• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG DIAJARKAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER DAN STUDENT TEAMS-ACHIEVEMENT DIVISION PADA MATERI LINGKARAN DI KELAS VIII SMP NEGERI 17 MEDAN T.A 2013/2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG DIAJARKAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER DAN STUDENT TEAMS-ACHIEVEMENT DIVISION PADA MATERI LINGKARAN DI KELAS VIII SMP NEGERI 17 MEDAN T.A 2013/2014."

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG DIAJARKAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

NUMBERED HEADS TOGETHER DAN STUDENT TEAMS-ACHIEVEMENT DIVISION PADA MATERI LINGKARAN DI KELAS VIII

SMP NE GERI 17 MEDAN T.A 2013/2014

Oleh: Hotlina Siregar NIM. 409411015

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)

i

(3)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala berkah dan hidayah-NYA sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini berjudul “ Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Diajarkan dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together dan Student

Teams-Achievement Division Pada Materi Lingkaran di Kelas VIII SMP Negeri 17 Medan T.A 2013/2014”. Skripsi ini disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak, oleh sebab itu sudah sewajarnya dengan rasa rendah hati dan tulus penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Rektor UNIMED Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si beserta seluruh Pembantu Rektor sebagai pimpinan UNIMED, Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc., Ph.D selaku Dekan FMIPA UNIMED beserta Pembantu Dekan I, II, dan III di lingkungan UNIMED, Bapak Drs. Syafari, M.Pd selaku Ketua Jurusan Matematika, Bapak Drs. Zul Amry, M.Si selaku Ketua Program Studi Matematika, Bapak Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Akademik, Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Matematika. Saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Bapak Prof. Dr. Asmin, M.Pd selaku pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan dan saran guna kesempurnaan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan pada Bapak Drs. Asrin Lubis, M.Pd, Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Pd, Ibu Dra. Nurliani Manurung, M.Pd, selaku dosen penguji

yang telah memberikan masukan dan saran mulai dari perencanaan penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan

kepada seluruh Bapak dan Ibu dosen serta staf pegawai jurusan Matematika FMIPA UNIMED yang telah banyak membantu penulis.

(4)

v

kepada Adikku yang tersayang Nita Wardani Siregar dan Finta Maulina Siregar serta seluruh keluarga yang juga selalu memberikan dukungan doa dan motivasi. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Pelan Tarigan selaku Kepala SMP Negeri 17 Medan, Ibu Mariyunah, S.Pd dan Bapak Pamuji, S.Pd selaku guru bidang studi matematika SMP Negeri 17 Medan, Bapak Felix Teothimus Sudarman selaku Kepala Tata Usaha SMP Negeri 17 Medan serta

guru-guru dan staf pegawai SMP Negeri 17 Medan yang telah banyak membantu serta terima kasih atas segala arahan bantuan dan kerjasama yang diberikan kepada penulis selama penelitian.

Penulis juga berterima kasih kepada teman-teman terbaikku yaitu Yuli Handayani dan dari kelas Reg. A ’09, Ainun, Lily, Seprina, Dian, Eva, Uwis, Amma, Siti Masitoh dan teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu serta buat teman-teman seangkatan seperjuangan dan adik-adik stambuk. Tidak lupa juga ucapan terima kasih kepada Imelda Sinaga, Kak Juli, Kak Suci, Kak Lisa, Kak Hada, Kak Wiwit, Kak Mondang (de rangsel) Serta Nisa, Meha, Melda, Handri, Cindy dan teman-teman PPLT di SMP Negeri 5 Lima Puluh yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Terima kasih karena telah memberikan warna-warni dalam perjalanan hidupku.

Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini, kiranya isi skripsi ini bermanfaat bagi dunia pendidikan. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih.

Medan, April 2014

Penulis,

(5)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Daftar Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar ix

Daftar Tabel x

Daftar Lampiran xi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah 1

1.2 Identifikasi Masalah 6

1.3 Batasan Masalah 6

1.4 Rumusan Masalah 6

1.5 Tujuan Penelitian 7

1.6 Manfaat Penelitian 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1Kerangka Teoritis 9

2.1.1 Pengertian Belajar 9

2.1.2 Hasil Belajar 10

2.1.3 Pembelajaran Matematika 11

2.1.4 Model Pembelajaran 13

2.1.5 Model Pembelajaran Kooperatif 14

(6)

vii

2.1.7.1 Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD 25 2.1.8 Perbedaan Model Pembelajaran NHT dan STAD 26

2.2 Materi 27

2.2.1 Lingkaran 27

2.3 Peneliti yang Relevan 31

2.4 Kerangka Konseptual 32

2.5 Hipotesis Penelitian 33

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 34

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian 34

3.2.1 Populasi Penelitian 34

3.2.2 Sampel Penelitian 34

3.3 Variabel Penelitian 34

3.4 Definisi Operasional Variabel 35

3.5 Jenis dan Desain Penelitian 35 3.6 Prosedur Penelitian 36 3.7 Alat Pengumpul Data 39 3.8 Teknik Analisis Data 39 3.8.1 Menghitung Rata-rata Skor 40

3.8.2 Menghitung Standart Deviasi 40 3.8.3 Uji Normalitas 40

3.8.4 Uji Homogenitas 41

3.8.5 Uji Hipotesis 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Data Hasil Penelitian 44

4.1.1 Analisis Data Hasil Belajar Siswa Eksperimen A 45

4.1.2 Analisis Data Hasil Belajar Siswa Eksperimen B 46

4.1.3 Pengujian Hipotesis 47

(7)

viii

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan 50

5.2 Saran 51

(8)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1. Skema Prosedur Penelitian 38

(9)

x

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif 16 Tabel 2.2. Fase-Fase Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD 22

Tabel 2.3. Perhitungan Skor Perkembangan 23

Tabel 2.4. Tingkat Penghargaan Kelompok 24

Tabel 2.5 Perbedaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT dan STAD 26

Tabel 3.1. Desain Penelitian 36

Tabel 4.1 Daftar Distribusi Frekuensi Data Postes Siswa Kelas 45 Eksperimen A

Tabel 4.2 Daftar Distribusi Frekuensi Data Postes Siswa Kelas 46 Eksperimen B

(10)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 RPP I Kelas Eksperimen A 54

Lampiran 2 RPP II Kelas Eksperimen A 59

Lampiran 3 RPP III Kelas Eksperimen A 64

Lampiran 4 RPP I Kelas Eksperimen B 69

Lampiran 5 RPP II Kelas Eksperimen B 74

Lampiran 6 RPP III Kelas Eksperimen B 79

Lampiran 7 Lembar Kegiatan Siswa I 84

Lampiran 8 Alternatif Jawaban Lembar Kegiatan Siswa I 86

Lampiran 9 Lembar Kegiatan Siswa II 87

Lampiran 10 Alternatif Jawaban Lembar Kegiatan Siswa II 89

Lampiran 11 Lembar Kegiatan Siswa III 90

Lampiran 12. Alternatif Jawaban Lembar Kegiatan Siswa III 93

Lampiran 13 Kisi-Kisi Pretest 95

Lampiran 14 Soal Pretest 96

Lampiran 15 Alternatif Jawaban Pretest 97

Lampiran 16 Kisi-Kisi Posttest 99

Lampiran 17 Soal Posttest 100

Lampiran 18 Alternatif Jawaban Postes 101

Lampiran 19 Lembar Validasi Pretes 103

Lampiran 20 Lembar Validasi Postes 106

Lampiran 21 Daftar Nama Validator 109

Lampiran 22 Pedoman Penskoran Pretes 110

Lampiran 23 Pedoman Penskoran Postes 111

Lampiran 24 Data Kelas Eksperimen A 112

Lampiran 25 Data Kelas Eksperiman B 113

(11)

xii

Lampiran 29 Penguujian Hipotesis 128

Lampiran 30 Lembar Wawancara 130

Lampiran 31 Luas di Bawah Kurva Normal 133

Lampiran 32 Nilai Chi Kuadrat 135

Lampiran 33 Tabel Distribusi F 136

Lampiran 34 Tabel Distribusi t 142

(12)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan media yang sangat berperan untuk menciptakan manusia yang berkualitas dan berpotensi dalam arti yang seluas-luasnya, melalui pendidikan akan terjadi proses pendewasaan diri sehingga di dalam proses pengambilan keputusan terhadap suatu masalah yang dihadapi selalu disertai dengan rasa tanggung jawab yang besar. Pendidikan merupakan sebuah proses kegiatan yang disengaja atas input siswa untuk menimbulkan suatu hasil yang diinginkan sesuai tujuan yang ditetapkan.

Menurut Purwanto (2011:18) menyatakan bahwa : “Sebagai proses yang disengaja maka pendidikan harus dievaluasi hasilnya untuk melihat apakah hasil yang dicapai telah sesuai dengan tujuan yang diinginkan dan apakah proses yang

dilakukan efektif untuk mencapai hasil yang diinginkan”.

Pendidikan merupakan upaya untuk membentuk sumber daya manusia

yang dapat meningkatkan kualitas kehidupannya. Selain itu melalui pendidikan akan di bentuk manusia yang berakal dan berhati nurani yang sangat di perlukan dalam menguasai dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga mampu menghadapi persaingan global.

Matematika merupakan salah satu dari ilmu pendidikan yang secara mendasar berkembang dalam kehidupan masyarakat dan sangat dibutuhkan dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Masalah klasik dalam pendidikan matematika di Indonesia adalah rendahnya prestasi siswa serta kurangnya motivasi dan keinginan terhadap pembelajaran matematika di sekolah.

Salah satu penyebab rendahnya hasil belajar matematika ini adalah banyak siswa yang menganggap matematika sulit dipelajari. Seperti yang dikemukakan oleh Abdurrahman (2009:252):

(13)

2

Begitu juga yang dikatakan Deazka (dalam http://dheazka.wordpress.com/2012/01/15/matematika-itu-sulit/) yang mengatakan: “Kebanyakan siswa menganggap matematika sulit karena mereka tidak mengerti tentang materi tersebut, atau pondasi dasar mereka tentang materi tersebut tidak terlalu kuat”.

Itu artinya, ada sesuatu yang tidak sesuai dengan metode pengajaran matematika di negara ini. Seperti dikatakan oleh Hasby (dalam http://razakaceh.blogspot.com/2011/03/pembelajaran-matematik-realistik

pmr_20.html):

Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya hasil belajar matematika peserta didik, salah satunya adalah ketidak tepatan penggunaan model pembelajaran yang digunakan guru di kelas. Kenyataannya menunjukan bahwa selama ini kebanyakan guru mengunakan model pembelajaran yang bersifat konvensional banyak didominasi oleh guru dengan paradigma belajarnya siswa diposisikan sebagai obyek, siswa dianggap tidak tahu atau belum tahu apa-apa, sementara guru memposisikan diri sebagai yang mempunyai pengetahuan.

Dengan kata lain keberhasilan pembelajaran matematika itu bergantung

dengan metode pengajaran yang digunakan guru matematika. Metode pengajaran yang dipilih sesuai dan tepat untuk materi yang akan diajarkan. Tetapi salama ini kebanyakan proses belajar yang berlangsung metode yang diajarkan belum tepat guna, dalam arti metode/model pembelajaran yang digunakan kurang tepat untuk materi tersebut. Selain itu metode yang digunakan terlalu biasa dan terlalu sering sehingga menimbulkan kejenuhan dalam proses belajar.

(14)

3

Dalam (http://www.sarjanaku.com/2011/06/pengertian-matematika.html) menyatakan bahwa:

Matematika berfungsi mengembangkan kemampuan menghitung,mengukur, menurunkan dan menggunakan rumus matematika yang diperlukan dalam kehidupan sehari – hari melalui materi pengukuran dan geometri, aljabar, dan trigonometri. Matematika juga berfungsi mengembangkan kemampuan mengkomunikasikan gagasan dengan bahasa melalui model matematika yang dapat berupa kalimat dan persamaan matematika, diagram, grafik, atau tabel.

Hampir di setiap pendidikan formal, matematika dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit, menakutkan, dan bahkan menjadi momok tersendiri bagi siswa. Tidak banyak siswa yang menyukai mata pelajaran matematika jika dibandingkan dengan mata pelajaran lainnya. Berbagai alasan pun kadang terlontarkan dari siswa ketika memutuskan untuk tidak mengikuti pelajaran ini, padahal matematika selalu ada dalam keseharian mereka atau dengan kata lain tiada hari tanpa matematika.

Oleh karena itu dalam proses pembelajaran matematika diperlukan suatu metode mengajar yang bervariasi. Artinya dalam penggunaan metode mengajar tidak harus sama untuk semua materi, sebab dapat terjadi bahwa suatu metode mengajar tertentu cocok untuk satu materi tetapi tidak untuk pokok bahasan yang lain. Kenyataan yang terjadi adalah penguasaan siswa terhadap materi matematika masih tergolong rendah jika dibanding dengan mata pelajaran lain.

Lingkaran merupakan salah satu cakupan materi yang diajarkan pada siswa kelas VIII SMP, dimana materi ini bukanlah materi yang asing lagi bagi siswa karena siswa telah mempelajarinya di tingkat sekolah dasar. Dalam mengajarkan materi lingkaran masih banyak siswa yang mengalami kesulitan untuk menyelesaikan soal-soal yang berhubungan dengan lingkaran.

(15)

4

dibandingkan dengan mata pelajaran yang lain dan minat siswa terhadap pelajaran matematika masih kurang dikarenakan kebanyakan siswa bermain pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Hal tersebut berdampak terhadap nilai formatif dan hasil ujian pada pelajaran matematika dan masih banyak siswa tidak mencapai nilai KKM matematika yaitu 70.

Berdasarkan hasil observasi peneliti di kelas VIII SMP Negeri 17 Medan berupa tes pada tanggal 1 Oktober 2013, ternyata banyak siswa yang tidak mampu menjawab dengan benar tentang konsep-konsep dasar yang berkaitan dengan materi Lingkaran, dimana dari 26 siswa yang diberikan tes hanya 26,9% atau 7 siswa yang bisa mendapatkan nilai ≥ 70 dan 73, 1% atau 19 siswa lainnya mendapatkan nilai di bawah < 70. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan siswa terhadap materi lingkaran masih rendah.

Rendahnya hasil belajar juga dapat disebabkan oleh kurangnya pemahaman siswa terhadap konsep-konsep yang ada dalam matematika yang

dipandang merupakan seperangkat fakta-fakta yang harus di hafal. Oleh karena itu guru harus mencari cara yang dapat membuat siswa tertarik dalam mempelajari

matematika. Sedangkan faktor lain yang mempunyai andil yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar matematika adalah pemilihan model pembelajaran, Penggunaan model pembelajaran yang tepat akan mengatasi kejenuhan siswa dalam menerima pelajaran matematika.

Untuk mengantisipasi masalah tersebut, seorang guru harus mampu memilih model pembelajaran yang tepat sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Di samping itu model pembelajaran yang digunakan harus dapatmembuat siswa aktif, karena keaktifan siswa mampu mempengaruhi pengetahuan mereka.

(16)

5

yang ditemukan guru dalam mengaktifkan siswa. Slavin (dalam Isjoni, 2009:23) mengatakan :

Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang telah dikenal sejak lama, dimana pada saat itu guru mendorong para siswa untuk melakukan kerja sama dalam kegiatan-kegiatan tertentu seperti diskusi atau pengajaran oleh teman sebaya. Dalam melakukan proses belajar mengajar guru tidak lagi mendominasi seperti lazimnya pada saat ini, sehingga siswa dituntut untuk berbagi informasi dengan siswa yang lainnya dan saling belajar mengajar sesama mereka.

Ada beberapa tipe model pembelajaran kooperatif yang dapat dikembangkan dalam pembelajaran matematika, diantaranya adalah model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-Achievement Division (STAD).

Maksud dari model kooperatif tipe NHT yaitu setiap anak mendapatkan nomor tertentu, dan setiap nomor mendapatkaan kesempatan yang sama untuk menunjukkan kemampuan mereka dalam menguasai materi. Herdian (dalam http://herdy07.wordpress.com/2009/04/22/model-pembelajaran-nht-numbered-head-together/), mengemukakan bahwa :

Model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) merupakan tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan akademik.

Model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-Achievement Division (STAD) merupakan salah satu model dalam pembelajaran kooperatif yang sederhana dan baik untuk guru yang baru mulai menggunakan pendekatan kooperatif dalam kelas. Student Teams-Achievement Division (STAD) juga merupakan suatu model pembelajaran kooperatif yang terdiri dari lima komponen utama, yaitu penyajian kelas, belajar kelompok, kuis, skor pengembangan dan penghargaan kelompok.

(17)

6

Selain dari alasan-alasan di atas, peneliti tertarik meneliti kedua model pembelajaran kooperatif tersebut karena peneliti ingin melihat tipe model pembelajaran kooperatif mana yang lebih baik diajarkan pada materi lingkaran.

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Diajar Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) dan Student Teams-Achievement Division (STAD) pada Materi Lingkaran di Kelas VIII SMP Negeri 17 Medan T.A. 2013/2014.”

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasikan beberapa masalah antara lain sebagai berikut :

1. Hasil belajar matematika siswa masih rendah.

2. Matematika dianggap sebagai pelajaran yang sulit. 3. Kegiatan pembelajaran masih berpusat pada guru.

4. Kemampuan siswa terhadap materi lingkaran masih rendah.

1.3Batasan Masalah

Berdasarkan masalah di atas penelitian ini hanya di batasi pada “Hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dan Student Teams-Achievement Division (STAD) pada materi lingkaran di kelas VIII SMP Negeri 17 Medan T.A 2013/2014”.

1.4Rumusan Masalah

Yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

(18)

7

2. Apakah hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) lebih tinggi dibandingkan tipe Student Teams-Achievement Division (STAD) pada materi lingkaran di kelas VIII SMP Negeri 17 Medan T.A 2013/2014 ?

3. Bagaimanakah pendapat siswa mengenai model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dan Student Teams-Achievement Division (STAD)?

1.5Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dan Student Team-Achievement Division (STAD) pada materi lingkaran di kelas VIII SMP Negeri 17 Medan T.A 2013/2014.

2. Untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa yang diajarkan dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team-Achievement Division (STAD) pada materi Lingkaran di kelas VIII SMP Negeri 17 Medan T.A 2013/2014

3. Untuk mengetahui pendapat siswa mengenai model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dan Student Teams-Achievement Division (STAD).

1.6Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Bagi Guru.

(19)

8

2. Bagi Siswa.

Sebagai alternatif usaha meningkatkan kemampuan siswa dan mengaktifkan siswa serta dapat menjalin hubungan yang lebih baik diantara siswa lainnya sehingga dapat meningkatkan hasil belajar dalam pembelajaran matematika.

3. Bagi Pihak Sekolah.

Sebagai bahan masukan dalam lembaga pendidikan untuk usaha peningkatan mutu pendidikan.

4. Bagi Peneliti.

(20)

50

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari analisis data diperoleh beberapa kesimpulan, yaitu:

1. Hasil belajar siswa pada materi lingkaran yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together diperoleh nilai rata-rata 80,23. Dari 26 orang siswa terdapat 13 orang siswa memperoleh nilai ≥ 80 , 10 siswa memperoleh nilai diantara 70-79 dan 3 siswa lainnya memperoleh nilai  69. Sedangkan hasilbelajar siswa pada

materi lingkaranyang diajarkan dengan menggunakan model pembelajarankooperatif tipe Student Teams-Achievement Division diperoleh nilai rata-rata 75,73. Dari 26 orang siswa terdapat 8 orang siswa memperoleh nilai ≥ 80, 11 siswa memperoleh nilai diantara 70-79 dan 7 siswa lainnya memperoleh nilai  69.

2. Secara statistik dengan menggunakan uji-t disimpulkan bahwa hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together (NHT) lebih tinggi dibandingkan dengan pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-Achievement Division (STAD) pada materi lingkarandi kelas VIII SMP Negeri 17 Medan T.A 2013/2014. Hal ini dibuktikan dari hasil pengujian hipotesis dimana thitung > ttabel yaitu 1,807 > 1,6775. Karena hasil belajar matematika siswa siswa yang diajarkan

(21)

51

3. Menurut pendapat siswa model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together dan Student Teams-Achievement Division merupakan model pembelajaran yang menyenangkan, membuat siswa lebih aktif dalam belajar dan membuat siswa berani mengeluarkan pendapat di depan kelas, dan adanya tanggung jawab setiap anggota dalam kelompoknya.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian maka saran yang dapat peneliti berikan adalah:

1. Bagi guru bidang studi matematika dalam proses pembelajaran dapat menggunakan model pembelajaran Numbered Heads Together dan Student Teams-Achievement Division sebagai alternatif dalam proses pembelajaran lebih bervariasi. .

(22)

52

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M., (2009), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Amrulloh, (2012), Pengaruh Model Pembelajaran NHT,

http://matematika4shared.blogspot.com/2012/01/pengaruh-model-pembelajaran-nht.html(diakses 20 Mei 2013).

Deazka, (2012), Matematika itu “Sulit” ??,

http://dheazka.wordpress.com/2012/01/15/matematika-itu-sulit/ (diakses 17 Februari 2013).

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, (2011), Buku Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa Program Studi Kependidikan, FMIPA Unimed, Unimed.

Hasbi, A.R. , (2011), Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) dalam Sudut Pandang KTSP SMA,

http://razakaceh.blogspot.com/2011/03/pembelajaran-matematika-realistik-pmr_20.html (diakses 17 Februari 2013).

Herdian, (2009), Model Pembelajaran NHT (Numbered Head Together), http://herdy07.wordpress.com/2009/04/22/model-pembelajaran-nht-numbered-head-together/ (diakses 26 Januari 2013).

Isjoni,H., (2009), Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta Didik, Penerbit Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Istarani, (2011), 58 Model Pembelajaran Inovatif, Penerbit Media Persada,

Medan.

Jauhari, M., (2011), Implementasi Paikem dari Behavioristik sampai Konstruktivisme, Prestasi Pustaka Publisher, Jakarta.

Nuharini, D, Dkk., (2008), Matematika Konsep dan Aplikasinya, Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.

Purwanto, (2011), Evaluasi Hasil Belajar, Penerbit Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Slameto, (2010), Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

(23)

53

42/Mutu-Pendidikan-Matematika-di-Indonesia-Rendah (diakses15 Maret 2013).

Sudjana, (2005), Metode Statistika, Penerbit Tarsito, Bandung.

Sudjana, N.,(2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, P.T. Remaja Rosdakarya,Bandung.

Sugiyono, (2009), Metode Penelitian Kuantitatif dan R&D, Alfabeta, Bandung.

Trianto, (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Penerbit Kencana, Jakarta.

______, (2011), Pengertian Matematika | Defenisi, Ruang lingkup, Fungsi, http://www.sarjanaku.com/2011/06/pengertian-matematika.html

(24)

ii

RIWAYAT HIDUP

Hotlina Siregar dilahirkan di Naga Saribu, pada tanggal 21 Juli 1990. Ayah bernama Maraguna Siregar dan Ibu bernama Nurlela Sari Lubis, dan merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Nama-nama saudara yaitu Nita Wardani Siregar dan Finta Maulina Siregar. Pada tahun 1997, penulis masuk SD

Gambar

Gambar 4.1  Histogram Data Postes Siswa Kelas Eksperimen A
Tabel 2.1. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif

Referensi

Dokumen terkait

“Pembuatan Sirup Glukosa dari Sorgum Biji ( Sorghum bicolor) dengan Proses Hidrolisis Katalis Enzim” Program Studi DIII Teknik Kimia, Jurusan Teknik Kimia,

disebut plat cendawan (flat slab) dan termasuk dalan sistim plat yang kedua. Perbedaan kedua plat ditunjukkan oleh Gambar I.1. dan Gambar I.2. Plat lantai dengan balok. Gambar

Puji syukur ke hadirat Tuhan YME yang telah melimpahkan rahmat dan barokahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul “ Sistem Informasi

Tabel 4.6 Distribusi Responden Menurut Klasifikasi PHBS rumah tangga 36 Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Klasifikasi PHBS Rumah Tangga

Data Interaksi Obat Berdasarkan Level Signifikan Pada Pasien Gagal Jantung Kongestif Di Instalasi Rawat Inap RS PKU Muhammadiyah Surakarta Tahun

Sedangkan penelitian yang kami lakukan ialsah bagaimana respon dari para pedang kaki lima yang berada di kawasan Sriwedari setelah turunnya Surat Keputusan dari Pengedilan

Berdasarkan pada rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah:.. pasien dalam melakukan tindakan medis bagi pasien di instalasi bedah

Dari uraian masalah diatas penulis merumuskan permasalahan pada penelitian ini adalah bagaimana merancang sistem informasi pengolahan data nilai siswa pada SDN 01 Jaya