• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Model Pembelajaran Terpadu Tipe Connected terhadap Minat dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII SMP N 3 Banyubiru T1 202009105 BAB IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Model Pembelajaran Terpadu Tipe Connected terhadap Minat dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII SMP N 3 Banyubiru T1 202009105 BAB IV"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

41

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMP N 3 Banyubiru yang beralamat di Desa Wirogomo, Banyubiru Kabupaten Semarang. Objek penelitian adalah siswa kelas VIIIA dan VIIIB. Kelas VIIIA sebagai kelas eksperimen dengan jumlah siswa sebanyak 26 dan kelas VIIIB sebagai kelas kontrol dengan siswa sebanyak 24. Kelas eksperimen diberi perlakuan dengan model pembelajaran terpadu tipe connected, sedangkan kelas kontrol dengan model pembelajaran konvensional.

B. Kondisi Sebelum diberi Perlakuan

1. Minat Belajar Matematika

a. Deskripsi minat belajar matematika

Deskripsi minat belajar matematika digunakan untuk melihat minat siswa sebelum diberi perlakuan sehingga diperoleh gambaran mengenai keadaan kedua kelas. Hasil analisis deskripsi dapat dilihat pada Tabel 14.

Tabel 14

Deskripsi Minat Belajar Matematika sebelum Perlakuan

Berdasarkan Tabel 14, rata-rata minat belajar pada kelas eksperimen (VIIIA) adalah 116,62 dan pada kelas kontrol (VIIIB) adalah 117,08. Perbedaan rata-rata pada kedua kelas tidak terlalu signifikan, hanya 0,46. Nilai standar deviasi pada kelas VIIIA adalah 9,504 dan nilai standar deviasi kelas VIIIB adalah 12,954. Hasil angket minat belajar matematika dibuat kategori berdasarkan tingkatan dari Azwar (2012) . Hasil pengukuran minat belajar matematika dapat dilihat pada Tabel 15.

Group Statisti cs

26 116.62 9.504 1.864

24 117.08 12.954 2.644

kelas VI IIA VI IIB nilai

N Mean St d. Dev iation

(2)

Tabel 15

Kategori Minat Belajar Matematika sebelum Perlakuan

Interval Minat Kelas

Kontrol Eksperimen

, Tinggi 3 0

12,5% 0%

105,664 – 128,015 Sedang 16 23

66,5% 88%

<105,664 Rendah 5 3

21% 12%

Berdasarkan Tabel 15 terlihat bahwa sebanyak 3 siswa pada kelas eksperimen mempunyai minat belajar yang rendah terhadap matematika, 23 siswa mempunyai minat sedang, dan 0 siswa mempunyai minat yang tinggi. Sebagian besar siswa mempunyai minat sedang terhadap pelajaran matematika dengan persentase 88%. Pada kelas kontrol, sebagian besar siswa mempunyai minat belajar matematika dalam kategori sedang, yaitu sebanyak 16 dengan persentase 66,5%. Lima siswa mempunyai minat rendah dan 3 siswa mempunyai minat tinggi. Persentase minat belajar matematika setiap aspek sebelum diberi perlakuan dapat dilihat pada Tabel 16.

Tabel 16

Persentase Minat B elajar Matematika

Aspek Kelas

Kontrol Eksperimen

Perasaan senang 35% 34%

Perhatian 34% 34%

Aktivitas 31% 32%

Berdasarkan Tabel 16 terlihat bahwa pada kelas kontrol, aspek perasaan senang sebesar 35%, perhatian sebesar 34%, dan aktivitas sebesar 31%. Pada kelas eksperimen, aspek perasaan senang sebesar 34%, perhatian sebesar 34%, dan aktivitas sebesar 32%.

b. Uji normalitas minat belajar matematika

(3)

pada variabel kontrol dan eksperimen berdistribusi normal. Uji Kolmogorov-Smirnov digunakan untuk menguji normalitas data menggunakan SPSS 16.0 for windows. Data dikatakan berdistribusi normal jika nilai signifikan Kolmogorov-Smirnov > 0,05, sedangkan data dikatakan berdistribusi tidak normal jika nilai signifikan Kolmogorov-Smirnov < 0,05. Hasil olah data uji normalitas dapat dilihat pada Tabel 17.

Tabel 17

Uji Normalitas Minat Belajar Matematika sebelum Perlakuan

Kolmogorov-Smirnova Statistic df Sig.

Nilai .166 50 .001

Berdasarkan Tabel 17, terlihat nilai sig = 0,001 < 0,05 maka variabel berdistribusi tidak normal. Hal tersebut menunjukkan bahwa data nilai matematika kelas VIII SMP N 3 Banyubiru pada semester pertama berdistribusi tidak normal.

c. Uji banding dua sampel minat belajar matematika

Uji analisis menggunakan statistik non parametrik karena data tidak normal. Data dari kedua kelas dikatakan memiliki rataan sama jika nilai signifikan > 0,05, sedangkan data dari kedua kelas dikatakan memiliki rataan yang berbeda jika nilai signifikan < 0,05. Hasil analisis dapat dilihat pada Tabel 18.

Tabel 18

Uji Banding Dua Sampel Minat Belajar Matematika sebelum Perlakuan

Nilai

Mann-Whitney U 303.500

Wilcoxon W 654.500

Z -.165

Asymp. Sig. (2-tailed) .869

(4)

Berdasarkan Tabel 18, nilai sig 0,869 > 0,05 maka rataan kedua sampel sama. Hal ini berarti kelas VIIIA dan kelas VIIIB mempunyai minat awal yang sama.

2. Hasil Belajar Matematika

a. Deskripsi hasil belajar matematika

Deskripsi hasil belajar matematika digunakan untuk melihat hasil belajar siswa sebelum diberi perlakuan sehingga diperoleh gambaran mengenai keadaan kedua kelas. Hasil belajar matematika sebelum diberi perlakuan menggunakan nilai dari guru pada tes akhir semester 1. Hasil analisis deskripsi dapat dilihat pada Tabel 19.

Tabel 19

Deskripsi Hasil Belajar Matematika sebelum Perlakuan

Berdasarkan Tabel 19, rata-rata hasil belajar pada kelas eksperimen (VIIIA) adalah 47,12 dan pada kelas kontrol (VIIIB) adalah 49,48. Perbedaan rata-rata pada kedua kelas tidak terlalu signifikan, hanya 2,36. Nilai standar deviasi pada kelas VIIIA adalah 17,7439 dan nilai standar deviasi kelas VIIIB adalah 12,4451. Hasil belajar matematika dibuat kategori berdasarkan tingkatan dari Azwar (2012). Hasil pengukuran dapat dilihat pada Tabel 20.

Tabel 20

Kategori Hasil Belajar Matematika sebelum Perlakuan

Interval Hasil

Belajar

Kelas

Kontrol Eksperimen

≥ , Tinggi 2 4

8,35% 15%

32,928 – 63,571 Sedang 20 17

83,3% 66%

< 32,928 Rendah 2 5

8,35% 19% Group Statisti cs

26 47.12 17.744 3.480

24 49.48 12.445 2.540

kelas VI IIA VI IIB nilai

N Mean St d. Dev iation

(5)

Berdasarkan Tabel 20 terlihat bahwa sebanyak 5 siswa pada kelas eksperimen mempunyai minat belajar yang rendah terhadap matematika, 17 siswa mempunyai minat sedang, dan 4 siswa mempunyai minat yang tinggi. Sebagian besar siswa mempunyai minat sedang terhadap pelajaran matematika dengan persentase 66%. Pada kelas kontrol, sebagian besar siswa mempunyai minat belajar matematika dalam kategori sedang, yaitu sebanyak 20 dengan persentase 83,3%. Dua siswa mempunyai minat rendah dan 2 siswa mempunyai minat tinggi.

b. Uji normalitas hasil belajar matematika

Normalitas merupakan uji prasyarat sebelum melakukan uji banding dua sampel yang berguna untuk mengetahui apakah data pada variabel kontrol dan eksperimen berdistribusi normal. Uji Kolmogorov-Smirnov digunakan untuk menguji normalitas data menggunakan SPSS 16.0 for windows. Data dikatakan berdistribusi normal jika nilai signifikan Kolmogorov-Smirnov > 0,05, sedangkan data dikatakan berdistribusi tidak normal jika nilai signifikan Kolmogorov-Smirnov < 0,05. Hasil olah data uji normalitas dapat dilihat pada Tabel 21.

Tabel 21

Uji Normalitas Hasil Belajar Matematika sebelum Perlakuan

Kolmogorov-Smirnova Statistic Df Sig.

Nilai .106 50 .200*

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Berdasarkan Tabel 21 nilai Test of Normality terlihat nilai sig = 0,200 > 0,05 maka variabel berdistribusi normal. Hal tersebut menunjukkan bahwa data nilai matematika kelas VIII SMP N 3 Banyubiru pada tes akhir semester pertama berdistribusi normal.

c. Uji banding dua sampel

(6)

berbeda jika nilai signifikan < 0,05. Hasil olah data uji banding dua sampel dapat dilihat pada Tabel 22.

Tabel 22

Uji Banding Dua Sampel Hasil Belajar Matematika sebelum Perlakuan

Berdasarkan Tabel 22, kolom ketiga nilai sig 0,118 > 0,05. Hal ini kedua kelas mempunyai varian sama atau kedua kelas yaitu kelas VIIIA dan VIIIB homogen. Informasi homogenitas digunakan untuk melakukan uji lanjut yaitu uji banding t. pada dua baris terakhir output Independent Samples Test terlihat Equal variances assumed dan Equal variances not assumed. Berdasarkan uji homogenitas di atas, maka dalam uji t harus memilih Equal variances assumed. Pada t nilai sig = 0,591 > 0,05. Maka rataan kedua sampel sama. Rata-rata kelas VIIIA adalah 47,115 dan kelas VIIIB adalah 49,479. Perbedaan rata-rata kedua kelas tidak terlalu signifikan. Hal ini berarti kelas VIIIA dan kelas VIIIB mempunyai kemampuan sama dalam matematika.

C. Kondisi Setelah diberi Perlakuan

1. Minat Belajar Matematika

a. Deskripsi minat belajar matematika

Hasil minat belajar matematika siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dideskripsikan dengan bantuan program SPSS versi 16.00 yang dapat dilihat pada Tabel 23.

Independent Samples Test

2.534 .118 -.541 48 .591 -2.3638 4.3688 -11.1478 6.4202

-.549 44.889 .586 -2.3638 4.3085 -11.0421 6.3145 Equal variances

assumed Equal variances not assumed nilai

F Sig. Levene's Test f or Equality of Variances

t df Sig. (2-tailed) Mean Dif f erence

Std. Error

Dif f erence Lower Upper 95% Confidence

(7)

Tabel 23

Deskripsi Minat Belajar Matematika setelah Perlakuan

Berdasarkan Tabel 23 terlihat bahwa dari 26 siswa pada kelas eksperimen mempunyai skor maksimal 143, skor minimal 91, standar deviasi 15,899 dan rata-rata skor 114,31. Sedangkan pada kelas kontrol yang berjumlah 24 siswa mempunyai skor maksimal 135, skor minimal 99, standar deviasi 10,128, dan rata-rata 115,17.

Hasil minat belajar matematika dibuat kategori berdasarkan tingkatan dari Azwar (2012). Hasil pengukuran minat belajar matematika terhadap subjek penelitian dapat dilihat pada Tabel 24.

Tabel 24

Kategori Minat Belajar Matematika setelah Perlakuan

Interval Minat Kelas

Kontrol Eksperimen

, Tinggi 3 6

12,5% 23%

101,404 - 128,035 Sedang 18 14

75% 54%

< 101,404 Rendah 3 6

12,5% 23%

Berdasarkan Tabel 24 terlihat bahwa sebanyak 3 siswa pada kelas eksperimen mempunyai minat belajar yang rendah terhadap matematika, 18 siswa mempunyai minat sedang, dan 5 siswa mempunyai minat yang tinggi. Sebagian besar siswa mempunyai minat sedang terhadap pelajaran matematika dengan persentase 54%. Pada kelas kontrol, sebagian besar siswa mempunyai minat belajar matematika dalam kategori sedang, yaitu sebanyak 12 dengan persentase 75%. Tujuh siswa mempunyai minat rendah dan 5 siswa

Group Statisti cs

26 114.31 15.899 3.118

24 115.17 10.128 2.067

kelas VI IIA VI IIB nilai

N Mean St d. Dev iation

(8)

mempunyai minat tinggi. Persentase minat belajar matematika setiap aspek setelah diberi perlakuan dapat dilihat pada Tabel 25.

Tabel 25

Persentase Minat Belajar Matematika

Aspek Kelas

Kontrol Eksperimen

Perasaan senang 35% 33%

Perhatian 31% 34%

Aktivitas 34% 33%

Berdasarkan Tabel 25 terlihat bahwa pada kelas kontrol, aspek perasaan senang sebesar 35%, perhatian sebesar 31%, dan aktivitas sebesar 34%. Pada kelas eksperimen, aspek perasaan senang sebesar 33%, perhatian sebesar 34%, dan aktivitas sebesar 33%.

b. Uji normalitas minat belajar matematika

Normalitas merupakan uji prasyarat sebelum melakukan uji banding dua sampel yang berguna untuk mengetahui apakah data pada variabel kontrol dan eksperimen berdistribusi normal. Uji Kolmogorov-Smirnov digunakan untuk menguji normalitas data Menggunakan SPSS 16.0 for windows. Data dikatakan berdistribusi normal jika nilai signifikan Kolmogorov-Smirnov > 0,05, sedangkan data dikatakan berdistribusi tidak normal jika nilai signifikan Kolmogorov-Smirnov < 0,05. Hasil olahdata uji normalitas dapat dilihat pada Tabel 26.

Tabel 26

Uji Normalitas Minat Belajar Matematika Setelah Perlakuan

Kolmogorov-Smirnova Statistic df Sig.

minat belajar matematika .103 50 .200* a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

(9)

c. Uji banding dua sampel

Analisis uji banding dua sampel digunakan untuk mengetahui apakah ada perbedaan nilai atau hasil belajar pada kedua kelas. Data dari kedua kelas dikatakan memiliki rataan sama jika nilai signifikan > 0,05, sedangkan data dari kedua kelas dikatakan memiliki rataan yang berbeda jika nilai signifikan < 0,05. Hasil olah data uji banding dua sampel dapat dilihat pada Tabel 27.

Tabel 27

Uji Banding Dua Sampel Minat Belajar Matematika setelah Perlakuan

Berdasarkan Tabel 27 pada kolom ketiga nilai sig 0,047 < 0,05. Hal ini berarti kedua kelas tidak homogen. Artinya kedua kelas yaitu kelas VIIIA dan kelas VIIIB tidak mempunyai varian sama (tidak homogen). Informasi tentang homogenitas digunakan untuk melakukan uji lanjut yaitu uji banding t. Pada dua baris terakhir output Independent Samples Test terlihat Equal variances assumed dan Equal variances not assumed. Berdasarkan uji homogenitas di atas, maka dalam uji t harus memilih Equal variances not assumed.

Pada t nilai sig = 0,819 > 0,05, artinya rataan kedua kelas sama. Hasil output pada Tabel 23 dapat dilihat bahwa diperoleh rata-rata pada kelas kontrol (VIIIB) yaitu 115,17 lebih tinggi daripada kelas kontrol (VIIIA) yaitu 114,31. Perbedaan rata-rata kelas kontrol dan kelas eksperimen tidak signifikan, hanya 0,88. Hal ini menunjukkan bahwa minat belajar kelas eksperimen sama dengan minat belajar kelas kontrol, sehingga dapat disimpulkan disimpulkan bahwa pembelajaran matematika dengan model pembelajaran terpadu tipe connected tidak berpengaruh terhadap minat belajar matematika siswa kelas VIII.

Independent Samples Test

4.162 .047 -.226 48 .822 -.859 3.806 -8.512 6.794

-.230 42.818 .819 -.859 3.741 -8.405 6.687 Equal variances

assumed Equal variances not assumed nilai

F Sig. Levene's Test f or Equality of Variances

t df Sig. (2-tailed) Mean Dif f erence

Std. Error

Dif f erence Lower Upper 95% Confidence

(10)

2. Hasil Belajar Matematika (Posttest)

a. Deskripsi Posttest

Hasil posttest siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat didefinisikan dengan bantuan program SPSS versi 16.00 yang dapat dilihat pada Tabel 28.

Tabel 28

Deskripsi Posttest

Berdasarkan Tabel 28 terlihat bahwa kelas eksperimen berjumlah 26 siswa. Nilai tertinggi pada kelas eksperimen adalah 89 dan nilai terendah 60. Rata-rata kelas adalah 74,81 dan standar deviasinya 9,432. Kelas kontrol berjumlah 24 siswa, dengan nilai tertinggi 89 dan nilai terendah 48. Rata-rata kelas kontrol adalah 66,50 dan standar deviasinya 12,230. Hasil belajar matematika dibuat kategori berdasarkan tingkatan dari Azwar (2012). Hasil pengukuran minat belajar matematika terhadap subjek penelitian dapat dilihat pada Tabel 29.

Tabel 29

Kategori Hasil Belajar Matematika (Posttest)

Interval Hasil

Belajar

Kelas

Kontrol eksperimen

≥ , Tinggi 4 7

17% 27%

59,28 – 82,35 Sedang 16 19

66% 73%

< 59,28 Rendah 4 0

17% 0%

Berdasarkan Tabel 29 terlihat bahwa pada kelas eksperimen sebanyak 0 siswa memperoleh hasil belajar rendah, 19 siswa

Group Statisti cs

26 74.81 9.432 1.850

24 66.50 12.230 2.496

kelas VI IIA VI IIB nilai

N Mean St d. Dev iation

(11)

memperoleh hasil belajar sedang, dan 7 siswa memperoleh hasil belajar tinggi. Sebagian besar siswa memperoleh hasil belajar yang sedang dengan persentase 73%. Pada kelas kontrol, sebagian besar siswa memperoleh hasil belajar sedang yaitu 16 siswa dengan persentase 66%, 4 siswa memperoleh nilai rendah, dan 4 siswa memperoleh nilai tinggi.

b. Uji normalitas posttest

Normalitas merupakan uji prasyarat sebelum melakukan uji banding dua sampel yang berguna untuk mengetahui apakah data pada variabel kontrol dan eksperimen berdistribusi normal. Uji Kolmogorov-Smirnov digunakan untuk menguji normalitas data Menggunakan SPSS 16.0 for windows. Data dikatakan berdistribusi normal jika nilai signifikan Kolmogorov-Smirnov > 0,05, sedangkan data dikatakan berdistribusi tidak normal jika nilai signifikan Kolmogorov-Smirnov < 0,05. Hasil uji normalitas hasil belajar matematika (posttest)) dapat dilihat pada Tabel 30.

Tabel 30

Uji Normalitas Hasil Belajar Matematika (Posttest)

Kolmogorov-Smirnova Statistic Df Sig.

hasil belajar matematika

(posttest) .108 50 .198

a. Lilliefors Significance Correction

Berdasarkan Tabel 18 terlihat bahwa nilai sig pada kolmogorov smirnof yaitu 0,198. Nilai tersebut lebih besar dari 0,05, maka data hasil belajar matematika berdistribusi normal.

c. Uji banding dua sampel

(12)

Tabel 31

Uji Banding Dua Sampel Posttest

Berdasarkan Tabel 26 Pada kolom ketiga nilai sig 0,317 > 0,05. Hal ini berarti kedua kelas homogen. Artinya kedua kelas yaitu kelas VIIIA dan kelas VIIIB mempunyai varian sama (homogen). Informasi tentang homogenitas digunakan untuk melakukan uji lanjut yaitu uji banding t. Pada dua baris terakhir output Independent Samples Test terlihat Equal variances assumed dan Equal variances not assumed. Berdasarkan uji homogenitas di atas, maka dalam uji t harus memilih Equal variance assumed.

Pada t nilai sig = 0,010 < 0,05, artinya rataan berbeda. Hasil output pada Tabel 23 dapat dilihat bahwa diperoleh rata-rata pada kelas kontrol (VIIIB) yaitu 66,50 lebih rendah daripada kelas kontrol (VIIIA) yaitu 74,81. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar kelas eksperimen lebih baik dari pada hasil belajar kelas kontrol, sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika dengan model pembelajaran terpadu tipe connected berpengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII.

D. Pembahasan Hasil Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran terpadu tipe connected terhadap minat dan hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP N 3 Banyubiru. Hasil pembelajaran dipengaruhi oleh pelaksanaan pembelajaran, sehingga diperlukan analisis pelaksanaan untuk menjelaskan tingkat keberhasilan pembelajaran. Hasil analisis pelaksanaan pembelajaran berdasarkan atas lembar observasi dapat dilihat pada Lampiran 15. Penelitian dapat tercapai tujuannya jika minat

Independent Samples Test

1.023 .317 2.702 48 .010 8.308 3.075 2.125 14.490

2.674 43.207 .011 8.308 3.107 2.043 14.573 Equal variances

assumed Equal variances not assumed nilai

F Sig. Levene's Test f or Equality of Variances

t df Sig. (2-tailed) Mean Dif f erence

Std. Error

Dif f erence Lower Upper 95% Confidence

(13)

belajar matematika dan hasil belajar matematika pada kelas VIIIA dan kelas VIIIB mempunyai kemampuan awal yang sama.

Berdasarkan hasil analisis uji banding dua sampel sebelum diberi perlakuan, didapat nilai sig untuk hasil minat belajar adalah 0,869 > 0,05 yang artinya rataan kedua kelas sama. Berdasarkan Tabel 14, diperoleh rata-rata pada kelas VIIIA adalah 116,62 dan pada kelas VIIIB adalah 117,08. Kelas VIIIB mempunyai rata-rata lebih tinggi dari kelas VIIIA. Perbedaan rata-rata pada kedua kelas tidak signifikan, hanya 0,46. Hal ini berarti kedua kelas mempunyai minat yang sama sebelum diberi perlakuan.

Uji banding dua sampel hasil belajar siswa sebelum diberi perlakuan didapat nilai sig untuk hasil belajar adalah 0,118 > 0,05 yang berarti rataan kedua kelas sama. Berdasarkan Tabel 19, diperoleh rata-rata pada kelas VIIIA adalah 47,115 dan kelas VIIIB adalah 49,479. Kelas VIIIB mempunyai rata-rata lebih tinggi dari kelas VIIIA. Perbedaan rata-rata pada kedua kelas tidak signifikan, hanya 2,364. Hal ini menunjukkan bahwa kedua kelas mempunyai hasil belajar yang sama sebelum diberi perlakuan.

Minat belajar matematika pada kelas VIIIA setelah diajar menggunakan model pembelajaran terpadu tipe connected sama dengan kelas VIIIB yang diajar dengan model konvensional. Hal ini terlihat dari uji banding dua sampel diperoleh nilai sig 0,819 > 0,05 yang berarti rataan kedua kelas sama. Berdasarkan Tabel 23 diperoleh rata-rata minat belajar pada kelas VIIIB yaitu 115,17 lebih tinggi daripada kelas VIIIA yaitu 114,31. Perbedaan rata-rata kelas VIIIA dan kelas VIIIB tidak signifikan, hanya 0,88. Hal ini menunjukkan bahwa minat belajar kelas VIIIA sama dengan minat belajar kelas VIIIB.

(14)

pembelajaran terpadu tipe connected terhadap minat belajar matematika siswa kelas VIII SMP N 3 Banyubiru.

Berdasarkan uraian di atas, pembelajaran matematika dengan model terpadu tipe connected tidak berpengaruh terhadap minat belajar siswa, namun berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Hal ini terlihat dari rata-rata kelas VIIIA yaitu 74,81 lebih baik dari kelas VIIIB yaitu 66,50. Berdasarkan analisis menggunakan uji banding dua sampel diperoleh nilai sig 0,010 < 0,05 yang berarti rataan kedua kelas berbeda.

Hasil belajar pada kelas VIIIA lebih baik, disebabkan karena penggunaan model pembelajaran terpadu tipe connected. Proses pembelajaran yang holistik, bermakna, dan otentik menjadikan siswa mampu memperoleh gambaran secara menyeluruh tentang materi yang saling berkaitan sehingga dapat memahami konsep materi yang diajarkan. Setiap siswa aktif berdiskusi dalam kelompoknya masing-masing, karena presentasi ditunjuk secara acak oleh guru. Siswa menjadi lebih berani bicara didepan kelas karena dituntut untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok. Hal ini bagus bagi diri siswa karena berani mengungkapkan pendapatnya sehingga tidak hanya diam saat tidak paham tentang materi yang diajarkan oleh guru. Pembelajaran dengan model pembelajaran terpadu tipe connected mempermudah siswa untuk mengenal, menerima, menyerap, dan memahami keterkaitan antara konsep, pengetahuan yang terdapat dalam beberapa indikator dan kompetensi dasar sehingga siswa diharapkan dapat terbiasa berpikir teratur, terarah, utuh, menyeluruh, dan sistematik. Hal ini sependapat dengan Ambardini (2009) yang mengatakan bahwa melalui pembelajaran terpadu tipe connected, siswa dapat memperoleh pengalaman langsung sehingga dapat menambah kekuatan untuk mencari, menyimpan, dan menerapkan konsep yang telah dipelajarinya. Dengan demikian, hasil belajar yang diperoleh dapat optimal.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran terpadu tipe connected terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII. Dengan demikian, hipotesis yang menyatakan

terdapat pe garuh odel pe belajara terpadu tipe connected terhadap

Gambar

Tabel 14 Deskripsi Minat Belajar Matematika sebelum Perlakuan
Tabel 15
Tabel 17 Uji Normalitas Minat Belajar Matematika sebelum Perlakuan
Tabel 21 Uji Normalitas Hasil Belajar Matematika sebelum Perlakuan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Aims relating to harm reduction that are readily identifiable within user involvement and organising include: responding to public health threats; improving the accessibility and

tidak berkunjung (A), Untuk memudahkan penghitungan setiap bulan, sekali kolom 4: umur, pernah menghitung pasien gagal follow-up, berilah tanda kolom 5: sex x dalam

Digital Repository Universitas Jember... Digital Repository

Hipotesis dalam penelitian ini adalah “Ada hubungan positif antara Kepemimpinan Kepala Sekolah dengan Kinerja Guru.” Dimana semakin baik kepemimpinan kepala sekolah

Remaja dengan Peer group (kelompok teman sebaya) yang tergabung dalam komunitas biasanya anggota komunitas lebih fokus pada aktivitas kelompok, tindakan mereka dilakukan

Potensi lestari (MSY) untuk sumberdaya ikan tembang di perairan Selat Malaka, Kabupaten Serdang Bedagai sebesar 5.930,582 ton/tahun, sementara effort optimum sebesar 22.466

Oleh karena itu diperlukan suatu informasi pemesanan tanah makam di Pemakaman Lendang Guar yang dapat membantu petugas makam dalam pengelolaan pemakaman sehingga dapat

Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pertambahan berat badan bayi usia 4 - 6 bulan yang diberi ASI eksklusif dan susu formula.. Metode