwa kemampuan siswa dalam
me-lakukan perawatan dan perbaikan sepeda
motor dapat dijadikan modal bagi siswa
untuk berwirausaha. Tentunya
kemampu-an tersebut harus selalu dipupuk untuk
lebih mempertajam skill dari siswa.
Terbuktinya
korelasi
antara
kreativitas siswa dengan minat
ber-wirausaha dibidang perbengkelan
mem-berikan implikasi bahwa kreativitas siswa
dapat disalurkan untuk kegiatan yang
lebih
berguna
seperti
berwirausaha
dibidang perbengkelan. Kreativitas ini
juga perlu diasah dengan memberikan
permasalahan-permasalahan
sehinggga
akan
semakin
memperkuat
jiwa
kreativitas siswa dengan jalan mencari
troubleshooting
untuk
memecahkan
permasalahan tersebut.
Korelasi secara bersama-sama antara
variabel kemampuan perbaikan dan
pe-rawatan sepeda motor dan kreativitas
siswa dengan minat berwirausaha
mem-berikan implikasi bahwa dengan
ke-mampuan melakukan perbaikan dan
pe-rawatan sepeda motor, didukung dengan
kreativitas siswa yang tinggi akan
mem-berikan dampak positif kepada siswa
untuk melakukan kegiatan wirausaha.
SARAN
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian
diatas, maka disarankan untuk SMK Dian
Kirana 1 Sragen dan peneliti berikutnya
sebagai berikut :
1.
Untuk SMK Dian Kirana 1 Sragen
Untuk meningkatkan kemampuan
me-lakukan perawatan berkala dan perbaikan
pada sepeda motor, dapat dilakukan
dengan
menambah
jam
pada
extrakulikuler
atau
memberikan
pelatihan-pelatihan sebagai bekal untuk
memperkuat kemampuan perawatan dan
perbaikan pada sepeda motor.
Demikian pula dengan kreatifitas
siswa yang berkaitan dengan kemampuan
perbaikan dan perawatan sepeda motor
dapat dilakukan dengan mengasah
skill
siswa dengan keikutsertaan pada
lomba-lomba kreatifitas siswa. Dengan
keikut-sertaan dalam lomba kreatifitas, maka
siswa akan terbangun untuk lebih
meningkatkan kreatifitas pada diri siswa.
dapat
juga
dilakukan
variasi-variasi
dalam praktek otomotif untuk
rangsang kreatifitas siswa dalam
me-lakukan perbaikan dan perbaikan sepeda
motor.
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
225
yang jelas tentang dunia wirausaha dan
aplikasi
riil didunia wirausaha. Juga
di-berikan pengarahan untuk permodalan
sebagai salah satu pilar dari kegiatan
wirausaha.
2.
Untuk Peneliti Berikutnya
Hasil penelitian ini kiranya dapat
di-kembangkan peneliti berikutnya terkait
dengan
minat
dalam
berwirausaha
dengan menambah variabel bebas diluar
variabel yang telah diteliti, misalnya:
ke-mampuan pengelasan, keke-mampuan bubut
presisi, kemampuan gambar AUTOCAD
dan
manual,
kemandirian
serta
intelegensi.
DAFTAR PUSTAKA
Akuntono, Indra. 2012.
Jumlah SMK akan
melebihi
SMA.
www.edukasi.kompas.com
diakses
12 April 2012.
Arikunto, Suharsimi. 2002.
Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
BPS. 2011.
Berita Resmi Statistik, Badan
Pusat
Statistik.
www.bps.go.id.
diakses 20 Mei 2012.
Campbell,
David.
(1986).
Mengembangkan
Kreativitas.
Disadur oleh A.M. Mangunhardjana.
Yogyakarta: Kanisius.
Fadly Fuady, Iski, dkk. 2009.
Hubungan
Minat Berwirausaha Dengan Prestasi
Praktik Kerja Industri Siswa Kelas
XII Teknik Otomotif SMK Negeri 1
Adiwerna Kabupaten Tegal Tahun
Ajaran 2008/2009. Semarang :
Skripsi Prodi Pendidikan Teknik
Mesin Universitas Negeri Semarang.
Guilford, JP. 1971.
The Nature Of Human
Intellegence. London : McGraw Hill.
Hamalik, Oemar. 2008.
Pendidikan Guru
Berdasarkan
Pendekatan
Kompetensi. Jakarta: Bumi Aksara.
Ismangil,
Wagiyono.
2005.
Kewirausahaan
Manajemen
dan
Pengembangan Koperasi. Jakarta:
The Jakarta Consulting Group.
McClelland. 1993.
Memacu Masyarakat
Berprestasi. Jakarta: CV Intermedia.
Munandar,
S.C.
Utami.
1999.
Pengembangan
Kreativitas
Anak
Berbakat Jakarta: Depdiknas dan
Rineka Cipta.
Munandar,
S.C.
Utami.
1992.
Mengembangkan
Bakat
dan
Kreativitas Anak Sekolah (Petunjuk
Bagi Guru dan Orangtua). Jakarta:
Gramedia.
Suryana, 2003. Kewirausahaan, Pedoman
Praktis Kiat dan Proses Menuju
Sukses. Salemba Empat: Bandung.
Suryana, 2004.
Modul Kewirausahaan
SMK,
Memahami
Karakteristik
Kewirausahaan. Jakarta: Depdiknas.
Supriadi,
Dedi.
1994.
Kreativitas,
Kebudayaan
dan
Perkembangan
Iptek. Bandung: Alfabeta.